Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No.

2:109-117 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X


Barek et al.: Pengaruh Penambahan Sari Wortel ........................

PENGARUH PENAMBAHAN SARI WORTEL DALAM PENGENCER SITRAT


KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BLIGON

(THE EFFECT OF CARROT JUICE SUPPLEMENTATION IN CITRATE - EGG


YOLK EXTENDER ON SPERMATOZOA QUALITY OF BLIGON GOAT)

Maria E. Barek, Kirenius Uly, Wilmientje M. Nalley, H.L.L. Belli, Thomas M. Hine*
Fakultas Peternakanan - Universitas Nusa Cendana, Jln.Adisucipto, Penfui.
*Correspondence author, email: thomasmatahine@staf.undana.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan berbagai dosis sari wortel ke dalam pengencer
sitrat-kuning telur (S-KT) terhadap kualitas spermatozoa kambing Bligon. Semen ditampung dua kali seminggu
menggunakan metode vagina buatan dari 3 ekor kambing pejantan dengan kondisi tubuh dan organ reproduksi
yang normal. Semen yang memiliki motilitas diatas 70%, konsentrasi ≥1000x106mL dan abnormal ≤ 15%
selanjutnya diencerkan dengan S-KT yang ditambahkan dengan sari wortel pada konsentrasi: 0% (SW-0), 10%
(SW-10), 12,5% (SW-12,5), 15% (SW-15), 17,5% (SW-17,5), dan 20% (SW-20). Semen yang telah diencerkan
disimpan di dalam lemari pendinginan pada suhu 3-5o C. Evaluasi dilakukan setiap 24 jam terhadap motilitas,
viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spermatozoa yang diencerkan
dengan S-KT yang disuplementasi dengan sari wortel 17,5% (P4) mempunyai kualitas lebih tinggi (P<0,05)
dibandingkan dengan ke empat perlakuan lainnya, yaitu dengan motilitas (49,04%), viabilitas (55,70%), dan
abnormalitas (4,57%) dengan lama penyimpanan selama 4 hari. Disimpulkan bahwa penambahan sari wortel
sebanyak 17,5% ke dalam pengencer sitrat kuning telur dapat meningkatkan kualitas spermatozoa kambing
bligon.

Kata kunci: sitrat kuning telur, sari wortel, spermatozoa, kambing bligon.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of adding various doses of carrot juice into citrate-egg yolk diluents (C-
EY) on bligon buck semen quality. Semen was collected twice a week using an artificial vaginal method of three
buck with normal body condition and reproductive organs. Semen was 70% of motility, konsentration
≥1000x106mL and abnormality ≤ 15 diluted with C-EY added with carrot juice at a concentrations: 0% (CJ-0),
10% (CJ-10), 12.5% (CJ-12,5), 15% (CJ-15), 17.5% (CJ-17,5), and 20% (CJ-20), and stored in a refrigerator at
3-5o C. The quality of spermatozoa was evaluated every 24 hours. The Variables measured were spermatozoa
motility, viability, and abnormalities. The results showed that spermatozoa preserved by C-EY supplemented by
17.5% carrot juice (CJ-17.5) had a higher quality (P<0.05) compared to the other four treatments, with motility
(49.04 ± 1.0%), viability (55.70 ± 1.22%), dan abnormalities (4.57 ± 0.88 %) on the 4th day of storage. This
study concludes that 17.5% carrot juice into citrate eggyolk extender improves the bligon buck semen

Keywords: citrate egg yolk, carrot juice, spermatozoa, bligon goat

PENDAHULUAN

Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan (IB). Keberhasilan IB antara lain terbergantung
kambing hasil persilangan kambing kacang pada kualitas spermatozoa yang digunakan, di
dengan kambing Peranakan Ettawa (PE). mana semakin tinggi kualitas spermatozoa maka
Kambing Bligon merupakan kambing lokal tingkat keberhasilan IB akan semakin tinggi.
Indonesia yang mempunyai keistimewaan dari Pejantan penghasil spermatozoa perlu diseleksi,
segi reproduksinya yaitu mampu memproduksi dan selanjutnya spermatozoa yang diperoleh
cempe sepanjang tahun, tidak dipengaruhi dipreservasi dalam medium pengencer yang
musim, dan mempunyai tingkat prolifikasi yang dapat menyediakan kebutuhan zat-zat nutrisi
relatif tinggi (Basbeth et al., 2015). bagi kebutuhan fisik dan kimiawi spermatozoa
Penggunaan spermatozoa pejantan unggul selama penyimpanan (Tambing dkk., 2003 ).
untuk meningkatkan mutu genetik ternak dapat Sitrat berperan sebagai buffer yang
dilakukan melalui teknologi inseminasi buatan berfungsi untuk mempertahan pH selama proses

109
Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No. 2:109-117 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Barek et al.: Pengaruh Penambahan Sari Wortel ........................

penyimpanan suhu dingin untuk preservasi daya wortel. Wortel merupakan salah satu jenis
tahan hidup dan fertilitas spermatozoa (Hafez, sayuran yang mudah ditemui dan mengandung
2000), sedangkan kuning telur mengandung zat-zat penting yang dibutuhkan oleh sel.
lipoprotein dan lesitin yang dapat mengurangi Kandungan nutrisi didalamnya seperti
efek cold shock bagi spermatozoa, sehingga karbohidrat yang dapat digunakan oleh
kerusakan pada saat pengenceran, pendinginan spermatozoa sebagai sumber energi, vitamin C
dan pembekuan berkurang. dan β-karoten sebagai senyawa antioksidan, dan
Kuning telur dapat menyebabkan berbagai mineral (Yulnawati, 2005).
ketidakstabilan pada membran dan perubahan Pemanfaatan sari wortel sebagai bahan
pada konsentrasi struktur matrik lipid akibat pengencer telah dilaporkan dengan hasil yang
terjadi hidrolisis lesitin kuning telur menjadi baik dalam proses preservasi spermatozoa
isolilesitin dan asam lemak yang dikatalis oleh domba garut (Parera et al., 2009), dan sapi bali
enzim fosfolipase A yang disekresi oleh kelenjar (Yendraliza et al., 2018). Penelitian ini
bulbouretralis (Hartono, 2008). Untuk bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan
mempertahankan kualitas spermatozoa yang berbagai konsentrasi sari wortel ke dalam
dihasilkan, maka petambahan antioksidan dan pengencer sitrat-kuning telur (S-KT) terhadap
nutrisi yang dapat melindungi spermatozoa dari kualitas spermatozoa kambing bligon.
radikal bebas dan zat tersebut terdapat pada

METODE PENELITIAN

Materi Penelitian mencapai 100 ml. Penyiapan kuning telur yaitu :


Penelitian menggunakan semen segar dari (1) Telur dibersihkan dengan alkohol 70% lalu
3 ekor ternak kambing bligon jantan yang dipecahkan pada bagian yang lancip dan kuning
berada dalam kondisi sehat, mempunyai organ telur dipisahkan dengan putih telur
reproduksi normal dan telah terlatih untuk menggunakan kertas saring (2) Kuning telur
penampungan semen. Ternak tersebut dipelihara yang masih terbungkus selaput vitelin diletakan
dalam kandang individu yang dilengkapi dengan pada kertas saring agar menyerap sisa putih telur
tempat pakan dan minum. Pakan hijauan yang ada. (3) Kuning telur dipecahkan dengan
diberikan 10 % dari berat badan ternak serta cara menyobek selaput vitelin, lalu secara
penambahan konsentrat 0,5 kg/ekor/hari dan air perlahan kuning telur dituangkan ke dalam gelas
minum secara ad libitum. ukur.
Larutan sitrat 80 mL tambahkan 20 mL
Metode Penelitian kuning telur, homogenkan selanjutnya
Penelitian ini menggunakan metode tambahkan 1 IU/mL penisilin dan 1 mg/mL
eksperimen dengan rancangan percobaan adalah streptomisin antibiotik guna manghambat
Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas pertumbuhan kuman selama preservasi.
perlakuan dan 5 ulangan sehingga terbentuk 30 Penyiapan sari wortel : Wortel yang segar
unit percobaan. Ke enam perlakuan tersebut kemudian dicuci sampai bersih, diiris tipis-tipis
adalah: S-KT + sari wortel 0% (SW-0), S-KT + lalu dikeringkan menggunakan oven dengan
sari wortel 10 % (SW-10), S-KT + sari wortel suhu 105 oC selama 24 jam. Wortel yang telah
12,5% (SW-12,5), S-KT + sari wortel 15% kering dihaluskan menggunakan blender
(SW-15), S-KT + sari wortel 17,5% (SW-17,5), menjadi bubuk, kemudian ditimbang dan
S-KT + sari wortel 20% ( SW-20). disesuaikan dengan perlakuan. Wortel dilarutkan
dengan aquabides kemudian dicentrifuge, sari
Pembuatan Bahan Pengencer wortel siap digunakan (Yendraliza et al., 2018).
Sodium sitrat ditimbang sebanyak 2,9 g
dan dilarutkan dengan aquabidest hingga
Tabel 1. Komposisi Bahan Pengencer

Bahan P0 P1 P2 P3 P4 P5
Sitrat – Kuning Telur (%) 100 90 87,5 85 82,5 80
Sari wortel (%) 0 10 12,5 15 17,5 20
Total 100 100 100 100 100 100

110
Penampungan dan Evaluasi Semen dilakukan setelah spermatozoa diwarnai dengan
Penampungan semen dilakukan dengan eosin-negrosin. Spermatozoa hidup berwarna
metode vagina buatan dengan suhu 42-44oC. bening atau putih, sedangkan spermatozoa mati
Penampungan semen dilaksanakan 2 kali berwarna merahkeunguan. Perhitungan
seminggu menggunakan vagina buatan dan viabilitas spermatozoa diperoleh sesuai rumus :
kambing betina berahi sebagai pemancing. Air Viabilitas = , 5)
panas bersuhu 50-55 oC dimasukkan pada klep
vagina buatan kemudian periksa suhu bagian abnormalitas spermatozoa berdasarkan jumlah
dalam vagina buatan dengan thermometer, klep spermatozoa yang memiliki bentuk yang tidak
ditutup dan diberi pelicin pada bagian depan normal menggunakan rumus: abnormalitas =
vagina buatan. Selanjutnya dilakukan .
penampungan.
Semen segar dievaluasi secara makroskopis Pengenceran dan Penyimpanan Semen
meliputi : 1) volume semen: dapat dibaca secara Semen yang digunakan dalam penelitian ini
langsung pada tabung penampung semen, 2) memiliki motilitas >70%, konsentrasi > 1000 ×
konsistensi semen diukur dengan cara 106, dan abnormalitas < 15% (Jhonson et al.,
memiringkan tabung penampung semen secara 2000). Pengenceran semen dilakukan dengan
perlahan-lahan sambil melihat gerakan menggunakan S-KT yang disuplementasikan
perpindahan semen keposisi semula. Pergerakan dengan sari wortel pada berbagai konsentrasi
semen yang lambat menunjukkan konsistensi yaitu, 0, 10, 12,5, 15, 17,5, dan 20%. Semen
kental, pergerakan yang agak cepat yang telah diencerkan disimpan di dalam lemari
menununjukkan konsistensi sedang, sedangkan pendingin pada suhu 3-5oC. Evaluasi kualitas
pergerakan yang sangat cepat menunjukkan semen cair dilakukan setiap 24 jam.
konsistensi encer, 3) pH semen diukur dengan
menggunakan kertas indicator pH. pH semen Variabel Penelitian
diketahui berdasarkan perubahan warna pada Variabel yang diukur dalam penelitian
kertas pH tersebut dan disesuaikan dengan adalah: (1) motilitas spermatozoa (%),
standar warna pada kertas indikator pH. ditentukan melalui pengamatan di bawah
Evaluasi kualitas semen secara mikroskop pada pembesaran 40x10. Penilaian
mikroskopis dilakukan dengan menggunakan dilakukan secara pada 5 lapang pandang
mikroskop yang meliputi: 1) gerakan massa mikroskop yang berbeda; (2) Viabilitas
spermatozoa, dikelompokkan dalam 3 golongan spermatozoa (%), ditentukan melalui
yaitu gerakan cepat berpindah dan berbentuk pengamatan mikroskop pada pembesaran 40×10.
awan tebal dan gelap (+++), gerakan cepat dan Sperma yang mati menyerap warna (berwarna
berbentuk awan tipis (++), terlihat gerakan merah) sedangkan sperma hidup tidak menyerap
sperma secara individu dan tidak ada gumpalan zat warna (berwarna bening atau putih).
awan (+). 2) konsentrasi spermatozoa Perhitungan viabilitas spermatozoa dilakukan
menunjukkan jumlah sel spermatozoa tiap terhadap ≥ 1000 spermatozoa pada 10 lapang
satuan volume semen diukur dengan pandang yang berbeda; (3) Abnormalitas
menggunakan haemocytometer, dan diamati di spermatozoa (%), dilihat dengan mikroskop
bawah mikroskop pada pembesaran 40×10. 3) pada pembesaran 40×10. Sperma yang abnormal
persentase motilitas spermatozoa ditentukan memiliki bentuk kepala atau ekor yang tidak
melalui pengamatan spermatozoa di bawah normal.
mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
40×10. Penilaian terhadap persentase Analisis Data
spermatozoa motil adalah spermatozoa yang Data yang terkumpul dianalisis dengan
bergerak progresif ditentukan secara subjektif Analysis of variance (Anova) dan dilanjutkan
pada sepuluh lapang pandang yang berbeda, dengan uji Duncan. Analisis menggunakan
nilai yang diberikan berkisar antara 0% dan software SPSS 22.0 for windows.
100% dengan skala 5%, 4) viabilitas
spermatozoa diketahui melalui pengamatan
mikroskop pada pembesaran 40x10. Pengukuran

111
Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No. 2:109-117 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Barek et al.: Pengaruh Penambahan Sari Wortel ........................

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Semen Segar Pengamatan dan evaluasi semen segar dilakukan


Pengamatan semen segar bertujuan untuk secara makroskopis dan mikroskopis.
mengetahui kelayakan dari semen tersebut untuk Karakteristik semen segar kambing Bligon dapat
diproses lebih lanjut menjadi semen beku. dilihat pada Table 2.

Tabel 2. Karakteristik Semen Segar Kambing Bligon

Karakteristik semen Rerata ± standar deviasi


Volume semen 0,60 ± 0,45
Warna semen Krem
Konsistensi semen Kental
pH semen 6,4 ± 0,0
Gerakan massa spermatozoa +++
Konsentrasi spermatozoa (x 106 1.620 ± 164,11
sel/ml)
Motilitas spermatozoa (%) 79,38 ± 1,25
Viabilitas spermatozoa (%) 86,70 ± 1,54
Abnormalitas spermatozoa (%) 2,50 ± 0,29

Rerata volume semen segar kambing Gerakan massa memberikan gambaran


Bligon adalah 0,60 ± 0,45 ml dengan kisaran 0,5 tentang daya gerak spermatozoa, dimana
- 1,2, nilai yang diperoleh masih dalam kisaran semakin tebal dan besar gelombang serta
normal. Menurut Feradis (2010) kisaran normal pergerakannya yang semakin cepat menandakan
semen kambing adalah 0,5- 2,5 mililiter per kualitasnya baik (Tambing et al., 2000). Hasil
ejakulasi. Volume semen dapat dipengaruhi oleh pengamatan menunjukkan bahwa gerakan massa
berbagai faktor yaitu umur, suhu lingkungan spermatozoa kambing Bligon mempunyai
setempat, bangsa, frekuensi penampungan, kualitas sangat baik (+++). Gerak massa (+++)
pakan , ukuran testis dan badan. Umur dan (++) dapat diproses lebih lanjut untuk
mempunyai hubungan yang signifikan dengan dijadikan semen beku (Tambing dkk., 2000).
musim sehingga dapat memengaruhi volume Konsentrasi semen segar kambing Bligon
ejakulat dan persentase motil spermatozoa dalam penelitian sebanyak 1.620 ± 164,11
(Ihsan, 2009). juta/ml. Konsentrasi spermatozoa hasil
Warna semen segar kambing Bligon hasil penelitian ini lebih tinggi dari yang dilaporkan
penelitian adalah krem. Warna warna semen oleh Pratama (2000) yaitu 1.471,11 x 106/ml.
kambing bligon sesuai warna semen kambing Perbedaan konsentrasi spermatozoa dipengaruhi
menurut Suyadi et al.(2012) yaitu seperti susu oleh umur, bangsa ternak, bobot badan,
atau krem keputih-putihan dan jika berwarna frekuensi penampungan dan waktu
kekuning-kuningan, disebabkan pengaruh penampungan (Yotov dkk., 2011). Hastono dkk.
pigmen riboflavin yang dibawah oleh satu gen (2013) menyatakan bahwa konsentrasi
autosomal resesif. Warna, konsistensi, gerakan spermatozoa dipengaruhi oleh managemen dan
massa, dan konsentrasi mempunyai kaitan satu pemberian pakan yang pada akhirnya akan
sama lain, karena warna semen ditentukan oleh berpengaruh kepada konsistensi semen.
konsentrasi sperma, bila warna semakin pudar Motilitas adalah daya gerak spermatozoa
maka konsentrasi spermatozoa rendah dan yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam
konsistensi encer (Kostaman dan Sutama, 2006). penilaian kualitas spermatozoa untuk iseminasi
Konsistensi semen hasil penelitian buatan (Bintara, 2011). Kualitas semen dapat
termasuk kategori kental. Menurut Tambing dkk. dikatakan baik apabila memiliki motilitas lebih
(2000), semen kambing memiliki konsistensi dari 70% (Kostaman dan Sutama, 2006). Hasil
kental. Semen dengan konsistensi kental penelitian didapatkan motilitas spermatozoa
mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi kambing Bligon adalah 79,38 ± 1,25 %, lebih
dibandingkan dengan konsistensi encer (Lestari tinggi dari yang dilaporkan Tambing et al.
dkk., 2014). (2001) yaitu 72,79%.

112
Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No. 2:109-117 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Barek et al.: Pengaruh Penambahan Sari Wortel ........................

Viabilitas merupakan salah satu indikator sebaiknya tidak mengandung sperma abnormal
penentu kualitas semen karena berhubungan lebih dari 20%. Semen dengan nilai sperma
dengan daya hidup spermatozoa. Persentase abnormal 2,50 ± 0,29% dianggap mempunyai
viabilitas semen segar kambing Bligon diperoleh kualitas baik karena hal ini sesuai dengan
rata-rata 86,70 ± 1,54%. Hal ini menunjukkan pendapat Arifiantini dan Purwantara (2010),
semen tersebut memiliki kualitas yang baik. yang menyatakan bahwa pada umumnya bila
Nugroho et al. (2015) menjelaskan bahwa rata- terlihat sel dengan bentuk abnormal berjumlah
rata viabilitas spermatozoa pada semen segar 20% atau lebih maka kualitas semen itu
adalah 83,09±2,22%. dianggap jelek.
Persentase sperma abnormal pada
penelitian adalah 2,50 ± 0,29%. Nilai ini sesuai Pengaruh Perlakuan Terhadap Kualitas
dengan standar inseminasi buatan menurut Spermatozoa
Kartasudjana (2001), yang menyatakan bahwa Evaluasi kualitas spermatozoa kambing
semen untuk keperluan inseminasi buatan Bligon selama preservasi ditampilkan pada
Table 3.

Tabel 3. Kualitas spermatozoa kambing bligon (%) yang dipreservasi dalam pengencer sitrat-kuning
telur yang disuplementasi dengan berbagai level sari wortel

Hari preservasi ke-


0 1 2 3 4
Motilitas spermatozoa
SW-0 79,50±1,3a 70,84±0,8b 60,55±0,3b 50,10±1,5b 40,47±0,9b
SW-10 79,65±1,7a 70,80±1,2b 60,71±0,3b 50,76±1,6b 40,94±0,5b
SW-12,5 80,16±2,2a 71,13±0,5b 61,41±0,9b 51,53±1,7b 40,67±0,6b
SW-15 79,79±1,6a 71,83±0,8b 62,09±0,5b 52,22±1,7b 42,03±0,7b
SW-17,5 79,80±1,3a 74,99±0,8a 67,16±1,1a 58,00±0,6a 49,04±1,0a
SW-20 80,06±1,8a 71,19±2,8b 62,55±3,4b 51,72±5,5b 42,00±5,3b
Viabilitas spermatozoa
SW-0 85,74±1,74a 74,79±0,76b 65,09±0,65b 54,26±1,73b 44,64±1,34b
SW-10 85,96±1,74a 74,96±1,30b 64,83±0,89b 54,86±1,67b 45,41±1,07b
SW-12,5 86,00±1,70a 75,15±0,43b 66,05±0,84b 56,00±1,74b 45,26±0,51b
SW-15 85,91±1,77a 76,72±0,80b 66,92±0,47b 57,03±1,75b 47,17±0,73b
SW-17,5 86,10±1,59a 82,06±1,15a 73,54±1,83a 64,00±1,25a 55,70±1,22a
SW-20 85,85±1,97a 75,52±2,14b 66,12±2,77b 57,09±6,36b 46,85±4,88b
Abnormalitas spermatozoa
SW-0 2,84±0,44a 3,45±0,34a 3,82±0,35a 4,27±0,42a 4,90±0,60a
SW-10 2,49±0,42a 3,38±0,36a 3,67±0,53a 4,37±0,68a 5,04±0,87a
SW-12,5 2,78±0,44a 3,57±0,26a 3,96±0,43a 4,30±0,56a 4,83±0,80a
SW-15 2,58±0,48a 3,07±0,37a 3,64±0,25a 4,38±0,55a 4,77±0,73a
SW-17,5 2,65±0,53a 3,12±0,38a 3,56±0,45a 3,89±0,63a 4,57±0,88a
SW-20 2,84±0,29a 3,27±0,44a 3,96±0,56a 4,27±0,84a 5,02±1,02a
a,b
Superskrip dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P <
0,05). SW-0: sari wortel 0%, SW-10: sari wortel 10%, SW-12,5: sari wortel 12,5%, SW-15: sari wortel 15%,
SW-17,5: sari wortel 17,5%, SW-20: sari wortel 20%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur yang disuplementasi sari wortel 17,5%
penambahan sari wortel dalam pengencer sitrat (p<0,05) sedangkan pada level sari wortel
kuning telur tidak mampu meningkatkan lainnya tidak terjadi peningkatan yang signifikan
motilitas dan viabilitas spermatozoa (p>0,05) (p>0,05). Abnormalitas spermatozoa teramati
pada hari ke-1 preservasi. Sejak hari ke-2 hingga cukup rendah pada semua perlakuan yakni di
ke-4 preservasi, terjadi peningkatan motilitas bawah 6%, dan tidak ada perbedaan yang
dan viabilitas yang signifikan pada spermatozoa signifikan (p>0,05) antara perlakuan selama 4
yang dipreservasi dalam pengencer sitrat kuning hari preservasi (Tabel 2).

113
Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No. 2:109-117 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Barek et al.: Pengaruh Penambahan Sari Wortel ........................

Hasil penelitian ini mengindikasikan berbagai antioksidan yang dapat mengikat


adanya pengaruh yang positif dari sari wortel radikal bebas yang dihasilkan selama reduksi
terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa molekul oksigen dan selama aktivitas oksidatif
kambing bligon. Menurut Thamburaj dan Singh enzim. Vitamin A dapat meningkatkan motilitas
(2005), wortel memiliki nilai gizi yang baik dan viabilitas spermatozoa dan berperan dalam
dengan kandungan energi mencapai 42 kkal, mengurangi fragmentasi DNA spermatozoa
1.1g protein, 1.100 IU vitamin A, 8 mg asam (Agarwal dan Sekhon, 2010). Vitamin C
askorbat, tiamin 0,06 mg, Ca 37 mg, P 36 mg merupakan vitamin yang larut dalam air yang
dan zat besi 0,7 mg per 100 g sampel segar. dapat melindungi spermatozoa dari kerusakan
Wortel mengandung protein (0,7 - 0,9%), lemak oleh stres oksidatif dengan cara menetralkan
(0,2 – 0,5%), karbohidrat (6,0 - 10,6%) hidroksil, superoksida dan radikal hidrogen
(Gopalan et al., 1991); Holland et al., 1991), peroksida serta mencegah aglutinasi
total gula (5,6%), karoten (5,33mg / 100 g), dan spermatozoa (Agarwal dan Sekhon, 2010; Fraga
vitamin C (4 mg / 100 g). et al., 1991). Vitamin C dan β-karoten pada
Wortel adalah merupakan sumber penting wortel bersifat sebagai senyawa antioksidan dan
fitonutrien termasuk fenolat (Babic dkk., 1993), berpengaruh positif dalam memelihara struktur
poliasetilen (Hansen dkk., 2003;Kidmose et al., dan perkembangan serta fungsi sel-sel
2004). Wortel juga kaya akan β-karoten, asam spermatozoa. Sehingga dengan adanya zat aktif
askorbat dan tokoferol dan diklasifikasikan tersebut, jumlah spermatozoa yang mengalami
sebagai makanan bervitamin (Hashimoto dan kematian akibat radikal bebas dapat ditekan.
Nagayama, 2004). Yulnawati (2002) menyatakan bahwa
Motilitas dan viabilitas spermatozoa sangat kandungan vitamin C dan β-karoten pada sari
dipengaruhi oleh zat nutrisi yang terkandung wortel dapat bertindak sebagai senyawa
didalam sari wortel (Herdis et al., 2003). Wortel antioksidan yang akan mengikat radikal bebas
memiliki kandungan karbohidrat yang cukup yang terdapat didalam sel yang dapat merusak
tinggi. Ketersediaan sumber energi yang berasal keutuhan membran yang terbentuk sebagai hasil
dari karbohidrat merupakan salah satu prasyarat metabolisme spermatozoa selama penyimpanan.
untuk pengencer semen yang baik. Kandungan Vitamin C dan β-karoten juga berperan penting
karbohidrat dalam wortel berperan sebagai dalam melindungi lipid pada membran plasma
substrat energi bagi spermatozoa selama sperma dari reaksi oksidasi yang akan
inkubasi, membantu mempertahankan motilitas menurunkan motilitas dan viabilitas
dan daya hidup spermatozoa serta memelihara spermatozoa. Vitamin C mampu menangkap
tekanan osmotik cairan dan dapat bertindak aktivitas radikal bebas dan mencegah terjadinya
sebagai krioprotektan (Herdis et al., 2003). reaksi berantai, sehingga dapat menghindari
Wortel mengandung karbohidrat yang terdiri kerusakan peroksidatif yang berpengaruh
atas pati dan gula seperti sukrosa, glukosa, terhadap viabilitas dan fertilitas spermatozoa
fruktosa dan maltosa (Rubatzky dan Yamaguchi, (Aslam, et al., 2014; Lubis dkk., 2013).
1997). Fruktosa menghasilkan ATP yang sangat Menurut Halliwell dan Gutteridge (1990),
penting untuk kontraksi fibril-fibril pada ekor antioksidan merupakan suatu senyawa yang
sperma yang berfungsi untuk menimbulkan pada konsentrasi rendah dihadapkan pada
pergerakan (motilitas) pada spermatozoa (Rizal, substrat yang dapat dioksidasi dan secara nyata
2008). Glukosa dan fruktosa yang berupa menunda atau menghambat oksidasi dari
monosakarida (C6H12O6) akan lebih mudah substrat tersebut (Lenzi et al., 2002).
diolah dalam sel spermatozoa menjadi energi. Antioksidan adalah senyawa nukleofilik atau
Sukrosa berupa disakarida (C12H22O11) harus yang mempunyai kemampuan mereduksi, atau
diubah menjadi fruktosa atau glukosa terlebih menekan reaksi radikal bebas yang berpengaruh
dahulu dan membutuhkan waktu yang lebih terhadap daya hidup spermatozoa. Berdasarkan
lama untuk menghasilkan energi yang dua mekanisme pencegahan dampak negatif
dibutuhkan, sehingga kurang mempertahankan senyawa oksidan, senyawa antioksidan dapat
motilitas spermatozoa (Hammersted, 1993). dibagi menjadi dua golongan, yakni antioksidan
Kandungan vitamin A dalam wortel juga pencegah timbulnya senyawa-senyawa oksidan
juga berperan sebagai antioksidan yang larut secara berlebihan dan antioksidan pemutus
dalam lemak yang berperan dalam menghambat rantai reaksi untuk mencegah reaksi-reaksi
peroksidasi lipid dan meningkatkan aktivitas berlanjut. Senyawa antioksidan yang tergolong

114
sebagai pencegah reaksi adalah katalase, terganggunya transport nutrisi yang diperlukan
glutation peroksidase, glutation, dan sistein, oleh spermatozoa untuk bertahan hidup dan
sedangkan yang berfungsi sebagai antioksidan pergerakannya (Salisbury dan Ros, 1995).
pemutus reaksi rantai adalah vitamin E Konsentrasi kalsium yang tinggi menurut
(tokoferol), vitamin C (asam askorbat), β- Fuller dan Shields (1998) juga memmengaruhi
karoten, glutation, dan sistein (Suryohudoyo, sensitivitas spermatozoa terhadap cold shock
2000). karena menyebabkan kerusakan dan perubahan
Wortel juga mengandung kalium, kalsium membran sel yaitu fosfolipid, kolesterol dan
dan fosfor. Kalsium berfungsi memberikan protein. Meningkatnya konsentrasi ion kalsium
energi bagi spermatozoa serta merangsang bebas dalam sel akan menyebabkan kematian
pergerakan spermatozoa. Kalsium di dalam sel sel, karena keberadaan kalsium bebas ini akan
berperan sebagai kofaktor reaksi biologi, mengaktifkan enzim-enzim penyebab kematian
terutama metabolisme energi dan sintesis sel seperti, endonuklease yang akan
glikogen dan protein untuk pertumbuhan sel. menghancurkan DNA dalam inti spermatozoa
Kalium berfungsi meningkatkan metabolisme dan transglutaminase yang berikatan secara
spermatozoa selama penyimpanan. Keberadaan kovalen dengan protein membran melalui
kalium dan kalsium sangat memengaruhi pembentukan ikatan isopeptida yang mematikan
motilitas daya hidup spermatozoa. Daya tahan sel.
hidup spermatozoa rendah, yang diakibatkan Fosfor berfungsi untuk mempertahankan
tingginya kadar alkaloid dalam pengencer semen keseimbangan pH dalam sel. Fosfor juga
dapat mengganggu aktivitas enzim ATP-ase merupakan mineral penting yang ditemukan di
pada membran sel spermatozoa dibagian ekor. setiap sel tubuh yang berperan utama dalam
Enzim ATP-ase tersebut berfungsi pembentukan DNA dan RNA. Fosfor memiliki
mempertahankan homeostatis ion natrium dan manfaat dalam proses metabolisme sel.
kalium. Aktifitas enzim ATP-ase terganggu, Keberadaan Phosphore berperan dalam proses
maka homeostatis ion natrium dan kalium akan pemecahan karbohidrat dan lemak didalam
terganggu sehingga konsentrasi Na+ intrasel sistem pencernaan, sehingga lemak dapat
meningkat, gradient Na+ melintasi membran sel terdistribusi dalam tubuh untuk pembentukan
akan mengalami penurunan (Ganong, 2001). sel. Phosphore dalam bentuk fosfolipid
Apabila kalsium berkurang maka Membran akan membantu protein dan lemak untuk
kehilangan kemampuannya untuk mengangkut didistribusikan dalam tubuh dan membentuk
bahan-bahan terlarut kedalam sitoplasma apa membran sel (Ganong, 2001).
bila kalsiun kurang. Permeabilitas membran
spermatozoa jika terganggu akan menyebabkan

SIMPULAN

Penambahan sari wortel ke dalam spermatozoa kambing bligon, dengan level sari
pengencer S-KT dapat meningkatkan kualitas wortel terbaik adalah 17,5%.

DAFTAR PUSAKA

Alextriston KN, Henderiana LLB, Uly K. 2015. Agarwal A, Sekhon LH. 2010. The role of
Pengaruh sari wortel dengan level yang antioxidant therapy in the treatment of male
berbeda pada pengencer sitrat kuning telur infertility. Human Fertility. 13(4): 217-25.
terhadap motilitas, viabilitas, derajat Babic I, Amiot MJ, Ngugen The C, Aubert S.
keasaman spermatozoa babi Landrace. 1993. Changes in phenolic content in
Jurnal Nukleus Peternakan. 2(2): 117-128. fresh, ready-to-use and shredded carrots
Arifiantini RI, Purwantara B. 2010. Motility and during storage. Journal of Food Science.
viability of Friesian Holstein spermatozoa 58(2): 351- 356.
in three different extender stored at 5oC. Basbeth AH, Dilaga WS, Purnomoadi A. 2015.
Jurnal of the Indonesian Tropical Animal Hubungan antara ukuran- ukuran tubuh
Agriculture. 35(4): 222-226. terhadap bobot bada kambing bligon jantan
umur muda di Kabupaten Kendal, Jawa

115
Jurnal Nukleus Peternakan (Desember 2020) Volume 7, No. 2:109-108 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Adjam et al.: Kualitas Organoleptic Daging Se’i........................

Tengah. Animal Agriculture. Journal. 4 supplement to mc cance and


(1): 35 - 40. widdowson’s. London.
Block G. 1994. Nutrient source of pro-vitamin a Hartono M. 2008. Optimalisasi penambahan
carotenoids in American diet. Am J vitamin c dalam pengencer sitrat kuning
Epidemiol. 13(9): 290-293. telur untuk mempertahankan kualitas
Bintara S. 2011. Rasio spermatozoa X : Y dan semen kambing boer. J Indon Trop Anim
kualitas sperma kambing Kacang dan Agric. 33(1):11-19.
Peranakan Ettawa. J. Sains Peternakan. Hastono, Adiati U, Praharani L. 2013. Libido,
Vol. 9(2): 65-71. kemampuan kawin dan kualitas sperma
Fraga CG, Motchnik PA, Shigenaga MK, kambing dari tiga bangsa. Seminar
Helbock HJ, Jacobs RA, Ames BN. 1991. Nasional Teknologi Peternakan dan
Ascorbic acid protects against endogenous Veteriner. Balai Penelitian Ternak.
oxidative DNA damage in human sperm. Ihsan NM. 2009. Bioteknologi Reproduksi
Medical Sciences. 88(24): 11003-11006. Ternak. Universitas Brawijaya. Malang.
Fuller GM, Shields D. 1998. Molecular basis of Johnson LA, Weitze KF, Fiser P, Maxwell
medical cell biology. Prentice Hall WMC. 2000. Storage of Boar Semen. J.
International, Inc. USA. Anim. Sci. 62(1): 143-172.
Gopalan C, Ramasastry BV, Balasubramanian Kidmose U, Hansen SL, Christensen LP,
SC. 1991. Nutritive value of Indian foods. Edelenbos M, Larsen M, Norback R.
National Institute of Nutrition. Hyderabad. 2004. Effects of genotypes, root size,
Ganong WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi storage and processing on bioactive
Kedokteran. Buku Kedokteran EGC, compounds in organically grown carrots
Jakarta. (Daucus carota L). Journal of Food
Garner DL, Hafez ESE. 2000. Spermatozoa and Science. 69(1):388-394.
seminal plasma. In: Hafez ESE and Kartasudjana R. 2001. Teknik Inseminasi
Hafez B (Eds). Reproduction In Farm Animals. Buatan. Jakarta: Departemen
7th Ed. Lippincott Williams and Wilkins, Pendidikan Nasional.
Philadelphia. pp : 96-109. Kostaman T, Sutama IK. 2006. Studi motilitas
Hansen SL, Purup S, Christensen LP. 2003. dan daya hidup spermatozoa kambing Boer
Bioactivity of falcarinol and the influence pada pengencer tris-sitrat-fruktosa. J. Sain
of processing and storage on its content in Veteriner. 24(1):58-63.
carrots (Daucus carota L). Journal of Lenzi A, Gandini L, Lombardo F, Picardo M,
Science and Food Agriculture. Maresca V, Panfili E, Tramer F, Boitani
83(10):1010-1017. C, Dondero F. 2002. Polyunsaturated fatty
Hashimoto T, Nagayama T. 2004. Chemical acids of germ cell membranes, glutathione
composition of ready-to-eat fresh carrot. and glutathione-dependent enzyme-
J. Food Hyg Soc Japan. 39(1):324-328. PHGPx: from basic to clinic.
Hammersted R. 1993. Maintenance of Contraception. 65(1): 301-304.
bioenergetic in sperm and prevention of Lestari TPS, Ihsan MN, Isnaini N 2014.
lipid peroxidation. A review of the Pengaruh waktu simpan semen segar
effect on design of storage preservation dengan pengencer andromed pada suhu
systems. Australia. Reprod Fertil Dev ruang terhadap kualitas semen kambing
5(2): 675-690. Boer. Jurnal Ternak Tropika. 15(1):43-50).
Herdis, Yulnawati, Setiadi MA. 2003. Nugroho Y, Susilawati T, Wahjuningsih S.
Pemanfaatan buah wortel sebagai media 2015. Kualitas semen sapi Limousin
pengencer semen cair alternatif selama pendinginan menggunakan
spermatozoa domba Garut. Jurnal Sains pengencer cep-2 dengan penambahan
dan Teknologi Indonesia. 5(1): 126- berbagai konsentrasi kuning telur dan sari
131. buah jambu biji (Psidium guajava). Jurnal.
Halliwell B, Gutteridge JMC. 1990. Free Ternak Tropika. 15(1):31-42.
radicals in biology and Partama IBG. 2000. Kebutuhan energi dan
medicine. Clarendon Press. Oxford. protein kambing Peranakan
Holland B, Unwin JD, Buss DH. 1991. Etawah calon pejantan. Disertasi.
Vegetables, herbs and spices. Fifth

116
Program Pascasarjana. Institut Pertanian pengencer tris terhadap kualitas semen
Bogor, Bogor. beku kambing Etawah. J. Ilmu Ternak Vet.
Parera FZ, Prihatiny DF, Souhoka, Rizal M. 5(2): 1-8.
2009. pemanfaatan sari wortel sebagai Tambing SN, Sutama IK, Arifiantini RI. 2003.
pengencer alternative spermatozoa Efektevitas berbagai konsentrasi laktosa
epididimis sapi Bali. Indonesia Tropical dalam pengencer tris terhadap viabilitas
Animal Agriculture. 34(1):50-56. semen cair kambing Saanen. JITV. 8(2):
Rizal M. 2008. Peningkatan kualitas 84-90
spermatozoa epididimis kerbau belang Thamburaj S, Singh N. 2005. Textbook of
yang dikriopreservasi dengan Vegetables, Tuber Crops And Spices.
beberapa konsentrasi sukrosa. Jurnal Ilmu Indian Council of Agriculture Research.
Ternak dan Veteriner 8(4):188-183. New Delhi.
Rubatzky E, Yamaguchi M. 1997. World Tambing NS, Gazali M, Purwantara B. 2001.
Vegetables: Principles, Production, and Pemberdayaan teknologi inseminasi buatan
Nutritive Value. A Division of pada ternak kambing. Wartazoa. 11(1): 1 -
International Thomson Publishing Inc. 320 6.
pp. Yulnawati MA, Setiadi, Herdis. 2005.
Suryohudoyo P. 2000. Oksidan, antioksidan, dan Pemanfaatan sari buah melon dan sari
radikal bebas. Dalam: Kapita Selekta wortel sebagai media pengencer alternatif
Ilmu Kedokteran Molekuler. semen cair domba Garut. Protein 1(2): 151-
Suryohudoyo, P. CV Sagung Seto, Jakarta. 160.
hlm. 31-47. Yendraliza, Musyrifin M, Elviriadi, Zumarni,
Salisbury B, Ross CW. 1995. Fisiologi Rodiallah M. 2018. Viabilitasspermatozoa
Tumbuhan. Jilid 1. Edisi IV. ITB, sapi bali menggunakan pengencer
Bandung. andromed dengan penambahan konsentrasi
Suyadi A, Rachmawati N, Iswanto. 2012. sari wortel yang berbeda. Jurnal Ilmu dan
Pengaruh α-Tocopherol yang berbeda Teknologi Peternakan Tropis. 6(2): 239-
dalam pengencer dasar tris 245.
aminomethane kuning telur terhadap Yotov SI, Fasulkovand N, Vassilev. 2011.
kualitas semen kambing Boer yang Effect of ejaculation frequency
disimpan pada suhu 50c. Jurnal Ilmiah onspermatozoa survival in diluted semen
Ilmu-ilmu Peternakan. 22(3): 1-8. from pleven blackhead rams. Turk. J. Vet.
Tambing SN, Toelihere MR, Yusuf TL, Sutama Anim. Sci. 35(2): 117-122.
IK. 2000. Pengaruh gliserol dalam

117

Anda mungkin juga menyukai