Anda di halaman 1dari 10

Value Chain Analysis]

Analisis rantai nilai (Value Chain Analysis) di jelaskan oleh Michael Porter sebagai “the
building blocks of competitive advantage”. Porter menjelaskan dua kategori yang berbeda dalam
analisis rantai nilai. Pertama, lima aktivitas utama, yang meliputi logistic inbound,
operasi,logistic outbound, pemasaran dan penjualan, dan jasa, yang memberikan kontribusi pada
penciptaan fisik dari produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, dan
pelayanan setelah penjualan. Kedua, aktivitas pendukung yang meliputi pengadaan,
pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur perusahaan,
sebagai proses menambah nilai baik oleh mereka sendiri atau menambah nilai dengan membuat
hubungan antara aktivitas utama dan pendukung.

Konsep Value Chain (VC) memungkinkan perusahaan mendapatkan competitive


advantage melalui berbagai pendekatan seperti cost leadership, differentiation atau keduannya.
Dalam menganalisa keunggulan kompetitif ini tidak bisa melihat perusahaan sebagai satu
kesatuan, namun melihat aktivitas-aktivitas yang dianalisa secara sistematis tentang kinerja dan
interaksinya. Hakekatnya suatu perusahaan adalah kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
mendesian, prosuksi, memasarkan dan menyampaikan serta mendukung produknya. Pelaksanaan
aktivitas memerlukan biaya yang menghasilkan value yang merupakan jumlah dimana konsumen
mau membayarnya. Selisih antara total value dengan biaya adalah margin, jadi value chain berisi
value activities dan margin. Aktivitas dalam value chain bukan aktivitas yang independen melain
interdependen. Tujuan dari menyusun rantai nilai adalah bentuk memaksimalkan penciptaan nilai
dan meminimalkan biaya. Value Activities ini terdiri dari aktivitas primer ( Primary Activities)
dan Aktivitas pebdukung ( Support Activites) yang terbagi sebagai berikut :

a. Aktivitas utama
Lima kategori pada kegiatan utama yaitu:
 Inbound Logistic
 Operasi
 Outbound Logistic
 Pemasaran dan Penjualan
 Pelayanan
b. Aktivitas pendukung
Empat kategori pada kegiatan pendukung yaitu:
 Infrastruktur Perusahaan
 Manajemen SDM
 Pengembangan Teknologi
 Procurement (Pengadaan Barang)

Primary Activities

1. Inboud Logistic
Kimia Farma memiliki bidang usaha utama, yaitu industri yang didukung oleh riset dan
pengembangan, pemasaran, distribusi, retail, dan laboratorium klinik, serta klinik kesehatan.
Dalam menjalankan bisnisnya PT Kimia Farma memiliki beberapa jenis portofolio bisnis
yang diturunkan dalam area bisnis, yaitu :
a. Industri Farmasi:
- Produksi Pabrik
Memiliki 5 (lima) fasilitas produksi yang sudah tersertifikasi yang tersebar di 5
lima kota di Indonesia .
- Pemasaran
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia yang telah
berkembang menjadi perusahaan yang menyediakan pelayanan
kesehatan (Healthcare)terintegrasi dari hulu ke hilir. Kegiatan pemasaran produk
Kimia Farma didukung lebih dari 450 field forces untuk seluruh lini yang tersebar
di wilayah Indonesia, yang terdiri dari Marketing Manager, Product Manager,
Product Executive, Sales Manager, Regional Sales Manager, Area Sales Manager
- Research and development
Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan produk baru Perseroan,
melakukan penelitian formulasi, baik untuk sediaan farmasi maupun herbal,
sintesa kimia sederhana, pengembangan tanaman obat, dan pengembangan produk
kosmetik.

b. Distribusi dan Perdagangan.


Kegiatan distribusi dilaksanakan oleh PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD),
anak perusahaan yang bertugas untuk mendistribusikan produk-produk farmasi yang
diproduksi PT Kimia Farma (Persero) Tbk ke channel-channel yang tersebar ke seluruh
nusantara
c. Ritel farmasi
Hingga Agustus 2018 usaha ritel farmasi dengan jaringan terbesar di Indonesia ini
memiliki sebanyak 1080 apotek, 522 klinik kesehatan, dan 10 Optik yang tersebar di
seluruh Indonesia. Selain itu melengkapi portofolio bisnis Perseroan terdapat 55
laboratorium diagnostik yang dikelola oleh PT Kimia Farma Diagnostika, sebagai anak
perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek.
d. Perdagangan Internasional
PT Kimia Farma (Persero) Tbk telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat
nasional tapi juga mulai memasuki perdagangan di pasar internasional. Produk-produk
Kimia Farma yang mencakup sediaan farmasi serta bahan baku obat telah memasuki
pasar di negara Belanda, Cina, Amerika Serikat, India, Irlandia, Australia, Afganistan,
Malaysia, Singapore, dan negara lainnya.

Entitas Bisnis dan Aktivitas Utama


No Bisnis / Entitas Aktivitas Utama
Industri, Riset dan Pengembangan, Pemasaran,
1 PT Kimia Farma Tbk (Holding)
Laboratorium Klinik
2 PT Kimia Farma Apotek Retail Farmasi, Klinik Kesehatan
PT Kimia Farma Trading &
3 Perdagangan dan Distribusi
Distribution
Produk-produk yang didistribusikan
Consumer Health Etikal/ethical Alat Kesehatan/ medical
Products (CHP) equipment
• CHP/ OTC (Chemical/
• Branded Rx
Herbal)
• Generic (OGB) • Hospital Equipment
• Cosmetic/ Toiletries
• Ethical and Vaccine • Optics and Diagnostics
• Body Care
• Narcotics • Contraceptives
• Health food (Food
• Raw Materials • Supplies and Disposables
Supplement),
• Biological Products
Vitamins, Medicine

2. Operations
PT Kimia Farma adalah perusahaan holding yang bergerak di industri Hulu sampai
Hilir, yaitu perusahaan yang menghasilkan produk dari bahan baku mentah menjadi bahan
setengah jadi hingga menjadi bahan baku yang siap dikonsumsi langsung oleh customer.
Proses bisnis operasional dimulai dari pengolah bahan baku yang diolah menjadi bahan jadi
(obat) yang akan dipasarkan dengan menggunakan jasa trading and distribution hingga
penambahan pelayan dengan membentuk apotek, Klinik kesehatan, optic dan laboratorium.
Hingga Agustus 2018 usaha ritel farmasi dengan jaringan terbesar di Indonesia ini memiliki:
 Apotek 1080
 Klinik kesehatan, 522
 Optik 10.
 55 laboratorium diagnostik yang dikelola oleh PT Kimia Farma Diagnostika, sebagai
anak perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek.

3. Outbound Logistic
Kimia Farma memiliki 5 (lima) fasilitas produksi yang tersebar di 5 (lima) kota di
Indonesia. Kelima fasilitas produksi tersebut telah mendapat sertikat Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB),
sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB), sertifikat Cara Pembuatan Bahan
Baku Obat yang Baik (CPBBAOB) dan sertikat ISO 9001 dan ISO 14001 dari Llyod’s, SGS
dan TUV

1. Fasilitas Produksi Jakarta, DKI Jakarta


Satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan pemerintah untuk memproduksi obat
golongan narkotika dan ARV (Antiretroviral). Pabrik ini telah mendapat sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik (CPOTB), sertifikat Sistem Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dengan Kategori Gold dari Kementerian Tenaga Kerja, telah diaudit oleh PT BKI (Bina
Klasifikasi Indonesia), serta telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008.
Pabrik ini juga mendapatkan Proper Peringkat Biru dalam pengelolaan lingkungan hidup
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan Walikota Jakarta Timur untuk
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Fasilitas Produksi Bandung, Jawa Barat
Pabrik ini memproduksi obat dan obat traditional Indonesia. Fasilitas produksi telah
dilengkapi dengan Sertifikat CPOB dan Sertifikat CPOTB dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia. Pabrik ini menerapkan sistem manajemen mutu ISO-
9001:2008, serta mendapatkan Proper Peringkat Biru dalam pengelolaan lingkungan
hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup.
3. Fasilitas Produksi Semarang, Jawa Tengah
Pabrik di Jawa Tengah ini khusus memproduksi minyak jarak, edible oils, dan kosmetika
(bedak) dan telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2008, serta
mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) dan memperoleh
sertifikat (HACCP) untuk memproduksi edible oils dan sertifikat Halal dari MUI untuk
seluruh produk yang dihasilkan.
4. Fasilitas Produksi Watudakon, Jawa Timur
Satu-satunya pabrik pengolah tambang iodium di Indonesia, pabrik ini memproduksi
sediaan kapsul lunak, salep/krim, tablet serta telah menerapkan sistem manajemen mutu
ISO- 9001:2008 dan ISO-14001, serta mendapatkan sertifikat CPOB dalam memproduksi
semua jenis sediaan yang diproduksi dan sertifikat CPBBAOB untuk memperoduksi
garam farmasi natrium klorida dan memdapatkan sertifikat CPBBAOB untuk pabrik
pengolahan garam farmasi pertama di Indonesia dengan kapasitas 2000 ton per tahun.
Pabrik ini mendapatkan Proper Peringkat Biru dalam pengelolaan lingkungan hidup dari
Kementerian Lingkungan Hidup.
5. Fasilitas Produksi Medan, Sumatera Utara
Pabrik Medan memproduksi obat dalam sediaan tablet, krim, dan kapsul. Dan telah
mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk seluruh jenis
sediaan yang diproduksi serta menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001:2000.

4. Marketing and Sales


Secara keseluruhan Daerah operasional dari seluruh kegiatan usaha Kimia Farma
tersebar di seluruh Indonesia. Dalam rangka memperluas pangsa di pasar farmasi nasional
dan internasional, Perseroan senantiasa memastikan bahwa seluruh cabang memperoleh
sertifikat dan memahami dengan baik Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), serta
berupaya mengurangi terjadinya sales opportunity loss yang saat ini masih berada di kisaran
26%.
Sebagai upaya untuk melaksanakan aktivitas distribusi dan kesediaan produk di
pasaran, serta dalam menunjang program JKN, KFTD telah memperluas jaringan
distribusinya menjadi 47 Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Selain itu, untuk mendorong peningkatan penjualan dan permintaan produk,
perusahaan juga melakukan beberapa upaya pemasaran di tahun 2018 ini, antara lain:
a. Memperbanyak outlet / apotek , klinik kesehatan
b. Melakukan pengembangan produk dengan membuat produk kecentikan
c. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana dan lebih agresif (Integrated
Marketing Communication /IMC).
d. Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga pemasaran melalui pelatihan dan
perencanaan yang solid.

e. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Distribusi dan Retail.


5. Service
Dari sisi bisnis Trading and Distributor dalam rangka memberikan layanan yang
profesional dan lebih baik, KFTD terus mengembangkan Sistem Teknologi Informasi
perusahaan yang dapat melayani permintaan layanan Trading maupun Distribusi dari seluruh
penjuru Nusantara. Layanan pengiriman yang cepat dan tepat, sesuai dengan standar CDOB
atau Cara Distribusi Obat yang Baik sesuai ketentuan Badan POM, serta layanan garansi dan
klaim atas produk-produk yang dipercayakan para principal
Dari sisi Bisnis Apatek Kimia Farma Apotek memberi layanan prima atas retail
farmasi serta solusi jasa layanan kefarmasian untuk semua masyarakat Indonesia. Dari sisi
operasional Kimia Farma memanfaatkan teknologi Informasi dalam memberikan layanannya.
Teknologi Informasi berperan penting dalam kinerja operasional Kimia Farma. Beberapa
manfaat penerapan teknologi informasi dalam mendukung bisnis farmasi, antara lain dapat
mempermudah dan mempercepat proses kerja pada tiap divisi, yakni kebutuhan informasi
dapat diakses dengan lebih cepat, tepat, dan akurat. Teknologi Informasi juga turut
membantu kinerja di sektor distribusi dan retail sehingga dapat memberikan pelayanan yang
baik bagi pelanggan. Kini, Kimia Farma telah menggunakan Sistem Informasi Pelayanan
Terpadu secara online.
- Kimia Farma telah mengembangkan teknologi nomor serial produk berupa QR
Code yang tertera pada kemasan produk. Nomor serial ini berguna untuk
melakukan perhitungan persediaan produk secara daring, atau melakukan
pelacakan jika terdapat keluhan pelanggan atas produk hasil manufaktur Kimia
Farma
- Transformasi Digital telah dilakukan Kimia Farma untuk dapat mendukung
strategi perluasan channel, pemasaran digital, branding, serta pengembangan
organisasi
Support Activities

1. Company Infastructure
Perusahaan telah melakukan beberapa peningkatan di unit produksi pada tahun 2018,
seperti upaya efektivitas dan efisiensi dari 6 pabrik untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Pengaturan produk-produk yang diproduksi pada tiap pabrik diatur ulang yang mengarah
pada optimalisasi penggunaan mesin-mesin sehingga dapat dicapai utilisasi yang optimal,
dengan sasaran tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat biaya. Koordinasi telah ditingkatkan
dengan unit-unit terkait misalnya marketing, keuangan, pengadaan bahan baku, unit logistik
sentral, dan distribusi, sistem penjaminan mutu. Koordinasi ini diharapkan dapat
meningkatkan pengendalian dan perencanaan produksi produk-produk perusahaan, dan
percepatan waktu penyelesaian sehingga secara signifikan dapat menekan harga pokok
produksi lebih efisien dan tentunya efektivitas produksi semakin meningkat.
Hal lain yang telah dilakukan yang mempunyai dampak signifikan adalah perbaikan
fasilitas produksi dengan mengacu pada ketentuan persyaratan current Good Manufacturing
Practice (cGMP) yang merupakan standar yang diwajibkan oleh Badan POM menuju
ASEAN FreeTrade Area (AFTA). Selain itu semua pabrik yang ada di Kimia Farma sudah
tersertifikasi ISO-9001.
2. Sumber Daya Manusia
Di tahun 2018, sistem Enterprise Resources Planning (ERP) terintegrasi telah berjalan
dan akan dikembangkan secara bertahap pada seluruh operasional dan proses bisnis mulai
dari hulu hingga ke hilir. Kunci utama bagi penerapan Digital Farmasi dalam Grup Kimia
Farma adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Terobosan penerapan Teknologi
Informasi memberikan transformasi yang besar pada pengelolaan Perseroan secara mendasar.
Sebagai penggerak roda organisasi dan bisnis Perseroan, SDM menjadi fondasi untuk dapat
mengawal transformasi tersebut untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan target
yang telah dicanangkan.
Adapun pelaksanaan pengelolaan SDM yang telah dilakukan Perseroan melalui Divisi
Human Capital pada tahun 2018 antara lain:
1. Melaksanakan training untuk personil TI sebagai berikut :

a. Training internal untuk karyawan baru


b. Training ITIL (IT Infrastructure Library)
c. Training ITSM (IT Service Managemen)
d. Training IT Architecture (TOGAF)
e. Training Project Management (PMBOK)
f. Update Knowledge personil IT (SAP, Security)
g. Training admin success factor

2. Melaksanakan training untuk Pengguna Aplikasi (User) sebagai berikut :

a. Training Success Factor


b. End user training untuk 7 solution Kimia Farma
c. Super User Training untuk 7 solution Kimia Farma
d. Training Modul FM
e. Training dan sosialisasi One Gate Payment
f. Training SPPD online (KFTD dan NDC)
g. Support training modul HCM

3. Melakukan promosi dan mutasi pada tahun 2018 ( promosi Asman dan Supervisor IT )

3. Technology Development

Teknologi Informasi berperan penting dalam kinerja operasional Kimia Farma.


Beberapa manfaat penerapan teknologi informasi dalam mendukung bisnis farmasi, antara
lain dapat mempermudah dan mempercepat proses kerja pada tiap divisi, yakni kebutuhan
informasi dapat diakses dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Teknologi Informasi juga turut membantu kinerja di sektor distribusi dan retail
sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan. Kini, Kimia Farma telah
menggunakan Sistem Informasi Pelayanan
Pengembangan Teknologi Informasi yang telah dilakukan Pada tahun 2018 antara lain :
1. Implementasi 7 solution di KFA (Go Live 7Solution di 7 BM)
2. Implementasi SAP PT Sungwun Pharmacopia
3. Penambahan modul HCM dan Succes factor
4. Penyatuan Fungsi ULS PT KF & UKL KFTD (Project NDC)
5. Kick Off Implementasi e distribution di KFTD
6. Mengembangkan Dashboard BI di KF Group dan Kick Off Implementasi Big Data
7. Membangun Disaster Recovery Center (DRC) yang berlokasi di Surabaya dan
meningkatkan kapasitas Data center eksisting (Sentul)
8. Mengimplementasikan Aplikasi E-procurement
9. Mengembangkan Layanan Digital Office :
a. Pembuatan reservasi kendaraan
b. Pembuatan reservasi ruang meeting
c. Pembuatan portal HC (Kifest)
d. Pembuatan E-Payslip

4. Procurement

- Merancang hubungan yang tepat dengan suppliers


- Memilih suppliers
- Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok
- Memelihara data yang dibutuhkan
- Mengevaluasi kinerja supplier
Kimia Farma menerapkan e-procurement dalam sistem pengadaan barang dan jasa.

Anda mungkin juga menyukai