Anda di halaman 1dari 8

3.

Biaya marjinal jangka panjang (LMC) diukur berdasarkan


LMC = ∆LTC/∆Q = aẞQ ẞ-1 (w/r) r = ẞ (LTC/Q) = ẞ (LAC). Dengan demikian
LMC pada tingkat output 15.000.000 unit yang akan diproduksi oleh PT ABC pada
tahun 1997 berdasarkan perkiraan permintaan pasar adalah LMC = ẞ (LAC) =
0,7999(4.303) = Rp3442 per unit. Oleh karena LMC = Rp. 3442 per unit lebih kecil
daripada LAC = Rp. 4.303, berarti penambahan output masih akan menurunkan
baya rata rata jangka parjang (LAC). Besaran LMC = Rp. 3,442 per unit berarti
bahwa setiap penambahan output sebesar satu unit akan meningkatkan biaya
produksi total sebesar Rp. 3.442 per unit.

4. Elastisitas biaya total dari output (Ec) diukur berdasarkar:

E =%∆LTC / %∆Q = (∆LTC / LTC) / (∆Q / Q) = (∆LTC/∆Q) / (LTC / Q) = LMC / LAC


= ẞ (LAC) / LAC = ẞ, Dari fungsi Cobb-Doyglass di atas dìketahui bahwa ẞ =
0,7999, hal ini berart bahwa setiap peningkatan output sebesar 1% dart tingkat
produkst sekarang akan meningkatkan biaya total sebesar 0,7999%. Karena <1
maka dapat disimpulkan bahwa PT ABC sedang beroperasi pada skala usaha
yang ekonomis (economic of scale)

Dalam Tabel VI.25. PT ABC mampu menurunkan biaya rata rata perunit output
secara terus menerus sepanjang jalur perluasan usaha selama sembilan periode
itu. Selanjutnya kita dapat mengkaji pengalaman dari PT ABC dalam
meningkatkan efisiensi melalui kurva belajar (learning curve) atau kurva
pengalaman (experience curve).
Berdasarkan data tabel VI.25, yang disusun kembali dalam Tabel VI.28, kita dapat
mengkaji belajar atau kurva pengalaman dari PT ABC dalam menurunkan biaya
rata rata perunit (ATC) selama sembilan periode itu.

Tabel VI.28 Data untuk Keperluan Pendugaan


Kurva Belajar dari PT ABC

Periode Output Q (Ribu Output Kumulatif Q- Biaya total Biaya Rata


unit) kum (Ribu unit) TC (Rp rata ATC
Milyar) (Rp/Unit)
1 248 248 3.240 13.065
2 1.381 1.629 11.918 8.630
3 1.820 3.449 15.121 8.308
4 3.145 6.594 22.777 7.242
5 4.612 11.206 30.892 6.698
6 6.857 18.063 44.678 6.516
7 9.699 27.762 62.003 6.393
8 14.271 42.033 74.721 5.236
9 14.956 56.989 63.436 4.242
Kurva belajar dari PT ABC dapat digunakan menggunakan model regresi linear
logaritma antara variabel logaritma biaya rata-rata per unit (ATC) sebagai variabel 
tak bebas  (dependent variable) dan variabel logaritma output kumulatif (Q-kum)
sebagai variabel bebas (independent variable). Agar pendugaan kurva belajar
dapat dilakukan maka data dalam tabel VI.28 perlu ditransformasikan dalam
logaritma seperti ditunjukkan dalam tabel VI.29,serta ringkasan hasil perhitungan
menggunakan kan komputer ditunjukkan dalam tabel VI.30

Tabel VI.29 Penyusunan Data untuk Pendugaan


Kurva Belajar dari PT ABC
Periode Output Biaya Rata- In Q-kum In ATC
Kumulatif Q- rata ATC
kum (Ribu (Rp/unit)
Unit)
1 248 13.065 5.513429 9,477692
2 1.629 8.630 7,395722 9,063000
3 3.449 8.308 8,145840 9,024974
4 6.594 7.242 8,793915 8,887653
5 11.206 6.698 9,324205 8,809564
6 18.063 6.516 9,801621 8,782016
7 27.762 6.393 10,231423 8,762959
8 42.033 5.236 10,646210 9,563313
9 56.989 4.242 10,950614 8,352790

Tabel VI.30 Ringkasan Hasil Perhitungan Komputer


Untuk Data dalam Tabel VI.29

Ringkasan Perhitungan Komputer untuk Pendugaan Kurva Belajar/


Pengalaman Penurunan Biaya Rata-rata dan PT ABC selama periode 1988-1996
Menggunakan Model Regresi Logaritma (Cobb-Douglas)

Dependent Variabel in ATC F(DF = 1 ; 7) 1035520

Observations 9 PROB 0.0000

R-SQUARE 0.9367

VARIABLE REGRESSION STANDARD T(DF = 6) PROB


COEFFICIENT ERROR

In Q-Kum -0,1772 0,0174 -10.1760 0,0000

Intercept 10.4494
(Constant)
Dari hasil perhitungan  dalam tabel VI.30 dapat dibentuk persamaan kurva
belajar atau kurva pengalaman dari PT ABC dalam menurunkan biaya rata-rata
per unit selama 9 periode, yaitu :
In ATC = 10,4494 – 0,1772 In (Q-kum) atau
ATC = (2,71828) 10.4494 (Q-kum) -0,1772
ATC = 34523,4116 (Q-kum) -0,1772

Dari persamaan kurva belajar di atas, kita dapat menduga biaya rata-rata per
unit pada tingkat output kumulatif tertentu. sebagai misal PT ABC sesuai
dengan perkiraan permintaan pasar akan memproduksi output sebesar
15.000.000 unit (Q = 15.000) pada periode ke-10,  hal ini berarti output
kumulatif dari PT ABC sejak periode 1 sampai 9 adalah output kumulatif pada
periode 9 ditambah output yang diproduksi pada periode ke-10 yaitu :
56.989.000 + 15.000.000 = 71.989.000 unit (Q-kum = 71.989, dalam satuan ribu
unit).Dengan mensubstitusikan angka Q-kum = 71.989  ke dalam  persamaan
kurva belajar, maka diperoleh

ATC = 34523,4116 (Q-kum) -0,1772


ATC = 34523,4116 (71.989) -0,1772 = 4758 (Dibulatkan)

   Dengan demikian kita dapat menduga bahwa pada periode ke-10 apabila PT
ABC akan memproduksi output sebesar 15.000.000 unit, maka Berdasarkan
pengalaman  selama periode 1 sampai periode 9 diperkirakan biaya rata-rata
akan menjadi Rp. 4.758 per unit.

   Kurva belajar sering dinyatakan dalam bentuk persentase penurunan biaya


rata-rata apabila output kumulatif digandakan 2 kali. untuk mengetahui
persentase penurunan biaya rata-rata apabila output kumulatif digandakan,
maka kita perlu memilih dua tingkat output kumulatif dari PT ABC, Katakanlah
pada output kumulatif periode 7 sebesar 27.762 dan output kumulatif setelah
digandakan dua kali menjadi 55.524  yang dicapai pada periode 9 (Q-kum pada
t periode 9 = 56.989)

Pada tingkat output kumulatif sebesar 27.762 unit,  maka perkiraan ATC adalah:
 ATC = 34523,4116 (27.762) -0,1772 = Rp. 5633 (dibulatkan)

Pada tingkat output kumulatif sebesar 55.524,  maka perkiraan ATC adalah : 
ATC = 34523 ,4416 (55.524) -0,1772 = Rp. 4982 (dibulatkan)

   Dengan demikian biaya rata-rata pada output kumulatif sebesar   55524 yang
dicapai pada periode 9 adalah sebesar Rp 4982 per unit. apabila biaya rata-rata
ini dibandingkan terhadap keadaan periode 7 di mana output kumulatif adalah
setengahnya yaitu 72762 unit dengan biaya rata-rata Rp 5633 per unit atau
setara dengan 100%, maka biaya rata-rata per unit pada periode 9 adalah
setara dengan (4982 / 5663) x  100% = 87,97 %.Hal ini berarti pengalaman PT
ABC selama periode 7 sampai periode 9 telah mampu menurunkan biaya rata-
rata sebesar 100% dikurang 87,97% = 12,03 %, ketika output kumulatif
meningkat sebesar 100% (dgandakan dua kali)
6,7 Evaluasi Sistem Biaya Perusahaan

Untuk keperluan evaluasi sistem biaya perusahaan, kita membutuhkan suatu


standar penilaian. standar merupakan indikator dimana suatu kinerja dapat
dinilai. standar untuk mengukur efektivitas dari suatu program dapat terdiri dari
sekumpulan indikator pengukuran terhadap hasil-hasil dari program itu. dalam
konteks pengukuran efektivitas program reduksi biaya terus menerus, kita dapat
menggunakan indikator utama, yaitu :  biaya standar dan varians ( variance)
dan (2)  biaya kegagalan ( internal dan eksternal )  dalam konsep biaya kualitas.

 konsep biaya standar ( standard cost )  dan varians (Variance )

Biaya standar merupakan biaya per unit yang harus disediakan oleh
perusahaan untuk membuat suatu unit produk ( barang dan atau jasa ).
perusahaan biasanya menggunakan biaya-biaya standar untuk material, tenaga
kerja langsung, dan variable overhead (overhead). 

Varians  merupakan selisih di antara biaya aktual dan biaya standar, yang
dalam konteks program reduksi biaya terus-menerus perlu dihitung untuk
menyelidiki lebih lanjut Mengapa terjadi penyimpangan itu, Siapa yang
bertanggung jawab atas penyimpangan itu, dan bagaimana upaya untuk
menyelesaikan masalah penyimpangan itu, penyimpangan merupakan
masalah, dan pemborosan selalu ada dalam setiap masalah yang tidak
diselesaikan. apabila biaya aktivitas aktual (actual job costs)  lebih besar
daripada biaya standar (standard cost), maka disebut unfavorable variance.
Perbedaan yang besar ( melewati batas toleransi yang ditetapkan manajemen)
di antara biaya aktual dan biaya standar (actual and standard costs)
membutuhkan penyelidikan untuk menemukan akar penyebab masalah dan
menyelesaikannya.

 penyebab-penyebab yang mungkin terjadi antara lain :


 Biaya material yang tinggi (high material costs) dapat disebabkan oleh
scrap atau penyusutan material yang tidak normal dalam produksi,
substitusi menggunakan material berharga lebih tinggi.  purchase price
variance (PPV)  mengukur perbedaan di antara biaya aktual dan biaya
standar untuk material. Unfavorable PPV berarti  bahwa biaya aktual
material lebih tinggi daripada yang diharapkan.  perbedaan yang besar
harus diselidiki ya akar penyebabnya dan dilakukan tindakan koreksi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah itu.

 biaya tenaga kerja yang tinggi (high labor costs) Dapat disebabkan oleh
pekerjaan ulang ( rework),  operasi-operasi tambahan yang tidak
diantisipasi untuk melakukan perbaikan terhadap item-item yang gagal,
tambahan jam kerja untuk memproduksi ulang parts  pengganti, tingkat
efisiensi yang rendah sehingga menggunakan lebih banyak jam kerja
daripada yang direncanakan atau diarahkan. perbedaan yang besar
harus diselidiki akar penyebabnya dan dilakukan tindakan korektif
untuk menghilangkan akar penyebab masalah itu.
 Biaya overhead yang tinggi (high overhead costs)Dapat disebabkan oleh
alasan-alasan yang sama untuk biaya tenaga kerja yang tinggi. karena
overhead cost dialokasikan berdasarkan labor or machine time.

Pada situasi lain dapat terjadi bahwa biaya material, tenaga kerja, atau
overhead yang aktual adalah lebih kecil daripada biaya standar yang
diharapkan. variasi dalam situasi ini disebut favorable variances.  keadaan ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

 Pekerja mungkin menghasilkan produk dengan menggunakan lebih sedikit


jam kerja daripada standar yang ditentukan atau diharapkan, sehingga
menghasilkan favorable variance. jika overhead charges  berdasarkan
pada labor hours, maka akan menghasilkan juga favorable overhead
variance.

 lebih sedikit material yang dikonsumsi karena scrap lebih sedikit, sehingga
Hasil adalah lebih baik daripada yang diharapkan.

 favorable purchase price variance terjadi apabila material dibeli pada


tingkat harga di bawah biaya standar (standard cost).

bagaimanapun juga biaya aktual yang rendah ( low actual cost)  mungkin
merendahkan adanya kegagalan dalam pelaporan, misalnya :  material atau
tenaga kerja dibebankan pada nomor pesan yang salah. dengan demikian
favorable variance dapat membantu mengidentifikasi masalah akurasi laporan
kinerja biaya,  misalnya :  ketiadaan pelaporan atau kehilangan transaksi,
meskipun Hal ini dapat menjadi lebih sulit untuk mendeteksi dan
membetulkannya

 Sebagai contoh perhatikan data hipotesis biaya dalam tabel VI.31

Tabel VI.31 Biaya Variabel Standar (Standard Variabel Costs)

Faktor Biaya Kualitas x Harga = Biaya Standar


Standar Standar
Tenaga Kerja langsung 0,5 jam $6.00 $3.00
Material 20 unit $0.10 $2.00
Variabel Overhead 0,5 jam $2.00 $1.00
Biaya Varuabel Standar Total Perunit $6.00

Hasil aktual :
Output yang diproduksi : 1000 unit
Tenaga kerjalangsung (480 jam pada $6.10 perjam) : $2.928
Material yang dibeli (23.000 unit) $2.415 (Harga per Unit = $2,415 / 23000 = $0,105)
Material yang digunakan untuk memproduksi output 1000 unit adalah 19.500
Variabel Overhead yang dikeluarkan $980

Berdasarkan data biaya dalam tabel VI.31,  dapat dilakukan perhitungan yang
varian sebagai berikut : 
Faktor  biaya tenaga kerja langsung
(1)  biaya aktual tenaga kerja langsung = kuantitas aktual input tenaga kerja
dikali harga aktual input tenaga kerja = 480 jam x $6.10 /jam = $2928
(2) Biaya standar tenaga kerja langsung = (kuantitas aktual produksi x
standar tenaga kerja per unit) x harga standar input tenaga kerja =(1000
unit x 0,5 jam  perunit) x $6.00 per jam = 500 jam x $6.00/jam = $3.000
(3) Biaya varians total untuk Info tenaga kerja langsung = biaya aktual -biaya
standar = (1).(2) = 2928 - 3000 = -$72. (Favorable variance, karena biaya
aktual lebih rendah daripada biaya standar) catatan :  nilai penyimpangan
biaya negatif menunjukkan bahwa biaya aktual lebih kecil daripada biaya
standar.

Pertanyaan lebih lanjut tentang biaya variabel total sebesar -$72  adalah
Mengapa terdapat perbedaan? dan siapa yang seyogianya bertanggungjawab
terhadap perbedaan itu?  untuk menjawab pertanyaan tentang adanya 
perbedaan antara biaya aktual dan biaya standar ini maka kita dapat memecah
biaya total varians dalam  dalam poin 3 di atas ke dalam dua bagian,  yaitu ; 
perbedaan dalam harga input dan perbedaan dalam kuantitas penggunaan
input itu, sehingga manajer bisnis dan industri dapat melakukan pengendalian
biaya secara efektif terhadap harga input dan kuantitas penggunaan input.

 perhitungan lanjutan untuk price variance dan quantity variance terhadap input
tenaga kerja langsung, dilakukan sebagai berikut

(4)   labor rate (price) variance = kuantitas aktual input tanaga kerja x (harga
aktual input tenaga kerja - harga standar input tenaga kerja) = 480 jam x
($48 (unfavorable variance, karena biaya aktual lebih besar dari pada
biaya standar).Catatan : nilai penyimpanan biaya positif menunjukan
bahwa biaya aktual lebih besar daripada biaya standar.
(5) Labor efficiency (quantity) variance = harga standar input tenaga kerja x
(kuantitas aktual input tenaga kerja - kuantitas standar input tenaga kerja)
= $6.00/jam x (480 jam -500 jam) = $6.00/jam x (-20 jam ) = -120
(favorable variance, karena biaya aktual lebih kecil daripada biaya
standar).

Apabila informasi tentang biaya tenaga kerja langsung di atas dikumpulkan,


maka akan tampak seperti dalam tabel VI.32
Tabel VI.32 Evaluasi Biaya Tenaga Kerja Langsung
(Berdasarkan Data Dalam Tabel VI.31)

N Deskripsi Nilai Nilai Status Gejala


o Absolut Persentase (indikasi)
dan
Budaya
Standar

1 Biaya Standar 3000 100,0

2 Biaya Aktual 2928 97,6

3 Biaya Variance 72 2,4 Favotable Biaya Aktual


Total lebih kecil
Variance daripada
besar
standar

4 Labor rate 48 1,6 Unfavotabl Harga


variance e Budget aktual input
(rate) lebih tinggi
Variance daripada
harga
standar

5 Labor efficiency 120 4,0 Favotable Tingkat


variance Effeciency penggunaan
Variance aktual input
lebih kecil
daripada
standar

Manajer bisnis dan industri harus memberikan fokus perhatian pada


unfavorable variance, guna menyelidiki akar penyebab dan mengambil tindakan
korektif untuk menghilangkan akar penyebab dari unfavorable variance itu

Variance dan  evaluasi kinerja biaya

  Mengisolasikan varians Seperti dikemukakan dalam tabel VI.32, merupakan


langkah pertama menuju penyediaan informasi untuk evaluasi kinerja biaya
dalam  program reduksi biaya terus menerus, faktor penting dan relevan untuk
mengevaluasi kinerja biaya adalah komitmen manajemen yang diwujudkan
melalui tanggung jawab untuk biaya itu serta mampu mengendalikan biaya itu,
pengkuantifikasian pengaruh  perbedaan harga dan  kuantitas adalah tidak
sama dengan identifikasi (upaya menemuan) penyebab dan tanggung jawab
untuk perbedaan antara biaya aktual dan biaya standar itu.

Mengetahui bahwaa pekerja dibayar lebih atau kurang daripada harga standar, 
atau pekerja lebih atau kurang dari pada jam kerja standar, tidak menerangkan
mengapa varians itu terjadi.

Anda mungkin juga menyukai