Pendidikan:
S1 FK Universitas Padjadjaran
Sp1 FK Universitas Padjadjaran
Konsultan Pulmonologi KIPD
S3 FK Universitas Padjadjaran
Pekerjaan:
Kepala Departemen /KSM Ilmu Penyakit Dalam FKUP/ RS Hasan Sadikin
Kepala Divisi Respirologi & Penyakit Kritis IPD FKUP/RS Hasan Sadikin
Ketua Tim TB RSUP Dr. Hasan Sadikin
Organisasi:
Ketua PB Perhimpunan Respirologi Indonesia (PERPARI)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Jabar (2009-2016)
Fellow American College of Chest Physcian (ACCP)
Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine
European Respiratory Society (ERS)
TATALAKSANA TUBERKULOSIS
PADA KEADAAN KHUSUS
H
R
Z
S
S S
cavitas = 10 8 kuman
mekanisme terjadinya resistensi :
seleksi
H
R
S S
S
S S
Z
S
S S S S
S S S S
S
E S S
cavitas = 10 8 kuman
mekanisme terjadinya resistensi :
seleksi
H
R
S S
S
S SRS S
Z S
S S
S S S SH S
SE
S S S SZ S
S
E S S S S
H
R
Z R
H Terbunuh
S Z semua
E
E
cavitas = 10 8 kuman
ISTC Standard 8
All patients (including those
with HIV infection) who
have not been treated
previously should receive
an internationally accepted
first-line treatment regimen
using drugs of known
bioavailability. The initial
phase should consist of
two months of isoniazid
(INH), rifampicin (RIF),
pyrazinamide (PZA), and
ethambutol (EMB).
ISTC TB Training Modules 2009 1 of 2
ISTC Standard 8
The continuation phase
should consist of isoniazid
and rifampicin given for four
months
The doses of antituberculosis
drugs used should conform
to international
recommendations
Fixed-dose combinations (FDCs) of two (INH
and RIF), three (INH, RIF, and PZA), and four
(INH, RIF, PZA, and EMB) drugs are highly
recommended
ISTC 2014
WHO GUIDELINE 2017
Kehamilan dan Menyusui
• Tidak diobati jauh lebih buruk dari bahaya OAT
• Tidak diobati BBLR dan TB kongenital
• Segera obati jika probabilitasnya sedang-tinggi
• WHO (2010) dan IUATLD : fase inisial harus mengandung
RHEZ
• USA dan Canada : PZA belum secara resmi digunakan
lama pengobatan jika tidak pakai PZA menjadi 9 bulan
• Belum terdapat kejelasan mengenai efek PZA pada
kehamilan, namun harus diingat faktanya bahwa PZA telah
digunakan secara luas di dunia pada wanita hamil
• Piridoksin (25 -50 mg) harus selalu diberikan pada wanita
hamil yang mendapat INH
Maryland TB Guidelines 2007
ATS, CDC, IDSA 2003
WHO 2010
Canadian TB Standar 2013
Kehamilan dan Menyusui
• R,H dan E melewati plasenta namun tidak
mempunyai efek teratogenik
• S menganggu pembentukan telinga dan dapat
menyebabkan ketulian (17%) dari derajat ringan
sampai total
• Ibu yang mendapat OAT lini pertama proses
menyusui anak harus dilanjutkan karena
konsentrasi di ASI sangat rendah
• Sebaliknya karena Kadar OAT di ASI sangat rendah
tidak mempunyai efek terapi untuk bayi (TB
aktif dan TB laten)
Penyakit Hepar
• Masalah dalam terapi TB
• Meningkatkan kemungkinan menderita DILI
(drug induced liver injury)
• Dampak DILI pada individu dengan fungsi
hepar yang marjinal lebih masalah
• Penyakit hepar dasar Fluktuasi indikator
biokimiawi fungsi hepar Kesulitan
monitoring adanya DILI
Penyakit Hepar
• Pertimbangkan paduan dengan sedikit OAT yang
hepatotoksik pada penyakit hepar yang lanjut atau
tidak stabil
• Pertimbangkan TB dapat menyerang hepar LFT
meningkat tidak semua peningkatan LFT pada
baseline adalah non TB
• TB hepar akan membaik dengan terapi OAT yang
efektif
Penyakit Hepar
• Beberapa pilihan paduan OAT pada penderita
dengan penyakit hepar
Paduan tanpa INH
• RZ dan E selama 6 bulan
• Didasari studi bahwa terapi tetap efektif meski
INH telah resisten jika fase inisial mengandung
4 OAT dan R digunakan selama 6 bulan
• Hasil menjadi lebih baik lagi jika Z digunakan
sepanjang 6 bulan
Penyakit Hepar
Paduan tanpa PZA
• Kejadian Z induced DILI lebih rendah/sedikit
dibanding R atau H namun
• DILI karena Z dapat lebih berat dan
berkepanjangan
• Paduan R, H dan E untuk 2 bulan
dilanjutkan RH selama 7 bulan (total 9 bulan)
Penyakit Hepar
Paduan dengan hanya 1 OAT potensial
hepatotoksik
• Dipilih untuk penyakit hepar lanjut
• Umumnya R tetap diberikan
• OAT lain E, FQ, sikoserin dan obat injeksi
• Lama pengobatan 12 – 18 bulan bergantung
pada luas lesi dan respons
Penyakit Hepar
Paduan tanpa OAT yang potensial hepatotoksik
• Dipilih pada penderita TB dengan penyakit
hepar berat dan tidak stabil
• Kemungkinan paduan S, E dan FQ dan OAT lini
kedua oral lainnya
• Belum terdapat panduan utama untuk OAT
yang akan diberikan dan lamanya pengobatan
• Mungkin diberikan selama 18 – 24 bulan
Penyakit Hepar
WHO (2010)
Paduan dengan 2 OAT hepatotoksik
• 9 RHE
• 2 RHES dilanjutkan 6 RH
• 6 – 9 RZE
Paduan dengan 1 OAT hepatotoksik
• 2 SHE dan dilanjutkan 10HE
Paduan tanpa OAT hepatotoksik
• 18 – 24 S,E, FQ
Pilihan Lain Paduan OAT pada dengan
Penyakit Hepar
Paduan mengandung 2 obat hapatotoksik
• 2 HREFq dilanjutkan dengan 7 HRE
• Jika S terbukti sensitif 2 HRES 7 HRE
• 2 REZFq dilanjutkan dengan 4 – 7 REZ
Paduan dengan 1 obat hepatotoksik
• 2 REFqS dilanjut 10 RE
Paduan tanpa obat hepatotoksik
• 18 – 24 bulan SEFq
DILI (DRUG INDUCED LIVER INJURY)
DEFINISI
• Diagnosis klinis per exclusionem
• Harus dipastikan bahwa tidak terdapat kausa lain
(hepatitis virus akut dll)
• Jarang dilakukan pemeriksaan histopatologis
• Biasanya terjadi dalam bulan mulai diberi OAT
• Rechallenge dengan obat terduga yang mengakibatkan
peningkatan ALT l > 2 kali dan penurunan kembali ALT
jika obat dihentikan merupakan cara konfirmasi
diagnosis terkuat
• Insidensi berkisar antara 5 – 33%
Faktor yang meningkatkan risiko DILI
pada pengobatan TB