OLEH:
NPM : 1833121048
KELAS : D7 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS WARMADEWA
A. TAHAP-TAHAP AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Penerimaan Perikatan Audit
Perikatan adalah kesepakan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian,
dalam ikatan perjanjian tersebut klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan
keuangan kepada auditor berdasarkan kompetensi profesionalnya.
2. Perencanaan Audit
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahap perlu ditempuh oleh auditor
didalam merencanakan pekerjaan audit atas laporan keuangan.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Tahap ini disebut pekerjaan lapangan, tujuannya adalah memperoleh bukti audit
tentang efektivitas penegndalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan.
4. Pelaporan Audit
Pelaksanaan tahap ini mengacu ke standar pelaporan. Ada dua langkah penting yang
dilasanakan oleh auditor dalam pelaporan audit yaitu menyelesaikan audit dengan
meringkas semua hasil pengujian dan menarik simpulan, serta menerbitkan laporan
audit.
B. TAHAP-TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT
Didalam memutuskan suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh
suatu proses ang tediri dari enam tahap yaitu:
1. Mengevaluasi integritas Manajemen
Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen. Audit atas laporan keuangan
bertujuan untuk memberikn pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen. Berbagai cara dapat ditempuh dalam mengevaluasi integritas
manajemen adalah :
a) Komunikasi dengan Auditor Pendahulu
SA Seksi 315 komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti
memberikan panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi. Sebelum
menerima suatu perikatan audit, auditor pengganti harus melaksanakan
komunikasi tertentu yaitu:
1) Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah
yang spesifik jawaban ini bermanfaat dalam mempertimbangkan penerimaan
perikatan audit calon klien.
2) Menjelaskan pada calon klien tentang perlunya auditor pengganti mengadakan
komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien
untuk mrlakukan hal tersebut.
3) Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor
terdahulu.
b) Meminta Keterangan kepada Pihak Ketiga
Informasi tentang integritas dapat diperoleh dengan meminta keterangan kepada
penasihat hukum, pejabat bank, dan masyarakat yang mempunyai hubungan
bisnis dengan calon klien. Setelah melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
adanya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen, keputusan yang dilakukan
oleh auditor adalah meneruskan melakukan audit auat mengundurkan diri dari
perikatan klien.
c) Melakukan Review Terhadap Audit di Masa Lalu dalam Berhbungan
dengan Klien yang Bersangkutan
Dalam hal mempertimbangkan akan melanjutkan atau menghentikan hubungan
dengan klien dalam perikatan audit auditor harus seksama mempertimbangkan
pengalamannya di masa lalu misalnya adanya kekeliruan atau kecurangan dan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan.
2. Identifikasi Kondisi Khusus dan Risiko Luar Biasa
Factor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko
luar yang mungkin berdampak pada penerimaan perikatan audit dari calon klien
dapat diketahui dengan cara :
a) Mengidentifikasi Pemakai Laporan Audit
Bapepam, badan pengatur bank, danlembaga kuangan lain, pemegang saham dan
pasar modal adalah pemakaian utama laporan audit.
b) Mendapatkan Informasi tentang Stabilitas Keuangan dan Legal Calon Klien
di Masa Depan
Dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon klien, jika pada
saat auditor mempertimbangkan penerimaan ikatan audit, auditor mendapatkan
informasi bahwa klien mendapatkan pengadilan ada kemungkinan auditor terlibat
dalam perkara yang dihadapi oleh klien. Oleh karena itu auditor dapat menolak
perikatan audit.
c) Mengevaluasi Kemungkinan Dapat atau Tidaknya Laporan Keuangan
Calon Klien Diaudit
Kemungkinan laporan keuangan klien dapat diaudit perlu diselidiki oleh auditor
sebelum menerima ikatan auditatas laporan keuangan dari ketersediaan catatan
akuntansi penting(jurnal, buku besar, buku pembantu).
3. Penentuan Kompetensi Auditor Untuk Melaksanakan Audit
Standar umum berbunyi “Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor”. Umumnya
peritimbangan tersebut dengan mengidentifikasi anggota kunci tim audit dan
mempertimbangkan perlunya mencari bantuan spesialis dalam pelaksanaan audit.
a) Mengidentifikasi Tim Audit
Tim audit terdiri dari :
1) Seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan
perikatan audit
2) Satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan program audit
3) Staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur audt yang diperlukan
dalam pelaksanaan program audit
b) Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Pengguanaan Spesialis
Auditor kemungkinan akan menghadapi masalah berikut yang memugkinkan
pekerjaan spesialis :
1) Penilaian (karya seni, obat-obatan khusus)
2) Penentuan karakteristik fisik yang erhubungan dengan kuantitas yang tersedia
atau kondisi (cabang mineral atau tumpukan bahan baku yang ada digudang)
3) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode
khusus (prhitungan actuarial)
4) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan tau persetujuan (pengaruh potensial
suatu kontrak atau dokumen hukum atau ha katas property)
a) Spesialis ditunjuk oleh klien atau badan berwenang dan auditor menggunakan
hasil pekerjaan spesialis tersebut sebagai salah satu dasar untuk menilai
kewajaran asersi yang dicantumkan oleh klien dalam laporan keuangan
auditan.
b) Spesialis dipilih oleh auditor untuk menilai asersi terteantu yang dinyatakan
oleh klien dalam laporan keuangan auditan. Auditor harus mempertimbangkan
hal-hal berikut ini:
- Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis
dalam bidangnya.
- Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak
lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya.
- Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.
a) Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup audit
b) Adanya syarat-syarat perikata yang direvisi atau khusus
c) Perubahan manajemen yang terjadi akhir-akhir ini
d) Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien
e) Persyaratan hukum
C. PERENCANAAN AUDIT
Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya :
1. Memahami bisnis dan industry klien
2. Melaksanakan prosedur analitik
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika
perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
7. Memahami pengendalian intern klien
a) Memahami Bisnis dan Industri Klien
Sebelum melakukan verifikasi dan analisis transaksi, auditor perlu mengenal industry dan
bisnis klien. SA Seksi 318 Pemahaman atau Bisnis Klien memberikan paduan tentang
sumber informasi bagi auditor untuk memahami industry dan bisnis klien :
1. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya
Dalam audit ulangan , auditor dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang
kekhususan bisnis klien dengan cara mereview kertas kerja audit yang disimpan
dalam arsip permanen, sehingga auditor dapat mengingat kembali mengenai
kebijakan-kebijakan klien, organisasi, dan pengendalian intern.
2. Diskusi dengan orang dalam entitas
Orang dalam entitas dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi auditor untuk
memahami bisnis entitas dan industrinya. Komite audit berfungsi dalam membahas
lingkup audit yang perlu dilaksanakan oleh auditor, sehingga dengan melakukan
komunikasi dengan komite audit, auditor dapat memperoleh informasi tentang
tambahan dan perubahan terhadap audit yang direncanakan oleh auditor.
Seksi SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit member panduan bagi auditor
tentang masalah yang dikomunikasikan oleh auditor kepada komite audit. Sedangkan
untuk SA Seksi 334 pihak yang memiliki hubungan istimewa memberikan panduan
bagi auditor dalam mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa dan
transaksi antarpihak, serta pernyataan pengungkapan transaksi dalam laporan
keuangan. Transaksi antara pihak memiliki hubungan istimewa harus dijelaskan
dalam laporan keuangan mengenai : sifat hubungan antara pihak-pihak tersebut,
penjelasan mengenai transaksi itu sendiri. Contoh perusahaaan yang memiliki
hubungan istimewa yaitu perusahaan afiliansi, pemilik utama perusahaan klien.
3. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan
auditor intern
Auditor intern merupakan siste informasi untuk memahami kekuatan dan kelemaham
pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga
keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
4. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum yang telah
memberikan jasa kepada entitas dalam industry
Manajemen entitas membeli berbagai jasa ntuk menyelesaikan masalah-masalah
hukum dam masalah lain seperti sistem informasi, manajemen pemasaran,
manajemen sumber daya manusia, dan manajemen operasi.
5. Publikasi yang berkaitan dengan industry
Pengetahuan mengenai industry yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi
auditor agar dapat melaksanakan audit dengan baik. Pengetahuan mengenai industry
yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan cara :
a) Meminta keterangan dari klien
b) Berlangganan majalah yang dikeluarkan oleh organisasi industry yang
bersangkutan
c) Aktif berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industry atau pogram-pogram
latihan yang diselenggarakan oleh berbagai industry.
6. Perundangan dan peraturan yang signifikan berdampak terhadap entitas
Bisnis perusahaan dipengaruhi oleh peraturan perundangan yang dikeluarkan
pemerintah. Peraturan ekspor, peraturan kredit, peraturan penanaman modal, dan
peraturan peraturan perpajakan merupakan contoh peraturan perundangan yang
secara signifikan berdampak terhadap bisnis perupasahaan.
7. Kunjugan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas
Dengan melakukan perjalanan inspeksi, auditor dapat memperoleh pengetahuan
mengenai tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan dan
penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Selain itu, dengan perjalanan inspeksi
dapat membantu auditor untuk mengenal karyawan-karyawan inti dan pembagian
kegiatan akuntansi.
8. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
Berbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas dapat digunakan sebagai sumber
informasi untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry entitas. Notulen
rapat direksi merupakan dokumen yang sangat penting untuk memperoleh informasi
tentang berbagai keputusan strategic yang dilakukan dalam bisnis entitas.
b) Melaksanakan Prosedur Analitik
1. Konsep Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi perundingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang
dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat.
2. Tujuan Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit
Prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditunjukan untuk :
a. Meningkatkan pemahaman auditor atau usaha klien dan transaksi atau peristiwa
yang terjadi sejak tanggal audit terakhir
b. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang
bersangkutan dengan audit
3. Tahap-tahap Prosedur Analitik
Tahap-tahap proses audit sejak perikatan audit diterima dapat dirinci lebih lanjut
menjadi empat tahap yaitu:
1. Perencanaan audit
2. Pemahaman dan pengujian pengendalian
3. Pelaksanaan pengujian substantif
4. Penerbitan laporan audit
e) Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang Berpengaruh terhadap Saldo Awal, Jika
Perikatan Audit Merupakan Audit Tahun Pertama
Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha untuk tahun
berjalan, namun juga berdampak :
a. Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ke tahun berikutnya dari tahun-
tahun sebelumnya
b. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun sebelumnya.
SA Seksi 323 Audit Tahun Pertama memberikan panduan bagi auditor berkenaan
dengan saldo awal, bila laporan keuangan diaudit untuk pertama kalinya atau bila laporan
keuangan tahun sebelumnya diaudit oleh auditor independen lain.
Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk menyakini bahwa :
a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhadap
laporan keuangan tahun berjalan
b. Saldo penutup tahun sebelumnya telah di transfer dengan benar ke tahun berjalan atau
telah dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan
Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo
awal tergantung pada:
2. Perjanjian Persekutuan
Dalam audit terhadap perusahaan yang berbentuk Persekutuan (partnership), Auditore
harus meriview perjanjian Persekutuan dengan cara yang sama seperti audit terhadap
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Kliennya, perjanjian Persekutuan merupakan
dokumen yang berisi kontrak di antara para pemilik Persekutuan mengenai peraturan
peraturan Yang harus diikuti dalam perjalanan perusahaan.
Pada edit yang pertama kali, informasi informasi yang dikumpulkan oleh Auditor
dari dokumen perjanjian Persekutuan adalah:
Dalam audit yang pertama kali, Auditore perlu meriview notulen rapat yang
dibuat tahun tahun sebelumnya. Copy notulen notulen tersebut harus disimpan dalam
arsip permanen dan diperbaharui informasinya dalam audit berikutnya.
1. Pada waktu membaca notulen rapat, Arsip kontra, Atau data lain yang
memberikan petunjuk adanya korespondensi mengenai sesuatu yang dianggap
penting oleh Auditor, iya baru meminta klien untuk menyerahkan copy Surat
surat yang bersangkutan.
2. Pada umumnya Auditor akan mereview arsip korespondensi Klien dengan
bank dan lembaga kredit yang lain, penasihat hukum dan Instansi pemerintah.
7. Memahami Pengendalian Intern Klien
Langkah pertama dalam memahami pengendalian intern Klien adalah Dengan
mempelajari unsur unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya
adalah melakukan penilaian terhadap efektivitas Pengendalian intern dengan
menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian Intern tersebut. Jika Auditore
telah mengetahui bahwa pengendalian intern Klien Di bidang tertentu adalah kuat,
maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu ia
akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang bersangkutan
dengan bidang tersebut. Untuk mendukung keyakinannya atas efektivitas
pengendalian Intaran tersebut, Auditore melakukan pengujian pengendalian (test of
control).
D. PENGUJIAN AUDIT (AUDIT TEST)
Dalam audit, Auditor melakukan berbagai macam pengujian, yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga golongan berikut ini:
1) Pengujian Analitik
Pengujian ini dilakukan oleh Auditor pada tahap awal proses auditnya pada tahap
review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh Auditor dengan
cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data
Yang lain. Pada tahap awal proses audit. Pengujian Analitik dimaksudkan untuk
membantu Auditor dalam memahami bisnis Klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif.
2) Pengujian Pengendalian (Tests Of Control)
Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
Memverifikasi Efektivitas pengendalian Intern Klayan. Pengujian pengendalian
terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1) frekuensi
pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, (2) Mutu pelaksanaan aktivitas
pengendalian tersebut dan (3) karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian
tersebut.
Auditor melakukan pengujian dengan cara memilih secara Acak surat order
pembelian yang dibuat oleh Klayan dalam tahun yang diperiksa dan kemudian
melakukan audit mengenai:
Referensi :
Mulyadi.2013. Auditing Buku 1 edisi 6. Jakarta : Salemba Empat