No Reg : 5525163211
Tugas Resume Buku Pedagogik Kritis
“ TEORI-TEORI PENDIDIKAN DARI TRADISIONAL, ( NEO )
LIBERAL, MARXIS SOSIAL, HINGGA POSTMODERN “
KARYA NURANI SOYOMUKTI
BAB 1
Long Life Education
MENDEFINISIKAN PENDIDIKAN
Pengalaman belajar dapat berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang
hayat
Pendidikan Alam
Pendidikan Untuk
Mengembalikan Pikiran Kritis
Pendidikan Antikorupsi
Mencapai kesimpulan
berdasarkan bukti itu
Kekerasan Antar-pelajar dalam
Terjadi karena sosalisasi ideologi machoisme dan militerisme di kalangan
Lembaga Pendidikan yang Sama
kaum anak muda yang mengandalkan kekuatan fisik sehingga yang paling
kuatlah yang menang
Contoh kasus kekerasan ini adalah Smack School Bullying adalah perilaku agresif yang
Down. Anak-ank melihat aksi Smack Down di dilakukan berulang-ulang oleh seorang /
tv, lalu mempraktekannya terhadap siswa lain kelompok siswa yang memiliki kekuasaan
yang berakibat kematian, geger otak, luka- terhadap siswa yang lebih lemah. Tujuannya
luka, terintimidasi oleh teman jika tidak mau agar siswa yang lemah tersebut tersakiti dan
ikutan , dsb. trauma atas kelompok kuat tersebut
memukul
memeras
Verbal dan
Mempermalukan
Non Verbal
Mengejek
Mengucilkan
Pelecehan Seksual
Perpeloncoan dan Hubungan Senioritas-Yunioritas Tradisi senior yang sering menghukum para junior
Kekerasan di Sekolah
dengan menggunakan kekerasan dengan
menganiaya.
Gender tidak bersifat universal, bukan kodrat wanita, dan dapat berubah karena pengaruh perjalanan sejarah,
perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan kemajuan pembangunan.
Untuk mewujudkan keadilan gender di lingkungan mana pun secara riil, diperlukan kesadaran, kepekaan, dan
keadilan masyarakat terhadap gender, maka dibutuhkan pendidikan kritis dan sosialistik
Contoh kesetaraan gender dalam pendidikan adalah kesetaraan mahasiswa dan mahasiswi yang sibuk
melakukan aktivitas sosial dan politik, laki-laki dan perempuan turut serta melontarkan gagasannya dalam
rapat atau diskusi
Kesejajaran wanita sedang diperjuangkan karena banyak pembodohan yang menghalangi kaum wanita untuk
berpikir kritis dan lebih parahnya sekarangmasih banyak mahasisiwi menjadi kaum yang lemah karena tidak
menghabiskan waktunya untuk membaca buku atau membaca berita melainkan bersolek, ke kafe, belanja
bahkan pacaran