Anda di halaman 1dari 216

7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

MEKANIKA
FLUIDA

480 soa berikut jawaban atau penyelesaian


lengkap

Mengajarkan mekanika fluida langkah demi


langkah

Mencakup semua materi pokok kuliah


pelengkap buku
-
yang
teks idea

Gunakan untuk kuliah: d eengantar Mekanika Fluida M mefanika Fuida

M Statifa dan Mekanika Bahan


http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 1/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 2/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

MEmNIKA
FLUIDA
MERLE C. POTTER, Ph.D.
P rofe s s o r Emer itu s rt
y:; ";;,:"i,;,;r;ri fr
*tr

DAVID C. WIGGERT, Ph.D.


Professor Emeritus of Civil Engineering
Michigan State Universitl;

ENERBIT ERLANGGA
s
Jl. H. Baping Raya No. 100
Ciracas, Jakarta 13740
http :/iwww.erlangga.co. id
(Anggota IKAPI)
,"'
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida "
' r .t 3/216
.
--Fli- -,._ <.
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

MERLE C. POTTER memiliki gelar S1 dalam Teknik Mesin dari Michigan Technological
University; gelar 52 dalam Teknik Penerbangan dan 53 dalam Mekanika Engineering diterimanya
dari Universitas Michigan. Ia merupakan pengarang-bersama dai. Fluid Mechanics, The Mechanics
of Fluids, Thermo$,namics for Engineers, Thermal Sciences, Dffirential Equations dan Adyanced
Engineering Mathematics, dan berbagai buku latihan ujian. Ia merupakan profesor emeritus Teknik
Mesin di Michigan State University.

DAVID C. WIGGERT memperoleh gelar S 1, 32 dan 53 dari The University of Michigan. Ia merupakan
pengarang-bersama dari The Mechanics of Fluids. Penelitiannya melibatkan transien-transien fluida,
interaksi struktur fluida dan aliran air tanah dan perpindahan massa. Dr. Wiggert adalah seorang
profesor emeritus Teknik Sipil dan Lingkungan di Michigan State university

.,r
lvi , ' '; j'r i
troA*o t'"'Pustakstn
I
\ Yrcp:nsr a..' j- :1 ****"''
7 6;. 7z6l ePk lF/zotz

Schaum's Outline Mekanika Fluida


Merle C. Potter, Ph.D. & David C. Wiggert, Ph. D.

Judul Asli
Schaum's Outline of Fluid Mechanics
Merle C. Potter, Ph. D. & David C. Wiggerr, ph. D.
Copyright O 2008 by McGraw-Hill Companies

Translation copyright O 201 I by penerbit Erlangga. All rights reserved.


This is an authorized translation from the English language edition published by The McGraw-Hill Companies

Hak terjemahan dalam bahasa Indonesia pada Penerbil Erlangga berdasarkan


perjanjian resmi tanggal 22 Mei 2008

Alih Bahasa: Thombi Layukallo

Editor: Lemeda Simarmata, S.T.

Buku ini dilayout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan


Apple Macintosh Mac Pro (Times 10 pt)

Dicetak oleh: PT Gelora Aksara Pratama

13 12 11 4321
Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi, atau memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian atau
keseluruhan isi buku ini, serta memperjualbelikannya lanpa izin tertulis dari Penerbit Erlangga.

OHAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

P€F$ffieF$er$ ?{t}'3

e fdh: Il-e'i'?Cs
s g:flrftv 1$:Si
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida r lrl@{t 4/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap buku teks yang digunakan dalam kuliah pengantar mekanika fluida
yang merupakan mata kuliah wajib di jurusan teknik mesin dan teknik sipil, dan juga beberapa jurusan
lainnya. Buku ini memaparkan materi secara ringkas sehingga para mahasiswa dapat lebih mudah memahami
bagian-bagian yang sulit. Jika pembahasan yang lebih mendalam tidak diperlukan, buku ini dapat digunakan
sebagai buku teks utama. Kami telah memasukkan semua derivasi dan berbagai aplikasi, sehingga buku ini
dapat digunakan tanpa materi-materi tambahan. Manual penyelesaian dapat diperoleh dari para pengarang
di MerleCP@sbcglobal.net
Kami telah memasukkan derivasi untuk persamaan-persamaan Navier-Stokes dan beberapa aliran
dengan penyelesaiannya. Akan tetapi jika yang dipilih adalah pendekatan elemental, materi tersebut tidak
diperlukan. Metode yang manapun dapat digunakan untuk mempelajari aliran laminar di dalam pipa, di
antara silinder-silinder berotasi, dan aliran lapisan batas laminar.
Prinsip-prinsip dasar yang mendasari studi mekanika fluida diilustrasikan melalui berbagai contoh, soal-
soal dengan penyelesaian, dan soal-soal tambahan yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan mereka dalam pemecahan masalah. Semua jawaban untuk soal-soal tambahan diberikan di akhir
setiap bab. Semua contoh dan soal diberikan dalam satuan metrik SI. Satuan-satuan Inggris juga ditunjukkan
di seluruh buku dan dimasukkan di dalam Apendiks.
Pengetahuan matematika yang dibutuhkan adalah sama seperti dalam mata-mata kuliah teknik lainnya
kecuali dalam pembahasan persamaan-persamaan Navier-Stokes di mana persamaan-persamaan parsial
digunakan. Beberapa hubungan vektor digunakan, tapi pada tingkatan yang umum dalam kurikulum jurusan
teknik.
Jika pembaca ingin memberikan komentar, saran, atau koreksi atau hanya sekedar menyampaikan
opini, silahkan mengirimkan email ke: merlecp@sbcglobal.net Tidak ada buku yang bebas kesalahan, tapi
seandainya ada kesalahan yang kami ketahui, kami dapat memperbaikinya dalam cetakan-cetakan selanjutnya.
Oleh karena itu, jika pembaca menemukan kesalahan kirimkanlah email kepada kami.

MEnlp C. Porren
Davro C. Wrccsnr

r,'. .. Y 1:
 r.
\. ---., t- .i:
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida ,.
--rr.-.{'t+-*--.
-. 5/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 6/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

ft*ffi P
Analisis Dimensionat dan Keserupaan 80
6.1 Pendahuluan 80
6.2 Analisis Dimensional 80
6.3 Keserupaan 84

&9ffi

Aliran-aliran
7.1 Pendahuluan
lnternal 91
9l
7.2 Aliran Jalan Masuk 91
7.3 Aliran Laminar di dalam Pipa 93
7.3.1 Pendekatan Elemen 93
7 .3.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 94
7.3.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan 94
7.4 Aliran Laminar di antara Pelat-pelat Paralel 95
7.4,1 Pendekatan Elemen 96
7 .4.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 97
7.4.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan 97
7.5 Aliran Laminar di antara Silinder-silinder Berotasi 98

7.5.1 Pendekatan Elemen 98


7.5.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes 99
7.5.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan 100
7.6 Aliran Turbulen di dalam Pipa r01
7.6.1 Profil Semi-Log t02
7.6.2 Profil Hukum Pangkat 103
7.6.3 Rugi-rugi di dalam Aliran Pipa 104
7.6.4 Rugi-rugi di dalam Saluran-saluran Tidak Bundar l0s
7.6.5 Rugirugi Kecil 106
7.6.6 Garis-garis Tingkat Hidrolik dan Energi 108
7.7 Aliran Saluran Terbuka 109

ffi&ffi ffi
Aliran-aliran Eksternal 121
8.1 Pendahuluan t2t
8.2 Aliran di sekitar Benda Tumpul 122
8.2.1 Koefisien Gaya Hambat 122
8.2.2 Pelepasan Vorteks r24
8.2.3 Kavitasi 125
8.2.4 Massa Tambahan r27
8.3 Aliran di sekitar Airfoil 127
8.4 Aliran Potensial r28
8.4.1 Dasar-dasar 128
8.4.2 Beberapa Aliran Sederhana 130
8.4.3 Aliran-aliran Gabungan 131

8.5 Aliran Lapisan Batas


8.5.1 Informasi Umum
134
134
8.5.2 Persamaan-persamaan Integral 135
8.5.3 lapisan Batas Laminar dan Turbulen 136
8.5.4 Persamaan Diferensial Lapisan Batas Laminar 139

fta& *
Aliran Kompresibet 151
9.1 Pendahuluan 151
9.2 Kecepatan Suara 152
9.3 Aliran Nozel Isentropik 153
9.4 Gelombang Kejut Normal 157
9.5 Gelombang Kejut Miring 160
9.6 Celombang Ekspansi 163
vl1

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 7/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

ffi"&ffi l * Aliran di dalam Pipa dan Pompa 172


l0.l Pendahuluan 172
10.2 Sistem Pipa Sederhana 172
10.2.1 Rugi-rugi 112
10.2"2 Hidrolika dari Sistem Pipa Sederhana 113
10.3 Pompa dalam Sistem Pipa 171
10.4 Jaringan Pipa 180
10.4.1 Persamaan-persamaan Jaringan 180
10.4.2 Metode Hardy Cross 181
10.4.3 Analisis Komputer untuk Sistem Jaringan 184
10.5 Aliran Tak Tunak 184
10.5.1 Aliran Inkompresibel 184
10.5.2 Aliran Kompresibel Cairan 186

,ahffiffiF{il}fid"5i ;& Satuan dan Konversi 195


A.1 Satuan Inggris, Satuan SI, dan Faktor-faktor Konversinya 195
4.2 Konversi Satuan-satuan 196

S,$,*ffif-{ffiiH"5 ffi Hubungan-hubungan Vektor 197


4tril$t*""3{h-t:;i {, Properti-properti Fluida 199
C.l Properti-properti Air 199
C.lE Properti-properti Air dalam'satuan Inggris l9g
C.2 Properti-properli Udara pada Tekanan Atmosfer 1gg
C.2E Properti-properti Udara pada Tekanan Atmosfer dalam Satuan Inggris lgg
C.3 Properti-properti Atmosfer Standar 200
C.3E Properti-properti Atmosfer dalam Satuan Inggris 200
C.4 Properti-properti Gas-gas Ideal pada 300 K (C,: Cp- k k: C,lC,1 201
C.5 Properti-properti Cairan-cairan pada Tekanan
21" C (60 hingga 70" F) Umum Atmosfer'dan Kira-kira 16 hingga 201
Gambar C.l Mskositas sebagai fungsi dari temperatur 202
Gambar C.2. Mskositas kinematik sebagai fungsi dari temperatur pada tekanan atmosfer 203

,si,ffS.iu{i"}ti,iS il"} Tabel Aliran Kompresibel untuk Udara 204


D.1 Aliran Isentropik 204
D2 Aliran Gelombang Kejut Normal 205
D.3 FungsiPrandtl-Meyer 206

207

v1l1

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 8/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

lnformasi Dasar
lJ ENI}AHULUAN
Mekarlika fluida dijumpai dalam setiap aspek kehidupan nyata kita. Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah dan
Brftt'ura.t.nadi kita, kapal laut bergerak melalui air dan air bergerak di sungai, pesawat udara terbang di udara dan udara
bergerak,selewati mesin-mesin angin, udara dikompresikan dalam kompresor dan uap berekspansi melewati bilah-bilah
turbin.,bea&rngan menahan air, udara dipanaskan dan didinginkan di dalam rumah-rumah dan komputer membutuhkan
ud,ara:untuk mendinginkan komponen-komponennya. Semua bidang studi teknik membutuhkan kemahiran di bidang
rnekanike:fluida.
' , Daldr*,buku ini akan dipaparkan elemen-elemen mekanika fluida yang memungkinkan kita untuk memecahkan
rnas*Iahlryrysalah yang melibatkan bentuk-bentuk dengan geometri yang relatif sederhana seperti misalnya aliran melalui
pipa, dan saJuran dan aliran di sekitar bola dan silinder. Tetapi pertama-tama kita akan memulai dengan melakukan
psrhi,sliqgarl.perhitungan terhadap fluida pada kondisi diam, yang merupakan subjek dari statika fluida. Matematika yang
dipedukan *tamanya adalah kalkulus akan tetapi teori persamaan diferensial juga akan digunakan. Aliran-aliran yang
le-bih.ko eks yang biasanya disebabkan oleh geometri-geometri. yang lebih kompleks tidak akan dipaparkan di dalam
buku ini.
,.1.r:'Dala*lbab ini akan diberikan informasi dasar yang diperlukan dalam pembahasan kita nantinya. Sebagian informasi
ini,fetahditrrikan dalam mata-mata kuliah sebelumnya jadi yang diberikan di sini akan berupa tinjauan ulang. Walaupun
d gian akan merupakan informasi baru bagi Anda. Marilah kita mulai.
, ':'l'

Ii*.'P.It{.EIXSI, SATUAN, DAN KUANTITAS FISIK


MekanikiSuida, seperti juga bidang studi teknik lainnya, melibatkan kuantitas-kuantitas fisik. Kuantitas-kuantitas tersebut
ir liki,-4.i*ernsi dan satuan. Sembilan dimensi dasar adalah massa, panjang, waktu, temperatur, jumlah (amount) statt
z*t..:arus tidtfik, intensitas cahaya, sudut bidang, dan sudut ruang. Semua kuantitas lainnya dapat diekspresikan dalam
dimeusi i nsi dasar ini, mis., gaya dapat diekspresikan dengan menggunakan hukum kedua Newton sebagai
' l F=nta (1 .1)
,:,,,,:::''':l"t: ;
trala*ll:ben*lk dimensi kita dapat menuliskan (perhatikan bahwa .F digunakan sebagai variabel maupun dimensi)

F=MT' (1.2)

fil,Aa.llA:E,nd-,,,tr dan Tadalah dimensi-dimensi gaya, massa, panjang, dan waktu. Kita lihat bahwa gaya dapat dituliskan
del ribe$,ilk,massa, panjang, dan waktu. Tentu saja kita dapat menuliskan
,=r+ (1.3)

memasukkan satuan-satuan ke dalam persamaan-persamaan di atas jika kita perhatikan bahwa dibutuhkan
,,.:,Kita..daBat
1,.$rlatgk-.m;mpercepat 1kg pada I m/s2 (dalam sistem Inggris dibutuhkan I lb (pon) untuk mempercepat I slug pada
t,. fitrsscz)|, ffi hiugg a,
N = kg'm/s2 lb = slug-ft/sec2 (1.4)

,, ,',,.Hub*fgqp.hubungan ini akan banyak digunakan dalam pembahasan kita mengenai fluida. Perhatikan bahwa kita
qldak *rsnggun*kan "1b1" karena satuan "lb" akan selalu diartikan sebagai satu pon gaya; slug merupakan satuan massa

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 9/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

INFORMASI DASAR [BAB 1

dalam sistem Inggris. Dalam sistem SI massa akan selalu dalam kilogram dan gaya akan selalu dalam newton. Karena
berat merupakan sebuah gaya, maka akan diukur dalam newton, tidak pernah dalam kilogram. Hubungan

W= mB (1.J)
digunakan untuk menghitung berat dalam newton jika diketahui massa dalam kilogram, di mana g = 9,81 m/s2 ldalam
satuan-satuan Inggris E = 32,2 ftlsec2). Gravitasi pada intinya adalah konstan di permukaan bumi dengan variasi antara

9,77 hingga 9,83 m/s2.


Lima dari antara kesembilan dimensi dasar dan satuan-satuannya diberikan dalam Tabel 1.1 dan satuan-satuan turunan
yang digunakan dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida dalam Tabel 1.2. Awalan (pre{iks) umum digunakan
dalam sistem SI jadi berbagai awalan diberikan dalam Tabel 1.3. Perhatikan bahwa sistem SI adalah suatu sistem metrik
yang khusus; kita akan menggunakan satuan-satuan yang diberikan dalam tabel-tabel ini. Kita seringkali menggunakan
notasi ilmiah 3 x 10s N ketimbang 300 kN; kedua bentuk ini dapat digunakan.
Kita mengakhiri subbab ini dengan pembahasan mengenai angka signifikan (significant figure). Setiap perhitungan,
atau tepatnya, hampir setiap perhitungan, melibatkan suatu properti bahan. Properti-properti bahan jarang diketahui sampai
empat angka signifikan dan seringkali hanya sampai tiga. Jadi, tidaklah tepat menuliskan jawaban sampai lima atau enam
angka signiflkan. Ketepatan perhitungan-perhitungan yang kita lakukan hanyalah sebatas sampai bilangan yang paling
tidak akurat di dalam persamaan-persamaan yang digunakan. Sebagai contoh, kita memakai gravitasi sebesar 9,81 m/s2,

Tabel L,1 Dimensi-dimensi Dasar dan Satuan-satuannva


Kuantitas Dimensi SI Satuan Inggris Satuan
Panjang I L meter m kaki ft
Massa z M kilogram kg slug slug
Waktu t T detik S detik sec

Temperatur I o kelvin K Rankine "R


Sudut bidang radian rad radian rad

Tabel L.2 Dimensi-dimensi Thrunan dan Satuan-satuannya


Kuantitas Dimensi Satuan SI Satuan Inggris
Luas A L2 m2 ft2

Volume V I3 mr atau L iliter.l ft3

Kecepatan V LIT m/s ftlsec


Percepatan a UP m/s2 ftlsec2
I
Kecepatan sudut C) T1 s s -1

Gaya F MI./72 kg.m/s2 atau N (newton) slug.ftlsec2 atau lb


Densitas p MIL3 kg/m3 slug/ft3
Berat spesifik y M/L2f N/m3 lb/fr3
-t
Frekuensi I T-1 sec-l
Tekanan rr M/Lf N/m2 atau Pa (pascal) lbtft2

Tegangan r M/LT2 N/m2 atau Pa (pascal) lb/ft2


Tegangan permukaan o M/11 N/m lb/ft
Usaha W ML2lP N.m atau J (oule) fr-lb
Enersi E ML2lP N.m atau J (toule) fr-lb
Laju kalor Q ML2/T3 J/s Btu/sec
Torque I ML2lf N.m ft-tb
Daya W ML2T3 J/s atau W (watt) ft.lb/sec
Fluks massa m M/T kg/s slug/sec
Laju aliran Q L3/T m3/s ft3/sec

Kalor spesifik c L2tP @ J/kg.k Btu/slug-'R


Viskositas p M/LT N.s/m2 lb.sec/ft2

Viskositas kinematik v L2/T m2ls ft2lsec

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 10/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 1I INFORMASI DASAR

Tabel I.3 Awalan-awalan SI


Faktor pengali Awalan Simbol
10r2 tera T
10e glga G
106 mega M
103 kilo k
o2 centi c

0-3 milli m

06 mlcro p
0e nano n

0-12 plco p

hanya tiga angka signifikan. Bisanya jawaban-jawaban dapat dituliskan dengan menggunakan empat angka signifikan, tapi
tidak lima atau enam. Kalkulator bahkan dapat memberikan delapan. Secara umum, insinyur tidak menggunakan lima
atau enam angka signifikan dalam pekerjaannya. Perhatikan bahwa jika bilangan pertama dalam suatu jawaban adalah
satu, bilangan tersebut tidak dihitung sebagai angka signifikan, jadi, 1248 memiliki tiga angka signifikan.

CONTOH 1,1 Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk memberikan percepatan awal ke atas sebesar 4A mls2 pada sebuah roket
seberat 0,4 kg.

Penyelesaian: Gaya-gaya yang bekerja pada roket dalam arah vertikaUsumbu y dijumlahkan sebagai berikut:

l:';r:h9,81
F - 0.4 x 0.4 x 40
.'. f = 19,92 N
Perhatikan bahwa kalkulator akan memberikan jawaban 19.924 N. yang memual empat angka signifikan (angka I di depan Lidak
dihitung). Karena percepatan gravitasi memuat tiga angka signifikan. maka angka 4 yang terakhir tidak dimasukkan.

1.3 GAS DAN CAIRAN


Zat yang akan digunakan dalam pembahasan kita mengenai
mekanika fluida adalah gas atau cairan. Kita membatasi
pembahasan kita pada cairan-cairan yang bergerak di bawah
pengaruh tegangan geser, sekecil apapun tegangan geser tersebut.
Semua gas bergerak di bawah pengaruh tegangan geser tapi ada
zat-zat tertentu, seperti kecap, yang tidak bergerak sampai gaya
gesernya menjadi cukup besar; zat-zat tersebut dibahas dalam
subjek reologi dan tidak diberikan dalam buku ini.
Suatu gaya yang bekerja pada suatu luas ditunjukkan dalam Gambar l.l Komponen-komponen normal dan tangensial dari
Gbr. 1.1. Tegangan vektor adalah vektor gaya dibagi dengan sebuah gaya.
luas area tempatnya bekerja. Tegangan normal bekerja tegak
1urus terhadap area tersebut dan tegangan geser bekerja tangensial terhadap area tersebut. Tegangan geser inilah yang
menghasilkan pergerakan fluida. Gaya geser yang kecil saja dapat menyebabkan terjadinya pergerakan, sebagaimana suatu
perahu yang besar digerakkan oleh sebuah gaya yang kecil. Tegangan geser ini dihitung dengan

LF,
t=lim
Mr0 AA
(1 6)

Setiap fluida yang digunakan dalam pembahasan kita terdistribusi secara kontinyu di seluruh daerah yang dimaksud,
artinya, setiap fluida merupakan suatu kontinum. Cairan jelas merupakan kontinum tapi kita juga akan mengasumsikan
gas sebagai kontinum; molekul-molekulnya terletak cukup berdekatan satu sama lain untuk membentuk suatu kontinum.
Untuk menentukan apakah molekul-molekulnya cukup berdekatan, kita menggunakan lintasan bebas rata-rata, jarak rata-

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 11/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

INFORMASI DASAR [BAB I

rata yang ditempuh sebuah molekul sebelum bertumbukan dengan molekul yang terdekat. Jika jalur bebas meannya kecil
dibandingkan dengan dimensi karakteristik dari suatu alat (mis. diameter sebuah roket), asumsi kontinum dapat diterima.
Di dalam udara atmosfer pada permukaan laut, jalur bebas meannya adalah sekitar 6 x l0{ cm dan pada ketinggian
100 km kira-kira 10 cm. Jadi pada elevasi yang tinggi, asumsi kontinum tidak dapat digunakan dan teori dinamika gas
rarefied perlu digunakan.
Jika suatu fluida berupa kontinum, densitasnya dapat didefinisikan sebagai

^-limLm
  Lv'-0 LV U,N

di mana Lm adalah massa yang sangat kecil (infinitesimal) dalam volume yang sangat kecil Air. Pada kenyataannya,
volume yang sangat kecil ini tidak dapat dibiarkan menciut menjadi nol karena di dekat nol akan terdapat sedikit
molekul di dalam volume yang kecil tersebut; suatu volume kecil e perlu ditetapkan sebagai limit dalam Pers. (1.7)
agar definisi yang dimaks.ud dapat diterima. Dalam kebanyakan aplikasi ini bukanlah merupakan suatu masalah
karena terdapat 2,7 x 7016 molekul dalam suatu milimeter kubik udara pada kondisi standar.
Jadi, dengan asumsi kontinum, kuantitas-kuantitas yang diinginkan diasumsikan terdefinisikan pada semua titik dari
daerah yang dimaksud. Sebagai contoh, densitas merupakan fungsi kontinu dari x, y, z dan /, artinya, p = p(x,y,z,t).

1.4 TEKANAN DAN TEMPERATUR


Dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida, kita sering menjumpai tekanan. Tekanan adalah hasil dari gaya-
gaya kompresif yang bekerja pada suatu luas. Dalam Gbr. 1.2 gaya inlinitesirnal AF, bekerja pada luas infinitesimal AA
menghasilkan tekanan, yang didefinisikan oleh
AFn
P = lim,
AA
(1.8)

Satuan-satuan pada tekanan dihasilkan oleh gaya dibagi dengan luas, yaitu, N/m2, yang
adalah pascal, Pa. Tekanan sebesar 1 Pa merupakan tekanan yang sangat kecil, jadi
tekanan biasanya diekspresikan dalam kilopascal atau kPa. Dengan menggunakan satuan-
satuan Inggris, tekanan diekspresikan sebagai lblft2 atatt lb/in2 Qtound per square inch,
psi). Tekanan atmosfer pada permukaan laut adalah 101,3 kPa, arau lebih sering 100
kPa (14,7 lb/in2) saja. Harus diperhatikan bahwa tekanan kadang-kadang diekspresikan
dalam milimeter air raksa, yang umum digunakan para ahli meteorologi, atau meter
Gambar 1.2 Gaya normal yang
air; kita dapat menggunakan p = pgh untuk mengkonversikan satuan-satuan, di mana p
menghasilkan tekanan.
adalah densitas fluida dengan tinggi /2.

Tekanan yang diukur relatif terhadap tekanan atmosfer disebut tekanan alat: ini adalah yang diukur oleh suatu alat
jika alat tersebut memberikan pengukuran nol sebelum digunakan untuk mengukur tekanan. Tekanan absolut memiliki
nilai nol di dalam sebuah volume yang tidak berisi molekul, kondisi vakum ideal. Tekanan absolut berhubungan dengzrn
tekanan ukur melalui persamaan

Pabsolut = Pahtt Patmo.f". (1.9)

di mana patmosrer adalah tekanan atmosfer di lokasi di mana pengukuran tekanan dilakukan; tekanan atmosfer ini bervariasi
cukup banyak terhadap ketinggian dan nilainya diberikan dalam Tabel C.3 dalam Apendiks C. Sebagai contoh, di
puncak Pikes Peak di Colorado, nilainya kira-kira 60 kPa. Jika baik tekanan maupun ketinggian tidak diketahui, kita
akan mengasumsikan kondisi standar dan menggunok&fl put*orf., = 100 kPa. Gambar 1.3 menunjukkan deskripsi grafik
hubungan antara tekanan absolut dan tekanan ukur. Beberapa representasi umum untuk atmosfer standar (pada 40. garis
lintang pada permukaan laut) diberikan dalam gambar tersebut.
Kita seringkali menyebut tekanan negatif, seperti pada B dalam Gbr. 1.3, sebagai vakum; ini adalah tekanan negatif
atatt vakum. Suatu tekanan selalu diasumsikan sebagai tekanan ukur kecuali jika dinyatakan lainnya (dalam termodinamika
tekanan selalu diasumsikan sebagai absolut). Tekanan sebesar -30 kPa dapat dinyatakan sebagai 70 kPa absolut atau
vakum sebesar 30 kPa, jika diasumsikan tekanan atmosfer sebesar 100 kPa (perhatikan bahwa selisih antara 101,3 kPa
dan 100 kPa hanyalah sebesar 1,3 kPa, kesalahan sebesar 1,37o, masih dalam toleransi teknik).
Kita tidak mendefinisikan temperatur (dibutuhkan teori molekular untuk memperoleh suatu definisi) tapi cukup
menyatakan bahwa kita menggunakan dua skala: skala Celcius dan skala Fahrenheit. Skala absolut pada saat menggunakan
temperatur dalam derajat Celcius adalah skala kelvin (K) dan skala absolut pada saat menggunakan temperatur dalam

derajat Fahrenheit adalah skala Rankine. Kita menggunakan konversi-konversi berikut:

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 12/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 13/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

INFORMASI DASAR IBAB I

Gamhar 1.4 Fluida sedang mengalami pergeseran di antara dua silinder panjang.

Untuk mengukur viskositas, perhatikanlah sebuah silinder panjang yang berotasi di dalam suatu silinder kedua,
seperti ditunjukkan dalam Gbr. 1.4. Untuk memutar silinder dalam dengan kecepatan putar f), torque I harus diberikan.
Kecepatan dari silinder dalam adalah RQ dan kecepatan dari silinder luar adalah nol. Distribusi kecepatan di dalam celah
ft di antara kedua silinder pada intinya adalah suatu distribusi yang linier, sehingga

u4
t= 'dr'h =, R9 (t.14)

Kita dapat mengaitkan tegangan geser dengan torque yang diberikan sebagai berikut:
T = tegangan x luas x lengan momen

=rx2nRLxP.
Rei .r* R3f)L1t
-l1 h x2nRLxR= ztt h
(t.15)

di mana gaya geser yang bekerja di ujung-ujung silinder telah diabaikan. AIat yang digunakan untuk mengukur viskositas
adalah viskometer.
Di dalam buku pendahuluan ini, kita memusatkan perhatian kita pada/uida-fluida Newtonian, yaitu fluida-fluida yang
menunjukkan hubungan linier antara tegangan geser dan gradien kecepatan, seperti dalam Pers. (1.13) dan (1.14), yang
ditampilkan dalam Gbr. 1.5. Banyak fluida biasa, seperti udara, air dan minyak merupakan fluida Newtonian. Fluida-
fluida non-Newtonian diklasifikasikan sebagai dilatan, pseudoplastik dan plastik ideal dan juga ditampilkan.
Satu efek penting dari viskositas adalah menyebabkan fluida melekat ke permukaan, kondisi tak selip (no-slip). Iika
suatu permukaan bergerak sangat cepat, seperti satelit yang masuk kembali ke atmosfer, kondisi no-slip ini menghasilkan
tegangan geser yang sangat besar pada permukaan tersebut; ini menghasilkan panas yang sangat tinggi yang dapat
membakar satelit-satelit yang masuk. Kondisi no-slip juga menyebabkan terjadinya tegangan geser dinding di dalam
pipa sehingga menyebabkan penurunan tekanan yang mengharuskan digunakannya pipa-pipa pada jarak-jarak ter.tentu di
sepanjang jalur pipa yang mengalirkan minyak atau gas.
Viskositas sangat bergantung pada temperatur. Perhatikan bahwa dalam Gbr. C.l dalam Apendiks C, viskositas
cairan berkurang dengan naiknya temperatur tapi viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Di dalam cairan
viskositas disebabkan oleh gaya-gaya kohesif akan tetapi di dalam gas disebabkan oleh tumbukan molekul-molekul; kedua
fenomena ini tidak sensitif terhadap tekanan jadi kita lihat bahwa viskositas hanya bergantung pada temperatur baik di
dalam cairan maupun gas, artinya, [t = tt(T).
Dalam banyak persamaan, viskositas seringkali dibagi dengan densitas, jadi kita telah mendefinisikan viskositas
kinematik sebagai

Gambar 1.5 Fluida-fluida Newtonian dan Non-Newtonian.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 14/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB I] INFORMASI DASAR 1

u
p (1.16)

Satuannya adalah mzls 1f?/sec1. Dalam gas kita lihat bahwa viskositas kinematik bergantung pada tekanan karena densitas
bergantung pada temperatur dan juga tekanan.
Volume suatu gas diketahui bergantung pada tekanan dan temperatur. Dalam cairan, volume juga sedikit bergantung
pada tekanan. Jika perubahan volume (atau perubahan densitas) yang kecil tersebut tidak boleh diabaikan, kita gunakan
modulus bulk B:
B =v #1,= o#J, Q.]n
Modulus bulk memiliki satuan yang sama dengan tekanan. Properti ini diberikan dalam Tabel C. I dalam Apendiks
C. Untuk air pada 20"C, nilainya sekitar 2100 MPa. Untuk menyebabkan perubahan sebesar lTa dalam volume air,
dibutuhkan tekanan sebesar 21000 kPa. Jadi jelaslah mengapa kita menganggap air sebagai inkompresibel. Modulus bulk
juga digunakan untuk menentukan kecepatan suara di dalam air. Ini diberikan oleh

, = rlntp (1.78)

Ini menghasilkan sekitar c = l45O m/s untuk air pada 20'C.


Properti lainnya yang kadang-kadang ingin diketahui di dalam pembahasan kita adalah tegangan permukaan o; int
dihasilkan oleh gaya-gaya antar molekul dan diberikan dalam Tabel C.1. Properti ini memungkinkan baja mengambang,
butiran-butiran terbentuk dan butiran-butiran dan gelembung-gelembung kecil memiliki bentuk bulat. Perhatikan. diagram
benda bebas dari sebuah butiran dan gelembung bulat, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 1.6. Gaya tekanan di dalam
butiran mengimbangi gaya yang disebabkan oleh tegangan permukaan di sekeliling lingkaran:
pnr2 = 2firo
.-.p =+ (1.19)

Gambar 1.6 Diagram benda bebas dari (a) butiran dan (b) gelembung.

Perhatikan bahwa pada gelembung terdapat dua permukaan sehingga keseimbangan gaya memberikan

rrn-16 (1.20)

Jadi, jika yang diinginkan adalah tekanan internal, adalah penting untuk mengetahui apakah benda tersebut adalah butiran
ataukah gelembung.

Aplikasi
tabung kapiler.lainnya di mana
Diagram bendategangan permukaan
bebas dari mengakibatkan
air di dalam hasil yang menarik
tabung ini ditunjukkan dalam Gbr. 1.7.naiknya
adalah
Dengancairan di dalam
menjumlahkan
gaya-gaya pada kolom cairan ini diperoleh

oTtDcos F=Pg ffn (1 .21)

di mana sisi sebelah kanan adalah berat W. Ini memberikan tinggi yang dicapai cairan di dalam tabung:

h=4o cos 6 (1.22)


^/D

Properti terakhir yang akan diperkenalkan di dalam subbab ini adalah tekanan uap. Molekul-molekul keluar dan
masuk kembali ke dalam cairan yang bersentuhan dengan suatu gas, seperti misalnya air yang bersentuhan dengan udara.
Tekanan uap adalah tekanan di mana terjadi keseimbangan antara molekul-molekul yang keluar dan masuk kembali.
Jika tekanan tersebut di bawah tekanan uap, molekul-molekul akan meninggalkan cairan; ini disebut pendidihan ketlka
air dipanaskan ke temperatur di mana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Jika tekanan lokalnya dikurangi

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 15/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

INFORMASI DASAR IBAB I

Gambar 1.7 Naiknva cairan di dalam tabuns kecil.

hingga ke tekanan uap, penguapan juga terjadi. Ini <Iapat terjadi ketika aliran mengalir melalui katup-katup, siku-siku
atau bilah-bilah turbin, jika tekanan menjadi cukup rendah; ini disebut kavitasi. Tekanan uap diperoleh dalam Tabel C.1
dalam Apendiks C.

CONTOH 1,3 Sebuah pelat datar 0,5 m x 2 m ditarik pada 5 m/s di atas lapisan minyak pelumas SAE-30 setebal 2 mm pada
38"C yang memisahltannya dari sebuah permukaan datar. Distribusi kecepatan di antara pelat dan permukaan diasumsikan linier.
Berapakah gaya yang dibutuhkan jika pelat dan permukaan rersebur horizonral?
Penyelesaian: Gradien kecepatan dihirung sebesar

*=X= h?=25oom/(s.m)
Gaya adalah tegangan dikatikan dengan luas:

^F
:?x A = tt*xA = 0,1 x 2500 x 0,5 x 2 = 250 N
Periksalah satuan-satuannya untuk memastikan buf,'*u ,utoun untuk gaya adalah newton. Yiskositas dari minyak pelumas diperoleh
dalam Gbr. C. l.

CONTOH Sebuah mesin menghasilkan gelembung-gelembung kecii berdiameter 0,5 mm dari air 20'C. Estimasikanlah tekanan
yang terjadi1.4
di dalam gelembung-gelembung tersebut.
Penyelesaian: Gelembung-gelembung memiliki dua permukaan yang menghasilkan estimasi tekanan berikut ini;

  4o
n=- r
4 x 0.0736
0.0005 =589Pa
di mana tegangan pennukaannya diperoleh dari Gambar C.1.

1.6 PROPERTI-PROPERTI DAN HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA


Mata kuliah termodinamika dan/atau flsika biasanya mendahului mata kuliah mekanika fluida, Properti-properti dan
hubungan-hubungan yang diberikan dalam mata-mata kuliah tersebut yang digunakan dalam pembahasan kita mengenai
fluida dimasukkan di dalam subbab ini. Ini semua terutama berguna dalam pembahasan mengenai aliran-aliran kompresibel,
tapi juga digunakan untuk aliran=aliran cairan.
Hukum gas ideal memiliki dua bentuk
pV=mRT atau p=pRT (1.23)
di mana tekanan p dan temperatur T harus berupa kuantitas-kuantitas absolut. Konstanta gas R diperoleh dalam Tabel
C.4 dalam Apendiks C.
Entalpi didefi nisikan sebagai
H=mi+pY atau h=[i+pv (1.24)

Lh =
ltrrlT dan Ail = lc,.dT (1.2s)
di mana c; dan ci. adalah kalor-kalor spesifik yang juga diperoleh
dengan konstanta gas melalui dalam Tabel C.4. Kalor-kalor spesifik berhubungan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 16/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB I] INFORMASI DASAR 9

C r=C +R (1.26)

Rasio dari kalor-kalor spesifik adalah


(
p
K= q (t.2n

Untrk zat-zat cair dan padat, dan untuk kebanyakan gas dalam rentang perbedaan temperatur yang relatif kecil, kalor-
kalor spesifik pada intinya adalah konstan dan kita dapat menggunakan
Lh = cpLT dan Li = c,LT (1.28)

Untuk proses-proses adiobatik (tanpa perpindahan kalor) kuasi-kesetimbang,an (properti-properti konstan di seluruh
volume pada suatu saat), hubungan-hubungan benkut dapat digunakan untuk gas ideal dengan mengasumsikan kalor-kalor
spesifik konstan:
T, _ (pr\rr-rtn (p\r
= \p,) *p, = e.2g)
\ \,p,r

(Proses) adiabatik kuasi-kesetimbangan juga disebut proses isentropik.


Suatu gelombang tekanan kecil dengan frekuensi yang relatif rendah bergerak melalui sriatu gas dengan kecepatan
gelombang
(1.30)

Yang terakhir, hukum pertama


, : tlknr
termodinamiko akan digunakan dalam pembahasankita; hukum ini menyatakan
bahwa jika suatu sistem, suatu himpunan tetap partikel-partikel fluida, rnengalami perubahan keadaan dari keadaan I ke
keadaan 2, energinya berubah dan E, menjadi E, ketika bertukar energi dengan lingkungannya dalam bentuk usaha W,_,
dan perpindahan kalor Qr_r. Ini diekspresikan sebagai

Qr-r- W, t= Ez- Er (1.31)

Untuk menghitung perpindahan kalor dari temperatur dan luas yang diketahui, diperlukan mata kuliah perpindahan kalor,
jadi dalam termodinamika dan mekanika fluida kuantitas ini diberikan. Akan tetapi, usaha merupakan kuantitas yang dapat
dihitung; ini adalah gaya dikali dengan jarak dan seringkali diakibatkan oleh tekanan sehingga menghasilfan

W,, =1,', o,
(1.32)
= |,',pt o, = fi,' u o,
Energi E yang dimaksudkan di dalam mata kuliah fluida terdiri dari energi kinetik, energi potensial, dan energi
internal:

E=mlt, *rr*n) (1.33)

di mana kuantitas di dalam tanda kurung adalah energi spesilik e. (Kita menggunakan / untuk merepresentasikan energi
internal spesiflk karena a digunakan untuk komponen dari kecepatan). Jika properti-propertinya konstan di lokasi masuk
dan keluar aliran, dan tidak terdapat perpindahan kalor dan rugi-rugi. persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk

v.2 Pt v,'
l
+i+:r
Pt
(1.31)
)o ' Y.' '2- )o
Persamaan ini tidak dapat diperoleh langsung dari Pers. (1.31); dibutuhkan sedikit usaha untuk menurunkan Pers. (1.34).
Ini dapat dilihat dari buku yang tepat, tapi kita akan menurunkan persamaan ini di bagian lain dari buku ini. Persamaan
ini diberikan di sini sebagai bagian dari pengulangan termodinamika.

Soal-soal dan Penyelesaiannya


1.1 Tunjukkan bahwa satuan-satuan dari viskositas yang diberikan dalam Tabel 1.1 adalah benar adanya dengan
menggunakan (a) satuan SI dan (b) satuan Inggris.
Viskositas berhubungan dengan tegangan melalui

u= T1
'du dv

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 17/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t0 INFORMASI DASAR [BAB I

Dalam satuan-satuannya ini adalah

rsr =\#=H kr =##=H


1.2 Jika gaya, panjang dan waktu dipilih sebagai dimensi-dimensi dasar (fundamental dimension), apakah dimensi-
dimensi untuk massa?
Kita menggunakan hukum kedua Newton, yang menyatakan bahwa

F=ma
Dalam dimensi-dimensinya ini dituliskan sebagai

L=ML .'.M=FT'
T2L
1.3 Lintasan bebas rata-rhta suatu gas adalah )" = O,225ml1pP1, ai marra d adalah diameter molekulnya, m adalah
massanya dan p adalah densitas dari gas tersebut. Hitunglah lintasan bebas rata-rata udara pada ketinggian l0
000 m, ketinggian di mana pesawat-pesawat komersial menjelajah. Untuk molekul udara d = 3,i x l0-r0 m dan
m = 4,8 x 10-26 kg.
Dengan menggunakan formula yang diberikan, lintasan bebas rata-rata pada 10 000 m adalah

)" = 0.225. = 8,48 x l0-7 m atau 0,848 pm

di mana densitasnya diperoleh dari Tabel C.3, ,r#f#}}_rqz


1.4 Suatu vakum sebesar 25 kPa diukur pada suatu lokasi di mana ketinggiannya adalah 3000 m. Berapakah tekanan
absolutnya dalam milimeter air raksa?
Tekanan absolut pada ketinggian yang dimaksud diperoleh dari Tabel C.3. Nilainya diinterpolasi sebesar

Pu1^= 79,84 - |Oe,e+ - 61,64) = 70,7 kPa

Jadi tekanan absolutnya adalah


P= Pgage * Put. = -25 + 7O'7 = 45,7 kPa

Dalam milimeter air raksa ini adalah

h =P = 457(n
= o'343 m atau 343 mm
" o'rs - G:,offi)Tfl
1.5 Sebuah piringan datar berdiameter 30 cm berputar pada 800 rpm pada jarak 2 mm dari sebuah permukaan datar
yang diam. Jika minyak pelumas SAE-30 pada 2O"C mengisi celah di antara piringan dan permukaan tersebur,
estimasikanlah torque yang dibutuhkan untuk merotasi piringan tersebut.
Karena celah tersebut kecil, akan diasumsikan distribusi kecepatan yang linier. Besarnya tegangan geser yang bekerja pada
piringan adalah

, = u ^fr = pf = 0,38 x {%#4qA 15 eoor


di mana viskositasnya diperoleh dari Gbr. C.l dalam Apendiks C. Tegangan geser ini diinregralkan untuk memperoleh
torque:

7 =lorar =Jorrzn, dr = 2nioo'',r r*r, dr lys" = 12,7 N.m


= ry viskositas
Catatan: Jawaban tidak diberikan dalam digit signifikan yang lebih banyak karena hanya diketahui sampai dua
angka signifikan. Jawaban dengan digit yang lebih banyak akan menyesatkan.

1.6 Air biasanya diasumsikan inkompresibel. Tentukanlah persentase perubahan volume dalam l0 m3 air pada l5.C
jika diberikan tekanan 12 MPa dari tekanan atmosfer.
Perubahan volume dari cairan diperoleh dengan menggunakan modulus bulk elastisitas (lihat Gbr. (1.17)):

= -v+ = -ro x
:#W
tt1 = -0,0561 m3
^v
Persentase perubahannya adalah 'w

zo perubahan =v::fj x I00 - J#q x 100 = 4,561%io


vl
Persentase perubahan yang kecil ini biasanya dapat diabaikan tanpa mempengaruhi hasilnya secara signifikan, jadi air pada
intinya adalah inkompresibel.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 18/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB I] INFORMASI DASAR ll

1.7 Air pada 30 'C dapat memanjat sebuah tabung gelas bersih berdiameter 0,2 milimeter karena adanya tegangan
permukaan. Sudut air-gelas adalah 0'C terhadap arah vertikal (0 = 0 dalam Gbr. 1.7). Seberapa tinggikah air dapat
memanjat tabung tersebut?
Ketinggian air memanjat diberikan oleh Pers. (1.22). Persamaan ini memberikan

'  = 4ocos B == gl'o]^tq "i9=^ 0.147 m arau r4,7 cm


toeO * eSl; O-OOOZ "'
yD'
di mana properti-propeni dari air diperoleh dari Tabel C.l dalam Apendiks C.

1.8 Jelaskan mengapa dibutuhkan waktu lebih lama untuk memasak kentang dengan cara mendidihkannya di dalarn
sebuah panci yang terbuka dengan sebuah kompor di dalam sebuah kabin di pegunungan pada ketinggian
3200 m.
Air mendidih ketika temperatur mencapai tekanan uap dari air: terjadi penguapan. Temperatur tetap konstan sampai semua
air telah habis menguap. Tekanan pada ketinggian yang diberikan diinterpolasi dalam Tabel C.3 sebesar 69 kPa. Tabel C.l
memberikan temperatur yang sedikit lebih rendah dari 90'C untuk tekanan uap sebesar 69 kPa, yaitu, temperatur di mana
air mendidih. Karena temperatur ini lebih rendah dari 100'C pada permukaan laut, proses memasak menjadi lebih lambat.
Sebuah pemasak bertekanan Qtressttre cooker) dapat digunakan karena menghasilkan temperatur yang lebih tinggi dengan
cara memberikan tekanan yang lebih tinggi di dalam pemasak tersebut.

1.9 ke
Sebuah ban mobil dipompa di Ohio hingga 250 kPa ketika temperatur berada pada -15"C. Mobil tersebut dikendarai
Arizona di mana temperatur dari ban di atas aspal mencapai 65"C. Estimasikanlah tekanan di dalam ban di
Arizona dengan mengasumsikan tidak ada udara yang bocor dan bahwa volumenya tetap konstan.
Mengasumsikan bahwa volume tidak berubah, hukum gas ideal mengharuskan

p2 T2

Pr-nRYI2 -
mRyrT, Tl

:. Pz = pr*
''tt = (250 + 100) " #
258
= 574 kPa abs atau 474 kPa gage
karena massanya juga tetap konstan. (Ini berarti 37 llblin2 di Ohio dan 70 lb/in2 di Arizona).
1.10 Seorang petani menyemprotkan nitrogen ke tanamannya dari tangki yang bertekanan 1000 kPa absolut pada
temperatur Berapakah yang dapat diantisipasi jika dilepas atmosfer.
25"C. temperatur minimum nitrogen ke
Temperatur keluar minimumnya terjadi dalam proses isentropik (lihat Pers. (1.2g)), yang adalah

12 = r,l#)'r '\'r = 2sB. (+ffi)o*"'= 154 K arau -rle.C


Temperatur serendah ini dapat menyebabkan luka serius jika salurannya terputus dan nitrogen mengenai si petani.

Soal-soal Tambahan
1.11 Ada tiga hukum dasar di dalam pembahasan kita mengenai mekanika fluida: kekekalan massa, hukum kedua Newton dan
hukum pertama termodinamika. (a) Sebutkanlah suatu kuantitas integral untuk setiap hukum tersebut dan (b) sebutkanlah suatu

kuantitas yang didefinisikan pada suatu titik untuk setiap hukum tersebut.

Dimensi, Satuan dan Kuantitas Fisik


l.l2 Verifikasi satuan-satuan SI yang diberikan dalam Tabel 1.2 untuk yang berikut:
(a) Gaya (b) Berat spesifik (c) Tegangan permukaan
(fl Torque (e) Viskositas (fl Usaha

1.13 Verifikasi dimensi-dimensi yang diberikan dalam Tabel 1.2 untuk yang berikut:
(a) Gaya (b) Berat spesifik (c) Tegangan permukaan
(@ Torque (e) Viskositas Q) Usaha

l.l4 Pilihlah sistem dimensi G-P-W dan sebutkan dimensi-dimensi untuk yang berikut:
(a) Gaya (b) Berat spesifik (c) Tegangan permukaan
(@ Torque (e) Viskositas (l) Usaha

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 19/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t2 INFORMASI DASAR IBAB I

1.15 Suatu persamaan yang memberikan laju aliran di dalam sebuah saluran terbuka diberikan oleh

Q= ,a.nisi
di mana k adalah suatu konstanta. A adalah luas dari saluran, R adalah radius dan S adalah kemiringan. Tentukanlah dimensi-
dimensi dan satuan-satuan SI untuk k.

1.16 Ekspresikan yang berikut dengan menggunakan pemangkatan ketimbang awalan (prefiks):

(a) 200 cm2 (D) 500 mm3 (c) 10 prm


@ 32 MPa (e) 400 kN (fl 5 nN
1.17 Ekspresikan yang berikut dengan menggunakan awalan ketimbang pemangkatan:
(a) 2x10-8m (D)5xl08m (c)Zx 10-5pa
(d) 32 x 108 Pa (e) 4 x lO{N 1fl 8 x l0ri N
1.18 Kuantitas-kuantitas seringkali diberikan dalam satuan-satuan yang tidak sesuai dengan sistem satuan SI. Ubahlah setiap yang
berikut ini ke dalam satuan-satuan SI yang sesuai:
(a) 60 milh (b) 35 lblin2 (c) 2 gtcm3
(d) 22 sluelh (e) 20 ft3lmin 00 50 kw.h
1.19 Berapakah gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat sebuah mobil 1500 kg sebesar 3 rnlsz
(a) di bidang horizontal? (b) di tanjakan dengan kemiringan 20'?

1,20 Seorang astronot memiliki berat 850 N di bumi. Hitunglah berat astronot tersebut di bulan, di mana g = 5,4 ftlsec2.

l.2l Estimasikanlah lintasan bebas rata-rata molekul-molekul udara, dengan menggunakan informasi dari Soal 1.3, pada
ketinggian
(a) 750 m (D) 40 000 m (c) 80 000 m

Tekanan dan Temperatur


1.22 Tekanan sebesar 28 kPa diukur pada ketinggian 2000 m. Berapakah tekanan absolutnya dalam
(a) kPa (b) lblin2 (c) mm Hg (d) ft air

1,23 Sebuah alat mengukur kondisi vakum 24 kPa. Berapakah tekanan absolutnya pada
(a) permukaan laut (b) 4000 m (c) 8000 m

1.24 Persamaan p(z) = prs-stRro merupakan aproksimasi yang baik untuk tekanan di atmosfer. Estimasikanlah tekanan pada z =
6000 m dengan menggunakan persamaan ini dan hitunglah persentase error dengan menggunakan nilai yang lebih akurat dalam
Tabel C.3. Asumsikan po = 100 kPa dan Io = 15'C.
1.25 Tekanan sebesar 20 kPa dan tegangan geser sebesar 80 Pa bekerja pada sebuah permukaan dasar seluas 0,8 m2. Hitunglah gaya
normal d, gaya geser tangensial F, dan gaya total F yang bekerja pada permukaan tersebut. Selain itu, hitunglah besamya
sudut yang dibuat gaya total tersebut terhadap koordinat vertikal.

1.26 Temperatur sebesar 20 'C diukur pada suatu lokasi tertentu. Berapakah temperatur tersebut dalam
(a) kelvin (&) derajat Fahrenheit (c) derajat Rankine

Properti-properti Fluida
1.27 Sebuah massa fluida mengisi 2 m3. Hitunglah densitas, berat spesifik, dan gravitasi spesifik jika massa fluida tersebur adalah
@) 4kg
(b) 8 kg
(c) 15 kg

1,28 Sebuah rumus yang memberikan estimasi yang baik untuk densitas dalam kg/m3 air adalah

pu,. = 1000
(*fl
di mana temperatur T diberikan dalam derajat Celcius. Gunakan rumus ini dan tentukanlah densitas air pada 80'C. Berapakah
kesalahannya?
1.29 Berat spesifik dari sebuah fluida adalah 11 200 N/m3. Hitunglah massa yang terdapat dalam 2 m3
(a) Dengan menggunakan gravitasi standar.
(D) Dengan menggunakan gravitasi maksimum pada permukaan bumi.
(c) Dengan menggunakan gravitasi minimum pada permukaan bumi.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 20/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 21/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 22/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 1] INFORMASI DASAR 15

1.30 13,49l' 4,8Vo

1.31 0,1628 N.s/m2

1.32 (a) 2,5 N/m2 (D) 1,25 N/m2 (c) 0 N/m2

1.33 (a) 7,2 N.m, 0,2 hp (b) 2l N.m, l,8l hp (c) 43 N.m, 7,2 hp

1.34 088 N.m, 0,15

1.35 37,8 MPa


1.36 0,539 s
1.37 -0,0076 m3, 7,98 MPa

r38 (a) 3680 Pa, 7360 Pa (b) 36,8 Pa, 73,6Pa (c) 7,36Pa,14,'72Pa

1.39 1,175 m
1.40 -O,900 m

l.4l 2o > pnr2


1.42 Ya
1.43 nD(2o + "{*^*^rur2)

1.44 45 kPa, 0,5 kg/m3, 2 m3kg,4,905 N/m3

1.45 1,158, ya

1.46 156 kPa, 22,7 lblirf


1.47 609 kg, 5970 N

1.48 100 kN
1.49 44,34 mls, M,20 m/s, 44,29 mls

1.50 -69,6'C
1.51 6630 kPa, 705'C

1.52 1,48 MJ
1.53 261"C

1.54 (a) 331 m/s lb 349 rnls (c) 1278 m/s (d) 387 m/s (e) 342 mls

1.55 515 m

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 23/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Stati ka Ftuida
2.I PENDAHULUAN
Dalam statika fluida, tidak terjadi pergerakan relatif di antara partikel-partikel fluida, jadi tidak terjadi tegangan gbser
(gaya geser disebabkan oleh gradien kecepatan). Ini tidak berarti bahwa partikel-partikel fluida tidak berger*i$,,hlrnya
bahwa mereka tidak bergerak relatif satu terhadap yang lainnya; jika partikel-partikel tersebut bergerak, seperti misalnya
di dalam sekaleng air yang berputar di sumbunya, pergerakan tersebut terjadi sebagai sebuah benda padat. Satu-satunya
tegangan yang terjadi di dalam statika fluida adalah tegangan normal, yaitu tekanan. Tekanan yang bekerjarFa ,Ciiatri
pemukaanlah yang menyebabkan terjadinya gaya-gaya dalam soal-soal yang melibatkan statika fluida. Tiga jffi;*oal- yang
diberikan dalam bab ini adalah: (l) fluida diam, seperti dalam rancangan suatu bendungan; (2) fluida yan$:tng11*u1"*,
percepatan linier, seperti misalnya sebuah roket; dan (3) fluida yang berputar pada sumbunya.

2.2 PERUBAHAN TEKANAN


Tekanan adalah kuantitas yang bekerja pada sebuah titik. Akan tetapi, apakah besarnya sama ke semua ara?*,ps4,t*F
tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan Gbr. 2.1. Sebuah tekanan p diasumsikan bekerja pada sisi miring
dan tekanan-tekananp. dan p], yang berbeda di kedua sisi lain dari sebuah elemen inifinitesimal (sangat keCil) begi$$a
siku-siku yang memiliki kedalaman yang seragam dz ke arah dalam kertas. Partikel fluida yang mengisi elemen fluida
ini mungkin sedang berakselerasi, jadi kita gunakan hukum kedua Newton ke dua arah r dan 1':

dzsin B = p
dL++ a,
L F,= mar'. p, dy dz. - p ds .,'

I{ = ma,... p,cry clz.- p ds dzcos p- esd" 24 = rdL4} 7 o, .tt,

ay = d -$ 1.
".
dengan mengenali bahwa Dari Gbr. 2.1, kita memiliki ',t,,

d.y = ds sin I dx = ds cos fr .', ' {r.e)


Dengan memasukkan ini ke dalam Pers. (2.1), kita memperoleh t.,.,,

p, a' tl:
dy' I

lor av
I

Gambar 2.1 Tekanan beraksi pada semua elemen inflnitesimai


t6
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 24/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA t]


,-p=p -dr
2o*
(2.3)

dv
P:.-P=P-r(a,+g)
Di sini kita lihat bahwa kuantitas-kuantitas pada sisi-sisi sebelah kanan nilainya inflnitesimal, artinya, sangal kecil, dan
dapat diabaikan* sehingga
pr= pr- = p (2.4)

Karena sudut B besarnya sembarang, ini berlaku untuk semua sudut. Kita dapat juga memilih menggunakan dimensi d;r
dan dz dari memperoleh p, = p, = p. Jadi, tekanan merupakan fungsi skalar yang bekerja merata ke semua arah pada
suatu titik dalam aplikasi statistika fluida kita.
Dalam diskusi sebelumnya, kita hanya membahas tekanan pada sebuah titik. Perubahan tekanan dari titik ke titik
akan diteliti selanjutnya. Elemen fluida dengan kedalaman dy dalam Gbr. 2.2 dapat berakselerasi seperti di dalam sebuah
wadah yang berputar. Hukum kedua Newton memberikan

l)"\
p dydz - l, * ';rO-)d1'd1= pg dx dy dz a,
(2.s)
p dxdy- (o . dx dy -pc dx cty dz + pg dx dy dz a"
* ") =
Jika elemen tersebut juga ditunjukkan ke arah y, persamaan komponen y akan menjadi

p dx dz -
l, . X or) * dz = -.pB dx rty dz an (2.6)

Persamaan (2.5) dan (2.6) berkurang menjadi

*=-po,
dx - 4=-po,
dy .' oz=-pto-+st Q.n

Akhirnya, diferensial tekanan dapat dituliskan sebagai

(2.8)
  dxa*+dy'
ar= ar*4a, dz
Ini dapat diintegralkan untuk memberikan selisih tekanan yang diinginkan di antara titik-titik yang ditentukan di dalam
suatu fluida.
Di dalam fluida yang tidak bergerak, tidak terjadi percepatan sehingga perubahan tekanan dari Pers. (2.8) adalah

dp = -pg dz atau dp = 1 dz (2.e)

{|,,

l, **
Gambar 2.2 Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah elemen
ILIK
* Secara matematis, kita dapat menggunakan sebuah elemen dengan sisi-sisi Ar dan Ay dan art#F&tj ffiarr.'Av -+ u.
if {en i'..."." -.
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida ,":.j_- 25/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

18 STATIKA FLUIDA [BAB 2

Ini menyiratkan bahwa dengan bertambahnya ketinggian z, tekanan berkurang, suatu fakta yang sudah kita sadari dari
alam; tekanan meningkat bersamaan dengan kedalaman laut dan berkurang dengan ketinggian di atmosfer.
Perhatikan perubahan tekanan di dalam cairan dengan y konstan. Persamaan (2.9) memungkinkan kita untuk
menuliskan
Lp=-\Lz (2.10)
perubahan
di
tekanan Ap adalah
mana pada jarak /z di bawahtekanan di sepanjangbebas
suatu permukaan perubahan ketinggian
di mana tekanan Az.
adalah kita bentuknya
Jikanol, menginginkan suatu ekspresi untuk
adalah
p=yh (2.11)
di mana h = -Lz. Persamaan (2.11) digunakan untuk mengkonversikan tekanan menjadi ekuivalen dengan ketinggian
suatu cairan; tekanan atmosfer seringkali diekspresikan sebagai milimeter air raksa (tekanan di dasar sebuah kolom air
raksa 30 inci nilainya sama dengan tekanan di permukaan bumi yang disebabkan oleh seluruh atmosfer).
Jika perubahan tekanan di atmosfer ingin diketahui, maka Pers. (2.9) akan digunakan dengan hukum gas ideal p =
pRZ untuk memberikan

[, s dz uru, fo"4; = .rol,


ap = - of (2.12)

di mana pl,adalah tekanan di 1= g. Jika temperatur dapat diasumsikan konstan di sepanjang perubahan ketinggian, maka
persamaan di atas dapat diintegralkan untuk memperoleh
P= prg-EzlRT (2.1 3)

Di troposfer (di antara permukaan bumi dan ketinggian sampai sekitar 10 km) di mana temperatur (dalam kelvin) adalah
T = 288 - 0,00652, Pers. (2.12) dapat diintegralkan untuk memberikan perubahan tekanan tersebut.

CONTOH 2.1 Konversikanlah 230 kPa menjadi milimeter air raksa, inci air raksa dan kaki (feet) air.
Penyelesaian: Persamaan (2.11) diterapkan dengan menggunakan berat spesifik air raksa, yang adalah 13,6 %i,,

p = yh 230 000 = (13,6 x 9800)/r


.'. h = 1,726 m atau 1726 mm air raksa

Ini ekuivalen-dengan 1, ./26 mx 3,281 $ x 12+


1t
= 68.0 inci air raksa. Kembali ke Pers. (2.11)pertama-tama konversikan kPa
menjadi lb/ff:
230 kPa x 20,89
lllC+t
tfii = 4805 psf 4805 = 62,4h

... h = 7i.0 kaki air


Kita dapat juga mengkonversikannya ke meter air air raksa dan kemudian mengalikannya dengan 13,6 untuk memperoleh kaki
air.

2.3 MANOMETER
Manometer adalah instrumen yang menggunakan suatu kolom cairan untuk mengukur tekanan, ketimbang menggunakan

alat pengukur tekanan. Marilah kita menganalisis manometer tabung-U biasa yang disambungkan ke sebuah pipa, seperti
ditunjukkan dalam Gbr. 2.3, untuk mengilustrasikan bagaimana menginterpretasi manometer; yang ini menggunakan air
dan air raksa. Terdapat beberapa cara untuk menganalisis manometer; ini salah satunya. Pilihlah dua titik yang memiliki
tekanan yang sama, ini artinya, yang berada pada ketinggian yang sama di dalam cairan yang sama, seperti misalnya
titik 2 dan 3. Kemudian kita dapat menuliskan
Pz=Pz
(2.14)
Pt* TuirT = P++ THeH

Karena titik 4 terlihat terbuka ke atmosfer, tekanan di situ adalah tekanan alat nol: p4 = 0. Jadi manometer ini akan
mengukur tekanan di dalam pipa sebesar
Pt= \neH - Tui,h (2.1s)

Perhatikan bahwa sebuah semua antar (interface).


titik ditempatkan
sebuah titik ketika menganitisis manometer.di muka Setiap antar muka harus diidenti{ikasi dengan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 26/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA 19

Gambar 2.3 Sebuah manometer tabung-U


yang menggunakan air dan air raksa.

CONTOH 2.2 Sebuah manometer menghubungkan sebuah jalur pipa minyak dengan sebuah jalur pipa air sebagaimana ditunjukkan
dalam Cbr. 2.4. Tentukanlah perbedaan tekanan di antara keduajalur pipa tersebut dengan menggunakan penunjukan pada manometer.
Cunakan S.inyak = 0.86 dan Srre = 13,6.

;lL- Y

Air raksa
t
Gambar 2.4

Penyelesaian; Titik-titik yang diinginkan telah ditempatkan pada manometer dalarn Gbr. ?.4. Tekanan pada titik 2 sama
besamya dengan tekanan pada titik 3.
D,=
Z D,
IJ

P"l, 4 Toi, x0'M = P4+ YHsx O'08


Perhatikaa bahwa semua ketinggian harus dalam meter, Tekanan pada titik 4 pada intinya sama besarnya dengan pada titik 5,
karena berat spesifik udara dap*ai diabaikan dibandingkan dengan minyak. Jadi.
pq= ps

P4 = Pminya* - Yminyar x 0,05

Akhirnya,
Pair-Pminyak = -Tui, x 0,04 +THg x 0,08 *Y61nr4 x 0,06
= -9800 x 0,04 + (13,6 x 98ffi) 0,08 * (0,86 x 9800) 0,06 = 10 780 Pa

2.4 GAYA-GAYA PADA PERMUKAAN-PERMUKAAN DATAR DAN MELENGKUNG


Dalam desain-desain teknik di mana suatu cairan dikelilingi oleh permukaan-pernukaan, seperti misalnya bendungan,
dinding kapal, tangki air atau tanggul, perlu dilakukan perhitungan terhadap gaya-gaya dan lokasi-lokasinya yang disebabkan
oleh cairan pada berbagai permukaan. Cairan yang dimaksud biasanya adalah air, tapi dapat juga berupa minyak atau
cairan lainnya. Kita akan menyusun persamaan-persamaan untuk gaya-gaya pada permukaan-perrnukaan datar, akan tetapi
gaya-gaya pada permukaan-permukaan melengkung dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang
sama. Contoh-contoh akan diberikan sebagai ilustrasi.
Perhatikan permukaan umum yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.5. Cairan bekerja pada luas bidang yang ditunjukkan
sebagai bagian dari dindingl gambar tampak atas memberikan detail tambahan dari geometri yang dimaksud. Gaya pada
permukaan datar disebabkan oleh tekanan p = yh yang bekerja di seluruh luas bidang tersebut, artinya,

r =lopdA=ylonae
-ysin oJoyiA=yyAsina (2.16)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 27/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t0 STATIKA FLUIDA [BAB 2

Permukaanbebasp=Q

Daerah
bidang miring
(tampak atas)

Gambar 2.5 Gaya pada sebuah area bidang miring.

di mana y adalah jarak ke sentroid dari luas bidang tersebut; sentroid diidentiflkasikan sebagai titik C. persamaan (2.16)
dapat juga diekspresikan sebagai
f=yhA Q.1n
di mana h adalahjarak vertikal ke sentroid*. Karena y11 adalah tekanan di sentroid, kita lihat bahwa besarnya gaya adalah
luas dikali dengan tekanan yang bekerja di sentroid dari luas tersebut. Ini tidak bergantung pada sudut kemiringan cx,.
Akan tetapi, secara umum gaya tidak bekerja di sentroid.
Kita akan mengasumsikan bahwa gaya bekerja pada suatu titik yang diseblt pusat tekanan, yang diidentifikasi dengan
titik (xo, )r). Untuk menentukan di mana gaya bekerja, kita harus mengenali bahwa penjumlahan momen-momen dari
semua gaya-gaya infinitesimal harus sama besarnya dengan momen dari gaya resultan, artinya,

rrF =rlorroo = ynton a,+


=yrirolo yz dA = y1, sin cr (2.18)

di mana t adalah momen kedua** dari luas di sekeliling sumbu x. Teorema transfer sumbu paralel menyatakan bahwa

I,=T + At2 (2.1e)


di mana 1 adalah momen dari luas di sekeliling sumbu sentroid. Jadi, dengan memasukkan Pers. (2.19) ke dalam pers.
(2.18) dan dengan menggunakan ekspresi untuk F dari Pers. (2.16) dihasilkan

v= v+ I
-Ay (2.20)

Ini seluruh
di areakita
membantu untuk gaya
sehingga tekanan di
menentukan mana gaya bekerja. Untuk permukaan horizontal, tekanan terdistribusi seragam
bekerja di sentroid dari bidang tersebut. Secara umum, l, lebih besar daripada y.
Sentroid-sentroid dan momen-momen kedua untuk berbagai bidang diberikan di dalam buku-buliu Statika atau Kekuatan
Material. Informasi ini akan diberikan di dalam soal-soal di dalam buku ini.
Jika bagian atas dari bidang miring dalam Gbr. 2.5 berada pada permukaan bebas, distribusi tekanan pada bidang
tersebut akan berupa segitiga dan gaya F yang disebabkan oleh tekanan tersebut akan berkerja melalui sentroid dari
distribusi segitiga tersebut, yang artinya, dua-per-tiga jarak dari atas bidang miring tersebut.
Untuk menemukan koordinat x xp dari pusat tekanan, kita menggunakan
f
*rF=ysinulorydA
= YIr, sin u (2.21)
' lnqar bohwa yl al.
-- lngat bahwa momen
= l^y
kedua dari sebuah persegi di sekeliling sumbu sentroidnya adalah bh3/12

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 28/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA 2t

b) (c)

Gambar 2.6 Gaya-gaya pada suatu permukaan melengkung: (a) gerbang, (b) air dan gerbang dan (c) gerbang saja.

di mana I, adalah produk inersia dari bidang tersebut. Dengan menggunakan teorema transfer untuk produk inersia,
lokasi x dari pusat tekanan adalah
I ,,,
x= f+-:Z (2.22)
AY
Persamaan-persamaan di atas memungkinkan kita untuk menghitung gaya-gaya yang bekerja pada permukaan-
permukaan melengkung. Perhatikan gerbang melengkung yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.6(a). Objektif dari soal ini
adalah menentukan gaya P dari gerbang pada dinding vertikal dan gaya-gaya pada engselnya. Dari diagram-diagram
benda bebas dalam Gbr. 2.6(b) dan 2.6(c), gaya-gaya yang diinginkan dapat dihitung jika gaya Fw, yang bekerja melalui
pusat gravitasi dari bidang tersebut, dapat ditentukan. Gaya-gaya F, dan F, dapat diperoleh dengan menggunakan Pers.
(2.17), Gaya-gaya F, dan F, adalah komponen-komponen horizontal dan vertikal dari gaya dari air yang bekerja pada
gerbang tersebut. Jika kita dapat mengidentifikasi diagram benda bebas dari air di atas gerbang saja, maka kita akan
melihat bahwa
Fu = Ft dan Fr= Fr+ F* 12.23)

Seringkali, gerbang terbuat dari seperempat lingkaran. Dalam kasus demikian, soal ini dapat disederhanakan dengan
mengenali bahwa gaya-gaya F, darr F* jrka dijumlahkan sebagai suatu vektor, harus bekerja melalui pusat dari seperempat
lingkaran tersebut, karena semua gaya-gaya infinitesimal yang disebabkan oleh tekanan air pada gerbang yang membentuk
Fo dan F, bekerja melalui pusat tersebut. Jadi, untuk gerbang yang memiliki bentuk bagian dari sebuah lingkaran,
komponen-komponen gaya F, dan F, dapat diletakkan di pusat busur melingkar. Suatu contoh akan mengilustrasikan
hal ini.
Aplikasi terakhir dari gaya pada permukaan melibatkat gaya aptng (buoyancy), yaitt, gaya pada benda terapung.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa terdapat gaya buoyancy pada objek yang terapung yang besarnya sama dengan
berat dari cairan yang dipindahkannya, dituliskan sebagai
D (2.24)
' B --^,w
I' cairan yang dipindahlan

Karena hanya terdapat dua gaya yang bekerja pada benda terapung, besarnya harus sama dan saling berlawanan dan bekerja
melalui pusat gravitasi dari benda (benda itu sendiri bisa saja memiliki variasi densitas) dan sentroid dari volume cairan.
Benda yang dimaksud akan memposisikan dirinya sedemikian rupa sehingga pusat gravitasi dan sentroidnya akan berada
pada satu garis vertikal. Akan muncul pertanyaan mengenai stabilitas (akankah benda tersebut cenderung mendongak?),
akan tetapi tidak akan dibahas di sini.

COHTOH 2.3 Sisi atas sebuah gerbang bujursangkar 60 cm berada 12 m di bawah permukaan air. Gerbang tersebut membentuk
sudut 45" dan sisi bawahnya bertumpu pada engsel sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 2.7(a1. Benpakah besarnya gaya P yang
dibutuhlan untuk membuka gerbang tersebut?
Penyelesaian: Langkah pertama adalah membuat sketsa diagram benda bebas dari gerbang sehingga gaya-gaya dan jarak-jarak
dapat teridentifikasi dengan jelas. Ini dilakukan dalam Gbr. 2.7(b). Caya F dihitung sebesar

p =yhe
= 98 l0 x (12 + 0.3 sin 45")(0,6 x 0,6) = 43 130 N

Kita akan mengambil momen di seputar engsel sehingga tidak perlu menghitung F, derrr F Kita tentukan jarak d di
mana gaya f bekerja dari engsel: Eaya-gaya r.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 29/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

22 STATIKA FLUIDA [BAB 2

F,

Gambar 2.?

lr: 12 + 0.3 li,la5" = g27


"i = -srn 4-)"- stn 41"
m

-IAY
  =v+.: _ 11 .1 *
= t't,Z't , 0,6 x O,63tl2
roffi,r, = 17.272 m

"'61
=Y+0'3-)r=0'3m
Catatan: Jarak y, y nilainya sangat kecil dan dapat diabaikan karena tinggi 12 m relatif besar dibandingkan dengan dimensi 0,6
- dihitung:
m. Jadi, gaya P dapat
- o.tF
P=#=21940N
u.o

Perhatikan lagi bahwa semua dimensi dikonversikan ke dalam meter.

COTITOH 2.4 Anggaplah gerbang dalam Gbr. 2.8 memiliki bentuk seperempat lingkaran dengan radius 80 cm dan engsel I m di
bahwa permukaan air. Jika gerbang ini memiliki lebar I m. berapakah besarnya gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang
pada posisi yang ditunjukkan?

Penyelesaian: Kita akan memindahkan gaya Frdan F, dalam Gbr. 2.6(c) ke pusat dari
busur melingkar ini. sebagaimana ditunjukkkan dalam Gbr. 2.8. Ini dimungkinkan karena
semua komponen-komponen gaya yang membentuk gaya vektor resultan F, + F, melalui
pusat busur. Diagram benda bebas dari gerbang terlihat dalam Gbr. 2.8. Jika momen-momen
diambil di seputar engsel. {. F, dan Fu^tidak menghasilkan momen. Jadi.
p = Fu
yang merupakan hasil yang cukup sederhana jika dibandingkan dengan situasi jika kita
menggunakan Cbr. 2.6tc). Gaya P adalah
-F = 98 l0 x
  = yhA 0.4)(0.8 x l) r
(8 -
= 93 2ffiN
di mana Fu = Ft dan F, adalah gaya pada area vertikal yang ditunjukkan dalam Gbr. Gamb*r 2.8
2.6tbt.

2.5 WADAH YANG BERAKSELERASI


Tekanan di dalam sebuah wadah yang berakselerasi dengan komponen a, dan a. diperoleh dengan mengintegralkan Pers.
(2.8) di antara titik-titik terpilih I dan 2 unruk memperoleh

Pz- Pr = -Pax(42- xr) - P(.a, + dk2- z) (2.2s)


Jika titik I dan 2 terletak pada garis tekanan konstan (berarti permukaan bebas) seperti misalnya p2 = p1, seperti dalam
Gbr.2.9, dan a, = 0, Gbr. (2.25) memungkinkan ekspresi untuk sudut o:
0 = -pax(xz- xr) - QSk2- zr)
Z'-2, A-
tan a, =
i== i (2.26)

Jika a- bukan nol, nilainya akan dimasukkan saja. Persamaan-persamaan di atas memungkinkan kita untuk melakukan
perhitungan terhadap wadah-wadah dengan percepatan linier. Cairan di dalamnya diasumsikan tidak bergunc ang (sloshing);
wadah bergerak sebagai benda kaku. Suatu contoh soal akan mengilustrasikan hal ini.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 30/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA 23

a,

Gambar 2.9 Wadah dengan percepatan linier

(r* P
drl or\,, + drtdod:
Volume = r d0 dr dz
sin d0 = d0

Gambar 2.10 Wadah berputar dan tampak atas dari elemen infinitesimalnya.

Untuk menentukan tekanan di dalam wadah yang berputar, Pers. (2.8) tidak dapat digunakan. jadi kita perlu
menurunkan ekspresi untuk tekanan diferensial. Perhatikan elemen infrnitesimal dalam Gbr. 2.10. Tampak atas dari
elemen tersebut juga ditunjukkan. Hukum kedua Newton yang diaplikasikan di arah radial r memberikan, dengan
mengingat bahwa a,= r{22.

pr d0 dz- (,. *rr)Q + dr)dO dz + p dr dzsin** o dr dzsint= o, d0 dr ctz rQz Q.2n

Perluaslah suku kedua secara berhati-hati, gunakan sir, d0l2 = d0/2, abaikan suku-suku ordo tinggi dan sederhanakan
Pers. (2.27) menjadi
ora2 (2.28)
4dr =
lni memberikan perubahan tekanan ke arah radial dan sebagaimana biasanya dp = -pgdz memberikan perubahan tekanan
ke arah z. Dengan menjaga z tetap, perbedaan tekanan dari r, ke r, diperoleh dengan mengintegralkan Pers. (2.28):

oo2 .
pz- pr=Hsj lri - r,2) (2.2e)

Jika titik 1 berada di pusat rotasi sehinggtrr= 0, maka p2= pl2r:12 Jikajarak dari titik 2 ke permukaan bebas
adalah h sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.2.l1, sehingga pz= PBh, kita lihat bahwa

h= zf
r^2
C)2
(2.30)

yang merupakan sebuah parabola. Permukaan bebasnya merupakan sebuah paraboloid putaran. Sebuah contoh akan
mengilustrasikan bagaimana persamaan-persamaan di atas digunakan.

io
\i-,

Gambar 2.11 Permukaan bebas dalam wadah berputar

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 31/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

24
STATIKA FLUIDA
IBAB 2

coNToH 2'5 sebuah tangki dengan panjang 120 cm berisi 80 cm air dan 20 cm udara yang dijaga pada 60 kpa di
60 cm tersebu'diueritan"p.t..pron-io aras air.
;I*rtil ?l.lebar rt;.-t'.,r.n keseimhangan. renrukanrah gaya yang bekerja
"*apai
Penyelesaian: Pertama-tama. buatlah sketsa tang-ki dengan
menggunakan informasi yang diberikan di
p.o. tzl;;l: - "'"*"'
alam cbr. 2.12. Jarak x dapar dihubungkan denfan.v dalam soal. lni diberikan
d;r;r;;;;;s;;iiu,
ran
a=?=#=+ ... 1'= r,orex

x
20 cm

80 cm
Air 40 Udara
----'
& a
120 cm

Gambar 2.12

Persamakanlah luas udara sebelum dan sesudahnya


untuk memperoleh , atau.y:

l20x2o=l-=1
- 7^t - 19
2 r .'. x = 68.63 cm dan .v = 69,94 cm
berubah di dalam udara di atas air karena volume udara ridak berubah. Tekanan di A
[tJ#lT.H:.'il:iri,t" dan B menjadi

pt = @000 + 1000 x l0 x (1.20_ 0,6863) + 9gl0 x t,0 m = 74 900 pa


l,s = 60 000 + 98 l0 x (1.00 _ 0.6994) = 62 900 pa
rata-rala di dasar addah toA + 1tr)/2' Kalikan tekanan rara-rara
dengan ruasnya unruk menenlukan gaya yang bekerja
ff*i* di

r = U| n 4 = 4JQg_r6L2Qg (1,2 x 0,61 = 4e 610 N

CONTOH 2.6 Silinder dalam Gbr. 2.13 dipurar


pusatnya sebagaimana ditunjukkan. e.rupukrt di
i"".pr", pr"*;;;
sepurar sumbu
dibutuhkan sehingga air menyentuh ritik a. Selain
dasar silinder.
itu. renrukan
- ---" o-J- ;,
guyu vr
2 cm

Penyelesaian: vorume udara sebelum dan sesudahnya harus


letap sama.
Dengan mengenali bahwa volume suatu paraboloid
putaran uaufun
dari volume sebuah silinder bulat dengan radius ian ti"ggi yang
,'.r.rgJ
tinggai dari paraboloid putaran diperolJ sebesar:
uq,rqr
'-"oo' r$'rb *u;a,
20 cm

|n x0,rc2h
nxa,16zxo,o2 = ... h =o,o4m
Cunakan Pers. (2.30) untuk memperoleh e:

0,.- = a;i 3:*f e = 5.54 radls Gambar 2.13


Tekanan di dasar sebagai fungsi dari radius r adatah p(r),diberikan oreh

p*pr=p${}_r,r)
di mana po = 9810 x (0,20 - 0.04) = 1570 pa. Jadi.

p= 1000 x 5.-5.12
r + l5i0 = t5 346i + 1570
-_*
Tekanan diintegralkan di seluruh luas untuk memperoleh gaya sebesar
p.l6
I

Jo (15 3461 + 1570)2nr clr - t4l.t N

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 32/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA


25

Soal-soal dan penyelesaiannya


2'l Turunkanlah suatu ekspresi untuk perubahan densitas di dalam cairan
dengan mengasumsikan modulus bulk konstan
dan temperatur konstan.
Densitas belubah di dalam cairan sesuai dengan Pers. (1.13).
B - p1^pl[plr. pada per.bedaan remperatur yang kecil, ini
dapat dituliskan sebagai, dengan menggunakan pers.
(2.9),
,tp=idp=psdh arau '*u=*0,,
Dengan mengasumsikan nilai konstan untuk B. buatiah pengintegralan:

r'# = EI,',,0
Dengan melakukan pengintegralan kenaikan densitas diperoleh

-L . i,= ' arau p =,_ i,n,,


Ini akan digunakan dengan dp = ps rilr untuk memberikan perubahan tekanan
di laut.
't1 Sebuah manometer tabung u mengukur
tekanan di dalam sebuah pipa udara sebesar cn.r
di dalam pipa. l0 air. Hitunglah tekanan
Lihatlah Cbr. 2.3. persamaan (2.15) memberikan jawabannya:

Pt= TuoH - -ynn-,^h = 98 l0 x 0.1 = 981 Pa


Kita telah mengabaikan suku yuo".rft k&rero yuda.o kecil dibandingkan dengan yr..
2.3 Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang selebar
2 m dalam Gbr. 2.4 dalam posisi yang
ditunjukkan jika h = 1.2 m

Engsel
Gambar 2.14
Caya dari air pada gerbang diberikan oleh pers.
tl.l7t. delgun menggurrakan /r = 0.6 nr. schesar

p = yhs = etjl0 x 0.6 x (r,J z) =


. ;r", 15 5e0 r.,r

Gaya F bekerja tegak lurus terhadap gerbang. Momen-momen


pada elgsel nrernberikan

Fd, = p4, ls -5e0 -04: = r (ffi" . o,a) ... p = 4860 N


Kita telah menggunakan r/, sebagai jarak ke F dan d, sebagai jarak ke p.
2'4 Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk menahan gerbang
selebar 3 m dalam posisi yang ditunjukkan dalam
Cbr.2.15(a)jikar=2m.

Seperempat lingkaran
radius = r

(h)
Gambar 2.15

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 33/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

26 STATIKA FLUIDA [BAB 2

Terdapat komponen gaya horizontal dan vertikal yang bekerja pada gerbang. Distribusi tekanan pada gerbang akan sama
jika air berada di
atas dan di sebelah kanan gerbang. Jadi, hanya diagram benda besar dari air yang ditunjukkan dalam Gbr.
2.15(b). Diagram benda bebas dari gerbang ditunjukkan dalam Gbr. 2.15(c). Gaya-gaya F = F a dan F* = Fy adalah
r
Fn = Ft= yhA F, = F*= yy
= 9810 x I x (2 x 3) = 53 369 Y =9810
" jo"22x3=92580N
Jarak d, dan d, (F,y bekerja melalui sentroid dari seperempat lingkaran) adalah

d,= 41 4v)
t Jx2=0.---
'667 m dr= 3i= T;o = 0.8488 m

(Gaya F, disebabkan oleh distribusi tekanan segitiga pada bidang persegi vertikal, jadi gaya tersebut pasti bekerja melalui
sentroid dari distribusi tersebut: dua-per-tiga jarak dari permukaan, atau sepertiga jarak di atas engsel.) Momen-momen pada
engsel memberikan

2,6P=dfn+d2Fv =0,667 x58 860+0,8488 x92580 :. p - 45 300N


Kita dapat menyederhanakan perhitungannyajika kita memindahkan gaya-gaya F, dan Fu ke pusat busur melingkar (lihat lagi
Contoh 2.4). Maka, momen-momen pada engsel akan memberikan

2,6P = 2Fa .'. P - 45 300 N

2.5 Tangki dalam Contoh 2.5 diisi dengan air tapi memiliki lubang kecil di bagian paling kiri atas. Selanjutnya
tentukanlah gaya yang bekerja di dasar tangki. Semua kuantitas lainnya tetap sebagaimana diberikan di dalam
contoh tersebut.
Garis tekanan konstan dari tekanan alat nol melalui sudut kiri atas dan memanjang ke bawah B sejauh jarak z (buatlah sketsa
yang memiliki sebuah segitiga dengan sisi kiri setinggi (100 + z) cm dan dasarnya sepanjang 120 cm), di mana z diperoleh
dari
tana.=# =1%# .'. z=22,3cm

Titik B adalah 22,3 cm di atas garis tekanan nol sehingga tekanan di B adalah

pn = - yz = -9810 x 0,223 = -2190 Pa

Tekanan di A dan tekanan rata-rata di bidang dasar adalah

pa=9810x 1,0=9810pa dan prata-rata ='o*-" - 9810-2190 =3810pa


22
Jadi gaya di dasar adalah F = pruru_ruruA = 3810(0,6 x 1,2) = 2740 N

2.6 Sebuah tabung tes diletakkan di dalam sebuah alat yang beqputar yang perlahan-lahan memposisikan tabung tersebut
pada posisi horizontal ketika berputar dengan kecepatan yang cukup tinggi. Jika kecepatannya adalah 1000 rpm,
estimasikanlah tekanan di dasar dari tabung tes dengan diameter yang relatif kecil tersebut jika tabung itu berisi
air dan panjangnya 12 cm. Bagian atas dari tabung memiliki radius 4 cm dari sumbu rotasinya.
Paraboloid putarannya merupakan permukaan tekanan konstan. Yang melalui bagian atas dari tabung tes berputar tersebut
adalah permukanan tekanan nol. Jika kita meletakkan titik "1" di sumbu putaran dan "2" di dasar tabung tes, maka Pers.
(2.29) mengambil bentuk

pz- pt= ryer-rr) atau p2=


1000(1000 x 2n160)2
0.12 = 65 800 Pa
L-

Soal-soal lhmbahan

Perubahan Tekanan
2.7 Konversikan yang berikut sebagaimana diminta:
(a) 2 m air ke cm air raksa
(b) 20 kPa ke mm air raksa
(c) 34 tt air ke kPa
(A 760 mm air raksa ke ft air
(e) 250 kPa ke psi
(fl 32 psi ke kPa
2.8 Hitunglah perbedaan tekanan dari puncak sebuah rumah ke tanah jika jaraknya 10 m. Buatlah asumsi-asumsi yang tepat.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 34/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA 2'I

2.9 Seorang ahli cuaca menyatakan bahwa tekanan barometer adalah 29 in air raksa. Konversikan tekanan ini menjadi (a) kPa,
(e) psi, (c) kaki air dan (lS bar.
2.10 Tentukanlah kedalaman suatu cairan yang dibutuhkan irntuk menghasilkan perbedaan tekanan sebesar 225 kPa jika cairannya
adalah (a) air, (b) udara pada kondisi standar, (c) air raksa dan (A minyak pelumas dengan S = 0,86.
2.ll Gravitasi spesifik suatu cairan adalah 0,75. Berapakah ketinggian cairan tersebut yang dibutuhkan untuk memberikan perbedaan
tekanan sebesar 200 kPa?
2.12 Asumsikan tekanan sebesar 100 kPa absolut pada permukaan tanah. Berapakah tekanan di puncak sebuah dinding setinggi 3
m yang berada di luar di mana temperaturnya -20'C dan di dalam sebuah rumah di mana temperaturnya 22 "C? (Perbedaan
ini mengakibatkan infiltrasi sekalipun tidak ada angin.)
2.13 Tentukanlah ekspresi untuk perubahan tekanan di lautan dengan mengasumsikan Po = 1030 kgim3 untuk air laut dengan
menggunakan modulus bulk sebesar 2100 MPa (lihat penyelesaian untuk Soal 2.1). Estimasikanlah tekanan pada 2000 m dengan
menggunakan (a) ekspresi yang diperoleh dan (b) densitas konstan sebesar 1030 kg/m3. (c) Hitunglah persentase kesalahan
dalam (b) dengan mengasumsikan bahwa (a) adalah nilainya yang akurat.
2.14 Dari kira-kira 12 hingga 20 km, temperatur di stratosfer adalah konstan pada 217 K. Dengan mengasumsikan tekanan pada
12 km sebesar 19,4 kPa, gunakan Pers. (2.13) untuk memperkirakan tekanan pada 20 km. Hitunglah kesalahannya dengan
menggunakan Tabel C.3 dalam Apendiks C untuk memperoleh nilai yang lebih akurat.
2.15 Asumsikan distribusi temperatur T =288 - 0,00652 K dan integralkan untuk menentukan tekanan di l0 km di atmosfer dengan
mengasumsikan p = 101,3 kPa di z = 0. Hitunglah kesalahannya.

Manometer '
2,16 Dalam Gbr. 2.3, hitunglah tekanan di dalam pipa air jika:
(a)h=10cmdanH=20cm (b)h=15cmdanH=25cm
(c)h=20cmdan11=30cm (d)h=lTcmdanH=32cm
2.17 Tekanan di bagian hidung sebuah pesawat terbang kecil diberikan oleh p = \ pV', ai mana p adalah densitas udara. Sebuah
manometer tabung U mengukur l0 cm air. Tentukanlah kecepatan pesawat t6rbang tersebut jika menjelajah pada ketinggian:
(a) l0 m (b) 4000 m (c) 6000 m
2.18 Hitunglah perbedaan tekanan di antara pipa udara dan pipa air dalam Gbr. 2.16 jika H adalah:
(a) 5 cm (b) 8 cm (c) 10 cm

I
IH
-l
t
J CMI

f-
v

Air raksa

Gambar 2.16

2.19 Gantikan udara di antara titik 4 dan 5 dalam Gbr. 2.16 dengan minyak yang memiliki S.inyuk = 0,86 dan jadikan za - z, = 6
cm. Hitunglah perbedaan tekanan di antara pipa udara dan pipa air jika I/ adalah:

(.7) 5 cm (b) 8 cm (c) 10 cm


2.20 Jika puncak manometer dalam Gbr. 2.17 terbuka, maka level air raksa adalah l0 cm di bawah pipa udara tidak bertekanan.
Puncak manometer ditutup rapat dan pipa udara diberikan tekanan. Estimasikanlah penunjukan untuk H untuk tekanan sebesar
200 kPa di dalam pipa air. Asumsikan proses isotermal untuk udara di atas air raksa.
Puncak manometer

Air raksa

Gambar 2.17

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 35/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

28 STATIKA FLUIDA IBAB 2

Gaya-gaya di Permukaan-permukaan Datar dan Melengkung


2.21 Sebuah kapal Selam memiliki jendela pengamatan berdiameter 60 cm. Tentukanlah gaya tekanan dari air pada jendela jika
titik
tengah jendela berada 30 cm di bawah permukaan dan jendela tersebut (a) horizontal, (b) vertikal aan memiliki sudut
1c;
45".
2.22 Sebuah septik tank beton memiliki ukuran 2 m x 80 cm x 120 cm dan memiliki dinding yang tebalnya 8 cm. Tangki tersebut
terkubur sama rata dengan permukaan tanah. Jika kosong, seberapa tinggikah air yang memenuhi tanah harus nait di bagian
luar tangki untuk menyebabkan tangki tersebut tersembul keluar dari tanah? Asumsikan ,S*,o, = 2,4.
2.23 Dalam Soal 2.3, hitunglah gaya P jika D adalah:
(a) 80 cm (b)2m (c) 2,4 m
2,24 Sisi atas dari sebuah gerbang vertikal berdiameter 2 m terletak 4 m di bawah permukaan air. Bagian paling bawahnya bertumpu
pada engsel. Berapakah gaya, yan9 bekerja di bagian atas gerbang, yang dibutuhkan untuk tetap menjaga gerbang tersebut
tertutup?
2.25 Gunakan Pers. (2.20) dan tunjukkan bahwa gaya pada suatu permukaan persegi yang rata pada sudut
B terhadap horizontal
bekerja sepertiga di atas dasarnya jika bagian atas dari persegi tersebut berada pada permukaan air.
2.26 Pada ketinggian 11 berapakah gerbang dalam Gbr. 2.18 akan terbuka jika ft adalah:
(a) 1,0 m (b) 1,2 m (c) 1,4 m (d) 1,6 m

fiZm

Gambar 2.18 Gambar 2.19 Gambar 2.20

2.27 Gerbang yang ditunjukkan dalam Gbr.2.19 akan terbuka secara otomatis ketika level air mencapai suatu ketinggian tertentuk
di atas engsel. Tentukanlah ketinggian rersebut jika b:
(a) r,2 m (b) t.6 m (c) 2,0 m
2.28 Suatu distribusi tekanan terbentuk di bawah sebuah bendungan beton (S = 2,4), sebagaimana digambarkan dalam Gbr. 2.20.
Apakah bendungan tersebut akan memiliki kecenderungan te{ungkal (umlahkan momen-momen pada sudut kanan bawah)
jika:
(a)H=30m, h=4m (b)H=40m, h=6m (c)H= 50m, ft=8m
2.29 Dalam soal 2.4, hitunglah gaya P jika r adalah:
(a) 1,6 m (b) 2,4 m (c)3m
2,30 Anggaplah gerbang dalam Gbr. 2.21 sebagai seperempat lingkaran dengan radius 80 cm. Tentukanlah gaya p yang dibutuhkan
untuk membuka gerbang selebar I m ini jika engselnya:
(a) 2 m di bawah permukaan. (b) 3 m di bawah permukaan. (c) 4 m di bawah permukaan.
2.31 Hitunglah gayayang bekerja pada engsel dalam (c) Soal 2.30a, (D) Soal 2.30b dan (c) Soal 2.30c.
2.32 Tentukanlah gaya P yang dibutuhkan untuk membuka gerbang parabola selebar 2 m dalam Gbr.2.22 jika engselnya berada
di posisi y berikut dalam bidang ry:
(a)2m (D)8m

Air
Engsel Engse

l, J=Lx2

Gambar 2.21

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 36/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 2] STATIKA FLUIDA 29

2.33 Sebuah benda memiliki berat 200 N di udara dan 125 N jika direndam di air.
Hitunglah berat spesifiknya.
2.34 Sebuah benda dengan volume 1200 cm3 memiliki beratl} N. Akan menjadi berapakah
beratnya jika direndam di air?
2.35 Sebuah benda yang lebih ringan daripada air membutuhkan gaya 20 N untuk
menahannya di dalam air. Jika beratnya 75 N di udara, berapakah densitas dan
gravitasi spesifiknya?
2.36 Silinder yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.23 menarik keluar sebuah penyumbat jika
kedalaman air mencapai suatu tinggi tertentu H. Penyumbat bulat dan silinder
sepanjang 2 m tersebut memiliki berat 2000 N. Tentukanlah 11 jika R adalah:
(a) 20 cm --J Ir.,"
(b) 40 cm
(c) 60 cm
Gambar 2.23

Wadah yang Berakselerasi


2.37 Tangki yang ditunjukkan dalam Gbr. 2.24 diisi dengan air dan diberikan -Tefiuka
percepatan dengan dua komponen yang ditunjukkan.
Hitunglah tekanan di A dan B jika:
(a) a,= 6 m/s2, ar= 0 dan h = 1,4 m
(b)a*=0,a,=6 m/s2dan h=2,4m A
(c) a, = 6 m/s2, a.= 6 mls2 dan h = 2 m
Gambar 2,24
(A a, = 6 m/s2' a, = 2 m/s2 dan h = 1,4 m

2.38 Tentukanlah gayayang bekerjadi dasar tangki selebar 2 m dalam (a,) Soal 2.37a, (b) Soal 2.37b, (c) Soal 2.3'lc dan (d) Soal
2.37d.

2.39 Tentukanlah gaya y^tg bekerja di sisi kiri tangki selebar 2 m dalam (a) Soal 2.37a, (b) Soal 2.3'lb, (c) Soal 2.31c dan (fi
Soal 2.3'7d.

2.40 Tangki dalam Soal 2.37a diberikan percepatan ke arah kiri, dan bukan ke kanan. Hitunglah tekanan di A dan gaya di dasar

dari tangki selebar 2 m tersebut.


2.41 Tentukanlah tekanan di titik A dan B di dalam air di dalam
tabung U dalam Gbr. 2.25 jtka:. A
(a) L = 40 cm dan a, = 6 m/s2
(b) L = 60 cm dan a, = -lO mls2
(c) L = 50 cm dan a, = 4 mls2
2.42 Tabung U dalam Soal 2.41 diputar pada kaki kanannya pada 100 rpm.
Hitunglah tekanan di A dan B di dalam air jika L: BX
(a) 40 cm (D) 50 cm (c) 60 cm Gambar 2.25
2.43 Tabung U dalam Soal 2.41 diputar pada kaki kirinya pada 100 rpm.
Hitunglah tekanan di A dan B di dalam air jika L:
(a) 40 cm (b) 50 cm (c) 60 cm

2.44 Tabung U dalam Soal 2.41 diputar di tengah-tengah bagian horizontalnya


pada 100 rpm. Hitunglah tekanan di A dan B di dalam air jika L:
(a) 40 cm (D) 50 cm (c) 60 cm
2.45 Tentukanlah tekanan di titik A di dalam silinder dalam Gbr. 2.26
jika Q = 100 rpm dan R adalah:
(a) 40 cm (b) 60 cm (c) 80 cm

2.46 Tentukanlah gaya di dasar silinder dalam


(a) Soal 2.45a,
(b) Soal 2.45b dan
(c) Soal 2.45c. Gambar 2.26

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 37/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

30 STATIKA ITLUIDA [BAB 2

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Thmbahan


+
2.7 (a) 4,'7 cm (b) 150 mm (c) 101,7 kPa
(d) 33,9 ft (e) 36,25 psi (f1 22t kPa
2.8 120 Pa
2.9 (a) 15,23 kPa (b) 2.21 psi (c) 5,09 ft
(d) 0,1523 bars

2.10 (a) 22,9 m (D) 18 650 m (c) 1,686 m


(d) 26,7 m

2.11 27,2 m
2.12 99 959 Pa,99 965 Pa

2.13 (a) 20,3 MPa (b) 20,2t MPa (c) -0,44Va


2.14 5,50 kPa, 45l%o
2.15 26,3 YJa.,4,757o
(b) (c) 38,1 kPa
2.16 (a)
td) 25,7 kPa
41.0 kPa kPa
31,9

2.17 (a) 40,1 m/s (b) 49,1 rn{s (c) 54,5 m/s

2.18 (a) kPa


6,18 (b) 10,2 kPa (c) 12,8 kPa

2.19 (a) 5,6'7 kPa (&) 9,68 kPa (c) 12,34 kPa
2.20 30,7 cm

2.21 (a) 83,2 kN (b) 83,2 kN (c) 83,2 kN

2.22 54,2 cm

2.23 (a) 1212 N (b) 10,6 kN (c) 15.96 kN

2.24 24,4 kN

2.25 Jawaban ada dalam soal

2.26 (a) 1.8 m (b) 0,667 m (c) 0,244 m


(4om
2.27 (a) 2,08 m (b) 2.77 m (c) 3,46 m
2.28 (a) Akan terjungkal (b) Akan terjungkal (c) Tidak akan terjungkal

2.29 (a) 17,1 kN (b) 28,2 kN (c) 36,8 kN

2.30 (a) 6500 N (b) 1290 N (c) 8070 N

2.3r (a) 4710 N (b) s490 N (c) 6280 N

2.32 31,9 kN (r) 91,4 kN

2.33 2,67, 0,00764 m3


2.34 8,23 N

2.35 789 kg/m3. 0,789


2.36 (a) 2,39 m (b) z,l9 m
2.37 la) 13,.73 kPa, -l 1,47 kPa (b) 3'7,9 kPa, 37,9 kPa (c) 31,6 kPa. -4,38 kPa
(A rc,53 kPa, -8,67 kPa
2.3s (a) 9,49 kN (b) 546 kN (c) 327 kN (4 66 kN

2.39 (a) 19,22 kN (b) 53,1 kN (c) 44,3 kN (d) 23,1 kN

2.40 13,73 kPa, 221 kN


2.41 (a) 240 kPa, 3,92 (b) 6.00 kPa, 3,92 kPa (c) 2,00 kPa. 3,92 kPa
kPa
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 38/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 39/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Pergerakan Fluida

3.I PENDAHUI,T,A\

Bab ini memperkenalkan subjek pergerakan aliran fluida secara umum. Pergerakan-pergerakan ini cukup kornplets din
membutuhkan pengetahuan matematika yang cukup dalam untuk menjelaskannya jika semua detail ingin diketahui. Melaiui
pengalaman kita dapat membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan proses matematika yang diperlukan, walaupun
demikian sekalipun soal-soalnya secara matematis dapat menjadi cukup rumit. Untuk mendeskripsikan pergerakan udara
di seputar airfoil, air di sekeliling kapal. tornado, angin topan, gerakan agitasi di dalam mesin cuci atau bahkan air yang
melalui katup, matematikanya menjadi sangat rumit dan berada di luar cakupan suatu mata kuliah pendahuluan. Walaupun
demikian, kita akan menurunkan persamaan-persamaan yang diperlukan untuk mendeskripsikan pergerakan-pergerakan
tersebut tapi akan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan yang memungkinkan banyak soal dapat diselesaikan.
Soal-soal ini termasuk aliran di dalam pipa, melalui saluran. di sekeliling silinder-silinder yang berputar dan di da*lrn
lapisan batas di dekat dinding yang datar. Aliran-aliran kompresibel yang melibatkan geometri-geomerri sedothilpajuga
termasuk di dalamnya.
Asumsi-asumsi yang akan kita ambil termasuk yang menyangkul geometrinya: pipa dan saluran biasanya lurus dan
(viskositas
halus, dan dinding
akan tetapi biasanya
seringkali fluida bersifat
datar. Semuaefek-eick
kita mengabaikan kental tersebut: walaupun
kekentalan menyebabkan fluida melekat
demikian. jika ke permukaan)
efek-etek kekenulan
harus dimasukkan kita dapat memaksakan bahwa sifatnya linier, suatu asumsi yang baik untuk air dan udara. EJek-efek
kompresibilitas juga dapat diabaikan untuk kecepatan rendah seperti misalnya yang dijumpai dalam pergerakan angin
(termasuk angin topan) dan aliran di sekitar airfoil pada kecepatan di bawah kira-kira 100 m/s t22O rnilljarn) ketika
sedang terbang di dekat tanah.
Dalam Subbab 3.2, kita akan mendeskripsikan pergerakan fluida secara umum, yang diikuti oleh klasffikasi berbagai
tipe flurda dan kemudian memperkenalkan persamaan Bernoulli yang terkenal itu bersamaan dengan berbagai asumsi
yang membuatnya dapat diterapkan hanya dalam beberapa situasi saja.

3.2 PERGERAKAN FLUIDA

3.2.1 Deskripsi Lagrangian dan Euleria . :r: .i::,,. :,


:

Pergerakan sekelompok partikel dapat dibayangkan dalam dua cara dasar: fokusnya dapat pada satu partikel individu,
sepefii mengikuti suatu mobil tertentu di jalan bebas hambatan yang disesaki oleh mobil (sebuah mobil patroli polisi
mungkin melakukan hal ini sambil bergerak mengikuti lalu lintas), atau dapat pada suatu lokasi tertentu iem, E_ ,4qUit
mobil bergerak lewat (sebuah mobil patroli yang berjaga-jaga di sepanjang jalan bebas hambatan mungkin metatukpn
ini). Jika dianalisis secara tepat, penyelesaian terhadap suatu soal akan memberikan jawaban yang sama dengqn carayang
manapun (ika Anda melaju terlalu cepat, Anda akan mendapatkan tilang dari mobil patroli yang manapun).
Ketika menyelesaikan suatu soal yang melibatkan suatu objek tunggal, seperti dalam mata kuliah diua ,,f*ktrsnya
selalu pada objek yang dimaksud. Jika terdapat beberapa objek, kita akan menentukan posisi r(xe. )o- ra. 0, kgc.epatan
V(x,,,l'6, zo, r) dan percepatan a(xs, )0, zo, /) dari objek yang menempati posisi (xo, )s,26, /) di waktu:aw.alry1,ra-,Pesisi
(ro, )o,zn, /) adalah "nama" dari objek yang sedang diperhatikan. Ini adalah deskripsi pergerakon Lagrangian. Deskripsi
ini sulit untuk digunakan di dalam aliran fluida di mana terdapat banyak partikel. Kira akan melihar cara kedua untuk
mendeskripsikan pergerakan fl uida.
32

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 40/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 41/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

34 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

di mana dV ditunjukkan di dalam gambar. Dari hukum rantai kalkulus, kita tahu bahwa

v=
frax **ar*
dy
*a,
dz
**a,
dt
(3.4)

karena V = V(x, y, z, t). Ini memberikan percepatan

dV dx
dY aV d) . dY dz. dY (3.5)
,lr = d, dt* av at*E dt* dt

,r/ (::::
uu,//u.*,
Partikel fluida
pada waktu t pada waktu r+ dt Segitiga kecepatan

Gambar 3.2 Kecepatan suatu partikel fluida.

Selanjutnya, karena V adalah kecepatan partikel di ("x, y, a), kita jadikan


Y=ui+vj+wk (3.6)

di mana (u, v, tu) adalah komponen-komponen kecepatan dari partikel masing-masing ke arah x, y dan z dan i, j dan k
adalah vektor-vektor unit. Untuk partikel di titik yang ingin diketahui, kita memiliki

dx-.. dY-.. dz-.


';;= u dr=t' dt=t'' G.n

sehingga percepatan dapat diekspresikan sebagai


AV AV
a=II-:-+l'--*lt'-* AV AV
- (3.8)
dx dl dz. dt

Derivatif waktu dari kecepatan merepresentasikan percepatan lokal dan ketiga suku lainnya merepresentasikan
percepatan konvektif. Di dalam sebuah pipa, percepatan lokal terjadi jika kecepatan berubah terhadap waktu sementara
percepatan konvektif terjadi jika kecepatan berubah terhadap posisi (seperti yang terjadi di belokan atau katup).
Penting untuk diperhatikan bahwa ekspresi-ekspresi untuk percepatan telah menggunakan bingkai referensi inersial,
yang artinya, bingkai referensi itu sendiri tidak mengalami percepatan. Suatu bingkai referensi yang diasumsikan terpaku
ke tanah memiliki percepatan yang dapat diabaikan untuk soal-soal di dalam buku ini. Jika suatu bingkai referensi terpaku
pada, katakanlah, lengan penyemprot sebuah mesin pencuci piring, komponen-komponen percepatan tambahan akan masuk
ke dalam ekspresi-ekspresi untuk vektor percepatan.
Persamaan vektor (3.8) dapat dituliskan sebagai tiga persamaan skalar

u*=
'4dx +'+d;' * '$dz*$dl
Dv+ r,fu
or.= uai 3v+ 3v Dv
*E (3.e)
"A
o, = ,fud** ,%-
(3.9) (dan Pers. (3.8)) sebagai
. ,'# . %+

Kita biasanya menuliskan Pers.

"=# (3.10)

di mana DiDr disebut derivatif material, atau derivatif substansial, karena kita telah mengikuti suatu partikel material,
atav zat, pada suatu instan. Dalam koordinat-koordinate kartesian, derivatif material adalah

P-=u.d*19*r9*9
Dt dx dy dz dt
(3 .1 1)

Derivatif ini dapat digunakan untuk kuantitas-kuantitas lainnya yang diinginkan, seperti misalnya tekanan: Dp/Dt
merepresentasikan laju perubahan tekanan partikel fluida pada suatu titik (a y, z).
percepatan untuk koordinat silindris dan sferis dalam Tabel 3.1 di akhir
Derivatif material
dari subbab ini. dan komponen-komponen

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 42/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 3s

ll )r
du,
v
-O|
d1t

udx

Gambar 3.3 Permukaan persegi dari sebuah elemen fluida.

3.2.4 Kecepatan Sudut dan Vortisitas


Bayangkanlah sebuah aliran fluida sebagai pergerakan dari sekelompok partikel fluida yang terdeformaii dan berotasi
sambil bergerak. .Pada suatu instan waktu, kita dapat membayangkan semua partikel yang membentuk aliran tersebut
sebagai kubus-kubus kecil. Jika kubus-kubus tersebut hanya terdeformasi dan tidak berotasi, kita menyebut aliran tersebut,
atau bagian dari aliran tersebut, sebagai aliran irotasional. Aliran-aliran demikian terutama ingin kita ketahui dalam
pembahasan kita mengenai fluida; aliran-aliran ini eksis di dalam tornado yang jauh dari "mata"nya dan di dalam aliran

yang jauh dari permukaan airfoil dan mobil. Jika kubus-kubus tersebut tidak berotasi, kubus-kubus itu memiliki vortisitas.
Kita akan menurunkan persamaan-persamaan yang memungkinkan kita untuk menentukan apakah suatu aliran irotasional
atau apakah memiliki vortisitas.
Perhatikan permukaan persegi dari suatu volume infinitesimal yang ditunjukkan dalam Gbr. 3.3. Kecepatan sudut
Q. di seputar sumbu z adalah kecepatan sudut rata-rata dari segmen AB dan AC, di mana arah yang berlawanan dengan
jarum jam diambil sebagai arah positif:

., - * Qo. ] - -(ur- uoll


- f lrj dx
Qou
":- 2 -2L dy l
 a*
dx ** oY 1 /Eu Ea\
drc - dy
=Z\ar-a)/ (3.12)

Jika kita memilih permukaan-permukaan lainnya, kita akan memperoleh

f), 1 ldw 3v\


Qr= 1 ldu- Dw\ (3.1 3)
2\Dy 0./ z l;t a;/
Ketiga komponen dari komponen-komponen kecepatan sudut ini merepresentasikan laju rotasi partikel fluida pada setiap
sumbu koordinat. Ekspresi untuk C), memberikan prediksi laju rotasi sebuah sumbat pada bidang "ry dari aliran air di
dalam sebuah saluran.
Vektor vortisiras co didefinisikan sebagai dua kali vektor kecepatan sudut: a = 2eL Komponen-komponen vortisitasnya
adalah

,=
*x ?ry- *)
,=9tL_ dy ,- 3v
(l)- = du (3.14)
Dv 0z dz dx 'dxdy
-
--

Komponen-komponen vortisitas dalam koordinat-koordinat silindris diberikan dalam Tabel 3.1 Komponen-komponen
vortisitas dan kecepatan sudut untuk aliran irotasional adalah 0; partikel-partikel fluida tidak berotasi, hanya
terdeformasi.

Tabel 3.1 Derivatif Material, Percepatan dan Vortisitas di dalam Koordinat-koordinat Kartesian, Silindris dan Sferis
Derivatif material

Kartesian
2=r4*r9*r' aa
Dt dx dv -*-
z. dt
Silindris
D _,, d Ya 3
Dt- ",dr' - r A0'-   dz. dt
,?*9
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 43/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

36 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

Lanjutan Tabel 3.1


Sferis

d YeD va a *
D = t',ir" a
Dt V rrin0 Ae* ap a,

Percepatan

Kartesian
du du du du Dv Dv
a=u-+v_+]4r+-a=u-+y-+w-+-a=u+y-+ Dv Dv dw Dw dw dw
'dxd.vdzdtrdrdydzdr'dxdydzdt
Silindris
dr, dv. vrdv, ,l Dr. Dr, vrdv,
dro v,vo dr,
o,='rar*n ae*',ar. - r* at ou='rar*, ae*'rar.* , * a,
Dr., vo dv, Du, Ey.-
ar=v,Ar*, ag
*'.a.* a,

Sferis

' Or, vuOv, v, dr, vj+v2r.dr, dv, . vr}v, vq dr, v,v,-v2^cot0 dr,
o,=',,a,*,ae+rSinoao_,*a,ae=',,-a,*,ae+.,in,oao*.fr*;,
3v, . r'g Eup vE drq vrvd)+ vrvrcol.0 Dro
aa=t''
a/* , ag
*..ine ao * -? * a,

Vortisitas

Kartesian
dw Dr' ())=---
0)=--- ,. du 0w -. dv
u)=--- 0u
'dldz'dzdx-dxdy
Silindris
Dr, Dr. dr,
''=,
_- | ab-}.
Er, ''= -E
_. dr,
a. _. 1 d(rv;
''=, a, - rI 66

Tegangan intemal di dalam aliran disebabkan oleh deformasi dari partikel-partikel fluida. Pembahasan mengenai deformasi
partikel-partikel fluida mengarah ke komponen-komponen laju regangan dan, dengan menggunakan persamaan-persamaan
konstitutif yang memasukkan viskositas, ke ekspresi-ekspresi untuk tegangan normal dan geser. Jika hukum kedua Newton
kemudian diaplikasikan pada suatu partikel, akan dihasilkan persamaan Navier-Stokes yang terkenal itu (lihat Bab 5). Kita
memberikan persamaan-persamaan ini, bersama-sama dengan persamaan kontinuitas (yang akan diturunkan nanti), dalam
Tabel 3.2 untuk melengkapi pembahasan di sini dan akan membahas aplikasi-aplikasinya dalam bab-bab selanjutnya.

Tabel 3.2 Persamaan Konstitutif, Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Navier-Stokes


untuk Aliran Inkompresibel Dalam Koordinat Kartesian,
Persamaan konstitutif

o,,=-p+Ztt*ox r, = xV ='(#. *') x,, = ru= r(* . *)


: = -p * 2tt *oy
o,,, =,(*. #)
o-,=-p*Ztt*
"- oz.

Persamaan kontinuitas

Du*Dv*04=o
Dz

dx dv
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 44/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 37

Lanjutan Tabel 3.2

Persamaan Navier-Stokes

Dt- 9*r
pH=-3,*r,. + Ltyzu dimana D_ *r3*-
dt dx dv dz.

d'
1) 1f 1)

pDd=-?r* rr, + p72v dimana v2= dr


d'
-)+- d')+-rdz'
dy'

P
uo, =
-, * ,r, + Pv2'

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 45/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 46/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 39

Gambar 3.6 Aliran di sekitar airfoil.

nol di permukaan airfoil, disebut kondisi tak-selip. Karena aliran tak-kental lebih mudah dikerjakan dibandingkan ahran
kental, dengan mengenali bahwa viskositas dapat diabaikan di dalam aliran yang berada jauh dari permukaan di dalam
banyak aliran akan diperoleh penyelesaian yang lebih sederhana. Ini akan ditunjukkan dalam Bab 8.

3.3.3 Aliran-aliran Laminar dan Turbulen


Suatu aliran kental dapat berupa aliran laminar atau aliran turbulen. Di dalam aliran turbuler terjadi penyampuran
partikel-partikel fluida sehingga pergerakan suatu partikel tertentu terjadi secara acak dan sangat tidak teratur; perata-rataan
statistika dipakai untuk menetapkan kecepatan, tekanan dan kuantitas-kuantitas iainnya yang ingin diketahui. Perata-rataan
yang demikian dapat bersifat "tunak" yang berarti independen terhadap waktu, atau dapat juga tak-tunak dan bergantung
pada waktu. Gambar 3.7 menunjukkan aliran-aliran turbulen tunak dan tak-tunak. Perhatikan aliran turbulen yang berisik
yang keluar dari keran pada saat kita mengambil air.
Di dalam aliran laminar tidak terjadi pencampuran partikel-partikel yang signifikan; pergerakannya halus dan tenang,
seperti aliran air yang mengalir pelan dari sebuah keran. Jika zat pewarna dimasukkan ke dalam aliran laminar, zat
tersebut akan tetap terlihat jelas untuk jangka waktu yang lama. Zat tersebut akan cepat tersebar jika alirannya turbulen.
Gambar 3.8 menunjukkan aliran laminar tunak dan tak-tunak. Aliran laminar dapat dibuat terlihat menjadi turbulen dengan
secara acak mengontrol katup di dalam suatu aliran madu di dalam pipa sehingga kecepatannya tampak seperti dalam
Gbr. 3.7. Walaupun demikian, alirannya tetap laminar karena tidak terjadi pencampuran partikel-partikel fluida. Jadi, kita
tidak dapat menentukan apakah suatu aliran tertentu adalah turbulen atau laminar hanya dari tampilan V(r) saja. Untuk
menjadi turbulen, pergerakannya harus acak, seperti dalam Gbr. 3.7,tapijuga harus terjadi pencampuran partikel-partikel
fluida.
Ketika suatu aliran mulai bergerak, seperti misalnya di dalam sebuah pipa, awalnya aliran tersebut bersifat laminar,
akan tetapi dengan meningkat kecepatan rata-ratanya, aliran laminar tersebut menjadi tidak stabil dan terjadilah aliran
turbulen. Dalam beberapa kasus, seperti misalnya dalam aliran di antara silinder-silinder yang berputar, aliran laminar
yang tidak stabil berubah menjadi aliran vorteks-vorteks laminar sekunder dan kemudian menjadi aliran laminar ketiga
dan akhirnya aliran turbulen pada kecepatan yang lebih tinggi.
Terdapat suatu kuantitas, yang disebut bilangan Reynolds, yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah aliran
adalah laminar ataukah turbulen. Bilangan tersebut adalah

e= VL
v
(3.1 s)

di mana V adalah suatu kecepatan karakteristik (kecepatan rata-rata di dalam pipa atau kecepatan airfoil), I adalah
suatu kecepatan karakteristik (diameter pipa atau jarak dari ujung depan pelat datar) dan u adalah viskositas kinematik.
Jika bilangan Reynoldsnya lebih besar dari suatu bilangan Reynolds kritis, aliran menjadi turbulen; jika lebih kecil dari
bilangan Reynolds kritis, alirannya laminar. Untuk aliran di dalam sebuah pipa, dengan asumsi bahwa dinding pipa
biasanya kasar, bilangan Reynolds kritis biasanya ditetapkan sebesar 2000; jika dindingnya halus dan bebas getaran, dan
aliran yang masuk bebas dari gangguao, bilangan Reynolds kritisnya dapat mencapai 40.000. Bilangan Reynolds kritis
memiliki nilai yang berbeda untuk geometri yang berbeda. Untuk aliran di antara pelat paralel, nilainya ditetapkan 1500
dengan menggunakan kecepatan tata-rata dan jarak di antara pelat. Untuk lapisan batas di permukaan pelat datar dengan
gradien tekanan nol, nilainya berkisar di antara 3 x 105 dan 106, dengan menggunakan jarak dari ujung depan pelat.

Gambar 3.7 Aliran di sekitar airfoil. Gambar 3.8 Aliran laminar tunak dan tak tunak.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 47/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

40 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

Aliran tak-kental

Aliran turhulen

Gambar 3.9 Aliran lapisan batas di pelat datar.

Untuk aliran tak-kental, kita tidak menggunakan istilah laminar atau turbulen. Dalam sebuah aliran eksternal, aliran
tak-kental disebut aliran arus-bebas (free-streaz). Suatu arus bebas memiliki gangguan-gangguan akan tetapi gangguan-
gangguan tersebut tidak diikuti oleh tegangan geser, yang merupakan persyaratan lainnya untuk aliran laminar dan turbulen;
ini akan dibahas dalam bab yang lain. Arus bebas juga dapat bersif-at irotasional atau dapat juga memiliki vortisitas.
Lapisan batas adalah sebuah lapisan fluida yang tipis yang terbentuk pada sebuah benda karena adanya viskositas
yang menyebabkan fluida melekat ke permukaan (batas); ini menyebabkan kecepatan menjadi nol di permukaan tersebut.
Efek-efek viskositas di dalam lapisan tersebut pada kenyataannya bahkan dapat membakar satelit ketika masuk kembali.
Gambar 3.9 menunjukkan permukaan batas yang biasanya terdapat pada sebuah pelat datar. Lapisan tersebut bersifat
laminar di dekat ujung depan dan mengalami transisi ke aliran turbulen pada jarak yang mencukupi. Untuk sebuah pelat
kaku yang halus dengan tingkat yang
Re = VLlv, di mana L adalah jarak fluktuasi arus bebas
di sepanjang rendah,
pelat: untuk lapisan
pelat laminar
kasar, terjadi
dapatyang
atau pelat bergetar, Re =fluktuasi
hingga atau 106, di mana
arus
bebas yang tinggi, aliran laminar terjadi hingga Re : 3 x l0).

3.3.4 Aliran-aliran Inkompresibel dan Kompresibel


Aliran cairan diasumsikan bersifat inkompresibel dalam kebanyakan kasus (kecuali palu air). Dalam aliran inkompresibel
densitas partikel fluida yang bergerak diasumsikan konstan, artinya,

Do
(3.16)
Dr=0
Persamaan ini tidak mengharuskan bahwa semua partikel fluida memiliki densitas yang sama. Sebagai contoh, garam
dapat ditambahkan ke aliran di suatu lokasi di dalam pipa sehingga di belakang lokasi tersebut densitasnya akan lebih
besar dibandingkan dengan lokasi depannya. pada
di
densitasnya berkurang dengan bertambahnya Udara atmosfer
ketinggian, artinya, p = kecepatan
pk), di mana z bersifat
rendahadalah inkompresibel
jarak akan tetapi
vertikal. Kita biasanya
mengasumsikan fluida memiliki densitas konstan ketika kita menggunakan asumsi inkompresibilitas, yang berarti

?4=o
dt
P=o
dx
P=o
dy Y
dz
-0 G.1n

Aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel jika kecepatannya cukup rendah. Aliran udara di dalam saluran, di
sekitar mobil dan pesawat udara kecil, dan lepas-landas dan pendaratan pesawat komersial merupakan contoh-contoh
aliran udara inkompresibel. Bilangan Mach di mana

m={ (J.18)

digunakan untuk menentukan apakah suatu aliran bersifat kompresibel; V adalah kecepatan karakteristik dan c =
"IkRT
suara. Jika M <0,3, aliran bersifat inkompresibel. Untuk udara di dekat permukaan
adalah
laut inikecepatan
adalah sekitar 100 m/s (300 kita mengasumsikan
ftlsec) jadi kebanyakan aliran udara dapat diasumsikan inkompresibel. Efek-efek
kompresibilitas akan dibahas secara rinci dalam Bab 9.

CONTOH 3.3 Sebuah sungai yang mengalir melalui kampus tampak cukup tenang. Sehelai daun terapung di permukaannya dan
kita memperkirakan kecepatan rata-ratanya sekitar 0.2 m/s. Kedalaman sungai hanya 0.6 m. Apakah'alirannya laminar aiaukah
turbulen?

Penyelesaian: Kita memperkirakan bilangan Reynoldsnya sebesar. dengan mengasumsikan I = 20'C (lihat Tabel C.l),

4' o_,2-" '6


Re = = = I2o ooo
100
Aliran ini sangal turbulen pada bilangan Reynolds ini. bertentangan dengan pengamatan kita bahwa alirannya renang. Kebanyakan
aliran internal bersifat turbulen. seperti yang teramati ketika kita minum dari keran air. Aliran-aliran laminar tidak tertalu menarik
bagi insiyur ji}a dibandingkan dengan aliran rurbulen; kecuali dalam soal yang menyangkut lubrikasi.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 48/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 4l

3.4 PERSAMAAN BERNOULLI


Persamaan Bernoulli mungkin merupakan persamaan yang paling sering digunakan dalam mekanika fluida akan tetapi juga
yang paling sering disalahgunakan dalam mekanika fluida. Dalam subbab ini, persamaan yang terkenal ini adakan diturunkan
dan pembatasan-pembatasan yang disyaratkan dalam penurunannya akan digarisbawahi sehingga penyalahgunaannya
dapat diminimalkan. Sebelum persamaan tersebut diturunkan kita akan memberikan lima asumsi yang diperlukan: efek
kekentalan dapat diabaikan, densitas konstan, aliran tunak, aliran di sepanjang sebuah streamline dan dalam bingkai
referensi inersial. Selanjutnya kita akan menurunkan persamaan tersebut.

(,. ^)oo

Gambar 3.10 Sebuah partikel yang bergerak di sepanjang sebuah streamline'

Kita menerapkan hukum kedua Newton pada partikel silinder yang bergerak pada sebuah streamline, seperti ditunjukkan
dalam Gbr. 3.10. Peniumlahan gaya-gaya infinitesimal (sangat kecil) yang bekerja pada partikel tersebut adalah

p d.A -(,. * o,) -pB d.s dA coso - p ds dA a, (3.le)


^
di mana a, adalah komponen s dari vektor percepatan. Ini diberikan oleh Pers. (3.9a) di mana kita membayangkan arah
x adalah searah dengan s sehingga u = V
Qr= v4*4
ds dt
(3.20)

di mana 0V/Et = 0 dengan mengasumsikan aliran tunak. (Ini akan menghasilkan ekspresi untuk percepatan yang sama
dengan yang diberikan dalam pelajaran fisika atau dinamika di mana a, = Vdv/dx. dalam bingkai referensi inersial di
mana tidak terdapat komponen Coriolis ataupun percepatan lainnya.) Selanjutnya, kita perhatikan bahwa

dh=ds.or0=4d,
ds
(3.21)

yang menghasilkan
cos o =* (3.22)

Selanjutnya, bagilah Pers. (3.19) dengan ds dA dan gunakan ekspresi-ekspresi di atas untuk c, dan cos 0 dan susun
ulang. Diperoleh hasil

* prff= pv
a,N
(3.23)

Jika kita asumsikan bahwa densitas 0 adalah konstan (ini lebih ketat daripada inkompresibilitas seperti akan kita lihat
nanti) sehingga dapat dikeluarkan dari derivatif parsial, dan kita mengenali bahwa VdVlds = a(V212)Ds, kita dapat
menuliskan persamaan kita sebagai

*(#*ir*') =o (3.24)

Ini berarti bahwa di sepanjang sebuah streamline kuantitas yang berada di dalam tanda kurung adalah konstan, artinya,

(3.2s)
*.#r+ft=konstan
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 49/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

42 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

di mana nilai konstannya dapat berubah dari satu streamline ke yang berikutnya; di sepanjang suatu streamline tertentu
penjumlahan ketiga sukunya adalah konstan. Ini seringkali dituliskan dengan mengacu kepada dua titik pada streamline
yang sama sebagai
v1
). ***r,=:i+
p8'28p8 2+h, G.2A

\.'; * gh,=$ *pt * gn, G.2n

Bentuk yang manapun di atas adalah persamaan Bernoulli yang terkenal itu yang digunakan dalam banyak aplikasi.
Kita sekali lagi akan memberikan penekanan pada asumsi-asumsi yang digunakan karena persamaan ini seringkali
disalahgunakan:
o Aliran tak-kental (tidak ada tegangan geser)
o Densitas konstan
o Aliran tunak
r Di sepanjang suatu streamline
o Diaplikasikan di dalam bingkai referensi inersial
Tiga yang pertama merupakan
di mana dua yang terakhir harusyang utama yang aplikasi-aplikasi
diperhitungkan; khususakan
biasanya diperhatikan, tetapi
tersebut terdapat aplikasi-aplikasi tertentu
tidak akan dibahas dalam buku ini.
Selain itu, kita akan menyebut aliran densitas konstan sebagai aliran inkompresibel walaupun densitas konstan lebih ketat
(lihatlah komentar setelah Pers. (3.16)); ini karena kita biasanya tidak menerapkannya pada aliran inkompresibel di mana
densitasnya berubah dari satu streamline ke yang berikutnya, seperti misalnya dalam aliran-aliran atmosfer.
Perhatikan bahwa satuan-satuan pada semua suku dalam Pers. (3.26) adalah meter (feet jika menggunakan satuan
Inggris). Oleh karena itu,V2/2g disebut head kecepatan, plpg adalah head tekanan dan /z adalah neaa siii. penjumlahan
ketiga suku ini seringkali disebut sebagai total head. Tekanan p adalah tekanan statik d,an penjumlahan p + pV212 adalah
tekanan total atat tekanan stagnasi karena merupakan tekanan di titik stagnasi, suatu titik di sepanjang streamline tertentu
di mana aliran dibuat berhenti.
Perbedaan di antara tekanan-tekanan ini dapat dilihat dengan memperhatikan alat-alat pengukur yang digambarkan
dalam Gbr. 3.11. Alat dalam Gbr. 3.ll(a) adalah piezometer; alat ini mengukur tekanan statik, atau untuk mudahnya,
tekanan di titik 1. Tabung pitot dalam Gbr. 3.11(b) mengukur tekanan total, tekanan di suatu titik di mana kecepatannya
nol, seperti di titik 2. Dan, tabung pitot-statik, yang memiliki suatu lubang kecil di bagian sisi alat seperti ditunjukkan
dalam Gbr. 3.11(c), digunakan untuk mengukur selisih antara tekanan total dan tekanan statik, yang berarti, pv2/2t iri
digunakan untuk mengukur kecepatan. Ekspresi untuk kecepatan adalah

v=Fp@r-pr) (3.28)

di mana titik 2 pasti adalah titik stagnasi di mana Vz = 0. Jadi, jika hanya kecepatan yang ingin diketahui, kita hanya
menggunakan alat pitot-statik yang digambarkan dalam Gbr. 3.ll(c).

pr(tekanan statik) pr(tekanan total)

-.---'--
-}_- lubang tekanan statik

Gambar 3.11 Alat-alat tekanan: (a) piezometer, (b) tabung pitot dan (c) tabung pitorstatik.

Persamaan Bernoulli digunakan dalam berbagai aliran fluida. Persamaan ini dapat digunakan dalam aliran internal
dengan jarak pendek jika efek-efek kekentalan dapat diabaikan; seperti misalnya dalam mulut pipa yang dibulatkan (lihat
Gbr. 3.12) atau dalam kontraksi yang cukup tajam di dalam pipa. Kecepatan aliran untuk mulut pipa yang demikian
diaproksimasikan oleh persamaan Bernoulli sebagai

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 50/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 43

Penampung

,,;o
Pt
hr= h,

Gambar 3.12 Aliran dari sebuah penampung melalui sebuah pipa.

vr=,{3@t-Pz) (3.29)

Penerapan lainnya dari persamaan Bernoulli adalah dari arus bebas ke bagian muka dari sebuah benda bundar seperti
misalnya sebuah bola atau silinder atau airfoil. Ini lebih mudah dijelaskan dengan sebuah sketsa seperti ditunjukkan dalam
Gbr. 3.13. Untuk kebanyakan situasi aliran, aliran terlepas dari permukaan, sehingga menghasilkan aliran separasi, seperti
(3.25) akan menjadi sama untuk
digambarkan. Jika aliran yang mendekati benda bersifat seragam, konstanta dalam Gbr.
semua streamline dan persamaan Bernoulli dapat diaplikasikan dari arus bebas sampai ke titik stagnasi di bagian muka
benda dan ke titik-titik di sepanjang permukaan benda sampai ke awal daerah separasi.

-\
separasl

sekitar sebuah bola atau silinder paniang.


Gambar 3.13 Aliran di
Kita seringkali harus menyelesaikan soal-soal yang melibatkan sebuah pipa yang ke luar ke atmosfer. Untuk situasi
demikian tekanan di bagian dalam keluaran pipa besarnya sama dengan tekanan atmosfer di bagian luar pipa karena
streamline yang keluar dari pipa bentuknya lurus di dekat keluaran (lihat Gbr. 3.12). Ini situasi yang sangat berbeda dari
aliran masuk dalam Gbr. 3.12 di mana streamline di dekat lubang masuk bentuknya sangat melengkung.
Untuk mengaproksimasi variasi tekanan yang tegak lurus terhadap streamline yang melengkung, anggaplah partikel
dalam Gbr. 3.10 berbentuk pipa paralel dengan ketebalan ke arah tegak lurus terhadap streamline sebesar dn dengan area
dA, dan dengan panjang sisi ds. Gunakan 2F,= rna,,'.

p dA, - (, . * an) a,t,- pe dn dA" - r dn dA,$. (3.30)

di rnana kita telah menggunakan percepatan V2lR, R adalah radius lengkungan dalam aliran yang diasumsikan datar.
Jika kita asumsikan bahwa efek gravitasi kecil jika dibandingkan dengan suku percepatan, persamaan ini disederhanakan
menjadi
of
-ydn= 'R (3.31)

Karena kita akan menggunakan persamaan ini untuk melakukan estimasi perubahan tekanan ke arah tegak lurus terhadap
streamline, kita mengaproksimasikan aplan = AplAn dan memperoleh hubungan
ap _
Ln rR
^v2 (3.32)

Jadi, kita lihat bahwa tekanan mengalami penurunan ke arah pusat dari streamline yang melengkung; ini dijumpai di
dalam sebuah tornado di mana tekanan dapat menjadi sangat rendah di "mata" tornado. Tekanan yang menurun ini juga
digunakan untuk mengukur intensitas angin topan; artinya, makin berkurang tekanan di pusat angin topan, makin besar
kecepatan di sisi luarnya.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 51/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

44 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

CONTOH Kecepatan suatu errgin topan mencapai 200 km/jam. Fstimasikanlah gaya dari angin pada sebuah jendela yan_g
$.4
manghadap arrgin pada sebuah gedung tinggi jlka jendrlanya berlrkuran I m x 2 m. Guaakan densitas udara sebesar 1,2 lq8/m3.
Penyelesaiant Gunakan persaauan Eernoulli untuk mengestirrrasi tekanan pada jendela
y2 (2@ x 1000/3600)2
Pf = l.z x P= z 1852N/mz

--- satuannya,
di.mana ke.qepatan harus memiiiki satuan ilt/s, Untuk memeriksa -= gunakan kg = (N's2)/m.
A,sumsikrn bahwa besarnya tekana$ pada intinya koastan di seluruh jendela sehingga gay*nya adalah

F o pA = 1852 x 1x2 = 3704 N atau 833 1b


Gaya ini cukup besar untuk memeeahkan benyak jendel4 terutarna.jika tidak dirancang dengan baik,

$OHTOH 3;i $eUuah piezometer digunakan uutuk mengukur tekaflan di dalam sebuah pipa sebesar 20 em ak. Sebuah tabung
pitot menguftur tekana$ tolal sebpsar 33 cm air di sekitar'lokasi yang sarna. Estirnasikanlah ke€epatar air di dalam pipa.
Penyelesaian,: Dengan menggunakan Pers. (3.27) kecepatannya diperoleh setresar

v = ffO* 0,, = "l8&r h)= rE x 931 x (033 - 020) = 1.50 m/s

di mana kita telah mengguuakan hubungan p = p$h- , l

Soal-soal dan Penyelesaiannya

3.1 Medan kecepatan dalam sebuah aliran datar diberikan oleh V =2yti+ xj m/s, seperti dalam Contoh 3.1. Tentukanlah
percepatan, kecepatan sudut, vektor vortisitas di titik (4 m, 2 m) pada / = 3 s. (Perhatikan: satuan pada konstanta-
konstanta adalah sehingga kecepatan memiliki satuan m/s.)
Percepatan diberikan oleh

. =* *, ** r4v * ,*
-dtdxdy0z =2yi+2yt(j+ x(2i)=Z(xt + y)i+2yti
Di titik (4, 2) dan t = 3 s percepatannya adalah
a = 2(4 x 3 + 2)i + 2 x 2 x 3tj = 28i + 12j m/s2
Kecepatan sudut adalah

o (W-#\i
- /,)' *' @ -Ql) i *' I2\dx
I?' -P\r. = kt - 2rrt
" =- 1\fu z\P' /x )' aY /-- 2''

Pada, = 3 s, besarnya adalah


O.=i,1-2x:y =-fradls
Vektor vortisitas adalah dua kali vektor kecepatan sudut sehingga

o = -5k radls
3.2 Tentukanlah laju perubahan densitas di dalam aliran berstrata di mana P = 1000 11 _ 0,22) dan kecepatan adalah
V=10(z-22\i.
Kecepatannya hanya ke arah x saja dan densitas bervariasi terhadap z (biasanya arah vertikal). Derivatif material memberikan
jawaban
o*='#*'a{*wa*.'#='
Jadi, tidak terdapat variasi kecepatan dari suatu partikel tertentu ketika bergerak melalui medan aliran.

3.3 Medan kecepatan diberikan dalam koordinat silindris sebagai

v, = (z - 8r) .o, e w, ,r= -(z + 8,) sin o nvs ,. = o

;.
Berapakah.percep4gllnya di titik (3m, 90')?

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 52/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 53/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

46 PERGERAKAN FLUIDA IBAB 3

Persamaan (3.32) memberikan hubungan antara kenaikan tekanan dan radius lengkungan

-o* = o# -# =,ooo
' ffi .'. Ap = 200 000 Pa atau 200 kPa

Perbedaan tekanan yang tinggi ini dapat menggerakkan air yang bergerak pelan di dekat dinding pipa (air melekat ke dinding
karena viskositas) dari bagian luar ke bagian dalam belokan sehingga menyebabkan aliran sekunder ketika air meninggalkan
belokan. Aliran sekunder ini pada akhirnya menghilang dan menjadi sumber rugi yang cukup besar yang terjadi di belokan.

Soal-soal Tambahan
Pergerakan Fluida
3.8 Lalu lintas di sebuah kota besar ingin dipelajari. Jelaskanlah bagaimana ini akan dilakukan dengan menggunakan (a) pendekatan
Lagrangian dan (D) pendekatan Eulerian.

3,9 Sebuah lampu dan baterai disambungkan ke sejumlah besar batang sabun yang mengapung. Jelaskanlah bagaimana pathline
dan streakline dapat diambil gambarnya dalam arus.

3.10 Cahaya dari sebuah mobil difoto dari sebuah posisi yang baik dengan time exposure. Garis apakah yang terobservasi di dalam
foto? Dalam selang waktu yang lama sejumlah besar lampu mobil yang melintas di jalan yang sama difoto bersamaan dari
titik yang sama. Apakah hubungan di antara kedua foto tersebut? Jelaskanlah kemiripan dan perbedaannya.
3.11 Distribusi kecepatan parabola di dalam sebuah saluran diberikan oleh r.r(1') = 0,2(1 - y2) fi/s di mana y diukur dalam sentimeter.
Berapakah percepatan suatu partikel fluida di garis tengah di mana y = 0? Di lokasi di mana ) = 0,5 cm?

3.12 Hitunglah kecepatan dan percepatan suatu partikel fluida di titik (2, 1, -3) ketika r = 2 detikjika medan kecepatannya diberikan
oleh (arak diberikan dalam meter dan konstanta-konstanta memiliki satuan-satuan yang diperlukan):
(a) V = 2xyi + y2tj + yzk m/s
(b)V =2(xr--22)i +xyrj +r.rkrn/s
3.13 Tentukanlah vektor satuan yang tegak lurus terhadap streamline di titik (2, -1) ketika r = 2 detik jika medan kecepatannya
diberikan oleh:
(a)V=2xyi+y2tjrnls
(D) V = 2y(x - y)i + xyrj m/s

3.14 Bagaimanakah persamaan untuk streamline yang melalui titik (2, -1) ketika t = 2 jika medan kecepatannya diberikan oleh:
(a)V=2xyi+1,2t rnls
(b) V = 2y'2i +.ry'rj m/s

3.15 Tentukanlah percepatan (vektor dan besarnya) dari partikel fluida yang menempati titik (-2, 1, 1) m ketika / = 2 s jika medan
kecepatannya diberikan oleh:
(a)V=2ryi+xzj+yzkm/s
(b) Y = 2y2i + (x - 2t)j + z2k m/s
(c) V = 2yzi + (x2 - 2y')i + z2rk m/s

3.16 . Tentukanlah kecepatan sudut dari vektor-vektor vortisitas di titik (1, 2, 3) ketika t = 3 s untuk medan kecepatan: dalam:
(a) Soal. 3.13a (c) Soal. 3.14a
(b) Soal.3.13b (d) Soal. 3.14b
3.17 Medan kecepatan di dalam sebuah aliran fluida diberikan oleh Y = 2yi + xj + rk. Tentukanlah besarnya percepatan, kecepatan
sudut dan vortisitas di titik (2, i, *1) pada , = 4 s.

3.18 Medan temperatur sebuah aliran di mana V = 2yi +;rj + tk diberikan oleh I(x, y; l) = 20ry"C. Tentukanlah laju perubahan
temperatur sebuah partikel fluida di dalam aliran di titik (2, 1, -2) pada t = 2 s.
3.f9 Suatu medan kecepatan diberikan dalam koordinat silindris sebagai

,,= (4 - {') n/s ,r= + f,') cos e nvr. y. = 0


' \ rJ
sin 0
" -(+
\ tl
(a) Berapakah percepatannya di titik (0,6m, 90')?
(b) Berapakah vortisitasnya di titik (0,6m, 90")?

3.20 Suatu medan kecepatan diberikan dalam koordinat silindris sebagai

,-= (a - l,'l cos g m/s ,o= -(8 * {'l ,in e u, r.a= 0


' \ ll " \ r'l a

Berapakah percepatannya di titik (0,6m, 90'X

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 54/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 3] PERGERAKAN FLUIDA 4'7

Klasifikasi Aliran-aliran Fluida


3,21 Pilihlah kata: seragam, satu dimensi, dua dimensi atau tiga dimensi, yang paling tepat menjelaskan setiap aliran berikut:
(a) Aliran terbentuk di dalam pipa
(b) Aliran air di weir panjang
(c) Aliran di kanal yang panjang dan lurus
(d) Aliran gas-gas buang yang keluar dari roket
(e) Aliran darah di dalam arteri
(fl Aliran udara di sekitar peluru
(g) Aliran darah di dalam nadi
(ft) Aliran udari di dalam angin topan
3,22 Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran datar.
3.23 Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran tak-tunak.
3.24 Pilihlah aliran dalam Soal 3.21 yang memiliki titik stagnasi.
3.25 Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang dapat dimodelkan sebagai aliran tak-kental?
3.26 Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang berupa aliran eksternal?
3.27 Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang berupa aliran kompresibel?
3.28 Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang memiliki lapisan batas?

3.29 Aliran manakah dalam Soal 3.21 yang pastinya dapat dimodelkan sebagai aliran turbulen?
3.30 Air keluar dari sebuah keran berdiameter 1 cm. Estimasikan kecepatan maksimum yang akan menghasilkan aliran laminar jika
' temperatur aimya adalah (a) 20"C, (b) 50'C dan (c) l00oC. Asumsikan Re = 2000.

3.31 Udara mengalir melalui dan paralel terhadap sebuah pelat datar pada 2 m/s. Berapa panjangkah bagian laminar dari lapisan
batasannya jika temperatur udara adalah (a) 30'C, (b)70'C dan (c) 200'C? Asumsikan tingkat fluktuasi yang tinggi pada pelat
yang kaku dan halus.

3.32 Tentukanlah apakah yang berikut dapat dimodelkan sebagai aliran inkompesibel ataukah aliran kompresibel:
(a) lepasJandas dan pendaratan pesawat terbang komersial
(b) aliran udara di sekitar mobil
(c) aliran udara di dalam angin topan
(d) aliran udara di sekitar bola basket yang dilemparkan pada 100 mil/jam

3.33 Tuliskanlah semua suku-suku bukan nol dari DplDt lunlrtk aliran berstrata di mana:
(a) p = p(z) dan Y = 7(2 - z)i
(b) p = p(z) dan y = f(x, z)i + g(x, eI

Persamaan Bernoulli
3.34 Sebuah tabung pitot-statik mengukur tekanan total pr dan tekanan lokal p dalam aliran seragam di dalam pipa air berdiameter
4 cm. Hitunglah laju alirannya jika:
(a) pr = 1500 mm air raksa dan p = 150 kPa
(b) pr = 250 kPa dan p - 800 mm air raksa
(c) pr= 900 mm air raksa danp = 110 kPa
(il Pr = l0 inci air dan P = 30 1b/ft2
3.35 Tentukanlah ekspresi untuk distribusi tekanan di sepanjang sumbu horizontal
negatif x jika diberikan medan kecepatan dalam Soal 3.3 dan
p(--, 180') = p-. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan.
3.36 Tentukanlah v dari kecepatan V di dalam pipa jika fltrida
di dalam pipa dalam Gbr. 3.15 adalah: Gambar 3.15
(a) Udara atmosfer dan h = 10 cm air
(b) Air dan h = l0 cm air raksa
(c) Minyak tanah dan h = 20 cm air raksa
(d) Bensin dan h = 40 cm air

3.37 Tentukanlah kecepatan V di datam pipa jika fluida di dalam


pipa dalam Gbr. 3.16 adalah
(a) Udara atmosfer dan h = 40 cm air
(b) Air dan h = 20 cm air raksa
(c)
1d) Minyak h dan
tanah
Bensin dan = 80hcm air cm air raksa
= 30
Gambar 3.16

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 55/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

PERGERAKAN FLUIDA [BAB 3

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

3.8 Mengendarai mobil. Berdiri di sudut jalan.


3.9 Time exposure. Gambar instan.
3.10 Pathline. Streakline.
3.11 0, 0
3.t2 (a) 5,385 m/s, 10i + 9j - 3k m/s2 (b) 12,81 m/s, -156i - 10j + 30k m/s2

3.13 (a) (i - zilt"li (b) (-2i + 3j)/{B


3.14 (a)x=-7y @) f -y2=3
3.15 (a) -2i - 3i (b) -24i + 2k (c) -4i - 8j + 9k
3.16 (a)6i-k, lzi-zk (b) -3i/2-6k, -3i-l2k (c) 6i-k, 2lzi-2k (d) -+-4k,-3i-8k
3,17 4,583 rn/sz - 0,5 rad/s - 1,0 rad/s
3.18 120"C/s

3,lg (a) a,= 11,31 m/s2, ae = O (b) 0

3.20 336,8 m/s:


3.21 (a) I-D (b) 2-D G) 2-D (d) 3-D (e) l-D $t Z-O (s) l-D (&) 3-D

3.22 (b)
3.23 (e)
3.24 A
3.2s (b) (h)
3.26 (,0
3.27 @) A
3.28 t')
3.2e (c) (A
3.30 (a) 0,201 m/s m/s (b) 0,0592 m/s
(b) 0,111
3.31 (a) 5,58 m m (b) 7,'71 m
(&) 6,15
3.32 (a) inkompresibel (D) inkompresibel (c) inkompresibel (d) inkompresibel
3.33 (a) tidak ada (D) tidak ada
3.34 (a) 10,01 m/s (b) 16,93 rn/s (c) 4,49 mls (d) 1,451 m/s

3.3s zo(r+q-16\
'\ x' xul
3.36 (a) 39,9 m/s (b) 4,97 mls (c) 7,88 m/s (d) 1,925 mls
3.37 (a) 79,8 rnls (b) 7,03 m/s (c) 9,65 m/s (d) 2,'72 mls

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 56/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Persamaan-persamaan
lntegral
HULUAN
$iirida Ai.iumpai hampir dalam setiap aspek kehidupan fisik kita. Banyak, bahkan mungkin harnpir semua, kuantitas-
iy*ng diinginkan merupakan kuantitas-kuantitas integral; nilainya diperoleh dengan cara mengintegralkan suatu
F..ffii diinginkan di seluruh area atau volume. Seringkali properti yang dimaksud pada intinya konstan sehinga
$iijLapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi dalam kasus-kasus lainnya,
propertinya bervariasi di dalam area
i'{{ffii#$r{ffi yang dimaksud dan pengintegralkan yang diwajibkan dapat menjadi cukup
sulit.
;i 3iiii:L@li$dlis-kuantitas integral apa sajakah yang diinginkan? Di antaranya adalah laju aliran melalui pipa, gaya pada
.brtikal bendungan, energi kinetik di dalam angin yang menerpa mesin angin, daya yang dihasilkan oleh bilah
fffinil #Atipada bilah alat pembersih salju dan gaya hambat pada airfoil. Terdapat kuantitas-kuantitas yang sifatnya
ffiiffi, seperti misalnya tekanan minimum pada benda atau titik separasi di airfoil; kuantitas-kuantitas semacam
ffi ,##$as dalam Bab 5.
:iliiiii,rq lakukan pengintegralan pada suatu luas atau volume, integrannya harus sudah diketahui. Integrannya harus
Hf,ffi ::,f,q$ffi1 informasinya sudah tersedia sehingga dapat diaproksimasikan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.
gai integran yang aproksimasinya tidak dapat diaproksimasikan sehingga.penyelesaiannya perlu menggunakan
ffiffiWgsamaan diferensial untuk memberikan hubungan yang diinginkan; perhitungan-perhitungan aliran eksternai,
a gaya angkat dan gaya hambat pada airfoil, biasanya berada dalam kategori ini. Beberapa integral relatif
ffi iffi$g memerlukan penyelesaian terhadap persamaan-persamaan diferensial akan dimasukkan dalam Bab 5.
i,ffi$g
yang diberikan hanya soal-soal yang melibatkan kuantitas-kuantitas integral yang integrannya sudah
-tr i.,,, dapat akan diaproksimasikan.
#i
I
SISTEM-KE-VOLUME.KONTROL
dasar yang berkaitan dengan mekanika fluida seringkali disebut sebagai kekekalan massa, energi dan
yang terakhir lebih spesifik lagi disebut hukum pertama termodinamika dan hukum kedua Newton.
diekspresikan dengan menggunakan deskripsi pergerakan Lagrangian; hukum-hukum ini berlaku untuk
da tertentu. Hukum-hukum ini dinyatakan sebagai berikut:

lffiiffitsa suatu sistem tetap konstan.


, perpindahan kalor ke suatu sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh suatu sistem adalah
laju perubahan energi E dari sistem tersebut.
+ffiffi.,, Gaya resultan yang bekerja pada suatu sistem sama dengan laju perubahan momentum dari sistem
ffi
lanjutnya akan diekpsresikan secara matematis dengan mengenali bahwa laju perubahan berlaku untuk
fluida dan kenyataan bahwa densitas, energi spesifik dan kecepatan dapat berubah dari titik ke titik
ang dimaksud. Ini memerlukan derivatif material dan pengintegralan pada volume
DDtlu,p oo
o = (massa) (1.1)

O-w =#[r. epd't (energi) (4.2)

49
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 57/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

50 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL [BAB 4

Lr=*J,,.rrro (momentum) (4.3)

di mana tanda titik di atas Q dan W menunjukkan laju waktu dan e adalah energi spesifik yang berada di dalam tanda
kurung dalam Pers. (I.29). Sangatlah sulit untuk menerapkan Pers. (4.1) hingga (4.3) secara langsung ke sekumpulan
pafiikel fluida ketika fluida bergerak di dalam suatu aliran pipa sederhana ataukah aliran melalui turbin yang lebih
kompleks. Jadi, kita akan mengkonversikan integral-integral yang diekspresikan dengan desksripsi Lagrangian ini ke
integral-integral yang diekspresikan dengan deskripsi Eulerian (lihat Subbab 3.2.1). Ini merupakan penurunan yang
merepotkan tapi sangat penling.
Dalam penurunan ini kita perlu melakukan pembedaan terhadap dua volume: volume kontrol yang merupakan volume
tetap dalam ruang dan sistem yang merupakan gabungan partikel-partikel fluida. Gambar 4.1 mengilustrasikan perbedaan di
antara kedua volume ini. Gambar ini merepresentasikan suatu volume tetap umum dalam ruang yang dilewati suatu fluida
yang rnengalir; kedua volume ditunjukkan pada waktu r dan sedikit sesudahnya t + Lt. Kita akan memilih menggunakan
energi E = Jry. ep dY untuk menunjukkan derivatif material; huruf kecil e menandakan energi spesifik. Kemudian kita
menuliskan, dengan mengasumsikan Ar sebagai kuantitas yang kecil
DE^.. Er.{r + A/) - Er.(0
Dt= Lt

Er(t + Lt) + Er(t +


Lt A/) - Elt) - E2(t)
Er(t + At) + Er(t + Lt) - Ez(t) - Et(t) 4(t+Lt)-Et(t+Lt) (4.4)
Lt Lt
dYz

Sistem pada
+---wakfit+Lt
Volume tetap
mengisi@dan@
Sistem pada
waktu t Sistem pada waktu I
mengisi@dan@
Sistem pada waktu I + At
mengisi@dan@

Gambar 4.1 Sistem dan volume kontrol tetap.

di mana kita telah menambahkan dan mengurangkan E{t + Lt) pada baris terakhir. Perhatikan bahwa rasio pertama pada
baris terakhir di atas merujuk pada volume kontrol sehingga

Er(t + Lt) + Et(t + Lt) - Er(t) - Et(t) dE"u


t = dt' (4.s)

di mana derivatif biasa digunakan karena kita tidak lagi sedang mengikuti suatu massa fluida tertentu. Selain itu, kita
telah menggunakan "cv" untuk menandakan volume kontrol (control volume). Rasio terakhir dalam Pers. (4.4) dihasilkan
dari fluida yang mengalir ke dalam volume 3 dan keluar dari volume 1. Perhatikan volume-volume diferensial yang
ditunjukkan dalam Gbr. 4.1 dan ditunjukkan secara lebih rinci dalam Gbr. 4.2. Perhatikan bahwa luas A, + A, sepenuhnya
mengelilingi volume kontrol sehingga

Er(t + Lt) - Er(t + A/) = Jo.rpff.YA,tclAr* Io, ,p ff. LtdA,

= I", ,pfi .YL,tdA @.4

di mana "cs" adalah permukaan kontrol (control surface) yang mengelilingi volume kontrol. Memasukkan Pers. (4.5)
dan (4.6) ke dalam Pers. (4.4) menghasilkan teorema perpindahan Reynolds, yang merupakan suatu transformasi sistem-
ke-volume-kontrol.

DE
"i'1, = l, L,ro oo + l,,epfit.vdA @.n

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 58/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 51

oo,J-io, oo,JJo'
n'
d v1= - i'V1rda, (1 v1--;.vLtdAl
Gambar 4.2 Elemen-elemen volume diferensial dari Gbr. u[.1

di mana,secara umum, e merepresentasikan properti spesifik dari E. Perhatikan bahwa kita dapat mengambil limit A/ -+ 0
untuk membuat penurunan ini lebih ketat secara matematis.
Jika kita kembali ke persamaan energi Pers. (4.2), kita sekarang dapat menuliskannya

0 - w = *l,,no dv + l,.epi . va,+ (4.8)

Jika kita jadikan e = 1 dalam Pers. (4.7) [lihat Pers. (4.1)], maka diperoleh kekekalan massa. Ini adalah

o'=
* 1," p dv + j., pff . va+ (4.e)

Dan akhirnya, jika kita menggantikan e dalam Pers. (4.7) dengan vektor V [ihat Pers. (4.3)], diperoleh hukum kedua
Newton:

1,, oY av * j.. vpi . vae (4.10)


L, = *
Ketiga pefsamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk yang sedikit berbeda dengan mengenali bahwa kita mengasumsikan
volume kontrol tetap. Ini berarti bahwa limit dari integral pertama di sisi sebelah kanan dari setiap persamaan bersifat
independen terhadap waktu. Jadi, derivatif waktu dapat dipindahkan ke dalam tanda integral jika diinginkan; perhatikan
bahwa jika derivatif waktu dipindahkan ke dalam integral maka derivatif tersebut akan dituliskan sebagai derivatif parsial
karena integrannya secara umum bergantung pada x, _rt : dan /. Persamaan momentum akan mengambil bentuk

I = (pY) dy * J., vpi .vaa (1.1 1)


" J.,*
Tiga subbab selanjutnya akan mengaplikasikan bentuk-bentuk integral dari hukum-hukum dasar ini pada soal-soal
di mana integran-integrannya diberikan atau dapat diasumsikan.

4.3 KEKEKALAN MASSA


Hubungan yang paling umum untuk kekekalan massa dengan deskripsi Eulerian yang berfokus pada volume tetap telah
disusun dalam Subbab 4.2 dan adalah

+ J.. pff .vaa


*1,,p dv
o= (4.12)

Karena limit-limit pada integral volume tidak bergantung pada waktu, ini dapat dituliskan

o=[Jcv 4ao*l
a_1 Jcs'
oi.vae (4.13)

Jika aliran yang dicari dapat diasumsikan sebagai aliran tunak sehingga waktu tidak masuk ke dalam Pers. (4.13),
persamaannya disederhanakan menjadi
O = J., pi-.Val (4.14)

Aliran-aliran di mana densitasnya seragam di suatu area adalah jenis aliran yang terutama ingin diketahui dalam pembahasan
mengenai fluida. Selain itu, kebanyakan aplikasi memiliki satu jalur masuk dan satu jalur keluar. Untuk soal demikian,
Pers. (4.14) dapat dituliskan
PrAri, = P,A,i, (4.1 s)

Di mana tanda garis atas menandakan suatu rata-rata di suatu area, artinya, i e = lV dA. Perhatikan juga bahwa di suatu
jalur masuk, kita menggunakan i . Vr = -Vt karena vektor satuan mengarah keluar dari volume dan arah kecepatan adalah
ke dalam volume, akan tetapi dijalur keluar i Yz= Vz karena kedua vektor memiliki arah yang sama.
Untuk aliran-aliran inkompresibel di mana densitas tidak berubah* di antara jalur masuk dan jalur keluar dan
kecepatannya adalah seragam di setiap area, kekekalan massa disederhanakan menjadi:

* Tidak semua aliran inkompresibel memiliki densitas konstan. Misainya aliran atmosfer dan lautan dan juga air asin yang mengalir di kanal yang
juga dialiri air tawar.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 59/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

52 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL IBAB 4

ArV. = ArV, @.14


Setiap persamaan di atas kita sebut sebagat persamaan kontinuitas. Yang diberikan dalam Pers. (4.16) akan sering
digunakan. Persamaan-persamaan ini paling sering digunakan untuk menghubungkan berbagai kecepatan di bagian-bagian
yang berbeda.
Kuantitas pVA adalahflul<s massa dan memiliki satuan kg/s (slug/sec). Kuantitas VA adal*t laju aliran (atau pembuangan)
dan memiliki satuan m2ls 1ft3/sec atau cfs). Fluks massa biasanya digunakan dalam aliran gas dan pembuangan dalam
aliran cairan. Definisinva adalah
,;7 = pAV @.1n
Q=AV
di mana V adalah kecepatan rata-rata di suatu bagian aliran.

COI{TOH 4.1 Air mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 6 cm dengan }aju aliran 0,06 m3ls. Diameter pipa
diturunkan menjadi 2.8 cm. Hirunglah kecepatan maksimum di dalam pipa. Hitung juga fluks massanya. Asumsikan profii
aliran yang seragam.
Penyelesaian: Kecepatan maksimum di dalam pipa berada di mana diameternya paling kecil. Di bagian berdiameter 2,8
cm kita memiliki

Q=AV *
0,02=nx0,014?% :. Va 32,5 mls
Fluks massanya adalah
' ti, = 98 = 1000 x 0,02 = 20 kg/s

CONTOH 4.2Air mengalir kr dalam suatu volume yang berisi spons dengan laju aliran 0,02 m3/s. Air keluar dari volume
tersehut melalui dua tahung, safu berdiameter 2. cm dan yang lainnya dengan fluki massa 10 kg/s. Jika kecepatan keluar dari
tabung berdiameter 2 cm ,iutut ts rnls, tenrukanlarr ralu peiuuJ;;;;#;i fi;; ;;;;#;;"
Penyelesaian: Persamaan kontinuitas (4.12) digunakan. Ini dituliskan dalam bentuk
d*,^,
0^ = ---l:t + m^ + oA^V'
D
* PQ'
d.t

dimana m,ut=Jpd+dankeduajalurkeluardan jalurmasukberkontribusipadaketigasukulainnya.Denganmenuliskansuku


derivatifnya dengan rtno, persamaan kontinuitas
ol yero@rac4l svuf[lull@J menjadi
rrr9rtJ4Bl

-
= ifi; {; li{:itrx n x o,o1? x 15 = 5 2e ke,s
Spons menyerap air dengan laju 5.29 kg/s.

4.4 PERSAMAAN ENERGI


Hukum pertama termodinamika, atau singkatnya, persamaan energi, memiliki kegunaan pada saat perpindahan kalor atau
usaha ingin diketahui. Jika pada intinya tidak terjadi perpindahan kalor dan tidak ada usaha eksternal dari pompa atau alat
lainnya, persamaan energi memungkinkan kita menghubungkan tekanan, kecepatan dan ketinggian. Kita lihat bagaimana
persamaan ini disusun. Kita mulai dengan persamaan energi (4.8) daiam bentuk umumnya
O - w=* 1," ep drt * 1,, np i .Y dA \4.t8)
Kebanyakan aplikasi memungkinkan kita untuk menyederhanakan persamaan ini dengan mengasumsikan aliran tunak
yang seragam dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar. Persamaan energi disederhanakan menjadi

- W = ezpz VrA, - ept VtAt


Q G.lg)
di mana kita telah menggunakan i.V = -yl di jalur masuk. Dengan menggunakan persamaan kontinuitas (4.15), ini
dituliskan
O-W=fi(e2-e) (.20)
Suku laju usaha dihasilkan oleh gaya yang bergerak dengan suatu kecepatun, iV = F .V Gaya ini dapat berupa tekanan

atau gaya geser yang dikalikan dengan suatu iuas. Jika alirannya berada di dalam sebuah pipa atau saluran, dinding-
dindingnya tidak bergerak jadi tidak terdapat usaha yang dilakukan oleh dinding-dinding. Jika terdapat sebuah sabuk

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 60/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

B.\B 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 53

bergerak, bisa terjadi masukan usaha yang disebabkan oleh gaya geser di antara sabuk dan fluida. Suku-suku laju usaha
l ang paling umum dijumpai dihasilkan oleh gaya-gaya tekanan di jalur masuk dan keluar (tekanan diasumsikan seragam
pada setiap area) dan oleh setiap alat yang diletakkan di antara jalur rnasuk dan keluar. Suku laju usaha diekspresikan
sebagai

lU = prArV2- prArVr+ W, (4.21)

di mana keluaran daya dianggap positif dan I{, adalah keluaran daya poros dari volume kontrol (pompa merupakan daya
negatif dan turbin memberikan keluaran daya positifl. Dengan menggunakan ekspresi untuk e yang diberikan dalam Pers.
(1.29), Pers. (4.20) menjadi

Q - n2Arvr+ p,A,v,-fur= ^ (+ + sz2+ ilr-+- szr- r') (4.22)

Suku perpindahan kalor dan suku-suku energi internal membentuk rugi-rugi dalam aliran (efek-efek kekentalan menyebabkan
perpindahan kalor dan/atau kenaikan energi internal). Bagilah Pers. (4.22) dengan rhg dar sederhanakan*

(4.23)

di mana kita telah memasukkan suku rugi sebagai hr,lan1 disebut rugi head; suku ini adalah hr= (Tr.2-ir)ls +Ql itg.

Aliran inkompresibel terjadi dalam banyak aplikasilehing1a Tt = yr. Kita ingat bahwa yuntuk air adalah 9810 N/m3
162.41b/ft31.
Suku rugi head seringkali diekspresikan dalam bentuk koefisien rugi K
tt2
h,=Kl-
  )o
(4.24)

di mana V adalah suatu kecepatan"karakteristik di dalam aliran; jika kecepatan ini tidak dapat diketahui dengan jelas
definisinya akan diberikan. Beberapa koefisien rugi diberikan dalam Tabel 7.2; di dalam bab ini nilainya akan diberikan
saja.
Suku ft. disebut rugi head karena memiliki dimensi panjang. Kita juga menyebut V2/2g sebagai head kecepatan
(velocity head), ply sebagai head tekanan (pressure heafl dan z sebagai head. Penjumlahan ketiga suku ini adalah total
head.
Suku usaha poros dalam Pers. (4.23) biasanya diperoleh dari pompa atau turbin. Jika dari pompa, kita mendeflnisikan
head pompa 11" sebagai
-Ws \pWp (4.2s)
'mgmg
di mana W, adalah masukan usaha ke pompa dar, t1, adalah efisiensi pompa. Untuk turbin, head turbin H, adalah

LI_J_1
llT-T--
W" W-
(4.26)
' mg m84r
Di mana Wradalahkeluaran daya dari turbin dan tlTadalah efisiensi turbin. Daya memiliki satuan watt [(ft'1b)/sec] atau
daya kuda.
Jika alirannya tidak seragam di jalur masuk dan keluar, pengintegralan harus dilakukan untuk memperoleh energi
kinetik. Laju energi kinetik melintasi suatu luas adalah flihat Pers. (4.18) dan (1.29))

g.2n
Laju energi kinetik = I+ pv dA = llOv' ae
Jika distribusi kecepatannya diketahui, pengintegralan ini dapat dilakukan. Faktor koreksi energi kinetift cr didefinisikan
sebagai
lvj ae (4.28)
d.=
-V'A
Suku energi kinetik dapat dituliskan

I olv'ae = | ou v3t (4.29)

Sehingga, untuk aliran-aliran tak-seragam, persamaan energi mengambil bentuk

l,ir. vi pt v| pt
'+h,
---l=A2;*a,*--rY *r28' dl (4.30)
mg -zg - Yz Tt

* Kita menggunakantil= pzAzVz= prArVr

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 61/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

54 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL [BAB 4

CONTOH 4.3 Air mengalir dari sebuah penampung dengan ketinggian 30 m melalui sebual pipa berdiameter 5 cm yang memiliki
nozel berdiameter 2 cm yang terpasang di ujung pipa. scpeni ditunjukkan dalam Cbr. 4.3. Koefisien rugi untuk keseluruhan pipa
diberikan sebesar K = 1.2. Estimasikanlah laju aliran air melalui pipa. Selain itu. perkirakanlah tekanan repar di depan nozel
trugi-rugi melalui nozel dapat diabaikan). Nozel berada pada ketinggian l0 m.

Gamhar 4.3

Penyelesaian; Persamaan energi dituliskan dalam bentuk

di mana tekanan adalah 0 di permukaan 1 dan di jalur keluar 2, kecepatan adalah 0 di permukaan dan tidak terdapat usaha
poros (tidak terdapat pompa atau turbin.l. Koefisien rugi didasarkan pada kecepatan karakteristik V di dalam pipa dan tidak pada
kecepatan keluar 7.. Cunakan persam:um kontinuitas untuk menghubungkan kedua kecepatan:

A"dlA
V= irr= *V,
OiVr=
Persamaan energi memberikan

, =\+ + ro - 3o + r.2 &Y


* .-. vz= re,5 m/s

Tekanar tepat sebelum nozel diperoleh dengan mengaplikasikan persamaan energi melintasi nozel dengan mengasumsikan tidak
terjadi rugi-rugi (persamaan Bemoulli juga dapat digunakant. Bentuknya adalah

wl vlplv2p,
- +-E-LI_-_ - _1

di mana area 2 berada di jalur keluar dan p


-fr - -6r-6
)o

dan V berada
l/

di
' *2 )o y f

depan nozel. Persamaan energi memberikan

o=#fl* . ?.l,-t*)' -2x9,8 l0 t'I


9I1- -= -- 98 "...p = r85 3@ pa arau 185,3 kpa

CONTOH 4.4 Sepasang suami-istri yang sadar lingkungan memutuskan untuk membendung parit yang mengalir di samping
rumah mereka dan memperkirakan bahwa mereka dapat menghasilkan head 4 m di atas lubang keluar tuibin yang baru mereka
beli. Parit diasumsikan memiliki laju aliran 0.8 mr/s. Berapakah keluaran daya maksimum dari turbin jika diasumsikan ridak
terjadi rugi-rugi dan kecepatan di keluaran turbin adalah 3,6 rn/s?

Penyelesaian: Persamaan energi diaplikasikan sebagai berikut:


W. v1 pt V pl
- ;;=':,:r. "l * /'-'/e- V-
z' +
ft
Daya dihasilkan hanya oleh head di atas air: kecepatan yang keluar mengurangi daya. Diperoleh, dengan menggunakan ri =
Po = l@o x o'8 = 8oo kg/s'
,i, = ,.vl
Wr
'its\- ** t
,"2
= 800 x 9.8I x 4 * 8@ x''|- = rU200 Jis arau 26,2 kW

Kitaakan menunjukkan bahwa satuan padaritgz,adalahJ/s. Satuan pada s s, r* = IE''"


itgz,adalah$rq
r s, [s =l $5 =175
di mana. dari F = ma.kita lihat bahwa N = kg.m/s2. Jika satuan-satuan yang benar dimasukkan ke dalampersamaan-persamaan
yang kita gunakan. satuan-satuannya akan menjadi sebagaimana diharapkan. artinya, satuan pada liza haruslah J/s.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 62/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 55

di mana V, dan V, masing-masing adalah kecepatan rata-rata di bagian 1 dan 2. Persamaan (4.30) digunakan jika a
diketahui; untuk profil parabolik, a = 2 di dalam pipa dan a = 1,5 di antara pelat-pelat paralel. Untuk aliran turbulen
(kebanyakan aliran dalam aplikasi teknik), ct = l.

4.5 PERSAMAAN MOMENTUM


Jika perhitungan melibatkan gaya, seringkali kita perlu menerapkan hukum kedua Newton, atau sederhananya, persamaan
momentum, ke soal yang dihadapi. Untuk suatu volume umum, dengan menggunakan deskripsi pergerakan Eulerian,
persamaan momentum telah diberikan dalam Pers. (4.10) dalam bentuk yang paling umum untuk sebuah volume kontrol
tetap sebagai

l, =* 1", pY d,r * j.. vpa . vaa (4.31)

Ketika mengaplikasikan persamaan ini pada sebuah volume kontrol, kita harus berhati-hati untuk memasukkan semua gaya
yang bekerja pada volume kontrol tersebut, jadi sangatlah penting untuk membuat sketsa volume kontrol dan menunjukkan
gaya-gaya pada sketsa tersebut. (Volume kontrol menggantikan diagram benda bebas yang digunakan dalam mata-mata
kuliah statika, dinamika dan solid).
Dalam kebanyakan kasus kita menjumpai aliran-aliran tunak yang seragam dengan satu jalur masuk dan satu jalur
keluar. Untuk aliran-aliran demikian, Pers. (4.31) tereduksi menjadi

ll = prlrVrYr- prArVrY, (4.32)


Dengan menggunakan kontinuitas h = prArV, = prArV' persamaan momentum disederhanakan menjadi

Lt=*(%-vr) (4.33)

Ini adalah bentuk yang paling sering digunakan dalam perhitungan yang melibatkan gaya. Ini merupakan persamaan
vektor yang terdiri dari tiga persamaan skalar dalam sistem koordinat kartesian

I r, = i"t(v2,- v1*)
I F, = til(Vz,-- Vb) (4.34)

I r,=,h(v2-- vy)
Jika profil di jalur masuk dan keluar tidak seragam, Pers. (4.31) harus digunakan dan pengintegralan dilakukan atau
menggunakan faktor koreksi momentum B, jika diketahui. Faktor ini diperoleh dari

lov'ae = Bi2e (4.35)

Jadi persamaan momentum untuk aliran tunak dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar menjadi

Lt=a(p2yz-Btyt) (4.36)

di mana V, dan V, merepresentasikan vektor-vektor kecepatan rata-rata di kedua area tersebut.


Untuk profil-profll parabolik, B = 1,33 untuk pipa dan p = 1,2 untuk pelat-pelat paralel. Untuk aliran turbulen
(kebanyakan aliran dalam aplikasi teknik), B 1.
=
Suatu aplikasi penting dari persamaan momentum adalah pada deflektor (atau bilah) pompa, turbin atau kompresor.
Aplikasinya melibatkan baik deflektor stasioner maupun deflektor bergerak. Asumsi-asumsi berikut berlaku untuk
keduanya:
o Gaya gesekan di antara fluida dan deflektor dapat diabaikan.
r Tekanan diasumsikan konstan ketika fluida bergerak melalui deflektor.
o Gaya benda diasumsikan dapat diabaikan.
o Efek penyebaran arus aliran ke arah samping diabaikan.
Sketsa dari sebuah deflektor stasioner ditunjukkan dalam Gbr. 4.4. Persamaan Bernoulli memprediksi bahwa kecepatan
fluida tidak akan berubah (Vr= V1) ketika fluida bergerak melalui deflektor karena tekanannya tidak berubah, tidak terdapat
gesekan, alirannya tunak dan gaya-gaya benda dapat diabaikan. Persamaan-persamaan momentum komponen adalah:

-Rr= rir(Vrcos 0- V,) = mV,(cos a- 1) (4.31)


Rr= ritvrsin o = itvrsin a

Jika informasi yang diperlukan diberikan, komponen-komponen gayaflya dapat dihitung.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 63/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

56 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL [BAB 4

v1 V,r=Vr-Vu
VB vrt

Fluida ini tidak


mengubah momentum

v,r=Vr-vu
Gambar 4.4 Deflektor stasioner

Gamtrar 4.5 Suatu Deflektor yang bergerak

Analisis terhadap suatu deflektor bergerak lebih rumit. Apakah suatu deflektor tunggal (sebuah sekop air untuk
memperlambat laju kereta cepat) ataukan suatu rangkaian deflektor seperti dalam turbin? Pertama-tama. kita akan membahas
sebuah deflektor yang bergerak dengan kecepatan Vr, seperti ditunjukkan dalam Gbr.4.5. Bingkai referensinya melekat ke
deflektor sehingga alirannya menjadi tunak terhadap bingkai referensi tersebutx. Deflektor melihat kecepatan dari fluida
kecepatan relatif y,r dan kecepatan relatif inilah yang diprediksi oleh persamaan Bernoulli akan
yang datang sebagai
tetap konstan di sepanjang deflektor, artinya, V,z = V,r.Kecepatan dari fluida yang keluar dari nozel yang tetap adalah
V,. Jadi persamaan momentum memberikan
-R,= h,(v, - vr)(cos a - 1) (4.38)

Rr= h,(vr_vr) srn a

Di mana ri adalah bagian dari fluida yang keluar yang momentumnya telah berubah. Dengan bergeraknya deflektor
menjauhi nozel, fluida yang direpresentasikan oleh panjang VrAr tidak mengalami perubahan momentum. Fluks massa
dari fluida yang mengalami perubahan momentum adalah

m,= pA(V, - Vu) (4.3e)

jadi ini adalah fluks massa yang digunakan dalam ekspresi-ekspresi untuk komponen-komponen gaya.
Untuk suatu rangkaian bilah-bilah, nozel-nozel biasanya diarahkan sedemikian rupa sehingga fluida memasuki bilah-
bilah dari samping dengan suatu sudut B, dan keluar dari bilah-bilah dengan sudut B2, seperti ditunjukkan dalam Gbr.
4.6. Bilah-bilah dirancang sehingga kecepatan masuk relatif V,, memasuki bilah-bilah dengan arah tangensial terhadap
bilah (kecepatan relatif selalu keluar dengan arah tangensial terhadap bilah) seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.7. Kecepatan
relatiflah yang besarnya tetap konstan ketika fluida bergerak melalui bilah, artinya, V ^ = V,,. Kita juga perhatikan bahwa

Jet tetap

i ",4

o^\
,t/ ,/

Posisi rata-rata
waktu dari jet
yang keluar

Gambar 4.6 Suatu rangkaian bilah

* Jika deJlektor diamoti dari sebuah jet ydng tetap, defiektor bergerak menjauhi jet dan alirannya tidak tunak. Aliran menjadi tunak jika diamati dari
deJlektor.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 64/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 51

vrl
d1

a2

Gambar 4.7 (a) Posisi rata-rata dari jet, (D) poligon kecepatan masuk dan (c) poligon kecepatan keluar.

semua fluida yang keluar dari jet yang bergerak memiliki momentum yang telah berubah. Jadi, ekspresi untuk menentukan
komponen x dai' gaya adalah
*R, = it(vr,- vr,) (4.40)

Komponen x dali gaya inilah yang memungkinkan daya untuk dihitung; komponen y tidak melakukan usaha sehingga
tidak memberikan kontribusi pada daya. Daya diperoleh dari

Ii = NRrVe @.41)
di mana N adalah jumlah jet di dalam alat dan kita telah mengamati bahwa gaya & bergerak dengan kecepatan Vr.

CONTOH 4.5 Sebuah selang berdiameter l0 cm dijaga pada tekanan 1600 kPa untuk menyiram api dari sebuah tanker. Di ujung
selang terdapat sebuah. nozel berdiameter 2.5 cm. Estimasikanlah gaya yang diberikan oleh air pada nozel tersebut. Di dalam
nozel yang peadek rugi-nrgi dapat diabaikan

Penyelesaian: Sketsa dari air yang berada di dalam nozel sangat penting sehingga volume kontrolnya dapat diidentifikasi
dengan benar. Sketsa ini ditunjukkan dalam Gbr. 4.8. Perhatikan bahwa p, = 0 dan kita memperkirakan gaya f'rr dari nozel pada
air bekerja ke arah kiri. Kecepatan di depan nozel dan di keluaran nozel perlu diketahui. Kontinuitas memberikan

rV, = ArV, .'. V2= lo1 y, = t6y,


2.5,

Gambar 4.8

Persamaan energi mengharuskan

+ .'o' + g,+ dan to'uzi 'T.


+. * g,=4 lt
-. Vt - 3,54 m/s dan Vz = 56'68 m/s 'tffi*
Maka persamaan momentum memberikan
p,A, * F* = ri{Vz* y1) = pArvrlvr- v,; = l5p Arv
1600000x rcx 0,052 -Fa = 15 x 10@ xrx0$52x 3,543 ;.Ftq- 12400N
L -.^--
Gaya dari air pada nozel besamya sama dengan arah L--t^-,,--^-
yang berlawanan l^---
dengan Fr.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 65/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

58 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL IBAB {

CONTOH 4.6 Sebuah turbin.uap merniliki delapan noz.el berdiameter 4 cm yang masing-masing menyemburkan uap pada
200 m/s seperti d;itunjukkan dalam Gb,r. 4.9. Bilah-bilah tu*innya bergerak pada 80 m/s dan densitas uapnya adalah 2,2 kg/m'.
Hitunglah keluaran daya maksimumnya jika diasumsikan ridak terjadi rugi-rugi.
---_ Jet tetap

Bb=s5 "rA
$ Gambar 4.9

Penyelesaian: Sudut al ditentukan dari poligon kecepetan dalam Gbr. 4.7(b). Untuk komponen-komponen.x dan y, deugan
menggunakan Vr = ?00 m/s dan 7a = 80 rnls' kita memiliki

200 sin 30' - V,, sin c,


lffi cos 30" = B0 + V,, cos a,

Terdapat dua variabel yang tidak diketahui dalam kedua persamaaR di atas; V,, dan a,- Penyelesaian secara simultan
menghasilkan
v,, * L36,7 nis dan ar.= 47,n'

Dengan mengatraikan rugi-rugi dapat diperolehVu=V,t= 136,7 m/s sehingga poligon kecepatan di jatur keluar [Gbr' 4.?(c)]
memberikan
V, sin B, = 136,7 rin 30o

V, cos Br= 80 * 136'7 cos 30o

Kedua persarnaan ini diselesaikan untuk memberikaa


Vz = 78.39 rnls dan F: = I 19.3'

Amati bahwa poligon keceparan keluar tampak seperti dalam Cbr. 4.10.

Gambar 4.10

Gaya yang bekerja pada bilah-bilah yang disebabkan oleh satu nozel adaleh

-r = rh(yx* V*)
=2,2xwxO,A22 x200(-?8,39 cos 60,7o - 200 cos 30o) .'. F = 1I,7N
Jadi keluaran dayanya adalah
V[= N x F x V, = 8 x 11,7 x 80 = 7488 W atau 10,04 hp

CONTOH 4.7 Aliran air yang lumayan deras di dalam rebuah saluran persegi horizcntal dapat secara tibatitra "melompat'' ke
tingkat yang lebih tiaggi (yang mungkiu disebabkan oleh suatu pengh*lang di bagian hilir). Ini disebut sebagai lompatan hidrolik.
Untuk sinrasi yang ditunjukkan dalam Gb,r.4.11, hinrnglah kedalaman di bagian hilir. Asurnsikan aliran seragam.

v2

-.----------.>

Gambar 4.11

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 66/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 59

Penyelesaian: Untuk saluran yang pendek, gaya gesekan pada dinding dapat diabaikan Gaya-gaya yang tekerja pada air
adalah F, yang bekerja ke arah kanan dan F2 yang bekerja ke arah kiri; besarnya adalah (asumsikan lebar w)
Fr= yhrAr= 98 l0 x 0.20 x 0'40w = 785w dan Fr= yhrAr= yyj x yrw
Dengan melerapkan persamaan momentum ot*;t:
tt F* - rit(Vz
: ,r, - V)
rr \ = pA{{V2
^ r rr
- Vr)
785w - 4905 x wy| = 1000 x 0,4p x 4{Vr- 4)

Lebar w dapat dikeluarkan dari persarnaan ini, akan tetapi terdapat dua variabel yang tidak diketahui, y, dan Vr. Persamaan
kontinuitas menghubungkan kedua vmiabel ,n
UrU, = OrU,
Vz _
1.6
1ulzVz =w xO,4 x 4 "'. = f
Masukkan ini ke dalam persamaan ffomentum

Tr':xr? = 1600 (f ,)
Ini adalah persamaan kubik, akan tetapi deugan sedikit kecerdasan dapat menjadi kuadrat. Jika kita faktorkan:

1214 l0yr)(4 + l0yr.t = t.6 - 4v2) = (4 - l0)2)

Faktor (4 - l0e) terbagi habis sehingga -diperoleh persamaan $0t


kuadrat *:,:
' )l+0,4y,-1.306=0
Persamaan ini mer,niliki dua'akar. Satu yang diinginkan adalah

Y2= 2'12 m
Efek yang cukup menarik ini mirip dengan getaran kejul tshock wave) yang terbentuk dalam atiran gas supersonik. Ini merupakan
cara alam untu( menggerakkan sesuatu yang bergerak cukup cepat ke sesuatu yang bergerak jauh lebih lambat sambil i:,rjig.,
kontinuitas dan momentum. Sejumlah besar energi terbuang ketika terjadi perubahan mendadak melalui lompatan hidrolik inil
besarnya dapat diketahui melatui persamaan energi.

Soal-soal dan Penyelesaiannya


4.1 Sebuah balon diisi dengan air di saat diameternya 50 cm. Jika laju aliran ke dalam balon adaah 200 galon/menit,
berapakah laju pertambahan diameternya?
Laju pertambahan volume balon adalah

#=*(1"o') =4rR2#=to'#
Konversikan galon per menit menjadi m3/s

200 galon
Tt , 6u
menit x 0.003785gaton I r9 r
oetlK
= 0,01262 mr/s

Kedua persamaan di atas harus setara jika massa ingin dikonservasi (dalam kasus ini, volume terkonservasi karena air
bersifat inkompresibel). Ini memberikan
oi = o.ot262 .'. = o.otzr
I x o.so:
" ff m/s

4.2 Udara pada 40"C dan 250 kPa mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 32 cm pada 10 m/s. Diameter pipa
berubah menjadi 20 cm dan densitas udara berubah menjadi 3,5 kg/m3. Hitunglah kecepatan di dalam pipa dengan
diameter yang lebih kecil.
Persamaan kontinuitas (4. 15) digunakan

p,A,v, = prArv, ii - r, = prodil ,. :. v2=


or'rir.T,
,,
Masukhan inlormasi yang diberikan ke dalam persamaan ini dan

oi.r,_ 0.32i x
'=
v^
- p.d1 RT, ,.'r
= 3.sox 313 x lo = 28,5 m/s
-= 3.5 x 0.202 x 0.287
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 67/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

60 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL IBAB 4

Perhatikan: Tekanan yang diberikan diasumsikan berupa tekanan alat ukur, sehingga 100 kPa harus ditambahkan untuk
mengkonversikannya menjadi tekanan absolut. Tekanan dinyatakan datam kPa karena konstanta gas memiliki satuan kJ/
(ke'K).

4.3 Suatu cairan mengalir sebagai aliran seragam di dalam sebuah saluran persegi 2 cmx 4 cm. Aliran keluar melalui
sebuah pipa berdiameter 2 cm dengan profil parabola. Jika kecepatan maksimum di dalam pipa adalah 4 m/s,
berapakah kecepatan di dalam saluran persegi tersebut?
Persamaandariparabolauntuku(r)harusmemberikankecepatan4m/sdir=0dan0m/sdir=0,01 m.Profilkecepatan
yang memberikan ini adalah
u(r) 40 000(0,012 - r2)

Persamaan kontinuitas dari aliran inkompresibel (fluidanya berupa cairan) memiliki bentuk

Arv, = Io,u(r)2xr o, = Ioo'


40 000(0.012 - r2t2ttr dr

di mana 2nr di dalam integral adalah luas diferensial yang dilewati aliran fluida. Persamaan di atas memberikan

v, = 49-000-z2r [p ^ u .x. 0.0 12 0.0 14 \


o,o2 x o,o4 tJ.ol'
,

T - 7)= 0.785 m/s

4.4 Sebuah turbin dirancang untuk mengambil energi dari sebuah sumber air yang mengalir melalui sebuah pipa
berdiameter 10 cm pada tekanan 800 kPa dengan kecepatan rata-rata 10 m/s. Jika turbin tersebut 907o efisien,
berapa energi yang dapat dihasilkan jika air dibuang ke atmosfer melaiui sebuah pipa berdiameter 20 cm?
Laju aliran dan kecepatan di lubang keluar adalah

= ArVr=nx 0,052 x l0=0,0854m3/s Vz=Vt* g=2,5


Q
'di = r|t 2oz m/s

Tekanan di lubang keluar diasumsikan atmosfer, artinya, pz = 0. Persamaan energi diaptikasikan di antara lubang masuk
dan keluar dari turbin
% v1 *fI - Pt v'?, / ./ pl
-*s=4. rt vi-E-/*7,
di mana suku rugi head dihilangkan dan dimasukkan sebagai tingkat efisiensi dari turbin. Dengan memasukkan informasi
yang tepat akan diperoleh
Ws 'T
2,52 _ to2 8oo ooo w 72 300 w
- iO6dx 0p8---'r--54
= "' s =
Ini adalah daya yang diambil dari air. Daya yang dihasilkan akan lebih kecil daripada ini dikarenakan adanya rugi-rugi
melalui turbin yang diukur melalui tingkat efisiensi, jadi

fu, = 7rlV, = 09 x72,3 = 65,1 kW


Periksalah satuan-satuan pada persamaan-persamaan di atas untuk memastikan konsistensinya

4.5 Laju aliran di dalam suatu pipa ditentukan dengan menggunakan meter Ventttri yang ditunjukkan dalam Gbr. 4.12.
Dengan menggunakan informasi yang diberikan di dalam gambar dan h = 4 cm, hitunglah laju aliran dengan
mengasumsikan aliran seragam dan tidak terjadi rugi-rugi (asumsi-asumsi ini dapat diterima untuk aliran yang
sangat turbulen).

6cm

Gambar 4.I2

Manometer ini memungkin tekanan-tekanan (yang diukur di garis tengah pipa) untuk saling dihubungkan melalui
p1 + 9810 x z + 0,04 x 9810 - p2+9870 x z+0,04 x 13,6 x 9810 :.pt-pz= 4944Pa
di mana z diukur dari puncak air raksa ke garis tengah. Persamaan kontinuitas menghubungkan Vrke V,
s2

vz= ,d: = 46' v, = 2,ii8 vl


v,\ ,

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 68/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 6t

Persamaan energi kemudian digunakan untuk memperoleh

. Pz *. _1 Pt* v?* t+ t
v2,
* ata,,
2J7s2V1-
---zrjFr
v1 _ p4
:. V, = 1,213 mls
2r i /,= r' zE ft ft = 9810
Laju alirannya adalah
Q = ArVr= n x 0,052 x 1,213 = 0,00953 m3/s

4.6 Sebuah bendungan diusulkan untuk suatu aliran yang memiliki kedalaman 25 cm dan lebar 350 cm dengan kecepatan rata-
rata 2,2 m/s. Jika bendungan tersebut dapat dibangun sehingga permukaan bebas berada 10 m di atas turbin, estimasikanlah
keluaran daya maksimum yang dihasilkan turbin dengan efisiensi 88 persen.
Laju aliran dari air yang mengalir melalui turbin adalah

Q = ArVt = 0,25 x 3,5 x 2,2 = 1,925 m3ls


Persamaan energi diaplikasikan di antara permukaan penampung di belakang bendungan, di mana pt = 0, Vr = 0 dan
zr = l0 m dan keluaran dari turbin di mana kita asumsikan, untuk menghasilkan keluaran daya maksimum, bahwa V, =
0, pz= 0 dan 4, = g

h=*.#./,-'t # z,+hL

. .fr, = ,itgzt = (1000 x 1,925) x 9,81 x 10 = 189 000 W


Rugi-rugi turbin sudah termasuk di dalam tingkat efisiensi. Keluaran maksimum turbin adalah

W, =47Ws = 0,88 x 189 = 166 kW

4.7 Sebuah pompa digunakan untuk memompa air dari sebuah penampung ke tangki air seperti ditunjukkan dalam Gbr.
4.13. Kebanyakan pompa memiliki kurva pompa yang menghubungkan kebutuhan daya pompa dengan laju aliran,
seperti yang diberikan dalam gambar tersebut. Estimasikanlah laju aliran yang dihasilkan oleh pompa. Koefisien
rugi secara keseluruhan adalah K = 4.

H, (m)
25
20
15
10

Gambar 4.13

Koeflsien ruginya adalah berdasarkan kecepatan rata-rata di dalam pipa. Persamaan energi yang diaplikasikan di antara
kedua permukaan air memiliki bentuk
.
Wp v/ p/ pl vl _,1__ v2 ls +4 Q'
* * =r-t' - fr- Z1i hr= z2- zt + K =
fu # =
f b 7r xfr5,"z g

Maka persamaan energinya adalah flihat Pers. (4.25)]


Hp=15+26Q2
Persamaan energi ini dan persamaan yang direpresentasikan oleh kurva pompa di dalam gambar diselesaikan secara simultan
sebagai berikut:
Coba Q = 0,1 : (Hp)",*^= 24m dan (Hp)"n"rgi = 15,3 m
Coba Q = 0,2 : (Ilp)"u*u = 17m dan (Hp)"n"rei = 16 m

Jadi estimasinya adalah Q = 0,21 m3ls.

4.8 Integralkanlah profil kecepatan yang tepat dan hitunglah energi kinetik yang dipindahkan oleh suatu aliran air
yang memiliki profil parabola di dalam sebuah pipa berdiameter 4 cm jika laju alirannya adalah 0,005 m3/s.
Profil parabola yang dinding mana m dan z umaks di garis tengah adalah u(r) z*"*,
memillkiu=
(1 - r2lO,O22'1. Laju alirannya adalah0 di di r=0,02 = =

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 69/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

62 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL IBAB 4

O =l.utrtdA
A

0.00s = nm"k.i.,'(,j;;1) 2nr dr = 2tre."r,(ry'- o'?") .. &mak. = 8 m./s

Laju energi kinetik diferensial yang mengalir melalui luas diferensial 2nr dr adalah | ;v2 = )tp2ttr dr x vtv2. lai

diintegralkan untuk menghasilkan


ro'ol
I l
*E = J. )rp:-o, ,1r x t'tv: = 1000n l, t'( to:.,#)' , o,
= ry x 83 x roooz0 - lto,o22)4
]i"= so lr,
Ini dapat dicek dengan menggunakan cr = 2, sebagaimana disebutkan setelah Pers. (4.30.)

I a,iri' = lx 2$,005 x 1000) x 42 = 80 J/s

di mana kita telah menggunakan kecepatan rata-rata sebesar setengah dari kecepatan maksimum untuk profil parabola di
dalam pipa.

4.9 Sebuah nozel dipasang pada sebuah selang berdiameter 6 cm akan tetapi nozel horizontal tersebut membelokkan
air melalui sudut 90o. Lubang keluar nozel berdiameter 3 cm dan laju alirannya adalah 500 L/menit. Tentukanlah
komponen-komponen gaya dari air pada nozel dan besamya gaya resultan yang dihasilkan. Tekanan di dalam
selang adalah 400 kPa dan air keluar ke atmosfer.

PrAr

V\

Gambar 4.14

Pertama-tama, kita harus membuat sketsa volume kontrolnya karena di dalam soal tidak diberikan. Sketsa ini ditunjukkan
dalam Gbr.4.l4. Volume kontrol menunjukkan air dengan komponen-komponen gaya dari nozel pada air. Kecepatan-
kecepatannya dihitung sebesar
q- 0'50/60 2.95 m/s Vz=4xVr=11,79nls
'I = At
v.
nx0,032
=

Tekanan p, diperoleh dengan menggunakan persamaan energi. Rugi-rugi yang terjadi di dalam aliran yang dipercepat akan
diabaikan:

* 1000 (rrn')-2ss
+.f */"='jt*'r' rl'
Persamaan momentum memberikan komponen-komponen gaya [lihat Pers. (4.34)]
fr = )=u'''o'u
PtAt - Fx = lr?(\- YlJ
65 150 x nx 0,032-Fx = -(0,50/60) x 1000 x 2,95 ".F,= 20SN
f -Y.A,
t;: = ntV, -K.)),ooo x ll.7e e8.2 N
=,o.so)oor =
Besarnya gaya resultan yang dihasilkan adalah

a= /"i + Fl, = ,[2092 + 98.22 = 231 N


Gaya dari air pada nozel harus memiliki besar yang sama dan arah yang berlawanan dengan F, dan F_".

4.10 Aliran mengalir melalui sebuah ekspansi


p1
tajam seperti ditunjukkan dalam Gbr.4.15. Tekanan sebelum dan sesudah
p2. Tentukanlah ekspresi untuk rugi head yang disebabkan oleh ekspansi
ekspansi masing-masing adalah dan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 70/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN.PERSAMAAN INTEGRAL 63

PzAz
Vt- Control volume

E -
Gambar 4.15

tersebutjika alirannya diasumsikan seragam. Catatan: Soal ini perlu menggunakan persamaan momentum. energi
dan kontinuitas.
Volume kontrolnya ditunjukkan dari ekspansi ke area di bagian hilir di mana aliran memenuhi area tersebut dan kecepatannya
menjadi seragam lagi di seluruh luas Ar. Perhatikan bahwa tekanan adalah p, di seluruh area tepat di belakang ekspansi
karena aliran berseparasi dengan streamline-streamline paralel dan kemudian berekspansi untuk memenuhi area tersebut.
(Rugi head disebabkan oleh energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran di daerah separasi.) Persamaan momentum
memberikan

Irt r, = tix(v2, - vh) p1A2- p\z= pArvr(vr - v1) er? = vrlv- - v1)

Persamaan energi yang memasukkan rugi head hL, yang diaplikasikan di antara potongan 1 dan 2, adalah

V,' Pt vl p, Pz- Pt V', - Vi


Zi* y +8ir =:S* y=*8.2+hL :'ht=
. t- T 7g

Dengan memasukkan selisih tekanan yang diperoleh dari persamaan momentum akan diperoleh

n,=2\;v)-'+=q;1
Persamaan kontinuitas mengharuskan Vz = VtAtlAt.Masukkan ini ke dalam persamaan di atas dan didapatkan ekspresi
untuk rugi head

h,=('\ LfE
Koefisien rugi dalam Pers. (4.24'S adalah r( = (I - AtlA)2 berdasarkan kecepatan masuk V,.
sudut 120' tapi miring ke satu sisi pada 30'. Jika
4.ll Bilah pada sebuah pembersihkg/m3,
salju memiliki densitas 500 salju menyekop
berapakah salju yang melalui
dayabasah dibutuhkan untuk menggerakkan bilah pada 40 milijam
jika menyekop lapisan salju dengan tebal 15 cm dan lebar 3 m?
Persamaan momentum (4.37) dituliskan untuk memperhitungkan komponen yang disebabkan oleh sudut samping (bilahnya
stasioner dan salju bergerak ke arah bilah)

R,= -rit(Vrcos Gl cos e -V) = pAVi (cos a, cos 0 - 1)

= -500(0,15 x 3)(40 x 0,447)2(cos 120o cos 30'- 1) = 31 150 N


di mana 0,447 mengkonversikan mil/jam menjadi m/s. Kita telah mengabaikan gesekan yang disebabkan oleh salju yang
bergerak di atas bilah, yang nilainya kecil jika dibandingkan dengan gaya di atas, sehingga kecepatan salju relatif terhadap
bilah tetap konstan, artinya, V, = Vr. Maka dayanya adalah
31 150(40 x 0,447) = 557 000 W atau 746 hp

Soal-soal Tambahan

4.12 Asumsi-asumsi apa saja yang diperlukan pada suatu aliran sehingga Pers. (4.3) dapat disederhanakan menjadi EF = ma?

4.13 Buatlah sketsa ketiga volume #r, iz dan #3 lang ditunjukkan secara umum dalam Gbr. 4.1, dengan mengasumsikan kenaikan
waktu singkat Ar untuk volume kontrol tetap dari
(a) Sebuah nozel di ujung sebuah selang.
(D) Sebuah balon yang sedang diisi udara (volume tetapnya adalah balon pada waktu r)
(c) Sebuah balon yang sedang membuang udara (volume tetapnya adalah balon pada waktu t)
(d) Sebuah sambungan 7 di dalam jalur pipa.

4.14 Buatlah sketsa vektor kecepatan V dan vektor satuan normal ff pada setiap area.

(a) Area permukaan bebas pada sebuah tangki air yang sedang dikuras.
(D) Area masuk dari sebuah turbin.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 71/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 72/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 65

(a) V, = 5 nrls, Q, = 0,002 m3/s dan rh3 = 2,5 kgls.


, (b) Vr= 10 m/s, iz= 1,5 kg/s dan 0: = 0,003 m3/s.
G) if = 9,5 kg/s, Qz= 0,003 m3/s dan Vt = 12 nt/s.
4.2g Sebuah spons berada di dalam sebuah volume yang memiliki satu jalur masuk berdiameter 4 cm. Aryangdimasuki aliran air
dan dua jalur keluar berdiameter 2 cm, A, dan A,. Jlka dm/dt dari spons tersebut = 0,

(c) Tentukanlah V, jika Qz = O,OO2 m3/s dan ht = 2,5 kg/s.


(b) Tentukanlah rit, jika Vr = 10 m/s dan O: = 0,003 m3/s.
(c) Tentukanlah Q, jrka hr = 4.5 kg/s dan V: = 4 m/s.

u(Y)

Gambar 4.17

4.30 Udara atmosfer mengalir di atas sebuah pelat datar seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.17.Viskositas membuat udara melekat ke
permukaan sehingga.rnembentuk suatu lapisan batas tipis. Estimasikanlah fluks massa h dat'tudara yang melintasi permukaan
yang terletak 10 cm di atas pelat selebar 120 cm tersebut jika u(r) = 800).

4.31 Jika sebuah streamline berada 5 cm di atas pelat datar dalam Gbr. 4.17 di bagian ujung depannya, berapa jauhkah jaraknya
dari pelat tersebut di lokasi di mana z(y) = 800y?

Persamaan Energi
4.32 Air memasuki sebuah nozel horizontal dengan diameter d, dan drpada 10 m/s dan keluar ke atmosfer. Estimasikanlah tekanan
di depan nozel tersebut jika
(a)dr= Scmdan dz=6cm
(b) dt= 8 cm dan dz= 4 cm
(c) dr - 10 cm dan dz= 6 cm
(Adr=12cmdandz=5cm
4.33 Air tersimpan di dalam sebuah menara besar yang memasok suatu kota. Jika puncak menara berada 30 m di atas lubang
keluar di dasar menara, berapakah kecepatan maksimum yang dapat diharapkan di lubang keluar (ke atmosfer)? Bagaimanakah
kecepatan maksimum ini jika dibandingan dengan sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama?

4.34 Sebuah jet kecepatan tinggi digunakan untuk memotong bahan-bahan padat. Estimasikanlah tekanan maksimum yang terbentuk
pada bahan jika kecepatan yang keluar dari jet air adalah (d) 100 m/s, (b) 120 mls dan (c) 120 m/s.
4.35 UlangiSoal 4.5dengan(a)h= 5cm, (b) h=6cm, dan(c) ft=8cm
4.36 Integralkan prolil kecepatan yang tepat dan hitunglah laju energi kinetik yang dipindahkan oleh suatu aliran air yang memiliki
profil parabola di dalam sebuah saluran berukuran 2 cm x 1 5 cm jika laju alirannya adalah 0,01 2 m3/s. Periksalah perhitunganmu
dengan menggunakan Pers. (4.30) dengan a= 1,5.

4.37 Koefisien rugi dalam Contoh 4.3 dinaikkan menjadi (a) 2,0, (b) 3,2 dan (c) 6,0. Ulangi soal tersebut. (Koefisien rugi bergantung
terutama pada bahan pipa, misalnya plastik, tembaga, besi tempa, jadi nilainya dapat bervariasi cukup jauh).

4.38 Air dipindahkan dari penampung dengan ketinggian permukaan 135 m ke penampung yang lebih rendah dengan ketinggian
permukaan 25 m melalui sebuah pipa berdiameter 24 cm. Estimasikanlah laju aliran dan fluks massa yang melewati pipa jika
koefisien di antara kedua permukaan adalah (a) 20, (b) 30, dan (c) 40
4.39 Asumsikan aliran seragam di dalam pipa dalam Soal 4.18 dan hitunglah kecepatan di dalam pipa yang lebih besar jika
penunjukkan manometer adalah h dan (a) 30 cm, (D) 25 cm, dan (c) 20 cm.

diameter l0 cm

Air

Gambar 4.18

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 73/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

66 PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL JBAB 4

4.40 Sebuah pompa yang 85 persen efisien digunakan untuk menaikkan tekanan air di dalam sebuah pipa 10 cm dari 120 menjadi
800 kPa. Berapakah kebutuhan daya kuda dari pompa untuk laju aliran (a) 0,015 m3/s, (b) 20Lls dan (c) 4000 galon/jam?
4.41 Sebuah turbin yang 90 persen efisien menerima air pada 400 kPa di dalam sebuah pipa berdiameter 16 cm. Berapakah keluaran
daya maksimum jika laju alirannya adalah (a) 0,08 m3/s, (bt) 0,06 *3/s dun (c) 0,04 m3/s?
4.42 Udara memasuki sebuah kompresor pada25"C dan 10 kPa dengan kecepatan yang dapat diabaikan. Udara keluar melalui sebuah
pipa berdiameter 2 cm pada 400 kPa dan 160'C dengan kecepatan 200 m/s. Tentukanlah besarnya perpindahan kalornya jika
kebutuhan dayanya adalah 18 kW.
4.43 Ulangi Soal 4.7 jlka koeflsien rugi keseluruhan K adalah (a) 2, (b) 8, dan (c) 12.

Persamaan Momentum
4.44 Suatu angin kuat pada 30 m/s bertiup langsung pada sebuah jendela 120 cm x 300 cm pada sebuah gedung yang besar.
Estimasikanlah gaya angin pada jendela tersebut.
4.45 Sebuah selang berdiameter 10 cm menghantarkan 0,04 m3/s air melalui sebuah nozel berdiameter 4 cm. Berapakah besarnya
gaya dari air pada nozel tersebut?

4.46 Sebuah nozel 90o dengan diameter keluaran d dipasangkan ke sebuah selang berdiameter 3d dengan tekanan p. Nozel tersebut
mengubah arah aliran air dari selang melalui sudut 90o. Hitunglah besarnya gaya dari air pada nozel jika
(a') p = 200 kPa, d = 7 cm
(b)p= 400kPa, d=6mm
(c)p=300kPa,d=1,2cm
(AP= 500kPa, d=2,2cm
4,47 Suatu lompatan hidrolik, yang digambarkan dalam Gbr. 4.19, dapat terjadi di dalam sebuah saluran tanpa adanya sebab yang
jelas, seperli misalnya pada saat arus kencang mengalir dari gunung ke dataran rendah. (Ini beranalogi dengan suatu gelombang
kejut yang terjadi di dalam aliran gas). Persamaan momentum memungkinkan kita untuk menghitung ketinggian di bagian hilir
jika ketinggian di bagian hulu dan kecepatannya diketahui. Abaikan gaya gesekan di dasar dan dinding-dinding samping dan
tentukanlah ]2 di dalam saluran segiempat tersebut jika
(a) Vr= l0 m/s dan )r = 50 cm
(b) Vt = 8 m/s dan )r = 60 cm
(.c'1 V, = 12 m/s dan )r = 40 cm
(A Vr = 16 m/s dan -)r = 40 cm

vl

Gambar 4.19

4.48 Tentukanlah daya yang hilang di dalam lompatan hidrolik jika salurannya memiliki lebar 8 m di dalam
(a) Soal 4.47(b)
ib.; Soal 4.47rdt
4.49 Ingin dibuat sebuah lompatan hidrolik, seperti dalam Gbr. 4.19, di dalam sebuah saluran segiempat dengan lebar 6 m sehingga
V. V, Hitunglah V, dan daya yang hilang jika
(a) =)ri = 60 cm
(b) )'r = 40 cm

4.50 Sebuah pipa yang menyalurkan air mengalami ekspansi mendadak (Gbr. 4.15). Jika tekanan di hulu adalah 200 kPa dan fluks
massanya adalah 40 kg/s, tentukanlah tekanan di hilir, di mana alirannya diasumsikan seragam dan rugi head yang disebabkan
oleh ekspansi. Gunakan dimensi-dimensi berikut:
h) d, = 4 cm dan dz= lO cm
(b) dt = 4 cm dan dz= 8 cm
(c) dr= 6cmdan dz=12cm
4.51 Sebuah jet air horizontal berdiameter 6 cm yang stasioner dan memiliki kecepatan 40 m/s menghantam sebuah pelat vertikal.
Tentukanlah gaya yang dibutuhkan untuk menahan pelat tersebut jika pelat
(a) stasioner
(&) bergerak menjauhi jet pada 20 m/s
(c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 74/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 4] PERSAMAAN-PERSAMAAN INTEGRAL 61

4.52 Sebuah jet air horizontal berdiameter 4 cm yang stasioner dan memiliki kecepatan 50 m/s menghantam sebuah kerucut dengan
.sudut dalam di puncaknya sebesar 60'. Air keluar dari kerucut secara simetris. Tentukanlah gaya yang dibutuhkan untuk
menahan kerucut tersebut jika kerucut
(a) stasioner
(b) hergerak menjauhi jet pada 20 m/s
(c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s

4.53 Sebuah perahu yang melaju pada 12 m/s mengambil 0,08 m3/s air dan membuangnya pada 24 m/s lebih cepat dari kecepatan
perahu tersebut. Estimasikanlah gaya dorong yang dihasilkan dan daya yang dibutuhkan.

4.54 Deflektor dalam Gbr. 4.4 mengubah arah dari sebuah lapisan air 60 mm x 24 cm dengan Vr = 30 m/s sehingga a = 60o.
Hitunglah komponen-komponen gaya dari air pada deflektor jika deflektor
. (a) stasioner
(D) bergerak menjauhi jet pada 20 m/s
(c) bergerak mendekati jet pada 20 m/s
4'55 Bilah-bilah dalam Gbr' 4'6 mendefinisikan10 jet air berdiameter 2 cm yang masing-masing memiliki vt = 40 m/s' Tentukanlah
sudut bilah cr, dan keluaran dayanya dengan mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi jika
(a) h = 30o, ur= 45" dan vt = 20 ntls
(b) h = 20",ar= 50" dan Vr = 15 m/s
(c) h = 20", ur= 40o dan Va = 20 nJs
(A h = 40"' ar= 35' dan VB = 20 r:t/s
4,56 Sebuah jet segiempat menghantam sebuah pelat stasioner seperti ditunjukkan dalam Gbr. 4.20. Hitunglah gaya F dan kedua
fluks massa jika kecepatan V, yang keluar dari jet adalah (a) 20 n/s, (b) 40 m/s dan (c) 60 m/s. Abaikan semua gaya gesekan
dan penyebaran arus.

m2

2cmx24cm Vl
.-.--.--.....----------..*

Gambar 4.20

4.57 Estimasikan gaya hambat pada pelat dalam Soal 4.30 sampai ke posisi di mana profil kecepatannya adalah sebagaimana
ditunjukl<an.

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

4.12 p = konstan, V = V(t), kerangka referensi inersia


4.16 cv tetap
4.17 pr ArVt= AzVz+ ArV,
Pz P,
4.18 0,0251 m3/s, 25,1 kg/s, 8,89 m/s
4,19 1,182 m3/s, 1182 kg/s
4.20 0,314 m3/s, 1,25 kg/s
4.21 81,6 m/s, 61,7 m/s
4.22 0.236 m3/s. 0.585 kg/s. 0.075 m/s
4.23 0,01513 m3/s
4.24 0,25 m/s, 0,625 m/s
4.25 35.7 kg/s. 554 kPa
4.26 (a) 0,0754 m31s,75,4 kg/s, 6,67 m/s (b) 0,1369 m3/s, 1369 kg/s, 12,1 m/s

(c) 0. I l3l m3/s. I l3l kg/s. l0 m/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 75/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 76/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Persamaan Diferensial
: ::,:::it: ;i ji iii .1 :i:

,:ffiii#ffiHULUAN
,'1,f*f.ry -persamaan diferensial yang diperkenalkan dalam bab ini seringkali diabaikan dalam mata kuliah pendahuluan.
,ip_4i4g*m persamaan yang diturunkan dalam bab-bab selanjutnya tidak membutuhkan persamaan-persamaan diferensial
,ffiffiil1ian diberikan dua metode untuk menurunkannya: satu dengan menggunakan persamaan-persamaan diferensial
,iA*: ngan menggunakan elemen-elemen diferensial. Dengan demikian bab ini dapat diabaikan tanpa mempengaruhi
,ll Pembelajaran kita.
i:,il i:1ffifl# Bab 4, soal-soal diselesaikan dengan menggunakan integral-integral di
mana integran-integrannya telah
:i dapat diaproksimasikan. Persamaan-persamaan diferensial parsial dibutuhkan untuk menyelesaikan
,-l ,filhtau
,i, *&antitas dalam integran-integran yang tidak diketahui, seperti misalnya distribusi kecepatan di dalam pipa
.,llffi..$.i*Sbrsi tekanan pada airfoil. Persamaan-persamaan diferensial parsial juga dapat mengandung informasi yang
i::'dil # :seperti misalnya titik separasi fluida dari suatu permukaan.
persamaan diferensial parsial untuk suatu variabel dependen, kondisi-kondisi tertentu
li ;,;i;;:{J..#,,il .menyelesaikan suatu
"i :yang berarti, variabel independennya harus ditentukan pada nilai-nilai tertentu dari independen-independen
variabel-variabel independennya berupa koordinat-koordinat ruang (sepefti misalnya kecepatan di dinding
,l#,,ffiti.F,&
.'6$$r i-kondisinya disebut kondisi-kondisi batas. Jika variabei independennya adalah waktu, kondisi-kondisinya
::,#.ffiiffiisi-kondisi awal. Soalnya sendiri secara umum disebut sebagai soal nilai batas.
;:,;*li;',$ batas biasanya muncul dari satu atau lebih dari yang berikut:
$$.kondisi
gas maupun cairan, melekat
.t;iii,ii:r$iill,,ffirrdisi tak-selip dalam aliran kental. Viskositas menyebabkan fluida apapun, baik
,;iiitrliiili.ilffierbatasan sehingga kecepatan fluida di perbatasan mengikuti kecepatan dari perbatasan tersebut. Dalam
kasus perbatasan tersebut tidak bergerak.
fii;t1r,;111;11*,.a,nyakan
,i:;:lii:ittiiitl$gprponen kecepatan ke tegak lurus dalam aliran tak-kental. Dalam aliran tak-kental di
mana viskositas diabaikan,
vektor.kecepatan memiliki arah tangensial terhadap perbatasan di perbatasan tersebut, jika perbatasannya tidak
. .. r .
oerDorl.
: i : : 1 1p I: :1 : r :: :; i; r: :i lJ rr :l

nan di permukaan bebas.Untuk soal-soal yang melibatkan permukaan bebas, kondisi tekanan di permukaan
iii;iiir::'iii:iiilEl
;iiill;illl,:llt**rs tersebut diketahui. Ini berlaku untuk aliran separasi, di mana terjadi kavitasi dan dalam gerakan
'gslombang
: : .'
tliiiil::,I#1g#14 fuan tak-tunak, kondisi-kondisi awal perlu diketahui, misalnya, kecepatan awal pada suatu waktu harus
pada / = 0. Untuk kebanyakan aliran tak-tunak yang ingin diketahui, sangat sulit untuk menentukan
;1 ii:r{5-}uifunya
.i,,k hgfdl n kecepatannya pada r = 0. Jadi, soal-soal yang memerlukan penyelesaian persamaan-persamaan diferensial
ijp-gffiif.ffi;illturunkan dalam bab ini adalah soal-soal yang membutuhkan kondisi-kondisi batas.
,ltiiri::i fi;i{-persamaan diferensial dalam bab ini akan diturunkan dengan menggunakan koordinat-koordinat kartesian.
mudah untuk menyelesaikan soal-soal tertentu dengan menggunakan koordinat silindris atau sferis;
,i. fl$i#tr
:i.p*f. bmaan diferensial dalam kedua sistem koordinat tersebut diberikan dalam Tabel 5.1.
:::''li:ii$,# energi diferensial tidak akan diberikan dalam buku ini. Persamaan ini diperlukan jika terdapat perbedaan
rltetii ':ji-j$h perbatasan atau jika efek-efek kekentalan sedemikian besar sehingga terbentuk gradien temperatur di

iiffi3 i5fek-efek semacam itu dibahas dalam mata kuliah perpindahan kalor.
69
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 77/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

10 PERSAMAAN DIFERENSIAL [BAB 5

5.2 PERSAMAAN KONTINUITAS DIFERENSIAL


Untuk menurunkan persamaan kontinuitas diferensial kita menggunakan elemen infinitesimal dalam Gbr. 5.1. Elemen ini
adalah volume kontrol yang kecil di mana aliran fluida masuk dan keluar. Elemen ini ditunjukkan pada bidang xy dengan
kedalaman dz.Kita akan mengasumsikan bahwa alirannya hanya pada bidang xy sehingga tidak terjadi aliran fluida ke
arah z. Karena massa dapat berubah di dalam elemen tersebut, massa yang mengalir ke dalam elemen dikurangi dengan
perubahan massa dalam elemen tersebut. Ini diekspresikan sebagai
yang keluar harus sama dengan di
pu dy dz -
lr, * '* *) dy dz + pv dx dz- (0, *'g ,t dx crz = @a* a, ae (s.1)

di mana p diijinkan untuk berubah* di sepanjang elemen tersebut. Jika persamaan di atas disederhanakan, dengan
menganggap bahwa volume kontrol elemental tersebut tidak bergerak, diperoleh
dtpul, D{pvl_ ap
-_f ls.2)
dx dt, dt
---:

(o,ot?t d, d,
U * d) ay\
')

pu dy dz
(0".'* a*) at a,

pv dr d:.

Gambar 5.1 Volume kontrol inflnitesimal.

Diferensiasikan produk-produknya dan masukan variasi ke arah z. Maka persamaan kontinuitas diferensialnya dapat
dituliskan dalam bentuk
d * ud *,0 *
r)t dx d\)
,o ,* o(*.* . *)= o (5.3)

Keempat suku pertama membentuk derivatif material [lihat Per. (3.11)] sehingga Pers. (5.3) menjadi

oJ,*rl*.X.*) =o (5.4)

yang merupakan bentuk paling umum dari persamao, kortinuitos dife)ensialdalam koordinat kartesian.
Persamaan kontinuitas diferensial ini seringkali dituliskan dengan menggunakan operator vektor

(5.5)
Sehingga Pers. (5.4) mengambil bentuk dx df
v=9i* -i*3r.
dz,

D,DJ
* pV'V = o (s.6)

di mana vektor kecepatannya adalah V = ai + vj + wk. Skalar V.V disebut divergens dari vektor kecepatan.
Untuk aliran inkompresibel, densitas partikel fluida tetap konstan, artinya,
D =dP*ud *ro'dv**oP=o o.n
Dt 0r'-'dx dz

jadi densitas tidak harus konstan. Jika densitasnya memang konstan, seperti yang seringkali dijumpai, maka setiap suku
dalam Pers. (5.7) adalah 0. Untuk aliran inkompresibel, Pers. (5.4) dan (5.6) juga mengharuskan

- P."d,rk p, drp", trga dimasukkan sebagai (p


'\' * dr ar)/\(, * 4dt ar)I ai ,lri sebelah kanan elemen, tapi yang diberikan di atas adalah sebanding
-d4

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 78/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 5] PERSAMAAN DIFERENSIAL 1t

dx dy *4=o
d *0^' atau v.v=o (5.8)
dz
Persamaan kontinuitas diferensial untuk aliran inkompresibel dalam koordinat silindris dan sferis diberikan dalam
Tabel 5.1.

coNToH 5.1
Udara mengalir dengan kecepatan seragam di dalam sebuah pipa dengan kecepatan yang diukur di sepanjang garis tengah pada
interval 4O cm reperti ditunjukkan dalam *trr. 5.2. Jika densitas di titik 2 adalah 1,2 kg{m3, estimasikanlah gradien densitas di
titik 2.

64 m/s 60 m/s 52 m/s


-a+ -H
{l ) 6 (1)
\--l

Gambar 5.2

Penyele*aiafll Persamaan kontinuitas (5.3) digunakan kmena densitasnya berubah. Persamaan ini disederhanakan sebagai
berikut:
* -li. o(*. -P*
# 'ofr*'#.
Selisih tengah* (central dffirencel digunakan unruk mengaproksimasi gradien kecepatan dudx di
#t.#)=o '*=titik 2 karena informasi diberikan
di tiga titik yang adalah sebagai berikut:
4=M=
dx- Lx -
52=
0.80
-Y =-t5m/(s.m)

Estimasi terbaik dari gradien densitas, dengan menggunakan informasi yang diberikan. adalah

AL =
0x -lu qdx-= -*(-rs)
60' '"' = 0,3 kg(m4)

5.3 PERSAMAAN MOMENTUM DIFERENSIAL


Persamaan diferensial yang diturunkan dalam Subbab 5.2 memiliki tiga komponen kecepatan sebagai variabel-variabel
dependen untuk aliran inkompresibel. Jika ada aliran di mana medan kecepatan dan medan tekanannya tidak diketahui,
seperti misalnya di sekitar bilah turbin atau melintasi weir, persamaan momentum diferensial memberikan tiga persamaan
tambahan karena merupakan persamaan kecepatan yang memiliki tiga komponen. Keempat variabel yang dicari adalah
u, v, w dan p jika menggunakan sistem koordinat kartesian. Keempat persamaan memberikan kita persamaan-persamaan
yang diperlukan dan selanjutnya kondisi-kondisi awal dan batas memungkinkan penyelesaian soal. Soal-soal mengenai
bilah turbin dan weir cukup sulit untuk diselesaikan dan penyelesaiannya tidak akan dilakukan dalam buku ini, akan
tetapi soal-soal dengan geometri-geometri yang' sederhana akan dibahas.
Selanjutnya kita akan mulai menurunkan persamaan-persamaan momentum diferensial, yang merupakan tugas yang
cukup menantang. Pertama-tama, tegangan eksis di permukaan-permukaan suatu elemen fluida infinitesimal berbentuk
persegi, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 5.3 untuk bidang .r7. Kompenen-komponen tegangan yang sama juga bekerja ke
arah z. Tegangan normal dilambangkan dengan o dan tegangan geser dengan r. Ada sembilan komponen tegangan: orr,
oty o., x*y Tyt x*2, Tz.r T,*r, dar, r., Jika kita mengambil momen terhadap sumbu x, sumbu y dan sumbu z, masing-
masing akan menunjukkan
lrx - lyr - trz L_L
:) (s.e)
'3 t'a

Jadi ada enam komponen tegangan yang harus dihubungkan dengan tekanan dan komponen-komponen kecepatan.
Hubungan-hubungan tersebut disebut sebagai persamaan-persamaan konstitutif; ini adalah persamaan-persamaan yang
tidak diturunkan akan tetapi diperoleh melalui pengamatan di laboratorium.
Selanjutnya, aplikasikan hukum kedua Newton pada elemen dalam Gbr. 5.3, dengan mengasumsikan tidak ada
tegangan geser yang bekerja ke arah z (kita akan menambahkannya belakangan) dan bahwa gravitasi bekerja hanya ke
arah z:

(o- * * r,) dy dz - o,*dy dz* (r,, * rl dxctz- r,, dxdz = pdxdy dz H (5.10;
*
* Selisih depan (forward difference) akan menghasilkan Dlld.r. = (52 - 60)/0,40 = -20. Selisih belakang (backward difference) akan menghasilkan
6u1tr, = (60 - 64)10,40 = -10. Selisih tengah memberikan aproksimasi terbaik.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 79/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

72 PERSAMAAN DIFERENSIAL [BAB 5

do",
o"' +-a\
d),
dr..
t + -Ldt'
'" dy
0r*
T + --A-Y
^] dx

do
d**
)x
-ax

Gambar 5.3 Komponen-komponen tegangan yang saling tegak lurus


pada sebuah elemen cairan.

I
lo
\" * 5dyl ,r'l dx dz - orrdx dz* (r,,, * ufi *),," - t* dydz = pdxdy dz
Dv
Dt

Ini disederhanakan menjadi


do a:, _ pDi#
-* x 0y-
Jo.. dr,, _
(5.1 1)
-=L +
dy a;- p?;i

Jika komponenen-komponen arah z dimasukkan, persamaan-persamaan diferensialnya menjadi

"#*"#*"#=
0o_. dr^ dr pH
do,, a;-, dt
u* x.*= pDd (s.12)

0o, dr* dr* Dw


a;* a**6-p8= Pp,

Dengan mengasumsikan bahwa suku gravitasi, pg dx dy dz, bekerja ke arah negatif z.


balam banyak aliran, efek-efek kekentalan yang menimbulkan tegangan geser dapat diabaikan dan tegangan normal
merupakan negatif dari tekanan. Untuk aliran-aliran tak-kental semacam itu, Pers. (5.12) mengambil bentuk

AP
YDr-
^Du - 0x
(5.1J)

Dt -
^D' -aP
Ay

pD;i = -*- or
Dalam bentuk vektor [lihat Pers. (5.5)], ini menjadi persamaan Euler yang terkenal itu

Ps#=-vP-P{k (s.14)

Untuk aliran tunak dengan densitas konstan, Pers. (5.14) dapat diintegralkan
yang berlaku untuk aliran-aliran tak-kental.
di sepanjang suatu streamline untuk menghasilkan persamaan Bernoulli [Pers' (3.25)].

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 80/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 5] PERSAMAAN DIFERENSIAL t7

Jika kekentalan memiliki efek yang signifikan pada aliran, Pers. (5.12) harus digunakan. Persamaan-persamaan
konstitutif* menghubungkan tegangan dengan medan kecepatan dan tekanan; persamaan-persamaan tersebut tidak diturunkan
akan tetapi dirumuskan melalui pengamatan-pengamatan di laboratorium. Untuk suatu fluida Newtoniant isotropik{.
perumusannya adalah
o,,=-p*zp*+rrv.v u(*. *)
'.,=
o,,.'' = -p * ztt4
d\.
+ iv.v ,.,= ,(*,_
*)
o-" = -p * zlr P + iv.v
d7
,r,= u(,*. #)
(5'Isl

Untuk kebanyakan gas, hipotesis Stokes dapat digunakan sehingga )" = -2N3. Jika tegangan-tegangan normal di atas
dijumlahkan, dihasilkan
p = -iI (o* + 9,r + o.. ) (5.16)

yang menunjukkan bahwa tekanan merupakan rata-rata negatif dari ketiga tegangan normal dalam kebanyakan gas.
termasuk udara, dan di semua cairan di mana V.V = 0.
Jika Pers. (5.15) dimasukkan ke dalam Pers. (5.12) dengan menggunakan )'= -21il3, diperoleh hasil

p oi, = -
*., (* . .'r'],.
\ 3-(*. * . y)
uu:;

- *.,(#.
p
H =
#. #). \ *(*. *. *) o.]n

p D;i = -u , . u ("; . # . urd')


. \ i; l** # * *) - o'
di mana gravitasi bekerja ke arah negatif z dan fluida diasumsikan homogen** sehingga, sebagai contoh, d;ldx = 0.
.V
Akhirnya,
Stokes jika aliran diasumsikan inkompresibel sehingga V = 0, diperoleh persamaan-persamaqn Nayier-
p D# = -*. ,l# i.-*-.l
d'u
dy-
d'u\
dz'l

pH=-X.r(# f-:;fdy'
r)'v d'v
...l
dz')
\
(5.18)

pyi=-*.r(* + {4 +
dy' dz'I -
1) 1)

-d:Y-l
\

ps

di mana arah z adalah vertikal.


Jika kita memperkenalkan operator skalar yang disebut Laplacian, yang didefinisikan

vr=4*4*4
dX dy" dz'
\s. t9)

dan mengulangi langkah-langkah yang menghasilkan Pers. (5.13) sampai Pers. (5.14), persamaan-persamaan Navier-Stokes
dapat dituliskan dalam bentuk vektor sebagai

p#=-Yp+trtYzv+pg (s.20)

Persamaan-persamaan Navier-Stokes dalam koordinat silindris dan sferis diberikan dalam Tabel 5.1

*
Persamaan-persamaan konstitutif untuk koordinat silindris dan sferis ditunjukkan dalam Tabel 5.1.
i Suatu fluida Newtonian memiliki hubungan laju tegangan-regangan yang linier.

i Suatu
-. fluida isotropik memiliki properti-properti yang indepenrlen terhadap arah di suatu titik.
Fluida homogen memiliki properti-properti yang independen terhadap posisi

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 81/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

74 PERSAMAAN DIFERENSIAL [BAB 5

Tabel 5,1 Persamaan Kontinuitas, Persamaan Momentum dan Tegangan untuk


Aliran Inkompresibel dalam Koordinat Silindris dan Sferis

Kontinuitas Tegangan

Silindris Silindris

Lflr*)* fuae**=o o""=


, -p + 2uoy
Du
,,,=r(r' #.+ *)
tl
Sferis oee= -p + 2tt \V 9;3 .+) t* = tt(*. +'#l
i*V,,). t,u* $ (v, sinel . -h" ft = o

oz-p + 2tt :
o,,=
dv- r)v Jv
t,,=tt\d;.fr) t

Momentum

Silindris Sferis

p
* -': = -y, + ps, +r(v'u.- i; - ibrl O,,= -p * 2y*

,o* . + = -+4r, * rr,* p(v',, -3.3 *) oee=


-p. zp (, r*-e
* .+)
Dv, do
P#=-#*rt,+,trv2u, ooQ= -p. 4,, (,,h,
fi .+. "T*)
D-,,a-Y_ea-,,4-a
r
Dr- "Ar' '.,d2 ' dg' dr ,,,=ul,*.(+) .+*l
v'=4*19*1"4*ai
dl r dr r' d0' dz' rea= tt ,* (J%) .r,*
[''r' *,o ]

* ., #(?)]
Sferis
,l + ,$
.,,=,,,[*o
Dv, dn
P p-P , =-,*Ps,

*r(v',. ? i# '*f" ,=,,r*)


p
D;
- p"" * ulcor o = -', fuag * pr,
I " Dv vo - =*;2cosgDvo\
+ fv'v, * i-at- l.i', e u"r, a-o/
pH - i4:+r:Y: = - -t, *r* ,r,
*
r(v',,
\ - r..r5"u,
srn'0o* r
r* r:rr
.irff+#)
D-.. a, ued , v5 a -0ra
Dt-',ar- V ae- rsi, e aO

o'=)*. ("*) . ;* ('*


'#) .
'*
ra,
I sin 0 dQz

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 82/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 5] PERSAMAAN DIFERENSIAL 15

CONTOH 5.2 Air mengalir dari sebuah penampung di antara dua pefat yang disusun. sangat berdekatan, seperti ditunjukkan
dalam Gbr. 5.4. Tuliskanlah persamaan-persamaan yang telah disederhanakan yang diperlukan untuk menentukan kecapatan
keadaan runak dan distribusi tekanan di antara kedua pelat. Abaikanlah variasi z dalam distribusinya dan efek-elek gravitasi.
Jangan abaikan v(x. )).

Gambar 5.4

Penyelesaian: Persamaan kontinuitas disederhanakan, untuk air yang inkompresibel, menjadi

?,*?'+U=o
dx dy dz
Dengan mengingat bahwa

B,=,, r*,$ *,/.. "f,


persamaan-persamaan momentum disederhanakan sebagai berikut:

P  l'*
* 'q''l
\ dx
*
dx '(*.
dt/ = - {z *.
\dr, d),
*\I
dz.

\.dx 'a)/ -= -*il, -*,(*.*.*\


p(.*.,+\
, *
"\a] - atr, - {r,l
dengan mengabaikan variasi tekanan ke arah y karena pelat-pelat diasumsikan sangat rapat. Jadi, tiga persamaan yang tiga variabel
u,vrJanpadalah

***
3x =o d"v

(ulu + y+l
^1

Dx* r,/^a1 * ?'l)


'ay/-= -P
p1"Dx
"f, / a"/
uf '1al
\u' l.
.
p(,*.,#) = r(#. #)
Untuk menentukan penyelesaian terhadap persamaan-persamaan dengan tiga variabel ini, kita perlu menggunakan kondisi tak-
selip pada kedua pelat dan mengasumsikan kondisi-kondisi batas di iubang masuk, termasuk 410, y) dan v(0, -l). Bahkan untuk
g"o."t i y*g sederhanalini, penyelesaian terhadap soal aliran di iubang masuk ini tanipak, dan memang, cukup sulit.
"uiup
Harus dilakukan penyelesaian secara numerik.

CONTOH 5,3 tntegralkanlah Persamaan Euler (5.14) di sepanjang streamline yang ditunjukkan dalam Gbr. 5.5 untuk aliran tunak
dengan densitas konstan dan tunjukkan bahwa yang dihasilkan adalah persamaan Bemoulli (3.25).
V=Vs

streamline

0
ft= sir e

1t;,: sin o

Gambar 5.5

Penyelesaian: Perrama-tama. buatlah sketsa suatu streamline umum dan tunjukkan koordinat-koordinat yang tegak lurus
dan tangensial rerhadap streamline tersebut sehingga vektor kecepaunnya dapat dituliskan sebagai 14. seperti yang kita lakukan
dataml Cbr. 3.10. Perrama-tama kita akan mengekspresikan DY/DI daltm koordinat-koordinat ini.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 83/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

76 PERSAMAAN DIFERENSIAL IBAB 5

,# =#. r* .
f.*= vs ff. ui*
di mana J3/?s adalah bukan nol karena 3 dapat berubah arah dari satu titik ke titik lainnya pada streamline: ini merupakan kuanritas
vektor ke arah il. Pengaplikasian p€rsamaan Euler di sepanjang sueamline (ke arah s) memungkinkan kita untuk menuliskan

pvNa,=_*_*#
Di mana kita mengacu ke Gbr. 5.5 untuk menuiiskan (ft), = a./a, Derivatif-derivatif parsial diperlukan karenakuantiras-kuantitas
dapat berubah ke arah tegak lurus. Persamaan di atas dapat dituliskan

*(4.0*Pr')=o
jika densitas p adalah konstan. Ini berarti bahwa di sepanjang streamline.
\r I
yr- n
*up + ge = konstan

Ini adalah persiunaan Bernoulli yang membutuhkan kondisi-kondisi yang sama seperti ketika dihrrunkan dalarn Bab 3.

Tiga persamaan Navier-Stokes skalar dan persamaan kontinuitas membentuk empat persamaan yang dapat digunakan
untuk menentukan empat variabel u, v, w dan p, jika diberikan kondisi-kondisi awal dan batas yang tepat. Persamaan-
persamaan ini tidak linier yang disebabkan oleh suku-suku percepatannya, seperti misalnya udvld,- di sisi kiri, oleh
karena itu, penyelesaian untuk persamaan-persamaan ini mungkin tidak unik, artinya, penyelesaian yang ditentukan dari
persamaan-persamaan di atas mungkin bukanlah yang teramati di laboratorium. Sebagai contoh, aliran di antara dua
silinder yang berotasi dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan Navier-Stokes sehingga hasilnya
berupa aliran yang relatif sederhana dengan streamline-streamline yang melingkar; penyelesaiannya dapat juga menjadi
aliran dengan streamline-streamline yang menyerupai pegas ulir yang dililitkan pada silinder seperti sebuah torus, dan
ada banyak lagi aliran-aliran kompleks yang juga merupakan solusi dari persamaan-persamaan Navier-Stokes. semuanya
memenuhi kondisi-kondisi batas yang sama.
Persamaan-persama'an momentum diferensial (persamaan-persamaan Navier-stokes) dapat diselesaikan dengan cukup
mudah untuk beberapa geometri sederhana. Akan tetapi persamaan-persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan untuk
aliran turbulen yang paling sederhana sekalipun; aliran turbulen bersifat sangat tidak tunak dan tiga dirnensi sehingga
memerlukan ketiga komponen kecepatannya ditetapkan di semua titik di daerah yang diinginkan pada suatu waktu awal,
misalnya / = 0. Informasi yang demikian hampir tidak mungkin diperoleh, bahkan untuk geometri yang paling sederhana.
Oleh karena itu, penyelesaian terhadap aliran-aliran turbulen diperoleh melalui eksperinren dan tidak dengan menggunakan
persamaan-persamaan.

5.4 PERSAMAAN ENERGI DIFERENSIAL


Kebanyakan soal yang diberikan dalam mata kuliah mekanika fluida pendahuluan melibatkan aliran-aliran fluida isotermal di
mana tidak terdapat gradien temperatur. Jadi, persamaan energi diferensial tidak diperlukan. Pembahasan mengenai aliran-
aliran di mana terdapat gradien temperatur diberikan dalam mata kuliah mengenai perpindahan kalor. Untuk melengkapi,
persamaan energi diferensial akan diberikan di sini tanpa pembuktian. Secara umum, persamaan tersebut adalah

(s.21)
Po*=rv'zr+ff
di mana K adalah konduktivitas termal. Untuk aliran gas ideal inkompresibel, ini menjadi

Pro H=u"' (s.22)

dan untuk aliran cairan bentuknya menjadi

K = ov'r (s.23)

di mana a adalah difusivitas termal yang dideflnisikan a = Klpcn

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 84/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 5] PERSAMAAN DIFERENSIAL

Soal-soal dan Penyelesaiannya

5.1 Komponen x dari kecepatan dalam sebuah aliran datar tertentu. bergantung hanya pada y melalui hubungan
u(y) = Ay. Tentukanlah komponen y v(r, y) dari kecepatan jika v(x, 0) = 0.
Persamaan kontinuitas untuk aliran datar ini (dalam aliran datar terdapat hanya dua komponen kecepatan yang bergantung
pada dua variabel ruang) mengharuskan

d, =
e;--d, a* -"
Ou
- -dv -d, = -dLql')
A--a*-- = n

Penyelesaian untuk Dr,/Dy = 0 adalah v(x, y) =flx). Akan tetapi v(x,0) = 0, sebagaimana diberikan, sehinggaflx) = 0 dan
v(x, 1,) = 0. Cara satu-satunya untuk r,(x, y) menjadi bukan nol adalah jika u(x, 0) adalah bukan nol.

5.2 Apakah medan kecepatan

r'-=4ll--1,\cos0
\t')"\l)z vo=--4i t+-1.) sine v-=0
merepresentasikan aliran kompresibel yang dimungkinkan?
Koordinat-koordinat (r 0 e) adalah koordinat-koordinat silindris. Jadi, Tabel 5.1 memberikan persamaan kontinuitas yang
digunakan:

f,fiv',t.+*.uf=o
Masukkan komponen-komponen kecepatan ke dalam persamaan ini dan peroleh

4cos0 (,-1)rt *J j,.irer


  drv \, ,l/ ae.- -.*af.-1s
' r /r*11 lz_
Diferensiasikan dan peroleh

t'gTi (, . -X (, .)).* e=
i) o

Kontinuitas terpenuhi, jadi medan kecepatan ini merupakan aliran inkompresibel yang dimungkinkan.
5.3 Gunakan persamaan-persamaan momentum diferensial untuk aliran seragam inkompresibel yang bergerak ke
arah suatu pelat datar, misalnya, angin yang menerpa dinding vertikal, dan tentukanlah ekspresi untuk tekanan

gradiennya.
efek Asumsikan
kekentalan dan gravitasi datar di mana hanya komponen-komponen x dan y saja yang bukan nol dan efek-
aliran diabaikan.
Pers. (5.18) disederhanakan sebagai berikut:

,(#."*.,***# =-*.,| xrffi)./r,


o\#.,*.*."# =-X.,1*r:p4;.,p,
Ini menghasilkan gradien tekanan yang dihubungkan ke medan kecepatan melalui
h'
a*'* li=
P= * ,a:\i- /,P. 4).i
d)' - [ua:
\ d* d)) \ o, qvl
5,4 Tunjukkan bahwa DulDt dapat dituliskan sebagai V.Vu untuk aliran tunak. Kemudian tuliskan ekspresi untuk
DV/Dt.
Ekspansikan'-x*""=Vl,l;.;-Jl
Dt pt dx dy ,udz=(, *,g *, g) , yu
\ dx dy dzl =y
di mana kita telah menggunakan

v.v - {ai+ rj+wk)./.a, * 9.i * Pk)


dx oy oz =, 3
dx
* rP
d)'
*, P
Akhirnya. kita perhatikan bahwa
\ I dz

D;i * D;:. a;*= v vui + v.vrj


'# = + V.vwk

=V.V(ui+uj+wk)
(v.v)Y
=

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 85/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

18 PERSAMAAN DIFERENSIAL [BAB 5

Soal-soal Thmbahan

Persamaan Kontinuitas Diferensial


5.5 Lihatlah catatan kaki yang pertama dan masukkan (, **Urrr)(" * $ar)a"ri sisi sebelah kanan elemen aun (n - Hrr)
f', * a1) aari area atas elemen dan tunjukkan bahwa yang diperoleh adalah Pers. (5.2).
\
*d.\' )

5.6 Teorema divergens, juga disebut teorema Gaass, dituliskan dalam bentuk vektor sebagai

Jn iae = Jv n.rv
di mana B merepresentasikan vektor .unupuJ dan area ,"LrUuun A mengelilingi volume v. epttasikan teorema ini ke
persamaan kontinuitas integral dalam Pers. (4.13) untuk aliran tunak dan turunkan Pers. (5.6).

5.7 Di dalam suatu jalur pipa terjadi aliran kompresibel sebuah gas. Asumsikan aliran seragam dengan arah -r di sepanjang sumbu
pipa dan nyatakan persamaan kontinuitas yang teiah disederhanakan.
5.8 Aliran tunak inkompresibel sebuah fluida. seperti misalnya aliran berstrata air asin (seperti di dalam isthmus di antara sekelompok
air tawar dan sekompok air asin). mengalir di dalam sebuah saluran di mana terdapat perubahan mendadak pada ketinggian
dasar saluran (ini memungkinkan terjadinya u dan 1, yang bukan nol). Asumsikan tidak terjadi variasi ke arah z dan tuliskanlzLh

kedua persamaan yang dihasilkan dari persamaan kontinuitas. (Eksperimen menunjukkan bahwa daerah stagnan dari fluida
terjadi di depan suatu kenaikan ketinggian yang mendadak di dasar sebuah saluran di dalam aliran berstrata. Fenomena ini
mengakibatkan penumpukan smctg dt Los Angeles pada saat angin berhembus ke arah kota, akan tetapi di kota New York yang
populasinya lebih padat tidak terdapat penumpukan smog yang substansial. Di arah timur Los Angeles terdapat pegunungan
sedangkan di bagian barat New York tidak ada.)

5.9 Suatu aliran isotermal terjadi di dalam.sebuah saluran. Tunjukkanlah bahwa persamaan kontinuitas dapat dituliskan sebagai
Dp = pY.V untuk gas ideal.
5.10 Suatu fluida inkompresibel mengalir secara radial (tidak ada komponen 0 atau @) ke dalam sebuah saluran pembuangan air
yang kecil dan berbentuk bulat. Bagaimanakah komponen radial dari kecepatan harus bervariasi terhadap radius sebagaimana
ditentukan oleh kontinuitas?
5.11 Jika komponen x dari vektor kecepatan adalah konstan dalam sebuah aliran datar, bagaimanakah komponen y dari vektor
kecepatan tersebut?
gradien densitas dalam Contoh 5.1 jika (a) selisih depan digunakan dan (D) selisih belakang digunakan. Berapapkah
5.12 persentase
Hitunglah kesalahan untuk masing-masing, jika diasumsikan bahwa jawaban dalam Contoh 5.1 adalah benar?

5.13 Komponen x dari vektor kecepatan diukur pada tiga lokasi yang telpisah 8 mm pada garis tengah sebuah kontraksi yang
simetris. Pada titikA, B dan C, pengukuran menghasilkan masing-masing 8,2,9,4 dan l1,l m./s. Estimasikanlah komponen _y

dari kecepatan 2 mm di atas titik B di dalam aliran tunak, datar dan inkompresibel ini.
5.14 Jika, di dalam suatu aliran datar. kedua komponen kecepatannya diberikan oleh

u(x' Y) = 8('r2 + 1'2; v(;r' -r') = $aY

Berapakah DplDt di (1,2) m jika di titik tersebut p = 2 kglm3l


5.15 Medan kecepatan untuk suatu aliran datar tertentu (n. = 0) dari udara diberikan oleh

u(-r, -i'.1 =x-1l',


+
u(r, -r'.1 = -+u,
.r- + _'r'"

Tuniukkanlah bahwa ini adaiah aliran inkompresibel.


-)'-
5.16 Jika a(x, )) = 4 + 2xl(-i + 1'21 di dalam suatu aliran datar inkompresibel, bagaimanakah v(x, y) jika r:(x, 0) = 0?
5.17 Jika y(x, .y) = 8 + 4y1(l + .y2) di dalam suatu aliran datar inkompresibel, bagaimanakah u(x, y) jika a(0, .y) = 0?
5.18 Komponen kecepatan vu= -(25 + l/l)cos 0. di dalam sebuah aliran datar inkompresibel. Tentukanlah r,,(r, 0) jika r,,(r, 0) = 0.
5.19 Komponen kecepatan v0= -25(1 + 1/l)sin 0 + 5Oli di dalam sebuah aliran datar inkompresibel. Tentukanlah u,.(r, 0) jika
u,(r, 90') = 0.

Persamaan Momentum Diferensial


5.20 Gambarkanlah sebuah elemen persegiempat yang serupa dengan dalam Gbr. 5.3 pada bidang x:. Asumsikan tidak ada tegangan
geser yang bekerja ke arah -r, dan bahwa gravitasi bekerja ke arah :. Aplikasikan hukum kedua Newton kepada elemen tersebut
ke arah: dan tuilskanlah persamaan yang serupa dengan Pers. (5.11).

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 86/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 5I PERSAMAAN DIFERENSIAL 79

5.21 Jika suatu aliran tunak fluida terjadi di sekitar sebuah silinder panjang, tiga persamaan apa sajakah yang dibutuhkan untuk
menentukan medan kecepatan dan tekanannya jika efek-efek kekentalannya signifikan akan tetapi efek-efek gravitasinya tidak
signifikan? Kondisi-kondisi batas apa sajakah yang akan terdapat pada silinder? Ekspresikan persamaan-persamaan tersebut
dalam koordinat silindris. Mengaculah ke Tabel 5.1.

5.22 Jika suatu aliran tunak fluida terjadi di sekitar sebuah bola, tiga persamaan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menentukan
medan kecepatan dan tekanannya jika efek-efek kekentalannya signifikan akan tetapi efek-efek gravitasinya tidak signiflkan?
Kondisi-kondisi batas apa sajakah yang akan lerdapat pada silinder? Ekspresikan persamaan-persamaan tersebut dalam koordinat
silindris. Mengaculah ke Tabel 5.1.

5.23 Verifikasikan bahwa (V.V)V dengan menggunakan koordinat kartesian dengan mengasumsikan aliran tunak.
ff =
5.24 Tentukanlah gradien tekanan Vp untuk aliran inkompresibel dalam Soal 5.15, dengan mengasumsikan aliran tak-kental dengan
efek-efek gravitasi yang dapat diabaikan.

5.25 Tentukanlah gradien tekanan Vp untuk aliran inkompresibel dalam Soal 5.2, dengan mengasumsikan aliran tak-kental dengan
efek-efek gravitasi yang dapat diabaikan.

5.26 Sederhanakanlah persamaan Navier-Stokes yang tepat untuk aliran di antara pelat-pelat paralel dengan mengasumsikan a =
z$) dan gavitasi ke arah e. Streamline-streamline diasumsikan paralel terhadap pelat-pelat sehingga v = w = 0.

5.27 Sederhanakanlah persamaan Navier-Stokes yang tepat untuk aliran di dalam pipa dengan mengasumsikan v" = vz(r) dan gavitasi

ke arah z. Streamline-streamline diasumsikan paralel terhadap pipa sehingga vu = ].,, = 0.


5.28 Silinder dalam dari dua silinder konsentrik berotasi sehingga ye = vs(r) dan r. = 0. Persamaan-persamaan apa sajakah yang
dibutuhkan untuk menentukan profil kecepatannya dengan mengasumsikan silinder-silinder tersebut vertikal?

5.29 Masukkanlah persamaan-persamaan konstitutif (5.15) ke dalam persamaan-persamaan momentum (5.12) dan tunjukkanlah bahwa
yang diperoleh adalah persamaan-persamaan Navier-Stokes (5.18), dengan mengasumsikan fluida inkompresibel homogen.
5.30 Asumsikan bahwa suatu aliran tidak homogen, artinya, terjadi gradien temperatur di dalam aliran sehingga viskositasnya
tidak konstan. dan tuliskanlah persamaan-persamaan momentum diferensial komponen x untuk aliran inkompresibel dengan
menggunakan persamaan-persamaan konstitutif (5. 15).

5.31 Gunakanlahp untuk melambangkan rata-rata negatif dari ketiga tegangan normal di dalam sebuah aliran gas di mana hipotesis
Stokes tidak berlaku. Tentukanlah ekspresi untuk (p - p ).

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

5.5 Lihatlah soal yang diberikan 5,17 4yl(x2 + y2)

5.6 Lihatlah soal yang diberikan 5.18 -(25 - 12) sin o

,4*&
s.7 dx 'dx =o 5.19 (25 - 12) cos 0

s.8 uo
dx =-rd 4=- 5.20
0o
-11
dx
**=,ff dun*.*-y=pH
Dv Dx dv
5.23 Lihatlah soal yang diberikan
5.9 Lihatlah soal yang diberikan

5.10 v,= C 5.24P\x'


-. ,16 ,-r (xi + yi)
+ Y-S
5.11 v,= f(x)
5.12 0.4 kglm4,33,3Ea s.26 P X= u*
rrv'
5.13 0.36 m/s. dp d2u. 1 0v.
5,27 : az=P8,+11 as*+i
5.14 -32 kg/(m3.s)

dxdvP*P=o
s.ts s.28 +x=,(#.+*- vo
12

5.16 -2y/(x2 + y2) s.31 -Q, + 2N3) Y .Y

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 87/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Analisis Dimensional
dan keserupaan
6.1 PENDAHULUAN
Banyak soal yang ingin diselesaikan dalam mekanika fluida tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan pcrqamaah:
persamaan integral darlatau diferensial. Pergerakan angin di sekitar stadion sepakbola, aliran air melalui hidrstu$$,:
raksasa, aliran udara di sekitar deflektor pada sebuah truk, pergerakan gelombang di sekitar dermaga atau kaptl_dan
aliran udara di sekitar pesawat terbang merupakan contoh-contoh soal yang diteliti di laboratorium dengan * ,
model-model. Akan tetapi, penelitian laboratorium dengan menggunakan model membutuhkan biaya safig,ti#ul
sehingga untuk menurunkan biaya digunakan parameter-parameter non-dimensi. Parameter-parameter de ill.sd
digunakan dalam studi-studi numerik dengan alasan yang sama. ..
Parameter-parameter non-dimensi diperoleh dengan menggunakan metode yang disebut analisis dimensiona*,
yang akan diberikan dalam Subbab 6.2. Metode ini didasarkan pada konsep kehomogenan dimensional; $.qIeEAfl tl
di dalam suatu persamaan harus memiliki dimensi-dimensi yang sama. Hanya dengan menggunakan ide iniia}*f-.4' at
meminimalkan jumlah parameter-parameter yang diperlukan dalam eksperimen ataupun analisis analitik, {ffi:y ng
'
akan ditunjukkan. Persamaan manapun dapat diekspresikan dalam parameter-parameter non-dimensi dengal*. qp;l
setiap sukunya dengan salah satu suku lainnya. Sebagai contoh, perhatikan persamaan Bemoulli
,r,,i.iiii;ii,i.

i.;+?zz= z +j+st :iitii'il+i,'J6itl1i


dituliskan ":::
Sekarang bagilah kedua sisinya dengan gzr. Maka persamaan tersebut dapat
,'1::.;i.;11jii,.tii',
v) . p: * r= I *t * t\1,
^u7
2nr* 72, '= \ZsZ,*n:, \.6,.2;
l-2
Perhatikan parameter-parameter non-dimensi, Vzlgz dan ptyz. ,lltf;:i'iit::.,", .,
Setelah suatu analisis diiakukan pada sebuah model di dalam laboratorium dan semua kuantitas yurg @il{* 1$ui
telah diukur, perlu dilakukan prediksi terhadap kuantitas-kuantitas yang sama pada prototipenya, seperti &l : *ya
yang dihasilkan oleh sebuah kincir angin dari pengukuran-pengukuran yang diperoleh dari model ya*$ {ffi#eeil,::
Keserupaan adalah studi yang memungkinkan kita untuk melakukan prediksi terhadap kuantitas-kuantitas yrddi$;€i41*$$14i$il,
pada sebuah prototipe melalui pengukuran-pengukuran pada sebuah model. Ini akan dilakukan setelah Sftffi &as ,

analisis dimensional yang memberikan panduan bagi studi terhadap model.


. ..: .. .

6.2 ANALISIS DIMENSIONAL


Suatu contoh akan digunakan untuk mendemonstrasikan kegunaan clari analisis dimensional. Misalkan ti.p,io i"
mengetahui gaya hambat FD dari suatu benda yang bagian depannya berbentuk bola seperti yang ditli ffim
Gbr.6.1. Kita dapat melakukan suatu studi dengan mengukur gaya hambat suatu radius R dan panjang::e. Lflil
dalam suatu fluida dengan kecepatan V, viskositas p dan deirsitas p. Gravitasi diperkirakan tidak mer*ilik{;ffi$$atrh,
pada gaya. Ketergantungan gaya hambat pada variabel-variabel lain dapat dituliskan . 't ,

80
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 88/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 6] ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN 8l

V
.-..._>

Gambar 6.1 Aliran di sekitar objek.

Fo = f(R, L,V tt, p) (6.J)

Untuk menampilkan hasil-hasil dari suatu studi eksperimental, gaya hambat dapat diplot sebagai fungsi dari Y untuk
berbagai nilai radius R dengan menjaga variabel-variabel lainnya tetap. Kemudian plot kedua dapat menunjukkan gaya
hambat untuk berbagai nilai L dengan menjaga variabel-variabel lainnya tetap, demikian seterusnya. Plorplot tersebut
dapat berbentuk seperti dalam Gbr. 6.2. Untuk memvariasikan viskositas dengan menjaga densitas tetap dan kemudian
densitas dengan menjaga viskositas tetap memerlukan berbagai jenis fluida sehingga menjadi suatu studi yang sangat
kompleks, bahkan mungkin tidak mungkin.

FD

Gambar 6.2 Gaya hambat versus kecepatan. (a) L, tt, p tetap dan (b) R, lt, p tetap.

Hubungan aktual yang menghubungkan gaya hambat dengan variabel-variabel lainnya dapat diekspresikan sebagai
suatu set parameter-parameter non-dimensi, seperti dalam Gbr. 6.2, sebagai

Fp ilPVR R\
-
pvz nz-r\ Lt 'L)
(6.4)

(Prosedur untuk melakukan ini akan diberikan selanjutnya). Hasil-hasil dari suatu studi yang menggunakan hubungan
di atas biasanya lebih terorganisir dibandingkan dengan studi yang dicontohkan oleh kurva-kurva dalam Gbr. 6.2. Studi
eksperimental membutuhkan hanya beberapa model berbeda, masing-masing dengan rasio R/l yang berbeda-beda, dan
hanya satu fluida, apakah udara ataukan air. Mengubah-ubah kecepatan dari fluida yang mendekati model, suatu hal yang
mudah dilakukan, dapat mengubah kedua parameter non-dimensi lainnya. Plot dari f o\pV2n\ versus pVRlpr untuk
beberapa nilai dari RIL akan memberikan hasil-hasil dari studi tersebut.
Sebelum kita masuk ke dalam detail pembentukan parameter-parameter non-dimensi dari Pers. i6.4.1. kita akan
meninjau ulang dimensi-dimensi pada kuantitas-kuantitas yang diinginkan dalam mekanika fluida. Banyak kuantitas
memiliki dimensi-dimensi yang jelas, akan tetapi beberapa dimensi lainnya tidak terlalu jelas. Han.va terdapat tiga
dimensi dasar karena hukum kedua Newton dapat digunakan untuk menghubungkan dimensi-dimensi dasar tersebut.
Dengan menggunakan F, M, L danT sebagai dimensi untuk gaya, massa, panjang dan waktu, kita lihat bahwa F = ma
mengharuskan dimensi-dimensi tersebut saling berhubungan melalui

F= M+ (.6.s)
T'
Kita memilih menggunakan sistem M L 7} dan Pers. (6.5) untuk menghubungkan F dengan M, L dan
- - L Jika
temperatur diperlukan, seperti halnya dalam aliran suatu gas kompesibel, suatu persamaan keadaan, misalnya
p=pRT (6.6)
dapat diekspresikan secara dimensional sebagai

aSistemF-L-Tdapatjugadigunakan.MenggunakansistentM-L-Thanyalahsuatupilihansaja.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 89/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

82 ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN IBAB 6

rRZr= rplpt=##=ryf #=#


6.n
di mana tanda kurung berarti "dimensi dari". Produk RZ tidak memasukkan dimensi-dimensi tambahan.
Tabel 6.1 diberikan untuk membantu memilih dimensi-dimensi yang tepat untuk kuantitas-kuantitas yang diinginkan.
Ini akan menyederhanakan pembentukan parameter-parameter non-dimensi. Dimensi-dimensi yang ditampilkan hanya untuk

M - akan
sistemsama
yang L - T,
diperoleh melaluiinilah
karena sistem yang
sistem F -akan
L - digunakkan dalam
T, jika memang digunakan. soal-soal dalam bab ini. Hasil-hasil
menyelesaikan
ingin
Teorema Buckingham n digunakan untuk membentuk parameter-parameter non-dimensi, jika diketahui suatu hubungan
fungsional seperti misalnya Pers. (6.3). Tuliskanlah variabel utama yang diinginkan sebagai suatu fungsi umum, seperti
misalnya
xt = f({2, x1, x4, ..., xil) (6.8)

di mana m jumlah total variabel. Jlka m adalah jumlah dimensi-dimensi dasar, biasanya 3, teorema Buckingham
adalah
z mengharuskan (n - m) kelompok-kelompok variabel non-dimensi, suku-suku ru, berhubungan melalui
tt, = fr(tc2, 7h,..., |Tn*n) (6.e)

dimana z, dipilih untuk menyimpan variabel dependennya [ini adalah F, dalam Pers. (6.3)] dan suku-suku n lainnya

menyimpan
suatu dimensivariabel-variabel independen.
tertentu hanya dalam Harus diperhatikan
satu variabel; bahwa
misalnya, dalam suatu hubungan fungsional
hubungan tidak
v = f(d, /, p), densitas dapat menyimpan
p tidak dapat terjadi
karena merupakan satu-satunya variabel yang menyimpan dimensi M, jadi M tidak memiliki kemungkinan dicoret untuk
membentuk suatu suku zr non-dimensi.
Langkah-langkah yang diikuti ketika mengaplikasikan teorema Buckingham n adalah:
1. Tuliskanlah variabel dependen sebagai suatu fungsi dari (n - 1) variabel independen. Langkah ini memerlukan
pengetahuan mengenai fenomena yang sedang diamati. Semua variabel yang mempengaruhi variabel dependen
harus dimasukkan dan semua variabel yang tidak mempengaruhi variabel dependen tidak boleh dimasukkan.
Dalam kebanyakan soal, hubungan ini akan diberikan.

Tabel 6.1 Simbol-simbol dan Dimensi-dimensi dari


Kuantitas-kuantitas yang diinginkan Dalam Sistem
M-L-T
Kuantitas Simhol Simbol
anjang L
Massa M
Waktu
Kecepatan LlT
Percepatan ur"
-_-_.',
Kecepatan sudut O T'
Gaya
Gravitasi LIP
Laju aliran o L3IT
Fluks massa MIT
Tekanan MILT2
Stress MILT,
Densitas MIL,
Berat spesifik ML'IT'
Usaha w MIL2T2
Viskositas MILT
iskositas kinematik Lr/r
Daya w ML2IT3
Fluks kalor ML2/73
Tegangan permukaan o Mlr'
Modulus bulk M/LT"

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 90/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 6] ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN 83

2. Kenalilah m yariabel, variabel-variabel berulang yang dikombinasikan dengan variabel-variabel lainnya untuk
membentuk suku-suku tt. m variabel ini harus memiliki dimensi=dimensi dasar yang ada di dalam n variabel dari
hubungan fungsional yang dimaksud, akan tetapi tidak boleh membentuk suku n non-dimensi secara terpisah.
Perhatikan bahwa sudut adalah non-dimensi, jadi bukan merupakan kandidat sebagai variabel berulang.
3. Gabungkan setiap dari (n - m') variabel dengan variabel-variabel berulang untuk membentuk suku-suku z.

4. Tuliskanlah suku z yang menyimpan variabel dependen sebagai suatu fungsi dari suku-suku r lainnya.
Langkah 3 dilakukan melalui pengamatan ataukah prosedur aljabar. Metode pengamatan akan digunakan dalam sebuah
contoh. Untuk mendemonstrasikan prosedur aljabar, kita akan membentuk suku z dari variabel U R,, p dan p. Ini
dituliskan sebagai
tr = v"Rb p' l-Ld
(6.10)

Dalam suku-suku dimensi. ini adalah


Mo Lo ro = (+)" t' (y| e*Y (6.1 1)

Dengan mencocokkan pangkat pada setiap dimensi dasar diperoleh sistem persamaan
.M: 0=c+d
L : 0=a+b-3c-d (6.12)
T: 0=-a-d
Solusinya adalah
c=-d a=-d b=-d (6.13)

Maka suku fi dituliskan sebagai


lu\d (6.r4)
"n-lt- \vnpl I

Suku zr ini adalah non-dimensi terlepas dari nilai dari d. Jika kita menginginkan V di dalam penyebut, gunakan d = li
jikakitamenginginkanVdidalampembilang,gunakand=-l.Gunakand=-lsehingga
VRo (6.1s)
Lt

Misalkan hanya ada satu suku fi yang dihasilkan dari analisis. Suku n tersebut hkan sama dengan suatu konstanta
yang akan ditentukan melalui eksperimen.
Akhirnya, perhatikan suatu hubungan fungsional yang sangat umum antara perubahan tekanan Ap, panjang /, kecepatan
V, gravitasi g, viskositas tr1, densitas p, kecepatan suara c, tegangan permukaan o dan kecepatan sudut f2. Semua variabel
ini mungkin tidak mempengaruhi suatu soal, akan tetapi menarik untuk mengamati hubungan terakhir dari suku-suku
non-dimensi. Analisis dimensional dengan menggunakan V, I dan p sebeagai variabel-variabel berulang memberikan
hubungan
Lp "lv2 PVI v plv2 an \
(6.16)
pV2 '\/g' 11 c o'Vl
Setiap suku yang muncul di dalam hubungan ini merupakan parameter yang penting dalam situasi-situasi aliran tertentu.
Suku non-dimensi dengan nama umumnya diurutkan sebagai berikut:

Lp =Eu Bilangan Euler


pv2
v Bilangan Froude
=Fr
\,8

Pl =Re Bilangan Reynolds (6.1D


lt
v
c
-M Bilangan Mach

uv'
o =We Bilangan Weber

o/ Bilangan Strouhal
=St
V

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 91/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

E4 ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESE,RLTPAAN IBAB 6

Tidak semua bilangan di atas ingin diketahui dalam suatu aliran tertentu; hampir tidak mungkin bahwa efek-efek
kompresibilitas dan tegangan permukaan akan mempengaruhi aliran yang sama. Walaupun demikian, bilangan-bilangan
ini adalah parameter-parameter non-dimensi utama di dalam studi mekanika fluida. Bilangan Euler ingin diketahui dalam
kebanyakan aliran, bilangan Froude dalam aliran-aliran yang memiliki permukaan bebas di mana gravitasi signifikan
(misalnya, pergerakan gelombang), bilangan Reynolds di daiam aliran-aliran di mana efek-efek kekentalan menjadi
penting, bilangan Mach di dalam aliran-aliran kompresibel, bilangan Weber di dalam aliran-aliran yang dipengaruhi oleh
tegangan permukaan (misalnya, semprotan yang mengandung butiran-butiran) dan bilangan Strouhal di dalam aliran-aliran
di mana rotasi atau pergerakan periodik memegang peranan. Setiap biiangan ini, dengan pengecualian bilangan Weber
(efek-efek tegangan permukaan tidak memiliki aplikasi teknik yang penting), akan muncul di dalam aliran-aliran yang
dipelajari dalam bab-bab selanjutnya. Catatan: bilangan Froude seringkali didefinisikan V2llg; ini tidak akan mempengaruhi
penyelesaian soal-soal.

ONTOH 6.1 Penuru nan tekanan Ap di sepanjang sebuah pipa dengan panjang L diasumsikan bergantung pada kecepatan rata-
rata V. diameter pipa D. ketinggian rata-rata e dari elemen-elemen kekasaran pada dinding pipa. densitas uida p dan viskositas
uida trr. Tuliskanlah suatu hubungan antara penurunan tekanan clan variabel-variabel lainnya.
Penyelesaian: Peflama-tama. pilihlah variabel-variahel berulangnya. Jangan nremilih lp
karena merupakan variabel
dependennya. Pilihlah salah satu saja dari antara D, L dan e karena semuanya sama-sama memiliki dimensi panjang. Pilihlah
valiabel-variabel yang dianggap+ paling mempengaruhi penurunan tekanan: V. D d,an p. Selanjutnya. ruliskanlah dimensi pada
setiap variabel tTabel 6.1):

wt=ffi v:=L tn=+ tD)=L Lef=L tel=# til={,


Pertama-tama, gabungkan Lp, V D dan p ke dalam subuah suku n Karena hanya Ap dan p yang rnemiliki dimensi M, keduanya
harus muncul sebagai sebuah rasio \plp. lni menempatkan f di dalam penyebut sehingga V'harus berada di dalam pembilang jadi f
dapat dicoret. Akhimya. periksalah L: ada L dj dalam pembilang.jadi D harus berada di dalam penyebut sehingga memberikan
An
ft, = pa_vro,

Suku n yang kedua diperoleh dengan menggabungkan I dengan ketiga variabel berulang V D dan p. Karena baik I maupun D
memiliki dimensi panjang. suku z kedua adalah
* _L _"^
"z-D
7t"
=
Suku n yang ketiga tlihasilkan dari menggabungkan e dengan variabel-variabel berulang. e memiliki dimensi panjang jadi suku
n ketiga adalah
- _e
"l-D
Suku n yang terakhir dipcroleh dengan menggabungkan m dengan V. D dan p. lt dan p dua-duanya memiliki dimensi M sehingga
harus membentuk rasio pl1t. lni menempatkan I di dalam pembilang sehingga mengharuskan V berada di dalam pembilang. lni
menempatan L di dalam penyebut sehingga D harus muncul di dalam pembilang. Jadi suku p yang terakhir aclalah
gVD
=
"u
tr'
Ekspresi yang terakhir menghubungan suku-suku zr sebagai

x, = flttr, nr. ro)

atau dengan menggunakan variabel-variabel

Lp '.tL
pV)If e p\rDy
\D' D' p I
Jika t dipilih sebagai variabel berulang, hanya akan menggantikan D karena memiliki dimensi yang sama.

6.3 KESERUPAAN (SIMILITUDE)


Setelah parameter-parameter non-dimensi telah teridentifikasi dan penelitian pada sebuah model telah dilakukan di
laboratorium, keserupaan (similitude') memungkinkan kita melakukan prediksi terhadap perilaku suatu prototipe berdasarkan
pengukuran-pengukuran yang dilakukan pada model. Pengukuran-pengukuran pada model sebuah kapal di dalam bak
pengujian atau pada model sebuah pesawat terbang di dalam terowongan angin digunakan untuk memprediksi kinerja
dari kapal ataupun pesawat tersebut.

* hti sering diperdebatkan. Baik D nruupun L dapat dipilih. tergantttng mana 1,ang lebih berpengaruh

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 92/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 6l ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN 85

Aplikasi dari keserupaan didasarkan pada tiga tipe similaritas. Peftama-tama, suatu model harus berbentuk serupa
dengan prototipenya, artinya, rasio panjang harus konstan titik-titik yang bersesuaian pada model dan prototipe. Sebagai
contoh, jika rasio panjang dari model dan prototipenya adalah ,t, maka setiap rasio panjang yang lain adalah ), juga. Jadi
rasio areanya menjadi t dan rasio volumenya adalah i3. Ini adalah similaritas geometrik.
Yang kedua adalah similaritas dinamik: semua rasio gaya yang bekerja pada elemer.r-elemen massanya masing-masing
dalam model dan prototipenya adalah sama. dihasilkan dengan menyamakan bilangan-bilangan non-dimensi
di dari Pers. {6.\7). Jika efek-efek kekentalan Ini
yang tepataliran berpengaruh, bilangan-bilangan Machnya disamakan; jika gravitasi
mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan Froudenya disamakan; jika kecepatan sudut mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan
Strouhalnya disamakan dan jika tegangan permukaan mempengaruhi aliran, bilangan-bilangan Webernya disamakan.
Semua bilangan ini dapat ditunjukkan sebagai rasio gaya-gaya, jadi menyamakan bilangan-bilangan ini di dalam suatu
aliran tertentu sama saja dengan menyamakan rasio-rasio gaya di dalam aliran tersebut.
Tipe similaritas yang ketiga adalah similaritas kinematik; rasio kecepatannya adalah sama antara tidk-titik yang
bersesuaian di dalam aliran di sekitar model dan prototipe. ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan rasio gaya-gaya
inersial, dengan menggunakan gaya inersial sebagai

Fr=mv* =,nYj = pl Y = pl2vz


dsl'l
(6.18)

di mana percepatan a+'= V clVlcls telah digunakan. Jadi rasio gaya-gaya antara rnodel dan prototipenya adalah

(F,) v2 12
:ttt - 11=konslan \6.19t
tt t)P v;t;
yang menunjukkan bahwa rasio kecepatan adalah konstan antara titik-titik yang bersesuaian jika rasio panjangnya adalah
konstan, artinya, jika terdapat similaritas geometrik (kita asumsikan rasio densitas p*lprkonstan antara titik-titik yang
bersesuaian di dalam kedua aliran).
Mengasumsikan terdapat similaritas menyeluruh antara model dan prototipe, kuantitas-kuantitas yang dicari sekarang
dapat diprediksi. Sebagai contoh, jika gaya hambat diukur pada aliran di sekitar sebuah benda di mana efek-et-ek kekentalan
memainkan peranan penting, rasio gaya-gayanya [lihat Pers. (6.18)] adalah

(F). * p*v'*l; _
tFnt, pfll-
(6.20)

Rasio kecepatan akan diperoleh dengan menyamakan bilangan-bilangan Reynoldsnya.

Re = Re P'nv* u' P'.l/'


"-r p^ = l1p
(6.21 )

Jika rasio panjang, skalanya, diberikan dan fluida yang sama digunakan untuk pada model dan prototipenya. gaya yang
bekerja pada prototipe dapat diperoleh. Gaya tersebut adalah

(F o)p = (Fo),,|?rf =(Fo)*ef = (Fo),n (6.22)


eY VI
yang menunjukkan bahwa, jika bilangan Reynolds mengatur studi model dan fluida yang sama digunakan pada model
dan prototipenya, gaya pada model adalah sama dengan gaya pada prototipe. Perhatikan bahwa kecepatan di dalam
studi modei adalah kecepatan di dalam prototipe dikalikan dengan rasio panjangnya sehingga kecepatan modelnya dapat
menjadi sangat besar.
Jika bilangan Froude yang mengatur studi, kita akan memiliki
v2 v:
Fr.= Fr, = , 'o' = , "n
(6.23)
.mbm ,p6p

Jadi gaya hambat pada prototipe, dengan g,, = gp, akan menjadi

(F,t, = (Fil,(',;f (F,)*lJ(if = ,F,,,,,(I)' 6.24)


ef =
+ Ingat Iagi a clV/dt dan V dslr sehingga a
= = = V dV/ris

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 93/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

86 ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN [BAB 6

Ini adalah situasi untuk studi model sebuah kapal. Bilangan Reynolds tidak digunakan walaupun gaya hambat kental yang
bekerja pada kapal tidak dapat diabaikan. Kita tidak dapat memenuhi bilangan Reynolds dan bilangan Froude sekaligus
di dalam suatu studi jika fluida yang sama digunakan dalam studi model seperti yang digunakan pada aliran prototipenya;
studi model kapal selalu menggunakan air sebagai fluidanya. Untuk memperhitungkan gaya hambat kentalnya, hasil-hasil
dari studi model yang berdasarkan bilangan Froude disesuaikan dengan menggunakan pengubah-pengubah Qnodifier)
industrial yang tidak dibahas dalam buku ini.

CONTOH 6.2 Sebuah desain cerdas bagian depan sebuah kapal akan diuji di dalam bak air. Gaya hambat sebesar 12.2 N
terukur pada model berskala l:20 jika ditarik pada kecepatan 3,6 m/s. Tentukanlah kecepatan yang sesuai dari kapal prototipenya
dan gayi hambat yang diantisipasi.

Penyelesaian: Bilangan Froude mengatur studi model kapal karena efek-efek gravitasi (pergerakan-pergerakan gelombangl
jauh lebih signifikan dibandingkan efek-efek viskositas. Oleh karena iru.
vo *
.p= Fr.,
Fr. ..* ".-"
utuu =
,ltfi, ^[.g,
Karena gravilasi tidak bervariasi secara signifikan pada bumi. diperoleh hasil
' lr
vn= v' tr',' = l'a x \,Eo = 16'l m/s

Untuk menentukan gaya hambat pada prototipenya, rasio gaya hambat disamakan dengan rasio gaya gravitasi (rasio gaya inersial
dapar digunakan tapi rasio gaya kental tidak karena gaya-Eaya kental telah diabaikan).

lrrL =
(Fr),,,
Povzrti
p,nvzo,l:
.'.'(Fp)r= (Fi*#= D,z x+#x 202= 41 000 N
di mana kita menggunakm rr go p/z karena air laut dan air tawar memiliki densitas yang hampir sama. Hasil-hasil di atas dapat
=
dimodifikasi berdasarkan faktor-faktor yang telah dilembangkan untuk memperhitungkan gaya hambat kental pada kapal.

CONTOH 6.3 Sebuah pompa besar yang menghantarkan 1,2 m3/s air dengan kenaikan tekanan 400 kPa diperlukan untuk
sebuah pembangkit daya hidroelektrik. Perubahan desain yang diusulkan diuji pada sebuah pompa lebih kecil yang berskala l:4.
Estimasikaniah laju aliran dan kenaikan tekanan yang diharapkan dalam studi model tersebut, Jika daya yang dibutuh-kan untuk
mengoperasikan model pompa terukur sebesar 8000 kW. berapakah besarnya daya yang dapat diantisipasi unruk mengoperasikan
pompa prototipenya?
Penyelesaian: Untuk soal aliran intemal ini. bilangan Reynoldsnya akan disamakan

Reo= Re, ,, ry =W ,** +^=Z


dengan mengasumsikan u, = u. untuk air dalam model dan prototipe. Rasio [aju alirannya adalah

Q, A,vn liv, ,2
*
ff= i,ii^= f:u-=
42
i= 4
Rasio dayanya diperoleh dengan menggunakan daya sebagai gaya dikalikan dengan kecepatan; ini memberikan

P,vi|ovo
%=
w* P^Y2^12*v,
'. tu,= *^(4;\'
\ pt
(*\";
\"mt
=ry =5ookw
t,

Ini adalah hasil yang tidak diperkirakan. Ketika menggunakan bilangan Reynolds untuk mengarah suatu studi model, daya yang
terukur pada model melebihi daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan prototipenya karena tekanan-tekanan pada model jauh lebih
besar. Perhatikan bahwa dalam contoh ini bilangan Euler akan digunakan untuk memberikan kenaikan tekanan model sebesar
pnv=o
Lpp _ 'ilf,f
* .---.:. = i':. Ap,o=
L'P''= Ap,
lrt"\=
*'\;)= AUC x 4? = 64oo kPa
l* I = 4oo
* -
Untuk alasan ini dan pengamatan bahwa kecepatan pada model jauh lebih besar. studi-studi model tidak umum dilakukan unluk
situasi-situasi (misalnya, aliran di sekitar mobit) di mana bilangan Reynolds merupakan parameter pengarahnya.

x Fluida homogen memiliki propeni-properti yang independen terhadap posisi

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 94/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 6l ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN 87

CONTOH 6,4 Kenaikan tekanan dari arus bebas ke suatu lokasi tertentu di permukaan sebuah model roket terukur sebesar
22kPa pada keeepatan angiil 1200 kmljam. Terowongan angin dijaga pada 90 kPa absolut dan 15"C. Berapakah keceparan dan
kenaikan tekanan.pada prototipe roket pada ketinggian 15 km?

Penyelesaian: Bilangan Mach mengatur studi model ini. Jadi.


vo
=,,Jt,nr,
M^=
Dengan menggunakan temperatur dari Tabel B-3, kecepatannya adalah
{^=5
M, v' -v' v^
"roFn
-

vo= v.lfi= ,r*W = ro4r km/jam

Gaya tekanan adalah LpA = Lpl2 iadi rasio terhadap gaya inersial dalam Pers. (6.18) adalah bilangan Euler, LplpV2.
Dengan menyamakan bilangan-bilangan Eulernya kenaikan tekanan diperoleh sebesar

p.v'^
L LP. * ,_{,,yi" = 22 x 12,3 , 288 r lMl2.
p=
p_,e = " o,rru, go x 216,l , l2o.,
=3.01 kpa

Soal-soal dan Penyelesaiannya

6.1 Tuliskanlah dimensi-dimensi dari suku energi kinetik f,mvz dalam sistem satuan F - L - T.
Dimensi-dimensi pada mV2 adalah

[mv21=M4=rT*=rr
TZ LT'
di mana M = FT2IL diperoleh dari hukum kedua Newton yang dituliskan m = F/a. Satuan-satuan pada FL dalam sistem
51 adalah N'm, sebagaimana diharapkan. Dengan menggunakan sistem satuan M L - -
Z adalah (kg.m2)/s2, yang setara
dengan N.m.

6.2 Kecepatan V dari sebuah beban ketika menyentuh lantai diasumsikan bergantung pada gravitasi g, ketinggian /z
dari tempatnya dijatuhkan dan densitas p dari beban tersebut. Gunakan analisis dimensional dan tuliskan hubungan
antara variabel-variabelnya.
Dimensi-dimensi dari setiap variabel dituliskan sebagai

tv=+ [d=fi [h]=L tet=y


Karena M muncul hanya di dalam satu variabel, variabel p tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam hubungan yang
diinginkan. Ketiga suku lainnya digabungkan untuk membentuk suku lt tunggal; ini dibentuk dengan mengamati bahwa
I muncul hanya di dalam dua variabel, jadi V2 berada di dalam pembilang dan g di dalam penyebut. Dimensi panjang
kemudian dicoret dengan menempatkan fu di dalam penyebut. Suku n tunggal tersebut adalah

trl -
v2
sh
Karena suku a ini bergantung pada semua suku a lainnya dan yang lainnya tersebut tidak ada, maka suku ini pasti merupakan
suatu konstanta. Jadi, kita menyimpulkan bahwa
v = C^[ii
Suatu eksperimen sederhana akan menunjukkan bahwa C = "12 Kita lihat bahwa analisis dimensional menyingkirkan
kemungkinan bahwa kecepatan terjun bebas, dengan mengabaikan efek-efek kekentalan (artinya, gaya hambat), bergantung
pada densitas dari bahan (atau beban).

6.3 Sebuah desain mobil baru diusulkan. Proposal tersebut mengusulkan dilakukannya studi pada model l:5 untuk
mengkaji desain tersebut pada kecepatan 90 kmijam. Berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk studi model dan
berapakah gaya hambat yang dapat diharapkan pada prototipenya jika gaya sebesar 80 N terukur pada model?
Bilangan Reynolds akan menjadi parameter pengaturnya. Bilangan ini mengharuskan

v^1,
i^ -\4lo
= -rr ' . \/
vm -
I
=vrlk= 9o x 5 = 450 km/jam
"'
Kecepatan yang tinggi ini akan menyebabkan munculnya efek-efek kompresibilitas. Jadi, apakah yang
besar harus dipilih ataukah prototipe harus dibatasi pada kecepatan yang lebih rendah. suatu model lebih

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 95/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

88 ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN IBAB 6

Untuk kecepatan yang dihitung di atas, gaya hambatnya akan diperoleh dengan menggunakan Pers. (6.22)

(FD)p= (r;.,({,)' (i:)' = @;-l?)'lH' =(F,). = se y

Harus diperhatikan bahwa untuk aliran-aliran dengan bilangan Reynolds tinggi, aliran di sekitar benda-benda tumpul

seringkali menjadi independen terhadap bilangan Reynolds, seperti terlihat dalam Gbr. 8.2 untuk aliran di sekitar sebuah
bola untuk Re > 4 x 105. Ini mungkin kasus yang sama untuk aliran di sekitar sebuah mobil. Selama 1Re). > 5 x 105
keceparan berapapun dapat dipilih untuk studi model. Jika modelnya memiiiki lebar 40 cm, maka kecepatan 100 km/jam
dapat dipilih; pada kecepatan tersebut, bilangan Reynoldsnya, yang bergantung pada lebar, adalah Re = V.l^lvo, - (100
5
000/3600) x0,111,6 x 10 = 7 x 105. Ini jelas merupakan kecepatan yang dapat diterima. Jelaslah bahwa pengetahuan dan
pengalaman diperlukan untuk studi-studi semacam ini.

Soal-soal Thmbahan

6.4 Bagiiah Pers. (6.1) dengan Vf


sehingga dengan demikian mengekspresikan persamaan Bernoulli (6.1) sebagai sekelompok
suku-suku non-dimensi. Identifikasikanlah parameter-parameter non-dimensi yang masuk di dalamnya.

6.5 Jika sistern F -L- I digunakan, pilihtah dimensi-dimensi pada setiap yang berikut: (tz) fluks massa, (&) tekanan, (c) densitas,
(rf viskositas dan (e) daya.

Analisis Dimensional
6.6 Gabungkanlah setiap kelompok variabel-variabel berikut ke dalam satu kelompok non-dimensi tunggal, suku n.
(a) Kecepatan V, panjang l, gravitasi g dan densitas p
(&) Kecepatan V, diameter D, densitas p dan viskositas ,u
(c) Kecepatan % densitas p, diameter D dan viskositas kinematik v
(@ Kecepatan sudut f), percepatan gravitasi g, diameter d, dan viskositas pt

(e) Kecepatan sudut Q, viskositas p, jarak b dan densitas p


(fl Daya IV, diameter d, kecepatan V dan kenaikan tekanan Ap
6.7 Variabel apakah yang tidak dapat mempengaruhi kecepatan jika diajukan bahwa kecepatan bergantung pada diameter, panjang,
gravitasi kecepatan rotasi dan viskositas?
6.8 Sebuah benda jatuh dengan bebas di dalam suatu aliran kental. Hubungkanlah kecepatan terminal V dengan lebarnya w,
panjangnya 1, gravitasi 6 dan densitas fluida p dan viskositas p. Hubungkanlah kecepatan terminal dengan variabel-variabel
yang lain. Pilihlah (a) w, g dan p sebagai variabel-variabel berulang dan (b) l, g dan p sebagai variabel-variabel berulang.
Tunjukkanlah bahwa hubungan untuk (a) adalah setara dengan untuk (b)'
6.9 Diajukan bahwa kecepatan V yang keluar dari sebuah lubang di sisi sebuah tangki terbuka bergantung pada densitas p dari
fluida, jarak 11 dari permukaan dan gravitasi g. Ekspresi seperti apakah yang menghubungkan variabel-variabel tersebut?
6.10 Masukkanlah viskositas p ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.9. Tentukanlah ekspresi yang menghubungkan variabel-variabel
tersebut.

6.ll Masukkanlah diameter lubang d dan viskositas p ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.9. Tentukanlah ekspresi yang
menghubungkan variabel-variabel tersebut.
6.12 Penurunan tekanan Lp pada suatu potongan horizontal dari suatu pipa berdiameter d bergantung pada kecepatan rata-rata,
viskositas, densitas fluida, tinggi rata-rata dari elemen-elemen kekasaran permukaan dan panjang dari potongan pipa tersebut.
Tuliskanlah ekspresi yang menghubungkan penumnan tekanan dengan variabel-variabel lainnya.
6.L3 Asumsikan sebuah pipa vertikal dan masukkan gravitasi ke dalam daftar variabel dalam Soal 6.12 dan tentukanlah ekspresi
untuk penurunan tekanan.
6.14 Gaya hambat pada sebuah bola bergantung dari diameter dan kecepatan bola, viskositas dan densitas aliran dan gravitasi.
Tentukanlah ekspresi untuk gaya hambat tersebut.
6.15 Gaya hambat pada sebuah silinder diteiiti di terowongan angin. Jika efek-efek dinding dapat diabaikan, hubungkanlah gaya
hambat dengan kecepatan, densitas dan viskositas kinematik angin dan diameter dan panjang silinder.
6.16 Jarak ierbang sebuah bola golf diasumsikan bergantung pada kecepatan awal bola, sudut bola dari pemukul, viskositas dan
densitas udara, jumlah lekukan pada permukaan bola dan diametemya dan gravitasi. Tuliskan ekspresi untuk jarak terbang ini.
temperatur udara mempengaruhi jarak terbang?
Bagaimanakah

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 96/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 6] ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN 89

6,17 Laju aliran p dari air di dalam sebuah saluran terbuka diasumsikan bergantug pada ketinggian ft dari air dan lebar w dan
kemiringan S dari saluran, tinggi kekasaran dinding e dan gravitasi g. Hubungkanlah laju aliran dengan variabel-variabel
lainnya.

6.18 Gaya angkat Frpada sebuah airfoil berhubungan dengan kecepatanrrya V, panjangnya L, panjangchordnya c. sudut serangnya
o dan densitas p dari udara. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan. Hubungkanlah gaya angkat dengan variabel-
variabel lainnya.
6.19 Gaya hambat F, pada sebuah airfoil berhubungan dengan kecepatannya y, panjangnya L, panjang chordnya r, sudut serangnya
cr dan densitas p dan viskositas p dari udala. Efek-efek kekentalan diasumsikan dapat diabaikan. Hubungkanlah gaya angkat
dengan variabel-variabel lainnya.

6.20 Tentukanlah ekpsresi untuk torque yang dibutuhkan untuk memutar sebuah piringan berdiameter d, pada jarak r dari sebuah
pelat datar pada kecepatan rota.si C). suatu cairan mengisi ruang di antara piringan dan pelat.

6.21 Daya Wn yang dibutuhkan untuk memompa bergantung pada kecepatan rotasi impeler f). diameter impeler r/, jumlah N tlari
bilah-bilah impeler, viskositas dan densitas fluida dan perbedaan tekanan Ap. Ekspresi bagaimanakah yang men-Ehubungkan
daya dengan variabel-variabel lainnya?

Fluida

Gambar 6.3 Keserupaan.

6.22 Tuliskanlah ekspresi untuk torque yang dibutuhkan untuk memutar silinder yang dikelilingi oleh suatu fluida seperti ditunjukkan
dalam Gbr. 6.3. (a) Abaikan efek-efek dari /r. (b) Masukkan efek-efek dari ft.
6.2i Setelah dilakukan studi pada model, kuantitas-kuantitas yang dicari seringkali diprediksi untuk prototipenya. Dengan menggunakan
kecepatan rata-rata 7, dimensi karakteristik I dan densitas fluida p, tuliskanlah rasio dari prototipe terhadap model dari (a)
gaya hambat FD, (b) laju aliran Q, (c) penurunan tekanan Ap dan (fl torque I.

6.24 Sebuah model bola goll'akan diteliti untuk rnenentukan efek-efek dari lekukan-lekukannya. Sebuah bola yang l0 kali lebih
besar dari bola golf aktual digunakan dalam studi terowongan angin. Berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk model
untuk mensimulasikan kecepatan protoripe 50 m/s.,
6.25 Sebuah usulan desain dermaga diteliti di saluran air untuk mensimulasikan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin topan. Dengan
menggunakan model skala l:10, berapakah kecepatan yang harus dipilih dalam studi model untuk mensimulasikan kecepatan
air 12 n/s?
6.26 Sebuah studi rnodei yang diusulkan untuk sebuah pesawat terbang kecepatan rendah akan dilakukan dengan menggunakan
model skala 1:10. Jika prototipenya akan melaju pada 25 m/s, berapakah kecepatan yang harus dipilih untuk model terowongan
angin? Apakah tes ini. layak dilakukan? Apakah akan lebih baik melakukan pengujian pada model skala 40:l di dalam saluran
air?

6.27 Gaya tarik sebesar 15 N terukur pada sebuah model kapal skala 1:40 di dalarn saluran air. Berapakah kecepatan yang harus
digunakan untuk mensimulasi kecepalan prototipe l0 m/s? Berapakah gaya yang diprediksikan terjadi pada kapal pada kecepatan
tersebut?
6.28 Sebuah model pesawat terbang sekala i:20 diteliti di dalam sebuah terowongan angin supersonik 20'C pada permukaan laut.
Jika gaya angkat sebesar 20 N pada kecepatan 250 m/s terukur di terowongan angin, berapakah kecepatan dan gaya angkat
yang disimulasikan untuk prototipenya? Asumsikan bahwa prototipe berada pada ketinggian (a) permukaan laut, (b) 3000 m
dan (c) 10 000 m.
6.29 Gaya pada sebuah weir ingin diprediksi dengan meneliti aliran air pada sebuah model skala l:10. Jika 1,8 m3/s diantisipasi
terjadi pada weir tersebut, berapakah laju aliran yang harus digunakan dalarn studi model? Berapakah besarnya gaya yang
diperkirakan terjadi pada weir.jika 20 N terukur pada model?

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 97/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

90 ANALISIS DIMENSIONAL DAN KESERUPAAN IBAB 6

Jawaban-jawaban Untuk Soal-soal Tambahan

6.4 Y dan 4^
v' pv'
6.s (a) FT/L (b) FII] (c) FT2|L4 (d) FTILZ (e) LFIT
6.6 (a) V2/s (b) VpDlp (c) VDlv @) A2dls (e) tlpb2/pt
(f) WLpV2d
6.7 Viskositas
6.8 (d #=t(t,'*f)*' 4 =r(+'*ff)
6.9 y=C,lgH

6.10 *=lP..fsn'\
th "\ p
't I

6.rl ,h=A*'Y)
6.12 *l)
#,=t(fr , ,##)
6.13
#,=t(:,*
u.,o
ffrv=4r# E)
6.rs :+,=r(Y i)

6.16
', = ,{"l#, r,#)
6.17
& =r(# '.2)
u.rr
fu=r(L")
6.ts
fu=fG,",rI)
6.20
f*,=r(1.r7')
6.2t -
;:r=,(ry' ,:,+,)
6.22
{,r,=t(+ frf ry)
*, ?r_= &o^,r*r^ ,, Z= #
Orv'zrt3,
6.23 (c) Lpo p,V',
Lp. p.v'- '"'.. T^
To-
ldI

p-v'-t'-
6.24 5 m/s
6.25 3,79 m/s
6.26 500 m/s, 133 m/s. Studi model tidak layak
6.27 1,58 m/s, 60 kN
6.28 (a) 250 m/s, 8000 N (b) 258 m/s, 6350 N (c) 283 m/s, 3460 N
6.29 56,9 m/s. 20 kN

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 98/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 99/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

92 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL IBAB 7

panjang pembentukan profil

it(y)

lu (panjang jalan masuk)

Gambar 7.1 Daerah jalur masuk aliran laminar di dalam pipa atau di antara pelat-pelat paralel.

40 000 di dalam aliran-aliran yang sangat terkontrol di dalam pipa-pipa halus di dalam gedung yang tahan getaran; untuk
pipa konvensional dengan dinding yang kasar, kita menggunakan 2000 sebagai limit dari aliran laminar.
Untuk aliran di antara pelat-pelat paralel yang lebar dengan profil seragam di jalur masuk,

(7.3)

di mana h adalah jarak di antara pelat dan V adalah kecepatan rata-rata. Aliran laminar tidak dapat terjadi untuk
Re > 7700; nilai 1500 digunakan sebagai limit untuk aliran konvensional.
Daerah jalur masuk untuk aliran turbulen terbentuk ditunjukkan dalam Gbr. 7.2.Profil kecepatannya terbentuk pada
panjang Lo, akan tetapi karakteristik-karakteristik dari turbulensi di dalam aliran memerlukan panjang tambahan. Untuk
bilangan-bilangan Reynolds besar yang melebihi 105 di dalam pipa, kita menggunakan
L, L, L.
5=10 ,j=ao fi=t20 (7.4)

Untuk aliran dengan Re = 4000, panjang pembentukannya barangkali lima kali dari yang ada dalam Pers. (7.4) karena
pembentukan laminar awalnya diikuti oleh pembentukan turbulensi. (Belum ada riset yang dilakukan untuk aliran di
mana Re < 105).
Variasi tekanannya digambarkan dalam Gbr. 7.3. Transisi awal menuju turbulensi dari dinding pipa ditunjukkan
dalam gambar tersebut. Variasi tekanan dari aliran laminar lebih tinggi di daerah jalur masuk daripada di daerah yang
terbentuk penuh karena tegangan geser dinding yang lebih besar dan fluks momentum yang meningkat.

L,

L, Panjang pembentukan profi I


I
Ali
Aliran turbllensi
Lapisan dinding Terbentuk

---i ->\
A uv'Yt --)
lnti tak-kental I \
Ls (panjang jalan masuk)
a(v) = n,* athiun Lo > n 5

Gambar 7.2 Daerah jalan masuk aliran turbulensi di dalam pipa.

Transisi dekat titik awal


(untuk Re > 300 000)

Transisi dekat Lo
(untuk Re sekitar 10 000)

Gambar 7.3 Variasi tekanan di dalam pipa untuk aliran-aliran laminar dan turbulen

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 100/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 93

7.3 ALIRAN LAMINAR DI DALAM PIPA


Aliran laminar tunak dan terbentuk di dalam pipa akan diturunkan dengan mengaplikasikan hukum kedua Newton pada
elemen dalam Gbr. 7.4 dalam Subbab 7.3.1 atat dengan menggunakan persamaan Navier-Stokes yang tepat dari Bab 5
dalam Subbab 7.3.2. Cara yang manapun dapat digunakan karena kita akan memperoleh persamaan yang sama melalui
kedua pendekatan tersebut.

7.3.1 Pendekatan Elemen


Elemen fluida yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.4 dapat dianggap sebagai volume kontrol tempat fluida mengalir masuk dan
keluar atau dapat dianggap sebagai massa fluida pada suatu momen tertentu. Jika dianggap sebagai massa fluida instan
yang tidak memiliki percepatan di dalam aliran tunak terbentuk ini, hukum kedua Newton menjadi

LF* = 0 atau pTEr2- Qt + dp)nrz- r2nr dx + ynl dx sin 0 = 0 (7.s)

di mana r adalah tegangan geser pada dinding elemen dan 7 adalah berat spesiflk dari fluida. Persamaan di atas
disederhanakan menjadi
t=-;f;{r+rnl (7.6)

dengan menggunakan dh = -sin 0 dx di mana h diukur ke arah vertikal. Perhatikan bahwa persamaan ini dapat diaplikasikan

baik pada aliran laminar maupun turbulen. Untuk aliran laminar, tegangan geser ? berhubungan dengan gradien kecepatan*
menurut Per. (1.9):

'-la*,
ft/v--
,"u1 /" +dp)xi
\4 ,-:a,
t2nrdx

Gambar 7.4 Aliran tunak terbentuk di dalam pipa.

-p*=-;*@+vh) Q.n

Karena kita mengasumsikan aliran terbentuk (tidak terjadi perubahan profil kecepatan ke arah aliran), sisi sebelah kiri
merupakan fungsi dari r saja sehingga d(p + yh)ldx harus berupa sebuah konstanta (tidak dapat bergantung pada r
karena tidak terdapat percepatan radial dan kita mengasumsikan bahwa pipanya relatif kecil, tidak terjadi variasi tekanan
terhadap r); jadi, kita dapat menuliskan
(7.8)
Jau=lfih@+yh)dr
Ini diintegralkan untuk memberikan profil kecepatan terbentuk
(7.e)
"@=fr*@+yh)+c
Di mana konstanta pengintegralan C dapat diperoleh dengan menggunakan u(rs) = 0 sehingga

- 2i 4o
ug1=9 47t dxn + yn)
t (7.10)

Untuk pipa horizontal di mana dhldx = 0, profil kecepatannya menjadi

u(,)=iffG-*; (7.11)

Profil kecepatan di atas merupakan profil parabola; aliran ini kadang-kadang disebut sebagai aliran Poiseuille.
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan-persamaan Navier-Stokes yang tepat; jika tidak
berminat, silahkan melanjutkan langsung ke Subbab 7.3.3.

'Tanda minus diperlukan karena tegangan merupakan kuantitas positif dan duldr adalah negatif di dekat dinding bawah

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 101/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

94 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

7.3.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes


Persamaan momentum diferensial komponen z dalam koordinat silindris dari Tabel 5.1 diaplikasikan pada aliran tunak
terbentuk di dalam pipa bulat. Untuk kali ini, kita ingin menyebutkan koordinat ke arah aliran sebagai x dan komponen
kecepatan ke arah x sebagai u(x): jadi. kita akan menggantikan z dengan x dan y dengan u. Maka, persamaan diferensialnya
menjadi

ps,+
o(t,*. *%* ,,{r. X)= -*+ r(#.+*.iY*.#) (7.12)

ada ada aliran aliran


tidak tidak aliran aliran
kecepatan radial olakan terbentuk tunak simetrik terbentuk

Perhatikan bahwa sisi sebelah kirinya adalah nol, arlinya, partikel-paftikel fluida tidak memiliki percepatan. Dengan
menggunakan pg." = )zsin g = - ydhldr persamaan di atas disederhanakan menjadi

tr**+yh)=+*(,*) (7.t 3)

di mana dua suku pertama di dalam tanda kurung di sisi sebelah kanan dari Pers. (7.12) telah digabungkan, berarti,
d)u 1a,, I atAut
T
Sekarang, kita dapat melihat bahwa sisi ait dr= arV ar) ,
kiri pers. (17.13) merupakan fungsi dari x dan sisi kanan merupakan fungsi dari
r. Ini berarti bahwa kedua sisi hampir selalu konstan, karena x dan r dapat bervariasi secara independen satu sama lain,
Maka kita dapat menulis kembali persamaan tersebut sebagai:

^
= + *(,*) au,, d(,X \ = ).r dr (7.14)

Ini diintegralkan untuk memberikan


,fr=tl+e (7.1 5)

Kalikan dengan drlr dan integralkan lagi. Kita memiliki

u(r)=)uT*Olnr+B (7.16)
MerujukkeGbr.T.4: keduakondisibatasnyaadalahrzterhingga(finite1 padar=0danu=0padar=r(t.Jadi,A=0
d,an b= -lfit+. Karena )" adalah sisi sebelah kiri dari Pers. (7.13), kita dapat menuliskan Pers. (7.16) sebigai

u@)=fi **. ynl Q - r'zo) v.tn


Ini adalah distribusi kecepatan parabola dari aliran laminar di dalam pipa, kadang-kadang disebut aliran poiseuille. Untuk
pipa horizontal, dh/dx = 0 dan
I dP. )
utr)=4u ).
(7.18)
*tr-rn)
7.3.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan

Kuantitas pertama
gradien yang ingin dicari di dalam aliran di dalam pipa adalah kecepatan rata-rata V. Jika kita mengekspresikan
tekanan yang konstan sebagai dpldx = -LplL, di mana Ap adalah penurunan tekanan (bilangan positif) di seluruh
panjang pipa L, akan diperoleh
u = ilu(rt2trr tlr

=
2x Lpt'.,\r - ri"'d'=
-;A - ri\p (7.19)
+prt )" tt,,
Kecepatan maksimum terjadi pada r = 0 dan adalah
,] Lo
&makr= =2V (7.20)
ffi
Penurunan tekanan, dengan menyusun ulang Pers. (1.19), adalah

^
ifp= SuLV
.,
ro'
(7.21)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 102/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7l ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 95

Tegangan geser di dinding dapat diperoleh dengan mengasumsikan volume kontrol dengan panjang I di dalam pipa.
Untuk pipa horizontal, gaya tekanan mengimbangi gaya geser sehingga volume kontrol menghasilkan

oinP = ZnroLro :' xo-ry (7.22)

Kadang-kadang tegangan geser non-dimensi. yang disebut faktor gesekanl, digunakan. Ini didefinisikan sebagai
To

'" *pv'
(7.23)

Kita juga menggunakan rugi head hryan1 didefinisikan sebagai Lply. Dengan menggabungkan persamaan-persamaan di
atas, rugi head dapat diekspresikan sebagai

n,=* =f B* (7.24)

Ini kadang-kadang disebut sebagai persamaan Darcy-Weisbach; persamaan ini berlaku untuk aliran laminar dan turbulen
di dalam pipa. Dalam bentuk bilangan Reynolds, faktor gesekan untuk aliran laminar adalah (gabungkan Pers. (7'21)
dan (7.24))
"64
Re (7.2s)

di mana Re VDlv. Jika ini dimasukkan ke dalam Pers. (7.24), kita lihat bahwa rugi head proporsional secara langsung
terhadap kecepatan rata-rata di dalam aliran laminar, suatu fakta yang juga diaplikasikan pada aliran laminar di dalam
=
saluran dengan bentuk potongan-lintang apapun.

COI.ITOH 7.1 Penrimaar tekanan di sepanjaag pipa horizontal berdianroter 1 cm dengan paqiary 30 m yangrmengalirkan air
pada11 "C diasumsikan sebesar 2 kPa. Diasum$ikan aliran bersifat laminx. Tentukenleh (a) kecepatan maksimam di dalam pipa"
(b) bilaagan Reynotds, {c) tcgangaa geser dinding dan (d faktor gesekaa

Penyeteeaian: (a) Kecepatan maksimum diperoleh uebesar

4ttL 4xl0ix30
Catatan: Tekanan harus dalam pascal agar satuan-satu&naya €ocnk, Disamnkm untuk melakBkan pengecekan terhadap satuan-sat$an
dicek sebagai berikut:
jika meaggunakan persamaan-persamaan untuk perta*a kaltnya, Satusa"sstuafl di ata$
m2 x N/m? ttr/s
(N'#rnz) x rn =

{b) Bllang*n Reynoldsnya, yang merukan kua*itas non-dinroasi, *dalah


(0'4167?)0'01
Re=-IP  - =4l{i7
lo{
Ini rnelebihi 20ff) akan tetgpi aliran laminar tetap dapat tfrjadi pad* bilangaa-bitangan Reynotds yang tinggi jika kite ffiengguuaksn
pipa halus dan berhati-hati untuk menghasilkan aliran yang kbas gangguan. Akan tetapi, perhatfkan bagaimana rendahnya kecepalan
OiC*tu* pipa yang relatif kecil ini. A1iraa laminar jarang dijmpai dal4m apiikasi*aplikasi tekrfk k€cuali jika alira*nya sangat
kental atau dimensi-dlmensiuya cukup kecil.
(c) Teg*ngan geser dinding yang disebabkan oleh efek-efek viskositas diperoleh sebesar

"o='# = Y*# = 0,1667 Pa

Jika kita menggunakan tekanan dalam kPa tegangm akan.meluiliki setuatr kPa
(4 Al*rirnya faltor gesekarr, yang merupakan krrantitas non-dimensi, *dalah

f,o ^=
"r = *pV' ----0'1667 ---__--."-.--
0,5 x 1ffi0 x [0,416712)"
= o,oo77

7.4 ALIRAN LAMINAR DI ANTARA PELAT-PELAT PARALEI,


Aliran laminar tunak terbentuk di antara pelat-pelat paralel (satu pelat bergerak dengan kecepatan {,ll akan diturunkan
dalam Subbab 7 .4.1dengan mengaplikasikan hukum kedua Newton pada elemen dalam Gbr. 7.5 atau dengan menggunakan
digunakan karena kita
persamaan Navier-Stokes yang tepat dari Bab 5 dalam pendekatan
Subbab 7.4.2. Cara yang manapun dapat
akan memperoleh persamaan yang sama melalui kedua tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 103/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

96 AI-IR AN-AI-IRAN INTERNAI, [BAB 7

ydx dy

Gambar 7.5 Aliran tunak terbentuk di antara pelat-pelat paralel

7.4.1 Pendekatan Elemen


Elemen fluida yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.5 dapat dianggap sebagai volume kontrol di mana fluida mengalir masuk
dan keluar atau dapat dianggap sebagai massa fluida pada suatu momen tertentu. Jika dianggap sebagai suatu massa fluida
instan yang tidak memiliki percepatan di dalam aliran tunak terbentuk ini, hukum kedua Newton menjadi

Ir. = 0 atau pdy-(p + dp)d1t + rdx-(r + dr'1dx + ydxdy sin g=0 (7.26)

di mana r adalah tegangan geser di dinding elemen dan g adalah berat spesifik dari fluida. Kita telah mengasumsikan
panjang satuan ke arah kertas (ke arah r). Untuk menyederhanakannya, bagilah dengan dx dy dan gunakan dh = -sin9
dr di mana ft diukur ke arah vertikal:
41=d tn+vh1 Q.2n
dt'- dx
Untuk aliran laminar ini, tegangan geser U".trUungu, dengan gradien kecepatan melalui x = 1t du/dy sehingga Pers.
(7.27) menjadi
u4=
'di 4 r.p + yh)
dx"
(7.28)

Sisi sebelah kiri merupakan fungsi dari y saja untuk aliran terbentuk ini (kita mengasumsikan saluran yang lebar dengan
rasio aspek lebih dari 8) dan sisi sebelah kanan adalah fungsi dari x saja. Jadi, kita dapat mengintegralkan dua kali
terhadap y untuk memperoleh
t d(o + vhl
"(v) =.-2lt y' + Ay +
ff B. (7.29)

Dengan menggunakan kondisi-kondisi batas z(0) =O dan u(b) = U, konstanta-konstanta pengintegralannya ditentukan
dan diperoleh profil parabola:

u) =
+a@ *Ynt 02 - byt * 'o r. (7.30)

Jika pelat-pelatnya horizontal dan U = O, profll kecepatannya disederhanakan menjadi

yz) (7.31)
"$=Y2pL@y-
di mana kita telah menjadikan d(p + yh)ldx = - LplL untuk pelat-pelat horizontal di mana Lp adalah penurunan tekanan,
yang merupakan kuantitas positif.
Jika aliran disebabkan hanya oleh pelat atas yang bergerak, tanpa ada gradien tekanan, ini disebut aliran Couette
sehingga u(y) = Uylb. Jika kedua pelat tidak bergerak dan aliran disebabkan hanya oleh gradien tekanan, ini adalah aliran
Poiseuille.
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan-persamaan Navier-Stokes yang tepat; jika tidak
berminat, silahkan melanjutkan langsung ke Subbab 7.4.3.

7,4.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes


Persamaan momentum diferensial komponen x dalam koordinat kartesian (lihat Pers. (5.18)) dipilih untuk aliran tunak
terbentuk ini yang memiliki streamline-streamline yang paralel terhadap dinding-dinding di dalam sebuah saluran yang
lebar (paling sedikit rasio aspek 8:l):

, (* . = -*+ vsin,. u (# . (7.32)

*. / r4. / *)
unak "terbentuk streamlineparalel
ke dinding
terbentuk
#.#)
kanal lebar

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 104/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN.ALIRAN INTERNAL 97

di mana saluran membentuk sudut 0 dengan horizontal. Dengan menggunakan dh = - dx sin 0, persamaan diferensial
parsial di atas disederhanakan menjadi

# =if;o * rnt
(7.33)

di mana derivatif-derivatif parsial telah digantikan dengan derivatif-derivatif biasa karena r.r bergantung pada y saja dan
p merupakan fungsi dari x saja.
Karena sisi sebelah kiri merupakan fungsi dari y dan sisi sebelah kanan
merupakan fungsi dari x, di mana keduanya
dapat saling diubah-ubah secara independen, kedua sisi tersebut paling tinggi hanya dapat berupa suatu konstanta,
katakanlah i., sehingga
d'u-l (7.34)
dy'
Mengintegralkannya dua kali akan memberikan

ugl=|),y2+Ay+n. (7.3s)

Merujuk ke Gbr 7.5: kondisi-kondisi batasnya adalah u(0) = 0 dan u(b) = U jika

^- h-/t,
o-u-tb _B=o (7.36)
Jadi profil kecepatannya adalah

uluy zu
=d?J-PAt tv2 - bt + Yb't' Q3n
di mana )" telah digunakan sebagai sisi sebelah kanan dari Pers. (7.33).
Di dalam saluran horizontal, kita dapat menuliskan d (p + fh)/dx = -Lp/L Iika U = 0, profil kecepatannya adalah

,o) =
#. @v - v2) (7.38)

Ini adalah aliran Poiseuille. Jika gradien tekanannya adalah nol dan pergerakan dari pelat atas menyebabkan terjadinya
aliran, ini adalah aliran Couette dengan u0) Uylb.
=
7.4.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan
Kita akan memperhatikan beberapa kuantitas yang diinginkan untuk kasus dua pelat tidak bergerak dengan U = O.
Kuantitas pertama yang diinginkan di dalam aliran adalah kecepatan rata-tata V. Kecepatan rata-ratanya adalah, dengan
mengasumsikan lebar satuan dari pelat-pelat,
ll
t/ - rt,.' J
u(y)dy

= 2;{,LJi,u, - v2tdr - i{rrlo + ql= o,'l[, (7.3e)

Kecepatan maksimum terjadi pada = b/2 dan adalah

u^.,.=#tg q)=*H =1u t7.40)

Penurunan tekanan, dengan menyusun ulang Pers. (7.39), untuk saluran horizontal* ini adalah,

ry = t2l
b'
(7.41)

Tegangan geser di tiap dinding dapat diperoleh dengan memperhatikan suatu benda bebas dengan panjang Z di
dalam saluran. Untuk saluran horizontal, gaya tekanan mengimbangi gaya geser:

(b x 1) Lp = 2(L x l)to '. ,o =H (7.42)

Dalam bentuk faktor gesekanl, yang dideflnisikan

x Untuk saluran dengan kemiringan gantikan saja p dengan (p + yh)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 105/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

98 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

TO
f- (7.43)
' *Pv'
Rugi head untuk saluran horizontal adalah

'r=1 = f hY;
(7.44)

Beberapa di antara persamaan-persamaan di atas dapat digabungkan untuk memperoleh


"48
,RC
=- (7.4s)

di mana Re = bVlv. Jika ini dimasukkan ke dalam Pers. (7.44), kita lihat bahwa rugi head proporsional secara langsung
terhadap kecepatan rata-rata di dalam aliran laminar.
Persamaan-persamaan di atas diturunkan untuk saluran dengan rasio aspek > 8. Untuk saluran-saluran dengan rasio
aspek yang lebih rendah, dinding-dindingnya akan memerlukan suku-suku tambahan karena tegangan geser yang bekerja
pada dinding-dinding samping akan memengaruhi bagian tengah aliran.
Jika yang diinginkan adalah aliran saluran horizontal di mana pelat atasnya bergerak dan tidak terjadi gradien
tekanan, maka profil kecepatannya akan berupa profil linier
ufi\=
" v
b"
(7.46)

CONTOH 7.2 Hujan gerimis pada 20 "C turuu di sebu*h areal pmkir dengan kedalaman yang relatif korrstan sebesar 4 mm.
Areal tersebut memiliki lebar 40 m dengan kemiringan 8 cm sepanjang 60 m. Estimasikan (a) laju aliran; (&) t€gangan ge$er
di permukaan, (r) bilangan Reynolds dan kecepatan di permukaan.
Penyelesaian: fa) Profil kecepatan dapat diasumsikan setengah dari profil yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.5. dengan
mengasumsikan aliran laminar. Kecepatan rata-rata teiap sama seperti yang diberikan oleh Pers. 17.39)" yaitu,

u-w
di mana {p telah digantikan dengan yft. Laju alirannya adalah

0'00a'"2 19-Ii'0
' =AV = o* tv
o tzuL =0.(1n4 *a6 12 x l0-r x 60
= 2.80x 103m,/s

(b) Tegangan geser bekeqja hanya pada dinding pejal, jadi Pers. (7.42) akan memberikan

 0-=
,^
o4 o.@4_I i 1el0.99
= 0.0523 pa
L -= 60
(c) BiJangan Reynoldsnya adalah
t^I/ 0.004* 0.0042 x 9810 x 0,08
e = "_v, = ;;; ffii* -
oo
Ury

Bilangan Reynolds ini di bawah 1500. jadi asumsi aliran laminar dapat diterima.

7.5 ALIRAN LAMINAR DI ANTARA SILINDER-SILINDER BEROTASI


Aliran tunak di antara silinder-silinder konsentrik, seperti digambarkan dalam Gbr. 7.6, adalah contoh sederhana lainnya
dari aliran laminar yang dapat diselesaikan secara analitik.Aliran semacam ini terjadi di bawah bilangan Reynoldsx 1700.
Di atas 1700, aliran dapat menjadi aliran laminar yang berbeda atau aliran turbulen. Aliran ini memiliki aplikasi dalam
lubrikasi di mana poros luarnya stasioner. Kita akan menyelesaikan soal ini sekali lagi dengan menggunakan elemen
fluida dalam Subbab 7.5.1 dan menggunakan persamaan Navier-Stokes yang tepat dalam Subbab 7.5.2: metode yang
manapun dapat digunakan.

7.5.1 Pendekatan Elemen


Dua silinder konsentrik berotasi ditunjukkan dalam Gbr. 7 .6. Kita akan mengasumsikan silinder-silinder vertikal, sehingga
gaya-gaya benda akan bekerja tegak lurus terhadap aliran melingkar ke arah I dengan satu-satunya komponen kecepatan
bukan nol ur.
Elemen fluida yang dipilih, yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.6, tidak memiliki percepatan sudut di dalam kondisi
aliran tunak ini. Oleh karena itu, penjumlahan torque-torque yang bekerja pada elemen adalah nol:

r x ZnrL x r - (r + dr) x 2n(r + dr) L x (r + dr) = 0 Q.4n

* Bilangan Reynoldsnya didefinisikan sebagai Re = @rrt6lv, dimana 6 = .rt- tt

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 106/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7I ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 99

Fluida di antara
silinder-silinder

Elemen fluida di
antara silinder-silinder

Gambar 7.6 Aliran di antara silinder-silinder konsentrik

di mana r(r) adalah tegangan geser dan l, adalah panjang silinder-silinder, yang harus lebih besar jika dibandingkan
dengan lebar celah 5 = rz - rl. Persamaan (1.41) disederhanakan menjadi

r2r dr + I dt + 2r dr dr + dr (dr)2 = g (7.48)


Kedua suku terakhir dari Pers. (7.47) merupakan jika
dua suku yang pertama, jadi suku-suku ordo-tinggi
persamaan yang telah disederhanakan adalahyang dapat diabaikan dibandingkan dengan

,**2r=o (7.49)

Sekarang kita harus mengenali bahwa r dalam Pers. (7.47) adalah* -r,, dalam Tabel 5.1 dengan entri di bawah judul
"Tegangan". Untuk aplikasi yang telah disederhanakan ini, tegangan geser berhubungan dengan gradien kecepatan
melalui
rro= ltr'"# (7.s0)

lni memungkinkan kita untuk menuliskan Pers. (1 .49), dengan menuliskan derivatif-derivatif parsial sebagai derivatif-
derivatif biasa karena u, bergantung hanya pada r, sebagai
rY dtro-o\
,p lr r + zu, = o (7.s 1)

Kalikan dengan dr, bagi dengan ytr, dan integralkan:

,ry+ 2vf = A (7.52)

Atau, karena rd(vrlr)ldr = dveldr - vrlr, ini dapat dituliskan sebagai

#*'f=Aarau lo';ir=o (7.s3)

Selanjutnya integralkan lagi dan peroleh


vr(rt=tr*9 (7.54)

Dengan menggunakan kondisi-kondisi batas


diperoleh sebagai re= rlC.l, pada r, dan ve= 12@2pada r, - rr. konstanta-konstantanya

2 arrl - rl rj {a, -
@,r2,
^
D=
rr,r)
(7.s5)
;-ri
'22-'1 -
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Navier-stokes yang tepat; jika tidak berminat, silahkan
melanjutkan langsung ke Subbab 7.5.3.

7.5.2 Mengaplikasikan Persamaan-persamaan Navier-Stokes


Persamaan momentum diferensial komponen 0 dalam Tabel 5.1 dipilih untuk pergerakan melingkar ini dengan vr = 0
dan vz = 0:
.Tanda
minus adalah karena tegangan geser dalam Gbr.':-.6 bekerja pada permukaan negatifke arah positif, yang merupakan tanda standar untuk
komponen tegangan.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 107/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

100 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

simetris

-fr *'+W*,. pz /r dr/ +/--_:+


-1
/
vtt/, I
pr
dp
ae
6e
(7.56)

.,(**1%*
\dt' rdr itNufu.*:-'u* ,2
2 qn,\

simetris
br' Tael
o*orJi,ljfr,*,*
Gantikan derivatif-derivatif umum dengan derivatif-derivatif parsial karena v, bergantung hanya pada 0 dan persamaan
tersebut menjadi

o=d"-, *
t- u
dlrdr12 -Yu Q.sn
yang dapat dituliskan dalam bentuk
4 dr, _ d(vrlr)
dr dr -- dr (7.s8)
Kalikan dengan dr dan integralkan:
d,e _re
Integralkan sekali lagi: dr- - r +A ataul *=o (7.59)

vs(r)=*r* u"
(7.60)

Kondisi-kondisi batas vr(r) = rroordan vr(r2) = r(02 memungkinkan

o_ -,arr'r 1 , _ ,1r2rtat,- ta.r)


(7.61)
r, - 11
^-a---)D------,-
r;-ri
7.5.3 Kuantitas-kuantitas yang Diinginkan
Banyak aplikasi silinder-silinder berotasi melibatkan silinder luar yang diam, artinya, @z= 0. Distribusi kecepatan, yang
diperoleh dalam dua subbab sebelumnya, dengan A dan B yang telah disederhanakan, menjadi
\

vs(r)=# lrz
a,r? \7-,)
1-11
(7.62)

Tegangan geser ?r (r,rdat', Tabel 5.1) bekerja pada silinder dalam. Besarnya adalah

-ll'',,--a;- I), ,, = 'tr'


I d(vrlr)
= (7.63)
= ,3 - ,i
Torque T yang diperlukan untuk memutar silinder dalam adalah

at.
2ur? 4tctrtrz, rlLa,
T= rro',= x r,= I
(7.64)
4-ri 'n"L fir,
Jadi daya W yang diperlukan untuk memutar silinder dalam dengan kecepatan rotasi at, adalah

w=Tat=4oPt-'314 (7.6s)
r;- ri
CONTOH 7.3 Viskositas ingin diukur dengan memutar sebuah sitinder dengan panjarrg 30 cm dan diameter 6 cm di d*lam sebuah
sitrinder berdiameter 5,2 cm, Torque*yt terukur sebesar 0,22 N.m dan keeepetan rotasirya terukur sebesar 30ff) rpm. 6.u*akan
Pen. (7.62) dan (7.66) uutuk mengestimasi viskositas. Asumsikan S = 0.86.
Penyelesaian: Torque diperoleh dari Pers. (?.64) berdasarkan distritrusi kecepatan dalam Pers. (7.62)l

_ _4trprlrlLaL _4npx 0.032x 0;03 l2 x0,3 x (3@0 x 2zl())


= r,r,

Dengnn menggunakan Pers. (7.66), torquenya diperoleh sebesar

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 108/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL t0l

r,(D,
T=T,Ar,=U +2lCr,Lxr,
"1.,,I-|.6-,,.1"..'l
n n, - lt 0:03(3000 tP* Zrr x 0,032 x 0,3 ... .ir = 0,0138 tN,stm2}
0,031 - 0

Tingkat kesalahan yang ditimbulkan dengan mengasumsikan profil Linier adalah 5,3 perseo.
Bilargan Reynoldsnya *dalah, dengan v
= Np,
o. = 9,t9= (3(ffi * 2ffi) * o.()3*0.001
t  - o,ol3t(loooxo,86)
UrVIJ IIl IVW A
= rrq

Asumsi aliran laminar dapat diterima karena Re < 1700.

Daya ini, yang diperlukan karena efek-efek viskositas di antara kedua silinder, memanaskan fluida di dalam bantalan
(bearing) dan seringkali membutuhkan pendinginan untuk mengontrol temperaturnya.
Untuk celah kecil 6di antara silinder, seperti di dalam soal-soal lubrikasi, distribusi kecepatan boleh diaproksimasikan
sebagai profil linier, suatu aliran Couette. Dengan menggunakan variabel y dalam Gbr. 7.6 distribusi kecepatannya
adalah
r,a,
vs\r) = -51 \7.66)

di mana y diukur dari silinder luar ke arah pusat.

7.6 ALIRAN TURBULEN DI DALAM PIPA


Bilangan Reynolds untuk kebanyakan aliran di dalam saluran melebihi batas aliran laminar. Jika aliran dimulai dari
kondisi diam, aliran tersebut akan dengan cukup cepat mengalami transisi menjadi aliran turbulen. Tujuan dari subbab
ini adalah untuk mengekspresikan distribusi kecepatan di dalam aliran turbulen di dalam pipa dan untuk menentukan
kuantitas-kuantitas yang berkaitan dengan aliran demikian.
Aliran turbulen adalah aliran di mana ketiga komponen kecepatannya bukan nol dan menunjukkan sifat acak.
Selain itu,harus terdapat sebuah korelasi di antara keacakan dari paling sedikit dua komponen kecepatannya; jika tidak
ada korelasinya, aliran tersebut hanyalah aliran berfluktuasi. Sebagai contoh, lapisan batas turbulen biasanya terjadi di
dekat permukan sebuah airfoil akan tetapi aliran di luar lapisan batas tersebut tidak disebut "turbulen" walaupun terjadi

Kita di
fluktuasi dalam
akan aliran; aliran
menunjukkan satutersebut
adalah arus bebas.
cara untuk mendeskripsikan aliran turbulen. Ketiga komponen kecepatannya pada suatu
titik dituliskan
u=i+u' v =i + v' w =i, + w' (7.6n
di mana a melambangkan bagian rata-rata waktu dari kecepatan komponen x dan u' melambangkan bagian acak yang
berfluktuasi. Rata-rata waktu dari u adalah
T
_It
, = i)u(t) dr (7.68)
0

di mana 7 nilainya cukup besar jika dibandingkan dengan waktu fluktuasinya. Untuk aliran turbulen terbentuk di dalam
pipa, ketiga komponen kecepatan akan terlihat seperti dalam Gbr. 7.7. Satu-satunya komponen rata-rata waktu adalah 7
ke arah aliran. Walaupun demikian harus terdapat korelasi antara paling sedikit dua di antara fluktuasi-fluktuasi kecepatan
yang gaya geser turbulen.
acak, misalnya, i-v'+ 0; korelasi-korelasi kecepatan demikian menghasilkan

komponen ,r komponen r komponen 0

Gambar 7.7 Ketiga komponen kecepatan di dalam aliran turbulen di suatu titik di mana aliran terjadi ke arah x
sehinggai=w=0danu+O

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 109/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t02 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

lapisan dinding kental

(a) dinding halus (&) dinding kasar

Gambar 7.8 Dinding halus dan dinding kasar

Kita dapat menurunkarl suatu persamaan yang menghubungkan i7' dan komponen kecepatan rata-rata waktu , ke
arah aliran dari suatu aliran turbulen, akan tetapi kita tidak dapat menyelesaikan persamaannya bahkan untuk kasus aliran
tunak* di dalam pipa yang paling sederhana sekalipun.
Pertama-tama, kita akan menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan dinding "halus". Sketsa dalam Gbr. 7.8 adalah
sebuah dinding "halus" dan sebuah dinding "kasar". Lapisan dinding kental adalah suatu aliran tipis di dekat dinding pipa
di mana efek-efek viskosistasnya signifikan. Jika lapisan kental ini menutupi elemen-elemen kekasaran pipa, dindingnya
disebut "halus", seperti dalam Gbr. 1.8(a); jika elemen-elemen kekasarannya menyembul keluar dari lapisan kental
tersebut. dindingnya disebut "kasar", seperti dalam Gbr. 7.8(b).
Terdapat dua metode yang biasanya digunakan untuk mendesktripsikan profil kecepatan aliran di dalam pipa. Ini
diberikan dalam subbab-subbab berikut.

7.6.1 Profil Semi-Log


Profil kecepatan rata-rata waktu di dalam pipa diberikan untuk pipa halus sebagai plot semi-log dalam Gbr. 7.9 dengan
hubungan-hubungan empiris di dekat dinding dan garis tengah yang memberikan 7(0) = 0. dan duldy
= 0 pada = ro.
Di daerah dinding, kecepatan karakteristiknya adalah kecepatan geser** ,r= {h/p dan panjang karakteristiknya adalah
panjang kental vlur; profil-profilnya adalah
)' s
ur = \v
+ " <
o - 1ly < (lapisan dinding kental) (7.6e)
u
il, = 2,44 h ff + a,9 30 .\ ,+< 0,15 (daerah turbulen) (7.70)

Interval 5 1 ,, ylv < 30 adalah zona penyangga di mana data eksperimental tidak pas dengan kurva yang manapun. Sisi

luar dari daerah dinding dapat serendah ury/v = 3000 untuk aliran dengan bilangan Reynolds rendah.
Lapisan dinding kental tidak memainkan peran apapun untuk pipa kasar. Panjang karakteristiknya adalah ketinggian
kekasaran rata-rata e dan daerah dindingnya direpresentasikan oleh

;= z,++ ln ) + 8,5 { . O,rS (daerah dinding, pipa kasar) (7.71)

Daerah luar independen terhadap efek-efek dindingjadi dinormalisasikan untuk dinding halus dan kasar dengan menggunakan
radius sebagai panjang karakteristiknya dan diberikan oleh
u^uk"- il
u_ L
=-2,44 h {+0,8 -y
ro < 0,15 (daerah luar) (7.72)

Hubungan empiris tambahan hQlr,,,) dibutuhkan untuk melengkapi profil untuk y > 0,l5ro. Kebanyakan hubungan yang
memenuhi duldy = 0 pada ) = ro dapat digunakan.
Daerah dinding
dalam
Gbr. 7.9(a). Untuk pipa Gbr.
halus kasar dan daerah luar dalam Gbr.7.9(b) saling bertumpuk seperti ditunjukkan dalam
dan1.9(a)

e = 2,441n\3 * 5,7 (pipahatus) (7.73)

T = 2,aah + 9,3 (pipa kasar) (7.74)

Seringkali kita tidak ingin mengetahui kecepatan pada suatu lokasi tertentu, tapi jika diinginkan, sebelum a_uu, dapat
diperoleh zrharus diketahui. Untuk mencari urkita harus mengetahui ro. Uirtuk mencari ro kita dapat menggrnutiun ltitrut
Pers. (7.6))

% = 'cF{
rnLP
arau to = lrOVr-t.
(7.75)

+Aliran turbulen tunak berarti kuantitas-kuantitas rata-rata waktunya independen terhadap


waktu.
x Kecepatan geser adalah suatu kecepatan fiktif yang memungkinkan data eksperimen diberikan dalam bentuk non-dimensi yang berlaku untuk semua
aliran pipa turbulen. Panjang kental juga merupakan suatu panjang fiktif.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 110/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 103

l_
daerah luar
u I
ut
membesar
25
25

20

15

10

uJ
t0 30 100 1000 10 000 f
u)lN
(a) Daerah dinding

8
u^rr- it
6
uI
4
2

0,01 0.1 0.15 1,0

t_/ro

(b) Daerah luar

Gambar 7.9Data eksperimen untuk dinding halus dalam aliran terbentuk di dalam pipa.

Faktor gesekan f dapat diestimasi dengan menggunakan profil hukum pangkat (power law) yang diberikan berikut jika
penurunan tekanan tidak diketahui.

7.6.2 Profil Hukum Pangkat


Suatu pendekatan lainnya, walaupun tidak terlalu akurat, melibatkan penggunaan profil hukum pangkat yang diberikan
oleh
i
(roJ
,*-, =-1Y1tr' (7.76)

di mana n adalah antara 5 dan 10, biasanya dalam bentuk integer (bilangan bulat). Ini dapat diintegralkan untuk
menghasilkan kecepatan rata-rata
, = l- '"
ag1zo, ar =
, *fin+ 1 ilmars Q.7n

Niiai dari n dalam Pers. (7.76) berhubungan dengan/secara empiris melalui

' n- J--tt2 (7.78)


Untuk pipa halus, n berhubungan dengan bilangan Reynolds sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 7.1.

Tabel 7.1 Pangkat r untuk Pipa Halus


Re = VDlv 4x103 105 106 >2x106
n 6 7 9 10

Profil hukum pangkat tidak dapat digunakan untuk mengestimasi tegangan geser dinding karena memiliki kemiringan
tak terhingga di dinding untuk semua nilai n. Profil tersebut juga tidak memiliki kemiringan nol di garis tengah pipa,
jadi tidak berlaku di dekat garis tengah. Profit ini digunakan untuk mengestimasi fluks energi dan fluks momentum dari
aliran pipa.

nilai Akhirnya, harus diperhatikan bahwa faktor koreksi energi kinetik adalah 1,03 untuk n ='7; jadi, biasanya dipakai
satu untuk aliran-aliran turbulen.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 111/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7


r04

(a)
berdiameter 4 cm dengan laju aliran 0'(02 m3/s' Estimasikan
CONTOH 7.4 Ak pada 20.C mengalir di dalam sebuah pipa
tegangangeserdinding,(D)kecepatanmaksimum,(c)penurunantekanansepanjang20m,td)ketebalanlapisankentaldan(e)
ta** kekasarannya memiliki ketinggian 0'0015
d"rrgan mengasumsikan elemen-elemen
tentukan apakah dindingnya halus ataukah
mm. Gunakan Profil hukum Pangkat'

Penyetesaian:Pedama-tarua,kecepatanfila-ratildanbilanganReynoldsnyaadalah
R" = vP= m/s = 5,85 x loa
v =9^ = ' A P1,
= 1.4&t
rc0.02' ry#*
(a) kita akan mencarj faktor gesekannya' Dar'i Tabel ?'1' nilai a = 6'8
Untuk mencari tega1gan geser dinding, perrama-tama
dipilih dan dari Pers' (7.?8)
"f = L=
n' -L
6.8'
= o,o216

(7'75)'
Tegangan geser dindingnya adalah, lihat Pers'

4 = lOv2f= j x 1000 x 1,4642 x 0'0216 = 23'2 Pa


(b) Pers' (?'7?):
Kecepatan maksimumnya diperoleh dengan menggunakan
+ lx24 + l) 1.4*
'maks-
, . =(n 2n2 v =7,8-*
2x6,8' 1.464 = 1.80 m/s

(c) Penunman tekanannYa adalah


. 2Lt, ?x 20 x 232 46 400 Pa atau 46,4 kPa
=tuauvra
Lp= r, = -O0- =

(d) KecePatao gesekannYa adalah

""=ff = ffi= o,r5z m/s

dan ketebalan lapisan kentalnya adalah


st'# = 3,29 x l0-s m atau 0'0329 mm
6
,= il=
sebesar 0,0015 mm (drawn tubiag)' yang tebih kecil
daripada ketebalan
(e) Ketinggian dari elemen-elemen kekasarannya diberikan
dari elemen-elemen dindingnya ad*lah 0'046 mm (tresi
ketinggian
l*pisan kentalnya. Jadi, dinding ini halus. catatan: Jika
tempa), dindingnya akan dikategorikan kasar'

7.6.3 Rugi-rugi di dalam Aliran Pipa


RugiheadmerupakanparameteryangSangatingindiketahuididalamaliranpipa.ParameterinidiberikandalamPers.
(7.24) dan (4.23) dan adalah
hr=f + zz - zt
Bf; "^"
,'=+ Q'79)

penurunan tekanan dapat ditentukan. Faktor gesekan bergantung


Jadi, setelah faktor gesekan diketahui, rugi head dan
pada sejumlah properti dari fluida dan pipa:
(7.80)
f = f(p, pr, V D, e)
di mana ketinggian kekasaran e memperhitungkan turbulensi yang dihasilkan oleh elemen-elemen kekasaran. Analisis
dimensional meLungkinkan Pers. (7'80) untuk dituliskan
sebagai

t = tl"oY) (7.81)

di mana e/D disebut kekasaran relatif'


dalam bentuk diagram Moody, yang ditunjukkan dalam Gbr'
Data eksperimen telah dikumpulkan dan dipresentasikan
juga ditunjukkan dalam diagram
7.10 untuk aliran terbentuk dalam pipa konvensional. Ketinggian-ketingian kekasaran
ditekankan' Fitur-fitur tersebut adalah:
tersebut. Ada beberapa fitur dari Oiagiam ini yang harus
mana aliran mengalami transisi ke
o Aliran laminar terjadi hingga Re = 2000 dan setelah itu terdapat zona kritis dialiran laminar dan turbulen'
antara
aliran turbulen. Ir'i duput ii"tibutkun aliran transisi yang berganti-ganti
gesekan di dalam zona transisi, yang dimulai dari sekitar
Re = 4000 dan makin mengecil dengan naiknya
o Faktor
bilangan Reynolds, menjadi konstan di akhii dari zona tersebut seperti ditunjukkan dengan garis putus-putus dalam
Gbr. 7.10.
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 112/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN.ALIRAN INTERNAL r05

0,1
0,09
0,08
0,05
0,07
0,04
0,06 0,03

0,05 0,02
0,04 0.015

0,01
0,008
0,006 =
0,03
I
0,004 tr
0,o25
0,002 d
o
o,o2 0,001
0,0008 $lQ
0,0006
0.015 0,0004

0,0002

0,0001
0,00005

0,00001
79 z 3 456',7 9 2 345679 2 345679 2 345679
l0l l04 105 106 lo7

Bilangan Reynolds Re

Gambar 7.10 Diagram Moody*.

. Faktor gesekan di dalam zona yang sepenuhnya turbulen memiliki nilai konstan dan bergantung pada kekasaran
relatif, elD. Efek-efek viskositas, dan dengan begitu bilangan Reynolds, tidak memengaruhi faktor gesekan.
. Ketinggian e dari elemen-elemen kekasaran dalam diagram Moody adalah untuk pipa yang masih baru. Pipa-pipa
yang sudah dimakan usia dipenuhi kotoran yang mengubah e dan diameter D sehingga mengakibatkan faktor gesekan
yang lebih besar. Desain sistem-sistem pipa harus memperhitungkan efek-efek penuaan tersebut.

Sebagai alternatif dari diagram Moody dapat juga digunakan rumus-rumus yang dikembangkan oleh Swamee dan
Jain untuk aliran pipa; rumus yang dipilih bergantung pada informasi yang diberikan. Rumus-rumus untuk menentukan
kuantitas-kuantitas untuk aliran terbentuk di dalam pipa yang panjang (rumus-rumus tersebut tidak digunakan untuk jarak
pendek atau di dalam pipa yang memiliki berbagai fitting dan perubahan geometri) adalah sebagai berikut:

h,= t,o,
#l^l*+ 4,62(8[']]
ffi:AJlI,,0, ' (7.82)

e= -0,e65W ^|fi, . (W)"1 < 2ooo Re (7.83)

D = 0,66
l, * l*ra)^,' . ,r,r (h)',,]ooo l3r.:eJ.,l-, ,* (7.84)

Baik satuan SI maupun Inggris dapat digunakan dalam persamaan-persamaan di atas. Perhatikan juga bahwa diagram
Moody dan persamaan-persamaan di atas memiliki akurasi hingga 5 persen, cukup akurat untuk kebanyakan aplikasi
teknik.

di dalam Saluran-saluran Tidak Bundar


7.6.4 Rugi-rugi
Untuk menentukan rugi head di dalam sebuah saluran tidak bundar yang relatif "terbuka", kita menggunakan radius
hidrolik R, yang didefinisikan
R_ AP (7.8s)

' Catatan: lika elD = 0,01 dan Re = 104, titik menunjukkan lokasi/= 0,043.
Sumber: Dari L.F. Moody, Trans. ASME, v. 66, 1944.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 113/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

106 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL IBAB 7

CONTOH 7.5 Penurunan tekanan sebesar 500 kPa terukur di sepanjang 200 rn jarak horizontal dari sebuah pipa beei cor
berdiameter 8 cm yang mengalirkan air pada ?0 oC. Estimasikanlah laju aliran dengan menggunakarr ia) diagram Moody dan
(&) persamaan alteruatif,

Penyeleaaian: {a) Kekasaral relatifaya (carilah e dalam Gbr. 7.10) adalah

f=9#=o,oo3?5
Dengan mengasurasikan aliran turbulen penuh, faktor gesekan dari Gbr. 7.10 adalah/= 0,026. Rugi head-nya adalah

hL=-
Lp -:::-::='=.rt
5oo otx) nl
y = 9800
Kecepatan rata-ratanya, dari Pers. (7.79), adalah

v=w* = 3,92 m/s


Kita harus memeriksa bilangao Reynoldsaya untuk meyakinkan bahwa aliran benar-benar turbulen penuh, dan nilainya adalah

Re =-L2 * 3,92 lo.o8 = _?,1-4 x ro5


' 100
Nilai ini dapat diterima dan tidak memerlukan iterasi untuk memperbaiki faktor gesekannya. Jadi, laju alirannya adalah

Q= N = nx 0.042x 3.92 * 0.019? m3/s


(b) Gunakan porcamaan alternatif yang menghutlungkan -2 deagan kuaniitas-kuantitas lainuya" berarti, Pers. (?.83). Kita gunakan
rugi head dari bagian (a):

, I 0,26.l;s
ll.tt " ro-r? x 2oo o,o,r: *'r,
Q = 4,965
'n Ifz;ro *pgr. , )]
=

Persamaan ini lebih mud*h untuk digunakaa dan memberikan hasil yang cukup baik.

di mana A adalah area potongan-lintangnya dan P adalah keliling basah,yaitu keliling dari saluran yang bersentuhan
dengan fluida. Bilangan Reynolds, kekasaran relatif dan rugi head masing-masing adalah

4YR v2
R" = kekasaran relatif = 49R
hr=fh
)o (7.86)

Sebuah area segiempat harus memiliki rasio aspek < 4. Metode ini tidak boleh digunakan untuk bentuk-bentuk seperti
donat (annulus).

7.6.5 Rugi-rugi Kecil


Rugi-rugi yang di bahas sebelum ini adalah untuk aliran terbentuk di dalam saluran-saluran yang panjang. Akan tetapi,
kebanyakan sistem pipa memiliki perubahan-perubahan mendadak seperti misalnya belokan, katup, lubang masuk, dsb,.
yang mengakibatkan rugi-rugi tambahan terhadap sistem.
Rugi-rugi ini disebut rugi-rugi kecil yang pada kenyataannya dapat menumpuk sehingga melebihi rugi head yang
diperoleh dalam subbab-subbab sebelumnya. Rugi-rugi kecil ini diekspresikan dalam bentuk koefisien rugi K, yang untuk
kebanyakan alat didefinisikan sebagai

nr= K* Q3n
Beberapa koefisien-koefisien rugi diberikan dalam Tabel 1 .2. Perhatikan bahwa koeflsien-koefisien rugi yang relatif rendah
diasosiasikan dengan kontraksi-kontraksi landai, sedangkan koefisien-koefisien yang relatif besar diasosiasikan dengan
pembesaran-pembesaran. Ini disebabkan oleh aliran-aliran separasi yang ter-iadi di dalam pembesaran-pembesaran. Aliran-
aliran separasi dan sekunderjuga terjadi di dalam siku-siku yang menyebabkan koefisien-koeflsien rugi yang relatif besar.
Bilah-bilah yang mengeliminasi aliran-aliran separasi dan sekunder semacam itu dapat sangat membantu mengurangi
rugi-rugi, seperti ditunjukkan di dalam tabel.
Kita seringkali menyetarakan rugi-rugi di dalam suatu alat dengan panjang ekuivalen dari pipa, artinya,

,r=uYi=f*X; (7.88)

Ini memberikan hubungan


L" =K? (7.8e)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 114/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN.ALIRAN INTERNAL ' 107

"Iabel 7.2 Koefisien Rugi K Kecil untuk Alat-alat Tertentu*


Jenis fitting Dibaut Dijepit
Diameter 2.5cm 5cm 10cm 5cm l0cm 20cm
Katup globe (terbuka penuh) R) 6,9 5,7 8,5 6,0 5.8
(setengah terbuka) 20 17 l4 2t 15 t4
(seperempat terbuka) 57 48 40 60 42 41

Katup sudut (terbuka penuh) 4,7 2.0 1,0 2,4 2,0 2,0

Katup swing check (terbuka penuh) )q 2,1 2,0 2,0 2,0 2,0

Katup gerbang (terbuka penuh) 0,24 0,r6 0,11 0,35 0,16 0,07

Belokan memutar 1,5 0,95 0,64 0,35 0,30 0,25

T cabang 1,8 1,4 1,1 0,80 0.e,4 0,58

T jalur 0,9 0,9 oq 0,19 0,14 0,10


Siku standar l5 0,95 0,64 0,39 0,30 4,26
Siku long sweep 0.72 0,41 0,23 0,30 0,19 0,r5

Siku 45o 0,32 0,30 0,29


Lubang sudut patah 0,5
]*
Lubang reeiltrant ;:]i:t* 0,8

Lubans sudut bulat 1 - 0,03


"I

Pipa pembuangan 1,0


Rasio area
Kontraksi patah 2:1 0,25
------t_
.:i- 5:1 0,41
10:1 0,46

Rasio area A/Ao


Pelat berlubang 1,5:1 0,85
ffi
''f:lp r +
2:l 3,4
4:l 29
>6:1 ,,i8 (h- o,u)'

embesaran patah f -=i;* (, -i) A. \?

Sudut miter 90' (tanpa bilah)


-tl
r----_.] 1,1

(dengan bilah) T-- -sl 4,2

Kontraksi umum ---li (sudut dalam 30o) 0.02

(sudut dalam 70') 0,07

Perlu diberikan catatan terakhir mengenai rugi-rugi kecil: jika pipanya cukup panjang, >1000 ukuran diamaternya,
rugi-rugi kecil biasanya diabaikan. Untuk panjang sampai 100 diamater, rugi-rugi kecil biasanya melebihi rugi-rugi
gesekan. Untuk panjang menengah, rugi-rugi kecil harus diperhitungkan.

-Nilai-nilai
untuk geometri lainnya dapat diperoleh dalamTechnical Paper 410. The Crane Company, 1957
1
Berdasarkan kecepatan keluar V2.
t Berdasarkan kecepatan masuk V1.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 115/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

108 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL IBAB 7

CONTOH 7.0 Sebuah pipa plastik dengaa diameter 1,5 cm dan panjailg ?0 m mengalirkan air dari sebuah tangki beeekanan
400 kPa keluar ke daerah tertraka yarrg terlefak 3 m di atas pennukaan air G dalam tangki. Terdapat tiga siku di dalarn jalur air
dan sebuah lubang masuk sudut patah dari tangki. Estimasikan laju alirannya.

Penyelesaian: Persamaan energi diaplikasikan di antara tangki dan k*ualan keran:

o + zr- z,+ h,
di mana =v+ifr
nr= (th+ 3Kr** + Eru, *,*) #
AsumsikanbahwapipamemilikielD-OdanRe+2xldsehinggadiagramMoodymemberikanf=0.ffit6.Persamaanenergi
memberikan

o=
#*- ffi# +: + (o,oro
" #i5 +3+ 1,6 * 0,5)z*F ... y= 5,18 nrs

Jadi b'ilangan Reynoldsnya adalah &e = 5,18 x0,15/10*6= 1,8 x td. Cobalah.f = 0,018. Maka

: + (o,orr. #-$
o=
&-qgd;08 +
# + 3 x 1,6. 0,5) .'. v= 4,e5 q/s

Jadi Re = 4,95 x 0,15/10'6 = 7,4 x 104. hi cukup dekat jadi guqaken Y = 5,0 m/s. Laju alirarmya adalah

7.6.6 Garis-garis Tingkat Hidrolik dan Energi


Persamaan energi sering sekali dituliskan sedemikian rupa sehingga setiap sukunya memiliki dimensi panjang, yaitu,

w,-v'r-v1
----^
Pz-PrI --. - . ,
Lr r il, (7.90)
mgzgy"
=

Dalam sistem-sistem pipa, secara konvensional kita sering menyebutkan garis tingkat hidrolik (hydraulic grade line - HGL)
dan garis tingkat energi (energi grade line -EGL). HGL, garis putus-putus dalam Gbr. 7.11, adalah locus titik-titik yang

atas garis tengah pipa. EGL, garis padat dalam Gbr. 7.11, adalah locus titik-titik yang terlerak
pada jarak Y2n di plydi
terletak pada jarak
atas HGL. Pengamatan-pengamatan berikut menghubungkan HGL dengan EGL.
o EGL mendekati HGL ketika kecepatan menuju nol. Keduanya menjadi identik di permukaan penampung.
o EGL dan HGL dua-duanya miring ke bawah ke arah aliran yang disebabkan oleh rugi-rugi di dalam pipa. Makin
besar ruginya, makin besar kemiringannya.
o Penurunan mendadak yang terjadi pada EGL dan HGL besarnya sama dengan rugi yang disebabkan oleh perubahan
geometri yang mendadak, seperti misalnya lubang masuk, pembesaran atau katup.
r Pada EGL dan HGL terjadi lompatan yang disebabkan oleh pompa dan penurunan yang disebabkan oleh turbin.
o Jika HGL berada di bawah pipa, terjadi vakum di dalam pipa, suatu kondisi yang seringkali dihindari dalam desain
sistem pipa karena terdapat kemungkinan kontaminasi.

(frr)trunng .orut

L',eKspansl
I v2/,28

I
(h.\.

Penampung
Hr = wrlmg
jftr)u,un
t"tu.
fftr)touunc

-+V
Penampung

Datum

Gambar 7.11 Garis tingkat hidrolik (HGL) dan garis tingkat energi (EGL) untuk sistem pipa.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 116/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 109

7.7 ALIRAN SALURAN TERBUKA


Perhatikanlah aliran turbulen terbentuk di dalam sebuah saluran terbuka, digambarkan dalam Gbr. 7 .12. Air mengalir pada
kedalaman y dan saluran memiliki kemiringan S, yang diasumsikan kecil sehingga sin 0 = S. Potongan lintangnya dapat
berupa jajaran-genjang, seperti ditunjukkan, atau dapat berbentuk bulat, segiempat atau segitiga. Kita akan mengaplikasikan
persamaan energi di antara kedua perpotongan:

O=-2-
^ v1 _ v2, pt_ pt +:r-:,*h, (7.e1)

Rugi headnya adalah perubahan ketinggian, atau,


I^ _-
ttL - 11 - a2

=lsin 0=LS (7.e2)

Di mana L adalahjarak di antara kedua perpotongan yang dipilih. Dengan menggunakan rugi head yang diekspresikan
oleh Pers. (7.86), kita memiliki

hL= f k *= ts arau v'z=ff ns (7.93)

Gambar 7.12 Aliran di dalam saluran terbuka

Bilangan Reynolds dari aliran di dalam sebuah saluran terbuka bervariasi sangat besar dan saluran itu sendiri kasar sehingga
faktor gesekan merupakan suatu konstanta yang independen terhadap kecepatan (lihat diagram Moody dalam Gbr.7.l0)
untuk suatu saluran tertentu. Oleh karena itu, kecepatan berhubungan dengan kemiringan dan radius hidrolik melalui

v=crlRS (7.94)
di mana C adalah suatu konstanta dimensional yang disebut koefisien CheTy; koefisien ini secara eksperimental telah
dihubungkan dengan kekasaran saluran dan radius hidrolik melalui

c=+R,u (7.g5)

Konstanta tak berdimensi n adalah suatu ukuran kekasaran dinding dan disebut n Manning. Nilai-nilai untuk berbagai
bahan dinding diberikan dalam Tabel 7.3.
Laju aliran di dalam sebuah saluran terbuka diperoleh dari Q = AV dan adalah

O=+trplt35t/z (7.e6)

Ini disebut sebagai persamaan Chezy-Manning. Persamaan ini dapat diaplikasikan dengan menggunakan satuan-satuan
Inggris dengan menggantikan "1" di dalam pembilangnya dengan *1,49".

Tabel 7.3 Nilai-nilai* dari z Manning


Bahan dinding z Manning
Bata 0.016
Besi cor atau tempa 0.015
Pipa beton 0.015
Logam bergelombang 0.025

* Nilai-nilai dalam tabel ini menghasilkan laju aliran yang terlalu besar untuk R > 3 m. n Manning harus dinaikkan
di yang besar.
saluran-saluran l0 sampai 15 persen untuk

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 117/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

110 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

Tabel 7.3 Nilai-nilai dari z Manning (lanjutan)

Bahan dinding dari n Manning j

Tanah 0,022
Tanah dengan batu dan rumPut 2,035
Beton halus 0.012
Aiiran pegunungan c,05
Kayu diserut 0,012
Pipa sot 0,013
Baia berivet 0,017
Puing 0,03
Beton kasar 0.014
Kayu kasar 0,013

Jika permukaan salurannya halus, misalnya, kaca atau plastik, Pers. (7.96) tidak boleh digunakan karena persamaan
tersebut mengasumsikan permukaan kasar. Untuk saluran-saluran dengan permukaan halus, persamaan Darcy-Weisbach,
Pers. (7.86), bersama dengan diagram Moody harus digunakan.

CONTOII 7.? Air pada 20 t mengalir di dala.m sebuah saluraa bata be$entuk segiempat fungan lebar 2 rn pad,a kedalaman
120 em. Kemiringannya adalah 0,00i2. Estimasikanleh laju alirannya deagan menggunakaa (a) persamaan Chezy*Manning dan
{6) persamaan Darcy'Weirbach.
Penyelesaian; Pefiama-tama, hitunglah radius hidroliknya

R=f = *h**iyln =0,545m

g = * 4P2t351t2

(r) Untuk menggurrakari persamaan Darcy-\rysfu5ach, kita harus lnencari faktor gesekan/ Diagfam Moody memtrutuhkan suatu
nilai e. Gunakan nitai yang relatif besar sepgrti misalnya untuk beton yang kasar, jadi e = I mm. Karena radius hidrolik
R Dla un*k lingkaran, kita menggunakan
7
*= #= *ffi = o,ooo46

/ == 0,0165. Persannaan
,erikan.f
Diagram Moody mernberikan O*cy-Wel*fuch mengambil beutuk
Persamaan Darcy*Weisbach Pers. (7.93):
bentuk Pers.

o=#'rq - x 0,545 x 0;0012 : 1,76 m/s

Jadi laiu alirannya adalah


Q * AV - 2 x 1,2 x 1,16 -4,23 m3/s
Periksa bilangan Reynoldsnya
3,8 x 1od n/s
n, =
=# ?]ftp{{ =
Niiai ini cukup tinggi sehinggafdapat diGrima. Perhatikan bahwa Q dalam bagian (a) sekitar 18 persen }ebih rendah dibandingkan
dalam bagian (&), dan bahwa bagian (b) dianggap lebih akurat.

Soal-soal dan PenYelesaiannYa

7.1 Sebuah pipa horizontal dengan panjang 40 m dan diameter 4 mm dipasang ke sebuah penampung yang berisi air
Z0 "C. Permukaan air di dalam penampung berada 4 m di atas pipa pembuangan. Asumsikan aliran laminar dan
estimasikan keceparan rata-rata di dalam pipa. Selain itu, hitunglah panjang dari daerah jalur masuk.
Dengan menggunakan Pers. (7'21), kecepatan rata-rata di dalam pipa adalah

8ttL= o,o€
, = i\l tJ29oo '-+) = o,4e m/s
8xt0-3x40

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 118/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN.ALIRAN. INTERNAL 111

di mana tekanan di tubang masuk pipa adalah p = yh = 9800 x 4 N/m2, tlengan mengabaikan head kecepatan V2l2g di
jalur masuk. Periksalah bilangan Reynoldsnya; nilainya adalah

Re= E =aP'o-o = 196o


' lo{
Ini cukup baik untuk mendukung terjadinya aliran laminar. Kita telah mengasumsikan bahwa head kecepatan di jalur masuk
adalah kecil; nilainya adalah

=o'ro2m
X=#*'
Ini cukup kecii dibandingkan dengan head tekanan sebesar 4 m. Jadi, perhitungan-perhitungan ini cukup baik selama daerah
jalur masuk tidak terlalu panjang.
Kita telah mengabaikan efek-efek profil kecepatan bukan parabola (lihat Gbr. 7.1) di daerah jalur masuk. Panjang daerah
jalur masuk adalah
Lr = 0,065 x Re xD= 0,065 x 1960 x 0,004 = 0,51 m
jadi efek daerah jalur masuk dapat diabaikan.
7.2 Suatu aliran laminar tunak terbentuk terjadi di antara pipa-pipa konsentrik. Aliran mengalir searah dengan sumbu
pipa-pipa. Turunkanlah persamaan-persamaan diferensialnya dan perolehlah prohl kecepatannya.
' Elemen yang dipilih, di mana gaya-gaya bekerja. memiliki bentuk selongsong siiinder yang kosong (visualisasinya akan
tebih mudah dengan menggunakan sebuah sketsa), yang terlihat seperti sebuah cincin jika dilihat dari ujungnya, dengan

panjang dx. Cincin tersebut akan memiliki radius dalam r dan radius luar r + dr. Gaya tekanan netto yang bekerja pada
kedua ujungnya adalah

rzr (,. t )0, -


(p + rtp) ur (, +
t ) o, - -2ttr dr dp
Gaya-gaya tegangan geser pada silinder dalam dan luar dijumlahkan sebagai berikut (tegangan geser diasumsikan berlarvanan
dengan arah aliran):
-r2xr dx + (r + dr)2r(.r + dr) dx = 2tt dr dx + 2nr dr dx
Untuk aliran tunak, gaya-gaya tekanan dan tegangan geser harus saling mengimbangi. Ini rnemberikan

-2ttr dr dp = zxt tlr d.r + 2nr dr dx .'.4dYrdr


= -: - +
Masukkan persamaan konstitutif t = - l.t duldr (lihat catatan kaki untuk Pers. (7.7) dengan mengasumsikan bahwa elertten
berada di dekat pipa luar) dan perolehlah

ofi
=' lt' *: .'n',':) = + i, {'Y,)
Selanjutnya ini dapat diintegralkan untuk menghasilkan

t-d =rdtlr*A'' arau _21t-41


21t d.r dr --dy*4
dr r'
Integralkan sekali lagi untuk memperoleh profil kecepatannya sebagai

ut,t=lr*--ern,ns
Konstanta A dan B dapat ditentukan dengan menggunakan u(r,) = 0 dan a(r") = (-).

7.3 Gradien tekanan yang bagaimanakah yang akan memberikan tegangan geser nol pada pelat bawah yang stasioner
dalam Gbr. 7.5 jrka diasurnsikan bahwa pelat-pelatnya horizontal di mana pelat atas bergerak ke kanan dengan
kecepatan U.
Tegangan gesernya adalah r = -p duldy jadi kondisi-kondisi batasnya adalah duldy- (0) = 0, a(0) = 0 dan u(.b) = U. ln\
diaplikasikan pada Pers. (7.29) untuk rnemberikan yang berikut:

4.uigt=1*o+A=o ...A=o
dy Lt dx
.'.8=o t dtt
,/(o) J=0
=^l-dlo*B=o
/.ltu^ dan u5'tiui*l'
""B=u
Sekarang, u(b) - U, menghasilkan
t Jp ,.
u=2rixb' ,lp 2ltu
arau *=-r,
Ini adalah gradien tekanan positif, jadi tekanan meningkat searah dengan U.

7.4 jika
Tunjukkan bahwa distribusi kecepatan yang diberikan oleh Pers. (7.62) mengaproksimasikan
celah di antara kedua silinder kecil relatif terhadap radius silinder.
sebuah garis lurus

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 119/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida
tt2 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

Karena celahnya kecil relatif terhadap kedua radius, kita dapat menjadikan R = r, = rr. Selain itu, jadikan 6 r,
- - r, dan
  = rz - r (lihat
Pers' 7.6) dalam distribusi kecepatan dari Pers. (7.62). Distribusi kecepatan mengambil bentuk

a,,l (ri
t'.(r)=-=1-|-.--t _\r--_ @(l \r2- r\(r2+ r)
,i - ,f t ' ' (rz- rt)(rr+ rr) r

=#,.rg+=gul.
di mana kita telah menggunakan aproksimasi
2R-y =)
R-y
karena y nilainya kecil dibandingkan dengan R dan 2R. Distribusi kecepatan di atas adalah distribusi garis lurus dengan
kemiringan ar,R/6

7.5 Air pada 15'C dialirkan di dalam sebuah pipa besi tempa dengan diameter 6 cm pada laju aliran 0,004 m3/s.
Estimasikan penurunan tekanan di sepanjang pipa horizontal 300 m tersebut dengan menggunakan (a) diagram
Moody dan (b) persamaan alternatif.
Kecepatan rata-rata dan bilangan Reynoldsnya adalah

u=o= o'004.=1.415 m/s


A a x 0.03' n. =-YP= ',0]? '9:09 = 7,44 x toa
' l.l4 x lo{
(a) Nilai e diperoleh dari diagram Moody sehingga

fr=W=o'ooo77
Faktor gesekan diperoleh dari diagram Moody sebesar

I = 0.022s
Jadi penuruhan tekanannya adalah

Lp = vh, = pf
B$ = rcoo x 0,0225 ffiAy = 113 000 Pa atau 113 kPa

(b) Dengan menggunakan Pers. (7.82), penurunan tekanannya adalah

Lp = Th, = r.07 x 0.091'fro x-13#4 0.06


  1s66
0,c {', [-*r + 4.62(r'14
).'3]]-'?
= 111000 Pa atau 111 kpa

Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 2 persen dan pada intinya adalah sama.

7.6 Penurunan tekanan sebesar 200 kPa terukur di sepanjang pipa besi cor berdiameter 8 cm dengan panjang 400 m
yang mengalirkan air 20"C. Tentukanlah laju alirannya dengan menggunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan
alternatif.
Kekasaran relatifnva adalah

dan rugi head-nya adalah


;=W= o'00325

hL=M=3$#=20,41m
(a) Dengan mengasumsikan aliran turbulen penuh, diagram Moody memberikan

di dalam pipa diperoleh,f dengan menggunakan pers. (7.79),


Kecepatan tata-rata
= 0'026
sebesar

= 1,76 rils
menghasilkan bilangan Reynolds

n"=P - l'76:qq=
l0*
r.4x ros
Pada bilangan Reynolds ini dan elD = 0,0325, diagram Moody memberikan f
disesuaikan. Maka laju alirannya diperkirakan sebesar
=O,026,jadi faktor gesekannya tidak perlu

Q = AV = n x 0,042 x 1,76 =0,0088 m3/s


(b) Karena rugi head dihitung dengan menggunakan penurunan tekanan, Pers. (7.83) dapat digunakan untuk menentukan
laju alirannya:

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida ,t.i.i):
120/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 113

Q = -0,965 ,,[ryf .( '#i+h*#,)"'] =o,oo855m3/s

Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 3 persen dan keduanya dapat diterima.

7.7 Seorang petani perlu menyediakan air 2OoC sebanyak 500 L setiap menit dari sebuah danau melalui sebuah pipa
besi tempa sejauh 800 m ke ladang yang berada 4 m di bawah permukaan danau tersebut. Tentukanlah diameter
pipa yang harus dipilih. Gunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan alternatif.
(a) Kecepatan rata-ratanya berhubungan dengan diameter D yang tidak diketahui melalui

,,_Q _ 0,5/60 _0.0106


" -A- 1tD2l4 - -F
Rugi head-nya adalah 4 m (persamaan energi dari permukaan danau ke pembuangan pipa memberikan nilai ini. Kita
asumsikan bahwa VlLg dapat diabaikan di pembuangan pipa), sehingga

u, = f B* 4= fry " * *@E,.


D5 =o,oo1r4/
Bilangan Reynolds dan kekasaran relatifnya adalah
.
Re = @ = lqqqqr, - lo-Eoo
b
Ini
" ,. =ry
memerlukan penyelesaian secara coba-coba. Kita dapat memilih suatu nilai untuk / dan memeriksanya untuk melihat
apakah persamaan-persamaan dan diagram Moody sesuai dengan pilihan tersebut. Pilihlah f = 0,02. Jadi, persamaan-
persamaan di atas memberikan

D= (0,00114 x 0,02)0,2= 0,118,m, R" =+ffi = e0000, 6=T#= 0,00039


Hasil di atas cocok dengan diagram Moody. Biasanya diperlukan satu pilihan lagi untuk/dan perhitungan ulang terhadap
diameter, bilangan Reynolds dan kekasaran relatifnya.
(b) Karena diameternya tidak diketahu, Pers. (7.84) digunakan yang memberikan

0'e=
D = 0-66[o.oooo+o'*lgq+p
t \ e'81 )o'"
* ,o-o(Hr'(#]-)"] 0,12 -
Kedua hasil ini memiliki selisih di bawah 2 persen, jadi pada intinya adalah sama.
7.8 Sebuah saluran segiempat yang halus berukuran 10 x 20 cm mengalirkan 0,4 m3/s udara pada kondisi-kondisi
standar ke arah horizontal sejauh 200 m. Estimasikanlah penurunan tekanan di dalam saluran tersebut.
Radius hidroliknya adalah
R=f=#*t3r=0,0333m
Kecepatan rata-rata dan bilangan Reynolds di dalam saluran adalah

v=*=##r=2onr./s Re=4$=ti4r#P=l,8xlo5
' 1,5 x l0-
Diagram Moody memberikan/= 0,016. Jadi penurunan tekanannya adalah

pa
Ap = Thr= ,f x 9,81 x "
h* = 1,23 0,016
4"ffi,, z-L,,at= 5900 .

HGL
7.9 Buatlah sketsa garis tingkat hidrolik untuk sistem {rz.);au, -u.ur

pipa dalam Contoh 7.6 jika ketiga sikunya diletakkan 2(hr)",n + (hl)po,org-
pada jarak yang sama di antara tangki bertekanan
dan lubang keluar pipa. uf
*
nt --l,r.,,,*, (h1)po,ong"n
Garis tingkat hidrolik berada pada jarak ply di atas
permukaan air di dalam tangki di pangkal pipa. Garis
tingkat hidroliknya digambarkan dalam Gbr. 7.13.

7.10 Sebuah pipa got berdiameter 80 cm (beton halus)


dipilih untuk mengalirkan air pada laju aliran 0,24 m3l
s pada Estimasikanlah kedalaman
kemiringan
di mana 0,0012.
air akan mengalir. Gambar 7.13

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 121/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

114 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL IBAB 7

Gambar 7.14

Asumsikan air mengalir dengan pipa setengah penuh. Laju alirannya adalah

g = an
#,, *y (ffi)-
rsl/2 x0.0ot2,,2 = 0,22e m3ts
=

Dengan demikian, pipa tersebut lebih dari setengah penuh. Sketsa areanya ditunjukkan dalam Gbr.7.l4. Untuk pipa ini
kita memiliki

o,z4 =
o#j AR2t3 o,0oL21t2 .-. AR2t3 = 0,09
dengan
A= o,8tc 1 S# + (v - 0,4)0,4 sin a ft =
0,8ft ulmg
Penyelesaian dilakukan secara coba-coba.
Cobay = 0,46 m: Maka A = 0,299 R = 0,21-l AR'3 = 0,108
Cobay =0,44 m: MakaA = 0,283 R=0,271 AR2/3 = 0,100

Jadi, -y - 0,42 m adalah hasil yang cukup baik.

Soal-soal Thmbahan

Aliran Laminar atau Turbulen


7.ll Hitunglah kecepatan rata-rata maksimum di dalam sebuah pipa berdiameter 2 cm untuk aliran laminar dengan menggunakan
bilangan Reynolds kritis sebesar 2000 jika fluidanya (a) air pada 20"C, (b) air pada 80'C, (c) oli SAE-30 pada 80oC dan (4
udara atmosfer pada 20oC.
7,12 Sungai Cedar N{erah mengalir dengan tenang melalui kampus MSU pada kedalaman 80 cm. Sebuah daun teramati bergerak sejauh
1 m dalam 4 detik. Tentukan apakah aliran tersebut laminar ataukah turbulen. Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan
7.13 Sebuah keran minum memiliki bukaan berdiameter 4 mm. Air memancar setinggi 20 cm di udara. Apakah alirannya laminar
ataukah turbulen ketika keluar dari keran? Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan.

7.14 Oli SAE-30


silinder pada 80'C
dalamnya mengisi
berotasi padaruang di antara
100 rpm. duaoli
Apakah silinder,
beradaberdiameter 2 danlaminar
dalam kondisi ataukah turbulen
tidak bergerak dan
2,2 cm. Silinder luamyajika
Re*, = 1700?
Gunakan Re = rr;r,6iv, di mana 6 = rz - rr
Aliran Jalur Masuk (Entrance)
7.15 Air mengalir di dalam sebuah pipa berdiameter 2 cm dengan laju aliran 0,0002 m3/s. Untuk jalur masuk yang memberikan
profil kecepatan seragam, estimasikanlah panjang inti tak-kental dan panjang jalur masuknya jika temperatur air adalah (a) 20,
(b') 40, (c) 60 dan (@ 80'C.

7,16 Suatu profll kecepatan parabola diinginkan di ujung dari sebuah selang dengan panjang 10 m dan diameter 8 mm yang terpasang
pada sebuah tangki yang diisi dengan air 20oC. Sebuah eksperimen dilakukan di mana 60 L terkumpul dalam 90 menit. Apakah
asumsi aliran laminar layak? Jika demikan, apakah selang tersebut cukup panjang?
7,17 Sebuah profil parabola diinginkan di dalam udara 20"C ketika melewati dua pelat paralel yang berjarali 80 mm di dalam suatu
laboratorium universitas. Jika bilangan Reynoldsnya adalah Vh/v = 1500, berapa panjangkah saluran yang dibutuhkan untuk
mengamati aliran yang terbentuk penuh, yang berarti, profil kecepatan parabola? Berapakah kecepatan rata-ratanya?

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 122/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL lt5

7.18 Aliran air 20'C di dalam sebuah pipa berdiameter 2 cm berubah-ubah di antara kondisi laminar dan turbulen ketika mengalir
melalui pipa dari sebuah penampung. Estimasikanlah panjang inti tak-kentai dan panjang jalur masuknya (a) jika aiirannya
laminar dan kecepatan rata-ratanya adalah 0,1-5 m/s dan (b) jika alirannya turbulen dan kecepatan rata-ratanya adalah 0,6 m/s
(gunakan hasil-hasil dari Pers. (7.4)).

7.19 Berikanlah argumentasi bahwa gradien tekanan LplLx di daerah jalur masuk nilainya lebih besar daripada gradien tekanan di
daerah aliran terbentuk dari sebuah pipa. Gunakan kenaikan fluida dengan panjang Ar dan luas potongan-lintang zrrfr di daerah

jaiur masuk dan di daerah aliran terbentu.


7 .20 Jelaskanlah mengapa distribusi tekanan di daerah jahir masuk sebuah pipa untuk aliran tur'oulen dengan bilangan Reynolds yang
relatif rendah (Re = 10 000) berada di bawah distribusi garis lurus perpanjangan dari alii'an terbentuknya. Lihat Gbr 7.3.

Aliran Laminar di dalam Pipa


7.21 Tunjukkan bahwa sisi sebelah kanan dari Pers. (7.19) memang merupakan hasii dari pengintegralan.
7.22 Tunjukkan bahwa/= 64lRe untuk. aliran laminar dt dalam pipa.
7.23 Tunjukkan bahwa rugi head dalam aliran lan.rinar di dalam pipa nilainya proporsionai secara iangsung dengan kecepatan rata-
rata di dalam pipa.
7.24 Penutunan tekanan di sepanjang pipa horizontal dengan pan-iang 15 m cian diameter 8 mm yang mengalirkan air 40'C terukur
sebesar i200 Pa. Alirannya diasumsikan laminai. Tentukanlah (a) kecepatan maksimum di dalam pipa,0) bilangan Reynolds,

(c) tegangan geser dinding dan (fl faktor gesekannya.


7.25 Suatu cairan mengalir melaiui sebuah pipa berdiameter 2 cm pada laju 20 L setiap menit. Asumsikan aliran laminar dan
estimasikanlah penurunan tekanan di sepanjang pipa horizontal dengan panjang 20 m tersebut untuk (a) air pada 40"C, (b) oli
SAE-10 pada 20"C dan (c) gliserin pada 40"C. Tentukanlah apakah asumsi aliran laminar memang layak.
7.26 Air pada 20'C mengalir melalui sbbuah pipa berdiameter i2 mm pada sebuah lereng menurun sehingga Re = 2000. Sudut
berapakah yang akan menghasiikan penurunan tekanan noi?
7.27 Air pada 40"C mengalir di dalam sebuah pipa vertikal berdiameter 8 mm pada 2 Llmenit. Dengan mengasumsikan aliran
laminar, hitunglah penurunan tekanan sepanjang jrak 20 m jika alirannya (a) ke arah atas dan (b) ke arah bawah.
7.28 Udara atmosfer pada 25oC mengalir di dalam sebuah pipa horizontal berdiameter 2 cm pada Re = 1600. Hitunglah tegangan
geser dinding. faktor gesekan, rugi head dan penurunan tekanan di sepanjang pipa 20 m tersebut.

7.2g Suatu cairan n.rengalir di dalam pipa berdiameter 4 cm. Pada radius berapakah kecepatannya menjadi sama dengan kecepatan
tata-ratanya jika alirannya laminar? Pada radius berapakah tegangan gesemya menjadi sama dengan setengah tegangan
geser dinding? dari
7 .30 Tentukanlah ekspresi untuk sudut 0 yang diperlukan oleh suatu jalur pipa sehingga tekanannya konstan jika alirannya laminar?
Kemudian, tentukan sudut dari sebuah pipa berdiameter 10 mm yang mengalirkan air 20"C pada Re = 2000 sehingga terjadi
tekanan konstan.

7.31 Carilah konstanta A dan B dalam Soal 7.2 dengan mengasumsikan radius silinder rt = 4 cm dan r, = 5 cm dengan
mengasumsikan bahwa air 20'C memiliki penurunan tekanan 40 Pa sepanjang i0 m. Tentukan juga laju alirannya. Asumsikan
aliran laminar.
7.32 Oili SAE-10 pada 20"C mengalir di antara dua silinder konsentrik ke arah yang paralel terhadap sumbu-sumbu silinder-silinder
horizontal tersebut yang memiliki radius 2 dan 4 cm. Penurunan tekanannya adalah 60 Pa sepanjang 20 m. Asumsikan aliran
laminar. Berapakah tegangan geser pada silinder dalamnya?

Aliran Laminar di antara Pelat-pelat Paralel


7.33 Gradien tekanan sebesar apakah yang memberikan tegangan geser nol pada pelat bawah yang stasioner dalam Gbr. 7.5 untuk
pelat-pelat horizontal di mana pelat atasnya bergerak ke kanan dengan kecepatan [-,? Asumsikan aliran laminar.
7.34 Gradien tekanan sebesar apakah yang dibutuhkan sehingga laju aliran menjadi nol untuk aliran laminar di antara pelat-pelat
horizontal paralel jika pelat bawahnya stasioner dan peiat atasnya bergerak dengan kecepatan U? Llhat Gbr. 7.5.
7.35 Fluida rnengaiir di dalam sebuah saluran horizontal berukuran 1 x 40 cm. Jika Re = 1500, hitunglah laju aliran dan penurunan
tekanan sepanjang 10 m jika fluidanya adalah (c) air pada 2A"C, (b) udara pada 25'C dan (c) oli SAE-10 pada 40"C. Asumsikan
aliran laminar.
7,36 Air pada 20oC mengalir menutuni sebuah areal parkir dengan tebar 80 m pada kedalanian konstan 5 mm. Kemiringan dari
areal parkir adaiah 0,0002. Estimasikanlah laju aliran dan tegangan geser maksimumnya. Apakah asumsi aliran laminar memang
layak?

7.37 Air pada 20'C mengalir di antara dua pelat horizontal paralel yang dipisahkan jarak 8 mm. Pelat bawahnya stasioner dan pelat

atasnya bergerak pada 4 m/s ke kanan (lihat Gbr. 7.5). Dengan mengasumsikan aliran laminar, berapakah gradien rekanan yang
dibutuhkan sehingga:

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 123/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

116 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL IBAB 7

(a)Tegangan geser di pelat atas menjadi nol


(b)Tegangan geser di pelat bawah menjadi nol
(c)Laju aliran menjadi no1
(@Kecepatan pada y = 4 mm menjadi 4 m/s

7.38 Udara atmosfer pada 40oC mengalir di antara dua pelat horizontal paralel yang dipisahkan jarak 6 mm. Pelat bawahnya
stasioner dan gradien tekanannya adalah -3 Pa.im. Dengan mengasumsikan aliran laminar, berapakah kecepatan pelat atas yang
dibutuhkan sehingga:
(a) Tegangan geser di pelat atas menjadi nol
(b) Tegangan geser di pleat bawah menjadi nol
(c) Laju aliran menjadi nol
(d) Kecepatan pada ,y = 4 mm menjadi 2 mls
7.39 Oli SAE-30 pada 40oC mengisi celah di antara pelat stasioner dan pelat berdiameter 20 cm yang berputar yang ditunjukkan
dalam Gbr.7.15. Estimasikanlah torque yang dibutuhkan dengan mengasumsikan profil kecepatan linierjika Q = 100 rad/s.

2mm

Gbr. 7.15 _t +
|

7.40 Oli SAE-10 pada 20oC mengisi celah di antara silinder sepanjang 120 cm yang bergerak dan permukaan luar yang diam.
Dengan mengasumsikan gradien tekanan nol, estimasikanlah gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan silinder pada 10 m/s.
Asumsikan aliran laminar.

]L
-T
0,4 mm

Gbr. 7.16

Aliran Laminar di antara Silinder-silinder Berotasi


7.41 Dengan mengasumsikan aliran Couette di antara silinder yang diam dan yang berotasi, tentukanlah ekspresi untuk daya yang
dibutuhkan untuk memutar silinder dalam yang berotasi. Lihat Gbr. 7.6.
7.42 Oli SAE-10 pada2O'C mengisi celah di antara silinder yang berotasi dan silinder luar yang diam yang ditunjukkan dalam Gbr.
7.17. Estimasikanlah torque yang dibutuhkan untuk memutar silinder sepanjang 20 cm pada 40 rad,/s (a) dengan menggunakan
profil dalam Pers. (7.62) dan (b) dengan mengasumsikan aliran Couette.

0,4 mm1

( -]
- Gbr. 7.17

7
.43 Sebuah silinder berdiameter 3 cm berotasi di dalam sebuah silinder berdiameter 4 cm di mana oli SAE-30 40oC mengisi ruang
di antara silinder-silinder konsentrik sepanjang 30 cm tersebut. Tuliskanlah profil kecepatannya dan hitunglah torque dan daya
yang dibutuhkan untuk memutar silinder dalam pada 2000 rpm dengan mengasumsikan aliran laminar.
7.44 Tentukanlah ekspresi untuk torque dan daya yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar jika silinder dalam pada Gbr. i.6
tidak bergerak. Asumsikan aliran laminar.

Aliran Turbulen di dalam Pipa


7.45 Ambillah rata-rata waktu dari persamaan kontinuitas diferensial untuk aliran inkompresibel dan buktikan bahwa dua persamaan
kontinuitas menghasilkan:
V*V+44=
dx dv dz
66n, ,P7* r*4u=o
dx dy dz
7,46 Sebuah pipa berdiameter 12 cm mengalirkan air pada 25'C di dalam sebuah pipa dengan elemen-elemen kekasaran yang

memiliki
(b) 0,004 ketinggian rata-rata apakah pipa tersebut halus ataukah kasar jika laju alirannya adalah (a) 0,0004,
dan (c) 0,04 m3/s. 0,26 mm. Tentukan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 124/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL rt7

7.47 Estimasikanlah kecepatan maksimum di dalam pipa pada (a) Soal 7.46a, (b) Soal 7.46b dan (c) Soal 7.46c.
7.48 Gambarlah sebuah volume kontrol silinder dengan panjang I dan radius r di dalam sebuah potongan pipa horizontal dan
tunjukkan bahwa tegangan gesernya bervariasi secara linier terhadap r, afirnya, t = r Lpl(2L). Tegangan geser dindingnya
diberikan oleh ro = ro Lpl(2L) (lihat Pers. (7.75)).
7.49 Estimasikanlah gradien kecepatan di dinding, penurunan tekanan dan rugi head di sepanjang 20 m dari aliran air dalam (a) Soal

7.46a, (b) Soal p7.46b d?n (.) Soal 7.46c. Catatan: Karena turbulensi harus menjadi nol di dinding, tegangan geser dindingnya
diberikan oleh )il)yl,=o
7.50 Air pada 20oC mengalir di dalam sebuah pipa horizontal halus berdiameter l0 cm dengan laju 0,004 m3/s. Estimasikanlah
kecepatan maksimum di dalam pipa dan rugi head di sepanjang 40 m. Gunakanlah distribusi kecepatan hukum pangkat.
7.51 Oli SAE-30 pada 20oC dialirkan di dalam sebuah pipa halus berdiameter 40 cm dengan kecepatan rata-rata 10 m/s. Dengan
menggunakan profil kecepatan hukum pangkat, estimasikanlah (a) faktor gesekan, (D) penurunan tekanan di sepanjang 100 m
pipa, (c) kecepatan maksimum dan (d) ketebalan lapisan dinding kentalnya.
7.52 Ulangi Soal 7.51 dengan menggunakan profil kecepatan semi-log.
7.53 Jika pipa dalam Soal 7.51 adalah pipa besi cor, ulangi soal tersebut dengan menggunakan profil kecepatan semi-log.

Rugi-rugi dalam Aliran Pipa


7.54 Air pada 20oC mengalir pada 0,02 m3/s di dalam sebuah pipa besi galvanisir berdiameter 8 cm. Hitunglah rugi head di sepanjang
pipa 40 m dengan menggunakan (a) diagram Moody dan (b) persamaan alternatif.
7.55 Ulangi Soal 7.54 dengan menggunakan (c) oli SAE-10 pada 80 'C, (D) gliserin pada 70oC dan (c) oli SAE-30 pada 40oC.
7.56 Air pada 30oC mengalir menuruni kemiringan 30" di dalam sebuah pipa berdiameter 6 cm dengan laju aliran 0,006 m3/s.
Tentukanlah penurunan tekanan dan rugi head di sepanjang 80 m pipa.
7.57 Jika penurunan tekanan di dalam sebuah potongan pipa besi galvanisir sepanjang 100 m dengan diameter 10 cm adalah 200
kPa, estimasikanlah laju alirannya jika fluida yang mengalir adalah (a) air pada 20"C, (b) oli SAE-10 pada 80'C, (c) gliserin
pada 70'C dan (d7 oli SAE-30 pada 20oC. Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan
untuk memakai salah satu persamaan altematif.
7.58 Udara pada 40"C dan 200 kPa memasuki sebuah potongan pipa besi galvanisir sepanjang 300 m dengan diameter l0 cm.
Jika penurunan tekanan sebesar 200 Pa terukur di sepanjang potongan tersebut, estimasikanlah fluks massa dan laju alirannya.
Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan alternatif.
Asumsikan udara bersifat inkompresibel.
7.59 Penurunan tekanan sebesar 100 kPa diinginkan di dalam sebuah pipa halus sepanjang 80 m yang mengalirkan air 20'C dengan
laju aliran 0,0016 m3/s. Berapakah diameter pipa yang harus digunakan? Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian
secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu persamaan alternatif.
7.60 Ulangi Soal 7.59 dengan menggunakan (a) oli SAE-10 pada 80'C, (b) gliserin pada 70 'C dan (c) oli SAE-30 pada 20'C.
7.61 Seorang petani ingin mengalirkan air 20oC dari sebuah danau, yang permukaannya terletak 4 m di atas sebuah selang
pembuangan dari plastik. Jika jarak totalnya adalah 400 m dan diinginkan 300 L air per menit, berapakah ukuran selang
yang harus dipilih? Karena diagram Moody memerlukan penyelesaian secara coba-coba, disarankan untuk memakai salah satu
persamaan alternatif.

7.62 Udara pada 35"C dan l2O kPa memasuki sebuah saluran berukuran 20 x 50 cm yang terbuat dari pelat logam dengan laju 6
m3/s. Berapakah penurunan tekanan yang diperkirakan terjadi di sepanjang l2O m?
7.63 Penurunan tekanan sebesar 6000 Pa terukur di sepanjang 20 m ketika air 30oC mengalir melalui sebuah saluran halus berukuran
2 x 6 cm. Estimasikanlah laju alirannya.

Rugi-rugi Kecil
7.64 Koefisien rugi dari siku standar yang tertera dalam Tabel 7.2 terllhat besar dibandingkan dengan beberapa koefisen rugi lainnya.
Jelaskanlah mengapa siku tersebut memiliki koefisien rugi yang relatif besar dengan mempertimbangkan aliran sekunder yang
terjadi setelah belokan. Mengaculah ke Pers. (3.31).
7,65 Air pada 20oC mengalir keluar dari sebuah penampung melalui sebuah pipa besi galvanisir dengan panjang 100 m dan
diameter 4 cm ke atmosfer. Pembuangannya 20 m di bawah permukaan penampung. Berapakah kecepatan keluarnya (a) dengan
mengasumsikan tidak terjadi rugi-rugi di dalam pipa dan (b) dengan memperhitungkan rugi-rugi? Jalur masuknya memiliki
sudut tajam. Buatlah sketsa EGL dan HGL untuk (a) dan (b).
7.66 Tambahkanlah sebuah nozel dengan lubang keluar 2 cmpadapipa dalam Soal 7.65. Hitunglah kecepatan keluarnya.

7.67 Pipa horizontal dalam Soal 7.65 dipasangi tiga siku berulir standar yang diletakkan pada jarak yang sama. Hitunglah alirannya
dengan memperhitungkan semua rugi-rugi. Buatah sketsa HGL-nya.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 125/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

118 ALIRAN-ALIRAN INTERNAL [BAB 7

7.68 Sebuah pipa besi cor berdiameter 4 cm menghubungkan dua penampung di mana permukaan dari satu penampung berada
10 m di bawah permukaan yang lainnya. Terdapat dua siku beruiir standar dan satu katup sudut terbuka lebar di dalam pipa
sepanjang 50 m tersebut. Dengan mengasumsikan jalur masuk sudut taja,rn, estimasikanlah laju aiiran di antara kedua penainpung
tersehut. Asumsikan temperatur 20"C.
7.69 Sebuah pompa dengan efisiensi 88% digunakan untuk mengalirkan air 30oC dari sebuah penampung rendah melalui sebuah pipa
besi galvanisir berdiameter 8 cm ke sebuzLh penampung yang lebih tinggi yang perrnukaannya terletak 40 m di atas permukaan
penamp-ung yang lebih rendah. Pipa terse'out memiliki panjang total 200 m. Estimasikanlah kebutuhan daya untuk laju aliran
0.04 m3/s. Berapakah jarak maksimum dari penampung yang rendah di mana pompa dapat diletakkan jika pipa horizontal
tersebut berada 10 m di bawah permukaan penampung yang rendah'?
7,70 Sebuah turbin dengan efisiensi 90% beroperasi di antara dua penampung yang dihubungkan dengan sebuah pipa besi cor
dengan panjang 200 m dan diameter 40 cm yang mengalirkan 0.8 m3/s air 20"C. Estimasikanlah keluaran daya dari turbin
jika perbedaan ketinggian di antara kedua permukaan penampung adalah 40 m.
7.71 Kurva karakteristik pompa, yang ditunjuk-lian dalam Gbr.7.18, menghubungkan efisiensi dan head pompa (lihar Pers. (4.25))
untuk pompa di dalam soai ini dengan laju alirannya. Jika pompa digunakan untuk memindahkan air 20'C dari sebuah
penampung rendah pada ketinggian 20 m ke sebuah penampung tinggi pada ketinggian 60 m melalui sebuah pipa besi cor
dengan panjang 200 m dan diameter l6 cm, estimasikanlah laju aliran dan kebutuhan dayanya.

100 100

75 f<
H, (m)
\r
50 50

25 25

0,1 0,2 0,3


g (m3/s)

Gambar 7.18

Aliran Saluran Terbuka


7,72 Air mengalir pada kedalaman 80 cm di dalam sebuah saluran terbuka pada kemiringan 0,0012. Tentukanlah tegangan geser
rata-rata yang bekerja pada dinding-dinding saluran jika potongan-lintang saluran adalah (a) segiempat dengan lebar 140 cm
dan (D) lingkaran berdiameter 3,2 m. (Gambarlah sebuah volume kontrol dan jumlahkan gaya-gayanya).
7.73 Air mengalir di dalam sebuah saluran segiempat dengan lebar 2 m yang terbuat dari beton halus dengan kemiringan 0,001
pada kedalaman 80 cm. Estimasikanlah laju alirannya dengan menggunakan (a) persamaan Chezy-Manning dan (b) diagram
Moody.
7.74 Air tidak boleh melebihi kedalaman 120 cm di dalam sebuah saluran beton halus segiempat dengan lebar 2 m pada kemiringan
0,001. Berapakah laju alirannya pada kedalaman tersebut? (rz) Gunakan persamaan Chezy*Manning dan (D) diagram Moody.
7.75 Estimasikanlah laju aliran di dalam saluran yang ditunjukkan dalam Gbr. 7.19 jlka kemiringannya adalah 0,0014. Sisi-sisinya
memiliki kemiringan 45o. (a) Gunakan persamaan Chezy-Manning dan (&) persamaan Darcy-Weisbach. (c) Seiain itu, hitunglah
tegangan geser rata-rata pada dinding-dindingnya.

140 cm
Gambar 7.19

7.76 Air mengalir di dalam got (beton halus) berdiameter 2 m dengan S = 0.0016. Estimasikanlah laju alirannya jika kedalamannya
adalah (a) 50, (b) 100, (c) 150, dan (c) 199 cm.

7.17 Air mengalir di dalam got


kedalaman alirannya?
(beton halus) berdiameter 120 cm dengan S = 0,001 dengan laju aliran 0,4 m3/s. Berapakah perkiraan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 126/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 7] ALIRAN-ALIRAN INTERNAL 119

Jawaban-jawaban untuk Aliran-aliran Tambahan

7.ll (a) 0,1007 m/s (b) 0,0367 m/s (c) 1,8 m/s (4 1,51 m/s

Sangat turbulen
7.12
7.13 Turbulen
7.14 Laminar
7.15 (a) 16,4 m, 8,2 m (b) 25,1 m, 12,5 m (c) 34,7 m, 17,4 m (d) 45,1 m,22'6 m
7.16 Ya. ya.
7.17 4,8 m, 0,283 m/s.
7.18 (a) 1,94 m, 3,87 m (b) 0,2 m, 2,4 m
7.19 Lihat soal yang diberikan
7.20 Lihat soal yang diberikan
7.21 Lihat soal yang diberikan

7.22 Lihat soal yang diberikan


7.23 Lihat soal yang diberikan
7.24 (a) 0,448 mls (b) 2950 (9) 0,16 Pa (d) o'02t7
7,25 (a) 1114 Pa, bukan laminar (b) 153 kPa, laminar (c) 594 kPa, laminar
7.26 (a) 0,219" ke arah bawah
7.27 (a) 200,6 kPa (D) -191.8 kPa
7.28 0,0091 Pa, 0,04, 3,13 m, 36,4 Pa
7.29 1,414 cm, I cm
7.30 sina lzltvtyr2o), 0,376
7.31 4,1, r4,8,0,0117 m3/s
7.32 0,035 N/m2
7.33 2Ub2
7.34 6yUlb2
7.35 (a) 0,0006 m3/s, 180 Pa (b) 0,0093 m3/s,51,5 Pa (c) 0,0024 m3/s,264kPa

7.36 0,000653 m3/s, 0,00098 N/m2


7.37 (a) -125 Palm (b) 125 Patm (c) 375 Pa/m (A 4,25 Palm
7.38 (a) 2,83 m/s (&) -2,83 m/s (c) 4,942 rnls (A L37 rrls
7.39 12,6 N.m
7.40 565 N
7.41 2tt1tr3ra2Ll6
7.42 (a) 0,346 N'm (b) 0.339 N:m
7.43 539(0,0016/r - r), 0,325 N'm, 136 W
7.44 r = 4rcpr?rirorlQ| -rl)
7.45 Lihat soal yang diberikan
7.46 (a) halus (D) kasar (c) kasar
7.47 (a) 0,047 m/s (b) 0,474 mls (c) 4,6 m/s
7.48 Lihat soal yang diberikan
7.4g (a) 7,3 s*r,4,4 Pa, 0,00045 m (b) 4go s-1,290 Pa,0,03 m (c) 45,200 s-1, 27 Wa,2,7 m
7.50 0,63 m/s, 0.125 m
7.51 (a) 0,024 (b) 275 kPa (c) l2,4 trls (fl 1'82 mm
7.52 (a) 0,0255 (b) 292kPa (c) 11,9
m/s (A l'7'7 mm
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 127/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

I2O ALIRAN-ALIRAN INTERNAL


IBAB 7
7.53 (a) 0,0275 (b) 315 kpa (c) 12,5 rn/s @) t,7t
.54 (a) 9,7 m (b) 9,55 m mm

7.55 (a) tt,3 m, tl,t m (b) 15,1 m, 15,2m (c) t6,t m, 16,5m
7.56 -343 kpa, 4,98 m
7'57 (a) 0,033 m3/s (b) 0,032 m3ts
k) 0,022 m3/s (a 0,022
.58 0,0093 m3/s, 0,031 kg/s m3ts
7.59 5,6 cm
7.60 (a) 3,5 cm 3,9 ettt
\u/
@) J'7 cm (c) 3'9 cm
7.61 8,4 cm
7.62 18,8 kPa
7.63 0,00063, m3ls
7.64 Lihat soal yang diberikan
7.65 (a) 19.8 m/s (b) 2,Ot m/s
7.66 0,995 m/s
7.67 1,56 m/s
7.68 1,725 rn/s
7.69 138 hp, 6,7 m
7.70 173 hp
7.71 0.3 m3/s. 290 hp
7.72 (a) 4,39 pa
@) 4,92 pa
7.73 (a) 2,45 m3/s (b) Z.5j m3ts
7.74 (a) 0,422 m3/s (b) 0,435 m3/s
7.75 (a) 1,99 m3/s
1b) 2,09 m3/s @) 5,32 pa
7.76 (a) 0,747 m3ts (b) J,JU
\u., 3,30 ru /s
m3/s (c) 6,27 m3ls (d)
7.77 0,45 m 6,59 m3/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 128/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Ati ran -ali ran Eksternal

,,r$I$FAHULLTAN
.r$gfujqk,*liran eksternal melibatkan aliran-aliran bilangan Reynolds rendah maupun tinggi. Aliran bilangan Reynolds
.rendpt+:ti4,q.k terlalu diminati dalam kebanyakan aplikasi teknik dan tidak akan dibahas dalam buku ini; aliran di sekitar
r.b*tiianlbu.tlran semprotan, sedimentasi sungai, filamen-filamen dan sel-sel darah merah adalah contoh-contoh yang akan
i'diSpf4hk3q.saja kepada ahli-ahlinya. Aliran bilangan Reynolds tinggi sangat diminati oleh para insinyur dan mencakup di
srr1ar*n3*,atiran di sekitar airfoil, kendaraan, gedung, kabel jembatan, stadion, bilah-bilah turbin dan rambu-rambu.
:,,.:, h*eAm atran di bagian eksternal dari sebuah benda sangat sulit untuk dipecahkan, bahkan untuk benda-benda yang
.paling,s ana sekalipun seperti sebuah silinder yang panjang atau sebuah bola. Akan tetapi, kita dapat menyusun
yang memungkinkan kita untuk mengestimasi pertumbuhan dari lapisan kental tipis, lapisan batas,
,peig@ed:rersamaan
ryang,I{r{-{rblth pada sebuah pelat datar atau hidung bulat sebuah kendaraan. Selain itu, tersedia koefisien-koefisien yang
,:teiak;Oip$roleh melalui eksperimen yang memungkinkan gaya hambat dan gaya angkat untuk diteliti.
,,,,r r, ir$n,di sekitar benda tumpul melibatkan daerah separasi, suatu daerah di mana aliran terlepas dari benria
trden,r&qr,nkiltuk sebuah daerah resirkulasi di bagian hilir, seperti digambarkan dalam Gbr. 8.1. Wake, daerah yang
,#pggg*ru:viskositas, juga terbentuk; ini adalah daerah difusif yang terus membesar (sampai jarak tertentu ke bagian
,,**t*r,,'* e 1_annya lebih rendah daripada kecepatan arus bebas V). Lapisan batas laminar terbentuk di dekat bagian
:de,,paa'.dar,i'benda yang diikuti oleh lapisan batas turbulen seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.1. Aliran tak-kenta1, yang
1*idng ii,*i*ebut arus bebas, terjadi di bagian depan benda dan di iuar lapisan batas, daerah separasi dan wake. Aliran
,d. ,henda ramping (streamline) memiliki semua komponen yang sama seperli dalam Gbr. 8.1 kecuali daerah

,
seearas,iffi..{idak signifikan dan wake-nya jauh lebih kecil.

Titik stagnasi

Titik seParasi Daerah seParasi

Gambar 8.1 Detail dari aliran di sekitar benda tumpul


t2t
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 129/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

r22 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

Aliran arus bebas tak-kental biasanya irotasional walaupun dapat juga berupa aliran rotasional dengan vortisitas,
misalnya, aliran udara di dekat batang pohon atau air di dekat tanah di sekitar sebuah tiang di dalam sungai; aliran
menggali sebuah lekukan di dalam pasir di depan tiang dan udara menggali lekukan yang serupa di dalam salju di depan
pohon, suatu pengamatan yang cukup menarik. Vortisitas di dalam udara atau air yang mendekat menyebabkan terjadinya
fenomena yang teramati tersebut.
Harus diperhatikan bahwa batas dari daerah separasi yang ditunjukkan adalah lokasi rata-ratanya. Daerah separasi itu
sendiri sangat tak-tunak dan dapat secara perlahan-lahan saling bertukar massa dengan arus bebas walaupun streamline-
streamline rata-rata-waktunya tetap berada di luar daerah separasi. Selain itu, daerah separasi selalu berada di dalam
wake.
Hal yang paling ingin diketahui dari aliran di sekitar benda tumpul adalah gaya hambatnya, gaya yang diberikan
oleh aliran pada benda ke arah aliran*. Gar-a angkat adalah gayayang diberikan ke arah tegak lurus terhadap aliran dan
ingin diketahui pada airfoil dan benda-benda streamline. Gaya gambat Frdan gaya angkat,F, masing-masing diberikan
dalam bentuk koefisien goya hambat C, dan koefisien gaya angkat Cr_, oleh

Fo=l pAV2C, dan F, =


i,
pAv2CL (8,1 )

di mana, untuk benda tumpul, luas A adalah luas proyeksi pada bidang yang tegak lurus terhadap arah aliran dan untuk
luas airfoil A adalah chord Qarak dari hidung ke tepi belakang) dikalikan dengan panjang.

Gaya yang disebabkan oleh tekanan rendah di daerah separasi mendominasi gaya hambat pada benda tumpul, yang
merupakan subjek dari Subbab 8.2. Tegangan kental yang bekerja pada dan paralel terhadap setiap elemen batas dapat
diabaikan sehingga lapisan batas pada permukaan benda tumpul tidak diperhatikan. Hal yang berlawanan terjadi pada
airfoil, yang merupakan subjek dari Subbab 8.3; gaya hambat utamanya disebabkan oleh tegangan kental yang bekerja
pada elemen-elemen batas. Dengan demikian, lapisan batas yang terbentuk pada benda streamline sangat ingin diketahui.
Keinginan inilah yang memotivasi banyak studi mengenai lapisan batas. Dasar-dasar teori lapisan batas akan diberikan
dalam Subbab 8.5. Akan tetapi terlebih dahulu kita harus mengetahui aliran tak-kental di luar lapisan batas (Gbr. 8.1).
Oleh karena itu, teori aliran tak-kental akan diberikan dalam Subbab 8.4. Ketika menyelesaikan aliran tak-kental, lapisan
batas dapat diabaikan karena sangat tipis. Solusi aliran tak-kental memberikan gaya angkat, yang tidak terpengaruh
secara signifikan oleh lapisan batas yang kental, dan distribusi tekanan pada permukaan benda dan juga kecepatan pada
permukaan tersebut (karena penyelesaian tak-kental mengabaikan efek-efek viskositas, fluida tidak melekat ke perbatasan
dan selip melewatinya). Tekanan dan kecepatan di permukaan diperlukan dalam penyelesaian lapisan batas.

8.2 ALIRAN DI SEKITAR BENDA TUMPUL

8.2.1 Koefisien Gaya Hambat


Parameter aliran utama yang mempengaruhi gaya hambat di sekitar benda tumpul adalah bilangan Reynolds. Jika tidak
terdapat permukaan bebas, koefisien gaya hambat untuk silinder panjang dan bola baik yang halus maupun yang kasar
diberikan dalam Gbr. 8.2; nilai-nilai untuk silinder dan bola streamline juga diberikan.
Separasi selalu terjadi di dalam aliran fluida di sekitar benda tumpul jika bilangan Reynoldsnya cukup tinggi. Akan
tetapi, pada bilangan Reynolds yang rendah (disebut aliran Stokes jika Re < 5), tidak terjadi separasi dan koefisien gaya
hambatnya, untuk bola, diberikan oleh
24
'D - Re
Re<l (8 2)

Separasi terjadi untuk Re > 10 yang dimulai dari area kecil di bagian belakang bola sampai daerah separasi mencapai
maksimum pada Re = 1000. Koe{isien gaya hambatnya kemudian menjadi relatif konstan sampai terjadi penurunan tajam
di sekitar Re = 2 x 105. Penurunan tajam ini disebabkan oleh transisi dari lapisan batas tepat sebelum separasi mengalami
transisi dari aliran laminar menjadi aliran turbulen. Lapisan batas turbulen menyimpan jauh lebih banyak momentum dan
dapat memindahkan daerah separasi lebih ke belakang; lihat perbandingannya dalam Gbr. 8.3. Penurunan tajam pada
gaya hambat dapat mencapai sebanyak 807o. Permukaan dari suatu benda dapat dikasarkan untuk menyebabkan lapisan
batasnya mengalami transisi lebih dini; lekukan-lekukan pada bola golf dapat melakukan hal ini dan menambah jarak
terbang sampai sebanyak 100 persen jika dibandingkan dengan jarak terbang bola yang halus.
Setelah penurunan tajam ini, koefisien gaya hambat meningkat lagi dengan naiknya bilangan Reynolds. Data eksperimen
tidak menyediakan koefisien gaya hambat baik untuk bola maupun silinder untuk bilangan Reynolds yang tinggi. Nilai

* Sebenarnya, benda bergerak melalui fluida yang diam. Untuk menciptakan aliran tunak, fluida tligerakkan melalui benda yang dam, seperti di dalam
laboratorium; tekanan dan gayanya tetap sama. Untuk memperoleh kecepatan aktualnya, kecepatan aliran dikurangkan dari kecepatan pada setiap
titik.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 130/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL 123

)r)
\ Silinder bulat halus
1,0
0.8 S jlinder karsar' -nrrJ,
nJu;
0.6 \
*=-:tJOla KaSar

CD 0.2 ----+
0.1
;J,
stream Ii ne
0.06
\ Gi
0.04 -s\:

0,02 IG
a 16 8101 2 .1 68101 2 .1 6 8101 2 4 6 810s 10h 4 6 8t07

Re = VDlv

Gambar 8.2 Koefisien gaya hambat untuk aliran di sekitar bola dan silinder panjang

Tepi lapisan batas

Gambar 8.3 Profil kecepatan laminar dan turbuien untuk lapisan batas dengan ketebalan yang sama

0,2 untuk bola yang halus dan 0,4 untuk silinder panjang yang halus biasanya digunakan untuk bilangan Reynolds yang

melebihi 106.
Perampingan (streamlining,) dapat sangat menurunkan koefisien gaya hambat pada benda tumpul. Koelisien gaya
hambat untuk silinder dan bola streamline ditunjukkan dalam Gbr. 8.2. Sudut dalam pada ujung belakangnya tidak boleh
melebihi 20' jika daerah separasinya ingin diminimalkan. Gaya hambat yang disebabkan oleh tegangall geser yang bekerja
pada permukaan yang sudah diperluas tentu saja akan meningkat pada benda streamline, akan tetapi gaya hambat yang
disebabkan oleh tekanan rendah akan menjadi berkurang lebih banyak sehingga gaya hambat totalnya akan menjadi lebih
kecil. Selain itu, streamlining juga mengeliminasi getaran yang sering terjadi ketika vorteks-vofteks dilepaskan dari sebuah
benda tumpul.
Untuk silinder dengan panjang terhingga (finite) yang memiliki ujung-ujung lepas, koelisien gaya hambatnya harus
dikurangi dengan menggunakan data dalam Tabel. 8.1. Jika silinder dengan panjang terhingga memiliki satu ujung yang
tertanam pada sebuah permukaan padat, panjang dari silinder tersebut menjadi dua kali lipat. Perhatikan bahwa LID dati
silinder dengan ujung-ujung lepas harus menjadi sangat besar sebelum efek-efek ujungnya menjadi tidak signifikan.

Tabel 8.1 Koefisien Gaya Hambat untuk Silinder Bulat


dengan Panjang Terhingga (Finite)* dan Ujung'ujung Lepast.
I-ID cDlcD_
1

,10 0,82
20 0,76
10 0.68
5 0,62
-) 0,62
2 0,57
I 0,53

*Cr- adalah koefisien gaya hambat dari Gbr. 8.2.


iJika satu ujung ditanamkan ke permukaan padat. panjang silinder menjadi dua kali lipat

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 131/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

124 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

Koefisien gaya hambat untuk sejumlah bentuk-bentuk umum yang tidak sensitif terhadap bilangan Reynolcls diberikan
dalam Tabel 8.2.

Tabel 8.2 Koefisien Gaya Hambat untuk Berbagai Benda Tumpul.

Benda e CD

Silinder bujursangkar dengan lebar w t* > lOa


Lln'=lr 2,0
>ro4 1,1

I- > 103 2,4

Pelat persegiempat
lzo
ttw=15 >1ol , ro' 1,5
1,2
I t rto' 1,1

Piringan bulat >103 1,1

Parasut >107 t,4


Mobil Penumpang rnodern >105 0,29
Bus kecil >10s 0,42

Sepeda Ipengendara tegak


Ipengendara menunduk
1,1
oq
Idi b.takang kendaraan lain o5
standar 0,96
Truk kecil dengan deflektor streamline 0;76
dengan deflektor dan penutup celah 0.70

CONTOH 8.{ setruah tiang setinggi 6 m berdiameter 5 cm yang ditanam di dalam beton menyangga *ebuah tanda berbentuk
bulat deagat diameter 4 m. Estimasikan msme{ maksimum yang harus ditahan oleh beton unfirk kecepatan angin 30 m/s.
Penyeleeaian: Untuk memperoleh momen maksimum, angin diasumsikan mene{pa tegak lurus pada tanda. Dari Tabel g.2,
koefrsien gaya hambat untuk piringan adalah 1,1. Mornen yaag
tanda tersebut. adalah diakibatkan oleh gaya hambatnya, yang bekerja di titik tengah

Mt= Fprx Ll = *pArV2Crrx Lt=+x l,ZZ x nx 22x 302x 1,1 x g = 60 700 N.m
di mana densitas pada ketinggian 0 dari permukaan laut digunakan karena data keringgian tidak d.iberikan. Momen yang
disebabkau
oleh tiang adalah
z= Fozx Lr= r ..) l -- 0,05 x
$pArI?Corx Lr* lx 1,22x 6x 3d x 0,7 x 3 = 346 N.m
dengan menggunakan bilangan Reynolds Re = 3O x 0,05/1,5 x 10-s l0-s dan meugasumsikan tingkat fluktuasi yang
= tinggr di
datam aliran udara, artinya, silinder kasar. Faktor pengali dari Tabel 8.1 tidak digunakan karena ridak ada ujung yurg l"p"r.
Momen yang harus ditahan oleh dasar beton adalah
'M = Mt * Mre 60 ?00 + 346 = 61 046 N.m

8.2.2 Pelepasan Vorteks


Benda-benda yang berbentuk silinder panjang yang terekspos pada aliran fluida dapat menunjukkan fenomena pelepasan
vorteks pada bilangan Reynolds yang relatif rendah. Vorteks-vorteks dilepaskan dari kabel listrik, jembatan, menara
dan
kabel komunikasi bawah air dan pada kenyataannya dapat menyebabkan kerusakan. Kita akan melihat vorteks-vorteks
yang dilepaskan dari sebuah silinder bulat yang panjang. Pelepasan terjadi secara bergantian dari setiap
sisi silinder,
seperti digambarkan dalam Gbr. 8.4. Frekuensi pelepasan f, Hz, dlberikan oleh bilangan Strouhal,

-fD
st =? (S.J)
Jika frekuensi pelepasan ini sama dengan atau merupakan kelipatan dari frekuensi struktur, maka terdapat kemungkinan
terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh resonansi.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 132/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL 125

Voneks yang
Vorteks yang sedang dilepas
sudah dilepas
Arus bebas
(. ^,
ro)) \^.
f) t/o))
/-\ \\7
=-t fi 'D
L,
-l:_ \

',71
 91*\ r- ) -
.,^-"u.-,^.-
1-
Voneks yang
--,
'sudah dilepaf

Gambar 8.4 Vorteks-vorteks yang dilepaskan dari sebuah silinder.

n)o Y\ Sebaran
data
0,18

St
,/
0,16

0.14 /
/
r00 400 1000 10 000
Re = VDht

Gambar 8.5 Biiangan Strouhal untuk pelepasan vorteks dari sebuah silinder.

Bilangan Strouhal tidak dapat dihitung melalui persamaan; nilainya ditentukan melalui eksperimen dan ditunjukkan
dalam Gbr. 8.5. Perhatikan bahwa pelepasan vorteks dimulai pada Re = 40 dan untuk Re 2 300 bilangan Strouhal pada
intinya menjadi independen terhadap bilangan Reynolds dan sama dengan kira-kira 0,21. Fenomena pelepasan vorteks
menghilang untuk Re > 104.

CONTOH 8.2 Sebuah silinder berdiameter 6 cm digunakan untuk mengukur kecepatan arus udara yang bergerak pelan, Dua
iubang tekanaa digunakan untuk menentukan bahwa vorteks-vorteks dilepaskan dengan frekuensi 4 Hz. Tentukanlah kecepatan
dari arus udara tersebut.
Penyelesaian: Asumsikan bilangan Strouhalnya berada di dalam rentang 300 < Re < l0 000' Maka
f$ = a,x sehingsa n= q# = 1,14. m/s

Pengukuran kecepatan arus angin serendah ini sangat sulit dilakukan. Pengukuran terhadap vorteks-vorteks yang dilepaskan
merupakar satu cara untuk melakukanny4.

8.2.3 Kavitasi
Ketika fluida mengalir dari daerah bertekanan relatif tinggi ke daerah bertekanan rendah, kavitctsi dapat terjadi, yang
berarti, tekanan menjadi sangat rendah sehingga fluida menguap. Ini dapat terjadi di dalam aliran pipa di mana terdapat
kontraksi dan ekspansi, pada bilah-bilah pompa sentrifugal, di dekat ujung baling.baling, pada hidrofoil dan torpedo.
Kavitasi pada kenyatannya dapat merusakkan baling-baling dan poros besi (yang disebabkan oleh getaran) pada kapal
dan menyebabkan pompa berhenti berfungsi dengan baik. Walaupun demikian, kavitasi dapat menjadi berguna dalam
penghancuran batu ginjal, alat pembersih ultrasonik dan dalam memperbaiki kinerja torpedo.
Kavitasi teriadi jika bilangan kavitasi o, yang didefinisikan
()=-p- - p,, (8.4)
iPv'
Dalam
nilainya lebih kecil daripada bilangan kavitasi kritis ou,,,, yang bergantung pada geometri dan bilangan Reynolds.
Pers. (8.4) p- adalah tekanan absolut di dalam arus bebas dan p, adalah tekanan uap dari cairan.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 133/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

126 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

Koeflsien gaya hambat dari sebuah benda yang mengalami kavitasi diberikan oleh
Cu(.o)= Cr(0)(1 +o) (8.5)

di rnana Co(0) diberikan dalam Tabel 8.3 untuk beberapa bencla untuk Re = 105.
Hidrofoil, suatu bentuk sejenis airfoil yang digunakan untuk mengangkat kendaraan air di atas permukaan air, sama
sekali tidak dapat beroperasi tanpa kavitasi. Luas dan bilangan Reynoldsnya didasarkan pada panjang chord. Gaya hambat
dan gaya angkat bersama-sama dengan bilangan kavitasi kritisnnya diberikan dalam Tabel 8.4.

Tabel 8.3 Koefisien Gaya Hambat untuk


Bilangan Kavitasi -\ol pada Re = 105.

Geometri Sudut cD(o)

Bola 0,30
Piringan (bundar) 0,8
Silinder bundar 0.50

Pelat datar (segiempat) 0,88

rl20 0,74
lqo 0,64
Baji dua dimensi 1ao 0,49
lro 0,28
tl20 0,6.1

Kerucut (aksi-simetrik) l,u


I60
0.52
0,38
[,0 0.20

Tabel 8.4 Koefisien Gaya Hambat dan Gaya Angkat dan


Bilangan Kavitasi Kritis untuk Hidrofoil untuk 10s < Re < 106.
Sudut (') Koefisien Koefisien Bilangan
gaya angkat hambat
gaya kavitasi kritis
.)
0,2 0,014 o5
0 0,4 0,014 0,6
2 0,6 0,015 0,'7
4 0,8 0,018 0,8
6 0,95 0,022 t,2
8 1,10 0,03 1,8
l0 r,22 0,04 )5

CONTOH 8,3 Sebuah hidrofoil dengan panjang 2 m dan chord 40 cm beropera^si 30 cm di bawah permukaan air dengan sudut
serang 6o. Untuk kecepatan 16 m/s tentukanlah gaya hambat dan gaya angkatnya dan tentukanlah apakah te4adi kavitasi pada

hidroloit.
Penyelesaian: Tekanan p- hzLrus memiliki nilai absolut. Nilainya adalah
p*= yh * P",-= 9800 x 0,3 + 100 000 = 102 900 Pa atrs
Dengan mengasumsikan temperatur air sekitar 15oC, tekanan uapnya adalah 1600 Pa (Tabel C.1) dan bilangan kavitasinya
adalah

o P-- p: lo2 9oo - l7o5


= -= o'5xlooox16r - - 6.70
 P"
Ini lebih kecil daripada bilangan kavitasi kritis 1,2 yang diberikan dalam Tabel 8.4.dan berarti terjadi kavitas:i. Perhatikan bahwa
kita dapat juga menggunakan p" = 0, seperti yang sering dilakukan, dengan akurasi yang cukup baik.
Gaya hambat dan gaya angkatnya adalah

F, = + pv2 ACr= ] x t000 x 162x 2x0.4 x0.022= 2250 N


l.

F, = * pv2 ACr= ] x 1000 x 162x 2 x0,4x 0.95 = 97 300N


http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 134/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL 121

8.2.4 Massa Tambahan


Ketika sebuah benda dipercepat di dalam fluida, sebagian dari fluida yang mengelilinginya juga dipercepat. Ini memerlukan
gaya yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk mempercepat bendanya saja. Untuk memperhitungkan kenaikan
massa yang harus diberikan percepatan, massa tambahan mo ditambahkan saja ke benda untuk menghitung gayanya.
Untuk pergerakan pada bidang horizontal, gaya yang diperlukan untuk mempercepat suatu benda diberikan oleh

F-Fr-(m+*,)Nd, (8.6)

di mana FD adalah gaya hambat. Jika benda dipercepat dari kondisi diam, gaya hambat ini adalah nol.
Massa tambahan berhubungan dengan massa fluida mf yafig dipindahkan oleh benda. Hubungan
mo = km, G'n
memberikan massa tambahan jika faktor k diketahui. Untuk sebuah bola, k = O,5i untuk elips yang sumbu panjangnya
dua kali lipat dari sumbu pendeknya dan bergerak ke arah sumbu panjangnya, k = 0,2; dan untuk silinder panjang yang
bergerak tegak lurus terhadap sumbunya, ft = 1.0. Nilai-nilai ini adalah untuk aliran tak-kental jadi digunakan ketika
diawali dari kondisi diam atau pada kecepatan rendah.
Untuk benda padat yang dipercepat di udara massa tambahan dapat diabaikan, akan tetapi untuk benda yang dipercepat
di dalam cairan, massa tambahan harus dimasukkan.

CONTOH 8.4 Sebuah bola dengan gravitasi spesifik 3 dilepaskan dari kondisi diam di dalam sekumpulan air. Tentukanlah
percepatan awalnya.

Penyelesaian: Aplikasikan hukum kedua Newton dengan memasukkan gaya apung:

W-Fu=(m+*''#
(S%,, - 16)#66 {SP,i. + O,5P6r) +6ot^ff
I
'# =t}ff=5'6m/s2
maka kita telah mengunakan I- pg.

8.3 ALIRAN DI SEKITAR AIRFOIL


Airfoil memiliki bentuk streamline sehingga separasi tidak terjadi. Airfoil yang didesain untuk beroperasi pada kecepatan
subsonik memiliki ujung depan yang bulat sedangkan yang didesain untuk kecepatan supersonik bisa memiliki ujung
depan yang runcing. Gaya hambat pada airfoil terutama disebabkan oleh tegangan geser yang bekerja di permukaannya;
terdapat sedikit gaya hambat yang disebabkan oleh distribusi tekanan. Lapisan batas, yang membatasi semua tegangan
geser, yang terbentuk pada airfoil sangat tipis (lihat sketsa dalam Gbr. 8.6) dan dapat diabaikan ketika menyelesaikan
aliran tak-kental di sekitar airfoil. Distribusi tekanan yang ditentukan dari solusi aliran tak-kental dipengaruhi sedikit sekali
oleh kehadiran lapisan batas. Oleh karena itu, gaya angkat pada airfoil diestimasi dengan mengabaikan lapisan batas dan
mengintegralkan distribusi tekanan dari aliran tak-kental. Solusi aliran tak-kental juga memberikan kecepatan di tepi luar
lapisan batas yang tipis, yang merupakan suatu kondisi batas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan
lapisan batas; solusi dari persamaan-persamaan lapisan batas akan diberikan dalam Subbab 8.5.
gaya hambat pada airfoil tidak akan dihitung dari kondisi aliran akan tetapi dari nilai-nilai grafis
Gayagaya
koefisien angkat dan dan gaya hambat. Nilai-nilai ini ditunjukkan dalam Gbr. 8.7 untuk airfoil konvensional dengan
angkat
Re = 9 x 106. Koefisien gaya angkat dan gaya hambat dideflnisikan
F, FD
/-_Ll.-_ (8.8)
'I-- r ..,) p'tv'
1 PCLV. L

Lapisan batas

Gambar 8.6 Aliran di sekitar airfoil pada sudut serang u

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 135/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

128 AI,IRAN-ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

t.2

CL 0,8

0.4

0 4 8 12 16 20 0.004 0.008 0,012 0,0 t 6


c{

Gambar 8.7 Koefisien gaya angkat dan gaya hambat untuk airfoil konvensional pada Re = 9 x 106.

Airfoil konvensional memiliki bentuk tidak simetris dan didesain untuk memberikan gaya angkat positif pada sudut serang
nol, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.7. Gaya angkat memiliki proporsi langsung dengan sudut serang hingga sebelum
gaya hambat juga proporsi
teriadi stall.
jelajah Koefisien
berada pada sudut serang kira-kira 5'di mana gayalangsung
memiliki dengan sudut serang
minimum pada C, hingga kira-kira 5'. Kondisi
hambatnya = 0,3 seperti ditunjukkan.
Gaya angkat utamanya dipasok oleh sayap pada pesawat terbang akan tetapi panjang efektifnya adalah jarak dari ujung
ke ujung, yang merupakan rentang sayapnya, karena badan pesawat juga memberikan sedikit gaya angkat.
Koefisien gaya hambat pada intinya memiliki nilai konstan sampai bilangan Mach sekitar 0,75. Nilainya kemudian
meningkat l0 kalinya sampai bilangan Mach I tercapai dan kemudian berkurang secara perlahan. Jadi bilangan Mach
jelajah di antara 0,75 dan 1,5 dihindari untuk menghindari koefisien gaya hambat yang tinggi. Airfoil swept-back digunakan
karena yang digunakan untuk menghitung bilangan Mach adalah komponen kecepatan nonnal, sehingga memungkinkan
dicapainya kecepatdn pesawat yang lebih tinggi sebelum mencapai koeflsien gaya hambat yang tinggi.
Flap-flap bercelah juga digunakan untuk memberikan gaya angkat yang lebih besar selama lepas landas dan pendaratan.
Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi di bagian bawah airifoil melalui sebuah celah untuk memberikan energi pada
udara yang mengalir pelan di dalam lapisan batas di sisi atas airfoil sehingga mengurangi tendensi untuk terlepas dan
mengalami stall. Koelisien gaya angkat dapat mencapai 2,5 dengan flap celah tunggal dan 3,2 dengan celah ganda.

CONTOH 8.5 Tentukanlah kecepatan lepas landas untuk sebuah pesawat lerbang yang berbobot l5 000 N termasuk muaranxya
jika rentang sayapnya adalah 15 m dengan chord 2 m. Asumsikan sudut lepas landas 8o.
Penyelesaian: Asumsikan airfoil konvensional dan gunakan koefisien gaya angkat dari Gambar 8.7 sekitar 0.g5. Kecepatannya
diperoleh dari persamaan untuk koefisien gaya angkat

C,=.FL ^ 0,95 = .'.V=30m/s


' \ pcLV" 1,2x2x
Jawabannya dibulatkan ke dua digit signifikan karena koefisien gaya angkat 0,95 dibaca dari gambar.

8.4 ALIRAN POTENSIAL

8.4.1 Dasar-dasar
Ketika sebuah benda bergerak di dalam suatu fluida yang tadinya diam, tidak terdapat vortisitas di dalam fluida yang
belum terganggu. Untuk menciptakan aliran tunak, aliran seragam dengan kecepatan dari benda digabungkan dengan medan
aliran sehingga aliran yang bebas vortisitas bergerak melewati benda yang diam, seperti di dalam terowongan angin.
Satu-satunya cara vortisitas masuk ke dalam aliran adalah melalui efek-efek viskositas. Untuk aliran bilangan Reynolds
tinggi, efek-efek viskositas terkonsentrasi di dalam lapisan batas dan wake (termasuk daerah separasi). Untuk benda
streamline dan pada permukaan depan dari benda tumpul, aiiran di luar lapisan batas terbebas dari efek-efek viskositas
dan vortisitas jadi merupakan aliran tak-kental. Solusi dari soal aiiran tak-kental memberikan medan kecepatan dan medan
tekanan di seputar benda. Tekanan tidak terpengaruh secara signifikan oleh lapisan batas sehingga menghasilkan gaya
angkat jika diintegralkan di seluruh permukaan benda. Kecepatan di perbatasan benda* yang diberikan oleh solusi aliran
tak-kental alaq menjadi,..lecepatan
- '.j* di tepi luar dari lapisan batas yang tipis, yang dibutuhkan dalam solusi lapisan batas
{. i r
i
- lifla ii;f"H#,tEFU;r,OOun, O,r,Ou tidak melekat ke perbatasan tapi dapat selip.
"f.t-"f.t
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 136/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] AI-IRAN-ALIRAN EKSTERNAL 129

(akan diberikan dalam Subbab 8.5). Jadi, sebelum lapisan batas pada suatu benda dapat dianalisis, aliran tak-kentalnya
harus diketahui.
Aliran potensial (atau aliran irotasional) adaiah aliran di mana medan alirannya dapat diekspresikan sebagai gradien
dari sebuah fungsi skalar, yang berarti,
V=V0 (8.e)

di mana @ adalah potensial kecepatan. Untuk aliran potensial, vortisitasnya nol


al-VxV=0 (8. to)
Ini dapat ditunjukkan benar dengan cara melakukan ekspansi dalam koordinat kartesian dan menggunakan Pers. (8.9;.
Untuk memahami mengapa aliran irotasional tidak dapat menghasilkan vortisitas perhatikan ketiga tipe gaya yang
bekerja pada sebuah elemen fluida berbentuk kubus; gaya tekanan dan gaya benda bekerja melalui pusat elemen dan
dengan demikian tidak dapat mengakibatkan gerakan berputar ke elemen tersebut. Hanya gaya-gaya geser kental yang dapat
memberikan gerakan berputar ke partikel-partikel fluida. Jadi, jika efek-efek viskositas tidak ada, vortisitas tidak dapat
masuk ke dalam aliran potensial. Hal ini juga dapat diamati dengan cara mengambll cttrl dari persamaan Navier-Stokes
(5.20).
Jika kecepatan diberikan oleh Pers. (8.9), persamaan kontinuitas (5.8) untuk aliran inkompresibel memberikan

V'VO = V2O = 0 (8.11)

yang adalah persamaan Lapiace yang,terkenal itu. Dalam koordinat kartesian ini dituliskan
aL*oi *o'g=t) (8.12)
dx' dy' dz'
Dengan menggunakan kondisi-kondisi batas yang diperlukan, persamaan ini dapat diselesaikan. Akan tetapi, ketimbang
mencoba menyelesaikan secara langsung soal nilai batas yang dihasilkan, kita akan membatasi minat kita pada aliran-
aliran datar, seperti misalnya airfoil dan benda-benda silinder, mengidentifikasi beberapa aliran sederhana yang memenuhi
persamaan Laplace dan kemudian menumpang-tindihkan aliran-aliran sederhana tersebut untuk membentuk aliran-aliran
yang lebih kompleks. Karena persamaah Laplace bersifat linier, aliran-aliran yang digabungkan juga akan memenuhi
persamaan Laplace.
Pertama-tama, kita akan mendefinisikan suatu fungsi skalar lagi yang akan.sangat berguna dalam studi kita. Untuk
aliran datar yang diinginkan, fungsi arus \r, didefinisikan sebagai

,=N-
" dr' dan ,=-dL0r (8.1J)

sehingga persamaan kontinuitas (5.8) dengan dwldz = 0 (untuk aliran datar) terpenuhi untuk semua aliran datar. Vortisitas,
Pers. (8.10) dan (3.14), selanjutnya memberikan

, dx
=lu _ ?, _tV _ 3_',2- = o
dY = dr" d)*
(.8.14)

sehingga
ty * D'y-
=o (8./5)
al Er''
Fungsi arus juga memenuhi persamaan Laplace. Jadi, dari persamaan-persamaan di atas kita memiliki

Ab dw
-" Dx Dl dan v= P=-U
dv dx (8.16t
Persamaan-persamaan di antara Q dan ty dalam Pers. (8.16) membentuk persamaan-persamaan Cauchy-Riemann dan A
dan y disebut sebagai fungsi-fungsi harmonik. Fungsi Q + iV adalah potensial kecepatan kompleks. Jadi teori variabel
kompleks yang sangat berguna dalam matematika dapat diaplikasikan pada subkelompok aliran fluida ini: aliran datar
tunak inkompresibel.
Tiga hal yang menarik di dalam persamaan-persamaan di atas adalah:
o Fungsi arus memiliki nilai konstan di sepanjang streamline.
o Streamline dan garis potential konstan berpotongan pada sudut siku-siku.
o Selisih fungsi-fungsi arus di antara dua streamline adalah laju aliran q per satuan kedalaman di antara kedua streamline,
berarti. Q = Vz- Vy

di atas akan ditunjukkan melalui contoh-contoh dan


Kebenaran dari ketiga hal soal-
MTLIT
Lfc
daa
Pcrpmt*kaas
F{earsipan
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida Fropinsi Jawa ?jn*y 137/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

130 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

CONTOH 8.6 Tunjukkanlah bahwa yr memiliki nilai konstan di sepanjang streamline.


Penyelesaian: Suatu streamline adalah garis yang arahnya tangensial terhadap vektor kecepatan. lni diekspresikan dalam bentuk
vektorsebagaiYxdr=0,dimana,untukalirandatar(tidakadavariasi;),denganmenggunakandr=dxi+dyJmengambil
bentuk a dy - v dx = 0. Dengan menggunakan Pers. (8.13). ini menjadi

d*a"*
*dr=o
Ax
*-
Ini adalah definisi dai, dry dai- kalkulus. jadi dry = 0 di sepanjang streamline. atau, dalam kata lain, rg adalah konstan di sepanjang
streamline.

8.4.2 Beberapa Aliran Sederhana


Beberapa aliran sederhana yang akan diberikan di sini jauh lebih mudah dipahami dengan menggunakan koordinat polar
(silindris). Persamaan Laplace, persamaan kontinuitas dan ekspresi-ekspresi untuk komponen-komponen kecepatan untuk
aliran datar (Tabel 5.1) adalah

Y'v = +
*ly). i drV
dg'
-0 G.1n

1r
*r*,,. +# -0 (8.18)

,,= *= +# dan ,e= f,


* = - uAt,
(8.1e)

di mana ekspresi-ekspresi yang menghubungkan komponen-komponen kecepatan dengan fungsi arus telah dipilih
sedemikian rupa sehingga persamaan kontinuitas selalu terpenuhi. Sekarang kita mendeflnisikan empat aliran sederhana
yang memenuhi persamaan Laplace.
Aliran seragam : V= U*y Q- U*x (8.20)

Sumber garis '. V = {.o


e a=
' hr
21t
(8.21)

Vorteks : ttt = , o= e (8.22)

Doublet :
\ln
\r=-P#i q= -
llt
l -99f-3 (8.23)

Aliran-aliran datar sederhana ini digambarkan dalam Gbr. 8.8. Jika komponen y diinginkan untuk aliran uniform, hanya
tinggal menambahkan suku yang sesuai. Kekuatan sumber 4 di dalam sumber garis adalah laju aliran per satuan kedalaman;
dengan menambahkan tanda minus akan diperoleh sebuah sink. Kekuatan vorteks f adalah sirkulasi di sekeliling titik
awal (origin), yang didefinisikan
p= $v.a.
J
@.24)

di mana t adalah kurva tertutup, biasanya sebuah tingt a.anl yang mengelilingi titik awal dengan arah jarum jam sebagai
arah positif. Tanda panah tebal ke arah negatif x merepresentasikan kekuatan doublet p dalam Gbr. 8.8(d). (Doublet
dapat dibayangkan sebagai sebuah sumber dan sebuah sink yang memiliki kekuatan yang sama yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil)
Komponen-komponen kecepatan cukup sering digunakan untuk aliran-aliran sederhana yang diberikan di sini. Untuk
koordinat-koordinat polar dan kartesian:

Aliran seragam : u =U* v=0 (8.2s)


Y. = U-cos 0 ve = -U*sin 0
q
Sumber garis : r, = 2nr
Yo=0 (8.26)

u= qx ,,- q y
2tt xz + y2 LtL x- + y-

vr=0 ,e T
Vorteks :
- -2x, G.2n
,
"=-* f*v' =Lzn
l*v'
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 138/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL 131

@ = konstan

V = konstan

-/r

(c) Voneks
(d) Doublet

Gambar 8.8 Empat aliran potensial bidang sederhana.

f , = _ l.r
cos 0 usin 0
) '0 - r-)
Doublet r;1
2n
u= -l-l-
it
v=-p ) (8.28)
(r' + )'')- (r + )-)"

Keempat aliran sederhana ini dapat digabungkan untuk menciptakan aliran-aliran lebih kompleks yang diinginkan.

CONTOH 8.7 Jika fungsi arus dari sebuah aliran diberikan sebagai tlr - A0, tentukanlah fungsi potensial @.

Penyelesaian: Kita gunakan Pers. (8.19) untuk menghubungkan fungsi arus dengan lungsi potensial dengan mengasumsikan
koordinat polar karena adanya @:
aL =Lat{- =4 .'.0(r 0)=Alnr + f(0)
lr ra0 r'
Selaniutnya, gunakan persamarm kedua dalam Pers' 8.19:

tat t df 0v
; fij = i de = -T=
){
o yang berimplikasi ff =O sehingga/=konstan,

Karena kita hanya menginginkan derivatif-derivatif dari fungsi-fungsi potensial untuk memberikan medan kecepatan dan medan
tekanan, kita buat saja konstantanya menjadi 0 sehiagga
A(r0)=41n'
Jadi, kira lihat bahwa fungsi potensial dapat diperoleh jika fungsi arusnya diketahui. Selain itu, fungsi arus dapat diperoleh jika
fungsi potensialnya diketahui.

8.4.3 Aliran-aliran Gabungan


Dengan menggabungkan aliran-aliran sederhana yang diperkenalkan dalam Subbab 8.4.2 kita dapat menciptakan aliran-
aliran datar yang paling kompleks sekalipun. Bagilah suatu permukaan, misalnya sebuah airfoil, menjadi sejumlah besar
segmen dan letakkan sumber-sumber atau sink-sink atau doublet-doublet di tengah dari setiap segmen; selain itu, tambahkan
aliran seragam dan vorteks. Selanjutnya, sesuaikan berbagai kekuatan yang ada sehingga komponen kecepatan normal pada
setiap segmen menjadi nol dan titik stagnasi belakangnya terletak di ujung belakang. Tentu saja untuk menciptakan aliran

di sekitar airfoil dibutuhkan program komputer. Kita tidak akan melakukannya di dalam buku ini tapi akan menunjukkan
bagaimana aliran di sekitar silinder bulat dapat dibuat.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 139/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

132 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

Gabungkan fungsi arus dari aliran seragam dan doublet

0) = (./- - 0
V0 -ILd (8.2e)

Komponen kecepatan v, adalah (adikan ) = r sin e)

",-T ao
.,_1dy U-cos0-{cosO
r- (8.J0)

Sebuah silinder bulat terbentuk jika terdapat sebuah lingkaran yang tidak memiliki komponen kecepatan radial, artinya,
v, = 0 di r yr
= r.. Jadikan = 0 dalam Pers. (8.30) dan peroleh

U cos e-+cos0=0 sehingg& r,= ^li


u (8.3 t)

Pada radius ini u, = 0 untuk semua 0 jadi r = r. adalah sebuah streamline dan hasiinya adalah aliran di sekitar silinder.
Titik stagnasi terjadi di mana kecepatannya 0; jika r - r, irri berarti di mana v6 = 0, artinya,

" )v| ",ino- tlno=o .'._2u-sing=o (8.32)


"-- ili,-.,--'- rt
Jadi, dua titik stagnasi terjadi di I = 0" dan 180'. Pola streamline-nya akan menjadi seperti yang tampak pada sketsa
dalam Gbr. 8.9. Streamline yang buiat merepresentasikan silinder, yang biasanya padat, jadi yang kita inginkan acialah
aliran di bagian luar lingkaran. Untuk aliran nyata, akan terjadi daerah separasi di bagian belakang silinder akan tetapi
aliran di bagian depan (barangkali di seluruh paruh depan, tergantung dari bilangan Reynoldsnya) dapat diaproksirnasi
oleh aliran potensial yang ditunjukkan pada sketsa tersebut. Kecepatan yang terjadi di luar lapisan batas yang tipis yang
akan terbentuk pada silinder sebenarnya akan diaproksimasi sebagai kecepatan di permukaan silinder di dalam aliran
potensial ini, artinya, diberikan oleh
ve = -2U- sin 0 (8.J3)

Gambar 8.9 Aliran potensial di sekitar silinder bulat. (Garis putus-putus adalah garis @ konstan).
V

(b) f > 4nU_r,

Gambar 8.10 Aliran di sekitar silinder yang berotasi.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 140/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 141/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t34 ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

8.5 ALIRAN LAPISAN BATAS

8.5.1 Informasi Umum


Tidak diragukan bahwa identifikasi terhadap lapisan batas diawali dari minat terhadap airfoil. Teori lapisan batas diawali
dari pengamatan bahwa untuk aliran dengan bilangan Reynolds tinggi semua efek viskositas dapat dibatasi di dalam sebuah
lapisan tipis fluida di dekat permukaan. Di luar lapisan batas fluida bekerja sebagai fluida tak-kental karena efek-efek
viskositas dapat diabaikan. Jadi, teori aliran potensial yang diberikan dalam subbab sebelumnya memberikan informasi
kecepatan tepat di luar lapisan batas dan informasi tekanan di permukaan. Dalam subbab ini, kita akan memberikan
persamaan-persamaan diferensial maupun integral yang dibutuhkan untuk menyelesaikan distribusi kecepatan. Akan
tetapi, karena persamaan-persamaan tersebut sangat sulit diselesaikan untuk permukaan-permukaan melengkung, kita akan
membatasi pembahasan pada aliran di atas pelat datar dengan gradien tekanan nol.
Tepi luar dari lapisan batas tidak dapat dilihat jadi secara acak kita mendefinisikan ketebalannya 6(x), sebagaimana
ditunjukkan dalam Gbr. 8.11, sebagai locus titik-titik di mana kecepatannya memiliki nllai 99Vo dari kecepatan arus
bebas U(x) (kecepatan di permukaan yang diperoleh dari solusi aliran tak-kental). Ingatlah kembali bahwa tekanan di
permukaan tidak dipengaruhi oleh adanya lapisan batas yang tipis jadi tekanan di permukaan ini adalah tekanan dari
aliran tak-kental. Perhatikan bahwa sistem koordinat-xy- diorientasikan sedemikian rupa sehingga koordinat x terletak
di sepanjang permukaan; ini dilakukan untuk persamaan-persamaan lapisan batas dan dapat dilakukan karena lapisan
batasnya sangat tipis sehingga tidak terdapat suku-suku lengkungan yang muncul di dalam persamaan-persamaan yang
mendeskripsikannya.

Distribusi kecepatan

Distribusi kecepatan
4 aliran tak-kental

di dekat tepi depan atau di dekat titik stagnasi. Lapisan ini mengalami transisi
Suatu lapisan batas bersifat laminar
pada x. menjadi aliran turbulen jika memiliki panjang yang cukup, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8.12. Transisi ini
terjadi pada bilangan Reynolds kritis [J*xr/v = 5 x 105 pada pelat datar kaku yang halus di dalam aliran dengan gradien
tekanan nol yang memiliki intensitas fluktuasi arus bebas* dan U*xrlv = 3 x 105 untuk aliran pada pelat datar yang
kasar atau yang memiliki intensitas fluktuasi arus bebas yang tinggi (intensitasnya paling tidak 0,1). Daerah transisi dari
aliran laminar menjadi turbulen ini relatif pendek dan biasanya diabaikan jadi aliran turbulen diasumsikan terjadi di lokasi
terjadinya ledakan pertama.

Terjadi Laju ledakan

tl
u* pertama konstan
Aliran laminar ledakan

Ketebalan laliisan dinding

H yang kental 6,(:r)

Gambar 8.12 Lapisan batas yang mengalami transisi.

Ketebalan lapisan batas turbulen menebal lebih cepat dari pada lapisan batas laminar dan menyimpan lebih banyak
momentum (pada ketebalan yang sama), seperti terlihat pada sketsa profil kecepatan dalam Gbr. 8.13. Lapisan turbulen
memiliki kemiringan yang jauh lebih besar di dinding sehingga menghasilkan tegangan geser dinding yang jauh lebih
besar. Lapisan batas turbulen pada suatu instan bervariasi secara acak terhadap waktu dan posisi dan dapat menjadi 20
persen lebih tebal atau 60 persen lebih tipis pada posisi manapun di suatu waktu tertentu atau pada waktu manapun di
suatu posisi tertentu. Jadi, biasanya kita menggambarkan ketebalan lapisan batas yang dirata-rata terhadap waktu. Lapisan
dinding yang kental dengan ketebalan 5, di mana efek-efek viskositas di dalam suatu lapisan batas turbulen dianggap

* Intensitas Fluktuasinya adalah tl u'2 I U Pers. (7.67)]


- [ihat

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 142/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8I ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL 135

Gambar 8.13 Profil lapisan batas laminar dan turbulen.

terkonsentrasi, ketebalannya sangat tipis jika dibandingkan dengan ketebalan lapisan batasnya sendiri, seperti ditunjukkan
dalam gambar.
Harus selalu diingat bahwa lapisan batas turbulen memiliki ketebalan yang sangat tipis dalam kebanyakan aplikasi.
Pada pelat datar dengan U * = 5 m,/s ketebalan lapisan batasnya adalah sekitar 7 cm pada jarak 4 m. Jika ini digambarkan
sesuai skala, akan tampak jelas bahwa lapisan batas ini sangat tipis. Karena lapisan batas sangat tipis dan kecepatannya
bervariasi dari 0 di dinding menjadi U(x) di tepi lapisan batas, profil kecepatan di dalam lapisan batas dapat diaproksimasikan
dengan mengasumsikan profll parabola atau kubik untuk lapisan laminar dan profil hukum pangkat untuk lapisan turbulen.
Dengan asumsi profil kecepatan ini, persamaan-persamaan integral, yang diberikan selanjutnya, akan memberikan kuantitas-
kuantitas yang diinginkan.

8.5.2 Persamaan-persamaan Integral


Volume kontrol infinitesimal dengan ketebalan dx ditunjukkan dalam Gbr. 8.14 dengan fluks massa dalam (D) dan fluk
momentum dalam (d). Persamaan kontinuitas memberikan fluks massa mrorlan1 melintas ke dalam volume kontrol dari
sisi atas; yaitu

mtop= mout- ffiin= (8.40)

Persamaan momentum komponen x (hukum kedua Newton) dituliskan sebagai

- (8.41)
L F* = momou, momrn- momroo
yang menjadi

-trdx-6dp= * (i*' *)* - u@)*l[* *1* (8.42)

u(x) ffitop
6 -6
6
lo" dt + ;loudt a^
m,,=lou dl 0
J-
o

(a) Volume kontrol (b) Fluks massa

momt6 16
*f;
6

(p+dil6+d6) momoDt=
lo"'at [ ou'ata*
<-- 0

momrn= at
ro"'
<_-
rofu

(c) Gaya (d) Fluks momentum

Gambar 8.14 Volume kontrol infinitesimal untuk lapisan batas.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 143/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

136 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

di mana kita telah mengabaikan* p d6 dan dp d6 karena ordonya lebih kecil daripada suku-suku yang lainnya; kita juga
menggunakan mombp = U(.x)h,,o.Bagilah dengan (-dx) dan peroleh persamaan integral von Karman'.

+ 6 4 = pL/txt
ro
*i, o, - p
l- lr ,,, t8.43;

Kita
(6 merupakan fungsi dari derivatif-derivatif
telah menggunakan biasap karena
x). Selain itu, densitas setelah
diasumsikan pengintegralan
konstan lapisanfungsi
di seluruhhanya batas.x saja yang masih
ada

Untuk aliran pada pelat datar dengan gradien tekanan nol, artinya, U(x) = U- dan dpldx = 0 Pers. (8.43) dapat
ditrrliskan dalam bentuk yang lebih sederhana
, ?
ro= P# = )u\U* - u\ dy (8.44)
0

Jika profil kecepatan u(x, y) diasumsikan untuk suatu aliran tertentu, Pers. (8.44) bersama dengan t, = pdul)ylr=o
memungkinkan &x) dan ro@) dua-duanya untuk ditentukan.
Dua panjang tambahan digunakan dalam studi mengenai lapisan batas. Kedua panjang ini adalah ketebalan perpindahan
6, dan ketebalan monlentum 0 yang dideflnisikan

6n=blw-,;a, (8.4s)

g= l lutU-utdt, G.4n
u'l)
Ketebalan perpindahan adalahjarak dipindahkannya streamline di luar lapisan batas oleh karena fluida yang bergerak lebih
lambat di dalam lapisan batas. Ketebalan momentum adalah ketebalan Iapisan fluida dengan kecepatan U yang memiliki
momentum yang hilang yang disebabkan oleh efek-efek viskositas; ketebalan ini seringkali digunakan sebagai panjang
karakteristik untuk studi mengenai lapisan batas turbulen. Perhatikan bahwa Pers. (8.44) dapat dituliskan

ro= p tlj de (8.48)


dx

8.5.3 Lapisan Batas Laminar dan T[rbulen


Kondisi-kondisi batas yang harus dipenuhi untuk profil kecepatan di dalam lapisan batas pada pelat datar dengan gradien
tekanan nol adalah
u=0 paday-0
u=U- paday-6 (8.49)
a paday=S
dy
-0

Lapisan batas laminar


Untuk lapisan batas laminar, kita dapat menyelesaikan komponen x dari persamaan Navier-Stokes atau kita dapat
mengasumsikan suatu profil seperti misalnya parabola. Karena lapisan batas sangat tipis, profil asumsi memberikan hasil
yang cukup baik. Kita akan mengasumsikan profil parabola

ti- - =A+Bv+Cv2 (8.50)


Ketiga kondisi batas di atas membutuhkan
0=A
l=A+86+C62 (8.51)
0=B+2C5
yang solusinya adalah
A=0 B- ?
"6.-52 c=_ 1. (8.s2)

yang menghasilkan profil kecepatan aliran laminar


u aY
u* -6
Y2
(8.5J)
5z

p d6 kectl karena kita mengasumsikan 5 kecil dan dengan demikian dd satu ordo lebih kecil

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 144/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL t37

Masukkan profil ini ke dalam persamaan integral (8.44) dan integralkan:

,,= fli,u:(A 5) (,-? . ;1 ) dv= kpu:H (8.s4)

Tegangan geser dinding juga diberikan


xr= LL*|,,=0.= t'u-? (8.55)

Persamakan kedua ekspresi untuk zo di atas untuk memperoleh

6d6=fra- (8.56)

lntegralkan persamaan di atas dengan 6 = 0 pada x = 0 dan peroleh ekspresi untuk 6(x)

61x; = 5,48 \-t G.sn

Ini sekitar 10 persen lebih tinggi daripada solusi yang lebih akuran sebesar S^tiiU* yang diperoleh dengan menyelesaikan
Subbab 8.5.4 berikutnya'
persamaan Navier-stokes
Tegangan di dalam
geser dinding diperoleh dengan memasukkan Pers. (8.57) ke dalam Pers. (8.55) dan adalah

?o (x) = 0.36s pu:lxL- (8.58)

Koefisien gesekan kulit lokal c, seringkali ingin diketahui dan adalah

,J,*,= i
= 0.730 \xu- Y (8.59 )
#,
1PU;
Koefisien gesekan kulit C, adalah gaya hambat non-dimensi dan adalah

- [- s-
=
', ffir='fpu:r=
r,46 fiJ (8.60)

Koefisien-koefisien yang lebih akurat untuk to, crdan Crberturut-turut adalah 0,332,0,664 dan 1,33, jadi asumsi profil
kecepatan parabola untuk aliran lapisan batas memiliki tingkat kesalahan sekitar l0 persen.

Lapisan batas turbulen


Untuk lapisan batas turbulen kita seringkali mengasumsikan profll kecepatan* hukum pangkat seperti yang kita lakukan
untuk aliran di dalam pipa. Ini adalah
7 Re<107
i -lv\tt' ,,- 8 < Re, < (8.61)
u_-\6 ) 9
107
108 < Re, <
108
10e

di mana Re, = U-xlv.Masukkan profll kecepatan ini dengan n = 7 ke dalam Pers. (8.44) dan integralkan untuk
memperoleh
to= #. Pu3
* t8.62)

Profil kecepatan hukum pangkat memberikan r, = 1td u I Oy = * pada y = 0 jadi tidak dapat digunakan di dinding. Eksprest
kedua untuk ro dibutuhkan; kita memilih formula Blasius, yang diberikan oleh
t tll4
cr= 0'046 (tu) " memberikan ro = 0'023 p u:\W' )
(8.63)

Gabungkan Pers. (8.62) dan (8.63) dan didapatkan

6tt4 dA = 0.n7(i\''o o* (s.64)


\ €/
Asumsikan aliran turbulen dari tepi depan (bagian laminar biasanya sangat pendek) dan integralkan dari 0 sampai x:

d = 0,38x (;*)''' Re, < 107 (8.65)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 145/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

138 ALIRAN.ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

Masukkan ini ke dalam rumus Blasius dan peroleh koefisien gesekan kulit lokal sebesar

? = 0,oss (.b)'^ Re, < r07 (8.66)

Koefisien geseken kulit menjadi


Cr = o.oi3 (;j)''' Re* < Io7 G.6n

Rumus-rumus di atas benar dapat dipakai sampai Re = 108 tanpa kesalahan yang berarti.
Jika terdapat bagian lapisan batas laminar yang signifikan, bagian tersebut harus dimasukkan. Jika transisi terjadi
pada Re*, = 5 x 10s, maka koefisien gesekan kulit harus dimodifikasi menjadi

Cr = 0,073 (fr)" - tzoo fr Re, < loi (8.68)

Untuk pelat kasar, Re*,, = 3 x lOs dan konstanta 1700 harus digantikan dengan 1060.
Ketebalan perpindahan dan momentum dapat dihitung dengan menggunakan profil kecepatan hukum pangkat
sebesar
5a = o'048x (;o)
Re < ro7 (8.6e)
o = o,o37x
(7i),"
Terdapat kuantitas-kuantitas tambahan yang sering digunakan dalam studi mengenai lapisan batas turbulen. Kita akan
memperkenalkan dua kuantitas di sini. Yang satu adalah kecepatan geser ux, yang didefinisikan

u"=
ff (8.70)

Ini adalah kecepatan fiktif dan sering muncul dalam hubungan-hubungan lapisan batas turbulen. Yang satu lagi adalah
ketebalan 6, dari lapisan dinding kental yang sangat fluktuatif, yang ditampilkan dalam Gbr. 8.12 dan 8.13. Di dalamlapisan
yang sangat tipis inilah diperkirakan munculnya ledakan-ledakan turbulen. Ketebalan ini telah dihubungkan dengan
kecepatan geser melalui pengamatan-pengamatan di dalam eksperimen melalui

6r=* (8.71)

COI{TOH 8.9 Udara atmosfer pada 20"C meugalir pada I0 nrls di sepanjang sebuah petat datar yang kaku:deagan panjang 4 ru
dan lebar 2 m yaig searah dengan aliran. Berapa panjangkah bagian laminar dari lapisan b*tasny*? Prediksikan gaya hambat di
bagian laminar pada satu sisi dari pelat.
Fenfelesaian: Dengan mengasumsikan udara terbebas dari gangguan-gangguan intensitas ringgi, gunakan bilangan Reyrolds
sebesar 5 x 105, artinya.
,{,
=5 x 105
sehingga
rr = 5 x lo5x l,5l x 1trs/10 = 0,755 m
Gaya hambat, dengan menggunakan Pers. (8.60) dan koefisien 1,33 ketimbarg 1,46 ftoefisien 1,33 lebih akuat sebagaimana
telah disebutkan), adalah
11? ^ r-
ro = i" pui tw tl7f,
= 0.665 x 1,2 x 102 x 0.755 x 2 x
ffi*#,=0,01?N
yang merupakan nilai yang termasuk kecil.

CONTOT{ 8,10 Air pada 20"C mengalir di sepanjang sebuah pelat datar yang memiliki panjang 2 rn dan lebar 3 m p*da 12
m./s. Estimasikan kecepatan geser, ketebalan lapisan dinding kentel dan ketebalan lapisau batas di ujung pelat (asulusika& Iapis4n
turbulen dari tepi depan). Selain itu, prediksikan gaya h4mbat di satn sisi pelat.
Penyelesaian:BilarganReynoldsnyaadalahRe=U*xlv=12x2ll}a=2,4xl07.Jadi,dengann-7Pers.(8.66)
memberikan

to =
Y pu:(;*)''' = 0.02e5 x 10co x tzz x{#)* = t42pa

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 146/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL 139

Jadi kecepatan gesernya adalah

ur=\rT"
fIry
p =11000- =0,377 mls
Ketebalan tapisan dinding kentalnya adalah

6,=#=+#=r.33xlosm
Ketebalan lapisan batasnya adalah, dengan mengasumsikan lapisan turbulen dari tepi depan
/ rn+ \0,2
6= 0.38x(rb)"'= o,rt x z x
[ffi,l = o.ozs+ m
Gaya hambat di satu sisi pelat adalah

Fo =Y -
pui Lw (1.)"'
\v6u I
/ | \0'2
x x x3 x {+-U-
^-{
\21 x zll =
=0.0365 1000 122x2 1050 N

8.5.4 Persamaan Diferensial Lapisan Batas Laminar


Solusi aliran laminar yang diberikan dalam Subbab 8.5.3 merupakan solusi aproksimasi. Dalam subbab kali ini, kita akan
memberikan solusi yang lebih akurat dengan menggunakan komponen x dari persamaan Navier-Stokes. Persamaan ini,
untuk aliran datar horizontal (tidak ada variasi z)

,a{*,3; = -b'#,. , (3/ . 3r1


(8.72)
)
Kita dapat menyederhanakan persamaan ini dan memperoleh suatu solusi. Pertama-tama, ingatlah kembali bahwa lapisan
batas sangat tipis sehingga tidak terjadi variasi tekanan ke arah tegak lurus terhadap lapisan batas, artinya, tekanan
bergantung hanya pada ;r dan merupakan tekanan di dinding dari solusi aliran potensial. Karena tekanan diasumsikan
diketahui, yang tidak diketahui dalam Pers. (8.72) adalah u dan v. Persamaan kontinuitas

?q*Qr=o (8.73)
D.t dt'
juga menghubungkan u dan v. Jadi, kita memiliki dua persamaan dan dua variabel yang ingin diketahui. Perhatikan Gbr.
8.12 dan 8.13; u berubah dari 0 ke U- dalam jarak 6 yang sangat kecil sehingga menghasilkan gradien yang sangat
besar ke arah y, sedangkan u berubah sangat perlahan ke arah x (pada .y yang sama). Oleh karena itu, kita menyimpulkan
bahwa
tlDy-,, d+
dx'
t8.74)

Maka persamaan diferensial (8.72) dapat dituliskan

, du
a*
du= 1dP
* t':a, -'p i;* ,, d2u (8.75)
dy'
Kedua suku percepatan di sisi kiri tetap dipertahankan karena v mungkin saja kecil akan tetapi gradien Jul8y cukup besar
sehingga hasil kali keduanya dipertahankan. Persamaan (8.75) adalah persamaan lapisan batas Prandtl.

Untuk aliran pada pelat datar dengan dpldx = 0, dan dalam bentuk fungsi arus r7 (ingat bahwa u = d\r/dy dan v =
-dtyldx), Pers. (8.75) mengambil bentuk
dy d'v 0'v _.,3'v
;t AtAt _|Vr
- a, al - 'ay3 (8.76)

Jika kita jadikan (transformasi ini diperoleh melalui prosedur coba-coba dan pengalaman)

1=* dan n=y '{ vx @.7n


Pers. (8.76) menjadi*
fu
-r-/3,r)'.0 aga-n - a<
TC- \a4/ - A4d'u--as '3nt
dn' =,,a:Y =\E
IYg
(8 78)

* p.rh*ii.un uut*u 9Y = aJ a^T * ay al


1 dndy dEdy=av rvr
d4 ^@

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 147/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

140 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

Persamaan ini kelihatan lebih sulit daripada Pers. (8.76), tapi jika kita jadikan

vG,D = tW*rErOi (8.7e)

dan masukkan ini ke dalam Pers. (8.78), diperoleh hasil

,d'F
  ,rd'F
' =n (8.80)
dn' d\'
Persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan secara numerik dengan kondisi-kondisi batas yang tepat Kondisi-kondisi
tersebut adatah
F=F' =0 pada4=0 dan F'=l pada4besar (8.81)

yang diperoleh dari komponen-komponen kecepatan

, = ?#= u*F'(rl)
(8.82)
, = -*= +W(nF' - F)
Solusi numerik untuk soal nilai batas diberikan dalam Tabel 8.5. Dua kolom terakhir masing-masing memungkinkan
perhitungan v dan to. Kita mendefinisikan ketebalan lapisan batas sebagai ketebalan di mana u=0.99U* dan kita amati
bahwa ini teriadi pada 11 = 5, jadi, dari solusi numerik ini
tni
6= str U_ (8.8-r)
Juga

(8.81)

jadi tegangan geser dinding untuk lapisan batas ini dengan dpldx = 0 adalah

,u=P*,l,-o=0.332 PU-P (8.85)

Koefisien-koefi sien gesekannya adalah

,r=o.664fuj c = r.33ffi (8.86)


dan ketebalan perpindahan dan momentumnya adalah (ini membutuhkan pengl ntegralan secara numerik)
lvx vx
6a= 1.12\U_ 0=0.644 U G.8n

Tabel 8.5 Solusi Lapisan Batas Laminar dengan dpldx = 0

4 = y\U-lvx F 7= ulU* lor'- P) F,,


0 0 0 0 0,3321
0,1656 0.3298 0,0821 0.3230
2 0.6500 o.6298 0.3005 0.2668

3 r.397 0,8461 0,5708 0.16 14


4 2,306 0,9555 0.7581 0.0642
5 3.283 0.9916 0.8379 0.0159
6 4,280 0,9990 0.8572 0,0024
7 s ,70 0.9999 0,8604 0.0002
8 6.219 1,000 0.8605 0"0000

CONTOH 8.11 Udara pada 30'C mengalir di sepanjang pelat datar sepanjang 4 m dan selebar 2 m dengan kecepatan 2 m/s dan
dp{dx - 0. Di ujung belakang pelat, estrmasikanlah (a) tegangan geser dinding, (&) nilai maksimum v di dalam lapisan batas dan
(c) laju aliran melalui lapisan batas. Asumsikan aliran laminar di seluruh panjang pelat.
Penyelesaian:BilanganReynoldsnyaad*lahRe-lJ*Llv=2x417,6xlfs=5xl05jadiatiranlaminardapatditerima.
{a) Tegangan geser dinding (ini rnembutuhkan F" di dinding) di x = 4 m adalatr

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 148/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL t4l

fnT r--:;_*tgrxx z2
x 10-5
?o = 0.332 pu*\i= 0.332 x l,164r' * ^i1.6
{t'e =0.00219 Pa

(b) Nilai maksimum v memedukan penggunaan Of - F). Nilai maksimumnya terjadi di tepi luar lapisan batas dan adalah 0,860.
Nilai maksimum v adalah
r FU- r {11.6x105x2 ^
r = r1'-f t\r'-F)= i. Y'-j_:- x 0.860=0.0012 m/s

Perhatikan nilai. v yang kecil dibandingkan dengan {J* = 2 mls.


(c) Untuk memperoleh laju aliran melalui lapisan batas, integralkan a(-vl di x = 4 m
9:
I l' lvx
Q = u x 2dy = u*-rnx 2 x U* an
), ),
r.281

Soal-soal dan Penyelesaiannya


8.1 Sebuah bola berdiameter 20 cm dengan gravitasi spesilik S = 1,06 dijatuhkan ke dalam air 2O'C. Estimasikanlah
kecepatan terminalnya jika bola tersebut (a) halus dan (b) kasar.
Pada kecepatan terminalnya bola tidak akan mengalami percepatan lagi. Jadi gaya-gayanya. termasuk gaya apung [Pers.
(2.24)), dijumlah sebagai berikut
W = Fo+ FB
I5u1, X volume = CDx l, or' * Tuu xvolume

Dengan menggunakan yr.r, = Sh.r, y,,, diperoleh hasil

,r"\i x nRz x V2 = rS - ltT";,x


lxn]
Jika niiai-nilai yang diketahui dimasukkan akan diperoleh
x 9.81\r/2
,= ("(a1]6)"'=( _'eulM: l,1 0,396
) ,lcD
(a)Untukbolahalus,Gbr.8.2menunjukkanbahwauntuk2xlOa<Re<2xl05kitamengasumsikanCr=0,6.Maka

,=
ffi =0,511 m/s dan n"=?- 0's1.1-10'2= 1.02 x 105

Jadi, kecepatan terminal sebesar 0,511 m/s diperkirakan terjadi.

(b) Untuk bola kasar, Gbr. 8.2 menunjukkan bahwa untuk Re = 105 kita mengasumsikan Cr= 0,3. Maka

o'P m/s dan R. = UrD -0'723


x-0'2 x
u= = 0.72.r
10n
= 1.4 t05

Ini cukup dengan dengan C,JoJ= 0,3 jadi merupakan aproksimasi' untuk kecepatannya, hampir 50 persen lebih besar daripada
kecepatan untuk bola halus. Sebuah bola golf diberikan kekasaran untuk tujuan ini: kecepatan yang lebih tinggi di sepanjang
trayektorinya menghasilkan jarak terbang yang lebih jauh.

E.2 Hitunglah kebutuhan daya untuk menggerakkan sebuah silinder bulat yang memiliki diameter 10 cm dan panjang
10 m yang menonjol ke arah vertikal dari dek sebuah kapal pada kecepatan 30 knot (15,4 m/s). Selanjutnya
streamlining-kan silinder tersebut dan hitung lagi dayanya.
Pertama-tama, carilah bilangan Reynoldsnya. Nilainya adalah

15'4 x o'1
ne=I9 - =9.6 x loa
' 1,6 x 10'
Koefisien gaya hambat diperoleh dengan menggunakan Gbr. 8.2 dan Tabel 8.1 sebesar
Cc= 1.2 x 0,85 = 1.02

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 149/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

142 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL IBAB 8

Jadi dayanya adalah


w = Fox v = | copv3Aproyek,i

= |x t,OZ x 1,2 x 15,43 x n x O,lx 10 = 7020 W

Untuk silinder steamline, koefisien gaya hambat berkurang menjadi

Cr=0,06 x 0,85 = 0,051


dan dayanya menjadi
fu _ ro", = +copv3 Ap,uy"k.i

= j x 0,051 x 7,2 x 75,43 x nx 0,1 x 10 = 350 W

Efek dari streamlining adalah pengurangan koelisien gaya hambat secara signifikan.

8.3 Estimasikanlah kebutuhan daya bagi airfoil konvensional dalam Contoh 8.2 untuk terbang pada kecepatan 150
knot.
Dikonversikan ke m/s, kecepatannya adalah V = 150 x 1,688/3,281 = 77,2 nt/s.Daya adalah gaya hambat dikali dengan
kecepatan. Koefisien gaya hambat dari Gbr. 8.7 adalah Co= 0,3147,6 = 0,0063. Jadi dayanya adalah

W =FoxV=LpcLVzCoxV
= )" tZ x 2 x 15 x77,23 x 0,0063 = 52 000 W atau 70 hp

8.4 Tunjukkanlah bahwa streamline dan garis potensial dari aliran tak-kental berpotongan dengan sudut siku-siku.
Jika streamline dan garis potensial berpotongan dengan sudut siku-siku, dari kalkulus diketahui bahwa streamline akan
memiliki kemiringan yang negatif terbalik terhadap garis potensial. Kita tahu bahwa vektor kecepatan V memiliki arah
tangensial terhadap streamline sehingga kemiringan dari streamline diberikan oleh (Gbr. 8.15)

v-dY
u- dx
Kerniringan dari garis potensial diperoleh dari V = konstan

da=Yar*
'drdy dr'=o
jadi untuk garis potensial
dy_ )Qldx _ u Gambar 8.15
ar---aqtay --,
Dengan demikian, kita lihat bahwa kemiringan dari garis potensial adalah negatif terbalik dengan
kemiringan dari streamline. Jadi, garis potensial memotong streamline dengan sudut siku-siku.

8.5 Sebuah angin topan diaproksimasi sebagai sebuah vorteks irotasional (kecuali di dekat "mata"nya di mana topan
tersebut berputar sebagai benda kaku), Estimasikanlah gaya yang dapat mengangkat atap datar 5 m x 10 m dari
sebuah gedung (tekanan di dalam gedung diasumsikan atmosfer, artinya, 0) jika tekanan pada atap diaproksimasikan
oleh tekanan di r = 4 m. Kecepatan pada jarak 60 m dari tengah gedung diamati sebesar 8 m/s.
Sirkulasi diperoleh dari Pers. (8.27) sebesar

Jadi kecepatan di r = 4 m adalah


I- = -2ltrve= -2x x60 x 8 = -3320 m2ls

,r'=-* =-#2=r32nls
Melalui persamaan Bernoulli, tekanannya diperoleh sebesar. dengan mengasumsikan

V_=0danp_=0,

t, t'2y2=l-+ff2 O=o rrr2


,. p =-';: x 1.2=-10500Pa
Jadi gaya angkatnya adalah
F = pA= 10500 x 5 x 10 = 520000 N.
Sebuah searah jarum jam
8.6 silinder berdiameter 40 cm berputar pada 800 rpm
mengalir pada 8 m./s. Temukanlah titik-titik stagnasinya dan tentukanlah di dalam
tekanan arus udara atmosfer yang
minimumnya.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 150/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL t43

Sirkulasi t = f.V.ds adalah kecepatan r"Q dikali dengan 2nr, karena kecepatan konstan V memiliki arah tangensial
terhadap permukaan silinder. Sirkulasinya dihitung sebesar

2nrl Q = 2tr x 0,22 x (800 x 2nl60) = 2l,l m2ls


I =
Ini sedikit lebih besar daripada ttr,U-= 20,1 m2lsjadi titik stagnasi tunggal terlepas dari silinder pada 0 = -90' [Gbr.
8. I 0(b) l.

Minimum tekanan terjadi pada titik paling atas dari silinder (Gbr. 8.10), jadi kita akan menerapkan persamaan Bernoulli
(Pers. (8.38)) di antara arus bebas di mana p = 0 dan titik paling atas di mana 0 = 90o:

p, =
l-. rui -,'; (z.in e .
+r-)'
= o + t.2,.
*j
(z ,i, es'* ]-lJ--)'] = -uo, t.
[,- -
dengan menggunakan P = 1,2 kg/mi dan mengasumsikan udara atmosfer.

8.7 Pindahkan U(x) ke dalam tanda integral dan tuliskan ulang persamaan integral von Karman (8.43).
Kita mendiferensiasikan suatu produk: (f S)' = fS'+ gf '. Untuk persamaan kali ini, kita jadikan gir) = J,i'''p, dy (dependensi
) terintegralkan keluar) sehingga
6 6 16

*L [f r,' '"1autr'
' utrt )i oudt=t 4-ii,nu a,*
'Jtxt dr
td,rr)""ir'
Kita dapat rnemindahkan U(x) di bawah tanda integral karena merupakan fungsi dari x sedangkan integralnya terhadap y
sehingga Pers. (8.43) mengambil bentuk
6 16 1 I
rs(x) = -u?r*
l;rutlo,at-[Jr, ,')#:-*rlo*r,
66
= -6* * p*j,*, - ut dy - o'oY I, o,
Ini merupakan bentuk ekuivalen dari persamaan nl"g.uf von Karman. ,"rrorr,u, p diasumsikan konstan di dalam lapisan
batas.

8.8 Estimasikan gaya hambat di satu sisi pelat datar dalam Contoh 8.9: (a) Dengan mengasumsikan aliran turbulen
dari tepi depan. (b) Memasukkan bagian laminar dari lapisan batas.
(a) Dengan mengasumsikan aliran turbulen dari tepi depan, ketebalan lapisan batas setelah jarak 4 m diberikan oleh Pers.
(8.65) dan adalah

d = 0,38x (;*)"= 0,38 x * . ('l## )o'' =


o,orrn ,,
Jadi gaya hambat di satu sisi adalah

lc,ou|r* =o'ol' (%:P)''' * t.2x 10r x 4 x 2 = 1,82 N


Periksa bilangan Reynoldsnya: Re = l0 x 4ll,5l x 10-5 = 2,65 x lOb ..' oK
(b) Pertama-tama, sketsa lapisan-lapisan batas dengan jarak-jaraknya ditunjukkan dalam Gbr. 8.16. Panjang lapisan batas
laminar diperoleh dengan menggunakan Rek.i, = 5 x 10-s:

Rexv 5x105x1,51 x10-s


= 0,755 m
aL=
u_ 10

I-h laminar
I-h turbulen

Gambar 8.16

Ketebalan lapisan batas laminar di .r. adalah, Pers. (8.57),

fn = S- .,lo,zss,
=5 1u \"ff rsr " ror = 0.0053'l m

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 151/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t44 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

Lokasi titik awal fiktif dari lapisan batas diperolah dengan menghitung i dalam Gbr. 8.16. Ini diperoleh dengan menggunakan
Pers. (8.65)

,,.,, = ^6^^ (r-*)" = 0.90_5j4 / t0


0.38'Y' 0.38 \t.sr ,tos/_1,', ... x, = 0,205 m

Jadijarakx.adalahxr=L-xrtx'=4-0,755+0,205=3,45mKetebalanlapisanbatasdiujungpelat
adalah
6 = 0,38x (,h),,, = 0,38 x 3,45, (S*H)"'= n,oro ,,

Gaya hambat diperoleh melalui Pers, (8.69) sebesar

Ic,ou|Lw = [.,r, 1;r1"'-


17oo
frf , r:r*
t 2 \ l+r-105'lo.:-
=[o'qal tg l.5l x l0'l* r.2x x4x2=r,5r
lox4 I z lox4-l r0: N

Gaya hambat dalam (a) sekitar 20 persen terlalu tinggi. Bagian laminar yang memiliki tegangan geser yang lebih kecil
mengurangi gaya hambat keseluruhan untuk jarak-jarak yang pendek.

8.9 Verifikasi bahwa komponen-komponen kecepatan memang diberikan oleh Pers. (8.82) ketika menyelesaikan
komponen x dari persamaan Navier-Stokes untuk aliran lapisan batas laminar.
Komponen x dari kecepatan diberikan oleh (gunakan Pers. (8.77) dan (8.79))

u =a == all% d\ dY=tu vL r,,r.


;{il *a+4
ut
',l) " 1- = u*F'tnt
Komponen y dari kecepatan adalah (gunakan Pers. (8.77) dan (8.79))

' =-* = '#'* H u* = -)t"-- Fttlt - tu*vx'''n'(- )r-"


'l',-)
= -i1+ Ftnt + ){u-ux1-'| ,/* o',4, = + 'y= (nF'- F)

di mana kita telah menggunakan x dan ( secara bergantian karena kedua sebanding, sebagaimana didelinisikan.

8.f0 Dengan menggunakan komponen x dari persamaan Navier-Stokes (8.72), tentukan kondisi batas tambahan untuk
aliran laminar di sepanjang pelat datar tanpa gradien tekanan.
Didindingu=y=0sehinggasisikiridariPers.(8.72)adalah0untuk)=0.selanjutnya,didinding,karenau=0,maka
au'ax=Odandu/N=0,sehinggadidinding,dimana)=0,pers.(8.72)menghasilkan

,ddx*,a1dy=- 4*,(4*a'y\ arau o=d2u


- ay2
Pdx \al ayrl
Dengan demikian, selain kondisi-kondisi dalam Pers. (8.49), kita memiliki kondisi di dinding yang diberikan di atas. Kondisi
ini tidak dapat dipenuhi dengan profil parabola dalam Subbab 8.5.3, tapi jika kita mengasumsikan profil kubik, kondisi ini
akan diperlukan. Jika kita mengasumsikan profil garis lurus, yang merupakan asumsi yang buruk, hanya dua kondisi pertama
dalam Pers. (8.49) yang akan digunakan.

Soal-soal Thmbahan

Aliran di sekitar Benda Tirmpul


8.11 Angin bertiup paralel terhadapsisi panjang sebuah gedung besar yang memiliki atap datar. Buatlah sketsa aliran yang terlihatjika
memandang ke gedung dari atas dan dari samping. Tunjukkan daerah-daerah separasi dan titik-titik lekatkembali (reattachment)
yang diperkirakan terjadi.

8.12 Sebuah truk memiliki sebuah deflektor angin di atas traktomya dan sebuah lagi tidak. Buatlah sketsa tampak samping dari aliran
udara untuk kedua truk tersebut dengan menunjukkan daerah-daerah separasi, lapisan-lapisan batas, titik-titik reattachment dan
wake yang diperkirakan terjadi.

8.13 Buatlah sketsa aliran yang diperkirakan terjadi sekitar bola jika (a) Re (D)
di dan turbulen dan arus=bebas.
daerah separasi, wake, lapisan-lapisan batas laminar 4, Re = 4000 dan (c) 40 000. Identifikasikan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 152/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALTRAN-ALIRAN EKSTERNAL

8.14 Deskripsikanlah aliran yang diperkirakan terjadi di sekitar yang berikut ini dan estimasikanlah gaya hambatnya.
(a) Udara pada 10"C mengalir di sekitar bola golf berdiameter 4,1 cm yang melaju pada 35 m/s.
(b) Sebuah bola es berdiameter 2 mm yang bergerak melalui udara pada -10'C pada kecepatan 5 m/s.
(c) Sebutir pasir berdiameter I mm yang jatuh di air diam 20'C pada 1 m/s.
(A Udara pada 20"C yang mengalir di sekeliling bola berdiameter 8 cm pada kecepatan 1 m/s.
(e) Udara pada 0'C yang mengalir melewati sebuah tiang yang memiliki tinggi 4 m dan diameter 10 cm pada 2 m/s.

8.15 Sebuah bola berdiameter 2 cm bergerak pada Re = 10 (separasi baru saja terjadi). Berapakah kecepatannya jika bola tersebut
dicelupkan di (a) air pada 10'C, (D) udara pada 40"C dan 400 kPa dan (c) air pada 90"C.

8.16 Udara pada 10'C mengalir melalui sebuah kawat berdiameter 2 mm dengan kecepatan 2 m/s. Buatlah sketsa aliran yang
diperkirakan terjadi dengan menunjukkan daerah separasi, wake, lapisan batas dan arus bebas, jika memang terjadi.

8.17 Suatu fluida mengalir melalui sebuah piringan bundar datar dengan kecepatan V ke arah tegak lurus terhadap piringan pada
Re > 103. Estimasikanlah koefisien gaya hambatnya jika (a) tekanan diasumsikan konstan di seluruh permukaan piringan dan
(b) jika terjadi profil tekanan parabola di depan permukaan piringan. Asumsikan tekanan 0 di sisi belakangnya. Jelaskan hasil-
hasilnya dalam kaitannya dengan koefisien gaya hambat yang diperoleh dari Tabel 8.1.

8.18 Udara atmosfer pada 20'C mengalir pada 10 m/s. Hitunglah gaya hambat pada (a) bola halus berdiameter 10 cm, (b) silinder
halus dengan diameter 10 cm dan panjang 80 cm yang ujung-ujungnya terlepas, (c) piringan berdiameter 10 cm dan (d) pelat
segiempat dengan lebar 10 cm dan panjang 20 cm. Vektor kecepatannya tegak lurus terhadap semua objek.

.8.19 Sebuah tanda bujursangkar 220 cm diterpa tegak lurus oleh angin 50 m/s 10'C. Estimasikan gaya pada tanda tersebut. Jika
tanda tersebut ditopang oleh sebuah tiang setinggi 3 m yang ditanam di dalam beton, berapakah besarnya momen yang terjadi
di dasar tiang?
8.20 Sebuah bola halus berdiameter 20 cm dipasangi sebuah strain gauge (alat pengukur regangan) yang dikalibrasi untuk mengukur
gaya pada bola. Estimasikanlah kecepatan angin dalam udara 20'C jika alat mengukur (a) 4 N dan (b) 0,5 N.

8.21 Sebuah mobil melaju di bagian horizontal dari sebuah jalan bebas hambatan pada permukaan laut di mana temperatur adalah
20'C. Estimasikanlah dayakuda yang dibutuhkan untuk kecepatan 100 km/jam. Buatlah asumsi-asumsi yang diperlukan.
8.22 Estimasikanlah penghematan bahan bakar selama setahun pada truk yang menempuh perjalanan 300 000 mil jika biaya bahan
bakar $2,50/ga1on jika truk tersebut memasang deflektor dan penutup celah. Tanpa deflektor dan penutup celah truk tersebut
menempuh rata-rata 4 mil/galon. Jika pemiliknya ingin kembali modal dalam 3 tahun, berapakah yang harus dibayarnya untuk
membeli deflektor dan penutup?
8.23 Seorang pengendara sepeda mengeluarkan sejumlah energi untuk melaju 12 nVs dalam posisi tegak. Berapa cepatkah pengendara
melaju dengan jumlah pengeluaran energi yang sama jika ia memilih posisi membungkuk? Asumsikan bahwa luas proyeksi
dari si pengendara berkurang 25 persen dalam posisi membungkuk.
8.24 Estimasikanlah kecepatan jatuh dari seseorang yang memiliki tinggi 6 ft dengan tangan dan kakinya pada posisi terbentang.
Buatlah asumsi-asumsi yang layak. Sekarang berikan parasut berdiameter 6 m kepada orang tersebut dan hitunglah kecepatan
turunnya, sekali lagi dengan membuat asumsi-asumsi yang layak.

8.25 Sebatang pohon pinus biru memiliki bentuk segitiga pada ketinggian 15 cm dari tanah. Segitiganya memiliki diameter maksimum
6 m dan tingginya l0 m. Estiinasikanlah gaya hambat pada pohon tersebut jika terekspos ke angin 25 m/s. Gunakan Co=0,4
dalam perhitungan-perhitunganmu.

Pelepasan Vorteks, Kavitasi dan Massa Thmbahan


8.26 Vorteks-vorteks terlihat terjadi di belakang sebuah silinder berdiameter 2 cm dalam udara atmosfer 20oC. Pada kecepatan 5

m/s seberapa jauhkah jarak di antara vorteks-vorteks tersebut di belakang silinder?


8.27 Sebuah sensor diletakkan tidak jauh di belakang sebuah silinder berdiameter 4 cm dalam aliran udara atmosfer 20"C. Sensor
tersebut mengukur pelepasan vorteks pada frekuensi 0,16 Hz. Estimasikanlah kecepatan udaranya.

8.28 Angin l0'C bertiup meialui kawat-kawat bertegangan tinggi berdiameter 6 mm. Tentukanlah rentang kecepatan di mana
pelepasan vorteks terjadi. Apakah pelepasan vorteks ini dapat didengar? Manusia dengan pendengaran yang baik dapat mendengar
frekuensi antara20 dan 20 000 Hz. (Pelepasan vorteks yang terjadi pada saat kawat diselimuti es dapat menyebabkan terjadinya
"lonjakan" di mana kawat benar-benar berosilasi dari catenary yang biasa ke catenary terbalik sehingga mengakibatkan terjadi nya
kerusakan kawat).

8.29 Berapakah gaya hambat yang bekerja pada sebuah bola berdiameter 76 cm yang ditarik 2 m di bawah permukaan air pada 20
m/s?
8.30 Sebuah hidrofoil sepanjang 2,2 m dengan panjang chord 50 cm beroperasi 40 cm di bawah permukaan air dengan sudut serang
4o. Untuk kecepatan 15 m,/s tentukanlah gaya hambat dan gaya angkatnya dan tentukan apakah kavitasi terjadi pada hidrofoil
tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 153/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

146 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAI- [BAB 8

8.31 Sebuah bola berdiameter 40 cm dilepaskan dari kondisi diam di dalam air. Jika beratnya adalah 380 N di udara, berapakah
percepatan awalnya di bawah air jika massa tambahan diabaikan? Jika massa tambahan diperhitungkan?

8,32 Sebuah silinder horizontal dengan diameter 20 cm dan panjang 4 m dilepaskan dari kondisi diam di bawah air. Jika beratnya 1500 N
di udara, berapakah percepatan awalnya di bawah air jika massa tambahan diabaikan? Jika massa tambahan diperhitungkan?

Gaya Angkat
8.33 Buatlah dan Gaya Hambat pada Airfoil
sketsa medan aliran di sekitar airfoil yang telah stall. Tunjukkan bahwa lapisan-lapisan batas. daerah separasi dan
wake.

8.34 Estimasikanlah kecepatan lepas landas untuk sebuah pesawat terbang dengan airfoil konvensionaljika pesawat dengan muatannya
memiliki berat 120 000 N dan luas sayap efektifnya adalah 20 m2 dengan mengasumsikan temperatur (a) 30"C, (b) l0'C dan
(c) -20'C. Diinginkan sudut serang sebesar 8o pada saat lepas landas.
8.35 Ulangi Soal 8.34 akan tetapi asumsikan temperatur 20oC pada tekanan (a) 100 kPa, (b) 80 kPa dan (c) 60 kPa.
8.36 Sebuah pesawat terbang 2000 kg dirancang untuk mengangkut 4000 N muatan pada saat menjelajah di dekat permukaan laut.
Untuk airfoil konvensional dengan luas sayap efektif 25 m2, estimasikanlah kecepatan lepas landas untuk sudut serang 10o,
kecepatan stall dan daya yang dibutuhkan (airfoil memiliki kontribusi 40Vo dat'r gaya hambat) untuk kecepatan jelajah 80 m/s
pada ketinggian 2000 m.

8.37 Jika pesawat terbang dalam Soal 8.36 terbang pada 10 km, berapakah daya yang dibutuhkan?

8.38 Pesawat dalam Soal 8.36 akan mendarat dengan airfoilnya pada sudut serang dekat sta1l. Estimasikanlah kecepatan mendarat
minimum untuk flap tanpa celah, flap dengan satu celah dan flap dengan dua celah. Asumsikan luas sayap efektif yang sama
besar untuk ketiga situasi tersebut.

Aliran Potensial
8.39 Tunjukkan bahwa selisih dari fungsi-fungsi arus di antara dua streamline adalah taju aliran q per satuan kedalaman di antara
kedua streamline. arlinya. Q = \lL - Vy
8.40 Tunjukkan bahwa setiap yang berikut ini merepresentasikan aliran datar inkompresibel dan carilah fungsi arus atau fungsi
potensial yang berhubungan.
(a) Q = 10v
(b) rlr = 20x.r"
(c) Q = 100 (koordinat silindris)
(A r{ =medan
8.41 Apakah
(20lr) sin 0 (koordinat silindris)
keiepatan V = (ri + 1j)/(x2 + .y2) merepresentasikan aliran inkompresibel? Jika demikian, carilah potensial
kecepalan @ dan fungsi arus V/.

8.42 Tunjukkan bahwa aliran yang direpresentasikan oleh ryr = 10 1n(x2 + y2; m2ls merupakan aliran inkompresibel. Selain itu,
(a) Carilah potensial kecepatan @.
(b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu -r negatif jika udara atmosfer mengalir dan p = 0 di x = --.
(c) Carilah komponen x dari percepatan di (*4, 0).
8.43 Tunjukkan bahwa aliran yang direpresentasikan oleh @ - 20\n r m2ls merupakan aliian inkompresibel. Selain itu,
(a) Carilah lungsi arus ty.
(b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu x negatif jika air mengalir dan p = 40 kPa di a = +.
(c) Carilah percepatan di koordinat kartesian (-2, 0).
8.44 Tunjukkan bahwa aliran yang direpresentasikan oleh @ = 10r cos 0 + 40 ln r mzls merupakan aliran inkompresibel. Selain
itu.
ta) Carilah lungsi arus y.
(b) Carilah tekanan di sepanjang sumbu x negatif jika air mengalir dan p = 100 kPa di x= --.
(c) Carilah percepatan di koordinat kartesian (-2, 0).
(d) Temukanlah titik-titik stagnasinya.
8'45 Gabungkanlah suatu aliran seragam yang paralel terhadap sumbu x sebesar 10 m/s dengan suatu sumber di titik nol dengan
kekuatan q=7Onm2ls
(a) Tuliskan potensial kecepatan @ dan fungsi arus r1/.
(&) Temukanlah titik-titik stagnasinya.
(c) Buatlah sketsa benda yang terbentuk oleh streamline yang memisahkan aliran sumber dari aliran seragam.
(@ Temukanlah perpotongan y positif dari benda dalam (c).
(e) Tentukanlah ketebalan dari benda dalam (c) di x = --.
8.46 Suatu aliran seragam V = 20i m/s digabungkan dengan suatu sumber dengan kekuatan 2Ox m2ls dan suatu sink dengan
kekuatan yang sama yang masing-masing terletak di (2 m,0) dan (-2 m, 0). Benda yang terbentuk oleh streamline yang tepat
adalah oval Rankine. Tentukanlah panjang dan ketebalan oval tersebut. Carilah kecepatannya di (0, 0).

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 154/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL t47

8.47 Sebuah sumber di dekat dinding diciptakan melalui metode citra'. gabwgkan dua sumber dengan kekuatan yang sama sebesar 4n
m2ls masing-masing di (2 m, 0) dan (-2 m, 0). Buatlah sketsa aliran yang menunjukkan dinding tersebut dan carilah distribusi
tekanan di sepanjang dinding.
8.48 Gabungkanlah kecepatan V = 20i m/s pada aliran dalam Soal 8.47. Temukanlah titik-tilik stagnasinya.

8.49 Suatu aliran seragam Y = 10i m/s digabungkan dengan suatu doublet dengan kekuatan 40 m3/s. Carilah:
(a) Radius dari yang terbentuk
silinder ur(0) pada silinder.
(b) Distribusi kecepatan
(c) Lokasi titik-titik stagnasinya.
(d) Tekanan minimum pada silinder jika tekanan di titik stagnasinya adalah 200 kPa. Alirannya adalah air.
8.50 Gabungkanlah suatu aliran seragam Y = lOi m,/s, suatu doublet p = 40 m3/s dan suatu vorteks. Temukanlah titik{itik stagnasinya
dan carilah tekanan minimum pada silinder jika tekanan udara atmosfer standar adalah nol pada jarak yang jauh dari silinder.
Kekuatan dari vorteks adalah (a) I = 4On m2ls, (b) f = 80r m2ls dan (c) f = l20n m2/s.
8.51 Asumsikan suatu aliran aktual dapat dimodelkan dengan aliran dalam Soal 8.49 pada paruh depan dari silinder dan bahwa
tekanan di paruh belakangnya sama dengan tekanan minimum pada silinder (aliian diasumsikan mengalami separasi dari silinder
di paruh belakang). Hitunglah koefisien gaya hambat yang dihasilkan.

Lapisan Batas
Sebuah lapisan batas turbulen diteliti dalam suatu aliran gradien tekanan nol pada sebuah pelat datar di laboratorium. Udara
8.52 atmosfer pada 20oC mengalir di sepanjang pelat pada 10 m/s. Seberapa jauhkah dari tepi depan turbulensi dapat diperkirakan
terjadi (a) jika intensitas fluktuasi arus bebasnya rendah? (b) Jika intensitas fluktuasi arus bebasnya tinggi?
8.53 Jawablah Soal 8.52 jika fluidanya adalah air 20'C.
8.54 Sebuah lapisan batas laminar akan diteliti di laboratorium. Untuk memperoleh lapisan yarig cukup tebal, diinginkan bagian
laminar sepanjang 2 m. Berapakah kecepatan yang harus digunakanjika yang digunakan adalah (a) saluran air? (b) terowongan
angin? Diasumsikan bahwa intensitas fluktuasinya dapat dikontrol pada tingkat yang cukup rendah.
8.55 Jika suatu persamaan diferensial dari lapisan batas akan diselesaikan pada paruh depan sebuah silinder, kecepatan U di tepi
luar dari lapisan batas tersebut perlu diketahui sebagaimana juga tekanan p di dalam lapisan batas. Sebutkanlah U dan p untuk
silinder bulat dalam Soal 8.49.
8.56 Dalam Gbr. 8.13 diberikan sketsa profil kecepatan laminar dan turbulen untuk ketebalan lapisan batas yang sama. Hitunglah
persentase kenaikan fluks momentum untuk lapisan turbulen dengan mengasumsikan profil hukum pangkat ulU* = b)li)tfi
dibandingkan dengan lapisan laminar dengan mengasumsikan profil parabola u/u*- Zyl6 - (s;t5)2.

8.57 Tunjukkan bahwa Pers. (8.43) diperoleh dari Pers. (8.41).


8.58 Tunjukkan bahwa persamaan integral von Karman dalam Soal 8.7 dapat dituliskan dalam bentuk ketebalan momentum dan
perpindahan sebagai

\= p *@th + p|ou#
di mana kita telah mendiferensiasikan persamaan Bemoulli untuk memperoleh
.6
dp -pufr p du I
fr= -,,du= -lfr )u
a,
-0
8.59 Asumsikan profil kecepatan linier di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol. Carilah:
(a) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase error-nya.
(b) ro (r)

(c) vdi)=6danx=2m.
(d) Gaya hambat jika pelat memiliki lebar 2 m dan panjang 4m.

8.60 Asumsikan profil kecepatan sinusoidal di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol dengan
menggunakan air 20oC dengan U- = 1 m/s. Carilah:
(c) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase error-nya.
(D) ro (.r)
(c) Gaya hambat jika pelat memiliki lebar 2 m dan panjang 4m.
8.6f Asumsikan profil kecepatan sinusoidal di dalam lapisan batas laminar pada pelat datar dengan gradien tekanan nol. Gunakan
02ully2lr=o = 0 sebagai kondisi batas tambahan (Pers. (8.75)). Carilah:
(a) 6(x). Bandingkan dengan solusi yang lebih eksak dan hitunglah persentase etor-nya.
1b) to (.r)
(c) Gaya hambat jika pelat memiliki lebar 2 m dan panjang 4m.
8,62 Buatlah sketsa sesuai skala suatu lapisan batas laminar yang tebal sepanjang 10 m untuk aliran air 20"C pada pelat dasar
dengan gradien tekanan nol untuk U* = 7 m,/s. Gunakan 15 cm untuk merepresentasikan panjang pelat 10 m. Asumsikan
lapisan laminar di keseluruhan panjang 10 m tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 155/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 156/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 8] AI-TR AN-ALIRAN EKSTERNAL t49

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

8.1 I Lihat soal.


8.12 Lihat soal.
8.13 Lihat soal.

8.14 (a) 0,25 (b) 0,55 (c) 0,,16


(a 0,4 (e) |,11
8.15 (a) 0.000654 mls (b) 0,00214 m/s (c) 0,000164 m/s
8.16 Re = 3060
8.17 (a) 1,0 (b) 0,5
8.18 (a) 0,26 N (b) 4,0 N - (c) 0,52 N (c) 1,32 N
8.19 8300 N. 34 000 N.m
8.20 (a) 32,6 tnls (b) 6,9 rnls
8.21 11,3 hp
8.22 $ r52,700
8.23 l4,l m/s
8.24 73 rn/s 5.8 m/s
8.25 4500 N
8.26 4.25 cm
8.27 0.04 m/s
8.28 0,012 m/s sampai 29,3 m/s Ya, untuk V > 0,57 m/s
8.29 43.5 kN
8.30 99 kN. 2,23 kN. Tidak
8.31 1,32 rn/s2, 0,883 m/s2
8.32 1,"71 ntls2,0,870 m/s2
8.33 Lihat soal.
8.34 (a) 102 n/s (b) 98 m/s (c) 93 m/s
8.35 (a) 100 m/s (b) 112 rrls (c) 130 m/s

8.36 36,2 rrrls, 33,3 m/s, 129 hp


8.37 53 hp
8.38 33,3 m/s, 25,1 m/s, 22,2 rnls
8.39 Lihat soal.
8.40 (c) -10x (b) 10(12 + y2) (c) -10 ln r (d) 20 r cos 0
8.41 in x2 + y2, tan I x/-v
8.42 (a) -20 tan I y/x (b) -2401x2 (c) -6,25 nls2
8.43 (a) -ty = g kPa
(b) 40 - 2OOl,:' (c) -50 m/s2
8.44 ta) l0r sin 0 + 400 rbr 100 (, . I - oo, rcr 200 m/s2 tdt t4.O\
8.45 tat l0r cos 0 + 5 ln r dan l0r sin 0 + 50 "1) (r) t-0.5. 0) (e) ,r m
\il x/4 m

8.46 4,9 m by 2,1 m


8.47 4;/g,,2 + 41 m/s
8.48 1,902 m, - 2,102 m
8.49 (a) 2 m (b) 20 sin 0 m/s (c) (2 m,0"), (2 m, 180") (A 200(1 - sin2 o) kPa
8.s0 (a') (2, - 30'), (2,150'), - 488 Pa (b) (2, -90"), - 915 Pa (c) (2,270"), - 1464 Pa
8.51 2.67
8.52 (a) 90,5 cm (b) 54,3 cm
8.53 (c) 5 cm (b) 3 cm
8.54 (rz) 0,25 m/s (b) 4,52 nls
8.55 2U- sin g dan po - pU2* sin2 0
8.56 45.8 Vo
8.57 Lihat soal.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 157/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

150 ALIRAN-ALIRAN EKSTERNAL [BAB 8

8.58 Lihat soal.


8.59 (a) 3,46{wxtU*, -3tEa (b) o,289prJ2*Re,tt2 (c) 0,025662{ifi {d\ 2.3tpU*.,[O*v
8.60 (a) 0,00419G, - 4,27o (b) 0,328x-tD (c) 2,62
8.61 (a) 4,65TvxlU-, -1V, (b) 0,323pu2*{v/Uj (c) t,29pU2*^,6/U_
8.62 Lihat soal.
8.63 460
8.64 2,8 mm
8.65 Lihat soal.
8.66 Lihat soal.
8.67 (a) 5,92cm (b) 0,47 Pa (c) 3,49 N (A 7,47 mm,5,76 mm (e) 0,626tt/s, 0,145 mm
8.68 (a) 4,64 cm (b; 10,8 Pa (c) 80,1 N (4 5,85 mm, 4,51 mm (e) 0,104 mis, 0,048 mm
8.69 (a) 5,28 cm (b) 2,90 N
8.70 (a) 4,45 cm (r) 75 N
8,71 53 m.
8.72 800 hp
8.73 Lihat soal.
8.74 Lihat soal.
8.75 (a) 2,61 cm (b) 0,000277 Pa (c) 0,003 m/s (d) 0,0333 Pa (e) 3,36 mm, (fl 0,068 m3/s
8.76 (a) 9,7 mm (b) 0,0137 Pa (c) 0,00044 m/s (4 1,65 N (e) 1,25 mm, (fl 0,0102 m3/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 158/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Ati ran Kompresibel

HULUAN

m=prArVr=PzAzVz (e.1)

ll =* 1V, - V,) (e.2)

g* ='1 :vj + n,+ h, (e.3)


mZ
#l#ffipi h=i+p/p digunakan flihat Pers. (1.20) da (4.23)]. Jika gasnya dapat diaproksimasikan sebagai gas
ffi*k#: .ibrsamaan e nergi menjadi salah satu di antara dua bentuk yang berikut:

e-ws _v?-v1
) + cr(7, - T) (e.4)
m

b-w, v1 -vl * tp, Pr\


m 2 '. k-l\p, -,,) (e.5)

hubungan-hubungan termodinamika
c_
L,h = r'r,LT cr,= c,.+ R k = {, (e.6)

bentuk yang paling sering digunakan adalah

p=pRT
e.n
151
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 159/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

152 ALIRAN KOMPRESIBEL


[BAB 9

Kita juga dapat menentukan perubahan entropi atau mengasumsikan proses isentropik (As
persamaan-persamaan berikut dapat digunakan:
= 0). Maka, salah satu di antara

T. D^
A.s = c, ln
i-R.",rt (e.8)

T) lPt\tt-tYt r, _ /p2 \rr-rr


oz r
lPz
Tt \Pt) nt-\p1
- 1 7-\r,r) (e.e)

Ingat kembali bahwa temperatur dan tekanan harus selalu berupa kuantitas-kuantitas absolut pada
saat menggunakan
beberapa persamaan di atas, oleh karena itu, lebih baik selalu menggunakan temperatur dan tetanan absolut
mengerjakan soal-soal yang melibatkan aliran kompresibel. ilau ,uut

9.2 KECEPATAN SUARA


Sebuah gelombang tekanan dengan amplitudo kecil disebut sebagai gelombtmg sueLra dan gelombang
ini bergerak rnela-
lui gas dengan kecepatctn suaro,yang dilambangkan den-san c. Perhatikan geLmbang ampiitudo kecit yang ditunjukkan
dalam Gbr.9.l yang bergerak melalui sebuah saluran. Dalam Gbr. g.l(a) gelombaig bergerak sehinggaleorurg
p"r-
gamat yang tidak bergerak melihat suatu pergerakan tak tunak, dalam Gbr. 9.1(D)
si penglmat bergerak bersama-sama
dengan -eelombang sehingga gelornbang terlihat diam dan suatu aliran tunak reramati. dan
Gur. g.t1c;
volume kontrol mengelilingi gelombang. Gelombang diasumsikan menciptakan sebuah perubahan diferensial menunjukkan
yani kecil
pada tekananp. temperatur r, densitas p dan kecepatanv di dalam gas. Persamaan
kontinuitas yang diaplikasikan pada
volume kontrol memberikan
pAc = 1p + dp) A(c + dV) (e.10)
yang disederhanakan menjadi. dengan mengabaikan suku ordo tinggi dp dv
pdV = -c dp (e.11)

Gelombang
Gelombang
bergerak
->(' diam
p+dp p p+dp p
T+LlT 4\ V=O c+dV , * uu 'j-l--i,
T T+dT <- *l- T +-i--l <l-
p+dp p p+dp p tn+afiei )'PA
a) (b) (c)
Gambar 9.1 (a) Gelornbang suara bergerak melalui gas, (&) gas bergerak melalui gelombang
dan
(c) volume kontrol mengelitingi _eelombang dalam (D).

Persamaan momentum ke arah aliran dituliskan

pA - (p + dp) A - pAc(c + dV - c) (e.12)


yang disederhanakan menjadi
dp * -pc dV. (9.1 3)

Penggabunan persamaan kontinuitas dan momentum menghasilkan

,=rw (9. t4)


untuk gelombang suara amplitudo kecil.
Gelombang suara frekuensi kecil (kurang dari 18 000 Hz) bergerak secara isentropik sehingga plpk
jika = konstan yang,
dideferensiasikan, memberikan
dp ,p
dp ''P (e.1s)

Jadi kecepatan suara untuk gelombang suara demikian adalah

-
.1/k RZ
Yp
^@ = (e.16)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 160/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 153

Gelombang frekuensi tinggi bergerak secara isotermal sehingga menghasilkan kecepatan suara

c= .v?a o.]n
Untuk gelombang amplitudo kecil yang bergerak melalui cairan atau benda padat, digunakan modulus bulk [lihat
Pers. (1.13)ll ini adalah sama dengan p dp/clp dan memiliki nilai 2100 MPa untuk air pada 20"C. Ini memberikan nilai
1450 m/s gelombang amplitudo kecil yang bergerak melalui air.
kira-kira
Bilangan Mach,untuk
yang diperkenalkan dalam Bab 3, digunakan untuk gangguan-gangguan yang bergerak di dalam gas.
Ini adalah
M= y e.ts)

Jika M < 1 alirannya subsonikdanjika M > I alirannya superionik Perhatikan sumber gangguan stasioner yang ditunjukkan
dalam Gbr. 9.2(a); kecepatan suara ditunjukkan setelah tiga tambahan waktu. Dalam Gbr. 9.2(b) sumber bergerak pada
kecepatan subsonik, yang lebih lambat daripada kecepatan suara, jadi sumber tersebut "rnengumumkan" kedatangannya
ke seorang pengamat di sebelah kanan. Dalam Gbr. 9.2(c) sumber bergerak pada kecepatan supersonik, yang lebih cepat
daripada kecepatan suara, jadi seorang pengamat tidak menyadari kedatangan sumber tersebut jika si pengamat berada
di dalam zona sunyi, yang terletak di luar kerucut Mach yang ditunjukkan. Dari gambar yang ditunjukkan, kerucut Mach
memiliki sudut Mach yang diberikan oleh

A= sin-lf = ,ir-' # t9.19)


Gelombang amplitudo kecil yang dibahas di atas disebut sebagai gelombang Mach. Gelombang ini dihasilkan oleh sumber
suara dan proyektil berhidung tajam dan airfoil supersonik dengan tepi depan yang tajam. Gelombang amplitudo besar,
yang disebut gelombang kejut, yang telpancar dari tepi depan airfoil berhidung tumpul, juga membentuk zona sunyi
akan tetapi sudutnya lebih besar daripada yang diciptakan oleh gelombang Mach. Gelombang kejut akan dibahas dalam
Subbab 9.4 dan 9.5.

2cL.t

Gambar 9.2 Propagasi gelombang suara dari sebuah sumber: (a) sumber stasioner, (b) sumber bergerak dengan
M < 1 dan (c) sumber bergerak dengan M > 1.

CONTOH 9.1 Sebuah alat elektronik ditetakkan di puncak bukit dan mendengar sebuah proyektil supersonik yang menghasilkan
gelombang Mach setelah proyektil tersebut melewati posisi alat sejauh.5OO m. Jika diketahui bahwa proyektil terlrang pada 850
m/s, estimasikan seberapa tinggi posisinya dari alat tersebut.
Penyelesaian: BiJangan Machnya adalah

M=T= 850 * 2,5


{iRr
di mana telah diasumsikan temperatur standar 288 K karena temperatur tidak diberikan. Hubungan sudut Mach memungkinkan
kita untuk menuliskan
r
^:- ^. h
sind=M=ffi6: - l
=zs

di mana ft adalah tinggi di atas alat [lihat Gbr. 9.2tq]. Persamaan ini dapat diselesaikan untuk memberikan & = 218 m.

9.3ALIRAN NOZEL ISENTROPIK


Ada berbagai aplikasi di mana aliran isentropik yang seragam dan tunak dapat dijadikan aproksimasi untuk aliran di

dalam saluran. Ini termasuk aliran melalui mesin jet, melalui nozel roket, dari pipa gas yang patah, dan yang melewati
bilah-bilah turbin. Untuk memodelkan situasi-situasi demikian, perhatikan volume kontrol di dalam aliran di dalam suatu

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 161/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t54 ALIRAN KOMPRESIBEL [BAB 9

]- l.-
i0+do
in+an
V+dV
iT+dT
ip+dp

Gambar 9.3 Aliran isentropik tunak dan seragam melalui sebuah saluran.

saluran yang memiliki luas penampang yang berubah dalam Gbr. 9.3. Persamaan kontinuitas di antara dua seksi yang
dipisahkan suatu jarak infinitesimal dx adalah
pAV = (p + dp)(A + dA)(V + dV) (e.20)

Jika kita hanya mempertahankan suku-suku ordo pertama dari setiap kuantitas diferensial, kontinuitas mengambil
bentuk
4*d4+&=o (e.21)

Persamaan energi (9.5) dengan b. = W, = 0 adalah


VAP
V2, k p _(V+dn2 k p+dp
(e.22)
2-k-lP- 2 'kJ p-+dp
Dengan mengabaikan suku-suku ordo tinggi, ini disederhanakan menjadi

i-k -,PdP-ldP
vdv+ A-r
p'
=o (e.23)

Dengan mengasumsikan aliran isentropik, Pers. (9.15) memungkinkan persamaan energi mengambil bentuk

VdV+kP,dp=g (e.24)
p'
Masukkan dari persamaan kontinuitas (9.21) untuk memperoleh

av lp ' '\ - u
v \ kp- ')- A
(e.2s)

atau, dalam bentuk bilangan Mach

# r*'- D =* (e.24

Persamaan ini berlaku untuk alian isentropik tunak dan seragam.


Terdapat beberapa hal yang dapat diamati dari analisis terhadap Pers. (9.26). Hal-hal tersebut adalah:
o Untuk aliran subsonik di dalam saluran yang membesar (M < 1 dan dA > 0), aliran diperlambat (dV < 0).
o Untuk aliran subsonik di dalam saluran yang konvergen (M < I dan dA < 0), aliran dipercepat (dV > O).
o
r aliran supersonik di
Untuk aliran dalam saluran yang konvergen (M
(M >> 1I dan dA > 0), aliran dipercepat (dV > O).
supersonik
Untuk di dalam saluran yang membesar
dan dA < 0), aliran diperlambat (dV < O).
. Di tenggorokan di manadA = 0, M = I ataukah dV=0 (aliran dapatdipercepat melewati M = l atau dapatmencapai
suatu kecepatan sehingga dV = 0).

Perhatikan bahwa nozel untuk aliran supersonik harus memiliki luas penampang yang membesar ke arah aliran
dan difuser harus memiliki luas penampang yang mengecil, berlawanan dengan nozel dan difuser untuk aliran subsonik.
Jadi, untuk menciptakan aliran supersonik dari sebuah penampung di mana kecepatannya adalah 0, aliran subsonik harus
terlebih dahulu dipercepat melalui luas penampang yang konvergen sampai ke tenggorokan dan percepatan dilanjutkan
melalui luas penampang yang membesar. Nozel-nozel pada roket yang dirancang untuk membawa satelit ke orbit dibangun
dengan menggunakan geometri konvergen-divergen yang demikian, seb.agaimana ditunjukkan dalam Gbr. 9.4.
Persamaan energi dan kontinuitas dapat dituliskan dalam bentuk-bentuk yang lebih bermanfaat untuk aliran isentropik
tunak dan seragam melalui nozel dalam Gbr. 9.4. Aplikasikan persamaan (9.4)
penampung dan suatu lokasi di dalam nozel untuk memperoleh energi dengan Q = Ws= 0 di antara

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 162/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 155

Bagian Bagian
konvergen divergen

dA<0 dA>o M>1


dv>0 dv>0
Penampung M<l
To

Po Vo",uo,
vo= o

Tenggorokan
M=t

Gambar 9.4 Sebuah nozel supersonik.

| +
crTr= coT (e.21)

Setiap kuantitas yang menggunakan subskdp 0 mengacu ke titik stagnasi di mana kecepatannya adalah 0, seperti misalnya
di dalam penampung. Dengan menggunakan beberapa hubungan termodinamika, Pers. (9.6), (9.9), (9.16) dan (9.18), Pers.
(9.27) dapat dituliskan dalam bentuk

=, +k-)Mz '; =(,.+uz)r'{r


rr Po (ta lt-l "
  T = \'2 M''1"'*
I
(g.28)

Jika persamaan-persamaan di atas diaplikasikan ke tenggorokan di mana M = 1, area kritis ditandai dengan superskrip
asteriks (*), persamaan energi mengambil bentuk

T* 2 p* t 2 \Mklr E t 2 \t^(-t)
t;=*+t Po=\k+tJ P, =tr*t/ (9.29)

Area kritis seringkali tetap dijadikan referensi sekalipun tidak terdapat tenggorokan, seperti dalam Tabel D.1. Untuk udara
dengan k = 1.4, Pers. (9.29) memberikan

T* = 0,833370 px = 0,5283p0 p* = O,634Opo (e.30)

Fluks massa melalui nozel ingin diketahui dan diberikan oleh

1.n = pAV = lr, AM fiR} = n[S evt (e.31)

Dengan menggunakan Pers. (9.28) dan sedikit aljabar, fluks massa dapat diekspresikan sebagai

m = Pol\,te ffi(t U\
.,.
5' M2){(*r/2{r-(r
(e.32)
Jika area kritis dipilih di mana M = 1, ini menjadi

* = poA*ffi t
1+k --l)rr*vza-p (e.33)

yang, jika digabungkan dengan Pers. (9.32), memberikan


r-l)
A _ | lz+6-l)M2 l{k+r)/2r (.e.34)
a--l,t t k+l l

Rasio ini dimasukkan ke dalam aliran isentropik (Tabel D.1) untuk udara. Tabel ini dapat digunakan untuk menggantikan
persamaan-persamaan di atas.
Selanjutnya kita akan mendiskusikan beberapa fitur dari persamaan-persamaan di atas. Perhatikan sebuah nozel
konvergen yang menghubungkan sebuah penampung dengan sebuah pembuangan (receiver), seperti ditunjukkan dalam Gbr.
9.5. Jika tekanan penampung dijaga konstan dan tekanan pembuangan diturunkan, bilangan Mach di lubang keluar nozel
akan bertambah hingga mencapai M" = 1, yang ditunjukkan oleh kurva di sebelah kiri dalam gambar tersebut. Setelah M"
= 1 tercapai di lubang keluar nozel untukp, =0,5283p0, terjadi kondisi aliran tercekik dan kecepatan di seluruh nozel
tidak dapat berubah walaupun p, diturunkan lebih jauh. Ini disebabkan oleh fakta bahwa perubahan-perubahan tekanan
yang terjadi di belakang lubang keluar tidak dapat merambat ke depan untuk mengakibatkan perubahan-perubahan pada
kondisi aliran.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 163/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 164/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] AI-IRAN KOMPRESIBEL t57

menghindari separasi dalam nozel-nozel subsonik, sudut ekspansi tidak boleh melebihi 10'. Untuk sudut-sudut yang lebih
besar, digunakan bilah-bilah pembelok sehingga sudut di antara bilah-bilah tidak melebihi 10".

CONTOH 9.2 Udara mengalir dari sebuah penampurg yang dijaga pada 300 kPa absolut dan 20 "C ke dalam sebuah pembuangan
yang dijaga pada 200 kPa absolut melalui sebuah nozel konvergen dengan diameter lubang keluar 4 cm. Hitunglah fluks massa
me'lalui nozel. Gunakan (a) persamaan-persaman dan (b) tabel aliran isentropik'
Penyelesaian: (a) rekana'**o,r:*::1a3 memueritT:: , keluar nozel adalah

p, = 0,5283 kPa po= 0$283 x ::lrlo*t


300 = 158,5 kPa *bsolut

Tekanan pembuangannya lebih tinggi dari ini. jadi M"< I. Persamaan kedua dalam Pers. (9.28) dapatdituliskan dalam bentuk

t'tk
k -2 | ,nz - 1Poltk -L
tYt =lPl
atau 0,2M? = (i33)o'0"'n-t

Ini memberikan M = 0,784. Fluks massa diperoleh dari Pers. (9.32) sebesar

m = poM^ {#. (,. ? M2)rr+r/2(r-()

=3@000x0,784xnx0,022
Agm satuan-satuannya konsisten, tekanan harus dalam Pa dan R dalam J{kg'K)'
(b) Selanjutnya gunakan Tabel D.1. Untuk rasio tekanan plpo= 20Ol3O0 =0,6667, bilangan Mach diperoleh melalui interpolasi
sebesar
0.6821 - A,ffi67 (0.8 * 0,76) + A,76 = O,7&4
"=
0.6821 - 0,6560

Untuk menemukan fluks massanya, kecepatan harus diketahui yang membutuhkan temperatur karena V = Mdtfif Temperatur
diinterpolasi (sama seperti interpolasi terhadap bilangan Mach) dari Tabel D,l sebesm T. = 0,8906 x 293 = 261 K. Iadi kecepatan
dan densitasnya adalah
y = M{k Rr = 0,7g4 rTo* ,g? x ,6 r = 254 mrs

P = 2'67 ks/m3
ru,
Fluks massanya diperoleh sebesar
=#= #-*
m - pAV * 2,67 x nx 0,022 x 254 =0,852 kgls

9.4 GELOMBANG KEJUT NORMAL


Gelombang kejut adalah gelombang amplitudo besar yang terdapat di dalam gas. Gelombang ini terpancar dari sayap
pesawat terbang supersonik, dari ledakan yang keras, dari mesin jet dan di depan proyektil dari laras senapan. Gelombang
ini dapat berbentuk gelombang miring atau gelombang normal. Pertama-tama, kita akan mambahas gelombang kejut
normal, yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.7. Dalam gambar ini, gelombangnya diam -iadi alirannya tunak. Jika di sebelah
kiri ditambahkan kecepatan V,, gelombang kejut ini bergerak dalam udara diam dengan kecepatan Yr dan kecepatan
terinduksi di belakang gelombang kejut adalah (V1-V) Gelombang kejut sangat tipis, pada ordo -10-o rnttt, dan dalam
jarak yang sangat pendek tersebut terjacli perubahan tekanan yang besar sehingga mengakibatkan terjadinya disipasi energi
yang besar. Persamaan kontinuitas dengan At = Az adalah
prV, = pzVz (e.J5)

Persamaan energi dengan b = Ws = 0 mengambil bentuk

L-r' i . J, (e.36)
\ r',- #)=o
Gaya-gaya yang terdapat di dalam persamaan momentum hanyalah gaya-gaya tekanan, jadi

di mana areanya rerah habis dibagi karena or:'or';;;jr';:hr::sikan bahwa ketiga kuantiras p| p, dan r,or?,
belum dilewati gelombang kejut telah diketahui, ketiga persamaan di atas memungkinkan untuk menyelesaikan ketiga
parameter pz, pz dan V, yang belum diketahui karena, untuk gas yang diketahui, ft diketahui.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 165/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

158 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

Gambar 9.7 Gelombang kejut diam.

Ketimbang menyelesaikan Pers. (9.35) hingga (9.37) secara simultan, kita menuliskannya dalam bentuk bilangan
Mach M, dan M, dan meletakkannya dalam bentuk-bentuk yang lebih memudahkan. Pertama, persamaan momentum
(9.37), dengan menggunakan Pers. (9.35) dan V2 = M2pklp, dapat dituliskan

Pz-l+kMr2 (e.38)
Pr* ] * tw]
Dengan cara yang sama, persamaan energi (9.36), dengan p = pRT dan V2 - M2knf, dapat dituliskan
.r 1at 21y.z
'2 t
(e.3e)

rt r+\Lwr2
Persamaan kontinuitas (9.35) dengan p = p/RT dan V = M tfrkRTmenjadi

n^
  zM^ lT\r
I tl
P, N4, liz, -'
_ 1
(e.40)

Jika rasio tekanan dan temperatur dari Pers. (9.38) dan (9.39) dimasukkan ke dalam Pers. (9.40), bilangan Mach di bagian
hilir berhubungan dengan bilangan Mach di bagian hulu melalui (aljabar yang dipakai tidak ditunjukkan di sini)

M.'= ^  Mi*A
^'----n.-_r (9.41)
#Mi_r
Ini memungkinkan persamaan momentum (9.38) untuk dituliskan sebagai

Pz_ 2k v2 t __L (e.42)


Pr-k+1"'l k+l
dan persamaan energi (9.39) sebagai

T2 ('.**;)(*ru,'-r)
T1
(e.43)
ff_, ,*:
Untuk udara, persamaan-persamaan di atas disederhanakan menjadi

Ml= M,2+5
lM12 - 1
D,z
tl -6 - |
_lMt2 - + 5)(7Mr2-
\12 *(M? 36Ml-l) (e.44)

Beberapa hal dapat diamati dari ketiga persamaan ini:


o Jika Mr = l,M, = 1 dan tidak terjadi gelombang kejut.
maka
o Jika M, > 1,maka M, < 1. Aliran supersonik selalu dikonversikan menjadi aliran subsonik pada saat melewati
gelombang kejut normal.
o Jika M, . l, maka M, > I dan kelihatannya aliran subsonik dikonversikan menjadi aliran supersonik. Ini tidak
mungkin terjadi karena akan menghasilkan produksi entropi positif, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum
kedua termodinamika; pelanggaran ini tidak akan dibuktikan di sini.

Beberapa hubungan aliran gelombang kejut untuk udara telah diberikan dalam Tabel D.2. Dengan menggunakan
tabel tersebut kita dapat menghindari pemakaian Pers. (9.44). Selain itu, rasio prrlpn, dari titik stagnasi di depan dan di
belakang gelombang kejut juga diberikan.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 166/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL l_<9

Posisi gelombang
kejut untuk pJpo = a
.E
4-
a]-*.,-.,..:1

,E-
1,0

plPo

I*
Gambar 9.8 Aliran dengan gelombang kejut di dalam nozel.

Kembali ke nozel konvergen-divergen dan pusatkan perhatian pada aliran di bawah kurva C dalam Gbr. 9.6. Jik:
tekanan pembuangan dikurangi menjadi p/po= a dalam Gbr. 9.8, gelornbang kejut normal akan terjadi di suatu lokasi di
dalam nozel, sebagaimana ditunjukkan. Jika tekanan pembuangan dikurangi lebih jauh lagi, akan terdapat suatu rasio p- p
= b yang akan menyebabkan posisi gelombang kejut berada di bidang lubang keluar nozel. Rasio tekanan c dan d akan
menghasilkan pola gelombang kejut yang menyimpang serupa dengan yang ditunjukkan. Rasio tekanan e diasosiasikan
dengan aliran isentropik di seluruh nozel dan tekanan rasio / akan memberikan tekanan keluar yang lebih besar danpada
tekanan pembuangan sehingga mengakibatkan terjadinya penggelembungan aliran yang keluar, sebagaimana yang dapat
dilihat pada roket yang mengirimkan satelit ke angkasa luar.

O&l?Olt .S. S;buah gelombang kejut normal bergerak pada 6ff) m/s melalui udara stagnan 20"C. Estimasikanlah.kecepatan
tedaduksi di bol1kang gelombaag kejut, {a} Gunakan persamaan-persamaen dan (}) gunakan tabel aliran gelombang kejut normal
{T4be1 D,3}. Lihat Gb-r. 9.7.
PenyelOsaian: Tambahkanlah kecepatan 6([ m1s sehingga gelombang kejutnya menjadi stasioner dan V' = 600 m/s, sepeni
ditunjukkan dalam Gbr, 9.?- Bilangan Maeh di bagi*n hulu adalah

., _{rRr_{VimnB
M'=:===_=j00-=l'75
Lot A L7r
\r'(l \t'+ ^

,{a}.fleugan,rrenggunakan per$amaan-persamaan ini, bilangan Mach di bagian hitir dan temperataraya masiag-masing adalah

*, =(
H{u, )'' = ( ##,)'" = 0.u,,

Tzo =@=438K
36 x 1.75'

Jdi kecepatau di belakang gelombarg kejut adalah

vz*M?firr, = 0,628 fi3;Jl?;738 = 263 rr,ts


Jika lr, ditambahkan ke sebsleh kiri dalam Gbr. 9.7, kecepataa terinduksinya adalah

yaag akan bekerja ke arah ktr , ks arah pergera*an gelombaag kejut.


(b) Tabel D.2 diinterpolasi pada Mr = 1.75 untuk memperoleh

*r* W# {odz57 * 0,6355} + 0,6355 = a,6zBZ

Tr*
T1
ffi(1,502 - 1,473j + i,473 - t,Ags. .'. 12 = 438 K
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 167/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

160 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

Jadi kecep*tan V, adalah


Vz= Mzr,FRr, = o,oZA rlt 4 x 2871 438 = 263 m/s

dan kecepatan terinduksi yang disebabkan oleh gelombang ke.iut adalah

Ttunduksi = Vt - Vz = 600 - 263 = 337 mls

CONTOH 9.4 Udara mengalir dari sebuah penampung yang dijaga pada 20"C dan 200 kPa absolut melalui sebuah nozel
konvergen-divergen yang memiliki diameter tlnggorokan 0.rn O-r, diamerer lubang keluar l2 cm kc sebuah pembuangan.
Berapakah besarnya tekanan pembuangan yang diperlukan sehingga gelombang kejut berada di lokasi di marla diameteirya
adalah 10 cm? Lihat Gbr. 9.8.
Penyelesaian: Kita akan menggunakan tabel aliran isentropik tTabel D. l) dan gelombang kejut (Tabel D.2). Untuk aliran
supersonik ini di tenggorokan M,= l. Bilangan Mach lepat sebelum gelombang kejut diperoleh melalui interpolasi dalam Tabel
D. I di mana ArlA* = lo2162 = 2.778 sebesar

Mr = 2'556
Dari Tabel D.2
P;
M: = 0,5078 = o.uta
sehingga

Poz = O,47'78 x 200 = 95,55 kPa

Karena tekanan stagnasi di dalam aliran isentropik tidak berubah sebelum terjadi gelombang kejut sehingga por = 200 kPa.
Setelah gelombang kejut sampai ke lutrang keluar, terjadi aliran isentropik lagi sehingga dari Tabel O.l paOa iliz = 0,502S
A
'42x
= 1'321 '

Kila telah memasukkan tenggorokan imaginer di antara gelombang kejut dan lubang keluar nozel. Luas keluaran A. dimasukkan
sebagai
A A- A rt2
ra=
F = lr x j = t'327 x l'91 I

Dengan menggunakan Tabel D.l pada rasio luas ini (pastikan bahwa yang digunakan adalah bagian subsonik dari tabel), kiLa
memperoleh
M" 0.322j dan e^ = O.llOs
Sehingga
P" = 0'9305 x 95'55 = 88,9 kPa
dengan menggunakan po" - ps2 untuk aliran isentropik di belakang gelombang kejut. Untuk aliran subsonik isenrropik ini besamya
tekanan keluar sama degan tekanan pembuangan.

9.5 GELOMBANG KEJUT MIRING


Gelombang kejut miring terbentuk di ujung depan sebuah airfoil berujung tajam atau sebuah sudut, sebagaimana ditunjukkan
dalam Gbr. 9.9. Aliran datar tunak dan seragam terjadi sebelum dan sesudah gelombang kejut. Gelombang kejut juga
terjadi pada proyektil yang simetris terhadap sumbunya (aksi-simetris).

Gelombang miring

(b)

Gambar 9.9 Gelombang kejut miring (a) aiiran pada baji dan (b) aliran di sudut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 168/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 161

Gelombang miring

Volume kontrol
,. 'j,h*o-,
,rfi\ <-'-l v.,7
v.,

vl

Gamtlar 9.10 Volume kontrol gelombang kejut miring.

Gelombang kejut miring membelokkan aliran sehingga V, menjadi paralel terhadap permukaan bidang. Sebuah
variabel lain, yaitu sudut beiok aliran akan diperkenalkan akan tetapi penyelesaiannya memerlukan tambahan persamaan
momentum tangensial. Perhatikan volume kontrol Gbr. 9.10 yang mengelilingi gelombang kejut miring. Vektor kecepatan V,
diasumsikan ke arah x dan gelombang kejut miring membelokkan aliran melalui sudut baji atau sttdut defleksi 0 sehingga
V, menjadi paralel terhadap dinding. Gelombang kejut miring membentuk sudut B dengan V,. Komponen-komponen
dari vektor-vektor kecepatan diperlihatkan tegak lurus dan tangensial terhadap gelombang miring. Komponen-komponen
tangensial dari vektor-vektor kecepatan tidak mengakibatkan fluida mengalir masuk atau keluar dari volume kontrol, jadi
kontinuitas memberikan
ptVtn = pzVz, e.15)
Gaya-gaya tekanan bekerja tegak lurus terhadap volume kontrol dan tidak menghasilkan gaya netto yang tangensial
terhadap gelombang kejut. Ini memungkinkan persamaan momentum tangensial mengambil bentuk
mrvr, = m.vr, (9.16)
Kontinuitas mengharuskan h, - m, sehingga
vr, = vr, e.4n
Persamaan momentum yang tegak lurus terhadap gelombang kejut miring adalah
(e.48)

persamaan
energi, dengan menggunaka
, v,i,**rPt
r' =1, i'r:o* * *,:i,:*, datam bentuk

2- k p,--vr;2- k-r
=
k
P:
h
(e.4e)
-+
--
karena suku-suku kecepatan tangensial saling menghilangkan.
Perhatikan bahwa komponen-komponen kecepatan tangensial tidak masuk ke dalam Pers. (9.45), (9.48) dan (9.49).
Ini adalah tiga persamaan yang sama yang digunakan untuk menyelesaikan soal gelombang kejut normal. Oleh karena
itu, komponen-komponen Vr,,danVr,dapat digantikan dengan V, dan Vrdari soal gelombang kejut normal dan solusinya
diperoleh. Tabel D.2 juga dapat digunakan. Kita juga menggantikan M,, dan Mr,, dengan M, dan M, di dalam persamaan-
persamaan dan tabel.
Seringkali demi menyederhanakan penyelesaian, kita menghubungkan sudut gelombang kejut miring B dengan sudut
defleksi 0. Ini dilakukan dengan menggunakan Pers. (9.45) untuk memperoleh

Pz tanB
pr=-vt,
V;:- vrSan
vr,tanl
$ - e4 -
(e.s0)
tan (B - 0)

Dengan menggunakan Pers. (9.42) dan (9.43), rasio densitas ini dapat dituliskan
Pz tk+ 1tM,2,
-PzTt - (e.51)
Pt PrTz (k -l)Mr2, + 2
Dengan menggunakan rasio densitas ini dalam Pers. t9.50) kita dapat menuliskan

tan(B- q=H (t-r."f-*) (9.s2)

Dengan hubungan ini, sudut gelombang kejut miring B dapat ditemukan untuk bilangan Mach sudut baji 0 yang diketahui.

Plot dari Pers. (9.52) berguna untuk menghindari penyelesaian melalui prosedur coba-coba. Ini diberikan dalam Gbr.
9.11. Tiga hal dapat diamati dari gambar tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 169/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t62 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

M,<1
flclr :^{,
\ \( ( ,,=, I (
Y \\\ t"*\t \ 0=30.
I
o.u)ng 6=35.
Mz>1---

0=25'
\\\\
_----.. 0=20'
9= 15'
0= 10'
--
6=5'
0=0'
15
.5 .0 MI .5

Gambar 9.11 Sudut gelombang kejut miring B yang berhubungan dengan sudut baji 0 dan
bilangan Mach M, untuk udara.

Gelombang lemah Gelombang lemah

Mrrl Mr>l
(a) (b)

Gambar 9.12 Gelombang kejut lepas di sekitar (a) benda tumpul datar dan (b) baji.

. Untuk bilangan Mach M, dan sudut baji 0 yang diketahui terdapat dua kemungkinan sudut gelombang kejut miring
B. Yang besar adalah gelombang kejut miring "kuat" sedangkan yang lebih kecil adalah gelombang kejut miring
"lemah".
o Untuk sudut baji 0yatg diketahui, terdapat suatu bilangan Mach minimum yang memiliki hanya satu sudut gelombang
miring B.
o Jika bilangan Mach lebih kecil daripada nilai minimum untuk suatu 0 tertentu, akan tetapi lebih besar dari satu,
gelombang kejut menjadi terlepas seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.12. Selain itu, untuk suatu M,, terdapat
yang gelombang lepas.
suatu 0 yang cukup besar akan menghasilkan kejut
Kebutuhan kenaikan tekanan akan menentukan apakah yang terjadi adalah gelomb4ng kuat ataukah lemah. Kenaikan
tenakan ditentukan oleh kondisi-kondisi alirannya.
Untuk gelombang kejut lepas di sekitar benda tumpul atau baji, gelombang kejut normal terjadi di streamline
stagnasi; gelombang kejut normal ini diikuti oleh gelombang kejut miring kuat, kemudian gelombang kejut miring lemah
dan akhirnya gelombang Mach, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.9.12. Gelombang kejut selalu terlepas dari benda
tumpul.

OIIITO}I 9.5 Udara rede 30oC mengalir di sekitar sebuah baji dengan sudut dalam 60' [Gbr. 9.9(a)]. Sebuah gelombang miring
1

terpancar dari baji dengan sudut 50o. Tentukanlah kecepatan datang dari udara. Carilah juga M, dan Tr.
Penyelesaian: Dari Cbr. 9.1 I. pada 0 = 30" dan B = 50o, bilangan Machnya adalah

Mr = 3,1
Jadi kecepatannya adalah

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 170/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL t63

v, - Mr {kar = :,r rllTl E? x 30: = 1082 mls

Jika Pers. {9-52) digunakan untuk lebih akurat, kita memiliki

.
tan(50'- 30') =-tanl0" lt,q
r.4+l - t + Mjsinr50"i
^f ^ i. .'. M, = 3,20
I
Kecepatannya menjadi Vr = lllT rn/s.
Untuk menemukaa Mr, kecepatan normal dan bilangan Mach yang datang adalah
856
V,,=V,sinB=ll17=sin50.=856rn,/s...M'=---e-=2,453
'' .1 1,4 x 287 x 303
Dari Tabel D.2 interpolasi memberikan Mzn = 0,5176 sehingga

M, =,*#1:o.i = H*g = r.5r3


Temperatur di belakang gelombang miring diinterpolasi sebesar
Tz = Tr x 2,092 = 303 x 2,092 = 634 K

9.6 GELOMBANG EKSPANSI


Aliran supersonik keluar dari sebuah nozel, seperti pada rasio tekanan / dalam
tidak Gbr. 9.8, dan menggelembung menjadi
dari dinding
sebuah gelembung pembuangan yang besar. Selain itu, aliran supersonik mengalami separasi nozel
yang berekspansi dengan cepat, seperti ditunjukkan melalui sketsa dalam Gbr. 9.8. Bagaimanakah ini bisa terjadi?
Pikirkanlah kemungkinan bahwa suatu gelombang hingga (finite wave), seperti misalnya suatu gelombang kejut miring.
dapat membelokkan aliran memutari sebuah sudut konveks, sebagaimana ditunjukkan dalalm Gbr.9.l2(a). Dari persamaan
momentum tangensial, komponen kecepatan tangensial harus tetap sama di kedua sisi gelombang hingga tersebut. Agar
ini dapat terjadi, V, > V, sebagaimana dapat dilihat dengan jelas dari sketsa sederhana tersebut. Seperti sebelumnya,
kenaikan kecepatan ini ketika fluida mengalir melalui sebuah gelombang finit mengharuskan terjadinya kenaikan entropi.
yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kedua termodinamika, sehingga menjadikan gelombang hingga tidak
mungkin terjadi.
Kemungkinan kedua adalah membiarkan terjadinya kipas tak-hingga yang terdiri dari gelombang-gelombang Mach,
yang disebut kipas ekspansi, yang terpancar dari sudut, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 9.13(b). Ini adalah proses
isentropik ideal jadi hukum kedua tidak dilanggar proses yang demikian dapat didekati dalam aplikasi nyata. Kita akan
memperhatikan suatu gelombang Mach infinitesimal yang ditunjukkan dalam Gbr. g.l4,.mengaplikasikan hukum-hukum
fundamental dan kemudian melakukan pengintegralan memutari sudut. Karena komponen-komponen kecepatan tangen-
sialnya sama besar, segitiga kecepatan menghasilkan
V, = V cos fr = (V + dI4 cos(Ll + d0) (9.s3)

Dengan mengabaikan suku-suku ordo tinggi, ini dapat dituliskan menjadi*


Kipas ekspansi
Gelombang hingga

(a) Gelombang hingga tunggat (b) Gelombang-gelombang Mach

Gambar 9.L3 Aliran supersonik memutari sudut konveks. (a) Gelombang hingga tunggal.
(D) Gelombang-gelombang Mach berjumlah takhingga.

Sebuah gelombang Mach di dalam kipas ekspansi.


Gambar 9.14
* Ingat bahwa cos (p + d0) = cos 1t cos d0 - sin p sin d0 karena cos d0 = 1 dan sin d0 = d0.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 171/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

164 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

V d0 sin P = cos l-t dV (e.s4)

Masukkan sin p - l/M flihat Pers. (9.19)l dan cos p = \ML l/M, untuk memperoleh

d0=lMr _f{ (e.ss)


Diferensialkan persamaan V = M fin7dan tuliskan dalam bentuk
dv_dM_ldT
Y_M,27 (e.s6)

Persamaan energiV212 + kRTllk - 1) = konsran juga dapat didiferensialkan untuk menghasilkan

dv= I dL=o
V-Ur-t)M2 T- (e.s1)

Gabungkan Pers. (9.56) dan (9.57) untuk memperoleh


dv__ 2_ dyr
v - 2 i it - r4a' rrl (9.58)

Masukkan ini ke dalam Pers. (9.55) untuk memperoleh hubungan antara 0 dan M

u{vr-t-. dV
do=2+i[-l;M2 M (9.5e)
Inidiintegralkandari0=0danM=lkesuatusudutumumgyangdisebutfungsiPrandtl-Meyer,danbilanganMach
M [ini adalah M, dalam Gbr. 9.12(b)] untuk memperoleh

e =(+= )"' ,u,-' tfiJ 1u, - r)]"'-tan-r (M2 - 1)1t2 (9.60)

Solusi untuk hubungan ini diberikan dalam Tabel D.3 untuk udara sehingga penyelesaian secara coba-coba terhadap
M dapat dihindari jika sudut 0 sudah diketahui. Jika tekanan atau temperatur ingin diketahui, tabel aliran isentropik
dapat digunakan. Gelombang-gelombang Mach yang memungkinkan gas untuk memutari sudut kadang-kadang disebut
gelombang-gelombang ekspansi.
Perhatikan dari Tabel D.3 bahwa kipas ekspansi yang membelokkan gas melalui sudut 0 menghasilkan M = I di depan
kipas dan aliran supersonik di belakang kipas. Gas bertambah cepat ketika memutari sudut dan tidak mengalami separasi.
Aliran subsonik yang lebih lambat akan mengalami separasi dari sudut dan akan melambat. Jika M = - dimasukkan ke
dalam Pers. (9.60), 0 = 130.5', yang merupakan sudut maksimum bagi aliran untuk membelok. Ini menunjukkan bahwa
sudut putar yang lebih besar dari 90o dapat terjadi, suatu hasil yang cukup mengejutkan.

CONTOH 9.6 Udara pada 150 kPa dan 140"C mengalir pada M = 2 dan memutari sebuah sudut konveks sebesar 30". Estimasikanlah
bilangan Mach, tekanan, temperatur dan Lecepatan setelah nrelewati sudut.

Gambar 9.15

Penyelesaian: Tabel D.3 mengasumsikan udara awalnya pada M = l. Jadi, asumsikan aliran berasal dari M = I dan
memutari sudut menjadi Mr = 2 dan kemudian sudut kedua menjadi Mr, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.9. I5. Dari Tabel
D.3, diperlukan sudut sebesar 26,4o untuk mempercepat aliran dari M = 1 menjadi M = 2. Tambahkan 30 ke 26,4. dan pada 0
= 56.4" kita menemukan bahwa
M' = 3'37
Dengan menggunakan tabel.aliran isentropik (Tabel D.l), entri-entri dari penampung ke keadaan I dan juga keadaan 2 dapat
digunakan untuk memperoleh
P^ n"
' P2=
'"#l=
150 x
0., , * 0'01s80 = 18'54 kPa
T, = T,*k = 43 x J----. x 0.3058 = 227 K arau -46'C.
' ' T, To 0.5556
Jadi kecepatan sete'lah melewati sudut adalah

y: = N,r;ftRr: = 3.37 J Gr 2ur 227 = l0t8 m/s


http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 172/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 165

Soal-soal dan Penyelesaiannya

9.1 Dua anak laki-laki memutuskan untuk mengestimasi lebar sebuah danau. Seorang anak membenturkan dua batu
di dalam air di satu sisi danau dan yang seorang lagi mengestimasi bahwa benturan memerlukan 0,4 detik untuk
mencapai sisi danau yang lainnya. Berapakah jarak melintasi danau tersebut?
Dengan menggunakan modulus bulk sebesar 2110 x 106 Pa, kecepatan suara di dalam air adalah

, =l# = r/# (,#) = i a# ; zno ,. rou = 1453 m/s


Pada kecepatan ini, jaraknya adalah
d= tL.r = ll53 x 0.4 = 581 m
9.2 Tunjukkan bahwa Pers. (9.26) diperoleh dari Pers. (9.22).
Sisi sebelah kanan dari Pers. (9.22'1 diekspansi sehingga
yr k p _ V)+2VdV+tdVt2 *A'--1
k r+dt)
T-k-t p - 2 p*ap

VI:
n-n 'ft-1t ln+Jt
\p*ap- r\
VF
r P)

o-2vLtv * r ,*,{0,oo,)=vdv.
o] ,?n. *,lkrde-Pde)
dengan menggunakan P dp = kp dp untuk proses isentropik llihat Pers. (9.15)]. Maka ini menjadi

o = v JV + kf d \ = v dv + kP=l-dY dA\
"Pl v - Al
\p')-'"'
jrka dplp dimasukkan dari Pers. (9.21). Ini dapat dituliskan sebagai

-lvll 'l,\ a,v


dA
A-\kp
Dengan menggunakan c2 = kplp dan M = Vlc, ini dituliskan dalam bentuk

* = '*'- rt dl
g.3 Sebuah nozel konvergen dengan lubang keluar berdiameter 6 cm dipasang pada sebuah penampung yang dijaga
pada 30"C dan 150 kPa absolut. Tentukanlah fluks massa udara yang mengalir melalui nozel jika pembuangannya
terbuka ke atmosfer. (a) Gunakan persamaan-persamaan dan (D) gunakan tabel yang tepat.
Apakah aliran ini tercekik?
0,5283 x 150 = 79,2 kPa. .'. p, ) 0,5283 pn

dan aliran ini tidak tercekik dan M, < 1. (Tekanan pembuangan, yaitu tekanan atmosfer, diasumsikan sebesar 100 kPa).

(a) Dengan menggunakan persamaan-persamaan, kita memiliki energi dan hubungan isentropik yang memberikan

v'2 v"t
tooo x, 303 -
$ + rn2 = i -* tl;.
.+ 100000 100
i;o =- {r r.i:s)'
P, 1r.,r

di mana
po = 1,125 .'. p" = kg/m3 dan =
O--l5Lr*, =
1,291 V" 253 m/s

Fiuks massanya diperoleh:


.'.m=p"A"V"= 1,291 x tr x 0.032 x 253 = 0,925 kg/s
(b) Gunakan Tabel D-l dan peroleh

ft=]S =0,666i.

Interpolasi memberikan M, = 0,781 dan I = 0,8906 x 303 = 270 K. Jadi

o" = 61ffiU = 1,290 kg/m3 v" = 0,784 ^11,4


, 28i ; 210 = 258 m/s

.'. m = p"A"V" = 1,290 x zrx 0,032x 258 = 0,941 kg/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 173/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t66 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

9.4 Aliran mengalir melalui sebuah nozel konvergen-divergen, dengan diameter tenggorokan 10 cm dan diameter
lubang keluar 20 cm, dari sebuah penampung yang dijaga pada 2O"C dan 300 kPa absolut. Estimasikanlah kedua
tekanan pembuangan yang memberikan aliran isentropik di seluruh nozel (kurva C dan D dalam Gbr. 9.6). Selain
itu, tentukanlah bilangan-bilangan Mach yang keluar untuk masing-masing kurva.
Kita akan menggunakan Tabel D.l ketimbang persamaan-persamaan. Rasio luas A/A* = 4. Di dalam Tabel D.1 terdapat
dua rasio tekanan yang merujuk ke rasio luas ini. Nilai-nilai ini diinterpolasi menjadi

(h),= Y'*, Q'e823 - 0'ee0) + 0'ee0 = 0'e88


-,*u
lo_1a)L
\;Jr= q.iiCff)q
(0.028e1 - 0.03071) + 0.03071 = 0.02e8

Kedua tekanannya adalah


p. = 0,988 x 300 = 296,4 kPa dan p, = 0,0298 x 300 = 8,94 kPa
Kedua bilangan Mach diinterpolasi dalam Tabel D.1 menjadi

M" = 0,149 dan 2,94

9.5 Aliran-aliran gas dapat dianggap inkompresibel jika bilangan Machnya kurang dari 0.3. Estimasikanlah kesalahan
dalam tekanan stagnasi udara jika M 0,3.
Tekanan stagnasi diperoleh dengan=mengaplikasikan persamaan energi di antara arus bebas dan titik stagnasi di
mana Vo = 0. Dengan mengasumsikan aliran inkompresibel, Pers. (9.3) dengan Q = ws = O dan i, = ,t (tidak ada
rugi-rugi) memberikan
tt2
Po= P + P'2
Untuk aliran isentropik dengan k = 1,4, persamaan energi (9.28) dapat dituliskan dalam bentuk

po= p(l + 0,2M213's

Ini dapat diekspansi dengan menggunakan teorema binomial (l + x)' = I + nx + n(n - l)*12 +... dengan menjadikan
x = 0,2M2. Maka kita memiliki
po=p(l + 0,7M2 + 0,l75Ma+...) arau po- p = pM2(0,7 + 0,175M2+...)
Dengan menggunakan Pers. (9.16) dan (9.18), ini mengambil bentuk
po- p = oS o + 0,25M2 + ...)

Jadikan M = 0.3 sehingga rt2


Po- P = p'2 (l + 0.0225 +...)
Bandingkan ini dengan persamaan aliran inkompresibel di atas dan kita melihat bahwa kesalahannya adalah
sekitat 2,25 persen. Jadi, jika M < 0,3 (sekitar 100 m/s untuk udara pada kondisi-kondisi standar), aliran gas dianggap
inkompresibel.

9.6 Sebuah alat pitot (Gbr.3.1l) digunakan untuk mengukur tekanan stagnasi di dalam aliran supersonik. Tekanan
stagnasi terukur sebesar 360 kPa absolut di dalam aliran udara di mana tekanannya adalah 90 kPa absolut dan
temperatumya adalah 15oC. Tentukanlah kecepatan arus bebas V,. (Sebuah gelombang kejut akan terjadi di depan
alat tersebut. Pilihlah keadaan 2 di lokasi tepat di belakang gelombang dan p, tekanan stagnasi lubang alat.)
Rasio tekanan melintasi gelombang diberikan oleh Pers. (9.42) di
Pz__2k lvrt
ts2- k-l
n'-*+ t 1-.. 1

Bilangan-bilangan Mach saling berhubungan melalui Pers. (9.41)

,,' =(L-l)M''1 l
Aliran isentropik di belakang gelombang ,;", -"':Ti il;.lmemberikan rasio tekanan [lihat pers. (9.28)

k
\' * 2=l y:
tr
Lt '-'21frr*-
Pz=(t
Ketiga persamaan di atas dapat digabungkan untuk mengeliminasi p2 dan
Raleigh untuk aliran supersonik, yaitu M, untuk menghasilkan runus tabung pitot

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 174/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 161

(k tJ vlrz)rr<*-
tt
Pt
Pt
G-n. ,*l- o&-J* , )'ro-''
Dengan menggunakan k = 1,4, pr = 90 kPa dan pz = 350 kPa, persamaan di atas menjadi

3,60 (1,2M,2)3s
eo= e,t67M? _ o,t66T2,s
Penyelesaian secara coba-coba memberikan

Mr = I'65
Jadi kecepatan arus bebas adalah

vr = MrfrRrr = ' .,65


^h,4 x 287 i 288 = 561

9.7 Udara mengalir dengan Mt = 2 sehingga sebuah gelombang kejut miring pada B, = 40o rerpantul dari sebuah
dinding datar, seperti ditunjukkan dalam Gbr.9.l6. Estimasikanlah M, dan Br. (Perhatikan V, harus paralel rerhadap
dinding.).

Gambar 9.16

Gambar 9.16 menunjukkan berbagai sudut. Dari Gbr. 9.ll dengan F = 4Oo dan M = 2, kita lihat bahwa 0 = ll.. Gelom-
bang kejut normal memiliki besar
Mr,=2sin40'=1,28
Dari tabel gelombang kejut (Tabel D.2),kita memperoleh Mr, dan kemudian M, sebesar

Mrn = Q,l$$f = Mz sin(40' - 11'). ;.Mz= 1,64

Jadi gelombang yang terpantul harus membelokkan aliran melalui l1'sehingga menjadi paralel terhadap dinding sehingga
0, jtga 11". Dengan menggunakan Gbr. 9.11 sekali lagi di M2 = 1,64,kita peroleh Fz= 50o. Jadi, Mr, relatif terhadap
gelombang yang terpantul adalah

Mz,= 1,64 sin 50o = 1,26.


Dari tabel gelombang kejut, kita peroleh Mr, dan kemudian M, sebesar

M:, = 0,807 = M: sin(50o - 11'). .'. M: = 1,28

Karena B, + 11" = 50o, kita lihat bahwa Fz = 39o.

Soal-soal Thmbahan

9.8 Tunjukkan bahwa c, = Rl(k - l).


9.9 Dengan menggunakan saruan-saruan Inggris, cp= 0,24 Btu/(lbm-"R). Tunjukkan bahwa ini ekuivalen dengan 1,0 kJ/(kg.K).
9.10 Tunjukkan bahwa Pers. (9.8) memberikan Pers. (9.9) jika As = 0.
9.11. Tunjukkan bahwa persamaan energi (9.5) diperoleh dari pers. (9.3).
9,12 Diferensialkan pd = konstan dan tunjukkan bahwa Pers. (9.15) diperoleh.

Kecepatan Gangguan Kecil

9.13 Tunjukkan bahwa persamaan energi menghubungan kenaikan temperatur dengan perubahan kecepatan untuk sebuah gangguan
adiabatik kecil yang bergerak di dalam suatu gas oleh coA? = - cLV.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 175/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

168 ALIRAN KOMPRESIBEL [BAB 9

9.14 Tunjukkan bahwa sebuah gangguan kecil bergerak di air pada kira-kira 1450 m/s dan di udara pada kondisi standar pada kira-
kira 340 m/s.
9.15 Dua batu saling dibenturkan oleh seorang teman di satu sisi danau. Sebuah alat pendengar menerima gelombang yang dihasilkan
0,75 detik kemudian. Seberapa jauhkah jarak menyeberangi danau tersebut?
9.16 Seekor binatang air menghasilkan sinyal yang bergerak melalui air sampai menerpa sebuah benda dan kemudian menggema
kembali ke binatang tersebut 0,46 detik kemudian. Seberapa jauhkah binatang tersebut dari benda tadi?
9.17 Estimasikanlah bilangan Mach untuk sebuah proyektil yang terbang pada:
(a) 1000 m pada 100 m/s (c) 30 000 m pada 300 m/s
(1r) 10 000 m pada 200 m/s (4 10 000 m pada 250 m/s
9.18 Sebuah petir menerangi langit dan 1.5 detik kemudian terdengar guntur. Seberapajauhkah tempat terjadinya petir tersebut'l
9.19 Sebuah pesawat terbang supersonik lewat 200 m di atas pada suatu hari ketika temperatur berada pada 26'C.
Estimasikanle*r waktu yang diperlukan untuk mendengar suara pesawat tersebut setelah lewat di atas dan jarak pesawat tersebut
dari posisi Anda jika bilangan Machnya adalah
l.o) 1.68
tb) 2.02
(ct 3.4q

9.20 Sebuah gelombang amplitudo kecil merambat melalui atmosf-er sehingga menyebabkan kenaikan tekanan 5 Pa. Estimasikanlah
kenaikan temperatur lintas gelombang dan kecepatan terinduksi di belakang gelombang.

Aliran Nozel Isentropik


9,21 Tunjukkan bahwa
(a) Pers. (9.21) diperoleh dari Pers. (9.20) (d) Pers. (9.33) diperoleh dari Pers. (9.31)
(&) Pers. (9.24) diperoleh dari Pers. (9.22) (e) Pers. (9.34) diperoleh dari Pers. (9.33)
(c) Pers. (9.26) diperoleh dari Pers. (9.24)
g.22 Sebuah alat pitot digunakan untuk mengukur kecepatan sebuah kendaraan darat di gurun Salt Lake. Alat tersebut mengukur
3400 Pa dalam udara 28'C. Estimasikanlah kecepatannya dengan mengasumsikan:
(a) Proses isentropik
(b) Udara bersifat inkompresibel

9.23 Ulangi Contoh 9.2 akan tetapi asumsikan tekanan pembuangan sebesar 100 kPa absolut. Gunakan
(a) Persamaan-persamaan
(D) Tabel D.l
9.24 Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 10 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 250 kPa absolut dan
20'C. Dengan menggunakan persamaan-persamaan saja, hitunglah fluks massanya jika tekanan penampung dijaga pada:
(a) 150 kPa absolut
(b) 100 kPa absolut
(c) 50 kPa absolut
9.25 Selesaikan Soal 9.24b dengan menggunakan Tabel D.1

9.26 Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 10 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 350 kPa absolut dan
20"C. Tentukanlah tekanan pembuangan yang akan memberikan M. = I dan fluks massa dari nozel untuk tekanan pembuangan
tersebut. Gunakan (a) persamaan-persamaan dan (b) Tabel D.l

9.27 Sebuah nozel konvergen dengan luas keluaran 5 cm2 dipasang ke sebuah penampung yang dijaga pada 20"C dan pembuangannya

mengarahGunakan
tersebut. langsung (a)
ke atmosfer. tekanan
Tentukanlah dan
persamaan-persamaan penampung
(D) Tabel D.1. yang akan memberikan M. = 1 dan fluks massa untuk tekanan

9.28 Gandakan tekanan penampung dalam Soal 9.27 dan hitunglah fluks massa yang meningkat. Gunakan persamaan-persamaan
atau Tabel D.l.

9.29 Sebuah jalur udara 25'C besar yang diberikan tekanan hingga 600 kPa absolut tiba-tiba meledak. Udara keluar dari sebuah
lubang berukuran 20 cm2. Dengan mengasumsikan bahwa tekanan jalur udara tersebut tetap konstan, estimasikanlah meter
kubik udara yang hilang ke atmosfer selama 30 detik pe(ama. (Analisis yang sama dapat digunakan untuk jalur gas yang
meledak L

9.30 Jika penampung dalam Soal 9.27 berisi hidrogen, hitunglah fluks massa untuk kondisi dalam soal tersebut. Persamaan-persamaan
harus digunakan.

9.31 Sebuah tabung \bnturl, yang ditunjukkan dalam Gbr. 9.17, digunakan untuk mengukur fluks massa udara melalui pipa dengan
cara mengukur tekanan di depan bagian yang menyempit dan di luas penampang minimumnya. Jika temperatur di depan bagian
yang menyempit adalah 30'C, tentukanlah fluks massanya.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 176/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9] ALIRAN KOMPRESIBEL 169

Diameter 12 cm
Gambar 9.17

9.32 Udara mengalir melalui sebuah nozel konvergen-divergen yang terpasang dari sebuah penampung yang dijaga pada 400 kPa
absolut dan 20'C menuju ke pembuangan. Jika diameter tengorokan dan lubang keluarnya masing-masing adalah 10 dan 24
cm, berapakah nilai dari dua tekanan pembuangan yang akan menghasilkan aliran isentropik di selurirh nozel sehingga M = I
di tenggorokan? Gunakan (a) persamaan-persamaan saja dan (&) Tabel D.1
9.33 Udara mengalir dari sebuah nozel konvergen-divergen dari sebuah penampung yang dijaga pada 400 kPa absolut dan 20 C
melalui sebuah tenggorokan berdiameter 12 cm. Pada diameter berapakah di bagian yang divergen akan terjadi M = 2? Gunakan
persamaan-persamaan atau tabel-tabel.

9.34 Hitunglah kecepatan kelueLr dan fluks massa untuk kedua tekanan dalam Soal 9.32.

9.35 Udara memasuki sebuah difuser pada 50 kPa absolut dan 120"C dengan M = 2,4 dan fluks massa 8,5 kg/s. Buatlah sketsa
bentuk umum dari difuser dan kemudian tentukan diameter tenggorokan dan tekanan keluarnya dengan mengasumsikan aliran
isentropik di seluruh nozel. Abaikan energi kinetik keluarnya.

Gelombang Kejut Normal


9.36 Temperatur, tekanan dan kecepatan di depan sebuah gelombang kejut normal masing-masing adalah 20'C, 100 kPa absolut
dan 600 m./s. Tentukanlah temperatur, tekanan, kecepatan dan bilangan Mach di belakang gelombang kejut. Asumsikan udara
dan gunakan (rz) persamaan-persamaan dasar (9.35) - (9.37), (D) persamaan-persamaan khusus dan (c) tabel gelombang kejut
normal.

9.37 Udara mengalir melalui sebuah gelombang kejut. Jika diberikan kuantitas-kuantitas di dalam tanda kurung yang pertama di
depan gelombang dan kuantitas-kuantitas di dalam tanda kurung yang kedua di belakang gelombang, tentukanlah kuantitas-
kuantitas yang diinginkan. (Tekanan dalan nilai absolut).
(a) (.20'C,400 kPa, 480 m/s, Mr) (r2, p2,M2, V2)
(b) (20'C,400 kPa, Yl, Ml) (Tz, p2,0,5, Y2)
(c) (20"C, 400 kPa, yl, Ml) (72, 125 kPa M, Vr)

9.38 Suatu ledakan yang besar terjadi di permukaan bumi sehingga menimbulkan sebuah gelombang kejut yang bergerak secara radial
ke arah luar. Pada suatu lokasi tertentu, bilangan Mach dari gelombang tersebut adalah 2.0. Tentukanlah kecepatan terinduksi
di belakang gelombang kejut tersebut. Asumsikan kondisi-kondisi standar.
9.39 Sebuah alat pitot digunakan untuk mengukur tekanan di dalam aliran pipa supersonik (lihat lagi Soal 9.6). Jika tekanan di
dalam pipa adalah 120 kPa absolut, temperatur 30oC dan bilaagan Mach 2,0, berapakah besarnya tekanan yang terukkur oleh
alat pitot tersebut?

9.40 Udara mengalir dari sebuah penampung yang dijaga pada 400 kPa absolut dan 20'C keluar dari sebuah nozel yang memiliki
tenggorokan berdiameter 10 cm dan lubang keluar berdiameter 20 cm ke sebuah pembuangan. Estimasikanlah tekanan
pembuangan yang diperlukan untuk terjadinya gelombang kejut pada lokasi diameter 16 cm Selain itu, tentukanlah fluks massa
dan kecepatan tepat di depan gelombang ke.jut tersebut.
g.4l Udara mengalir dari sebuah penampung melalui sebuah nozel ke pembuangan. Penampung dijaga pada 400 kPa absolut dan
20"C. Nozel memiliki tenggorokan berdiameter l0 cm dan lubang keluar berdiameter 20 cm. Tentukanlah tekanan pembuangan
yang diperlukan untuk terjadinya gelombang kejut di lubang keluar. Untuk tekanan tersebut, hitunglah fluks massa dan kecepatan
tepat di depan gelombang kejut tersebut.

Gelombang Kejut Miring


9.42 Suatu aliran udara supersonik mengubah arah 20o karena adanya sebuah sudut tajam [Gbr. 9.9(b)]. Jika I, = 40'C, p, = SQ
kPa absolut dan V, = 900 m/s, hitunglah M2, pr dan V, dengan mengasumsikan (a) gelombang kejut lemdh dan (b) gelombang
kejut kuat.
9.43 Suatu aliran udara pada 25'C dan 50 kPa absolut dengan kecepatan 900 m/s dibelokkan oleh sebuah sudut tajam 25' oleh
sebuah gelombang kejut lemah. Estimasikanlah tekanan, kecepatan dan bilangan Mach di belakang gelombang tersebut.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 177/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

170 ALIRAN KOMPRESIBEL IBAB 9

9,44 Sebuah gelombang kejut lemah terpantul dari sebuah dinding datar (Gbr.9.15). Jika Mr = 3 dan B, = 35o, rentukanlah sudut
dari gelombang miring yang terpantul dan Mr.
9.45 Jika 7, = 10oC, tentukanlah V. untuk gelombang kejut yang terpantul dalam Soal 9.44.
9.46 Sebuah gelombang kejut kuat terpantul dari sebuah sudut. Jika bilangan Mach yang datang adalah 2,5 dan aliran berbelok
melalui sudut 25", tentukanlah sudut tumpul di antara gelombang dan dinding dan bilangan Mach di belakang.

9.47 Jika 7, = l0oC dalam Soal 9.46, hitunglah kecepatan di belakang.

Gelombang Ekspansi
9.48 Suatu aliran udara dengan bilangan Mach 2,4 memutari sebuah sudut cembung 40'. Jika temperatur dan tekanannya masing-
masing adalah 5 oC dan 60 kPa, tentukanlah bilangan Mach, tekanan dan kecepatan setelah melewati sudut.

9.49 Suatu aliran udara dengan M = 3,6 ingin dicapai dengan cara membelokkan aliran supersonik 20'C dengan bilangan Mach 1,8
memutari sebuah sudut cembung. Jika tekanan di depan adalah 40 kPa absolut, berapakah besamya sudut tersebut? Berapakah
kecepatan setelah melewati sudut?

9.50 Sebuah pelat datar, yang didesain untuk terbang dengan sudut 6o, digunakan sebagai airfoil dalam aliran supersonik. Buatlah
sketsa pola aliran yang diperkirakan terjadi di sekitar airfoil tersebut.

9.51 Airfoil dalam Soal 9.50 harus terbang pada M = 2,4 pada ketinggian 16 000 m. Tentukanlah (a) besarnya tekanan-rekanan
di permukaan atas dan bawah dari airfoil, (&) bilangan-bilangan Mach (di bagian atas dan bawah) di belakang pelat dengan
mengasumsikan aliran memiliki arah paralel terhadap arah awalnya dan (c) koefisien gaya angkat, yang didefinisikan oleh

c. = gaya r"gtr/(jo,via)

Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

9.8 Lihat soa[.


9.9 Lihat soal.

9.10 Lihat soal.


9.ll Lihat soal.

9.12 Lihat soal.


9.13 Lihat soal.
9.14 Lihat soal.
9.15 1087 m
9.16 333 m
9.17 (a) 0,297 (b) 0,668 (c) 0,996 (d) 0,835
9.18 510 m

9.19
C. l,l9 sx l0 5 m/s s
(a) 336 m. 0,463 (b) 404 m. 0,501 (c) 672 m. 0,552 s
9.20 0,00406'
9.21 Lihat soal.

9.22 ta) 75.6 rn/s \b) 76.2 mls


9.23 (a) 0,890 kg/s (b) 0,890 kg/s
9.24 (a) 0,584 kg/s (b) 0,590 kg/s (c) 0,590 kg/s
9.25 0.590 kg/s
9.26 (a) 0,826 kg/s (b) 0,826 kg/s
9.27 (a) 0,226 kgls (b) 0,226 kgls

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 178/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 9I ALIRAN KOMPRESIBEL 1',71

9.28 0,452 kgls


9.29 44.5 m3
9.30 0.00187 kg/s
9.3I 0.792 kgis
9.32 (a) 388 dan 6,69 kPa (b) 397 dan 6,79 kPa
9.33 15.59 cm
9.34 34,8 m/s dan7,4l kg/s, 632 m/s dan 1,42kgls
9.35 9,23 cm,73i kPa absolut
9.36 (a) 145"C, 340 kPa, 264 mls, 0,629
9.37 (a) 1,4.95"C, 848 kPa, 0,628, 264 rnls, (b) 906 rr/s,2,64,395'C, 319 kPa, 259 m/s
(c) 583 m/s, 1,7, 154'C 0,640, 265 mls
9.38 425 mls
9.39 677 kPa
g.40 192 kPa, 7,41 kgls, 569 m/s
9.41 118,2 kPa, 7,41 kgls, 611 m/s
9.42 (a) 1.71, 192 kPa, 733 n/s, (b) 0,585, 431 kPa, 304 m/s

9.43 124 kPa absolut, 602 m/s, 1,51


9.44 41" 1,39
9.45 66'7 nt/s
9.46 tO4', 0,67
9,47 324 rnls
9.48 4,98, 1,69"1 kPa, 998 m/s
9.49 39,4', 835 m/s
9.51 (a) 6,9t5 kPa, 14,52 kPa (b) 2,33,2,46 (c) 0,182

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 179/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

ran di dalam
Ali
Pipa dan Pompa
IO.I PENDAHTILU.{N
Aliran-aliran di dalam pipa dan saluran terjadi di seluruh dunia. Aliran-aliran ini digunakan untuk mengalirkan air.minum,
air drainase. minyak mentah, bahan-bahan kimia dan banyak cairan-cairan lainnya. Ukurannya bermacam-macam mulai
dari jalur pipa besar - mis. jalur pipa Alaska * hingga saluran-saluran medium dalam sistem pemanas dan AC hinggar
tabung-tabung kecil di dalam sistem pembuluh darah dan pernapasan. Dalam bab ini kita akan memulai dengln analisls.,
hidrolik dalam pipa tunggal, diikuti dengan pengenalan singkat mengenai pompa, karena pompa biasanya merupakan
bagian yang terintegrasi dalam jalur-jalur pipa. Kemudian kita akan memusatkan perhatian pada analisis aliran tunak
di dalam sistem-sistem yang lebih kompleks yang paling baik dikerjakan melalui teknik iteratif yang disebut rnetode
Hardy Cross. Kita akan mengakhiri dengan pembahasan singkat mengenai aliran tak-tunak di dalam jalur.jatur,pipa.

10.2 STSTEM PIPA SEDERHANA

10.2.1 Rugi-rugi
Dalam Subbab 7.6.3 sampai 7.6.5 kita merepresentasikan rugi-rugi pipa dalam hubungan Darcy-Weisbach, ?er$;,{7.78}
untuk memperhitungkan gesekan dan Pers. (7.86) untuk menangani rugi-rugi kecil. Persamaan-persamaan tersebut akan
diulangi di sini untuk mempermudah:
,^
,rt__ I,LD V2 t7,78)
k
:

{v.79}
t,=KY
  /O

Karena konsep-konsep ini akan digunakan, pembaca disarankan melihat lagi subbab-subbab tersebut secara,keseh*rlihan
sebelum melanjutkan. Gambar 7.10 dapat digunakan untuk menentukan faktor gesekan. Selain rumus Dmcy-Weisbach;
rumus Hazen-Wrlliams juga banyak digunakan dalam praktek. Rumus tersebut adalah

nr=ffie'.r' It0,t't
Dimana Q= buangan
L- panjang elemen pipa
C- koehsien yang dependen terhadap kekasaran pipa
Kr= 10,59 (untuk satuan SI) dan4.l2 (untuk satuan Inggris); perhatikan bahwa 1(, bergantung pada sistem
satuan.

112
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 180/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 173

Nilai-nilai untuk C diberikan dalam Tabel 10. l. Rumus rugi Hazen-Williams bersifat empiris dan kurang akurat
dibandingkan dengan hubungan Darcy-Weisbach; jadi Pers. (7.78) lebih dianjurkan

Tabel 10.1 Nilai-nilai Koefisien Hazen - Williams.


Tipe pipa . C

Sangat halus; semen berserat I 140


Besi cor baru atau halus: beton 130

Baja las baru 120


Besi cor rata-rata; baja rivet baru; tanah liat vitrified It0
Besi cor atau baja rivet setelah digunakan beftahun-tahun 95- 100

Pipa-pipa tua rusak 60-80

CONTOH 10.1 Sebuah pipa besi cor (P = 400 m. D = 156 mm) menghantarkan 0.05 m3/s air pada 15"C. Bandingkan fugr
yang disebabkan oleh g.r.kun dengan menggunakan rumus-rumus Darcy-Weisbach dan Hazen-Williams.

Penyelesaian: Penama tentukanlah laktor gesekan dan temukan koefisien Hazen-Williams:

o 0,0s ^ =2.83m,/s
v=.=A r' = 1,141 x 10{ m2ls Re=$ =3,'l2xl05
n , O.15tl4
0'00173 dan dari Gbr.7.10; J'=A,Ola'dan dari Tabel 10'1: C = 100'
f;=W=
Dengan menggunakan hubungan Darcy-Weisbach, Pers. 17.78):

hL = a,oz|* ffi , rUL*u = 26,2 m


Dengan rumus Hazen-Williams. Pers. (10. l)
. j99,
,., L= .
8s
1R5
-, x o.o5, =
^'.:,':: x 0. 15..0, 34. r m
l00r.6r
Hubungan Darcy-Weisbach memberikan hasil yang lebih akurat.

10.2.2 Hidrolika dari Sistem Pipa Sederhana


Aliran di dalam jalur pipa tunggal dikaji dalam Subbab 7.6.3 samtriai 7.6.5. Pembaca harus memberikan perhatian khusus
pada penggunaan diagram Moody (Gbr. 7.10) dan pada ketiga kategori soal-soal pipa yang diberikan oleh Pers. (7.81) sampai
(7.83). Contoh 1.6 dan 7.7 mengilustrasikan bagaimana analisis dilakukan. Dalam subbab ini, kita mempelajari aliran di
dalam tiga sistem pipa yang relatif simpel; serial, paralel dan bercabang. Teknik-teknik penyelesaian disederhanakan karena
pompa-pompa tidak dimasukkan dan sistem pemipaannya tidak kompleks; teknik-teknik tersebut cocok untuk kalkulator,
algoritma spreadsheet dan piranti lunak komputasi. Prinsip dasar dalam pendekatan ad-hoc ini adalah mengidentifikasi
variabel-variabel yang tidak diketahui dan menuliskan persamaan-persamaan independen dengan jumlah yang sama yang
harus diselesaikan. Simpliflkasi selanjutnya melalui eliminasi sebanyak mungkin variabel menghasilkan suatu seri soal-
soal pipa tunggal yang harus diselesaikan secara simultan; soal-soal ini dapat diselesaikan melalui prosedur coba-coba
atau dengan menggunakan solver sistem persamaan.
Persamaan-persamaan energi dan kontinuitas digunakan untuk menganalisis sistem-sistem pipa. Biasanya, parameter-
parameter yang diprediksi adalah buangan Q dan head piezometrik H = ply + :. Di seluruh bab ini kita mengasumsikan
bahwa suku energi kinetik dapat diabaikan dibandingkan dengan besamya garis tingkat hidrolik (hydraulic grade line),
artinya, lPl2g << ply + z. Mengacu ke Gbr. 10.1(a), persamaan energi untuk satu bentang pipa adalah

Ho - Hu = lh, = * ( 10.2)
Vb ,r' o, ,;Kor)o'
Di sini persamaan Darcy-Weisbach digunakan untuk merepresentasikan rugi-rugi gesekan dan -IK adalah jumlah koeflsren-
koeflsien rugi kecil di sepanjang bentangan. Secara lebih sederhana, jika kita merepresentasikan gesekan dan suku-suku
rugi kecil dengan sebuah koefisien resistan, atau rugi R, yang didehnisikan

* = ,rt o' Vb .'r) (10.-tt

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 181/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

174 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB l0

(a) Elemen tunggal

(D) Tiga elemen serial

o^
(c) Dua elemen paralel

(persimpangan) j
(A Tiga elemen cabang

Gambar 10.1 Sistem pipa sederhana

maka Pers. (10.2) menjadi


Ho- H, - RQ2 (10.4)
Hubungan yang telah disederhanakan ini menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal pipa

sederhana yang menggunakan hubungan Darcy-Weisbach untuk gesekan pipa. Kita hanya akan menggunakan hubungan
tersebut dalam pembahasan di seluruh bab ini.

CONTOH 't0.2 Hitunglah besarnya buangan dengan menggunakan data pipa dalam Contoh l0.l jika perbedaan dalam head
piezometrik adalah 20 m. Asumsikan penjumlahaa koefision-koefisien rugi kecil sebesar XK - 2,5 dan f fl,925.
=
Penyelesaian: Pertama hitunglah koefisien resistansi dengan Perc, (10.3):

*=;fu ff *:ri= 2rrs1(r?0J5?4y (0,025 xffi.r.r) = r.13 x 104s21m5

Kemudian tentukan buangannya dengan menggunakan Fers, (10.4):

q = o,o4? m3/s

=1ry
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 182/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 183/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

176 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB 10

H.-H^= 8' -- 0.042


A 6 = 2,6M m
1 1 * I i' 1 I
*
I \
\.fn, ./*, J t.,n 1sso ,ffis2 j

Akfiirnya, aliran di dalam kedua pipa paralel dihitung dengan menggunakan Pers. (10.7):

Qr=

- uu .1;;604
Qt= ^@o
I R, = 1,
I 4082 =
0.0253 mJ/s

Sebuah contoh pemipaan bercabang diilustrasikan dalam Gbr. 10.1(d); pemipaan ini terdiri dari tiga elemen yang
dihubungkan ke suatu persimpangan. Biasanya, head piezometrik di lokasi A sampai C dianggap telah diketahui dan
yang tidak diketahui adalah buangan Q, Qrdan Q, di setiap jalur dan head piezometrik di lokasi D. Analisis dilakukan
dengan mengasumsikan arah aliran dan menuliskan penyeimbangan energi di setiap elemen:

Ho-Ho=RtQ? (10.8)

Ho-Hu=R2Q; (10.e)
Ho-Hr=\Q| (10.10)
Penyeimbangan kontinuitas di lokasi D adalah
O,-O.-O.=0 (10.1 1)

Perhatikan bahwa arah aliran di setiap pipa hanya diasumsikan. Satu metode penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
l. Asumsikan Ho di persimpangan.
2. Hitung Q' Qrdan Q, di ketiga cabang dengan menggunakan Pers. (10.8) hingga (10.10).
3. Masukkan Qr, Qz dan Q, ke dalam Pers. (10. 11) untuk memeriksa penyeimbangan kontinuitas. Umumnya,
ketidakseimbangan aliran LQ = Qr - Q2 * 03 menjadi tidak nol di persimpangan.
1. Sesuaikan head H, dan ulangi langkah 2 dan 3 sampai AQ masuk ke dalam batas yang diinginkan. Mungkin perlu
untuk memperbaiki tanda di satu atau lebih persamaan jika selama iterasi I1D bergerak dari atas atau bawah salah
satu penampung atau sebaliknya.

Metode penyelesaian alternatif adalah menggabungkan persamaan-persamaan dan mengeliminasi semua variabel
kecuali satu (biasanya Ho) dan menerapkan teknik penyelesaian numerik. Contoh 10.5 merepresentasikan tingkat kerumitan
yang merepresentasikan batas penyelesaian dengan menggunakan kalkulator. Untuk sistem-sistem yang lebih rumit yang
melibatkan pompa, penampung tambahan atau elemen-elemen pipa, disarankan untuk memakai analisis jaringan yang
dijelaskan dalam Subbab 10.4.

CONTOH 10.5 Tentukanlah laju aliran dan head piezometrik di persimpangan sistem trercabang dalam Gtrr. 10.lid). A,sumsikan
flaktor-faktorgesekankonstan.He=12m.Hr= t5m.H.=5m..fr=Iz=h=0.02,Lt=ZOOm,D,=l00mm.tt=l5O
*, ,1= ,OO. .*l L, = 7-50 m. D, = 150 mm.
Penyelesaian: Gunakan prosedur empat langkah yang digariskan di atas. Pertama-tama hitunglah koefisien-koefisien
resistansi dengan menggunakan Pers. (10.3); hasilnya adalah Rr = 33890 s2lms, Rt= 2j 280s2/ms dan R, = 16570 s2/m5. Kita
mengasumsikan bahwa ,[1, lebih rendah daripada Ho dan Hr. tapi tebih tinggi daii Hr. Oleh karena itu, arah-arah aliran yang
dihasilkan adalah pr dari A ke D. Q2darl Bke D Oan g, Oari D ie C. Sotusi iteratif diiunjukkan dalam tabel yang tertera. Iierasl
dihentikan ketika I AO | < 0,001 satuan.

lteration HD 8t o.
Qz Qr+ Qr* Qt
2 {perkiraan) (Eq, 10,8) (Eq. 10,10) (Eq. 10,9) (Eq. 10,11)
I 12 0 0.01049 0,02055 -0,01006
2 11 0,s0543 0,01211 0.01903 -0.t$149
10 0,00768 0,01354 0,01137 +0,00385
4 t0.74 0,00610 0.01250 0.01861 *0,0ffi02

Maka solusi yang diperoleh adalah 11, = 10,7 m. Or = 0,0061 m31r, g, = 0,0125 m3/s, dan O: = 0,0186 m3/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 184/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB l0l ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 1--

10.3 POMPA DALAM SISTEM PIPA


Sampai di sini kita telah melihat sistem-sistem yang tidak melibatkan pompa. Jika di dalam sistem pipa terdapat pL)nrt;
dan laju alirannya diberikan, penyelesaiannya dapat langsung dikerjakan dengan menggunakan metode-metode r ans tel;i.
kita bahas. Di sisi lain, jika buangannya tidak diketahui, yang memang biasanya terjadi, diperlukan penlelesairn sec"r:
coba-coba. Alasannya adalah karena head H, bergantung pada buangan, seperti yang ditunjukkan oleh kurra kantktert'::..
pompa, kurva tebal dalam Gbr. 10.2. Kurva karakteristik diberikan oleh pembuat pompa. Gambar 10.-l menunlukru:,
sekumpulan kurva lengkap untuk sebuah pompa sentrifugal hasil manufaktur; termasuk di antaranya adalah kunrpul"i-
kumpulan kurva head versus buangan untuk berbagai ukuran impeler. demikian juga kurva-kurva efisiensi dan d"r"
Kebutuhan daya untuk suatu pompa diberikan oleh ekspresi (lihat Pers. (4.25))

HD

Hu- Ho
Hu- Ho + RQ2

Gambar 10.2 Kurva permintaan pompa dan sistem

Q(ga1/min)
300 1000

100
260 40 50 60 15np

fl
(vo)

40
80
250
75

220
_l 200
60 ZUJ

Hu@l 50
_L \ ./- H, tfr t

I\ I 70 150
Diameter luar
impeler' .\
II 100

50
t0

0 0

-1
100
260
. 240

l/r(ku,t 50 220
lv)
-1 -=
0
t2
10 205
))n ";)
t>.'
-7', I
30
-)7-
l 20
8 260
NPSH (m) 6 240 ,\'psH (fr)
4 ---f'_--
l0
2

100 r50 200 250 300 350 ,+0{l


I 0

O(mrh)

Gambar 10.3 Pompa sentrifugal dan kurva-kurva kinerja untuk empat impeler berbeda.
Cairan yang dipompa adalah air 20 'C. (Seiiin Sulzer Pumps Ltd).

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 185/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

178 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB l0

QHp
wP= (10.12)

Untuk menentukan buangan di dalam sebuah jalur berpompa memerlukan suatu hubungan tambahan, yaitu kurva
permintaan, yang diperoleh dengan menuliskan penyeimbangan energi di seluruh sistem untuk berbagai nilai buangan.
Mengacu ke sistem pompa-pipa dalam Gbr. 10.2, persamaan energi (lihat Pers. (10.4)) untuk pipa berpompa bersifat
kuadrat terhadap Q:
Hr= (HB- Ho) + RQ2 (10.1 3)

Kurva permintaan diilustrasikan dalam Gbr. 10.2 oleh garis putus-putus (lihat Gbr. (10.13)). Suku pertama di sisi
kanan dari Pers. (10.13) adalah head statik dan suku kedua memperhitungkan rugi-rugi dalam sistem. Keterjalan kurva
permintaan bergantung pada rugi-rugi di dalam pipa; dengan meningkatnya rugi-rugi, head pemompaan yang dibutuhkan
juga meningkat dan demikian sebaliknya. Pemipaan dapat mengalami perubahan-perubahan jangka pendek pada kurva
permintaannya seperti misalnya katup-katup, dan dalam jangka panjang, pipa-pipa yang sudah tua dapat meningkatkan
permintaan secara permanen. Perpotongan kurva karakteristik pompa dan kurva permintaannya akan memberikan head
desain 11r, dan buangan Qo dalam Gbr. 10.2. Kita menginginkan solusi pada atau dekat dengan titik efisiensi pompa
yang terbaik.
Sebagai ganti dari kurva pompa aktual. kadang-kadang digunakan aproksimasi head-buangan pompa yang
direpresentasi kan oleh:
Hp (8) = ao + arQ + arQ) (10.1 4)

di mana koefisien arr, ardan a, diasumsikan telah diketahui; nilai-nilainya dapat diperoleh dengan memasukkan tiga titik
data dari suatu kurva pompa yang diberikan ke dalam Pers. (10, 14) dan menyelesaikan ketiga persamaan yang dihasilkan
secara simultan.

CONTOH 10.6 Estimasikan buangan dalam sistem pipa yang ditunjukkan datam Cbr. 10.2 dan tentukan kebutuhan daya pompa.
Untuk pipa. L=700 m, d= 300 mm.,f - 0.02 dan Hu- Ho = 30 m. Gunakan kurva 240 mm dalam Gbr. I0.3 sebagai hubungan
head-buangan pompa.

Penyelesaian: Perlama-rama tenrukanlah R dari Pers. (10.3):

R= (0.0, 476 sztnts.


2x9,81(nx0.302/4) , " #) =
Penyelesaian coba-coba digunakan untuk menentukan head dan buangan pompa. Prosedumya adalah sebagai berikut: il) tebaklah
suatu nilaj buanganl (2) hitunglah Hrdengan Pers. (10.13): dan (3t bandingkan nilai tersebut dengan nilai dari kurva 240 mm dalam
Gbr. 10.3. Teruskan mengestimasi nilai Q sampai kedua head pompa sudah sama. Penyelesaian ini ditunjukkan dalam rabel.

g m3/iam Q, m3/s I1r, m (Per. (10.13)) /1", m (Gbr. (10.3)


150 4,042 70.8 74
250 0.069 7?7 61
200 0,056 71,5 72

Jadi. solusi aproksimasinya adalah Q = 200 m3/jam dan Hp= 72 m. Dari Gbr. 10.3. efisiensinya kira-kira 759c. jadi kebutuhan

dayanya adalah
9g00 x=0#6 x 72
w,  =TeHp 5z7n \r/
= 52700
= W o+a, 1nAhP
aiau 706 ^r
\
Dalam beberapa kasus, instalasi pompa bisa memerlukan berbagai ragam head atau buangan, jadi satu pompa saja tidak cukup
untuk memenuhi rentang permintaan yang diminta. Dalam situasi demikian, pompa-pompa dapat dipasang trertingkat secara
serial atau paralel sehingga memberikan operasi yang lebih efisien. Ketika te4adi variasi yang iebar dalam permintaan aliran.
dua atau lebih pompa dapat diletakkan secara paralel, seperti dalam Gbr. 10.4(a). Kurva karakteristik gabungannya ditentukan
dengan mengamati bahwa kedua pompa memiliki head I/" yang identik dan buangan total melalui sistem IQ adalah penjurnlahan
buangan yang melewati setiap pompa untuk head yang dlberikan. Untuk permintaan yang memburuhkan head yang lebii tinggi.
pompa-pompa dapat diletakkan secara serial untuk memberikan head yang lebih besar daripada secara individuat (Clr, f$.+t$i.
Karena setiap pompa seria[ memiliki buangan yang sama. kurva karakteristik gabungannya iiperoleh dengan menjumlahlan head
LH, dari setiap pompa untuk buangan yang diberikan.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 186/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 1?a

GaLrungan Pompa A dan B

Pompa B

Qt Qs Qo=tQ Buangan

(fl) Pemompaan paralel.

Head

Gabungan ompa AdanB

/
Pemintaan sistem

Ho = ZHp

Pompa B

Pompa A

Qs Qo Buangan

(bl PemomPaan serial

Gambar 10.4 Sistem Pompa jamak.

CONTOH 10.7 Air dipompa di antara dua penampung di d:ilam pipa turggal dengan nilai R = 85 szlms. Untuk kurva karakteristik
pompa, gunakan H p -- 22.i + 10,7 Q .* t t I Q2. ffiiunglah buangan Q dan head pompa Hp untuk:
(a) Hs - Ho = 15 m dengan satu pompa beroperasi
io; - r^ = ,t * a.r,*gun ouu io*iu identik beroperasi paralel
", - He = 25 m dengan dua pompa peroperasi serial
(c) FIr

Penyelesaian: Karcna kurva pompa diberikan dalam bentuk kuadrat, Pers. (10.13) dan (i0.14) dapat digabungkan untuk
mengeliminasi l{" dan menyelesaikan Q. Penyelesaian-penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
(a) Samakan kurva permintaan sistem dengan kurva.karakteristik pompa dan selesaikan persamaan kuadrat yang dihasilkan:
15 + 85Q2 = 22,9 + |OJQ * lllQz
LgsQz*rc,7Q*7,9=O

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 187/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

r80 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB 10

= 0.23 m3/s

(b)
;=-T:.,:.;;TT*)
Untuk dua pompa paralel, kurva karakteristiknya adalah

Hp= 22.s + r0.? 22.e +s,350 .

(9) -n (g)' = - 2i,7sd


Kurva permintaan $istem disamakan dengan hasil ini dao diselesaikan p:

15 + B5d - 22,9 + 5,350 * 27,75e2


fi2,892 - 5,3sQ.- 7.9 = 0

o = r*O.*(s,:s * .6itl 4
" 11t8, ?p) = 0,2e *its
Hp= 15 + 85 x 0,292 = 22,2 m

(c) Dengan dua pompa serial, kurva karakteristiknya menjqdi

Hp = 2(22,9 + 5,35C - ],]lQ\= 45,8 + Zt,4g - ZZZ72


Samakan ini dengan kurva permintaan sistem dan selesaikan e:
25 + S5S* 45,8 + 2L,48 * 222Q2
-_LY

30?d*2r'48*20'8=0
O = ,+3oi
(zr.+ *,ElE +4 3oi 20.8) = 0,30 m3/s
" "
ilp = 25 + 85 x 0,30?= 32,5 m

10.4 JARINGAN PIPA


10.4.1 Persamaan-persamaan Jaringan

Teknik-teknik penyelesaian sistem pipa sederhana, yang digariskan di atas, memiliki keterbatasan
kompleksitas sistem pemipaan yang dapat dianalisis. Akan lebih menguntungkan jika kita mencari suatu dalammetode
ukuranyang
dan
lebih umum yang dapat menangani suatu sistem, yang disebut jaringan, yang terdin dari beberapa elemen pipa, satu atau
lebih pompa dan mungkin beberapa penampung. Ada beberapa solusi jaringan pipa yang tersedia dan hampir semuanya
merupakan solusi secara coba-coba. Satu teknik yang kita gunakan di sini disebut metode Hardy Cross; metode ini dapat
dengan mudah diadaptasikan untuk algoritma berbasis komputer; akan tetapi sebagai alternatifnya kita akan menggunakan
piranti lunak spreadsheet.
Perhatikan pemipaan dalam Gbr. 10.5(a); sistem ini lebih rumit daripada yang dianalisis dalam Subbab 10.2 dan
10'3, jadi akan sulit diselesaikan melalui metode ad-hoc. Setiap sistem pemipaan yang telah kita pelajari sebelumnya
dalam bab ini dapat diselesaikan melalui teknik Hardlt Cross, akan tetapi terlebih dahulu kita harus merumuskan soalnya
secara konsisten dan sistematis.
Jaringan pemipaan seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. I 0.5(c) dapat dilihat terdiri dari noda-noda internal, loop-loop
internal dan jalur-jalur yang menghubungkan dua noda tingkat tetap (kadang-kadang jalur-jalur ini disebut pseudiloop).
Suatu noda internal adalah suatu lokasi di mana dua atau lebih pipa saling berhubungan dan head-nya tidak diketahui,
dan noda-noda tingkat tetap adalah penampung-penampung dan lokasi-lokasi dengan rekanan konstan. Gambar 10.5(D)
menunjukkan noda-noda dan loop-loop untuk sistem pemipaan dalam Gbr. 10.5(a). Noda A dan E adalah noda-noda
tingkat tetap, dan noda B, C dan D adalah noda-noda internal. Loop I adalah loop internal dan loop II adalah pseudol.op.
Untuk sistem pipa ini maupun yang lainnya, persamaan-persamaan jaringan umufi]nya adalah sebagai berikut:
o Penyeimbangan energi ke arah positif jarum jam mengelilingi loop internal atau di sepanjang suatu jalur unik atau
pseudoloop yang menghubungkan noda-noda tingkat tetap:

I tt),ln,el - (H)il + Arl = o ( 10.1s)


di mana i = elemen pipa yang membentuk loop atau jalur
(Hp)i = head melintasi pompa yang mungkin eksis di dalam pipa r
AH = selisih besarnya kedua noda tingkat tetap di dalam jalur dengan urutan searah jarum jam melewati
suatu pipa imaginer (garis purus-putus dalam Gbr. 10.5(b))

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 188/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 181

(a) Sistem secara fisik

(&) Loop dan noda

Gambar 10.5 Contoh jaringan PiPa.

Untuk suatu loop internal , LH - 0, dan jika tidak ada pompa di dalam jalur atau loop, (11")-= 0. Tanda plus atau
minus menunjukkan arah aliran yang diasumsikan di dalam setiap pompa relatif terhadap arah positif jarum jam.
Kontinuitas di suatu noda internal:
Ir*t o,-O =0
  I-t
(.10.16)

di mana subskrip j mengacu ke semua pipa yang tersambung ke noda j dan Q, adalah permintaan eksternal. Tanda
menunjukkan arah aliran yang diasumsikan (positif untuk aliran menuju noda dan negatif untuk
plus
aliranatau minus
keluar).

Untuk menentukan apakah jaringannya telah terepresentasikan dengan baik, kita dapat menggunakan aturan berikut. Jadi
F sebagai jumlah noda tingkat tetap, P jumlah elemen pipa, "/ jumlah noda internal dan L jumlah loop internal. Maka,
iika iaringan telah terepresentasikan dengan baik hubungan berikut ini akan berlaku:
P=J+L+F-1 (10.1n

DalamGbr. 10.4, J=3,F=2danP=5, sehinggaL= 1.

10.4.2 Metode Hardy Cross


Solusi Hardy Cross merupakan suatu teknik coba-coba dan mengharuskan persamaan-persamaan jaringannya bersifat
jalur tertutup
linier. Persamaan (10.15) merupakan suatu hubungan umum yang dapat diaplikasikan pada maupun loop
yang manapun di dalam suatu jaringan; seperti telah disebutkan sebelumnya, jika tidak ada pompa (Hp)i-- 0 dan untuk
loop internal A.F1 = 0. Anggaplah variabel buangan Q merupakan estimasi yang sebelumnya dan Q adalah estimasi yang
baru. Maka suku-suku non-linier dalam Pers. (10.15) dilinearisasi dengan cara berikut:

RQz=nO'*ryQ-A)+... (10. t8)

= RA' + zn0O -0;


Hp(e) = Hp(O\ . W e -O)+ ... (10.1e)

= ao* orA + arAz + (ar+ 2arAXg -Al

Ketika mengembangkan Pers. (10.19), kita telah menggunakan Pers. (10.14). Hubungan energi loop atau jalur (Pers.
t 10.l5)t menjadi

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 189/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

1tt2 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB r0

I e);n,Q? - (ar+ o,Q, +


".A)l (10.20)
+ ltz R,A, - 6, + 2a.A)l (ei - A,) * tu =s
Perhatikan bahwa suku kedua tidak memiliki tanda plus atau minus. Jika kita definisikan Ae = O 0, sebagai suatu
-
penyesuaian aliran untuk suatu loop atau jalur dan memasukkannya ke dalam Pers. (10.20) dan menghitung AQ, kita

memperoleh
aQ= -ZJ=tllQi*o+ o,A, + orA)) - ta (10.21)
22Rpi -(ar+2a,arQi)l
Dalam metode Hardy Cross, diasumsikan bahwa penyesuaian aliran AQ diaplikasikan secara independen ke semua pipa
di dalam suatu loop. Q harus memiliki tanda positif ke arah pengoperasian pompa normal; jika tidak, kurva pompa tidak
terepresentasikan dengan benar dan Pers. (10.21) tidak akan berlaku. Selain itu, adalah sangat penting bahwa buangan
melalui pompa tetap di dalam batasan data yang digunakan untuk membentuk kurva pompa. Untuk loop terbuka yang
tidak memiliki pompa atau noda tingkat tetap, Pers. (10.21) disederhanakan menjadi

- Let, n,6.2
-
LC) = --
Lzn,g
::: (10.22)

Dalarn solusi Hardy Cross, kontinuitas (Pers. (10.16)) pada awalnya dipenuhi dengan aliran-aliran asumsi yang ditetapkan
dan tetap tetpenuhi di seluruh proses solusi. Metode ini dirangkum dalam langkah-langkah berikut:
l. Asumsikan distribusi aliran awal di dalam jaringan yang memenuhi Pers. (10.16). Makin dekat estimasi awal dengan
nilai sebenarnya, lebih sedikit iterasi yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi. Satu aturan yang harus diikuti
adalah mengenali bahwa dengan makin meningkatnya R untuk suatu elemen pipa, Q akan menurun.
2. Tentukan AQ di dalam setiap jalur atau loop dengan menggunakan Pers. (10.21) ataukah (10.22) sesuai keperluan.
Pembilang-pembiiangnya akan mendekati nol jika jalur-jalur atau loop-ioopnya menjadi seimbang.
3. Sesuaikan aliran di dalam setiap elemen pipa di semua loop dan jalur dengan menggunakan hubungan
o=6+Iao. (t0.23)
Di sini suku I AQ digunakan sebagai suatu koreksi karena suatu pipa bisa rnenjadi bagian dari lebih dari satu loop
atau jalur. Sebagai hasilnya, koreksi ini merupakan penjumlahan dari koreksi dari semua loop yang menggunakan
elemen pipa tersebut.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 sampai tingkat akurasi yang diinginkan sudah tercapai. Satu kriteria konvergensi
adalah

LIA,- a) . ^ (10.24)
IOI
Di mana e adalah sebuah bilangan sembarang, katakanlah 0,001 < e < 0,005. Satu kriteria lainnya adalah meneruskan
iterasi sampai setiap LQ dari setiap loop mencapai suatu
-:a nilai sembarang yang sangat kecil.

CONTOH 10.8 Tentukanlah distribusi aliran dan head piezometrik di simpangan-simpangan dengan menggunakan metode Hardy
jaringan q5
-- "-'*r '-- -
cross untuk yang dirunjukkan datam cu'. ro.irri i^ --
*.'r;:0. a" :O:;;.i;ri;.
Pipa L,m D. mm f sr-
I I00 r00 0.02
')
75 100 0,02 0
3 120 150 0,o2 0
4 80 t50 o.a2 0
5 2A 300 0^02

Penyelesaian: Terdapattiga simpangan (J= 3). lima pipa (P = 5) dan dua noda tingkat tetap (F = 2), karena L= 5 -3 -2
+I=I loop internal. Selain itu. ada satu pseudoloop. Kedua loop dan arah aliran yang diasumsikan (positif arah jarum jam;
ditunjukkan dalam Gbr. 10.5(b). Persamaan (10.21t diaplikasi pada loop I dan Pers. (10.21) pada loop II:

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 190/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 183

- t RzQzl q rl + \Q tl Q t R
rQ olQ
^l ^l
2t R tlQ tl + RzlQzl + Rrl 031)

(^,0, | 0,1+ n, A;O.I+ noAo rQol+ arO, tArl) * @o - Hu)


L0,n= - i6,lArl+ Brl0,1+ nolfiil +R,lO5l)
-
perhatikanbahwasuku-sukutRpr.danRQtelahdigantikandengan n0 l0l O*ftlOldidalampersamaan-persamaansehingga
tanda yang benar akan diperhitungkan secara otomatis. Nilai-nilai 0 memiliki tanda positif atau negatif
tergantung dari arah aliran
yang jiasumsikan, relatif terhadaf arah jarum jam positif untuk setiap loop. Penyelesaian melatui spreadsheet diilustrasikan dalam
Nilai-nilai
kedua tabel yang diberikan, yurg .u.ini-masing menunjukkan rumus-firmus spieadsheet dan solusi-solusi numeriknya'
R dihitung dengan data yangdiberikan dengan *nggorr"ukun Pers. (10.3) dan iimasukkan ke dalam kolom B' Estimasi awal untuk

A;ib-rik.; Jiaar* t"i"*


c dan nilai-iilai yanftehh diperbaharui ditunlukkan dl
f^rt
L dan o.untul d*l fd:i :Tti'
bawah 0,001'
iterasi. Kriteriakonvergensi yang digunakan ai sniaOatatr menghentikan iterasi setelah nilai absolut AQ berada,di
perhatikan bahwa e. *.ngoirti"*t, dalam iterasi terakhir. Nilai-nilai buangan setelah iterasi keiempat ditunjukkan dalam Gbr'
10.6. Head piezometrik diiimpangan B, C dan D adilah

Ha = He- R'Q: = 45 - 24 x 0'0725r = 44'9 m


Hc = Ha* RoSl = M,9 - 1741 x 0,0502 = 40,5 m

Hn - HE- Rtgl = 0 + 17 350 x 0,04752 = 39.2 m


Rumus-rumus spreadsheet

ROI ol

=86+C6*ABS{C6} =2*86*ABS{C6} {6+El2


=87*c?*ABs(c7) =2x87*ABS{Cl) =C1rEl2-821
=B8EC8*AlS(C8) =2*88*ABS(C8) =C8+E.ll-[22

=SUM(D6;D8) =SUM{86:E8)

lnop 2

Hn- H, 45
Pipa I 17350 -0.o2 =BI5*(15'ABS\CI5r=)'ts15'ABSrCl5r dl5rE22
Pipa 2 26ll *0.015 =Bl:*Cl5'ABSrCl6F2*Bl6*ABSr(lbr =Clb+E22 El2
Pipa 3 t14l 0.ot =817*C1?*ABS(Cl?)=2*BI7*ABS(C17) =cl7+E22-EI2
Pipa 4 24 -0.$45 =Bl8*Cr8*ABS(C 18)=2*B t8*ABS(CL8) { 18+E22

=SUM(D14:D18i =SLM(EI5:E18}
=tsI6'CI5'ABS(( l6l

Solusi spreadsheet

ROlAl 2RlOl 2qt8l :Rl 8l 8Ql0l :Rlol EAIoI 2RjOl

ltetation 3 hetetiofl I
hda*1il I

,0.035 -r-s.178 867,300 -{,01S1 -4,519 ,,13.:48 -0,0303 -r 1.155 750.165 -$-0235 5it2-3{X -O.02:5
6,11t :5?,643 0,0198 1,()?3 103.368 0jl7s0 130.533 {,(r50
-0.015 ,,587 78,-130 qU84 1,631

o,01 0,174 34,810 0,fi3{ 9,3]5 255.511 0,0441J t,4q3 l5-s.975 0,0500 4.152 l?4.0ti9 {1.0500

-t5,59I 980.45{ 10.967 91il.402 6.835 rilE,5Q8 886,88


,6.83u

= s 68E+
^o =
1,598fr2 r l2Er,2 A0, 6,77E-n]

bDt 2
45.{n0 45.000 45.000
Ho- ilu 45-(XXl

Pipa t 1?350 ,0.1)2 -3.940 6r4.t00 o0o'5 lq.mo 2r4l.Jn, ll.(}<nl 41.493 l?l?.349 -0,048J --{o.804 1682,80,1 -r'1.04?i

Pipa i 2611 -0,015 0,58? -r.1r0 -u.rtrxl 4.lll 252.6+r o.0lqR ,1.011 103.368 -0,0250 -1,fi11 110.533 -{},0:-i0

PiN 4 tl41 -0.01 -0,1?4 34,{20 r},0714 9.175 255.51 1 11.0448 3.493 t5-5,C15 t,0500 +-352 111.08q {.05ry)

P;rc 5 24 ,0.045 -{l,Ms 2.r6il -0.0925 -0.205 ,r,{19 -l}.0?-51 -0.115 3.603 io?3t -0.130 ljx J)07?5

38,425 809,:110 19.692 285d094 -3.rs 20t8.295 1990,954

r,5?E 03 g.6iF )4
1,13E42 I,74E-{): dQ,
LQ,,- AP.= =

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 191/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

184 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB 10

Gambar 10.6 Aliran setelah empat iterasi,

10.4.3 Analisis Komputer untuk Sistem Jaringan


Analisis Hardy Cross merupakan versi modifikasi dari metode aproksimasi berurutan yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu himpunan persamaan-persamaan linier. Karena metode ini tidak membutuhkan inversi matriks, metoda Hardy Cross
dapat digunakan untuk menyelesaikan jaringan-jaringan yang relatif kecil dengan menggunakan kalkulator atau piranti
Iunak spreadsheet. Akan tetapi, untuk jaringan-jaringan yang lebih besar yang memiliki loop-loop dan cabang-cabang
jamak, pemrograman komputer menyita waktu yang sangat banyak dan menjadi sangat rumit. Saat ini tersedia piranti
lunak untuk solusi jaringan pipa umum yang memiliki solusi-solusi yang handal dan memberikan skema input dan output
yang memudahkan. Misalnya, source code dan buku petunjuk penggunaan untuk program analisis jaringan gratis EPANET
dapat diperoleh dari website Badan Pengawasan Lingkungan Amerika Serikat (www.epa.gov). EPANET merupakan
sebuah program komprehensif yang menyimulasikan kualitas aliran dan air di dalam jaringan-jaringan pipa bertekanan.
Untuk analisis hidrolika, piranti lunak ini memanfaatkan argoritma hibrida noda-loop yang disebut metode gradien. Selain
pemipaan, sistem-sistem yang dapat dianalisis termasuk pompa, katup, penampung dan tangki penyimpanan air. Rugi-rugi
karena gesekan pipa direpresentasikan melalui rumus-rumus Darcy*Weisbach, Hazen-Williams atau Chezy-Manning.

10.5 ALIRAN TAK TUNAK

Walaupun atau tak tunak, terfokus pada soal-soal yang berhubungan dengan sistem-
sistem dayadahulu banyak
hidro dan aliran-aliran
jalur-jalur air dantransien,
minyak, saat ini rentang aplikasinya termasuk operasi sistem kontrol dan pemipaan
untuk pembangkit daya nuklir dan termal. Eksitasi yang menyebabkan timbulnya transien dapat disebabkan oleh banyak
sumber, tapi biasanya katup yang terbuka atau tertutup dengan cepat, kebocoran dan ledakan pipa, operasi pompa atau
turbin atau fenomena kavitasi. Dalam subbab ini kita memberikan fokus pada pipa horizontal tunggal dan mengamati
dua tipe aliran fundamental: (l) aliran tak tunak inkompresibel dan tak-elastis, yang disebut surging, dan (2) aliran tak
tunak yang sedikit kompresibel dan elastis, yang disebut palu air (water hammer).

10.5.1 Aliran Inkompresibel


Kita perhatikan suatu pipa horizontal dengan panjang L dan diameter konstan D, yang ilitunjukkan dalam Gbr. 10.6. Ujung
bagian hulu dari pipa tersambung dengan sebuah penampung dengan head 11, dan di ujung bagian hilir terdapat sebuah
katup yang keluar ke sebuah penampung dengan head 11,. Baik Il, maupun 11. tidak berubah terhadap waktu. Awalnya,

di dalam pipa terdapat kecepatan tunak


mengakibatkan terjadinya kecepatan
Vo dan katup terbuka sebagian. Kemudian katup dibuka ke posisi baru, sehingga
tunak yang baru yang lebih tinggi. Untuk situasi-situasi di mana katup ditutup, baik
sebagian maupun sepenuhnya, harus diperhatikan kemungkinan terjadinya palu air (lihat Subbab 10.5.2).
Dalam Gbr. 10.7, lokasi 2 berada di depan katup dan lokasi 1 tepat di dalam pipa. Dengan mengaplikasikan persamaan
momentum linier ke air di antara kedua lokasi tersebut, kita memiliki

A(pr- p2) - rorDL = p etff (10.2s)


di mana ,{ = potongan lintang pipa
V = kecepatan yang bervariasi dengan waktu
?o = tegangan geser dinding

Cukup masuk akal jika kita mengasumsikan kondisi aliran kuasi-tunak melintasi katup sehingga

P:=Pt*K+.
t2 t
(10.26)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 192/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 185

I
I

,rl
I

Gamtrar 10.7 Aliran tak tunak dalam pipa horizontal.

di mana K adalah koefisien rugi katup. Kita juga mengasumsikan bahwa faktor gesekan Darcy-Weisbach / berdasarkan
aliran kondisi tunak dapat digunakan tanpa mengakibatkan terjadinya kesalahan yang besar, dan selain itu bahwa koefisien
tersebut adalah konstan. Tegangan geser-nya adalah (lihat Pers. (1.j4)):

-lo= pfvz
g G0.2n
Jika Pers. (10.26) dan (10.27) dimasukkan ke dalam Pers. (10.25), dan melakukan pembagian massa kolom cairan pAL
dan mengenali bahwa pt- pz= pg(Ht -]'4), setelah penyusunan ulang kita memiliki

#.(L.f)';-r',';" =o (10.28)

Hubungan untuk aliran inkompresibel ini memiliki kondisi awal V = Vo pada saat / = 0. Setelah katup dibuka lebih lanjut
dengan mengubah koeflsien K, kecepatan dipercepat menjadi kecepatan kondisi tunak akhir Vrr. Karena pada kondisi
twak dV/dt, kita dapat menentukan V* dengan membuat derivatif dalam Pers. (10.28) menjadi nol dan menyelesaikan
tl tl
' --
.

'.s-s'
i2s(H, - H-t Qo'29)

"'=]ffi
Jika Pers. (10.29) dimasukkan ke dalam Pers. (10.28), kita dapat memisahkan variabel-variabelnya dan mengekspresikan
hasilnya dalam bentuk integral:
It v?"t lv dv
)oo'= rw=lt,l, , - r, tto'3ot

Setelah pengintegralan, hasilnya memberikan suatu hubungan antara kecepatan dan waktu setelah terjadinya eksitasi
katup:
v,,L ,_ (V", a Vl(V,,- Vo)
' 2g(H; H3t "' {v-Jr11 v,,* yn, (10.31)

Menurut hasil ini, dibutuhkan waktu tak terhingga untuk mencapai kecepatan kondisi tunak Vrr. Dalam kenyatannya,
kecepatan tersebut akan tercapai lebih cepat karena kita belum memperhitungkan secara menyeluruh rugi-ruginya.
Walaupun demikian, untuk tujuan teknik praktis kita dapat rhenyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu persentasi dari V' dapat diperoleh dengan cukup baik melalui persamaan tersebut. Perhatikan bahwa Vo clapat
sama dengan nol, artinya, awalnya fluida tidak bergerak. Ingat bahwa Pers. (10.31) didasarkan pada asumsi bahwa cairan
bersifat inkompresibel dan pipanya bersifat tak elastis; Subbab 10.5.3 membahas situasi di mana asumsi-asumsi tersebut
tidak berlaku

CONTOH 10.9 Sebuah pipa horizontal ( L = 500 m, D =


250 mm, Vo= 0,35m/s) riba-tiba dihadapkan pada suatu perbedaan
yAg
baru f{, - E: = 15 m kerika sebuah katup yang terletak di bigian hilir dibuka lebm secara mendadak dan koefisiennya
1*1
berubah menjadi K = 0,2. Ji*a faktor gesekannya adalahf= 0,02, rcnarkanlah keceparan kondisi tunak akhirnya dan wakru yang
dibut*hkaa untuk mencapai kecepatzrn aktual 99Yo dari dlai tersetlut.
Fenyelesaian: Kecep*tan kondisi tunat< akhir ditentukan dengan memasukkan data yang diberikan ke dalam pers. (10.29):

V=
JS 2x9,8lx15
0,02x 500i0,250 + 0,2 = 2.705 m/s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 193/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 194/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA 187

Dengan mengembangkan Pers. (10.32) dan (10.33) dan menghilangkan suku-suku yang berisi A2 dan A3 karena lebih
kecil daripada yang lainnya, kita memperoleh hasil
pALV + (.V + @LP + (.10.34)
a'yPM) = 0
-ALp=pA(V+a)LV ( 10.35)

Dalam hampir semua situasi aliran industrial, V << a, sehingga Pers. (10.35) direduksi menjadi
p = -pALV (10.36)

Persamaan (10.36) disebut persamaan Jouko*-sl1'; persamaan ini menghubungkan perubahan tekanan dengan densitas,
kecepatan gelombang akustik dan perubahan kecepatan. Terlihat jelas bahwa pengurangan kecepatan (AV negatif)
menghasilkan kenaikan tekanan (Ap positif) dan kenaikan kecepatan menghasilkan penurunan tekanan. Gelombang, yang
melewativolumekontrol,mengakibatkanperubahankondisip+Lp,V+LV,A+A,Adanp+Ap.Kondisi-kondisi
ini akan bertahan di dalam pipa sampai saatnya gelombang terpantul dari pembatas di hilir dan kembali ke posisinya;
pergerakan gelombang ini akan dibahas kemudian.
Untuk menentukan besaran kecepatan gelombang akustik, kita gabungkan Pers. (10.34) dan (10.35) dan mengeliminasi
AV, sekali lagi dengan mengamati V << a'.
Ap ap tl ( 10.37)
pa2PA
Perubahan relatif dalam densitas terhubung dengan perubahan tekanan melalui hubungan Ap/p = LplB, di mana B adalah
modulus bulk elastisitas untuk cairan. Selain itu, perubahan relatif dalam area pipa terhubung dengan perubahan tekanan
melalui MIA = Lp(DleE). Dalam hubungan yang terakhir ini kita telah mengasumsikan respons elastis seketika dari
pipa bulat berdinding tipis terhadap perubahan tekanan, di mana E adalah modulus elastis dari bahan dinding pipa dan
e adalah ketebalan pipa. Dengan memasukkan kedua hubungan ini ke dalam Pers. (10.37) dan melakukan penyusunan
ulang, kita memperoleh ekspresi untuk kecepatan gelombang pulsa tekanan:
-
_^i Btp
"^ -\t+\Dle)\BlE) (t 0.38)

Dapat ditihat bahwa a bergantung pada properti-properti cairan yang berada di dalam pipa (p dan B) dan properti-
properti dinding pipa (D, e dan E'). Jika pipanya sangat kaku, maka penyebut dalam Pers. (10.38) mendekati nilai satu
dan persamaan tersebut menjadi o = lUp yang adalah kecepatan suara di dalam cairan tak berbatas. Perhatikan bahwa

efek dari elastisitas pipa adalah mengurangi besaran dari gelombang tekanan.
Selain menggunakan Pers. (10.36) dan (10.38) untuk memperkirakan kenaikan tekanan dan kecepatan gelombang
pulsa tekanan, kita juga perlu memahami sifat periodik dari palu air di dalam pipa dengan panjang L. Perhatikan kasus
di mana katup di hilir ditutup tiba-tiba di dalam sebuah pipa horizontal tanpa gesekan yang memiliki penampung terbuka
di ujung hilirnya. Satu siklus pergerakan diilustrasikan dalam Gbr. 10.9 dan dideskripsikan sebagai berikut:
r Kecepatan kondisi tunak Vo eksis di seluruh sistem, garis tingkat hidroliknya horizontal dan katup ditutup tiba-tiba
pada waktu nol.
. Gelombang merambat ke arah hilir dengan kecepatan a, mengikuti penutupan katup, dan di belakang gelombang
kecepatannya adalah nol, tekanan meningkat sebanyak Lp, cairan terkompresi dan pipa sedikit berekspansi.
. Gelombang mencapai penampung pada waktu Lla, dan terjadi suatu ketidakseimbangan gaya di lubang masuk pipa.
Di lokasi tersebut, tekanan pipa menurun menjadi tekanan penampung dan kecepatan berubah arah.
. Gelombang merambah ke arah hilir menuju katup.
. Gelombang mencapai katup pada waktu 2Lla dan kecepatan memiliki besaran - y0 di seluruh pipa.
o Kecepatan berkurang menjadi nol dan tekanan berkurang sebanyak Ap, di dekat katup yang tertutup. Di belakang
gelombang, cairan berekspansi dan dinding pipa berkontraksi. (Jika tekanan di belakang gelombang berkurang
menjadi tekanan uap, akan terjadi kavitasi yang mengakibatkan cairan menguap, sebuah kondisi yang disebut separasi
kolom)
. Gelombang tekanan mencapai penampung pada waktu 3L/a, di mana sekali iagi terjadi ketidakseimbangan kondisi
dan dengan besaran yang berlawanan dengan pada waktu L/a.
. Gaya-gaya saling menyeimbangkan dan sebuah gelombang merambat ke arah hilir dengan kenaikan tekanan Ap dan
kecepatan caiian +Vo di belakang gelombang.
. Gelombang mencapai katup pada waktu 4Lla dengan kondisi-kondisi tunak awal yang sekali lagi terjadi di seluruh
pipa.
Proses ini berulang setiap 4Lla detik dan untuk runtutan ideal tanpa gesekan yang dipaparkan di sini pergerakan ini menjadi
siklus. Bentuk gelombang tekanan di katup dan di titik tengah pipa, dan kecepatan di lubang masuk pipa ditunjukkan

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 195/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

188 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB 10

6p = paVo

Pr = YHr
0

6p = paVu

P, = lH,
0

Gambar 10.9 Gelombang-gelombang tekanan di katup (pz)


dan titik tengah pipa (pJ, dan keceparan di garis tengah pipa (V,).

dalam Gbr. 10.9. Di dalam pipa aktual, bekerjanya gesekan cairan, gerakan pipa dan sifat tak elastis dari bahan pipa
pada akhirnya akan menyebabkan osilasi palu air ini terdisipasi.
Kenaikan tekanan Lp yang diprediksi oleh Pers. (10.36) didasarkan pada asumsi bahwa katup menutup seketika, tapi
dapat juga digunakan untuk memperkirakan kenaikan tekanan maksimum untuk penutupan katup dalam waktu kurang
dari 2Lla, waktu yang dibutuhkan gelombang tekanan untuk bergerak dari katup menuju penampung dan kembali lagi.
Untuk waktu penutupan katup yang lebih besar dari 2Lla, dan untuk sistem pipa yang lebih rumit yang mungkin terdiri
dari elemen pipa jamak, penambahan gesekan dan kondisi-kondisi batas yang lebih rumit seperti misalnya adanya pompa
dan alat penekan surge, diperlukan analisis berbasis komputer.

CONTOH .]0Sebuatrpipabaja(E=22Ax106kPa,Lz230Am,D=500mm,e=l0mmlmeagalirkanairdeagankecepatan
awal Vo = 0,75 m/s. Sebuah katup di ujung hilir dari pipa horizontal ini ditutup tiba-tiba sehingga eksitasnya diqr,rggap terjadi
seketika, mengurangi kecepatan menjadi nol; Tentukanlah ia) kecepatan gelombang palsa tekanan di dala6 pipa (&)-kecepitan
suara di dalam medium air tak berbatas, (c) kenaikan tekanen di katup yang tertutup, (d) waktu yang dipe{ukan b*gi getombang
untukbergerakkepenampurrgdan.kemba1ikekafipdan(e)periodeosilasipa1uaif'
Penyelesaian: Karena temperatur air tidak diberikan, asumdikan bahrrya B = 210 x 107 Pa dan p= 1000 kg/m3.
(a)Kecepatange1omtrangdihitungdenganmenggunakanPers'(t0.38):

1190 rr/s
r, ,rn x- rn =
1T-x 500 .- 210 10'
Itl
(b) Kecepatan suara di dalam medium tak bertatas adalah
-
az B- 210 x 10' 1450 m/s
p 1000
Perhatikan bahwa kecepatan $uara di dalam medium air sekitar 23Vo lebih finggi dibandingtan dengan kecepatan gelo*bang di
dalam pipa.
(c) poru**n (10.36) digunakan untuk memperoleh kenaikan tekanaa, dengan mempertratfan bahwa peourunan keceparannya
adalahAV=-Vol
& = -Iffi x 1190 (-0,?5)
= 8"92 x 105 pa *tau 892 kpa
(d) Waktu yadg diperlukan gelombang untuk bergerak srjauh dua kali panjang pipa adalah 2IJa 2 x 2300/1190 3,8? s.
= =
(e) Periode orilasinya adalah 4lla = 4 x 2300/1190 = ?,?3 s.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 196/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 197/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 198/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

BAB 101 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA r91

(a) r-)xL=)r8oo=l,2o3,
4--"13-30-
(.b) Pertama-tama hitungiah perubahan kecepatannya dan kemudian gunakan Pers. (10.36) untuk menghitung perubahan tekanan
(asumsikan terjadi palu air):
Q o'05
-
^'-arq-o.zss+,o.z-
^v- .=r.592m/s

Lp =-paLV = -1000 x 1,330 x 1,592=-2,12 x 106Pa atau - 2120kPa

Perhatikan penurunan tekanan yang besar yang disebabkan oleh efek palu air. Tekanan awal di kkatup harus cukup besar
sehingga tidak terjadi kavitasi. Kavitasi di katup dapat dihindari dengan membuka katup secara perlahan.
(c) Perubahan kecepatan dan kenaikan tekanannya adalah

AV= 0'05/2
x
.=-0,796mls
0.7854 0.2-

Ap = -t000 x 1330(-O,796) = 1,06 x 106 Pa

Jadi kenaikan tekanannya sebesar 1060 kPa.

Soal-soal Thmbahan

10.6 Sebuah pompa terletak di antara dua ujung perpipaan horizontal. Kondisi-kondisi di bagian hulu pompa adalah D, = 75 mm
dan p, = 450 kPa dan di bagian hilir pompa Dz = 100 mm dan h = 900 kPa. Untuk buangan sebesar g = 100 l/menit dan
rugi lintas pompa sebesar h, = 7 m, berapakah daya masukan yang dibutuhkan untuk pipa jika efisiensinya adalah 78Vcl
10J Dua pipa serial memiliki propeni-properti berikut: Lt = 200 m, D, = 400 mm, Kt = 2, Lz = 650 n, Dz .= 350 mm, Kz= 3.
Head piezomi:trik di bagian hulu adalah He = 200 m dan di bagian hilir Ha = 57 m. Untuk kedua pipa, faktor gesekannya
adalah / = 0,025. Estimasikanlah buangan yang mengalir di dalam kedua pipa.

10.8 Air mengalir di dalam sistem yang ditunjukkan. Kurva pompanya diaproksimasikan oleh Hp= 150 - 5Q?, di mana 11" adalah
dalam m dan Q dalam m3/s. Carilah (a) distribusi aliran. (D) Jika efisiensi pompa adalah T5Vo,berapakah daya pompa yan-e
diperlukan? Gunakan Ri = 400 s2/m5, R, = 1000 s2lm5, R, = 1500 s2lms, Ho = 10 m, dan H, = 40 m.

10.9 Sebuah jalur pipa minyak (S = 0,86) memiliki tiga segmen seperti ditunjukkan, dengan menggunakan pompa booster untuk
setiap segmen untuk mengatasi gesekan pipa. Penampung A dan B berada pada ketinggian yang sama. Carilah besarnya buangan
untuk kondisi-kondisi berikut:

Pipa R, s2/ms wP, kw \,70


1 40 000 200 80
2 30 000 200 80
J 200 000 250 70
10.10 Minyak (S = 0,92) dipompa dari sebuah tangki penyimpanan dan disalurkan ke dalam sebuah penampung melalui sebua:.

--J ..:/a'F *c'


.-; 2 --*{n
.--l-:a
8i+
L-
/

pipa dengan panjang L = 550 m dan diameter D = 350 mm. Elisiensi pompa adalah tl = SOVa dan keluaran dayanya adalah
Wr= lO kW. Tentukanlah buangan p jika ketinggian di dalam tangki adalah ze=24 m, tekanan tangki adalahpe = 110 kPa
dan ketinggian penampung bawah adalah ir = 18 m. Penjumlahan rugi-rugi kecil di dalam pipa adalah EK = 4,5 dan faktor
'
gesekannya adalah/= 0,015.

10.11 Tentukanlah buangan total dan aliran-aliran individu di dalam keempat pipa paralel yang ditunjukkan. Selisih garis tingkat
hidrolik antara A dan B adalah Ho- H, = 60 m. Data berikut berlaku:

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 199/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

192 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB r0

Pipa L,M D, mm f 2K
I 650 850 0,02 1

2 1000 1000 0,025 J


3 500 750 0,015 0
4 750 1000 0,03 2

10.12 Berapakah head yang diperlukan dan besamya buangan yang harus ditangani oleh pompa untuk sistem bercabang ini? Aliran
didalampipa3-adalahQr= 0Zskearahyangditunjukkan?Gunakan}Io,=3rl,Ha=ll,5nt,Hr=12m, Ho=10m,
Rr = 1400 s2lm5, R, = 2000 s2lm5, dan R: = 1500 s2lm5, dan R+ = 1000 s2lm5.

10.13 Sebuah sistem irigasi terletak pada bidang horizontal, yang memiliki sebuah pipa berdiameter besar yang mengalirkan air
melalui sebuah jalur tunggal ke tiga cabang. Pipa pengirim memiliki tekanan internal po = 200 kPa dan cukup besar sehingga
suku-suku energi kinetikinternalnya dapat diabaikan. Hitunglah distribusi aliran di dalam keempat pipa irigasi ini jika R, =
1,6 x 104, Rz= 5,3 x 10s, R, = 6,0 x 105, R4 = 8,1 x 105, (semua dalam satuan s2lm5).

10.14 Dalam desain dan pembuatan pipa biasanya digunakan koefisien-koefisien non-dimensi yang menghubungkan daya pompa
 lzp, kenaikan tekanan Lp dan buangan Q. Variabel-variabel lainnya termasuk densitas p, diameter impeler pompa D dan
D dan o.l sebagai variabel-variabel berulang, hitunglah ketiga koefisien non-dimensi
kecepatan rotasi impeler rrr. Gunakan p,
yang berhubungan dengan daya, kenaikan tekanan dan buangan.

10.15 Hitunglah distribusi aliran air di dalam sistem bercabang ini dengan menggunakan metode coba-coba. Asumsikan f = 0,02
untuk semua pipa. Kurva pompanya direpresentasikan oleh hubungan Hp = l2O - 0,5Q2 (head dalam m, buangan dalam m3/s),
Ht=20m, Hs= 50 m, Hc = 100 m, danH, = 40 m. Abaikan rugi-rugi kecil.

10.16 Hitunglah distribusi aliran dengan menggunakan metode_Hardy Cross. Data yang diberikan adalah Qr= 30 L/s, dan Qr= 39
L/s, R, = 30 s2lm5, Rz = 50 s2lms, dan R: = 20 s2lms.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 200/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 201/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

194 ALIRAN DI DALAM PIPA DAN POMPA IBAB 10

. Jawaban-jawaban untuk Soal-soal Tambahan

10.6 1109 W

10.7 0,669 m3/s

10.8 (a) 0,413 m3ls, 0,227 m3/s, 0,185 m3/s, 1b; 1070 hp

10.9 0,0601 m3/s

10.10 0,365 m3/s

10.11 4,82 m3ls, 5,10, m3/s, 4,79, m3ls, 5,44, m3ls,

10.12 0,144 m3/s, 40,4 m


10.13 0,0154 m3/s, 0,0056 m3/s, 0,00526 m3/s, 0,00453 m3/s,

lo.l4 wrlpa'Dt, Lpl po2D2, QlaD3,


10.15 1,063 m3ls, 0,433 m3/s, 0,170 m3/s, 0,459 m3

10.16 33,75 Lls dalam B, 26,25 Lls dalam C,3,'75 L/s dalam C

10.17 0,106 m3/s

10.18 0,198 m3/s keluar dari A, 0,138 m3/s ke dalam B, 0,060 m3/s ke dalam C

l0.lg 0,0749 m3/s ke dalam D, 0,0249 m3ls ke dalam B,0,050 m3/s ke dalam C,0,0250 m3/s ke dalam B,O,o4gg m3/s ke dalam
A

10.20 27,7 Us, l1,OLls, 10,7 L/s, 5,0 L/s, 10,7 L/s, 20 m, 11 m, 10,9 m, 9,35 m
10.21 200 mm, 240 mm
10.22 270 m3/jam dengan dua pompa, 186 hp.

10.23 (a) 250 m3/jam, 63 hp (b') 450 m3/jam, 120 hp


10.24 58,4 s
10.25 73Va- 16 s

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 202/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Satuan dan Konversi


Tabel A.l Satuan Inggris, Satuan SI dan Faktor-faktor Konversinya

Kuantitas Satuan Inggris Sistem Intelnasionala SI Faktor Konversi

Panjang inch millimeter I in = 25.4 mm


foot nreter 1 fr = 0.3048 m
mil kilometer I mi = 1.609 km
Luas square inch square centimeter 1 in2 = 6.452 cm:
square foot square meter I ft2 = 0.09290 ml
Yolume cubic inch ctrbic cenlimeter I in3 = 16.39 cm3
.' cubic fbot cubic meter I fi3 = 0.02832 m-r
' gallon I gal = 0,0003789 m3
Massa pound mass kilogram I lb = 0,4536 kg3
slug I slug = i4,59 kg
slug per cubic foot kilogram per cubic meter I slug/ft3 515,4 kg/m3
Densitas
Gaya pound force newton I lb = 4.448
= N
Ifsaha,/torque foot pound newton meter I frlb = 1.356 N.m
Tekanan pound per sqirare inch newton per square meter I lb/in2 = 6895 Pa
(pascal)
pound per square foot I 1b/ti2 = 47-,88 Pa
Temperatur derajat Fahrenheit derajat Celsius 'F=9/5"C+32
derajat Rankine derajat kelvin "R=9/5K
British thermal unit joule I Btu = 1055 J
kalori I cal = 4,186 J
fbot pound I fr-lb = 1,356 J
Daya horsepower watt I hp = 745,7 Y7
lbot pound per second I ft-lb/second = 1,356 W
Kecepatan fbot per second meter per second I ft/sec = 0.3048 rrVs
A}t€lerasi fbot per second kuadrat meter per second kuadrat ft/sec2 = 0,3048 mls2
I c/sec
.rekuensi cycle per second hertz = 1.000 Hz
Vi+kositas pound second per newton second per squeLre 1 lb-sec/ft2 = 47,88 N.s/m2
', squzLre lbot meter
i : :: I

Singkataa resmi ini berasal dali bentuk bahasa Pera ncis dari orgtrnisasi tersebut: Systdme Internalional

195
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 203/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida
\o
Tahel A.2 Konversi Satuan-satuan o\

I-uas Caya Massa Kecepatan

cm = 0,3937 in I lb = 0,4536 kg oz = 28,35 g I mph = 1,467 ftls


m = 3,281 ft I lb = 0,4448 x 106 clyn lb = 0,4536 kg 1 mph = 0,8684 kn
km = 0,6214 mi l lb = 32,1'7 pdl slug = 32,17 11, 1 ft/sec = 0,3048 m/s
in = 2,54 cm I kg 2,205 lb slug = 14,59 L* I m/s = 3,281 ft/s
ft = 0,3048 m I N=0,2248 lb kg = 2,205 lb I krn/h = 0.2'78 mls
mi = 1.609 km ldyn=2,248xrc6\b kg = 0,06852 slug
mi = 5280 ft I lb = 4,448 N
mi = 1760 yd

a
rl
e
Usaha, energi, dan daya Tekanan Volume Laju aliran Viskositas z
Btu = 778.2 frlb lblin2 = 2,039 in Hg I ft3 = 28,32 L ft3/min = 4,719 x l0r m3/s Istoke = 10-a m2ls z
tJ=107ergs lb/in2 = 21 ,7 in HrO I ft3 = 7,481 gal (U.S.) ft3/sec = 0,02832 m3ls 1P=0,1 (N.s)/m2 X
lJ=0.7376ft-lb 4,7 lb/in2 = 22,92 in Hg I gal (U.S.) = 231 in3 m3/s = 35,31 ft3/sec I (lb-sec)/ft' = 4'7,88 (N.s)/m2 z
t cal = 3,088 ft-lb 4,7 lblin2 = 33,93 ft H2O I gal (Brit.) = 1,2 gal (U.S.) gallmin = 0,002228 ft3ls I ft2lsec = 0,0929 m2ls ln
a
t cal = 0,003968 Btu 4,7 lblin2 = 1,0332 kg/cm2 lm3=1000L ft3/sec = 448,9 gallmin
I kWh = 3413 Btu 4,7 lbfin2 = 1,0133 bar I ft3 = 0,02832 m3
kglcm2 = 14,22 1b/in2
I Btu = 1,055 kJ in Hg = 0,4912 lblin2 I m3 = 35,31 ft3

L
frlb = 1,356 J ft H2O = 0,4331 lblin2
t hp = 550 frlb/sec lblin2 = 6895 Pa
hp = 0,7067 Btuis lblft2 = 47.88 Pa
hp = 0,7455 kw 0sPa=lbar
W=lJls kPa = 0,145 lb/in2
lW=1,0x107
dyn.cm)/s
erg = l0-7 j frj
z
Quad = 10ls Btu
therm = 10s Btu X
a

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 204/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Hubungan-

hubungan Vektor
A.B=A,8,+AP, +AF,
L x B = (ArB" Al)i + (A, B, - A, B,)i + @py- Ap)k
operaror gradien : v =ji * 9.i * 9u
ox oy oz
divergens dari
*,'i r y
V = V. V =

curr dari
v= v ,. "=(3; 3:)'. (# - *), . (* #)-
Persamaan Laplace's : V2@ = 0

Medan vektor irotasional :VxV= 0

197
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 205/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 206/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

APENDIKS C] PROPERTI FLUIDA t99

Tabel C.2 Properti-properti Udara pada Tekanan Atmosfer


Temperatur Densitas Viskositas Viskositas Kecepatan
T("C) p (kg/m3) p [(N.s)im2] kinematik, v (m2ls) suara (m/s)

-s0 1,582 1,46 x l0-s 0,921 x lfrs 299


-30 1,452 1,56 1,08 312
-20 r,394 1,61 1,16 3t9
-10 1,342 1,67 1,24 325
0 1,292 t;72 1,33 331
10 1,247 1,76 1,42 337
20 t,204 1,81 1,51 343
30 1,164 1,86 1,60 349
40 1,127 1,91 1,69 355
50 1,092 1,95 1,79 360
60 1,060 2,00 1,89 366

70 1,030 2,05 1,99 37t


80 1,000 2,09 2,09 377
90 0,973 2,t3 2,t9 382
100 0,946 2,17 2,30 387
200 0,'146 ", <-7 3,45 436
300 0,616 2.93 x l}-s 4,75 x lO-5 480

Tabel C.2E Properti-properti Udara pada Tekanan Atmosfer dalam Satuan Inggris

Temperatur Densitas Viskositas, Viskositas Kecepatan


('F) (slug/ft3) [(1b . det/fr2] kinematik (ft2lsec) suara (ft/sec)

-20 0,00280 3,34 x 10-1 1,9 x 10-s 028


0 0,00268 3,38 2,6 051
20 0,00257 3,s0 3,6 074
40 0,00247 3,62 4,6 096
60 0,00237 3,'74 5,8 tt7
68 0,00233 3,81 6,0 125
80 0.00228 3,85 6,9 138
100 0,00220 3,96 8,0 159
120 0,00213 4,01 8,9 180
160 0,00199 4,23 ll,3 220
,.4,1 258
200 0,00187 4,50
300 0,00162 4,98 \0,7 348
400 0,00144 5,26 \6,7 431
r000 0,000844 '7,87 x l0-7 )3.2 x l0-5 839

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 207/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

200 PROPERTI FLUIDA APENDIKS C]

Tabel C.3 Properti-properti Atmosfer Standar

Ketinggian, Suhu Tekanan Densitas Kecepatan


(m) (K) (kPa) (kg/m3) suara (m,/s)
0 288,2 101,3 1,225 340
s00 284,9 95,43 1,167 338
1000 281,7 89,85 t,tt2 336
2000 )"1\ ) 79,48 l,007 JJJ
4000 262,2 61,64 0,8194 325
6000 249,2 4'7,21 0,6602 316
8000 236,2 35,65 0,5258 308
10000 ))\ 7 26,49 0,4136 390
12000 216,7 19,40 0,31 19 295
14000 216,7 14,17 0,2278 295
16000 216,7 10,35 0, r 665 295
18000 216,7 7,563 0,1216 295
20000 216,7 5,528 0,0889 295

30000 226,5 1,196 0,0184 302


40000 250,4 0,287 4,00 x 10-3 317
50000 270,7 0,0798 1,03 x l0-3 330
60000 255,8 0,0225 3,06 x l0r 321
70000 2r9,7 0,00551 8,75 x l0-5 29'7
80000 180,7 0,00103 2,00 x lO-s 269

Tabel C.3E Properti-properti Atmosfer dalam Satuan Inggris

Ketinggian, Suhu Tekanan Densitas Kecepatan


(f0 ('F) 0bfie) (slug/ft3) suara (ftlsec)
0 59,0 2tt6 0,00237 tt7
1000 55,4 2014 0,00231 ll3
2000 51,9 1968 0,00224 109
5000 41,2 1760 0,00205 098
10000 23,4 1455 0,00176 078
15000 5,54 tt94 0,00150 058
20000 -12,3 973 0,00t27 037
25000 -30, l 785 0,00107 016
30000 -48,0 628 0,000890 995
35000 -6s,8 498 0.000737 973
36000 -67,6 475 0,000709 971
40000 -67,6 392 0,000586 97r
50000 -6'.7,6 242 0,000362 971
100000 -51,4 )1 ) 3,31 x l0*5 971

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 208/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

APENDIKS C] PROPERTI FLUIDA

Tabel C.4 Properti-properti Gas-gas ldeal pada 300 K (c,: k k: cnlc,)


",
Gas Rumus Kimiawi Massa Molar R p k

(ft-1b)/slug-'R kJ/(kg.K) t
ft-lbt/slug-'R 1 kJ/{kg.Kr
Udara 28,9'7 t7 t6 0,287 6Ot2 I 1,004 1,40
Argon Ar 39,94 t244 0,2081 3139 0,5203 1,66"t
Karbon CO, 44,01 tt29 0, I 889 5085 0,8418 1,287
dioksida
Karbon CO 28,01 l't't5 0,2968 6238 1,041 1,40
monoksidi
Etana crHu 30,07 1653 0,2765 roToo ] r,ruu I,184
Helium He 4,003 12420 2,077 31310 I s.ro: |,667
Hidrogen H2 2,016 24660 4,124 85930 | 14.21 1,40
Methane cH. t6,04 3100 0,5184 13330 | z,zs+ 1,30
Nitrogen N2 28,02 1774 0,2968 6213 t.042 t,40
32,00 1553 0,2598
Oksigen
Propana
o2
c,Ht 44,10 t127 0, I 886
5486
10200
0.9216
t.679
t,394
l,t2
Uap Hr0 18,02 2'759 0,4615 l r 150 t.872 1,33

Tabel C.5 Properti-properti Cairan-cairan Umum pada Tekanan Atmosfer dan Kira-kira 16 hingga 21" C (60 hingga 70" F)
Berat spesifik Densitas Tegangan permukaan Tekanan uap,
Cairan
lb/ftr N/m3 slug/ft3 kg/m3 1b/ft N/m Ib/inr abs kPa ahs

Etil alkohol 49,3 7744 1,53 789 0,0015 0,022

Benzena 56,2 8828 1,75 902 0,0020 0,029 i,50 10,3


Karbon 99,5 15629 3,09 1593 0,0018 0,026 t2,50 86,2
tetraklorida
Gliserin 78,6 12346 2,44 r258 0,0043 0,063 2x106 ,4 l0-5
Korosin 50,5 7933 1,57 809 0,0017 0,025
Merkuriu 845,5 132800 26,29 13550 0,032 0,46'7 2,31 x lO-s 1,59 xl0r
oli sAE l0 57,4 90r6 1,78 917 0,0025 0,036
oli sAE 30 57,4 9016 1,78 9t7 0,0024 o o15
Air 62,4 98 l0 r.94 1000 0.0050 0.073 0,34 2,34

a
Ketika kontak dengan udara.

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 209/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

202 PROPERTI FLUIDA APENDIKS C]

Temperatur ('F)

0 100 140 180 220

2,0
I'
fliserin
1,0 \ \\
8 Oli Kastbr
6 \ Ix 10-2
4 I 8
I
6
oli sAE 30

1x 10
2
1
,/l 4

8
6
4
oli s, \E-low
S 6
I x 10-3
8

2
\ 4

1 x 10-2
ol i SAE{ W \ 2
8 o
i
t
\.
6 Merk n 1 x 10-a

\<
4 8 -o
d Ker ostn 6

 
1 x
2

l0-3
-N- L Ka rklorida. 4

2
63

8
6 \ 1 x 10-s
4 8
Air 6
2 = 4
Oktana'
Heo
-
I x 10-a 2
8
6
Metana 1 x 10-6
4 He um Ka ron diok ida L Lara 8
6
2 4
Ix l0-5
2 x l0-1
8
\E idrogen

0204060 00 t20
Temperatur ('C)

Gambar C.l Viskositas sebagai fungsi dari temperatur. (Dari R. W. Fox dan T. A. McDonald,
Introduction to Fluid Mechanics, edisi ke 2, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1978.)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 210/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

APENDIKS C] PROPERTI FLUIDA 203

1 x 10-2
8
6
4

1 x 10-3

M
8
6
4
.:
2 0)
E
Ix 10-a
8
.\z 8
6
6
E 4
4 o
2 2

1 x 10-5
I x 104 c€

-rz 8
8
6 .V
6
4 4
2
2
1 x 10-6
Ix lO-s
8
8
6
6
4 4

2
2
1 x 10-7
8 I x 10-6

Gambar C.2. Viskositas kinematik sebagai fungsi dari temperatur pada tekanan atmosfer. (Dad R. W. Fox dan
T. A. McDonald, Introduction to Fluid Mechanics, edisi ke 2, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1978.)

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 211/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

Tabel
Aliran Kompresibel
untuk Udara
Tabel D.l Aliran Isentropik

:fi.:::: :rl;W 1,0000 0 1,76 0,1850 0,6175 I 1q7 3,,18 0,1349 0,2922 6,664
, o'++r, , srs$9 0,9997 14,48 15 1,80 0,1 740 0,6068 1,439 1S) 0.1274 0,2875 6,917
'$:OS:: 0,9987 7,2616 1,84 0.1637
r9,9955 0,5963 1,48,t 3,56 0,1204 0,2829 1,179
:tt12:i ,rll;9,. 0,997 t 4,8643 1,88 0. I 539 0.58s9 1,531 3,60 0,1 1 38 0.2784 7.450
.Srffi, :si98?31 0,9949 1.90 0.1192 0,5807 1,555 3,64 0,1076 0,2740 7,730
:{fifi; 0.9921 2,9635 I q) 0,t447 0,5756 1,580 3,68 0,1018
;,q,*+,1S. 0,2697 8,020
; tl":-+., :.oiryqq, 0,9886 2,4956 1,96 0,1360 0.5655 I,633 3,72 0,9633 0,2654 8,320
$2*: ,B4Ll1: 0,9846 2,1656 2,00 0,1278 0,5556 r,688 3,76 0,91 16 0,2613 8,630
'$132 l :€;93. +5'. 09799 1,9219 )fia 0, I 201 0.5458 1,745 3,80 0,8629 0,2572 8,951
:i&;9:1{3:: l
iStI1.5: 0,9147 1,735 8 2,08 0,1 128 0,536 1,806 3,84 0,8171 o )s1) 9,282
,o,*0:, 1*,gXC, 0,9690 I,5901 2,12 0,1 060 0.5266 1,869 3,88 0,7739 0,2493 9,624

,.0"
,s,4*:
. rl018;55:i 0,9627
0,9560
1,1740
1,380 I
2,16 0,9956 -l 0,5173
l
1,935 10) 0.7332 0,2455 9.977
1o$s1i 11
2,20 0,9352 -l 0,508 2,005 3,96 0,6948 0,2418 10,34
'O,rF.?::;. :CI,$-3.{,i?:. 0,9487 1,3034 ) )t 0,8785 1
0,4991 2,O78 4,00 0.6586 0,238 I 10.77
:S,S.s; ;.S;Effi?: 0,9410 1,2403 ) ,e 0,8251 -l 0,4903 2,t54 4.01 0,6245 0,2345 11,11
r**ffi:l rs;?@,: 0,9328 1,1882 0,77 51 I 0,4816 ) )11 4,08 0,5923 0,2310 11,51
$'6't:: ,s-7f9 :1 0,9243 1.1152 2,36 0,7281 -l 0.4731 2,316 t1) 0,5619 n ))1a 11,92
4#8r: ,il"?l -*,, 0,9153 1,1097 2.40 0,6840 I 0.4647 2,403 4,16 o s111 0,224? 12,35
$;?t, ,s;?,$sil, 0,9061 1,0806 )ta 0,6426 -1 0,4565 ) tat 1,20 0,s062 0,2208 t) ?o
.fl16i ,0",9fi1,, 0,8964 1,0570 2,48 0,6038 -1 0,4484 2,588 4,24 0,4806 0,2176 r? )s
:0;*.Ql :O;65ffi.: 0.8865 1,0382 ) s, 0,5674 -1 0,4405 2,686 4,28 0,,+565 0,2144 13,72
,0,s4... ie;gm1: 0,8763 |,0237 2,56 0,5332 I 0,4328 2,789 41) 0,1337 0,2113 14,20
,s,*8:, ,r0;ffi1,1, 0,8659 1,0129 2,60 0,5012 -l 0,4252 2,896 4,36 0,4121 0,2083 14,70
fl,sl:. 1,P,9,e5': 0,8552 1,0056 2,64 0,4711 1
0,4177 3,007 4.40 0,3918 0,2053 15,21
,0;9-.6:; r$",5s-3i., 0,84.14 1,001,1 2,68 0,4429 -1 0,4104 3,123 1,44 0,3725 n ?or1 15,74
:1;0fr, 4sx1,,., 0,8333 1,000 ) 1) 0.4165 -1 0,4033 3.241 4.48 0,3543 0,\994 16,28
r1-&.,
a.':' :.4':
i$;5$39,;. o Rrr) 1,001 2,76 0,3917 -l 0,3963 3,370 t<) 0,3370 0,1966 16,84
:iL$8:: 0,8 I 08 I
:tr.f,?r l ,q@.i
q4$6$.; 0,7994
1,005
1,011
2,80
2.84
0,3685
0.316't -1
0,3894
0,38?1
3.s00
3,636
4,54
4,58
0,3288
0,3129
0, l 952
0,1925
t7,1_3
17,72
, ,i$,, .0s.'+r,; 0,7879 1,020 2,88 0,3263 0,3761 3,717 4,62 0,2918 0,1898 18,32
jl'3&r. 0,7764 1,030 ) o, 0,3071 0,3696
'ml**;r 3,924 4,66 0,2836 0,t872 18,94
t,?4 ;$iPfir2.;: 0,7648 1,043 2,96 0,2891 0,3633 4,076 4,70 0.2701 0,1 846 r 9,58
:t"*t ,1fi3fl8:,, 0,1532 1,058 3.00 i )1)) 0,357 l 4 4,74 0,2573 0, I 820 20,24
t,075 '15
.;3-2 ,ffif?-:' 0,7416 3.04 0.2s64 0,351 I 4,399 4.78 0,2452 0,t795 20,92
1;36 ll *',r' 0,7300 1,094 3,08 0,21t6 0,3452 4,5'10 4,82 0,2338 0,177 t 21,61
,Bi?Lf?:r, 0,7184 l5 o )))o
r1.40 1,1 3,12 0,2216 0.3393 4,147 4,86 0,1747 ?, ?1
':;.1,4 6;rffe;il 0,7069 1,138 3,16 o.2146 0,3337 4,930 4,90 0.2126 0,1724 23,01
I'f3 *,ffiCI4i: 0,6954 1,163 t)o o rn)? 0,328 I 5, t21 4.94 0,2028 0, I 700 23.82
rt,5? ,0;{i546. 0,6840 1,190 1 )t 0.1908 o tr)6 5,319 4,98 0,1935 0,1678 24.60
:IJ6 ,ntr24., :," 0,6726 1,219 3,28 0,t799 0,3 I 73 5 5)1 6,00 0,0633 0,1219
^ .;
-53,19
.L60 ;9#$s .j; 0,6614 1,250 3,1/ 0,1698 0,3121 5,736 8,00 0,0102 0,0725 r09,1 1
.1; ?2t?iiii 0,6502 I,284 3,36 0,1602 0,3069 5 q56 10,00 0,0236 0,0476 51S q4
**pax., o 61q) 1,319 3,40 0, l5 l2 0,3019 6,1 84 0
1.dE 0
,1:?21
.0;*966r: : 0,6283 1,357 3.44 0.1.128 0,2970 6,420

204
http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 212/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

APENDIKS D] TABEL ALIRAN KOMPRESIBEL UNTUK UDARA 205

Tabel D.2 Aliran Gelombang Kejut Normal

M1 M2, PzlP t T2/Tl PozlPot Mr M2 PzlPt T2/71 Po2lPol

l,00 1.000 r,000 1,000 1,000 3,r2 0,4685 I l,19 2.823 0,2960
1,026 tl,48
r.04
1.08 |
03620
0.e217
r,09s
t,194 r,052
o,9999
0,9994
3,16
3,20
0,4664
0,4643 I 1,78
2,872
) o))
0,2860
0,2762
r.r2 I 0.8966 |,297 1,078 0,9982 3,24 0,4624 12,08 ) q71 0,2668
1,16 0,8682 1,403 1,103 0,9961 3,28 0,4605 12,38 1 071 0,2577
t,20 0,8422 1 ,513 t,t28 0,9928 110 0,4596 12,54 3,049 0,2533
t,24 0,8183 t,627 1,153 0,9884 0,4587 12,69 I O75 0,2489
1,28 0,7963 t,745 1,178 0,9827 3,36 0,4s69 13,00 3,t27 o,2404
1,30 0,7860 i,805 1,191 0,9794 3,40 0,4552 13,32 3,1 80 0,2322
1,32 0,7760 1,866 t,204 0,9758 3,44 0,4535 13,64 3,234 0,2243
t,36 0,7572 1,991 1,229 0,9676 3,48 0,45t9 13,96 3,288 0,2t67
1,40 0,7397 2,120 1,255 0,9582 3,52 0,4504 t4,29 0,2093
t,44 0,7235 ) )\1 1,281 0,9476 3,56 0,4489 t1,62 3,398 o )o))
1,48 0,7083 2,389 1,307 0,9360 3,60 0,4474 14,95 3,454 0,1953
t,52 0,6941 ) \)9 1,334 0,9233 3,64 0,4460 t5,29 3,510 0,1 887
1,56 0,6809 2,673 1,361 0,9097 3,68 0,4446 15,63 3,568 0,1 823

1,60 0,6684 2,820 1,388 0,8952 0,4433 15,98 3,625 0,t'76t


t,64 0,6568 2,97 t 1,416 0,8'799 3,16 0,4420 16,33 3,684 0,1702
1,68 0,64s8 3,t26 1,444 0,8640 3,80 0,4407 16,68 3;/43 0,1 645

1,72 0,6355 3,285 t,473 0,8474 3,84 0,4395 t7,04 3,802 0,1589
1,76 0,6257 3,447 I,502 0,8302 3,88 0,4383 17,40 3,863 0,1536
1,80 0,6165 3,613 1,532 0,8127 tq, 0,4372 t7,76 1qrl 0,1485
1,84 0,6078 3,783 t,562 0,7948 3,96 0,4360 18,13 3,985 0,1435
1,88 0,5996 1 q57 t,592 0,7765 4,00 0,4350 18,50 4,047 0,1 388

1,92 0,5918 4,134 t,624 0,7581 4,04 0,4339 18,88 4,1 10 0,1342
t,96 0,5844 4,3r5 1,655 0,7395 4.08 0,4329 19,25 4,t73 0,1297
2,OO 0,57'74 4,500 r,688 o Troq 4,12 0,4319 19,64 1,23'7 0,1254
2,04 0,5707 4,689 t,720 0,7022 4,t6 0,4309 )o o) 4,301 0,1213
2,08 0,s643 4,881 r,"t54 0,6835 4,20 0,4299 20,41 4,367 0,1173
2,12 0,5583 5,077 r,787 0,6649 L'.)/, 0,4290 20,81 +,+)z 0,1 135
2,t6 0,5525 \ )7'7 1,822 0,6464 4,28 0,4281 21,20 4,499 0,1098
2,20 0,5471 5,480 1,857 0,6281 4,32 0,4272 2t,6t 4,566 0,1062
))a 0,5418 5,687 r,892 0,6100 4,36 0,4264 22,0r 4,633 0,1028
) )9, 4,40 0,425s a1 ta 4,702 0,9948-1
0,5368 5,898 1,929 0,5921
7?O 0,5344 6,00s 1,947 0,5833 4,44 0,4247 22,83 4,77 t 0,9628-l
) 7,) 0,532t 6,1 l3 1,965 0,5745 4,48 o,4239 )7 )5 4,840 0,9320-l
2,36 0,5275 6,33t 2,002 o \5'7) 4\) 0,4232 23,67 4,910 0,9022-l
2,40 0,5231 6,5s3 2,040 0,s401 4,56 0,4224 24,09 4,981 0,8735 I
2,44 0,5189 6,179 2,079 0,5234 4,60 0,4217 )4 5) 5,052 0,8459-l
2,48 0,5149 7,009 2,1 18 0,5071 4,64 0,4210 24,95 5,t24 0,8 192-'

)\)
)55
0,5111
0,5074
1 )4)
7,479
2,t57
2,198
0,4991
0,4754
4,68
l't)
0,4203
0,4196
?5 lq
25,82
5,197
5,270
o,'7934-l
0,768s-r
2,60 0,5039 7,720 2,238 0,4601 4,76 0,4189 26,27 5,344 0,7445-1
2,64 0,5005 7,965 2,280 0,4452 4,80 0,4183 26,71 5,418 0,72t4-l
2,68 o 4q7) 8,213 ) 1)) 0,4307 4,84 0,4t76 27,16 5,494 0,699 1-1
a 11 0,4941 8,46s 2,364 0,4166 4,88 0,41'70 27,62 5,569 0,6775"1
2,76 0,4911 8,721 2,407 0,4028 4q) 0,4164 28,07 5,646 0,6567 |
2,80 0,4882 8,980 2,45t 0,3895 4,96 0,4158 28,54 < 1 0,6366-l
"r
2,84 0,4854 9,243 2,496 0,3765 5,00 0,4t52 ?q no 5,800 o,6t'72-l
2,88 0,4827 9,510 2.540 0,3639 6,00 0,4042 41,83 7,941 0,2965-l
)9) 0,480r 9,781 2,s86 0,35 i7 7,00 0,39't4 57,00 t0,469 0,1535 '
2,96 0,4776 r0,06 2,632 0,3398 8,00 0,3929 74,50 13,387 0,0849 I
3,00 0,4752 r0,33 2,679 0,3283 9,00 0,3898 94,33 t6,693 0,0496-1

3,04 o.4729 1o,62 2-726 0.3t72 10.00 0.3875 116.50 20.388 0.0304-1
3.08 0.r'06 to-co oif5_i 0._1?80 0

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 213/216
r-
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

206 TABEL ALIRAN KOMPRESIBEL UNTUK UDARA APENDIKS D]

Tabel D.3 Fungsi Prandtl-Meyer

iM
1.00 0 90.00 3,04 50 5?1 19,20
1,04 0,3510 74,06 3,08 <1 111 18,95
1,08 0,9680 67,81 3,t2 52,020 18,69
1,12 t,'735 63,23 3,16 52,751 18,45
1, l6 2,607 59,55 3,20 53,470 t8,21
1,20 3,-558 56.44 3,24 54,179 17,98
1,24 4,569 53.75 3,28 54.877 17,75
1,28 5,627 51,38 1 17 55,564 t7.53
1,32 6,721 49,25 3,36 56,24t 17,31
1,36 7,844 47.33 3,40 56,907 17,r0
1,40 8,987 45,58 3.44 57,564 16,90
1,44 10,t46 43,98 3,48 58,210 t6,70
1,48 11,317 42,51 15? 58,847 16,51
t.52 t2,495 41,14 156 59,474 16,31

1,56 13,677 39,87 3,60 60,091 16.1 3


1,60 14,861 38,68 3,64 60,700 15,95
1,64 t6.443 37,5't 3,68 61,299 15,77
1,68 11 )1) 36,53 \7) 61,899 15,59
1,72 18,397 15 5s 3,76 62.471 15,42
1,76 19,565 34,62 3,80 63,044 15,26
1,80 20,725 33,75 3,84 63,608 15,10
1,84 21,877 1? q) 3,88 64.164 t4,94
1,88 23,019 32,13 3,92 64,713 14,78
t,92 24,151 3 1,39 3,96 65,253 11,63
1,96 25,27t 30.68 4,00 65,785 t4,48
2,00 26,380 30,00 4,04 66,309 t4,33
2,04 27,4't6 29,35 4,08 66,826 14,19

2,08 28,s60 28,74 4,12 67,336 14,05


)t) 29,63r 28,14 4,16 67,838 13,91
2,16 30,689 27,58 4,20 68,333 t3,77
2,20 31,732 27,04 4,24 68,821 13,64
))L 32,763 26,51 4,28 69,302 13,51
2,28 33,780 26,0t 41) 69,777 13,38
)7) 34,783 ?5 51 4,36 70,245 13,26
2,36 35,771 25,07 4,40 70,706 t3,t4
2,40 36,746 24,62 4,44 71,161 t3,02
2,44 37;108 24,t9 4,48 71,6t0 12,90
2,48 38,655 23,78 4,52 72,052 t2,78
)\) lq 5Rq 23,38 4,56 72,489 12,67
2,56 40,s09 22,99 4,60 72,919 t2,56
2,60 41,415 22,62 4,64 73,344 t2,45
2.64 42.307 )) 76 4,68 73,763 12.34
2,68 43,187 21,91 -74,176
4,72 12,23
)'l'.) 44,053 21,57 4,76 '74.584 12,13
2,76 44,906 2t,24 4,80 74,986 12,03
2,80 45,746 20,92 4,84 75,383 tl,92
2,84 46,573 20,62 4,88 75,775 1 1,83
2,88 47,388 20,32 4,92 76,162 1l,73
)a) 48,1 90 20,03 4,96 76,544 I 1,63
2.96 48,980 19,75 5,00 76,920 11,54
3,00 49.757 19,47

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 214/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

A bilangan Weber 83 gelombang kejut miring 160


aliran arus-bebas 40 C gelombang kejut normal 157
aliran Couette 96 cairan 3 gelombang suara 152
aliran datar 38 gradien kecepatan 5
aliran di sekitar airfoil 127 D gravitasi spesifik 5

aliran di sekitar benda tumpul 122 daerah separasi 121


aliran dua dimensi 38 derivatif material 34 H
aliran eksternal 38. 121 deskripsi aliran Eulerian 33 hidrofoil 126
aliran inkompresibel 40 deskripsi Eulerian 33, 51 hukum gas ideal 8
aliran intemal 91 deskripsi Lagrangian 32 hukum kedua Newton 16,49,93
aliran irotasional 35 diagram benda bebas 7 hukum pertama termodinamika 9, 49
aliran kental 38 diagram Moody 104

aliran kompresibel 151 difusivitas termal 76


J
aliran kompresibel cairan 186 dilatan, pseudoplastik 6
jaringan pipa 180
aliran laminar 93 dimensi dasar dan satuan 2
aliran laminar 39 dimensi turunan dan satuan 2
aliran lapisan batas 134 divergens 70 K
kalor"spesi{ik 8
aliran nozel isentropik 153 E kavitasi 8. 125
aliran poiseuille 93
efisiensi pompa 53 kecepatan arus bebas 134
aliran potensial 128
efisiensi turbin 53 kecepatan geser 138
aliran saluran terbuka 109
aliran satu dimensi 38 energi internal spesifik 8 kecepatan suara 152
aliran seragam 38 entalpi 8 kehomogenan dimensional 80
aliran stokes 122 kekasaran relatif 104

aliran tak-kental 38 F kekekalan massa 51


aliran terbentuk 38. 91 faktor gesekan 95 kekuatan doublet 130

aliran tercekik 155 faktor koreksi energi kinetik 53 kekuatan sumber 130
aliran tiga dimensi 38 faktor koreksi momentum 55 kekuatan vorteks 130
aliran turbulen 101 fluida non-Newtonian 6 kerucut Mach 153
aliran turbulen 39 fluida Newtonian 6 keserupaan 84
analisis dimensional 80 fluks massa 52 ketebalan momentum 136
arus bebas 121 lbrmula Blasius 137 ketebalan perpindahan 136
awalan SI 3 fungsi harmonik 129 koefisien Chezy' 109
koefisien gaya angkat 122
B G koefisien gaya hambat 122
berat spesifik 5 garis tingkat energi 108 koefisien gesekan kulit 137
bilangan Euler 83 garis tingkat hidrolik 108 koeflsien gesekan kulit lokal 137
bilangan Froude 83 gas 3
koefisien rugi 106
bilangan kavitasi 125 gaya angkat 122
kondisi no-slip 6
bilangan mach 40, 83, 128, 153 gaya apung (buot'anc.y), 27
konduktivitas termal 76
bilangan Reynolds 39, 83 gaya hambat 80, 122
kontinum 3
bilangan Reynolds kritis 134 gelombang ekspansi 163
kurva karakteristik 177
bilangan Strouhal 83. 125 gelombang kejut 153, 157

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 215/216
7/21/2019 1469_Mekanika Fluida

t08 INDEKS

L persamaan integral von Karman 136 streakline 33


laju aliran 52 persamaan Joukowsky 187 streamline 33
lapisan batas 38 persamaan konstitutif, persamaan streamtube 33
Laplacran 73 kontinuitas 36 sudut Mach 153

lintasan bebas rata-rata 3 persamaan kontinuitas 52, 135


persamaan kontinuitas diferensial 70 T
M persamaan lapisan batas Prandtl 139 tegangan 3
persamaan Laplace 129 tegangan geser 3
manometer 18
massa 1
persamaan momentum 55 tegangan normal 3
persamaan momentum diferensial 71 tegangan permukaan 7
massa tambahan 127
medan aliran 33 persamaan Navier-Stokes 36, 73, 93 tegangan vektor 3

plastik ideal 6 tekanan 4, 16


medan kecepatan 33
metode Hardy Cross 172, 180 profil hukum pangkat 103 tekanan stagnasi 42

modulus bulk 7 profil semi-log 102 tekanan statik 42


properti fluida 5 tekanan uap 7

http://slidepdf.com/reader/full/1469mekanika-fluida 216/216

Anda mungkin juga menyukai