PERALATAN KONSTRUKSI
Disusun Oleh:
Dian Condrowati (17050534001)
Haliyyatun Najwa (17050534002)
Aldi Masda Kusuma (17050534008)
Saldi Syahrul Gunawan (17050534016)
Much. Dimas Pratama (17050534023)
Maulidyna Khoirunnisa’ (17050534028)
Aldi Suryo Arianto (17050534036)
Aditya Arie Firmasnyah (17050534038)
Dosen Pengampu :
Drs. Hasan Dani, M.T.
Puguh Novi Prasetyono, S.Pd., M.T.
MAKALAH.................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................vii
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ix
2.1 Backhoe.................................................................................................................................17
2.2 Power Shovel.........................................................................................................................20
2.3 Dragline.................................................................................................................................24
2.4 Clamshell...............................................................................................................................26
BAB 3. ALAT PEMUAT & PENGANGKUT..........................................................................................28
3.1 Loader....................................................................................................................................28
3.2 Truk.......................................................................................................................................32
3.3 Scraper...................................................................................................................................36
BAB 4. ALAT PEMBENTUK PERMUKAAN & PEMADATAN..........................................................41
PERALATAN KONSTRUKSI ii
4.2.7 Vibration Roller.................................................................................................................47
4.2.8 Tandem Roller...................................................................................................................47
4.2.9 Segment Roller..................................................................................................................48
BAB 5 ALAT PENGERUKAN (DRAGGING)........................................................................................50
PERALATAN KONSTRUKSI iv
DAFTAR GAMBAR
PERALATAN KONSTRUKSI v
Gambar 47 Proses Pemadatan..................................................................................................................79
Gambar 48 Bagian-Bagian Crane Crawler..................................................................................................80
Gambar 49 Truck Crane.............................................................................................................................81
Gambar 50 Tower Crane...........................................................................................................................82
Gambar 51 Kompressor.............................................................................................................................84
Gambar 52 Pompa Air...............................................................................................................................87
Gambar 53 Pompa Air Jet Pump................................................................................................................87
Gambar 54 Bagian – Bagian Pompa...........................................................................................................88
Gambar 55 Impeler...................................................................................................................................89
PERALATAN KONSTRUKSI vi
DAFTAR TABEL
Pertama – tama penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat izin-Nya makalah Peralatan Konstruksi ini dapat disusun. Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas besar Peralatan Konstruksi pada semester 5 tahun ajaran 2019/2020.
Adapun tujuan dari diberikannya tugas besar ini adalah untuk lebih memahami dan mengetahui
penerapan dari mata kuliah Peralatan Konstruksi. Makalah ini merupakan rangkuman materi peralatan
konstruksi dari pertemuan ke 1 hingga pertemuan ke 15.
Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak
membantu terselesaikannya tugas besar ini, yaitu :
1. Drs. Hasan Dani, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah peralatan konstruksi.
2. Puguh Novi Prasetyono, S.Pd., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah peralatan konstruksi.
3. Teman – teman, selaku pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini pun masih banyak memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan saran dan kritik kepada semua pihak agar tugas ini menjadi contoh yang lebih
baik di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata kami ucapkan selamat membaca dan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk
membaca laporan ini.
Penulis
PERALATAN KONSTRUKSI ix
BAB 1.
LAND CLEARING
PERALATAN KONSTRUKSI 10
mesin
4 - 40 Ha Blade Bulldozer Gergaji rantai Blade Bulldozer, Bajak piringan besar,
bermesin, rolling brush piringan penyobek
mesin pada cutter, sabit
tractor, putar.
gunting besar
bermesin.
40 - 400 Shearing blade, Shearing blade
Blade bulldozer Blade·bulldozer,denga
ha atau angling flail type {tipe n duty heavy harrow
lebih blade,penggaruk bebas), rotary
, rantai yang cutter, anchor
direntangkan chain
pada dua crawler
tractor,bajak
akar
PEMBERSIHAN BERAT : (diameter pepohonan > 20 cm)
Sampai Dengan blade Gergaji, Blade Bulldozer
dengan 4 bulldozer kapak, gergaji
Ha mesin.
4 - 40 Ha. Shearing blade, Shearing Blade Bulldozer
angling blade blade,
penggaruk, kombinasi
balok pemukul shearing blade
dengan gergaji
mesin
40 - 400 Shearing blade, Shearing Rantai yang
ha atau angling blade blade, direnyangkan
lebih balok pemukul, kombinasi diantara dua
penggaruk, shearing blade crawlwer tractor
rantai yang dengan gergaji
direntangkan mesin
diantara dua
tractor
Tabel 1. Peralatan Land Clearing
Metode kerja atau cara pengerjaan yang tepat dan benar akan sangat berpengaruh
terhadap produktivitas alat, untuk menentukan metode mana yang tepat tergantung banyak
faktor seperti volume/spesifikasi proyek dan waktu yang tersedia.
PERALATAN KONSTRUKSI 11
1.3. Proses Pengerjaan Land Clearing
Pada proses pengerjaan Land Clearing hal yang umum dilakukan meliputi:
PERALATAN KONSTRUKSI 12
b) Metode out crop/metode siput luar
Sama seperti metode perimeter, perbedaannya terletak pada gerak bulldozer,pada metode
ini penebasan/penumbangan dimulai dari tengah-tengah plot area menuju keluar dengan
gerak bulldozer searah jarum jam.
c) Metode contour
d) Metode ini diterapkan pada area yang berbukit, bulldoer menebang, menebas dari ats
bukit ke bawah pada daerah dengan ketinggian yang sama (contour yang sama).
e) Metode zigzag
Sama seperti metode perimeter dan out crop, metode ig zag dapat diterapkan pada areal
yang rata
f) Metode penumpukan pilling
Umumnya hasil tebangan pohon, ranting ditumpukan memanjang searah dengan arah
angina dan mengikuti garis contour, jarak gusur bulldozer sekitar 15-20 m, sehingga
nantinya jarak tumpukan satu sama lainya menjadi sekitar 30-50 m.
g) Metode pembakaran
Yang sanagt perlu diperhatikan dalam pengerjaan metode ini adalah arah mata angin,
karena apinya akan sulit dikendalikan dan pula hasil pembakaran menjadi tidak
sempurna.
h) Jalur timbunan yang ada harus dibuat sesempit dan setinggi mungkin untuk mengurangi
jumlah tanah yang terbakar, karena dalam pembakaran, humus tana akan ikut terbakar
sehingga dapat mengurangi kesuburan.
i) Metode harroing/Metpde pegas ulir
Salah satu metode yang memiliki efisiensi kerja tertinggi, metode ini memiliki efisiensi
kerja 98,8%.
a) Kelebatan pepohonan
Faktor ini berpengaruh terhadap produksi dan tentu saja biaya produksi, antara lain:
Jumlah pohon-pohonan, ukuran pohon-pohonan, kekerasannya, keadaan akarnya,
rumpun-rumpunan yang ada.
b) Penggunaan Tanah Setelah Dikerjakan
Harus kita perhatikan apakah tujuan land clearing ini nanti, misalnya untuk kepentingan
pembuatan dam, jalan raya atau untuk keperluan lain. Karena hal-hal termaksud akan
dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metoda maupun peralatan yang dipakai
untuk pekerjaan land clearing.
c) Keadaan Dan Daya Dukung Tanah
Faktor keadaan tanah dan daya dukung tanah juga harus kita perhatikan, termasuk dalam
faktor ini adalah: tebalnya top soil, type/jenis tanah yang ada, kadar air dalam tanah
(moisture content) serta keadaan batuan.
d) Topografi
PERALATAN KONSTRUKSI 13
Termasuk dalam faktor topografi diantaranya adalah: kemiringan medan, saluran-saluran
dan rawa-rawa yang ada, batuan besar, bukit. Keadaan topoagrafi termaksud sangat
berpengaruh pada peralatan yang digunakan dalam land clearing.
e) Keadaan lklim dan Hujan
Biasanya semua fase dari pekerjaan land clearing, dipengaruhi pula oleh
perbedaan/perubahan temperature dan hujan yang turun selama pekerjaan land clearing
dilaksanakan.
f) Kekhususan Pekerjaan
Faktor khusus ini antara lain dapat tergantung dari hal/kondisi : luas area pekerjaan,
penyempurnaan pekerjaan yang dilakukan, pembuangan bekas clearing konservasi
tanah.
a) Secara Teoritis
English Measure
Produksi =
ft
Lebar cut ( ft ) ×5280 ( menit ) × speed(mph)
43560(ft 2 )
km
Metric System : Produksi =
Lebar cut ( m ) × speed ( jam )× E
10
b) Secara Grafik
Dengan efisiensi kerja 0,825, dapat dilihat pada grafik berikut ini:
PERALATAN KONSTRUKSI 14
Grafik 1 Peralatan Land Clearing
Keterangan:
H = Faktor Kekerasan Kayu (Tabel 2)
A = Faktor Kelebatan Pohon (Tabel 3)
B = Base Time per Acre (Tabel 4)
M = Waktu Pemotongan per Pohon tiap Diameter Tertentu (Tabel 4)
N = Jumlah Pohon per Acre untuk Diameter Tertentu (Hasil Survey)
D = Jumlah pohon dengan Diameter > 6 ft/180 cm
F = Waktu Pemotongan Pohon > 6 ft/180 cm per ft (menit/ft)
PERALATAN KONSTRUKSI 15
Tabel 4 Faktor Produksi
Contoh Soal:
Traktor 165-HP dengan K/G blade untuk memotong pohon kayu keras rata-rata 25%. Dari hasil
survey jumlah pohon/acre adalah 650 batang. Hasil Survey d1-2ft sebanyak 100 batang,; d2-3ft
sebanyak 10 batang dan d3-4ft sabanyak 2 batang. Hitung Produktivitas pekerjaan cutting
tersebut!
Diketahui:
H = 25% 1.00
B= 165 HP 34.41
M1 = 0.70 N1 = 100
M2 = 3.40 N2 = 10
M3 = 6.80 N3 = 2
A = 2.00
Jawab:
PERALATAN KONSTRUKSI 16
BAB 2.
2.1 Backhoe
Backhoe merupakan alat berat yang memiliki fungsi untuk menggali material
yang berada dibawah permukaan dimana alat tersebut berada. Backhoe merupakan alat
gali dengan sistem hidrolis dimana bucket digerakkan secara hidrolis. Untuk
menentukan jenis backhoe yang akan digunakan maka harus lebih dahulu mengetahui
produktivitas backhoe agar penyelesaian penggalian sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
a) Gerakan dasar Backhoe
1. Gerakan boom, merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket menuju
galian tanah
2. Gerakan bucket menggali, merupakan gerakan bucket saat menggali material
3. Gerakan bucket membongkar, merupakan gerakan bucket yang arahnya
berlawanan dengan saat menggali
4. Gerakan lengan, gerakan mengangkat lengan dengan radius 1000
5. Gerakana slewing ring, gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas backhoe
dapat berputar 3600
PERALATAN KONSTRUKSI 17
6. Gerakan pada struktur bawah, dipakai untuk perpindahan tempat jika area kerja
selesai digali
b) Proses Gerakan
Dalam proses gerakan Excavator, biasanya sudah menggunakan prinsip
Hidrolik Kombinasi antara silinder satu dengan silinder yang lain, berikut adalah
gerakan pada excavator.
1. Proses menggali
c) Produktivitas Backhoe
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas backhoe
1. Keadaan pekerjaan (keadaan dan jenis tanah, tipe dan ukuran saluran, jarak
pembuangan, kemampuan operator, job menegement dll)
2. Keadaan alat (attachment yang cocok, kapasitas bucket, waktu siklus, kapasitas
angkatan)
3. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut swing
Produktivitas backhoe dapat dihitung dengan rumus:
60
Produktivitas = q × CT × S × BFF × E
Keterangan:
q : Kapasitas Bucket
CT : Waktu Siklus (menit-tabel 4)
S : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar (Tabel 5)
BFF : Faktor Koreksi untuk Alat Gali (Tabel 6)
PERALATAN KONSTRUKSI 18
Tabel 5 Waktu Siklus
Tabel 6
Kedalaman Penggalian
Contoh Soal:
Backhoe dengan kapasitas 1.6 m3 digunakan untuk penggalian lempung keras. Rata-rata
kedalaman penggalian adalah 5.6 m dengan maksimal kedalaman penggalian 8. Sudut putar
adalah 75o. Berapa produktivitas alat jika efisiensi kerja adalah 50 menit?
Diketahui:
PERALATAN KONSTRUKSI 19
q = 1.6 m3
CT = 0.462
S = 1.05
5.6
BFF = x 100% = 70%
8
50
E = = 0.83
60
Ditanya: Berapa Produktivitas Backhoe?
60
Jawab: Produktivitas = q × × S × BFF × E
CT
60
= 1.6 × × 1.05 × 0.7 × 0.83 = 126.76 m3/jam
0.462
Shovel terdiri atas dua macam, yaitu shovel yang dikendalikan dengan kendali
kabel (cable controlled) dan shovel dengan kendali hidrolis (hidraulic controlled).
Sedangkan bagian-bagian terpeenting dalam shovel adalah
A. Dipper
B. Dipper Door
C. Dipper Stick
D. Point Sheave
E. Boom
F. Shipper Shaft
G. Saddle Block
H. Cab
I. A-Frame
J. Machinery Hause
K. Revolving Frame
L. Swing Circle
M. Lower Works
N. Ballast Box
O. Crawler
PERALATAN KONSTRUKSI 20
Gambar 3 Bagian-Bagian Power Shovel
PERALATAN KONSTRUKSI 21
1. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel .
PERALATAN KONSTRUKSI 22
Tabel 9 Faktor Koreksi Sudut Putar dan % Tinggi Gali Optimal
Tabel 10 Faktor
Keadaan Medan dan
Manajemen
3600
Produktivitas = q × CT × S × BFF × E
Keterangan:
q : Kapasitas Bucket (m3)
CT : Waktu Siklus (detik)
PERALATAN KONSTRUKSI 23
S : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar (Tabel 17)
BFF : Faktor Koreksi untuk Alat Gali (Tabel 16)
E : Efisiensi
Contoh Soal:
Diketahui:
q = 3 m3
CT = 18 dt
S = 40% x 10 = 4 m
BFF = 80% (Tabel
55
E = = 0.92
60
Sudut 600 (tabel 10 = 1.04)
5.6
x 100% = 140%
4
Ditanya: Berapa Produktivitas Power Shovel?
3600
Jawab: Produktivitas = q × × S × BFF × E
CT
3600
=3× × 1.04 × 0.8 × 0.92
18
= 459.264 m3/jam
2.3 Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali material dan kemudian memindahkan material
tersebut ke alat pengangkut seperti truk atau daerah penimbunan. Dragline ini sering
ditemukan pada daerah yang membutuhkan pengerukan dengan area cukup luas, seperti
pada pertambangan. Ukuran dragline yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan
penggalian.
PERALATAN KONSTRUKSI 24
Gambar 4 Bagian-Bagian Dragline
b) Produktivitas Dragline
Jenis tanah /material yang di gali
Kedalaman menggali
Sudut swing dari boom
Ukuran dan type dari bucket
Panjang boom
Kondisi lapangan kerja manajemen
Metoda /cara memuat tanah /material ke dalam truk
Ukuran pengangkut tanah /material (misalnya dump truk
Kemahiran operator dan kondisi alat
Produktivitas = Pi ×S × E
PERALATAN KONSTRUKSI 25
Keterangan :
Pi = Produktivitas Ideal Dragline (m3 – Tabel 11)
S = Faktor Koreksi Kedalaman dan Sudut Putar (Tabel 120)
E = Efisiensi
PERALATAN KONSTRUKSI 26
Tabel 12 Faktor Koreksi Kedalaman Penggalian dan Pengaruh Swing Dragline
2.4 Clamshell
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti
bucket nya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas,
seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut
secara massa oleh clamshell ini.
Bucket Clamshell
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran,mempunyai dua
macam bucket yakni :
a. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas,digunakan untuk
penggalian
b. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.
Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:
a. Water level capacity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air
(digantungkan setinggi permukaan air)
b. Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti
garissepanjang puncak clamshell
c. Heaped capacit, adalah kapasitas bucket munjung
Berat bucket sangat berpengaruh pada kemampuan gali clamshell, misalnya pada
Heavy duty bucket dapat menggali tanah yang cukup keras kecuali bahan batuan yang
kompak, tetapi berat bucket akan menambah beban, sehinggaakan mengurangi daya
gunanya. Light duty bucket dapat bekerja lebih cepatdengan beban bucket yang ringan,
tetapi tidak mampu menggali tanah yang keras,dan akan cepat rusak jika dipaksakan.
Maka biasa digunakan medium duty bucket atau all purpose bucket yang umum
penggunaannya.
b) Produktivitas Clamshell
Produktivitas clamshell dapat dihitung menggunakan rumus:
60
Produktivitas = q × CT × BFF × E
Keterangan :
q : Kapasitas Bucket (m3)
CT : Waktu Siklus (menit)
PERALATAN KONSTRUKSI 27
BFF : Faktor Koreksi untuk Alat Gali (Tabel 7)
E : Efisiensi
PERALATAN KONSTRUKSI 28
BAB 3.
2.
3.1 Loader
Gambar 5 Loader
a. Pengertian
Loader adalah alat yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan
pemuatan bahan atau material dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Secara
umum loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat
kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali,
bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan
bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
b. Fungsi
Fungsi utamanya adalah untuk memuat material ke dalam alat pengangkut dimana
hampir sama dengan dozer shovel yang berfungsi untuk mengangkut dari stock pile ke
atas dump truck, mengisi hopper pada AMP, Batching plant dan Crushing Plant.
Penggunaannya pada areal yang datar.
Fungsi lain dari loader adalah
1. Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land clearing).
2. Penggusuran tanah dalam jarak dekat.
PERALATAN KONSTRUKSI 29
3. Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah.
4. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material.
5. Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping)
6. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata disebut
finishing.
c. Teknik Pengoperasian Loader
1. Pemuatan bucket loader
Ujung bucket menyentuh permukaan tanah
Loader maju secara perlahan sampai material masuk dan bucket bergerak turun
Saat material masuk angkat bucket agar material tidak keluar
2. Pembongkaran muatan bucket loader
Sambil bergerak maju, arm serta bucket diangkat
Bila bucket telah berada diatas truk, maka bucket diputar perlahan-lahan ke
bawah
Setelah kosong, putar bucket ke atas dan mundur perlahan
Sebaiknya pembongkaran dilakukan di sisi pengemudi truk
d. Metode kerja loader
Terdapat tiga metode Kerja Wheel Loader dalam mengisi muatan ke dalam truck,
antara lain adalah :
1. Metode “shape loading” yaitu truck bergerak maju saat wheel loader mengambil
material dari stock pile, dan truck bergerak mundur saat truck akan dimuati oleh
loader;
2. Metode “V-shape loading” pada metode ini truck tidak bergerak, pada saat
pengisian material sampai penuh dan wheel loader bergerak maju mundur
membentuk huruf V dari arah pengambilan material keposisi truck;
3. Metode “pass loading” metode ini di gunakan apabila wheel loader tersedia dua unit
atau lebih, truck bergerak dari loader ke loader yang lain sampai terisi penuh.
e. Produktivitas Loader (P)
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas loader :
1. Kondisi material
2. Tipe bucket dan kapasitas
3. Area untuk pergerakan loader
4. Waktu siklus loader
5. Waktu efisiens loader
Produktivitas loader dapat dihitung dengan rumus :
60
Produktivitas = q × CT × BFF × E
Keterangan :
q = Kapasitas Bucket (m3- Tabel 13)
CT = Waktu siklus (menit)
Waktu muat (LT-menit) Tabel 14
Waktu buang ( DT-menit) Tabel 15
Waktu angkut (HT-menit) dan kembali (RT-menit)
Faktor penambahan dan pengurangan CT (Tabel 16)
PERALATAN KONSTRUKSI 30
BFF = Faktor pemuatan Bucket (Tabel 17)
E = Efisiensi
Material LT
Berbutir seragam 0,03 – 0,05
Berbutir campuran dan basah 0,03 – 0,06
Lanau basah 0,03 – 0,07
Tanah atau kerikil 0,04 – 0,20
Material berbeton 0,05 – 0,20
Tabel 14 Waktu Muat Loader
Pemuatan DT
Ditumaph diatas tanah < 0,010
Dimuat kedalam truk 0,04 – 0,07
(sumber : Caterpillar Performance Handbook, 1993)
Tabel 15 Waktu Buang Loader
PERALATAN KONSTRUKSI 31
Grafik 2 Loader 910 F
Uraian Faktor
Kondisi tanah :
Berbutir campuran +0,02
Diameter < 3mm +0,02
Diameter 3 – 20 mm -0,02
Diameter 20 – 150 mm 0
Diameter >150 mm +0,03
Kondisi tanah asli/lepas +0,04
Timbunan :
Timbunan dengan tinggi > 3 m 0
Timbunan dengan tinggi < 3 m +0,01
Pembongkaran dari truk +0,02
Lain-lain :
Pengoperasian tetap -0,04
Pengoperasian tidak tetap +0,04
Target sedikit +0,04
Target beresiko +0,05
(sumber : Caterpillar Performance Handbook, 1993)
Tabel 16 Faktor penambahan dan pengurangan CT
Material Faktor
Material seragam atau campuran 0,95 – 1,00
Batu kerikil 0,85 – 0,90
Batuan hasil peledakan (baik) 0,80 – 0,95
Batuan hasil peledakan (rata-rata) 0,75 – 0,90
Batuan hasil peledakan (buruk) 0,60 – 0,75
Batuan berlumpur 1,00 – 1,20
Lanau basah 1,00 – 1,10
Material berbeton 0,85 – 0,95
Tabel 17 Faktor pemuatan bucket
PERALATAN KONSTRUKSI 32
3.2 Truk
Gambar 6 Truk
f. Pengertian
Truk adalah sebuah kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut
barang. Jenis kendaraan ini biasa disebut juga sebagai mobil barang. Kendaraan jenis
ini biasa digunakan dalam bidang konstruksi dan perdagangan. Truk merupakan alat
angkut material yang sangat efisien untuk pengangkutan jarak jauh karena kecepatan
yang relatif tinggi, kapasitas besar, biaya operasional kecil dan kebutuhannya dapat
disesuaikan dengan kapasitas alat gali atau pemuat lainnya.
g. Jenis Truk
Pemilihan ukuran dan konfigurasi truk dipengaruhi oleh :
Material yang akan diangkut
Excavator atau loader pemuat
Agar truk dapat bekerja secara efektif diperlukan jalan kerja yang keras dan rata,
namun ada juga truk yang didesain berjalan diluar jalan biasa. Truk membutuhkan alat
berat lain untuk memindahkan material dari tempat lain ke dalam wadah bak truk.
Karena sangat tergantung pada alat lain, maka untuk pengisian material tanah perlu
diperhatikan yaitu :
Saat pengisian material, ganjal ban truk agar tidak bergerak
Excavator merupakan penentu jumlah truk yang dibutuhkan, sehingga harus
ditentukan jumlah truk agar excavator tidak idle (menganggur)
Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari dua unit
Isi truk sampai kapasitas maksimum
Untuk mengangkut material beragam, material paling berat diletakkan dibelakang
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada kendali hidrolis
PERALATAN KONSTRUKSI 33
h. Berdasarkan metode pembongkarannya, terdapat 3 jenis truk yaitu :
Rear dump
Material
dibongkar dengan
cara menaikkan
bak bagian depan
dengan sistem
hidrolis,
umumnya
digunakan untuk
mengangkut
material lepas
dengan kapasitas 25-250 ton.
Side dump
Material
dibongkar dengan
cara menaikkan
salah satu sisi bak
ke samping yang
sangat efektif
digunakan pada
tempat yang
sempit dan
Panjang
Bottom dump
PERALATAN KONSTRUKSI 34
dibuka dibagian tengah secara hidrolis. Mengangkut material lepas dan dibongkar saat
kendaraan bergerak.
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih 1. Larangan pengangkutan di jalan raya
tinggi 2. Beban yang besar dari truk dan muatannya
2. Kerugian dalam produktivitas lebih kecil akan mempercepat kerusakan jalan
jika ada satu yang tidak beroperasi 3. Jumlah truk yang seimbang dengan alat
3. Kemudahan dalam memperhitungkan pemuat akan sulit dicapai
jumlah truk untuk setiap alat pemuat 4. Bila alat pemuat kecil akan menambah
4. Jumlah truk sedikit sehingga investasi waktu muat (LT)
berkurang 5. Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat
5. Kebutuhan supir sedikit material
6. Waktu antri (ST) akan berkurang 6. Jumlah truk banyak, sehingga waktu
7. Memudahkan alat pemuat memuat material antrean bertambah
7. Lebih banyak supir
8. Investasi meningkat karena jumlah truk
yang semakin banyak
Tabel 18 Kelebihan dan Kekurangan Truk
j. Produktivitas
Produktivitas truk dapat dihitung dengan rumus
60 m3
Produktivitas = q × CT × E ( )
Jam
Keterangan :
q = Kapasitas truk (m3 – Tabel 19)
CT = Waktu siklus (menit)
E = Efisiensi
Waktu siklus (CT) sangat mempengaruhi produktivitas dari truk, yang terdiri dari:
1) Waktu muat (LT), tergantung pada:
Ukuran dan jenis alat pemuat
Jenis dan kondisi material yang dimuat
PERALATAN KONSTRUKSI 35
Kapasitas alat pengangkut
Operator
2) Waktu berangkat atau pengangkutan (HT), tergantung pada:
Jarak tempuh alat angkut
Kondisi jalan yang dilalui yang diperoleh secara teoritis melalui grafik
jika
TR > 0 gunakan Grafik 5 dan jika TR < 0 gunakan Grafik 6
3) Waktu pembongkaran muatan (DT), tergantung pada:
Jenis dan kondisi material
Cara pembongkaran
Jenis alat
4) Waktu kembali (RT), tergantung pada hal yang sama dengan waktu pengangkutan
5) Waktu antre (ST), tergantung pada:
Jenis alat pemuat
Posisi alat pemuat
Kemampuan alat pengangkut untuk berputar.
Tipe truk Heaped capacity Struck capacity Berat kosong kg Berat maks kg
m3 (yd3) m3 (yd3) (lb) (lb)
PERALATAN KONSTRUKSI 36
Grafik 3 Rimpull Speed Gradeability Truk 773B
PERALATAN KONSTRUKSI 37
Grafik 4
Continuous Grade Retarding Truk 773B
3.3 Scraper
Gambar 10 Scraper
a. Pengertian
Alat berat Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk,
mengangkut dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper juga dapat
digunakan sebagai alat pengangkutan untuk jarak yang relative jauh (2000 m) pada
tanah datar dengan pengerak roda ban (tire). Alat berat ini biasa disebut juga alat gali
tanah. Scraper merupakan alat berat beroda ban (tire) yang dipakai untuk
memuat/mengangkut dan membuang secara individe dengan atau tanpa dibantu
pendorong (buldozer)
b. Fungsi
Berikut dibawah ini beberapa penggunaan Scraper:
1) Pengupasan permukaan tanah (stripping top soil)
PERALATAN KONSTRUKSI 38
2) Peralatan contour sekeliling building site
3) Penggalian untuk saluran Drainase dan saluran Irigasi
4) Penggalian dan pengurugan (Cut and fill earthwork) untuk badan jalan,dll.
c. Pemilihan scraper untuk pekerjaan ini tergantung pada:
1) Karakteristik material yang dioperasikan
2) Panjang jarak tempuh
3) Kondisi jalan
4) Alat Bantu yang diperlukan
d. Bagian-bagian scraper terdiri dari:
1) Taligate/ejector, merupakan dinding di belakang bowl yang fungsinya untuk
mendorong material keluar saat pembongkaran.
2) Bowl, merupakan bak penampung muatan.
3) Apron, merupakan dinding lengkung bowl yang dapat diangkat saat pengerukan
dan pembongkaran.
4) Cutting Edge, merupakan pisau baja di depan bowl untuk penetrasi ke dalam tanah.
e. Tipe-tipe scraper terdiri dari:
1) Towed scraper (scraper yang ditarik), cirinya:
Ditarik crawler traktor/dozer berkekuatan 300 HP
Bekerja dengan kecepatan lamban
Mengangkut heavy load
Berputar pada radius kecil
Menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat lain
Ekonomis pada pekerjaan pembukaan lahan
Namun dapat menampung material 8 – 30 m3
2) Motorized scraper (scraper bermotor), cirinya:
Memiliki kekuatan 500 HP
Kecepatan 60 km/jam
Menggunakan ban
Memerlukan bantuan crawler traktor yang dilengkapi dengan pisau atau scraper
lain
Memiliki daya tampung 15 – 30 m3.
3) Self loading scraper (scraper yang mengisi sendiri), cirinya:
Cocok untuk mengeruk top soil 10 – 30 cm dengan luas sedang
Dilengkapi semcam conveyor untuk memuat tanah
Berat alat bertambah 10 – 15%
Scraper terdiri dari beberapa bagian antara lain bowl, apron, dan tail
gate. Bowl adalah bak penampung muatan terletak diantara ban belakang. Bagian
depan bowl dapat digerakan kebawah untuk operasi pengerukan dan pembongkaran
muatan. Pada bagian sisi depan bowl berkisar antara 3 sampai 38 m3
1) Apron adalah dinding bowl bagian depan yang dapat diangkat pada saat
pengerukan dan pembongkaran. Apron dapat menutup kembali pada saat
PERALATAN KONSTRUKSI 39
pengangkutan material. Beberapa model scraper memiliki apron yang dapat
mengangkut material sepertiga dari material di bowl.
2) Tail gate atau ejector merupakan dinding belakang bowl. Pada saat pemuatan
dan pengangkutan material dinding ini tidak bergerak. Namun pada saat
pembongkaran muatan ejector bergerak maju untuk mendorong material keluar
dari bowl.
f. Pengoperasian alat bantu untuk scraper dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
1) Push-loaded, alat bantu dipakai hanya pada saat pengerukan dan pengisian, saat bak
penuh, scraper dapat bekerja sendiri, alat bantu melayani scraper yang lain.
2) Push-pull, dua buah scraper dioperasikan dan saling membantu dalam pengerukan.
g. Cara kerja scraper:
1) Pada saat pemuatan,
Ejector berada di belakang
Bowl diturunkan sampai cutting edge mengenai tanah (menentukan kedalaman
penetrasi)
Apron dibuka lebar
Alat bergerak maju secara perlahan, sehingga tanah masuk ke dalam bowl
Ketika pemuatan selesai, bowl dinaikkan perlahan
Apron diturunkan agar material tidak keluar
2) Pada saat pengangkutan,
Bowl, apron, ejector tidak melakukan gerakan
Bowl harus tetap berada di atas agar cutting edge tidak menyentuh tanah.
3) Pada saat pembongkaran,
Menaikkan apron
Menurunkan bowl sampai material dalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu
Apron diangkat setingginya dan ejector maju untuk mendorong material yang
tersisa.
4) Pada saat pembongkaran selesai,
Apron diturunkan
Bowl dinaikkan
Ejector ditarik kembali ke posisi semula
h. Produktivitas
Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk
mengangkut, kondisi jalan, kecepatan, dan efisiensi alat, yang dapat dihitung dengan
rumus:
60 m3
Produktivitas = q × CTs × E ( )
Jam
Keterangan :
q = Kapasitas truk (m3 – Tabel 19)
CT = Waktu siklus (menit)
E = Efisiensi
PERALATAN KONSTRUKSI 40
Waktu siklus (CT) scraper, terdiri dari:
Waktu muat (LT)
Waktu pengangkutan (HT)
Waktu pembongkaran muatan (DT)
Waktu kembali (RT)
Waktu antre (ST)
Waktu berputar/turning time (TT)
Waktu percepatan, perlambatan, pengereman (ADBT)
LT, DT, ST, TT, ADBT konsisten, maka dikategorikan sebagai waktu tetap (FT), dimana:
FT = LT + DT + ST + TT + ADBT (Tabel 20)
Waktu pengangkutan (HT) dan kembali (RT) tergantung dari grafik yang dikeluarkan oleh
perusahaan alat berat.
Jika TR > 0, gunakan (Grafik 5 Rimpull Speed Gradeability)
Jika TR < 0, gunakan (Grafik 6 Continuous Grade Retarding)
CT = HT + RT + FT322345
Waktu siklus akan mempengaruhi jumlah pengangkutan per jam, sedangkan volume material
akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih.
PERALATAN KONSTRUKSI 41
Grafik 5 Rimpull Speed Gradeability Scraper 621E
PERALATAN KONSTRUKSI 42
PERALATAN KONSTRUKSI 43
Grafik
6 Continuous Grade Retarding Scraper 621E
BAB 4.
a. Pengertian
PERALATAN KONSTRUKSI 44
Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan jalan,
membentuk jalan (grading) yang dibiasa digunakan dalam proyek pembangunan
jalan. Motor grader merupakan salah satu alat berat yang sangat penting untuk
konstruksi jalan. Grader juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas yang
hendak dibuang, atau dikurangi, mencampur material dan meratakan/
menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan grader sangat diperlukan untuk
pemadatan yang sempurna oleh compactor.
b. Fungsi
c. Bagian-bagian Motor
Grader
PERALATAN KONSTRUKSI 45
d. Perlengkapan Kerja
Pada sebuah motor grader ada beberapa perlengkapan kerja yang digunakan, seperti
dibawah ini:
1) Front Blade
Front blade sangat dibutuhkan untuk pekerjaan- pekerjaan spreading (penaburan)
yang sulit.
2) Front Pull Hook
Front pull hook dipasang dibagian depan alat yang berfungsi untuk menarik.
Terdapat dua tipe hook, yaitu front weight with nails dan Ushape bracket welded
on front axle. Jika front attachment, seperti front blade dipasang, maka hook
tersebut tidak tersedia.
3) Push Plate
Komponen ini digunakan untuk menumbangkan pohon atau mendorong alat lain
pada saat terjebak dalam lumpur. Push plate juga berfungsi sebagai pemberat
(counterweight) untuk menjaga agar roda depan tidak terangkat pada saat alat
tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan ripping.
4) Scarifier
Scarifier digunakan untuk menggali material-material keras seperti aspal atau
lapisan es yang tidak mampu digali dengan menggunakan blade. Banyaknya
jumlah gigi yang terdapat pada scarifier tergantung pada kekerasan material yang
akan digali.
5) Extension Blade
Dengan menggunakan extension blade ini, blade dapat diperpanjang baik satu sisi
maupun kedua sisi. Pekerjaan yang dilakukan dapat lebih efisien tetapi hanya dapat
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan saja.
6) Hydraulic Blade Tip Control
Dengan adanya hydraulic blade tip control, maka sudut potong blade dapat diatur
secara hidrolik melalui kabin operator.
7) Rear mounted ripper
Ripper ini digunakan untuk menggali batu atau material keras yang tidak dapat
dikerjakan dengan menggunakan scarifier
e. Produktivitas
Untuk proyek jalan dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut, dengan rumus :
N . L ruas 1
[
T = ∑ V rata−rata x E ]
Keterangan:
T = waktu menyelesaikan pekerjaan (jam)
N = passes (jumlah gerakan bolak balik alat sesuai syarat mutu pekerjaan)
L = panjang ruas 1 kali passes (km)
V = kecepatan rata-rata sepanjang 1 ruas
E = efisiensi
PERALATAN KONSTRUKSI 46
Untuk pekerjaan lainnya, dihitung dengan rumus :
P = 1000 v WE (m2/jam)
Keterangan:
v = kecepatan alat (km/jam)
W = lebar efektif per pass (m)
E = efisiensi
Pekerjaan Kecepatan
PERALATAN KONSTRUKSI 47
4. Mengurangi permeabilitas atau masuknya air kedalam tanah
b. Terdapat 4 metode pemadatan tanah :
1. Kneading (peremasan), dimana tana diremas oleh gigi-gigi pada roda sehingga udara
dan air yang terdapat diantara partikel material dapat dikeluarkan.
2. Static weight (pemberat), dimana permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu
secara perlahan-lahan, cocok untuk material liat dan banyak mengandung air, partikel
halus dan lembab.
3. Vibration (getaran), dimana tanah dibawah alat pemadatan diberi getaran dari alat
tersebut sehingga partikel tanah yang kecil dapat masuk diantara partikel tanah yang
lebih besar untuk mengisi rongga yang ada, cocok untuk partikel kerikil dan seragam,
halus dan sedikit lembab.
4. Impact (tumbukan), dilakukan dengan menjatuhkan benda bdari suatu ketinggian
c. Peralatan pemadatan diklasifikasikan menurut beberapa faktor yaitu :
1. Penggerak
Dapat berdiri sendiri (self propelled) dan yang ditarik traktor (towed)
2. Roda penggilas
Beroda baja (steel wheel) dan beroda karet pneumatic)
3. Bentuk permukaan roda
Halus (plain), segment grid dan sheeps foot.
4. Susunan roda
Beroda tiga (three wheels), beroda dua (tandem roller), three axle tandem roller, dimana
umumnya roda depan sebagai guide roll dan roda belakang sebagai drive roll.
PERALATAN KONSTRUKSI 48
Seperti halnya alat pemadat tangan, alat pemadat ini masih tergolong alat manual.
Bentuknya silinder dari beton cor yang dioperasikan dengan cara ditarik dengan
menggunakan kerbau, sapi atau kendaraan bermotor. Alat ini bisa menjadi pilihan untuk
menghemat biaya pemadatan tanah terutama pada area yang tidak luas.
Alat pemadat
tanah yang satu ini terbilang
sudah lebih canggih jika
dibandingkan peralatan
pemadat tanah manual.
Stamper kuda merupakan
mesin yang dirancang secara
khusus sehingga memiliki
daya tekan untuk
memadatkan tanah.
Kecepatan dan ukuran mesin
stamper kuda ini bervariasi.
Begitu pula dengan bahan
bakar yang digunakan. Ada
yang menggunakan solar
dan ada pula yang memakai bensin. Tentu saja dengan mesin ini, pekerjaan
pemadatan tanah menjadi lebih cepat daripada menggunakan peralatan
pemadat tanah manual.
PERALATAN KONSTRUKSI 49
4.2.5 Three Wheel Roller
PERALATAN KONSTRUKSI 50
4.2.7 Vibration Roller
Alat ini digerakkan dengan mesin diesel dan ketinggian pegangan alat bisa
disesuaikan dengan tingkat kenyamanan operator yang mengendalikannya.
Dengan menggunakan peralatan ini, tentunya proses pemadatan menjadi lebih
mudah dan cepat dilakukan. Alat ini cocok dipakai tak hanya untuk memadatkan
tanah tetapi juga memadatkan paving dan aspal di jalanan.
PERALATAN KONSTRUKSI 51
Gambar 20 Tandem Roller
Berbeda dengan
tandem roller, segment
roller memberikan efek
pemadatan pada bagian
bawah tanah. Tak hanya
itu saja, alat ini juga bisa
menekan kandungan air
yang berlebihan pada
lapisan tanah sehingga
tanah mempunyai tingkat
kepadatan ideal.
Alat ini tersusun dari roda yang terbuat dari lempengan-lempengan baja
berukuran besar dan berbobot berat. Tentu saja dibutuhkan keahlian untuk
mengendalikan peralatan ini. Dengan ukurannya yang besar dan berat, alat
pemadat tanah ini cocok dipakai pada area luas dan untuk kebutuhan konstruksi
besar seperti gedung bertingkat, landasan pesawat dan jalan raya.
e. Produktivitas
Untuk mendapatkan produktivitas yang efektif kepadatan lapisan yang akan dipadatkan
janganlah terlampau padat.
Perhitungan produktivitas alat pemadat dapat dihitung dengan rumus :
W xW x S x L x E
Prod = (ccm/jam)
P
Keterangan :
W = lebar pemadatan per pass (m)
S = kecepatan pemadatan (km/jam)
L = ketebalan lapisan akhir (cm)
E = efisiensi
P = jumlah pas yang diperlukan untuk pemadatan (grafik 9)
PERALATAN KONSTRUKSI 52
PERALATAN KONSTRUKSI 53
Grafik 7 Jumlah Pass Versus Kepadatan
PERALATAN KONSTRUKSI 54
BAB 5
Secara teknis, pengerukan itu adalah merelokasi sedimen bawah air untuk
pembangunnan dan pemeliharaan saluran air, tanggul dan prasarana transportasi laut,
serta untuk perbaikan tanah atau reklamasi. Jadi pada gilirannya nanti, pengerukan itu
juga menopang pembangunan dan pengembangan sosial, ekonomi dan restorasi
lingkungan. Pekerjaan pengerukan itu sendiri untuk pembangunan yang berkelanjutan,
seperti proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan pendekatan holistik, artinya
pekerjaan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan lainnya dan merupakan satu
kesatuan yang utuh serta saling keterkaitan.
PERALATAN KONSTRUKSI 55
Pengerukan Ulang (Remedial Dredging) Remedial Dredging dilakukan pada wilayah
yang telah dikeruk namun mengalami kesalahan. Kesalahan ini biasanya berupa
kesalahan kedalaman pengerukan.
PERALATAN KONSTRUKSI 56
Selanjutnya banyak type kapal keruk dikembangkan yang dapat dikelompokan dalam 3
grup utama, yaitu :
1. Mechanical dredger
Mechanical dredger adalah suatu cara mencabut / mengambil / menaikkan tanah
dan mentransportasikan soil ( material keruk ) dengan cara mekanis, yaitu :
Trailing Suction Hopper Dredger – TSHD
Grab Dredger – GD
Backhoe Dredger – BHD
Bucket Ladder Dredger – BLD
Suction Dredger – SD
Cutter Suction Dredger – CSD
2. Hydraulic Dredger
Prinsip dari hydraulic dredger adalah material keruk diambil dan ditransportasikan
dengan pompa centrifugal. Penerapan ini adalah material yang diambil ( ditarik /
dihisap ) terdiri dari campuran material keruk dan air. Hydraulic dredger ini yaitu :
Profile dredger
Cutter Suction Dredger
Wheel dredger
Stationary hopper dredger
Trailing suction hopper dredger
3. Adapun yang dimaksud type lain dari peralatan keruk ( dredging plants ) diantaranya
adalah :
Barges ( tongkang lumpur )
Booster station ( pump )
Mineral dredger, dilengkapi dengan treatment plant untuk memisahkan
partikelpartikel yang bernilai.
Self elevating platforms
Dustpan dredger, adalah keturunan langsung dari profile dredger yang digunakan
unuk merawat sungai. Dustpan memiliki suction tube yang dilengkapi dengan
suction head yang lebar dan biasanya dilengkapi dengan tenaga penggerak
(propeller).
PERALATAN KONSTRUKSI 57
Memiliki kemampuan pada hampir semua jenis tanah, sangat efisien dalam
lumpur dan pasir
Pada umumnya dilengkapi dengan teknologi yang canggih
Tingkat kekeruhan yang dihasilkan relatif rendah
Dapat bekerja dalam cuaca buruk dan kondisi laut
Kapasitas produksi yang relatif tinggi (1000-12.500 m3 /jam)
Mampu mengangkut material pada jarak yang jauh.
Sedangkan untuk kekurangannya adalah sebagaimana berikut ini :
Membutuhkan kedalaman air yang cukup dalam pada area pengerukan,
pembuangan, maupun rutenya
Kemampuan terbatas untuk mengeruk batu karang
Tidak mampu bekerja di daerah terbatas
Material keruk yang kohesif sulit dikelurkan dari hopper
PERALATAN KONSTRUKSI 58
Ukuran material yang diambil dapat diubah sesuai kebutuhan (1m3 -20m3 ).
Sedangkan untuk kekurangannya adalah sebagaimana berikut ini :
Kurang produktif jika digunakan untuk mengeruk tanah dan bebatuan yang keras
Produktivitas relatif rendah (100-800 m3 /jam tergantung pada ukuran grab dan
material)
Menghasilkan kekeruhan yang relatif tinggi namun bisa diatasi dengan
menggunakan grab special
Tidak mudah dipindahkan dari jalur pelayaran
Dibutuhkan yang sesuai untuk kapal tunda dan tongkang
Contoh soal :
Sebuah Grab-dredger digunakan untuk pengerukan lumpur sebanyak 800 m³ dimana hasil
pengerukan tersebut langsung dibuang ke tepian sungai untuk reklamasi. Jika diketahui bahwa
kapasitas bucket = 4,0 m ; kadar lumpur = 25 % ; Waktu kerja per hari = 8 jam ; job
efisiensi = 0,70 ; Waktu kerja per jam = 50 menit ; carry factor = 0,85 ;
Waktu siklus = 1,5 menit. Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ?
Jawab :
Jumlah lumpur = 800 m²
jumlah sediment = 800 /0,25 = 3.200 m³
Banyaknya trip = 60 /1,5 = 40 trip/jam
Produksi teoritis = 40 x 4 = 160 m³/jam
Faktor koreksi : effisiensi waktu = 50 menit/jam = 0,84
Faktor koreksi total = 0,84 x 0,70 x 0,85 = 0,50
Produksi = 0,5 x 160 = 80 m³/jam 80 x 8 = 640 m³/hari.
Waktu pelaksanaan = 3.200/640 = 5 hari.
PERALATAN KONSTRUKSI 60
Tingkat produksi relative rendah (200-800 m3 /jam tergantung bahan dan ember
keruk)
Tidak mudah digerakkan
Menghasilkan kekeruhan yang relative tinggi.
PERALATAN KONSTRUKSI 61
Kontrol kedalaman yang relatif akurat meminimalkan toleransi pengerukan.
Sedangkan untuk kekurangannya adalah sebagaimana berikut ini :
Penyebaran jangkar yang luas dapat mengganggu navigasi
Mobilitas yang buruk
Tidak terlalu bisa diterapkan dalam kondisi berombak
Tingkat produksi yang rata-rata (200-1000 m3 /jam tergantung ukuran ember,
tanah dan tongkang) dengan efisiensi ± 70%
Potensi untuk menghasilkan tingkat kekeruhan tinggi terutama pada bahan halus
PERALATAN KONSTRUKSI 62
Dapat mengeruk pasir pada kedalaman lebih besar, terutama ketika pompa bawah
air dipasang.
Ukurannya yang bisa disesuaikan
Sedangkan untuk kekurangannya adalah sebagaimana berikut ini :
Hanya bisa mengeruk material yang relatif longgar
Dipancang dengan studs dan atau tali baja
Kurang fleksibel terhadap perubahan lokasi.
PERALATAN KONSTRUKSI 63
Head loss di titik masuk :
H 1 = E 1 x V 2 /2 g
PERALATAN KONSTRUKSI 64
BAB 6
PERALATAN KONSTRUKSI 65
Tabel 26 Jenis Crusher dan Rasio Reduksinya
1. Dua buah Jaw, fixed jaw (rahang tetap) dan moveable jaw (rahang yang
bergerak).
2. Pitman arm, bagian dua jaw ditempatkan.
3. Exentric shaft, yaitu alat yang menggerakkan pitman arm.
4. Toggle plate.
5. Flywheel yaitu alat yang memutarkan exentric shaft.
Cara Kerja Jaw Crusher adalah sebagai berikut :
Batu dimasukkan lewat food opening (F)dan masuk bagian moveable jaw, yang
bergerak ke depan dan belakang serta naik turun, kemudian excentris shaft digerakkan
moveable jaw. Batu yang hancur akan keluar melalui discharge opening (S). Agar betuan
dapat keluar sesuai lokasi yang diinginkan, maka discharge dapat diatur dengan
menggerakkan baut penyetel adjustment. Ukuran batu yang berukuran kecil pada alat ini
tidak ekonomis, juga dapat membuat bagian bawah jaw aus. Batu yang cocok dikerjakan
pada alat ini ialah batu yang tak terlalu keras dan berukuran 0,8% ukuran feed opening.
PERALATAN KONSTRUKSI 66
Tabel 27 Gradasi Hasil
Jaw Crusher (Presentase Lewat)
Cara kerje mesin ini sama dengan jaw crusher. Perbedaannya terletak pada cara
pemberian tekanan. Tekanan pada mesin gyratory berada di samping. Jika mesin akan
berfungsi sebagai pemotong tahap kedua, harus diubah settingnya dengan
menyeteladjusment. Karena cone dan bowl mwmpunyai permukaan cekung. (concave)
maka hasil pemecahan kebanyakan berupa kubus yang hampir seragam.
Tabel 28
PERALATAN KONSTRUKSI 67
6.4 Impact Crusher (Hammer Mill)
Keseragaman gradasi batu pecah tidak dapat dikontrol dan prodiksi rendah jika
dilakukan dengan cara manual atau menggunakan palu sebagai alat pemukul. Agar lebih
ekonomis, pemecahan batu dengan cara pukulan mekanis dapat dilakukan dengan impact
crusher. Prinsip kerja alat ini ialah memukul batu secara mekanis untuk memotong tahap
pertama.
Ada 3 (tiga) jenis roll crusher, ketiga roll ini masing-masing mempunyai
keuntungan pada tenaga tekan yang dihasilkan oleh roll yang saling berdekatan,
diantaranya :
Single roll.
PERALATAN KONSTRUKSI 68
Seperti namanya crusher ini mempunyai sebuah roll yang berbentuk silinder
dengan poros horizontal. Roll berputar diatas plat yang berfungsi sebagai pelayan roll,
plat dapat diatur. Ukuran crusher ditentukan oleh diameter panjang roll yang dinyatakan
dalam inch.
Double roll.
Crusher ini mempunyai dua roll yang dipasang secara horizontal. Kedua roll
berputar berlawanan arah. Crusher ini berfungsi memecah batu untuk mendapatkan
agregat berukuran dibawah . inci. Ukuran crusher ini ditentukan oleh dua dimemsi, yaitu
diameter dan panjang roll. Jenis double crusher yang lain ialah floating crusher.
Triple roll.
Karakteristik dan fungsi crusher ini sama dengan double roll, hanya saja jumlah
rollnya tiga.
F x 0,085 x R x S
Keterangan :
F = Ukuran terbesar batu ( inci )
R = Jari – Jari Roll (Inci)
S = setting ( Inci )
Kapasitas roll crusher dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
PERALATAN KONSTRUKSI 69
Tabel 30 Kapasitas Roll Crusher (ton/jam)
a. Ratio Of Reduction
Yang perlu diketahui dalam pekerjaan crushing ini ialah ratio of reduction,
yaitu perbandingan antara ukuran maksimum feet (F) crusher dan setting (S). Selain
itu, juga perlu diperhatikan stage of reduction, yaitu selisih antara ukuran maksimum
batu asli (feeding) dan maksimum batu yang dihasilkan. Ratio of reduction pada
berbagai jenis crusher dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 31
Ratio of Reduction
b. Grid Chart
Grid chart digunakan pada setting, berfungsi membantu prapenentuan ukuran
batu untuk menentukan kapasitas tahap pemecah kedua. Grid chart dapat dilihat pada
table hasil pemecahan grid chart. Dari table itu dapat dilihat pada setting 1,75”
hasilnya bergradasi lebih kecil atau sama dengan 5/8” ialah 35 %. Dan setting 2”
hasil gradasinya dibawah 5/8 sebesar +32 % lolos. dan sisanya ke ruang dari 68 %
untuk ukuran di atas 5/8, dari sini dapat diperoleh keterangan bahwa jika sutu alat
pemecah bersetting 2 mempunyai kapasitas 43 ton /jam dan gradasi yang diperlukan
5/8, memerlukan pemecah kedua dengan kapasitas minimal 68 % x 43 ton/jam + 29
ton/jam.
PERALATAN KONSTRUKSI 70
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai kebutuhan yang sempurna, crusher
membutuhkan alat bantu yang berfungsi menyalurkan dan memisahkan hasil ber
dasarkan gradasi yang berbeda-beda. Alat bantu itu berupa :
Feeder (Pengumpan /Pengatur).
Yang berfungsi menyalurkan material asli ke unit crusher.
Scalping Unit (Sarangan Kisi-Kisi).
Penyaringan ini bertujuan memecah batu yang terlalu besar dan tidak bisa masuk
ke primary crusher.
Grizzly Bar (Batang-Batang Pemisah).
Alat ini diletakkan di scalping unit yang dipasang miring kea rah feet. Sehingga
batu yang besar akan keluar dengan sendirinya.
d. Screen
Ayakan berfungsi memisahkan batu hasil pecahan dan asli dalam
gradasigradasi tertentu yang dibutuhkan, yaitu :
Scalping untuk memisahkan ukuran batu di atas/bawah ukuran screen.
Membawa dan mengeluarkan batu yang berukuran tertentu pada proses
pemecahan.
Adapun tipe ayakan ada 3 yaitu :
Inclined Vibrating Screen.
Improved Horizontal Screen.
Revolving Screen.
Q = A x c x E x D x G.
Keterangan :
Q = kapasitas ayakan (ton/jam).
A = luas ayakan (ft²)
c = kapasitas teoritis ayakan (ton/jam/ft²).
D = faktor deck.
G = faktor ukuran agregat.
Dari rumus tersebut, dapat dihitung luas minimum ayakan yang diperlukan :
Q
A = cx E x D x G
PERALATAN KONSTRUKSI 71
Pada pelaksanaan proyek konstruksi diperlukan batu pecah dalam
berbagai ukuran dan volume yang besar. Disamping itu perlu supply yang terus
menerus agar kontinuitas pelaksanaan pembangunan berjalan lancer tanpa terganggu
karena tidak terpenuhinya supply dari pemecah batu. Untuk memenuhi kebutuhan itu
diperlukan pabrik pemecah batu (stone crusher plant) yang dapat melaksanakan
pemecahan batu secara total dan kontinu pada pabrik pemecah batu doperlukan alat-
alat sebagai berikut: Grizzly, Surge Bin, Belt Conveyor, Stone Crusher, Screen.
Jenis pabrik pemecah batu ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
Portable Stone Crusher Plant.
Pabrik Pemecah Batu (Stone Crusher Plant).
PERALATAN KONSTRUKSI 72
BAB 7
PERALATAN KONSTRUKSI 73
Proses yang dilakukan dalam batching plant (tempat mencampur atau
memproduksi bahan baku Beton ready mix atau beton cair siap pakai dalam skala besar)
dapat secara manual, semi otomatis atau otomatis. Kapasitas dari batching plant biasanya
tiga kali lebih besar dari kapasitas mixing plant.
Pada saat proses pencampuran, semen dikeluarkan dari pintu bangian bawah
storage bin, lalu agregat terlebih dahulu dipindahkan dari stapple material ke batching
plant dengan dragline, batching plant memisahkan agregat berdasarkan diameter
butirannya, lalu agregat dan semen ditakar dengan timbangan. Kemudian air ditakar
dengan flow meter. Lalu agregat dan semen dicampur kedalam batcher, lalu hasil
pencampuran tersebut bisa disimpan dalam batcher atau di pindah ke mixer.
PERALATAN KONSTRUKSI 74
PERALATAN KONSTRUKSI 75
PERALATAN KONSTRUKSI 76
PERALATAN KONSTRUKSI 77
Gambar 30. Proses
Pencampuran Beton
Batcher selain berfungsi sebagai penyimpan campuran beton bisa juga sebagai
mixer. Hasil dari pencampuran beton (mixer) dengan batching plant diangkut dengan
ready mix concrete truk lalu dibawa kelokasi proyek atau dipindahkan kedalam mixing
plant (tempat penyimpanan sementara hasil output pencampuran beton yang berbentuk
molen)
PERALATAN KONSTRUKSI 78
Gambar 32 Mixer Plant
PERALATAN KONSTRUKSI 79
Hal yang perlu diperhatikan saat pengangkutan beton adalah waktu dan jarak
tempuh pengangkutan.
Gambar 35 Agigator
b. Pompa Beton
Setelah beton sampai ditempat proyek beton akan dicor ke dalam cetakan.
Pompa beton digunakan agar proses pengecoran ke dalam cetakan lebih mudah
dengan cara menggunakan pipa sebagai saluran pemindahan yang diletakan
secara vertical, horizontal atau miring.
Pompa beton terdiri dari 2 macam yaitu truck mounted concrete pump dan
portable mast and boom dengan menggunakan metode hidrolis. Dalam proses
pemompaan beton yang harus diperhatikan adalah kekentalan/kelecakan dari
beton, semakin kental beton maka kerja pompa akan semakin berat. Kekentalan
beton yang normal berkisar 12+/-2 cm. Pompa beton dapat memindahkan beton
sampai dengan 120 m3/jam dan jarak hantarnya untuk horizontal dapat mencapai
300 m, untuk vertical dapat mencapai 100 m.
c. Bucket Crane
PERALATAN KONSTRUKSI 80
Gambar 37 Bucket Crane
Dalam proses pengecoran alat ini ,crane yang dilengkapi dengan bucket
mengangkut material yang berisi beton secara vertical kemudian memindahkanny
secara horizontal, setelah beton sampai pada cetakan beton akan dikeluarkan
melalui pintu bagian bawah pada bucket.
PERALATAN KONSTRUKSI 81
Keterangan :
Prod = Produktivitas alat (m3⁄jam)
V = Volume campuran. (m3)
E = Efisiensi.
T = Waktu siklus.
Contoh Soal Produktivitas Mixer
Sebuah mix design memerlukan komponen beton sebagai berikut :
Jawab:
Volume semen = (238 / (1000 x 3,15)) = 0,076m3
Volume pasir = (652 / (1000 x 2,65)) = 0,246m3
Volume kerikil = (873 / (1000 x 2,66)) = 0,315m3
Volume air = (147 / (1000 x 1,00)) = 0,147m3
Maka volume beton plastis dari campuran beton tersebut diatas adalah :
Volume campuran = 0,076 + 0,246 + 0,315 + 0,147 = 0,784 m3
Kelebihan air pada pasir sebanyak = 652 x 0,04 = 26 kg
Jika semen yang digunakan 3 sak maka berat komponen yang lain adalah :
Semen = 3 x 42,6 = 127,8kg
Pasir = ((127,8 / 238) x 678) = 364 kg
Kerikil = ((127,8 / 238) x 837) = 449kg
Air = ((127,8 / 238) x 121) = 65kg
Volume campuran = ((127,8 / 238) x 0,784) = 0,421m3
PERALATAN KONSTRUKSI 82
7.6 Alat Pemroses Asphalt
Aspal merupakan material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai
temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Sebagian besar dari
aspal digunakan dalam proyek pengerasan jalan. Penegerasan aspal dapat disebut juga
sebagai pengerasan lentur (flexible pavement). Fungsi pengerasan aspal adalah
menghasilkan permukaan jalan yang baik, kedap air.
“Pengerasan aspal adalah campuran dari aspal dan agregat, kandungan agregat
pada campuran berkisar antara 90 – 95 % berdasarkan berat. Agregat yang dipakai pada
campuran aspal adalah agregat halus, sedang, kasar dan filler.” Campuran ini bisa disebut
(Hot Mix Asphalt). Filler merupakan abu batu bara yang ukuran partikelnya sangat halus
(75 micron) dan mengandung unsure pozzolan, sehingga dapat berfungsi sebagai bahan
pengisi rongga dan pengikat pada aspal beton (Adibroto et al, 2008).
Aspal pada campuran aspal berfungsi sebagai pengikat antar agregat untuk
mengisi rongga – rongga yang terdapat pada agregat. Mulanya aspal berbentuk padat
(Asphalt Cement) kemudian dipanaskan supaya mencair. Agar campuran aspal kuat dan
sesuai yang dibutuhkan maka perlu dihitung berdasarkan asphalt mix design yaitu antara
lain;
a. Stabil
Ditentukan oleh friksi internal dan kohesi.
b. Tahan lama
Ditentukan oleh jumlah aspal dalam campuran dan gradasi agregat.
c. Tahan air
Ditentukan dari proses pemadatan dan mix design yang baik.
d. Flexible
Ditentukan dari proses pengerasan yang terjadi.
e. Tidak menyebabkan selip
Ditentukan dari pengeresan pada permukaan aspal.
f. Tidak mengalami kelelahan
Mudah dikerjakan
1) Asphalt Plant
Asphalt Plant merupakan alat pemroses aspal yakni dengan cara
campuran aspal diaduk, kemudian dipanaskan lalu dicampur. Asphalt plant
yang umum digunakan ada 2 macam diantaranya adalah batch plant dan drum
mix plant.
2) Batching Plant
Batch plant memiliki beberapa komponen yakni sebagai berikut;
a. Cold feed system atau cold bin (sebagai tempat penyimpanan dan
pengatur aliran agregat saat pencampuran).
b. Drum dryer (sebagai drum pengering dan pemanas agregat).
PERALATAN KONSTRUKSI 83
c. Hot elevator (untuk mengalirkan agregat panas).
d. Screen (untuk menyaring gradasi agregat).
e. Hot bin (sebagai bak penampung agregat yang telah disaring).
f. Pugmil mixer.
Gambar 38 Batching
Plant
PERALATAN KONSTRUKSI 84
4) Tempat Penyimpanan Asphalt
Aspal yang akan digunakan sebagai campuran temperaturnya berkisar
antara 150° C. Hal yang harus diperhatikan dalam tempat penyimpanan aspal
adalah cara mempertahankan suhunya yakni bisa dilakukan dengan 2 cara
antara lain;
a. proses pembakaran langsung dengan cara meletakkan pembakaran (burner)
yang akan membakar aspal dalam tangki penyimpanan,
b. proses minyak panas dengan cara memanaskan minyak kemudian
didistribusikan ke dalam pipa pada tangki penyimpanan.
5) Silo
Silo adalah silinder vertical yang digunakan sebagai tempat penampung
campuran aspal yang telah di mix sebelumnya dan tertutup rapat. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi proses oksidasi yang dapat menimbulkan campuran
menjadi keras saat dialirkan. Campuran dialirkan dengan menggunakan
conveyor tertutup. Pada bagian bawah silo terdapat pintu yang berfungsi
sebagai jalan keluar campuran aspal menuju truck pengangkut campuran aspal.
Alat ini akan tetap berproses walaupun truck penerima campuran aspal tidak
tersedia.
PERALATAN KONSTRUKSI 85
Gambar 41 Silo
Gambar 42 Lapisan
Perkerasan Aspal
PERALATAN KONSTRUKSI 86
Alat penghampar asphalt cair keatas permukaan pondasi jalan
dengan kecepatan yang sama berupa truck beroda ban. Didalam asphalt
distributor terdapat :
1) Tangki distributor yang dapat mempertahankan suhu asphalt
2) Burner yang dapat meningkatkan suhu asphalt dalam ketentuan
tertentu.
3) Pompa yang dapat menyemprotkan asphalt cair (pengikat campuran
asphalt)
Berikut ini adalah factor dari asphalt distributor adalah :
1) Kecepatan asphalt distributor (S) (m / menit)
2) Keluaran asphalt dari pompa (P) (liter /menit)
3) Lebar (W)
4) Alat penyemprot (spry bar) (meter)
5) Kecepatan penghamparan (R) (liter/menit)
Maka rumusnya :
P
s=
W xR
b. Asphalt paver
PERALATAN KONSTRUKSI 87
Gambar 44 Asphalt Paver
7.8 Pemadatan
Pemadatan dilakukan dalam beberapa tahap:
1) Pemadatan yang dilakukan pada permukaan lapisan aspal untul meningkatkan
densitas lapisan.
2) Selanjutnya jika belum mencapai kepadatan yng diingikan maka lapisan akan
dipadatkan kembali.
3) Tahap terakhir pemadatan jalan adalah melicinkan permukaan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemadatan, yaitu:
PERALATAN KONSTRUKSI 88
1) Ada tidaknya kelebihan campuran spal pada bagian depan roda. Diakibatkan karena
kepadatan campuran yang masih kurang, temperature campuran yang terlalu panas
atau kapasitas alat yang terlalu besar.
2) Menempel tidaknya aspal pada roda. Kadang-kadang aspal menempel pada roda
alat pemadat yang disebabkan oleh suhu campuran yang terlalu tinggi.
3) Setelah aspal dipadatkan terjadi keretakan. Jika setelah pemadatan terjadi keretakan
lapisan aspal maka kemungkinan yang terjadi adalah suhu campuran yang terlalu
panas, pemadatan yang terlalu berlebihan.
4) Pemadatan umumnya dilaksanakan setiap jarak 100 meter, agar suhu campuran
aspal tetap panas pada saat pemadatan. Dengan demikian pemadatan dapat
berlangsung dengan baik gambar 13.7
PERALATAN KONSTRUKSI 89
Gambar 47 Proses Pemadatan
BAB 8
PERALATAN PEMINDAH
Pada sebuah pekerjaan konstruksi dibutuh kan alat-alat yang memudahkan
pekerjaan pekerja. Salah satunya memindahkan peralatan maupun material berat yang
tidak mungkin diangkat secara manual menggunakan tenaga manusia. Terdapat beberapa
jenis peralatan yang digunakan dalam sebuah pekerjaan konstruksi, seperti :
PERALATAN KONSTRUKSI 90
Gambar 48 Bagian-Bagian Crane Crawler
1. Crawler : bagian yang berfungsi untuk memindahkan crane dia area kerja
dengan cara tram motor memutar track pada spoketnya.
2. Super structure : bagian yang berfungsi sebagai tempat crane berputar,
ruang kontrol operator, dan tempat peralatan lainnya.
3. Counterweight : merupakan beban yang digunakan untuk menyeimbangkan
beban atau berat crane agar tetap stabil saat mengangkat beban.
4. Additional counterweight : merupakan tempat untuk bobot tambahan agar
crane tetap seimbang.
5. Jib : merupakan perpanjangan tambahan yang melekat untuk memberikan
tambahan perpanjangan pada titik boom saat mengangkat beban
6. Mast : merupakan tempat untuk menopang tali atau kawat penyeimbang
crane, kretekan dan pulley.
7. Pulley : bagian yang berfungsi untuk memutar bagian pengait sehingga
dapat dinaikkan atau diturunkan.
c. Kelebihan
1. Kapasitas pengangkatan lebih besar dibanding beroda ban;
2. Stabil dan tangguh saat melakukan pengangkatan;
3. Sanggup mengangkat beban dengan melakukan perpindahan tempat karena
tidak memakai outrigger.
d. Kekurangan
1. Mesin berbobot berat;
2. Crawler yang terbilang lambat dalam pergerakan;
3. Saat pemindahan diperlukan biaya tambahan serta membutuhkan alat lain;
4. Pembongkaran alat memakan waktu lama.
1
2
PERALATAN KONSTRUKSI 91
Gambar 49 Truck Crane
4
2 1
PERALATAN KONSTRUKSI 92
Gambar 50 Tower Crane
PERALATAN KONSTRUKSI 93
BAB 9
Prinsip kerja kompresor udara hampir sama dengan pompa ban sepeda atau
mobil. Ketika torak dari pompa ditarik keatas, tekanan yang ada di bawah silinder
akan mengalami penurunan di bawah tekanan atmosfir sehingga udara akan masuk
melalui celah katup (klep) kompresor. Katup (klep) kompresor di pasang di kepala
torak dan dapat mengencang dan mengendur. Setelah udara masuk ke tabung silinder
kemudian pompa mulai di tekan dan torak beserta katup (klep) akan turun ke bawah
dan menekan udara,sehingga membuat volumenya menjadi kecil.
Gambar 51 Kompressor
Tekanan udara menjadi naik terus sampai melebihi kapasitas tekanan di dalam
ban, sehingga udara yang sudah termampat akan masuk melalui katup (pentil).
Setelah di pompa terus menerus tekanan udara di dalam ban menjadi naik. Proses
perubahan volume udara yang terletak pada silinder pompa menjadi lebih kecil dari
kondisi awal ini di sebut proses pemampatan (pengkompresan udara)
Kompresor udara di bagi menjadi dua bagian, yaitu Dynamic Compressor dan
Displacement Compressor.
PERALATAN KONSTRUKSI 94
1. Dynamic Compressor menggunakan vane atau impeller yang berputar pada
kecepatan tinggi sehinggah menghasilkan volume udara kompresi yang besar.
Dynamic Compressor memiliki dua jenis, yaitu kompresor sentrifugal (radial
flow) dan aksial.
a. Compresor sentrifugal menggunakan sistem dengan putaran tinggi. Udara
yang masuk melalui tengah tengah inlet kompresor di alirkan melalui impeller
yang berputar di dalam volute casing sebelum keluar menuju outlet
kompresor.
b. Kompresor aksial menggunakan sistem putaran dinamis yang memiliki
serangkaian kipas airfoil yang berfungsi untuk menekan aliran fluida.
Kompresor aksial biasanya di gunakan untuk turbin gas/udara seperti mesin
kapal kecepatan tinggi,mesin jet,dan pembangkit listrik skala kecil.
2. Displacement Compressor terbagi menjadi dua bagian, yaitu Reciprocating
Compressor dan Rotary Compressor.
PERALATAN KONSTRUKSI 95
perawatan dan lebih awet. Rotary Compressor memiliki Tipe Screw, Tipe
Vane, dan tipe Scroll.
Tipe Screw adalah Rotary Screw Compressor menggunakan sistem
screw (ulir) yang berputar sehinggah membuat udara di dalam
terkompresi. Kompresor ini banyak di gunakan di industri besar yang
membutuhkan udara dengan tekanan udara yang tinggi.
Tipe Vane adalah Rotary Vane Compressor menggunakan vane atau
blade yang berfungsi untuk mengkompres udara yang masuk. Udara
yang masuk dari port inlet di kompresi oleh vane atau blade yang
berputar di dalam casing menuju sisi outlet.
Rotary scroll adalah compressor merupakan tipe kompresor yang
elegan. Jenis scroll kompresor menggunakan sistem penggulungan
udara, gulungan tepi luar memerangkapkan udara dan ketika gulungan
berputar udara yang berada di tepi luar dari gulungan akan bergerak ke
ruang tengah gulungan dan mengakibatkan pengkompresan udara di
ruang tengah sebelum ke port outline nya.
Pada prinsifnya, sebuah pompa air menyedot dan membuang air dengan
menggunakan putaran impeler sehingga menimbulkan tarikan, air yang ditarik akan
terus menerus menarik air dari dasar sumur untuk dialirkan menuju pipa out.
kemudian pada pipa out, impeler akan mendorong air untuk menuju kepenampungan
atau pembuangan. Seklus tersebut terus bekerja bila pompa air masih berputar atau
dalam kata lain masih dialiri energi listrik. Jadi pada dasarnya sebuah pompa air
bekerja menghisap (menyedot) dan mendorong air sekaligus dalam sekali kerja
Oleh karena itu pemasangan pompa air biasa diletakan di tengah antara
penampung dan sumur agar tarikan dan dorongan dapat digunakan secara optimal.
Perhatikan gambar
PERALATAN KONSTRUKSI 96
Gambar 52 Pompa Air
Pada gambar diatas menunjukan bahwa air akan dihisap melalui pipa hisap
menuju ke bagian impeler (yang orange pada gambar) yang sedang berputar sehingga
air akan terdorong menuju ke atas menuju pipa dorong
Berbeda dengan pompa air sumur dangkal yang cara mnyedot airnya seperti
ditunjukan pada gambar, coba perhatikan cara hisap/sedot air dari pompa air jet pump
dan semi jet pump.
Air yang dihisap oleh pompa air semi jet ataupun jet pump itu melalui daerah
tengah pada impeler dan akan dilontarkan keberbagai samping dari impeler yang
kemudian menghasilkan putaran air yang nantinya putaran air tersebut akan terdorong
keluar melalui titik pipa out.
PERALATAN KONSTRUKSI 97
Bagian – bagian pompa air pada umumnya
Pompa air pada umumnya memiliki 2 bagian penting yaitu bagian mesin
listrik, dan bagian penghisap air, nah pada gambar diatas saya akan mencoba
menerangkan bagian – bagain pompa air yang biasa ada.
PERALATAN KONSTRUKSI 98
6. Bagian Rotor
Rotor disini berfungsi agar gaya magnet didapatkan dan dapat memutarkan
bagian impeller.
7. Bering atau laher
Bering disni berfungsi sebagai penyeimbang bagian rotor agar putaran dari rotor
maksimal dan stabil.
8. Output
Bagain output ini berfungsi mengeluarkan air yang telah dihisap oleh impeler
menuju ke penampungan.
9. Input
Bagian input ini adalah bagian tempat masuk air menuju impeller.
10. Bagain tabung
Tabung disini berpungsi untuk memberikan tekanan lebih pada impeler sehingga
air akan lebih bertenaga.
11. Otomatis
Benda satu ini berfungsi untuk memutus alus listrik bila keran pada bagian
penampung ditutup dan aliran air terhenti dan disana otomatis ini bekerja
memutuskan aliran listrik pada motor pompa air sehingga motor pompa air
berhenti.
12. Impeler
Gambar 55 Impeler
PERALATAN KONSTRUKSI 99
14. Poros
Bagian poros ini adalah bagian penghubung antara Rotor dan bagian impeler
sehingga putaran rotor mengalir ke impeller
15. Kaki pompa air
Berfungsi untuk menahan pompa air
9.3. Genset
Genset merupakan peralatan yang berguna yang memasok daya listrik selama
pemadaman listrik dan mencegah diskontinuitas kegiatan sehari-hari atau gangguan
operasi bisnis. Generator tersedia dalam konfigurasi listrik dan fisik yang berbeda
untuk digunakan dalam aplikasi yang berbeda.
Sebuah genset listrik adalah sebuah alat yang mengubah energi mekanik
diperoleh dari sumber eksternal menjadi energi listrik sebagai output. Penting untuk
memahami bahwa generator tidak benar-benar "membuat" energi listrik. Sebaliknya,
genset menggunakan energi mekanik disediakan untuk itu untuk memaksa pergerakan
muatan listrik hadir dalam kawat gulungan melalui sebuah sirkuit listrik eksternal.
Genset mengubah energy pada bahan bakar menjadi energy gerak oleh engine yang
kemudian diubah menjadi energy listrik oleh alternator. Aliran muatan listrik
merupakan arus keluaran listrik dipasok oleh generator. Cara perawatan genset yang
baik dan benar harus diperhatikan untuk memastikan kinerja genset tetap berjalan
baik.
Ilham Adlin. 2017. Analisa Pemilihan Metode Pengerukan Di Area Tertutup Canal Water
Intake PLTU Banten 3 Lontar.Skripsi. Departemen Teknik Kelautan Fakultas
Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
https://faceblogkamu.blogspot.com/2016/03/macam-dan-fungsi-crane-sebagai-.html?M=1
https://alat-berat07.blogspot.com/2015/11/pengertian-dan-jenis-alat-berat-crane.html?=1
https://www.kelistrikanku .com/2016/04/pompa-air-mari-kita-bahas-cara-kerja.html
https://www.wikikomponen.com/prinsip-dan-cara-kerja-mesin-pompa-air/
https://belajarelektronika.net/pengertian-fungsi-dan-cara-kerja-kompresor/
https://www.indotara.co.id/prinsip-kerja-kompresor-udara-air-compressor-&id=112.html
https://www.indotara.co.id/fungsi-genset-dalam-kehidupan-sehari-hari&id=198.html