http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: hardiansyahnursahaya@ymail.com
252
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
253
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
254
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
255
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
pestisida nabati dalam kegiatan budidaya melalui pengadaan dan distribusi input meliputi
kedelai (PUPUKSID); (C) Merangsang petani aspek : (A) Pemberian subsidi input produksi
menggunakan benih kedelai berlabel sesuai kebutuhan petani (SUBSIPUT); (B)
(BENIHLBL); (D) Peningkatan pengetahuan Pembukaan kesempatan kepada pihak swasta
dan keterampilan budidaya kedelai untuk berinvestasi dalam bidang pupuk dan
(TERAMPIL). menyerahkan harga pada mekanisme pasar
Dari keempat aspek tersebut, yang tanpa subsidi (INVESPUK); (C) Penyediaan
dipandang utama oleh para key person adalah sarana produksi pertanian tepat waktu, jumlah,
peningkatan pengetahuan dan keterampilan harga, dan mutu (SAPROTAN).
budidaya kedelai (nilai bobot 0,438). Secara Diketahui bahwa aspek pemberian
implisit terpilihnya aspek ini menunjukan bahwa subsidi input produksi sesuai kebutuhan petani
permasalahn utama dalam kriteria budidaya (nilai bobot 0,714) menjadi prioritas utama yang
adalah kurangnya pengetahuan dan dipilih key person untuk mengembangkan
keterampilan budidaya kedelai. Sehingga perlu usahatani kedelai. Pemberian subsidi pupuk
adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan terkadang dilakukan secara parsial
dan keterampilan budidaya kedelai kepada menyebabkan timbulnya exces demand. Suplai
petani di Kabupaten Grobogan. pupuk bersubsidi dalam jumlah yang kecil
Aspek selanjutnya yang terpilih dalam mendorong timbulnya pasar gelap, jadi
kriteria budidaya adalah pendampingan kepada menurut responden aspek pemberian subsidi
petani untuk menerapkan teknologi budidaya input produksi seperti subsidi pupuk perlu
kedelai yang tepat (nilai bobot 0,389). Hal ini mendapat perhatian yang serius dari
berkaitan dengan di butuhkannya teknologi pemerintah. Aspek kesempatan swasta untuk
budidaya seperti penggunaan mesin maupun berinvestasi dalam bidang pupuk (nilai bobot
alat yang dapat meningkatkan hasil panen 0,143) dan aspek penyediaan sarana produksi
kedelai para petani di Kabupaten Grobogan. pertanian tepat waktu, jumlah, harga, dan mutu
Kemudian aspek penggunaan pupuk organik (nilai bobot 0,143), kedua aspek di lakukan
dan pestisida nabati (nilai bobot 0,105), hal ini secara bersama sebab kedua aspek tersebut
berkaitan dengan pertanian yang ramah merupakan aspek yang sangat vital dan saling
lingkungan serta terwujudnya hasil pertanian berhubungan untuk pengembangan usahatani
kedelai yang aman dan sehat untuk konsumen kedelai. Kesempatan investasi swasta dalam
yang mengkonsumsi produk pertanian kedelai. bidang produksi dan distribusi input khusunya
Aspek yang terakhir dipilih key person pupuk berkaitan dengan jumlah produsen pupuk
adalah pengunaan benih kedelai berlabel (nilai yang sampai saat ini bersifat monopoli, jika
bobot 0,059) aspek ini justru memiliki nilai peran investasi swasta terbuka diharapkan
bobot paling rendah. Hal ini disadari oleh fakta persaingan dalam pasar pupuk dapat menjadi
dilapangan selama ini penggunaan kedelai lebih kompetitif.
berlabel dengan kedelai non label sama-sama Kriteria ketiga yang perlu diperhatikan
menghasilkan kedelai yang bermutu, akan tetapi dalam strategi pengembangan usahatani kedelai
para petani lebih memilih kedelai non label. Hal adalah kriteria kelembagaan tani dan penyuluh.
ini disebabkan kalau ingin menggunakan kedelai Aspek untuk mencapai target pengembangan
berlabel membutuhkan waktu yang cukup lama usahatani kedelai menurut key person dapat
untuk memperoleh bibitnya karena bibit kedelai dicapai melalui : (A) Penyuluhan untuk
tersebut harus di uji dan di verifikasi. penguatan kelembagaan petani (KUATTANI);
Kriteria kedua yang perlu diperhatikan (B) Pemberian insentif bagi kelembagaan tani
dalam pengembangan usahatani kedelai di yang aktif (INSENTIF); (C) Revitalisasi
Kabupaten Grobogan adalah kriteria pengadaan kelembagaa penyuluhan (REVITALI); (D)
dan distribusi input. Kriteria yang dirumuskan Memaksimalkan pemberdayaan kelembagaan
dalam strategi pengembangan usahatani kedelai petani (MAKSTANI).
256
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
Dari hasil olah data Diketahui bahwa kedelai. Terakhir aspek penyuluhan untuk
aspek penyuluhan untuk penguatan meningkatkan kesadaran petani melakukan
kelembagaan petani (nilai bobot 0,431) dalam pasca panen yang tepat (nilai bobot 0,093).
kriteria kelembagaan tani dan penyuluh menjadi Kriteria kelima yang perlu diperhatikan
prioritas yang lebih utama dibandingkan yang dalam strategi pengembangan usahatani kedelai
lainnya. Penguatan kelembagaan petani di adalah kriteria pemasaran. Aspek yang
lakukan melalui forum pertemuan antara dikemukakan oleh key person untu mencapai
kelompok tani dengan dinas maupun lembaga pengembangan usahatani kedelai melalui
swasta yang memiliki peran dalam kriteria pemasaran meliputi : (A) Pembentukan
pengembangan usahatani kedelai. Dalam forum kemitraan kelompok tani dengan pedagang
tersebut di bahas mengenai harga pembelian besar (MIRABSR); (B) Pembentukan kemitraan
kedelai, sarana produksi pertanian, maupun kelompok tani dengan pabrik tahu atau
bantuan teknologi. Aspek revitalisasi pengguna kedelai lainnya secara langsung
kelembagaan penyuluh (nilai bobot 0,300) (MITRATHU); (C) Pemberian bantuan modal
dibutuhkan untuk menghidupkan kembali kepada kelompok untuk pembelian kedelai.
lembaga penyuluh yang kurang aktif, aspek Dari hasil olah data diketahui bahwa
memaksimalkan pemberdayaan kelembagaan kriteria pemasaran dalam aspek bantuan
petani (nilai bobot 0,192). Dan terakhir aspek permodalan bagi kelompok tani untuk
pemberian insentif bagi kelembagaan tani yang pembelian kedelai (nilai bobot 0,740) menjadi
aktif (nilai bobot 0,078). prioritas utama. Bantuan modal untuk
Kriteria keempat yang perlu diperhatikan pembelian kedelai dimaksudkan untuk
dalam strategi pengembangan usahatani kedelai mengurangi rantai pemasaran yang terlalu
adalah kriteria paca panen. Aspek yang panjang dari petani sampai dengan konsumen.
dikemukakan oleh key person untu mencapai Melalui fasilitas bantuan permodalan kelompok
kriteria pengembangan usahatani kedelai dalam ini diharapkan kelompok tani dapat membeli biji
kriteria pasca panen meliputi : (A) Pemberian kedelai, sehingga petani tidak menjual kedelai
bantuan mesin pengering kepada kelompok tani secara perorangan kepada pedagang besar atau
(MESINRIG); (B) Penyuluhan untuk industri pengolahan kedelai. Hal ini diharapkan
meningkatkan kesadaran petani melakukan dapat menaikan posisi tawar petani dalam hal
penanganan pasca panen yang tepat pemasaran biji kedelai.
(PANENTPT); (C) Pengendalian harga kedelai Aspek kemitraan kelompok tani dengan
(HARGAKDL). pabrik tahu atau pengguna lainnya secara
Berdasarkan hasil olah data diketahui langsung (nilai bobot 0,167), petani lebih
bahwa kriteria pasca panen dalam aspek memilih menjual hasil panennya langsung
pemberian bantuan mesin pengering kepada kepada pengguna kedelai daripada pedagang
kelompok tani (nilai bobot 0,615) menjadi besar karena jika hasil panen dijual kepada
prioritas utama hal ini sesuai dengan fakta pedagang besar petani sering kali kehilangan
dilapangan. Fakta menunjukan rusaknya hasil keuntungan. Terakhir aspek kemitraan
panen dikarenakan kurangnya bantuan mesin kelompok tani dengan pedagang besar (nilai
pengering pada saat curah hujan yang sangat bobot 0,094).
tinggi. Bantuan mesin pengering mutlak Hasil analisis secara keseluruhan (overall)
diperlukan untuk meminimalkan tingkat menunjukan bahwa aspek terpilih dalam
kehilangan hasil dan mempertahankan kualitas pengembangan usahatani kedelai di Kabupaten
hasil panen biji kedelai. Selanjutnya aspek Grobogan tanpa harus melihat aspeknya dan
pengendalian harga kedelai (nilai bobot 0,292), segera untuk dilaksanakan adalah peningkatan
aspek ini diperlukan agar petani mendapatkan pengetahuan dan keterampilan budidaya
kepastian harga sehingga pada saat pasca panen kedelai.
petani termotivasi untuk menjaga kualitas
257
Hardiansyah Nur Sahaya / Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
258