Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno


pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Secara
etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode
rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau
pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk
pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi:
Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts,
Especially The Mechanical)

Dari definisinya sendiri, teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat
digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Dalam
bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara
lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti
bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.Pada awalnya obat hanya digunakan
untuk menyembuhkan seseorang yang sakit atau untuk meredam rasa sakit yang diderita.
Namun dewasa ini, bukan hanya orang yang sakit yang membutuhkan obat. Orang yang
dapat dibilang sehat pun membutuhkan obat untuk memperindah ataupun mempercantik
tubuhnya.Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena
menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa
dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan dengan kreativitasnya mengolah obat-obatan tradisional yang
dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,
rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar
dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

Industri obat bahan alam (herbal) terus tumbuh seiring kepercayaan masyarakat dunia
terhadap manfaat obat berbahan baku dari alam dan semangat back to nature atau kembali ke

1|teknologi bahan alam


alam. Oleh karena itu, pembinaan harus cermat dan tepat agar industri obat bahan alam bisa
tumbuh maksimal.

Teknologi Bahan Alam mempelajari teknologi-teknologi yang digunakan dalam


pemrosesan bahan baku obat menjadi obat bahan alam. Bahan baku obat yang dimaksud
antara lain yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, bahan mineral, sediaan galenik (sarian)
atau pun campuran bahan-bahan tersebut. Untuk diketahui, yang dimaksud dengan obat
bahan alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.

Standardisasi merupakan kaidah penting yang harus dilaksanakan dalam proses


pembuatan obat-obat bahan alam. Tujuan dari kaidah ini digunakan adalah tercapainya
keajegan (ketetapan) khasiat, keamanan, dan kualitas antar batch produksi maupun dalam
produksi itu sendiri. Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan
merevisi standar (Standar Nasional Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu obat herbal
 Bagaimana mekanisme pengolahan obat herbal
 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi obat herbal
 Apa saja hal-hal yang membuat masyarakat menggunakan obat herbal
 Bagaimana pengendalian mutu dan pengontrolan obat herbal serta peraturan-
peraturannya
 Apa saja pengujian yang dilakukan untuk obat herbal
 Mengapa obat herbal dipalsukan
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui obat herbal dan faktor-faktor yang mempengaruhi obat herbal
selama penyimpanan
 Untuk mengetahui obat herbal bisa berubah menjadi obat beracun
 Untuk mengetahui teknologi-teknologi yang digunakan dalam pembuatan simplisia
dan alat-alat yang digunakan dalam pengujian

2|teknologi bahan alam


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berbeda dengan obat kimia yang khusus untuk mengobati satu jenis penyakit tertentu,
tanaman obat memiliki khasiat yang beragam. Misalnya, temu lawak dapat digunakan untuk
meningkatkan nafsu makan, meningkatkan fungsi kerja hati, mengurangi peradangan,
menghambat perkembangan virus, antisembelit, penambah nafsu makan, tonikum, dan
mengurangi asam lambung. Sementara itu, obat kimia, seperti parasetamol hanya digunakan
sebagai obat penurun panas.

Pengobatan tradisional dengan bahan dari tanaman umumnya dikuasai secara turun-
temurun. Pemakaian dan cara pengolahannya boleh dibilang amat sederhana. Namun, jenis
tanaman obat yang digunakan haruslah tepat. Setiap tanaman memiliki efek farmakologi yang
sangat beragam. Pemakaian tanaman obat yang salah dapat berakibat fatal.

Selain ketidaktepatan jenis tanaman yang digunakan, tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian pemakai tanaman herbal kurang mengindahkan hal-hal yang bersifat higienis.
Padahal, alat, bahan, dan pelaku sebaiknya harus bersih. Untuk menghindarkan hal-hal yang
tidak dikehendaki karena pemakaian obat herbal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya bahan tanaman, pengolahan ramuan, cara pemakaian, dan tindakan medis
lainnya.

Obat herbal adalah obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak
sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak
menggunakan zat kimia. Misalnya jamu, obat tolak angina cair, dsb. Seperti kita ketahui obat
herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat dari
bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat memberikan efek
samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang lama.

Pemilihan simplisia bahan baku obat herbal sebaiknya memperhatikan aroma, rasa,
kandungan kimia, maupun sifat fisiologisnya. Ketepatan pemilihan bahan baku obat herbal
tidak hanya pada jenis tanaman, tetapi juga bagian tanaman yang digunakan. Hal ini
disebabkan setiap bagian tanaman memiliki khasiat khusus yang berbeda.

Bagian tanaman yang biasanya digunakan sebagai obat, di antaranya akar (akar
ginseng dan akar pasak bumi), rimpang (kunyit, jahe, kencur, dan lengkuas), batang
(brotowali), daun (daun dewa, katuk, dan sirih), bunga (melati), buah (belimbing wuluh dan
jeruk nipis), dan kulit buah (mahkota dewa). Namun, ada pula pemanfaatan obat dari seluruh
bagian tanaman (meniran dan pegagan).

Bahan tanaman yang hendak digunakan untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan
segar. Untuk menjaga kesegaran bahan dengan cara menyimpannya di tempat yang bersih
dan jauh dari panas atau sinar matahari langsung. Akan lebih baik jika bahan

3|teknologi bahan alam


disiapkan atau dipetik pada hari itu juga sehingga tidak perlu disimpan. Jika telah
terpilih, bahan bahan yang berkualitas baik tersebut dicuci terlebih dahulu dengan air hingga
bersih.

Ada kalanya tanaman obat dibuat dari bahan kering. Misalnya, rimpang (temu lawak
dan kunyit) yang disajikan dalam bentuk potongan tipis yang dikeringkan. Jika harus
menggunakan yang kering, keadaan bahan harus dalam kondisi baik. Bahan yang terkena
kotoran, lembap, berjamur, dimakan serangga, atau tergeletak di tempat yang kotor sebaiknya
tidak dipakai.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kelemahan utarna pada pengobatan tradisional ialah
kurangnya perhatian pada peralatan yang digunakan. Hal ini tidak boleh dianggap sepele.
Alat yang digunakan dapat menularkan penyakit, membawa kotoran lain, atau bahkan
menghilangkan khasiat obat jika tidak bersih atau alatnya salah.

Sendok, gelas, panci perebusan, atau peralatan yang dipakai sebaiknya dibersihkan
terlebih dahulu. Jika perlu, alat tersebut direbus atau direndam dalam air panas. Setelah
digunakan, alat harus dibersihkan lagi. Jangan beranggapan alat tidak perlu dibersihkan benar
karena hendak dipakai lagi untuk membuat obat yang sama. Memang alat akan terkena
kotoran lagi, tetapi kotoran lama yang tertimbun justru dapat mendatangkan masalah baru.
Misalnya, menimbulkan residu pada Mat atau mendatangkan kuman penyakit.

Saringan atau perasan harus dibersihkan dengan benar, sebaiknya direbus dengan air
mendidih. Jika menggunakan saringan dari kain, gunakan kain bersih, tidak perlu kain baru,
yang penting tidak habis digunakan untuk keperluan lain. Seandainya kain digunakan untuk
keperluan lain maka kain perasan harus dibersihkan dengan baik sebelum dan sesudah
pemakaian.

Panci perebusan hendaknya terbuat dari bahan tanah, keramik, kaca, atau stainless
steel. Sedapat mungkin jangan merebus bahan dengan panci dari alumunium, besi, atau
kuningan. Peralatan dari timah hitam atau timbal juga dilarang keras dipergunakan untuk
membuat ramuan.Tujuannya untuk menghindari timbulnya endapan pembentukan zat racun,
konsentrasi larutan obat menurun, atau efek samping karena reaksi bahan kimia panci dengan
zat yang dikeluarkan tanaman. Selain kebersihan alat, pelaku yang meracik obat sebaiknya
juga menjaga kebersihan tangan dan ruangan.

4|teknologi bahan alam


BAB III

ISI

3.1 Pengolahan Herbal dan Obat Herbal menurut US Food and Drug Administrasi
Pusat Keamanan Makanan dan Gizi Terapan

Suplemen makanan dari sumber tanaman kadang-kadang disebut sebagai


"fitofarmaka." Mereka diproduksi dari tanaman segar, tanaman kering atau diawetkan bagian
tanaman.Bahan aktif nya tidak dapat terisolasi melainkan diperoleh bersamaan dengan
komponen alami lain dari tanaman. (Komponen lainnya sering dipercaya untuk
mempengaruhi efektivitas bahan aktif). Kadang-kadang bahan aktif terkonsentrasi, dan zat
yang tidak diinginkan seperti klorofil, tanin, atau resin, dikeluarkan (Daftar dari Schmidt,
1989). Bagian berikut mendiskusikan berbagai tahap produksi suplemen makanan yang
berasal dari tumbuhan.Budidaya dan Koleksi Bahan Tanaman, Sebagian besar tanaman yang
digunakan untuk suplemen diet atau tujuan pengobatan, dibudidayakan dengan tumbuhan di
peternakan. Beberapa diantaranya dapat dikumpulkan dari alam (Wijesekera, 1991). Metode
untuk memperoleh tumbuhan atau herbal ada dua yaitu :

 Budidaya

Budidaya memungkinkan produsen untuk memiliki kontrol atas kualitas dan kemurnian
daripada mengumpulkan tanaman dari alam liar. Kultivar (varietas budidaya) dari sejumlah
spesies tanaman obat telah dikembangkan untuk menghasilkan hasil yang tinggi dari
konstituen yang diinginkan. Beberapa tanaman yang ditanam secara komersial untuk tujuan
pengobatan yang diperbanyak secara vegetatif. (Ini berarti bahwa tanaman baru yang tumbuh
dari stek tanaman tua.Tanaman tumbuh dengan cara ini secara genetik identik dengan
tanaman induk). Beberapa tanaman obat yang tumbuh dari benih hibrida selektif dibesarkan,
sementara varietas tanaman yang lain tidak berubah bentuknya tetap alami (Wijesekera,
1991).Sejumlah tanaman obat dibudidayakan untuk digunakan oleh industri farmasi.
Beberapa contohnya termasuk ubi jalar, yang digunakan dalam produksi steroid; foxglove,
yang digunakan untuk digitalis; Belladona, yang digunakan untuk atropin, dan opium, yang
digunakan untuk membuat morfin. Berikut ini adalah daftar utama, tanaman obat diusahakan
secara komersial, banyak yang digunakan dalam suplemen makanan (Wijesekera, 1991)
yaitu:

 Aconites
 Costus ipecac
 Rauvolfia
 Aloe
 Datura
 Lemon

5|teknologi bahan alam


 rumput
 Senna
 Anise
 Dill
 Liquorice
 Smilax
 Artemisia
 Dioscorea
 Pakis Fern squill
 Basil
 Duboisia
 Mints
 Strophanthus
 Belladonna
 Ephedra poppy
 Opium
 Flag Manis
 Buchu
 Ergot
 Papain
 Thyme
 Kulit Cascara Sagrada
 Foxglove
 Periwinkle
 Valerian
 Seledri gentian podofilum
 Vinca
 Chamomilla
 Ginseng
 Polygala
 Withania kina semacam tumbuhan Psyllium
 Colchicum
 Hydrastis dan Pyrethrum

Sejumlah negara secara komersial mengolah dan mengekspor sejumlah besar tanaman
obat. Negara-negara tersebut adalah Cina, India, Thailand, Korea Selatan, Brasil, Meksiko,
Mesir, Indonesia, Nepal, Filipina, dan Kenya. Negara-negara Eropa Timur membudidayakan
tanaman obat juga, tetapi sebagian besar untuk konsumsi mereka sendiri (Wijesekera, 1991).
Adapun tanaman budidaya, produsen tanaman obat harus memberikan suhu tanaman dengan
kelembaban yang cukup dan nutrisi ,serta harus mengendalikan hama dan penyakit. Pestisida
harus digunakan dengan hati-hati untuk mengurangi risiko residu berbahaya pada tanaman
(Daftar dari Schmidt, 1989).

6|teknologi bahan alam


Produksi tanaman obat umumnya banyak sekali. Dalam banyak kasus, hanya bagian-
bagian dari tanaman yang mengandung bahan aktif saja yang digunakan untuk produksi
bukan tanaman yang digunakan secara keseluruhan. Kadang-kadang melibatkan umur panen
daun dan cara memetik seperti bunga yang memetik dengan tangan (Hornok, 1992). Di masa
depan, kultur jaringan dapat digunakan untuk memproduksi bahan tanaman (Daftar dan
Schmidt,1989).

 Tanaman Liar

Hutan tropis merupakan sumber dari sejumlah tanaman yang digunakan untuk tujuan
pengobatan. Ada beberapa kelemahan untuk mengumpulkan tanaman liar, seperti hal yang
disebabkan dengan adanya deforestasi, telah menyebabkan beberapa spesies tanaman liar
menjadi terancam punah (Wijesekera, 1991).Juga, ketika tanaman dikumpulkan dari alam,
ada risiko bahwa mereka telah salah mengidentifikasi jenis tanaman tersebut (Daftar dan
Schmidt, 1989). Satu keuntungan untuk menggunakan tanaman liar adalah bahwa tanaman
tidak mungkin mengandung residu pestisida apapun (Wijesekera, 1991).

3.2 Tahapan Pembuatan Simplisia

 Pembersihan

Setelah tanaman dipanen atau dikumpulkan, mereka harus dibersihkan. Pembersihan


mungkin melibatkan penyaringan, mencuci, mengupas, atau pengupasan daun dari batang.
Setiap bagian yang tidak perlu dikupas sebelum pengeringan untuk menghindari pemborosan
waktu dan energi. Pembersihan ini sering dilakukan dengan tangan (Hornok, 1992).

 Pengeringan

Dalam beberapa kasus, tumbuhan yang digunakan untuk ekstraksi adalah simplisia segar,
tetapi umumnya, tumbuhan yang sering digunakan adalah tanaman kering . Tujuan
pengeringan adalah mengurangi kadar air sehingga tanaman dapat disimpan. Kebanyakan
tanaman mengandung 60 sampai 80 persen ketika kelembaban dipanen dan harus dikeringkan
dalam waktu 10 sampai 14 persen kelembaban sebelum disimpan. Tanaman harus
dikeringkan atau diproses secepatnya setelah panen karena mereka mudah rusak. Pengolahan
sampai dengan saat ini umumnya dilakukan oleh produsen tanaman (Hornok, 1992).
Tanaman dapat dikeringkan secara alami atau dengan sejumlah metode buatan. Jenis bagian
tanaman atau tumbuhan yang digunakan akan menentukan teknik pengeringan yang sesuai
(Daftar dan Schmidt, 1989).

Pengeringan alami:

Sebuah praktik yang telah digunakan sejak zaman kuno adalah pengeringan matahari di
lapangan. Meskipun metode ini tidak memerlukan peralatan pengeringan dan menggunakan
energi matahari, tapi memerlukan sejumlah ruang yang besar, dan tanaman dapat rusak oleh
cuaca. Kadang-kadang tanaman ditempatkan dengan tangan, pengeringan frame atau berdiri,
untuk dikeringkan dalam lumbung atau gudang. Metode pengeringan adalah banyak dan

7|teknologi bahan alam


dapat memerlukan waktu beberapa minggu. Panjang waktu yang dibutuhkan untuk
pengeringan yang memadai tergantung pada suhu dan kelembaban (Hornok, 1992).

Pengeringan Buatan:

Dengan menggunakan pengering buatan, waktu pengeringan dapat dikurangi atau diatur, dan
tenaga kerja juga dapat sangat dikurangi. Kipas angin yang berhembus udara dipanaskan
(dingin-udara pengeringan) dapat mengurangi waktu pengeringan untuk beberapa hari.
Pemanasan udara pengeringan, yang merupakan metode paling banyak digunakan untuk
tanaman obat, menggunakan aliran balik arus udara hangat. Ada beberapa jenis sistem untuk
pemanasan udara pengeringan. Salah satu jenis adalah ruang pengering piring, yang
berhembus udara hangat di piring-piring yang tanaman telah ditempatkan. Metode ini
berguna untuk bunga rapuh dan daun tetapi membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja.
Pekerja harus memuat dan membongkar tanaman dari pelat manual. Kapasitas pengering ini
relatif rendah, juga. Pengering conveyor adalah jenis umum digunakan pemanasan udara
pengering. Tanaman segar dijalankan di atas ban berjalan melalui aliran balik arus udara
hangat. Ini pengering dapat beroperasi terus menerus, memerlukan tenaga kerja relatif sedikit,
dan memiliki throughput tinggi. Namun, mereka membutuhkan modal investasi yang besar
dan memiliki kebutuhan energi yang tinggi. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk
pengering conveyor berkisar 2,5-6 jam, dan suhu udara berkisar pengeringan 40-80 ° C.
Pengering udara panas, yang menggunakan suhu yang sangat tinggi (200 sampai 1.000 ° C)
untuk waktu yang singkat (2 sampai 5 menit) tidak umum digunakan untuk pengeringan
tanaman obat (Hornok, 1992).

 Kemasan Tanaman Kering

Setelah pengeringan selesai, tanaman dikemas dalam persiapan untuk pengiriman dan
pemrosesan lebih lanjut. Tanaman herba kering umumnya dikompresi ke dalam bal seberat
60-100 kg (13 sampai 220 pound), yang kemudian dijahit ke dalam kantong kain atau
dibungkus plastik. Bahan yang tidak dapat dikemas, seperti akar dan kulit kayu, ditempatkan
dalam karung. Tas yang lebih kecil dapat digunakan untuk bahan padat seperti buah-buahan
kering atau biji. Bahan yang sangat rapuh, seperti bunga, yang dikemas dalam peti. Bahan
tanaman kering cenderung higroskopis (mudah menyerap uap air) dan harus disimpan di
bawah kelembaban terkendali. Bahan yang sangat higroskopis umumnya dikemas dalam
plastik (Hornok, 1992).

 Pembersihan dan Sortasi

Ketika karung atau bal tiba di tempat pengolahan, prosesor membuka paket dan
membersihkan tanaman kering untuk menghilangkan kotoran sebanyak mungkin. Pasir akan
dihilangkan oleh alat pneumatik dan besi yang mengandung logam dihilangkan dengan alat
magnetis. Berikutnya prosesor memisahkan tanaman berdasarkan potongan-potongan
tanaman dan ukurannya, karena berbeda akhir penggunaan berdasarkan ukuran partikel yang
berbeda. Misalnya, bahan iris halus dapat digunakan untuk teh celup dan bahan agak kurang
iris halus untuk teh longgar atau infus, sedangkan material kasar diparut dapat dijual langsung
ke konsumen atau digunakan untuk ekstraksi. Partikel yang sudah mempunyai ukuran yang

8|teknologi bahan alam


diinginkan dapat langsung ke penyimpanan untuk menunggu proses lebih lanjut. Partikel
yang terlalu besar menjalani grinding tambahan, memotong atau merobek-robek, dan
pemisahan. Berbagai metode digunakan untuk mengurangi ukuran partikel termasuk tindakan
palu, tekanan, gesekan, pemotongan dampak, dan merobek-robek (Daftar dan Schmidt,
1989). Beberapa bahan tanaman yang dikemas dan dijual pada saat ini tanpa pengolahan
tambahan. Beberapa melanjutkan melalui proses ekstraksi, yang bagian berikut menjelaskan.

 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses dimana unsur yang diinginkan dari tanaman dapat diangkat dengan
menggunakan pelarut. Bagian berikut ini menjelaskan beberapa metode yang digunakan
untuk ekstrak persiapan, termasuk ekstraksi pelarut organik, ekstraksi gas superkritis, dan
distilasi uap.

Ekstraksi Larutan Organik:

Ekstraksi pelarut organik adalah salah satu proses untuk memisahkan zat yang diinginkan
dari bahan tanaman. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tanaman kering biasanya
digunakan untuk ekstraksi, meskipun tanaman segar kadang-kadang digunakan. Tanaman
tersebut merupakan tanaman pertama dan kemudian dicampur dengan pelarut seperti heksan,
benzena, toluena atau di dalam tangki. Pemilihan pelarut tergantung pada beberapa faktor
termasuk karakteristik konstituen yang diambil, biaya, dan masalah lingkungan. Jika produk
akhir akan berisi jumlah jejak sisa pelarut, pelarut beracun harus digunakan. Setelah pelarut
melarutkan zat yang diinginkan tanaman, hal itu disebut "miscella." Miscella tersebut
kemudian dipisahkan dari bahan tanaman (Hornok, 1992). Ada sejumlah teknik untuk
ekstraksi pelarut, yang meliputi maserasi, perkolasi, dan ekstraksi arus berlawanan. Berikut
ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing.

Maserasi:

Metode ini melibatkan perendaman dan mengagitasi bahan pelarut dan tanaman bersama-
sama. Pelarut ini kemudian dikeringkan. Miscella tersisa akan dihapus dari bahan tanaman
melalui menekan atau pemusingan. Metode ini tidak benar-benar mengekstrak bahan aktif
dari bahan tanaman.

Perkolasi:

Dengan metode ini, bahan tanaman yang dibasahi dengan pelarut dan dibiarkan membengkak
sebelum ditempatkan di salah satu dari serangkaian ruang perkolasi. Materi yang berulang
kali dibilas dengan pelarut sampai semua bahan aktif telah dihilang. Pelarut digunakan
kembali sampai jenuh. Pelarut baru yang digunakan pada bahan tanaman yang hampir
sepenuhnya habis, dan kemudian kembali digunakan pada batch ini kurang habis. Metode ini
lebih efektif menghilangkan bahan aktif daripada teknik maserasi.

Lawan arus ekstraksi:

9|teknologi bahan alam


Ini adalah proses yang sangat efektif dimana arus pelarut dalam arah yang berlawanan untuk
bahan. Tidak seperti maserasi dan perkolasi yang melalui proses batch, metode ini terus
menerus. Screw extractors dan pengekstrak korsel dua jenis peralatan yang digunakan untuk
ekstraksi arus berlawanan (Wijesekera, 1991).

Pemurnian dan Konsentrasi Miscella:

Miscella yang telah dipisahkan dari bahan tanaman umumnya mengandung beberapa zat
yang tidak diinginkan seperti tanin, pigmen, kontaminan mikroba, atau sisa pelarut. Metode
seperti decanting, filtrasi, sedimentasi, pemusingan, pemanasan, adsorpsi, curah hujan, dan
pertukaran ion digunakan untuk kotoran terpisah dari miscella tersebut. Kadang-kadang
miscella dihasilkan dari ekstraksi pelarut digunakan sebagai bentuk sediaan akhir. Hal ini
dikenal sebagai "ekstrak cairan" (Daftar dan Schmidt, 1989). Miscella ini kadang-kadang
terkonsentrasi dalam rangka meningkatkan proporsi substansi yang diinginkan. Hal ini
dilakukan melalui penguapan atau penguapan. Pelarut umumnya direcover dan digunakan
kembali (Daftar dan Schmidt, 1989). Tingkat konsentrasi tergantung pada produk akhir yang
diinginkan. Peralatan untuk berkonsentrasi miscella ini termasuk film yang turun, lapisan
tipis atau pelat konsentrator. Setiap metode yang digunakan untuk berkonsentrasi miscella
harus menghindari panas yang berlebihan karena senyawa aktif dapat dikenakan degradasi
(Wijesekera, 1991).

Kadang-kadang ekstrak dikeringkan sepenuhnya menggunakan pengering beku vakum,


pengering kabinet vakum, operasi terus-menerus drum atau sabuk pengering, oven
microwave, atau atomizers. Teknik untuk pengeringan tergantung pada stabilitas produk dan
jumlah uap air yang harus dibuang. Ekstrak bubuk yang dihasilkan kurang mengikuti pada
kontaminasi mikroba daripada ekstrak cair (Hornok, 1992).

 Ekstraksi Supercritical Gas dengan:

Ini adalah metode untuk mengekstraksi bahan aktif menggunakan gas. Bahan tanaman
ditempatkan dalam wadah yang diisi dengan gas di bawah suhu terkontrol dan tekanan tinggi.
Gas larut bahan aktif dalam bahan tanaman, kemudian melewati ke dalam ruang memisahkan
mana baik tekanan dan temperatur lebih rendah. Ekstrak presipitat dan dibuang melalui katup
di bagian bawah ruangan. Gas ini kemudian digunakan kembali. Gas cocok untuk ekstraksi
superkritis termasuk karbon dioksida, nitrogen, metana, etana, etilena, nitrous oxide, sulfur
dioksida, propana, propilena, amonia, dan heksafluorida belerang. Sebuah keuntungan dari
ekstraksi superkritis dapat berlangsung pada suhu rendah, sehingga menjaga kualitas sensitif
temperatur komponen (Daftar dan Schmidt, 1989).

 Uap Distilasi:

Destilasi uap adalah metode lain untuk mengekstraksi bahan aktif dari tanaman obat. Bahan
tanaman di load ke pelat berlubang di dalam tangki silinder atau diam, dan uap diinjeksikan
dari bawah. Uap melarutkan zat yang diinginkan di pabrik, kemudian memasuki kondensor di
mana ia terkondensasi kembali menjadi cairan. Ini kondensat kemudian melewati ke dalam
labu, di mana ekstrak baik naik ke puncak atau mengendap ke bawah dan dipisahkan dari air.

10 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Distilasi selesai ketika tidak ada zat untuk mengekstrak dalam kondensat. Air dapat
digunakan kembali, dan ekstrak dimurnikan melalui pemusingan dan penyaringan (Hornok,
1992).Metode kecil lainnya untuk membuat ekstrak termasuk menekan dingin dan proses
enfleurage.

 Penekanan Dingin

Penekanan dingin adalah proses yang digunakan untuk mengekstrak minyak esensial dari
tanaman jeruk melalui menekan (Hornok, 1992). Proses enfleurage adalah sama dengan
teknik yang digunakan untuk membuat parfum dari bunga: lemak dimurnikan digunakan
untuk mengekstrak minyak esensial dari bagian tanaman. Bahan tanaman tersebar ke
lembaran lemak dimurnikan, yang melarutkan minyak esensial (Daftar dan Schmidt, 1989).
Kadang-kadang praktisi pengobatan herbal ekstrak mempersiapkan untuk segera digunakan.
Ini termasuk ekstrak air dikenal sebagai decoctions, infus, atau macerations. Bahan tanaman
dicampur, gelisah, dan direndam dalam air untuk melarutkan bahan-bahan aktif. Mengontrol
kontaminasi mikroba bisa sulit dalam ekstrak air.

Ekstrak obat berminyak, juga disebut "minyak obat," dapat dibuat dengan merendam atau
macerating bahan tanaman dalam minyak seperti almond, kacang tanah, zaitun, biji opium,
kernel aprikot, peach atau minyak kernel. Cuka kadang-kadang digunakan untuk mengekstrak
bahan aktif juga. Bahan tanaman tersebut direndam dalam asam asetat, dan cuka dikonsumsi
sebagai bentuk sediaan akhir (Daftar dan Schmidt, 1989).

 Mengontrol Kualitas Ekstrak:

Setelah ekstrak telah diproduksi oleh salah satu metode yang disebutkan di atas, produsen
dapat menggunakan sejumlah tes untuk mengevaluasi kualitas dan kemurnian produk
mereka. Pertama, mereka dapat memeriksa karakteristik fisik dari ekstrak. Ini mungkin
termasuk mengevaluasi penampilannya, pH, kelarutan konten, total padatan, kadar abu, dan
dalam kasus ekstrak kering, ukuran partikel.

Selanjutnya, mereka dapat menganalisis komponen dari ekstrak untuk memastikan tanaman
mengandung jumlah yang tepat dari bahan-bahan yang diinginkan. Kromatografi (termasuk
lapisan tipis, kolom, cair tekanan tinggi, dan kromatografi gas) dapat digunakan untuk ini.

Akhirnya, mereka dapat menguji ekstrak kotoran seperti pelarut sisa, herbisida, dan pestisida
dan kontaminasi mikroba (Wijesekera, 1991).Beberapa ekstrak diberi label dan dijual sebagai
ekstrak standar. Menurut sumber industri, konstituen yang diinginkan dalam ekstrak standar
diukur dan tercatat sebagai persentase dari berat total ekstrak. Sebagai contoh, echinacosides
adalah senyawa yang diinginkan hadir dalam ekstrak echinacea. Sebuah kapsul yang
mengandung 250 mg ekstrak echinacea standar untuk 4 persen akan berisi 10 mg
echinacosides. Dalam beberapa kasus, konstituen yang diinginkan adalah bahan aktif yang
diketahui.

Dalam kasus di mana bahan aktif belum teridentifikasi, yang lain "penanda" senyawa, atau
zat yang dikenal untuk hadir di pabrik, dapat diukur untuk tujuan standardisasi. Pengujian

11 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Spektrofotometri dan kromatografi cair tekanan tinggi dapat digunakan untuk mengukur
konstituen standar (Ekstrak Panduan Produk Standar, 1997).

3.3 Cara Pemurnian Herba Cina menurut Subhuti Dharmananda, Ph.D. Direktur,
Institut Pengobatan Tradisional, Portland, Oregon

Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah laporan mengganggu telah muncul yang
menggambarkan kontaminasi ramuan Cina dan produk herbal. Dalam beberapa kasus, situasi
ini tidak benar dilaporkan atau dibesar-besarkan, tetapi di lain ada memperingatkan bahwa
praktisi harus serius.

Pestisida (Terapan Selama Budidaya Herbal)

Sejumlah besar ramuan Cina liar dikumpulkan , dan karena itu, tidak terkena pestisida.
Beberapa tanaman budidaya tidak memerlukan penggunaan pestisida karena mereka
memiliki kekebalan alami terhadap organisme patogen dan serangga. Namun, beberapa
ramuan Cina yang tumbuh dengan pestisida. Petani herbal yang paling sensitif terhadap isu
penggunaan pestisida dan mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk
menghindari kontaminasi bahan dipanen.

Banyak petani herbal di China tidak mampu untuk membeli pupuk dan pestisida kimia
modern dan alat yang mengandalkan sebaliknya, pada bahan alami dan teknik budidaya harus
hati-hati.Sesuai peraturan yang telah dipublikasikan di Cina membutuhkan penggarap untuk
mengikuti praktek-praktek tertentu yang meminimalkan penggunaan pestisida dan residu.
Namun, beberapa pembatasan tertentu pada penggunaan pestisida yang dipaksakan di
Amerika. Tidak Hadir di Cina. Ini berarti bahwa beberapa pestisida yang digunakan di Cina
pada herbal tidak diizinkan di AS bagi tanaman mereka (bahkan jika diizinkan untuk tanaman
lainnya).

Sebuah masalah tertentu telah dicatat dengan budidaya ginseng. Fungisida bahan yang
digunakan di kali, karena tanaman ginseng sangat rentan terhadap jamur pelapuk, khususnya
selama masa pertumbuhan awal. Perawatan diambil untuk menghindari penerapan bahan
kimia dekat dengan saat panen sehingga proses alam (misalnya, hujan deras) punya waktu
untuk menghilangkan sebagian besar fungisida sebelum panen. Meskipun demikian,
fungisida dan pestisida telah terdeteksi dalam beberapa sampel ginseng dan Notoginseng
(tien-chi ginseng).

Fumigants (Terapan setelah Panen Herbal)

Banyak orang tampaknya percaya bahwa ramuan Cina difumigasi di pelabuhan ketika
mereka tiba di Amerika. Saya tidak pernah dapat menemukan pembuktian untuk klaim ini,
semua pihak berwenang (termasuk AS Departemen Pertanian dan Makanan dan Obat
Administrasi) sejauh ini menolak sesuatu tindakan umum seperti dan tidak ada mekanisme
dilaporkan untuk memulai tindakan tersebut. Bukti organisme hidup, melebihi apa pun
biasanya diharapkan, dapat mengakibatkan penolakan kiriman. Ramuan Cina diimpor ke AS
umumnya memiliki penampilan yang sangat bersih, sebagai orang yang telah melihat bahan

12 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
farmasi Cina dapat mencatat.Terkadang, ketika batch besar herbal yang disimpan dalam
gudang di Cina sebelum didistribusikan ke pasar akhir mereka, jika ada keterlambatan dalam
mendistribusikan mereka, fumigants dapat digunakan untuk memastikan bahwa seluruh
penawaran tidak terancam oleh serangga-cepat mengalikan hama. Namun,. China memiliki
fumigants herbal efektif maupun yang kimia tersedia untuk digunakan.

Mayoritas herbal Barat, seperti semua ramuan Cina, diimpor, mereka sering datang dari
Selatan atau Amerika Tengah dan Eropa Timur, dan tunduk pada aturan yang sama dan
peraturan sebagai ramuan Cina, ramuan ini Barat mungkin juga akan difumigasi di rumah
mereka negara selama penyimpanan. Untungnya, herbal kualitas tinggi Cina ditujukan untuk
pasar asing, seperti Amerika Serikat dan Eropa, adalah item yang dalam permintaan tinggi
dan dengan demikian memiliki tinggi turn-lebih, dengan kemungkinan kurang perlu ada
penyimpanan jangka panjang tersebut.

Belerang

Dilaporkan, oleh Perusahaan Frontier Herbal, ramuan Cina yang memiliki beberapa tingkat
yang relatif tinggi belerang. Ini adalah hasil dari metode pengolahan dimana herbal tersebar
pada layar, di bawah yang beberapa belerang dipanaskan. Para menghembus asap belerang
melalui bahan herbal dan meninggalkan residu beberapa (yang disengaja). Ini residu belerang
kadang-kadang disebut sebagai sulfit, membawa gambar sulfiting agen ditaburkan di selada
restoran atau ditambahkan ke anggur selesai. Namun, senyawa belerang yang dihasilkan dari
metode menjaga kualitas ramuan tidak diketahui menyebabkan reaksi sulfit sensitif individu
(belerang adalah salah satu elemen paling umum di tubuh manusia, dan sangat penting untuk
semua kehidupan). Pengobatan dengan belerang ini kebanyakan dilakukan terhadap mereka
herbal yang lembab (misalnya, ophiopogon) atau mereka yang menghitamkan secara
signifikan dari waktu ke waktu (misalnya, atractylodes). Beberapa importir khusus
mendapatkan herbal yang belum diobati dan belerang akan menyebutkan bahwa dalam
literatur mereka. Mungkin tidak ada masalah kesehatan yang dapat dikaitkan dengan
pengolahan belerang sebagaimana di Cina, tetapi mereka yang prihatin sekarang punya
pilihan, paling tidak untuk bahan ramuan mentah.

Iradiasi (setelah Impor)

Hari ini, banyak bumbu dan rempah-rempah yang dijual di toko kelontong dirawat oleh
radiasi pengion sebagai alat sterilisasi. Ramuan Cina mentah tidak lagi menjalani prosedur
ini, dengan satu pengecualian: bahan hewan tertentu, terutama tanduk rusa, yang diiradiasi di
bawah arahan dari Departemen Pertanian AS, untuk memastikan bahwa organisme yang
menyebabkan penyakit pada hewan tidak dibawa ke negara ini (yang persyaratan yang sama
ada di negara lain). Jenis iradiasi tidak meninggalkan radioaktif kontaminan. Beberapa
produsen dari produk jadi (misalnya, ekstrak bubuk atau butiran), dapat memanfaatkan
iradiasi gamma sebagai alat untuk mengurangi jumlah bakteri pada produk jadi; prosedur ini
tidak mengakibatkan kontaminasi radioaktif.

Sterilisasi Gas (Terapan setelah membedaki)

13 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Beberapa perusahaan herbal Barat secara rutin "mensterilkan" herbal mereka sebelum
menempatkan mereka ke dalam kapsul (pengobatan secara substansial mengurangi bakteri
menghitung sampai tingkat yang dapat diterima). Pengobatan melibatkan menempatkan
herbal satu kamar ke kamar kedap udara, memperkenalkan gas, seperti etilen oksida,
pemanasan ruangan untuk sekitar 180 derajat Fahrenheit selama beberapa jam, dan kemudian
mengevakuasi gas dan memungkinkan herbal untuk de-gas selama dua puluh empat jam.
Prosedur yang sama diterapkan untuk ramuan Cina yang didistribusikan oleh perusahaan
tersebut. Ketika herbal begitu dirawat, mungkin ada sejumlah kecil etilena yang diturunkan
residu yang timbul terutama dari interaksi gas sterilisasi dengan air dalam bahan ramuan.
Tidak ada bukti bahwa pengobatan tersebut satu ramuan diperlukan untuk setiap tujuan
kesehatan (lihat di bawah). Ramuan Cina mentah digunakan untuk membuat formula herbal
Cina yang paling bagi para profesional kesehatan tidak diobati dengan metode ini.

Bakteri, Jamur dan Ragi

Herbal umumnya bebas dari bakteri berbahaya, tetapi mereka mengandung mikroorganisme
alami .Bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan dalam jumlah kecil relatif,
Salmonella, tidak ditemukan dalam formula ramuan Cina, misalnya, dalam satu serangkaian
tes, tidak ada kontaminasi Salmonella ditemukan pada lebih dari 25 sampel acak. Pengujian
terakhir dari kerang tiram juga menunjukkan kebebasan dari bakteri ini (daging tiram sering
sumber itu). Salmonella ditemukan pada hewan tertentu, seperti kadal, tetapi kadal tokek
yang digunakan dalam pembuatan formula tertentu ramuan Cina dipanggang untuk
menghancurkan semua ini organisme yang mungkin hadir. E. coli, indikator kontaminasi
kotoran hewan, jarang ditemukan pada ramuan Cina, dan dalam kasus-kasus langka penting
sudah sangat rendah. Jumlah total coliform jumlah (termasuk organisme berbahaya beberapa)
dalam tablet ramuan Cina umumnya kurang dari 500 per gram, jumlah di bawah 1.000
dianggap rendah untuk bahan alami.

Virus (yang mungkin ada dalam Produk Hewan)

Tes belum dilakukan untuk menentukan adanya virus dalam bahan hewan dari China. Sebuah
keprihatinan dibesarkan oleh beberapa praktisi Amerika tentang kemungkinan virus manusia
dalam bahan plasenta dari Cina. Pengolahan plasenta manusia sebelum dikirim ke Barat
termasuk merebus diikuti oleh kue, dan bahan yang tiba sangat kering, sehingga sangat tidak
mungkin untuk mengandung organisme yang mungkin telah awalnya hadir. Materi
selanjutnya dipanaskan dan dikeringkan dengan proses penggilingan yang digunakan untuk
membuat serbuk (untuk pil), alternatif, hal ini disterilkan dengan cara direbus padahal bahan
yang digunakan dalam pembuatan sebuah rebusan. Kecil jumlah virus yang layak sisa akan
sangat mungkin menyebabkan penyakit bila dikonsumsi secara oral. Meskipun demikian,
FDA baru-baru ini dibatasi penggunaan plasenta manusia karena aturan-umum mereka
mengenai potensi kontaminasi untuk penggunaan zat manusia dalam kedokteran.

Berat Logam

14 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Laporan-laporan bahwa produk ramuan Cina terkontaminasi oleh logam berat muncul pada
1990-an dan termasuk sebuah pengujian ekstensif obat paten oleh California Departemen
Kesehatan, Makanan dan Obat Cabang, yang diterbitkan pada tahun 1998. Dua logam
terdeteksi dalam beberapa produk, merkuri dan arsen, adalah hasil penambahan yang
disengaja untuk formula ramuan, mengikuti keyakinan bahwa senyawa ini meningkatkan
efek dari rumus. Aditif utama adalah cinnabar (mengandung merkuri) dan realgar (berisi
arsenik). Produsen barat formula ramuan Cina tidak pernah menambahkan senyawa ini,
sehingga merkuri dan arsenik yang tidak hadir dalam jumlah yang lebih tinggi dari biasanya
ditemukan pada tumbuhan (di bawah 3 bagian per juta). Memimpin kontaminasi formula
ramuan Cina dapat terjadi baik dari penambahan disengaja senyawa timbal (jarang, tetapi
kadang-kadang dilakukan di Hong Kong) atau dengan kontaminasi yang tidak disengaja
(kontaminasi lingkungan dari bahan herbal atau kontaminasi pabrik). Formula herbal Cina
diproduksi di AS dan negara-negara Barat lainnya tidak pernah telah menambahkan senyawa
timbal. Tingkat timbal ditemukan dalam bahan herbal impor yang digunakan untuk formula
manufaktur umumnya cukup rendah, hampir selalu memenuhi standar World Health
Organization tidak lebih dari 3 bagian per juta.

Obat Barat di Obat Paten

Obat Barat yang hadir dalam beberapa rumus paten buatan China, dan ini tidak selalu
diindikasikan pada label. Kasus yang terkenal adalah berbagai Yin Chiao tablet ("unggul
kualitas gula dilapisi") dari Tianjin, yang meliputi analgesik dan antihistamin (itu juga
memiliki kafein ditambahkan). Banyak praktisi dan konsumen tidak terbiasa dengan
pelabelan bahan herbal dan bahan obat, dan karena itu mungkin tidak menyadari bahwa obat
yang hadir dalam produk Cina yang dijual di toko herbal Cina. Meskipun ilegal untuk
mengimpor bahan-bahan tersebut untuk dijual di AS, mereka telah menemukan cara mereka
ke toko Chinatown beberapa. . . Aditif obat Khas antipiretik (misalnya aspirin dan
asetaminofen), antihistamin, dan antibiotik. Produk tersebut tidak diberi label untuk
menunjukkan bahwa mereka mengandung narkoba.

Aditif di Manufaktur/bahan pembantu

Banyak orang memberikan resep ramuan Cina yang telah diproses sampai batas tertentu di
luar pengolahan minimal untuk menghasilkan "minyak mentah" bahan farmasi. Pil Cina
dapat dilakukan dengan madu atau pengikat lainnya, serta memiliki lapisan minyak nabati.
Kebanyakan obat batuk dan ekstrak herbal dalam bentuk cair (dalam botol) yang dibuat
dengan gula, madu, atau keduanya. Tablet yang dibuat dengan agen aliran, pengikat, dan
coating. Berlapis gula tablet dan kapsul yang dibuat di Cina mungkin memiliki warna sintetik
sebagai alat bantu untuk identifikasi. Herbal berkapsul mengandung bahan aliran dan kapsul
terbuat dari gelatin hewan (kapsul vegetarian jarang digunakan dan terbuat dari bahan yang
sama digunakan untuk tablet mantel). Decoctions kering sering diproduksi dengan operator
pati (seperti pati kentang) atau dari ampas ramuan bubuk tersisa dari prosedur ekstraksi.
Untuk produk yang dibuat di AS, sebagian besar produsen memberikan daftar item yang
tidak digunakan dalam produk yang konsumen mungkin khawatir (misalnya, jagung, kedelai,
gandum bahan hewan, dll). Beberapa produsen menyediakan pengungkapan semua aditif

15 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
yang digunakan dalam manufaktur. Biasanya, ini melibatkan bahan selulosa berbagai
(pengisi, bantu disintegrasi, pengikat, pelapis), magnesium stearat (agen aliran), dan berbagai
jenis gusi (agen mengikat). Dalam kebanyakan kasus, semua penambahan bahan ramuan
dasar merupakan kurang dari 10% dari berat produk jadi (kecuali produk terdiri dari
komponen aktif yang terisolasi, yang mungkin memiliki proporsi yang lebih besar pengisi
untuk mengontrol jumlah dosis) .

Bahan Herba tidak benar dalam Tipe lain dari "kontaminasi" menerima bahan ramuan yang
tidak benar, dengan demikian, salah satu yang sebenarnya tidak diinginkan mencemari
produk jadi. Dalam kasus pengobatan Cina, ramuan substitusi adalah praktek umum, dan
apakah herbal adalah "benar" atau tidak mungkin tergantung pada ekspektasi tertentu. Ketika
memesan ramuan Cina, ada kemungkinan bahwa bahan yang diperoleh tidak akan menjadi
orang yang diminta, dan jika penerima tidak akrab dengan munculnya bahan yang tepat,
maka barang yang salah dapat digunakan.

Label pada beberapa paket paten yang diimpor dari China terkadang menipu. Dalam
beberapa formula, aconite diberi label sebagai Cyperus, dan di sejumlah produk, "ginseng"
muncul dalam nama produk tapi tidak di antara bahan (itu diganti dengan Codonopsis); label
terakhir untuk Wuchi Paifeng Wan tidak menunjukkan bahwa ayam hitam hadir, meskipun
itu adalah bahan utama. Produk dikatakan mengandung musk, batu empedu sapi, cula badak,
mutiara, atau barang mahal lainnya mungkin berisi berbagai pengganti; dalam kasus musk,
pengganti mungkin merupakan kimia sintetis (muscone). Tak satu pun dari paten Cina diuji
oleh US Fish and Wildlife Departemen menunjukkan bukti berisi spesies hewan yang
terancam punah, seperti cula badak atau tulang harimau, yang tercantum pada label mereka.

3.4 Quality Control, Pemutaran, Toksisitas, dan Peraturan Obat Herbal menurut
Wickramasinghe M. Bandaranayake
Tanaman obat merupakan sumber bahan baku untuk kedua obat system saraf
tradisional (misalnya Ayurveda, Cina, Unani, Homeopati dan Siddha) dan pengobatan
modern. Saat ini, bahan tanaman yang digunakan di seluruh dunia industri dan berkembang
sebagai pengobatan rumah, over-the-counter obat-obatan, dan bahan-bahan untuk industri
farmasi. Dengan demikian, mereka mewakili proporsi yang besar dari pasar obat global.
Populasi yang paling pedesaan, terutama di negara berkembang, tergantung pada tanaman
obat sebagai sumber utama kesehatan primer. Meskipun tanaman obat paling tidak, dalam
keadaan alami , layak untuk di produksi, persiapan yang cocok untuk pemberian dibuat sesuai
dengan petunjuk Pharmacope. Potensi terapi dari obat herbal tergantung pada bentuknya,
apakah bagian-bagian tumbuhan, atau ekstrak sederhana, atau konstituen aktif terisolasi. Obat
herbal terdiri dari bagian-bagian dari tanaman atau ekstrak tanaman unpurified mengandung
beberapa konstituen, yang sering bekerja sama secara sinergis.
Persiapan obat herbal secara keseluruhan dianggap sebagai zat aktif dan konstituen
baik dari aktivitas terapeutik diketahui atau secara kimia didefinisikan zat atau sekelompok
zat yang berlaku umum untuk berperan banyak pada aktivitas terapeutik obat. Skrining
fitokimia melibatkan identifikasi botani, ekstraksi dengan pelarut yang cocok, pemurnian,
dan karakterisasi konstituen aktif penting farmasi. Pemeriksaan kimia kualitatif menggunakan
teknik analisis yang berbeda dilakukan untuk mendeteksi dan mengisolasi konstituen aktif
(s).
Secara umum, semua obat, apakah mereka sintetis atau yang berasal dari tumbuhan,
harus memenuhi persyaratan dasar yang berkhasiat dan aman. Bukti akhir dari ini hanya

16 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
dapat dicapai dengan beberapa bentuk penelitian klinis. Sebuah komposisi yang jelas dan
konstan obat karena itu salah satu prasyarat yang paling penting untuk setiap jenis percobaan
klinis.Kontrol kualitas untuk efikasi dan keamanan produk herbal sangat penting. Kontrol
kualitas phytopharmaceuticals dapat didefinisikan sebagai status obat, yang ditentukan baik
oleh identitas, kemurnian, konten, dan kimia lainnya, sifat fisik atau biologis, atau dengan
proses manufaktur. Dibandingkan dengan syn-25 Phytomedicine Modern. Beralih ke
Tanaman Obat, kriteria dan pendekatan untuk obat herbal jauh lebih kompleks.
Phytopharmaceuticals selalu campuran dari banyak konstituen dan karena itu sangat
bervariasi dan sulit untuk dikarakterisasi. Prinsip aktif (s) dalam phytopharmaceuticals tidak
selalu diketahui.
Kriteria kualitas untuk obat herbal didasarkan pada definisi ilmiah yang jelas tentang
bahan baku. Tergantung pada jenis persiapan, sifat sensori, konstanta fisik, air, kadar abu,
residu pelarut, dan adulterations harus diperiksa untuk membuktikan identitas dan kemurnian.
Kontaminasi mikrobiologi dan bahan asing, seperti logam berat, residu pestisida, aflatoksin,
dan radioaktivitas, juga perlu diuji untuk. Untuk membuktikan konstan komposisi obat
herbal, metode analisis yang sesuai harus diterapkan dan konsep yang berbeda harus
digunakan untuk menetapkan kriteria yang relevan untuk keseragaman.
Apakah ada uji ketat untuk menunjukkan bahwa pengobatan herbal berbahaya.
Dengan banyak obat-obatan herbal kita tidak sepenuhnya memahami bagaimana mereka
bekerja. Kami juga tidak selalu tahu mana komponen farmakologi aktif. Meskipun herbal
pengobatan yang efektif, juga memberi manfaat lebih besar daripada resiko. Di beberapa
negara obat herbal dijual sebagai suplemen makanan, sehingga menghindari peraturan
keselamatan.
Dapatkah obat-obatan herbal menghemat uang.Tidak semua berbasis tanaman obat-
obatan yang murah.Meskipun sumber daya herbal global yang memiliki potensi besar sebagai
obat alam dan yang penting komersial yang besar, mereka sangat sering dibeli dan diproses
tanpa evaluasi ilmiah, dan diluncurkan ke pasar tanpa studi keselamatan dan toksikologi
wajib karena tidak ada mesin yang efektif untuk mengatur praktek-praktek manufaktur dan
standar kualitas. Meskipun beberapa obat-obatan herbal yang berkhasiat, tidak diragukan lagi
kebutuhan untuk informasi lebih dapat diandalkan, permintaan yang harus dipenuhi secara
memadai oleh dokter, apoteker, dan kesehatan lainnya perawatan profesional.
Kebijakan dan regulasi dalam penggunaannya, adalah dua aspek yang paling sensitif
dari pengembangan dan menggunakan berbasis tanaman obat dan produk kesehatan. Saat ini
hampir tidak ada kebijakan senilai namanya untuk mengatur pengadaan dan penjualan obat
tanaman di negara berkembang. Tidak adalah produk yang berasal dari obat
tunduk pada kontrol tanaman.
Kontrol kualitas yang ketat harus ditegakkan. Tumbuh bukti efektivitas
yang diimbangi dengan regulasi yang tidak memadai. Tinjauan ini akan membahas beberapa
masalah ini.
3.4.1 Pengenalan
Sejak zaman kuno manusia telah tergantung pada keragaman sumber daya tanaman
untuk makanan, pakaian, tempat tinggal, dan obat tradisional untuk menyembuhkan berjuta
penyakit. Awal manusia yang diakui ketergantungan mereka pada alam di kedua kesehatan
dan penyakit. Bukti fisik dari penggunaan obat herbal ditemukan dari beberapa 60 000 tahun
lalu di sebuah situs pemakaman seorang manusia Neanderthal ditemukan pada tahun 1960 di
sebuah gua di utara
3.4.2 Quality Control, Screening, Toksisitas, dan Peraturan Drugs Iraq Herbal
Di sini, ilmuwan menemukan jumlah besar serbuk sari tanaman, beberapa di
antaranya berasal dari tanaman obat masih digunakan sampai sekarang. Para catatan tertulis
pertama merinci penggunaan herbal dalam pengobatan penyakit adalah dalam bentuk tulisan

17 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Mesopotamia tablet tanah liat dan Mesir papirus . Dipimpin oleh naluri, rasa, dan
pengalaman, pria primitif dan wanita yang diobati penyakit dengan menggunakan tanaman,
bagian-bagian hewan, dan mineral yang bukan bagian dari diet biasa mereka. Obat Herbal
adalah bentuk tertua kesehatan peduli diketahui kemanusiaan dan telah digunakan dalam
semua budaya sepanjang sejarah.Orang primitif belajar dengan trial and error untuk
membedakan tanaman yang berguna dengan efek menguntungkan dari orang-orang yang
beracun atau nonaktif, dan juga yang kombinasi atau metode pengolahan harus digunakan
untuk mendapatkan hasil yang konsisten dan optimal. Bahkan di budaya kuno, orang suku
metodis dikumpulkan informasi tentang herbal dan dikembangkan didefinisikan dengan baik
farmakope herbal. Obat tradisional berkembang selama abad, tergantung pada flora lokal,
budaya, dan agama . Memang, baik ke abad kedua puluh, banyak Pharmacopeia ilmiah
kedokteran berasal dari pengetahuan herbal dari penduduk asli. Pengetahuan tentang tanaman
obat berbasis dikembangkan secara bertahap dan diteruskan, sehingga meletakkan dasar
untuk banyak sistem pengobatan tradisional di seluruh dunia. Obat herbal secara luas dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem dasar:
• Jamu Ayurvedic (berasal dari bahasa Sansekerta kata ayurveda, yang berarti "
ilmu kehidupan "), yang berasal dari India lebih dari 5000 tahun yang lalu dan juga
dipraktekkan di negara-negara tetangga seperti Sri Lanka.
• Jamu Cina, yang merupakan bagian dari obat oriental tradisional.
• Jamu Afrika,
• Jamu Barat, yang berasal dari Yunani dan Roma dan kemudian menyebar ke
Eropa dan Amerika Utara dan Selatan. Jamu Cina dan Ayurveda telah berkembang menjadi
sistem yang sangat canggih diagnosis dan pengobatan selama berabad-abad. Keduanya
memiliki sejarah yang panjang dan mengesankan efektivitas. Jamu Barat saat ini merupakan
suatu sistem rakyat kedokteran. Sebuah tradisi Eropa penyembuhan, kadang-kadang disebut
"wanita bijaksana" juga berfokus terutama pada penyembuhan herbal.
Tanaman obat telah memainkan peran penting dalam dunia kesehatan. Mereka
didistribusikan seluruh dunia, tetapi mereka yang paling melimpah di negara tropis.
Diperkirakan bahwa sekitar 25% dari semua obat-obatan modern secara langsung atau tidak
langsung berasal dari tanaman tingkat tinggi.
Menurut definisi, suatu herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman dihargai
karena kualitas nya obat, aromatik, atau gurih. Herbal dapat dilihat sebagai laboratorium
kimia biosintesis, menghasilkan sejumlah senyawa kimia. Herbal obat atau jamu
adalah penggunaan jamu atau produk herbal untuk nilai mereka terapeutik atau obat. Mereka
juga disebut sebagai tumbuhan, biomedicines, atau suplemen herbal. Herbal
obat berkisar dari bagian tanaman untuk terisolasi, dimurnikan konstituen aktif. Mereka
mungkin berasal dari bagian manapun dari pembangkit tersebut tetapi yang paling sering
dibuat dari daun, akar, kulit biji, dan bunga. Mereka dimakan, ditelan, diminum, dihirup, atau
diterapkan untuk kulit .
3.4.3 Pendahuluan 27 Typicall
Tidak ada ramuan tunggal yang direkomendasikan untuk gangguan kesehatan yang
diberikan, dan tidak ada satu gangguan kesehatan terkait tunggal dengan hanya satu ramuan
tunggal.Produk herbal sering mengandung berbagai biokimia ditemukan secara alami dalam
tanaman dan biokimia yang berbeda memberikan kontribusi manfaat obat sebuah
pabrik.Bahan kimia diketahui memiliki manfaat obat yang disebut sebagai "bahan aktif,"
dan kehadiran mereka tergantung pada spesies tanaman, cara herbal yang disiapkan,
waktu dan musim panen, jenis tanah, dll produk herbal Kebanyakan tanaman mengandung
bagian atau bahan tanaman dalam keadaan tidak dikerjakan atau diproses sebagai bahan aktif
dan eksipien tertentu, seperti pelarut, pengencer, atau pengawet.

18 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Dalam kebanyakan kasus, prinsip aktifnya bertanggung jawab untuk tindakan
farmakologis mereka tidak diketahui. Sebuah ramuan mungkin dianggap sebagai "encer"
obat. Untuk mencapai manfaat yang diinginkan, sebuah individu harus mengambil jumlah
yang cukup lebih panjang waktu tertentu. Setiap ramuan berbeda. Sementara beberapa yang
aman dan efektif untuk keperluan tertentu, yang lain tidak. Itu persepsi umum bahwa obat
herbal sangat aman dan bebas dari efek samping tidak benar. Herbal dapat menghasilkan efek
samping yang tidak diinginkan dan dapat menjadi racun. Sebuah tertentu
bagian tanaman akan memiliki banyak konstituen dan beberapa dari mereka mungkin
menjadi racun. Namun, mungkin diperlukan lebih banyak untuk menyebabkan keracunan,
karena herbal biasanya tidak sekuat diproduksi obat-obatan, dan dibandingkan dengan obat
sintetis yang merugikan efek obat yang paling herbal relatif jarang [25-27].
Obat-obatan herbal sangat berbeda dari yang jelas obat sintetis. Misalnya, ketersediaan dan
kualitas bahan baku yang sering bermasalah.prinsip-prinsip aktif sering tidak diketahui, dan
standarisasi, stabilitas, dan kontrol kualitas yang layak tetapi tidak mudah. Dibandingkan
dengan obat modern, obat-obatan herbal lebih murah, lebih sering digunakan untuk
mengobati penyakit kronis, dan terjadinya efek samping yang tidak diinginkan tampaknya
kurang sering.
Sejumlah besar tanaman memiliki sifat obat, bahkan, obat farmasi banyak yang
awalnya berasal dari tanaman. Ethnopharmacology – ilmiah penelitian obat-obatan pribumi -
adalah ilmu interdisipliner dipraktekkan di seluruh dunia. Agen Phytotherapeutic atau
phytomedicines dibakukan herbal persiapan yang mengandung, sebagai bahan aktif,
campuran kompleks dari bahan tanaman dalam keadaan tidak dikerjakan atau diproses. Salah
satu dasar karakteristik phytotherapeutic agen adalah kenyataan bahwa mereka biasanya tidak
memiliki aksi farmakologi langsung atau kuat. Untuk alasan ini, agen ini tidak cocok untuk
pengobatan darurat.
Selama dekade terakhir, telah terjadi peningkatan penerimaan dan kepentingan umum
dalam terapi alami di negara-negara baik berkembang dan dikembangkan. Karena
kemiskinan dan terbatasnya akses terhadap obat modern, sekitar empat miliar orang, 80%
dari populasi dunia, hidup di negara berkembang menggunakan obat herbal sebagai mereka
sumber perawatan kesehatan primer . Dalam komunitas ini, praktek medis tradisional sering
dipandang sebagai bagian integral dari budaya mereka.
Di Barat, orang-orang tertarik pada terapi herbal untuk berbagai alasan, yang paling
alasan penting adalah bahwa, seperti nenek moyang kami, kami percaya mereka akan
membantu kita hidup sehat jiwa. Obat herbal sering dipandang sebagai pendekatan yang
seimbang dan moderat untuk penyembuhan. Individu yang menggunakannya sebagai
pengobatan rumah dan over-the-counter obat menghabiskan miliaran dolar untuk produk
herbal. Dengan demikian, mereka mewakili besar proporsi pasar obat global.
3.5 Beberapa faktor yang mendorong ke pengobatan herbal
• Efektivitas obat tanaman.
• Preferensi konsumen untuk terapi alami, kepentingan yang lebih besar dalam obat-
obatan alternatif dan keyakinan yang keliru umum bahwa produk herbal
unggul untuk produk yang diproduksi.
• Sebuah ketidakpuasan dengan hasil dari obat sintetik dan keyakinan bahwa herbal
obat-obatan mungkin efektif dalam pengobatan penyakit tertentu di mana terapi konvensional
dan obat-obatan telah terbukti tidak memadai.
• Biaya dan sisi tinggi efek obat paling modern.
• Perbaikan kualitas, khasiat, dan keamanan obat-obatan herbal dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Pasien 'keyakinan bahwa dokter mereka belum teridentifikasi masalah;
maka mereka merasa bahwa obat herbal adalah pilihan lain.

19 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
• Sebuah gerakan terhadap pengobatan sendiri.

Tanaman obat menyediakan bahan baku untuk industri farmasi. Memang, sekitar 25%
dari obat resep dibagikan di Amerika Serikat mengandung setidaknya satu bahan aktif yang
berasal dari bahan tanaman. Banyak farmakologis golongan obat termasuk prototipe produk
alami. Aspirin, atropin, morfin, kina adalah hanya beberapa dari obat yang awalnya
ditemukan melalui studi tentang obat tradisional dan pengetahuan tradisional masyarakat
adat.
Terapi Herbal, di sisi lain, terdiri dari komponen kimia dari tanaman karena mereka
terjadi secara alami . Beberapa dibuat dari ekstrak tanaman, yang lain disintesis untuk
meniru senyawa tumbuhan alami. Obat farmasi yang berasal dari tanaman
dibuat dengan mengisolasi bahan kimia aktif dan berkonsentrasi mereka untuk obat.
Farmakognosi adalah studi ilmiah obat dari produk alami.Di sebagian besar negara produk
herbal yang diluncurkan ke pasar yang tepat tanpa evaluasi ilmiah, dan tanpa pengaman wajib
dan studi toksikologi.Tidak ada mesin yang efektif untuk mengatur praktek produksi dan
kualitas standar. Konsumen dapat membeli produk herbal tanpa resep dan satu
mungkin tidak mengenali potensi bahaya dalam produk yang lebih rendah. Seorang yang
jelas dan komposisi konstan obat ini karena itu salah satu prasyarat yang paling penting untuk
produksi obat yang berkualitas. Mengingat sifat dari produk tanaman asal, yang menurut
definisi tidak pernah konstan dan bergantung pada dan dipengaruhi oleh banyak faktor,
kontrol kualitas memainkan peran penting bagi industri untuk
berkembang dan menjadi sukses.
3.6 Terapi Herbal
Terapi herbal biasanya dibuat dengan menggiling atau seduhan bagian-bagian
tanaman yang diyakini mengandung khasiat obat. Masalah tanaman tanah disebut
yang "lebih basah." lebih basah ini direndam dalam cairan disebut sebagai "pencair"
untuk mengekstrak bahan-bahan aktif. Infus herbal siap dengan memperlakukan
pembuatan Obat Herbal herbal dengan air atau alkohol (etanol) atau campuran dari
keduanya.Tanaman dimemarkan lalu direbus dalam air selama jangka waktu tertentu yang
dikenal sebagai rebusan dan tincture adalah solusi dari prinsip aktif dari obat dalam alkohol
dan air. Ekstraksi ini dengan proses mengarah ke produksi obat herbal dalam bentuk segar
infus jus, panas dan dingin, decoctions, tincture, pasta, dan bubuk disebut
sebagai "pulverata." Terapi yang dihasilkan datang dalam beberapa bentuk, termasuk tablet
oral, kapsul, gel, ekstrak, dan infus. Ekstrak padat atau bubuk disusun oleh penguapan pelarut
yang digunakan dalam proses ekstraksi baku material. Beberapa agen phytotherapeutic yang
sangat terkonsentrasi dalam rangka meningkatkan keberhasilan terapi mereka. Dalam proses
ini, adalah mungkin untuk menghapus beberapa metabolit sekunder hadir dalam tanaman,
yang dapat menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan [40]. Ekstrak juga mengandung
senyawa penanda yang, menurut definisi, kimia tertentu konstituen yang menarik untuk
tujuan pengendalian, terlepas apakah mereka memiliki aktivitas terapeutik atau tidak.
3.7 Pengendalian Kualitas Obat Herbal
Kontrol kualitas untuk efikasi dan keamanan produk herbal adalah sangat penting .
Kualitas dapat didefinisikan sebagai status obat yang ditentukan oleh identitas, kemurnian,
konten, dan kimia lainnya, fisik, atau properti biologis, atau oleh proses manufaktur. Kontrol
kualitas adalah istilah yang mengacu untuk proses yang terlibat dalam menjaga kualitas dan
validitas diproduksi produk. Untuk kontrol kualitas obat tradisional, metode tradisional
yang dibeli dan dipelajari, dan dokumen dan informasi tradisional tentang
identitas dan penilaian kualitas diinterpretasikan dalam hal penilaian modern. Secara umum,
semua obat, apakah mereka dari sintetis atau yang berasal dari tumbuhan,
harus memenuhi persyaratan dasar yang berkhasiat dan aman, dan ini dapat

20 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
dicapai oleh uji klinis yang sesuai. Hal ini berlaku baik untuk perusahaan farmasi
multinasional melakukan multi-center, double-blind placebo-controlled studi
dengan ekstrak herbal, dan untuk praktisi kesehatan di sebuah desa pedalaman yang
menerapkan diproduksi secara lokal campuran herbal.
Produk alami dalam pengobatan merupakan array yang luas dari "bahan baku,"
membuat jelas definisi penting. Kriteria kualitas didasarkan pada definisi ilmiah yang jelas
dari bahan baku. Istilah "obat herbal" menunjukkan tanaman atau bagian tanaman yang
memiliki telah diubah menjadi phytopharmaceuticals dengan proses sederhana yang
melibatkan panen, pengeringan, dan penyimpanan . Oleh karena itu mereka mampu variasi.
Keragaman ini juga disebabkan oleh perbedaan dalam pertumbuhan, lokasi geografis, dan
waktu panen. Sebuah tambahan yang praktis untuk definisi juga, termasuk produk minyak
mentah lain yang berasal dari tanaman, yang tidak lagi menunjukkan struktur organik, seperti
minyak atsiri, minyak lemak, damar, dan gusi. Berasal atau diisolasi senyawa di negara
olahan seperti ekstrak atau senyawa dimurnikan bahkan terisolasi (misalnya strychnine
dari Strychnos nux-nux) atau campuran dari senyawa (misalnya dari Abrus precatorius abrin)
yang, sebagai suatu peraturan, tidak termasuk dalam definisi. Kombinasi dengan kimia pasti
atau konstituen terisolasi, dan persiapan homeopati yang sering mengandung tanaman, tidak
dianggap sebagai obat herbal. Mereka produksi sudah berdasarkan kontrol kualitas yang
memadai dari masing-tolak bahan. Paragraf berikut akan fokus pada kontrol kualitas obat
herbal dalam sesuai dengan definisi di atas.

Secara umum, kualitas kontrol didasarkan pada tiga definisi Pharmacopeial penting:

• Identitas: Apakah ramuan yang seharusnya?

• Kemurnian: Apakah ada kontaminan, misalnya, dalam bentuk herbal lain yang tidak
seharusnya berada di sana?

• Isi atau uji: Apakah isi dari konstituen aktif dalam batas-batas didefinisikan?
Jelas bahwa konten adalah yang paling sulit dinilai, karena dalam obat herbal yang paling
konstituen aktif tidak diketahui. Kadang-kadang penanda dapat digunakan
yang, menurut definisi, unsur kimia tertentu yang menarik untuk kontrol tujuan, terlepas
apakah mereka memiliki aktivitas terapeutik atau tidak. Untuk membuktikan identitas dan
kemurnian, kriteria seperti jenis sediaan sensorik properti, konstanta fisika, pemalsuan,
kontaminan, kelembaban, kadar abu dan residu pelarut harus diperiksa. Identitas yang benar
dari herbal mentah material, atau kualitas botani, adalah sangat penting dalam membangun
kontrol kualitas obat herbal.

Identitas dapat dicapai dengan pemeriksaan makro dan mikroskopis. Voucher


spesimen merupakan sumber referensi yang handal. Wabah penyakit di antara tanaman dapat
mengakibatkan perubahan pada penampilan fisik tanaman dan menyebabkan identifikasi
yang salah. Pada saat kualitas botani tidak benar sehubungan dengan pelabelan dapat menjadi
masalah. Sebagai contoh, pada 1990-an, sebuah produk berlabel Amerika Selatan
sebagai "Paraguay Teh" dikaitkan dengan wabah keracunan antikolinergik di
New York. Analisis kimia selanjutnya mengungkapkan adanya kelas konstituen yang berbeda
dari metabolit biasanya ditemukan di pabrik dari yang Paraguay teh dibuat .Kemurnian
berhubungan erat dengan penggunaan obat yang aman dan berhubungan dengan faktor-faktor

21 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
seperti nilai abu, kontaminan (benda asing misalnya dalam bentuk herbal lain), dan berat
logam. Namun, karena penerapan metode analisis yang lebih baik, modern
evaluasi juga mencakup kemurnian kontaminasi mikroba, aflatoksin, radioaktivitas,
dan residu pestisida. Metode analisis seperti analisis fotometri, lapisan tipis
kromatografi (TLC), kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dan gas
kromatografi (GC) dapat digunakan untuk menetapkan komposisi konstan persiapan herbal.
Tergantung pada prinsip-prinsip aktif dari persiapan dikenal atau tidak dikenal, konsep yang
berbeda seperti "normalisasi terhadap standardisasi" harus diterapkan dalam rangka
menetapkan kriteria yang relevan untuk keseragaman.

Konten atau assay adalah daerah yang paling sulit dari kontrol kualitas untuk
melakukan, karena dalam obat yang paling herbal konstituen aktif tidak diketahui. Kadang-
kadang dapat spidol digunakan. Dalam semua kasus lain, di mana tidak ada konstituen aktif
atau penanda dapat didefinisikan untuk obat herbal, masalah persentase diekstrak dengan
pelarut dapat digunakan

3.8 Bentuk Uji

pendekatan sering terlihat pada farmakope. Pemilihan pelarut ekstraksi tergantung


pada sifat dari senyawa yang terlibat, dan mungkin disimpulkan dari penggunaan tradisional.
Misalnya, ketika obat herbal digunakan untuk membuat teh, masalah air panas diekstrak,
dinyatakan sebagai miligram per gram udara kering bahan, dapat melayani tujuan ini .
Suatu bentuk khusus dari uji adalah penentuan dari minyak atsiri dengan destilasi uap. Ketika
konstituen aktif (sennosides misalnya Senna) atau spidol (alkydamides misalnya dalam
Echinacea) diketahui, array yang luas dari metode analisis kimia modern seperti ultraviolet /
terlihat spektroskopi (UV / VIS), TLC, HPLC, GC, spektrometri massa ( MS), atau
kombinasi dari GC dan MS (GC / MS), dapat digunakan . Beberapa masalah tidak berlaku
untuk obat sintetik mempengaruhi kualitas obat herbal:

• obat herbal biasanya campuran dari konstituen banyak.

• Prinsip aktif (s) adalah (adalah), dalam banyak kasus tidak diketahui.

• metode analisis selektif atau senyawa referensi mungkin tidak tersedia secara
komersial.

• Tanaman bahan secara kimiawi dan alami variabel.

• Kemo-varietas dan kultivar kemo ada.

• Sumber dan kualitas bahan baku adalah variabel.

• Metode pemanenan, pengeringan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan


(untuk Misalnya, cara ekstraksi dan polaritas ketidakstabilan pelarut ekstraksi, dari
konstituen, dll) memiliki efek.Pedoman yang ketat harus diikuti untuk keberhasilan produksi
obat herbal berkualitas. Diantaranya adalah identifikasi yang tepat botani, skrining fitokimia,
dan standardisasi. Pengendalian kualitas dan standarisasi obat herbal melibatkan beberapa

22 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
langkah. Sumber dan kualitas bahan baku, praktek pertanian yang baik dan proses
manufaktur tentu langkah penting untuk kontrol kualitas obat-obatan herbal dan memainkan
peran penting dalam menjamin kualitas dan stabilitas obat herbal .

Kualitas produk tanaman ditentukan oleh kondisi yang berlaku selama


pertumbuhan, dan diterima Good Agricultural Practices (GAP) dapat mengontrol ini. Ini
termasuk pemilihan bibit, kondisi pertumbuhan, penggunaan pupuk, panen, pengeringan dan
penyimpanan. Bahkan, prosedur GAP adalah, dan akan, merupakan bagian integral dari
kontrol kualitas. Faktor-faktor seperti penggunaan tanaman segar, usia dan bagian tanaman
yang dikumpulkan, periode, waktu dan metode pengumpulan, pengolahan suhu, paparan
terhadap cahaya, ketersediaan air, nutrisi, pengeringan, pengepakan, transportasi bahan baku
dan penyimpanan, sangat mempengaruhi kualitas, dan karenanya nilai terapeutik obat-obatan
herbal. Selain ini, faktor kriteria seperti metode ekstraksi, kontaminasi dengan
mikroorganisme, logam berat, dan pestisida dapat mengubah kualitas, keamanan, dan
kemanjuran obat herbal. Menggunakan tanaman budidaya dalam kondisi yang terkendali
bukan yang dikumpulkan dari alam dapat meminimalkan sebagian besar faktor .

Kadang-kadang prinsip aktif dihancurkan oleh proses enzymic yang terus untuk
waktu yang lama dari koleksi untuk pemasaran, sehingga variasi dari komponen-
komponen.Tepat standarisasi dan pengawasan mutu dari kedua bahan baku
dan obat herbal harus dilakukan. Standardisasi melibatkan menyesuaikan persiapan obat
herbal untuk konten yang didefinisikan dari sebuah konstituen atau sekelompok zat dengan
aktivitas terapeutik yang telah diketahui oleh menambahkan bahan pengisi atau dengan
mencampur obat herbal atau preparat obat herbal. Botani ekstrak dibuat langsung dari bahan
tanaman variasi acara mentah substansial dalam komposisi, kualitas, dan efek terapeutik.
Ekstrak standar berkualitas tinggi ekstrak yang mengandung tingkat yang konsisten senyawa
ditentukan, dan mereka mengalami dengan kontrol kualitas yang ketat dalam semua fase
proses tumbuh, panen, dan manufaktur. Tidak ada definisi peraturan ada untuk standarisasi
makanan suplemen. Sebagai hasilnya, "standarisasi" istilah bisa berarti banyak berbeda
hal. Beberapa produsen menggunakan standardisasi istilah untuk merujuk kepada salah
praktek produksi seragam; mengikuti resep tidak cukup untuk suatu produk
disebut standar. Oleh karena itu, kehadiran kata "standar" di
label suplemen tidak selalu menunjukkan kualitas produk. Ketika aktif prinsip tidak
diketahui, zat penanda (s) harus ditetapkan untuk analisis tujuan dan standardisasi. Zat kimia
tertentu yang Marker konstituen obat herbal yang penting untuk kualitas produk jadi.
Idealnya, spidol kimia yang dipilih juga akan menjadi senyawa yang bertanggung jawab
untuk efek botani di tubuh.

Ada dua jenis standardisasi. Dalam kategori pertama, "benar" standardisasi, sebuah
fitokimia tertentu atau kelompok konstituen dikenal memiliki aktivitas.
Ginkgo dengan flavon 26% nya ginkgo dan terpene 6% adalah contoh klasik. Ini
produk sangat terkonsentrasi dan tidak lagi mewakili ramuan keseluruhan, dan
sekarang dianggap sebagai phytopharmaceuticals. Dalam banyak kasus mereka jauh lebih
efektif dibandingkan dengan ramuan keseluruhan. Namun proses tersebut dapat
mengakibatkan hilangnya khasiat dan potensi efek samping dan interaksi obat herbal-dapat

23 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
meningkat. Itu jenis lain dari standardisasi didasarkan pada produsen menjamin kehadiran
dari persentase tertentu dari senyawa penanda; ini bukan indikator aktivitas terapeutik atau
mutu rempah. Dalam kasus persiapan obat herbal, produksi dan pengolahan primer
tanaman obat atau obat herbal memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas bahan farmasi
aktif (API). Karena kompleksitas yang melekat pada tanaman obat alami tumbuh dan
terbatasnya ketersediaan teknik analisis sederhana untuk mengidentifikasi dan
mengkarakterisasi konstituen aktif hanya dengan cara kimia atau biologis, ada kebutuhan
untuk sistem jaminan kualitas yang memadai. Kepastian ini juga diperlukan selama budidaya,
pemanenan, pengolahan primer, penanganan, penyimpanan, pengemasan, dan distribusi.
Kerusakan dan pencemaran melalui pemalsuan, kontaminasi terutama mikroba, dapat terjadi
pada salah satu dari tahap ini. Hal ini sangat penting untuk membangun pertanian yang baik,
pemanenan, dan manufaktur praktek untuk bahan awal herbal untuk meminimalkan
ini tidak diinginkan faktor. Dalam hal produsen, pengolah, dan pedagang tanaman obat atau
herbal obat memiliki kewajiban dan peran untuk bermain. Para produsen dan pemasok
produk herbal harus mematuhi standar kontrol kualitas dan baik manufaktur.

Saat ini, hanya beberapa produsen mematuhi menyelesaikan pengendalian mutu dan
prosedur produksi yang baik termasuk mikroskopis, kimia fisik,, dan analisis biologis.
Organisasi seperti Kesehatan Kanada membantu menjaga Kanada 'kesehatan dengan
melakukan review premarket dari semua obat sebelum mereka diperjual-belikan. Produk
yang tersedia di pasar dianalisis secara teratur untuk memastikan bahwa mereka bebas dari
bahan yang tidak aman dan bahwa produk sebenarnya mengandung bahan yang tertera pada
label.

Potensi dan kualitas produk herbal individu mungkin tidak jelas karena
kurangnya regulasi. Jelas bahwa untuk produk tanaman diberikan kualitasnya juga akan
ditentukan oleh kondisi yang berlaku selama siklus pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, untuk tanaman budidaya sistem GAP telah diperkenalkan, di mana
setiap langkah, termasuk pemilihan bibit, kondisi pertumbuhan, penggunaan pupuk, dan
optimalisasi waktu panen, panen, dan pengeringan, harus mematuhi seperangkat kriteria.
Sangat mungkin bahwa prosedur GAP akan menjadi bagian integral dari pengendalian
kualitas pada waktu dekat.

3.9 Parameter Pengendalian Kualitas Obat Herbal

3.9.1 Evaluasi mikroskopis

Kontrol kualitas obat herbal tradisional telah didasarkan pada penampilan dan hari ini
evaluasi mikroskopis sangat diperlukan dalam identifikasi awal jamu, sebagai
serta dalam mengidentifikasi fragmen kecil dari herbal mentah atau bubuk, dan deteksi
benda asing dan adulterants. Sebuah evaluasi visual primer, yang jarang
membutuhkan lebih dari lensa pembesar sederhana, dapat digunakan untuk memastikan
bahwa tanaman ini dari spesies yang diperlukan, dan bahwa bagian kanan tanaman sedang
digunakan. Di lain hal, analisis mikroskopis diperlukan untuk menentukan spesies yang benar
dan / atau yang bagian yang benar dari spesies hadir. Misalnya, morfologi serbuk sari dapat
digunakan dalam kasus bunga untuk mengidentifikasi spesies, dan adanya struktur
24 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
mikroskopik tertentu seperti stomata daun dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagian
tanaman digunakan. Meskipun ini mungkin tampak jelas, itu adalah sangat penting, terutama
ketika bagian yang berbeda dari tanaman yang sama akan digunakan untuk perlakuan yang
berbeda. Menyengat jelatang (urtika urens) adalah contoh klasik di mana bagian-bagian udara
digunakan untuk mengobati rematik, sedangkan akar yang diterapkan untuk hiperplasia
prostat jinak.

3.9.2 Penentuan Materi Asing

Obat herbal harus dilakukan dari bagian lain dari tanaman dan sepi dari
bagian lain dari tanaman yang sama atau tanaman lainnya. Mereka harus sepenuhnya bebas
dari cetakan atau serangga, termasuk kotoran dan kontaminan terlihat seperti pasir dan
batu, beracun dan berbahaya asing materi dan kimia residu. Hewan hal seperti serangga dan
kontaminan mikroba "tak terlihat", yang dapat menghasilkan racun, juga berada di antara
kontaminan potensial dari obat-obatan herbal . Pemeriksaan makroskopik dapat dengan
mudah digunakan untuk menentukan adanya masalah asing, meskipun mikroskop sangat
diperlukan dalam kasus khusus tertentu (misalnya, sengaja ditambahkan untuk "mencairkan"
bahan tanaman). Selanjutnya, ketika benda asing terdiri, misalnya, dari residu kimia, TLC
sering diperlukan untuk mendeteksi kontaminan.

3.9.3 Penentuan Ash

Untuk menentukan kadar abu bahan tanaman dibakar dan abu sisa diukur sebagai abu
total dan asam-larut. Abu total adalah ukuran dari jumlah total bahan kiri setelah membakar
dan termasuk abu berasal dari bagian dari tanaman itu sendiri dan asam-larut abu. Yang
terakhir adalah residu yang diperoleh setelah merebus abu total dengan asam klorida encer,
dan pembakaran materi yang tidak larut yang tersisa. Itu prosedur kedua mengukur jumlah
yang hadir silika, terutama dalam bentuk pasir dan tanah mengandung silika.

3.9.4 Penentuan Logam Berat

Pencemaran oleh logam beracun dapat menjadi kebetulan atau disengaja. Pencemaran
oleh logam berat seperti merkuri, timbal, tembaga, kadmium, dan arsen dalam obat herbal
dapat dikaitkan dengan banyak penyebab, termasuk pencemaran lingkungan,
dan dapat menimbulkan bahaya secara klinis relevan untuk kesehatan pengguna dan
karenanya harus terbatas. Asupan potensi logam beracun dapat diperkirakan
berdasarkan tingkat kehadirannya di produk dan dosis yang dianjurkan atau diperkirakan
produk. Ini potensi eksposur kemudian dapat dimasukkan ke dalam perspektif toksikologi
dibandingkan dengan apa yang disebut Sementara nilai Intake lumayan Mingguan (PTWI)
untuk logam beracun, yang telah ditetapkan oleh Food Organisasi Pertanian dan Organisasi
Kesehatan Dunia (FAO-WHO) .Sebuah tekad, sederhana langsung dari logam berat dapat
ditemukan di banyak farmakope dan didasarkan pada reaksi dengan reagen warna khusus
seperti thioacetamide atau dietilditiokarbamat, dan jumlah yang ada diperkirakan dengan
perbandingan dengan standar. Analisis Instrumental harus digunakan ketika
logam yang hadir dalam jumlah jejak, dalam campuran, atau ketika analisis harus

25 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
menjadi kuantitatif. Metode utama yang biasa digunakan adalah spektrofotometri serapan
atom (SSA), induktif coupled plasma (ICP) dan analisis aktivasi neutron (AAN) [63, 51, 64].

3.9.5 Penentuan Kontaminan Mikroba dan Aflatoksin

Tanaman obat dapat dikaitkan dengan berbagai macam kontaminan mikroba,


diwakili oleh bakteri, jamur, dan virus. Tak pelak lagi, latar belakang mikrobiologi
tergantung pada beberapa faktor lingkungan dan diberikannya dampak penting
pada kualitas keseluruhan produk herbal dan persiapan. Penilaian risiko dari
beban mikroba tanaman obat oleh karenanya menjadi subjek penting dalam
pembentukan Hazard Analysis modern dan Critical Control Point (HACCP)
skema.Herba biasanya membawa sejumlah bakteri dan jamur, sering berasal
dalam tanah. Metode Miskin panen, pembersihan, pengeringan, penanganan, dan
penyimpanan juga dapat menyebabkan kontaminasi tambahan, yang mungkin terjadi dengan
Escherichia coli atau Salmonella spp. Sementara berbagai macam bakteri dan jamur berasal
dari mikroflora alami, aerobik membentuk spora bakteri sering mendominasi.
Laboratorium prosedur menyelidiki kontaminasi mikroba yang ditetapkan dalam
terkenal farmakope, serta dalam pedoman WHO . Membatasi nilai juga dapat ditemukan
dalam sumber-sumber disebutkan. Secara umum, prosedur lengkap terdiri dari menentukan
jumlah total mikroba aerob, total jamur.Menghitung jumlah Enterobacteriaceae total, bersama
dengan tes untuk kehadiran Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Shigella, dan
Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella spp.

Pharmacopoeia Eropa juga menetapkan bahwa E. coli dan Salmonella spp. harus
absen dari obat herbal. Namun tidak selalu bakteri patogen dua yang menyebabkan masalah
klinis. Misalnya, mematikan kasus listeriosis disebabkan oleh kontaminasi tablet alfalfa
dengan monocytogenes basil Grampositive Listeria .Bahan asal nabati cenderung
menunjukkan tingkat yang jauh lebih tinggi dari kontaminasi mikroba dari produk sintetis
dan persyaratan untuk kontaminasi mikroba dalam Farmakope Eropa memungkinkan tingkat
yang lebih tinggi dari kontaminasi mikroba dalam obat herbal dibandingkan obat-obatan
sintetis. Tingkat kontaminasi diizinkan mungkin juga tergantung pada metode pengolahan
obat. Sebagai contoh, tingkat kontaminasi lebih tinggi diperbolehkan jika persiapan herbal
terakhir melibatkan mendidih dengan air .Kehadiran jamur harus hati-hati diteliti dan / atau
dipantau, karena beberapa spesies umum menghasilkan racun, terutama aflotoxins. Aflatoksin
dalam herbal obat dapat membahayakan kesehatan bahkan jika mereka diserap dalam jumlah
menit. Aflatoksin yang memproduksi jamur kadang-kadang membangun selama
penyimpanan . Prosedur untuk penentuan kontaminasi aflatoksin pada obat herbal yang
diterbitkan oleh WHO . Setelah prosedur pembersihan menyeluruh, KLT digunakan untuk
konfirmasi.

Selain resiko kontaminasi bakteri dan virus, obat herbal dapat


juga terkontaminasi racun mikroba, dan karena itu, endotoksin bakteri dan
mikotoksin, kadang-kadang juga dapat menjadi masalah . Ada bukti bahwa tanaman obat dari
beberapa negara mungkin terkontaminasi dengan jamur racun (Aspergillus, Fusarium).

26 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Konstituen tanaman tertentu yang rentan terhadap transformasi kimia oleh kontaminasi
mikroorganisme.

Pelayuan mengarah ke aktivitas enzymic ditingkatkan, mengubah beberapa konstituen


untuk metabolit lain awalnya tidak ditemukan di rempah. Ini konstituen yang baru terbentuk
(s) bersama dengan cetakan seperti Penicillium nigricans dan P. jensi kemudian dapat
memiliki efek buruk .

3.9.6 Penentuan Residu Pestisida

Meskipun tidak ada laporan serius toksisitas karena adanya pestisida dan fumigants,
penting bahwa jamu dan produk herbal bebas dari bahan kimia atau setidaknya dikendalikan
untuk tidak adanya tingkat yang tidak aman .Herbal mengandung residu pestisida, yang
menumpuk dari praktek pertanian, seperti penyemprotan, pengobatan tanah selama budidaya,
dan administrasi dari fumigants selama penyimpanan. Namun, mungkin diinginkan untuk
menguji obat herbal dalam kelompok luas pada umumnya, bukan untuk pestisida saja.
Pestisida banyak mengandung klorin dalam molekul, yang, misalnya, dapat diukur dengan
analisis klor organik total. Dengan cara analog, mengandung insektisida fosfat dapat
dideteksi dengan mengukur fosfor organik total.Sampel bahan herbal yang diambil dengan
prosedur standar, kotoran adalah dihilangkan oleh partisi dan / atau adsorpsi, dan pestisida
individu diukur dengan GC, MS, atau GC / MS. Beberapa prosedur sederhana telah
diterbitkan oleh WHO dan Pharamacopoeia Eropa telah menetapkan batas umum untuk
residu pestisida dalam kedokteran .

3.9.7 Penentuan Kontaminasi Radioaktif

Ada banyak sumber radiasi ionisasi, termasuk radionuklida, terjadi


di lingkungan. Oleh karena itu tingkat tertentu paparan tidak bisa dihindari. Berbahaya
kontaminasi, bagaimanapun, mungkin menjadi konsekuensi dari kecelakaan nuklir. Itu
WHO, bekerja sama erat dengan beberapa organisasi internasional lainnya, telah
mengembangkan pedoman dalam hal terjadi kontaminasi luas oleh radionuklida akibat
kecelakaan nuklir besar. Publikasi ini menekankan bahwa risiko kesehatan, secara umum,
karena kontaminasi radioaktif dari yang terjadi secara alami nuklida radio tidak menjadi
perhatian nyata, tetapi yang timbul dari kecelakaan nuklir utama seperti kecelakaan nuklir di
Chernobyl, mungkin serius dan tergantung pada radionuklida tertentu, tingkat kontaminasi,
dan jumlah kontaminan yang dikonsumsi. Dengan mempertimbangkan jumlah jamu yang
biasanya dikonsumsi oleh individu, mereka tidak mungkin untuk menjadi resiko kesehatan.
Oleh karena itu, saat ini tidak ada batas diusulkan untuk kontaminasi radioaktif .

3.9.8 Metode Analitis

Monograf diterbitkan dalam Pharmacopeia adalah pendekatan yang paling praktis


untuk kontrol kualitas obat herbal dan ada banyak tersedia. Ketika monograf Pharmacopeial
tidak tersedia, pengembangan dan validasi prosedur analitik harus dilakukan oleh produsen.
Strategi terbaik adalah mengikuti erat definisi Pharmacopeial identitas, kemurnian,
dan konten atau assay. Sumber berharga untuk prosedur analitis umum termasuk dalam

27 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
farmakope, dalam panduan yang diterbitkan oleh WHO . Informasi tambahan, terutama pada
metode kromatografi dan / atau spektroskopi dapat ditemukan dalam literatur ilmiah umum.
Ekstrak tanaman atau tumbuhan dapat dievaluasi oleh metode biologis untuk menentukan
berbagai aktivitas farmakologi, potensi, dan toksisitas. Sebuah teknik kromatografi sederhana
seperti TLC dapat memberikan berharga tambahan informasi untuk menentukan identitas dari
bahan tanaman. Ini terutama penting bagi spesies-spesies yang mengandung unsur aktif yang
berbeda.

Pengendalian Kualitas Obat Herbal informasi secara kualitatif dan kuantitatif dapat
dikumpulkan mengenai keberadaan atau tidak adanya metabolit atau produk pemecahan .
Fingerprinting TLC adalah kunci penting untuk obat herbal terdiri dari penting
minyak, resin, dan gusi, yang merupakan campuran kompleks dari konstituen yang tidak lagi
memiliki struktur organik. Ini adalah solusi yang kuat dan relatif cepat untuk membedakan
antara kelas kimia, di mana macroscopy dan mikroskop akan gagal.Kromatogram dari
minyak atsiri, misalnya, dipublikasikan secara luas dalam literatur ilmiah, dan dapat sangat
membantu berharga dalam identifikasi. Instrumen untuk UV-VIS penentuan yang mudah
dioperasikan, dan validasi prosedur yang mudah tapi pada saat yang sama tepat. Meskipun
pengukuran dilakukan dengan cepat, persiapan sampel dapat memakan waktu dan bekerja
baik hanya untuk sampel kurang kompleks, dan senyawa-senyawa dengan absorbansi pada
UV-VIS daerah.

HPLC adalah metode yang disukai untuk analisis kuantitatif campuran yang lebih
kompleks. Meskipun pemisahan komponen volatil seperti minyak esensial dan lemak
dapat dicapai dengan HPLC, yang terbaik dilakukan dengan GC atau GC / MS.
Penentuan kuantitatif konstituen telah menjadi mudah dengan perkembangan terakhir di
instrumentasi analitis. Kemajuan terbaru dalam penjelasan isolasi, pemurnian, dan struktur
metabolit alami telah membuat memungkinkan untuk membangun strategi yang tepat untuk
penentuan dan analisis kualitas dan proses standarisasi obat herbal. Klasifikasi
tanaman dan organisme oleh konstituen kimianya disebut sebagai chemotaxonomy. TLC,
HPLC, GC, KLT kuantitatif (QTLC), dan kinerja tinggi KLT (HPTLC) dapat menentukan
homogenitas dari ekstrak tanaman. Over-lapisan bertekanan kromatografi (OPLC),
spektrometri inframerah dan UV-VIS, MS, GC, cair kromatografi (LC) yang digunakan
sendiri, atau dalam kombinasi seperti GC / MS, LC / MS, dan MS / MS, dan resonansi
magnetik nuklir (NMR), teknik elektroforesis, terutama oleh kromatografi ditulis dgn tanda
penghubung, adalah alat yang kuat, sering digunakan untuk standardisasi dan untuk
mengontrol kualitas dari kedua bahan baku dan jadi produk. Hasil dari teknik-teknik canggih
memberikan sidik jari kimia sebagai sifat bahan kimia atau kotoran yang ada di tanaman atau
ekstrak.Berdasarkan konsep photoequivalence, sidik jari kromatografi obat-obatan herbal
dapat digunakan untuk mengatasi masalah kontrol kualitas. Metode berdasarkan teori
informasi, estimasi kesamaan, pengenalan pola kimia, spektral korelatif kromatogram (SCC),
resolusi multivariat, kombinasi dari sidik jari kromatografi dan evaluasi chemometric untuk
mengevaluasi sidik jari semua alat yang kuat untuk pengendalian kualitas produk herbal.

3.9.9 Validasi

28 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Validasi produk herbal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama baik di
negara berkembang dan miskin sumber daya, di mana bisnis palsu menjual obat-obatan
herbal dipalsukan adalah biasa. Dalam hal ini, tidak ada kontrol oleh pemerintah
lembaga, meskipun ada pedoman tertentu di beberapa negara individu yang digariskan oleh
WHO. Jika produk herbal yang dipasarkan sebagai agen terapeutik, dan terlepas dari apakah
produk benar-benar memiliki efek positif untuk menyembuhkan dan mengurangi keparahan
penyakit, perlu untuk memastikan validasi ilmiah dan pemantauan berkala terhadap kualitas
dan kemanjuran oleh administrator pengendalian obat. Hal ini layak bahwa pengenalan
validasi ilmiah akan mengontrol produksi produk herbal murni atau dipalsukan dan akhirnya
akan memastikan mereka rasional digunakan. Ini juga bisa menyebabkan regulasi industri
sehingga dokter hanya berkualitas dan penyedia layanan kesehatan yang diizinkan untuk
meresepkan obat.

Beberapa farmakope utama mengandung standar monograf menguraikan


untuk obat herbal. Keuntungan utama dari sebuah monografi resmi diterbitkan dalam
Pharmacopeia adalah bahwa standar yang ditetapkan dan tersedia, dan bahwa analitis
prosedur yang digunakan sepenuhnya divalidasi. Ini adalah sangat penting, karena validasi
bisa menjadi proses yang agak memakan waktu. Menurut definisi, validasi adalah proses
yang membuktikan bahwa suatu metode analisis yang dapat diterima untuk tujuan yang
dimaksudkan untuk metode farmasi. Panduan dari Amerika Serikat Pharmacopeia (USPC,
1994-2001), Konferensi Internasional tentang Harmonisasi (ICH), dan US Food and Drug
Administration (FDA) menyediakan kerangka kerja untuk melakukan validasi tersebut.
Secara umum, penyelidikan validasi harus mencakup studi tentang spesifisitas, linieritas,
akurasi, presisi, jangkauan, deteksi, dan batas kuantitatif, tergantung pada apakah metode
analisis yang digunakan kualitatif atau kuantitatif . Juga penting adalah ketersediaan
standar. Untuk prosedur makroskopik dan mikroskopik pada umumnya ini berarti
bahwa sampel referensi yang dapat diandalkan pabrik harus tersedia. Sebuah sumber botani
didefinisikan (misalnya spesimen voucher) biasanya akan memecahkan masalah ini. Standar
prosedur kromatografi kurang mudah diperoleh. Konstituen tanaman Karakteristik, baik aktif
atau spidol, jarang tersedia secara komersial. Kadang-kadang LC / MS pendekatan dapat
dilakukan sebagai cara karakterisasi. Satu langkah lebih lanjut, setelah isolasi seperti
senyawa, penjelasannya untuk membuktikan struktur tertentu yang tidak akan mudah.
Metode sering digunakan adalah dengan menggunakan senyawa tersedia yang berperilaku
sama dalam sistem kromatografi dipilih, dan untuk menghitung nilai retensi dan / atau waktu
terhadap senyawa ini sebagai standar.

Pemeriksaan kimia kualitatif dirancang untuk mendeteksi dan mengisolasi bahan aktif
(s). TLC dan HPLC adalah teknik analisis utama yang biasa digunakan. Di
kasus-kasus ketika bahan aktif tidak diketahui atau terlalu rumit, kualitas ekstrak tanaman
dapat dinilai oleh kromatogram "sidik jari".

Suplemen sebuah botani adalah tanaman atau bagian dari tanaman dihargai karena
sifat obat atau terapi, rasa, dan / atau aroma. Herbal adalah himpunan bagian dari tumbuhan.
Harus diklasifikasikan sebagai suplemen makanan, sebuah rasa harus memenuhi kriteria .
Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi diet.hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu :

29 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
 Suplemen ini berisi satu atau lebih bahan makanan (termasuk asam amino,
vitamin, mineral, jamu, atau tumbuhan lainnya, dll).
 Diberi label sebagai suplemen makanan. Suplemen herbal berlabel "Alam"
tidak berarti itu aman atau tanpa efek berbahaya . Produk herbal dapat
bertindak dengan cara yang sama sebagai obat. Keselamatan mereka
tergantung pada faktor-faktor seperti kimianya make-up, bagaimana mereka
bekerja dalam tubuh, metode persiapan, dan dosis. Di AS, FDA mengatur
herbal dan makanan suplemen lainnya. Ini berarti bahwa mereka tidak harus
memenuhi standar yang sama sebagai obat dan over-the-counter, mereka tidak
diharuskan untuk menjadi standar, dan tidak ada definisi hukum atau peraturan
ada untuk standardisasi. Sebagai hasilnya, produsen tidak diwajibkan untuk
menunjukkan keamanan dan efektivitas mereka produk sebelum mereka
mencapai pasar.

Selain itu, mereka tidak perlu mematuhi salah satu kontrol kualitas mengukur berlaku untuk
obat, maka komposisi mungkin bervariasi dari satu batch yang lain.Penggunaan beberapa
suplemen herbal telah dilaporkan berhubungan dengan penyakit seperti manifestasi oral,
termasuk bengkak, iritasi, dan perdarahan lidah. Efek-efek potensial dari suplemen herbal,
dalam hubungannya dengan faktor yang berhubungan dengan pembatasan peraturan,
menunjukkan bahwa penggunaan produk ini mungkin dikaitkan dengan reaksi merugikan
berbagai yang dapat mempengaruhi kesehatan. Bahan aktif (s) dalam suplemen herbal banyak
yang tidak diketahui, dan beberapa telah ditemukan terkontaminasi dengan logam, obat resep
berlabel, dan mikroorganisme.

Di bawah otoritas saat ini peraturan perusahaan, FDA dapat menghapus suplemen
herbal dari pasar hanya setelah telah terbukti tidak aman. Telah terjadi peningkatan jumlah
situs internet yang menjual dan mempromosikan suplemen herbal. Sayangnya, beberapa dari
mereka membuat klaim yang tidak akurat dan pernyataan tentang produk mereka dan
mengklaim efek berdasar pada penyakit menyembuhkan dan kondisi penyakit. Di AS,
distributor produk herbal di bawah yurisdiksi Federal Trade Commission (FTC), yang
memonitor iklan untuk pernyataan yang tidak menyesatkan.

3.10 Pemalsuan Obat Herbal

Pemalsuan langsung atau sengaja obat biasanya mencakup praktek-praktek di mana


obat herbal diganti sebagian atau seluruhnya dengan produk inferior lainnya. Disebabkan
oleh kemiripan morfologi dengan ramuan otentik, yang berbeda varietas komersial lebih
rendah digunakan sebagai adulterants. Ini mungkin atau mungkin tidak memiliki bahan kimia
apapun atau terapi yang potensial. Pergantian oleh "kelelahan" obat memerlukan pemalsuan
bahan tanaman dengan bahan tanaman yang sama tanpa unsur aktif.
Praktek ini paling sering terjadi pada kasus minyak volatil yang mengandung bahan,
di mana bahan habis kering menyerupai obat asli tetapi bebas dari
material asing seperti bagian lain dari tanaman yang sama dengan tidak aktif
bahan, pasir dan batu, artefak diproduksi, dan prinsip-prinsip rendah sintetis digunakan
sebagai pengganti.

30 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
Praktek pemalsuan yang disengaja terutama didorong oleh pedagang yang
enggan untuk membayar harga premium untuk herbal kualitas unggul, dan karenanya
cenderung untuk membeli hanya produk murah. Hal ini mendorong produsen dan pedagang
untuk menjual herbal berkualitas rendah. Kelangkaan produk herbal adalah faktor lain yang
pengaruh pemalsuan. Kadang-kadang penjualan produk inferior mungkin tidak disengaja.
Dengan tidak adanya sarana yang layak evaluasi, obat asli sebagian atau seluruhnya tanpa
bahan aktif dapat memasuki pasar. Faktor-faktor seperti sumber geografis, kondisi
pertumbuhan, pengolahan, dan penyimpanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas obat. Kerusakan dapat menyebabkan pemalsuan tidak langsung,
dan simplisia seringkali cenderung kerusakan, terutama selama penyimpanan, yang mengarah
hilangnya bahan aktif, produksi metabolit dengan aktivitas tidak dan,
dalam kasus yang ekstrim, produksi metabolit beracun. Faktor fisik seperti udara
(Oksigen), kelembaban, cahaya, dan suhu dapat membawa kerusakan secara langsung atau
tidak langsung . Faktor-faktor ini, sendiri atau dalam kombinasi, dapat menyebabkan
pengembangan organisme seperti jamur, tungau, dan bakteri. Oksidasi unsur dari
obat dapat dibawa oleh oksigen di udara, menyebabkan beberapa produk, seperti minyak
esensial, untuk resinify atau menjadi tengik. Kelembaban atau kelembaban dan peningkatan
suhu dapat mempercepat aktivitas enzim, menyebabkan perubahan dalam penampilan fisik
dan dekomposisi rempah.

Herba kering sangat rentan terhadap kontaminasi dengan spora bakteri dan
jamur yang ada di udara. Pertumbuhan bakteri biasanya disertai oleh pertumbuhan
cetakan, yang kehadirannya dibuktikan dengan perubahan tampilan, memecah dari
tanaman bahan, dan bau. Tungau, cacing nematoda, serangga / ngengat, dan kumbang dapat
juga menghancurkan obat herbal selama penyimpanan.

Langkah-langkah kontrol untuk melindungi terhadap kerusakan termasuk penggunaan


wadah kedap udara terbuat dari bahan yang tidak akan berinteraksi secara fisik atau kimia
dengan bahan yang disimpan. Penyimpanan di berventilasi, dingin, daerah kering dan
penyemprotan periodik daerah disimpan dengan insektisida akan membantu untuk mencegah
penyebaran infestasi. Sterilisasi simplisia dicapai dengan pengobatan massal dengan kiriman
etilen oksida, dan metil bromida dalam kondisi yang terkendali dan memenuhi
dengan batas yang dapat diterima untuk residu beracun [29, 47, 88]. Dunia pasar dari waktu
ke waktu pengalaman fluktuasi liar di harga herbal. Satu alasan untuk ini adalah sembarangan
panen yang menyebabkan kepunahan populasi alami masih satu-satunya sumber
bioresources. Hal ini pada gilirannya mendorong produsen untuk menggantikan
diperlukan herbal dengan suplemen lainnya.

31 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m
BAB IV

KESIMPULAN

Obat tradisional dan pengobatan tradisional disebut sebagai warisan budayaIndonesia


perlu diteliti, dikaji dan dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya kesehatan dan
meningkatkan pemerataan upaya kesehatan, namun demikian perlu ada usaha-usaha yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Kenyataanya seperti laporan sejumlah artikel kesehatan, dari sekian banyak hasil
penelitian atas komponen jamu, ditemukan  sebagian kecil sudah diketahui mengandung zat
yang berbahaya,sedangkan sebagian kecil lainya sudah diketahui berbahaya tanpa diketahui
zat yang dikandungnya. Meskipun baru sebatas percobaan, namu hal ini sudah bisa dijadikan
warning terhadap masyarakat pengkonsumsi obat herbal. Bahwa obat herbal itu tidaklah
100% aman, tergantung dosis, jangka pemakaian, pemrosesan serta faktor lainya seperti
diuraikan dalam diatas.

Dan kesimpulan akhir dari paparan makalah ini adalah bahwa dari hasil penelitian
yang sudah dilakukan diketahui adanya bahan atau zat yang sudah pasti berbahaya.Ada yang
langsung mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, ada yang baru memperhatikan gejala
negatif setelah digunakan beberapa lama sampai beberapa tahun. Dosis juga menentukan
akibat yangtak diinginkan, sedangkan informasi secara empiris pun penting.

Dan sekali lagi, dalam makalah ini menegaskan bahwa obat tradisional juga seperti
halnya dengan obat modern, tidak tanpa bahaya. Instansi-instansi pemerintah , instansi
penelitian swasta/pemerintah, pedidikan atau non pendidikan wajib membantu
menginformasikan pada masyrakat tentang hal ini, selain juga menghindarkan masyarakat
dari akibat-akibat yang tidak dinginkan.

32 | t e k n o l o g i b a h a n a l a m

Anda mungkin juga menyukai