Sosialisasi Muatan PP 22 Tahun 2021
Sosialisasi Muatan PP 22 Tahun 2021
Oleh:
Ir. Ary Sudijanto, MSE
1
Perubahan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup melalui Undang- Undang Nomor 11/2020
tentang Cipta Kerja
2
Amanat
Undang- Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja untuk
ditindaklanjuti dalam PP (Terkait Rev UU 32/2009)
4
Kerangka Penyusunan PP P3LH
Sistematika PP
• 13 Bab
• 534 Pasal
• 15 Lampiran
5
Struktur Kerangka PP P3LH
Bab X III
Ketentuan Penutup
(Psl.528 - 534)
6
Pendekatan Penyusunan PP P3LH
1. Menyusun ketentuan baru dan mencabut PP yang lama
Bab II (PP. 27/2012); Bab III (PP. 82/2001); Bab IV (PP.
41/1999); Bab V (PP. 19/1999); dan Bab VII (PP. 101/2014);
2. Perubahan Pasal dalam batang tubuh PP eksisting dan
menyusun Ketentuan baru yang belum diatur
Bab VIII (PP.46/2017)
3. Menyusun ketentuan baru yang sebelumnya diatur dalam
Permen
Bab X (Pembinaan dan Pengawasan), dan Bab XI
(Pengenaan Sanksi Administrasi);
7
Daftar Lampiran (1)
Lampiran I
Daftar Kawasan
Lindung, Ringkasan
Penyajian Informasi
Awal, dan Bagan
Alir Penapisan
Lampiran XV Wajib Amdal Lampiran II
Sanksi Administrasi Penyusunan Amdal
dan denda dan Mekanisme Uji
Kelayakan
PP 22 TAHUN 2021
TENTANG
Lampiran IX - PENYELENGGARAAN Lampiran III
XIV
Limbah B3 dan
PERLINDUNGAN DAN Penyusunan
Formulir UKL-UPL
NonB3 PENGELOLAAN dan Pemeriksaan
UKL-UPL
LINGKUNGAN HIDUP
(P3LH)
Lampiran VI -
Lampiran IV
VIII
Tim Uji Kelayakan
Baku Mutu Lingkungan Hidup
Lingkungan
Lampiran V
Mekanisme
Perubahan
Persetujuan
Lingkungan
8
Daftar Lampiran PP (2)
1. Lampiran I (Daftar Kawasan Lindung, Ringkasan Penyajian Informasi Awal, dan Bagan Alir Penapisan
Wajib Amdal)
2. Lampiran II (Penyusunan Amdal dan Mekanisme Uji Kelayakan)
3. Lampiran III (Penyusunan Formulir UKL-UPL dan Pemeriksaan UKL-UPL)
4. Lampiran IV (Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup)
5. Lampiran V (Mekanisme Perubahan Persetujuan Lingkungan)
6. Lampiran VI (Baku Mutu Air Nasional)
7. Lampiran VII (Baku Mutu Udara Ambien)
8. Lampiran VIII (Baku Mutu Air Laut)
9. Lampiran IX (Daftar LB3: Sumber Spesifik, Kadaluarsa, Sumber Spesifik Umum, Sumber Spesifik
Khusus)
10. Lampiran X (Parameter Uji Karakteristik LB3)
11. Lampiran XI (Baku Mutu Karakteristik Beracun Melalui TCLP untuk Penetapan Kategori LB3)
12. Lampiran XII (Baku Mutu Karakteristik Beracun Melalui TCLP untuk Penetapan Standar Pengolahan
LB3 Sebelum ditempatkan di Fasilitas Penimbusan Akhir)
13. Lampiran XIII (Nilai Baku Karakteristik Beracun Melalui TCLP dan Total Konsentrasi Untuk Penetapan
Pengelolaan Tanah Terkontaminasi LB3)
14. Lampiran XIV (Limbah nonB3 Terdaftar)
15. Lampiran XV (Jenis dan Kriteria Pelanggaran Terhadap Kewajiban dalam Perizinan Berusaha Terkait
Persetujuan Lingkungan)
9
BAB II
Persetujuan Lingkungan
10
PRINSIP & KONSEP DASAR
Pengaturan Amdal dalam UU Cipta Kerja
UU 32/2009
Pasal 22 dan 23,
UU 32/2009
Sebagai dasar
penetapan wajib
Amdal
12
Pengaturan Integrasi Persyaratan dan Kewajiban Aspek
Lingkungan Kedalam Perizinan Berusaha
Persetujuan Lingkungan
AMDAL
UKL-UPL
Persyaratan dan
kewajiban Aspek
Lingkungan
Perizinan
Berusaha
“Diintegrasikan”
kembali
SPPL
Lingkungan Lingkungan
Perizinan
AMDAL SKKL Berusaha :
Penegakan
Persyaratan • Izin
penerbitan
Perizinan
• Sertifikat Standar
• NIB
Hukum:
Berusaha • Administrasi
UKL-UPL PKPLH (Psl. 24 ayat (5),
UU CK)
Matrik RKL-RPL
TERMUAT dalam
Perizinan Berusaha (Psl. 77, UU CK)
(Psl 1 angka 11 & 12,
UU CK)
Jenis
Tingkat Dokumen Persetujuan
Risiko Usaha Lingkungan Lingkungan
≠
Menengah “termuat” Berusaha :
Tinggi dalam • Izin
Menengah UKL-UPL PKPLH Perizinan • Sertifikat Standar
Rendah Berusaha • NIB
Dampak Tidak
Penting, kegiatan SPPL
Skala kecil PEMBINAAN
Dampak Tidak
Penting kegiatan SPPL
Skala kecil PEMBINAAN
• Perizinan Berusaha , Sertifikat Standar dan NIB diperuntukkan untuk Pelaku Usaha, Untuk yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam bentuk Persetujuan dari Pemerintah (Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah)
• Perizinan Berusaha, Sertifikat standar atau Persetujuan dari Pemerintah wajib di lakukan pengawasan 18
Pengaturan Tata Laksana Uji Kelayakan Lingkungan
Profesional
PENETAPAN PERCEPATAN DAN
KELAYAKAN KETEPATAN ENVIRONMENTAL SAFEGUARDS
LINGKUNGAN KAJIAN AMDAL
Efektif Pasal 24, UU CK
Konsep Dasar :
Amdal adalah kajian teknis, ekonomi dan sosial untuk Penetapan Kelayakan Lingkungan
KRITERIA
KELEMBAGAAN KOMPETENSI TATA LAKSANA
(Penyusun dan Ahli) TAHAPAN:
I. BENTUK/FORMAT LEMBAGA
II. KRITERIA PERSONIL DALAM
LEMBAGA & PENGATURANNYA
LEMBAGA di PUSAT, “EFEKTIF” III. MEKANISME PENILAIAN / TATA
menugaskan Tim Uji BERBASIS BERBASIS LAKSANA
Kelayakan
Lingkungan Hidup di
STANDARDISASI & SCIENTIFIC
Pusat, Provinsi dan KOMPETENSI STANDAR &
Kab/ Kota TEKNOLOGI
Tim Uji
Lembaga Uji Kelayakan,
Kelayakan bertugas
Tim Uji membantu
membentuk Tim Uji Tim Uji Tim Uji
Kelayakan Menteri,
Tim Uji Kelayakan Kelayakan Kelayakan
Pusat gubernur,
Kelayakan Pusat Provinsi Kab/Kota bupati/walikota
(penugasan
(KLHK) (tiap Provinsi) (tiap Kab/Kota) untuk
untuk khusus)
melakukan
melaksanak
penilaian uji
an tugasnya kelayakan
lingkungan
• Keanggotaan Tim Uji Kelayakan terdiri dari unsur Pemerintah Pusat, hidup rencana
Pemerintah daerah dan Ahli bersertifikat usaha dan/atau
kegiatan sesuai
• Akan disusun mekanisme pemenuhan sertifikasi kompetensi bagi
kewenangan
anggota tim uji kelayakan, sertifikasi kompetensi merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota Tim Uji Kelayakan;
• Tim Uji Kelayakan Adhoc merupakan Tim Uji kelayakan yang dapat
ditugaskan sewaktu-waktu dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan
untuk melakukan penilaian uji kelayakan
20
Konsep Lembaga Uji Kelayakan dan Tim Uji Kelayakan
MENTERI LHK PERSYARATAN TIM UJI KELAYAKAN
BERBASIS PROFESIONAL
SK Tim Uji
Kelayakan UNSUR UNSUR AHLI
BERSERTIFIKAT
PEMERINTAH
(Minimal 5 orang),
PUSAT & DAERAH
TIM UJI KELAYAKAN LH Antara lain:
yang membidangi
LEMBAGA UJI PUSAT LH
ahli kualitas udara,
ahli kualitas air, ahli
KELAYAKAN Instansi Penerbit
sosial, ahli kesehatan
Persetujuan
TIM UJI KELAYAKAN LH masyarakat, atau ahli
Teknis
PROVINSI lainnya
Evaluasi
Pemenuhan
Kriteria
Penilaian Keahlian
TIM UJI KELAYAKAN LH
KAB/KOTA
Tidak Penilaian
Lulus Calon Ahli
Penerbitan
Sertifikat
Kompetensi
22
Pengaturan NSPK & Kewenangan Penerbitan SKKL (AMDAL)
NSPK Kewenangan
Penerbitan SKKL
Amdal
Pemerintah Pusat Pemrakarsa Menteri SKKL
(Ditjen PKTL)
melalui PP
Masyarakat lain :
• Masyarakat pemerhati
• Masyarakat yang terpengaruh
atas keputusan
Dapat dilibatkan oleh TUK apabila 1 PENYUSUNAN AMDAL
tidak ada masukan yang diperoleh
Dilakukan oleh PEMRAKARSA
Masukan masyarakat Dalam penyusunan Amdal,
lain yang relevan
disampaikan kepada
Masyarakat yang dilibatkan
pemrakarsa sebagai adalah masyarakat terkena
bahan Pelingkupan dampak langsung dan LSM
Pembina langsung masyarakat
25
Pengaturan Sertifikasi dan Kriteria Kompetensi
Penyusun Dokumen Amdal
PEMRAKARSA PEMERINTAH
Menunjuk
AMDAL
LEMBAGA UJI
KELAYAKAN
Pengambil Keputusan
(Menteri, gubernur,
bupati/walikota)
Penyusun maupun Penilai Amdal dipersyaratkan harus memiliki sertifikat, agar dokumen Amdal
yang digunakan dalam menentukan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah/saintifik 26
Pengaturan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
Kewenangan
NSPK Pemrakarsa
mengisi Form
Standar UKL-UPL
Persetujuan PKPLH*
Pemerintah Pusat
melalui PP
Menteri LHK
(Ditjen PKTL)
Instansi LH Menyampai
sesuai kewenangan -kan
Menteri LHK melakukan verifikasi
kesesuaian standar yang
Gubernur Persetujuan
dipilih dalam form UKL- (DLH Provinsi) PKPLH
UPL oleh pelaku usaha melalui
Bupati/ Walikota
OSS
Standar UKL-UPL (DLH Kab/Kota)
Perizinan Berusaha
Kewenangan Penerbitan Persetujuan Lingkungan sesuai dengan dalam bentuk:
Kewenangan Penerbitan Perizinan Berusaha • Izin; atau
• Sertifikasi Standar;
*) Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup 27
Pengaturan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
Dokumen Persetujuan
Lingkungan Lingkungan
SPPL NIB
NIB sebagai Perizinan
Berusaha telah
mengintegrasikan SPPL
28
Pengaturan Integrasi Izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan Amdal dan UKL-UPL
b Pasal 61A,
Pasal 61 A
Persetujuan Awal Pertek ditujukan bagi Sudah tersedia Informasi untuk mengkaji
Pemerintah (FS usaha dan/atau kegiatan persyaratan izin PPLH: Kajian Izin PPLH
Kegiatan, RIP, dll…) yang berisiko tinggi dan (i.e. PLB3, pembuangan air limbah ke
sungai & laut) terintegrasi ke dalam
menengah, Pertek bagi Kajian AMDAL/UKL-UPL
Risiko menengah dilakukan
by Sistem Kajian Andal
(Kelola Pantau yang Rinci dan
Operasional)
Persetujuan Teknis dalam bentuk Rencana Induk Pelabuhan Baku Mutu Lingkungan Hidup Baku Kerusakan LH
Persetujuan Teknis dalam Pengelolaan Limbah B3 • Air dan Udara Ambien; • Tanah
• Air Limbah (effluent) • Mangrove
Persetujuan Teknis Pengelolaan Air Limbah • Emisi; • Lamun
Persetujuan Teknis Kajian Dampak Lalu Lintas • Gangguan • Terumbu Karang
31
Pengaturan kewenangan penerbitan
Persetujuan Lingkungan
32
Perubahan Persetujuan Lingkungan
PENGECUALIAN : Dengan melalui penyusunan dokumen LH
1. Perubahan (Kepemilikan, a. Wajib Amdal: Amdal Baru
Pemisahan/penggabungan, Penanggungjawab,
(Pengembangan) atau Adendum Andal &
nama kegiatan, wilayah administrasi);
RKL-RPL;
2. Penciutan/pengurangan;
3. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH atau ARLH) b.UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan
yang diwajibkan; atau Amdal Baru Pengembangan
10.
pemerintahan
Perubahan pengelolaan dan pemantauan a b c
Adendum
AMDAL UKL-UPL
lingkungan;
11. Perubahan SLO yang lebih ketat dari
Persetujuan Lingkungan yang dimiliki; Andal &
12. Penciutan/pengurangan luas areal usaah
dan/atau kegiatan; BARU RKL-RPL BARU
13. Perubahan dampak dan/atau risiko
lingkungan berdasarkan hasil analislis
risiko dan/atau audit lingkungan yang Sumber: Pasal 89 dan 90, PP 22 Tahun 2021
34
diwajibkan.
Pembagian Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Berdasarkan Dokumen LH
Jenis Rencana Usaha Dampak Lingkungan dan
dan/atau kegiatan Dokumen Lingkungan
Kegiatan AMDAL
USAHA DAN/ATAU berdampak
KEGIATAN penting terhadap
WAJIB AMDAL LH Saat ini dalam Peraturan
MENLHK 38/2019
Batas AMDAL
Kegiatan
tidak Ditetapkan
USAHA DAN/ATAU UKL-UPL dalam
KEGIATAN berdampak
Peraturan
WAJIB UKL/UPL penting Menteri
terhadap LH
Batas dokumen Saat ini dalam
Peraturan Gub. atau
UKL-UPL Bupati/Walikota
Bentuk bantuan:
1. Fasilitasi;
2. Biaya; dan/atau
3. Penyusunan Amdal
36
Penerapan RKL-RPL Rinci
Kawasan
Ekonomi
Khusus
Kawasan Kawasan
…….. Industri
Kawasan
Perdagangan
Kawasan ……. Bebas dan
Pelabuhan
Bebas
37
Pengaturan Peralihan (1)
a. Dengan terbitnya PP 22/2021 maka Izin Lingkungan tidak lagi diterbitkan.
b. Penilaian Amdal, atau pemeriksaan Formulir UKL-UPL dan pengajuan Izin
PPLH yang sedang dalam proses, dilanjutkan sampai dengan terbitnya
Persetujuan Lingkungan;
c. Proses penilaian Amdal atau pemeriksaan Formulir UKL-UPL berdasarkan
permohonan penerbitan Izin Lingkungan yang diajukan dan dinyatakan telah
lengkap administrasi sebelum tanggal 2 Februari 2021, dilaksanakan oleh
Komisi Penilai Amdal atau instansi lingkungan hidup berdasarkan
pengaturan kewenangan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
8 Tahun 2013, sampai dengan diterbitkan Persetujuan Lingkungan dengan
format sebagaimana diatur dalam pasal 49 ayat (6) dan Pasal 63 PP
22/2021;
d. Proses penilaian Amdal, pemeriksaan Formulir UKL-UPL atau Proses Izin
PPLH terkait baku mutu lingkungan hidup dan pengelolaan Limbah B3
berdasarkan permohonan yang diajukan setelah tanggal 2 Februari 2021,
pemohon diminta untuk mengajukan kembali permohonannya sesuai PP
22/2021, kepada Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah;
38
Pengaturan Peralihan (2)
e. Proses Izin PPLH terkait baku mutu lingkungan hidup dan Pengelolaan
Limbah B3 berdasarkan permohonan yang diajukan dan dinyatakan telah
lengkap administrasi sebelum tanggal 2 Februari 2021, diterbitkan
Persetujuan Teknis yang selanjutnya dimasukkan dalam Persetujuan
Lingkungan melalui perubahan Persetujuan Lingkungan karena
perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai Pasal 89
ayat (2) huruf j PP 22/2021.
f. Komisi Penilai Amdal tetap melaksanakan penilaian Amdal sampai
dengan terbentuknya Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 531 huruf b,
PP 22/2021.
g. Lisensi yang telah dimiliki Komisi Penilai Amdal dinyatakan tetap berlaku
dan dapat diperpanjang sampai dengan terbentuknya Tim Uji Kelayakan
Lingkungan Hidup.
h. Sertifikasi profesi dari lembaga sertifikasi profesi yang dimiliki oleh
penyusun Amdal tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku
sertifikasi dan dapat diperpanjang sampai terbentuknya lembaga sertifikasi
kompetensi. 39
SURAT EDARAN MENLHK
(SE.2/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2021)
40
BAB III - VI
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu:
Air, Udara, Laut & Pengendalian Kerusakan
Lingkungan Hidup
41
Perubahan Konsep Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dlm UU No. 11/2020 ttg Cipta Kerja
UU 32/2009 UU 11/2020
Izin PPLH Air Limbah
• IPLC ke badan air
PERUBAHAN KEDUDUKAN IPPLH PROSES
• IPLC ke laut Persetujuan teknis persyaratan
1. Izin Perlindungan dan
• Izin injeksi pengajuan Amdal atau UKL/UPL
• Izin pemanfaatan
limbah ke tanah
air
Pengelolaan Lingkungan
Hidup menjadi Persetujuan
Teknis (Pertek) air dan udara;
2
2. Pertek menjadi bagian dalam
Persetujuan Lingkungan;
1
3
3. Pertek diajukan sebelum
proses Amdal atau UKL/UPL
42
Baku Mutu Lingkungan Hidup
BM Air
Baku Mutu (BM)
BK Tanah
(KBK)
BM Udara Ambien
BK Padang Lamun
BM Emisi
BK Terumbu
BM Gangguan Karang
43
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU AIR
(PPMA)
PPMA
Rencana PPMA Nasional dan Rencana PPMA Nasional dan Provinsi berdasarkam hasil
Perencanaan
Provinsi pemantauan mutu air dan alokasi beban cemaran air
Peran Serta Peran Serta aktif masyarakat Pemantauan mandiri, pengurangan bahan cemaran air,
Masyarakat dalam PPMA ecoriparian pemulihan ekosistem sungai dsb.
Baku Mutu Air
Baku Mutu
Baku Mutu Air (Ambien)
Air Limbah
Kelas II
Kelas III
(Pariwisata
Kelas I (Air (Perikanan, Kelas IV
air/kebutuhan
Minum/perunt peternakan, (industry/peru Kriteria
sehari- Air baku air
ukan lain dgn pertanian/per ntakan lain pencemaran
hari/peruntuka minum
syarat mutu air untukn lain dgn syarat air tanah
n lain dgn
sama) dgn syarat mutu air sama)
syarat mutu air
mutu air sama)
sama)
45
Pengaturan pada draft RPP PPMA terkait Alokasi Beban
Pencemar Air
Menteri/Gubenur/Bupati/
Walikota menerapkan
• Kajian sesuai permohonan Perdagangan Alokasi
Persetujuan
kegiatan yang dimohonkan Lingkungan Beban Cemaran Air
(pembuangan dan/atau
pemanfaatan) Alokasi beban
prediksi sebaran air
• Kajian berdasarkan Alokasi cemaran air
Persetujuan belum limbah berdasarkan data
Beban Cemaran Air per Berusaha ditetapkan mutu air pada segmen
segmen yang ditetapkan atau zonasi media air
Menteri dimana lokasi usaha
dan/atau kegiatan berada
• Dilakukan verifikasi dilakukan
untuk memastikan sarana Sertifikat Layak Operasi
yang dipersyaratkan dalam
Persetujuan Teknis
beroperasi baik sehingga
mendapat SLO (Sertifikat
layak Operasi) 47
Korelasi antara Baku Mutu Badan Air dan Baku Mutu Air Limbah
48
Baku mutu Air Tanah
Dibawah kriteria
Bandingkan dengan ktiteria Diatas Kriteria penapisan
penapisan air tanah tercemar
49
• Menteri menetapkan nilai konsentrasi ambien tertinggi di setiap kelas WPPMU (Wilayah
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara)
• Setiap orang wajib menjaga agar kegiatannya tidak menyebabkan baku mutu udara ambien
terlampaui
• Untuk memastikan baku mutu udara ambien terjaga, Menteri menetapkan Baku Mutu Emisi
50
Proses Persetujuan Lingkungan Berdasarkan Dampak Pembuangan Emisi ke Udara
Rendah Tinggi
Baku Mutu
Emisi/AirLimbah • Penanggung Jawab Usaha Kajian Teknis
dan/atau kegiatan wajib
Persetujuan menyediakan sarana
berusaha pengendalian pencemaran
udara sebagaimana Persetujuan Teknis
tercantum dalam persetujuan
lingkungan
• Dilakukan Verlap untuk Menteri (cq Dirjen)
memastikan sarana tsb
beroperasi dgn baik sehingga
mendapat SLO (Sertifikat Persetujuan
layak Operasi) Lingkungan
• Menteri menetapkan kuota/
alokasi beban pencemaran Persetujuan
berusaha
51
Pengaturan pada draft RPP PPMU terkait Kuota Emisi
Menteri menetapkan:
a. Kuota emisi; dan
b. Sistem dan Lembaga pelaksana
perdagangan kuota emisi (megoptimalkan
kelembagaan yg ada)
Mutu laut
Kriteria Baku
Baku Mutu Air
Kerusakan Ekosistem
Laut
di Pesisir dan Laut
Terum Ekosist
Pelabu Wisata Biota Mangr Padang
bu em
han Bahari Laut ove lamun
Karang lainnya
Pengendalian
Proses Persetujuan Lingkungan
Berdasarkan Dampak Pembuangan Air Limbah ke Laut
54
Kewajiban Usaha dan/atau Penanggung Jawab Kegiatan untuk Memastikan
Tidak Melebihi Baku Mutu
2 3 4 5
standar
kompetensi
ditetapkan sesuai
PUU
55
Kewajiban Usaha dan/atau Penanggung Jawab Kegiatan untuk Memastikan
Tidak Melebihi Baku Mutu
Menyediakan saran pengendalian
pencemaran udara dan air Menyusun dan Melaksanakan Sistem
Menaati Baku Mutu Pelaporan
sebagaimana tercantum dalam Manajemen Lingkungan (SML)
Persetujuan Lingkungan 2 3
4
1
Pemantauan
Pemenuha YA BAIK
n Baku INSENTIF
Mutu TIDAK BAIK
TIDAK
DISENTIF
Mekanisme
Denda TARIF
56
PELAKSANAAN PEMBUKAAN LAHAN
(Pasal 317)
Identifikasi
Untuk ditanami jenis varietas lokal dan
dikelilingi oleh sekat bakar untuk
02
pencegahan pejalaran api ke wilayah
sekelilingnya.
Pelaksanaan
Pemerintah memberikan rekomendasi, fasilitasi,
03
pembinaan, dan pendampingan
Pengaturan 04
Tata Cara pelaksanaan diatur dalam
Peraturan Menteri
BAB VII
Pengelolaan Limbah B3
58
Prinsip Perubahan PP 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah B3 dan Persetujuan dari Pemerintah Pusat
(Untuk kegiatan Dumping)
1. Perubahan “Frasa” :
a. “Izin Lingkungan” diubah menjadi “Persetujuan Lingkungan”;
c. “Persetujuan Uji Coba (Pemanfaatan Limbah B3 dan Pengolahan Limbah B3)” digantikan
dengan kewajiban pelaporan, dan dilakukan post-audit (setelah Persetujuan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 terbit).
2. Penyimpanan (TPS Limbah B3) diintegrasikan ke dalam:
a. NIB, bagi pelaku usaha dengan risiko rendah; dan
b. Persetujuan Lingkungan, bagi pelaku usaha dengan risiko menengah dan tinggi, serta
untuk kegiatan yang dilakukan Instansi Pemerintah.
2. Bagi pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba
pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan Teknis dilakukan
prosedur/mekanisme verifikasi.
3. Jika verifikasi memenuhi Persetujuan Teknis maka diterbitkan Surat Kelayakan Operasional
(SLO), apabila verifikasi tidak memenuhi Persetujuan Teknis maka terdapat kewajiban
mengubah Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3
4. Dumping hanya bisa dilakukan oleh Penghasil Limbah B3. Dumping membutuhkan Persetujuan
dari Pemerintah Pusat untuk diintegrasikan kedalam Persetujuan Lingkungan.
6. Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan melalui tiga tahapan:
a. penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah sesuai dengan kelas Landfill);
b. pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai dengan kelas Landfill); dan
c. operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak inspection)
Berdasarkan Undang-undang Cipta Kerja, Untuk Melindungi Kualitas
Lingkungan Dan Mempermudah Kegiatan Berusaha
IZIN PLB3
Diintegrasikan PEMENUHAN
Diganti Dengan: KOMITMEN
PERSETUJUAN PERIZINAN BERUSAHA
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN TEKNIS PLB3, LINGKUNGAN
TEKNIS
dan PERSETUJUAN DARI
PEMERINTAH PUSAT
Berupa:
• Keputusan kelayakan LH (setiap orang yg menghasilkan LB3 dari usaha dan/atau keg. wajib
Amdal) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Daerah;
• Pernyataan kesanggupan pengelolaan LH (setiap orang yang menghasilkan LB3 dari usaha
dan/atau keg. wajib UKL-UPL).
Kedepan, tidak
ada lagi izin Perubahan
Bila terjadi
TPS LB3 berdiri Dokumen
Izin TPS LB3 di perubahan karena
sendiri Amdal, UKL-UPL,
integrasikan ke pengembangan
dalam NIB atau atau disesuaikan
kegiatan
dokumen Amdal, dengan peraturan
UKL-UPL
(tergantung risiko
Pelaku Usaha).
Cukup dengan
TPS menjadi memenuhi
Selama ini
kewajiban persyaratan &
setiap kegiatan Kewenangan izin
ketentuan teknis
usaha TPS LB3 ada di TPS LB3 yg
sejak perencanaan Kab./Kota ditetapkan
Kegiatan Pengelolaan LB3 Untuk Penghasil LB3 Kewenangan penyusunan dokumen
Amdal, UKL-UPL sesuai dengan peraturan
Ujicoba:
• Pengolahan; dan
• Pemanfaatan LB3.
4. Dumping
Untuk kegiatan Dumping
Persyaratan Teknis: memerlukan Persetujuan dari
Verifikasi Laporan* 1. Standar teknis pengelolaan limbah Pemerintah Pusat.
B3;
2. standar sumber daya manusia Syarat Persetujuan dari Pemerintah
terkait pengelolaan limbah B3,; Pusat harus dilengkapi:
*Verifikasi terhadap: 3. standar sistem managemen • Kajian teknis untuk
1. Laporan pembangunan fasiltias pemanfaatan, lingkungan diintegrasikan kedalam
pengolahan, penimbunan LB3; persetujuan lingkungan.
2. Laporan ujicoba pemanfaatan, dan pengolahan
LB3;
3. Laporan operasional, pemanfaatan, pengolahan,
dan penimbunan LB3.
Persetujuan Teknis
Kegiatan Pengelolaan LB3 Untuk Jasa PLB3 diterbitkan paling lama 7 hari
sejak hasil verif. diketahui.
#3
dan pengolahan LB3;
3. Laporan operasional, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan LB3.
Integrasi Persetujuan Uji Coba Kedalam Persetujuan Teknis
Surat
Y Sesuai dengan
Kelayakan
persetujuan teknis Operasional
Bagian dari
Laporan Uji coba Wajib mengubah
Persetujuan
pengolahan/ Tidak persetujuan teknis
Teknis PLB3 N
pemanfaatan LB3 sesuai
Teringerasi
dengan
66
Dana Jaminan Pemulihan Lingkungan Hidup dan Penggunaannya untuk Kegiatan
Penanggulangan Pencemaran dan/atau Perusakan LH dan Pemulihan Fungsi LH
• Pemberian • Penghentian
Dana Jaminan
informasi; Sumber
Pemulihan
• Pengisolasian; Pencemaran
Lingkungan Hidup
• Penghentian dan/atau
Sumber Perusakan LH;
Pencemaran Dana Pemulihan Fungsi • remediasi;
dan/atau Penanggulangan Lingkungan Hidup • rehabilitasi;
Perusakan LH; Pencemaran
akibat Pencemaran • restorasi;
dan/atau Perusakan dan/atau
dan/atau dan/atau Perusakan
LH termasuk • Upaya Lain
• Upaya Lain TANGGAP DARURAT Lingkungan Hidup
69
BAB IX
Sistim Informasi Lingkungan Hidup
70
Sistim Informasi Lingkungan Hidup
Pengembangan Sistem
Informasi Lingkungan Sistim
Informasi
Hidup
Yang terintegrasi secara elektronik dan
Dokumen
paling sedikit memuat: Lingkungan
yang berbasis
1. dokumen Lingkungan; Geospasial akan
2. status lingkungan hidup; menjadi backbone
3. peta rawan lingkungan; proses Persetujuan
4. sistem informasi pengelolaan Lingkungan, yang
Limbah B3; akan teritegrasi
5. pelaporan dan pengawasan; dan dengan Sistim
6. informasi lingkungan hidup lainnya informasi dan
perizinan lainnya
(OSS dan Sicantik)
71
Aplikasi Sistem Informasi Dokumen Lingkungan
Berbasis Geospasial
74
PEMBINAAN
Penyusun Amdal Dilakukan terkait
a. Perizinan Berusaha;
b. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
c. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara;
d. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Laut;
PLH e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
f. Muatan teknis lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
Gubernur
Pembinaan dilakukan melaui:
(pembinaan)
a. fasilitasi;
b. konsultasi;
c. pendidikan dan pelatihan;
d. penelitian;
e. pengembangan; dan
f. lainnya
Pokok Pengaturan
77
KEWENANGAN
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya wajib melakukan pengawasan
terhadap:
78
Kewenangan Pengawasan oleh Menteri, Gubernur, dan
Bupati/Walikota (Pasal 163)
Perizinan Berusaha dan Persetujuan Pemerintah
Menteri untuk persetujuan lingkungan yg diterbitkan oleh
01 Pemerintah Pusat
79
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota:
80
Pengawasan
Pengawasan Insidental
Dilakukan jika memenuhi kriteria:
82
Pengawasan Lapis Kedua
Pelanggaran Serius
Meliputi:
a. tindakan melanggar hukum yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup relatif besar
b. menimbulkan keresahan masyarakat
83
BAB XI
Pengenaan Sanksi Administrasi
84
Pokok Pengaturan
85
Kewenangan Penerapan SA oleh Menteri, Gubernur,
dan Bupati/Walikota
86
JENIS SANKSI ADMINISTRATIF
03 DendaAdministratif
SA dapat diterapkan secara:
(Pasal 178 ayat (1))
87
Paksaan Pemerintah
88
03 Bentuk Paksaan Pemerintah
a) penghentian sementara kegiatan produksi;
b) pemindahan sarana produksi;
c) penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d) pembongkaran;
e) penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi
menimbulkan pelanggaran;
f) penghentian sementara seluruh kegiatan;
g) Kewajiban menyusun DELH atau DPLH; dan/atau
h) tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan
pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan
hidup.
89
PAKSAAN PEMULIHAN LINGKUNGAN
90
Denda Administratif
Kriteria
c Melakukan perbuatan yang melebihi baku mutu air limbah, baku mutu emisi sesuai dengan
perizinan berusaha
d Tidak melaksanakan kewajiban dalam Perizinan Berusaha untuk Persetujuan
Lingkungan
e Penyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi
SANKSI ADMINISTRATIF
a. kewajiban menyusun DELH atau DPLH; dihitung sebesar 2,5 % dari nilai investasi
b. penghentian sementara kegiatan; dan/atau rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
c. tindakan lain yang bertujuan untuk jumlah maksimum Rp.3.000.000.000,00 (tiga
menghentikan pelanggaran dan tindakan miliar rupiah)
memulihkan fungsi lingkungan hidup
* Dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak memenuhi atau tidak mematuhi paksaan
pemerintah dapat dikenakan pidana
Dasar Hukum Pengawasan
Kriteria 2: tidak memiliki persetujuan lingkungan dan perizinan berusaha
SANKSI ADMINISTRATIF
a. kewajiban menyusun DELH dihitung sebesar 5 % dari nilai Dalam hal penanggung jawab
atau DPLH; investasi rencana usaha dan/atau usaha dan/atau kegiatan yang
b. penghentian sementara kegiatan dengan jumlah tidak memenuhi atau tidak
kegiatan; dan/atau maksimum Rp.3.000.000.000,00 mematuhi paksaan pemerintah,
c. tindakan lain yang bertujuan (tiga miliar rupiah) Menteri, gubernur, dan
untuk menghentikan bupati/walikota sesuai
pelanggaran dan tindakan kewenangannya memberikan
memulihkan fungsi lingkungan sanksi administratif berupa
hidup pembekuan Perizinan Berusaha
Dasar Hukum Pengawasan
Kriteria 3: melakukan perbuatan yang melebihi baku mutu air limbah, baku mutu emisi, sesuai dengan Perizinan Berusaha
Sanksi denda administratif kriteria 4 selain terkait baku mutu limbah dan emisi, ditentukan berdasarkan tingkat pelanggaran:
Ringan - Sedang - Berat
*dihitung secara akumulatif setiap pelanggaran dengan maksimum jumlah denda sebesar Rp.
3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)
Dasar Hukum Pengawasan
Kriteria 5: Penyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi
denda administratif sebesar 10% (sepuluh persen) dari biaya penyusunan Amdal
dihitung sebesar 2,5 % dari nilai investasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan jumlah
maksimum Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)
Dasar Hukum Pengawasan
Kriteria 6:
karena kelalaiannya, melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien,
baku mutu air, baku mutu air laut, baku mutu gangguan, dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, yang tidak sesuai dengan Perizinan Berusaha untuk Persetujuan Lingkungan yang
dimilikinyaPenyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi
* dapat diterapkan apabila telah diketahui penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Keterlambatan Paksaan Pemerintah
• Setiap penanggungjawabusahadan/ataukegiatan yang
tidakmelaksanakanpaksaanpemerintahdapatdikenaidendaatasketerlambatan
pelaksanaanpaksaanpemerintah.
• PerhitungandendaatasketerlambatansanksiPaksaanPemerintah:
𝐷𝑒𝑛𝑑𝑎 = 𝑋% 𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑑𝑎
• KetentuanlebihlanjutdendaatasketerlambatandiaturdalamPeraturan Menteri
• Dendaketerlambatanmerupakan PNBP yang wajibdisetorkankeKas Negara
sesuaidenganketentuanperundang-undangantentangPenerimaan Negara
BukanPajak
Pemanfaatan PNBP
98
Pembekuan Perizinan Berusaha
Penanggung jawab usaha dan/kegiatan yang tidak melaksanakan sanksi
paksaan pemerintah, tidak membayar denda administratif dan/atau denda
keterlambatan paksaan pemerintah
100
Penerapan Sanksi Administratif Lapis Kedua
101
Wewenang Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota
dalam Pengawasan SA
102
Pencabutan SA
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya,
melakukan pencabutan keputusan sanksi administratif apabila
berdasarkan hasil pengawasan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan telah mentaati seluruh kewajiban dalam sanksi administratif
103
104