Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH TUGAS

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

“PELAYANAN KOMUNIKASI
SBAR ELEKTRONIK BERBASIS WEBSITE
DI ERA MILENIAL 4.0 DAN DALAM MASA PANDEMI COVID-19”

DISUSUN OLEH :
1. Dinda Julia Ghalby (201102073)
2. Cecelia Emei Oktarin (201102074)

Dosen Pembimbing : Reni Asmara Ariga, S. Kp., MARS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1. Latar Belakang................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
1. Konsep Komunikasi Efektif............................................................................................5
1.1. Definisi Komunikasi Efektif....................................................................................5
1.2. Komponen Komunikasi Efektif...............................................................................6
1.3. Komunikasi dalam Keperawatan.............................................................................7
1.4. Tujuan Komunikasi Efektif dalam Praktik Keperawatan......................................10
1.5. Komunikasi Perawat pada Era Milenial................................................................11
1.6. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan...........................................................12
2. Konsep SBAR...............................................................................................................14
2.1. Definisi SBAR.......................................................................................................14
2.2. Penerapan Komunikasi SBAR...............................................................................15
2.3. Prosedur Pelaksanaan Komunikasi SBAR dalam Layanan Kesehatan.................16
3. Pelayanan Komunikasi SBAR Elektronik Berbasis Website........................................18
3.1. Layanan Komunikasi SBAR Elektronik................................................................18
3.2. Aplikasi di Lapangan Format SBAR Berbasis Elektronik.................................19
3.3. Peran Perawat dalam Penggunaan Elektronik.....................................................21
3.4. Keuntungan dan Kekurangan dari Penggunaan SBAR Elektronik.......................21
3.5. Identifikasi Pelaksanaan SBAR di Pelayanan Kesehatan......................................22
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................30
Kesimpulan...........................................................................................................................30
Lampiran Review Jurnal..........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................41

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di zaman generasi milenial ini, telah banyak kemajuan dan perkembangan -
perkembangan teknologi. Terlebih pada bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Komunikasi memang sudah sangat menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat begitu
juga sebaliknya. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai dampak
pada kehidupan sehari - hari dan telah mendukung aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi dalam bidang kesehatan.
Adapun dampak pada bidang keperawatan yaitu adanya metode baru saat melakukan
asuhan keperawatan yang dikenal dengan telenursing. Telenursing merupakan bagian dari
Telehealth, yaitu teknologi untuk memberikan asuhan keperawatan dan praktek keperawatan
jarak jauh kepada pasien (Asiri et al, 2016). Perkembangan telenursing sangat pesat di
berbagai negara, karena terbukti dapat menjadi alat yang efisien dalam membantu mengatasi
kendala geografis dan memberikan informasi tentang perawatan kesehatan kepada
masyarakat (Souza-Junior et al., 2016). Salah satu teknologi terbaru yang digunakan dalam
bidang keperawatan terkait dengan dokumentasi dan serah terima adalah SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recomendation) berbasis elektronik. SBAR merupakan alat
komunikasi yang direkomendasikan oleh World Health Organization untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera.
Komunikasi SBAR tidak hanya meningkatkan mutu pelayanan, tetapi juga dapat
meningkatkan kualitas handover yang akan menekan angka medical error. Dan juga data
yang di berikan lengkap, akurat, jelas dan penting terinfomasikan dengan benar dan lengkap
sehingga tidak ada data yang terbuang (Raymond & Harrison, 2014). SBAR berbasis
elektronik dirancang sebagai alat untuk mengatur informasi dalam format yang jelas dan
ringkas untuk memfasilitasi komunikasi kolaboratif diantara penyedia layanan kesehatan.

3
Komunikasi pada saat operan/serah terima (handover) harus jelas dan dapat diterima
dengan baik karena bila handover tidak efektif yang mana data yang dibutuhkan oleh pasien
dan dianggap penting tidak tersampaikan dengan baik maka akan membahayakan pasien dan
staf (Novak & Fairchild, 2012). Gangguan komunikasi antar perawat ini dapat
mengakibatkan proses keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun,
bahkan menghambat pemenuhan tujuan asuhan keperawatan, komunikasi yang tidak efektif
akan berdampak buruk bagi pasien, hampir 70 % kejadian sentinel di rumah sakit disebabkan
karena kegagalan komunikasi dan 75 % nya mengakibatkan kematian (Blom, et al, 2015).
Pada masa COVID-19 ini, perawat harus tetap memberikan asuhan keperawatan secara
optimal dan sangat diperlukan juga komunikasi yang efektif sehingga dalam pemberian
asuhan keperawatan tetap dijalankan dengan benar demi mengurangi resiko insiden. Untuk
itu, peran perawat dalam penggunaan SBAR berbasis elektronik adalah perawat memastikan
bahwa pemberian informasi yang tepat dan bermanfaat serta dapat menjadi advokasi pasien
dalam hal privacy dan confidentiality informasi medis pasien. Memastikan instruksi yang
diterima jelas dan akurat sehingga menjamin keselamatan pasien dan terhindar dari
kesalahan. Dan dengan adanya informasi teknologi dalam bidang keparawatan dapat
memfasilitasi komunikasi yang terstruktur diantara tenaga kesehatan sehingga data pasien
dapat terupdate dan dapat mengurangi resiko insiden keselamatan pasien.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
terkait pelayanan komunikasi SBAR elektronik berbasis website di era milenial 4.0 dan
dalam masa pandemi COVID-19.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah pelayanan komunikasi
SBAR elektronik berbasis website di era milenial 4.0 dan dalam masa pandemi COVID-19?”

3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk megetahui konsep pelayanan
komunikasi SBAR elektronik berbasis website di era milenial 4.0 dan dalam masa pandemi
COVID-19 yang mencakup antara lain :
a. Mengetahui konsep komunikasi efektif dalam keperawatan
b. Mengetahui konsep komunikasi SBAR secara umum
c. Mengetahui konsep komunikasi SBAR elektronik berbasis website

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Komunikasi Efektif


1.1. Definisi Komunikasi Efektif
Komunikasi dalam Bahasa Latin adalah coomunicare yang berarti berpartisipasi
atau memberitahukan. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan
(massage) dari individu (communicator) kepada orang lain (comunican) sehingga
menghasilkan pengertian bersama (Afnuhazi, 2015). Komunikasi juga dapat
diartikan suatu bentuk interaksi sosial yang melibatkan oranglain dengan tujuan
memengaruhi sikap atau perilaku tertentu (Pieter, 2017).
Komunikasi dalam keperawatan adalah suatu cara sistematis yang dapat
mempengaruhi perilaku pasien pada saat memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi. Perawat diharuskan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dan efektif. Melalui komunikasi perawat dapat mengetahui
apa yang terjadi dengan pasien dan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan keluarganya (Pieter, 2017).
Komunikasi yang efektif sangat penting bagi perawat dan penyedia layanan
kesehatan lainnya, dikatakan komunikasi efektif apabila komunikator dan
komunikan memiliki pengertian yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
Komunikasi efektif juga dinilai dapat menimbulkan kesenangan, dan
meningkatkan hubungan sosial dan menimbulkan suatu tindakan (Simamora, 2018).
Komunikasi efektif memiliki peran penting dalam meningkatkan keselamatan pasien
di rumah sakit. Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) tahun 2017
menegaskan kepada setiap rumah sakit harus menyelenggarakan enam sasaran
keselamatan pasien yang salah satunya adalah meningkatkan komunikasi efektif
yaitu komunikasi yang akurat, tepat waktu, lengkap, jelas dan yang dapat dipahami
oleh penerima pesan sehingga mengurangi terjadinya kesalahan yang berpengaruh
terhadap keselamatan pasien.

5
1.2. Komponen Komunikasi Efektif
Komponen komunikasi efektif menurut Sarfika, dkk (2018) adalah :
a. Pengirim pesan (Sender)
Pengirim pesan (Sender) adalah sumber pesan atau orang yang mengirimkan
pesan kepada penerima pesan. Pengirim pesan dan penerima pesan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu: 1) keterampilan komunikasi, bila pengirim pesan
memiliki keterampilan komunikasi yang baik maka pesan akan mudah
tersampaikan kepada penerima pesan. Keterampilan berkomunikasi mencakup
keterampilan berbicara, membaca, menulis, mendengarkan dan lain-lain. 2) sikap
yaitu sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan. 3)
pengetahuan, yang dimiliki oleh pengirim pesan akan membuat komunikasi
tersebut lebih efektif. 4) sistem sosial, mencakup nilai, kepercayaan hukum,
aturan, agama dapat mempengaruhi pengirim pesan dalam menyampaikan pesan.
5) budaya, perbedaan budaya akan menyebabkan perbedaan dalam
menyampaikan pesan.
b. Pesan (message)
Pesan merupakan hal yang substansif yang dikirim oleh pengirim pesan yang
bisa berbentuk video, suara, teks. Faktor yang dapat mempengaruhi pesan adalah
isi pesan, elemen pesan, perlakuan, struktur pesan, dan kode.
c. Media (Channel)
Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet.
Namun, jika merujuk pada komunikasi interpersonal maka media yang dimaksud
merujuk kepada rasa melalui panca indra yang dimiliki manusia diantaranya yaitu
mendengar, melihat, menyentuh, mencium dan merasakan.
d. Penerima (receiver)
Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan dari pengirim pesan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerima pesan sama dengan pengirim pesan
yaitu keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya.

6
1.3. Komunikasi dalam Keperawatan
Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi adalah sebagai
berikut:
a. Komunikasi Saat Serah Terima Tugas (Overan)
Pada saat overan antarperawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan,
serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan overan bersama
dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih
efektif daripada harus menghabiskan waktu orang lain sekadar untuk membaca
dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima overan secara nyata.
b. Wawancara/Anamnesis
Anamnesis pasien merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat
kepada pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan (proses keperawatan).
Perawat melakukan anamnesis kepada pasien, keluarga, dokter dan tim kerja
lainnya. Wawancara adalah metode komunikasi dengan digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan pasien. Data tersebut akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien dengan melaksanakan tindakan
secara tepat. Data yang didapatkan harus akurat tanpa bias, sehingga wawancara
sebaiknya dilaksanakan secara terencana.
c. Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada komunikasi ini adalah:
1) hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat, ciptakan suasana yang
hangat, dan kekeluargaan,
2) hindari interupsi atau gangguan yang timbul akibat dari lingkungan yang
gaduh—wawancara merupakan proses komunikasi aktif yang membutuhkan
fokus dan perhatian terhadap pertanyaan,

7
3) hindari respons dengan hanya “ya” dan “tidak” karena akan mengakibatkan
tidak berjalannya komunikasi dengan baik, perawat kelihatan kurang tertarik
dengan topik yang dibicarakan dan enggan untuk berkomunikasi,
tidak memonopoli pembicaraan dengan cara menyampaikan kata-kata “ya”
dan “tidak”—meskipun kata-kata tersebut meninggalkan kesan negatif—
ditambah kata-kata sesuai dengan topik yang dibicarakan,
4) hindari hambatan personal—keberhasilan suatu komunikasi sangat ditentukan
oleh subjektivitas seseorang—jika perawat menunjukkan rasa tidak
senangkepada pasien sebelum komunikasi, maka akan berdampak terhadap
hasil yang didapat selama proses komunikasi.
d. Komunikasi melalui Komputer
Komputer merupakan suatu alat komunikasi cepat dan akurat pada sistem
manajemen keperawatan saat ini. Penulisan data-data pasien melalui komputer
akan mempermudah perawat lain dalam mengidentifikasi masalah pasien dan
memberikan intervensi yang akurat. Melalui komputer, informasi-informasi
terbaru dapat cepat diperoleh dengan menggunakan Internet, yang akan
memudahkan perawat saat mengalami kesulitan dalam menangani masalah
pasien.
e. Komunikasi tentang Kerahasiaan
Pasien yang masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan mempercayakan
datanya yang bersifat rahasia kepada institusi. Perawat sering dihadapkan pada
suatu dilema dalam menyimpan rahasia pasien. Di satu sisi dia membutuhkan
kebenaran informasi yang diberikan pasien dengan cara mengonfirmasi ke orang
lain. Di lain sisi, dia harus memegang janji untuk tidak menyampaikan informasi
tersebut kepada siapapun.
f. Komunikasi melalui Sentuhan
Komunikasi melalui sentuhan kepada pasien merupakan metode dalam
mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang diberikan oleh
perawat juga dapat berguna sebagai terapi bagi pasien, khususnya pasien dengan
depresi, kecemasan, dan kebingungan dalam mengambil suatu keputusan. Tetapi
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik sentuhan tersebut adalah
perbedaan jenis kelamin antara perawat dan pasien. Dalam situasi ini perlu
adanya suatu persetujuan.

8
g. Dokumentasi sebagai Alat Komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi
antartim kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten dalam pemberian
asuhan keperawatan. Menurut Nursalam (2011) kapan saja perawat melihat
pencatatan kesehatan, maka perawat dapat memberi dan menerima pendapat serta
pemikiran. Dalam kenyataannya, dengan semakin kompleksnya pelayanan
keperawatan dan peningkatan kualitas keperawatan, perawat tidak hanya dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan tetapi dituntut untuk dapat
mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan kepadatenaga kesehatan
lainnya, dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat.
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah dapat digunakan ulang
untuk keperluan yang bermanfaat, mengomunikasikan kepada tenaga perawat
lainnya dan tenaga kesehatan, apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien,
manfaat dan data pasien yang akurat, dan dapat dicatat, komunikasi perawat dan
tim kesehatan lainnya. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan
profesional antarperawat dan tim kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi,
fisioterapis, dan lain-lain. Pengembangan model praktik keperawatan profesional
merupakan sarana peningkatan komunikasi antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah adanya suatu kejelasan dalam
pemberian informasi dari masing-masing individu sesuai dengan kedudukannya.

9
1.4. Tujuan Komunikasi Efektif dalam Praktik Keperawatan
Komunikasi yang efektif tidak hanya berguna bagi perawat namun juga berguna
bagi pasien dan tim kesehatan lainnya. Tujuan umum komunikasi bagi praktik
keperawatan menurut Pieter (2017) yaitu:
a. Mengenal dan memahami pasien (klien)
Komunikasi dapat membantu perawat untuk mengenal lebih mendalam
tentang kondisi pribadi dan karakteristik (to be known identity) pasien. Karena
tanpa melakukan proses komunikasi mustahil perawat dapat mengungkapkan
lebih mendalam atas diri pasien. Pemahaman ini juga bertujuan suapaya perawat
mengetahui strategi komunikasi yang dibutuhkan pasien seperti mengidentifikasi
masalah yang dialami pasien.
b. Mengubah opini dan cara berpikir (opinion change) pasien (klien)
Komunikasi dapat membantu perawat mengenal, membentuk dan mengubah
pola pikir, opini pandangan, gagasan atau ide ide yang berkenaan dengan
informasi. Misal, perawat menjelaskan tentang cara mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta tindakan antisipasi bila pasien mengalami gangguan perasaan.
c. Mengubah sikap umum (attitude change) pasien (klien)
Komunikasi bertujuan dalam hal ini untuk membantu perawat dalam
mengenal, membentuk dan mengubah sikap (attitude change) yang berhubungan
dengan informasi, tindakan keperawatan atau penyembuhan penyakit pasien.
d. Mengubah perilaku (behavior change) pasien (klien)
Komunikasi membantu perawat dalam mengubah, membentuk, atau
mempertahankan perilaku pasien. Misalnya, memberikan instruksi kerja
keperawatan bagi pasien yang mengalami gangguan hubungan sosial, seperti
membantu pasien untuk bersikap terbuka dan menerima oranglain.
e. Mengubah sikap sosial (social change) pasien (klien)
Komunikasi membantu perawat untuk mengetahui seberapa besar perubahan
sosial yang berhubungan dengan informasi atau tindakan medik keperawatan dan
upaya penyembuhan penyakit pasien. Misalnya, membantu pasien
menghilangkan pikiran-pikiran negatif terhadap lingkungannya.

10
1.5. Komunikasi Perawat pada Era Milenial
Wardhani (2017) menyampaikan dalam memberikan informasi yang baik kepada
pasien dan keluarga pasien harus memenuhi standart komunikasi efektif menurut
yaitu: Lengkap, dilakukan dengan menyampaikan semua informasi yang relevan dan
menghindari hal yang tidak penting dan membingungkan. Berikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya secara lengkap. Jelas, gunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh pasien dan berbicara dengan antar sesama penyedia
layanan kesehatan dengan istilah standart. Ringkas, sampaikan informasi yang
penting saja, tidak bertele-tele maupun menyampaikan interpretasi orang lain yang
tidak penting.
Informasi harus disampaikan dengan tepat waktu, hindari menunda nunda waktu
dalam menyampaikan informasi yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
Selalu berikan kondisi perkembangan kepada pasien dan keluarga. Lakukan
pengecekan dan validasi apakah pesan yang anda tangkap sesuai dengan yang
dimaksud oleh pengirim pesan. Sebagai contoh, penulisan resep saat pasien pulang
harus meliputi : lengkap (nama obat, jenis dan frekuensi), jelas (harus dituliskan
secara jelas dan dapat dibaca), ringkas (hanya berisi informasi yang diperlukan),
Tepat waktu (dituliskan sebelum kepulangan pasien dan harus sudah tersampaikan
pada saat pasien siap pulang). Komunikasi yang efektif dapat meningkatkan
hubungan antara perawat dengan pasien dan keluaraga. Ada beberapa cara agar
perawat dapat melakukan komunikasi yang lebih efektif dengan pasien yaitu :
menjadi diri sendiri (Be your Self), perawat sering tidak menjadi diri mereka sendiri
ketika berinteraksi dengan pasien, dikarenakan perawat harus menjaga batas dan
bersikap professional didepan pasien.
Perawat perlu berkomunikasi santai kepada pasien dan keluarga sehingga hal
tersebut membantu perawat mengenal pasien dan dapat membina hubungan saling
percaya yang dapat mempermudah perawatan. Menjadi diri sendiri akan membuat
hubungan perawat dan pasien menjadi lebih efektif. Perawat harus jujur kepada
pasien dan keluarga pasien jujur (be honest). Apabila perawat ditanyai pertanyaan
yang tidak diketahui, respon yang baik adalah dengan jujur memberitahu pasien
bahwa anda tidak tahu dan kemudian mencari tahu jawaban yang benar dari
pertanyaan pasien.

11
Perawat tidak boleh mengabaikan setiap pertanyaan yang disampaikan oleh
pasien, perawat harus menindaklanjuti dan menemukan orang yang tepat untuk
memberikan informasi kepada pasien. Ketika pasien bertanya tentang kondisinya
perawat harus menjawab dengan jujur kepada pasien dan menunjukkan kepada
pasien bahwa anda terlibat dalam masalah yang dihadapi oleh pasien.
Perawat harus menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli, tulus kepada pasien
dan menjadi asli (Be Genuine), menjadi asli artinya actual, nyata, benar, tulus.
Kepedulian (Show that you Care) merupakan cara terbaik menunjukan bahwa kita
peduli dengan pasien yaitu bersikap sopan, penuh hormat dan memperhatikan
kontak mata. Pertahankan kontak mata yang baik, tersenyum dan tunjukan kepada
pasien bahwa anda senang menjadi perawat mereka. Perawat juga dapat memberikan
sentuhan fisik seperti menjabat tangan orang tersebut ketika anda bertemu atau
menyentuh bagian bahu pasein dengan lembut. Perawat harus menindaklanjuti
(Follow Through) yaitu pastikan selalu menindaklanjuti apapun yang perlu setelah
kontak dengan pasien. Ini sangat penting karena menunjukkan bahwa perawat
mendengarkan kekhawatiran atau pertanyaan mereka dan perawat mengingat untuk
menindaklanjutinya (Lowey, 2015).

1.6. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan


Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi sangat kompleks, manajer harus
dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap berikut.
a. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa
yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
Jaringan komunikasi formal dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf.
b. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian proses
yang tak terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi. Jika ada pihak lain yang
akan terkena dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi
komunikasi dan meminta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum
melakukan suatu perubahan atau tindakan.
c. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Prinsip komunikasi seorang
perawat profesional adalah CARE: Complete, Acurate, Rapid, dan English.

12
d. Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan
keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat.
Artinya, setiap melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman sejawat
dan tenaga kesehatan lainnya harus memenuhi ketiga unsur di atas dengan
didukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat masa depan yang lain adalah
mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan pasar bebas pada abad
ini.
e. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara
akurat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima pesan
untuk mengulangi pesan atau instruksi yang disampaikan.
f. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal
yang perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang
lain, dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang
disampaikan.

13
7. Konsep SBAR
2.1. Definisi SBAR
Komunikasi merupakan bagian penting dalam praktik sehari-hari dalam
perawatan kesehatan. Komunikasi yang berkualitas akan mencegah terjadinya
kesalahan, pemahaman yang jelas, patuh terhadap rencana perawatan dan juga hasil
positif bagi pasien. Salah satu komunikasi standart yaitu SBAR (Situation,
Background, Assessment, Recommendation) format disusun untuk mengoptimalkan
komunikasi yang efektif di antara semua anggota tim perawatan kesehatan, untuk
menyampaikan situasi apa pun, seperti cedera atau keluhan pasien, perubahan shift
perubahan status klinis pasien, atau merujuk pasien ke unit perawatan yang berbeda.
SBAR digunakan antara perawat dengan perawat, perawat dengan dokter,
perawat dengan teknisi, dan sebagainya. Dengan menggunakan komunikasi SBAR
perawat semakin siap menyampaikan situasi yang terjadi dan meningkatkan
kerjasama yang baik dengan teman sejawat yang lain. Selain itu SBAR juga
memperlancar pertukaran informasi dan meningkatkan keselamtan kerja (Perry,
dkk., 2020). SBAR menurut Standart Nasional Akreditasi RS Indonesia (SNARS)
tahun 2017 adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan dirumah sakit untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera yang
dapat meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan untuk
meningkatkan serah terima atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim
kesehatan lainnya. SBAR merupakan strategi dalam menyampaikan kondisi pasien
yang telah terbukti dapat mengurangi kesalahan. SBAR adalah bentuk komunikasi
terstruktur yang diadaptasi dari penerbangan dan industri andal lainnya untuk
menggambarkan situasi atau kondisi pasien kepada tim yang lain. SBAR juga dapat
meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong penggunaan komunikasi yang
jelas dan terfokus dalam kondisi kritis (Compton, 2016).

14
2.2. Penerapan Komunikasi SBAR
a. Operan
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan kondisi pasien. Tujuan dilakukan operan adalah untuk
menyampaikan kondisi pasien, menyampaikan asuhan keperawatan yang belum
dilaksanakan, menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun rencana
kerja. Untuk mencapai tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR.
b. Pelaporan Kondisi Pasien
Pelaporan Kondisi Pasien dilakukan oleh perawat kepada tenaga medis lain
termasuk dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setipap kondisi pasien
kepada dokter sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan
kondisi pasien. Pelaporan kondisi pasien yang efektif dapat meningkatkan
keselamaran pasien (Davey, 2015)
c. Faktor yang dapat mempengaruhi pelaporan kondisi pasien adalah komunikasi.
Komunikasi yang tidak efektif antara perawat dan dokter dapat mempengaruhi
keselamatan pasien. Berbagai jurnal yang telah diteliti dihasilkan komunikasi
efektif seperti SBAR dapat meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter
sehingga angka keselamatan pasien meningkat. (Sukesih, 2015)
d. Transfer Pasien
Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain
dan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan external.
Transfer pasien internal adalah transfer antar ruangan didalam rumah sakit dan
transfer pasien external adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah memiliki kemampuan dan
pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan pengetahuan tenaga
kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer, peralatan
transfer, dan komunikasi saat transfer pasien. Komunikasi yang efektif diperlukan
untuk proses pelayanan kesehatan. Salah satu proses pelayanan kesehatan adalah
transfer pasien (Prakoso, 2016). Komunikasi SBAR merupakan salah satu
komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien. Masalah
komunikasi SBAR saat proses transfer berpotensi untuk mengalami masalah dan
dapat berdampak pada pasien.

15
Masalah yang dialami seperti tidak lengkapnya laporan transfer pasien dan
kurang efektif komunikasi pelaporan informasi kondisi pasien saat transfer.
Masalah yang sering terjadi seperti komunikasi yang gagal akibat kurangnya
interaksi secara langsung dan dokumentasi yang kurang jelas. Masalah yang
terjadi saat transfer pasien dapat berdampak pada keselamatan pasien maka perlu
diperhatikan mekanisme transfer pasien (Landua, 2014).

2.3. Prosedur Pelaksanaan Komunikasi SBAR dalam Layanan Kesehatan


Prosedur pelaksanaan komunikasi SBAR dalam layanan kesehatan menurut
Simamora (2018) yaitu:
a. Situation/ Situasi
Situasi membahas tentang kondisi pasien saat ini seperti, bagaimana situasi
pasien saat ini? Mengapa perawat menghubungi dokter? Apa yang sedang terjadi
kepada pasien saat ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijelaskan dengan kalimat
yang singkat sesuai dengan situasi yang sebenarnya terjadi sehingga dokter
mendapatkan gambaran situasi pasien saat ini.
b. Background/ Latar belakang
Background berisi tentang riwayat kesehatan yang dialami oleh pasien seperti
riwayat alergi, obat-obatan dan cairan infuse yang diberikan, jelaskan hasil
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan yang mendukung kondisi pasien,
informasi klinik yang mendukung, tanda vital pasien. Secara umum latar
belakang membahas tentang apa yang melatarbelakangi kondisi pasien? Apa saja
tanda-tanda vital dan riwayat penyakit pasien? Jelaskan bagaimana kondisi situasi
yang akan datang? Keadaaan apa yang mengarah pada kondisi tersebut?
c. Assessment/ Penilaian
Penilaian berbicara tentang kesimpulan dari analisa terhadap gambaran situasi
pasien. Secara umum pada penilaian, menjelaskan tentang pertanyaan apa
penilaian anda terhadap kondisi tersebut? apa masalah yang terjadi kepada pasien
berdasarkan penilaian masalah tersebut?

16
d. Recommendation/ Rekomendasi
Rekomendasi membahas tentang tindakan yang harus dilakukan selanjutnya
terkait kondisi yang terjadi pada pasien seperti: mengusulkan dokter untuk
mengunjungi pasien, menghubungi dokter tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Secara umum rekomendasi menjelaskan tentang apa yang harus
dilakukan untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada pasien? Tindakan apa
yang harus dilakukan atau diusulkan?

Fase interaksi (perawat shift sebelumnya dengan perawat shift selanjutnya


bersama pasien dengan keluarga) pelaporan dengan metode SBAR menurut Hadi
(2016):
a. Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
Sebutkan nama pasien dan umur pasien, sebutkan tanggal masuk ruangan dan
hari perawatan, sebutkan nama dokter yang menangani pasien, sebutkan diagnosa
medis dan masalah keperawatan yang belum atau yang sudah teratasi.
b. Background (info penting yang berhubugan dengan kondisi pasien terkini)
Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dari setiap diagnose keperawatan,
sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive dan obat-
obatan termasuk alat infuse yang digunakan, jelaskan dan identifikasi
pengetahuan pasien dan keluarga tentang diagnosa medis.
c. Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini (meliputi B6/ head to
toe), jelaskan kondisi klinik yang mendukung ( Lab, Rongent dll).
d. Recommendation
Rekomendasi intervensi keperawatan yang sudah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing plan) termasuk discharge planning serta edukasi pasien dan keluarga.

17
8. Pelayanan Komunikasi SBAR Elektronik Berbasis Website
3.1. Layanan Komunikasi SBAR Elektronik
Penyedia perawatan telah menggunakan metode komunikasi hand-off standar,
yang mencakup pertanyaan perencanaan bersama dan pertanyaan yang tepat terkait
dengan perawatan pasien (JCAHO, 2005; Ying-Hui Hou P, 2019). Namun, unit dan
departemen sering merancang laporan operan mereka sesuai dengan kebutuhan
mereka sendiri, yang menyebabkan perbedaan luas di antara laporan hand-off di
departemen yang berbeda serta di rumah sakit yang berbeda. Selain itu, menyusun
informasi berbasis kertas itu rumit dan memakan waktu, membuat pembaruan
waktu sulit dilakukan. Data yang hilang dapat berdampak buruk pada keselamatan
pasien serta kualitas perawatan.
Sebaliknya, sistem hand-off elektronik dapat memastikan pemindahan pasien
yang benar, cepat serta informasi lengkap sambil mendukung integrasi data bebas
kerusakan untuk mengurangi insiden yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh
error (Strople & Ottani, 2006; Ying-Hui Hou P, 2019). Akibatnya, beberapa rumah
sakit telah mengembangkan sistem hand-off elektronik untuk memastikan efektivitas
komunikasi dan meningkatkan keandalan dan pelayanan komperehensif. Viveiros
(2009) di dalam Ying-Hui Hou P(2019) menemukan bahwa hand-off elektronik
memiliki pengaruh positif terhadap komunikasi antar perawat di dalam unit atau
antar unit yang berbeda, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menulis laporan.
Oleh karena itu, sebagian besar perawat harus menggunakan sistem elektronik untuk
pelaporan hand-off selama pergantian shift.

18
3.2. Aplikasi di Lapangan Format SBAR Berbasis Elektronik
Dari hasil telusur review journal belum semua perawat mampu
mengaplikasikannya terkait dengan skill dan ilmu keperawatan serta pemahaman
dari tiap-tiap individu. Namun format berbasis elektronik merupakan format
yang dirasa sangat lengkap didalam memberikan informasi tentang keadaan
pasien saat ini dan dapat terupdate dan ini merupakan sarana yang sangat
membantu untuk perawat didalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
handover dilakukan dengan komunikasi yang sangat efektif.
SBAR dalam bentuk elektronik sangat direkomendasikan didalam handover
keperawatan antar shift maupun antar unit. Metode IT ini sangat efektif
didalam meningkatkan kualitas, kuantitas, efektifitas serta mengurangi biaya.
Format yang terstruktur berbasis elektronik memastikan data yang diperlukan
tersampaikan dengan tepat, lengkap, akurat dan memastikan tidak ada data penting
seorang pasien yang terlewatkan atau terbuang sehingga hal ini merupakan
aplikasi yang sangat positip di keperawatan untuk efisiensi, efektifitas serta
peningkatan keselamatan pasien safety selama perawatan rumah sakit (Vinu &
Kane, 2016).
Untuk aplikasi maupun website SBAR dapat diakses pada laman
https://sbar.app/brain/#/ memberikan gambaran proses dokumentasi perawatan
secara online. Tampilannya dapat dilihat seperti berikut :
Menu Awal/Dashboard

19
Pada dashboard atau tampilan menu awal tersebut kita dapat mengisi terlebih
dahulu data yang berupa:
a. Nama perawat yang sedang bertugas
b. Jumlah durasi shift
c. Jumlah maksimal pasien yang sedang dirawat

Layanan Komunikasi SBAR

Setelah mengisi data diri perawat pada tampilan sebelumnya, selanjutnya kita
dapat melihat tampilan menu SBAR elektronik pada laman. Pada tampilan menu
SBAR kita dapat mengisi data pasien sesuai dengan format SBAR antara lain :
S (Situation) : mengisi identitas pasien
B (Background) : mengisi riwayat kesehatan pasien jelaskan intervensi
dari seluruh diagnosa keperawatan pasien.
A (Assesment) : pengkajian pasien terkini (meliputi B6/head to toe),
jelaskan kondisi klinik yang mendukung ( Lab, Rongent, dan lain - lain).
R (Reccomendation) : rekomendasi intervensi keperawatan yang sudah dan
perlu dilanjutkan

20
Tampilan Daftar Tindakan Yang Harus Dikerjakan

3.3. Peran Perawat dalam Penggunaan Elektronik


Peran perawat dalam penggunaan SBAR berbasis elektronik adalah perawat
memastikan bahwa pemberian informasi yang tepat dan bermanfaat serta dapat
menjadi advokasi pasien dalam hal privacy dan confidentiality informasi medis
pasien. Memastikan instruksi yang diterima jelas dan akurat sehingga menjamin
keselamatan pasien dan terhindar dari kesalahan.

3.4. Keuntungan dan Kekurangan dari Penggunaan SBAR Elektronik


Menurut Schumancher (2010), ada keuntungan dan kekurangan dalam
penggunaan handover berbasis elektronik. Adapun keuntungannya adalah
a. efektifitas kerja perawat di ruangan sehingga perawatan pasien dapat berjalan
secara optimal holistic dan profesional.
b. hemat biaya dan efisien waktu.
c. pertukaran informasi perawatan pasien secara detail, efektif dan terstruktur serta
berkesinambungan
d. meminimalisir resiko ancaman keselamatan pasien
Dan kekurangan dalam penggunaan format berbasis elektronik adalah
a. gangguan jaringan yang di gunakan oleh instansi terkait
b. data yang tersimpan terlalu banyak membuat lama saat membuka file
c. skill dan pengetahuan sdm yang belum memadai didalam penggunaan alat
elektronik

21
3.5. Identifikasi Pelaksanaan SBAR di Pelayanan Kesehatan
Informasi teknologi (IT) dalam bidang kesehatan mendukung serah terima
keperawatan antar shift secara klinis melalui pengembangan alat yang memfasilitasi
komunikasi informasi terstruktur. Alat komunikasi semacam itu dapat membantu tim
perawat dalam melaksanakan fungsi dasar serah terima pasien, dan berkontribusi
pada praktik serah terima pasien yang kompeten dan berkualitas dengan memberikan
detail pasien yang diupdate setiap saat (Vinu & Kane, 2016; Karmila & Hartanto,
2017). Dengan menggunakan lembaran serah terima elektronik ini diharapkan dapat
meningkatkan komunikasi efektif antar perawat dan mengurangi risiko terhadap
insiden keselamatan pasien.
a. Pelaksanaan SBAR Elektronik dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Wisma atlet Kemayoran adalah sebuah kompleks gedung bertingkat tempat


menginap atlet yang mengikuti pesta olahraga Asia 2018 dan pesta olahraga
difabel Asia 2018 untuk perlombaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun
satu tahun lalu, pada 23 Maret 2020, wisma atlet Kemayoran berubah fungsi
menjadi rumah sakit darurat penanganan COVID-19. Setelah dilakukan
wawancara dengan salah satu perawat yang menjadi relawan di wisma atlet
Kemayoran, kami menemukan bahwasannya wisma atlet yang beralih fungsi
menjadi RS Darurat COVID-19 dan sudah memulai untuk melakukan SBAR
elektronik hanya saja hal tersebut masih belum diterapkan dan masih belum
berjalan.
Sebelumnya juga telah mengidentifikasi rumah sakit lain di Indonesia seperti
Rumah Sakit Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo
(RSCM) dan RS lainnya guna mengetahui apakah RS tersebut sudah menerapkan
SBAR elektronik atau belum dengan cara mencari informasi terkait melalui
website resmi rumah sakit tersebut. Namun dari hasil identifikasi dari masing –
masing RS tersebut, tidak ditemukan adanya penerapan atau penggunaan SBAR
elektronik di laman website tersebut.

22
Berikut 12 daftar laman resmi Rumah Sakit di Indonesia yang telah diidentifikasi :

1. Rumah Sakit Universitas Indonesia

Link website : https://rs.ui.ac.id/umum/berita

2. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo

Link website : https://rscm.co.id

3. Rumah Sakit Pondok Indah Group

Link website : https://www.rspondokindah.co.id/id

23
4. Siloam Hospitals Kebon Jeruk

Link website :
https://www.siloamhospitals.com/Hospitals-and-Clinics/Hospitals/Siloam-Hospitals-
Kebon-Jeruk

5. Rumah Sakit Adi Husada Surabaya

Link website : http://adihusada.co.id/

6. Rumah Sakit Premier Jatinegara

Link website : https://www.ramsaysimedarby.co.id

24
7. Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar

Link website : https://www.bhaktirahayu.com/

8. Rumah Sakit Dharma Nugraha Jakarta Timur

Link website : https://dharmanugraha.co.id

9. Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Link website : http://web.rshs.or.id

25
10. RSU Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

Link website : https://rsupwahidin.com/

11. RSU Dr Soetomo Surabaya

Link website : https://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id

12. RS Fatmawati Jakarta

Link website : http://rsupfatmawati.id

26
b. Pelaksanaan SBAR Elektronik dalam Pelayanan Kesehatan di Medan
Pelaksanaan tersebut ada terdapat pada Rumah Sakit Murni Teguh. RS Murni
Teguh merupakan rumah sakit swasta dengan akreditasi B di Kota Medan.
Setelah dilakukan wawancara dengan perawat pelaksana yang bekerja di RS
Murni Teguh Medan, ditemukan bahwasannya RS Murni Teguh sudah
menerapkan pelaksanaan komunikasi SBAR elektronik. Perawat tersebut
mengungkapkan bahwasannya RS mereka sudah melaksanakan pelayanan SBAR
elektronik secara merata di keseluruhan rumah sakit.

Link website : https://www.rsmurniteguh.com

Selain itu juga, telah mengidentifikasi Rumah Sakit Siloam Medan dengan
melakukan wawancara dengan perawat pelaksana yang bekerja di RS Siloam
Medan. Adapun informasi yang didapatkan dari perawat RS tersebut, bahwa RS
tersebut masih menggunakan pelayanan SBAR secara manual ataupun tulis
tangan.
Dan untuk pelaksanaan SBAR elektronik di beberapa RS lain di Kota Medan
seperti Rumah Sakit H Adam Malik (RS HAM), Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara, dan lain – lain didapatkan bahwa tidak ditemukan informasi
tentang RS tersebut telah menerapkan pelayanan SBAR elektronik.

27
Berikut 6 daftar laman resmi Rumah Sakit di Medan yang telah diidentifikasi :

1. Rumah Sakit H Adam Malik Medan

Link website : https://rsham.co.id/

2. Rumah Sakit Pringadi Medan

Link website : http://www.rsudpirngadi.pemkomedan.go.id/

3. Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara

Link website : http://rumahsakit.usu.ac.id/index.php/id

28
4. Rumah Sakit Siloam Dhirga Surya

Link website :
https://www.siloamhospitals.com/Hospitals-and-Clinics/Hospitals/Rumah-Sakit-
Siloam-Dhirga-Surya

5. Rumah Sakit Royal Prima

Link website : https://royalprima.com/

6. Rumah Sakit Columbia Asia

Link website : http://columbiaasia.com/indonesia/hospitals/medan/contact-us

29
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
Komunikasi dalam keperawatan adalah suatu cara sistematis yang dapat mempengaruhi
perilaku pasien pada saat memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan prinsip-
prinsip komunikasi. Salah satu komunikasi dalam dunia kesehatan yaitu adalah SBAR.
SBAR adalah bentuk komunikasi terstruktur yang diadaptasi dari penerbangan dan industri
andal lainnya untuk menggambarkan situasi atau kondisi pasien kepada tim yang lain. SBAR
juga dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong penggunaan komunikasi
yang jelas dan terfokus dalam kondisi kritis (Compton, 2016).
Pada era milennial 4.0 yang segala sesuatunya selalu mengandalkan elektronik dan
digital yang instan dan praktis membuat praktisi kesehatan juga harus terpapar hal yang
berbau digital. Salah satunya yaitu adalah pelayanan komunikasi SBAR elektronik.
Pelayanan komunikasi SBAR elektronik berbasis website yang dapat diakses melalui PC
maupun perangkat pintar ini memiliki kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan
komunikasi SBAR konvesional dimana keunggulannya adalah sebagai berikut :
1) Efektifitas kerja perawat di ruangan sehingga perawatan pasien dapat berjalan
secara optimal holistic dan profesional.
2) Hemat biaya dan efisien waktu.
3) Pertukaran informasi perawatan pasien secara detail, efektif dan terstruktur serta
berkesinambungan
4) Meminimalisir resiko ancaman keselamatan pasien.

30
Lampiran Review Jurnal

No Identitas Artikel Tujuan Metodologi Hasil Perbedaan Jurnal


1 Penulis : Untuk menganalisis Jenis penelitian eksperimen Adanya peningkatan Jurnal ini menganalisa
Vitri Dyah Herawati, Devi keefektifan metode semu dengan desain pretest kemampuan pembinaan keefektifan metode
Nurmalia, Tri Hartiti, dan coaching dengan posttest control group perawat kepala dalam coaching dengan
Luky Dwiantoro. menggunakan alat design. Lima puluh empat penerapan SBAR dalam menggunakan alat
komunikasi SBAR pada perawat dipilih serah terima keperawatan komunikasi SBAR pada
Judul artikel : serah terima shift menggunakan pengambilan setelah 2 minggu dan 4 serah terima shift
The Effectiveness Of keperawatan sampel berurutan, yang 27 minggu pembinaan. Ada keperawatan. Setelah
Coaching Method Using ditetapkan dalam kelompok juga peningkatan yang dilakukan penelitian ini
SBAR Communication eksperimen dan signifikan dari didapatkan bahwa terdapat
Tool on Nursing Shift kontrol. Daftar periksa penggunaan SBAR pada peningkatan kemampuan
Handovers. observasi adalah shift keperawatan serah pembinaan kepala prawat
dikembangkan oleh peneliti terima pada kelompok dalam penerapan SBAR
Nama Jurnal : berdasarkan Theory of eksperimen (p <0,05)
Belitung Nursing Journal. Lardner untuk mengevaluasi dibandingkan dengan
efektivitas implementasi kelompok kontrol
Vol : 4(2):177-185 pembinaan menggunakan
SBAR tentang serah terima
Tahun : 2018 shift keperawatan. Uji t
independen, uji Mann-
Link : Whitney dan uji Wilcoxon
https://doi.org/10.33546/bnj digunakan untuk analisis
.464 data.

31
2 Penulis : Analisa keefektifan Studi ini menggunakan Penggunaan Format ISBAR Jurnal ini menganalisa
Ade Herawati, dan Tuti SBAR saat handover metode kajian literature terstruktur, yang di keefektifan SBAR yang
Nuraeni di dalam upaya dengan menggunkan aplikasikan dalam diaplikasikan menjadi berupa
meningkatkan data base/ PREQUEST/ elektronik merupakan cara elektronik saat handover
Judul artikel : keselamatan pasien Google Scholar atau metode komunilasi dalam upaya meningkatkan
Penggunaan Model sesuai dengan tujuan yang befektif pada saat hand keselamatan pasien.
ISBAR3 Berbasis dari akreditasi over. Metode ini dapat Penggunaan SBAR yang
Elektronik dalam Upaya rumahsakit meninggkatkan kualias serta telah diaplikasikan ke dalam
Meningkatkan Keselamatan kuantitas,efisiensi waktu elektronik ini dianggap dapat
Pasien. serta biaya yang dan meninggkatkan kualias serta
informasi data merupakan kuantitas,efisiensi waktu serta
Nama Jurnal : cara atau metode biaya yang dan informasi
Jurnal Surya. Jurnal Media komunikasi yang efektif di data merupakan cara atau
Komunikasi Ilmu dalam meningkatkan metode komunikasi yang
Kesehatan. kualitas serta kuantitas, efektif
efisensi waktu serta biaya
Vol : 11, No. 03. dan informasi yang
disampaikan
Tahun : 2019

Link :
https://doi.org/10.38040/js.
v11i03.51

32
3 Penulis : Desain sistem hand-off Sebuah quasi- Tingkat responden adalah Jurnal ini membendingkan
Ying‐Hui Hou, Li‐Jung elektronik yang berbeda experiment dilakukan 72%. Dengan menggunakan dua rumah sakit yang
Lu MS, Pei‐Hsuan Lee mungkin memiliki level kepada perawat dari dua sistem dengan desain ISBAR, menggunakan isbar dan yang
MS, Scholar, dan yang berbeda efektivitas; rumah sakit Taiwan, satu perawat bisa meningkatkan tidak menggunakan ISBAR
I‐Chiu Chang . studi ini memvalidasi rumah sakit dengan efektivitas komunikasi pada saat melakukan
keefektifan sistem dengan ISBAR dan yang lainnya mereka dan selanjutnya handover. Danhasil yang
Judul artikel : Identify, Situation, dengan sistem desain meningkatkan manfaat didapatkan yaitu adalah
Positive Impacts of Background, non-ISBAR dan 200 hand-off individu mereka. Dengan menggunakan sistem
Electronic Hand-Off Reccomendation (ISBAR) pertanyaan digunakan Menggunakan sistem hand- dengan desain ISBAR,
Systems Designs on menjadi satu. untuk mengumpulkan off non ‐ ISBAR, keefektivan perawat bisa meningkatkan
Nurses’Communication data. komunikasi hanya bergantung efektivitas komunikasi
Effectiveness. pada kemampuan kognitif mereka dan selanjutnya
dan ekspresif individu meningkatkan manfaat
Nama jurnal : perawat. hand-off individu mereka.
Journal of Nursing Menggunakan sistem hand-
Managament : Wiley off non ‐ ISBAR, keefektivan
Original Article komunikasi hanya
bergantung pada kemampuan
Vol : 27(5):1055-1063 kognitif dan ekspresif
individu perawat.
Tahun : 2019

Link :
https://doi.org/10.1111/
jonm.12774

33
4 Penulis : Untuk menjelaskan format Metode analisis Hasil kajian didapatkan Jurnal ini menjelaskan
Rina Karmila dan Suki Hananto terstruktur yang dengan kajian bahwa penggunaan format tentang format terstruktur
terkomputerisasi yang literatur ISBAR3 berbasis elektronik yang terkomputerisasi yang
Judul artikel : digunakan oleh perawat terstruktur ini digunakan digunakan oleh perawat
Penggunaan Format ISBAR dalam serah terima untuk mendukung cara dalam serah terima
Berbasis Elektronik dalam keperawatan dengan serah terima verbal melalui keperawatan dengan
Handover Keperawatan untuk menggunakan metode model komunikasi terkini menggunakan komunikasi
Meningkatkan Komunikasi Komunikasi efektif: Identify, yang lebih sistematis, tepat, SBAR. Hasil yang
Efektif. Situation, Background, akurat, dan relevan dalam didapatkan yaitu adalah
Assessment, dan waktu yang sangat singkat. penggunaan format ISBAR3
Nama jurnal : Rekomendation, Read-Back, Keberhasilan penerapan berbasis elektronik
Idea Nursing Journal Risk (ISBAR3). format serah terima terstruktur ini digunakan
elektronik ini dapat untuk mendukung cara serah
Vol : VIII No. 3 meningkatkan komunikasi terima verbal melalui model
efektif, dan meningkatkan komunikasi terkini yang
Tahun : 2017 keselamatan pasien. lebih sistematis, tepat,
akurat, dan relevan dalam
Link : waktu yang sangat singkat.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/arti Keberhasilan penerapan
cle/view/9493/7948 format serah terima
elektronik ini dapat
meningkatkan komunikasi
efektif, dan meningkatkan
keselamatan pasien.

34
5 Penulis : Untuk mengetahui Pendekatan analitik Ada korelasi antara Jurnal ini menjelaskan
Fakhri Mubarok, Gatot Soeryo korelasi antar prosedur observasional dengan komunikasi SBAR tentang hubungan antara
Koeseomo, dan Sugeng Wiyono dan implementasi desain cross-sectional. penerapan ketepatan implementasi komunikasi
komunikasi SBAR Subjek penelitian ini pemberian obat dengan SBAR dengan optimalisasi
Judul artikel : dalam penyerahan klinis sebanyak 40 responden nilai P = ketepatan pemberian obat
Optimalisasi Ketepatan dengan pengobatan perawat.  0,001. Kesimpulannya, dalam penyerahan klinis.
Pemberian Obat dengan akurasi administrasi ada Korelasi antara Yang mana didapatkan
Penerapan Prosedur dan penerapan prosedur dan hasil dari penelitian ini
Komunikasi SBAR dalam penerapan komunikasi yaitu terdapat koreasi atau
Pelaksanaan Clinical Handover SBAR diserah terima terdapat hubungan antara
Perawat di Instalasi Rawat Inap klinis keperawatan dengan penerapan komunikasi
RSUD Kota Depok. ketepatan pemberian obat. SBAR diserah terima
klinis keperawatan dengan
Nama Jurnal : ketepatan pemberian obat.
Seminar Nasional Riset
Kedokteran (SENSORIK)

Vol :Vol 1, No 1

Tahun : 2020

Link :
https://conference.upnvj.ac.id/in
dex.php/sensorik/article/view/4
29

35
6 Penulis : Rachmah. Untuk mengetahui hubungan Penelitian ini dilakukan Komunikasi SBAR Jurnal ini menjelaskan
komunikasi SBAR dalam dengan metode deskriptif dalam handover hubungan antara
Judul artikel : handover dengan keselamatan korelasional. Teknik memiliki hubungan dilakukannya komunikasi
Optimalisasi Keselamatan pasien di RS sampel adalah purposive yang signifikan SBAR dalam handover
Pasien melalui Komunikasi sampling dengan total dengan keselamatan dengan keselamatan
SBAR dalam Handover. sampel sebanyak 42 pasien (p value= pasien di RS. Didapatkan
perawat pelaksana. 0.001) dalam penelitian di jurnal
Nama jurnal : Keselamatan pasien ini yaitu komunikasi
Idea Nursing Journal. diukur dengan kuisioner SBAR dalam handover
valid. Data dianalisis memiliki hubungan yang
Vol : IX No. 1 menggunakan uji chi signifikan dengan
square dan uji korelasi keselamatan pasien
Tahun : 2018 pearson.

Link :
http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ
/article/view/12280

36
7 Penulis : Untuk mengubah handoff Proses peningkatan Waktu penugasan Jurnal ini menjelaskan
Emily Read Sermersheim, Mark keperawatan selama pemimpin dengan untuk 1 tahun, setelah tentang mengubah handoff
Chun Moon, Marisa Streelman, transfer unit dengan mengadakan acara rapid dilakukan rata-rata 55 keperawatan selama
dan Denina McCullum-Smith tujuan meningkatkan improvement untuk menit, dan telah transfer unit yang
outcome pasien. menentukan solusi yang bertahan kurang dari bertujuan adalah untuk
Judul artikel : Tujuannya adalah untuk layak. Sebuah tim 60 menit sejak mengurangi waktu bed-
Improving Patient throughput mengurangi waktu bed- kemudian membuat standar dilakukan penerapan assesment sampai bed-
with an Electronic Nursing assesment sampai bed- alur kerja hand-off; implmentasi. occupancy,mempersingkat
Handoff Process in an Academic occupancy, membuat alat elektronik, durasi pengkajian tempat
Medical Center. mempersingkat durasi hamper menghilangkan tidur sampai ke bed-
pengkajian tempat tidur laporan lisan; dan occupancy. Dan
Nama jurnal : sampai ke bed-occupancy menerapkan proses hand- didapatkan hasil yaitu
The Journal Of Nursing off baru. Waktu penugasan selama
Administration. JONA 1 tahun, setelah dilakukan
rata-rata 55 menit, dan
Vol : 50, Number 3, Pp 174-181 telah bertahan kurang dari
60 menit sejak dilakukan
Tahun : 2020 penerapan implmentasi.

Link :
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
32068626/

37
8 Penulis : Untuk mengetahui Menggunakan Hasil: nilai z -2.093 dan Jurnal ini menjelaskan
Roymond H. Simamora dan pengaruh pelatihan eksperimen semu, p> 0.05. Hal ini tentang pengaruh
Achmad Fathi terhadap pelaksanaan dengan kelompok menunjukkan adanya pelatihan terhadap
handover keperawatan intervensi dan pengaruh pelatihan pelaksanaan handover
Judul artikel : berbasis komunikasi kontrol. Uji statistik tentang penerapan standar keperawatan berbasis
The Influence of Training SBAR menggunakan kepemimpinan kepala komunikasi SBAR. Hasil
Handover based SBAR Wilcoxon dan uji Mann ruang pada komitmen yang didapatkan pada
Communication for Whitney.  perawat di PT jurnal ini yaitu didapatkan
Improving Patients Safety. menerapkan keperawatan adanya pengaruh pelatihan
Serah Terima Berbasis tentang penerapan standar
Nama jurnal : Komunikasi SBAR kepemimpinan kepala
Indian Journal of Public ruang pada komitmen
Health Research & perawat di PT
Development. menerapkan keperawatan
Serah Terima Berbasis
Vol : 10(9): 1281-1285 Komunikasi SBAR

Tahun : 2019

Link :
https://doi.org/10.37506/ijphr
d.v10i9.5377

38
9 Penulis : Untuk mengetahui Studi dilaksanakan di Ada peningkatan Jurnal ini ditulis dengan
Rina Yuliyanti, Septo pengaruh pelaksanaan RSUD Kabupaten kepuasan kerja perawat tujusn pengaruh pelaksanaan
Pawelas Arso dan metode SBAR pada saat Karanganyar dan RSUD setelah diberikan metode SBAR pada saat
Muhammad Hasib Ardani timbang terima terhadap Soehadi Priyonegoro, perlakuan metode timbang terima terhadap
kepuasan kerja perawat Sragen. Responden SBAR. Metode SBAR kepuasan kerja perawat. Dan
Judul artikel : penelitian terdiri dari berpengaruh signifikan didapatkan hasilnya yaitu
Increasing Job Satisfaction perawat RSUD terhadap peningkatan adalah Ada peningkatan
of Nurses through SBAR Karanganyar yang kepuasan kerja perawat kepuasan kerja perawat
Communication in Handover menjadi kelompok dengan nilai p = 0,000 setelah diberikan perlakuan
of Nursing Tasks. eksperimen dan perawat (kurang dari 0,05). metode SBAR. Metode SBAR
RSUD Sragen yang berpengaruh signifikan
Nama jurnal : digunakan sebagai terhadap peningkatan
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu kelompok kontrol, kepuasan kerja perawat
Kesehatan masing-masing sebanyak
32 orang perawat. Analisis
Vol : 5, Issue 2, pp.139 – data menggunakan uji
142. beda non parametrik
Mann-Whitney dan
Tahun : 2020 Wilcoxon

Link :
https://aisyah.journalpress.id/
index.php/jika/article/view/5
223

39
10 Penulis : Untuk mengetahui efek Secara keseluruhan, 84 Skor kualitas rata-rata Jurnal ini ditulis guna
Rahul S. Panesar, Ben Albert, SBAR elektronik alat kejadian pasien dicatat meningkat secara mengetahui efek SBAR
Catherine Messina dan komunikasi aktif sebagai dari 542 pasien masuk ke signifikan dari elektronik alat komunikasi
Margaret Parker dokumentasi dalam unit perawatan intensif kertasdokumentasi untuk aktif sebagai dokumentasi
peristiwa akut di Unit anak. Tiga kali periode catatan teks bebas EMR dalam peristiwa akut di
Judul artikel : Perawatan Intensif yang dipelajari: ( a ) dan catatan templat Unit Perawatan Intensif
The Effect of an Electronic Pediatrik dokumentasi kertas saja, SBAR elektronik, seperti Pediatrik. Dan didapatkan
SBAR Communication Tool ( b ) dokumentasi yang dilakukan perawat bahwa Skor kualitas rata-
on Documentation of Acute elektronik, dan ( c ) dan dokter rata meningkat secara
Events in the Pediatric dokumentasi elektronik jagapemberitahuan. signifikan dari kertas
Intensive Care Unit dengan template Pelaksanaan nota SBAR dokumentasi untuk catatan
SBAR. Kualitas elektronik dikaitkan teks dan catatan template
Nama jurnal : dokumentasi dinilai dengan dokumentasi SBAR elektronik, seperti
American Journal of Medical dengan menggunakan yang lebih lengkap yang dilakukan perawat dan
Quality sistem penilaian 4 &peningkatan frekuensi dokter jaga pemberitahuan.
poin. Frekuensi acara dokumentasi komunikasi Pelaksanaan nota SBAR
Vol : 31(1):64-8 catatan meningkat secara antara perawat dan elektronik dikaitkan dengan
Tahun : 2014 progresif selama 3 dokter dokumentasi yang lebih
periode studi. lengkap & peningkatan
Link : frekuensi dokumentasi
https://journals.lww.com/jonaj komunikasi antara perawat
ournal/Abstract/2020/03000/I dan dokter.
mproving_Patient_Throughpu
t_With_an_Electronic.11.aspx

40
11 Penulis : Untuk meningkatkan Metode dengan Sebelum menerapkan Jurnal ini ditulis untuk
Laura Wentworth, Jennifer
efektivitas komunikasi mengirim evaluasi alat SBAR, 80% mengetahui efek SBAR :
Diggins, David Bartel, Mark di antara caregivers survei ke semua anggota staf merasa alat serah terima elektronik
Johnson, Jim Hale dan Kim Gaines
ketika pasien anggota staf RN di waktu handoff dalam cara prosedural yang
dipindahkan antara daerah percontohan. memakan waktu tidak rumit. Tanggapan
Judul artikel : area prosedural jantung Survei itu berisi 10 antara 1 dan 6 menit- para perawat dalam survei
SBAR: Electronic Handoff Tool dan PCU, pertanyaan skala tipe itu harus diselesaikan. menyatakan bahwa alat
for Noncomplicated Procedural menggunakan alat likert, 3 demografis Setelah implementasi, SBAR elektronik mampu
Patients SBAR elektronik pertanyaan, dan area semuanya dari anggota dan merupakan cara standar
untuk komentar. Itu staf menunjukkan untuk menyediakan serah
Nama jurnal : survei membahas 6 handoff dilakukan terima pasien tanpa
Journal of Nursing Care Quality bidang konten yang dalam jangka waktu mengganggu alur kerja dari
terkait dengan alat ini. Staf mengakui staff perawat. Alat
Vol : 27, No. 2, hlm. 125–131 handoff: kemudahan bahwa laporan SBAR komunikasi menyediakan
penggunaan lisan untuk kompleks pengunduhan otomatis
Tahun : 2012 (kepatuhan), sesuai pasien penting. informasi penting dari
dengan alur kerja, EMR, membutuhkan entri
Link : ketepatan waktu tangan minimal. Alat jelas,
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22 handoff, kegunaan data ringkas, dan mudah
126852/ untuk pasien rutin, nilai disesuaikan, memenuhi
yang dirasakan, dan kebutuhan berbagai macam
kemampuan untuk pengaturan kerja.
bertanya dan
menanggapi
pertanyaan.

41
Pertanyaan - Alat SBAR inovatif ini
pertanyaan itu menghilangkan duplikat-
membantu untuk dokumentasi dan
menilai peningkatan meningkatkan akurasi dan
keseluruhan dalam standarisasi data. Alat itu
komunikasi di antara digunakan untuk
caregivers saat pasien mengkomunikasikan
dipindahkan antar informasi handoff untuk
laboratorium dan PCU. pasien prosedural tanpa
Survei tersebut telah komplikasi rutin dan telah
ditinjau oleh para ahli diidentifikasi sebagai alat
untuk kelengkapan dan yang lebih disukai atas
kejelasan. Survei formulir handoff lain yang
didistribusikan melalui sedang di evaluasi pada
email ke 138 staf tempat penelitian.
perawat yang bekerja di
unit percontohan; 51
perawat
menyelesaikannya,
untuk tingkat respons
37%.

42
12 Penulis : Untuk mengetahui / Sesi kelompok fokus Hasil penelitian ini Pada tahun 2016 alat SBAR
Ester Coolen, Rik Engbers, Jos mempelajari semi-terstruktur menunjukkan bahwa : diperkenalkan di RS Anak
Draaisma, Maud Heinen, dan pengunaan SBAR oleh dilakukan dan SBAR dalam Amalia di Belanda untuk
Cornelia Fluit residen pediatrik dan dianalisis secara lingkungan meningkatkan komunikasi
perawat dalam kualitatif menggunakan departemen yang antar petugas kesehatan.
Judul artikel : pengaturan perawatan template pengkodean mendukung, secara Untuk memfasilitasi
The Use of SBAR as a Structured klinis non-akut di yang dibangun untuk struktural, strategis, penggunaan SBAR, penting
Communication Tool in the rumah sakit anak-anak mencari fasilitator dan dan budaya sangat untuk mengidentifikasi
Pediatric Non-Acute Care Setting: akademis hambatan dalam penting bagi kebutuhan profesional untuk
Bridge or Barrier for penggunaan SBAR profesional perawatan menggunakan alat tersebut
Interprofessional Collaboration? oleh para profesional kesehatan secara efektif, untuk
yang berbeda. menggunakan alat mempertimbangkan
Nama jurnal : Kelompok fokus terdiri tersebut dan bagaimana tugas dan
Journal of Interprofessional Care dari 5 sampai 12 memasukkannya ke tanggung jawab dianggap
peserta per kelompok dalam rutinitas tempat oleh profesi yang berbeda,
Tahun : 2020 dan berlangsung antara kerja mereka. dan untuk merangsang
55 dan 65 menit. umpan balik antarprofesional
Link : Pengumpulan data dan pemodelan peran.
https://doi.org/10.1080/13561820.2 berakhir ketika saturasi Penggunaan SBAR
020.1816936 tema tercapai setelah membantu mereka menjadi
lima wawancara. Sesi contoh yang baik sebagai
kelompok fokus komunikator dan kolaborator
direkam secara audio interdisipliner kepada
dan ditranskrip kata mahasiswa keperawatan.
demi kata.

43
13 Penulis : Tujuan penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian : Jurnal ini ditulis untuk
Sandra Hardini, Harmawati, adalah mengekplorasi menggunakan 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR mengetahui pengalaman
dan Fatma Sri Wahyuni pengalaman perawat pendekatan deskriptif pada saat timbang terima sudah perawat dalam
melaksanakan dengan desain optimal, melaksanakan komunikasi
2) Waktu pelaksanaan komunikasi
Judul artikel : komunikasi SBAR penelitian kualitatif SBAR pada saat timbang
SBAR saat timbang terima,
Studi Fenomenologi : pada saat timbang dan pendekatan Pelaksanaan komunikasi SBAR terima. Perawat melakukan
Pelaksanaan Komunikasi terima (handover) di fenomenologi. Teknik pada saat timbang terima timbang terima dengan
SBAR pada saat Timbang di bangsal Bedah dan pengambilan sampling dilakukan di nurse station dan komunikasi SBAR dengan
Terima di Bangsal Bedah Interne RSUP Dr.M. yang digunakan ruang pasien, menjelaskan situasi pasien,
dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang. snowball sampling 3) Perawat merasakan manfaat riwayat pasien dan
Djamil Padang dan cara pengambilan yang baik dalam menggunakaan terkadang tidak dijelaskan
komunikasi SBAR,
data ke partisipan jika pasien rawatan sudah
4) Harapan perawat terhadap
Nama jurnal : melalui wawancara pelaksanaan komunikasi SBAR beberapa kali. perawat
Jurnal Kesehatan Medika mendalam/ indept saat timbang terima agar selalu melakukan timbang terima
Saintika interview. Partisipan diterapkan dan di tingkatkan, di konter perawat dan
dalam penelitian ini 5) Faktor pendukung dalam ruangan pasien, informasi
Vol : 10 Nomor 2 berjumlah 6 orang. komunikasi SBAR berupa yang disampaikan saat
Analisa data dengan adanya SPO, pembekalan dan diruang pasien yang penting
sosialisasi
Tahun : 2019 metode collaizi saja guna menjaga privasi
6) Hambatan dalam melaksanakan
komunikasi SBAR saat timbang pasien. Manfaat komunikasi
Link : terima berupa kondisi pasien sebar yaitu meningkatkan
https://jurnal.syedzasaintika. yang berubah – ubah dan akurasi informasi yang
ac.id/index.php/medika/artic kendala waktu. disampaikan, efisien, dan
le/view/416 sesuai dengan yang diminta
akreditasi.

44
14 Penulis : Kerusakan komunikasi Review sistematis artikel Hasil dalam penelitian ini Jurnal ini menyatakan
Martin Müller, Jonas Jürgens,
adalah salah satu penyebab yang diterbitkan di SBAR terdapat 8 studi dengan desain bahwa dalam
Marcus Redaèlli, Karsten utama efek samping dalam dilakukan di PUBMED, sebelum-setelah dan tiga uji tinjauannya menemukan
Klingberg, Wolf E Hautz, danrutinitas klinis, terutama EMBASE, CINAHL, klinis terkontrol yang dilakukan bukti moderat untuk
Stephanie Stock dalam situasi serah terima. Cochrane Library dan dalam pengaturan klinis yang meningkatkan
Alat komunikasi SBAR PsycINFO pada Januari 2017. berbeda memenuhi kriteria keselamatan pasien
Judul artikel : (situasi, latar belakang, Semua artikel penelitian asli inklusi. Tujuan dari penelitian melalui penerapan
Impact of the Communication penilaian dan rekomendasi) tentang SBAR yang ini adalah untuk meningkatkan SBAR, terutama bila
and Patient Hand-Off Tool dikembangkan untuk memenuhi kriteria kelayakan komunikasi tim, hand-off pasien digunakan untuk
SBAR on Patient Safety: a meningkatkan kualitas serah berikut dimasukkan: dan komunikasi dalam menyusun komunikasi
Systematic Review terima dan secara luas (1)SBAR di-implementasikan panggilan telepon dari perawat melalui telepon.
diasumsikan untuk ke dalam rutinitas klinis, (2) ke dokter. Studi heterogen Namun, ada kekurangan
Nama jurnal : BMJ Open meningkatkan keselamatan investigasi SBAR adalah berkaitan dengan karakteristik penelitian berkualitas
pasien. Tujuan dari tinjauan tujuan utama dan (3) studi, terutama hasil pasien. tinggi tentang alat
Vol : 8, Issue 8 ini adalah untuk meringkas setidaknya satu hasil akhir Secara total, 26 hasil pasien komunikasi yang
dampak penerapan SBAR pasien dilaporkan. Berbagai yang berbeda diukur, delapan di banyak digunakan ini.
Tahun : 2018 terhadap keselamatan pasien pengaturan dalam perawatan antaranya dilaporkan meningkat
primer dan sekunder dan secara signifikan. Sebelas
Link : panti jompo. Peserta : ahli dideskripsikan sebagai
http://dx.doi.org/10.1136/bmj kesehatan termasuk perawat peningkatan tetapi tidak ada uji
open-2018-022202 dan dokter. Alat ukur : hasil statistik lebih lanjut yang
primer dan sekunder aspek dilaporkan, dan enam hasil tidak
keselamatan pasien (outcome berubah secara signifikan.
pasien) didefinisikan sebagai Hanya satu penelitian yang
kejadian atau kejadian efek melaporkan penurunan
samping. deskriptif pada hasil akhir
pasien

45
15 Penulis : Penelitian ini bertujuan Metode penelitian ini bersifat kuasi Hasil dalam penelitian Jurnal ini menyatakan
Azade Inanloo, Nooredin untuk mengetahui eksperimental dan intervensi. Itu ini terdapat bahwa menggunakan alat
Mohammadi, dan Hamid pengaruh darimendidik dilakukan dengan pra /pasca perbandingan kinerja SBAR dengan
Haghani perawat di unit pelatihan dan desain satu perawat di unit mempengaruhi area yang
perawatan intensif kelompok. Pengambilan sampel perawatan intensif berbeda telah sangat
Judul artikel : tentang pelaporan shift dilakukan dengan metode sensus sebelum dan sesudah efektif. Efektif dalam
The Effect of Shift Reporting kerja menggunakan alat samplingdi unit perawatan intensif bekerja. Pelatihan meningkatkan kinerja
Training Using the SBAR Tool SBAR. Rumah Sakit Hazrat Rasool, yang laporan pengiriman perawat dalam bekerja
on the Performance of Nurses berafiliasi dengan Iran University shift menggunakan alat laporan pengiriman shift
Working in Intensive Care of Medical Ilmu Pengetahuan. SBAR menunjukkan di ICU. Oleh karena itu,
Units Laporan pengiriman shift kerja perbedaan statistik yang penelitian ini merupakan
diamati dengan menggunakan signifikanantara skor bukti efektivitas pelatihan
Nama jurnal : checklist SBAR 18 item kinerja di semua bidang pro-pelatihan SBAR.gram
Journal of Client-Centered olehpeneliti sekali sebelum sebelum dan sesudah dalam pengembangan
Nursing Care pelaporan pelatihan (3 laporan intervensi dan kemampuan perawat
pengiriman shift kerja dari masing- skormeningkat setelah dilaporan pengiriman
Vol : 3(1) pp. 51 - 56 masing perawat) menggunakanalat intervensi shift kerja lapangan di
SBAR dan sekali setelah pelatihan rumah sakit
Tahun : 2017 (3 laporan pengiriman shift kerja
dari masing-masing perawat).
Link : Setelah satu bulan dari pelatihan,
https://doi.org/10.32598/jccnc.3 kinerja perawat dalam pelaporan
.1.51 pengiriman shift kerja dievaluasi
sesuaidengan alat di atas. Data
yang terkumpul dianalisis
menggunakan SPSS V. 20

16 Penulis : Penelitian ini Rancangan penelitian yang Hasil penelitian menunjukkan Jurnal ini menyatakan
46
Sri Siska Mardiana, Tri Nur bertujuan untuk digunakan adalah quasi bahwa pada kelompok kontrol komunikasi antara perawat
Kristina, dan Madya Sulisno membuktikan experiment dengan pre- tidak terjadi dengan dokter merupakan
apakah penerapan post test with control peningkatan yang signifikan salah satu elemen penting
Judul artikel : komunikasi SBAR group. Jumlah sampel pada kemampuan pearwat dari praktik kolaborasi dalam
Penerapan Komunikasi dapat meningkatkan sebanyak 18 peserta pada dalam berkomunikasi dengan pelayanan kesehatan.
SBAR untuk Meningkatkan kemampuan perawat kelompok intervensi dan dokter ditunjukkan dengan p Komunikasi yang terjalin
Kemampuan Perawat dalam dalam 18 peserta pada kelompok value 0,430 ,sedangkan pada baik antara dokter dan
Berkomunikasi dengan berkomunikasi lisan kontrol yang diambil kelompok intervensi ada perawat diharapkan dapat
Dokter dengan dokter. dengan teknik peningkatan yang signifikan menjadi sarana untuk
pengambilan sampel setelah menyampaikan hal - hal
Nama jurnal : purposive sampling. diberikan intervensi dengan penting, menjalin diskusi,
Jurnal Ilmu Keperawatan nilai p value 0,000. Penelitian memutuskan secara bersama-
dan Kebidanan ini menemukan bahwa sama serta dapat
penerapan komunikasi meminimalkan hambatan -
Vol : 10 No. 2. Hlm : 273 - SBAR dapat meningkatkan hambatan yang ada dalam
282 kemampuan perawat dalam pemberian perawatan kepada
berkomunikasi dengan dokter. pasien. Model teknik
Tahun : 2019 komunikasi SBAR membantu
perawat untuk
Link : mengorganisasi cara berfikir,
http://dx.doi.org/10.26751/ji mengorganisasi informasi,
kk.v10i2.487 dapat memudahkan
penyampaian pesan serta
berdiskusi saat
berkomunikasi dengan
dokter.

17 Penulis : Tujuan dari penelitian Penelitian ini Hasil penelitian dari 30 Jurnal ini menyatakan bahwa
47
Miming Oxyandi dan Novi Endayni ini adalah untuk menggunakan responden, diketahui dalam penerapan pelayanan
mengetahui pengaruh pendekatan kualititatif bahwa hasil ada pengaruh yang mengacu pada patient
Judul artikel : metode komunikasi dengan metode Pre- yang signifikan antara safety ada beberapa standar
Pengaruh Metode Komunikasi efektif SBAR terhadap Exsperimenal pelaksanaan timbang yang perlu di-
Efektif SBAR terhadap Efektifitas efektifitas pelaksanaan Ekspeimen sedangkan terima sebelum dan implementasikan, salah satu
Pelaksanaan Timbang Terima timbang terima pasien rancangan penelitian setelah pelaksanaan standar tersebut adalah
Pasien One Grub Design pre komunikasi efektif SBAR penerapan timbang terima
intervensi - post dengan nilai p value = menggunakan komunikasi
Nama jurnal : intervensi. Penelitian 0,000 < nilai α 0,05. dengan metode Situation,
Jurnal Aisyiyah Medika ini dilakukan di Rumah Background, Assesement and
Sakit Muhammadiyah Recommendation (SBAR).
Vol : 5 Nomor 1 Palembang dari bulan Kerangka komunikasi dengan
oktober 2019 s.d metode SBAR digunakan
Tahun : 2020 Januari 2020. Uji pada saat perawat melakukan
normalitas data timbang terima (handover),
Link : dilakukan dengan uji pindah ruang perawatan
https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.3 statistik Kolmogorov- maupun dalam melaporkan
22 Smirnov, sedangkan kondisi pasien kepada dokter.
analisa bivariatnya
mengunakan uji
statistik non parametrik
yaitu uji wilxocom.

48
18 Penulis : Tujuan penelitian ini Desain penelitian ini Hasil penelitian Jurnal ini menyatakan bahwa
I Ketut Suardana, I G.A. Ari untuk menganalisa adalah quasi menunjukkan bahwa ada kerangka komunikasi yang
Rasdini, dan Ni Nyoman pengaruh komunikasi eksperimen. Penelitian pengaruh yang kuat digunakan di RSUD Tabanan
Hartati SBAR dengan dilakukan pada 27` metode komunikasi selama ini masih berdasarkan
efektifitas timbang perawat di ruang rawat efektif SBAR dengan pola komunikasi konvensional
Judul artikel : terima (handover). inap Griyatama RSUD efektifitas pelaksanaan tanpa ada kejelasan materi yang
Pengaruh Metode Tabanan dengan teknik timbang terima dikomunikasikan. Permasalahan
Komunikasi Efektif SBAR total sampling. (handover) dengan nilai r yang muncul adalah perawat
terhadap Efektifitas Pengumpulan data =0,832 serta nilai t = masih kurang mengetahui
Pelaksanaan Timbang dilakukan dengan 4,847 dan p value 0,001 permasalahan pasien secara
Terima Pasien di Ruang mengobservasi proses, (< α = 0,05). menyeluruh. Komunikasi efektif
Griyatama RSUD Tabanan isi dan waktu timbang berbasis SBAR, yang digunakan
terima. Penelitian pada saat perawat melakukan
Nama jurnal : dilakukan Juli- timbang terima (handover)
Jurnal Skala Husada September 2015. Uji merupakan suatu metode yang
statistik yang digunakan telah diterapkan di RSUP Sanglah
Vol : 15 Nomor 1. Hlm : 43 adalah t test dengan α = dalam rangka memenuhi standar
- 58 0.05. Rata-rata jumlah pelayanan JCI (Joint Commission
waktu untuk timbang Internasional).Komunikasi efektif
Tahun : 2018 terima pagi setelah sangat penting untuk menjamin
perlakuan adalah 5,73 keselamatan pasien dan kualitas
Link : menit dan siang 3,48 pelayanan.
https://ejournal.poltekkes- menit.
denpasar.ac.id/index.php/JS
H/article/view/223

19 Penulis : Tujuan penelitian ini Metode dalam Hasil penelitian Jurnal ini menyatakan bahwa
49
K. De Meestera, M. Verspuy, K.G. adalah untuk penelitian ini ada 16 menunjukkan bahwa pengenalan komunikasi SBAR
Monsieursa, dan P. Van Bogaerta mengetahui pengaruh bangsal rumah sakit setelah mem- di universitas tersier dan
SBAR (situasi, latar perawat dilatih perkenalkan SBAR rujukan rumah sakit
Judul artikel : belakang, penilaian, menggunakan SBAR kami menemukan meningkatkan persepsi efektif
SBAR Improves Nurse–Physician rekomendasi) terhadap untuk berkomunikasi peningkatan persepsi komunikasi dan kolaborasi
Communication and Reduces kejadian efek samping dengan dokter jika komunikasi dan dalam perawat. Perawat lebih
Unexpected Death: a Pre and Post serius (SAE) di bangsal pasien memburuk. kolaborasi yang efektif baik bersiap memanggil dokter
Intervention Study rumah sakit Sebuah studi intervensi pada perawat, setelah pengenalan SBAR
sebelum (Juli 2010 dan peningkatan dengan menggunakan item
Nama jurnal : April 2011) dan pasca penerimaan ICU yang SBAR dalam catatan pasien.
Journal of Resusitation (Juni 2011 dan Maret tidak direncanakan Jumlah admin ICU yang tidak
2012) dilakukan. dan penurunan direncanakan meningkat pada
Vol : 84(9) : 1192 - 6 Catatan pasien kematian yang tidak periode pasca intervensi dan
diperiksa untuk item terduga. jumlah kematian tak terduga
Tahun : 2013 SBAR hingga 48 jam menurun. Artinya terjadi
sebelum SAE. pergeseran ke arah tak
Link : Kuesioner digunakan dideteksi, pemicu, dan respons
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23 untuk mengukur yang berpotensi dikaitkan
537699/ komunikasi dan dengan SBAR.
kolaborasi perawat-
dokter

50
20 Penulis : Tujuan penelitian ini Metode dalam penelitian Hasil penelitian ini Dalam jurnal ini
Maria Randmaa, Gunilla adalah untuk ini dengan studi menunjukkan bahwa pada menyatakan bahwa
Mårtensson, Christine Leo memeriksa persepsi intervensi prospektif kelompok intervensi, penerapan alat komunikasi
Swenne, dan Maria Engström anggota staf tentang dengan kelompok terdapat peningkatan yang SBAR di klinik anestesi
komunikasi di dalam pembanding meng- signifikan secara statistik dikaitkan dengan
Judul artikel : dan di antara profesi gunakan pre- pada faktor 'akurasi peningkatan persepsi
SBAR Improves yang berbeda, sikap assessments dan komunikasi antar kelompok' anggota staf tentang
Communication and Safety keselamatan dan postassessments. Data (p = 0,039) dan 'Iklim komunikasi antara
Climate and Decreases pemberdayaan kuesioner dikumpulkan keselamatan' (p = 0,011). profesional dan persepsi
Incident Reports due to psikologis, sebelum dan dari staf dalam intervensi Proporsi laporan insiden mereka tentang iklim
Communication Errors in an sesudah penerapan alat (n = 100) dan kelompok akibat kesalahan komunikasi keselamatan serta dengan
Anaesthetic Clinic: A komunikasi SBAR di pembanding (n = 69) di menurun secara signifikan (p proporsi laporan insiden
Prospective sebuah klinik anestesi. klinik anestesi di dua <0,0001) pada kelompok yang menurun terkait
Intervention Study Tujuannya juga untuk rumah sakit sebelum intervensi, dari 31% menjadi dengan kesalahan
mempelajari apakah (2011) dan setelah (2012) 11%. komunikasi.
Nama jurnal : terdapat perubahan penerapan SBAR.
BJ Open proporsi laporan insiden Proporsi laporan insiden
yang disebabkan oleh karena kesalahan
Vol : 4 Edisi 1 kesalahan komunikasi. komunikasi dihitung
selama periode 1 tahun
Tahun : 2014 sebelum dan setelah
implementasi.
Link :
https://bmjopen.bmj.com/cont
ent/4/1/e004268

51
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Gde Muninjaya. (1999). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC: 220-234.
Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi Teraupetik Dalam Keperawatan Jiwa. Jatirejo: Gosyen
Publishing.
Asiri, Samirah & Rohrer, Wesley & Al-Surimi, Khaled & Da'ar, Omar & Ahmed, Anwar.
(2016). The association of leadership styles and empowerment with nurses'
organizational commitment in an acute health care setting: A cross-sectional study.
BMC Nursing. 15. 10.1186/s12912-016-0161-7.
Blom L, et.al. (2015).The Situation, Background, Assesment And Recomendation (SBAR)
Model For Communication Between Health Care Profesionals : A Clinical Intervention
Pilot Study, International Journal Of Caring Sciences
Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, nd .ed. St. Louish : The CV
Mosby Company
Davey, N. Cole ,A. (2015). Safe Communication Design, implement and measure: A guide to
improving transfers of care and handover. Quality Improvement Clinic Ltd. (1-60)
De Meester K, Verspuy M, Monsieurs KG, Van Bogaert P. (2013). SBAR improves nurse-
physician communication and reduces unexpected death: a pre and post intervention
study. Resuscitation. Sep;84(9):1192-6. doi: 10.1016/j.resuscitation..03.016. Epub 2013
Mar 26. PMID: 23537699.
Ester Coolen , Rik Engbers , Jos Draaisma , Maud Heinen & Cornelia Fluit. (2020). The Use
Of SBAR As A Structured Communication Tool In The Pediatric Non-Acute Care
Setting: Bridge Or Barrier For Interprofessional Collaboration. Journal of
Interprofessional Care. DOI:10.1080/13561820.2020.1816936
Hardini. S, Harmawati, Wahyuni, & Fatma. S. (2019). Studi Fenomenologi : Pelaksanaan
Komunikasi SBAR pada saat Timbang Terima di Bangsal Bedah dan Interne RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, [S.l.], v. 10, n. 2, p. 53-63, dec.
ISSN 2540-9611.
Hasibuan, Malayu S.P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi
Aksara. Jakarta.

52
Herawati, Ade. Nuraeni, Tuti. (2019). Penggunaan Model ISBAR3 Berbasis Elektronik
dalam Upaya Meningkatkan Keselamatan Pasien : Study Literatur. Jurnal Surya.
Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan. SURYA Vol. 11, No. 03, Desember 2019
Herawati, Vitri D. H, dkk. (2018). The Effectiveness Of Coaching Method Using SBAR
Communication Tool On Nursing Shift Handovers. Universitas Diponegoro. Belitung
Nursing Journal. 2018 April;4(2):177-185 . Semarang
Hou ,Ying-Hui. Lu, Li-Jung. Lee, Pei-Hsuan. Chang, I-Chiu. (2019). Positive Impacts of
Electronic hand-off systems designs on Nurses’ communication effectiveness. Wiley
Original Article
Inanloo, A., Mohammadi, N. & Haghani, H. (2017). The Effect of Shift Reporting Training
Using the SBAR Tool on the Performance of Nurses Working in Intensive Care Units.
Journal of Client-Centered Nursing Care, 3(1), pp. 51-56.
https://doi.org/10.32598/jccnc.3.1.51
Karmila, Rina. Hananto, Suki. (2017). Penggunaan Format Isbar Berbasis Elektronik dalam
Handover Keperawatan untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif. Idea Nursing
Journal. Vol. VIII No. 3
Landua, S. Wellman, L. G.(2014). Small changes can streamline the handoff process in a
staff-driven process improvement project. The Association of Women's Health,
Obstetric and Neonatal Nurses : Elsevier Inc.
Mardiana, Sri Siska,K. Tri Nur & Madya Sulisno. (2019). Penerapan Komunikasi SBAR
untuk Meningkatkan Kemampuan Perawat dalam Berkomunikasi dengan Dokter.
Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan. Vol.10No.2(2019)273-282
Mubarok, dkk. (2020). Optimalisasi Ketepatan Pemberian Obat dengan Penerapan Prosedur
dan Komunikasi SBAR dalam Pelaksanaan Clinical Handover Perawat di Instalasi
Rawat Inap RSUD Kota Depok. Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Jakarta
Mugianti, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan.
KEMENKES RI. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Jakarta Selatan
Müller M, Jürgens J, Redaèlli M, et al. (2018). Impact of the communication and patient
hand-off tool SBAR on patient safety: a systematic review. BMJ Open;8:e022202.
doi:10.1136/bmjopen-2018-022202

53
Novak, K., & Fairchild, R. (2012). Bedside reporting and SBAR: improving patient
communication and satisfaction. Journal of Pediatric Nursing, 27(6), 760.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Oxyandi, Miming & Endayni, Novi. (2020). Pengaruh Metode Komunikasi Efektif SBAR
terhadap Efektifitas Pelaksanaan Timbang Terima Pasien. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah Palembang’. Jurnal Aisyiyah Medika. Volume 5 Nomor 1
Panesar RS, Albert B, Messina C, Parker M. (2016). The Effect of an Electronic SBAR
Communication Tool on Documentation of Acute Events in the Pediatric Intensive
Care Unit. Am J Med Qual. Jan-Feb;31(1):64-8. doi: 10.1177/1062860614553263.
Epub 2014 Oct 1. PMID: 25274104.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.11. (2017). Keselamatan Pasien
Penyelenggara Keselamtan Pasien : Jakarta
Perry, A. G. Potter, P. A. Ostendrof, W.R. (2020). Nursing Interventions and Clinical Skills,
Sevent Edition. China: Elsevier
Pieter, H. (2017). Dasar-dasar Komunikasi Bagi Perawat. Jakarta : Kencana
Prakoso, S. A., Susilo, E., Lestari, P. (2016). Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan
Komunikasi Sbar dalam Handover(Operan Jaga) pada Perawat di Rsud Salatiga Kota
Salatiga. Fakultas Keperawatan: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Rachmah. (2018). Optimalisasi Keselamatan Pasien melalui Komunikasi SBAR dalam
Handover. Universitas Syiah Kuala. Idea Nursing Journal. Banda Aceh.
Randmaa M, Mårtensson G, Leo Swenne C, et al. (2014). SBAR Improves Communication
and Safety Climate and Decreases Incident Reports due to Communication Errors in an
Anaesthetic Clinic: A Prospective Intervention Study. BMJ Open;4: e004268.
doi:10.1136/bmjopen-2013-004268
Sarfika, Rika. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar; Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan. Padang: Andalas University Press

54
Sermersheim ,ER. Fromm , Janine. Moon, Mark Chun. Streelman , Marisa. Mccullum-Smith,
Denina. Yohannan, Stephanie. Powell, Rhonda. (2020). Improving Patient Throughput
With An Electronic Nursing Handoff Process In An Academic Medical Center. The
Journal Of Nursing Administration. JONA Volume 50, Number 3, Pp 174-181
Siagan, Sondang P. (2008). Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi aksara
Simamora, R. H & Harrison, M C. (2014). The structured communication tool SBAR
(Situation, Background, Assessment and Recommendation) improves communication
in neonatology. SAMJ.December, Vol. 104, No. 12.
Standart Nasional Akreditasi Rumah Sakit. (2017). SBAR-Komunikasi EFektif Rumah Sakit
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR. Medan: USU Press.
Simamora, R. H. Fathi, A.(2019). The Influence of Training Handover based SBAR
Communication for Improving Patients Safety. Indian Journal of Public Health
Research & Development. 10(9): 1281-1285
Souza-Junior, Tacito & Fleck, Steven & Simão, Roberto & Dubas, João & Pereira, Benedito
& Pacheco, Elisa & Silva, Antonio & Oliveira, Paulo. (2010). Comparison Between
constant and decreasing rest intervals: influence on maximal strength and hypertrophy.
Journal of strength and conditioning research / National Strength & Conditioning
Association. 24. 1843-50. 10.1519/JSC.0b013e3181ddae4a.
Suardana, I Ketut, Rasdini, Ari, dan Hartati, Ni Nyoman. (2018). Pengaruh Metode
Komunikasi Efektif SBAR terhadap Efektifitas Pelaksanaan Timbang Terima Pasien di
Ruang Griyatama RSUD Tabanan. Jurnal Skala Husada. Vol : 15 Nomor 1. Hlm : 43 –
58
Sukesih., Istanti, Y. P. (2015). Peningkatan Patient Safety Dengan Komunikasi SBAR. The
second University Research colequium. 177-183.
Wentworth L, Diggins J, Bartel D, Johnson M, Hale J, Gaines K. (2012). SBAR: electronic
handoff tool for noncomplicated procedural patients. J Nurs Care Qual. Apr-
Jun;27(2):125-31. doi: 10.1097/NCQ.0b013e31823cc9a0. PMID: 22126852.
Yuliyanti, dkk. (2020). Increasing Job Satisfaction of Nurses through SBAR Communication
in Handover of Nursing Tasks. Universitas Diponegoro. Volume 5, Issue2, December,
pp.139 – 142. Semarang

55

Anda mungkin juga menyukai