PDF Makalah Farmasi Komunitas Jaminan Mutu Pelayanan - PDF Convert
PDF Makalah Farmasi Komunitas Jaminan Mutu Pelayanan - PDF Convert
Disusun oleh :
Sherlina Patatan (128114006)
Monika Meitasari (128114014)
Reynaldi Dharmawan (128114020)
Monica Tri Irianti (128114032)
Angelina Priskalina (128114042)
Okta Puspita (128114049)
Maria Dora Cahya Saphira (128114059)
Bernadita Betanias Pawestri (128114071)
Sinta Atmi Utami (128114078)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan KepMenKes No.35 Tahun 2014, apotek adalah tempat
dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pelayanan apotek saat ini harus berubah
orientasi dari drug oriented menjadi patient oriented dengan berasaskan
pharmaceutical care.
a. Standar dan Indikator Pelayanan di Apotek
Indikator dalam mengevaluasi mutu pelayanan farmasi berdasarkan Keputusan
Menteri Keputusan No. 35 Tahun 2014 adalah :
Model yang komprehensif dengan fokus utama pada pelayanan produk dan
jasa meliputi lima dimensi penilaian yaitu :
a. Responsiveness (ketanggapan)
Kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
Dalam pelayanan apotek adalah pemberian informasi obat oleh petugas
apotek.
b. Assurance (jaminan)
Kemampuan memberikan kepercayaan dan kebenaran atas pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Dalam pelayanan apotek adalah
kelengkapan obat dan kemurahan harga obat.
c. Emphaty (empati)
Kemampuan membina hubungan, perhatian, dan memahami kebutuhan
pelanggan. Dalam pelayanan apotek adalah keramahan petugas apotek.
d. Tangibles (bukti langsung)
Sarana dan fasilitas fisik yang dapat langsung dirasakan oleh
pelanggan. Dalam pelayanan apotek adalah kecukupan tempat duduk di
ruang tunggu apotek, kebersihan ruang tunggu, kenyamanan ruang tunggu
dengan kipas angin dan AC, serta ketersediaan televisi (TV)
b. Cara melakukan evaluasi mutu pelayanan di apotek :
Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki. Oleh karena itu, audit merupakan
alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan Pelayanan Kefarmasian secara
sistematis.
Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap proses
dan hasil pengelolaan.
Contoh:
audit Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
lainnya (stock opname)
Audit kesesuaian SPO
Audit Keuangan ( cash flow, neraca, laporan rugi laba)
Review
Review yaitu tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian
tanpa dibandingkan dengan standar. Review dilakukan oleh Apoteker berdasarkan
hasil monitoring terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi dan seluruh sumber daya
yang digunakan.
Contoh:
Pengkajian terhadap Obat fast/slow moving
Perbandingan harga Obat
Observasi
Observasi dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap
seluruh proses pengelolaan Sediaan Farmasi.
Contoh :
observasi terhadap penyimpanan Obat
proses transaksi dengan distributor
ketertiban dokumentasi
c. Merancang Jaminan mutu pelayanan di apotek
Dibawah ini adalah Rancangan Pengendalian Mutu yaitu :
1. Identifikasi masalah atau menentukan perbaikan yang akan dilakukan
(dasar customer satisfact.)
2. Uraikan proses pelayanan
3. Analisa situasi saat ini
4. Tentukan standard yang akan dicapai
5. Usaha peningkatan pelayanan
6. Lakukan uji coba
7. Buat tools untuk pengawasan (misalnya SIM)
8. Buat tools untuk format pelaporan (SIM)
9. Awasi sampai keadaan ideal tercapai (dokumentasi)
10. Buat SOP lanjutkan ke program Quality Assurance
b. Dispensing
1. Apoteker lupa memperkenalkan diri dan memastikan resep kepada pasien
2. Pada resep tidak tercantum identitas pasien secara lengkap (Berat badan,
umur, alamat dll).
3. Terdapat interaksi bahan obat yang signifikan
4. Terdapat ketidaksesuaian dosis pada resep dengan dosis seharusnya
5. Kebersihan alat tidak dicek lagi, sehingga memungkinkan adanya zat lain
yang ikut masuk dalam sediaan sehingga dapat mengurangi stabiitas obat
yang diinginkan.
b. Dispensing
1. Apoteker yang melayani pasien harus selalu ingat untuk memperkenalkan
diri terlebih dahulu dalam keadaan apapun, bila perlu SOP ditempelkan
didekat tempat kerja agar tidak ada yang terlewatkan.
2. Apoteker diharapkan untuk teliti dan menanyakan langsung kepada pasien
saat resep ditebus.
3. Sebelum obat diracik, apoteker harus melakukan konfirmasi dengan dokter
penulis resep.
4. Kebersihan alat-alat harus selalu dicek untuk menjamin mutu sediaan.
SIMULASI KASUS
A. Kasus Pasien - Apoteker
Apoteker menyimpan obat yang telah sesuai yang pesanan dengan prinsip
Farmakologi – Alfabetis – FEFO.
Depkes RI, Kepmenkes No. 35 TAHUN 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/32-pharmaceutical-information/36-
perkembangan-praktek-kefarmasian.html, diakses pada tanggal 23 November 2014.
Supardi Sudibyo, et al. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan dan Rawat Ina psi Puskesmas (Analisis Data SKRT 2004). Buletin
Penelitian Kesehatan 3: 135-144.