Anda di halaman 1dari 28

MODUL 2

PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS
Faktor Yang Mempengaruhi Manusia

Manusia dalam membuat keputusan


akan selalu dipengaruhi oleh 2 hal
berikut
• Pandangan hidup
• Karakter
PANDANGAN HIDUP
• Sesuatu yang mempengaruhi cara kita melihat,
merasakan, kehidupan dan realitas, ... Yang
dibentuk oleh pendidikan, budaya, media, film,
buku, .. (termasuk Kitab Suci).

• Pandangan Hidup seseorang selain dipengaruhi


oleh “kepercayaan” juga oleh “kebudayaan”.
“disadari dan tidak disadari”, akan
mempengaruhi “cara menafsirkan dan
mempertimbangkan secara etis” terhadap
“semua realitas kehidupan” (Israel Wayne)
“KEBUDAYAAN…?”

We all born, live and will die through or


with the influence of Culture
(Unknown)
DEFINISI KEBUDAYAAN

Adalah segala hasil karya “akal-budi” manusia yang


dipengaruhi oleh kepribadian, tempat/geografis, dan
waktunya (“kuno/ tradisional”, “modern”, “post-modern”)
Adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi
7 UNSUR BUDAYA DAN KARAKTER

SISTEM

SISTEM
RELIGI
SISTEM
PENGETAHUAN TEKNOLOGI

KARAKTER
SISTEM MANUSIA SISTEM MATA
KESENIAN PENCHARIAN

SISTEM SISTEM
BAHASA ORGANISASI
PANDANGAN KARAKTER KEPUTUSAN
HIDUP (Budaya) MANUSIA ETIS

Culture of War: Culture of Peace:


- Enemy images, violence, - Solidarity, tolerance, understanding,
pesaing/kompetitor… dialog, negotiation, education for
peace, …
- Male dominion, … - The equality of women, …
- Authoritarian governance - Democratic participation
- Secrecy & propaganda - Free flow & sharing information
(transparancy)
TRANSFORMASI
FAKTOR UTAMA

Faktor-faktor Utama dalam Pengambilan


Keputusan Etis :
1. Manusia
2. Norma/Hukum/Nilai
3. Situasi
1. MANUSIA
(Dengan Kepribadiannya)
Kepribadian
Persepsi Sikap
Watak/ Kebebasan
Karakter Tanggungjawab
HATI
NURANI
BUDAYA/ BAWAAN
LINGKUNGAN (Herediter....)
(Learning..)

SELF
Awareness
1. MANUSIA (lanjutan)
(Berkesadaran Diri yang Baik)

TUHAN

Sesama
SPIRITUALITAS Manusia
Diri
Sendiri +
IMAN Manusia berkesadaran diri
baik jika:
• Hati nuraninya bersih
• Tata relasionalnya baik (Tuhan,
Alam/ diri sendiri, sesama dan
Lingkungan Hidup lingkungan)
1. MANUSIA (lanjutan)
(Kesadaran Diri yang Rusak)

Manusia dengan Kesadaran diri & Tata-Relasional yang


rusak, tercermin dari:

KKN Kemacetan Penggundulan Hutan


Kekacauan Lalulintas

Banjir Pemanasan
Global
2. NORMA

• Norma dapat diartikan sebagai Patokan/


ukuran/ standard/ …
• Berfungsi untuk menilai baik/ buruk, benar/
salah, sesuai/ menyimpangnya tingkahlaku
manusia
• Sumber Norma:
– Ajaran Agama melalui Alkitab, Quran, Weda..dsb
– Agama Kristen → Etika Kristen (Kehendak Tuhan
melalui Alkitab)
2. NORMA (Lanjutan)

Bentuk Norma:
• Prinsip bersifat Umum → abstrak
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya
orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka” (Matius 7: 12)
• Peraturan bersifat spesifik → konkrit
“Janganlah mengucapkan saksi dusta” (Keluaran 20:
16)
3. SITUASI
• Etika “Situasi” (Joseph Fletcher)
“Tidak ada Norma (Norma baik atau buruk)
yang berlaku untuk semua Situasi, karena setiap
Situasi adalah berbeda”

“Baik, atau buruk adalah tergantung Situasi”

“Yang terpenting adalah … MENGASIHI/LOVE”

“Hukum
Kasih” ?
3. SITUASI (lanjutan)
• Etika “Situasi” (Joseph Fletcher)
“MENOLONG” … ? Baik, atau Buruk ?

“MEMBUNUH” … ? Baik, atau Buruk ?

Jadi, bagaimana ….… menurut anda?

BAIK, atau BURUK … tergantung “SITUASI” !?


3. SITUASI (lanjutan)
• Etika “Situasi” (Joseph Fletcher)
Pada waktu Perang Dunia II seorang ibu beranak tiga
bernama Bergmeyer berkebangsaan Jerman tertangkap
patroli Soviet dan dipenjarakan. Suaminya mencari ke mana-
mana dan akhirnya mengetahui jika istrinya di penjara.
Peraturan penjara memperbolehkan tahanan dibebaskan
dengan dua alasan. Pertama, bila tahanan sakit dan rumah
sakit penjara tidak bisa menangani. Kedua, tahanan
mengandung dan dikembalikan ke negara asal sebagai
pertanggungjawaban. Setelah mempertimbangkan masak-
masak, ibu ini minta seorang penjaga penjara yang
dikenalnya baik untuk menghamilinya. Setelah ia positif
hamil, ia dikembalikan ke Berlin. Keluarganya menyambutnya
dengan sukacita. Bahkan anak yang kemudian lahir itu juga
disambut dengan amat baik. Mereka tahu bahwa si kecil itu
telah berjasa dalam keutuhan keluarga.
3. SITUASI (lanjutan)
• Etika “Situasi” (Joseph Fletcher)
“Jadi, walaupun melanggar norma (“Jangan
berzinah”) ibu Bergmeyer dapat diBENARkan
(baik, nggak apa-apa deh), karena demi
MENGASIHI (Love) anak-anaknya”

DISKUSIKAN:
“Bagaimana tanggapan Anda ? Setuju/
Tidak Setuju, berikan alasannya?”
(Bandingkan dengan Daniel, Sadrakh, Mesakh dan
Abednego)
3. SITUASI (lanjutan)
• Etika “KONTEKSTUAL” (Malcolm Brownlee)
8 Unsur Situasi dalam Etika Kontekstual:
1. Tempat/ruangnya?
2. Waktunya?
3. Bendanya?
4. Orang-orang yang terlibat?
5. Pemikiran/motivasinya?
6. Peristiwanya?
7. Lembaga sosialnya?
8. TUHAN
Tugas Kelas
Contoh kasus Etika
• Seorang pasien rumah sakit jiwa memperkosa sesama
pasien. Namun gadis yang diperkosanya itu menderita
schizophrenia yang gawat. Ayah sang gadis menuntut rumah
sakit atas kelalaiannya dan meminta supaya dilakukan aborsi.
Namun pihak rumah sakit menolak karena hukum hanya
memperbolehkan aborsi demi alasan kesehatan ibu yang
terganggu.
• Apa yang harus dilakukan oleh ayah si gadis, jika RS menolak
permohonannya dan membuka aib anaknya ke publik atau
polisi, dia akan mendapat malu, RS bisa ditutup sementara
masyarakat membutuhkan RS tsb untuk pengobatan sanak
saudaranya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
(PENDEKATAN FILOSOFIS)

• TELEOLOGI
• DEONTOLOGI
• ETIKA KEBAJIKAN (Virtue Ethics)
• DLL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
(PENDEKATAN FILOSOFIS)

1. TELEOLOGI sering juga disebut sebagai :


▪ Utilitarianisme
▪ Kontekstual
▪ Konsekuensialisme
o Konsekuensialisme bertujuan untuk memaksimalkan
hasil akhir dari sebuah keputusan
o Sebuah perbuatan benar secara moral jika dan hanya
jika tindakan tersebut mampu menghasilkan kebaikan
yang maksimal.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
(PENDEKATAN FILOSOFIS)

2. DEONTOLOGI
– Berfokus pada kewajiban atau tugas memotivasi
keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi
dari tindakan
– Kebenaran bergantung pada rasa hormat yang
ditunjukkan dalam tugas/proses, serta hak dan
keadilan yang dicerminkan oleh tugas-tugas
tersebut
– Kebenaran suatu proses pengambilan keputusan
berdasarkan norma agama, masyarakat dll lebih
diutamakan dan dipegang teguh.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
(PENDEKATAN FILOSOFIS)

3. ETIKA KEBAJIKAN (Virtue Ethics)


– Etika kebajikan berfokus pada karakter atau
integritas moral para pelaku dan melihat pada
moral masyarakat, seperti masyarakat profesional
untuk membantu mengidentifikasikan isu-isu etis
dan panduan tindakan etis
– Tiga kebajikan penting yaitu:
• Kebenaran
• Kesederhanaan dan
• Keadilan
CONTOH KASUS – 1
(DISKUSIKAN)
Pada suatu malam dalam perjalanan pulang dengan sepeda, Amin agak
tergesa-gesa demi tidak melanggar ketentuan asrama yang tidak boleh pulang
lewat pukul 21. Ketika melewati sebuah jalan sepi, ia mendengar erangan
seorang bapak yang sepedanya terperosok ke dalam lubang galian yang belum
ditutup. Ia tidak mempedulikan dan terus melaju. Menjelang tidur, Amin agak
gelisah. Banyak pertanyaan melintas di benaknya. Apakah ada orang lain lagi
yang lewat jalan itu? Apakah orang itu menolong atau seperti dia lewat saja?
Bagaimana kalau sampai pagi baru ada orang yang lewat di situ? Betapa
cemasnya keluarga bapak itu? Dan yang agak mengganggunya adalah bahwa ia
agak menyesal karena tidak meluangkan waktu untuk menolong bapak itu.
Dari pendekatan filosofis kasus ini dapat dikategorikan Teleologi atau
Deontologi, berikan alasannya.

Kesimpulan kita untuk sementara, perbuatan benar menurut


peraturan belum pasti menjamin pelaksanaan kebaikan.
CONTOH KASUS – 2
(DISKUSIKAN)
Seorang wanita Amerika yang cantik diminta untuk menjadi agen
kontraspionase dengan cara menyamar menjadi seorang sekretaris di sebuah
kota di Eropa Barat. Dalam penyamarannya itu ia harus merayu mata-mata
musuh yang telah beristeri supaya akhirnya bisa diperas informasinya.
Informasinya penting untuk mengalahkan pasukan musuh, yang jika tidak
diperoleh banyak rakyat dan tentara akan terbunuh dalam perang. Pada
mulanya ia protes dan tidak sudi menjual diri seperti itu. Namun dia
diyakinkan tidak ada jalan lain dan hanya dia yang satu-satunya bisa
melakukan tugas itu. Apa yang dia lakukan adalah berkorban dan berbakti
kepada bangsa dan negara. Si wanita akhirnya bersedia melakukannya.
Dari pendekatan filosofis kasus ini dapat dikategorikan Teleologi atau
Deontologi, berikan alasannya.
Kesimpulan kita untuk sementara, perbuatan ini dibenarkan
untuk sebuah tujuan mulia bagi sebuah negara.
(Persoalannya adalah apakah kesucian seks bisa dikorbankan demi
mengemban tugas negara)
CIRI-CIRI KEPUTUSAN ETIS
Keputusan etis mempunyai ciri antara lain:
• Harus mempertimbangkan apa yang benar dan apa yang salah.
• Harus mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang
buruk.
• Harus mempertimbangkan pikiran dan hati nurani dalam
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk seperti:
– Akankah saya merasa nyaman atas keputusan yang diambil jika
diketahui publik.
– Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
– Akankah keluarga saya juga bangga dengan keputusan ini?
– Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan norma/nilai
agama atau kode etik institusi/perusahaan?
– Apakah keputusan ini terasa benar dan memberikan kedamaian di
hati ?
ATURAN PRAKTIS (1)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
• Golden Rule
Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan
• Peraturan Pengungkapan
Jika anda merasa nyaman dengan tindakan atau
keputusan setelah bertanya pada diri sendiri apakah
anda akan keberatan jika semua rekan, teman, dan
keluarga mengetahui keputusan itu
• Hati Nurani
Apakah keputusan itu memberikan kedamaian dihati dan
tidak menimbulkan ketakutan baik bagi si pengambil
keputusan maupun orang lain
• Prinsip Utilitarian
Lakukan “yang terbaik untuk hasil terbesar”
ATURAN PRAKTIS (2)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
• Etika Profesi
Lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan di depan
komite dari rekan-rekan profesional anda
• Prinsip Kebajikan
Lakukan apa yang menunjukkan kebenaran, kebajikan dan
keadilan yang diharapkan oleh semua orang
• Sah Dimata Hukum
Tidak ada aturan/hukum yang dilanggar baik agama,
negara, maupun adat.
• HARGA DIRI dan PRIVASI
Apakah keputusan yang diambil menghargai hak individu,
tidak melecehkan dan merendahkan martabat, harga diri
dan privasi orang lain

Anda mungkin juga menyukai