Anda di halaman 1dari 36

Co-Asistensi Bidang Penyakit Dalam dan Patologi Klinik

“Interpretasi Hasil Pemeriksaan Darah dan Urin”

AZIZAH RESKI RAY AYU

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2020
A. Interpretasi Pemeriksaan Urin

Berat jenis rendah mengalami gangguan regulasi reabsorbsi di tubulus

sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi zat-zat tertentu pada tubulus proksimal,

lengkung henle, tubulus distal atau tubulus kolektivus, yang menyebabkan zat-zat

yang dieksresikan akan berkurang dan berat jenis urin menjadi lebih rendah.

Apabila berat jenis tinggi menunjukkan pekatnya urin. Berat jenis sangat erat

berhubungan dengan diuresis, makin besar diuresis makin rendah berat jenis dan

begitu sebaliknya. Hal ini terjadi karena berat jenis sangat tergantung pada

kandungan benda-benda padat dan besar volume urin (Damayanti et al ., 2015).

Range normal pada pH urin anjing maupun kucing 6.0-7.5. Pada saat pasien

menderita penyakit, maka pH urin menjadi asam. Pada saat pH urin berubah

menjadi asam tanda adanya abnormalitas atau kelainan yang terjadi karena ginjal

mengimbangi efek perubahan pH di dalam tubuh (Rizzi, 2014).

Kristal yang terbentuk pada pH urin basa kalsium oksalat dan struvit. Kedua

kristal tersebut dapat dijumpai pada urin dari setiap pH. Ketika pH urin basa,

fosfat menjadi lebih tersedia untuk pembentukan kristal struvite dan struvite

menjadi kurang larut. Selain itu, pH urin yang tinggi akan menurunkan solubilitas

magnesium ammonium fosfat dan meningkatkan terbentuknya presipitasi kristal

struvite. Ketika konsentrasi fosfat, magnesium, dan ammonium meningkat di urin,

supersaturasi terjadi dan membentuk kristal dan urolit (Fossum, 2002).

Proteinuria (adanya protein dalam jurnlah yang, dapat terdeteksi) biasanya

menjadi petunjuk adanya luka pada membran glomerulus sehingga terjadi filtrasi
atau lolosnya molekul protein ke dalam air kemih. Protenuria pada kucing selalu

dihubungkan mengalami hemoragik akibat dari trauma maupun adanya inflamasi

dan periuria pada kucing.

Protein dalam urin tinggi dapat dihubungkan pada temuan klinis ada yang

mengalami hematuria dan periuria, warna urin kuning muda dan merah, turbiditas

keruh dan agak keruh, terdapat kristal kalsium oksalat dan struvit yang abnormal

menyebabkan kucing mengalami hemoragik akibat dari trauma maupun inflamasi

dari kristal ini sehingga kucing mengalami cystitis (Nelson 2003).

Normalnya pada pemeriksaan dipstik pada panel darah terdapat negatif

namun, pada penderita cystitis akan menimbulkan positif pada panel

darah.Penyebab reaksi darah positif pada dipstik akibat dari trauma maupun

patologis, adanya peradangan, urolitiasis dan penyakit infeksi saluran

perkencingan. Sampel positif tersebut dapat dihubungkan dengan tabel rekam

medis dimana sampel tersebut temuan klinis mengalami hematuria, warna urin

merah, turbiditas agak keruh sampai sangat keruh, pemeriksaan mikroskopis

kristal abnormal dan jumlah eritrosit abnormal akibat dari kucing mengalami

trauma dan penyakit infeksi saluran perkencingan (Galgut, 2013).

Kristal struvit dengan jumlah tertentu akan ditemukan pada setiap urin

hewan karena merupakan hasil metabolisme normal zat-zat sampah didalam tubuh.

kucing yang diberi pakan kering secara terus-menerus akan meningkatkan

terjadinya penyerapan Mg dan mineral-mineral lainnya. Kristal ini yang akan

menyebabkan obstruksi vesica urinaria dan kelukaan pada uretra dan ureter. Hal
tersebut dapat menyebabkan keradangan pada vesica urinaria sehingga

membengkak. obstruksi akibat kristal menyebabkan kucing mengalami disuria

hingga hematuria. Obstruksi tersebut juga menyebabkan edema pada uretra dan

vesica urinaria. Infeksi bakteri dapat meningkatkan pembentukan struvite urolit

karena bakteri yang menginfeksi memproduksi urease sehingga akan

meningkatkan pH urin menjadi basa. Urease merupakan enzim yang dalam

keberadaannya di air akan menghidrolisis urea dan menghasilkan ion ammonia

dan karbonat sehingga konsentrasi kedua ion tersebut meningkat. Ammonia

bergabung dengan air atau ion hidrogen untuk membentuk ion ammonium. Ion

ammonium di urin akan menyebabkan pH urin yang tinggi. Ketika pH urin basa,

fosfat menjadi lebih tersedia untuk pembentukan kristal struvite dan struvite

menjadi kurang larut. Selain itu, pH urin yang tinggi akan menurunkan solubilitas

magnesium ammonium fosfat dan meningkatkan terbentuknya presipitasi kristal

struvite. Ketika konsentrasi fosfat, magnesium, dan ammonium meningkat di urin,

supersaturasi terjadi dan membentuk kristal dan urolit (Fossum, 2002).

Adanya kristal kalsium oksalat pada lumen tubulus ginjal menyebabkan sel-

sel ginjal menjadi rusak dan mengalami kematian. Hal ini menyebabkan fungsi

ginjal menjadi terganggu, sehingga regulasi air juga terganggu. Ginjal

mengkompensasi kondisi tersebut dengan meningkatkan volume urin yang

dieksresikan yang diikuti dengan menurunnya berat jenis urin, serta menyebabkan

peningkatan konsumsi air. Pengukuran volume urin bermanfaat untuk menentukan

adanya gangguan faal ginjal dan kelainan dalam keseimbangan cairan tubuh.
Terbentuknya kristal oksalat terjadi pada urin yang bersifat asam dan jika

kucing memiliki kandungan kalsium yang tinggi di dalam darah. Penyebabnya

biasa karena pakan yang tinggi kalsium, protesodium atau vitamin D. Beberapa

penyakit seperti hiperparathiroidism, kanker dapat menyebabkan kristal oksalat

lebih mudah berkembang. Kristal oksalat juga sering terjadi pada kucing dengan

kadar kalsium darah normal (Nash 2008).

Kristal sistin yang terdapat pada sampel tersebut masih normal 0-1 HPF. Jika

kristal yang abnormal menunjukkan kelainan pada metabolik (Schendel, 2015).

Eritrosit yang terdapat <5HPF terjadi abnormal pada kucing penderita cystitis.

Hematuria terjadi ketika terdapat eristrosit >5 HPF. Jika eritrosit terlihat dalam

sedimen maka bantalan dipstik mengalami reaksi positif sedangkan hemoglobin

dan mioglobin menyebabkan perubahan warna menyebar padat. Lisis pada eritrosit

dapat terjadi dalam sampel urin yang telah terkonsentrasi atau pada sampel urin

alkali atau basa (Galgut, 2013).

Nilai Nilai Normal


Normal (terjadi
Test Temuan Klinis
pada peningkatan) pada
Kucing kucing
Anemia Hemolitik,
Bilirubin Negatif Positif
Penyakit Hepatobiliary
Urobilinogen 0,1 - 1,0 Positif Peningkatan ekskresi
Ehrlich unit urobilinogen urin mungkin
per dl urin. disebabkan oleh kelainan
hati, saluran empedu atau
proses hemolisa yang
berlebihan di dalam tubuh
Oxyglobin, sedikit
meningkat dengan urin
Positif dan
Ketone Positif yang sangat pekat dan tidak
Negatif
bereaksi dengan Beta
hidroksibutirat.

Darah Negatif Positif Adanya darah dalam urin.

Adanya peradangan atau


Protein Negatif Positif infeksi, protein kehilangan
nefropati dan pendarahan.
Adanya infeksi pada
Nitrit Negatif Positif
saluran perkemihan.
Adanya infeksi bakteri
Leukosit Negatif Positif ataupun peradangan pada
sistem perkemihan.
Adanya diabetes mellitus,
tres hiperglikemia,
Hiperadrenokortisisme,
Glukosa Negatif Positif
Penyakit tubular ginjal,
Glikosuria ginjal primer
dan Sindrom Fanconi.
Transient setelah makan,
adanya bakteri penghasil
Terjadi urease,adanya asidosis pada

Ph 6.0 - 7.5. Peningkatan tubulus ginjal (dini);


alkalosis metabolik dan
Diet kaya sayuran.
Terjadi Adanya asidosis metabolik,
asidosis tubulus ginjal,
gangguan metabolisme
Penurunan hipokloremik alkalosis
(tidak umum), dan
hipokalemia,

Fisik
Normal Perubahan Interpretasi Perubahan
Sampel
Karena kucing mengalami
Merah
hematuria
Urine normal
Merah Kecoklatan
berwarna kuning Karena kucing mengalami
Hemoglobinuria,
muda, kuning, Methemoglobin
Warna mioglobinuria
atau kuning Adanya infeksi infeksi
Coklat Kuning/
warna bilirubin dan bakteri
Hijau Coklat
Pseudomonas
Orange/Bilirubinu Adanya peningkatan
ria bilirubin dalam urin
Adanya infeksi saluran
Bau yang tidak
kemih oleh bakteri
menyengat
Berbau pekat penghasil urease akan
Bau karena asam
amoniak menghasilkan hidrolisis
lemak yang
urea dan pelepasan
mudah menguap
amoniak.
Turbilditas Bersih dan Normal jika tidak ada
transparan kelainan makroskopik atau
Keruh
mikroskopis lainnya dan
sering kali akibat kristaluria
Sangat Keruh Berlebihnya jumlah sel
darah merah, sel darah
putih, atau sel epitel dalam
urin.

B. Interpretasi Hematologi Darah

1. HCT

HCT adalah persentase darah yang terdiri dari eritrosit. Penghitung sel

elektronik menghitung hematokrit menggunakan rumus ini: (MCV × RBC) /

10 = HCT, di mana HCT adalah hematokrit, MCV adalah volume korpuskular

rata-rata (dalam femtoliter [fL]), dan RBC adalah jumlah eritrosit (× 106 / fL).

Asalkan pembacaan Hb (hemoglobin) akurat (yaitu, tidak ada gangguan dari

hemolisis, lipemia, badan Heinz, dan lain-lain), HCT = Hb × 3. Interval

Referensi (Normal) untuk anjing: 36% -60% dan kucing: 29% -48% (Cohn

dan Cote, 2020).

a. Penyebab Tingkat Tinggi Yang Tidak Normal Eritrositosis akibat

perkembangbiakan (sighthound), dehidrasi, kontraksi limpa


("polisitemia relatif"), hipoksemia, produksi eritropoietin

independen (mis., Neoplasia ginjal), atau polisitemia vera

(penyakit mieloproliferatif eritrosit atau eritrositosis absolut

primer) (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Tingkat Rendah Yang Tidak Normal Anemia,

overhidrasi (Cohn dan Cote, 2020).

2. TP

Total protein adalah kombinasi berbagai protein yang sebagian besar

diproduksi oleh hati (Tighe dan Brown, 2015):

a. Albumin dan globulin dapat diukur menggunakan plasma

b. Fibrinogen dan zat lain yang dikonsumsi oleh pembentukan

gumpalan tidak diukur saat menggunakan serum. Kelainan

menunjukkan penyakit pada jaringan yang bertanggung jawab

untuk sintesis protein, katabolisme, dan kehilangan

c. Total plasma atau serum protein diukur dalam gram per desiliter

(g / dL) (g / L)

d. Biasanya diukur dengan refraktometer atau penganalisis kimia

otomatis

e. Dipengaruhi oleh status hidrasi pasien

f. Konsentrasi tinggi: dehidrasi, respon inflamasi, neoplasia, dan

mioma multiple

g. Konsentrasi rendah: kehilangan protein atau hemodilusi


3. Retikulosit

Retikulosit adalah prekursor eritroid yang telah mengeluarkan nukleusnya

dan memiliki volume yang lebih besar, lebih banyak ribosom dan RNA, dan

lebih sedikit hemoglobin daripada eritrosit dewasa (yaitu, eritrosit yang belum

matang). Nama berasal dari retikulum yang terbentuk setelah RNA

diendapkan oleh pewarna supravital (misalnya, biru metilen baru) (Cohn dan

Cote, 2020).

a. Referensi normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Anjing: (non anemia): <80-95 × 103 retikulosit / mcL

(atau × 109 / L)

- Kucing: (non anemia): <60 × 103 retikulosit / mcL (atau ×

109 / L)

b. Penyebab Tingkat Tinggi Yang Tidak Normal

Anemia regeneratif akibat kehilangan darah atau hemolisis adalah

penyebab retikulositosis yang paling umum. Retikulosit yang

meningkat tanpa adanya anemia dapat menunjukkan respon

kompensasi untuk hipoksia atau hemolisis derajat rendah. Namun,

retikulositosis tanpa anemia semakin dikaitkan dengan terapi obat

(misalnya, glukokortikoid, NSAID) atau suplemen makanan

(misalnya glukosamin, asam lemak omega-3) yang merangsang

eritropoiesis (Cohn dan Cote, 2020).

c. Penyebab Tingkat Rendah Yang Tidak Normal Anemia


nonregeneratif atau onset anemia baru-baru ini (≈3-7 hari

diperlukan untuk respon regenerative (Cohn dan Cote, 2020).

4. Platelet

Platelet adalah fragmen sitoplasma anuklir dari megakariosit sumsum

tulang pada mamalia; berinti pada spesies non-mamalia (Tighe dan Brown,

2015):

a. Bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna

b. Pada mamalia, sitoplasma biasanya berwarna biru pucat,

bentuknya bervariasi, dengan proyeksi berserabut saat diaktifkan.

Sebagian besar spesies mungkin memiliki butiran yang kurang

lebih jelas, yang biasanya berwarna ungu kemerahan

c. Trombosit dari kuda memiliki kecenderungan untuk tidak

menodai warna secemerlang spesies lain

d. Trombosit dari spesies non mamalia biasanya lebih lonjong

daripada bulat; biasanya lebih kecil dari sel darah merah; dengan

sitoplasma yang hampir jernih dan tidak berwarna; dan mungkin

memiliki vakuola dan butiran sitoplasma

e. Dapat ditemukan dalam gumpalan (terutama pada kucing)

f. Trombosit (trombosit) merupakan komponen penting dari

hemostasis
g. Angka "adekuat" adalah bidang subyektif yang bervariasi menurut

laboratorium dan hanya bermakna jika pasien tidak mengalami

perdarahan samar atau jelas

h. Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit, akibat

berbagai penyebab primer dan sekunder dengan kemungkinan

manifestasi klinis yang umum. Contoh: trauma dan perdarahan

terkait, keracunan rodentisida, yang dimediasi oleh kekebalan,

efek samping pengobatan, neoplasma, dan agen infeksius. Contoh

yang lain termasuk Babesia, Ehrlichia, Haemobartonella,

Rickettsia, Toxoplasma, feline leukemia virus (FeLV), feline

infectious peritonitis, dan feline immunodeficiency virus. Pada

mamalia, umumnya jumlah trombosit <100.000 / uL adalah

bendera merah; bila <20.000 sampai 50.000 / uL, perdarahan

spontan bisa terjadi

i. Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit biasanya

melebihi 1.000.000 / uL. Biasanya bersifat esensial (idiopatik,

perdarahan primer)

j. Trombositemia adalah jumlah trombosit kronis dan sangat tinggi

yang disebabkan oleh kelainan sumsum tulang.

- Trombositosis reaktif (sekunder): gejala sisa sementara

trauma, splenektomi, pengobatan spesifik, dan berbagai

penyakit yang tidak berasal dari sumsum tulang


- Trombositosis fisiologis umumnya disebabkan oleh

pergerakan trombosit dari kolam penyimpanan (misalnya,

limpa) sebagai akibat dari stres dan olahraga.

5. WBC

White blood cell mengacu pada sel darah yang dapat dikategorikan

sebagai granulositik (neutrofil, eosinofil, dan basofil) atau mononuklear

(limfosit dan monosit). Leukositosis menunjukkan peningkatan di atas interval

referensi; leukopenia menunjukkan penurunan di bawah interval referensi.

Interval referensi (normal) untuk anjing: 6-17 × 103 leukosit / mcL; kucing: 6-

19 × 103 leukosit / mcL (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Leukositosis biasanya disebabkan oleh peningkatan neutrofil

(neutrofilia) atau limfosit (limfositosis). Leukositosis tidak secara

otomatis sama dengan peradangan. Leukogram stres (karena

pelepasan kortisol) sering terjadi pada anjing, sedangkan

leukositosis fisiologis (karena pelepasan epinefrin) umum terjadi

pada kucing. Leukositosis yang disebabkan oleh peradangan juga

dapat disertai dengan berkumpulnya neutrofil (pergeseran kiri),

perubahan neutrofil toksik, atau keduanya. Leukositosis harus

diinterpretasikan dengan temuan pemeriksaan fisik, besaran

peningkatan, dan hasil uji laboratorium lainnya (Cohn dan Cote,


2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Leukopenia paling sering dikaitkan dengan neutropenia atau

limfopenia (Cohn dan Cote, 2020).

6. Neutrofil

Leukosit granulositik dengan inti tersegmentasi dan butiran sitoplasma

yang tidak mencolok. Fungsi utama mereka selama peradangan adalah

fagositosis bakteri dan pembunuhan. Interval Referensi untuk anjing: 3-11,5 ×

103 neutrofil / mcL; kucing 2,5-12,5 × 103 neutrofil / mcL (Cohn dan Cote,

2020).

a. Penyebab Tingkat Tinggi Yang Tidak Normal (Cohn dan Cote,

2020):

- Peradangan, baik akut atau kronis, menular atau tidak menular.

Jika peradangan akut, shift kiri dan / atau perubahan toksik

mungkin ada.

- Leukogram stres (glukokortikoid mengalihkan neutrofil dari

kolam penyimpanan sumsum dan dari kolam marjinal ke kolam

sirkulasi).

- Leukositosis eksitasi (peningkatan aliran darah menggeser

neutrofil dari marginal ke kolam sirkulasi).

- Produksi paraneoplastik faktor perangsang koloni.

- Leukemia granulositik kronis


- Defisiensi adhesi leukosit anjing (jarang)

b. Penyebab Tingkat Rendah Yang Tidak Normal (Cohn dan Cote,

2020):

- Peradangan yang intens, terutama jika disebabkan oleh bakteri

(peningkatan kebutuhan jaringan)

- Penurunan granulopoiesis (misalnya, virus leukemia kucing

[FeLV] atau infeksi virus imunodefisiensi kucing [FIV], obat-

obatan [Peningkatan: Glukokortikoid dan Penurunan:

albendazole, methimazole, trimethoprim-sulfa, fenobarbital,

banyak agen antikanker kemoterapi], myelophthisis).

- Infeksi parvoviral akut (penurunan produksi sumsum dan

endotoksemia)

- Endotoksemia dan hipotermia berat dapat secara sementara

mengubah neutrofil dari sirkulasi ke kolam marginal.

- Penghancuran neutrofil dewasa (misalnya, neutropenia yang

dimediasi oleh imun)

7. Limfosit

Limfosit adalah leukosit mononuklear yang memediasi respons imun.

Interval referensi (normal) untuk anjing: 1.0-5.0 × 103 limfosit / mcL dan

kucing: 1.5-7.0 × 103 limfosit / mcL (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):


- Leukositosis rangsangan / fisiologis akibat pelepasan epinefrin

(terutama kucing muda).

- Neoplasma limfoid (misalnya, leukemia limfoid, limfoma

stadium V).

- Penyakit inflamasi dengan stimulasi antigenik (terutama infeksi

seperti Ehrlichia canis atau Spirocerca lupi).

- Hipoadrenokortisisme (leukogram "rileks": limfositosis tanpa

neutrofilia pada hewan yang jelas stres, yaitu tidak adanya

leukogram stres yang mencolok).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Glukokortikoid endogen atau eksogen (leukogram stres).

- Peradangan akut (terutama infeksi virus).

- Gangguan aliran limfatik (misalnya, kilotoraks, limfangiektasia).

- Imunodefisiensi (misalnya, imunodefisiensi gabungan yang

parah).

8. Monosit

Monosit adalah leukosit terbesar pada apus darah. Monosit menjadi

makrofag saat memasuki jaringan dan cairan. Monosit dan makrofag berperan

dalam membunuh bakteri dan jamur, membawa antigen ke limfosit,

menghilangkan puing-puing sel nekrotik dan apoptosis, dan penghancuran

eritrosit tua atau abnormal. Interval referensi (normal) untuk anjing: 0,1-1,5 ×
103 monosit / mcL sedangkan kucing: 0-1 × 103 monosit / mcL (Cohn dan

Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Peradangan, akut atau kronis.

- Leukogram stress, dari glukokortikoid endogen atau eksogen.

- Monositikleukemia, leukemia mielomonositik, sarkoma

histiositik hemofagik.

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Monositopenia tidak dianggap sebagai kelainan yang signifikan

secara klinis, karena monosit sering muncul secara alami dalam

jumlah yang sangat rendah (Cohn dan Cote, 2020).

C. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH

1. BUN

Blood urea nitrogen adalah konsentrasi urea dalam serum, plasma, atau

seluruh darah (biasanya diukur dalam serum). Interval referensi (normal) pada

anjing: 10-30 mg / dL (3,6-11 mmol / L). Sedangkan kucing: 15-35 mg / dL

(5.4-12.5 mmol / L) (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR): azotemia dari

penyebab prerenal (misalnya, dehidrasi, penurunan curah

jantung, syok), penyakit ginjal, atau penyebab postrenal

(misalnya, obstruksi aliran keluar urin, ruptur).


- Peningkatan katabolisme protein: demam, kelaparan, olahraga.

- Peningkatan pencernaan protein: perdarahan ke dalam saluran

pencernaan, diet protein tinggi.

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Disfungsi hati (misalnya, penyakit hati, jalur portosystemic),

peningkatan ekskresi urea (poliuria karena penyebab apa pun),

penurunan protein makanan (termasuk diet terapeutik rendah

protein), fisiologis (misalnya, hewan muda), defisiensi enzim siklus

urea bawaan (jarang) (Cohn dan Cote, 2020).

2. Kreatinin

Kreatinin adalah produk buangan dari degradasi kreatinin otot. Interval

referensi (normal) pada anjing: 0.6-1.5mg / dL (53-133 μmol / L). Sedangkan

kucing: 0.6-2.0mg / dL (53-177 mcmol / L) (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Penurunan laju filtrasi glomerulus (prerenal, renal, atau

postrenal)

- Hewan dengan massa otot lebih besar (mis., Bulldog) atau

makan makanan berproteintinggi (mis., Daging yang dimasak)

mungkin mengalami peningkatan ringan.

- Artefak (mis., Vitamin C)

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Kondisi tubuh / otot kurus


- Peningkatan laju filtrasi glomerulus

- Artefak (mis., Ikterus parah)

3. Glukosa

Glukosa adalah konsentrasi gula dalam darah yang dimanfaatkan untuk

produksi energi. Interval referensi (normal) pada anjing: 60-125 mg / dL (3,3-

6,9 mmol / L). Sedangkan kucing: 70-150 mg / dL (3,9-8,3 mmol / L). Untuk

mengonversi dari mg / dL ke mmol / L, kalikan dengan 0,0555 (Cohn dan

Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Diabetes mellitus, cairan yang mengandung glukosa,

hiperadrenokortisme, hipertiroidisme, akromegali /

hiperpituitarisme, pankreatitis akut, pelepasan epinefrin yang

diinduksi oleh rangsangan (terutama kucing), postprandial (elevasi

minor) (Cohn dan Cote, 2020)

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Paraneoplastik (insulinoma, leiomyosarcoma, lainnya), overdosis

insulin, hipoglikemia neonatal atau remaja, penyakit hati lanjut,

jalur portosystemic kongenital, aktivitas ekstrim, sepsis,

hipoadrenokortisme, hipopituitarisme, kelaparan jangka panjang

(penyebab hipoglikemia yang jarang terjadi pada orang dewasa)

atau malabsorpsi, penyakit penyimpanan glikogen, keracunan

(misalnya, xylitol, oleander), artefak (keterlambatan dalam


memisahkan sel darah merah dari serum / plasma, eritrositosis atau

leukositosis ekstrim) (Cohn dan Cote, 2020).

4. Total bilirubin

Bilirubin adalah pigmen yang dihasilkan oleh degradasi bagian heme dari

hemoglobin (dan, pada tingkat yang lebih rendah, senyawa lain yang

mengandung porfirin). Interval referensi (normal) pada anjing dan kucing

adalah: 0-0,3 mg / dL (0-5,13 mcmol / L) (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Hemolisis: dapat terjadi dengan penyebab intravaskular atau

ekstravaskular

- Penyakit hati: penurunan serapan hati, penurunan massa fungsi

hati

- Kolestasis: mungkin dari obstruksi intrahepatik (misalnya

lipidosis) atau ekstrahepatik (misalnya, kolelitiasis, massa /

inflamasi pankreas). Dapat juga terjadi akibat kerusakan

fungsional pada pengangkut garam empedu atau bilirubin tanpa

adanya obstruksi fisik, seperti yang terlihat pada endotoksemia /

sepsis. Ruptur bilier juga akan menyebabkan hiperbilirubinemia.

- Anoreksia: peningkatan minimal, paling sering pada atau hanya

lebih besar dari batas atas interval acuan

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote, 2020).
5. Albumin

Albumin adalah protein utama dalam darah tepi. Interval referensi

(normal) pada anjing dan kucing adalah: 2.8 - 4.2 g / dL (28 hingga 42 g / L)

(Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Dehidrasi atau kontraksi volume akibat kehilangan cairan adalah

yang paling umum. Pada anjing, hiperalbuminemia jarang

dilaporkan dengan karsinoma hepatoseluler. Pemberian

glukokortikoid dapat menyebabkan sedikit peningkatan konsentrasi

albumin (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Penurunan produksi. Penurunan fungsi hati (> 80%), jalur

portosystemic, respon fase akut (inflamasi), malnutrisi /

kelaparan parah, kurang sehat, hipoadrenokortisisme.

- Kehilangan meningkat. Mungkin hanya kehilangan albumin

(selektif) atau semua protein (nonselektif). Selektif.

Glomerulopati kehilangan protein. Albumin hilang sementara

globulin dipertahankan.Tidak selektif. Enteropati kehilangan

protein, perdarahan, dermatopati / luka bakar eksudatif berat.

Albumin dan globulin hilang, tetapi jika terjadi inflamasi

bersamaan, globulin mungkin tidak berada di bawah kisaran

referensi.
- Sequestration. Kehilangan ruang ketiga ke dalam rongga tubuh

dengan efusi atau vaskulitis.

- Pengenceran. Kelebihan cairan iatrogenik, retensi cairan

patologis (misalnya, gagal jantung kongestif, sirosis, sindrom

sekresi hormon antidiuretik yang tidak tepat).

6. ALT

ALT adalah enzim dalam sitoplasma hepatosit. ALT dilepaskan dari

sitoplasma setelah cedera membran sel hepatosit. Interval referensi (normal)

bervariasi antar laboratorium dan bergantung pada penganalisis / metodologi.

Pada anjing dan kucing yaitu 10-130 U / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Cedera hepatoseluler dari sebab apapun. Mungkin primer

(misalnya, hepatitis, lipidosis, neoplasia, trauma tumpul,

hepatotoksin) atau sekunder akibat penyakit gastrointestinal

(misalnya, pankreatitis, penyakit radang usus), hipoksia (misalnya,

gagal jantung kongestif, hipotensi, anemia berat), endokrinopati

(misalnya, hipertiroidisme, diabetes mellitus), atau infeksi sistemik.

Peningkatan akibat cedera otot jarang terjadi, tetapi dapat terjadi

dengan distrofi otot (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote,

2020).
7. ALP

ALP adalah enzim yang terkait membran ditemukan di hati, tulang,

kolostrum, dan banyak jaringan lain. Peran fisiologis tidak ditetapkan.

Aktivitas ALP total pada kebanyakan mamalia domestik dihasilkan dari dua

isoform dari satu isoenzim yang diproduksi oleh gen ALP non spesifik

jaringan: terkait hati (dan bilier) (L-ALP) dan terkait tulang (B-ALP). Interval

referensi (normal) untuk anjing: 0 hingga 150 U / L. Sedangkn pada kucing: 4

hingga 80 U / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Kolestasis, endokrinopati (misalnya, hiperadrenokortisme,

hipertiroidisme pada kucing), obat-obatan (glukokortikoid,

fenobarbital), aktivitas osteoblas (pertumbuhan tulang, perbaikan

patah tulang, osteosarkoma) (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote,

2020).

8. GGT

Gamma-Glutamyl Transferase adalah enzim yang terkait membran

terdapat di sebagian besar jenis sel. Aktivitas terbesar ditemukan pada sel

epitel tubulus bilier dan ginjal. Enzim serum, penanda penyakit hati yang

berhubungan dengan kolestasis atau hiperplasia bilier. Interval referensi


(normal) untuk anjing: 0-13 U / L. Sedangkan pada kucing: 0-6 U / L (Cohn

dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Kolestasis, hiperplasia bilier, konsumsi kolostrum pada neonatus

(beberapa spesies); dapat diinduksi oleh pemberian kortikosteroid

pada anjing (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote,

2020).

9. Amilase

Amilase adalah enzim sitosol yang diproduksi oleh berbagai jenis

jaringan, terutama epitel asinar pankreas, usus, dan hati. Enzim yang

menghidrolisis karbohidrat kompleks. Diukur dalam serum atau plasma

sebagai penanda pankreatitis akut, meskipun tidak memiliki spesifisitas dan

sensitivitas untuk kondisi ini. Interval referensi (normal) bervariasi

berdasarkan laboratorium, seringkali <1600U / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Pankreatitis akut (dan akibat kerusakan epitel asinar pankreas)

adalah penyebab paling umum dari peningkatan nilai sedang hingga

nyata. Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR; penyakit ginjal akut

atau kronis, hipovolemia) sering menyebabkan hiperamilasemia


ringan. Neoplasia pankreas adalah penyebab yang tidak umum

(Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote,

2020).

10. Lipase

Lipase adalah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak

dan gliserol. Lipase hadir di pankreas, jaringan adiposa, mukosa lambung, dan

mukosa duodenum. Interval referensi (normal) untuk anjing adalah 100-750

IU / L. Kucing: 10-195 IU / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Pankreatitis, penyakit ginjal, azotemia, penyakit hati, penyakit

gastrointestinal (gastroenteritis, obstruksi duodenum, peritonitis,

penyakit radang usus [IBD]), neoplasia (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Insufisiensi eksokrin pankreas (Cohn dan Cote, 2020).

11. Sodium

Sodium adalah kation cairan ekstraseluler utama (ECF). Serum [Na +]

pada dasarnya sama dengan ECF [Na +]. Serum [Na +] relatif terhadap status
+
hidrasi dan volume ECF tetapi tidak menunjukkan kandungan Na tubuh

total. Interval referensi (normal) untuk anjing: 144-152 mEq / L. Kucing: 150-

160 mEq / L. Konversi satuan: 1 mEq / L = 1mmol / L (Cohn dan Cote, 2020).
a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Defisit air (paling umum). Hilangnya cairan hipotonik: melalui

pernapasan (demam, terengah-engah), gastrointestinal (muntah,

diare), atau sistem ginjal (penyebab poliuria apa pun, termasuk

diuresis osmotik, penyakit ginjal, diabetes insipidus sentral /

nefrogenik) atau jarang dengan kulit (luka bakar parah) ),

kehilangan ruang ketiga (pankreatitis, peritonitis), atau toksikosis

(menelan paintball, enema fosfat). Penurunan asupan: penyakit

neurologis menyebabkan penurunan respons haus (adipsia primer /

hipodipsia), kurangnya akses ke air (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal


+
Serum [Na ] adalah keseimbangan bersih dari asupan oral,

ekskresi, dan perpindahan air antara ECF dan ICF (cairan


+
intraseluler). Na dan air hilang melalui ginjal, usus, kulit, dan

saluran pernapasan (Cohn dan Cote, 2020).

12. Potassium

Potassium adalah kation intraseluler utama secara berkelanjutan dipompa

ke dalam pompa natrium / kalium-ATPase bergantung energi-energi pada

membran sel; penting dalam potensi / rangsangan membran jantung dan

neuromuskuler. Dipengaruhi oleh status asam basa. Interval referensi (normal)

biasanya 3,5 - 5,5 mEq / L (mmol / L) (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal


Penurunan ekskresi ginjal (gagal ginjal oligurik / anurik, obstruksi

atau ruptur saluran kemih), hipoadrenokortisme, penyakit

gastrointestinal artefak (salmonellosis, trikuriasis), efusi pleura

dengan drainase berulang, sindrom lisis tumor, ketoasidosis

diabetikum, asidosis metabolik (karena asam anorganik),

rhabdomyolysis (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Kehilangan yang meningkat (muntah, diare), penyakit ginjal kronis

(kucing), diuresis pasca obstruktif, terapi cairan yang tidak tepat

(dilusional hypokalemia), poliuria yang berhubungan dengan

diabetes melitus, ketoasidosis, hiperadrenokortisisme,

hiperaldosteronisme, alkalemia, dan paralisis periodik hipokalemia

pada kucing Burma (Cohn dan Cote, 2020).

13. Klorida

Klorida adalah anion cairan ekstraseluler utama (ECF). Serum [Cl −] pada

dasarnya sama dengan ECF [Cl−]. Konsentrasi Cl- dipengaruhi oleh Na +,

HCO3-. Komponen utama sekresi lambung; resorpsi usus digabungkan dengan

resorpsi Na +, sekresi HCO3-. Interval referensi (normal) untuk anjing: 105-

115 mEq / L. Sedangkan kucing: 114-123 mEq / L. Konversi satuan: 1 mEq /

L = 1 mmol / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):


- Dengan peningkatan [Na +] proporsional: sama dengan

hipernatremia.

- Tanpa peningkatan [Na +] yang proporsional: asidosis metabolik

hiperkloremik. Primer: disebabkan oleh hilangnya HCO3-

melalui gastrointestinal (misalnya diare) atau ginjal (misalnya,

gagal ginjal, asidosis tubulus ginjal). Kompensasi: retensi ginjal

akibat dari alkalosis pernapasan primer (kronis).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Dengan penurunan proporsional dalam serum [Na +]: sama

dengan hiponatremia

- Tanpa penurunan [Na +] yang proporsional: Alkalosis metabolik

hipokloremik primer: kehilangan / sekuestrasi gastrointestinal

(muntah lambung, obstruksi saluran pencernaan bagian atas).

Alkalosis metabolik hipokloremik kompensasi: gangguan ginjal

akibat dari asidosis respiratorik kronis. Lainnya:

hiperadrenokortisisme.

14. Kalsium

Kalsium adalah mineral esensial dengan fungsi pengaturan penting

(pensinyalan sel). Kalsium total serum (tCa2+) termasuk ikatan protein (35%

-40%), kompleks anion (10%), dan terionisasi (iCa2+) (50% -55%). Kadar

serum diatur oleh hormon paratiroid (PTH) dan kalsitriol (metabolit vitamin

D), yang memengaruhi usus, ginjal, dan tulang. Interval referensi (normal)
yaitu total Ca2+: 8,5-11 mg / dL; 4.2-5.5 mEq / L (2.1-2.75 mmol / L). Ca 2+

terionisasi: 4,5-6 mg / dL; 2,2-3 mEq / L (1,1-1,5 mmol / L) (Cohn dan Cote,

2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Hiperkalsemia yang parah, hiperparatiroidisme primer, osteolisis,

penyakit granulomatosa, hipervitaminosis D, penyakit ginjal /

cedera ginjal (termasuk keracunan anggur / kismis), idiopatik

(kucing), hipoadrenokortisme, hiperproteinemia, suplementasi

berlebih, fisiologis (anjing muda) (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Hipoalbuminemia (iCa2+ normal meskipun tCa2+ rendah), puerperal

tetany, hipoparatiroidisme, hiperparatiroidisme 2°,

hiperadrenokortisme, keracunan etilen glikol, pankreatitis, sindrom

malabsorpsi, hipomagnesemia, hipovitaminosis D (termasuk

penyakit ginjal), sindrom lisis tumor akut, trauma jaringan berat,

sepsis (Cohn dan Cote, 2020).

15. Fosfor

Fosfor adalah bentuk fosfat anorganik; anion intraseluler utama; terutama

terletak di tulang (sebagai hidroksiapatit), dengan sisanya di jaringan lunak

dan dalam sirkulasi. Kadar fosfat dalam darah dipengaruhi oleh penyerapan

usus, pergeseran antara kompartemen intraseluler dan ekstraseluler,

pembersihan ginjal, dan usia hewan. Interval referensi (normal) pada anjing:
3,2-8,1 mg / dL. Sedangkan kucing: 3,2-6,5 mg / dL. Konversi satuan: 1 mg /

dL = 0,323 mmol / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Distribusi yang salah (misalnya, sindrom lisis tumor, miopati,

alkalosis metabolik); peningkatan asupan (misalnya, enema fosfat,

peningkatan vitamin D); penurunan kehilangan (misalnya,

penurunan ekskresi ginjal, kandung kemih pecah,

hipoparatiroidisme); metabolisme tulang (misalnya, hewan yang

sedang tumbuh, osteolyticbonelesions) (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Distribusi yang salah (misalnya, selama pengobatan ketoasidosis

diabetik); peningkatan kehilangan (misalnya, sindrom Fanconi pada

anjing, hiperparatiroidisme primer); penurunan asupan (mis.,

hipovitaminosis D, anoreksia berkepanjangan) (Cohn dan Cote,

2020).

16. Kolesterol

Kolesterol adalah lipid hanya ditemukan di jaringan hewan. Tes

mengukur konsentrasi darah (serum) yang bersirkulasi. Hiperlipidemia

menandakan hiperkolesterolemia dan / atau hipertrigliseridemia. Disintesis

oleh hati atau diserap dari makanan di usus, kolesterol sangat penting untuk

kehidupan sebagai komponen utama membran sel dan prekursor untuk sintesis

hormon steroid dan asam empedu. Interval referensi (normal) untuk anjing:
112-328 mg / dL. Sedangkan pada kucing: 82-218 mg / dL. Konversi satuan:

38,7 mg / dL = 1 mmol / L(Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal (Cohn dan Cote, 2020):

- Hiperlipidemia primer: idiopatik pada anjing schnauzer;

hiperkolesterolemia pada anjing Briard, Doberman pinschers,

dan rottweiler; hiperkilomikronemia familial kucing.

- Hiperlipidemia sekunder: postprandial (paling umum),

hipotiroidisme, diabetes melitus, penyakit hati, kolestasis,

hiperrenokortisme, pankreatitis, sindrom nefrotik.

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Penyakit hati kronis, hipoadrenokortisisme, limfangiektasia usus,

kelaparan (Cohn dan Cote, 2020).

17. Trigliserida

Bentuk penyimpanan utama asam lemak rantai panjang. Tempat utama

sintesis trigliserida adalah hati, usus kecil, jaringan adiposa, dan kelenjar susu,

tetapi sintesis terjadi di sebagian besar sel. Interval referensi (normal) pada

tingkat serum yaitu anjing: 20-150 mg / dL; kucing: 20-90 mg / dL. Konversi

satuan: 1 mg / dL = 0,0113 mmol / L (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

- Hiperlipidemia primer: hiperlipidemia idiopatik (schnauzer,

anjing beagle, dan jarang pada Brittany spaniel, anjing dan


kucing ras campuran); hiperkilomikronemia familial pada kucing

(Cohn dan Cote, 2020).

- Hiperlipidemia sekunder: postprandial, hipotiroidisme (anjing),

diabetes melitus, pankreatitis, penyakit hati, sindrom nefrotik,

hiperadrenokortisisme, diet tinggi lemak, akromegali (kucing)

(Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Malabsorpsi / gangguan pencernaan; kegagalan sintetis hati

(hepatopati kronis) (Cohn dan Cote, 2020).

18. Anion gap

Nilai yang dihitung menggunakan rumus [(Na+ + K+) - (Cl− + HCO3−)].

Merupakan atom dan molekul bermuatan negatif dalam aliran darah selain

yang ada di rumus. Interval referensi (normal) untuk anjing dan kucing:

sekitar 5-15 mEq / L (1 mEq / L = 1 mmol / L) (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Kondisi biasanya menyebabkan asidosis metabolik, paling sering

asidosis laktat, uremia, ketoasidosis, toksikosis etilen glikol (Cohn

dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Nilai rendah tidak memiliki signifikansi klinis (Cohn dan Cote,

2020).

19. Total protein


Protein serum terdiri dari albumin, antibodi, komplemen, enzim, faktor

koagulasi, dan protein transpor. Albumin dan globulin merupakan mayoritas

dari total protein serum. Fibrinogen, faktor V, dan faktor VIII adalah protein

yang terdapat dalam plasma tetapi tidak dalam serum, karena digunakan

dalam pembentukan bekuan. Interval referensi (normal) untuk anjing: 5.1-7.8

g / dL. Sedangkan pada kucing: 5.9-8.5 g / dL. Konversi satuan: g / dL × 10 =

mg / mL (Cohn dan Cote, 2020).

a. Penyebab Peningkatan yang Tidak Normal

Peningkatan globulin: peradangan atau infeksi akut dan kronis

(riketsia, bakteri, virus, jamur, protozoa, parasit), penyakit yang

dimediasi oleh imun, penyakit hati kronis, sindrom nefrotik, dan

neoplasia (mieloma, limfoma, leukemia limfositik, dan tumor sel

plasma soliter yang jarang). Peningkatan albumin terjadi dengan

dehidrasi dan bersifat "relatif" (Cohn dan Cote, 2020).

b. Penyebab Penurunan yang Tidak Normal

Albumin rendah tanpa penurunan globulin terjadi dengan nefropati

kehilangan protein dan hepatopati kronis. Baik hipoalbuminemia

dan hipoglobulinemia terjadi dengan enteropati kehilangan protein,

kehilangan darah secara keseluruhan (gastrointestinal, luka /

trauma, perdarahan lain), penyakit kulit eksudatif, luka bakar masif,

dan penyakit efusif. Hipoglobulinemia dengan albumin normal

terjadi dengan penurunan konsentrasi imunoglobulin akibat


kegagalan transfer pasif atau defisiensi imun yang diturunkan atau

didapat (Cohn dan Cote, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Arsyadir Ahmad. 2014. Pemeriksaan Urin. Univeristas Islam Negeri Sunan

KalijagaSee discussions, stats, and author profiles for this publication at:

https://www.researchgate.net/publication/328829589.

Chatrine Bovens. 2011. Feline Lower Urinary Tract Disease A diagnostic

approach. https://www.langfordvets.co.uk/media/1260/feline-update-

autumn-2011-revised-030713.pdf

Cohn, L. A. dan E. Cote. 2020. Clinical Veterinary Advisor Dogs and Cats.
Fourth Edition. Elsevier: USA.

Damayanti Lelyta, Trisunuwati Pratiwi, Sri Murwani, 2015. Efek Perasan

Daun dan Tangkai Semanggi Air (Marsilea crenata) Terhadap Kualitas

Urin Pada Hewan Model Urolithiasis Tikus Putih (Rattus norvegicus).

Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan,

Universitas Brawijaya.

Dennis J Chew and Stephen P. Dibartola. 2004. Iinterpretation of Canine and

Feline Urinalysis. Published by The Gloyd Group, Inc.

Galgut Bradley, BVSc, Dipl. ACVP. 2013. URINALYSIS- A REVIEW.

Vepalabs Veterinary Pathology. Australia.

Fossum. T.W. (2002). Smal Animal Surgery. 2nd ed. Mosby ST, London.

J. D. Parrah, B. A. Moulvi, Mohsin. A. Gaz, D. M. Makhdoomi, H. Athar,

Mehraj.U.Din, Shahid Dar and A.Q.Mir. Importance of urinalysis in

veterinary practice – A review. Available at

www.veterinaryworld.org/Vol.6/Sept-2013/11.pdf

Nash, H. 2008. Urine Crystals and Bladder Stones in Cats: Formation, Diet

and other Treatment.

http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2243+2244&aid=2660

Nelson, R.W. and Couto, C.G. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd

Edition, Mosby Inc. Missoury, London.

Rizzi Theresa.E, 2014. Urinalysis In Companion Animals Part 2: Evaluation

of Urine Chemistry & Sediment. Today’s Technician. Oklahoma State


University.

Schendel Pam, B,S., R.V.T. 2015. Are you Missing Out On A Golden

Opportunity? Performing In- House Urinalysis – Sediment Evaluation.

School of Veterinary Medicine. Purdue Universty. West Lafayette. IN.

Anda mungkin juga menyukai