Anda di halaman 1dari 43

Materialitas dan Risiko

Bab 9

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-1


Tujuan Pembelajaran 1

Menerapkan konsep materialitas


pada audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-2


Materialitas

Pertimbangan utama dalam menentukan


ketepatan laporan audit yang akan
dikeluarkan.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-3


Materialitas

Auditor bertanggung jawab untuk menentukan


apakah laporan keuangan mengandung salah
saji yang material.

Jika ada salah saji yang material, auditor


akan menyampaikan hal itu kepada klien
sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-4


Langkah-langkah dalam
Menerapkan Materialitas
Lang- Menetapkan pertimbangan
kah pendahuluan tentang
1 materialitas
Merencanakan
luas
Mengalokasikan pertimbang- pengujian
Lang-
an pendahuluan tentang
kah
materialitas ke segmen-
2
segmen

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-5


Langkah-langkah dalam
Menerapkan Materialityas
Lang-
Mengestimasi total
kah
salah saji dalam segmen
3
Lang-
Mengestimasi salah
kah Mengevaluasi
saji gabungan
4 hasil

Lang- Membandingkan salah


kah saji gabungan dengan per-
5 timbangan pendahuluan
tentang materialitas
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-6
Tujuan Pembelajaran 2

Membuat pertimbangan
pendahuluan tentang berapa
jumlah yang dianggap material.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-7


Menetapkan Pertimbangan
Pendahuluan Tentang
Materialitas
Auditor akan memutuskan pada awal audit
jumlah salah saji gabungan dalam laporan
keuangan sebagai material.

Pertimbangan pendahuluan ini adalah jumlah


maksimum yang membuat auditor yakin bahwa
laporan keuangan akan mengandung salah saji
tetapi tidak mempengaruhi keputusan para
pemakai yang bijaksana.
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-8
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertimbangan
Materialitas adalah konsep yang
rersifat relatif dan bukan absolut.

Dasar yang diperlukan untuk


mengevaluasi materialitas.

Faktor-faktor kualitatif yang juga


mempengaruhi materialitas.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9-9


Pedoman

Standar akuntansi dan auditing tidak


menyediakan pedoman khusus
tentang materialitas bagi para praktisi.

Pertimbangan profesional akan digunakan


setiap waktu dalam menetapkan dan
menerapkan pedoman materialitas.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 10


Tujuan Pembelajaran 3

Mengalikasikan pertimbangan
pedahuluan tentang materialitas
ke segmen-segmen selama
perencanaan audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 11


Mengalokasikan
Pertimbangan Pendahuluan
Tentang Materialitas ke
Segmen-segmen

Hal ini perlu dilakukan karena auditor akan


mengumpulkan bukti per segmen dan bukan
untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

Sebagian besar pratisi mengalokasikan


materialitas ke akun-akun neraca.

 SAS 107 (AU 312)


©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 12
Tujuan Pembelajaran 4

Menggunakan materialitas untuk


mengevaluasi temuan audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 13


Estimasi Total Salah Saji dan
Pertimbangan Pendahuluan
Estimasi Jumlah Salah Saji
Salah Saji yang
Salah Saji Diketahui dan
yang dapat Projeksi Kesalahan
Akun ditoleransi Kangsung Sampling Total

Kas $ 4,000 $ 2,000 $ N/A $ 2,000


Piutang usaha 20,000 12,000 6,000 18,000
Persediaan 36,000 31,500 15,750 47,250
Total estimasi
jumlah salah saji $45,500 $16,800 $62,300
Pertimbangan pendahuluan
tentang materialitas $50,000

N/A = Tidak dapat diterapkan


Kas yang diaudit 100 persen
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 14
Estimasi Total Salah Saji dan
Pertimbangan Pendahuluan
Salah saji bersih dalam sampel ($3,500)

÷ Total sampel ($50,000)

× Total nilai populasi yang tercatat ($450,000)

= Estimasi proyeksi langsung salah saji ($31,500)

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 15


Tujuan Pembelajaran 5

Mendefinisikan risiko dalam auditing.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 16


Risiko
Auditor menerima beberapa tingkat risiko
dalam melaksanakan audit.

Auditor yang efektif akan mengakui bahwa


memang ada risiko, sulit untuk mengukurnya,
dan membutuhkan pertimbangan yang cermat
untuk meresponsnya.

Merespons risiko-risiko ini dengan baik


sangat menentukan dalam mencapai audit
yang bermutu tinggi.
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 17
Risiko dan Bukti

Auditor memahami bisnis dan industri klien


serta menilai risiko bisnis klien.

Auditor menggunakan model risiko audit


untuk mengidentifikasi lebih lanjut salah saji
yang potential dan di mana salah saji itu
paling mungkin terjadi.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 18


Ilustrasi Perbedaan Bukti
Antarsiklus
Siklus Siklus Siklus
Penjualan dan Akuisisi dan Penggajian
Penagihan Pembayaran Dan Personalia
Risiko
A Sedang Tinggi Rendah
inheren
Risiko
B Sedang Rendah Rendah
pengendalian
Risiko audit
C yang dapat Rendah Rendah Rendah
diterima
Risiko deteksi
D yang Sedang Sedang Tinggi
direncanakan
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 19
Ilustrasi Perbedaan Bukti
Antarsiklus
Siklus persediaan Siklus akuisisi modal
dan pergudangan dan pembayaran
kembali
Risiko
A Tinggi Rendah
inheren
Risiko
B Tinggi Sedang
pengendalian
Risiko audit
C yang dapat Rendah Rendah
diterima
Risiko
D deteksi yang Rendah Sedang
direncanakan
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 20
Tujuan Pembelajaran 6

Menguraikan model risiko audit


dan komponennya.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 21


Model Risiko Audit untuk
Perencanaan
PDR = AAR ÷ (IR × CR)

di mana: PDR = Risiko deteksi yang direncanakan

AAR = Risiko audit yang dapat diterima

IR = Risiko inheren

CR = Risiko pengendalian

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 22


Tujuan Pembelajaran 7

Mempertimbangkan dampak
risiko penugasan terhadap risiko
audit yang dapat diterima.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 23


Dampak Risiko Penugasan
terhadap Risiko Audit yang
Dapat Diterima
Auditor memutuskan risiko penugasan dan
menggunakan risiko tersebut untuk
memodifikasi risiko audit yang dapat diterima.

Risiko penugasan berkaitan erat dengan


risiko bisnis klien.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 24


Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Risiko Audit
yang Dapat Diterima
 Derajat ketergantungan pemakai
eksternal pada laporan keuangan
 Kemungkinan bahwa klien akan
mengalami kesulitan keuangan setelah
laporan audit dikeluarkan

 Evaluasi auditor atas integritas


manajemen

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 25


Metode yang Digunakan
Praktisi untuk Menilai Risiko
Audit yang Dapat Diterima
Metode yang Digunakan untuk
Menilai Risiko Audit yang Dapat
Faktor-faktor Diterima
Ketergantungan  Menelaah laporan keuangan
pemakai  Membaca notulen rapat dewan
eksternal pada  Menelaah formulir 10K
laporan  Membahas rencana pembiayaan
Keuangan dengan manajemen

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 26


Metode yang Digunakan
Praktisi untuk Menilai Risiko
Audit yang Dapat Diterima
Metode yang Digunakan untuk
Menilai Risiko Audit yang Dapat
Faktor-faktor
Diterima
Kemungkian  Menganalisis laporan keuangan
terjadinya untuk mengenali kesulitan dengan
kesulitan menggunakan rasio
keuangan  Menelaah arus masuk dan arus
keluar dalam laporan arus kas
Integritas  Lihat Bab 8 tentang penerimaan
manajemen dan kelanjutan klien
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 27
Tujuan Pembelajaran 8

Mempertimbangkan dampak
beberapa faktor terhadap penilaian
risiko inheren.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 28


Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Risiko Inheren
 Sifat bisnis klien
 Hasil audit sebelumnya
 Penugasan awal versus berulang
 Pihak-pihak yang terkait
 Transaksi nonrutin
 Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat
saldo akun dan transaksi dengan benar
 Unsur-unsur populasi
 Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan
keuangan yang curang
 Faktor-fakor yang berkaitan dengan to misaproprias
aktiva
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 29
Tujuan Pembelajaran 9

Membahas hubungan antara


risiko dan bukti audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 30


Hubungan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Risiko dengan
Risiko dan Risiko dengan Bukti
yang Direncanakan
Risiko audit yang dapat diterima
D D I
Faktor-faktor Risiko
I I Bukti
yang mem- Risiko deteksi
audit yang
pengaruhi inheren yang di-
direncanakan
risiko rencanakan
I D

Risiko pengendalian
D = Hubungan langsung; I = Hubungan terbalik
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 31
Hubungan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Risiko dengan
Risiko dan Risiko dengan Bukti
yang Direncanakan
 Auditor dapat mengubah audit
untuk merespons risiko
 Penugasan mungkin membutuhkan
staf yang lebih berpengalaman

 Penugasan akan direview secara


lebih seksama daripada biasanya

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 32


Risiko Audit untuk Segmen

Baik risiko pengendalian maupun risiko


inheren biasanya ditetapkan untuk setiap
siklus, setiap akun, dan bahkan sering kali
setiap tujuan audit, bukan untuk audit
secara keseluruhan.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 33


Salah Saji yang Dapat Ditoleransi,
Risiko,dan Tujuan Audit yang
Berkaitan dengan Saldo
 Hal ini biasanya digunakan untuk menilai risiko
inheren dan pengendalian bagi setiap tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo

 Bukan merupakan hal yang umum


mengalokasikan materialitas ke tujuan

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 34


Keterbatasan Pengukuran

Salah satu keterbatasan utama dalam


penerapan model risiko audit adalah sulitnya
mengukur komponen-komponen model itu.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 35


Hubungan Risiko dengan
Bukti
Risiko Risiko
audit yang Risiko deteksi Jumlah
dapat Risiko Pengenda- yang diren- bukti yang
Situasi diterima inheren lian nakan diperlukan

1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah


2 Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang
3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
4 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
5 Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 36


Kertas Kerja Perencanaan
Bukti untuk Pengujian atas
Rincian Saldo
Auditor mengembangkan berbagai jenis neraca
lajur untuk membantu menghubungkan
pertimbangan yang mempengaruhi bukti audit
dengan bukti yang tepat yang harus
dikumpulkan
.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 37


Tujuan Pembelajaran 10

Membahas bagaimana materialitas


dan risiko saling terkait serta
terintegrasi dalam proses audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 38


Hubungan Salah Saji yang Dapat
Ditoleransi dan Risiko dengan Bukti
yang Direncanakan
Risiko audit
yang dapat
diterima D D I
Risiko deteksi I Bukti audit
Risiko yang direncanakan yang direncanakan
inheren I
I D I
Risiko
pengendalian

Salah saji yang


dapat ditoleransi
D = Hubungan langsung; I = Hubungan terbalik
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 39
Model Risiko Audit untuk
Perencanaan
AcAR = IR × CR × AcDR

di mana: AcAR = Risiko audit yang dicapai

IR = Risiko inheren

CR = Risiko pengendalian

AcDR = Risiko deteksi yang dicapai

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 40


Model Risiko Audit untuk
Merencanakan Bukti dan
Mengevaluasi Hasil
D Risiko
Risiko audit Bandingkan Risiko audit inheren
yang dapat yang
diterima dicapai
D Risiko
pengendalian

Bukti Risiko
D
audit deteksi yang
substantif dicapai
D = Hubungan langsung
I = Hubungan terbalik I
©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 41
Merevisi Risiko dan Bukti

Auditor harus merevisi penilaian awal atas


tingkat risiko yang tepat.

Auditor harus mempertimbangkan pengaruh


revisi terhadap kebutuhan bukti, tanpa
menggunakan model risiko audit.

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 42


Akhir Bab 9

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 9 - 43

Anda mungkin juga menyukai