Analisis rantai nilai (Value Chain Analysis) di jelaskan oleh Michael Porter sebagai “the
building blocks of competitive advantage”. Porter menjelaskan dua kategori yang berbeda dalam
analisis rantai nilai. Pertama, lima aktivitas utama, yang meliputi logistic inbound,
operasi,logistic outbound, pemasaran dan penjualan, dan jasa, yang memberikan kontribusi pada
penciptaan fisik dari produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, dan
pelayanan setelah penjualan. Kedua, aktivitas pendukung yang meliputi pengadaan,
pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur perusahaan,
sebagai proses menambah nilai baik oleh mereka sendiri atau menambah nilai dengan membuat
hubungan antara aktivitas utama dan pendukung.
a. Aktivitas utama
Lima kategori pada kegiatan utama yaitu:
Inbound Logistic
Operasi
Outbound Logistic
Pemasaran dan Penjualan
Pelayanan
b. Aktivitas pendukung
Empat kategori pada kegiatan pendukung yaitu:
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Procurement (Pengadaan Barang)
Primary Activities
1. Inboud Logistic
Kimia Farma memiliki bidang usaha utama, yaitu industri yang didukung oleh riset dan
pengembangan, pemasaran, distribusi, retail, dan laboratorium klinik, serta klinik kesehatan.
Dalam menjalankan bisnisnya PT Kimia Farma memiliki beberapa jenis portofolio bisnis
yang diturunkan dalam area bisnis, yaitu :
a. Industri Farmasi:
- Produksi Pabrik
Memiliki 5 (lima) fasilitas produksi yang sudah tersertifikasi yang tersebar di 5
lima kota di Indonesia .
- Pemasaran
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia yang telah
berkembang menjadi perusahaan yang menyediakan pelayanan
kesehatan (Healthcare)terintegrasi dari hulu ke hilir. Kegiatan pemasaran produk
Kimia Farma didukung lebih dari 450 field forces untuk seluruh lini yang tersebar
di wilayah Indonesia, yang terdiri dari Marketing Manager, Product Manager,
Product Executive, Sales Manager, Regional Sales Manager, Area Sales Manager
- Research and development
Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan produk baru Perseroan,
melakukan penelitian formulasi, baik untuk sediaan farmasi maupun herbal,
sintesa kimia sederhana, pengembangan tanaman obat, dan pengembangan produk
kosmetik.
2. Operations
PT Kimia Farma adalah perusahaan holding yang bergerak di industri Hulu sampai
Hilir, yaitu perusahaan yang menghasilkan produk dari bahan baku mentah menjadi bahan
setengah jadi hingga menjadi bahan baku yang siap dikonsumsi langsung oleh customer.
Proses bisnis operasional dimulai dari pengolah bahan baku yang diolah menjadi bahan jadi
(obat) yang akan dipasarkan dengan menggunakan jasa trading and distribution hingga
penambahan pelayan dengan membentuk apotek, Klinik kesehatan, optic dan laboratorium.
Hingga Agustus 2018 usaha ritel farmasi dengan jaringan terbesar di Indonesia ini memiliki:
Apotek 1080
Klinik kesehatan, 522
Optik 10.
55 laboratorium diagnostik yang dikelola oleh PT Kimia Farma Diagnostika, sebagai
anak perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek.
3. Outbound Logistic
Kimia Farma memiliki 5 (lima) fasilitas produksi yang tersebar di 5 (lima) kota di
Indonesia. Kelima fasilitas produksi tersebut telah mendapat sertikat Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB),
sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB), sertifikat Cara Pembuatan Bahan
Baku Obat yang Baik (CPBBAOB) dan sertikat ISO 9001 dan ISO 14001 dari Llyod’s, SGS
dan TUV
1. Company Infastructure
Perusahaan telah melakukan beberapa peningkatan di unit produksi pada tahun 2018,
seperti upaya efektivitas dan efisiensi dari 6 pabrik untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Pengaturan produk-produk yang diproduksi pada tiap pabrik diatur ulang yang mengarah
pada optimalisasi penggunaan mesin-mesin sehingga dapat dicapai utilisasi yang optimal,
dengan sasaran tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat biaya. Koordinasi telah ditingkatkan
dengan unit-unit terkait misalnya marketing, keuangan, pengadaan bahan baku, unit logistik
sentral, dan distribusi, sistem penjaminan mutu. Koordinasi ini diharapkan dapat
meningkatkan pengendalian dan perencanaan produksi produk-produk perusahaan, dan
percepatan waktu penyelesaian sehingga secara signifikan dapat menekan harga pokok
produksi lebih efisien dan tentunya efektivitas produksi semakin meningkat.
Hal lain yang telah dilakukan yang mempunyai dampak signifikan adalah perbaikan
fasilitas produksi dengan mengacu pada ketentuan persyaratan current Good Manufacturing
Practice (cGMP) yang merupakan standar yang diwajibkan oleh Badan POM menuju
ASEAN FreeTrade Area (AFTA). Selain itu semua pabrik yang ada di Kimia Farma sudah
tersertifikasi ISO-9001.
2. Sumber Daya Manusia
Di tahun 2018, sistem Enterprise Resources Planning (ERP) terintegrasi telah berjalan
dan akan dikembangkan secara bertahap pada seluruh operasional dan proses bisnis mulai
dari hulu hingga ke hilir. Kunci utama bagi penerapan Digital Farmasi dalam Grup Kimia
Farma adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Terobosan penerapan Teknologi
Informasi memberikan transformasi yang besar pada pengelolaan Perseroan secara mendasar.
Sebagai penggerak roda organisasi dan bisnis Perseroan, SDM menjadi fondasi untuk dapat
mengawal transformasi tersebut untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan target
yang telah dicanangkan.
Adapun pelaksanaan pengelolaan SDM yang telah dilakukan Perseroan melalui Divisi
Human Capital pada tahun 2018 antara lain:
1. Melaksanakan training untuk personil TI sebagai berikut :
3. Melakukan promosi dan mutasi pada tahun 2018 ( promosi Asman dan Supervisor IT )
3. Technology Development
4. Procurement