Anda di halaman 1dari 15

1) Jin Gigi

2) Peri Gigi : Lisdiana Hulu

3) Inang (batak pr) : Nurul

4) Amang (batak lk) :

5) Mbok(jawa pr) :

6) Uncu (melayu lk) :

7) Abah (sunda lk) :

8) Pace (papua lk) :

9) Mace (papua pr) :

10) Ajo (padang lk) : Bonie

11) Figuran

N1 (narator 1) :

N2 (narator 2) :

----------------- 1) Pembukaan -------------

-Musik meriah (perkusi) sebagai musik pembukaan-

1)- Lagu Batak -

music lagu batak + penari dengan tari adat batak

Pemeran orang batak masuk ke panggung.


Penari bergerak kesamping kanan kiri pemain utama

Amang : "HORASSS MEDAAANNN" (Menyapa dengan tangan menggenggam dan penuh semangat)

Inang : "KAMI ORANG BATAK" (dengan suara kuat, kasar, dan lantang)

Fb1 : "horas-horas" (suara tidak terlalu kuat)

Fb2 : "BATAK TOBA" (dengan suara kuat, kasar, dan lantang)

Fb3 : "Horas mejuah-mejuah" (teriak)

Sewaktu dialog, SPB menunjukkan atribut yang mereka kenalkan kepada penonton.

Improvisasi dialog dengan interaksi dengan penonton (saran, bisa sambil ajak penonton menari bersama
untuk memenuhi durasi)

2)- Lagu Padang –

Musik lagu padang+penari


Pemeran orang Padang masuk ke panggung.

Penari menyebar kekanan-kiri panggung

OP : orang padang (3 orang)

OP: " Haloooo..." (Sambil melambaikan tangan dengan piring *ala2 tari piring*)

FP1 : "Kami urang padang"

FP2 : "Dari ranah minang" (Sambil menepuk dada dengan rasa bangga)

Ajo: "Baa kaba dunsanak sadonyoo???"

Fkg 18 yang di belakang panggung : "Elookkk "

Sambil menari dengan penari kemudian outframe


.

3)- Lagu Sunda (Es Lilin) -

Penari + music sunda

Pemeran orang sundamasuk ke panggung.


Abah : Assalamualaikum Sadayana! Wilujeung enjing! Kumaha Kabarna? Sae? Alhamdulillah

Abdi teh urang bandung, asli bandung, jauh jauh datang ke medan hayang ketemu sadayana, meni
kasep jeung geulis atuh sadayan di dieu(sambil seperti menggoda penonton), abdi punya pantun, mau
dengar?

(artinya : Assalamualaikum semuanya! Selamat Pagi! Bagaimana kabarnya? Baik? Alhamdulillah. Saya
adalah orang bandung, asli bandung, jauh jauh datang ke medang ingin bertemu semuanya, aduh
ganteng-ganteng dan cantik ya semuanya, saya punya pantun, mau dengar?

Poe sabtu ulin ka Bandung


Ulinan sareng babaturan nu kasep
Abdi jauh jauh ti bandung
Hayang menampilkan drama, mugi mugi sadayana resep!
(artinya)
Hari sabtu main ke bandung
Mainnya bersama teman yang tampan
Saya Jauh-jauh dari bandung
Ingin menampilkan drama, semoga semuanya suka!

Menari bersama penari lalu outframe


4)- Lagu Jawa -

Lagu Bengawan Solo (atau gamelan jawa)+ Penari

Pemeran orang Jawa masuk ke panggung.

Mbok : Assamualaikum semuanya, Sugeng Enjing! Pie Kabare? Apik toh? Nama kulo Mbok Ayu, Jauh
jauh dari jogja, ingin kenalan dengan dulur-dulur (saudara-saudara) dari Pulau Sumatera. Kulo lihat-lihat,
disini aduhh cah Bagusnya ganteng tenan. Cah ayunya aduh cantiknya, Apik tenan semuanya!

Kulo disini juga ingin memperkenalkan permainan dari daerah kulo,


Bermain permainan jawa dengan penari diiringi lagu Parang Bulan

5)- Lagu Papua -

Pemeran orang Papua masuk ke panggung.


6)- Lagu Melayu-

Pemeran orang Melayu masuk ke panggung.

Assalamualaikum pakcik, makcik

- Tari Selamat Datang Melayu (yang tari tepak, sering dipake kalo ada acara-acara penyambutan
gubernur dll. sebagai pembukaan drama) atau Tarian *bebas* hanya sebagai penyemangat pembukaan
drama -

------------------ 2) Drama --------------------

- 📣Musik Perdesaan -

- Pasar -

Latar tempat : Pasar (Emperan Jalan)

N1 : Terlihat seorang inang penjual sayur sedang asyik memakan sirih bersama suaminya di pinggiran
pasar

Anang : "Bah, sepi kali hari ni ku tengok. Menumpok jualan kita"

Inang : "Bising kali pun kau, datangnya itu nanti yang beli"

Tak lama kemudian, datang seorang pemuda menghampiri mereka.

FB1 : "Nang, sadia nang?"

Inang : "Sapuluh ribu"

N2 : Pemuda tersebut melirik kagum terhadap si Inang yang tengah nikmat menyatap sirih dan gambir.
.

FB1 : "Ku tengok, mantap kali makan sirih tu ya, Nang"

Inang : "Inilaahh, biar kuat gigi ku"

N1: Ucapnya sambil menunjukkan giginya dengan bangga.

N2 : Tak sengaja mendengar pembicaraan mereka, seorang mbok jamu yang kebetulan membuka lapak
di sebelah, menyela pembicaraan mereka dengan tatapan mencemooh.

Mbok : "Alah, ndak ada itu. Sirih dan gambir tu malah bikin gigi mu hitam, Nang"

Inang : " Heh, gosah sok tau kau, nenek ku dulu, semuanya makan sirih. Umur 80 masih bisa ngunyah
daging"

Amang : "Iya mbok, aku ini dah umur 60 aja masih kuat ini gigi ku. Si mbok kan orang jawa, manalah si
mbok tau manfaat sirih tu apa"

N1 : Mendengar ucapakan kasar si Inang dan suaminya, mbok jamu merasa kesal dan terpojokkan.

- Reff lagu "Ku ingin marah" -

(Jin Gigi menyelinap masuk ke panggung dan tersenyum nakal)

(Si mbok jamu mengeluarkan ekspresi kesal menatap pemeran orang batak)

- Lagu perlahan mengecil, dan diputar instrumen angin -

.
.

N2 : Tiba-tiba, Jin Gigi datang dengan gelakan tawa yang besar...

Jin Gigi : "HIHIHIHI, MBOK MBOK.. Kok diam aja sih dikasarin. Otak Batak itu udah kasar, sok tau lagi. Ya
dilawan la mbok, masa si mbok mau dipojokin"

N1 : Mendengar ucapan Jin Gigi, mata si mbok mulai melotot dengan wajah yang ditekuk. Dengan nada
kasar ia membalas perkataan si Inang dan Suaminya.

Mbok : "Eh!!! Jangan bawa-bawa Jawa. Itu pendapat kulo, kenapa sampeyan yang marah!!! Kalian pikir
Batak hebat sekali??!!!"

N2 : Tawa jahil Jin Gigi pecah melihat mereka yang tengah adu mulut. Jin Gigi berjalan menghampiri si
Inang dan suaminya.

Jin Gigi : "Memang lah orang Jawa ini. Sensitif kali. Kita kasih tahu, malah sakit hati. Jangan mau kau
dimarahi sama dia Nang. Orang kayak gitu harus dikasih tahu."

N1 : Si Inang pun ikut termakan hasutan Jin Gigi untuk membalas perkataan si mbok.

.
Istri : "Adohhhh, kok jadi gitu pula cakapmu. Gausa kau ngegas aku.

Amang : "Udahlahhh, sakit palaku. Perkara gigi aja bising kali kelen.. Gak siap-siap..."

N2 : Sepertinya Jin Gigi tidak senang dengan perkataan si Amang. Lagi-lagi dia berusaha untuk
memperkeruh suasana yang mulai mereda.

Jin gigi : "Udah gausah kau dengarkan si Amang. Dia tu karna bela bini' dia ajanya tu"

Mbok : "Alah mang!!! Gausah kau bela bojomu itu"

Narator : akhirnya, karena hasutan si Jin Gigi, perdebatan antara si mbok jamu dan inang semakin keruh.
Para pembeli yang berlalu lalang pun merasa tertarik untuk menonton aksi mereka.

(Si Inang dan si Mbok semakin beradu mulut)

(masuk tarian yang mengambarkan suasana keruh dan para pemain beradegan tanpa suara dengan
adengan cek cok mulut. Para pemain memberi ruang untuk para penari, dibelakang layar pemain seperti
tetap berkelahi seperti tarik tarik rambut, pukul-pukulan etc)

N1 : Seorang tukang parkir berjalan menghampiri mereka untuk mencari tahu keributan yang sedang
terjadi.

Uncu : "Amboi amboiiii... ade ape niiiiii... bising sangaaaatttt.. Ganggu jeee"
Amang : "Udah gausa ikut campur kau"

Uncu : "Santai la abangku, tak payah lah pakai emosi. Kita bicara baik-baik la.. apa pasal bising-bising?"

Inang : "Ini nih, si mbok, kehebohan kali ngurusi idup aku. Gigi gigi aku, yang runcing kali mulutnya
kehebohan"

Mbok : "Eh nang, jaga mulutmu. Apa yang kulo bilang tadi itu benar"

Uncu : "Aamboii, yang benar tu ape?? Kalau cakap tu jelas sikit"

FB1 : "Aduh pak, pusing kepala ku. Si Inang sama si Mbok cek cok cuman gara-gara sekapur sirih"

Uncu : "Kenapa dengan sekapur sirih?"

Inang : "Eyyy kau uncu, di adat melayu kau tuh, sekapir sirih tuh bagus untuk gigi kan???"

Uncu : "Saya tak tau la inang, di adatku, kapur sirih dimakan cuma sewaktu pesta ja. Ammak saya cakap,
untuk cepet dapet istri"

Amang : "Apala kau ini. Orang bahas gigi, kau bahas istri"

Inang : "Gila kelen, kapur sirih untuk jodoh pulak. Kapur sirih itu untuk kuatin gigi. Pantas lah gigi kelen
lembek, otak kelen pun lembek"
Uncu : "Otak memanglah lembek, kalo keras batu namanya, Inang. Tapi gigi kami tak lembek Inang, gigi
melayu itu gigi perkasa. Minum air laut ja tak ancur gigi kami. Tetap sihat, tetap kuat"

Mbok : “WES TOH, ndak usah banyak cerita. Kita sama-sama tahu, gigi kalian berdua itu rusak, lihat ini
gigi si mbok.. Setua ini aja masih putih kayak tembok"

N2 : Kini, Jin Gigi mengalihkan arah ke Uncu si tukang parkir. Sepertinya dia ingin menhasutnya juga.

Jin Gigi : "Hei Hncu, budak melayu macam apa kau ini? Masa gigi budak melayu yang perkasa macam
kau dibilang gigi rusak.. terus kau diam saja? Lawan dia, jangan mau kalah"

Uncu : "Eh mbok, gigi saya ni, gigi anak muda, si mbok yang udah nenek-nenek tahu apa? Jangan
ngehina gitu ya mbok, tak baik"

Mbok : "Loh piye toh? Aku ndak menghina, itu fakta.. Aku kasih tau, biar kalian lebih baik dan
meninggalkan adat bodoh kalian"

Inang : "Enak aja kau bilang adatku bodoh. Kau pikir pintar kali jawa tu?"

N1 : Mendengar kalimat tajam si Mbok dan si Inang, para pembeli merasa sakit hati dan kesal. Mereka
pun turut buka suara sambil membela suku dan adat masing-masing.

FB2 : "Hey, tajam kali mulutmu mbok. Sebagai anak batak toba, sakit hatiku mendengarnya"

FJ1 : "eh buukk, yang dibilang si mbok itu bener.. sirih memang gak bagus loh buat gigi. Coba kalian buka
mulut kalian, pasti gigi kalian jelek-jelek.. Lihat ni gigi ku sama kayak si mbok, bersih"
Amang : "Ibu-ibu, ngapain kelen ikut campur. Makin sakit kepalaku"

N2 : Seorang bapak yang memakai baju seperti kabayan (dengan sarung menyilang) yang sedang
bermain suling, yang sedari tadi berusaha untuk tidak terlalu perduli akan perbedatan warga pasar kini
turut menyuarakan pendapatnya.

Abah : "Haduhh, aya naon? Gandeng pisan, pusing kepala abdi, Gini, sok sini, dengarkeun sadayana
benar apa yang dibilang si mbok dan bu **, sirih tuh memang teu aya bagusna. Bikin gigi hitam saja.

N1 : Melihat keadaan yang semakin menegang, sang Jin Gigi semakin senang dan tertawa terbahak-
bahak. Melihat wajah si Inang mulai memerah menahan kesal, sang Jin Gigi berinisiatif untuk menghasut
si Inang lagi...

Jin Gigi : "Inang.. Kau dengar tu perkataan mereka.. Semakin kurang ajar mereka semua.. Mereka telah
menghina suku dan adatmu. Ajaran leluhurmu juga telah diremehkan oleh mereka. Ini tidak bisa
dibiarkan. Kau harus tegas Inang.

Inang : " DIAAMMM KELEN.. LAMA2 KU TENGOK KURANG AJAR KALI MULUT KELEN YA"

Mbok : "Mana ada kulo kurang ajar. Mulutmu ito loh kaya ndak ada remnya, bablas semuanya. Wes
salah ndak mau ngaku salah"

- musik tegang dimainkan -

N2 : Di antara kumpulan orang-orang yang sedang ricuh, sepasang suami dan istri menghampiri mereka.
Mereka merasa terganggu akan keramaian yang memadati jalan, sehingga sulit untuk dilewati.
Pace : "Ini ada apa? Kenapa? Ramai sekali. Beta mau lewat pun susah. Istri beta sedang hamil, tak
nyaman lihat keributan" (menunjuk ke arah Mace)

Inang : "Hei kauuuu, orang Papua, sirih bagus kan untuk gigi?"

Pace : "Ada apa dengan sirih? Kenapa tiba-tiba nanya sirih?"

-musik AADC-

Mbok : "Wes toh jawab saja"

Pace : "Iya tapi ada apa? Beta bingung"

Inang : "Nyinyi kali kau. Jawab saja pertanyaanku"

Pace : "Baguslah. Di kampung beta sana, kita orang pakai sirih, pakai arang, biar kita punya gigi kuat. Kita
bisa gigit tebu langsung pake mulut. Ada apa dengan gigi?"

Amang : "Ibu-ibu ini bilang, orang yang makan giginya rusak dan jelek. BODOH kita dianggapnya.
Makanya istriku marahh"

Aba : "Bukan bodoh, taiye. Kami hanya membenarkan, yang kalian bilang itu salah taiye"

Pace : "Loh kok salah makan sirih? Kan menguatkan gigi. Liat ini gigi beta kuat" (sambil makan wortel
untuk membuktikan)

Uncu : "Kalau soal kuat, gigi kami pun kuat. Buat apa kuat, tapi hitam"
Amang : "Maksud kau ni apa??" (Si amang mendekat dan memeloloti si Uncu)

Uncu : "Saya hanya kasih tau pendapat saya la"

N1 : Suasana pasar semakin ricuh dan menegangkan. Terlihat jin jahat mondar- mandir ke sana kemari
untuk menghasuti mer

Mereka satu persatu.

- masuk penari dan musik yang sangat tegang -

N2 : Di saat suasana sangat tegang, tampak masuk seorang ajo yang berprofesi sebagai penyanyi keliling
hendak menghibur warga pasar tanpa tahu kericuhan yang sedang terjadi. Dengan percaya diri ia
menyalakan pengeras suara dan mulai melantunkan lagunya.

-🎶 Lagu Padang -

N1 : Semua orang menatap kesal si Ajo yang tengah asik bernyanyi.

Inang : "EH EH EH.. NGAPAIN PULA KAU TIBA-TIBA NYANYI DI SINI. GAK KO TENGOK KAMI LAGI GADOH"

N2 : Si Ajo yang tengah asik bernyanyi pun menghentikan nyanyiannya ketika mendengar si Inang
menegurnya. Dengan ramah iya menarik sudut bibirnya ke atas. Lalu tampaklah gigi putih nan
cemerlang miliknya. Semua terpanah dengan gigi cemerlangnya itu.

Aba : "Aduh aduh gusti, putih pisan itu gigina? Kumaha atuh bisa jadi kaya kitu?"
Ajo : "Ambo pake sugi, makanya elok dipandang"

Fig : "Setau saya, sugi itu cuman kayu loh. Emangnya bisa?"

Ajo : "Bisa lah" (sambil ketawa)

N1 : Suasana mulai mereda karena kehadiran si Ajo. Hal itu membuat Jin gigi kesal. Jin gigi kembali mau
mendekati si Inang untuk menghasutnya, agar suasana kembali ricuh. Lalu dengan tiba-tiba..........

(Asap putih)

N2 : Muncullah seorang peri gigi dengan paras yang sangat rupawan. Dia langsung mencegah Jin Gigi
untuk tidak berbuat lebih. Jin Gigi tak senang dengan larangan peri gigi. Ia lalu memanggil seorang
prajuritnya untuk melawan peri gigi. Melihat jin gigi yang memanggil seorang prajuritnya. Peri gigi juga
memanggil prajurit kesayangannya.

-musik tegang-

-prajurit berantem-

-penari masuk-

N1 : Prajurit Jin Gigi Kalah, pertarungan pun tak dapat dihindarkan. Prajurit Jin Gigi melarikan diri karena
ketakutan. Jin Gigi yang merasa takut untuk melawan Peri Gigi sendirian langsung melarikan diri.

N2 : Setelah Jin Gigi pergi, kini peri gigi bertugas menyatukan mereka kembali. Ia pun mengayunkan
tongkatnya, agar aura-aura negatif yang disebarkan oleh Jin Gigi hilang. Ajo pun membuka suara untuk
mendamaikan mereka.

Ajo : "Sudahlah, kalian tak perlu lagi berdebat. Semua suku memiliki cara masing-masing untuk menjaga
gigi mereka. Kita ini Indonesia, kita harus bersatu. Jangan karena gigi, kita terpecah belah"
Aba : "Betul juga kalo abdi pikir-pikir teh. Gara-gara gigi wae berantem, geus kaya budak leutik (sudah
seperti anak kecil saja)"

Amang : "Udahlah tidak usah panjang-panjang mau pecah kepala ku. Baikanlah kalian. Saya minta maaf
ya mbok"

Inang : "Saya juga minta maaf ya mbok"

Mbol : “Sudah kulo maafkan, kulo juga minta maaf yo tadi ndak bisa jaga emosi hampir saja kita
terpecah belah, kita kan sama-sama orang Indonesia yang menjunjung tinggi nilai sopan santun dan asas
kekeluargaan, sudah seharusnya kita bisa saling merangkul kalau ada dalam sebuah masalah karena
dengan kepala dingin kita bisa berpikir dengan jernih. Semoga nanti kalau kedepannya ada masalah lagi
kita bisa saling berpendapat tapi tidak menyakiti satu sama lain, wong kita ini tuh bangsa yang besar
ndak bisa dengan mudah di pecah belah!

N 1 : Setelah itu, mereka semua saling bermaaf-maafan dan melupakan permasalahan yang terjadi. Jadi
buat para penonton, jangan hanya karna satu permasalahan kecil, kita terpecah.

N2 : Mari kita bersatu, saling menguatkan, saling menghargai dan melengkapi dengan ajaran masing-
masing.

Narator dan semua pemain : Salam Kami Rakyat Indonesia!!!

------------------ 3) PADUS --------------------------

------------------- 4)FLASHMOB-------------------

Anda mungkin juga menyukai