Tugas Akhir Nur Gusti Yunianto 1334290023
Tugas Akhir Nur Gusti Yunianto 1334290023
JUDUL
ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA
PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK
YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI.
Disusun Oleh :
NUR GUSTI YUNIANTO
1334290023
Pembimbing :
Ir. Prijasambada, M.M, M.T
i
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program
Studi Teknik Sipil.
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program
Studi Teknik Sipil.
1. Menjamin keaslian karya Tugas Akhir yang saya susun, tanpa menjiplak
karya orang lain.
2. Menyelesaikan seluruh karya Tugas Akhir sendiri (tidak dikerjakan oleh
orang lain).
iii
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
iv
TIM PENGUJI STRATA SATU (S-1)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
v
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Disahkan Oleh,
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
DEKAN :
vi
(Dr. Ir. Fitri Suryani, MT)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Disahkan Oleh,
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL :
vii
(Ir. Halimah Tunafiah, MT)
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
program studi Strata-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Persada
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Fitri Suryani MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
2. Ir. Halimah Tunafiah MT, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas
Besarnya harapan saya agar Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi para pembacanya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan
terima kasih atas dukungan dari semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
vii
i
Jakarta, 8 April 2020
Penulis.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk mereka yang berarti dalam hidup penulis.
dengan sepenuh hati serta selalu mendoakan dan terus memberi semangat
3. JSQUAD selaku sahabat perjuangan dari awal kuliah Galih (pey), Farhan
kalian sukses.
5. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, 2017.
6. Senior saya Angkatan 2008 Irfan Marpaung yang telah menerima saya
7. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu pembuatan Tugas Akhir ini.
ix
ABSTRAK
Secara teknik sumber daya alat berat menjadi faktor utama dalam pelaksanaan
suatu proyek. Penggunaan alat berat sangatlah diperlukan dalam proses
mempercepat pelaksanaan pekerjaan pembangunan sesuai dengan target yang
telah ditentukan. Pada Proyek ini terdapat beberapa tahap pekerjaan yang
direncanakan dan dilaksanakan, salah satunya adalah pekerjaan tanah. Pekerjaan
tanah meliputi pekerjaan galian sehingga membutuhkan alat berat excavator dan
bulldozer untuk mempercepat waktu pekerjaan. Penelitian ini dilakukan pada
Proyek Pembangunan Stock Yard Car Carrier Cibitung, Bekasi, dengan tujuan
untuk mengetahui produktivitas kerja alat berat dan mengetahui waktu yang
dibutuhkan alat berat dalam menyelesaikan pekerjaan galian dan timbunan.
Metode yang digunakan adalah metode perhitungan secara manual dengan
menggunakan rumus produktivitas dan perhitungan volume galian tanah untuk
menghasikan waktu yang efektif selama penggunaan excavator dan bulldozer.
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas pada pekerjaan galian menggunakan
excavator produksi perjam 97,83 lm3/jam, produksi per hari 763,07 lm3/hari
dengan waktu 7 hari. Dan bulldozer pekerjaan fill dari hasil cut produksi perjam
151 lm3/jam, produksi perhari 1177,8 lm3/hari. Sedangkan untuk bulldozer
pekerjaan fill tanah datang produksi perjam 188 lm3/jam, produksi perhari 1475,8
lm3/hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasanya pengelolaan dan
pemanfaatan alat berat yang baik dapat mempercepat target waktu yang
diharapkan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................
.................x
DAFTAR ISI.............................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................xv
BAB
PEN
DAH
ULU
AN
xi
1.4 Metode Pengumpulan Data Dan Lokasi proyek..................................................................2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tanah....................................................................................................................................4
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum.................................................................................................................................53
xii
I
xii
i
U
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................90
5.2 Saran...................................................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................93
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5. Gambaran Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin............32
xv
Gambar 3.11. Diagram Alur Penelitian..............................................................................61
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Deskripsi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir & Berat Volume...........................6
Tabel 2.28. Kedalaman Gali Optimum (Fit) dan Produksi Ideal (Cu.yd/Jam)....................48
Tabel 4.45. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Fill hasil Cut..........88
xx
Tabel 4.46. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Tanah Datang.........89
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan
standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang
baik terdapat beberapa elemen yang dapat mendukung. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan bantuan alat berat.
Pada proyek konstruksi penggunaan alat berat untuk membantu jalannya pekerjaan.
Penggunaan alat berat di proyek berfungsi untuk mempersingkat waktu dan dapat
mengoptimalkan suatu pekerjaan dalam proyek tersebut. Walaupun penggunaan alat berat
dalam sebuah proyek konstruksi dapat membantu perkerjaan, tetapi penggunaan alat berat yang
berlebihan akan menimbulkan kenaikan biaya pekerjaan yang cukup besar. Maka dari itu
dibutuhkan perencanaan pada penggunaan alat berat agar penggunaan alat berat tersebut dapat
disesuaikan dengan volume pekerjaan tertentu di suatu proyek konstruksi.
Penjadwalan, dan pemilihan peralatan secara seksama pada setiap jenis pekerjaan
khususnya pekerjaan cut and fill sangat penting agar kemampuan operasional alat bisa
dioptimalkan produktivitasnya dalam proyek ini menggunakan excavator dan bulldozer.
Skripsi ini akan membahas tentang optimasi perencanaan penggunaan alat berat
pada pekerjaan cut and fill pada proyek Pembangunan Stock Yard Car Carrier yang
berada di Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat . Pada pekerjaan cut and fill pada
proyek ini digunakan dua tipe alat berat yaitu excavator dan bulldozer. Penggunaan ke
dua alat berat tersebut akan dioptimasi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan karena
pada pemakaian alat berat yang terlalu banyak akan mempersingkat waktu pekerjaan
tetapi dapat mengakibatkan kenaikan biaya pekerjaan yang besar sehingga diperlukan
pengoptimasian penggunaan alat berat agar menghasilkan waktu dan biaya pekerjaan
yang optimum.
1.2 Maksud dan Tujuan
1
1.2.1 Menghitung efisiensi peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan
timbunan tanah;
1.2.2 Mengetahui efektivitas peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan
timbunan tanah.
Agar penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka dalam
hal ini penulis membuat ruang lingkup permasalahan dalam tugas akhir, yaitu:
1.3.1 Masalah yang dibahas hanya mengenai efisiensi penggunaan alat berat
Pembangunan Stock Yard Car Carrier yang berada di Cibitung Kabupaten
Bekasi Jawa Barat Alat berat yang digunakan adalah excavator dan
bulldozer.
3. Data – data yang berasal dari pengarahan dan konsultasi dari dosen
pembimbing.
2
1.5 Sistemasika Penulisan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup pembahasan, metode pengumpulan data dan lokasi proyek, dan
sistematika laporan yang memberikan informasi singkat mengenai isi dari tiap
– tiap bagian Tugas Akhir ini.
Bab 2 Landasan Teori
Pada bab ini berisikan penjelasan atau teori mengenai relevansi pustaka
pendukung dan teori-teori yang digunakan untuk penyelesaian permasalahan
yang ada.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisikan kompilasi data, organisasi data, dan kelengkapan
data, serta pengidentifikasian permasalahan terkait yang digali dan dikaji dari
hasil tinjauan referensi dan landasan teori.
Bab 4 Analisa
Pada bab ini yang dibahas adalah tentang ketajaman dan relevansi
pendekatan Teknik Sipil sesuai dengan topik, perhitungan-perhitungan Teknik
Sipil, dan studi kasus terhadap suatu referensi tertentu.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini, penulis mencoba menarik kesimpulan berdasarkan apa yang
penulis dapatkan dari penyusunan tugas akhir ini dan kesimpulan dari
pembahasan analisa serta saran-saran yang sifatnya membangun guna agar supaya
dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi pihak-pihak yang
merasa membutuhkan atas penulisan Tugas Akhir ini.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tanah
2.1.1 Pengertian Tanah
Tanah didefiniskan secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan
tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik)
rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef,1994).
Pada awal mula terbentuknya tanah disebabkan oleh pelapukan batuan menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis
disebabkan oleh memuai dan menyusutnya batuan oleh perubahan panas dan dingin
yang terus-menerus (cuaca, matahari dan lain-lain) dan juga akibat gerusan oleh aliran
air yang akhirnya menyebabkan hancurnya susunan kimiawi dari mineral batuan
tersebut. Pada proses pelapukan kimia mineral batuan induk diubah menjadi mineral-
mineral baru melalui reaksi kimia.
Kata “tanah” merujuk ke material yang tidak membaru, tidak termasuk batuan dasar,
yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang memiliki ikatan yang lemah serta
memiliki bentuk dan ukuran, bahan organik, air, dan gas yang bervariasi. Jadi tanah
meliputi gambut, tanah organik, lempung, lanau, pasir dan kerikil atau campurannya
(Panduan Geoteknik 1, 2011 dalam Soraya Putri Zainanda, 2012).
2.1.2 Jenis-jenis Tanah
1. Kerikil, terdiri atas partikel – partikel kasar sebagai hasil dari disintegrasi
batuan. Di beberapa daerah, kerikil sering dipindahkan oleh air dari lokasi
asalnya akibat gesekan antara butir, bentuknya menjadi bulat.
2. Pasir terdiri atas partikel silikia atau kwarsa, tetapi beberapa pasir pantai
mengandung kalsium karbonat dalam bentuk partikel-partikel kerang,
tanah yang mengandung pasir biasanya mempunyai struktur yang terbuka
sehingga mudah mengalirkan air (permeabel).
3. Lanau Secara fisik dan kimia, partikel lanau mirip partikel pasir,
sedangkan perbedaan utamanya adalah ukurannya. Sebagaimana halnya
dengan pasir, sumbangan utama kekuatan dari lanau adalah akibat
4
gesekan internal, tetapi film air antara partikel menyumbangkan tingkat
tertentu kohesi pada tanah. Tanah yang didominasi oleh lanau sangat
rawan terhadap pembekuan. Karena pemanilitasnya yang lebih tinggi,
maka lanau mempunyai konsolidasi lebih kecil dari pada lempung.
Demikian juga, lanau mempunya pemuaian dan penyusutan yang lebih
kecil dari pada lempung.
4. Lempung. Butir lempung terdiri atas almunium-silika terhidrasi yang
terbentuk pada saat proses puluhan partikel kasar mineral batuan primer.
Diantara mineral yang terbentuk dalam partikel lempung adalah kaolonit,
monmorilonit, dan mika. Secara fisik, perbedaan partikel lempung dengan
partikel fraksi yang lebih kasar adalah bentuknya yang pipih dan lonjong,
sehingga persatuan berat mempunyai permukaan yang lebih luas daripada
partikel bulat atau mendekati kubus. Kecilnya rongga antara butir
lempung mengakibatkan permeabilitas lempung sangat rendah sehingga
lempung sulit mengalirkan air. Terhambatnya pengaliran air
mengakibatkan konsolidasi pada lempung beralangsung lama.
5. Bahan Organik berasal dari tumbuhan atau binatang yang mati kemudian
membusuk, baik melalui proses kimia ataupun kegiatan bakteri. Fraksi
yang berasal dari binatang volumenya relatif sedikit dan cenderung tidak
terakumulasi dalam tanah.
Dalam pekerjaan pemindahan tanah pengetahuan tentang jenis-jenis tanah perlu untuk
diketahui, karena tiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda yang akan berpengaruh
terhadap jenis alat yang akan digunakan, produktifitas, perhitungan volume pekerjaan,
dan kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
5
Sifat-sifat phisik tanah yang perlu diketahui antara lain:
Tabel 2.1 Deskripsi tanah berdasarkan ukuran butir dan berat volume dalam keadaan
asli (bank)
Diamater Butir
Nama Umum Berat Jenis (t/mᵌ)
(m/m)
6
basah 1,60 -1,70
(sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015
Yang dimaksud dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa
penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk
asalnya, karena adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka perlu diketahui
dan ditetapkan adanya volume di tempat aslinya, dalam keadaan lepas dan setelah
dipadatkan.
Pasir 5 – 10
Tanah permukaan (top soil) 10 -25
Tanah biasa 20 – 45
Lempung (clay) 30 – 60
Batu 50 – 60
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
7
3. Kondisi Padat (Solid Measure/SM) Yaitu keadaan tanah setelah ditimbun
kembali kemudian dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan
pemadatan, mungkin lebih besar atau lebih kecil dari vlume dalam
keadaan bank, hal ini terb=gantung usaha pemadatan yang kita lakukan.
Untuk menghitung perubahan volume pada kondisi lepas dari bentuk
aslinya atau ke bentuk padat setelah dipadatkan perlu dipadatkan perlu
dikalikan faktor kembang atau faktor susut. Faktor-faktor tersebut dapat
dicari dengan menggunakan persamaan:
B−L
SW = x 100 %...............................................................(2.2)
B
C−B
Sh= x 100 %................................................................(2.3)
C
Dimana :
SW = Faktor Kembang (%).
Sh = Faktor Susut (%).
B = Berat jenis tanah keadaan asli.
8
C 0,93 1,10 1,00
B 1,00 1,13 1,01
Kerikil L 0,88 1,00 0,91
C 0,97 1,10 1,00
B 1,00 1,42 1,03
Kerikil Padat/ Kasar L 0,70 1,00 0,91
C 0,77 1,10 1,00
B 1,00 1,65 1,29
Batu Kapur Pecah L 0,61 1,00 0,91
Atau Batuan Lunak C 0,82 1,35 1,00
B 1,00 1,70 1,31
Granit Basalt dan L 0,59 1,00 0,77
Batuan Keras C 0,76 1,30 1,00
B 1,00 1,75 1,40
Pecahan Batu L 0,57 1,00 0,80
C 0,71 1,24 1,00
B 1,00 1,80 1,30
Batuan Hasil Ledakan L 0,56 1,00 0,72
C 0,77 1,36 1,00
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Tabel 2.4 Tabel Berat Jenis Berbagai Material dan Faktor Muat
830 1400 - -
Washed
Decomposed rock
75% Rock, 25% Earth 1960 3300 2790 4700 ,70
50% Rock, 50% Earth 1720 2900 2280 3850 ,75
9
25% Rock, 75% Earth 1570 2650 1960 3300 ,80
Earth - Dry packed 1510 2550 1900 3200 ,80
Wet excavated 1600 2700 2020 3400 ,79
Loam 1250 2100 1540 2600 ,81
Granite – Broken 1660 2800 2730 4600 ,61
Gravel – Pitrun 1930 3250 2170 3650 ,89
Dry 1510 2550 1690 2850 ,89
Dry 6 - 50mm (1/4"-2") 1690 2850 1900 3200 ,89
Wet 6 - 50mm (1/4"-2") 2020 3400 2260 3800 ,89
Gypsum – Broken 1810 3050 3170 5350 ,57
Crushed 1600 2700 2790 4700 ,57
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
2.1.4 Berat dan Bentuk Tanah
Berat material ini dihitung dalam satuan berat (kg, ton, lb) per mᵌ. Berat material ini
akan berpengaruh terhadap kemampuan alat untuk melakukan pekerjaannya
(mendorong, menggali, mengangkat, dan mengankut). Berat material ini akan
berpengaruh terhadap volume yang dikerjakan dalam hubungannya dengan Drawbarr
Pull (DBP) atau tenaga tarik. Makin berat material maka tenaga yang harus disediakan
alat untuk bekerja semakin besar.
Bentuk material berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tanah untuk menempati suatu
ruang tertentu. Material yang kondisi butirannya seragam dan berdiameter kecil,
kemungkinan besar isinya dapat sama dengan volume ruangan yang ditempati,
sedangkan material berbentuk bongkahan mempunyai rongga yang lebih besar sehingga
membutuhkan volume (ruangan) yang lebih besar dari volume yang sebenarnya.
Banyaknya material yang dapat ditampung oleh suatu ruangan diperhitungkan dengan
suatu koreksi yang disebut Load Factor (faktor muat). Faktor muat tersebut diberikan
pada tabel 2.5 dibawah ini dalam hubungannya dengan faktor kembang (Swell) dan
Voids (persentase luasan bagian luar dari suatu partikel yang tidak berhubungan dengan
partikel lainnya).
Tabel 2.5 Hubungan antara Swell, Voids, dan Load Factors
SWELL VOIDS
LOAD FACTOR
% %
5 4,8 0,952
10
10 9,1 0,909
15 13,0 0,870
20 16,7 0,833
25 20,0 0,800
30 23,1 0,769
35 25,9 0,741
40 28,6 0,714
45 31,0 0,690
50 33,3 0,667
55 35,5 0,645
60 37,5 0,625
65 39,4 0,606
70 41,2 0,588
75 42,9 0,571
(sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
2.1.5 Daya Lekat Material (Kohetivitas).
Daya lekat atau kohetivitas material adalah kemampuan untuk saling mengikat diantara
butiran material itu sendiri. Sifat ini jelas berpengaruh terhadap faktor luber (Spillage
Faktor), misalnya tanah liat akan cenderung munjung (Heaped/menggunung) di atas
permukaan bucket atau blade dibanding pasir yang mempunyai daya lekat rendah, atau
air yang akan menempati bidang datar dari permukaan bucket (rata/peres).
Dibawah ini diberikan suatu gambaran faktor pengisi dari suatu bucket Excavator untuk
beberapa jenis material.
Tabel 2.6 Factor Kapasitas Pengisi Bucket
FILL FACTOR
MATERIAL
% X bucket capacity
Moist Loam or Sandy clay 100 - 110 A
Sand and Gravel 95 - 100 B
Uniform diameter < 3 mm 95 - 100
3 mm < <9 mm 85 -90
12 mm M< < 20 mm 90 - 95
> 24 mm 85 - 90 C
Hard/tough clay 80 - 90
Rock - Well Blasted 60 - 75
Poorly Blasted 40 - 50
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
11
Gambar 2.1 Ilustrasi Perbedaan Daya Lekat Material
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Pengujian kekerasan dapat dilakukan dengan menggunakan alat : Shear Meter, Seismic
Meter, Soil Investigation Drill, Rippermeter, dan lain-lain.
Nilai kekerasan tanah dan batuan perlu diperhatikan dalam memilih jenis alat yang
sesuai untuk kondisi kekerasan dan volume tertentu, sehingga dapat diperoleh
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan produktivitas yang tinggi.
12
Setiap jenis alat mempunyai tekanan yang berbeda-eda sesuai dengan berat alat dan luas
bidang kontak antara alat dengan permukaan tanah, dinyatakan dengan satuan kPa (kilo
pascal). Alat aan amblas ke bawah (mengalami penurunan) apabila daya dukung tanah
lebih kecil dari daya tekan alat.Peralatan yang umum digunakan adlah alat Dynamic
Cone Penetrometer (DCP). Daya tekan masing-masing alat dapat dilihat pada tabel 2.7
dibawah ini.
13
G = Berat Kendaraan (kg/lbs).
Sebagai gambaran dibawah ini diberikan tabel besarnya tahanan gelinding untuk
berbagai macam roda pada bermacam-macam keadaan permukaan.
14
Tabel 2.8 Konversi Derajat - % Kelandaian
1 1,8 26 48,8
2 3,5 27 51,0
3 5,2 28 53,2
4 7,0 29 55,4
5 8,8 30 57,7
6 10,5 31 60,0
7 12,3 32 62,5
8 14,0 33 64,9
9 15,8 34 67,4
10 17,6 35 70,0
11 19,4 36 72,7
12 21,3 37 75,4
13 23,1 38 78,1
14 24,9 39 81,0
15 26,8 40 83,9
16 28,7 41 86,9
17 30,6 42 90,0
18 32,5 43 93,3
19 34,4 44 96,6
20 36,4 45 100,0
21 38,4
22 40,4
23 42,4
24 44,5
25 46,6
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
15
G = Berat total kendaraan
Tabel 2.9 Koefisien Faktor Traksi (Coefficient of Traction Factor)
Faktor Trasi
Material Track
Ban Karet
Cushion Kelabang
Beton 0,90 0,45 0,45
Clay loam, dry (lempung, liat kering)
0,55 0,70 0,90
Tanah kering, jalan datar tanpa perkerasan)
Clay loam, wet (Lempung, liat basah,
0,45 0,55 0,70
lempung liat becek, tanah pertanian basah)
Ratted clay loam 0,40 0,55 0,70
Dry sand (pasir kering) 0,20 0,25 0,30
Wet sand (pasir basah) 0,40 0,45 0,50
Quarry pit (tempat pengambilan batu) 0,65 0,70 0,55
Gravel road, loose not hard (jalan kerikil) 0,36 0,40 0,50
Firm earth 0,55 0,75 0,90
Loose earth ( tanah lepas) 0,45 0,50 0,60
Tanah basah berlumpur 0,20 0,25 0,25
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Nilai Traksi ini lah yang merupakan tenaga alat yang dapat dimanfaatkan, sebab
meskipun tenaga yang tersedia lebih besar dari traksi kritis, kita tidak dapat
memanfaatkannya, sebab daya cengkram maksimalnya adalah traksi kritis.
375 x HP x efesiensi
Rimpull (lbs ) = ...........................................................(2.7)
Kecepatan(mph)
367 x kW x efesiensi
Rimpull ( kg )= ...........................................................(2.8)
Kecepatan ¿ ¿
16
2.2.5 Gradeability.
Gradeability adalah kemampuan mendaki tanjakan yang dapat ditempuh oleh
kendaraan, pada umunya dinyatakan dalam %.
1% kelandaian memerlukan tambahan DBP 10 kg/ton..............................(2.9)
Gradeability sebuah kendaraan tergantung dari :
1. Berat total kendaraan;
2. Keadaan kendaraan (kosong atau bermuatan);
3. Daya tarik;
4. Cara menarik muatan;
5. Kecepatan pada Gear yang dipilih;
6. Tahanan Gelinding;
7. Landai permukaan.
972 x T x G RR
K= − ...................................................................................(2.10)
R xW 20
Dimana :
17
dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Manajemen alat berat sangat
diperlukan, sehingga dapat menunjang kelancaran dari pekerjaan tersebut. Sasaran dari
manajemen alat berat merupakan bagian dari manajemen proyek terdiri dari tiga faktor,
yaitu faktor waktu, mutu, dan biaya. Dalam hal ini yang diterapkan dalam manajemen
alat berat adalah mengenai pemilihan, pengaturan, dan pengendalian alat berat yang
digunakan dalam suatu proyek.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat sehingga proyek dapat
berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan demikian
keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan
membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu dibutuhkan untuk
pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang
lebih besar.
18
timbunan di dua buah profil melintangyang dikalikan dengan jarak mendatar antara
kedua profil melintang tersebut.
Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek - proyek kontruksi skala besar,
tujuan penggunaan alat berat untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu proyek.
Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek/pekerjaan berjalan lancar.
Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek/pekerjaan tidak
lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian pekerjaan dapat terjadi yang
menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu
yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang
menyebabkan biaya yang lebih besar. Ahmad kholil ,2012
2.4.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang dilengkapi dengan attachment (perlengkapan) berupa
“Dozzer Blade”. Secara umum yang disebut dengan bulldozer itu adalah traktor yang
dilengkapi dengan Dozer Blade walaupun sebenarnya bulldozer adalah nama jenis dozer
yang hanya mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka.
19
Gambar 2.3 Dozer
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
20
Tabel 2.10 Berat dan Tenaga Mesin Traktor
Blade ini sangat effisient untuk memindahkan muatan yang besar dalam jarak yang
cukup jauh pada pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation).
2. Straight Blade (S – Blade).
21
Straight blade merupakan peralatan yang serba guna dari bulldozer lainnya. Modifikasi
dari U-Blade untuk menjadikan peralatan dozer yang lebih baik dalam berproduksi.
3. Angling Blade (A-Blade).
22
AEM U-Blade sangat menguntungkan apabila digunakan untuk pekerjaan
memindahkan material dari jenis yang tidak lengket (non-cohesive materials) seperti
batubara atau potongan kayu.
6. FAT ( Power Angling and Tilt Blade).
Di desain untuk pekerjaan grading, mengisi kembali saluran (backfilling ditches), land-
scaping atau fill spreading
7. Landfill Blade.
Di desain khusus untuk pekerjaan pengurugan tanah (landfill) dan menyebar lapis demi
lapis tanah (fill spreading), atau mendorong material bekas (sampah).
8. K/G Blade.
23
Digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan land clearing. Bladenya yang serba guna
dapat untuk memotong pepohonan, membuat saluran dengan bentuk V, membuat jalan
sementara.
9. V-Tree Cutter Blade.
Dirancang untuk digunakan khusus membabat pepohonan, tunggul pohon, dan semak-
semak pada tanah.
Di desain khusus untuk Caterpillar Compactor. Ujung blade dengan sudut 22.50
meminimalkan sampah yang terbuang ke samping khususnya pada cara uphill dozing.
11. VR Blades (Variable Radius).
24
Merupakan kombinasi yang menguntungkan daru semi U-Blade yang memberikan
kemudahan dalam cutting and ground penetration dengan U-blade yang berkarakter
untuk pemuatan yang besar dan kehilangan muatan dari samping saat mendorong.
12. “Rake” Blade.
Pemilihan yang paling baik secara umum, baik terhadap traksi, juga memberikan
kerusakan minimum terhadap permukaan tanah.
25
2. Double Grouser Section Shoe.
Tipe ini lebih agresif terhadap keruksakan permukaan tanah dari pada tipe triple grouser
section.
3. Single Grouser Section Shoe.
Untuk penggunaan traksi yang paling maksimum, maka tipe ini yang paling sering
digunakan.
5. Flat Shoe.
26
Digunakan pada lahan proyek yang sudah jadi seperti jalan aspal, jalan proyek, dan
tempat yang tidak boleh dirusak.
6. Tringular Shoe.
27
(Sumber : Brosur United Tractor, 2019)
2. Produksi Persiklus.
Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :
produksi ( q )=L x H 2 x a..........................................................(2.12)
Dimana :
L = lebar blade / sudu (m,yd).
28
H = tinggi blade (m,yd).
a = faktor blade (tabel).
Untuk menghitung produktivitas standart dari bulldozer, volume tanah yang
dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu/blade x (tinggi
sudu/blade)². Pada kenyataannya di lapangan produksi per siklus akan berbeda-beda
tergantung dari jenis tanah, sehingga faktor sudu/blade perlu disesuaikan sesuai jenis
tanahnya. Faktor blade tersebut diberikan pada tabel dibawah.
29
Catt : * V = 0.8 LH²
(Sumber : Brosur United Tractor, 2019)
30
Tabel 2.14 Volume. Lebar dan Tinggi Blade.
(Srandart blade bulldozer caterpillar)
Tabel 2.15 Tipe dan Volume Blade. (Standart blade bulldozer komatsu)
3. Waktu Siklus.
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai
pada saat menggusur, ganti perseneling, dan mundur, diperhitungkan dengan rumus
berikut :
D D
Cm= + +Z (Menit)...........................................................(2.13)
F R
Dimana :
30
D = Jarak angkut/gusur/dozing (m, yd).
F = Kecepatan maju (km/jam, mph).
R = Kecepatan mundur (km/jam, mph).
Z = Waktu ganti perseneling (menit).
4. Efesiensi Kerja.
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standart dari alat tersebut
bekerja dalam kondisi ideal dikalikan faktor, dimana faktor tersebut merupakan
effesiensi kerja (E).
31
Effesiensi sangat penting tergantung kondisi kerja, faktor alam lainnya seperti topografi,
keahlian operator, pemilihan standart perawatan, dan lain-lain yang berkaitan dengan
pengoperasian alat. Pada kenyataan yang sebenarnya sangat sulit untuk menentukan
besarnya effesiensi kerja, tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah
ditentukan faktor effesiensi yang mendekati kenyataan.
Gambar 2.5 Gambaran Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus diambil
dengan memperhitungkan semua hal tersebut dibawah ini:
32
A. Apakah alat sesuai dengan topografi tempat alat tersebut akan
bekerja;
B. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan
peralatan, cuaca saat itu, dan penerangan pada tempat dan
waktu yang diperlukan;
C. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan
mesin;
D. Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja;
E. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk
pekerjaan tersebut.
Tracktor type
Track Wheel
Operator
- Exellent 1.00 1.00
- Average 0.75 0.60
- Poor 0.60 0.50
Material
- Loose stockpile 1.20 1.20
- Hard to cut, frozen :
With tilt cylinder 0.80 0.75
Without tilt cylinder 0.70 -
Cable control blade 0.60 -
- Hard to drift, "dead" (dry, non-
cohesive
material) or very sticky material 0.80 0.80
- Rock, ripped or blested 0.60-0.80 -
Slot Dozing 1.20 1.20
Side by Side Dozing 1.15-1.25 1.15-1.25
Visibillity
33
- Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.80 0.70
Job Effeciency
- 55 min/hour 0.91 0.91
- 50 min/hour 0.84 0.84
- 45 min/hour 0.75 0.75
- 40 min/hour 0.67 0.67
Direct Drive Transmission
- (0.10 min. Fixed time 0.80 -
Bulldozer blade
- Angling (A) blade 0.50-0.75 -
- Cushioned (C) blade 0.50-0.75 0.50-0.75
- DS narrow blade 0.90 -
- Light material U-blade (coal) 1.20 1.20
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Contoh : Angling blades dan cushion blades tidak disarankan sebagai alat produksi pada
pekerjaan dozing/penggusuran. Melihat kondisi pekerjaan dilapangan, produksi dari A-
blade dan C-blade dapat diambil rata-rata sebesar 50-70% dari produksi Straight blade.
Tabel 2.20 % Grade vs Dozing Factor
Perhitungan kapasitas produksi dari bulldozer juga dapat dihitung dengan menggunakan
tabel, dengan mengambil prasyarat kondisi dibawah ini :
A. Effesiensi waktu 100% (60min/hr);
B. Dengan mesin Power Shift (waktu pindah perseneling 0.05
min);
34
C. Mesin memotong tanah 50 feet (15m), kemudian didorong
dengan waktu muat 0 sec;
D. Berat Jenis tanah 2300 lb/LcuYd (1370kg/Lm³);
E. Koeff. Traksi untuk track 0.5 dan wheel 0.4;
F. Menggunakan kontrol blade dengan sistem hidraulis;
G. Pengunaan persenelling untuk menggali gigi 1, membawa gigi
2, dan mundur gigi 2.
Kurva produksi bulldozer pada tabel 2.20 s/d 2.22 memberikan harga maksimum
produksi, untuk mendapatkan kapasitas produksi sesungguhnya harus dikalikan dengan
faktor koreksi.
A → D11N
B → D10N
C → D9N
35
D → D8N
E → D7N
F → D7G
A → D11N
B → D10N
C → D9N
D → D8N
E → D7H
F → D6H
36
G → D5H XL
A → 824
B → 834
C → D7G
D → D7H
E → 814
F → D6H
G → D5H
H → D4H
37
J → D3C LGP
2.4.2 Excavator
Excavator adalah alat yang berfungsi sebagai alat penggali, maupun sebagai alat pemuat
tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan tenaga Power Take-
off dari mesin yang dimilikinya.
Excavator dilihat dari bentuknya dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1. Revolving unit, yaitu bagian atas excavator yang dapat berputar;
2. Travel unit, yaitu bagian bawah excavator untuk berjalan, bergerak
maju/mundur;
3. Attachment, yaitu perlengkapan standard maupun tambahan yang dapat
diganti sesuai dengan kebutuhan.
38
c. Kurang stabil pada waktu beroperasi, hingga memerlukan alat
pembantu stabilitas (outriggers);
d. Memerlukan landasan kerja yang cukup keras;
e. Perlu medan kerja yang relative lebih luas;
f. Daya dukung kurang;
g. Operator excavator memerlukan seorang legger / knek.
Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam cara
yaitu :
1. Pengendalian dengan Cable Controlled, dan
2. Pengendalian dengan Hydraulic Controlled.
Prinsip kerja kedua sistem controll tersebut hampir sama, namun sistem hydraulic
controlled memiliki keterbatasan penggantian pada bagian attachment-nya dibangding
dengan sistem yang dikendalikan dengan Cable controlled.
39
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
2.3.2.1 Backhoe
Backhoe merupakah salah satu dari kelompok excavator yang digunakan sebagai
penggali tanah. Backhoe dikhususkan untuk penggalian tanah yang letaknya dibawah
kedudukan dari alat itu.
Keuntungan backhoe dibandingkan dengan dragline ataupun clamshell yang
mempunyai fitur hampir sama adalah, dapat menggali tanah dengan kedalaman yang
jauh lebih teliti, terutama pada jenis kendali dengan menggunakan hydraulic controlled
40
karena memiliki pergelangan yang dapat berputar pada bagian bucket (twist action
bucket) dan dapat difungsikan sebagai alat pemuat bagi truck-truck pengangkut hasil
galian.
Adapun tindakan untuk mempertinggi gaya daya guna dan hasil guna alat :
a. Pemiharaan alat;
b. Pemilihan jenis bucket yang sesuai;
c. Memperhatikan galian optimum dan sudut swing;
d. Memperhatikan tinggi maksimum pembuangan hasil galian;
e. Ketata laksanaan;
f. Penempatan alat terhadap dalam galian;
g. Menghindari gerakan yang mendadak dan perpindahan alat yang tidak
perlu.
Backhoe memiliki jangkauan yang bervariasi tergantung dari perlengkapan yang akan
digunakan apakah dengan one-piece boom atau two-piece boom. Two-piece boom
sendiri mempunyai tiga kedudukan yang dapat diubah yaitu : short, medium, long stick.
1. Jenis Backhoe.
Bucket excavator di desain menggunakan baja khusus, yang memberikan keuntungan
bucket menjadi lebih tahan lama dari mengurangi biaya perawatan.
Desain bucket dibagi atas 2 profile dasar yaitu :
a. Bucket dengan kantung yang dalam dengan radius ujung bucket
yang panjang, digunakan untuk menggali parit;
41
b. Bucket dengan kantung yang dangkal dan radius ujung bucket
pendek, digunakan untuk memuat dan pekerjaan penggalian tanah
umunya.
Dari 2 tipe dasar diatas di bagi lagi menjadi 6 bucket yang umumnya digunakan :
Excavation
Bucket ini didesain untuk memperoleh
kapasitas produksi yang besar. Bentuk
profile nya yang lebar membuat bucket ini
menjadi mudah menumpuk material hasil
galiannya.
Extreme Service Excavation
Bentuk yang sama seperti excavation
bucket hanya lebih banyak digunakan pada material yang sulit untuk digali, material
bekas dan kebutuhan akan peralatan yang lebih besar.
Mass Excavation
Mempunyai profile bucket yang sama seperti bucket excavation hanya mempunyai
bentuk yang lebih lebar untuk kapasitas produksi yang lebih besar.
Trenching
42
Digunakan untuk membuat galian saluran. Lebar galian biasanya mengikuti diameter
pipa yang akan ditanam.
Extreme Service Tranching
Bucket ini dirancang untuk penggalian
saluran pada tanah yang keras, tanah
bebatuan, caliche dll.
Utility
Untuk mengupas, memuat dan menggali
tanah lunak atau material yang ringan.
Bucket memberikan penambahan
kapasitas produksi yang cukup berarti.
Rock Ripping
Didesain khusus untuk penggalian yang
sangat sulit dan pada tanah yang berbatu.
Gigi tambahan di tengah di desain akan
menancap ke tanah duluan dengan sudut
45°, baru menyusul kedua gigi lainya.
43
Ripper
Memenuhi kebutuhan akan galian saluran
yang sangat sulit. Bucket diberi tambahan
plat ripper dan gigi-gigi yang dilas pada
bagian belakang bucket. Gigi-gigi belakang
akan bekerja bersama dengan gigi depan
dengan tenaga.
44
Kapasitas per siklus
Produksi ( q )=q1 x K [ m³ ; cu.yd ].....................................(2.15)
Dimana :
q₁ = Kapasitas bucket dalam keadaan munjung/heaped (m³ ; cu.yd)
K = Faktor bucket/pemuatan (tabel 2.24)
Muatan rata-rata bucket ex Caterpillar mengacu pada standart PCSA No. 3 dan SAE
standart J-296. Muatan bucket dibagi atas muatan peres (stuck) dan muatan munjung
(heaped), seperti digambarkan dibawah ini :
45
Stuck : Volume yang berada/dipagari di dalam garis keliling samping, depan dan
belakang dari bucket tanpa alat tambahan yang dipasang pada bucket tersebut.
Heaped : Seperti volume peres di atas ditambah dengan volume yang berada diatas
garis keliling bucket tersebut yang membentuk sudut 1 : 1. Memberikan sudut 2 : 1
untuk kapasitas munjungnya.
Waktu Siklus dari backhoe terpengaruh oleh empat buat gerakan yang dilakukannya
pada waktu bekerja, yaitu :
a. Mengisi bucket ( land bucket);
b. Mengayun ( swing loaded);
c. Membongkar beban ( dump bucket);
d. Mengayun balik ( swing empty).
46
Jika tempat pembongkaran jauh/luas akan memakan waktu dari bucket untuk
membuang hasil galiannya, karena harus bergerak dahulu serta sudut buang yang
semakin besar.
Tabel 2.25 Waktu Gali.
3. Effesiensi Kerja.
Hasil produktivitas dari backhoe secara total per satuan waktu sangat tergantung dari
berbagai macam kondisi yang mempengaruhinya, antara lain dari :
A. Faktor keadaan pekerjaan.
- Keadaan dan jenis tanah;
- Tipe dan ukuran saluran yang dibuat;
- Jarak pembungan;
47
- Kemampuan operator;
- Waktu kerja operator;
- Keadaan cuaca/pandangan dari operator;
- Pengaturan/managemen operasional, dan lain-lain.
48
Ukuran Bucket (cu.yd)
Jenis Material
3/8 1/2 3/4 1 11/4 1 1/2 1 3/4 2 2 1/2
Tanah lembab atau lempung 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.5
(115 (205
berpasir (85) ) (165) (205) ) (285) (320) (255) (405)
pasir dan kerikil 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.4
(110 (230
(sand and gravel) (80) ) (155) (200) ) (270) (300) (330) (390)
Tanah biasa, baik 4.5 5.7 6.8 7.8 8.5 9.2 9.7 10.2 11.2
(210
(Good common earth) (70) (95) (135) (175) ) (240) (270) (300) (350)
Tanah liat, keras 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.1 13.3
(180
(Hard, tough clay) (50) (75) (110) (145) ) (210) (165) (185) (230)
Tanah liat, basah 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.1 13.3
(120
(Wet, sticky clay) (25) (40) (70) (95) ) (145) (165) (185) (230)
Batu hasil ledakan, baik (155
(40) (60) (95) (125) (180) (205) (120) (275)
(well, basted rock) )
Batu hasil ledakan, buruk
(15) (25) (50) (75) (95) (115) (140)` (160) (195)
(Poorly blasted rock)
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
- Baris Pertama : kedalaman galian optimum dalam feet.
- Baris kedua : ideal output menurut Power Crane &
shoved Association (PCSA) dalam cu.yd.
Setelah faktor-faktor tadi, masih ada faktor kondisi pekerjaan dan faktor pengisian
bucket yang berpengaruh terhadap hasil produksi backhoe
49
Tabel 2.30 Faktor Kondisi Kerja dan Tata Alat
Kondisi
Pekerjaan Kondisi Tata Laksana
Baik sekali Baik Sedang Buruk
Baik sekali 0.84 0.81 0.76 0.70
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Material Faktor
Tanah Lembab / lempung berpasir 1.00 - 1.10
Pasir dan kerikil 0.90 - 1.00
Tanah biasa 0.80 - 0.90
Tanah liat keras 0.80 - 0.90
Tanah liat basah 0.50 - 0.60
Batu hasil ledakan, baik 0.60 - 0.75
Batu hasil ledakan, buruk 0.40 - 0.50
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
4. Pemadatan Tanah
Kapasitas produksi
3600
A=( lebar bucket−0,3 m ) x panjang bucket x x ...........(2.16)
Cm
Waktu siklus
Waktu Siklus=( Waktu Pemadatan x Jumlah Pemadatan ) +Waktu Travel .............................
..................................................(2.17)
50
Dump truck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang dilalui dapat
berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk mengendarai dump truck pada medan
yang berbukit diperlukan keterampilan operator atau sopir. Operator harus segera
mengambil tindakan dengan memindah gigi ke gigi rendah bila mesin mulai tidak
mampu bekerja pada gigi yang tinggi.
Syarat utama agar Dump Truck dapat bekerja secara efektif adalah jalan kerja yang
keras dan rata. Namun adalakalanya Dump Truck didesain agar mampu bekerja pada
kondisi khusus atau “cross country ability” yaitu kemampuan untuk bekerja diluar jalan
yang biasanya.
Keuntungan kerugian
Dump Truck Kecil
1. Lebih lincah dalam beroperasi 1. Lebih banyak supir diperlukan
2. Lebih mudah pengoperasiannya 2. Biaya pemeliharaan lebih besar, karena lebih
3. Lebih fleksibel untuk jarak dekat banyak alat, begitu pula tenaga mekaniknya
4. Pertimbangan untuk jalan kerja sederhana 3. Loader lebih sukar untuk memuat ke atas bak
5. Penyesuaian terhadap kap.loader lebih mudah karena ukurannya yang kecil
4. Waktu hilang lebih banyak, akibat
6. Pemeliharaan lebih mudah banyaknya
7. Jika salah satu DT tidak bekerja, tidak akan DT yang bekerja, terutama pada waktu muat
terasa terhadap produktifitas keseluruhan
51
60
Q=q x x E ........................................................................................(2.18)
Cm
Dimana :
q=q 1 x K ................................................................................................(2.19)
Dimana :
2. Waktu Siklus
Waktu siklus dari Dump Truck adalah penjumlahan dari waktu muat + waktu angkut +
waktu bongkar muat + waktu kembali + waktu tunggu/tunda/ambil posisi
D1 D2
Cm=n .Cm L + + t 1 + +t 2.........................................................(2.20)
V1 V2
Dimana :
52
t₁ = Waktu buang + waktu tunggu hingga pembuangan mulai.
t₂ = Waktu untuk mengatur posisi pada pengisian s/d loader mulai mengisi.
kapasitas per siklus Dump Truck
n= .............................................................(2.21)
Kapasitas per siklus loader
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Pembuatan lahan parkir kendaraan pada proyek pembangunan “Stock Yard Car
Carrier” menggunakan peralatan kontruksi jenis Excavator dan Bulldozer. Dengan
dilakukan penelitian ini di harapkan diketahui kapasitas produksi dari alat yang berguna
untuk evaluasi dari penggunaan alat tersebut pada suatu proyek.
Terdapat alat berat yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan Cut and Fill,
maka dari itu dari penelitian ini dapat memberikan masukan agar sumber daya alat berat
dalam pekerjaan ini bisa effisien dan efektiv dalam pembuatan Stock Yard Car Carrier
tersebut.
53
3.2 Kerangka Pemikiran
Dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yang dianggap penting sebagai modal
awal dalam melakukan studi secara kesuluruhan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
studi literatur dan penentuan lingkup studi. Studi literatur dilakukan dengan tujuan
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang studi terdapat tiga bagian utama yang
dilakukan yaitu identifikasi masalah, penentuan tujuan, dan batasan studi. Pada
penelitian ini akan menghitung efisiensi dan efektivitas penggunaan peralatan
konstruksi untuk pekerjaan urugan tanah. Dengan membandingkan perhitungan hasil
dari analisa produktivitas praktek dengan produktivitas teori (ideal), dalam hal ini alat
berat yang digunakan adalah Excavator dan Bulldozer.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data diperluukan juga instrument
pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.
1. Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian
ini.Data primer ini diperoleh dari proyek. Data pimer yang diperlukan
untuk penelitian adalah: Gambar, jam kerja alat, volume pekerjaan
perhari, jenis alat, volume pekerjaan.
b. Data Sekunder
54
Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat dijadikan refrensi
dalam melakukan penelitian. Data sekunder ini berupa data data yang
diperoleh dari studi literature baik buku, jurnal, data alat-alat berat.
55
(Sumber : Data Perencanaan, 2020)
56
Gambar 3.2 Gambar Topografi Existing
56
Gambar 3.3 Detai 1 Cross Section +520
57
(Sumber : Data Perencanaan, 2020)
Gambar 3.6 Detail 4 Cross Section +400
58
(Sumber : Data Perencanaan, 2020)
Gambar 3.9 Detail 7 Cross Section +280
59
(Sumber : Data Perencanaan, 2020)
60
2. Analisa produktivitas alat berat;
- Menghitung volume tanah berdasarkan gambar.
- Menghitung rata-rata kapasitas alat.
61
(Sumber : Dokumen pribadi, 2020)
BAB 4
ANALISA
62
4.1 Data Proyek
63
Tabel 4.1 Rekap Jam Kerja Excavator
Jam Kerja
N
Tanggal Excavator(Jam
o
)
1 10-Sep-2019 7
2 11-Sep-2019 8
3 12-Sep-2019 8
4 13-Sep-2019 8
5 14-Sep-2019 8
6 15-Sep-2019 8
7 16-Sep-2019 8
8 17-Sep-2019 7
9 18-Sep-2019 8
10 19-Sep-2019 8
64
N Jam Kerja Dozer
Tanggal Bulldozer
o (jam)
1 26-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
2 27-Sep-2019 Komatsu D65E -12 7
3 28-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
4 29-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
5 30-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
6 1-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
7 2-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
8 3-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
9 4-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
10 5-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
11 6-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
12 7-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
13 8-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
14 9-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
15 10-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
16 11-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
17 12-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
18 13-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
19 14-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
20 15-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
21 16-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
22 17-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
23 18-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
24 19-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
25 20-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
26 21-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
27 22-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
28 23-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
29 24-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
30 25-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
31 26-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
32 27-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
33 28-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
34 29-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
35 30-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
36 31-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
37 1-Nov-2019 Komatsu D65E -12 7
38 2-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
39 3-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
40 4-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
41 5-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
42 6-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
43 7-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
44 8-Nov-2019 Komatsu D65E -12 7
45 9-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
46 10-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
65
C. Volume Tanah Masuk Berdasarkan Jumlah Dump Truck Masuk.
66
33 28-Oct-2019 36 864
34 29-Oct-2019 33 792
35 30-Oct-2019 19 456
36 31-Oct-2019 41 984
37 1-Nov-2019 35 840
38 2-Nov-2019 40 960
39 3-Nov-2019 - -
40 4-Nov-2019 - -
41 5-Nov-2019 - -
42 6-Nov-2019 13 312
43 7-Nov-2019 34 816
44 8-Nov-2019 30 720
45 9-Nov-2019 21 504
46 10-Nov-2019 2 48
Total 24432
Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Cut di dapatkan data kubikasi
rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Jam kerja dan Kubikasi/hari Excavator.
N Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
Tanggal
o Excavator(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (BM3)
1 10-Sep-2019 7 71.3 499.1
2 11-Sep-2019 8 71.3 570.4
3 12-Sep-2019 8 71.3 570.4
4 13-Sep-2019 8 71.3 570.4
5 14-Sep-2019 8 71.3 570.4
6 15-Sep-2019 8 71.3 570.4
7 16-Sep-2019 8 71.3 570.4
8 17-Sep-2019 7 71.3 499.1
9 18-Sep-2019 8 71.3 570.4
10 19-Sep-2019 8 71.3 570.4
Total 78 5561.4
Rata-rata 7.8 71.3 556.14
67
Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Fill hasil Cut di dapatkan data
kubikasi rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer hasil Cut.
N Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
Tanggal
o Bulldozer(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (LM3)
1 10-Sep-2019 7 86.26 604
2 11-Sep-2019 8 86.26 690
3 12-Sep-2019 8 86.26 690
4 13-Sep-2019 8 86.26 690
5 14-Sep-2019 8 86.26 690
6 15-Sep-2019 8 86.26 690
7 16-Sep-2019 8 86.26 690
8 17-Sep-2019 7 86.26 604
9 18-Sep-2019 8 86.26 690
10 19-Sep-2019 8 86.26 690
Total 78 6728
Rata-rata 7.8 86.26 672.80
Sedangkan untuk pekerjaan Fill dari tanah luar di dapatkan data kubikasi rata-
rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.7 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer tanah datang.
Jam Kerja Kubikasi Rata-
Kubikasi/Hari
No Tanggal Dozer rata/Hari
(Jam) (M³) (M³)
1 26-09-19 8 144 531.13
2 27-09-19 7 1008 531.13
3 28-09-19 8 648 531.13
4 29-09-19 8 984 531.13
5 30-09-19 8 744 531.13
6 01-10-19 8 576 531.13
7 02-10-19 8 624 531.13
8 03-10-19 8 648 531.13
9 04-10-19 7 - 531.13
10 05-10-19 8 - 531.13
11 06-10-19 8 - 531.13
12 07-10-19 8 1056 531.13
13 08-10-19 8 1008 531.13
14 09-10-19 8 768 531.13
15 10-10-19 8 960 531.13
16 11-10-19 7 864 531.13
68
17 12-10-19 8 648 531.13
18 13-10-19 8 720 531.13
19 14-10-19 8 864 531.13
20 15-10-19 8 672 531.13
21 16-10-19 8 504 531.13
22 17-10-19 8 432 531.13
23 18-10-19 7 - 531.13
24 19-10-19 8 - 531.13
25 20-10-19 8 - 531.13
26 21-10-19 8 - 531.13
27 22-10-19 8 - 531.13
28 23-10-19 8 264 531.13
29 24-10-19 8 672 531.13
30 25-10-19 7 792 531.13
31 26-10-19 8 792 531.13
32 27-10-19 8 744 531.13
33 28-10-19 8 864 531.13
34 29-10-19 8 792 531.13
35 30-10-19 8 456 531.13
36 31-10-19 8 984 531.13
37 01-11-19 7 840 531.13
38 02-11-19 8 960 531.13
39 03-11-19 8 - 531.13
40 04-11-19 8 - 531.13
41 05-11-19 8 - 531.13
42 06-11-19 8 312 531.13
43 07-11-19 8 816 531.13
44 08-11-19 7 720 531.13
45 09-11-19 8 504 531.13
46 10-11-19 8 48 531.13
Ʃ 361 24432
Berdasarkan data yang di dapat dari lapangan berupa jam kerja excavator dan
kubikasi/hari, maka di dapat kubikasi tanah rata-rata/hari, yang dihitung
menggunakan rumus kubikasi/hari di bagi oleh jam kerja excavator. Setelah itu
mencari kapasitas produksi alat perhari menggunakan rumus kubikasi rata-rata/hari
dibagi oleh jam kerja alat yang ditunjukan dalam tabel berikut:
69
Tabel 4.8 Produktivitas Excavator.
N Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
Tanggal
o Excavator(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (BM3)
1 10-Sep-2019 7 71.3 499.1
2 11-Sep-2019 8 71.3 570.4
3 12-Sep-2019 8 71.3 570.4
4 13-Sep-2019 8 71.3 570.4
5 14-Sep-2019 8 71.3 570.4
6 15-Sep-2019 8 71.3 570.4
7 16-Sep-2019 8 71.3 570.4
8 17-Sep-2019 7 71.3 499.1
9 18-Sep-2019 8 71.3 570.4
10 19-Sep-2019 8 71.3 570.4
Total 78 5561.4
Rata-rata 7.8 71.3 556.14
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)
Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata excavator selama 10 hari
dengan volume tanah 5561.4 B.M³ adalah 71.3 m³/jam yang dimana tidak efektif
dalam penggunaannya.
4.2.3 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Bulldozer Dilapangan.
70
Total 78 6728
Rata-rata 7.8 86.26 672.80
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)
71
36 31-10-19 8 984 531.13 66.39
37 01-11-19 7 840 531.13 75.88
38 02-11-19 8 960 531.13 66.39
39 03-11-19 8 - 531.13 66.39
40 04-11-19 8 - 531.13 66.39
41 05-11-19 8 - 531.13 66.39
42 06-11-19 8 312 531.13 66.39
43 07-11-19 8 816 531.13 66.39
44 08-11-19 7 720 531.13 75.88
45 09-11-19 8 504 531.13 66.39
46 10-11-19 8 48 531.13 66.39
Ʃ 361 24432
Q RATA - RATA 67.80
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)
Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata yang dihasilkan
bulldozer untuk pekerjaan Fill tanah datang selama 46 hari dengan volume tanah
67,80 L.M³/jam. Yang artinya kurang efektif dalam penggunaanya.
Tanah yang digunakan pada pekerjaan pembuatan Stock Yard Car Carrier, Cibitung
Bekasi adalah tanah merah.
Tabel 4.11 Berat Jenis Material
LOOSE BANK
WEIGHT OF MATERIAL
Kg/m³ Kg/m³
Earth Wet Excavated 1600 2020
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.4, 2015)
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data:
Keadaan loose = 1600 kg/L.M³
Keadaan bank = 2020 Kg/B.M³
2020−1600
Swell =
2020
x 100%
= 21%
72
SWELL (%) LOAD FACTOR
20 0,833
25 0,800
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.5, 2015)
Dengan Swell yang didapat diatas adalah 21%, maka data dari tabel diinterpolasi.
Sehingga didapat Load Factor sebesar 0,826.
Tabel 4.13 Penentuan Fill Factor
Fill Factor
Material
% X Bucket Capacity
Sandy Clay 100 - 110
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 6.8, 2015)
Dari tabel diatas Fill Factor diambil sebesar 110 %.
B. Mencari Produksi Persiklus (q).
73
Tabel 4.15 waktu putar.
waktu
Sudut putar
putar
(derajat) (detik)
45 - 90 4-7
90 - 180 5-8
Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan
selama = 5 detik.
3. Mencari waktu putar (swing balik)
Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan
selama = 4 detik.
4. Mencari waktu buang.
Dari tabel di atas untuk waktu buang yang dilakulan pada pembuangan adalah = 3
– 5 detik, ditentukan selama = 3 detik.
5. Menghitung Waktu Siklus (Cm).
Cm= Waktu isi + Waktu swing + Waktu swing balik + waktu buang
=6+5+3+4
= 18 detik
Didapat waktu siklus excavator = 18 detik
74
D. Mencari Effesiensi Kerja
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali
dan tata laksana baik didapat = 0,81.
2. Menentukan Faktor Pengisian Bucket.
Material Factor
Berdasarkan tabel diatas, dengan kedalam gali optimum sedalam 6,63m dan rata-
75
rata galian sedalam 3,5m maka didapatkan persentasi galian
3,5
100 53
6,6 x =
% %
3
Selanjutnya dilakukan rumus interpolasi dari sudut 90⁰ dan kedalaman gali 53%
di dapat faktor swing sebesar 0,87.
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik didapat = 0,83
Operator Bagus
76
E. Mencari Kapsitas Produksi Excavator (Q).
q x 3600 x E
Q =
Cm
0,836 x 3600 x 0,585
=
18
= 97,83 LM³/jam
Jadi, Kapasitas Produksi Ideal Excavator yang di dapat = 97,83 LM³/jam.
77
= 5,806 LM³
Dari perhitungan di atas di dapat q = 5,806 LM³
Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi F = 65 m/menit.
Tabel 4.24 Kecepatan Mundur Bulldozer.
78
Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi R = 83,3 m/menit.
Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang
menggunakan torqflow = 0,05 menit.
79
Track Wheel
Operator
- Excellent 1 1
- Average 0.75 0.65
- Poor 0.6 0.5
Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis
track di dapat faktor sebesar = 1,20.
3. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility.
Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80.
4. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade.
80
Derajat pelaksanaan penggusuran Faktor Blade
Pengusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah
Ringan berpasir tidak dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile) 1,1 - 0,9
Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu
Sedang pecah 0,9 - 0,7
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah
Aagak sulit asli 0,7 - 0,6
Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka
diambil nilai sebesar 0,9
5. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency.
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83.
81
Kondisi Tata Laksana
Kondisi Pekerjaan
Baik sekali baik sedang buruk
Baik sekali 0.84 0.81 0.76 0.70
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali
dan tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81.
82
= 0,5
60
Q = q x x E
Cm
60
= 5,81 x x 0,5
1,15
= 151 LM³/jam
Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 151 LM³/jam.
83
= 7,026 x 100 % x 0,826
= 5,806 LM³
Dari perhitungan di atas di dapat q = 5,806 LM³
Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi F = 65 m/menit.
Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km.h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi R = 83,3 m/menit.
84
Mesin Waktu Ganti Porsenelling
Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang
menggunakan torqflow = 0,05 menit.
2. Menghitung waktu siklus (Cm).
85
7. Mencari faktor koreksi kondisi kerja material.
Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis
track di dapat faktor sebesar = 1,20.
8. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility.
Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80.
9. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade.
Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu
Sedang pecah 0,9 - 0,7
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah
Aagak sulit asli 0,7 - 0,6
Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka
86
diambil nilai sebesar 0,9
10. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency.
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83.
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali
dan tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81.
87
11. Menghitung faktor effesiensi.
60
Q = q x x E
Cm
60
= 5,81 x x 0,4
0,735
= 188 LM³/jam
Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 188 LM³/jam.
4.4 Hasil dan Pembahasan.
88
sama seperti dilapangan produktivitas ideal yang dihasilkan adalah 97,83 BM³/jam.
Berikut adalah tabel yang menunjukan perbandingan praktik dengan lapangan:
Tabel 4.44 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Exavator.
Volume Tanah Produktivitas
Jam Hari
(BM³) (BM³/jam)
89
sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 151 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut
tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori:
Tabel 4.45 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer.
Volume Tanah Produktivitas
Jam Hari
(LM³) (LM³/jam)
Pada pekerjaan timbunan tanah datang dengan volume 24,432 LM³, bulldozer
menghasilkan produktivitas sebesar 67,8 LM³/jam. Yang dapat diselesaikan dalam
waktu 46 hari kerja.
Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis bulldozer yang
sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 188 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut
90
tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori:
Tabel 4.46 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer.
Volume Tanah Produktivitas
Jam Hari
(LM³) (LM³/jam)
3.
4. (Sumber : Dokumen Pribadi. 2019)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan volume tanah yang signifikan dalam pengiriman ke
lapangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
91
a) Cuaca di lokasi quary, apabila terjadi hujan di lokasi quary maka galian
tanah tidak dapat dilakukan secara maksimal, dan akses menuju quary
tidak bisa dilalui Dumtruck apabila saat hujan.
b) Kerusakan alat excavator di lokasi quary.
c) Jumlah armada Dump Truck yang tersedia.
2. Produktivitas yang di dapat dari perhitungan teoritis dan lapangan adalah:
a) Lapangan
Excavator pekerjaan cutting = 71.3 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 86.26 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan tanah datang = 67.8 LM³/Jam.
b) Teori
Excavator pekerjaan cutting = 97.83 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 151 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan tanah datang = 188 LM³/Jam.
3. Waktu pekerjaan yang di dapat dari hasil teoritis dan lapangan adalah:
a) Lapangan
Excavator pekerjaan cutting = 10 Hari
Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 10 Hari
Bulldozer pekerjaan tanah datang = 46 Hari
b) Teori
Excavator pekerjaan cutting = 7 Hari
Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 6 Hari
Bulldozer pekerjaan tanah datang = 17 Hari
4. Selisih kapasitas produksi dan faktor efisiensi alat berat antara teoritis dan
lapangan sebagai berikut:
a) Selisih Kapasitas Produksi:
Excavator pekerjaan cutting = 26.53 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 64.74 LM³/Jam.
Bulldozer pekerjaan tanah datang = 120.2 LM³/Jam.
SARAN
Berdasarkan Analisa peneliti, ada beberapa hal yang harusnya dapat di siasati berikut ini
adalah saran dari peneliti:
93
1. Perlu adanya pengawasan pada tata laksana atau menejemen kerja di lapangan
lebih baik lagi.
2. Untuk mensiasati agar sesuai time schedule, maka harus memilih alat berat
yang kondisinya baik dan didukung oleh operator yang professional.
3. Membuat jam kerja excavator dan bulldozer per harinya dan target volume
yang harus dikerjakan per hari agar dapat diselesaikan dengan waktu yang
lebih cepat.
4. Memperbanyak jumlah volume tanah masuk perharinya ke lokasi proyek agar
dapat menambah hasil produktivitas alat berat.
DAFTAR PUSTAKA
94
Evilra Handayani., 2015. Efisiensi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan
Pembangunan TPA (Tempat Pemprosesan Akhir), Batang Hari.
Z.A Fikri, Budi Rahmawati, Ninik Paryati. Analisis Kapasitas Produksi Excavator
Pada Proyek Perumahan Pertamina Cibubur . Teknik Sipil Universitas Islam “45”
Bekasi.
Yogi Ramadhan., 2018. Optimalisasi Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Galian
Tanah, Graha raya.
Ika Aoliya., 2017. Analisa Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan Jalan Ruas
Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku Barat Daya.
Ir. Prijasambada, MM, MT., 2007. Peralatan Konstruksi
95