Anda di halaman 1dari 155

Basic Knowledge of Pharmaceutical Industry :

SOP di Industri dalam Pengawalan Mutu Sediaan Farmasi

Dr. Ir. RAPHAEL ASWIN SUSILOWIDODO,ST., M.Si., CIP, IPU


VP R&D,Regulatory and Medical Affairs SOHO Global Health Tbk
Direktur PT SOHO Industri Pharmasi
1. Industrial Pharmacy Characteristics
2. Overview SOHO Global Health Tbk.
3. Overview GMP (CPOB)
4. General Pharmacy Manufacturing Process
5. R&D (Research and Development)
6. Sourcing and Procurement
7. Supply Chain
8. Warehouse
9. Produksi
10. QC (Quality Control)
11. QA (Quality Assurance)
12. Quality Management
Karakteristik Industri Farmasi
Karakteristik Industri Farmasi
✓ Produknya berdampak kritis terhadap kehidupan
manusia
✓ Konsumen tidak mampu secara mandiri
mendeteksi kualitas
✓ Tidak Bisa di inspeksi 100 % (sampling methode)

Konsekuensinya maka industri ini sangat “regulated”, yaitu :


✓ Produk yang beredar harus terdaftar di Pemerintah (BPOM)
✓ Fasilitas produksi dikontrol pemerintah dan harus tersertifikasi
(GMP)
✓ Ada persyaratan khusus untuk SDM nya
✓ Informasinya terjamin kebenarannya (Iklan media masa harus ada
ijin, harus ada kadaluarsa produk)
Pharmaceutical Industry
Main Activities :
– Drug Discovery
– Drug Development
• Preclinical, Clinical and NCE Registration
– Bulk manufacturing
– Drug Reformulation & Drug Delivery System
– Production
– Marketing
TIPE NEGARA INDUSTRI FARMASI

Negara yang memiliki industri farmasi skala besar dan terintegrasi


Berbasis riset yang kuat dan innovative

Negara yang memiliki industri farmasi skala menengah


Berbasis riset kuat dan innovative, pemasaran utamanya lisensi

Negara yang memiliki industri farmasi dengan skala kecil


Tidak punya infrastruktur untuk R&D, hanya melakukan manufaktur produk yang
ditemukan oleh negara industri tipe A&B
C1: Dapat membuat bahan baku
C2: Tidak Dapat membuat bahan baku

Negara yang tidak memiliki industri farmasi, pengadaan obat hanya dengan trading
(import obat jadi)
Tipe Negara Industri Farmasi Dunia

TIPE A TIPE B TIPE C1 TIPE C2 TIPE D


Aktifitas Indust: Aktifitas Indust: Aktifitas Indust: Aktifitas Indust: Aktifitas Ind:
Discovery Discovery
Development Development
Raw Mat’l manuf Raw Mat’l manuf Raw Mat’l Manuf
Formulation Formulation Formulation Formulation
Marketing/Distr. Marketing/Distr. Marketing/Distr. Marketing/Distr. Marketing/Distr.

Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Negara : Contoh Neg :
USA Spanyol Cina Malaysia Bahrain
Jepang Argentina India Brunei Qatar
Inggris Canada Brazilia Nigeria Suriname
Jerman Australia Cuba Srilangka
Perancis Rusia Indonesia
Cina
India
Indonesia
Sekilas tentang Soho Global Health
Perusahaan Farmasi Lokal yang didirikan sejak tahun 1956 dengan visi mengembangkan produk-produk obat dan
supplemen berbasis natural untuk memajukan kesehatan masyarakat. Go Public di tahun 2020.
Saat ini Soho termasuk Top 10 Perusahaan Farmasi Indonesia

Operasi bisnis berskala


besar yang tumbuh cepat Platform terintegrasi
dengan potensi dengan kepemimpinan
pertumbuhan ke depannya pasar di seluruh rantai nilai

6 1

Tim manajemen Ekuitas merek yang


profesional dengan 5 2 kuat dengan posisi
Portofolio Produk PP
Portofolio Produk
sistem tata kelola terdepan di berbagai Consumer Health
terbaik di kelasnya kategori obat

4 3

Distributor obat Bisnis Alliance


terkemuka di Indonesia dengan obat khusus
dengan jaringan berlisensi yang
nasional semakin bertambah Jaringan Distribusi Nasional Portofolio Produk
Pharma - Alliance

25 Branches
25 Sub-distributors
3 Sales Offices
9
9
Peran Soho dalam Penyediaan Obat di Indonesia

Pharmaceuticals Business
Pharmaceutical
Strategic Ventures
Professional Products Consumer Health Distribution (PPG)
Alliance
(PP) (CH)

Manufacturing of Soho Products In-Licensing / Marketing Distribution Other strategic businesses

Pemimpin di kategori Mitra layanan pemasaran


Pelopor dan pemimpin Penjualan dan Pemasaran
vitamin dan suplemen dan lisensi produk, dengan Distribusi produk untuk
dalam kategori obat alami Alat Kesehatan, Multi Level
OTC, sistem pencernaan Soho dan 60+ prinsipal
dan herbal, yang dipasarkan strategi berkelanjutan untuk Marketing, Layanan
dan obat untuk sulit tidur, lainnya melalui Parit
melalui penyedia layanan membangun portofolio Kontrak Manufaktur / Tol,
yang dipasarkan langsung Padang Global
kesehatan - OTX khusus farmasi Rx Bisnis Farmasi
ke konsumen
Internasional

10
10
Soho adalah PIONEER dalam pengembangan HERBAL sebagai OBAT dan SUPLEMEN → konsep “Seed to
patient” dan “open innovation” kolaborasi secara ABGC
Karya Anak Bangsa
Kementerian Kesehatan 2017
IIRDI Award 2018 & 2019
(Innovative Industrial
Research & Development
Institution from Menristek)

11
11
International Standards Manufacturing Facilities For Non-Sterile
Production
SIP Existing Non-Sterile Manufacturing Plant

 SIP manufacturing operations are focused


primarily on non-sterile pharmaceutical products
including oral prescriptions and OTC products
 Manufacturing operations are carried out on a
site with an area of about 22,000 sq.m.
 Compliance with cGMP

Other Licenses and


Key BPOM Approvals
Certifications

Non Beta lactam Antibiotics & Traditional Medicine 1 ISO 9001:2015; and ISO 14001: 2015
Non-antibiotics 1 Tablet Occupational Safety & Health
2
2 Coated tablet Management System
1 Oral powder
Halal certificate for certain products
2 Tablet & coated tablet 3 Capsule 3
(currently 141 SKUs)
3 Hard capsule 4 Oral powder 4 Licensing of Food Industry
4 Oral liquid 5 Oral liquid 5 Organic Farming Certificate from
INOFICE (Indonesian Organic
5 Semi solid Cosmetic Farming Certification) for Javanese
6 Effervescent tablet 1 Cream Turmeric/Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza Robx.)
7 Effervescent powder 2 Gel

12
CARA PEMBUATAN OBAT yang BAIK (CPOB)
CPOB? adalah suatu standar produksi obat yang diatur oleh pemerintah Indonesia dalam Peraturan
BPOM no. 34 tahun 2018 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Standar CPOB digunakan untuk memastikan bahwa obat-obatan yang diproduksi memenuhi persyaratan
mutu dan keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat
dari risiko penggunaan obat yang tidak aman dan tidak efektif. Setiap perusahaan farmasi di
Indonesia harus mematuhi standar CPOB dalam proses produksinya.
CPOB diterapkan di semua tahap siklus hidup dari
pembuatan obat untuk uji klinik, transfer teknologi,
produksi komersial hingga produk tidak diproduksi

S lagi.
Namun…..Sistem Mutu Industri Obat dapat
meluas ke tahap siklus hidup pengembangan
produk

Q uIPP Sehingga implementasi SQuIPP perlu memahami


Sistem Mutu Industri Obat.
Sistem Dokumentasi CPOB
DOKUMENTASI yang baik merupakan bagian yang esensial dari SMIOT → merupakan kunci untuk pemenuhan persyaratan
CPOB.

Digunakan sbg panduan pelaksanaan aktivitas bagi personil Industri Farmasi dan pencatatan data hasil dari aktivitas tersebut.

Hierarki
Dokumen Kebijakan Mutu
Sistem
Mutu
Manual Mutu

Prosedur Tetap (SOP)

Instruksi Kerja

Catatan Data/Bukti
Sistem Mutu Industri Obat

Post marketing
Pharmaceutical development

Manufacturing Commercialization
• Formulation & • Material control • Retain sample
analytical method • QC Lab testing and data • Stability study
development integrity • Product Quality Review
• Material and vendor • Facility & machineries • Return, Complaint and
qualification (Qualification, Preventive Recall handling
• Transportation study maintenance & Calibration)
• Process (Validation, cross
contamination and mix up
controlling)
• Environment monitoring
• Distribution & transportation

Quality Management System – Performance Evaluation


-------------------------------------------------------------------------------------------------------
GMP Training Program, Change control system, CAPA system, Internal & Vendor Audit
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Quality Policy, Quality Manual, Quality Risk Management, Quality Management Review
GENERAL PHARMACY
Busdev - Marketing MANUFACTURING PROCESS

QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
DISTRIBUTOR Apotek Konsumen Produk
(PBF) discontinue

QA QA

✓ Seleksi, ✓ Post Marketing Stability


✓ Recall
✓ kualifikasi,
✓ Complaint
✓ dan evaluasi

PERFORMANCE EVALUATION:
➢ Quality Review to Top Management
➢ Internal Audit GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
19 19
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
Research and Development

Formulation Packaging Analytical


Regulatory
Development Development Development

Job Description :
• New Product Development
• Existing Product Development (Cost reduction, Quality improvement, Capacity improvement)
• Create formula of product, design production process, create work intruction of production process.
• Create packaging of product, design packaging process, create work intruction of packaging process.
• Develop analytical raw material and finished goods testing methode.
• Product Registration (include new product & existing variation registration)
• Product Toll Development Research (technology transfer to toll factory)

21
Alur Pengembangan Produk Baru

22
SOURCING - PROCUREMENT
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
SOURCING - PROCUREMENT

• Bertanggung jawab melakukan


pembelian mesin, peralatan, alat-alat,
suku cadang, persediaan, atau
layanan yang diperlukan untuk
pengoperasian sebuah pabrik.

• Selain itu, bagian ini juga melakukan


SOURCING - PROCUREMENT

Job Description :
• Menentukan barang, jasa, perlengkapan apa
saja yang dibutuhkan
• Memonitor dan memprediksi stock levels
• Melakukan riset dan mencari barang serta
supplier baru
• Menilai tender dari supplier potensial
• Melakukan negosiasi harga dan menyetujui
kontrak
SOURCING - PROCUREMENT

Siklus Pengadaan barang

Rencana Kebutuhan (RK)

1
Pemasok Program Pengadaan

Penyimpanan (1) Proses tender dan kontrak


2 (2) Transaksi penerimaan
3 (3) Traksaksi pengeluaran
Pemakaian
SOURCING - PROCUREMENT

Rencana Kebutuhan
• Tujuan : menghitung kebutuhan inventory selama horizon
perencanaannya (selama satu tahun).
• Sumber data : Pemakai barang (user)
• Jenis data :
• Jenis barang / komponen (Jenis)
• Spesifikasi barang (Spek)
• Jumlah yang diperlukan (Quantity)
• Saat diperlukan (Time)
• Bentuk :
Nama Barang Spesifikasi Kuantitas Keterangan
SOURCING - PROCUREMENT

Rencana pengadaan
Tujuan :
• Menentukan jenis barang yang akan dibeli.
• Menentukan kebijakan pengadaan barang : Berapa jumlah yang
akan dibeli setiap kali pembelian?, kapan pembelian
dilakukan?, kepada siapa?
Alur Pengadaan Barang

Rencana Status
Kebutuhan (RK) Persediaan Status persediaan
- Barang yang ada di gudang
(OH)
Penentuan
- Barang yang sedang dipesan
kebutuhan Riil (KR)
(IO)
- Inventory akhir yang
Tidak Ya
diinginkan (IA)
Gunakan barang Rencana
KR > 0
yang ada Pengadaan
Kebutuhan Riil (KR)
*KR = RK – OH – IO +IA
Dana Tidak
Cukup?
Ya

SOURCING - PROCUREMENT
Rencana pembelian
Supply Chain
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
Supply Chain General supply chain model

Capacity, information, Core Competency, Human Resources Constraints


Plan Source Make Deliver
Supplier
A set of approached used to efficiently
Supplier integrate: Suppliers, Manufactures,
warehouse and distribution centers
So that the product is produced and
Procurement distributed : in the right quantity, to
the right locations and at the right
time,
System –wide costs are
Manufacturing optimized and Service level
requirements are satisfied

Distributor

Retailer

Consumer
Supply Chain
34 34
Supply Chain

Apa yang dimaksud SCM (Supply Chain Management)

• Yaitu manajemen upstream (Hulu) dan downstream (Hilir)


berhubungan dengan supplier dan customer untuk
menghantarkan nilai customer yang superior dengan biaya yang
tepat.
• Up Stream (Hulu) : Supplier ke Manufacturing
• Down Stream (Hilir) : Manufacturing ke End User
Supply Chain
Supply Chain Management (SCM)?

Plan Source Make Deliver

• A set of approaches used to efficiently


integrate
• Suppliers
• Manufacturers
• Warehouses
• Distribution centers
• So that the product is produced and
distributed
• In the right quantities
• To the right locations
• And at the right time
• System-wide costs are minimized and
• Service level requirements are satisfied

36
Siklus Supply Chain

Plan

Delivery Source

Make
Supply Chain
Manufacturing Strategy

Supply Chain Figure 1.1 Manufacturing strategy and lead time


Strategi Perencanaan
STRATEGY WHEN TO BENEFITS
CHOOSE
Make to Stock standardized products, Low manufacturing
relatively predictable costs; meet customer
Rumah makan padang demand demands quickly

Configure to Order many variations on Low inventory levels;


finished product; wide range of product
Perakitan PC, fast food restaurant infrequent demand offerings; simplified
planning

Make to Order customized products, Customization; reduced


many variations inventory; improved
tukang jahit, chinese food service levels
restaurant

Engineer to Order complex products, Enables response to


unique customer specific customer
industri aerospace specifications requirements

Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry

Demand Plan Production


Plan

✓ Demand planning Delivery Plan


memperkirakan
pembelian konsumen
kapan, jumlahnya ❑ Harus tahu leadtime
berapa pembelian
✓ Kalau demand plan ❑ Mengukur kapan
bagus, maka harus kirim barang
selanjutnya bagus ❑ Mengetahui
✓ Diterjemahkan dengan bagimana cara
forecasting terbaik pengiriman

Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry

• Muncul kalau demand plan saat stocknya kurang


• Prinsipnya ada 3 macam cara : Production
1. Chase : Rencana produksi dibuat sama dengan demand planning Plan (atau dibuat
sedikit diatas demand planning). Cara ini efisien pada stock inventory, namun
tidak efisien dibagian produksi.
2. Level : ada inventory diawal, sehingga keuntungannya adalah bisa mengurangi
biaya lembur, ada keseimbangan inventory. Kekurangannya ada cost inventory,
namun tinggal dihitung mana yang lebih efisien (cost inventory atau efisiensi
produksi)
3. Hibrid : kombinasi antara chase dan level. Misal : ada lembur sedikit, ada
inventory tidak terlalu banyak
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry

Demand Plan Production


Plan

✓ Demand planning Delivery Plan


memperkirakan
pembelian konsumen
kapan, jumlahnya ❑ Harus tahu leadtime
berapa pembelian
✓ Kalau demand plan ❑ Mengukur kapan
bagus, maka harus kirim barang
selanjutnya bagus ❑ Mengetahui
✓ Diterjemahkan dengan bagimana cara
forecasting terbaik pengiriman
Capacity Plan

Supply Chain
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry

Capacity Plan

• Biasanya bergandengan dengan production plan, dengan menentukan kapasitas plan.


• Harus mengetahui kapabilitas maksimum produksi produk.
• Kapasitas dipengaruhi oleh :
1. Tenaga kerja (jumlah orang).
2. Mesin : output, kecepatan, set-up, clean-up
3. Produk : batchsize, tahapan proses.
• Kapasitas perlu diketahui untuk mereview apakah perlu perubahan shift, overtime, undertime,
alokasi tenaga kerja, penambahan mesin maupun pabrik, atau pilihan terakhir apakah diperlukan
sub contract.
Planning Cycle in Pharmaceutical Industry

Demand Plan Production


Plan

✓ Demand planning Delivery Plan Procurement Plan


memperkirakan
pembelian konsumen
kapan, jumlahnya ❑ Harus tahu leadtime ❑ Dijalankan jika RM /
berapa pembelian PM habis
✓ Kalau demand plan ❑ Mengukur kapan
bagus, maka harus kirim barang
selanjutnya bagus ❑ Mengetahui
✓ Diterjemahkan dengan bagimana cara
forecasting terbaik pengiriman
Capacity Plan

Supply Chain
Contoh Planning
• Demand Plan = 100 BOX bulan April (1)
• Delivery Plan (2)
– Inventory : ada stock 180 BOX (maret) → bisa langsung kirimkan ke (1)
– Inventory : ada stock 40 BOX (maret) → Production plan (3)
• Production Plan (3)
– Sejalan dengan production plan, maka dimulai Capacity Plan utk menghitung kapasitas
produksi pada bulan tersebut.
– Jika RM/PM lengkap, misalnya produksi 80 BOX kirim ke (2)
– Jika RM/PM kurang → Procurement Plan (4)
• Procurement Plan (4)
Lakukan pembelian sesuai kebutuhan produksi.
WAREHOUSE
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
WAREHOUSE ELEMENTS OF WAREHOUSING

✓ LOCATION
✓ LAYOUT
✓ IDENTIFICATION
✓ STORAGE
CONDITION
✓ MATERIAL
HANDLING
Hal-hal Penting dalam Gudang WAREHOUSE

• LOCATION (akses transportasi, bebas banjir, aman)


• LAYOUT
• Ease of receipts, storage and issues, Uninterrupted movement of
material, men and equipment.
• Optimum utilization of space, ease of locating the material.
• Safety,Security, Better supervision.
• Building. : Preferably single storied, enough height, proper lighting
and ventilation, protection against hazards like fire and lightening.
• IDENTIFICATION
• 1.Labeling, tagging,writing, painting, engraving, stamping, color coding
on the part/case/box.
• 2.Bar coding
• 3.RFID
• MATERIAL HANDLING (Racking ,pallet mover, forklift etc)
• STORAGE CONDITION
Warehouse Activities
Goods Receiving Storage & Picking
(Penerimaan Barang) (Penyimpanan & Penyiapan) Delivery (Pengiriman)

UNLOADING LOADING
STORAGE
GOODS
RECEIPT ORDER
PICKING SORTATION
CHECKING DELIVERY

WAREHOUSE
WAREHOUSE
Warehouse - ISSUES
• Storage Condition- Product Stability
•Ambient Temperature (below 30 deg C)
•Below 25 deg C
•Cold room (2 – 8 deg C)

• Space Utility vs Flow of goods


Kondisi Penyimpanan
• Ambient temperatur (suhu Kamar), tidak dikontrol
• Dibawah 25 der C (Ruang AC)
• Suhu 2 – 8 der C (Referigerator)
Suhu Penyimpanan berhubungan dengan Stabilitas Produk

Selain Suhu biasanya Produk farmasi ada yang sensitif terhadap :


• Cahaya Matahari
• Kelembaban

WAREHOUSE
?
Suhu Penyimpanan = Suhu Transportasi
Long time Storage Short time Storage

❑ Untuk Penyimpanan Suhu khusus (2-8 der C, atau minus 70 der C,


suhu penyimpanan dan suhu transpotasi harus sama.

❑ Untuk penyimpanan Suhu AC, kondisi gudang dan kondisi


transportasi bisa berbeda tergantung rekomendasi Prinsipal,(Misal:
bisa pakai transportasi biasa, suhu maks 40-50 der C selama tidak
lebih dari 7-10 hari transportasi)
WAREHOUSE
Locating Stock - Basic Systems
• Group functionally related items together
• Group fast moving items together
• Group physically similar items together

May have similar storage requirements


• refrigeration
• Shelving

Use similar handling equipment


• drums vs small items
• steel tubing vs cartons WAREHOUSE
Locating Stock - Functionally Related Items
• Items that are similar in their use or characteristics
– warehouse staff become familiar with the items
– similar order processing needs
– often ordered together
• hardware items
• bulk items
• security?

Locating Stock - Fast Moving Items


• Close to receiving or shipping
• Reduces travel time
• Slower moving items can be further away

WAREHOUSE
Racking System Kapasitas penyimpanan vs
Kecepatan pengeluaran barang
Shelving – Long Span

Shelving Pigeon Hole

Stapelling High Racking

WAREHOUSE
WAREHOUSE

Selective Pallet Racking (SPR)


WAREHOUSE

 Selective Pallet Racking (SPR)


WAREHOUSE

Verry Narrow Aisle Racking


WAREHOUSE

 Very Narrow Aisle (VNA)


WAREHOUSE
Storage Area vs Temperature

Ambient Area Cool Storage

Chiller Storage Control Temperature


WAREHOUSE

 Cool Room Area (below 25 oC)


WAREHOUSE

 Cold Storage / Chiller (2 – 8 oC)


Material Handling Equipment
• Pedestrian/ Pallet Mover • Turrets

• Handpallet

• Reach Truck

WAREHOUSE
Production
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
Production
• Personalia
• Personal Hygiene
• Prosedur Gowning
• Tata cara masuk area produksi
• Bangunan dan Fasilitas
• Sanitasi dan pembersihan
• Peralatan
• Kegiatan produksi
PERSONALIA
PERSONALIA
Manajemen Puncak Menunjuk

Karena personil/karyawan
yang membuat obat !!
3 Personil Kunci (CPOB 2018):
- Bagian Produksi,
- Bagian Pengawasan Mutu,
✓ Jumlah karyawan harus memadai - Bagian Penjamin mutu.
✓ Karyawan harus mengikuti training
✓ Karyawan harus terkualifikasi
✓ Karyawan memahami tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing
✓ Karyawan memahami prinsip CPOB
Penerapan Personal Hygiene

Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Mandi secara teratur (2x sehari) &


keramas menggunakan shampo
secara teratur

Kuku harus dipotong pendek dan tidak boleh menggunakan kuteks


untuk menghindari kontaminasi
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Ganti baju setiap hari dengan


baju yang bersih

Kaos kaki harus diganti setiap hari untuk menghindari bau dan lembab
yang dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur

Gunakan deodorant setiap hari untuk


menjaga agar tidak bau badan
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Karyawan diharuskan mencuci tangan :


Sebelum dan sesudah memasuki area produksi, makan dan
menggunakan toilet.
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Dilarang memakai
perhiasan & kosmetika yang berlebihan (di Area Black Dilarang menggunakan parfum atau minyak
maupun Grey). angin dengan aroma yang menyengat.
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Rambut harus dipelihara selalu bersih & rapi.


Karyawan pria tidak diijinkan berambut panjang, memelihara kumis, jenggot
& menggunakan minyak rambut.
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman, menyimpan


makanan, minuman, rokok dan obat pribadi dilarang dalam Area Produksi.

No Food No Drink

Minum di area produksi diperbolehkan di area


tertentu dengan tanda khusus, yang tidak
berhubungan langsung dengan proses
pembuatan obat dan tertutup dengan baik.
No Smoking
Setiap karyawan hendaknya memperhatikan :

Karyawan yang mengidap penyakit atau luka terbuka DILARANG menangani produk
hingga sembuh kembali karena dapat mengkontaminasi produk

Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama bekerja secara


berkala

Melaporkan kepada atasan, jika menemukan keadaan


yang dapat mempengaruhi kualitas mutu produk
Prosedur Gowning
Setiap karyawan yang masuk ke area produksi hendaklah mengenakan pakaian pelindung yang sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan sesuai PK tata cara menggunakan pakaian kerja:

Harus memakai pakaian:


Bersih, Rapi dan Sopan

WAJIB memakai sepatu


tidak boleh
menggunakan sandal
3/26/20
23
3/26/2023
Prosedur Gowning Don’t Touch
Me !!

DILARANG bersentuhan langsung antara


tangan operator dengan bahan awal,
produk antara, produk ruahan yang
terbuka, dan bagian peralatan yang
bersentuhan dengan produk.

Gunakan
sarung tangan dan masker 3/26/20
23
3/26/2023
ProsedurGowning
Prosedur Gowning

Gunakan sepatu khusus di black


Khusus karyawan area pengemasan sekunder harus
memakai pakaian seragam dan penutup kepala, jilbab
area.
pendek yang dapat tertutup oleh penutup kepala (untuk Tidak diperkenankan
yang memakai jilbab) menggunakan sepatu tsb untuk
pergi ke kantin.
3/26/20
23
3/26/2023
TATACARA MASUK AREA PRODUKSI
Masuk Area Produksi – Black Area

80
TATACARA MASUK AREA PRODUKSI
Masuk Area Produksi – Grey Area

81
TATACARA KELUAR AREA PRODUKSI
Keluar Area Produksi – Grey Area

82
BANGUNAN DAN FASILITAS
BANGUNAN DAN FASILITAS
PRINSIP

Perawatan

1. Dilakukan sesuai jadwal


2. Terdapat SOP untuk perawatan peralatan
3. Catat di dalam log book
4. Dibersihkan dan disimpan bila perlu disanitasi
Design/Konstruksi
➢Lantai
– Solid concrete untuk Gudang
– Solid concrete dengan epoxy atau polyurethane resin untuk area proses.
– Equivalent material seperti floor tiles

85
Design/Konstruksi
➢Dinding dan Langit-langit
– Dinding berplester dan dicat waterproofed, tidak ada retakan, mudah
dibersihkan
– Tidak menggunakan atap dari Asbestos (WHS)

Ceiling without joint Ceiling with joint ?? 86


Jendela
Kelas Kebersihan Produksi

Kelas E : Penimbangan, Mixing / Granulasi, Filling, Cetak, Coating


87
Sanitasi dan Pembersihan
SANITASI
Usaha atau cara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia;
untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang ada.
Proses sanitasi dilakukan dengan menggunakan desinfektan

PEMBERSIHAN
Proses menghilangkan/
mengurangi kotoran (debu, Desinfektan
Bahan kimia yang digunakan untuk untuk membunuh
partikel, cairan) yang melekat atau mengurangi jumlah mikroorganisme
pada suatu permukaan benda

3/26/2023
Sanitasi
Sanitasidan
dan
Sanitasi Pembersihan
danPembersihan
Pembersihan

PENTING
• Menghindari atau meminimalkan terjadinya kontaminasi pada
bahan/produk
• Memberikan perlindungan pada personel

Urutan pelaksanaan :
Pembersihan

Sanitasi
SANITASI

BANGUNAN/
RUANGAN PERALATAN
& FASILITAS
Prosedur Pembersihan dan
Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Secara Umum
Sanitasi Secara Umum

Pembersihan dilakukan dari :


Prinsip Pembersihan
Daerah yang lebih bersih ke daerah yang lebih kotor
Contoh : Mulai dari langit-langit, dinding, jendela, kusen
pintu, meja, kursi, kemudian lantai
PERALATAN
PERALATAN PRINSIP
Peralatan untuk
pembuatan obat Memiliki desain dan konstruksi yang
(Innert, SS 316 atau 304) tepat dan ukuran yang tepat

Ditempatkan dan
Mutu obat terjamin serta seragam
dikualifikasi dengan
tepat

Untuk memudahkan
pembersihan serta Dilakukan perawatan dan
perawatan, mencegah cross perbaikan secara berkala
contamination
Contoh Mesin / Alat Produksi

Tabletting machine
FBD (Fluid Bed Dryer) Coating machine

Punches

94
Blistering machine Piping

Contoh Mesin / Alat Produksi


95
PRODUKSI
PRODUKSI
Bahan Awal
Validasi Proses
• Semua penerimaan, pengeluaran dan
jumlah bahan tersisa dicatat
• Dilakukan pengujian oleh QC • Dilakukan sesuai prosedur
• Lakukan revalidasi secara periodik
sebelum digunakan
• Beri label hijau jika diluluskan dan
label merah jika direject
Pencegahan
Pencemaran Silang

• Setiap bahan, tahapan proses dan produk jadi hendaklah dilindungi terhadap pencemaran mikroba dan
pencemaran lainnya.

97
Pengertian Personnel & Material Flow
Flow / Alur :
KBBI : Jalan yang benar
*(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Personnel Flow (Alur Orang) :


Jalur atau rute yang dilalui oleh personel di area pabrik.

karyawan dan tamu


Rute meliputi :
Masuk Pabrik → Pergerakan selama di pabrik → Keluar Pabrik
Konsep Personnel & Material Flow
Menurut CPOB

Salah satu aspek dalam desain bangunan dan tata letak ruang
pabrik yang terdapat dalam CPOB.

Alur Personil dan Alur Barang harus diatur secara jelas dan kedua alur
tersebut HARUS DIBEDAKAN

Tujuan : memperkecil risiko terjadi kekeliruan,


pencemaran silang atau kesalahan lainnya
Contoh Flow Process Pembuatan Produk Solid
Penimbangan

Granulasi
Larutan Binder Pengeringan Pengayakan

TABLET Cetak

Campur Massa

KAPSUL Filling
Penyebab Kontaminasi Silang

✓ Terbawa oleh operator

✓ Sisa produk sebelumnya


tertinggal di ruangan

✓ Bahan / produk A
tercampur dengan
bahan / produk B
✓ Sisa produk sebelumnya
tertinggal di mesin
Kontaminasi = Pencemaran
Kontaminan = Penyebab kontaminasi

Kontaminan
dari
Operator
Bahaya Kontaminasi Silang
Produk tidak memenuhi Risiko toksisitas produk
persyaratan mutu meningkat

menyebabkan keracunan
pada konsumen

KERUGIAN
QC
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
PENGAWASAN MUTU

Memberikan kepastian bahwa bahan baku, bahan kemas dan produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai

Pengambilan Mencakup Prosedur


sampel
pelulusan

Spesifikasi Dokumentasi
Pengujian

1. Semua pengujian sesuai dengan prosedur telah dilakukan


2. Bahan yang tidak memenuhi spesifikasi tidak boleh digunakan

106
TANGGUNG JAWAB QC
Memastikan, bahwa :
1. Bahan awal untuk obat memenuhi spesifikasi identitas, kekuatan,
kemurnian, kualitas dan keamanan yang telah ditetapkan.
2. Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya,
antara lain melalui evaluasi dokumentasi produksi terdahulu.
3. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan
laboratorium terhadap suatu bets obat telah dilaksanakan dan
bets tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelum didistribusikan.
4. Suatu bets obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu
peredaran yang telah ditetapkan
Busdev - Marketing Pelaksanaan Bagian Mutu pada Proses
Development
Phase
Manufacturing
QA
Output phase development jadi pedoman pada proses manufacturing
→Persetujuan material dan Vendor material
→Dokumen mutu prosedur pengujian dan spesifikasi Material & FG
RnD Sourcing - Procurement →Batch Record (prosedur kerja proses manuf)

Manufacturing
Supply Chain Phase
(Planning Material & Production)

Production

QC

Warehouse Weighing Mixing/ Packaging QA


Filling FG Produk Rilis

QA, QC, Validasi


QC
Material Supplier or Vendor Management
DEVELOPMENT PHASE MANUFACTURING PHASE
Seleksi Kualifikasi Evaluasi
By RnD and approved by QA By QA By Sourcing & QC

- Request of Needed - Questionnaire Secara Periodik 1x Per tahun:


- Availability - Audit Pertama - Ketepatan Pengiriman
- Documentation - Kecepatan Pengiriman
- CoA - Quality
APPROVED VENDOR LIST - Harga
- MSDS
- cGMP - Penanganan Keluhan
- Method of Analysis Incoming & Commercial
- Halal Certificate/Flow
Process
- Trial Pilot Scale by RnD Re-Kualifikasi
- Stability by RnD
- Price
- On Time Delivery Re-Audit Rutin secara Periodik 3-5 tahun
BACK
Quality Control – Scope in Manufacturing Phase
Manufacturing phase
Development phase Material – Chemical Lab FG – Chemical Lab

Post
Testing & Release Testing
VMA and Transfer Sampling Marketing
Incoming Raw and Finished
Method by RnD Material Stability
Packaging Material Good
Product
Microbiology Laboratory

•Has been
Validated
Method
•Successful
Environment Monitoring
transfer to QC
Particle Count & Viable Particle in Production Area and Micro Lab

Compliance & Efficiency


•Qualified skill
Man and knowledge
Data Integrity

BACK
Manufacturing Phase – Material Control

MATERIALS
•Dilakukan oleh QC Inspector
•RM =√n +1 (n : ∑ wadah)
•Identifikasi RM= all wadah
•PM = Military Standard

MICROBIOLOGY
SAMPLING •≠ Sampling
•Menampung kebutuhan pengujian mikro seluruh bagian
(material, FG, stab, RnD)

•Dilakukan oleh tim PRD (Aw- Te- Akh proses)


•Stability test -> retained sampel QA (≠ sampling)

FINISHED GOODS
•Dilakukan oleh Produksi - QA
Manufacturing Phase – Material and FG Control
ANALYSIS

CHEMICAL MICROBIOLOGY
Kualitatif dan Kuantitatif : Kuantitatif
➢ Kromatografi (HPLC, GC, KLT-Densitometri) ➢Total bakteri (ALT)
➢ Spektrofotometri (UV-VIS, AAS, FTIR) ➢Total Yeast (AKK)
➢ Titrimetri
➢ Gravimetri Kualitatif
➢ dll Identifikasi bakteri patogen: E colli,
staphyloccocus aureus, salmonella sp, shigella sp,
pseudomonas aeroginosa, candida albicans
Manufacturing Phase – Material Release

LDA
(Lembar Data Analisa)

DISPOSITION
(by QC Manager)

DITERIMA VS DITOLAK

BACK
PENGAWASAN BAHAN AWAL

• Bahan awal : Bahan baku aktif, bahan baku inaktif


(exipient), dan bahan pengemas.
• Tiap bahan awal harus memenuhi spesifikasi identitas,
kekuatan, kemurnian, dan parameter mutu lainnya.
SPESIFIKASI

• Adalah deskripsi suatu bahan (bahan awal,


produk antara, produk ruahan, atau obat jadi)
mengenai sifat kimiawi, fisika, dan biologi (jika
ada).
• Spesifikasi harus disetujui dan disimpan oleh
bagian pengawasan mutu (QC).
CONTOH
SPESIFIKASI
BAHAN AWAL
PENGAWASAN SELAMA PROSES
(IPC/IN PROCESS CONTROL)
• Pengawasan selama berlangsungnya proses produksi
bertujuan utk mencegah terlanjur di produksinya obat
yang tidak memenuhi spesifikasi.
• Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh
(sampel) dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian
terhadap produk yang dihasilkan pada langkah langkah
tertentu dari proses pengolahan.
Penimbangan
Metode cetak langsung Metode granulasi basah

Pengayakan Pencampuran awal

Pencampuran Granulasi
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pengayakan
basah
Pengeringan granul
Cek IPC :
- kadar air
Pengayakan kering
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pencampuran akhir
Cek IPC :
- Keseragaman kadar
Pencetakan tablet
- Keragaman bobot
Cek IPC : - Kekerasan
- Penampilan Pengemasan primer
- Kerapuhan
- Kebocoran - Waktu hancur
Pengemasan sekunder - Dissolusi
- Penandaan Cek IPC :
Gudang - Penampilan
Obat Jadi - Kelengkapan
- Penandaan
Alur Proses Pembuatan Tablet
118
Penimbangan

Cek IPC :
Pencampuran (mixing)
- Organoleptis
- Kadar Zat Aktif
Penyaringan - pH
(filtrasi) - BJ
- Viskositas
Cek IPC :
Pengisian dan Penutupan botol Cek IPC :
- Penampilan
(filling & cropping) - Penampilan
- Kebocoran
- Volume - Kelengkapan
Labelling
- Penandaan
Cek IPC :
Pengemasan sekunder - Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Gudang
Obat Jadi

Alur Proses Pembuatan Syrup 119


PEMERIKSAAN SEDIAAN AKHIR (PRODUK JADI)

• Pemeriksaan sediaan akhir dilakukan dengan


membandingkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
• Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa sediaan yg akan
dipasarkan stabil, aman tidak mengandung zat asing dan
mempunyai waktu absorbsi yang baik sehingga daya
terapinya pun baik.
• Biasanya dilakukan dalam bentuk bulk (belum dikemas)
dengan pemeriksaan identitas (organoleptis), kemurnian,
potensi, dan homogenitas.
PENGAWASAN SELAMA PROSES PENGEMASAN

Pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan :


• Pemeriksaan kebersihan penggunaan mesin dan peralatan.
• Tidak terdapat label lain, termasuk yang dicetak, ataupun yang di
print.
• Keberadaan bahan, produk dan/atau batch lain.
• Status kelulusan dari produk yang akan dikemas.
• Kesiapan mesin dan peralatan pada jalur pengemasan.
• Identitas produk pada jalur pengemasan, meliputi : nama produk
dan/atau kodenya, kekuatan, nomor batch, dan tanggal
pengemasan.
PENGAWASAN SELAMA PROSES PENGEMASAN

Pemeriksaan kualitas :
• Bobot atau volume cairan, suspensi dan krim/salep.
• Kebocoran dari produk yang dikemas dalam botol, tube atau dalam
strip laminasi.
• Kejernihan larutan.
• Kerapatan tutup wadah produk seperti tutup botol dan tutup tube.
• Jumlah satuan produk dalam kemasan (rekonsiliasi hasil akhir).
• Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai.
• Kerapihan hasil pengemasan.
Pemeriksaan ini dilakukan saat dimulai proses pengemasan, selanjutkan dilakukan
periodik 15-30 menit.
PENGAWASAN LINGKUNGAN

• Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang


digunakan untuk kegiatan pembuatan obat. Tujuan
pengawasan lingkungan sebagai langkah pencegahan
terhadap pencemaran obat yang sedang di produksi.
• Lingkungan yang terkait adalah sistem tata udara
(HVAC), dan sistem pengadaan air (Pharmaceutical
water system)
QA
Busdev - Marketing GENERAL PHARMACY
MANUFACTURING PROCESS
QA

RnD Sourcing - Procurement

Supply Chain

(Planning Material & Production)


Production

Weighing Mixing/Filling Packaging QA


Warehouse

QA
QC QC
Quality Assurance Aspects
QA Operation Q. Compliance

➢ Change Management
➢ CAPA Management
➢ Non-conformity management
➢ Training Management
(Deviasi & NCP)
➢ Supplier Management
➢ Risk Management
➢ Audit Management
➢ Product disposition (Release)
(Internal/External)
➢ Recall
➢ Product Quality Review/Annual
➢ Documentation (Data Integrity)
Product Review
➢ Inspection Finished Product
➢ Complaint Management
➢ QA Oversight
➢ Stability
Penanganan Penyimpangan
Penyimpangan ada 3 tipe yaitu, NCP, Deviasi,
dan OOS → Unplanned
NCP DEVIASI
• NCP (Non conformance Product):
Penyimpangan spesifikasi saat serah terima
material/produk jadi sebelum masuk ke dalam
sistem

• Deviasi: Penyimpangan dari


prosedur/spesifikasi (aktivitas/produk) yang
terjadi selama aktual proses yang berkaitan
dengan GMP/QMS

• OOS: Penyimpangan pada spesifikasi analisa OOS


(QC)

Rilis
QA
Complaint
Non-Conformity Management
Verifikasi

• Analisis akar penyebab masalah yang tepat


Tindakan koreksi hendaklah diterapkan selama proses
(segera) Investigasi investigasi.

Start • Dalam kasus di mana akar penyebab


masalah sebenarnya tidak dapat
Masalah Penyimpangan
ditetapkan, hendaklah dipertimbangkan
CA PA mengidentifikasi beberapa akar penyebab
Finish masalah yang paling mungkin terjadi dan
mengambil tindakan yang diperlukan.
Tutup masalah

Verifikasi Verifikasi

Pengendalian perubahan,
bila perlu
Manajemen Resiko
Perangkat pengambilan keputusan yang efektif dan konsisten berdasarkan penilaian risiko, baik oleh Badan
POM maupun industri, terkait mutu bahan aktif obat dan produk jadi selama siklus-hidup produk.
Suatu pendekatan Manajemen Risiko Mutu yang efektif dapat lebih menjamin mutu yang tinggi dari produk
kepada pasien melalui usaha proaktif mengidentifikasi dan mengendalikan masalah mutu potensial selama
pengembangan dan pembuatan

Kajian resiko timbul karena adanya penyimpangan atau


Perubahan yang berpengaruh terhadap mutu produk

Salah satu kajian pendukung pada dok LUP atau


Deviasi/NCP/OOS
Jenis Recall
Voluntary Mandatory
Mock Recall
Recall Recall
• Penarikan • Penarikan • Penarikan
produk yang produk yang produk yang
dilakukan dilakukan dilakukan jika
secara atas dalam kurun
sukarela atas permintaan waktu
inisiatif badan tertentu tidak
industri regulator terdapat
recall
Recall Class & Level
Recall Levels:
Recall Classes: Depending on the evaluation and
designate the depth of a recall and the need for
public warnings for apossible recall
classification of the recall different recall
levels maybe determined

Class I:
There is a reasonable probability that the use of, or Level A:
exposure to, a defective product will cause serious Recall from the consumers
adverse health consequences or death.

Class II: Level B:


Use of, or exposure to, a defective product may cause Recall from all links in the distribution chain
temporary or medicallyreversible adverse health
consequences or where the probability of serious (e.g. down to pharmacies, retail
adverse healthconsequences is remote outlets,hospitals, dispensing physicians)

Class III: Level C:


Use of, or exposure to, a defective product is Recall from certain links in the distribution
not likely to cause adverse chain (e.g. wholesalers or selection
healthconsequences ofwholesalers, or limitation to geographical
areas)
Apakah itu Audit?
Suatu proses yang sistematik,
independen, terdokumentasi, AUDIT
dan berdasar bukti yang
obyektif, untuk memastikan
semua aktivitas telah sesuai
dengan komitmen dan/atau
regulasi, didesain untuk
menambah nilai dan
memperbaiki kinerja
Audit
organisasi

1st Party 2nd Party 3rd Party


(Internal Audit)
(External Audit) Dilakukan oleh badan
Dilakukan oleh personil dalam
Dilakukan oleh industri regulator atau organisasi
organisasi untuk evaluasi kinerja
ke pemasok/penerima independen (tidak ada
sistem mutu dan penerapan CPOB
tol ataupun sebaliknya kepentingan prbadi dengan
(min 1x setahun CPOB 8..3 2018)
auditee)
(Source: ISPE: 3rd Part Audit)
Klasifikasi Temuan
Klasifikasi Penjelasan
Kritikal Adanya penyimpangan signifikan yang berdampak pada:
- Keamanan pasien
- Kualitas dan efektifitas dari obat
- Integritas data

Major Adanya penyimpangan yang berdampak pada kualitas secara sistemik,


namun tidak berdampak pada keamanan pasien, kualitas dan efektifitas
obat, dan integritas data

Minor Adanya penyimpangan di luar major atau kritikal


Observasi Koreksi yang dapat meningkatkan efektifitas proses atau efisiensi
Pengendalian Penerapan GMP melalui
Manajemen Mutu
(Quality Management)

Slide 134
LATAR BELAKANG
PEMENUHAN PEMENUHAN

Obat bermutu
Konsumen Industri
= CPOB

Regulator/BPOM
KEBUTUHAN KEINGINAN
Pengobatan Business
Aman & berkhasiat Makin besar
CPOB --→ cGMP
• menjamin bahwa produk dibuat dan dikontrol secara konsisten agar
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya
• Pengawasan menyeluruh→ konsumen mendapat obat berkualitas
• Tidak cukup hanya lolos test → kualitas harus ditanamkan

Slide
136
MANAJEMEN MUTU
• Latar belakang : keinginan konsumen
– tujuan pemakaian obat
– tidak memberi resiko pada pemakai : keamanan,
mutu dan khasiat
→perlindungan terhadap konsumen

• Pencapaian tujuan = tanggung jawab


– pimpinan perusahaan
– semua karyawan terkait
– pemasok & distributor

Slide
137
MANAJEMEN MUTU
• DEFINISI :
ASPEK DARI FUNGSI MANAJEMEN YANG
MENETAPKAN DAN MENERAPKAN KEBIJAKAN
MUTU ( “ QUALITY POLICY “ ).

KEBIJAKAN MUTU :
– Mencakup tujuan dan arahan suatu organisasi/
perusahaan mengenai mutu
– Merupakan pernyataan formal, dan ditanda tangani
oleh pimpinan puncak perusahaan

Slide
138
Kebijakan Mutu - contoh
Kami mempunyai misi menunjang Indonesia yang sehat, dengan menghasilkan produk – produk, yang diresepkan maupun dijual
bebas, yang bermutu tinggi dan bernilai tambah dan bertekad untuk memelihara kelestarian lingkungan
Untuk menjamin agar produk bermutu, aman, dan berkhasiat, maka semua bahan awal dan produk yang dibuat dikontrol
sebelum digunakan untuk proses produksi atau diluluskan untuk dijual, serta dilakukan pemantauan terhadap produk yang
dihasilkan melalui uji stabilitas.
Semua upaya yang terlibat dalam pembuatan obat adalah bagian dari sistem pemastian mutu, dan bertanggung jawab terhadap
kualitas produk yang dihasilkan.
Sasaran adalah untuk menjamin :
1. Memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik standard Indonesia - ASEAN - TGA- PIC/S.
2. Memenuhi persyaratan spesifikasi lingkungan.
3. Pelanggan menerima produk yang bermutu tinggi dan pelayanan yang baik.
Semua karyawan bertekad melaksanakan kebijakan ini, untuk menjamin produk dibuat secara konsisten agar senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, maka pada semua karyawan diberikan pelatihan dan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan dengan mengacu pada prosedur tetap

Presiden Direktur Tanggal : 07.04.2020

Slide
139
MANAJEMEN MUTU
UNSUR DASAR :
– SISTEM PENGENDALIAN MUTU (“QUALITY SYSTEM “) =
INFRASTRUKTUR KERJA meliputi :
• STRUKTUR ORGANISASI
• PROSEDUR
• PROSES
• SUMBER DAYA ( “RESOURCES “ )
– TINDAKAN PELAKSANAAN YANG SISTEMATIS = PEMASTIAN / JAMINAN
MUTU ( “ QUALITY ASSURANCE “ )

Slide
140
Quality Assurance – Pemastian Mutu
konsep luas yang menyangkut semua aspek yang secara individu
atau kolektif dapat mempengaruhi mutu dari produk
semua upaya dibuat untuk memaksimalkan kemungkinan produk
memenuhi spesifikasi yang diinginkan

Slide
141
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Pemastian Mutu – Product Audit – Kontrol perubahan Deviasi –
Konsep total Design Internal (change control) Pencatata
Development Pemasok approval, dokumentasi n
distributor
investigasi
GMP Rework Dokumentasi
Peralatan
Material
Pemasok Validasi–
Penyimpanan Complaint,
Bangunan, RIV Recall,
fasilitas Protocol Return
QC Laporan
Non – steril
Sampling, analisa Steril Proses produksi
Stabilitas,dll Beta-lactam
Pelulusan
Personalia
Pelatihan Pelatihan
Dll, dll Pencatatan Policy APR
Job desc Assessment

Slide
142
KESIMPULAN
• Penerapan CPOB di Industri Farmasi merupakan tugas tanggung pihak manajemen dan semua karyawan yang
terlibat.
• Quality Policy merupakan kebijakan perusahaan atas mutu, dimana nantinya akan dilaksanakan oleh setiap
karyawan.
• Manajemen Mutu dapat dibangun dari unsur dasar Quality System dan Quality Assurance.
• Dengan adanya Manajemen Mutu setiap pihak (Manajemen, QA dan karyawan) akan memiliki tugas dan
tanggung jawab yang sama dengan fungsi yang berbeda dalam hal penerapan CPOB.
• Fungsi QA dan Quality System akan menjamin penerapan CPOB senantiasa terjaga dari waktu ke waktu.

Slide
143
Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk
Management ), hendaknya diterapkan di
sepanjang Product Life Cycle.
Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ),
hendaknya diterapkan di sepanjang Product Life Cycle.
• Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ), hendaknya
diterapkan di sepanjang Product Life Cycle, karena Produk
Farmasi (Obat) merupakan produk yang beresiko tinggi.
• Obat, yang merupakan produk yang dihasilkan oleh industri
farmasi, baik dalam proses pembuatannya, penggunaannya,
maupun bahan yang terkandung didalamnya mengandung risiko
pada tingkatan yang berbeda. Mulai dari resiko kecil hingga
resiko sangat besar.
• Risiko terhadap mutu obat “hanyalah” salah satu komponen dari
keseluruhan resiko. Prinsip utama dari Manajemen Risiko adalah
bahwa mutu produk hendaklah dipertahankan selama siklus-
hidup produk agar atribut penting bagi mutu produk tetap
konsisten dan memiliki kualitas yang sama dengan saat produk
dikembangkan.
SMM – Product Quality Review
• Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat terdaftar.
• Bertujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal,
bahan pengemas dan produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang
diperlukan untuk produk dan proses.

• Biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan .


Aspek – Aspek yang direview
KONSISTENSI proses yang ada
Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas → pengkajian
ketelusuran rantai pasokan
Kajian selama proses kritis dan hasil pengujian obat jadi
Produk yang OOS beserta investigasinya serta hasil CAPA
Penyimpangan yang signifikan beserta investigasi serta hasil CAPA KESESUAIAN terhadap spesifikasi
Perubahan terhadap proses dan metode Analisa
Kajian terhadap aktivitasi registrasi yang dilakukan
yang ditetapkan.
TUJUAN
Program stabilitas yang dilakukan
Keluhan dan penarikan produk beserta investigasi dan CAPA
Status validasi dan kualifikasi tren dan untuk mengidentifikasi
Kajian terhadap status Contract Agreement PERBAIKAN PRODUK MAUPUN
PERBAIKAN PROSES YANG
DIPERLUKAN
Sistem Manajemen Mutu – Training
TRAINING METODE
Evaluasi
NEED PELATIHAN
Efektivitas Training
ANALYSIS
Read and Understand
Kebutuhan Training – Jobdesc
Vs Post test
Dept. Budget Classroom course
Observasi Kinerja
On Job Training
SCHEDULING Survey
& MONITORING
E-learning

Webinar/Virtual Training
Sistem Manajemen Mutu – CAPA atau CAR
➢Tindak lanjut perbaikan dari suatu masalah untuk meminimalisir resiko yang timbul serta mencegah
terjadinya keterulangan masalah. Masalah tersebut merupakan trigger pembentukan CAR (Corrective
Action Request) → Yaitu Deviasi, OOS, NCP, Keluhan, temuan audit (internal & eksternal), FMEA, others.

• Correction : Action yang dilakukan untuk memperbaiki masalah yang timbul – jangka waktu pendek
• Corrective : Action yang dilakukan untuk memperbaiki root cause masalah dan mencegah
keterulangan masalah – Jangka waktu panjang → Identifikasi root cause yang dalam dan sesuai akan
memberikan corrective action yang efektif .
Tujuh langkah penentuan CAR
1. Identifikasi – tetapkan masalah secara jelas
2. Evaluasi – hitung besar/luas masalah dan dampaknya
3. Investigasi – buat rencana investigasi akar penyebab masalah
4. Rencana tindakan – susun daftar tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki akar penyebab masalh
5. Implementasi – laksanakan tindakan yang direncanakan
6. Tindak lanjut – verifikasi dan nilai efektivitasnya
➢Efektivitas tindakan perbaikan akan dinilai secara periodik untuk mencegah penggunaan tindakan
perbaikan yang sama pada masalah yang berulang
Sistem Manajemen Mutu – Change Control

Perubahan di Soho ada 3 kategori besar


Sistem formal yang digunakan untuk
mengkaji suatu usul perubahan • Perubahan terhadap produk baru (no. part baru) –
atau perubahan yang terjadi yang menjembatani antara marketing/RnD dengan manuf
mungkin memengaruhi status
• Perubahan pada proses/sistem/dokumentasi existing
validasi suatu fasilitas, sistem, yang berkaitan dengan GMP dan/atau berdampak
peralatan atau proses. Tujuannya terhadap produk
adalah untuk menetapkan tindakan
yang akan memastikan dan • Perubahan yang diterapkan hanya pada dokumen
mendokumentasikan bahwa sistem existing dan tidak berdampak terhadap produk.
tetap terjaga dalam keadaan
tervalidasi.
Sistem Manajemen Mutu - Audit
Apakah itu Audit?
Suatu proses yang
sistematik, independen,
terdokumentasi,
dan berdasar bukti yang
obyektif, untuk memastikan
semua aktivitas telah sesuai (Source: ISPE: 3rd Part Audit)
dengan komitmen dan/atau
regulasi, didesain untuk
menambah nilai dan
memperbaiki kinerja
organisasi

1st Party 2nd Party 3rd Party


(Internal Audit) Dilakukan oleh badan regulator
(External Audit)
Dilakukan oleh pesonil dalam atau organisasi independen
Dilakukan oleh industri ke
organisasi untuk evaluasi kinerja (tidak ada kepentingan prbadi
pemasok/penerima tol
sistem mutu dan penerapan CPOB dengan auditee)
ataupun sebaliknya
(min 1x setahun CPOB 8..3 2018)
Sistem Manajemen Mutu – Tinjauan Manajemen
TINJAUAN MANAJEMEN (Management Review)
• Manajemen puncak bertanggung jawab atas tata kelola PQS melalui tinjauan manajemen untuk memastikan
kesesuaian dan efektivitasnya yang berkelanjutan.

• Manajemen berkesimpulan tinjauan berkala kinerja proses dan kualitas produk (Process Performance and Product
Quality = PP & PQ) dan PQS.

1. TINJAUAN MANAJEMEN THD PQS


– Capaian sasaran mutu
– Penilaian Indikator Kinerja (keluhan, deviasi, CAPA, Perubahan, umpan balik kegiatan alih daya, penilaian risiko, tren dan
audit)
2. PEMANTAUAN FAKTOR INTERNAL/EKSTERNAL YANG MEMENGARUHI PQS
– Regulasi baru

–Inovasi HASIL TINJAUAN (OUTPUT)


–Perubahan strategi bisnis/kepemilikan produk • Perbaikan SMIOT
• Perubahan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
• Realokasi sumber daya
• Perbaikan komunkasi

51
Berikut ini Product Life Cycle pengembangan produk Obat :

Research
Preclinical
Phase
Clinical
Phases End of
life cycle
Launch
Manufacturing
& Distribution

GLP Safety

GCP Efficacy

GMP/GDP ICH Q9 Quality

Suatu obat, mulai dari pengembangan sampai diterima pasien, harus memiliki aspek
Safety, Efficacy, dan Quality yang sama. Dalam tiap tahapan tersebut diperlukan management resiko mutu
Pada tiap tahapan diatas diperluan kajian resiko dengan tujuan masing-masing. Misalnya :
1. Tahap Product Development : memastikan formula robust dan stabil.
2. Tahap Process Development : memastikan obat dapat diproduksi dengan proses yang sudah baik.
3. Tahap Scale-up dan tech transfer : Memastikan obat dapat di produksi dgn kualitas yang sama dengan
trial Lab.
4. Manufacturing : memastikan produksi rutin berjalan konsisten dan kualitas mememenuhi spesifikasi
• Manajemen Risiko Mutu ( Quality Risk Management ), juga diperlukan
diterapkan di sepanjang Product Life Cycle karena Quality / mutu tidak
dapat dijamin dengan serangkaian pengujian (test), namun mutu harus
dibangun kedalam produk itu sendiri.
• Suatu proses produksi obat, saat berjalan dapat mengalami hal :
– Perubahan (Change)
– Penyimpangan (Deviasi ), Out of Specification (OOS), ataupun OOT (Out of
trend)
– Complaint dari customer
• Semua hal diatas bisa membuat suatu resiko terhadap produk, yang
mungkin saja bisa mengakibatkan :
- Membahayakan pasien
- Menyalahi aturan registrasi obat
- Resiko product safety dan market compliance

Oleh karena itu diperlukan manajemen resiko mutu sepanjang product life
cycle dari obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai