1
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Nomor : 053-BMS/KEP/I/1217
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
PT. BHAKTI MEDIKA SEJAHTERA
2
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan
ini akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 26 DESEMBER 2017
DAFTAR ISI
3
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
COVER.......................................................................................................... 1
....................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 2
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 2
.........................................................................................................
B. TUJUAN............................................................................................. 2
C. RUANG LINGKUP............................................................................... 2
D. DEFINISI/PENGERTIAN....................................................................... 2
A. MANAGER APOTEK............................................................................ 9
B. APOTEKER PENGELOLA...................................................................... 9
C. APOTEKER PENDAMING (APING) ....................................................... 10
D. KOORDINATOR PELAYANAN.............................................................. 10
E. ASISTEN APOTEKER (AA).................................................................... 11
F. PELAYANAN...................................................................................... 11
G. PEMBELIAN....................................................................................... 12
.........................................................................................................
H. GUDANG........................................................................................... 12
I. KEPALA SEKSI KEUANGAN DAN UMUM.............................................. 12
J. ADMINISTRASI TAGIHAN................................................................... 13
LAIN – LAIN…………………………………………………………………………………………………. 21
LAMPIRAN................................................................................................... 22
4
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
5
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apotek adalah suatu usaha bisnis yang memperdagangkan perbekalan farmasi dan perbekalan
kesehatan secara eceran kepada masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya
apotek harus tetap taat pada peraturan perundangan Farmasi yang berlaku.
Setiap kesalahan dalam pengolahan apotek dan pelayanan kefarmasian diapotek yang
merugikan konsumen/pasien dapat berakibat tidak hanya menurunkan citra apotek sebagai
sarana pelayanan kefarmasian yang legal tapi juga dapat merugikan apotek secara finansial.
Koreksi atau perbaikan terhadap Pedoman yang ada mutlak dilakukan seiring dengan adanya
perkembangan di lapangan dan atau perubahan peraturan perundangan.
Dengan memperhatikan hal tersebut diatas agar pengelola apotek PT. Bhakti Medika Sejahtera
(BMS) dapat terlaksana secara efisien dan efektif perlu di rumusakan pedoman pengelolaan
apotek yang berlaku di apotek – apotek milik PT. BMS.
B. TUJUAN
Agar pengelolaan apotek dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman pengelolaan apotek hanya berlaku pada apotek – apotek milik PT. BMS.
D. DEFINISI / PENGERTIAN
4. Apoteker Adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
6
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
6. Surat Tanda Adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian
Registrasi kepada apoteker yang telah diregistrasi.
Apoteker
(STRA)
7. Surat Izin Adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
Apotek (SIA) kabupaten/ kota kepada Apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan Apotek.
8. Surat Izin Adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
Praktek kabupaten/ kota kepada Apoteker sebagai pemberian kewenangan
Apoteker untuk menjalankan praktik kefarmasian.
(SIPA)
9. Surat Izin Adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
Praktik kabupaten/ kota kepada tenaga teknis kefarmasian sebagai
Tenaga pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
Teknis
Kefarmasian
(STRTTK)
10. Resep Adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun
elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/ atau alat kesehatan bagi pasien.
11. Sediaan Adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Farmasi
12. Alat Adalah instrumen, aparatus, mesin dan/ atau implan yang tidak
Kesehatan mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit,merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai
Habis Pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan
perundang – undangan.
7
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
14. Apoteker Adalah Apoteker Pengelola Apotek yang memiliki Surat Izin Apotek
Pengelola (SIA) / Pemberian Izin Penyelenggaraan Apotek dan terikat
Apotek kerjasamanya dengan PT. BMS.
(APA)
16. Manager Adalah seseorang yang di tunjuk oleh Direksi PT. BMS yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan apotek sebagai suatu unit
usaha PT. BMS.
17. Koordinator Adalah Pejabat apotek yang mempunyai latar belakang pendidikan
Pelayanan Tenaga kefarmasian (Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) yang
berdasarkan pada peraturan perundangan farmasi mempunyai
kewenangan bekerja di bidang kefarmasian (Apotek) dan
bertanggung jawab serta mengkoordinir pelaksanaan fungsi
pembelian, penyimpanan dan pelayanan di apotek.
18. Kepala Seksi Adalah Pejabat apotek yang bertanggung jawab pada pengelolaan
Keuangan keuangan, ketatausahaan dan umum.
dan Umum
20. Penanggung Adalah Tenaga teknis kefarmasian (Asisten Apoteker) petugas yang
jawab bertanggung jawab menerima, menyimpan dan mendistribusikan
Gudang Obat dan Alkes.
22. Kasir Adalah Petugas yang bertanggung jawab terhadap penerimaan dan
pembayaran hasil transaksi penjualan di apotek.
8
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
23. Perbekalan Adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan
kesehatan untuk upaya kesehatan.
24. Obat OTC Adalah Over The Counter atau Obat Tanpa Resep yakni Obat yang
(OTR) dapat di jual tanpa resep Dokter.
25. Obat Ethical Adalah obat yang di jual Apotek berdasarkan resep Dokter/Obat
(ODR) dengan Resep.
26. Jasa Adalah Biaya yang ditambahkan pada harga obat yang merupakan
Pelayanan jasa profesi bagi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Resep
27. Stock Adalah proses pengendalian persediaan, dimana dalam proses ini
Opname akan dilakukan perhitungan stok secara fisik untuk dicocockan
dengan stok yang tercatat di dalam kartu stock. Proses ini dilakukan
1 (satu)bulan sekali. Bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan
apotek.
28. Defecta Adalah Buku catatan yang membuat daftar barang yang kosong atau
hampir habis.
30. Surat Adalah Surat untuk melakukan pemesanan obat kepada PBF yang di
Pemesanan tandatangani oleh Apoteker dan di ketahui oleh manager.
(SP)
31. Pedagang Adalah badan hukum perseroan terbatas atau koperasi yang
Besar memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran,
Farmasi/ perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang
Distributor – undangan yang berlaku.
32. Faktur Adalah Bukti administrasi pengiriman barang dan penagihan yang
diterbitkan oleh PBF.
33. FIFO Adalah First In First Out yakni Metode dalam distribusi obat di
9
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
34. FEFO Adalah First Expiredate First Out yakni metode dalam distribusi obat
diapotik dimana obat yang kadaluarsanya lebih singkat harus lebih
dahulu digunakan/dikeluarkan.
35. FORNAS Adalah daftar obat yang disusun oleh komite nasional yang
(Formulariu ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan pada bukti ilmiah
m Nasional) mutakhir berkhasiat, aman, dan dengan harga yang terjangkau yang
disediakan sertra digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam
jaminan kesehatan nasional.
36. E - Catalogue Adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,
spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia
barang/jasa Pemerintah.
38. DOI Adalah Daftar Obat In Health yang diterbitkan oleh PT. Asuransi Jiwa
In Health Indonesia khusus untuk peserta PT. Asuransi Jiwa In Health
Indonesia.
39. HPP Adalah Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) yang merupakan
perhitungan biaya langsung dalam perhitungan laba/rugi.
10
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
42. Waktu Adalah Waktu yang di pergunakan oleh pasien dari penyerahan
Tunggu resep sampai mendapatkan Obat. Obat Jadi 15 menit dan obat racik
30 menit.
Rumus
Waktu Jumlah waktu tunggu pasien untuk layanan obat jadi/racik
Tunggu Jumlah Pasien
43. Program Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi penderita penyakit
Rujuk Balik kronis dengan kondisi stabil dan masih membutuhkan pengobatan
(PRB) atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di
Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi / rujukan dari dokter
spesialis/ sub – spesialis yang merawat.
45. Pelayanan Adalah pemberian obat – obatan penyakit kronis di Faskes tingkat
Obat pertama sebagai bagian dari pelayanan program rujuk balik.
Program
Rujuk Balik
11
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
46. Formulir Adalah formulir baku yang dikeluarkan oleh PIHAK KESATU yang
Pengajuan wajib diisi oleh PIHAK KEDUA dan disertakan sebagai salah satu
Klaim (FPK) syarat dalam pengajuan klaim/ tagihan atas biaya pelayanan
kesehatan.
47. Keluhan Adalah Keluhan yang di sampaikan pelanggan yang berkaitan dengan
Pelanggan pelayanan di apotek baik pada saat pelayanan maupun setelah
pelayanan.
49. Keluhan Adalah Keluhan terhadap pelayanan setelah membeli obat antara
Berbahaya lain (Obat rusak, Tertukar, Jumlah kurang) yang dapat
(Critical membahayakan jiwa konsumen.
Complain)
50. Cash On Adalah Pembayaran yang dilakukan secara tunai paling lambat 7 hari
delivery setelah barang diterima dengan mendapat diskon cash 1 – 1,75 %.
(COD)
51. Delivery Adalah suatu layanan jemput resep antar obat kepada pasien.
Order
12
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
BAB II
A. MANAGER APOTEK
1. Fungsi :
Membantu Direksi dalam hal pengelolaan keuangan, persedian obat, perpajakan, sumber
daya manusia dan sumber daya sarana Apotek serta bertanggung jawab terhadap kegiatan
operasional Apotek.
2. Uraian Tugas :
a) Membantu Direksi dalam hal pengelolaan Apotek yang menjadi tanggung jawabnya.
b) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Apotek.
c) Melaksanakan, memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional
Apotek.
d) Menyepakati dan bertanggung jawab terhadap pencapaian target penjualan dan target
laba tahunan.
e) Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan, pengelolaan
barang, persediaan obat dan perpajakan.
f) Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sumber Daya Manusia.
g) Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sumber Daya Sarana.
h) Membantu menyusun upaya – upaya peningkatan dan pengembangan usaha di wilayah
kerjanya.
i) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
j) Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan.
k) Manager Apotek membawahi Kepala Seksi Keuangan dan Umum.
l) Turut bertanggungjawab dalam menjaga ketersediaan obat.
2. Uraian Tugas :
Memimpin dan mengelola apotek serta bertanggung jawab terhadap operasional apotek
meliputi :
a) Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran/prosesing serta
pemberian obat terutama obat – obat yang diberikan dengan memakai resep dokter
dan penyimpanan.
13
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
2. Uraian Tugas :
Memimpin dan mengelola apotek serta bertanggungjawab terhadap operasional apotek
meliputi :
a) Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran/prosesing serta
pemberian obat terutama obat – obat yang diberikan dengan memakai resep dokter
dan penyimpanan.
b) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pengelolaan obat dan bahan obat.
c) Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi sesuai dengan undang – undang,
peraturan pemerintah dan atau peraturan Mentri Kesehatan.
d) Melakukan pembinaan sumber daya manusia sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
e) Menjaga dan memelihara kontiniutas ketersediaan obat – obatan sesuai kebutuhan.
f) Memastikan semua bisnis proses di apotek dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
g) Melaporkan tugas kepada Manager Apotek segala operasional Apotek meliputi :
- Nilai persediaan
- Laporan Pembelian
- Pemusnahan Persediaan dan Resep
D. KOORDINATOR PELAYANAN
1. Fungsi
Mempunyai fungsi pelayanan, rencana pengadaan dan penyimpanan (gudang).
2. Uraian Tugas
a) Melakukan Stock Opname Apotek.
14
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
2. Uraian Tugas
a) Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien sampai
menyerahkan obat yang diperlukan).
b) Menyusun buku defecta setiap pagi (membantu bag. pembelian).
c) Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
d) Menyusun resep menurut nomor urut dan tanggal setiap hari.
e) Memelihara kebersihan ruang peracikan dan lemari obat.
f) Menyusun obat – obat dan mencatat keluar masuknya obat dengan adanya kartu stock.
g) Bertanggung jawab kepada koordinator pelayanan sesuai dengan tugas yang diberikan.
h) Melakukan Stock Opname.
i) Berwewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan petunjuk dari
koordinator pelayanan atau pimpinan Apotek (APA).
F. PELAYANAN
1. Fungsi
Memberikan Pelayanan Kepada Konsumen di Apotek, pencatatan buku defecta dan
pencatatan kartu stok.
2. Uraian Tugas
(a) Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien sampai
menyerahkan obat yang di perlukan).
(b) Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan.
(c) Menyusun buku defecta setiap pagi (membantu bagian pembalian).
(d) Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
(e) Menyusun obat – obat dan mencatat keluar masuknya obat dengan adanya kartu stok.
(f) Bertanggung jawab kepada koordinator pelayanan sesuai dengan tugas yang diberikan.
(g) Menjaga kenyamanan ruang tunggu.
(h) Melayani konsumen dengan ramah, santun.
(i) Memberikan informasi dan solusi kepada konsumen.
(j) Membina hubungan baik dengan pelanggan.
15
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
G. PEMBELIAN
1. Fungsi
Melakukan pemesanan dan pembelian barang kepada pemasok.
2. Uraian Tugas
a) Mendata kebutuhan barang.
b) Mendata pemasok.
c) Merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan.
d) Membuat Surat Pesanan obat.
e) Membuat rekapan pembelian setiap bulannya.
f) Melakukan Stock Opname.
g) Berwewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan petunjuk dari
koordinator pelayanan atau pimpianan Apoek (APA).
h) Melaporkan penggunaan Surat Pesanan kepada APA dengan melampirkan salinan Surat
Pesanan (hard copy atau soft copy).
H. GUDANG
1. Fungsi
Melakukan penerimaan, penyimpanan dan distribusi barang – barang.
2. Uraian Tugas
a) Menerima dan mengeluarkan barang berdasarkan fisik barang.
b) Mencatat barang masuk dan keluar di kartu stock gudang.
c) Menata, merawat dan menjaga keamanan barang.
d) Membuat rekapan pengeluaran barang.
e) Melakukan Stock Opname.
f) Berwewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan petunjuk dari
koordinator pelayanan atau pimpinan Apotek (APA).
2. Uraian Tugas
a) Mengelola keuangan apotek.
b) Melaksanakan akuntansi apotek.
c) Melaksanakan administrasi perpajakan.
d) Melaksanakan fungsi penagihan.
16
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
J. ADMINISTRASI TAGIHAN
1. Fungsi
Membantu dalam proses verifikasi Resep BPJS Kesehatan dan Inhealth, serta Badan
lainnya.
2. Uraian Tugas
a) Entry data resep
b) Membuat Formulir Pengajuan Klaim.
c) Arsip dokumen penagihan.
d) Menyusun resep menurut nomer urut dan tanggal.
e) Bertanggung jawab kepada Ka.si Keuangan.
17
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
BAB III
PENGELOLAAN OBAT
1. Pembelian
Pelaksanaan pembelian barang seperti obat – obatan dan alat kesehatan berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, stock persediaan yang
ada.
Petugas pembelian mengumpulkan data barang yang harus disediakan kedalam buku
defekta (lampiran 3) dari bagian gudang. Untuk obat – obat narkotik dan psikotropik dibuat
surat pesanan khusus yang ditandatangani apoteker pengelola apotek dan dikirim langsung
ke distributor.
Pembelian menggunakan Surat Pesanan (lampiran 20) yang harus ditandatangani Apoteker
dan diketahui oleh manager.
2. Penerimaan
Di apotek penerimaan barang dilakukan oleh bagian gudang. Barang yang diterima dicek
ulang kesesuaiannya dengan yang tercatat di bukti Faktur, kemudian data tersebut dicatat
dibuku penerimaan barang (lampiran 6) dan dimasukan kedalam program komputer. Barang
yang terdapat di Apotek antara lain :
a) Obat bebas, yaitu obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
b) Obat bebas terbatas, yaitu obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dengan
pembatasan tertentu.
c) Obat keras, yaitu obat yang dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter.
d) Obat Wajib Apotek (OWA), yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker tanpa
resep dokter sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
e) Obat psikotropika, yaitu obat yang dapat menstimulasi susunan syaraf pusat baik
berupa obat dengan zat aktif tunggal ataupun campuran.
f) Obat narkotika, yaitu obat yang menstimulasi susunan syaraf pusat dan dapat
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis.
g) Alat kesehatan, yaitu alat yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit atau
memperbaiki kerja anggota tubuh.
h) Kosmetika, obat trsdisional dan lain – lain.
3. Penyimpanan
Obat bebas, obat bebas terbatas, jarum dan alat kesehatan untuk penjualan bebas langsung
disimpan dan disusun sebaik mungkin di etalase depan farmasi sehingga tampak menarik
18
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
dan mudah dilihat oleh konsumen. Sedangkan obat keras, psikotropika dan narkotika untuk
pelayanan resep disimpan dalam lemari diruang peracikan. Penyimpanan dilakukan dalam
skala kecil dan disusun secara alfabetis dan dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan obat
dan pada masing – masing kotak obat memiliki kartu stok (lampiran 21,22) untuk mencatat
keluar masuknya barang yang berisi data tanggal, nomor dokumen, jumlah barang yang
masuk atau keluar, jumlah sisa barang dan paraf, sehingga persediaan barang yang dapat
dikontrol dengan baik.
Sistem penyimpanan barang menggunakan sistem FIFO (first in first out). Untuk obat – obat
golongan psikotropika dan narkotika disimpan secara terpisah juga. Khusus untuk obat
golongan narkotika penyimpanan dilakukan dilemari terpisah dan terkunci sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
Obat – obat yang mempunyai Expire date dicatat dalam buku tersendiri untuk memudahkan
monitoring obat yang Expire date lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu (FEFO).
4. Penjualan (Pelayanan)
Kegiatan penjualan di apotek Sanafarma meliputi :
a) Pelayanan resep dokter
Penjualan dengan resep dokter terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Pelayanan resep tunai
Penjualan dengan resep tunai dilakuakan terhadap pelanggan/pasien yang langsung
datang ke apotek untuk menebus obat yang dibutuhkandan dibayar secara tunai.
Prosedur pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut :
(a) Pasien menyerahkan resep kepada asisten apoteker.
(b) Asisten apoteker memeriksa kelengkapan resep, pelayanan resep, keabsahan
resep dan ketersediaan obat.
(c) Asisten Apoteker memeriksa persediaan dan harga obat di Aplikasi program
Apotek dan menginformasikan ke pasien.
(d) Apabila pasien setuju, maka di cetak nota harga dan melakukan pembayaran
kepada kasir dan pasien diberi nomer tunggu, dan dipersilahkan menunggu.
(e) Resep diserahkan pada bagian peracikan untuk disiapkan, diberi etiket sesuai
dengan nama pasien dan aturan cara pakainya, kemudian obat dimasukkan
kedalam kantong obat, diperiksa kembali kebenaran obat, jumlah dan etiketnya
oleh asisten apoteker.
(f) Untuk obat yang dibeli sebagian atau tidak diambil akan dibuat salinan
resep/copy resep yang ditanda tangani oleh apoteker atau asistan apoteker dan
diberi stampel apotek. Bagi pasien yang memerlukan kwitansi akan dibuat
kwitansinya.
(g) Obat yang telah selesai dikerjakan, harus diserahkan kepada pasien disertai
penjelasan tentang cara pakai dan informasi lainnya.
19
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
20
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
1. Pengadaan.
a) Narkotik
Pengadaan narkotika menggunakan Surat Pesanan Khusus (lampiran 24), surat
pemesanan narkotik rangkap empat (satu lembar untuk apotek sebagai arsip dan tiga
lembar untuk PBF Kimia Farma) yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) dengan mencantumkan nama jelas, nomor SP, nama SIA, dan nama, alamat serta
stempel apotek. Satu surat pemesanan narkotik hanya berlaku untuk satu macam obat
narkotik. Pemesanan Narkotik hanya pada satu distributor yaitu PT. Kimia Farma.
b) Psikotropik
Pemesanan obat – obat psikotropika di Apotek Sanafarma pada PBF khusus yang
ditunjuk untuk penyaluran obat keras, dengan menggunakan surat pesanan psikotropika
(lampiran 23).
21
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
2. Penyimpanan.
a) Narkotik
Penyimpanan narkotika sesuai dengan perundangan yang berlaku yaitu :
- Bahan terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat.
- Bila ukuran kurang dari 40 X 80 X 100 cm harus dibaut pada tembok atau lantai.
- Lemari terbagi 2 fungsi dengan kunci yang berlainan
Fungsi Pertama : penyimpanan perbekalan dan bahan baku morfin, pethidin dan
garam – garamnya.
Fungsi kedua : penyimpanan perbekalan dan bahan baku narkotik lainnya yang
digunakan sehari – hari.
- Tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
- Tidak boleh terlihat umum.
- Anak kunci dikuasai oleh APA atau asisten apoteker yang telah diberi kuasa.
b) Psikotropik
Obat – obat psikotropika disimpan terpisah dengan obat – obat lain didalam lemari
khusus.
3. Penjualan
a) Narkotik
Penjualan narkotika dilakukan atas permintaan dokter untuk pasien poliklinik atau
rumah sakit berupa resep asli dari dokter atau sebagian dengan salinan resep yang
dibuat oleh Apotek Sanafarma sendiri. Resep narkotik tidak boleh diulang (iter).
Penandaan resep narkotika diapotek adalah dengan menggunakan tinta merah.
b) Psikotropik
Obat – obat psikotropik diserahkan kepada pasien berdasarkan resep dokter. Asisten
apoteker yang bertugas harus mencatat dalam buku tersendiri berdasarkan tanggal,
banyaknya pengeluaran, jenis narkotika – psikotropika, nama dan alamat pasien.
4. Pelaporan.
Laporan pemakaian narkotika dan psikotropika dilakukan setiap awal bulan dan batas akhir
pengiriman selambat – lambatnya tangal 10 setiap bulannya dengan menggunakan SIPNAP.
Laporan ini meliputi :
a) Laporan penggunaan narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan penerimaan dan
penggunaannya.
b) Laporan penggunaan morphin dan petidin, dengan mencantumkan nama serta alamat
dokter dan pasien.
Laporan ini dibuat rangkap empat, ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dan dikirim kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan masing – masing :
22
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
5. Pemusnahan.
a) Narkotik
1) Membuat surat permohonan tertulis yang mencantumkan jenis dan jumlah
narkotika yang akan dimusnahkan dan dilaporkan oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) ke Direksi untuk disetujui pemusnahannya.
2) Membuat surat permohonan tertulis yang mencantumkan jenis dan jumlah
narkotika yang akan dimusnahkan dan dilaporkan oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) ke Balai POM untuk diperiksa dan disetujui pemusnahannya.
3) Pemusanahan dilakukan dengan cara yang sesuai sehingga tidak memungkinkan
untuk digunakan lagi oleh orang lain.
4) Pemusnahan dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA), Aisten Apoteker (AA)
serta petugas dari Balai POM.
Pada saat pemusanahan dibuat berita acara pemusnahan narkotika yang memuat :
1) Nama, jenis, sifat dan jumlah narkotik yang dimusnahkan.
2) Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukan pemusnahan.
3) Nama Apoteker Pengelola Apotek (APA).
4) Nama saksi dari pemerintah dan saksi dari apotek.
5) Cara pemusnahan.
6) Tanda tangan dan identitas APA dan saksi – saksi.
Selanjutnya berita acara ini dikirim kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Madya dengan
tembusan :
1) Kepala Kantor Dinas Kesehatan Propinsi.
2) Kepala Balai POM setempat.
3) PT. Bhakti Medika Sejahtera.
4) Arsip Apotek.
b) Psikotropik
Dalam hal pemusnahan psikotropika yang rusak atau tidak memenuhi syarat
penanggung jawab psikotropika di apotek membuat surat permohonan untuk
pemusanahan psikotropika. Surat tersebut berisi jenis dan jumlah psikotropika dan
ditanda tangani oleh APA lalu dikirim ke Balai POM. Setelah itu dilakukan pemusnahan
dan dibuat berita acaranya.
23
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
C. PEMUSNAHAN RESEP
Tata cara pemusnahan resep telah diatur dalam Keputusan Mentri Kesehatan RI No.
280/Menkes/V/1978 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan apotek pasal 7 disebutkan
tentang resep sebagai berikut :
1. APA mengatur resep menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep, dan harus
disimpan sekurang – kurangnya tiga tahun.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu tiga tahun dapat dimusnahkan.
3. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau cara lain oleh APA bersama – sama
dengan petugas apotek.
Berita acara pemusnahan resep dikirim ke Dinas Kesehatan dengan tembusan Balai
POM dan diarsipkan.
D. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
1. Stock Opname
a) Nilai Persediaan
PT. BMS untuk nilai persediaan disesuaikan dengan kebutuhan dan mempertimbangkan
ke ekonomian.
b) Penyimpanan
Pengecekan kondisi fisik persediaan dengan kartu stok persediaan harus tercatat pada
laporan Stock Opname.
c) Pengecekan
- Terhadap Obat Rusak
- Terhadap Obat Expire Date
- Terhadap Obat Dead Stock
2. Pengadaan Persediaan
Pelaksanaan Pengadaan dilakukan 1 minggu 1 kali dengan memperhatikan sisa stock
persediaan agar pelayanan tidak terhambat.
24
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
LAIN – LAIN
a. Apotek dilarang mempromosikan sarananya dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa
barang atau lain – lain (UU Perlindungan Konsumen Pasal 13 ayat 2).
b. Apotek Dilarang mengedarkan Sediaan Farmasi berupa obat atau bahan obat yang tidak
memenuhi persyaratan Mutu, Keamanan dan Kemanfaatan (PP No. 71 tahun 1998 Pasal 2 ayat 1
Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan).
c. Apotek tidak boleh melakukan sebagai apotek panel yaitu seolah – olah sebagai penerima obat
dari PBF, padahal mendistribusikan pada pihak yang tidak memiliki wewenang.
25
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 1
Intruksi kerja
26
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
28
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
29
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 2
Manager Apotek
Kepala Seksi
Apoteker
Keuangan dan
Pengelola Apotek
Umum
Koordinator
Pelayanan Tagihan
(Koryan)
Pelayanan Akuntansi
Pembelian Kasir
30
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 3
Jumlah
Tgl./Har Permintaan Sisa Nama Petugas
No. Nama Obat di Ket.
i Barang Stock Penerima
Berikan
Lampiran 4
Lampiran 5
31
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Defekta Nama/Paraf
NO. Surat PBF / Nama
NO Petugas Ket.
Pesanan Distributor Barang Tanggal Nomor Pembelian
Lampiran 6
Faktur Surat Pesanan No. Expir
No Nama Satua Qty Nilai
PBF/Dist. Nomo Nomo Batch e Ket.
. Tanggal Tanggal Barang n . Faktur
r r . Date
LAMPIRAN 7
32
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
LAMPIRAN 8
( ) ( )
Lampiran 9
Tota
Bon Obat Tanpa Resep Obat Dengan Resep Ket.
No Petugas l
Tanggal
. Kasir Nomo Nomo Jumla Nomo Jumlah Jumla
Jumlah Jumlah
r r h r R/ h
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Pasien Dokter
Tangal
No. No. Resep Nama Pembekalan Jumlah
Penyerahan Nama Alamat/No telp. Nama Alamat/SIK
Lampiran 13
35
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 14
36
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 15
Format Laporan Psikotropika
Lampiran 16
37
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
TIDAK
PERMINTAAN BARANG DATA
PEMILIHAN MENERIMA
(FRONT OFFICE) PENERIMAAN
SUPPLIER SP
PELAYANAN GUDANG BARANG
YA
PENERIMAAN PEMBUATAN
PENGIRIMAN
BARANG & ORDER
BARANG
SURAT JALAN PEMBELIAN
ENTRY
PENUKARAN
TIDAK FAKTUR
SUPPLIER
YA YA VALIDASI FAKTUR
& TERMIN
PEMBAYARAN
TERIMA BARANG
& PENCATATAN MENGIRIMKAN SP KE TIDAK
DATA SUPPLIER
PENERIMAAN
REMINDER
TRSNSAKSI
KEMBALIKAN HUTANG
BARANG
BUAT BUKTI
TERIMA BARANG
JATUH TIDAK
TEMPO
BUKTI TERIMA YA
BARANG
VOUCHER
PEMBELIAN
PEMBAYARAN
PENYERAHAN
BARANG ATAS
PERMINTAAN
VALIDASI VOUCHER
PEMBELIAN
SELESAI
PROSES
PENJURNALAN KE
JURNAL UMUM &
BUKU PEMBANTU
Lampiran 17
38
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
PESERTA KOREKSI
REMINDER
TRANSAKSI
OBAT PASIEN
INVENTORY
OUT
(REMINDER) TIDAK
STANDING
PENERIMAAN VALIDASI
RESEP PAYER
OUT STANDING
OBAT INVOICE YA
TIDAK PENJUALAN
KELENGKAPAN
DOKUMEN TIDAK
YA YA
GANTI
OBAT VALIDASI REKAP INVOICE
ENTRY RESEP INVOICE
TIDAK
VOUCHER
JUMLAH PENJUALAN
SESUAI KETERSEDIAAN PEMBAYARAN
DAFTAR OBAT OBAT
ARSIP
TIDAK
YA YA
SELISIH QTY
TIDAK
DIBELI TUNAI/ TIDAK
TERMASUK E KATALOG
PENYIAPAN
OBAT VALIDASI VOUCHER
PENJUALAN
YA JENIS
DAFTAR OBAT
TIDAK
PENJ. 1.CEK OBAT
TUNAI 2.INFO PEMAKAIAN
TIDAK 3.TANDA TANGAN JURNAL UMUM &
GANTI
UPDATE BUKU
OBAT
YA PEMBANTU PIUTANG
PENYERAHAN OBAT
CORET-GANTI PADA PASIEN
PENUTUPAN RESEP
SESUAI DAFTAR OBAT/
DOI
SESUAI
KETENTUAN TIDAK
WAKTU
YA
TUNGGU WAKTU
Lampiran 18
39
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
PESERTA KOREKSI
REMINDER
TRANSAKSI
OBAT PASIEN
INVENTORY
OUT
(REMINDER) TIDAK
STANDING
PENERIMAAN VALIDASI
RESEP PAYER
OUT STANDING
OBAT INVOICE YA
TIDAK PENJUALAN
KELENGKAPAN
DOKUMEN TIDAK
YA YA
GANTI
OBAT VALIDASI REKAP INVOICE
ENTRY RESEP INVOICE
TIDAK
VOUCHER
JUMLAH PENJUALAN
SESUAI KETERSEDIAAN PEMBAYARAN
DAFTAR OBAT OBAT
ARSIP
TIDAK
YA YA
SELISIH QTY TIDAK
DIBELI TUNAI/ TIDAK
TERMASUK E KATALOG
PENYIAPAN
OBAT VALIDASI VOUCHER
PENJUALAN
YA JENIS
DAFTAR OBAT
TIDAK
PENJ. 1.CEK OBAT
TUNAI 2.INFO PEMAKAIAN
TIDAK 3.TANDA TANGAN JURNAL UMUM &
GANTI
UPDATE BUKU
OBAT
YA PEMBANTU PIUTANG
PENYERAHAN OBAT
CORET-GANTI PADA PASIEN
PENUTUPAN RESEP
SESUAI DAFTAR OBAT/
DOI
SESUAI
KETENTUAN TIDAK
WAKTU
YA
TUNGGU WAKTU
Lampiran 19
START YA
(MULAI)
PENGDAAN
PENERIMAAN
PERMINTAAN OBAT OUTSTANDING
TIDAK
YA
DENGAN GANTI
RESEP OBAT
TIDAK
YA
TIDAK
KETERSEDIAAN
OBAT
YA
BUAT COPY RESEP
INFORMASI NILAI
VOUCHER ARSIP
OBAT KPD PASIEN
PENJUALAN
PEMBELI
TIDAK
PASIEN VALIDASI VOUCHER
ENTRY MEMBELI PENJUALAN
PENJUALAN
YA
PENUTUPAN
SELESAI
PERMINTAAN
Lampiran 20
Surat Pesanan
41
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
42
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 21
43
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 22
44
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 23
45
PEDOMAN PENGELOLAAN APOTEK
Lampiran 24
46