Anda di halaman 1dari 3

STOP-OR-GO SAMPLING

Model ini digunakan jika yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangatlah
kecil. Metode ini mencegah terjadinya pengambilan sampel yang terlalu banyak. Auditor
menggunakan metode stop-or-go sampling dalam rangka meminimkan waktu dan meningkatkan
efisiensi auditnya. Adapun prosedur yang digunakan dalam model ini adalah :

a. Tentukan desired upper precision limit dan reability level.


b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan guna menentukan
besarnya sampel pertama yang harus diambil.
c. Buatlah tabel stop-or-go decision. Setelah penentuan besarnya sampel minimum maka
dibuat tabel stop-or- go decision. Langkah-langkah penyusunan tabel stop-or-go decision,
antara lain:
Langkah 1 :, auditor menentukan besarnya sampel minimum.
Langkah 2 : Bila kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan pada anggota sampel sama
dengan 1, maka confidence level factor pada R = 95 adalah sebesar 4,8 maka AUPL =
4,860 = 8 yang\melebihi DUPL yang ditetapkan. Oleh karena AUPL DUPL, maka
auditor perlu mengambil sampel dengan rumus : Sample size = Confidence level factor at
desired reability For occurance observed Desired Upper Precision Limit DUPL Besarnya
sampel dihitung sebagai berikut: 4,85 = 96. Angka besarnya sampel ini kemudian
dicantumkan dalam tabel tersebut pada kolom “Besarnya Sampel Kumulatif yang
Digunakan” pada baris langkah ke-2. Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan
terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,896 adalah 5. Jika AUPL = DUPL,
dengan demikian pengambilan sampel dihentikan.
Langkah 3 : Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 96 anggota sampel pada langkah 2
tersebut auditor menemukan 2 kesalahan atau penyimpangan, maka auditor akan
mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke 3 ini jumlah sampel
kumulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya dijumpai 2
kesalahan, maka achieved upper precision limit (AUPL) = 6,3 + 126 = 5%. Dengan
demikian jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat 2 kesalahan, auditor akan
mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern klien adalah efektif, dan auditor akan
menghentikan pengambilan sampelnya, karena AUPL sama dengan DPUL. Namun, jika
dari 126 anggota sampel tersebut auditor menemukan 3 kesalahan, maka AUPL menjadi
sebesar 6,195 (7,8 + 126). Dalam keadaan ini auditor memerlukan tambahan sampel
sebanyak 156 (7,8 + 5%) dan pindah ke langkah 4.
Langkah 4 : Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 126 anggota sampel pada langkah
3 tersebut auditor menemukan 3 kesalahan, maka auditor akan mengambil 30 anggota
sampel tambahan sehingga pada langkah 4 ini jumlah sampel kumulatif menjadi
sebanyak 156. Jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya dijumpai 3 kesalahan, maka
achieved upper precision limit (AUPL) = 7,8 + 156 = 5%. Dengan demikian, jika dari
156 anggota sampel tersebut hanya terdapat 3 kesalahan, auditor akan menghentikan
pengambilan sampelnya, karena AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 156
anggota sampel tersebut auditor menemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar
5,9% (9,2 + 156). Dalam keadaan ini auditor beralih ke langkah 5, yaitu mengambil
kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksanya tidak dapat dipercaya.

d. Evaluasi pemeriksaan terhadap sampel.


Contoh 2

Misalnya tembusan surat order pengiriman tersebut bernomor urut tercetak, dan 2000 lembar
dokumen tersebut yang disimpan dalam arsip mempunyai nomor urut dari nomor 560 sampai
dengan 2559. Pemilihan 100 lembar anggota sampel dari 2000 lembar surat order pengiriman
dengan menggunakan angka acak dilakukan sbb:

1. Mulai memilih angka acak yang tercantum dalam kolom 1 baris 1. Disitu terdapat angka acak
9492. Nomor ini tidak dipakai karena berada di luar kisar nomor urut surat order pengiriman
(560-2559).

2. Kemudian pencarian angka acak dilakukan dengan mencari angka dalam tabel angka acak
yang cocok dengan nomor urut surat order pengiriman yang ada dalam arsip, sampai mencapai
jumlah 100 angka acak.

3. Dari kolom 1, dapat dipilih angka acak untuk memilih nomor surat order pengiriman berikut
ini: 1557; 0174; 1458; 2462; 1818; 1771; 2473; 1976; 2149; 1669; 2178; 1964; 2358; 1322;
2292; 2257, dan seterusnya sampai mendapatkan 100 angka dari tabel angka acak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai