Nur Faidah*, Nurhaeni, Ahmad Ridhay, Jusman, Abd. Rahman Razak, Syaiful Bahri
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako,
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9, Kampus Bumi Tadulako, Palu, Indonesia
ABSTRACT. Research on the antioxidant activity of the local onion roots of Palu (Allium cepa Var Aggregatum L.)
with various polarity solvents has been carried out. This study aims to determine the potential of Palu local shallot
root extract as an antioxidant and determine the IC50 value of the Palu local shallot root antioxidant activity. The
method applied in this research is maceration using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The extracts from each
solvent were tested for their antioxidant activity by the DPPH method. The results of the study showed that the IC50
value in n-hexane extract, ethyl acetate extract, and ethanol extract were 579.98 ppm, 518.28 ppm 315.83 ppm
and as a comparison used ascorbic acid obtained IC 50 of 53.69 ppm. Based on the results obtained, the best
antioxidant activity is in polar solvents (ethanol extract) compared to other solvents.
Keywords: Antioxidants, roots, Palu local shallots, Allium cepa Var Aggregatum L.
ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan akar bawang merah lokal Palu (Allium cepa
Var Aggregatum L.) dengan berbagai kepolaran pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen
metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak akar bawang merah dengan berbagai kepolaran pelarut dan
menentukan nilai IC50 aktivitas antioksidan akar bawang merah lokal Palu. Metode yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah maserasi dengan menggunakan pelarut n-heksan, pelarut etil asetat dan pelarut etanol.
Ekstrak dari masing-masing pelarut diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil penelitian
menyatakan bahwa nilai IC50 pada ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan ektrak etanol yaitu 579,98 ppm,
518,28 ppm 315,83 ppm dan sebagai pembanding digunakan asam askorbat diperoleh IC50 53,69 ppm.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, aktivitas antioksidan terbaik adalah pada pelarut yang bersifat polar (ekstrak
etanol) dibandingkan dengan pelarut lainnya.
Kata Kunci: Antioksidan, akar, bawang merah lokal Palu, Allium cepa Var Aggregatum L.
tersebut menunjukkan bahwa komoditas yang membuktikan bahwa kulit bawang merah
bawang merah di Sulawesi Tengah memiliki termasuk golongan antioksidan yang sangat
kenaikan yang baik dibandingkan tahun-tahun kuat (Mardiah et al., 2017).
sebelumnya (BPS, 2017). Limbah akar bawang Ekstraksi senyawa antioksidan dari
merah juga sangat banyak, akan tetapi tanaman umumnya menggunakan jenis pelarut
masyarakat belum mengetahui manfaat dari dengan tingkat kepolaran yang berbeda,
limbah tersebut dan hanya dibuang begitu saja. seperti n-heksan berisfat non polar, etil asetat
Bawang merah biasanya digunakan bersifat semi polar, dan etanol bersifat polar.
sebagai bumbu penyedap masakan dan Penggunaan kepolaran pelarut yang berbeda
kebutuhan pokok untuk bahan baku industri saat ekstraksi sangat berguna untuk
makanan (Ete & Alam, 2009), selain itu, juga mendapatkan ekstrak dengan aktivitas
dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional antioksidan yang tinggi (Lestario et al., 2005).
karena adanya senyawa alliin dan allisin yang Hasil uji aktivitas antioksidan yang dilakukan
bersifat antibakteri (Anabarwatil & Yudono, (Amin, 2015), umbi bawang lanang (Allium
2003). Kadar flavonoid yang tinggi pada umbi sativum) dengan menggunakan fraksi n-
bawang merah menjadikan bawang merah heksan, fraksi etil asetat dan etanol memiliki
sebagai antioksidan yang baik untuk nilai IC50 secara berturut-turut yaitu 7249,25
menghambat radikal bebas. Hal ini diyakini ppm, 7,27 ppm, dan 13,85 ppm
bahwa bawang merah mengandung komponen Aktivitas antioksidan umumnya ditentukan
kimia yang mempunyai efek antiinflamasi, dengan metode DPPH, yaitu metode yang
antikanker, antikolestrol, dan antioksidan pengujiannya didasarkan pada kemampuan
seperti kuersetin (Galeone et al., 2006). antioksidan menangkal radikal bebas dengan
Antioksidan adalah senyawa yang mampu mendonorkan atom hidrogen. Metode DPPH
menghambat oksigen reaktif dan radikal bebas menggunakan senyawa radikal 1,1-difenil-2-
dalam tubuh dengan cara mendonorkan satu pikrihidrasil (Triyem, 2010). Penggunaan
atau lebih elektron kepada radikal bebas metode DPPH memiliki kelebihan yaitu
sehingga menjadi molekul yang normal kembali sederhana, cepat, dan tidak membutuhkan
dan dapat mengentikan akibat kerusakan yang banyak reagen. Hasil pengukuran yang
ditimbulkan (Sasikumar et al., 2009). Dalam dihasilkan dengan metode DPPH menunjukkan
keadaan normal (saat istirahat) sistem aktivitas antioksidan secara umum, tidak
pertahanan dalam tubuh, antioksidan dapat berdasarkan jenis radikal yang dihambat
secara mudah mengatasi radikal bebas yang (Putranti, 2013). Pengukuran dapat dilakukan
mucul (Capelli & Cysewski, 2006). Penelitian dengan menggunakan spektrofotometer
senyawa antioksidan dari tumbuhan banyak dengan panjang gelombang 517 nm. Dengan
dikembangkan saat ini, seperti senyawa adanya radikal bebas, maka struktur kimia 1,1-
fenolik, terutama flavonoid (Kumar & Pandey, difenil-pikrihidrazil (yang berwarna ungu
2013). Beberapa tanaman yang berasal dari menjadi) 1,1-2-pikirihidrazin (yang berwarna
Famili Liliciae memiliki aktivitas antioksidan, kuning) (Shekhar & Goyal, 2014). Penelitian ini
seperti ekstrak kulit bawang merah (Allium memberikan informasi tentang jenis ekstrak
ascalonicum L.) memiliki nilai IC50 15,44 ppm
akar bawang merah lokal Palu yang berpotensi pelarutnya dipisahkan menggunakan rotari
sebagai salah satu sumber antioksidan. vakum evaporator sehingga didapatkan ekstrak
kental akar bawang merah. Residu yang
METODE PENELITIAN
diperoleh dikering-anginkan, lalu dimasukkan
Bahan dan Peralatan ke dalam erlenmeyer untuk diekstrak kembali
Bahan yang digunakan dalam penelitian dengan pelarut etil asetat dan pelarut etanol
ini adalah akar bawang merah lokal Palu dengan perlakuan yang sama pada pelarut n-
(Allium cepa Var Aggregatum L.) Bahan-bahan heksan (Nurhaeni et al., 2019).
lain yang digunakan yaitu n-heksan pa, etanol
Uji kualitatif komponen ekstrak (Harborne,
96%, etil asetat pa, asam klorida pekat, FeCl3
1987)
5%, asam sulfat pekat, asam askorbat, DPPH,
a. Uji flavonoid
serbuk magnesium, akuades, pereaksi
1 mL sampel ditambahkan dengan 0,5
dragendorff, anhidrat asetat, kloroform,
gram serbuk magnesium dan 10 tetes HCl
aluminium foil, dan kertas saring.
pekat (pereaksi shinoda), bila bereaksi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
positif akan menghasilkan larutan
adalah blender, ayakan 80 mesh, neraca
berwarna jingga, merah muda atau merah.
analitik, talam aluminium, rotary vakum
b. Uji saponin
evaporator¸ alat penyaring vakum,
Dimasukan 1 mL sampel ke dalam tabung
Spektrofotometer UV-Vis PerkinElmer L850,
reaksi kemudian dipanaskan 2-3 menit.
kuvet, dan alat-alat gelas laboratorium lainnya.
Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan
Prosedur Penelitian kuat. Uji positif ditandai dengan
Preparasi sampel terbentuknya busa yang stabil selama 5-
Akar bawang merah dipisahkan dari 10 menit dan tidak hilang pada saat
umbinya, dibersihkan, dirajang kemudian penambahan 1 tetes HCl 2 N.
dikering anginkan pada suhu ruang, setelah itu c. Uji tanin
dihaluskan menggunakan blender lalu diayak Sebanyak 1 mL sampel ditambahkan
dengan ayakan 80 mesh untuk mendapatkan larutan FeCl3 5% bila bereaksi positif akan
tepung akar bawang merah. menghasilkan warna hijau kehitaman,
merah, ungu, biru atau hitam yang kuat.
Ekstraksi akar bawang
d. Uji alkaloid
Ekstraksi dilakukan dengan metode
Memasukkan 1,0 mL sampel ke dalam
maserasi secara bertahap dengan
tabung reaksi kemudian ditambahkan 2-3
menggunakan tiga jenis pelarut. Ekstraksi
tetes pereaksi dragendrof. Uji positifnya
pertama digunakan pelarut n-heksan dengan
ditandai dengan terbentuknya endapan
cara menimbang tepung akar bawang merah
merah jingga.
sebanyak 100 g, selanjutnya dimasukkan ke
e. Uji terpenoid dan steroid
dalam erlenmeyer 1000 mL lalu ditambahkan
Memasukkan 1 mL sampel ke dalam
500 mL n-heksan (perbandingan pelarut dan
tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL
sampel 1:5). Campuran disimpan selama 48
kloroform kemudian ditambahkan 10 tetes
jam sambil sesekali diaduk, kemudian disaring
anhidrat asetat dan 3 tetes asam sulfat
dengan penyaring vakum. Filtrat yang diperoleh
pekat. Uji positif ditandai dengan dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar
terbentuknya larutan berwarna hijau atau 50%.
biru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH (Molyneux, 2003) Ekstrak Akar Bawang Merah Lokal Palu
Ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol Ekstrasi akar bawang merah lokal Palu
selanjutnya dilarutkan dengan etanol dan peneltian ini adalah n-heksan, etil asetat dan
ditepatkan volume hingga diperoleh etanol. Pada tahap ekstraksi ini dimulai dari
konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya ambil jenis pelarut yang non polar, dilanjutkan
masing-masing larutan tersebut sebanyak 0,1; dengan semi polar dan pelarut polar. Pada
0,3; 0,5; 0,7; dan 0,9 mL, lalu diencerkan proses maserasi digunakan variasi pelarut
kembali dengan etanol dalam labu ukur 10 mL karena senyawa aktif akar bawang merah Lokal
sehingga diperoleh larutan ekstrak dengan Palu belum diketahui sifat kepolarannya.
konsentrasi (10, 30, 50, 70 dan 90 ppm). Untuk Ekstrak akar bawang merah lokal Palu
masing konsentrasi dipipet sebanyak 0,2 mL kuning pucat, ekstrak etil asetat berwarna
larutan sampel dengan pipet mikro dan kuning dan untuk ekstrak etanol berwarna
masukan ke dalam vial, lalu tambahkan 3,8 mL kuning kecoklatan. Ekstrak yang diperoleh dari
dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit buchner. Filtrat akar bawang merah lokal Palu
ditempat gelap, serapan diukur dengan dipekatkan dengan rotary evaporator untuk
gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan diperoleh ekstrak kental n-heksan berwarna
sampel ditentukan berdasarkan besarnya kuning pudar dengan rendemen 0,46%, ekstrak
hambatan serapan radikal DPPH melalui kental etil asetat berwarna coklat dengan
perhitungan presentasi inhibisi serapan DPPH rendemen 0,57% sedangkan ekstrak kental
dengan endapan merah jingga. Untuk ekstrak sebagai ordinat (Y), nilai IC50 dari perhitungan
etil asetat menunjukkan reaksi positif pada pada saat % inhibisi sebesar 50% dengan
senyawa flavonoid ditandai dengan warna persamaan Y = aX + b (Gambar 1 – Gambar 4).
merah muda tua, uji senyawa saponin ditandai 20
dengan adanya busa dan alkaloid positif
Inhibisi (%)
15
ditandai dengan endapan merah jingga.
10
Sedangkan untuk ekstrak etanol positif y = 0.0722x + 8.2416
5
mengandung senyawa flavonoid, saponin, R² = 0.951
0
tanin dan alkaloid, untuk flavonoid berwarna 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
merah muda, senyawa saponin ditandai Konsentrasi (ppm)
dengan adanya busa, senyawa tanin positif
Gambar 1. Kurva hubungan konsentrasi
ditandai dengan berubahnya warna menjadi ekstrak n-heksan terhadap
hijau kehitaman dan untuk alkaloid ditandai %inhibisi
20
dengan adanya endapan merah jingga.
Inhibisi (%)
15
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak
akar bawang mera lokal Palu (Allium 10
cepa Var Aggregatum L.) y = 0.0769x + 10.61
Jenis Pelarut 5 R² = 0.84
Golongan
Senyawa n- Etil 0
Etanol
heksan Asetat 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Flavonoid - +++ ++ Konsentrasi (ppm)
Saponin - +++ ++ Gambar 2. Kurva hubungan konsentrasi
Tanin - - +++ ekstrak etil asetat terhadap
%inhibisi
Alkaloid + + +++
25
Steroid dan
Inhibisi (%)
- - - 20
Triterpenoid
Keterangan: 15
(+++) = Sangat kuat (++) = kuat 10
(+) = lemah (berwarna) (-) = Tidak terdeteksi y = 0.1332x + 7.9949
5 R² = 0.969
0
Aktivitas antioksidan pada ekstrak bawang
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
merah lokal Palu dilakukan dengan
Konsentrasi (ppm)
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-
Gambar 3. Kurva hubungan konsentrasi
pikrihidrazil). DPPH berperan sebagai radikal ekstrak etanol terhadap %inhibisi
bebas yang akan bereaksi dengan antioksidan
60
membentuk DPPH-H (1,1-difenil-2-pikrihidazin)
50
Inhibisi (%)
Ekstrak etanol memiliki nilai IC50 sebesar terbentuk pada senyawa tanin akan
315,83 ppm lebih kuat dibandingkan dengan terstabilkan oleh resonansi sehingga dapat
ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat berfungsi sebagai antioksidan yang efektif
(Gambar 5) dengan rendemen yang diperoleh (Wijaya, 2011).
yaitu 0,68%. Aktivitas antioksidan terjadi Pada ekstrak etil asetat nilai IC50 yang
karena bereaksinya molekul diperoleh sebesar 518,28 ppm (Gambar 5).
difenilpkrihidrazil dengan atom hidrogen Aktivitas antioksidan pada ekstrak etil asetat
sehingga terbentuknya difenilpkrihidrazin, yang bersifat lemah dibandingkan dengan ekstrak
dapat dilihat pada saat penambahaan DPPH etanol, hal ini dikarenakan rendemen yang
dari ungu menjadi kuning. Antioksidan alami dihasilkan lebih sedikit yaitu 0,57%. Akan tetapi
dapat ditemukan pada tanaman, senyawa yang senyawa yang tersari pada saat pengujian
dapat berperan sebagai antioksidan alami metabolit sekunder adalah flavonoid, saponin
salah satunya adalah flavonoid dan fenolik dan alkaloid. Menurut (Gurav et al., 2007),
yang bersifat polar (Andriani et al., 2011). senyawa flavonoid memiliki aktivitas
700
antioksidan karena adanya gugus -OH yang
dapat melepaskan proton dalam bentuk ion
600
hidrogen. Ion hidrogen yang bermuatan positif
500
menyebabkan elektron atau radikal bebas pada
IC50
400
atom nitrogen DPPHmenjadi tereduksi (Arazo
300 et al., 2011).
200 Uji aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan
pada ekstrak Allium sativum pada fraksi etil Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu
asetat uji fitokimia yang tersari lebih banyak Keperawatan, Analis Kesehatan Dan
Farmasi, 13(1).
yaitu falvonoid, saponin, tanin dan polifenol,
https://doi.org/10.36465/jkbth.v13i1.23
steroid dan triterpenoid.
Anabarwatil, E., & Yudono, P. (2003).
Nilai IC50 dari asam askorbat diperoleh Keragaan Stabilitas Hasil Bawang Merah.
53,69 ppm lebih kuat aktivitas antioksidannya Ilmu Pertanian, 10(2): 1–10.
dibandingkan dengan semua ekstrak Allium Andriani, Y., Wahid, M., Muhammad, T., &
cepa Var Aggregatum L. Hal ini dikarenakan Mohamad, H. (2011). Antibacterial,
Radical – Scavenging Activities And
asam askorbat merupakan antioksidan kuat
Cytotoxicity Properties Of Phaleria
yang mampu menjaga kesehatan sel, macrocarpa (Scheff.) Boerl leaves In
meningkatkan penyerapan asupan zat besi dan HEPG2 Cell Lines. International Journal of
Pharmaceutical Science and Research,
memperbaiki sistem kekebalan tubuh
2(7): 1700–1706.
(Kumalaningsih, 2006).
Arazo, M., Bello, A., Rastrelli, L., Montelier, M.,
Nilai IC50 ekstrak etanol > ekstrak etil
Delgado, L., & Panfet, C. (2011).
asetat > ekstrak n-heksan karena pada ekstrak Antioxidant Properties Of Pulp And Peel Of
etanol mengandung metabolit sekunder yaitu Yellow Mangosteenfruits. Emirates
Journal of Food and Agriculture, 23(6):
flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid, untuk
517–524.
ekstrak etil asetat mengandung senyawa
BPS. (2017). Sulawesi Tengah dalam Angka
falvonoid, saponin dan alkaloid sedangkan 2017. BPS Prop. Sulawesi Tengah, Palu.
pada ekstrak n-heksan hanya mengandung
Capelli, B., & Cysewski, G. (2006).
alkaloid saja. Astanxanthin, Natural Astanxanthin: King
of The Carotenoid. Cyanotech
KESIMPULAN Corporation, Hawai.
Hasil uji fitokimia ekstrak n-heksan Ete, A., & Alam, N. A. N. (2009). Karakteristik
Mutu Bawang Goreng Palu Sebelum
mengandung senyawa alkaloid, ekstrak etil
Penyimpanan. Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu
asetat mengandung senyawa flavonoid, Pertanian, 16(4).
saponin, alkaloid dan ekstrak etanol http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/A
GROLAND/article/view/262
mengandung senyawa flavonoid, saponin,
tanin dan alkaloid. IC50 ekstrak n-heksan, Galeone, C., Pelucchi, C., Levi, F., Negri, E.,
Franceschi, S., Talamini, R., Giacosa, A.,
ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol berturut-
& La Vecchia, C. (2006). Onion and garlic
turut adalah 579,98 ppm, 518,28 ppm dan use and human cancer. The American
315,83 ppm. Berdasarkan data tersebut, maka Journal of Clinical Nutrition, 84(5): 1027–
1032.
ekstrak etanol akar bawang merah lokal Palu
https://doi.org/10.1093/ajcn/84.5.1027
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
Gurav, S., Deshkar, N., Gulkari, V., a, N., &
dibandingkan ekstrak lainnya.
Patil, A. (2007). Free radical scavenging
activity of Polygala chinensis Linn.
DAFTAR PUSTAKA Pharmacologyonline, 2: 245–253.
Amin, S. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Umbi Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia:
Bawang Lanang (Allium sativum) Penuntun Cara Modern Menganalisis
Terhadap Radikal Bebas Dpph (1,1- tumbuhan. Ed. II. Institut Teknologi
Difenil-2-Pikrihidrazil. Jurnal Kesehatan Bandung, Bandung.