Anda di halaman 1dari 19

5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.

com

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS FARMASI

OLEH

KELOMPOK : I (SATU)

GOLONGAN : II (DUA)

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

JURUSAN FARMASI FIKES

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA  –  GOWA

2011

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 1/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB I

PENDAHULUAN

 A.   Latar belakang


Titrasi bebas air adalah titrasi yang tidak menggunakan air sebagai
pelarut tetapi digunakan pelarut organik. Seperti yang telah diketahui asam
dan basa yang bersifat lemah seperti halnya asam-asam organik atau diklorida.
Cara titrasi dalam lingkungan berair tidak dapat dilakukan karena disamping
sukar larut dalam air.
Cara penetapan titran bebas air seringkali menimbulkan kesalahan-
kesalahan dan dengan cara ini dapat dihindari dengan cara membuat zat dapar
dan reaktif dalam air. Metode ini memiliki beberapa kentungan misalnya
basa-basa organik dapat dalam pelarut dimana zat-zat itu dapat segera larut.
Titrasi berguna terutama untuk penetapan kadar obat-obatan yang
bersifat asam atau basa yang sangat lemah hingga titik akhir tidak akan
terionisasi.
Pelarut yang digunakan dalam titrasi bebas air yaitu dibagi atas dua
golongan yaitu golongan protolisis mislanya benzene, nitrobenzene.
Sedangkan golongan amfiprotolisis misalnya asam asetat glasial. Adapun
indikatornya yaitu berupa senyawa organik.
Adapun hubungan percobaan ini dengan dunia farmasi yaitu dalam hal
penentuan kadar suatu sediaan obat yang sukar larut di dalam air, misalnya

obat sulfa- SO2-NH- (Asam) dengan alkali metoksida (basa) dalam pelarut
benzen-metanol atau difenil fermamida.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 2/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

 B.   Maksud dan tujuan


1.  Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami pembakuan suatu zat dengan metode
volumetri. 
2.  Tujuan percobaan
Menentukan kadar papaverin HCl dengan metode titrasi bebas air
C.   Prinsip percobaan
Penentuan kadar papaverin HCl dengan metode titrasi bebas air
berdasarkan reaksi netralisasi dimana sampel dilarutkan dengan asam asetat

glasial dan raksa (II) asetat. Kemudian dititrasi dengan HClO 4 menggunakan
indikator Kristal violet dengan titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari ungu menjadi hijau zamrud.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 3/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

 A.  Teori umum


Larutan standar biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses
penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap disebut titrasi dan zat
akan ditetapkan, dititrasi. Titik (saat) pada masa reaksi itu tepat lengkap
disebut titik ekuivalen (setara) atau titik akhir teoritis (atau titik akhir titrasi
stoikiometri). Lengkapnya titrasi, lazim harus terdeteksi oleh suatu perubahan

yang dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu
sendiri (misalnya KMnO4) atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu
reagensia penambahan pembantu yang dikenal sebagai indikator. Setelah
reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap,indikator harus memberi
perubahan visual yang jelas (entah suatu perubahan warna dan pembentukan
endapan) dalam larutan yang sedang dititrasi. Titik (saat) pada mana ini
terjadi disebut titik akhir titrasi. Pada titrasi yang ideal,titik akhir yang terlihat

akan terjadi berbarengan dengan titik akhir stoikiometri akan teoritis. Namun
dalam praktik biasanya akan terjadi perbedaan yang sangat sedikit ini
merupakan kesalahan (errot) titrasi. Indikator dan kondisi-kondisi eksperimen
harus dipilih sedemikian, sehingga perbedaan antara titik akhir terlihat dan
titik ekivalen hanyalah sekecil mungkin. (Besset. 1994; 159)
Reagensia dengan konsetrasi yang diketahui itu disebut titran dan zat
yang sedang dititrasi disebut titer. Untuk digunakan dalam analisis titrimetri.
Suatu rekasi harus memenuhi kondisi-kondisi berikut:
1.  Harus ada suatu reaksi yang sederhana,yang dapat dinyatakan
dalam suatu penamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus
bereaksi lengkap dengan reagensia dalam proporsi yang
stoikiometri atau ekuivalen

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 4/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

2.  Reaksi harus berlangsung dengan sekejap atau berjalan dengan


sangat cepat sekali (kebanyakan reaksi ionic memenuhi kondisi
ini). Dalam beberapa keadaan,penambahan suatu katalis akan
menaikkan kecepatan reaksi itu.
3.  Harus ada perubahan yang mencolok dalam energi bebas, yang
dapat menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau
kimia larutan pada titik ekuivalen
4.  Harus tersedia suatu indikator, yang oleh perubahan sifat-sifat
fisika (warna atau pembentukan endapan), harus dengan tajam

menetapkan titik akhir titrasi. Jika tak tersedia indikator yang dapat
dilihat mata untuk mendeteksi titik ekuivalen. Titik ekuivalen ini
sering dapat ditetapkan dengan mengikuti hal-hal berikut selama
 jalannya titrasi :
a.  Potensial antara sebuah elektroda, indikator dan sebuah
elektroda pembanding (elektroda referensi) titrasi
potensiometri
 
b. Perubahan dalam konduktivitas (daya hantar jenis) listrik 
larutan itu atau disebut juga titrasi konduktometri
c.  Arus listrik yang mengalir melalui sel titrasi antar sebuah
elektroda indikator (misalnya elektroda merkurium
menetes).dan sebuah elektroda pembanding yang telah
dipolarisasi (misalnya elektroda kalomel jenuh).
d.  Perubahan absorbans larutan (titrasi spektrofotometri).
Titrasi bebas air (TBA) merupakan prosedur titrimetri yang paling
umum digunakan untuk uji-uji dalam farmkaope. Metode ini mempunyai dua
keuntungan yaitu :
1.  Metode ini cocok untuk titrasi asam atau basa yang sangat lemah
2.  Pelarutyang digunakan adalah pelarut organik yang juga mampu
melarutkan analit-analit organik.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 5/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

Prosedur-prosedur yang paling digunakan untuk titrasi basa organik 


adalah dengan menggunakan titrasi asam perklorat dalam asam asetat.
Titrasi beba air sangat singkat, yaitu sebagai berikut; air dapat bersifat
asam lemah atau basa lemah.Oleh karena itu, dalam lingkungan air, air yang
dapat berkompetensi dengan asam atau basa yang sangat lemah dalam hal
menerima atau memberi proton sebagaimana ditunjukkan dibawah ini :
H2O + H+  H3O+ 
+ +
Akan berkompetisi dengan RNH2 + H RNH3
- +
H2O + B OH + BH  

Akan berkompetisi dengan ROH + B RO- + BH+ 


Kompetisi air dengan basa lemah dan asam lemah untuk memberi
atau menerima proton. (Jenkis; 1967)
Adanya prilaku kompetisi ini berakibat pada kecilnya titik infeksi pada
kurva titrasi asam sangat lemah dan basa sangat lemah sehingga mendekati
batas pH 0 dan 14. Oleh karenaitu, deteksi titik akhir titrasi sangat sulit.
Sebagai aturan umum : basa-basa dengan pKa <7 atau asam-asam dengan

pKa>7 tidak dapat ditentukan kadarnya secara tepat pada media air. Berbagai
macam pelarut organik dapat digunakan untuk mengambil air karena pelarut-
pelarut ini kurang berkompetisi secara efektif dengan anlit dalam hal
menerima atau memberi proton.
1.  Titrasi bebas air basa-basa lemah
Asam asetat merupakan penerima proton yang sangat lemah
sehingga tidak berkompetisi secara efektif dengan basa-basa lemah
dalam hal menerima proton. Hanya asam yang sangat kuat yang
mampu memprotonasi asam asetat.
Asam perklorat dalam larutan asam asetat merupakan asam
yang paling kuat diantara asam-asam umum yang digunakan untuk 
titrasi basa lemah dalam medium bebas air. Dalam titrasi bebas air
biasanya ditambahkan dengan asam asetat anhidrida dengan tujuan

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 6/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

untuk menghilangkan air yang ada dalam asetat perklorat. Adapun


reaksi yang terjadi yaitu :
H2O + (CH3CO)2O 2CH3COOH
Sebagai indicator dapat digunakan : Oraset biru, kuinaldin
merah, dan Kristal violet.
2.  Titrasi bebas air asam-asam lemah
Untuk titrasi bebas air (TBA) asam lemah pelarut yang digunakan
adalah pelarut yang tidak berkompetisi secara kuat dengan asam lemah
dalam hal yang memberikan proton. Alcohol dan pelarut aprotik 

digunakan sebagai pelarut. Pelarut aprotik merupakan pelarut yang


dapat menurunkan ionisasi asam dan basa.
(Gandjar. 2007; 141-144)
Titrasi bebas air relatif sederhana dan dapat dilakukan secara tepat dan
teliti. Asam hidroksi benzoate dan turunannya dapat ditetapkan secara titrasi
bebas air. Dalam pelarut basa, gugus hidroksil fenol dapat dititrasi sebagai
asam sebaik gugus karboksilat. Asam salisislat setelah dilarutkan dalam

dimetil formamid dapat dititrasi dengan dengan natrium metoksida dengan


indicator ozo violet atau secara potensiometri. Pada titrasi potensiometri, asam
salisilat menunjukkan dua buah titik akhir karena baik gugus hidroksil
maupumn karboksil keduanya tertitrasi. Untuk asam P hidroksil benzoat tidak 
dapat dititrasi dengan metode ini sebab membentuk endapan yang
menyebabkan titik akhir pucat. Asam salisilat dapat dititrasi sebagai asam
karboksilat dalam benzene-metanol dan dalam asetoniril dengan titran natrium
metilat dalam benzen methanol dengan indicator biru timol.
Amonium, litium, dan natrium salisilat dapat dititrasi dalam asam
asetat glasial dengan asam perklorat. Titik akhir dapat ditetapkan dengan
indikator Kristal violet atau secara potensiometri. (Sudjaji.2008; 17)
Pada tablet asetofenidin dapat juga dianalisis dengan titrasi bebas air.
Asetofenetidin dapat dititrasi sebagai basa setelah dihidrolisis menjadi P-

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 7/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

fenetidin. Setelah hidrolisis, amin bebas diekstraksi kedalam kloroform dan


dititrasi secara potensiometri dengan menggunakan larutan baku asam
perklorat 0,02 N dalam dioksan. Sistem electrode gelas kalomel digunakan
dalam titrasi ini.
Jika kafein ada maka kafein juga ikut akan terekstraksi kedalam
kloroform akan tetapi kafein tidak mengganggu titrasi. (Sudjaji. 2008; 46)
 B.  Uraian bahan
1.  Asam astetat glasial (Dirjen POM.1979;42)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE

Nama lain : Asam asetat glasial


Berat molekul : 60,05
Rumus molekul : C2H4O5 
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas; tajam
Kelarutan : Dapat bercampur denga air; dengan etanol (95%) P
dan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut


2.  Asam perklorat (Dirjen POM.1979;651)
Nama resmi : ACIDUM PERKLORAT
Nama lain : Asam perklorat
Berat molekul : 100,459
Rumus molekul : HClO4 
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna
Kelarutan : Bercampur dengan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 
Kegunaan : Sebagai larutan baku

3.  Kristal violet (Dirjen POM.1979;698)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 8/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

Nama resmi : GERTIAN VIO


Nama lain : Kristal violet
Berat molekul : 408
Rumus molekul : C25H30ClN3 
Pemerian : Hablur berwarna hijau tua
Kelarutan : Sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indikator

4.  Papaverin HCl (Dirjen POM.1979;472-473)


Nama resmi : PAPAVERIN HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Papaverin HCl
Berat molekul : 375,86
Rumus molekul : C20H12NO4.HCl
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,putih,tidak berbau, rasa
pahit kemudian pedas

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 40 bagian air dan dalam


lebih kurang 120 bagian etanol (95%)P, larurt dalam
kloroform,praktis tidaklarut dalam eter P.
5.  Raksa (II) asetat (Dirjen POM.1979;124)
Nama resmi : HYDRAGYRI ACETICUM
Nama lain : Raksa (II) asetat
Berat molekul : 318,63
Rumus molekul : (CH3CO2) Hg
Pemerian : Serbuk hablur putih
Kelarutan : Larut dalam air hangat, jika didinginkan terhidrolisis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
C.   Prosedur kerja ( Haeriah. 2011; 14) 

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 9/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

1.  Pembuatan dan Standarisasi Larutan Asam perklorat 0,1 N


a.  Pembuatan larutan baku HClO4 
Campurkan 8,5 mL Asam perklorat (70%) p dengan 500 mL
asam asetat glasial p dan 21 mL Asam asetat anhidrida p, dinginkan.
Tambahkan asam asetat glasial hingga 1000 mL.
b.  Standarisasi Larutan HClO4 0,1 N dengan Kalium biftalat
Timbang seksama 700 mg kalium biftalat yang telah
o
dikeringkan pada suhu 120 selama 2 jam. Larutkan dalam 50 mL
asam asetat glasial p, kemudian dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N

dengan menggunakan indikator Kristal violet hingga terjadi perubahan


warna dari ungu menjadi coklat.
Tiap mL HClO4 0,1 N setara dengan 20,40 mg Kalium biftalat 
2.  Penetapan sampel
a.  Penetapan kadar efedrin HCl
Timbang seksama lebih kurang 500 mg sampel, larutkan dalam
25 mL asam asetat glacial P. Tambahkan 10 mL raksa (II) asetat LP

dan 2 tetes Kristal violet. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N hingga
warna hijau zamrud. Lakukan penetapan blanko. Ulangi perlakuan 2
kali lagi, hitung kadar efedrin HCl dalam sampel.
Tiap mL asam perklorat 0,1 N setara dengan 20,17 Efedrin
 HCl
b.  Penetapan kadar kafeina
Timbang seksama 400 mg sampel kafeina,larutkan dalam 40
mL asam asetat anhidrida. Panaskan dan didinginkan. Tambahkan 20
mL benzene p. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N menggunakan
indikator Kristal violet. Titrasi dilakukan hingga terjadi warna hijau
zamrud. Ulangi perlakuan 2 kali lagi, hitung kadar kafeina dalam
sampel.
Tiap mL asam perklorat 0,1 N setara dengan 19,42 mg kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 10/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB III

METODE PERCOBAAN

 A.   Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, corong, gelas
kimia, gelas ukur, klem, labu Erlenmeyer, neraca analitik, pipet tetes, dan
statif.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam asetet glasial
10 mL, asam perklorat 0,0956 N, Kristal violet 3 tetes, dan papaverin HCl

0,2077 dan 0,208 g.


 B.  Cara kerja
Ditimbang 0,2077 g sampel papaverin HCl lalu dilarutkan kedalam 10
mL asam asetat glacial dan 10 mL raksa (II) asetat. Kemudian ditambahkan 3
tetes indikator Kristal violet, setelah itu dititrasi dengan asam perklorat hingga
berubah warna menjadi hijau zamrud. Ulangi dengan perlakuan yang sama
dengan 0,208 g sampel papaverin HCl. Dilakukan titrasi blanko.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 11/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

 A.  Table pengamatan


1.  Titrasi dengan sampel
No Berat sampel Volume titran Perubahan warna
1. 0,2077 2 mL Ungu kehijau zamrud
2. 0,208 0,7 mL Ungu kehijau zamrud

2.  Titrasi blanko


No Volume titran Perubahan warna
1. 0,1 mL Ungu kehijau zamrud

 B.   Perhitungan
1.  Mgrek papaverin HCl = Mgrek HClO 4 
Mg/BE = V.N

Mg = V (Titransampel - Titranblanko).N.BE
= (2  –  0,1) . 0,0956 . 375,86
= 68,271 mg
= 0,068271 g

%kadar = × 100 %


= 32,87 %
2.  Mgrek papaverin HCl = Mgrek HClO 4 
Mg/BE = V.N
Mg = V(Titransampel - Titranblanko). N.BE
= (0,7  –  0,1). 0,0956. 375,86
= 21,559 mg
= 0,021559 g

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 12/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com


% kadar = × 100 %


= 10,36 %
 
% kadar rata-rata =  

= 38,05 %
C.   Reaksi
  2 HCl + (CH3CO2)2Hg HgCl2 + 2CH3COOH
  HClO4 + CH3COOH CH3COOH2+ + ClO4- 

CH3O CH2 
N + CH3COOH2+ 

CH3O OCH3 
OCH3 

CH3O CH2 
+
NH + CH3COOH

CH3O OCH3 
OCH3 

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 13/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB V

PEMBAHASAN

Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air sebagai
pelarut. Titrasi bebas air merupakan prosedur titrimetri yang paling umum digunakan
untuk uji-uji dalam farmakope. Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu :

1.  Metode ini cocok untuk titrasi asam-asam atau basa-basa yang lemah
2.  Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik yang juga mampu
melarutkan analit-analit organik. Prosedur yang paling umum digunakan
untuk titrasi asam perklorat dalam asam asetat glasial.
Pelarut yang digunakan dalam titrasi lingkungan bebas air yang dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu :
1.  Pelarut protolisis
Biasa disebut dengan pelarut inert. Proton-proton ini tidak 
memberikan atau menerima proton, misalnya benzena,nitrobenzene,
klorobenzena, dan kloroform.
2.  Pelarut amfiprotolisis
Pelarut ini dapa memberikan atau menerima proton, dengan dapat
bersifat sebagai suatu basa atau bersifat sebagai suatu asam. Salah satu
pelarut dari golongan ini yang terpenting dan terbanyak digunakan adalah
asam cuka biang.
Pada percobaan kali ini, sampel yang digunakan adalah papaverin HCl.
Adapun langkah awal dalam percobaan ini yakni menyiapkan semua alat yang akan

digunakan. Kemudian menimbang sampel sebanyak dua kali yaitu 0,2077 g dan
0,208 g. Setelah itu ditambahkan 10 mL asam asetat glasial lalu ditambahkan 2-3
tetes indikator Kristal violet. Selanjutnya dititrasi dengan asam perklorat 0,0956 N
samapai terjadi perubahan warna dari ungu kehijau zamrud.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 14/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

Disini asam asetat glasial digunakan sebagai pelarut, karena ia termasuk 


pelarut amfiprotolisis yang mana pelarut ini dapat memberi atau menerima proton
sehingga pelarut ini dapat bersifat asam ataupun basa. Selanjutnya penambahan
indikator Kristal violet yang dapat memberikan perubahan warna dari ungu kehijau
zamrud. Perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yakni pelarut
yang digunakan sebagai penitrasi, banyaknya pasangan ion lain yang ada dalam
larutan. Dengan demikian, perubahan warna yang tidak terjadi pada suatu daerah pH
yang ditentukan dengan perhitungan akan tetapi harus dilakukan pada percobaan-
percobaan dengan titrasi secara potensiometri atau visual, untuk mengetahui apakah

indicator tersebut dapat digunakan dalam titrasi lingkungan bebas air. Kemudian
indikator Kristal violet bersifat basa lemah yang berkompetisi sangat efektif dengan
asam asetat untuk proton.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi titrasi bebas air adalah suhu dan
kandungan air. Suhu pada umumnya dilakukan pada suhu kamar, apabila bukan pada
suhu kamar maka akan mempengaruhi volume titran sehingga perlu dilakukan
koreksi. Kandungan air, adanya air akan mengurangi ketajaman titik akhir titrasi.

Selanjutnya hubungan titrasi bebas air dalam bidang farmasi yaitu untuk 
menetapkan kadar senyawa yang terkandung dalam suatu sediaan obat. Tekhnik 
titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar senyawa asam atau basa lemah
yang sukar larut dalam air.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 15/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

BAB VI

PENUTUP

 A.   Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil yaitu kadar
papaverin pada perlakuan I HCl adalah 32,87%, dan untuk perlakuan II adalah
10,36% serta kadar rata-rata dari sampel papaverin HCl adalah 38,05%.
Hasil yang diperoleh berbeda dengan literatur, dimana kadar papaverin
HCl yaitu 99,0%.

 B.  Saran
1.  Untuk laboratorium
Dimohon bahan yang akan digunakan bisa tersedia semua, agar
praktikan bisa melakukan percobaan dengan sempurna.
2.  Untuk asisten
Dimohon kerja samanya kak.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 16/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. R. C Denney, G. H. Jefferey. J. Menclham. Vogel Kimia Analisis 


Kuantitatif Anorganik . Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994

Dijen POM. Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta; Depkes RI. 1979

Gholib gandjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. Kimia Farmasi Kuantitatif .


Yogyakarta; Pustaka Pelajar. 2009

Susanti, Wunas Yenny.   Analisis Farmasi Kuantitatif 


. Makassar; UNHAS.
1992

Sudjaji dan Roman, Abduh.   Analisis Kuantitatif Obat . Yogyakarta; Gadjah


Mada University Press. 2008

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 17/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

SKEMA KERJA

1.  Pembuatan larutan baku HClO4 


8,5 mL Asam perklorat (70%) P + 5000 mL Asam asetat glasial P

Campurkan

+ Asam asetat anhidrida P 21 mL

Dinginkan

+ Asam asetat glacial hingga 1000 mL


2.  Pembuatan indikator violet
100 mg Kristal violet

Larutkan dalam 10 mL Asam asetat glasial P

Kocok-kocok 
3.  Penetapan kadar papaverin HCl
Timbang 200 mg papaverin HCl

+ 10 mL Asam asetat glasial

+ 2-3 tetes indikator Kristal violet

Titrasi dengan HClO4 

Amati perubahan warna


(Ungu hijau zamrud)

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 18/19
5/14/2018 Laporan TitrasiBebasAir -slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-titrasi-bebas-air-55a824bc262aa 19/19

Anda mungkin juga menyukai