Tugas Formulasi Teknologi Sediaan Farmas
Tugas Formulasi Teknologi Sediaan Farmas
Disusun oleh :
Indra Wahyudin Nim 165020024
Rifqy Aufar Dhamay Rismawan Nim 165020045
Nurpajriah Nim 165020038
Adeline I.N Nim 165020059
Nabila Nim 165020052
Eka Sri Wulandari Nim 165020066
Zahra Nim 165020010
Akroman Rohmat Di’fain Nim 165020017
Muhamad Kholiq Hidayat Nim 165020031
Nurfitratul Aqidah Nim 165020001
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
di era globalisasi yang serba instan ini, mengharuskan bidang teknologi farmasi untuk
selalu mengikutinya. Untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang, studi
tentang cara pembuatan dan formulasi sediaan obat yang lebih optimal selalu
dikembangkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Salah satu bentuk sediaan
farmasi yang banyak digunakan adalah tablet, karena mempunyai beberapa keuntungan
antara lain ketepatan dosis, dapat dikemas secara baik, praktis transportasi, serta mudah
pemakaiannya dan stabilitas obat yang baik selama penyimpanan (Voight, 1994) Tablet
hisap merupakan suatu sediaan padat yang dimaksudkan dimana tablet akan hancur
secara perlahan di dalam rongga mulut mengandung komponen penyusun antara lain zat
aktif, bahan tambahan serta bahan pemanis untuk menimbulkan rasa menyenangkan.
Sediaan tablet hisap dapat ditujukan untuk memberikan efek lokal, tetapi juga dapat
hisap pada sediaan vitamin C mengingat bahwa vitamin C adalah kubutuhan tubuh harus
masalah dari makalah ini adalah bagaimana formulasi dan metode dari sediaan tablet
hisap vitamin C?
C. Tujuan
formulasi dan metode dari sediaan tablet hisap vitamin C dan untuk memenuhi tugas
A. VITAMIN C
Vitamin C adalah asam organik yang terasa asam, berbentuk kristal putih, akan
lebih tahan terhadap panas lama, stabil dalam bentuk kering tetapi mudah teroksidasi
dalam keadaan larutan dan basa. Sifat Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut
dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut.
Mudah rusak karena berseuntuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas.
Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Tidak stabil dalam larutan
alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Merupakan Vitamin yang paling labil.
Berat molekul 150.000. Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul
protein. Berperan dalam batas yang luas dari pH 4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah
antara pH 5,6 – 6,0 dan jika pH diturunkan 2,0 maka enzim menjadi inaktif. Vitamin C
mudah diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus
halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram
(sebagai pil) hanya diabsorpsi sebagai 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua
jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg
sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda-tanda
skorbut akan terjadi bila persediaan tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan
berbagaija ringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi
melebihi 100 mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai
karbon dioksida melalui pernapasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit vitamin C,
sebagian tetap akan dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam senga atau pektin dapat
mengurangi absorpsi sedangkan zat-zar di dalam ekstark jeruk dapat meningkatkan
absorpsi. Status vitamin C didalam tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan
pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda-tanda klinik antara lain, perdarahan
gusi dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda dini kekurangan vitamin C dapat
diketahui bila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl. Vitamin C mempunyai
banyak fungsi di dalam tubuh sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah
bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam
reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C ( seperti asam eritrobik dan
askorbik palmitat) digunakan sebagai antioksidan, di dalam industri pangan untuk
mencegah proses menjadit engik, perubahan warna ( browning) pada buah-buahan dan
untuk mengawetkan daging. Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh asam
askorbat, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
1. Sintesis kolagen
2. Sintesis karnitin, Serotonin, dll
3. Absorpsi dan metabolisme besi
4. Absorpsi kalsium
5. Mencegah infeksi
6. Mempertahankan permeabilitas kapiler darah
7. Mencegah timbulnya hipertensi
8. Mencegah kanker dan penyakit jantung
URAIAN VITAMIN C
Asam Askorbat [Vitamin C] ( Farmakope Indonesia edisi IV
hal 39, Martindale edisi 36 hal 1983)
Rumus Bangun :
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning oleh pengaruh
cahaya, lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam
keadaan kering stabil di udara, dalam larutan cepat
teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190ºC.
Kelarutan: Tidak larut dalam air, dalam etanol mutlak, dalam eter,
dalam benzen, dan dalam toluen; larut dalam
dimetilformamida, dalam dimetil sulfoksida dan dalam
propilen glikol; sukar larut dalam metanol.
Dosis : 1. Dosis untuk anak: DL sehari 200-300 mg terbagi dalam 3-4
dosis (cara pakai oral, im dan iv).
1. Dosis untuk dewasa: DL sehari 75 mg-1 gram biasa 500 mg (rute
pemberian oral, im dan iv).
pH : antara 6,0 dan 8,5
Inkompatibilitas :
Vitamin C mudah teroksidasi/ terurai oleh cahaya, sebaiknya
digunakan wadah berupa vial yang gelap.
Harus Isotonis digunakan bahan pengisotonis
Stabilitas :
- terhadap larutan : Dalam larutan cepat teroksidasi
- terhadap cahaya : lambat laun warna menjadi gelap
- terhadap oksigen : dalam keadaan kering mantap di udara
Ada brokoli, kembang kol, kubis, dan paprika merah. Seperti paprika merah yaitu
tanaman sejenis cabai yang mana dulunya ditanam di Amerika. Buahnya yang besar dan
warnanya tidak hanya merah, ada hijau dan kuning juga (seperti cabai). Ada yang
mengatakan tanaman ini pedas, ada yang tidak tetapi manis. Buah ini bisa dibudidaya
dimanapun. Bahkan kandungannya 100 gram paprika merah terkandung 190 miligram
vitamin C. Kubis sendiri yaitu sayuran daun yang berbentuk bola. Kubis ini sendiri
ditanam di Eropa pertama kali. Kubis sendiri ada 3 macam yang berwarna hijau pucat,
hijau segar, dan keunguan. Dan banyak dibudidaya di daerah perbukitan atau
pegunungan. Karena jika ditanam di dataran rendah, daun kubis tidak dapat berkembang
maksimal dan mudah terserang penyakit. Kubis sendiri dapat mencegah sariawan karena
kandungan vitamin C dalam kubis 100 gram adalah 161 miligram vitamin C. Lalu ada
juga brokoli yaitu tanaman sayuran yang termasuk kubis-kubisan dan sudah sejak lama
di daerah laut Tengah dan masuk ke Indonesia setelah masa penjajahan. Brokoli ini
murni hidup di cuaca yang dingin. Kemudian warnanya hanya satu yaitu hijau dan mirip
dengan bunga kol. Brokoli yang baik dalam satu sajian sekitar 140 gram brokoli
mengandung sekitar 130 miligram vitamin C. Nah, sekarang sudah paham kan sayuran
apa saja yang mengandung vitamin C, sehingga kebutuhan vitamin C alami anda tidak
hanya dari buah jeruk saja.
Buah-buahan yang Kaya Vitamin C
Buah yang banyak dengan vitamin C antara lain pepaya, stroberi, jeruk dan kiwi. Yang
biasanya lebih dikenal memang buah jeruk yang mengandung vitamin C. Buah jeruk
mengandung vitamin C 50 miligram setiap 100 gram buah jeruk. Jeruk pun banyak
macamnya. Jeruk sendiri sudah lama tumbuh di Indonesia. Seperti jeruk bali, jeruk purut,
dan jeruk nipis merupakan buah yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Sedangkan
pepaya yaitu tanaman buah yang berasal dari Negara Meksiko yang sekarang sudah
banyak ditanam di Indonesia. Pepaya adalah tanaman buah berumah tunggal sehingga
ada tanaman yang jantan dan ada yang betina. Sedangkan yang betina lah yang
menghasilkan buah. Dalam 100 gram buah pepaya mengandung 62 miligram vitamin C.
Buah selanjutnya yaitu stroberi. Buah ini paling banyak di hasilkan di Amerika serikat
dan merupakan buah komoditi ekspor yang menguntungkan bagi Negara Amerika.
Karena pertumbuhan ekspornya terus naik dari tahun ke tahun. Di Indonesia, buah ini
sering dijumpai di daerah yang bersuhu dingin seperti di perbukitan jawab barat atau
jawa timur. Kandungan vitamin C setiap 100 gram buah stroberi adalah 82 miligram.
Terakhir buak kiwi. Buah ini dulunya bukan kiwi seperti sekarang tapi gosberi cina. Tapi
karena banyak ditanam di Selandia Baru maka buah ini diganti namanya menjadi kiwi.
Penamaannya diambil dari burung yang tidak bisa terbang yaitu kiwi. Jika dilihat buah
kiwilah yang mengandung vitamin C lebih banyak dari buah jeruk. Untuk setiap 100
gram buah kiwi mengandung 100 miligram vitamin C.
Sumber Hewani Vitamin C
Tidak hanya pada buah dan sayuran, pada sumber makanan hewan pun terdapat vitamin
C. Untuk hati ayam setiap 100 gram terkandung vitamin C sebanyak 33,8 miligram.
Tidak ada keterangan lebih lanjut tentang sumber hewani ini yang mengandung vitamin
C. Malah ada beberapa sumber artikel yang mengatakan untuk mengkonsumsi vitamin C
beriringan dalam konsumsi daging-dagingan. Sehingga jumlah zat besi yang diserap
dalam tubuh bisa maksimal.
Sumber Makanan Lain yang Banyak Mengandung Vitamin C
Buah yang masih mengandung vitamin C yang belum tercantum yaitu jambu biji,
kelengkeng, melon, anggur, mangga, nanas, pisang dan alpukat. Kalau sayuran yang
mengandung vitamin C selain yang telah disebutkan diatas seperti cabai rawit, bayam
mentah, sawi, seledri dan mentimum. Seperti susu sapi juga mengandung vitamin C.
Atau produk olahan lainnya seperti minuman bervitamin C dengan rasa buah-buahan
atau susu olahan dengan rasa buah-buahan juga mengandung vitamin C.
Tabel Nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
1) Kecepatan alir
Kecepatan alir yaitu kecepatan yang diperlukan sejumlah granul atau
serbuk untuk mengalir per satuan waktu. Campuran serbuk dikatakan memiliki
sifat alir baik jika kecepatan alirnya lebih dari 10 gram/detik (Sheth dkk., 1980).
2) Sudut diam
Sudut diam adalah sudut maksimum yang terbentuk pada permukaan
serbuk dengan permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih
kecil atau sama dengan 30o maka menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir
bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40o biasanya daya mengalirnya
kurang baik (Banker dan Anderson, 1986).
Hubungan antara sudut diam dengan aliran serbuk menurut (Aulton, 1988)
terlihat pada tabel I.
(Aulton, 1988)
3) Kompresibilitas
Indeks kompresibilitas adalah ukuran suatu serbuk atau granul untuk
dimampatkan. Indeks kompresibilitas mempunyai hubungan dengan interaksi
antar partikel. Hal ini mempengaruhi sifat alir suatu serbuk atau granul. Serbuk
atau granul yang mengalir bebas, umumnya kurang terjadi interaksi antar partikel,
begitu juga sebaliknya (USP, 2007).
(Aulton, 1988)
1) Keseragaman bobot
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan pada besar dan kecilnya
penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan dibandingkan terhadap bobot rata-
rata tablet yang masih diperbolehkan untuk syarat yang telah ditentukan oleh
Farmakope Indonesia (DepKes RI, 1979).
2) Kekerasan tablet
Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan
tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti kerusakan dan keretakan tablet
selama pengemasan, penyimpanan, transportasi. Kekerasan tablet hisap yang baik
adalah 10 kg sampai 20 kg (Parrott, 1971).
3) Kerapuhan tablet
Kerapuhan dinyatakan sebagai massa seluruh partikel yang dilepaskan
dari tablet akibat adanya beban penguji mekanik. Kerapuhan dinyatakan dalam
persen yang mengacu pada massa tablet awal sebelum pengujian dilakukan.
Kerapuhan tablet diukur dengan menggunakan friability tester. Nilai kerapuhan
yang baik tidak boleh melebihi 0,8% (Voigt, 1984).
FORMULASI STANDAR
Tablet vitamin C
Komposis Tiap tablet mengandung
Acidum ascorbicum 50 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
FORMULASI TERPILIH
BAHAN Formula
Vitamin C 500 mg
Amilum Manihot 7%
Avicel 7%
Talk 2%
Mg. Stearat 2%
Aspartam 0,8%
Laktosa Spray Dried ad 1000 mg
Bobot tablet 1000 mg
D. PERHITUNGAN BAHAN
1. Vitamin C = 500 mg x 1000 = 500 gram
2. Amylum Manihot 7% = 70 mg x 1000 = 70 gram
3. Avicel 7% = 70 mg x 1000 = 70 gram
4. Talk 2% = 20 mg x 1000 = 20 gram
5. Mg. Stearat 2% = 20 mg x 1000 = 20 gram
6. Aspartam 0,8% = 8 mg x 1000 = 8 gram
7. Laktosa Spray Dried ad 1000 mg = (1000 – (500 + 70 + 70 + 20 + 20 + 8) )
= 312 gram
E. ALASAN PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
Pemilihan bentuk sediaan vitamin C dalam tablet hisap karena vitamin C Tidak
stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Serta penggunaan
tablet hisap lebih mudah bagi pengguna, mengigat bahwa vitamin C harus terpenuhi
didalam tubuh, ketepatan dosis, relatif stabil dibanding sediaan oral cair, secara fisik
lebih stabil dibanding kapsul, serta lebih aman dibnandingkan dengan sediaan parenteral.
4. Mg stearat
Pemerian : serbuk halus, putih dan voluminus, bau khas lemah, mudah
melekat dikulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Khasiat : zat tambahan (sebagai antiadheren).
Penggunaan : 0,25-5%.
Alasan : bersifat seperti lemak dan tersedia dalam ukuran partikel kecil.
Mg stearat paling efisien dan lazim digunakan sebagai antiadheren.
5. Aspartam
Khasiat : sebagai bahan pemberi rasa dan pemanis
Penggunaan : 0,8%
Alasan : tidak terdapat interaksi dengan vitamin C dan bahan tambahan
lain serta dilihat dari segi ekonomi aspartam lebih murah.
6. Lactosa spried dried
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan : larut dalam 6 bag.air, larut dalam 1 bag.air mendidih, sukar larut
dalam etanol 96% P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat : zat tambahan (sebagai bahan pengisi).
Penggunaan : ad 100%.
Alasan : Memiliki rasa yang manis sehingga memperbaiki rasa sediaan.
Dan juga memiliki sifat alir yang baik sehingga dapat memperkuat sifat lubrikan
pada campuran sediaan.
1. Keseragaman Bobot
2. Kekerasan
3. Kerapuhan
4. Waktu Melarut
5. Pengujian terhadap rasa
BAB III
KESIMPULAN
Pembuatan sediaan tablet hisap vitamin C menggunakan vitamin C sebagai zat aktif, dan zat
tambahan yang meliputi Amylum Manihot sebagai bahan pengikat, Avicel sebagai bahan
desintegran, Talk sebagai bahan pelicin, Mg. Stearat sebagai bahan antiadheren, Aspartam
sebagai bahan pemanis, Laktosa Spray Dried sebagai bahan pengisi. Pembuatan tablet hisap
vitamin C dengan bobot 1000 mg atau 1 gram per tablet menggunakan metode kempa
langsung.
REFERENSI
Banker, G. S., dan Anderson, N. R., 1986., Tablet, dalam Lachman, L., Lieberman, H. A.,
dan Kanig, J. L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti
Suyatmi, Edisi III, Jilid II, UI Press, Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Wang, H., 2006, Aspartame, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C.,(ed) Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Fifth Edition, Pharmaceutical Press, London, 53-54.
Siregar, C. J. P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 196, 505-518.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th edition, 2009, Edited by. Raymond C Rowe
BPharm, PhD, DSC, FRPharmS, FRSC, CPhys, MInstP. Chief Scientist, UK :
Pharmaceutical Press American Pharmacist