Anda di halaman 1dari 7

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU:

MEMUTUSKAN KULIAH DI STIA LAN BANDUNG

Dibuat untuk menyelesaikan tugas UTS

Disusun oleh:
Nama : Lukman Nulhakim
NPM : 20110161
Prodi : APN U2
Mata Kuliah : Perilaku dan Budaya Organisasi
Dosen Pengampu : Saekul Anwar, S.Pd., M.Si.

POLITEKNIK STIA LAN BANDUNG

2020
Nama : Lukman Nulhakim
NPM : 20110161
Prodi : APN U2
Mata Kuliah : Perilaku dan Budaya Organisasi
Dosen Pengampu : Saekul Anwar, S.Pd., M.Si.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU:

MEMUTUSKAN KULIAH DI POLITEKNIK STIA LAN


BANDUNG

Pendahuluan
Seiring bertambahnya usia, seorang manusia/individu akan semakin
banyak dihadapkan pada sebuah masalah. Masalah itu timbul karena adanya
keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan diri. Maka dari itu, seseorang
perlu memahami perannya sebagai individu serta mampu merespon tekanan dan
tuntutan perubahan dari lingkungan sekitarnya. Pemahaman yang baik akan
membantu individu memahami perubahan di sekitarnya dan menentukan
pengambilan keputusan dan kebijakannya.

Dalam suatu pengambilan keputusan, persepsi akan menentukan seberapa


baik dampak dari keputusan yang diambil. Yang berarti akan mempunyai
hubungan yang besar pada hasil akhirnya.

Mengambil contoh, penulis pernah melakukan pengambilan keputusan


individu saat memilih kampus. Apakah keputusan yang diambil merupakan
langkah yang tepat? Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut
penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi
dari pengambil keputusan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai
hubungan yang besar pada hasil akhirnya.

Namun pada kenyataannya, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh


individu seringkali tidak sistematis. Dalam pengambilan suatu keputusan, individu
dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian,
kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan ketidakcocokan.
Pembahasan
Sebelumnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan Pengambilan Keputusan. Menurut Terry (2003) pengambilan peputusan
adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-
alternatif yang memungkinkan.

Sebelumnya, Simon (1993) mendefinisikan pengambilan keputusan


sebagai suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin
dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan
menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.

Sehingga, pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai suatu proses


pemikiran dalam pemilihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling
sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atas solusi
tentang prediksi kedepan.

Berdasarkan teori tersebut, pemilihan kampus dapat dikategorikan sebagai


pengambilan keputusan yang bersifat individu. Namun, dalam keputusan
pemilihan kampus seringkali banyak individu merasa tidak terpuaskan oleh
pilihannya itu. Bahkan, Berdasarkan penelitian Indonesia Career Center Network
(ICCN) tahun 2017, diketahui sebanyak 87 persen mahasiswa Indonesia mengakui
bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya.

Maka dari itu, pada kesempatan yang lalu penulis menggali informasi
seputar dunia perkuliahan dan juga bertanya pada orang tua, guru-guru, teman
serta kakak kelas (yang memiliki pengalaman) agar memberikan dasar
pengambilan keputusan yang akan diambil.

Hal ini selaras dengan pendapat Terry dalam Sanusi “2000:16”


menyatakan pada umumnya pengambilan keputusan seseorang memiliki dasar
antara lain yaitu:

a. Intuisi/Perasaan
b. Pengalaman
c. Fakta
d. Wewenang
e. Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-


masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat
objektif.
Dalam skala individu, keputusan yang rasional dapat diukur dari sejauh
mana dampak rasa senang/puas yang dirasakan oleh pengambil keputusan itu
sendiri.

Kemudian berangkat dari proses pengumpulan informasi perkuliahan


tersebut, penulis mulai mencoba menyusun mana saja kampus yang menjadi target
berdasarkan kesesuaian minat, kemampuan yang dimiliki, serta pelaksanaan
seleksinya. Meskipun tidak dibuat agenda secara tertulis, namun penyusunan
tersebut dibuat berdasarkan skala prioritasnya, dari yang paling diinginkan sampai
yang diinginkan saja. Karena sebuah keputusan, baik itu terprogram atau tidak.
terdapat enam langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan
keputusan yang efektif yaitu:

1. Pengenalan Syarat-syarat Sebuah Keputusan


2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
3. Pengembangan Alternatif
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
5. Penerapan Alternatif Terpilih
6. Evaluasi dan Umpas Balik

Berkaca pada teori yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon (Kadarsah,


2002:15-16 ), tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan
mencakup hal sebagai berikut:

1. Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)


Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan (Design Phace)


Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif
tindakan / solusi yang dapat diambil. Ini merupakan representasi kejadian
nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan
vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah
yang ada.

3. Tahap Pemilihan (Choice Phace)


Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi
yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan
memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah
dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang
telah dipilih pada tahap pemilihan.

Namun disadari, dalam pemilihan dan perancangan dalam memilih


kampus penulis harus dihadapkan pada rasanya kecewa karena ditolak oleh
kampus yang paling diinginkan. Hal ini mungkin terjadi akibat bias yang
umumnya terjadi pada saat pengambilan keputusan yaitu: (1) Bias terlalu percaya
diri. (2) Bias terpaku pada satu informasi awal. (3) Bias konfirmasi, pengumpulan
data tidak objektif setapi selektif. Bias konfirmasi mewakili suatu kasus spesifik
dari persepsi selektif. (4) Bias yang tersedia, kecenderungan untuk mendasarkan
penilaian atas informasi yang tersedia. (5) Eskalasi Komitmen, banyak organisasi
menderita karena seorang manajer bertekad untuk membuktikan bahwa keputusan
aslinya benar. (6) Kesalahan random, kecenderungan untuk percaya dapat
memprediksi hasil dari kejadian acak adalah sebuah kesalahan acak. (7)
Menghindari risiko, seseorang yang menghindari risiko akan tetap melakukan hal
yang sama dalam pekerjaan mereka, daripada mengambil kesempatan pada
metode inovatif atau kreatif. (8) Bias penglihatan, kecenderungan untuk percaya
secara salah, setelah hasilnya diketahui, bahwa kita telah meramalkannya secara
akurat.

Meski demikian, pada akhirnya dengan penuh rasa syukur penulis dapat
diterima berkuliah di Politeknik STIA LAN Bandung yang merupakan salah satu
kampus yang masuk dalam keinginan penulis. Besar harapan dengan kuliah di
Politeknik STIA LAN Bandung ini menjadi tolakan bagi penulis untuk dapat
menggapai keinginan menjadi seorang Analis Kebijakan.

Kesimpulan
Pengambilan keputusan pada individu memiliki peran vital. Pengambilan
keputusan tersebut harus didasari oleh alasan yang logis dan rasional. Meskipun
pada dasarnya individu memiliki rasionalitas yang terbatas, namun bukan berarti
keputusan yang diambil sepenuhnya salah.

Pengambilan keputusan individu secara matang dan terstruktur mampu


mengasah kemampuan memetakan masalah. Sehingga hasil keputusan yang
didapat akan meminimalisir rasa kecewa dan berpotensi menimbulkan keputusan
yang menyenangkan serta dapat memenuhi kebutuhan juga akan kepuasan.
Referensi

Awaliyah, G. (2019, Februari 07). 87 Persen Mahasiswa Mengaku Salah Pilih


Jurusan. Dipetik Oktober 20, 2020, dari https://republika.co.id/:
https://republika.co.id/berita/pmjuhw368/87-persen-mahasiswa-mengaku-
salah-pilih-jurusan

Dosen Pendidikan 2. (2020, September 09). Pengambilan Keputusan. Dipetik


Oktober 20, 2020, dari https://www.dosenpendidikan.co.id/:
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengambilan-keputusan/

Robbins, S. P., & Timothy A, J. (2015). Perilaku Organisasi (terj). Jakarta:


Salemba Empat.

Syarifah, M. (2019, Juli 02). Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual.


Dipetik Oktober 20, 2020, dari https://www.msyarifah.my.id/:
https://www.msyarifah.my.id/persepsi-dan-pengambilan-keputusan-
individual/#:~:text=Setiap%20individu%20akan%20mengambil
%20keputusan,bagian%20penting%20dari%20perilaku
%20organisasi.&text=Jadi%20kesadaran%20bahwa%20ada
%20masalah,tidak%20diperlukan%20adalah%

Thoha, M. (Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya). 2007. Jakarta:


Grafindo Persada.

Vinayuliann. (2018, Januari 14). Contoh Makalah Persepsi dan Pengambilan


Keputusan dalam Perilaku Organisasi - Manajemen. Dipetik Oktober
2020, 20, dari https://vonmanajemen.blogspot.com/:
https://vonmanajemen.blogspot.com/2018/01/persepsi-dan-pengambilan-
keputusan.html

XTM, E. (2017, Januari 04). Pengambilan Keputusan Individu. Dipetik Oktober


19, 2020, dari http://nuryatieny.blogspot.com/:
http://nuryatieny.blogspot.com/2017/01/pengambilan-keputusan-
individu.html

Zakiyudin, A. (2012, Juni 13). Tahapan Pengambilan Keputusan. Dipetik


Oktober 20, 2020, dari http://ais-zakiyudin.blogspot.com: http://ais-
zakiyudin.blogspot.com/2012/06/tahapan-tahapan-pengambilan-
keputusan.html

Anda mungkin juga menyukai