Negara yang tidak memiliki industri farmasi, pengadaan obat hanya dengan trading
(import obat jadi)
Tipe Negara Industri Farmasi Dunia
Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Neg :
USA Spanyol Cina Malaysia Bahrain
Jepang Argentina India Brunei Qatar
Inggris Canada Brazilia Nigeria Suriname
Jerman Australia Cuba Srilangka
Perancis Rusia Indonesia
Cina
India
Indonesia
Sekilas tentang Soho Global Health
Perusahaan Farmasi Lokal yang didirikan sejak tahun 1956 dengan visi mengembangkan produk-produk obat dan
supplemen berbasis natural untuk memajukan kesehatan masyarakat. Go Public di tahun 2020.
Saat ini Soho termasuk Top 10 Perusahaan Farmasi Indonesia
6 1
4 3
25 Branches
25 Sub-distributors
3 Sales Offices
9
9
Peran Soho dalam Penyediaan Obat di Indonesia
Pharmaceuticals Business
Pharmaceutical
Strategic Ventures
Professional Products Consumer Health Distribution (PPG)
Alliance
(PP) (CH)
10
10
Soho adalah PIONEER dalam pengembangan HERBAL sebagai OBAT dan SUPLEMEN → konsep “Seed to
patient” dan “open innovation” kolaborasi secara ABGC
Karya Anak Bangsa
Kementerian Kesehatan 2017
IIRDI Award 2018 & 2019
(Innovative Industrial
Research & Development
Institution from Menristek)
11
11
International Standards Manufacturing Facilities For Non-Sterile
Production
SIP Existing Non-Sterile Manufacturing Plant
Non Beta lactam Antibiotics & Traditional Medicine 1 ISO 9001:2015; and ISO 14001: 2015
Non-antibiotics 1 Tablet Occupational Safety & Health
2
2 Coated tablet Management System
1 Oral powder
Halal certificate for certain products
2 Tablet & coated tablet 3 Capsule 3
(currently 141 SKUs)
3 Hard capsule 4 Oral powder 4 Licensing of Food Industry
4 Oral liquid 5 Oral liquid 5 Organic Farming Certificate from
INOFICE (Indonesian Organic
5 Semi solid Cosmetic Farming Certification) for Javanese
6 Effervescent tablet 1 Cream Turmeric/Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza Robx.)
7 Effervescent powder 2 Gel
12
CARA PEMBUATAN OBAT yang BAIK (CPOB)
CPOB? adalah suatu standar produksi obat yang diatur oleh pemerintah Indonesia dalam Peraturan
BPOM no. 34 tahun 2018 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Standar CPOB digunakan untuk memastikan bahwa obat-obatan yang diproduksi memenuhi persyaratan
mutu dan keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat
dari risiko penggunaan obat yang tidak aman dan tidak efektif. Setiap perusahaan farmasi di
Indonesia harus mematuhi standar CPOB dalam proses produksinya.
CPOB diterapkan di semua tahap siklus hidup dari
pembuatan obat untuk uji klinik, transfer teknologi,
produksi komersial hingga produk tidak diproduksi
S lagi.
Namun…..Sistem Mutu Industri Obat dapat
meluas ke tahap siklus hidup pengembangan
produk
Digunakan sbg panduan pelaksanaan aktivitas bagi personil Industri Farmasi dan pencatatan data hasil dari aktivitas tersebut.
Hierarki
Dokumen Kebijakan Mutu
Sistem
Mutu
Manual Mutu
Instruksi Kerja
Catatan Data/Bukti
Sistem Mutu Industri Obat
Post marketing
Pharmaceutical development
Manufacturing Commercialization
• Formulation & • Material control • Retain sample
analytical method • QC Lab testing and data • Stability study
development integrity • Product Quality Review
• Material and vendor • Facility & machineries • Return, Complaint and
qualification (Qualification, Preventive Recall handling
• Transportation study maintenance & Calibration)
• Process (Validation, cross
contamination and mix up
controlling)
• Environment monitoring
• Distribution & transportation
QA
Supply Chain
QA
QC QC
DISTRIBUTOR Apotek Konsumen Produk
(PBF) discontinue
QA QA
PERFORMANCE EVALUATION:
➢ Quality Review to Top Management
➢ Internal Audit GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
19 19
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
Research and Development
Job Description :
• New Product Development
• Existing Product Development (Cost reduction, Quality improvement, Capacity improvement)
• Create formula of product, design production process, create work intruction of production process.
• Create packaging of product, design packaging process, create work intruction of packaging process.
• Develop analytical raw material and finished goods testing methode.
• Product Registration (include new product & existing variation registration)
• Product Toll Development Research (technology transfer to toll factory)
21
Alur Pengembangan Produk Baru
22
SOURCING - PROCUREMENT
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
SOURCING - PROCUREMENT
Job Description :
• Menentukan barang, jasa, perlengkapan apa
saja yang dibutuhkan
• Memonitor dan memprediksi stock levels
• Melakukan riset dan mencari barang serta
supplier baru
• Menilai tender dari supplier potensial
• Melakukan negosiasi harga dan menyetujui
kontrak
SOURCING - PROCUREMENT
1
Pemasok Program Pengadaan
Rencana Kebutuhan
• Tujuan : menghitung kebutuhan inventory selama horizon
perencanaannya (selama satu tahun).
• Sumber data : Pemakai barang (user)
• Jenis data :
• Jenis barang / komponen (Jenis)
• Spesifikasi barang (Spek)
• Jumlah yang diperlukan (Quantity)
• Saat diperlukan (Time)
• Bentuk :
Nama Barang Spesifikasi Kuantitas Keterangan
SOURCING - PROCUREMENT
Rencana pengadaan
Tujuan :
• Menentukan jenis barang yang akan dibeli.
• Menentukan kebijakan pengadaan barang : Berapa jumlah yang
akan dibeli setiap kali pembelian?, kapan pembelian
dilakukan?, kepada siapa?
Alur Pengadaan Barang
Rencana Status
Kebutuhan (RK) Persediaan Status persediaan
- Barang yang ada di gudang
(OH)
Penentuan
- Barang yang sedang dipesan
kebutuhan Riil (KR)
(IO)
- Inventory akhir yang
Tidak Ya
diinginkan (IA)
Gunakan barang Rencana
KR > 0
yang ada Pengadaan
Kebutuhan Riil (KR)
*KR = RK – OH – IO +IA
Dana Tidak
Cukup?
Ya
SOURCING - PROCUREMENT
Rencana pembelian
Supply Chain
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
Supply Chain General supply chain model
Distributor
Retailer
Consumer
Supply Chain
34 34
Supply Chain
36
Siklus Supply Chain
Plan
Delivery Source
Make
Supply Chain
Manufacturing Strategy
Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry
Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry
Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry
Capacity Plan
Supply Chain
Contoh Planning
• Demand Plan = 100 BOX bulan April (1)
• Delivery Plan (2)
– Inventory : ada stock 180 BOX (maret) → bisa langsung kirimkan ke (1)
– Inventory : ada stock 40 BOX (maret) → Production plan (3)
• Production Plan (3)
– Sejalan dengan production plan, maka dimulai Capacity Plan utk menghitung kapasitas
produksi pada bulan tersebut.
– Jika RM/PM lengkap, misalnya produksi 80 BOX kirim ke (2)
– Jika RM/PM kurang → Procurement Plan (4)
• Procurement Plan (4)
Lakukan pembelian sesuai kebutuhan produksi.
WAREHOUSE
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
WAREHOUSE ELEMENTS OF WAREHOUSING
✓ LOCATION
✓ LAYOUT
✓ IDENTIFICATION
✓ STORAGE
CONDITION
✓ MATERIAL
HANDLING
Hal-hal Penting dalam Gudang WAREHOUSE
UNLOADING LOADING
STORAGE
GOODS
RECEIPT ORDER
PICKING SORTATION
CHECKING DELIVERY
WAREHOUSE
WAREHOUSE
Warehouse - ISSUES
• Storage Condition- Product Stability
•Ambient Temperature (below 30 deg C)
•Below 25 deg C
•Cold room (2 – 8 deg C)
WAREHOUSE
?
Suhu Penyimpanan = Suhu Transportasi
Long time Storage Short time Storage
WAREHOUSE
Racking System Kapasitas penyimpanan vs
Kecepatan pengeluaran barang
Shelving – Long Span
WAREHOUSE
WAREHOUSE
• Handpallet
• Reach Truck
WAREHOUSE
Production
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
Production
• Personalia
• Personal Hygiene
• Prosedur Gowning
• Tata cara masuk area produksi
• Bangunan dan Fasilitas
• Sanitasi dan pembersihan
• Peralatan
• Kegiatan produksi
PERSONALIA
PERSONALIA
Manajemen Puncak Menunjuk
Karena personil/karyawan
yang membuat obat !!
3 Personil Kunci (CPOB 2018):
- Bagian Produksi,
- Bagian Pengawasan Mutu,
✓ Jumlah karyawan harus memadai - Bagian Penjamin mutu.
✓ Karyawan harus mengikuti training
✓ Karyawan harus terkualifikasi
✓ Karyawan memahami tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing
✓ Karyawan memahami prinsip CPOB
Penerapan Personal Hygiene
Kaos kaki harus diganti setiap hari untuk menghindari bau dan lembab
yang dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur
Dilarang memakai
perhiasan & kosmetika yang berlebihan (di Area Black Dilarang menggunakan parfum atau minyak
maupun Grey). angin dengan aroma yang menyengat.
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :
No Food No Drink
Karyawan yang mengidap penyakit atau luka terbuka DILARANG menangani produk
hingga sembuh kembali karena dapat mengkontaminasi produk
Gunakan
sarung tangan dan masker 3/26/20
23
3/26/2023
ProsedurGowning
Prosedur Gowning
80
TATACARA MASUK AREA PRODUKSI
Masuk Area Produksi – Grey Area
81
TATACARA KELUAR AREA PRODUKSI
Keluar Area Produksi – Grey Area
82
BANGUNAN DAN FASILITAS
BANGUNAN DAN FASILITAS
PRINSIP
Perawatan
85
Design/Konstruksi
➢Dinding dan Langit-langit
– Dinding berplester dan dicat waterproofed, tidak ada retakan, mudah
dibersihkan
– Tidak menggunakan atap dari Asbestos (WHS)
PEMBERSIHAN
Proses menghilangkan/
mengurangi kotoran (debu, Desinfektan
Bahan kimia yang digunakan untuk untuk membunuh
partikel, cairan) yang melekat atau mengurangi jumlah mikroorganisme
pada suatu permukaan benda
3/26/2023
Sanitasi
Sanitasidan
dan
Sanitasi Pembersihan
danPembersihan
Pembersihan
PENTING
• Menghindari atau meminimalkan terjadinya kontaminasi pada
bahan/produk
• Memberikan perlindungan pada personel
Urutan pelaksanaan :
Pembersihan
Sanitasi
SANITASI
BANGUNAN/
RUANGAN PERALATAN
& FASILITAS
Prosedur Pembersihan dan
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Secara Umum
Sanitasi Secara Umum
Ditempatkan dan
Mutu obat terjamin serta seragam
dikualifikasi dengan
tepat
Untuk memudahkan
pembersihan serta Dilakukan perawatan dan
perawatan, mencegah cross perbaikan secara berkala
contamination
Contoh Mesin / Alat Produksi
Tabletting machine
FBD (Fluid Bed Dryer) Coating machine
Punches
94
Blistering machine Piping
• Setiap bahan, tahapan proses dan produk jadi hendaklah dilindungi terhadap pencemaran mikroba dan
pencemaran lainnya.
97
Pengertian Personnel & Material Flow
Flow / Alur :
KBBI : Jalan yang benar
*(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Salah satu aspek dalam desain bangunan dan tata letak ruang
pabrik yang terdapat dalam CPOB.
Alur Personil dan Alur Barang harus diatur secara jelas dan kedua alur
tersebut HARUS DIBEDAKAN
Granulasi
Larutan Binder Pengeringan Pengayakan
TABLET Cetak
Campur Massa
KAPSUL Filling
Penyebab Kontaminasi Silang
✓ Bahan / produk A
tercampur dengan
bahan / produk B
✓ Sisa produk sebelumnya
tertinggal di mesin
Kontaminasi = Pencemaran
Kontaminan = Penyebab kontaminasi
Kontaminan
dari
Operator
Bahaya Kontaminasi Silang
Produk tidak memenuhi Risiko toksisitas produk
persyaratan mutu meningkat
menyebabkan keracunan
pada konsumen
KERUGIAN
QC
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA
Supply Chain
QA
QC QC
PENGAWASAN MUTU
Memberikan kepastian bahwa bahan baku, bahan kemas dan produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai
Spesifikasi Dokumentasi
Pengujian
106
TANGGUNG JAWAB QC
Memastikan, bahwa :
1. Bahan awal untuk obat memenuhi spesifikasi identitas, kekuatan,
kemurnian, kualitas dan keamanan yang telah ditetapkan.
2. Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya,
antara lain melalui evaluasi dokumentasi produksi terdahulu.
3. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan
laboratorium terhadap suatu bets obat telah dilaksanakan dan
bets tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelum didistribusikan.
4. Suatu bets obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu
peredaran yang telah ditetapkan
Busdev - Marketing Pelaksanaan Bagian Mutu pada Proses
Development
Phase
Manufacturing
QA
Output phase development jadi pedoman pada proses manufacturing
→Persetujuan material dan Vendor material
→Dokumen mutu prosedur pengujian dan spesifikasi Material & FG
RnD Sourcing - Procurement →Batch Record (prosedur kerja proses manuf)
Manufacturing
Supply Chain Phase
(Planning Material & Production)
Production
QC
Post
Testing & Release Testing
VMA and Transfer Sampling Marketing
Incoming Raw and Finished
Method by RnD Material Stability
Packaging Material Good
Product
Microbiology Laboratory
•Has been
Validated
Method
•Successful
Environment Monitoring
transfer to QC
Particle Count & Viable Particle in Production Area and Micro Lab
BACK
Manufacturing Phase – Material Control
MATERIALS
•Dilakukan oleh QC Inspector
•RM =√n +1 (n : ∑ wadah)
•Identifikasi RM= all wadah
•PM = Military Standard
MICROBIOLOGY
SAMPLING •≠ Sampling
•Menampung kebutuhan pengujian mikro seluruh bagian
(material, FG, stab, RnD)
FINISHED GOODS
•Dilakukan oleh Produksi - QA
Manufacturing Phase – Material and FG Control
ANALYSIS
CHEMICAL MICROBIOLOGY
Kualitatif dan Kuantitatif : Kuantitatif
➢ Kromatografi (HPLC, GC, KLT-Densitometri) ➢Total bakteri (ALT)
➢ Spektrofotometri (UV-VIS, AAS, FTIR) ➢Total Yeast (AKK)
➢ Titrimetri
➢ Gravimetri Kualitatif
➢ dll Identifikasi bakteri patogen: E colli,
staphyloccocus aureus, salmonella sp, shigella sp,
pseudomonas aeroginosa, candida albicans
Manufacturing Phase – Material Release
LDA
(Lembar Data Analisa)
DISPOSITION
(by QC Manager)
DITERIMA VS DITOLAK
BACK
PENGAWASAN BAHAN AWAL
Pencampuran Granulasi
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pengayakan
basah
Pengeringan granul
Cek IPC :
- kadar air
Pengayakan kering
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pencampuran akhir
Cek IPC :
- Keseragaman kadar
Pencetakan tablet
- Keragaman bobot
Cek IPC : - Kekerasan
- Penampilan Pengemasan primer
- Kerapuhan
- Kebocoran - Waktu hancur
Pengemasan sekunder - Dissolusi
- Penandaan Cek IPC :
Gudang - Penampilan
Obat Jadi - Kelengkapan
- Penandaan
Alur Proses Pembuatan Tablet
118
Penimbangan
Cek IPC :
Pencampuran (mixing)
- Organoleptis
- Kadar Zat Aktif
Penyaringan - pH
(filtrasi) - BJ
- Viskositas
Cek IPC :
Pengisian dan Penutupan botol Cek IPC :
- Penampilan
(filling & cropping) - Penampilan
- Kebocoran
- Volume - Kelengkapan
Labelling
- Penandaan
Cek IPC :
Pengemasan sekunder - Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Gudang
Obat Jadi
Pemeriksaan kualitas :
• Bobot atau volume cairan, suspensi dan krim/salep.
• Kebocoran dari produk yang dikemas dalam botol, tube atau dalam
strip laminasi.
• Kejernihan larutan.
• Kerapatan tutup wadah produk seperti tutup botol dan tutup tube.
• Jumlah satuan produk dalam kemasan (rekonsiliasi hasil akhir).
• Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai.
• Kerapihan hasil pengemasan.
Pemeriksaan ini dilakukan saat dimulai proses pengemasan, selanjutkan dilakukan
periodik 15-30 menit.
PENGAWASAN LINGKUNGAN
Supply Chain
QA
QC QC
Quality Assurance Aspects
QA Operation Q. Compliance
➢ Change Management
➢ CAPA Management
➢ Non-conformity management
➢ Training Management
(Deviasi & NCP)
➢ Supplier Management
➢ Risk Management
➢ Audit Management
➢ Product disposition (Release)
(Internal/External)
➢ Recall
➢ Product Quality Review/Annual
➢ Documentation (Data Integrity)
Product Review
➢ Inspection Finished Product
➢ Complaint Management
➢ QA Oversight
➢ Stability
Penanganan Penyimpangan
Penyimpangan ada 3 tipe yaitu, NCP, Deviasi,
dan OOS → Unplanned
NCP DEVIASI
• NCP (Non conformance Product):
Penyimpangan spesifikasi saat serah terima
material/produk jadi sebelum masuk ke dalam
sistem
Rilis
QA
Complaint
Non-Conformity Management
Verifikasi
Verifikasi Verifikasi
Pengendalian perubahan,
bila perlu
Manajemen Resiko
Perangkat pengambilan keputusan yang efektif dan konsisten berdasarkan penilaian risiko, baik oleh Badan
POM maupun industri, terkait mutu bahan aktif obat dan produk jadi selama siklus-hidup produk.
Suatu pendekatan Manajemen Risiko Mutu yang efektif dapat lebih menjamin mutu yang tinggi dari produk
kepada pasien melalui usaha proaktif mengidentifikasi dan mengendalikan masalah mutu potensial selama
pengembangan dan pembuatan
Class I:
There is a reasonable probability that the use of, or Level A:
exposure to, a defective product will cause serious Recall from the consumers
adverse health consequences or death.
Slide 134
LATAR BELAKANG
PEMENUHAN PEMENUHAN
Obat bermutu
Konsumen Industri
= CPOB
Regulator/BPOM
KEBUTUHAN KEINGINAN
Pengobatan Business
Aman & berkhasiat Makin besar
CPOB --→ cGMP
• menjamin bahwa produk dibuat dan dikontrol secara konsisten agar
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya
• Pengawasan menyeluruh→ konsumen mendapat obat berkualitas
• Tidak cukup hanya lolos test → kualitas harus ditanamkan
Slide
136
MANAJEMEN MUTU
• Latar belakang : keinginan konsumen
– tujuan pemakaian obat
– tidak memberi resiko pada pemakai : keamanan,
mutu dan khasiat
→perlindungan terhadap konsumen
Slide
137
MANAJEMEN MUTU
• DEFINISI :
ASPEK DARI FUNGSI MANAJEMEN YANG
MENETAPKAN DAN MENERAPKAN KEBIJAKAN
MUTU ( “ QUALITY POLICY “ ).
KEBIJAKAN MUTU :
– Mencakup tujuan dan arahan suatu organisasi/
perusahaan mengenai mutu
– Merupakan pernyataan formal, dan ditanda tangani
oleh pimpinan puncak perusahaan
Slide
138
Kebijakan Mutu - contoh
Kami mempunyai misi menunjang Indonesia yang sehat, dengan menghasilkan produk – produk, yang diresepkan maupun dijual
bebas, yang bermutu tinggi dan bernilai tambah dan bertekad untuk memelihara kelestarian lingkungan
Untuk menjamin agar produk bermutu, aman, dan berkhasiat, maka semua bahan awal dan produk yang dibuat dikontrol
sebelum digunakan untuk proses produksi atau diluluskan untuk dijual, serta dilakukan pemantauan terhadap produk yang
dihasilkan melalui uji stabilitas.
Semua upaya yang terlibat dalam pembuatan obat adalah bagian dari sistem pemastian mutu, dan bertanggung jawab terhadap
kualitas produk yang dihasilkan.
Sasaran adalah untuk menjamin :
1. Memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik standard Indonesia - ASEAN - TGA- PIC/S.
2. Memenuhi persyaratan spesifikasi lingkungan.
3. Pelanggan menerima produk yang bermutu tinggi dan pelayanan yang baik.
Semua karyawan bertekad melaksanakan kebijakan ini, untuk menjamin produk dibuat secara konsisten agar senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, maka pada semua karyawan diberikan pelatihan dan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan dengan mengacu pada prosedur tetap
Slide
139
MANAJEMEN MUTU
UNSUR DASAR :
– SISTEM PENGENDALIAN MUTU (“QUALITY SYSTEM “) =
INFRASTRUKTUR KERJA meliputi :
• STRUKTUR ORGANISASI
• PROSEDUR
• PROSES
• SUMBER DAYA ( “RESOURCES “ )
– TINDAKAN PELAKSANAAN YANG SISTEMATIS = PEMASTIAN / JAMINAN
MUTU ( “ QUALITY ASSURANCE “ )
Slide
140
Quality Assurance – Pemastian Mutu
konsep luas yang menyangkut semua aspek yang secara individu
atau kolektif dapat mempengaruhi mutu dari produk
semua upaya dibuat untuk memaksimalkan kemungkinan produk
memenuhi spesifikasi yang diinginkan
Slide
141
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Pemastian Mutu – Product Audit – Kontrol perubahan Deviasi –
Konsep total Design Internal (change control) Pencatata
Development Pemasok approval, dokumentasi n
distributor
investigasi
GMP Rework Dokumentasi
Peralatan
Material
Pemasok Validasi–
Penyimpanan Complaint,
Bangunan, RIV Recall,
fasilitas Protocol Return
QC Laporan
Non – steril
Sampling, analisa Steril Proses produksi
Stabilitas,dll Beta-lactam
Pelulusan
Personalia
Pelatihan Pelatihan
Dll, dll Pencatatan Policy APR
Job desc Assessment
Slide
142
KESIMPULAN
• Penerapan CPOB di Industri Farmasi merupakan tugas tanggung pihak manajemen dan semua karyawan yang
terlibat.
• Quality Policy merupakan kebijakan perusahaan atas mutu, dimana nantinya akan dilaksanakan oleh setiap
karyawan.
• Manajemen Mutu dapat dibangun dari unsur dasar Quality System dan Quality Assurance.
• Dengan adanya Manajemen Mutu setiap pihak (Manajemen, QA dan karyawan) akan memiliki tugas dan
tanggung jawab yang sama dengan fungsi yang berbeda dalam hal penerapan CPOB.
• Fungsi QA dan Quality System akan menjamin penerapan CPOB senantiasa terjaga dari waktu ke waktu.
Slide
143
Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk
Management ), hendaknya diterapkan di
sepanjang Product Life Cycle.
Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ),
hendaknya diterapkan di sepanjang Product Life Cycle.
• Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ), hendaknya
diterapkan di sepanjang Product Life Cycle, karena Produk
Farmasi (Obat) merupakan produk yang beresiko tinggi.
• Obat, yang merupakan produk yang dihasilkan oleh industri
farmasi, baik dalam proses pembuatannya, penggunaannya,
maupun bahan yang terkandung didalamnya mengandung risiko
pada tingkatan yang berbeda. Mulai dari resiko kecil hingga
resiko sangat besar.
• Risiko terhadap mutu obat “hanyalah” salah satu komponen dari
keseluruhan resiko. Prinsip utama dari Manajemen Risiko adalah
bahwa mutu produk hendaklah dipertahankan selama siklus-
hidup produk agar atribut penting bagi mutu produk tetap
konsisten dan memiliki kualitas yang sama dengan saat produk
dikembangkan.
SMM – Product Quality Review
• Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat terdaftar.
• Bertujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal,
bahan pengemas dan produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang
diperlukan untuk produk dan proses.
Webinar/Virtual Training
Sistem Manajemen Mutu – CAPA atau CAR
➢Tindak lanjut perbaikan dari suatu masalah untuk meminimalisir resiko yang timbul serta mencegah
terjadinya keterulangan masalah. Masalah tersebut merupakan trigger pembentukan CAR (Corrective
Action Request) → Yaitu Deviasi, OOS, NCP, Keluhan, temuan audit (internal & eksternal), FMEA, others.
• Correction : Action yang dilakukan untuk memperbaiki masalah yang timbul – jangka waktu pendek
• Corrective : Action yang dilakukan untuk memperbaiki root cause masalah dan mencegah
keterulangan masalah – Jangka waktu panjang → Identifikasi root cause yang dalam dan sesuai akan
memberikan corrective action yang efektif .
Tujuh langkah penentuan CAR
1. Identifikasi – tetapkan masalah secara jelas
2. Evaluasi – hitung besar/luas masalah dan dampaknya
3. Investigasi – buat rencana investigasi akar penyebab masalah
4. Rencana tindakan – susun daftar tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki akar penyebab masalh
5. Implementasi – laksanakan tindakan yang direncanakan
6. Tindak lanjut – verifikasi dan nilai efektivitasnya
➢Efektivitas tindakan perbaikan akan dinilai secara periodik untuk mencegah penggunaan tindakan
perbaikan yang sama pada masalah yang berulang
Sistem Manajemen Mutu – Change Control
• Manajemen berkesimpulan tinjauan berkala kinerja proses dan kualitas produk (Process Performance and Product
Quality = PP & PQ) dan PQS.
51
Berikut ini Product Life Cycle pengembangan produk Obat :
Research
Preclinical
Phase
Clinical
Phases End of
life cycle
Launch
Manufacturing
& Distribution
GLP Safety
GCP Efficacy
Suatu obat, mulai dari pengembangan sampai diterima pasien, harus memiliki aspek
Safety, Efficacy, dan Quality yang sama. Dalam tiap tahapan tersebut diperlukan management resiko mutu
Pada tiap tahapan diatas diperluan kajian resiko dengan tujuan masing-masing. Misalnya :
1. Tahap Product Development : memastikan formula robust dan stabil.
2. Tahap Process Development : memastikan obat dapat diproduksi dengan proses yang sudah baik.
3. Tahap Scale-up dan tech transfer : Memastikan obat dapat di produksi dgn kualitas yang sama dengan
trial Lab.
4. Manufacturing : memastikan produksi rutin berjalan konsisten dan kualitas mememenuhi spesifikasi
• Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ), juga diperlukan
diterapkan di sepanjang Product Life Cycle karena Quality / mutu tidak
dapat dijamin dengan serangkaian pengujian (test), namun mutu harus
dibangun kedalam produk itu sendiri.
• Suatu proses produksi obat, saat berjalan dapat mengalami hal :
– Perubahan (Change)
– Penyimpangan (Deviasi ), Out of Specification (OOS), ataupun OOT (Out of
trend)
– Complaint dari customer
• Semua hal diatas bisa membuat suatu resiko terhadap produk, yang
mungkin saja bisa mengakibatkan :
- Membahayakan pasien
- Menyalahi aturan registrasi obat
- Resiko product safety dan market compliance
Oleh karena itu diperlukan manajemen resiko mutu sepanjang product life
cycle dari obat tersebut.