Email : rossyayutejaningrum310115@gmail.com
Abstrak : Analisis metanil yellow pada tahu kuning telah dilakukan secara kualitatif dengan
menggunakan KLT. Analisis kualitatif menggunakan metode KLT, adanya metanil yellow dalam
tahu kuning dievaluasi dengan menggunakan harga Rf yang mendekati atau setara dengan Rf
larutan metanil yellow standar.
I. Pendahuluan
Warna merupakan salah satu sifat yang sangat penting dari makanan, disamping
juga nilai gizi, cita rasa, atau tekstur yang baik. Oleh karena itu, warna menimbulkan
banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan
minuman.
Menurut Syah dkk., penambahan zat pewarna pada minuman dan makanan
bertujuan untuk memberi kesan menarik bagi konsumen. Zat pewarna pada makanan
secara umum digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat pewarna alami dan zat
pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari
tanaman atau buah-buahan. Zat pewarna sintesis merupakan zat pewarna buatan
manusia. Zat warna sintetis ada yang membahayakan kesehatan sehingga tidak
diizinkan penggunaannya. Beberapa produsen makanan dan minuman masih
menggunakan zat warna sintetis yang dilarang tersebut untuk produknya dengan
alasan zat warna tersebut memiliki warna yang cerah, praktis digunakan, harganya
relatif murah, serta tersedia dalam kemasan kecil di pasaran sehingga memungkinkan
masyarakat tingkat bawah untuk membelinya.
Zat warna yang digunakan dalam makanan dan minuman seharusnya sesuai
dengan peraturan yang ada. Namun, pada saat ini banyak beredar makanan dan
minuman yang mengandung zat pewarna berbahaya, salah satunya adalah metanil
yellow yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai
bahan berbahaya dalam obat, kosmetika dan makanan. Alasan penggunaan metanil
yellow yaitu karena harganya yang murah, warna yang dihasilkan juga menarik dan
mudah untuk memperolehnya.
Bahaya utama terhadap kesehatan akibat paparan metanil yellow dalam waktu
lama dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandung kemih. Gejala akut
bila terpapapar metanil yellow yaitu iritasi pada kulit, gangguan penglihatan/ kabur.
Jika terhirup akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, dalam jumlah banyak
bisa menimbulkan kerusakan jaringan dan peradangan pada ginjal.
Pewarna metanil yellow masih sering dipakai untuk mewarnai makanan. Padahal
metanil yellow merupakan bahan tambahan makanan (BTM) yang dilarang
penggunaannya dalam makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999. Salah satu produk makanan yang biasa
ditambahkan dengan zat warna adalah tahu (5). Zat pewarna yang biasa ditambahkan
pada proses pembuatan tahu adalah zat pewarna metanil yellow. Pewarna ini
cenderung ditambahkan para produsen tahu untuk memberi kesan menarik bagi
konsumen.
II. Bahan dan Metode
Alat : Bahan :
1. Botolsemprot 1. Benangwol
2. Cawanpenguap 2. Asamasetat glacial
3. Chamber 3. Eter
4. Gelaskimia 4. H2SO4
5. Gelasukur 5. HCl
6. Kacaarloji 6. N Butanol
7. Labuukur 7. NaOH 10%
8. Tabungreaksi 8. Methanol Yellow
9. Plat KLT 9. Ammonia
10. Penangas air 10. Etanol 70%
HCl + ungu
NaOH 10 % + tetap
b. KLT
Jarak noda / jarak rambat eluen
= 2,5 / 3,1
= 0,8
IV. Pembahasan
Pada identifikasi methanil yellow ini digunakan analisa secara kualitatif dengan
metode spot test yaitu analisa kimia dengan menggunakan reagen kit. Prinsip dari
pengujian ini yaitu dengan cara mereaksikan suatu zat atau sampel dengan pereaksi
(reagen kit) untuk mengetahui kandungan zat warna sintetik dari zat atau sampel
tersebut yaitu ditandai dengan perubahan warna yang khas.
Menurut teori “Pengujian methanyl yellow dengan menggunakan alat uji chem kit
untuk methanyl yellow dimana dikatakan suatu bahan mengandung methanyl yellow
apabila terbentuk warna ungu, hasil reaksi dengan peraksi pada chem kit atau terjadi
perubahan warna dari warna sebelumnya juga dapat mengindikasikan adanya
pewarna methanyl yellow dalam makanan. Pembentukan warna ungu didasarkan pada
reaksi methanyl yellow dengan asam yang terdapat dalam pereaksi chem kit
(Azizahwati, 2007)
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sampel tahu tersebut tidak terdeteksi
mengandung pewarna sintetik methanyl yellow, karena dalam uji reaksi warna tidak
adanya perubahan warna menjadi ungu serta perubahan warna yang terjadi tidak sama
dengan warna dari larutan baku pembanding. Larutan baku pembanding dibuat
sebagai kontrol positif. Larutan baku pembanding untuk methanyl yellow diperoleh
warna ungu.
Perubahan warna menjadi ungu pada larutan uji zat warna sintetik methanyl
yellow berdasarkan dari prinsip uji methanyl yellow yaitu karena adanya pembentukan
warna ungu dari hasil reaksi kuning metanil dengan asam yang ada pada reagen,
seperti pada reaksi berikut: