Anda di halaman 1dari 24

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT SYAIKH AHMAD MARZUKI

(STUDI ANALISIS KITAB ‘AQIDATUL ‘AWAM)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Ijin Penelitian Skripsi

Pada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Oleh :

Fatikhatun Nur

NIM : 181310003934

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA

(UNISNU) JEPARA

2020
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT SYAIKH AHMAD MARZUKI

A. Latar Belakang Masalah

Masuknya Islam di Indonesia tidak terlalu jauh dengan kelahiran Islam

itu sendiri.1 Bermula dari masuknya Islam di Indonesia, pendidikan Islam di

Indonesia mengalami perkembangan. Karena salah satu sosialisasi Islam

dilakukan melalui pendidikan yang hasilnya dapat dirasakan hingga sekarang.

Pendidikan Islam termasuk dalam salah satu aspek ajaran Islam secara

keseluruhan.2 Proses pendidikan Islam berusaha untuk mencapai tiga tujuan,

yaitu tujuan individu, tujuan sosial dan tujuan profesional. Dengan adanya

tujuan tersebut, pendidikan islam akan terarah dengan jelas. Meski demikian,

tujuan akhir dari pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup seorang

Muslim. Pendidikan Islam hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup

bukan tujuan akhir seorang Muslim.3

Dalam perjalanannya, pendidikan Islam di Indonesia selalu dihadapkan

dengan berbagai persoalan yang kompleks, bermula dari konseptual teoritis

hingga oprasional praktis. Hal tersebut dapat dilihat dari ketertinggalan

pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya, baik secara kualitas maupun

kuantitas sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “kelas dua”.


1
Terdapat dua faktor utama sebagai penyebab mudahnya Indonesia dikenal oleh bangsa-
bangsa lain, khususnya oleh bangsa-bangsa Timur Tengah sejak dahulu, yaitu 1) Faktor letak
geografis yang strategis, Indonesia berada di persimpangan internasional dari jurusan Timur
Tengah menuju Tiongkok melalui lautan dan jalan menuju benua Amerika dan Australia, 2) faktor
kesuburan tanah yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-
bangsa lain. Maka dari itu tidak heran jika masuknya Islam di Indonesia terjadi tidak jauh dari
zaman kelahirannya. Lihat Zuhairii, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2011), cet. 11, h. 130.
2
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantang
Millenium III, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012), h. 8.
3
Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta : Wacana
Ilmu, 1998), h. 7.

1
Sungguh ironis, penduduk Indonesia yang mayoritas masyarakatnya Muslim

namun dalam hal pendidikan selalu tertinggal dengan umat lainnya.4

Upaya dalam mengejar ketertinggalan dari dunia Barat sudah lama

dilakukan Indonesia termasuk pendidikan Islam. Namun, strategi yang

digunakan dengan mengadopsikan budaya Barat dan meletakkan model

kapitalis sebagai kiblat yang harus di tiru telah memberikan implikasi

terciptanya masyarakat hedonis, individualis dan matrealistis. Dengan kondisi

demikian, pendidikan Islam menghadapi persoalan cukup serius dan rentan

terjadinya krisis nilai.5

Semestinya peserta didik adalah harapan generasi bangsa, akan tetapi

malah sebaliknya. Muhaimin menuturkan bahwa fenomena semacam itu

merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh lembaga pendidikan Islam. 6

Yang mana pendidikan Islam harus tetap mempunayi perak aktif sebagaimana

fungsinya. Amin Abdullah dkk, mengibaratkan bahwa globalisasi adalah

dinamisator bagi “mesin” yang namanya pendidikan Islam. Apabila pendidikan

Islam tidak mengambil posisi anti global, maka “mesin” tersebut tidak akan

macet, dan pendidikan Islam pun mengalami intellectual shut down atau

penutupan intelektual. Sebaliknya apabila pendidikan Islam terseret oleh arus

global, tanpa daya lagi identitas ke-Islaman sebuah proses pendidikan akan

dilindas oleh mesin tersebut.7


4
Syamsul Kurniawan, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, (Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media, 2011), cet. I., h. 5.
5
Hasbi Indra, Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, (Jakarta : Rida Mulia, 2005), h.
189.
6
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 85.
7
Amin Abdullah dan Rahmat, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi Buah
Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2
Dasar utama pendidikan Islam adalah bersumber pada Islam itu sendiri,

yakni al-Qur’an dan Hadits. Kedua sumber tersbut merupakan sumber hukum

dan diguakan sebagai landasan pendidikan, sebab dalam kedua sumber tersebut

terdapat materi serta pedoman pelaksanaan penndidikan. Sebagaimana yang di

tuturkan oleh Jalaludin dan Usman Said bahwa : “Dasar Pendidikan agama

Islam identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber

yang sama yaitu al-Qur’an dan Hadits”.8 Sebagaimana hadits Rasulullah yang

berbunyi :

‫اهلل َو ُسنَّةَ َر ُس ْولِ ِه‬


ِ ‫ كِتَاب‬: ‫س ْكتُم بِ ِهما‬
َ
ِ ‫ت فِ ْي ُكم أ َْمريْ ِن ل‬
َ ْ َّ ‫َن تَضلُّ ْوا َما تَ َم‬
ْ َ ْ ُ ‫َت َرْك‬

“Saya telah meninggalkan dua perkara kepadamu, kamu tidak akan tersesat

selama kamu berpegang teguh kepadanya yakni Kitabullah dan Sunnah nabi.”

Hadits di atas menerangkan dengan tegas dan jelas bahwa dasar pijakan

utama dalam aktivitas manusia muslim termasuk aktivitas

pendidikan/pengajaran Islam adalah al-Qur’an dan hadits.9

Selain kedua sumber pokok di atas, pendidikan Islam memiliki tiga unsur

pokok yang mendasar, yaitu :10

1. Aspek Aqidah

2004), h. 10.
8
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Raja Grafindo, 1996),
h. 37.
9
Muhammad Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Ternate : Pustaka Firdaus,
2000), h. 25.
10
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam : Isu-isu Kontemporer Tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h. 215.

3
2. Aspek Syari’ah

3. Aspek Akhlak

Dengan demikian, pendidikan Islam dapat dinilai sempurna apabila

ketiga aspek tersebut terpenuhi.

Merujuk kepada tiga aspek utama pendidikan Islam apabila dengan

melihat kondisi saat ini, dalam dunia pendidikan Islam tiga aspek tersebut

masih kurang di perhatikan. Sebagaimana contoh dalam aspek aqidah, banyak

orang yang mengaku sebagai Muslim namun tidak mengetahui tentang aqaid

seket yang terdiri dari sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz bagi Allah serta

sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Rasulullah. Namun melihat kenyataan

kondisi zaman sekarang baik dewasa, remaja maupun anak-anak muslim

apabila ditanya mengenai hal tersebut menjawab tidak tahu. Hal ini terjadi

karena kurangnya perhatian terhadap pendidikan Islam terlebih peran dari

keluarga.

Selanjutnya, dalam aspek syari’ah yang digunakan sebagai acuan hukum

dalam Islam baik yang sudah tertuang dalam al-Qur’an dan hadits serta ijtihad

yang sudah jelas hukumnya pun masih banyak yang melanggar. Banyak

muslim yang lalai dalam menjalankan kewajiban dan larangan dari Allah.

Sebagaimana contoh banyak orang yang meninggalkan sholat dengan alasan

sibuk, banyak orang yang melakukan hal-hal yang sudah dilarang dalam agama

dengan alasan tuntutan keadaan dan lain sebagainya.

Dari aspek akhlak, dewasa ini banyak sekali remaja bahkan anak kecil

sekalipun berperilaku yang tidak sepatutnya. Salah satu contoh dalam video

4
aplikasi “Tik-tok” banyak video beredar yang berisi remaja berhijab melakukan

“goyangan” yang kurang sopan, tawuran antar remaja yang kini masih sering

terjadi, anak-anak kecuil yang sudah berani melawan orang tua dan berperilaku

yang kurang pantas karena terpengaruh dengan adegan sinetron atau adegan

televisi lainnya yang seharusnya tidak di tonton oleh anak di bawah umur serta

masih banyak contoh lainnya.

Ketiga aspek tersebut saling berhubungan kuat satu sama lain. Apabila

aqidahnya baik, maka syariahnya baik pula serta akhlak yang dicerminkan pun

menjadi akhlak mahmudah dan begitupun sebaliknya. Dalam kehidupan sehari-

hari, ketiga aspek tersebut lebih dikenal dengan sebutan Iman, Islam dan Ihsan.

Iman meyangkut tentang tentang kepercayaan atau keyakinan (aqidah),

sedangkan Islam artinya keselamatan, ketundukan dan patuh (syariah) serta

Ihsan artinya selalu berbuat baik (akhlak).11 Ketiganya menjadi pokok ajaran

agama Islam yang sangat berperan penting dalam proses pendidikan Islam.

Materi-materi yang diuraikan dalam al-Qur’an dan hadits menjadi bahan

pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan Islam baik formal

maupun non formal. Oleh sebab itu, materi pendidikan Islam harus dipahami,

dihayati, diyakini dan diamalkan dalam kehidupan seorang Muslim.

Manusia sebagai hamba yang selama ia hidup di alam semesta ini dapat

dinilai ibadah ketika aktivitas tersebut semata-mata hanya ia tunjukkan untuk

mencari ridlo Allah.12 Secara sadar manusai harus menghayati dan meresapi

segala aktivitas fisik maupun mental serta perbuatan yang dilakukannya


11
Asmaran, Pengantar Study Tauhid, (Jakarta : Rajawali Press, 1999), h. 84.
12
Umiarso dan Zamroni, Pendidikan Pembebasan Perspektif Barat & Timur,
(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), h. 17.

5
merupakan sebuah bentuk penghambaan yang bertujuan untuk mendapat ridlo

Allah semata.

Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

sehari-hari manusia, karena pendidikan diyakini mampu menghantarkan

manusia untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengembangan

sikap serta nilai dalam diri manusia. Sebagaimana yang telah dirumuskan

dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Bab II Pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan

yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.13

Pendidikan juga berfungsi untuk menumbuhkembangkan potensi subjek

peserta didik ke arah yang lebih positif, meliputi ranah kognitif, psikomotorik

dan afektif.14 Dengan adanya pendidikan manusia akan mengetahui dan

memahami apa yang harus dilakukan dalam hidup. Mengetahui cara hidup

yang baik, mengerti tujuan hidupnya, memahami apa dan bagaimana

kedudukannya dalam sebuah masyarakat yang berbangsa dan bernegara serta

13
Anonim, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan,
(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, 2006), h. 8-9.
14
Kamarani Buseri, Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta : UIN Press
Yogyakarta, 2003), h. 69.

6
kedudukan dan kewajibannya sebagai seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Dengan pendidikan manusia dapat mengetahui apa yang tidak ia ketahui, serta

dapat memahami apa yang tidak bahkan belum ia pahami. Dengan kata lain

pendidikan merupakan pondasi hidup manusia dalam menjalani kehidupannya.

Praktik pendidikan di lapangan yang sekarang cenderung mengarah pada

sekularisme masih belum dianggap mampu menghasilkan insan yang beriman

dan bertakwa. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah cukup berat bagi dunia

pendidikan. Selama ini nilai-nilai pendidikan Islam memang sudah ditanamkan

di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah terutama pada materi PAI. Di sisi

lain, upaya untuk terus berbenah lebik baik dengan mempertimbankan kondisi

problematika masyarakat saat ini, serta kualitas output yang dihasilkan terus

menjadi perhatian para ulama dan pakar pendidikan.

Melihat dari berbagai persoalan diatas, untuk mensukseskan tujuan

pendidikan yang menjadikan manusia beriman dan bertakwa terhadap tuhan

yang maha Esa serta berakhlak mulia, maka ketiga aspek di atas perlu di

tanamkan sejak usia dini pada anak karena pendidikan yang diberikan pada

masa kecil, pengaruhnya lebih tajam dan lebih membekas daripada pendidikan

setelah dewasa. Seorang pepatah mengatakan “belajar diwaktu kecil bagai

mengukir diatas batu, belajar setelah dewasa bagi mengukir diatas air”.

Mengukir diatas batu memberikan bekas yang sangat tampak dan tahan lama,

mengukir diatas air akan menghilang begitu saja dan tidak meninggalkan bekas

apapun.

7
Terdapat banyak kitab dan pemikir pendidikan Islam yang menerangkan

tentang aspek pendidikan Islam salah satunya adalah kitab ‘Aqidatul ‘Awwam

karya Syaikh Ahmad Marzuki, yang mana kitab tersebut memiliki arti aqidah

untuk orang-orang awam termasuk anak kecil yang belum baligh. Dalam kitab

ini berisi tentang aspek-aspek ajaran agama Islam yaitu Aqidah, Syariah dan

Akhlak. Oleh karena itu, isi dari kitab ini sangat perlu dan penting untuk

diketahui setiap umat Islam, terlebih bagi mereka yang baru memeluk agama

Islam.‘Aqidatul ‘Awam ditulis dalam bentuk syair nazham. Didalamnya

terdapat kurang lebih 57 bait syair yang berisi tentang pengetahuan yang harus

diketahui oleh pribadi setiap muslim.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berusaha mengkaji lebih

mendalam tentang pemikiran pendidikan Islam Sayikh Ahmad Marzuki yang

tertuang dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam. Untuk itu penulis tertarik untuk

melakukan penlitian yang bersifat analitik tentang “PEMIKIRAN PENDIDIKAN

ISLAM MENURUT SYAIKH AHMAD MARZUKI (STUDI ANALISIS KITAB

‘AQIDATUL ‘AWAM)”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul penlitian

ini, maka penulis membatasi istilah yang berkaitan dengan permasalahan

tersebut. Sehingga penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam

judul penelitian sebagai berikut :

1. Pemikiran

8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemikiran diartikan

sebagai cara atau hasil berfikir. Berasal dari kata dasar “pikir” yang

dalam Kamus Besar Bahas Indonesia memiliki arti akal budi, angan-

angan, ingatan. Dengan mendapatkan kata imbuhan pe-an dalam tata

Bahasa Indonesia menunjukkan suatu perbuatan, maka “pemikiran”

dapat diartikan sebagai cara atau hasil berfikir sesuatu sehingga

melahirkan gagasan, ide-ide atau konsep yang tertuang dalam sebuah

bentuk tulisan.15

2. Pendidikan Islam

H.M Arifin mengemukakan bahwa pendidikan Islam merupakan

suatu proses yang mengarahkan dan membimbing peserta didik

menuju arah pendewasaan pribadi yang beriman, berilmu

pengetahuan dan saling memengaruhi perkembangan kehidupannya

untuk mencapai cita-cita pada sampai titik optimal kemampuannya.16

3. Pemikiran pendidikan islam

Pemikiran pendidikan Islam merupakan adalah serangkaian

proses kerja akal dan hati yang dilakukan secara sungguh-sungguh

dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam

dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang

15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 2002), h. 67.
16
H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdislipiner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 10.

9
mampu menjadi sarana bagi pembinaan dan pengembangan peserta

didik.

4. Syaikh Ahmad Marzuki

Beliau bernama lengkap Syaikh Ahmad bin Muhammad bin

Sayid Ramadhan Mansyur bin Sayid Muhammad al-Marzuki al-

Hasani. Beliau lahir di Mesir pada tahun 1205 H. Al-Marzuki dikenal

sebagai penulis handal yang amat lincah dalam menuliskan qolam-

nya (pena), terutama yang menyangkut puji-pujian kepada Allah

SWT dan Rasulullah SAW. Adapun salah satu karyanya yang

terkenal ialah kitab ‘Aqidatul ‘Awam, yaitu kitab yang berisi tentang

ringkasan ilmu kalam yang mengupas tentang tauhid untuk dijadikan

pedoman dalam beraqidah bagi orang-orang awam, dituangkan dalam

bentuk nadzam (sya’ir) berisi sebanyak 57 bait. Al-Marzuki diangkat

sebagai Mufti Madzhab Maliki di Makkah untuk menggantikan

saudaranya Sayid Muhammad yang telah mendahului wafat (1261

H). Di masjid Makkah al-Mukarramah al-Marzuki mengajar al-

Qur’an, tafsir, tauhid dan ilmu-ilmu lainnya. Syaikh Ahmad Marzuki

juga terkenal sebagai seorang pujangga yang dijuluki dengan

panggilan Abu Alfauzi.17

C. Rumusan Masalah

17
Muhammad Syamsu, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, (Jakarta :
Lentera, 1996), h. 253.

10
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembahasan pada penelitian ini

dibatasi pada pengulasan kitab ‘Aqidatul ‘Awwam karya Syaikh Ahmad

Marzuki dengan rumusan masalah yaitu ;

1. Bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut Syaikh Ahmad

Marzuki dalam kitab Aqidatul awam ?

2. Bagaimana relevansi konsep pemikiran Pendidikan Islam menurut

Syaikh Ahmad Marzuki dalam konteks pendidikan sekarang?

D. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ;

1. Untuk mendeskripsikan pemikiran pendidikan Islam menurut Syaikh

Ahmad Marzuki dalam kitab Aqidatul awam.

2. Untuk mendeskripsikan relevansi konsep pendidikan Islam menurut

Syaikh Ahmad Marzuki dalam konteks pendidikan sekarang.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil pembahasan secara teoritis dapat menambah pengetahuan bagi

peneliti untuk mempelajari secara mendalam tentang pemikiran pendidikan

Islam dari para ilmuwan maupun pemikir lainnya. Selain itu, kegunaan

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi peneliti lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan

serta pengalaman tentang pemikiran pendidikan Islam.

11
b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai

pemikiran pendidikan Islam menurut Syaikh Ahmad Marzuki yang

terdapat dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam. Selain itu juga dapat sebagai

refernsi dalam ilmyu pendidikan terutama ilmu pendidikan Islam,

sehingga dapat memperkaya wawasan pada bidang tersebut khususnya

dan bidang ilmu lain pada umumnya.

F. Kajian Pustaka/Telaah Pustaka

Kajian pustaka secara umum adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan

yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. 18 Berdasarkan

penulusuran yang penulis lakukan terhadap penelitian, maka ditemukan

beberapa hasil penelitian dalam bentuk skripsi dan jurnal yang relevan dengan

permasalah yang penulis angkat. Diantara karya ilmiah tersebut yang relevan

adalah sebagai berikut :

1. Fatimatuz Zuhro’ (2014) Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H.

Hasyim Asy’ari, skripsi. Skripsi ini membahas tentang analisis

pemikiran pendidikan Islam menurut K.H. Hasyim Asy’ari. Adapun

hasil dari penelitian ini adalah K.H. hasyim Asy’ari menjelaskan

bagaimana seorang pencari ilmu mengejawantahkan ilmunya dalam

kehidupan sehari-hari dengan cara hidup tawakal, wara’, beramal

dengan hanya mengharap ridlo Allah, bersyukur dan sebagainya.19

18
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed., Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan, (Jakarta : Kencana, 2012), Cet. Ke-2, h. 84.
19
Fatimatuz Zuhro’, Skripsi : “Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K. H. Hasyim
Asy’ari”, (Malang : UIN Maulana Malik Ibrahim, 2014), h. 77.

12
2. Sayrifatun Nurul Maghfiroh (2016) Nilai-nilai Pendidikan Tauhid

dalam Kitab ‘Aqidatul ‘Awam Karya Sayid Ahmad Al-Marzuki,

skripsi. Skripsi ini fokus pada pembahasan nilai pendidikan tauhid

yang terdapat dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam dan signifikansi dalam

pendidikan Tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hasil dari

penelitian ini adalah penerapan pendidikan tauhid dalam kehidupan

sehari-hari sangat penting karena fungsinya yang sangat besar

membentuk pribadi muslim yang benar, dan bertaqwa kepada Allah

SWT., yang dihiasi dengan akhlak serta perilaku positif.20

3. Umidah Nur Alfiah (2018) Nilai-nilai Pendidikan Tauhid Dalam

Novel Munajat Cinta Karya Taufiqurrahman Al-Azizy, skripsi.

Skripsi ini membahas tentang analisis novel Munajat Cinta mengenai

nilai pendidikan tauhid yang terkandung didalamnya. Hasil penelitian

menyatakan bahwa dalam novel Munajat Cinta terdapat lima

pendidikan tauhid yaitu tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, tauhid

Asma wa Sifat, tauhid Nubuwwah dan tauhid Sam’iyyat.21

4. Ahmad Haris Faishol dan Muhammad Syafi’i (2017) Materi

Pendidikan Islam dalam Kitab ‘Aqidatul ‘Awam Karya Syaikh

Ahmad al-Marzuqi al-Maliki, jurnal. Jurnal ini fokus terhadap materi

pendidikan Islam yang ada pada kitab ‘Aqidatul ‘Awam. Adapun

20
Syarifatun Nurul Maghfiroh, Skripsi : “Nilai-nilai Pendidikan Tauhid Dalam Kitab
‘Aqidatul ‘Awam Karya Sayid Ahmad Al-Marzuki”, (Salatiga : IAIN Salatiga, 2016), h. 83.
21
Umidah Nur Alfiah, Skripsi : “Nilai-nilai Pendidikan Tauhid Dalam Novel Munajat
Cinta Karya Taufiqurrahman Al-Azizy”, (Purwokerto : IAIN Purwokerto, 2018), h. 74-76.

13
hasil penelitian ini adalah bahwa kitab ‘Aqidatul ‘Awam isinya

mencakup tiga materi yakni Tauhid, Akidah dan Akhlak.22

5. Ria Astuti dan Erni Munastiwi (2018) Pendidikan Anak Usia Dini

Berbasis Tauhid, jurnal. Jurnal ini fokus pada penerapan nilai-nilai

tauhid pada anak usia dini. Adapun hasil penelitian ini adalah konsep

pembelajaran tauhid yang diberikan pada PAUD ini adalah

pemahaman mengenai keesaan Allah dengan memberikan

pembiasaan-pembiasaan ibadah seperti sholat, do’a-do’a harian,

surat-surat pendek serta kegiatan yang ikhsan lainnya.23

Adapun perbedaan penilitan ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini lebih fokus pada segi pemikiran pendidikan Islam Syaikh Ahmad

Marzuki.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kepustakaan

(library research) yaitu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka,24 karena semua bahan yang digali adalah

bersumber dari pustaka dan yang dijadikan sebagai objek kajian adalah hasil

karya tulis yang merupakan hasil dari sebuah pemikiran. Penelitian pustaka

adalah penelitian yang datanya diperoleh dengan cara menghimpun data dari

22
Ahmad Haris Faishol dan Muhammad Syafi’i, Materi Pendidikan Islam Dalam Kitab
‘Aqidat al-‘Awwam Karya Shaykh Ahmad al-Marzuqi al-Maliki, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1,
No. 1, (Juni 2017), h. 1
23
Ria Astuti dan Reni Munastiwi, Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Tauhid, Al
Mudarris : jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 2, (November 2018), h. 19.
24
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), h. 31.

14
berbagai literatur yang diteliti tidak terbatas pada buku-buku, tetapi dapat

juga berupa bahan-bahan dokumentasi.25

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang artinya data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa pesan verbal

dengan menggunakan cara menganalisa dan mendeskripsikan.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dari berbagai literatur

(sumber) yang berkaitan dengan permasalahan. Sumber data tersebut

meliputi :

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber yang

dicari.26 Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab

‘Aqidatul ‘Awam karya Syaikh Ahmad Marzuki, dan buku

Pemikiran Pendidikan Islam karya Mahmud dan Tedi Priatna.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang

bukan asli.27 Atau dengan kata lain, data sekunder adalah data

yang diperoleh dari sumber penunjang yang dijadikan sebagai alat

25
Suyadi, Lebas Skripsi dalam 30 Hari, (Jakarta : Diva Press, 2013), h. 64.
26
Saifudin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), h. 91.
27
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1995), h. 133.

15
untuk membantu penelitian, yaitu syarah_kitab ‘Aqidatul ‘Awam

karya KH. Muhyiddin Abdusshomad, buku Ilmu Pendidikan

Islam, buku Sejarah Pendidikan Islam, Jurnal ilmiah serta buku-

buku dan kitab yang relevan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

dokumentasi, metode dokumentasi merupakan salah satu metode

pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen

yang dibuat oleh obyek.28 Dan metode ini mengkaji sumber-sumber tertulis

yang telah di publikasikan.29 Karena merupakan studi pustaka, maka

pengumpulan datanya merupakan telaah dan kajian-kajian terhadap pustaka

yang berupa data verbal dalam bentuk kata. Sehingga pembahasan dalam

penelitian ini dengan cara mengedit, mereduksi, menyajikan dan selanjutnya

menganalisis.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah penguraian atas data sehingga

menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data

dengan menggunakan content analysis. Metode tersebut diartkan sebagai

analisis isi atau kajian isi. Lebih jelasnya, content analysis merupakan

teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha


28
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Salemba Humanika, 2010),
h. 145.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 10.

16
menemukan karakteristik pesan yang dilaksanakan secara obyektif dan

sistematis.30 Dengan menguraikan dan menganalisis yang memberikan

pemahaman kandungan yang dideskripsikan dan akhirnya memberikan

kesimpulan. Sehingga memberikan kandungan dan makna yang tersirat.31

Untuk menganalisis konten kitab ‘Aqidatul ‘Awam, peneliti

mengumpulkan dan mengelompokkan terlebih dahulu data-data yang

didapatkan dari berbagai sumber, seperti buku-buku hasil studi pustaka dan

referensi-referensi yang telah dijabarkan pada sub-bab sebelumnya sesuai

dengan penilitian yang akan dibahas. Kemudian peniliti menyiapkan dan

membaca-baca kitab ‘Aqidatul ‘Awam beserta dengan arti dan syarahnya.

Tahap selanjutnya peneliti menganalisis konten pemikiran pendidikan Islam

yang terkandung dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam untuk kemudian ditelaah

kembali untuk memperoleh dan menjabarkan hasil pertanyaan yang

disiapkan pada rumusan permasalahan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah mempelajari dan memahami karya ilmiah ini,

maka akan diuraikan tentang sistematika penulisan secara ringkas.

1. Bagian Depan Skripsi

Pada bagian ini memuat : Halaman Sampul, Halaman Judul,

Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman

Pesetujuan Tim Penguji, Halaman Motto, Halaman Persembahan,


30
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 1999), h. 8.
31
Soraya & Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar,(Jakarta : PT Indeks, 2012), h. 27.

17
Halaman Abstrak, Halaman Kata Pengantar, Daftar Translietrasi dan

Daftar Isi.

2. Bagian Inti Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Fokus dan Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pemikiran Pendidikan Islam

1. Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam

2. Metode Pemikiran Islam

3. Model Pemikiran Pendidikan Islam

4. Prinsip Pemikiran Pendidikan Islam

5. Kajian Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam

B. Kajian Pustaka yang Relevan

C. Kerangka Pikir

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Sumber Data

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

D. Teknik Analisis Dokumen

18
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Syaikh Ahmad Marzuki

1. Riwayat Hidup Syaikh Ahmad Marzuki

2. Latar Belakang Penulisan Kitab ‘Aqidatul ‘Awam

3. Isi Kitab ‘Aqidatul ‘Awam

B. Deskripsi Pemikiran Pendidikan Islam Syaikh Ahmad

Marzuki

C. Pembahasan

1. Analisis Data

a. Konsep Pendidikan Tauhid Menurut Syaikh

Ahmad Marzuki

b. Konsep Pendidikan Syari’ah Menurut Syaikh

Ahmad Marzuki

c. Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Syaikh

Ahmad Marzuki

2. Relevansi Konsep Pemikiran Pendidikan Islam

Syaikh Ahmad Marzuki Dalam Konteks Pendidikan

Sekarang

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

C. Penutup

3. Bagian Akhir Skripsi

19
Pada bagian akhir memuat : Daftar Pustaka, Daftar Riwayat

Hidup Peneliti dan Lampiran-lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, dan Rahmat. 2004. Pendidikan Islam dan Tantangan

Globalisasi Buah Pikiran Seputar Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan

Budaya. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Alfiah, Umidah Nur. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Tauhid Dalam Novel Munajat

Cinta Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Skripsi. IAIN Purwokerto.

Anwar, Saifudin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

20
Anonim. 2006. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang

Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen

Agama.

Arifin, Muhammad. 1991. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan

Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner. Jakarta : Pt. Bumi Aksara.

Arifin, Tatang M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asmaran. 1999. Pengantar Study Tauhid. Jakarta : Rajawali Press.

Astuti, Ria, dan Reni Munastiwi. 2018. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis

Tauhid. Al Mudarris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam. Vol. 1. No. 2.

Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi di Tengah

Tantangan Millenium III. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Azra, Azyumardi. 1998. Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam.

Jakarta : Wacana Ilmu.

Buseri, Kamarani. 2003. Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah. Yogyakarta :

UIN Press Yogyakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka.

Faishol, Ahmad Haris, dan Muhammad Syafi’i. 2017. Materi Pendidikan Islam

dalam Kitab ‘Aqidat al-‘awam Krya Shaykh Ahmad al-Marzuqi al-

Maliki. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 1. No. 1.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba

Humanika.

21
Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi. Jakarta : Rida Mulia.

Jalaluddin dan Usman Said. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Raja

Grafindo.

Kurniawan, Syamsul. 2011. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam.

Jogjakarta : Ar-Ruzz.

Maghfiroh, Syarifatun Nurul. 2016. Nilai-nilai Tauhid Dalam Kitab ‘Aqidatul

‘Awam Karya Sayid Ahmad Al-Marzuki. Skripsi. IAIN Salatiga.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Muhaimin. 2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia

Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekte Pendidikan Islam : Isu-isu Kontemporer

Tentang Pendidikan Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta : Kencana.

Soejono dan Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan

Penerapan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soraya dan Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Suyadi. 2013. Lebas Skripsi dalam 30 Hari. Jakarta : Diva Press.

Syamsu, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya.

Jakarta : Lentera.

22
Umiarso dan Zamroni, 2014. Pendidikan Pembebasan Perspektif Barat & Timur.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Yunus, Muhammad. 2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Ternate :

Pustaka Firdaus.

Zuhro’, Fatimatuz. 2014. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H. Hasyim

Asy’ari. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim.

Zuhairini, dkk. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

23

Anda mungkin juga menyukai