Anda di halaman 1dari 5

Rafika Putri 1914314201058 (diagnostik an penatalaksanaan)

Diagnostik TB paru dan Penatalaksanaan

berdasarkan:

1. Gejala klinik
2. Pemeriksaan fisik
3. Bakteriologik
4. Radiologik
5. Pemeriksaan penunjang lain

A. Gejala Klinik
1. Gejala respiratorik :
a) batuk > 2 minggu
b) Batuk darah
c) Sesak napas
d) Nyeri dada

2. Gejala Sistemik:
a) Demam
b) Malaise
c) Keringat malam
d) Anoreksia
e) Berat badan menurun

3. Gejala Tuberkulosis Ekstra Paru


Tergantung bagian organ tubuh yang terdampak:
a) Limfadenitis tuberkulosa (Kelenjar getah bening)
b) Meningitis tuberkulos (peradangan pada selaput otak)
c) Pleuritis tuberkulosa(rongga dada)
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pada pleuritis TB tergantung dari jumlah cairan di rongga pleura
2. Pada perkusi pekak ,auskultasi suara napas melemah sampai hilang
3. pada limfadenitis TB ,pembesaran kgb leher ,ketiak dapat menjadi “cold abscess”

C. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Bahan pemeriksaan
a) Dahak
b) Cairan pleura
c) Bilasan bronkus
d) Bilasan lambung
e) Liquor cerebrospinalis
f) Jaringan (biopsi/BJH)

2. Pemeriksaan bakteriologik Cara pengumpulan dan pengambilan bahan


a) Dahak 3 kali (SPS)
b) Cairan ditampung dalam pot
c) Jaringan/BJH ,dibuat sediaan apus ditambahkan NaCl 0,9% 5 ml

D. Pemeriksaan Radiologik
1. Foto toraks PA
2. Foto lateral
3. Top lordotik
4. CT Scan foto toraks pada TB :multiform

Pemeriksaan radiologic

1. Gambaran lesi aktif :


a. Bayangan berawan segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen superior
lobus bawah
b. Kaviti lebih dari satu dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular
c. Bercak milier
d. Efusi pleura unilateral/bilateral
e. Fibrotik
f. Kalsifikasi
g. Penebalan pleura (schwarte)

2. Lesi minimal :
Bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru ,luas tidak lebih dari sela iga
2 depan
3. Lesi luas : bila proses lebih luas dari lesi minimal

E. Pemeriksaan penunjang lain


1. Analisa cairan pleura :
- Rivalta +
- Sel limfosit >>
- Glukosa rendah
2. Pemeriksaan histopatologis jaringan
3. Pemeriksaan darah : LED meningkat proses aktif
4. Uji tuberkulin : bermakna bila konversi,bula kepositifan besar sekali
F. PENGOBATAN TB PARU
1. Pengobatan TB paru terbagi atas 2 fase :
a) Fase intensif (2-3 bulan)
b) Fase lanjutan (4-7 bulan)

2. Obat yang dipakai :


a. Lini 1 (obat utama)
1) Rifampisin (R)
2) INH (H) - Piazinamid (Z)
3) Etambutol (E)
4) Streptomisim (S)
Kemasan
Obat tunggal :
- Disajikan secara terpisah masing-masing R,H,Z,E,S
- Obat kombinasi dosis tetap (FDC =Eixed Dose Combination)

b. Lini 2 (obat tambahan)


c. Lini 1 - Rifampisin (R) - INH (H) - Piazinamid (Z) - Etambutol (E) -
Streptomisim (S) Kemasan - Obat tunggal : disajikan secara terpisah masing-
masing R,H,Z,E,S - Obat kombinasi dosis tetap (FDC =Eixed Dose
Combination)

G. EVALUASI PENGOBATAN
1. Evaluasi klinik
2. Evaluasi bakteriologik
3. Evaluasi radiologic
4. Evaluasi efek samping obat
5. Evaluasi keteraturan berobat

1.1 Evaluasi klinik


- Pasien dievaluasi tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama selanjutnya tiap 1 bulan
- Respon pengobatan dan efek samping serta komplikasi Dinilai : keluhan, berat
badan ,pemeriksaan fisik

1.2 Evaluasi bakteriologik


(0-2-6/9 bulan pengobatan)
- Mendeteksi konversi sputum
- Kultur(biakan) dan resistensi

1.3 Evaluasi radiologik


(0-2-6/9 bulan pengobatan)
- Sebelum pengobatan
- Setelah 2 bulan pengobatan
- Akhir pengobatan

1.4 Evaluasi efek samping


- Awal pengobatan periksa fungsi hati, fungsi ginjal ,darah lengkap
- Fungsi hati : SGOT,SGPT,bilirubin fungsi ginjal : ureum kreatinin gula darah,
asam uraT
- Uji visus dan buta warna
- Uji keseimbngan dan audiometri

1.5 Evaluasi keteraturanberobat


- Penyuluhan dan pendidikan kesehatan
- Ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya resistensi Kriteria sembuh -
BTA mikroskopik 2kali negatif ,pada fase intensif dan akhir pengobatan - Foto
toraks serial stabil - Biakan sputum negative

H. Kriteria sembuh
- BTA mikroskopik 2kali negatif ,pada fase intensif dan akhir pengobatan
- Foto toraks serial stabil
- Biakan sputum negatif

Anda mungkin juga menyukai