Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

FAKULTAS SASTRA
Jl. Raden Inten II (Terusan Casablanca) Pondok Kelapa-Jakarta 13450
Telp. 8649051, 8649053, 8649057 Fax. 8649052
E-mail:humas@unsada.ac.id

Ujian Akhir Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

Mata Kuliah : Introduction to Philosophy Tanggal : Kamis, 4 Februari 2021


Prog.Studi : Bahasa & Kebudayaan Inggris Pukul : 20.20-22.00 WIB
Semester :5 Dosen : Rheinatus. AB
Sifat Ujian : Daring
Nama : Rika Farida Astari NIM : 2018130020

Dalam kuliah Introduction to Philosophy, dari pertemuan VII-XII, sudah dibahas beberapa
topik, seperti:

 Estetika
 Kebudayaan Modern
 Kajian Kebudayaan Kontemporer (Culture Studies)
 Identitas Dalam Kebudayaan Kontemporer

 Dari empat topik di atas, anda diminta, memilih dua topik. Dari dua topik yang anda pilih,
silahkan merumuskan satu pertanyaan untuk masing-masing topik yang dipilih.

 Dalam merumuskan pertanyaan, anda diharuskan mengikuti format di bawah ini:

A. Informasi
Setelah saya menyimak materi tentang…………, saya mendapat penjelasan,
bahwa……………………………………………………………………………………………………………………………………
B. Pengetahuan
Dari penjelasan tadi, saya mengerti/mengetahui/memahami,
bahwa……………………………………………………………………………………………………………………………………..
C. Kasus
Dari apa saya alami (dengar /baca/alami), seperti;
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
menurut saya, ada situasi yang perlu dipertanyakan
D. Pertanyan
Pertanyaannya, …………………………………………………………………………………………………………………..?

1. Format Pertanyaan:
 Informasi

Setelah saya menyimak materi tentang Estetika saya mendapat penjelasan,


bahwa estetika membahas tentang keindahan yang bisa terbentuk dan
merasakannya. Filsafat membahas tentang seni nilai dan keindahan. Istilah
estetika berasal dari bahasa Yunani aisthesis yang berarti pencerapan indrawi,
pemahaman intelektual atau pengamatan spiritual.

 Pengetahuan

Dari penjelasan tadi, saya mengerti/mengetahui/memahami, bahwa estetika


mempelajari tentang nilai nilai dan tidak bisa dipandang sebagai pemikiran
rasional saja.

 Kasus

Sebagai contoh kasus bisa dilihat pada produk seni lukis dan seni tari. Ketika
seniman menjadikan sosok wanita sebagai objek ekspresinya, maka persoalan
etika akan bersinggungan dengan estetika. Adegan Jaka Tarub yang sedang
mengintip tujuh bidadari yang mandi (setengah) telanjang dalam sebuah
lukisan atau tarian, misalnya. Ketika penonjolan lekuk tubuh wanitanya sangat
jelas, maka akan muncul sebuah kemungkinan, indah secara estetika, tapi
buruk secara etika.

Persoalan semacam ini mencuat dalam pekan ini ketika Disbudpora Provinsi
Kalsel menyelenggarakan Banjar Fashion Carnaval untuk kali pertama,
sebagai rangkaian kegiatan Festival Pasar Terapung 2014. Tampilan beberapa
wanita peserta karnaval yang berpakain cukup terbuka, bagian depan dan
punggung, ternyata mendapat beragam tanggapan. Yang paling tajam adalah
menganggap karnaval ini tidak memenuhi unsur etika, sekali pun estetis dalam
pandangan mata.

Diskusi yang berlangsung hangat di media sosial mengarah kepada


‘menyayangkan’ kanaval ini berlangsung tanpa batasan etika yang jelas bagi
tiap peserta. Apalagi jika mengingat budaya Banjar yang diklaim sangat
menjunjung adat dan mengusung syariat. Seperti ada keterkejutan budaya
(culture shock) menyaksikan tampilan peserta karnaval dengan berbagai
ragam busana dan gayanya.

Saya sependapat bahwa gaya penampilan peserta karnaval bukan sekadar


esetetis tapi juga etis, seperti budaya berpakaian urang Banjar turun temurun.
Namun, jika memperhatikan bahwa masing-masing kelompok karnaval
dibebaskan menampilkan gaya busana dari adat, suku, bangsa mana pun,
seperti yang terjadi pada Jember Fashion Festival, sebagai inspirasinya, maka
bisa dimaklumi kalau peserta menampilkan sesuai ciri busana anutannya.

Kekhawatiran kita bahwa karnaval yang ‘membebaskan’ ini akan membawa


pengaruh buruk bagi generasi penyaksinya, boleh saja, tapi terlalu berlebihan.
Karnaval yang hanya satu dua jam itu, taklebih pedas sugestinya dibanding
film dan foto vulgar di internet, atau baliho female de jay yang ada di sudut
jalan kota, atau tampilan abg dan wanita dewasa di mal yang ada. Kita
memang harus siap menerima kelenturan budaya tanpa harus melunturkan
keimanan kita sebagai manusia yang berbudaya.

 Pertanyaan

Pertanyaan yang ingin saya ajukan, Mengingat kebudayaan bersifat dinamis


dan bukan sesuatu yang terus menerus tetap. Pada waktu yang sama, di mana
suatu kebudayaan ada, terdapat tanda-tanda kebudayaan baru. Tanda-tanda itu
bisa sebagai tambahan (addition) atau pengurangan (subtraction). Maka sangat
mungkin etika dan estetika akan bersimpangan.

Bisakah etika dan estetika selalu bersanding harmonis dalam menghadapi


sebuah produk budaya?

2. Format Pertanyaan:
 Informasi

Setelah saya menyimak materi tentang Kebudayaan Modern, saya mendapat


penjelasan, bahwa materi ini membahas tentang pandangan kita mengenai
kebudayaan yg Modern atau yg telah maju/masa kini.
 Pengetahuan

Dari penjelasan tadi, saya mengerti/mengetahui/memahami, bahwa


Kebudayaan Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi,
meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan
wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang
memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari
Jepang.Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks.

Kasus

Sampai saat ini perkembangan ilmu pengetahuan telah menghantarkan


masyarakat menuju babak baru yaitu babak yang memanfaatkan peralatan-
peralatan yang merupakan hasil dari teknologi. Penggunaan tenaga manusia
yang semakin hari semakin kecil volumenya sering kali menyebabkan orang
kehilangan pekerjaannya karena tugasnya telah tergantikan oleh peralatan atau
mesin. Sebagai sarana penyampaian informasi dan komunikasi, komputer bisa
dipakai sebagai sarana berinternetan. Lewat internet orang bisa mencari
bermacam-macam informasi dan berkomunikasi. Peran yang dapat diberikan
oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk
kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan
rohani. Selain memberikan keuntungan, ternyata peralatan teknologi informasi
dan komunikasi juga memberikan dampak negatif bagi penggunanya. Dampak
negatif tersebut muncul sebagai akibat dari penggunaan yang salah atau tidak
bertanggung jawab dari yang menggunakan. Beberapa dampak negatif
tersebut adalah 1). Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV
ketimbang melakukan hal lainnya (seperti belajar dan olah raga), 2). Anak
kehilangan kemampuan berbaur dengan masyarakat dan cenderung nyaman
dengan kehidupan online, 3) Adanya pelanggaran hak cipta, 4). Kejahatan di
internet, 5). Penyebaran virus komputer, dan 6). Pornografi, perjudian,
penipuan, tayangan kekerasan. Adapun cara mengatasi dampak-dampak
negatif tersebut adalah : 1). Gunakan teknologi untuk menjalin hubungan
dengan orang yang sudah dikenal, 2). Cari komunitas positif yang sering
melakukan pertemuan didunia nyata, 3). Perlunya penegakkan hukum yang
berlaku dengan dibentuknya polisi internet, 4). Menghindari pemakaian
telepon seluler yang berfitur canggih oleh anak-anak dibawah umur dan lebih
mengawasi penggunaan telepon seluler, 5). Perbanyak membaca buku-buku
yang bersifat edukatif dan bersifat keimanan serta aplikasi komputer yang
bersifat mendidik, dan 6). Perlunya pengaturan waktu untuk berada di depan
komputer atau televisi
Pertanyaan

Bagaimana menghindari penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana


pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan ?

Anda mungkin juga menyukai