Anda di halaman 1dari 6

JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41 ISSN 2303-1077

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM


AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L)

Gloria Sindora1*, Andi Hairil Allimudin1, Harlia1 1


Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
*email:sindoragloria@gmail.com

ABSTRAK
Mengkudu (Morinda citrifolia, L) merupakan tanaman yang sejak lama digunakan masyarakat
sebagai bahan makanan sekaligus pengobatan. Salah satu kandungan kimia yang terdapat pada
tanaman mengkudu adalah antrakuinon. Antrakuinon merupakan golongan senyawa turunan
kuinon. Pada penelitian ini dilakukan metode ekstraksi dengan cara maserasi terhadap akar kayu
tanaman mengkudu menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh 2,25%. Ekstrak
metanol dipartisi secara berurutan dengan pelarut n-hekasana dan kloroforom yang menghasilkan
fraksi n-heksana 0,19%, fraksi kloroform 0,23% dan fraksi metanol 1,43%. Fraksinasi dilakukan
lebih lanjut terhadap fraksi kloroform mengunakan metode kromatografi vacum cair (KVC),
kromatografi kolom tekan(KKT), dan KLT preparatif. Dari proses fraksinasi diperoleh isolat M.j2
sebesar 2,82 gram. Identifikasi terhadap isolat yang diperoleh dengan cara uji fitokimia
menggunakan larutan KOH 10% menunjukan terbentuknya larutan berwarna merah. Hasil
diperkuat dengan metode KLT mengunakan reagen semprot KOH 10% menunjukan noda warna
merah yang spesipik untuk golongan senyawa antrakuinon.
dapat diidentifikasi sebagai asam ursolat dan
Kata kunci : tanaman mengkudu, antrakuinon skopoletin.

PENDAHULUAN Pada penelitian ini dilakukan uji


golongan senyawa metabolit sekunder dari
Kalimantan Barat memiliki berbagai
fraksi kloroform pada akar kayu tanaman
sumber keanekaragaman hayati yang tinggi,
mengkudu menggunakan proses ekstraksi,
salah satunya adalah tumbuhan mengkudu.
maserasi, uji fitokimia, dan kromatografi
Mengkudu (Morinda citrifolia, L) merupakan
kolom. Ektraksi yang dilakukan adalah
tanaman yang sejak lama digunakan
ekstraksi cair-cair mengunakan pelarut
masyarakat sebagai bahan makanan
nheksan dan etil asetat. Kromatografi kolom
sekaligus pengobatan.Tanaman mengkudu
terdiri atas kromatografi kolom vakum (KCV)
mengandung senyawa bersifat antibakteri
untuk menentukan pelarut yang digunakan
yaitu antrakuinon, alkaloid, flavonoid, yang
dalam kromatografi vacum cair dan
mampu melawan mikroorganisme patogen
kromatografi kolom tekan (KKT) dengan cara
(Bangun dan Sarwono, 2002; Rukmana,
kromatografi lapis tipis(KLT).
2002).
Akar tanaman mengkudu yang
biasanya hanya terbuang sia-sia ternyata METODOLOGI PENELITIAN Alat dan
mengandung salah satunya yaitu Bahan
antrakuinon. Akar mengkudu mengandung Bahan kimia yang digunakan adalah
senyawa antrakuinon yang berfungsi sebagai akuades (H2O), etil asetat (CH3CH2OCCH3),
antibakteri dan antikanker (Rukmana, 2002). Akar mengkudu, metanol (CH3OH), kloroform
Antrakuinon termasuk turunan kuinon. (CHCl3), n-heksana (C6H14).
Antrakuinon merupakan senyawa kristal Alat-alat yang digunakan adalah botol
bertitik leleh tinggi, dan larut dalam pelarut vial, corong kaca, chamber, alat gelas, jarum
organik dan basa. Dua senyawa yang totol, kromatografi kolom, peralatan
diisolasi dari ekstrak kloroform buah telah

37
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41 ISSN 2303-1077

kromatografi cair vakum, peralatan KLT, rotari fraksi-fraksi utama. Pemisahan senyawa
evaporator plat tetes. metabolit sekunder dilakukan dengan dua
Penyiapan Ekstrak Metanol Mengkudu tahap yaitu:
(Morinda citrifolia, L) Ekstraksi akar Fraksinasi Menggunakan Metode
tamanan mengkudu Kromatografi Vakum Cair (KVC)
(Morinda citrifolia, L) meliputi dua tahap yaitu: Fraksinasi dengan metode
kromatografi cair vakum dilakukan terhadap
Maserasi fraksi yang menunjukkan aktivitas antioksidan
Sampel akar mengkudu dibersihkan tertinggi. KVC dilakukan dengan
dan dikering anginkan kemudian sampel akar menggunakan fasa diam silika gel Merck 60
kayu mengkudu yang sudah kering dihaluskan GF254 dan fasa gerak pelarut organik yang
sampai menjadi serbuk. Serbuk kering akar ditingkatkan kepolarannya secara gradien
mengkudu sebanyak 3 kg dimaserasi dengan yang memberikan pemisahan terbaik pada
metanol pada suhu kamar. KLT (Rahimah, dkk., 2013).
Proses maserasi dilakukan selama 3 x Sampel yang akan digunakan untuk
24 jam. Ekstrak metanol kemudian disaring satu kali proses KVC adalah fraksi aktif
untuk mendapatkan filtrat. Residunya antioksidan dan eluen yang digunakan
dimaserasi kembali dengan metanol. Langkah ditentukan melalui KLT berdasarkan pada
diatas dilakukan berulang kali hingga pemisahan yang sesuai. Fraksi yang
sebagian besar senyawa telah terekstrak. diperoleh dari hasil KVC dianalisis dengan
Seluruh filtrat digabungkan dan dipekatkan teknik KLT sehingga diperoleh fraksi
dengan mengunakan rotary evaporator gabungan KVC. Fraksi gabungan diperoleh
sehingga menghasilkan ekstrak metanol. selanjutnya ditentukan berat kering dari
Semua maserat yang diperoleh selanjutnya gabungan fraksi (Rahimah, dkk., 2013).
dipekatkan menggunakan rotary evaporator
dan di peroleh sebanyak 67,61 gram (2,25%) Fraksinasi Menggunakan Metode
maserat yang berupa ekstrak kental metanol Kromatografi Kolom Tekan (KKT)
berwarna coklat kemerahan. Fraksinasi dengan metode KKT
dilakukan terhadap hasil fraksinasi KVC yang
Partisi menunjukkan aktivitas antioksidan. KKT
Ekstrak kental metanol kemudian dilakukan dengan menggunakan fasa diam
dipartisi menggunakan pelarut dengan tingkat silika gel Merck 60 GF254 dan fasa gerak
kepolaran yang berbeda. Pertama pelarut organik yang ditingkatkan
menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, kepolarannya secara gradien yang
etil asetat, dan metanol. Hasil partisi memberikan pemisahan terbaik pada KLT
dipekatkan menggunakan rotary evaporator (Nurlina, 2008).
sehingga dihasilkan fraksi n-heksana,fraksi Fraksi yang diperoleh dari hasil KKT
kloroform, fraksi metanol, fraksi etil asetat. dianalisis dengan teknik KLT sehingga
diperoleh fraksi gabungan KKT. Fraksi
Pemisahan Senyawa Metabolit Sekunder gabungan diperoleh selanjutnya ditentukan
dengan KLT berat kering dari gabungan fraksi (Nurlina,
Ekstrak metanol yang telah di analisis 2008).
menggunakan kromatografi lapis tipis sampai
diperoleh pola pemisahan untuk melihat pola HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi
noda (kandungan senyawa). Ekstrak metanol Sampel Akar Tanaman
dipisahkan menggunakan kromatografi kolom Mengkudu (Morinda Citrifolia)
dengan fasa diam silika gel dan dielusi Sampel yang di gunakan dalam
berturut-turut. Hasil pemisahan dianalisis penelitan ini adalah akar tanaman mengkudu
menggunakan kromatografi lapis tipis untuk yang di peroleh dari Kabupaten Kubu Raya,
melihat pola noda yang sama untuk Jalan Wonodadi 2, Kalimantan Barat.
digabungkan. Hasil kromatografi kolom Preparasi sampel dilakukan melalui beberapa
mempunyai harga Rf (rate of flow) dan noda tahap mulai dari pengambilan sampel,
yang sama, digabungkan sehingga diperoleh pengeringan sampai penyerbukan. Akar

38
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41 ISSN 2303-1077

tanaman mengkudu yang telah dikumpulkan maupun nonpolar yang terkandung dalam sel
selanjutnya dibersihkan dari tanah yang (Manan,2006).
menempel dicuci sampai bersih kemudian Maserasi dilakukan dengan cara
akar dipisahkan dari kulit akar tanaman merendam sampel dalam metanol secara
mengkudu. Sampel yang sudah di bersihkan berulang-ulang selama 3×24 jam. Setiap 24
selanjutnya dikeringkan pada suhu ruangan jam, ekstrak disaring dan ditampung
selama 1 minggu. Pengeringan bertujuan maseratnya. Semua maserat yang diperoleh
untuk mengurangi kadar air dari sampel selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary
sehingga mikroorganisme tidak tumbuh dan evaporator dan di peroleh sebanyak 67,61
berinteraksi dengan senyawa yang gram (2,25%) maserat yang berupa ekstrak
terkandung dalam sampel. Selain itu, sampel kental metanol berwarna coklat kemerahan.
yang kering akan mudah di serbukkan.
Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas Fraksinasi
permukaan sampel, sehingga akan Ekstrak kental metanol merupakan
memperluas kontak senyawa-senyawa yang campuran yang sangat komplek karena di
terdapat dalam sampel dengan pelarut pada dalamnya terkandung berbagai komponen
saat proses maserasi sehingga senyawa senyawa yang bersifat polar, semi polar, dan
tersebut dapat terekstrak maksimal oleh non polar. Fraksinasi meliputi proses partis,
pelarut. kromatografi vakum cair (KVC) dan
kromatografi kolom tekan (KKT).
Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari
Tanaman Akar Mengkudu (morinda Partisi
citrifolia, L) Partisi didasarkan pada kemampuan zat
Isolasi adalah proses pengambilan terlarut untuk terdistribusi antara dua pelarut
satu komponen tertentu dalam keadaan murni yang tidak saling campur. Partisi bertujuan
dari suatu ekstrak atau campurannya. Isolasi untuk memperoleh campuran yang lebih
meliputi tiga tahap yaitu ektraksi, fraksinasi, sederhana. Proses partisi ini dilakukan
dan pemurnian. menggunakan pelarut yaitu dimulai dari
pelarut yang bersifat non polar (n-heksana),
Ekstraksi hingga yang lebih polar (kloroform). Ekstrak
Ekstraksi senyawa-senyawa kimia kental metanol kemudian dipartisi
dalam akar tanaman mengkudu di lakukan menggunakan pelarut dengan tingkat
dengan metode maserasi. Maserasi bertujuan kepolaran yang berbeda. Pertama
untuk mengambil komponen baik secara menggunakan pelarut n-heksana, kloroform,
kualitatif (jenis komponen) maupun secara dan metanol. Kemudian hasil partisi
kuantitatif (jumlah massa masingmasing dipekatkan menggunakan rotary evaporator
komponen) dari sampel dengan mengunakan sehingga dihasilkan fraksi n-heksana, fraksi
pelarut organik. Maserasi di lakukan dengan kloroform, fraksi metanol.
cara merendam sampel dalam pelarut yang
sesuai selama jangka waktu tertentu pada Uji Fitokimia
temperatur ruangan. Ketika proses tersebut Uji fitokimia dilakukan untuk
berlangsung, pelarut memecah dinding dan mengetahui kandungan senyawa metabolit
membran sel yang mengandung senyawa sekunder berdasarkan perubahan warna yang
kimia oleh pelarut. Dinding sel akan terekstrak dihasilkan sebagai akibat penambahan
sehingga proses ekstraksi berlangsung. reagen tertentu. Uji fitokimia pada penelitian
Sebanyak 3 kg serbuk akar mengkudu di ini dilakukan untuk mengetahui adanya
maserasi menggunakan pelarut metanol. senyawa fenol, flavanoid, triterpenoid dan
Metanol merupakan pelarut organik yang antrakuinon.
umum digunakan dalam maserasi karena
ukuran molekulnya yang kecil, sehingga
memiliki kemampuan untuk menembus dan
memecah dinding sel tumbuhan dan dapat
mengekstrak komponen kimia baik polar

39
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41 ISSN 2303-1077

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia

Ektrak kasar Fraksi Fraksi


Golongan senyawa Fraksi kloroform
metanol nheksana
Fenolik _ _ _ +
Triterpenoid + _ + _
Flavonoid + _ + _
Antrakuinon ++ ++ ++ +++

90 175 148 60 50 45 39 36 27
Keterangan : (+) reaksi positif ; (-) reaksi negatif
+ = terjadi perubahan warna tipis
+++ = terjadi perubahan warna kuat
senyawa dalam fraksi C menggunakan
Kromatografi Vakum Cair (KVC) kolom berdiameter 1 cm dengan panjang 30
Kandungan senyawa kimia yang cm. Fasa diam yang di gunakan yaitu silika
terdapat dalam fraksi kloroform masih gel 60 (230-400 mesh). Fraksi C (1,65g)
kompleks dan beragam. Oleh karena itu sebelumnya diimpregnasi dengan silika gel
senyawa-senyawa tersebut dapat dipisahkan (60-70 mesh)
Gambar sampai
1. Profil homogen.fraksi C hasil
kromatogram
dengan KVC. Prinsip dari KVC adalah partisi gabungan KTT menggunakan
dan adsorpsi yang pemisahannya dipercepat eluen n-heksana: etil asetat (v/v)
dengan bantuan pompa vacum (1:1)
(Soediro,1986).Pemilihan eluen sebaiknya
dimulai dari pelarut yang tidak polar seperti Tabel 2. Berat Fraksi Gabungan Hasil KKT
N-heksana kemudian di tingkatkan Fraksi Fraksi Berat
kepolarannya dengan etil-asetat atau pelarut Gabungaan yang (gram)
yang lebih polar lainnya seperti digabung
metanol(Harbone,1989). Pemilihan eluen di
mulai dari variasi eluen n-heksana: etil asetat
M.j1 27 0,52
(v/v) 9:1 dan selanjutnya di tingkatkan
M.j2* 36,39 2,82
kepolaran eluen ditingkatkan menjadi 8:2;
7:3; 6:4; 4:6; 3:7; 2:8; 1:9, etil asetat (v/v) M.j3 60,90 1,10
100% dan metanol (v/v) 100%. Pemisahan M.j4 45,50 0,02
dilakukan menggunakan teknik elusi M.j5 148,157 1,81
bergradien.
Keterangan : * = fraksi yang diteruskan untuk
Kromatografi Kolom Tekan (KKT) dianalisis
Kromatografi kolom tekan merupakan
kromatografi yang teratur dengan tekanan Selanjutnya, Fraksi M.j2 dianalisis
rendah, digunakan sebagai daya bagi eluen menggunakan KLT preparatif untuk
bahan pelaruit menilai kolom. Tekanan di mengisolasi senyawa yang diinginkan. variasi
pasang untuk mempertahankan bahan eluen yang digunakan untuk KLT preparatif
pelarut yang keluar lewat bagian bawah dan adalah eluen n-heksana : etil asetat (v/v) (1:1).
juga membunbgkuys kolom tersebut dengan Kromatogram hasil KLT preparatif masing-
rapat tanpa adanya pengikatan udara. masing ditunjukan pada Gambar 2.
Pemurnian merupakan tahapan akhir dari
proses isolasi. Kandungan senyawa kimia
pada fraksi C di murnikan menggunkan
kromatografi kolom tekan (KKT). Pemurnian
4 0 K L T 2 D d e
berupa padatan amorf berwarna kuning dianalisis golongan
senyawa metabolit sekunder dengan KLTsemprot dengan
KOH 10% .
Pengujian senyawa antrakuinon dilakukan
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase
gerak toleun-etil asetatasam asetat (75:24:1) (v/v)
yang telah

dijenuhkan sebanyak 10 mL, noda yang


dihasilkan berwarna kuning ketika di
Gambar 2 Profil kromatogram fraksi M.j2 semprot dengan KOH 10%. Warna berubah
hasil KLT preparatif eluen n- heksana :menjadi merah mengidentifikasi isolat M.j2
etil asetat (v/v) (1:1) merupakan golongan antrakuion.

Hasil noda yang diperoleh kemudian SIMPULAN


dikerok dan dipisahkan dengan pelarut Berdasarkan penelitian yang telah
nheksana untuk memisahkan isolat dari
dilakukan, maka dapat dibuat simpulan
plat. Hasil isolat kemudian diuapkan dengan
bahwa isolat senyawa metabolit sekunder
suhu kamar yang menghasilkan 0,8 mg,
kemudian dianalisis untuk mengetahui dari fraksi kloroform akar kayu tanaman
tingkat kemurnian isolat dengan KLT 2D. mengkudu (Morinda citrifolia, L) hasil isolat
berwarna kuning. Senyawa antrakuinon
terhadap bakteri Pembusuk daging
(a) (b) segar, Skripsi. Fakultas matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam USN
Gambar 3. (a) Hasil fraksi M.j2 KLT 2 Surakarta.
dimensi; (b) Hasil identifikasi Nurlina., 2008. Karakterisasi Quassinoid dari
golongan hasil KLT isolat M.j2 Fraksi Etil Asetat Buah
dengan KOH 10% Tumbuhan Makasar (Brucea javanica
(L.) Merr.), FMIPA, Universitas
Gambar 3 memperlihatkan bahwa Tanjungpura, Skripsi.
fraksi M.j2 relatif murni, hal ini terlihat dari Rukmana, R., 2002, Mengkudu Budi Daya
kromatogram yang menunjukkan adanya dan Prospek Agribisnis, Kanisius,
noda tunggal berwarna kuning. Hasil Yogyakarta.
analisis tersebut mengindikasikan bahwa Rudiyansyah., 2012, Kimia molekular,
hanya diperoleh 1 senyawa yang relatif Proses dan fungsi Senyawa Alam
murni dari ekstrak kloroform akar tanaman Hayati,diterbitkan
mengkudu (Morinda citrifolia, L) yang dilihat
dari kromatogram yang di hasilkan pada

41
pada pengujian yang dilakukan memakai kromatografi lapis tipis
(KLT) ketika di semprot dengan KOH 10% menghasilkan warna
merah menandai isolat M.j2 adalah positif antrakuinon.
JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41 ISSN 2303-1077

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Fajar.K, 2010 Aktifitas Antibakteri


Ektraks Etanol Buah mengkudu

Anda mungkin juga menyukai