Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NOFA RINDO

NIM : 20509334003
D4 – TEKNIK OTOMOTIF

PRODI MESIN OTOMOTIF SARJANA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : K3LH


Dosen : Drs. Ir. Moch. Solikin, M.Kes

Jawab pertanyaaan berikut ini, kirim jawaban ke email : moch_solikin@uny.ac.id, hari ini maks jam
23.58 wib

1. Diskripsikan bagaimana UU no 1 tahun 1970 mengatur tempat kerja yang baik, apakah hak
dan kuwajiban pekerja, serta kuwajiban pengusaha ?
2. Perhatikan foto di bawah, lakukan JSEA berdasarkan foto tersebut ?

3. Kebakaran merupakan kecelakaan yang sangat fital dampaknya terhadap pekerja, perusahaan
dan lingkungan. Identifikasi penyebab kebakaran dan bagaimana upaya untuk mencegah agar
kebakaran tidak terjadi dan mengatasi dengan cepat bila kebakaran terjadi. , mengeliminir
dampak kebakaran. ?
4. Apa yang saudara ketahui tentang Kaizen?, Bagaimana langkah mengimplementasikannya?.
Berikan contoh penerapan Kaizen di suatu tempat kerja
5. Diskripsikan isi tugas literasi kelompok saudara. Apa peran saudara dalam mengerjakan tugas
tersebut ?
Selamat mengerjakan
Jawaban

1. Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diatur tentang :
Keselamatan Kerja yang di dalamnya antara lain memuat tentang istilah-istilah, ruang
lingkup, syarat-syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja; kecelakaan; kewajiban dan hak tenaga kerja;
kewajiban bila memasuki tempat kerja; dan kewajiban pengurus. Dalam Undang-
Undang ini diadakan perubahan prinsipil untuk diarahkan menjadi pada sifat preventif.
Peraturan baru ini dibandingkan dengan yang lama, banyak mendapatkan perubahan-
perubahan yang penting, baik dalam isi, maupun bentuk dan sistimatikanya. Pembaruan
dan perluasannya adalah mengenai:

1. Perluasan ruang lingkup;


2. Perubahan pengawasan represif menjadi preventif;
3. Perumusan teknis yang lebih tegas;
4. Penyesuaian tata usaha sebagaimana diperlukan bagi pelaksanaan pengawasan;
5. Tambahan pengaturan pembinaan Keselamatan Kerja bagi management dan Tenaga
Kerja;
6. Tambahan pengaturan mendirikan Panitia Pembina Keselamatan Kerja dan Kesehatan
Kerja; dan
7. Tambahan pengaturan pemungutan retribusi tahunan.

Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam


melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien. Berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja. Pembinaan norma-norma itu perlu
diwujudkan dalam Undang-Undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik
dan teknologi.

Adapun peran karyawan terhadap K3 adalah :

 Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.
 Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
 Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.

Dan juga peran pemilik/pengusaha terhadap K3 adalah :

 Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli
K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
 Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
 Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.

2.

3. Faktor terjadinya kebakaran melalui penggolongan yang dipaparkan sebagai berikut :


 Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang salah,
pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh :
pemakaian daya listrik yang berlebihan atau kebocoran.
 Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus
menerus memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.
 Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran gudang kimia akibat reaksi
kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik.
 Kebakaran disengaja, seperti huru – hara, sabotase dan untuk mendapatkan
asuransi ganti rugi.
Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di
bawah ini :
1.      Faktor Non Fisik
Lemahnya peraturan perundang – undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan
terhadap pelaksanaannya (Perda No. 3 Tahun 1992).
 Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan
dengan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran.
 Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang –
undangan yang berlaku sebagai usaha pencegahan terhadap bahaya
kebakaran.
 Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
yang dikaitkan dengan faktor ekonomi, dimana pemilik bangunan terlalu
mengejar keuntungan dengan cara melanggar peraturan yang berlaku.
 Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada
bangunan terutama bangunan tinggi.
2.      Faktor Fisik
 Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta
peralatan.
 Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang tidak teratur.
 Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang pelayanan penanggulangan
bahaya kebakaran.
Adapun cara menanggulanginya dikelompokkan atas 3 macam yaitu :
 Program engineering; yaitu program yang meliputi perencanaan bangunan yang
yang aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari kebakaran,
misalnya instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi fire protection
system(pasif).
 Program edukasi; yaitu program untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap
kebakaran, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang kebakaran,
identifikasi penyebab kebakaran,bahaya kebakaran,pencegahan kebakaran dan
evakuasi jika terjadi kebakaran.
 Pogram Penegakkan Sistem; program penegakkan sistem adalah program untuk
memastikan bahwa semua sistem pencegahan kebakaran sesuai atau comply dengan
fire code atau regulasi yang ada. Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua
fasilitas pencegahan kebakaran secara berkala.

4. Kaizen adalah suatu metode praktis yang berfokus pada tindakan perbaikan menuju ke
arah yang lebih baik dari sebelumnya dalam menjalankan proses operasional di bidang
manufaktur, engineering, development maupun bussiness management.

Kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan cepat secara terus menerus untuk menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Kaizen adalah bagaimana membuat agar pekerjaan lebih
mudah dengan selalu menyadari bahwa metoda kerja yang paling baik adalah bekerja
dengan cepat dan kondusif dalam menciptakan produk dengan kualitas yang baik.

Dalam mengimplementasikan kaizen dikenal dengan sebutan PDCA. Apa sih itu?

PDCA ialah sebuah metode praktis yang mudah diterapkan didalam kaizen. Teknik ini
terdiri dari pengulangan empat langkah tersebut untuk mengontrol dan meningkatkan
proses manajemen supply chain atau kebiasaan perusahaan. Dengan kata lain, metode
ini menggunakan empat fase untuk mengawasi dan menyesuaikan ketidaknormalan
yang mungkin terjadi dalam sebuah proses bisnis, dengan tujuan utama untuk
melakukannya dengan lebih baik lagi.

 Plan
Bagian siklus ini adalah membangun tujuan dan kebutuhan yang hendak ditingkatkan.
Fase ini adalah di mana tujuan didefinisikan untuk dikembangkan. Sangat dianjurkan
untuk membuat rencana dalam skala kecil untuk menguji perkembangannya.

 Do
Tahap ini adalah di mana rencana yang sebelumnya sudah dibuat dieksekusi dan
diimplementasikan. Dengan kata lain, di tahap ini rencana perbaikan yang ditargetkan
akan dicapai. Selain itu, dalam fase “Do” ini dilakukan pula pengumpulan data dan
informasi untuk dianalisa dan mendapatkan umpan balik untuk tahap berikutnya.

 Check
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan dan analisa data dari tugas-tugas yang telah
dieksekusi pada tahap “Do” tadi. Selain itu, informasi dirangkum dan dikonsolidasi
untuk digunakan pada tahap selanjutnya, yakni “Act”. Singkatnya, langkah “Check” ini
adalah di mana implementasi dari rencana awal dilihat apakah berhasil atau tidak.

 Act
Tahap akhir ini adalah tahap di mana informasi dari semua langkah siklus yang telah
dilakukan sebelumnya dikumpulkan dan dianalisa. Keputusan diambil untuk melihat
apakah perbaikan yang dilakukan di tahap “Do” berhasil atau tidak. Jika proses
perbaikan ini berhasil, implementasinya akan menjadi sebuah garis dasar untuk siklus
PDCA selanjutnya. Jika implementasinya kurang berhasil, siklus PDCA ini hendaknya
dirancang ulang dan dibuat perencanaan ulang.

 Contoh penerapan kaizen pada industry Toyota dengan metode PDCA :

 Menemukan potensi perbaikan – melatih mengenali, melihat berbagai tipe pemborosan,


menemukan pemborosan utama, ketidakefisienan dan area perbaikan.

 Mencetuskan ide orisinil – melatih seni sumbang saran (brainstorming)

 Menganalisis metode yang digunakan – melakukan analisis sederhana pada metode


kerja secara analisis, kuantitatif, maupun spesifik

 Mengevaluasi metode baru – menguji apakah perbaikan telah benar benar terjadi dan
kemudian menstandarkan praktik yang telah diperbaiki

 Menyusun rencana penerapan – rencana adalah alat untuk menjaga orang – orang tetap
dijalur dan berkonsentrasi melakukan tindakan sesuai janji mereka.

5. Isi literasi tugas kelompok saya mengenai keselematan kerja di bengkel otomotif
tujuannya untuk menghimbau para pekerja yang bekerja di bengkel tersebut dan guna
bisa menerapkannya dengan baik dan benar sesuai dari arahan dari suatu instansi atau
prosedur yang terpapar. Peran saya dalam pengerjaan tugas kelompok tersebut ialah
menjadi translator dari penugasan yang diberikan itu mencakup masing masing anggota
kelompok karena pada dasarnya penugasan tersebut berbasis inggris disamping itu saya
membuat power point sebagai desain power point dan menggabungkan litelatur dari
teman – teman hingga menjadi kesatuan yang pada akhirnya bisa untuk dipresentasikan.

Anda mungkin juga menyukai