Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

PADA KASUS BATU BULI BULI

Ruang : GILI TRAWANGAN  Nama mahasiswa : Ni Komang Ayudhya S


Tanggal :  NIM /Kelompok : 019 SYE16 / Kelompok 4
Inisial pasien :
Umur pasien :

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi penyakit
Batu kandung kemih adalah adanya batu di traktus urinarius (ginjal, ureter,
kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal, kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat,
asam urat, magnesium (Brunner & Suddart). Batu kandung kemih adalah penyumbatan
saluran kemih.(Smeltzer Bare).
Batu kandung kemih adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, dapat menyebar ke paha, abdomen dan
daerah genitalia. Medikasi yang di ketahui menyebabkan banyak pada klien mencakup
 penggunaan antasida, diamox, vit D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan.
Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam
kombinasinya dengan zat fosfat oksalat. Batu kandung kemih adalah batu tidak normal
di dalam saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan matrik organik pada
vesika urinaria yang sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat / fosfat.
2. Tanda dan gejala
a. Batu pada traktus urinarius
1) Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi, menyebabkan
 peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
2) Infeksi (pielonefritis dan sistis yang disertai menggigil, demam dan disuria)
3) Dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan
sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional ( nefron ) ginjal.
4)  Nyeri dan ketidaknyamanan.
 b. Batu pada piala ginjal
1)  Nyeri dalam dan terus menerus di area kastovertebral.
2) Hematuria dan piuria.
3)  Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri ke
 bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
4) Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini
akibat dari refleks renoinstistinal dan proksimitas anatomis ginjal ke lambung
 pankreas dan usus besar.
5) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
6) Hematuria akibat aksi abrasi batu.
c. Batu pada ureter
1)  Nyeri menyebar ke paha dan genitalia.
2) Rasa ingin berkemih.
3) Hematuri
4) Biasanya batu keluar secaa spontan dengan diameter 0,5 - 1 cm.
d. Batu pada kandung kemih
1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuri.
2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi
retensi.
3. Etiologi
a. Faktor Endogen
1) Hyperkalsuria
a) Hyperlaksuria idiopatik ( disebabkan masukan tinggi, natrium, kalsium, dan
 protein )
 b) Hyperparatiroidisme primer
c) Sarkoidosis
d) Kelebihan vitamin D dan kalsium
e) Asidosis tubulus ginjal type 1
2) Hyperoksaluria
a) Hyperoksaluria enterik
 b) Hyperoksaluria idiopatik ( meningkatnya oksalat, protein )
c) Hyperoksaluria herediter ( type 1 dan 2 )
d) Hypersistinuria
e) Suatu kelainan herediter resesif autosomal di pengangkutan asam amino di
membran batas sikat tubuli proksimal.
 b. Faktor Eksogen
1) Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkam nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukanbatu saluran kemih. Infeksi bakteri akan memecah
ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
2) Hyperurikosuria
Karena masukan diet purin berlebih.
3) Hypositraturia
Idiopatik, asidosis tubulus ginjal.
4) Ginjal spongiosa medular
Volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik, batu asam urat ( pH air kemih
rendah )
5) Batu sistin
Sistinuria herediter, batu lain seperti matriks, amonium urat, silikat.
6) Stasis dan Obstruksi
Adanya obstruksi dab stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
saluran kemih.
7) Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada
daerah lain. Daerah seperti afrika selatan hampir tidak dijumpai kasus batu
kandung kemih.
8) Jenis kelamin
Probabilitas kemungkinan pria cenderung mengalami kejadian 3 x lipat di
 banding wanita.
9) Usia
Kejadian banyak pada usia rentang 30 - 50 tahun.
10) Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
substansi dalam urine meningkat.
11) Pekerjaan
Kemungkinan terbentuknya batu kandung kemih akan meningkat pada orang
yang duduk daripada orang dengan pekerjaan yang banyak bergerak.
12) Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
13) Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas batu
saluran kemih berkurang.Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih
telur lebih ssering menderita batu saluran kemih.
4. Pohon masalah/pathway
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolithiasis
 belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu antara lain: peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake
cairan yang kurang serta peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran
kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang mendukung
terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah casiran urin.
Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam
urat.pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat
mengendap dalam urin yang alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH
urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan gerakan kalsium menuju tulang akan
terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan
diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan
semakin bertambah dan pengendapan ini makin kompleks sehingga terjadi batu.Batu
yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi.Ada batu yang kecil, ada yang
 besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri,
trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin; sedangkan batu yang
 besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur,
akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya
hidronefrosis karena dilatasi ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal
ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang
mengakibatkan terjadinya penyakit gagal ginjal kronik yang dapat menyebabkan
kematian.

Obesitas, kurangnya aktivitas pola makan yang banyak lemak dapat mengakibatkan
sintesa kolesterol di dalam hepar meningkat sehingga mengakibatkan sekresi asam
empedu dan lechitin menurun karena menurunnya sekresi asam dan garam empedu
maka kemampuan untuk melarutkan kolesterol juga menurun, sehingga mudah sekali
terbentuk batu kolesterol di dalam kandung empedu. Selain itu batu empedu juga dapat
terjadi karena proses infeksi di dalam kandung empedu akibat infeksi bakteri yang
mengakibatkan terhambatnya cairan empedu. Karena sifat cairan empedu yang pekat
terhambat alirannya maka dapat meningkatkan viskositas cairan empedu (perubahan
konsentrasi) dengan demikian merangsang batu empedu.
Pada saat kandung empedu bekerja mengeluarkan cairan, kontraksi yang dilakukannya
mengakibatkan rasa nyeri yang hebat pada abdomen kanan atgas dan kadang-kadang
menyebar sampai ke scapula dan bahu kanan.Tertahannya batu di dalam kandung
empedu mengalami dilatasi/membesar.Karena membesarnya kandung empedu ini
dapat mengakibatkan rasa mual, muntah, anoreksia, dan feses menjadi berlemak karena
lemak yang dikonsumsi tidak dapat diemulsi dan dicerna.Membesarnya kandung
empedu menyebabkan dinding kandung empedu.
Kerusakan yang terjadi pada kandung empedu dapat menyebabkan kerusakan yang
lebih parah baik pada kandung empedu sendiri maupun pada organ lain seperti
 peritonium, hepar, pankreas.
Patways

ISK Gangguan miksi Tingginya kadar Lingkungan Pekerjaan Makanan tinggi


hiperplasia kalsium dalam kalsium, oksalat
Bakteri prostat, striktura air minum
pemecah urea uretra
Hiperkalsiuria,
hiperoksaluria
Sedimentasi Pengendapan urin
dan kristalisasi meningkat

PH urine asam

Proses kristalisasi

Batu buli-buli Pasca pembedahan

Resiko infeksi
Obstruksi saluran kemih

Batu pada vesika


Batu pada Batu pada
ginjal ureter urinaria

Nyeri mendadak Mengiritasi endotel Leher kandung


dan menyebar Kandung
dan PD pada kemih
kemih
ureter

Pelepasan mediator Retensi urin


Refluks ke ginjal
Episode kolik inflamasi (pirogen)
renal

Gangguan
Timbulnya gejala Nyeri Aktivasi asam hidroureter hidronefrosis
gastrointestinal arachidonat eliminasi urin
akut

nause Merangsang thermoregulasi di Dilatasi ginjal


hipotalamus

Tekanan
Suhu tubuh meningkat Statis urin
pada struktur
ginjal

hipertermi

Dilatasi
tubulus ginjal

Kerusakan fungsi ginjal

GGK
5. Pemeriksaan diagnostik

a. Urinalisa ; warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum


menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam
(meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat
amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium,
fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK,
BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine)
sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
 b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang ureter.
e. IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal
atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau
efek obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.

h. Penatalaksanaan medis

 Tujuan:

a. Menghilangkan obstruksi
 b. Mengobati infeksi.
c. Mencegah terjadinya gagal ginjal.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
e. Operasi dilakukan jika:
1) Sudah terjadi stasis/bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
harus dilakukan operasi.

 Therapi:

a. Analgesik untuk mengatasi nyeri.


 b. Allopurinol untuk batu asam urat.
c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
d. Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
1) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium
oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan
untuk kalsium fosfat mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti
ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.
2) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
3) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.
4) Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secara
teratur.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Biodata
Usia : paling sering didapatkan pada usia 30 sampai 50 tahun.
Jenis kelamin : banyak ditemukan pada pria dibanding wanita.
Suku/bangsa : banyak di temukan pada bangsa asia dan afrika.
Pekerjaan : orang yang bekerja dengan banyak duduk atau kurang aktivitas.
 b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien dengan batu kandung kemih
adalah nyeri pada kandung kemih dan menjalar ke penis, berat ringannya
tergantung pada lokasi dan besarnya batu, dapat terjadi nyeri/kolik renal.Klien
 juga dapat mengalami gangguan gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi
urine dengan merasakan nyeri saat berkemih dan sulit untuk mengeluaran urine.
c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit  –   penyakit yang pernah di derita oleh penderita yang
 berhubungan dengan batu saluran kemih antara lain infeksi kemih,
hiperparatiroidisme, penyakit inflamasi usus, keadaan  – 
  keadaan yang

menyebabkan hiperkalasemia, imobilasi lama dan dehidrasi.


d. Riwayat penyakit keluarga
Beberapa peyakit atau kelainan yang bersifat heriditer dapat menjadi penyebab
terjadinya batu ginjal antara lain riwayat keluarga dengan Renal Tubular Asidosis
(RTA), cystinuria, xanthinuria, dan dehidroxenadeninuria.
(Munver dan Preminger, 2001)
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pasien batu kandung kemih yang datang kerumah sakit dengan keadaan
lelah, letih, dan klien tampak gelisah,dimana kondisi psikologisnya
mempengaruhi karena manifestasi klinis yang ditimbulkan.
2) Tanda-tanda vital
 N: Tidak temukan takikardi maupun barkikardi pada pasien batu kandung
kemih tetapi pada kondisi tertentu nadi tidak pada kondisi normal, yaitu jika
adanya reaksi inflamasi/infeksi.
S: Suhu pada Pasien batu kandung kemih dalam keadaan hipertermi karena ada
reaksi inflamasi dan rasa nyeri hebat yang di rasakan.
TD: Tekanan darah pada pasien batu kandung kemih tidak mengalami
 peningkatan melainkan ada faktor genetik hipertensi yang mencetuskannya.
RR: RR pada pasien batu kandung kemih normal 16-24x/mnt kecuali jika faktor
genetic penyakit saluran napas (asma) pada pasien.
3) B1 –  B6
1) Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : Fungsi pernapasan baik, pernapasan cuping hidung (-)
Trachea : Tak ada kelainan.
Suara tambahan : wheezing (-), ronchi (-), rales (-), crackles (-)
Bentuk dada : simetris
MK: Tidak ada masalah keperawatan pada sistem pernafasan pada pasien
Batu kandung kemih, melainkan pasien mempunyai riwayat penyakit
 pernapasan sebelumya.
2) Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
Keluhan : Pusing (-), sakit kepala (-), palpitasi (-), nyeri dada (-), kram kaki
(-)
Suara jantung: S1/S2 normal/ tidak terdengar suara jantung tambahan.
MK: Tidak ada masalah keperawatan pada sistem kardiovaskuler pada
 pasien batu kandung kemih, melainakan ada faktor pemicu terjadinya
gangguan pada sistem kjardiovaskuler pada pasien.
3) Persyarafan (B3: Brain)
Kesadaran : Composmentis GCS: E = 4, V = 5, M = 6
MK: Tidak ada masalah keperawatan sistem persarafan pada pasien batu
kandung kemih, melainkan ada faktor pemicu terjadinya gangguan pada
sistem persarafan.
4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine : < 500-1000 ml Frekuensi : > 6 x/hari,
menetes
Keluhan : Warna pekat seperti teh, terlihat ada kristal (berbentu batu) dan
 berbau khas, nyeri pinggang, sifat nyeri tumpul (kemeng), terus-
menerus, meningkat pada saat berkemih terutama bila keluar butiran-butiran
 batu, serta disertai adanya distensi pada kandung kemih.
MK: Pada sistem perkemihan pasien batu kandung kemih lebih dirasakan,
mulai dari nyeri pada saat berkemih, dan adanya gangguan eliminasi urine
kerena adanya obstruksi pada saluran kemih dengan adanya batu.
5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut dan tenggorok : Fungsi mengunyah dan menelan baik
Abdomen : Bising usus normal, distensi (-), nyeri tekan (-)
Rectum : tdk dikaji
BAB : lancar, 1 x/hari
MK : Tidak ada masalah keperawatan pada sistem
 pencernaan pasien batu kandung kemih,
melainkan adanya gangguan pencernaan
sebelumnya.
6) Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi : intolenransi, Parese (-), paralise (-),
hemiparese (-)
Extremitas : tidak ada kelainan.
Tulang belakang : skolisis (-), kifisis (-), lordosis (-).
Kulit :
a. Warna kulit : pigmentasi normal
 b. Akral : sangat hangat
c. Turgor : baik
MK: Pada sistem muskoloskaletal pasien batu kandung kemih sering
mengalami intoleransi aktivitas karena nyeri yang dirasakan yang
melakukan mobilitas fisik tertentu.

2. Diagnosa keperawatan
a.  Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan sekunder terhadap batu kandung kemih
dan spasme otot polos.
 b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,
obstruksi mekanik, dan inflamasi.
c. Retensi urine b.d obstruksi kandung kemih
d. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum

3. Rencana tindakan

 No Diagnosa Tujuan dan kriteria Rencana Rasional


hasil intervensi
1 Nyeri b.d cedera Tujuan: Setelah Kaji jenis dan Pengkajian
 jaringan sekunder dilakukan tindakan tingkat nyeri  berkelanjutan
terhadap batu keperawatan  pasien. Tentukan membantu meyakinkan
kandung kemih dan selama 1x24 jam apakah nyerinya  bahwa penanganan
spasme otot polos diharapkan rasa kronis atau akut. dapat memenuhi
nyeri Selain itu kaji kebutuhan pasien
 berkurang/hilang faktor yang dapat dalam mengurangi
Kriteria hasil mengurangi atau nyeri. Dokumentasikan
menunjukan nyeri memperberat respon pasien terhadap
 berkurang sampai lokasi, dursi,  pertanyaan anda
hilang, ekspresi intensitas dan dengan bahasanya
rileks, skala nyeri karakteristik nyeri sendiri untuk
3. dan tanda-tanda menghindari
gejala psikologis. interpretasi subyektif.
Melakukan Observasi TTV agar
observasi TTV dapat memantau
menjaga agar kondisi TTV klien.
tetap dalam Untuk memfasilitasi
kondisi normal.  pengkajian yang akurat
Minta pasien tentang tingkat nyeri
untuk  pasien.`
mengguanakan Untuk menentukan
sebuah skala 1-10 keefektifan obat.
untuk Tindakan ini
menjelaskan meningkatkan
tingkat nyerinya. kesehatan,
Berikan obat kesejahteraan, dan
yang dianjurkan  peningkatan tingkat
untuk mengurangi energi, yang penting
nyeri, bergantung untuk penguranagan
 pada gambaran nyeri.
nyeri pasien.
Pantau adanya
reaksi yang tidak
diinginkan
terhadap obat.
Atur periode
istirahat tanpa
terganggu.

2. Gangguan eliminasi Tujuan: Setelah Monitor Memberikan


urin b.d stimulasi dilakukan tindakan  pemasukan dan informasi tentang
kandung kemih oleh keperawatan  pengeluaran serta fungsi ginjal dan
 batu, obstruksi selama 3x24 jam karateristik urine. adanya komplikasi,
mekanik, inflamasi diharapkan klien Tentukan pola contoh infeksi dan
 berkemih dengan  berkemih normal  pendarahan.
 jumlah normal dan klien dan Kalkulus dapat
 pola biasa/tidak ada tentukan variasi. menyebabkan
gangguan Dorong klien eksitabilitas saraf yang
Kriteria hasil untuk menyebabkan sensasi
 jumlah urin meningkatkan kebutuhan berkemih
1500ml/jam dan  pemasukan cairan segera.
 pola biasa, tidak Periksa smua Peningkatan hidrasi
ada distensi urine, catat membilas bakteri,
kandung kemih dan adanya keluaran darah dan debris dan
edema  batu dan kirim ke dapat membantu
laboratorium lewatnya batu.
untuk dianalisa. Penemuan batu dapat
Selidiki meningkatkan
keluhan kandung identifikasi tipe batu
kemih penuh : dan mempengaruhi
 palpasi untuk  pilihan terapi
distensi Retensi urine dapat
suprapubik. terjadi, menyebabkan
Kolaborasi distensi jaringan
 berikan obat (kandung kemih atau
sesuai indikasi: ginjal) dan potensial
alupurenol rsiko infeksi, gagal
(ziloprim), ginjal.
asetazolamid Meningkatkan pH
(diamox) urine (alkalinitas),
umtuk menurunkan
 batu asam

4. Retensi urine b.d


Tujuan: Setelah Monitor intake 1. Membantu
obstruksi kandung
dilakukan tindakan dan output meminimalkan
kemih
keperawatan Monitor terjadinya
selama 3x24 jam  penggunaan obat komplikasi.
diharapkan klien antikolionergik 2. Membantu
dapat Monitor derajat  proses
mempertahankan distensi bladder  penyembuhan
keseimbangan Instruksikan secara optimal
cairan adekuat  pada pasien dan 3. Mengoptimalka
Kriteria hasil keluarga untuk n pemberian
Tidak ada residu mencatat output asuhan
urin >100-200cc urine. keperawatan.
Bebas dari ISK Tidak ada spasme
 bladder
Balance cairan seimbang

4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

 Nurarif dan Kusuma, (2015). Nursing Diagnosis. Definitions & Classifications: Jakarta. EGC
 Nursalam. 2010 . Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

 Nurarif, Amin Huda dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis
& NANDA. Jakarta: Medi Action.

Carpenito, Lynda Juall. (2009).  Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis .Jakarta
: EGC

Taylor dan Cella Spark.(2010).  Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan.Jakarta :


EGC
Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai