2.1 Pendahuluan
Kebutuhan hidup manusia yang pada akhir ini dirasakan semakin meningkat
baik jumlah maupun jenis telah mengakibatkan terjadinya dorongan terhadap
pengoperasian pabrik serara lebih efisien dan efektif dengan skala pengusahaan lebih
besar dalam waktu relatif singkat. Adanya tuntutan terhadap pengoperasian pabrik
tersebut telah mendesak terjadinya perubahan struktur sistem keindustrian secara
mendasar. Perubahan-perubuhan tersebut meliputi :
1. Ukuran dan kapasitas pabrik yang semakin besar serta berlangsung operasi secara
kontinyu dengan tenaga tersimpan semakin besar.
2. Teknologi yang di gunakan memiliki kondisi operasi yang semakin ekstrim dengan
daerah operasi semakin sempit dan banyak menggunakan unit konversi dengan
reaksi eksoternis
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, beberapa istilah yang perlu
diberikan adalah sebagai berikut :
1 . Bahaya : ialah suatu keadaan atau kegiatan yang berpotensi terhadap terjadinya
suatu kecelakaan.
2. Kecelakaan : ialah suatu kegiatan yang tidak dikehendaki datang secara tiba-
tiba yang dapat mengakibatkan cedera termasuk penyakit akibat kerja,
kerusakan harta benda dan gangguan lingkungan atau kombinasi dari semua ini.
3. Kejadian : ialah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu
kecelakaan.
4. Sebab kecelakaan : ialah meliputi faktor - faktor yang dapat menimbulkan atau
menyumbangkan adanya suatu bahaya.
5. Akibat kecelakaan : ialah meliputi pengaruh yang ditimbulkan oleh bahaya atau
sebab-sebab bahaya yang terjadi.
6. Pencegahan kecelakaan : ialah segala daya upaya guna mencegah terjadinya
suatu kecelakaan, mengurangi dan mananggulangi akibat suatu kecelakaan
dengan menerapkan teknologi pengendalian bahaya yang tepat serta
melaksanakan peraturan perundang - undangan.
7. Resiko : ialah suatu kerugian yang diharapkan dalam setiap kegiatan atau dalam
satuan waktu yang merupakan kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian
dalam setiap kegiatan atau dalam satuan waktu dengan kaparahan atau akibat
yang dinyatakan dalam kerugian dalam setiap kejadian.
8. Pengendalian rugi : ialah pengandalian atau pengelolaan setiap sumber yang
dapat mengakibatkan kerugian melalui eliminasi resiko, pengurangan resiko,
pemindahan resiko atau penerimaan resiko.
Sumber-sumber yaitu manusia, uang, peralatan, bahan dan metode kerja yang
merupakan unsur manajemen yang paling pokok adalah manusia karena sumber-
sumber lainnya akan digunakan oleh manusia. Jadi faktor manusia itulah yang paling
menentukan dan merupakan faktor yang harus ada, dengan demikian maka sebagian
terbesar aktivitas manajemen harus ditujukan kepada masalah manusia agar mereka
memiliki sikap yang tepat, semangat yang baik, mampu menggunakan cara-cara kerja
dan sarana dengan baik.
B. Prinsip-prinsip K3
Telah banyak contoh yang dapat dipetik dari kejadian-kejadian kecelakaan kerja di
Indonesia, yang tidak hanya merugikan karyawan dan rnasyarakat tetapi juga
mengacaukan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini dapat mempengaruhi kegiatan
pembangunan nasional. Atas dasar hal tersebut diperlukan langkah pengendalian,
pencegahan dan penanggulangan terhadap kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan,
pencemaran yaitu:
a. Perbuatan berbahaya :
Hal ini sangat terkait dengan cara kerja dan sifat pekerjaan, adapun perbuatan
bahaya ini disebabkan karena :
a. Tujuan umum
1. Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan
kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan
produktsivitas kerja.
2. Melindungi setiap orang lain yang berada ditempat kerja yang selalu dalam keadaan
selamat dan sehat.
3. Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai secara aman dan
efisien.
b. Tujuan khusus
Unsur manajemen yang merupakan masukan bagi manajemen terdiri dari berbagai
sumber perubahannya didalam melangsungkan kegiatan dangan tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka unsur-unsur manajemen haruslah
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan agar sesuai dengan fungsi manajemen yang ada.
Demikian pula dengen halnya unsur manajemen K3 yang merupakan masukan dari
manajemen K3 didalam upaya mengendalikan rugi organisasi secara keselamatan.
Berdasarkan konsep sebab kecelakaan dimana yang terdiri dari tiga penyebab, maka
unsur-unsur manajemen dapat dikelompokkan kedalam unsur sebab tersebut, (manusia,
bahan dan peralatan serta sistem manajemen) oleh karenanya didalam upaya pencegahan
secara baik dimana :
Manusia atau tenaga kerja harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
cukup di dalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang menangani
pekerjaan harus tepat.
Bahan-bahan dan peralatan/mesin yang digunakan harus sesuaidengan unsur yang
diterapkan demkian pula harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman yang memadai
selama penanganannya.
Dana harus cukup dalam menunjang segala aktivitas manajemen dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan upaya K3 dan didukung oleh
seluruh unsure manajemen dan merupakan metode yang terbaik
Selain unsur-unsur tersebut di atas, terdapat unsur-unsur lainnya yang tidak dapat
dipisahkan dalam sistem manajemen seperti tersedianya semua gedung dan
kelengkapannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, masyarakat peraturan perundangan
dan waktu yang cukup didalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi.
Kebijakan ini akan menjadi pegangan bagi para manajemen, supervisor dan
semua karyawan dalam mengambil keputusan operasional.
CONTOH
K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN 2.8
BAB 2
MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA
Bila seorang diterima oleh perusahaan ini sebagai seorang pekerja, dia berhak untuk
mengharapkan bahwa dia akan diberikan tempat kerja dan sarana peralatan kerja yang
tepat sehingga dia dapat mencurahkan daya kerjanya pada pekerjaannya tanpa takut akan
kemungkinan cidera jiwa dan kesehatannya.
(a) Menyediakan suasana tempat kerja dan peralatan yang aman, bahan yang
tepat,dan
(b) Menentukan dan mendesak adanya cara dan kebiasaan praktek kerja yang aman
setiap waktu.
Adalah tanggung jawab pokok bagi pimpinan bahwa K3 dari tiap insan adalat
tugasnya sehari-hari. Tanggung jawab ini harus dapat diterima oleh orang yang merupakan
bagian dari urusan perusahaan, fungsi apapun yang dipegang. Pimpinan perusahaan
berpendapat kegiatan operasional maupun administrasi apapun tidak lebih penting dari
pada pencegahan kecelakaan.
Dalam rangka mengefisiensikan kerja sama antar orang-orang yang terlibat dalam
pelaksanaan rencana dan program K3 sebagaimana dimaksud diatas maka fungsi
manajemen yang kedua sangat menentukan dalam pencapaian sasaran ataupun target
yang hendak dicapai. Adapun fungsi pengorganisasian ini meliputi penentuan bidang
tugas pekerjaan, pengelompokan bidang-bidang tugas tersebut, pembagian orang-orang
ke dalam kelompok-kelompok penempatan tugas kepada masing-masing kelompok,
pembagian kelompok ke dalam sub-sub kelompok suatu penetapan wewenang kepada
masing-masing kelompok/sub-sub kelompok. Bentuk dari hasil pengorganisasian ini
adalah sebagai strktur organisasi K3.
Fungsi utama dari lini operasi adalah memastikan suatu pekerjaan dapat di
laksanakan secara aman dan selamat serta tidak menimbulkan gangguan-gangguan
lainnya. Terlaksananya fungsi tersebut sangat di pengaruhi oleh keterampilan tenaga
kerja, kelengkapan prosedur kerja dan spesifikasi teknik dari peralatan dan bahan-
bahan yang digunakan.
Fungsi utama dari unsur staf adalah membantu terlaksananya kegiatan operasi
dengan memenuhi persyaratan-persyaratan operasi yang ditetapkan. Sebagai contoh
bagian pengaturan barang atau bahan (logistik) haruslah menyediakan barang atau bahan
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan standar dan harus dilengkapi pula
dengan petunjuk pengorganisasiannya (operating manual). Apabila barang atau bahan
yang ada tidak sesuai maka dalam penggunaannya dapat mcmpengaruhi kegiatan operasi
yang tidak menimbulkan kecelakaan atau gangguan operasi.
Selain pembagian tanggung jawab antar fungsi dan kaitannya dengan masalah K3
juga dilakukan pembagian tanggung jawab menurut jenjang jabatan dalam organisasi.
Pada unsur lini pembagian tanggung jawab K3 antara supervisor dan manajemen
adalah tidak sama besar akan tetapi masing-masing pimpinan harus mempunyai ciri K3
dalam kepemimpinannya. Tanggung jawab yang sangat sirategis berada pada petugas
pengawas K3 (line flast supervisor) karena petugas ini membawahi langsung para tenaga
kerja sebagai jenis pekerjaan.
Dalam suatu perusahaan unsur K3 dapat terdiri dari beberapa unsur seperti :
Keselamatan Kerja Kesehatan Perusahaan. Pencemaran atau buangan pabrik keamanan
dan unsur kesehatan kerja. Akan tetapi dalam prakteknya unsur-rnsur K3 tersebut sering
dikelompokkan ke dalam dua kelompok di bawah pimpinan seorang manajer. Jadi jelas
organisasi K3 dalam perusahaan harus melibatkan seluruh unsur dan jenjang jabatan
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi. Namun
demikian dalam prakteknya karena ada keterkaitan setiap unsur organisasi terhadap
masalah K3, maka pelaksanaan K3 harus terpadu antar fungsi dalam organisasi dan antar
jenjang dalam fungsi dan harus dinyatakan secara jelas dalam setiap uraian jabatan.
1) Inspeksi teknis
Inspeksi teknis dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan riwayat dari
peralatan dan bahan melalui sistem pencatatan guna memperoleh gambaran
tentang ada atau tidak adanya kerusakan yang dialami seperti : peralatan dan
mesin-mesin yang aus, koresi dan kerusakan-kerusakan lain akibat
pemakaiannya. Berdasarkan hasil inspeksi teknik ini maka dapat
direncanakan usaha perbaikan dan pemeliharaan pencegahan peralatan guna
mencegah kegagalan berfungsinya peralatan secara dini.
2) Supcrvisi K3
Supervisi K3 ditujukan untuk mengetahui adanya penyebab kecelakaan
(unsafe conditbn dan unsafe action). Pengawasan ini dapat dilaksanakan
secara awal, berkala atau khusus dengan menggunakan suatu daftar
periksa (check list) atau peralatan lainnya sesuai dengan tujuan
pengawasan.
Agar pelaksanaan pengawasan K3 dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukan adanya koordinasi dengan bagian lain yang terkait, terutama
bagian operasi yang paling mengenal adanya bahaya di tempat kerja.
Dengan cara demikian diharapkan masing-masing bagian akan merasa
bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya pengawasan.
3) Audit K3
Audit K3 yang merupakan cara pemeriksaan dan penilaian menyeluruh,
mendalam, sistematis dan berkala terhadap seluruh aspek dan sistem
pengendalian bahaya bertujuan untuk mengetahui kelemahan unsur sistem
sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan unsur sistem sebelum terjadi kecelakaan. Aspek-aspek yang
diadakan penilaian pada saat audit adalah mencakup :
4) Pengandalian K3
Pengendalian K3 yang dimaksudkan disini adalah melakukan upaya K3 dalam
rangka mengendalikan rugi organisasi. Upaya ini dilandasi dengan pandangan
manajemen terhadap segala bentuk kecelakaan yang dapat mengakibatkan
suatu kerugian.
a. Pengeliminasian Resiko
Prioritas utama di dalam melakukan pengendalian rugi adalah
mengiliminasi resiko yang dapat di tempuh dengan cara mecubah
perancangan atau proses kegiatan guna meniadakan resiko yang ada.
b. Pengurangan Resiko
Pengurangan resiko dapat dilakukan dengan cara melakukan pengurangan
salah satu dan atau kedua-duanya dari unsur kombinasi resiko, sehingga
terjadinya suatu kecelakaan dengan tingkat keparahannya dapat ditekan
pada batas tertentu.
c. Pemindahan Resiko
Dalam kaitannya pengelolaan resiko dapat sehubungan dengan
pengendalian rugi organisasi, manajemen berpandangan bahwa resiko
yang ada harus dapat diadakan atau ditekan hingga batas tertentu. Apabila
resiko yang ada cukup besar maka terhadap resiko tersebut diadakan
pemindahan pada badan penerima resiko.
d. Penerima Resiko
Mengingat adanya suatu resiko dalam kegiatan tidak mungkin sama sekali
ditiadakan, maka peranan manajemen dalam menentukan batas-batas
resiko yang dapat diterima menjadi penting dalam rangka pengendalian
rugi organisasi. Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memahami
sampai sejauh mana kriteria penerimaan resiko yang dapat
dikuantifikasikan sebagai dasar penilaian resiko tersebut. Apabila resiko
yang ada tidak dapat diterima, maka perlu dilakukan upaya pengurangan
resiko hingga batas yang dapat diterima.
5) Latihan K3
Latihan K3 atau training K3 dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
praktis kepada seluruh peserta agar mereka memahami dengan baik
berbagai prosedur K3 dan mampu melaksanakannya serta terampil.
Kepada setiap tenaga kerja diwajibkan memahami dengan baik jenis
pekerjaannya sehubungan dengan bahaya yang ada. Selain itu melalui
training K3 tenaga kerja diharapkan mampu menanggulangi keadaan
bahaya dengan menggunakan peralatan keselamatan kerja termasuk
terampil dalam penggunaan alat pelindung diri.
Demikian pula melalui training K3 ini diharapkan tenaga kerja benar-benar
menyadari akan arti pentingnya penerapan K3 dalam pekerjaan.
6) Pembinaan K3
Pembinaan yang salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia merupakan usaha pengembangan dan pengetahuan
dan keterampilan serta sikap tenaga kerja agar tercipta suatu kelompok
pegawai yang sesuai dengan bentuk serta kebutuhan organisasi di dalam
mencapai tujuan perusahaan secara berdaya guna.
Pola pembinaan K3 ditentukan oleh pola tenaga kerja, pekerjaan dan
persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan bentuk organisasi yang ada.
Secara umum pola pembinaan K3 dapat berupa:
a. Praktek K3
Praktek K3 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pratis dalam
melaksanakan pekerjaan secara aman selamat dan terhindar dari
gangguan penyakit akibat kerja. Praktek kerja ini meliputi : tata cara
penggunaan peralatan dan penanganan bahan-bahan, tingkat pemahaman
prosedur K3 dan penggunaan alat pelindung diri, mangetahui dan mentaati
peraturan perundang-undangangan K3 dan lain-lain.
b. Supervisi K3
c. Penilaian K3
Pembinaan ini berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan dalam
rangka mengidentivikasi, menganalisa dan mengendalikan bahaya
sehubungan dengan kerugian dan resiko perusahaan. Melalui pola
pembinaan khususnya dan program K3 umumnya, diharapkan fungsi
manajemen dapat berjalan sebagaimana diharapkan.
KESELAMATAN &
MANAJEMEN + KESEHATAN KERJA
(K3)
KONSEPSI
MANAJEMEN K3
MAKRO MIKRO
• Nasional • Perusahaan
• TLCM
K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN •RM 2.15
TUJUAN K3
BAB 2
MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA
PENGORGANISASIAN
MANAJER
CARA
YANG
+
EFEKTIF
AHLI
Tercipta Teknik-teknik
dan Seni
KELEMBAGAAN K3 A
FAKTOR
- FUNGSI L
MIKRO A
- STRUKTUR T
- PROSEDUR N
E
TUJUAN
- PER./ UU A
TUJUAN R
K3 L
K3 N
I
SUMBER - SUMBER A
S
- MANUSIA T
- BUKAN MANUSIA
FAKTOR A
MAKRO I
F
E
V R
A PER E
KEBI
L PELAKSA ATU N
JAK
HASIL YANG PENGAWASAN NAAN P
U RAN AN
TERCAPAI K3 R
K3
A O
S G
I
SIKLUS MANAJEMEN K3
DALAM SISTEM K3 NASIONAL
TERLAKSANANYA K3
DI TEMPAT KERJA PENGAMALAN TUJUAN K3
PENANGGU
LANGAN PENGUJIAN AHLI K3
PERATURAN PERUNDANGAN
2.7 Penutup
2.8 Pertanyaan
1. Apa yang anda ketahui dari manajemen keselamatan kerja?, jelaskan dengan
singkat!
2. Apakah pengertian dari istilah berikut ini dan berikan contohnya, jelaskan!
a. Bahaya
b. Pencegahan kecelakaan
c. Sebab kecelakaan
d. Akibat kecelakaan
e. resiko
3. Tuliskan hal-hal yang memudahkan pelaksanaan rencana dan program
Organisasi K3 di tingkat perusahaan yang merupakan pelaksanaan dari pada
seluruh rencana dan program K3 adalam Safety Departement?
4. Apa yang saudara ketahui mengenai pengertian keselamatan kerja secara filosofis
dan keilmuan? Jelaskan!
5. Di dalam k3 kita sering mendapatkan pengertian inti dari kebijakan K3, terangkan
dengan jelas dan lengkap?