Anda di halaman 1dari 34

BAB VI

FLUIDA STATIS
Statika
kajian fluida dalam kondisi tanpa gerakan (diam) atau tidak ada netto
gaya dalam fluida

Ciri fluida diam :

Momentum rata-rata dari molekul-molekul dalam fluida sama


dengan nol.

Tidak mengalami deformasi (perubahan bentuk ), stress geser di mana-


mana sama dengan nol.

Resultan gaya dalam semua arah yang bekerja pada elemen fluida sama
dengan nol.
Sifat-Sifat Fluida

Tekanan dan Densitas (rapat massa).

Viskositas.

Kompresibilitas atau Elastisitas.

Tegangan Permukaan dan Kapilaritas


Tekanan dan Densitas (rapat massa).

Tekanan

besar gaya normal per satuan luas

Satuan tekanan adalah N/m2, dyne/cm2, atau Pascal (Pa)

 

S  nˆS F  pS
S

F
p
S
Densitas

ukuran konsentrasi dari suatu massa persatuan volume.


massa
 satuan SI massa jenis adalah kg/m3
volume
berat spesifik
Perkalian antara percepatan gravitasi dengan 
  g
Padat Cair Gas
Zat (Kg/m3) Zat (Kg/m3) Zat (Kg/m3)
Alumunium 2.7x103 Air(40C) 1.00x103 Udara 1.29
Besi dan baja 7.8x103 Darah, plasma 1.03 x103 Helium 0.179
Tembaga 8.9x103 Darah,seluruh 1.05 x103 Carbon 1.98
Timah 11.3x103 Air laut 1.025 x103 Dioksida 0.598
Emas 19.3x103 Air raksa 13.6 x103 Air (uap)
Beton 2.3x103 Alcohol Ethyl 0.79 x103 (100oC)
Granit 2.7x103 bensin 0.68 x103
Kayu 0.3-0.9x103
Galss 2.4-2.8x103
Es balok 0.197x103
Tulang 1.7-2.0x103
Viskositas.

ukuran dari resistensi fluida terhadap aliran

Fluida ideal

fluida non – viscous atau inviscous (tak kental)

Stress geser (shear stress) ada bila fluida adalah kental.


Postulat Newton
stress geser berbanding lurus dengan gradien kecepatan
normal terhadap aliran

du
z u   Satuannya:  = (N det/m2) = (Kg/m det).
dz
 = konstanta pembanding=viskositas dinamik.
Viskositas kinematik 

  (m2/det)

Viskositas kinematik bergantung pada suhu

40  10 6 Tc =
 suhu(C)
20  Tc
Kompresibilitas atau Elastisitas.

Fluida dapat mengalami perubahan bentuk (deformasi) akibat


stress geser atau mengalami kompresi dari luar

 p2  p1 
K 
v2  v1  v1 
p
 (1)
v v1 
Kompresibilitas dapat dinyatakan dalam persatuan massa.

Massa : v = konstan.
d v   dv  vd  0
dv d
atau dv  vd  (2)
v 
persamaan (1) dapat ditulis kembali sebagai :
dp
K  (3)
dv v 
Subtitusi (2) ke dalam persamaan (3)

dp
K
d  
Satuan dari K adalah satuan tekanan yaitu gaya persatuan luas

Tegangan Permukaan dan Kapilaritas

Tegangan permukaan

hasil dari perbedaan gaya tarik menarik antar molekul fluida yang
didekat permukaan dengan gaya tarik menarik antar molekul fluida
yang jauh dari permukaan
Tetes air yang kecil di dalam udara atau gelembung gas di dalam air
mempunyai bentuk bola.

Air yang dituangkan kedalam suatu gelas yang bersih dapat


mencapai ketinggian yang sedikit lebih tinggi dari mulut gelas.

Pipet yang dicelupkan kedalam air menyebabkan air naik kedalam pipet
1.Persamaan Hidrostatika

Berat elemen fluida :

dz w  mg   dx dy dz g
w  g dx dy dz
dy
dx  Fz  0  p0 dxdy  berat elemen fluida  pdxdy
 p0 dxdy  g dx dy dz  pdxdy
 p0  g dz  p
dz dp
1   g atau   g
dp dz

persamaan hidrostatika.
1.Penerapan Persamaan Hidrostatika

dp   g dh
Dengan menganggap  konstan dalam arah z

p   gh  konstan atau

p
 gh  konstan

Karena persamaan diatas ini berlaku umum maka kita dapat menuliskannya
sebagai :
p1 p
 gh1  2  gh2  kons tan atau
 
p1  p2   g h1  h2 

persamaan manometer
P1=patm

p1  p 2   g h1  h2 
  g H  ( H  h) 
h

p2
p 2  p1  gh
H
p 2  p atm  gh; p atm  0
H-h
p 2  gh
Level referensi
antara 1 dan 2
p1  p2   g h1  h2 
(3) (1)

H
Air
1m
patm  p2  2 Hg g (1)

(2)
1m h1 antara 2 dan 3
h3
p2  p3   g h2  h3 
h2
Hg
p2  patm   air g H  1 (2)

Persamaan (1) ditambah persamaan (2) menghasilkan :

p1  p3  2 Hg g   air g H  1

H 
2 Hg   air g  2 Hg   air 
 air g  air
 Hg
H 2  1  2(13,6)  1  26,2m
 air
1.Prinsip Pascal

“ Tekanan yang dilakukan di dalam zat cair yang tertutup diteruskan ke


setiap bagian dari zat cair dan dinding-dinding tempat fluida tanpa
mengalami perubahan
h1 nilai”

p = p0 + gh
po
F

A
Prinsip Archimedes

pada permukaan atas silinder

p1 = 1gh1

Gaya yang dikerahkan oleh fluida pada


permukaan atas silinder
F1 = P1A =
fgh1A
h1 F1

h2
H = h1-h2 pada bawah silinder
f F2 p2 = 2gh2
Gaya yang dikerahkan oleh fluida pada
permukaan bawah silinder
F2 = P2A =
fgh2A
resultan gaya yang dikerahkan oleh fluida, yakni gaya apung, Fb, arahnya
ke atas dan besarnya :

Fb  F2  F1   f g h2  h1 A   f gHA   f gV

f gV = mfg
Prinsip Archimedes yang berbunyi sebagai berikut :

“ Setiap benda yang tyerendam seluruhnya ataupun sebagian di dalam


fluida mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang besarnya adalah
sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Berapakah bagian dari volume seluruhnya sebuah gunung es yang terbuka
ke udara? Massa jenis es adalah c = 0,92 gr/cm3 dan massa jenis air laut
a = 1,03 gr/cm3 dan kedua jenis benda tersebut berada dalam wadah yang
sama.
Jawab :

Berat gunung es adalah : We = ρe Veg

berat air laut yang dipindahkan adalah sama dengan gaya apung :

Fa = ρa Vag
Karena es berada dalam keadaaan setimbang, maka Fa = We sehingga :

ρa Vag = ρe Veg

Va  e 0,92
   89%
Ve  a 1,03

Volume air yang dipindahkan Va adalah volume dari bagian es yang


tercelup, sehinggga 11% dari gunung es tersebut adalah terbuka ke udara.
DINAMIKA
FLUIDA
7.1 Aliran Tunak dan Persamaan Kontinuitas.
karakteristik umum aliran fluida

1. Aliran fluida dapat merupakan aliran fluida tunak (steady state) atau
tidak tunak (non steady).

2. Aliran fluida merupaka aliran bertolak (rotational) atau aliran tidak


bertolak (irrotational)

3. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible) atau tidak


termampatkan (incompressible).

4. Aliran fluida juga dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tidak
kental (nonviscous)
Di dalam aliran tunak v pada suatu titik tertentu adalah tetap

R Q

V1
Q v
A2
P
P
V2
A1

Dalam selang waktu dt suatu elemen fluida bergerak sejauh v dt. Jadi massa elemen
fluida yang melalui titik P dalam selang waktu dt adalah :
Dm  1V1 A1dt

Dan fluks massa adalah


dm1
 1 A1v1
dt
Pada titik Q fluks massa mempunyai nilai :

dm2
  2 A2 v 2
dt
Untuk fluida yang tunak berlaku

dm2 dm2

dt dt
Sehingga

1 A1v1   2 A2 v2
fluks volume atau debit
7.2 Persamaan Bernouli
Persamaan bernouli merupakan sebuah hubungan fundamental di
dalam mekanika fluida yang diturunkan dari teorema kerja tenaga

v2
Fluida mengalir dari ujung A ke
B
A2,P2 F2 ujung B karena tekanan antara

v1
kedua ujung ini.

F1
A A1,p1 y2 Bagian fluida sepanjang Δl1
terdorong ke kanan oleh gaya F1
= A1p1
y1 l1

Kerja yang dilakukan ole gaya F1 pada titik A adalah :


ΔW1+ = F1Δl1 = P1 A1 Δl1

Sedangkan gaya F2 melakukan kerja pada titik B, sebesar :

ΔW1 = -F2l2 = -P2A2 Δl2


Jadi kerja total yang dilakukan adalah :
ΔWtot = A1P1Δl1 – P2A2 Δl2

Karena fluida fluida yang ditinjau bersifat tak terperaskan maka :


m
A1Δl1 = A2Δl2 =

Sehingga kerja gaya total yang dilakukan adalah :
m
ΔW = (P1 –P2 )

Jika tidak ada gaya gesekan, maka kerja ΔW akan menjadi tambahan energi
mekanik total pada elemen fluida
 
ΔE =  mv22  mv12   mgy2  mgy1 
1 1
2 2 
Karena ΔW = ΔE, maka :

P1  P2  m   1 mv22  1 mv12   mgy2  mgy1  atau


 2 2 
1 1
P1   2  gy1  P2  v22  gy 2
2 2
persamaan Bernoulli
Contoh 1 :
Air dengan massa jenis ρ = 103 kg/m3 mengalir melalui pipa pertama (A1 = 4 x 10-3
m2) yang bersambung dengan pipa kedua (A2 = 2 x 10 -3 m2) seperti terlihat pada
gambar. Kecepatan aliran air pada pipa 2 adalah 2,5 m/s. Hitunglah :
a. kecepatan aliran pada pipa 1 v1
v2
b. Beda tekanan antara kedua bagian pipa A1 p1 p2 A
(p1-p2)
y1 y2
c. Berapa kg air yang keluar dari mulut pipa
2 selama 10 detik.

Jawab :
a. A1v1 = A2 v2
(4 x 10-3 m2 ) v1 = ( 2 x 10 -3 m2) (2,5 m/s) v1 = 1,25 m/s
1 1
b. P1   2  gy1  P2  v22  gy 2 , karena y1 = y2 (pipa horizontal )
2 2
1 2 1
P1  P2  v2   2 p1-p2 = ½ (103 Kg/m3) {(2,5 m/s)2 – (1,25 m/s)2} = 2343,75 N/m2
2 2
c. m = ρ V = ρ (V/t)t = ρ (Av)t , dengan m = massa, V = Volume, t = waktu, v = kecepatan

m2 = ρ A2 v2 t = ( 103 kg/m3 ) (2x10-3) (2,5m/s) (10 s) = 50 kg


Contoh 2 :
Sebuah tangki tertutup berisi air setinggi 1,5 m. Di atas permukaan air terdapat
udara yang tekanannya 3000 Pa lebih tinggi dari tekanan udara luar. Pada alas
tangki terdapat sebuah lubang berpenampang 5 cm 2. Hitunglah :
a. Kecepatan air keluar dari lubang tersebut
b. Fluks volume (debit) yang keluar dari lubang.
Diketahui penampang tangki >> penampang lubang. Dan g = 10 m/s2.

Jawab : A1
1
A2
a. A1 v1 = A2v2  v1 = .V2  0
A1
h y1
Karena A1 >> A2, maka
2
p1 + ½ ρ v12 + ρgy1 = p2 + ½ ρy22 + ρgy2
A2 y2
½ ρv2 =2  p1  p2   g  y1  y2  dgn (p1-p2) = 3000

 2 p1 p0 
1 / .2
 2(3000.Pa ) 
1/ 2

V2 =    2 gh   3  2(10 / s 2
)(1,5m)   6.m / s
 
3
 10 Kg / m 

b. Q = A2v2 = (5 cm2) (6 m/s) = 5x10 -4 m2 (6 m/s)

= 3x10-3 m3/s.
7.3 Viskositas dan Hukum Stokes
Viskositas digambarkan sebagai gesekan internal
Viskositas dapat dinyatakan lebih kualitatif dengan “ koefisien
viskositas” , diberi symbol 

Kecepatan yang timbul dibagi dengan jarak


Plat bergerak v F antara dua plat (tebal lapisan fluida),
dinamakan gradien kecepatan
v
fluida
L
L
F  vA/L.
Plat stasioner v = 0

makin viskos fluida, makin besar gaya yang diperlukan untuk mendorong plat atas.
Dengan demikian, gaya bersangkutan sebanding dengan koefisien viskositas, , yakni :

Av 
FL
F
L Av
Satuan SI untuk η adalah N.s/m2 = Pa.s (pascal second)
Contoh 4 :
Sebuah bola logam (jejari R, rapat massa ρl) dijatuhkan tanpa kelajuan awal pada
permukaan suatu zat cair (rapat massa ρc, koefisien kekentalan dinamik ). Tentukan
percepatan bola tersebut pada saat kecepatannya 0.25 kecepatan awal. Percepatan gravitasi
bumi g.
Jawab :

B = ρc(4/3 R3) g F = 6Rv

Wb-B-F = mb a, atau
(4/3 \R3) ρ l g – (4/3  R3) ρc g - 6Rv = (4/3R3) ρl .a

 1   c  9  
a    g   .v
2 
 1   2 1 R 
Fluida Temperatur (0C) Koef. Viskositas, (Pa.s)
Air 0 1.8x10-3
Air 20 1.0x10-3
Air 100 0.3x10-3
Darah keseluruhan 37 0.4x10-3
Darah plasma 37 0.10x10-3
Ethyl alkohol 20 1.2x10-3
Oli mesin (SAE10) 30 200x10-3
Gliserin 20 1500x10-3
Udara 20 0.018x10-3
Hidrogen 0 0.009x10-3
Uap air 100 0.013x10-3
7.4 Bilangan Reynolds dan Gejala Turbulensi
Dari eksperimen orang mendapatkan bahwa ada 4 faktor yang menentukan apakah suatu
aliran laminar atau turbulen.

Kombinasi dari 4 faktor ini disebut bilangan Reynolds, NR dan didefinisikan dari :
vD
NR 

Dengan ρ adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan rata-ratanya,  viskositas, dan D
adalah garis tengah pipa.

Hasil-hasil eksperimen menunjukkan bahwa jika untuk aliran harga


bilangan reynoldnya adalah antara 0-2000, maka aliran bersifat laminar,
sedang di atas beraliran turbulen

. Untuk bilangan Reynold 2000 – 3000 terdapat daerah transisi


Jadi untuk aliran air dalam pipa bergaris tengah 1 cm, pada temperature 20o, aliran bersifat
laminar, jika :

VD , atau jika v  20 sm/detik


 2000

Di atas kecepatan 30 cm/detik aliran air adalah turbulen

Anda mungkin juga menyukai