Irf Edisi 2 - 2017 Final
Irf Edisi 2 - 2017 Final
KPBU:
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
DALAM MENJAGA APBN YANG SEHAT
Daftar Isi
UTAMA
PENANGGUNG JAWAB:
l Meningkatkan Kualitas APBN dengan Skema KPBU ........................................4-9
Freddy R. Saragih
Brahmantio Isdijoso Oleh : Farid Arif Wibowo
Riko Amir
MITIGASI RISIKO
DEWAN REDAKSI: l Pentingnya Peran PDF dalam Skema KPBU .................................................... 10-14
Heri Setiawan, Fajar Hasri Oleh : Hasrul
Ramadhana, Tony Prianto l Penilaian VfM (Value for Money) dalam Penentuan Pemilihan Skema
Penyediaan Infrastruktur di Indonesia ............................................................15-20
PENYUNTING: Oleh : Eko Nur Surachman
Syahrir Ika, Farid Arif Wibowo,
l Mencermati Peran Penting BUMN dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah dan
Novijan Janis, Riza Azmi, Hendro
Ratnanto Joni, Eko Nur Surachman, Swasta serta Analisis Risikonya.........................................................................21-26
Hadi Setiawan Oleh : Epafras Nehemia Br. Aritonang & Puspa Kusuma Pertiwi
l Langkah Maju Mitigasi Risiko Bencana Alam di Indonesia ...........................27-33
DESAIN GRAFIS DAN LAYOUT: Oleh : Sutarso & Muhammad Ferdiansyah
Tim Grafis Kreasitama
OPINI
SEKRETARIAT: l Lesson Learned Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek KPBU (Sektor
Hani Widyastuti, Merta Liana Hafita, Air) di Indonesia ............................................................................................... 34-38
Rahmat Mulyono, Moh. Kharis Oleh : Danny Ardianto
Syukron, Ana Arsiyani
l Prospek KPBU Pembayaran Ketersediaan Layanan (“Availability Payment”)
Pandangan, gagasan, atau ide yang SEKILAS INFO RISIKO ............................................................................................. 80-81
termuat dalam buku ini bukanlah
representasi dari pikiran atau EXPOSURE ............................................................................................................... 82-83
kebijakan yang keluar dari Dit. PRKN,
DJPPR, Kementerian Keuangan,
melainkan sepenuhnya menjadi 2 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7
tanggung jawab penulis.
S
ebagai sebuah perekonomian populasi berada pada usia produktif jadi salah satu faktor pengendala
yang sedang berkembang de- (15-64 tahun), kualitas sumber daya utama untuk melaksanakan bisnis di
ngan laju yang cukup tinggi, manusia Indonesia, sebagaimana di- Indonesia.
Indonesia semakin kuat men- tunjukkan oleh Indeks Pembangunan Untuk menjawab tantangan-
dapatkan pengakuan mengenai Manusia Indonesia yang dilaporkan tantangan tersebut di atas, Pemerintah
U potensi yang dimilikinya di masa dalam Human Development Report telah mengambil langkah-langkah
T mendatang. Salah satu laporan dari 2016, masih rendah di peringkat 113 secara progresif melaksanakan
A PricewaterhouseCoopers baru-baru dari 188 negara dan tertinggal dari program-program terutama di
ini menyebutkan bahwa Indonesia negara-negara yang setingkat seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan
M
akan menjadi negara dengan GDP Thailand (peringkat 87), Mexico (77) infrastruktur. Progresivitas Pemerintah
A
terbesar nomor 6 di dunia di tahun atau Malaysia (59). tersebut antara lain tampak dari
2030 dan bahkan masuk dalam nomor Tantangan lain adalah terkait belanja yang dianggarkan dan
4 di dunia di tahun 2050 berdasarkan penyediaan infrastruktur yang masih direalisasikan untuk mendukung
PDB di tahun-tahun tersebut (Price- rendah, terutama bila dibandingkan program-program tersebut. Di bidang
waterhouseCoopers, 2017). Optimisme dengan negara-negara lain yang kesehatan, belanja Pemerintah selalu
tersebut memperkuat pandangan setara. Penyediaan infrastruktur pu- meningkat dari tahun ke tahun.
tentang prospek ekonomi Indonesia blik di Indonesia dianggap sangat Di tahun 2014, belanja kesehatan
yang sudah terbangun sebelumnya rendah, salah satunya akibat krisis masih berada pada angka Rp67.5
termasuk salah satunya dengan ekonomi di akhir tahun 1990-an. triliun tetapi di tahun 2017 angka
pengakuan dari keterlibatan Indonesia Saat itu banyak proyek infrastruktur tersebut meningkat secara signifikan
di G20 dan juga pengakuan dari yang terpaksa dihentikan termasuk menjadi Rp104 triliun. Untuk belanja
lembaga pemeringkat yang saat penurunan anggaran Pemerintah infrastruktur, peningkatan tersebut
ini semuanya telah menempatkan untuk pembangunan infrastruktur dan terjadi secara lebih signifikan di mana
Indonesia sebagai negara dengan juga pembatalan proyek-proyek yang di tahun 2014 masih berada di angkat
peringkat layak investasi (investment dikerja samakan dengan pihak swasta. Rp178 triliun sementara di tahun 2017
grade). Menurut Global Competitiveness angka tersebut sudah berada pada
Akan tetapi di balik pandangan- Report tahun 2016-2017 yang diterbit- tingkat Rp387 triliun. Begitu juga
pandangan positif tersebut, Indonesia kan oleh World Economic Forum, dari dalam bidang pendidikan, di tahun
juga menghadapi banyak tantangan 138 negara, untuk indeks penyediaan 2014 masih berada di angka Rp376
yang perlu diselesaikan. Dalam hal infrastrukturnya Indonesia berada triliun dan pada tahun 2017 sudah
pengembangan kualitas manusia pada peringkat 60, jauh lebih rendah mencapai Rp416 triliun.
misalnya, Indonesia menghadapi (tertinggal) dibandingkan dengan
tantangan yang tidak ringan. Di tengah- Malaysia (24), Turki (48), Thailand KUALITAS APBN DAN APBD
tengah optimisme bahwa Indonesia (49) atau Meksiko (57). Laporan Peningkatan belanja kesehatan,
diproyeksikan akan menikmati masa tersebut juga menyebutkan bahwa belanja infrastruktur dan belanja
awal bonus demografi dengan 73% kekurangcukupan infrastruktur men- pendidikan yang signifikan seperti
liter per detik), PDAM Kabupaten AP sedangkan penjaminan diberikan samakan dengan swasta melalui skema
Pasuruan (410 liter per detik), PDAM oleh PT PII. Proyek-proyek tersebut KPBU AP ini.
U Kota Pasuruan (110 liter per detik), telah sukses mencapai financial
T PDAM Kota Sidoarjo (1.200 liter per close pada tahun 2016 dan 2017 dan TANTANGAN PELAKSANAAN
A detik), dan PDAM Kota Gresik (1.000 diharapkan dapat dioperasikan SKEMA KPBU DI INDONESIA
per detik). Hal ini membuat SPAM di tahun 2018. Hal tersebut paling Dengan segala atribut positif
M
Umbulan akan mengoperasikan tidak telah membuktikan bahwa dari skema KPBU seperti disebutkan
A
jaringan pipa transmisi sepanjang proyek dengan skema KPBU AP ini di atas, optimisme terhadap skema ini
92.3 km melewati 16 titik pasokan. bisa diimplementasikan dan bahkan untuk bisa mendukung penyehatan
Dengan karakteristik yang kompleks mendapatkan pembiayaan dan APBN sangat tinggi. Akan tetapi,
seperti itu, setelah dicoba dengan memulai konstruksi dalam waktu belajar dari pengalaman implementasi
beberapa skema pengadaan biasa yang relatif singkat (2 tahun) sejak skema KPBU selama ini, penerapan
proyek SPAM ini harus menunggu dimulai pada tahap penyiapan proyek KPBU di Indonesia juga menghadapi
lebih dari 40 tahun untuk akhirnya bisa KPBU. banyak tantangan yang perlu di-
dilaksanakan dengan skema KPBU. Analisis pada proyek Palapa selesaikan.
Proyek yang bernilai lebih dari Rp 2 Ring yang dilakukan dengan Tantangan yang pertama ada-
triliun ini didukung dengan fasilitas membandingkan antara pengadaan lah mengembangkan kerangka
PDF, VGF dan juga penjaminan yang melalui skema tradisional APBN seleksi dan prioritisasi proyek yang
dikeluarkan oleh PT PII. dan skema KPBU AP menunjukkan kuat dan komprehensif sehingga
Skema KPBU dengan meng- bahwa dengan skema KPBU AP bisa didapatkan proyek-proyek yang
gunakan model availability payment menghemat sekitar 20% dari yang memang betul layak dilakukan secara
secara aktual telah dicoba dan di- seharusnya dikeluarkan melalui skema KPBU, sustainable dalam pelaksanaan
terapkan pada proyek KPBU Palapa APBN biasa. nantinya serta memberikan manfaat
Ring, paket barat (dengan nilai Rp 1.28 Untuk APBN 2018, diharapkan kepada publik secara nyata. Saat
T), paket tengah (Rp 1.38 T) maupun proyek-proyek infrastruktur yang di- ini Pemerintah masih berada dalam
paket timur (Rp 5.13 T). Proyek Palapa biayai melalui Rupiah Murni sebagian tekanan untuk mendapatkan proyek
Ring merupakan proyek pembangunan dapat dialihkan pembiayaannya KPBU terutama dalam hal jumlah
jaringan backbone informasi dengan melalui skema AP dalam rangka proyek yang bisa di-KPBU-kan.
menggunakan serat fiber optic dengan menurunkan besaran negative primary Diharapkan hal itu bukan berarti
Kementerian Kominfo sebagai PJPK. balance. Kementerian Keuangan semua proyek yang diajukan oleh
Dalam proyek ini, pada tahun 2015 bersama dengan beberapa PJPK pemilik atau penanggung jawab pro-
Pemerintah memberikan dukungan potensial, sedang mengidentifikasi yek bisa dilaksanakan dengan skema
berupa fasilitas penyiapan proyek beberapa proyek yang bisa dikerja- KPBU. Keputusan untuk melaksanakan
R
I
S
I
K
O
1)
Dukungan pendanaan APBN yang diharapkan.
2)
Dukungan pendanaan BUMN yang diharapkan.
3)
Kemampuan maksimal swasta melalui percepatan kerja sama Pemerintah dan swasta termasuk bussines to bussines.
4)
Kenaikan karena pertambahan komponen tol laut serta biaya rutin.
5)
Alokasi tersebut terdiri untuk kegiatan Angkutan Perkotaan Berbasis Rel dan Jalan.
6)
Kemampuan PT PLN hanya sekitar 250 T, selebihnya membutuhkan PMN.
P
rogram pembangunan gram dan jargon Pemerintahan yang studi pada masa sekarang ini
M
infrastruktur selalu men- menyusunnya serta tidak terlepas yang berpendapat bahwa sektor I
jadi topik dan prioritas juga dari tantangan yang dihadapi swasta mempunyai keunggulan T
utama bagi Pemerintah pada masa Pemerintahan tersebut. kompetitif dibandingkan dengan I
pada semua rezim Pemerintahan, Namun demikian, ada juga benang sektor publik dalam membangun dan G
mulai dari rezim orde baru sampai merah yang bisa ditarik dari dokumen- mengoperasionalkan infrastruktur, A
dengan orde reformasi sekarang ini. dokumen perencanaan tersebut yang oleh karena itu keterlibatan mereka S
Terakhir, Pemerintahan Joko Widodo- pada intinya adalah berupa daftar dalam pembangunan infrastruktur
I
Jusuf Kalla membuat program panjang (long list) proyek infrastruktur publik patut untuk dipertimbangkan.
pembangunan infrastruktur yang yang dibutuhkan dan perlu untuk Secara umum, guna menjawab
menjadi salah satu prioritas utama dibangun untuk menopang pertum- kebutuhan pengadaan infrastruktur
R
dari 9 agenda utama yang tertuang buhan ekonomi dan melayani ma- publik tersebut, Pemerintah bisa I
dalam program Nawa Cita1. syarakat. Namun pada umumnya menggunakan berbagai opsi skema S
Program pembangunan infra- dalam daftar tersebut, tidak disertai pendanaan, antara lain anggaran I
struktur ini juga menjadi program dengan bagaimana cara Pemerintah publik (APBN/D), anggaran modal K
Pemerintah sebelumnya, dimana pada untuk mengadakan dan mendanai BUMN, dan partisipasi sektor swasta. O
saat itu Pemerintahan SBY-Boediono infrastruktur-infrastruktur tersebut. Dalam hal ini, metodologi yang tepat
membuat program MP3EI (Master Penggunaan APBN/D sebagai opsi harus digunakan untuk memilih
Plan Percepatan dan Perluasan Pem- pendanaan yang berada dalam skema pendanaan mana yang pa-
bangunan Ekonomi Indonesia)2. Jika kontrol Pemerintah jelas bukan ling sesuai untuk membiayai satu
ditarik lebih jauh lagi, pada masa jawaban mutlak, karena kapasitas proyek infrastruktur. Hal ini krusial,
orde baru, Pemerintahan pada masa anggaran publik sendiri yang sifatnya bukan semata karena keterbatasan
itu membuat program pembangunan terbatas, jauh jika dibandingkan anggaran, tapi juga karena efektivitas
infrastrukturnya di dalam Repelita dengan kebutuhan pendanaan dan efisiensi dalam pembangunan
(Rancana Pembangunan Lima Tahun) pembangunan infrastruktur. Selain infrastruktur sangat bergantung
yang rinci memuat perencanaan itu, isu lain yang juga hangat kepada pemilihan skema pendanaan.
pembangunan dalam kurun waktu menjadi topik diskusi adalah Di dalam praktek di negara-negara
lima tahunan3. menyoal tingkat efisiensi sektor lain, metodologi yang dipakai da-
Tentu tiap dokumen perencana- publik dan sektor swasta dalam lam memilih skema pendanaan
an tersebut mempunyai ciri khas membangun dan mengoperasikan infrastruktur ini adalah VfM (Value
masing-masing sesuai dengan pro- infrastruktur. Banyak ahli dan for Money).
I E dan F akan membuat proyek tidak pembagian alokasi proyek yang usaha. Dimensi pengukuran yang
mempunyai VfM. Karena sifat natural ideal dan standar pelayanan dipakai antara lain, persyaratan
dari swasta yang lebih efisien dalam yang dijanjikan. Berangkat dari teknologi proyek, persyaratan efisiensi
R
desain dan konstruksi proyek, tidak kebutuhan ini, maka dikembangkan operasional, persyaratan tingkat
I berani mereka ambil risikonya. studi kualitatif VfM yang meliputi layanan pelanggan dan persyaratan
S Lebih lanjut, Tabel 1 memberikan asesmen aspek kelayakan proyek inovasi komersial. Sebuah daftar
I data bahwa terdapat investor A, B, (viability), tingkat kebutuhan/urgensi periksa kualitatif telah disusun oleh
K dan C yang mempunyai NPC sebesar proyek (desirability), dan tingkat KPPIP untuk mengindikasikan adanya
O 125, 145, dan 135 secara berurutan dan kemungkinan ketercapaian atau nilai tambah apabila menggunakan
dapat menerima alokasi risiko dari keberhasilan proyek (achievability)15. modalitas penyediaan infrastruktur
design and conctruction, operations Studi dilakukan dengan pe- yang melibatkan badan usaha.
dan maintenance. VfM proyek ini bagi nekanan aspek kualitatif, dimana Konsep ini dilanjutkan untuk
Pemerintah masing-masing sebesar, dibangun dengan wawancara dan disempurnakan oleh IIGF Institute,
investor A = 27 (152-125), investor B = 7 pendalaman melalui focus group dimana di dalam risetnya, VfM di
(152-145) dan investor C = 17 (152-135). discussion, serta metode kualitatif definisikan sebagai nilai kemanfaatan
Dari perbandingan ini, penawaran dari lainnya. Dimensi aspek kelayakan maksimum dan berkelanjutan yang
Investor A memberikan nilai VfM yang proyek (viability) yang dirumuskan dapat dihasilkan oleh biaya-siklus
paling maksimal, diikuti oleh Investor adalah seberapa besar kelayakan hidup proyek tertentu atau nilai
C dan Investor B. proyek ini dilaksanakan dengan suatu kemanfaatan tertentu yang dihasilkan
modalitas penyediaan infrastruktur. dari biaya-siklus-hidup proyek
METODE VFM KUALITATIF Apakah ada perbedaan tingkat terendah. Sedangkan Uji VfM adalah
Sebagaimana telah diuraikan, kelayakan apabila proyek dibangun suatu metode analisis untuk menilai
metode kuantitatif memberikan dengan skema public atau dengan apakah biaya siklus hidup proyek yang
ukuran yang cukup jelas dalam skema pelibatan swasta. Sedangkan telah ditetapkan dapat memberikan
M
I
T
I
G
A
S
I
R
I
S
I
K
O
I pendanaan, baik APBN/D, BUMN, pemangku kepentingan tersebut dalam mencapai tujuannya yaitu melayani
atau Swasta. Isian atribusi faktor melihat skema pendanaan yang paling masyarakat dengan manfaat yang
tersebut kemudian disebarkan kepada tepat untuk satu proyek infrastruktur. sebesar-besarnya. n
R
I
S comparator-Technical-note Construction Management and
CATATAN KAKI
I 1. http://nasional.kompas.com/ 6. http://www.pppi.ru/sites/all/the- Economics, Vol.28, No. 4, 345-359.
mes/pppi/img/Value%20For%20 11. Idem
K read/2014/05/21/0754454/.Nawa.
Money%20assessment%20guide.
Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi- 12. Idem
O JK pdf 13. Jagger, Norm. (2012). PPP : The
2. http://news.liputan6.com/ 7. Diamond, J. (2005). Establishing best option for Queensland
read/336442/presiden-sby- a performance management social infrastructure?. Public
luncurkan-masterplan-mp3ei framework for government, Infrastructure Bulletin. Vol.1
Presupuesto y Gasto Público, 40: Issue 8. Article
3. http://soeharto.co/
jejak-presiden-soeharto- 159–183 14. http://www.dtf.vic.gov.au/
dalam-peresmian-proyek- 8. Burger, P. and Hawkesworth, Publications/Infrastructure-
pembangunan I. (2011). “How to attain value Delivery-publications/
for money: Comparing PPP and Partnerships-Victoria/
4. http://www.politik.lipi. Partnerships-Victoria-public-
go.id/kolom/kolom-1/politik- raditional infrastructure public
procurement.” OECD Journal of sector-comparator-Technical-
lokal/1107-hubungan-kerja note
sama-Pemerintah-dengan- Budgeting, Vol.2011/1, 1-56.
pihak-swasta-dalam- 9. https://www.nao.org.uk/report/ 15. http://www.pppi.ru/sites/
pembangunan-infrastruktur-di- examining-the-value-for-money- all/themes/pppi/img/
indonesia Value%20For%20Money%20
of-deals-under-the-private-
assessment%20guide.pdf
5. http://www.dtf.vic.gov.au/ finance-initiative/
Publications/Infrastructure- 16. Laporan Riset VfM Kuantitatif,
10. Raisbeck, P., Duffield, C., and IIGF Institute, 2015
Delivery-publications/ Xu, M. (2010). “Comparative
Partnerships-Victoria/Partnerships- performance of PPPs and tradi- 17. Idem
Victoria-public-sector- tional procurement in Australia.” 18. Idem
I keahlian yang dimiliki untuk dan proyek yang dikerja samakan yang mempercepat pembangunan
melakukan negosiasi, mediasi dan akan menjadi milik PT PLN setelah infrastruktur nasional. Selain men-
arbitrasi, hukum kontrak, manajemen masa konsesi berakhir. PPA mengikat jalankan bisnis utamanya sebagai
R
proyek, audit kinerja dan quality
I control, prosedur dan peraturan dalam Gambar 1. PLTU Batang
S sektor pelayanan publik, keuangan
I perusahaan dan proyek, serta
K manajemen risiko. Komitmen yang
O kuat dari PJPK menjadi hal penting
yang mendukung terlaksananya suatu
proyek.
PT PLN adalah BUMN pertama
yang berperan sebagai PJPK dalam
proyek KPBU Central Java Power Plant
(CJPP) PLTU Batang, Jawa Tengah
dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. Hal
ini sesuai dengan ketentuan yang
ada bahwa BUMN dapat bertindak
sebagai PJPK apabila diatur dalam
peraturan perundang-undangan
sektor bahwa penyediaan infrastruktur
oleh Pemerintah diselenggarakan
oleh BUMN. Sehingga dalam proyek
tersebut, yang bertindak sebagai PJPK Sumber: DJPPR Kemenkeu
I investasi Badan Usaha yang meliputi nilai proyek melebihi kemampuan untuk membayar jumlah klaim
ekuitas dan pinjaman dari pihak modalnya. Dalam memberikan pen- yang telah disepakati.
ketiga. Risiko infrastruktur tersebut jaminan, beberapa langkah yang
R
terdiri atas risiko politik yang dilakukan PT PII adalah sebagai 3. RISIKO YANG TIMBUL
I diakibatkan oleh tindakan, kebijakan berikut: ATAS PELAKSANAAN
S atau keputusan sepihak dari PJPK 1). Konsultasi yang dilakukan di PERAN BUMN DALAM
I atau Pemerintah selain PJPK dan risiko tahap awal dengan memberikan KPBU
K finansial akibat ketidakmampuan PJPK informasi rinci tentang pen- Alternatif pendanaan infrastruktur
O dalam melaksanakan suatu kewajiban jaminan oleh PT PII. Informasi yang ditempuh melalui skema KPBU
yang telah ditentukan oleh Badan ini terdiri dari kriteria dan proses pada dasarnya bertujuan untuk
Usaha berdasarkan Perjanjian Kerja penyediaan jaminan, termasuk membagi risiko dan tanggung jawab
sama. kaitannya dengan proses imple- antara Pemerintah dan pihak swasta.
Sementara itu, kriteria yang mentasi proyek KPBU. Tujuannya Pemerintah terbantu dengan adanya
harus dipenuhi untuk mendapatkan adalah untuk meninjau apakah skema KPBU karena Pemerintah
penjaminan PT PII sebagai berikut: penjaminan relevan untuk bertanggung jawab menyediakan
• Penyediaan proyek KPBU dilaku- menambah nilai proyek yang infrastruktur yang dibutuhkan bagi
kan sesuai dengan Peraturan diusulkan PJPK. kehidupan masyarakat sedangkan
Presiden No.38/2015. 2). Penyaringan (Screening) de- kondisi APBN mengalami keter-
• Melalui proses lelang untuk ngan mengevaluasi Formulir batasan. Di sisi lain, pihak swasta
memilih Badan Usaha dan me- Penyaringan yang disampaikan diuntungkan dengan skema KPBU
menuhi kriteria kelayakan PJPK kepada PT PII untuk karena proyek yang dikerjakan akan
sebagaimana tercakup dalam menentukan kesesuaian ber- menghasilkan revenue, sehingga
dokumen studi kelayakan yang dasarkan regulasi. Setelah meng- dapat mengganti biaya pembangunan
dilakukan oleh tenaga ahli yang kaji formulir penyaringan, PII yang disediakan oleh pihak swasta
I objektif. Keterlibatan BUMN dalam skema timbul apabila ada proyek yang
Lembaga lain yang terlibat dalam KPBU dibagi ke dalam tiga peran kurang diminati yang mengakibatkan
PPI adalah Korean Infrastructure Credit yaitu sebagai wakil Pemerintah selaku ketika proyek ditawarkan, tidak ada
R
Guarantee Fund (KICGF) yang berfungsi project owner/PJPK, melaksanakan penawaran yang masuk. n
I sebagai lembaga penjaminan pinjaman
S kepada pemegang izin proyek yang
I mendapatkan pinjaman dari bank Private Partnerships Principles
REFERENSI:
K atau pemegang izin yang menerbitkan of Policy and Finance”. Elsevier
1. Peraturan Presiden (Perpres)
O obligasi infrastruktur dalam proyek Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Ltd: Great Britain.
PPP. Selain itu, pendanaan atas proyek Kerja sama Pemerintah dengan 5. h t t p s : / / w w w . a c a d e m i a .
Badan Usaha dalam Penyediaan edu/9460931/Public_Private_
PPI sebagian juga diperoleh dari bank-
Infrastruktur. Partnership_di_Korea_Selatan
bank milik negara.
2. Peraturan Presiden Nomor 78 6. http://www.djppr.kemenkeu.
b. Lesson Learned go.id/kpbu
Tahun 2010 tentang Penjaminan
Meskipun kita tidak melihat Infrastruktur dalam Proyek Kerja 7. https://www.ptsmi.co.id/
peran BUMN yang cukup signifikan Sama Pemerintah dengan Badan wp-content/uploads/2015/10/
Usaha yang Dilakukan Melalui Panduan_KPS_PJPK.pdf
dalam pelaksanaan PPP di luar
Badan Usaha Penjaminan 8. https://www.ptsmi.co.id/
negeri, namun keberadaan center Infrastruktur. our-business/products-and-
of expertise yang memiliki beberapa 3. PMK Nomor 265 Tahun 2015 services/three-business-pillars/
peran seperti menyusun dokumen tentang Fasilitas Dalam Rangka project-development/project-
panduan PPP, pembuatan kebijakan, Penyiapan dan Pelaksanaan preparation/
Transaksi Proyek Kerja sama 9. http://www.iigf.co.id/media/
pengembangan proyek, penyediaan Pemerintah dan Badan Usaha kcfinder/docs/publikasi/
pelatihan/pendidikan terkait PPP, dalam Penyediaan Infrastruktur. guarantee-provision-
serta peran lainnya dalam penerapan 4. Yescombe, E. R. 2007. “Public- guideline-2012-ind.pdf
KPBU di beberapa negara sangat
RISIKO BENCANA ALAM DI yang menimbulkan kerusakan parah Berdasarkan data Badan Nasional
M
INDONESIA dan luas seperti gempa bumi, tsunami, Penanggulangan Bencana (BNPB), I
Negara Indonesia, sebuah negara letusan gunung api, dan banjir. sejak tahun 2003 sampai dengan tahun T
kepulauan beriklim tropis yang Indonesia merupakan negara dengan 2016, frekuensi kejadian bencana I
memiliki 17.504 pulau dan terletak jumlah penduduk nomor 4 terbesar alam di Indonesia tergolong banyak, G
melintang di garis khatulistiwa, secara di dunia yaitu 261 juta (2016), dimana dengan kejadian yang paling sering A
geografis memiliki risiko bencana sekitar 40% penduduk maupun pusat terjadi adalah banjir, tanah longsor, S
alam yang tinggi. Berada di antara perekonomian masyarakat tinggal/ dan puting beliung serta mempunyai
I
dua benua dan dua samudra dan di berada di daerah rawan bencana, potensi kejadian yang meningkat
jalur gunung berapi aktif (ring of sehingga potensi bencana pada tahun- pada tahun-tahun mendatang. Karak-
fire), serta di atas puluhan patahan tahun mendatang akan berdampak teristik waktu kejadian bencana
R
aktif menyebabkan negara Indonesia besar bagi kehidupan sosial dan yang sulit diprediksi menyebabkan I
menjadi langganan bencana alam ekonomi masyarakat. masyarakat tidak siap dan seringkali S
Grafik 1. Kejadian Bencana Alam di Indonesia
I
K
O
Sumber: BNPB
R
I
S
I
K
O
Sumber: BNPB
M
I
Sumber: Pujiono, diolah
T
apabila tidak dimitigasi dengan baik. Jawa Tengah pada tahun 2006, strategis, yaitu; 1) pengintegrasian I
Pemerintah telah mempersiapkan Pemerintah menggeser paradigma pengurangan risiko bencana pada G
langkah-langkah penanganan krisis kebijakan dalam penanggulangan kebijakan, perencanaan dan program A
dari sisi pengelolaan fiskal, misalnya bencana dari yang semula bersifat pembangunan yang berkelanjutan S
dengan penyediaan dana cadangan responsif (reaktif) menjadi preventif yang memprioritaskan pencegahan,
I
risiko fiskal, alokasi anggaran bantuan (pencegahan). Berikut disajikan mitigasi, kesiapsiagaan dan penurunan
I dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana. (tidak seragam dalam pencantuman
atas terjadinya bencana. Lapisan Saat ini, instrumen pembiayaan di APBN/RKA-KL).
pertama yaitu untuk risiko bencana atas risiko bencana yang telah diguna- Dalam implementasinya, masing-
R
yang mengakibatkan kerusakan kan antara lain yaitu skema risk retain masing Kementerian/Lembaga
I
S Grafik 2. Perkembangan Dana Cadangan Penanggulangan Bencana
I Perkembangan Dana Cadangan Penanggulangan Bencana Alam
K Tahun 2006 - 2007
O
melakukan kegiatan-kegiatan pra- penanggulangan bencana (dana Alokasi dana cadangan yang
bencana untuk mengedukasi dan kontijensi) yang terdapat pada relatif kecil tidak cukup memenuhi
mempersiapkan daerah-daerah ra- Kementerian Keuangan. Mengingat kebutuhan pembiayaan pascabencana
M
wan bencana agar siap terhadap risiko keterbatasan anggaran, alokasi dana bersifat catastrophic seperti tsunami, I
yang ada dan kegiatan pascabencana kontijensi bencana tersebut berkisar gempa bumi berskala besar, ataupun T
untuk melakukan rekonstruksi atau antara Rp2,0 triliun sampai dengan kejadian bencana lainnya yang I
rehabilitasi daerah terdampak bencana. Rp5,0 triliun setiap tahunnya dengan memiliki tingkat kerusakan tinggi. G
Ketika kondisi tanggap darurat terjadi rata-rata penyerapan anggaran selama Sebagai contoh, saat terjadinya gempa A
atau untuk pembiayaan pada tahap 10 tahun terakhir (2007-2016) mencapai bumi dan tsunami di Aceh pada tahun S
rehabilitasi dan rekonstruksi, alokasi 73,4%. Besaran alokasi dana cadangan 2004, alokasi dana cadangan yang
I
anggaran tersebut dapat segera tersebut didasarkan pada pengalaman tersedia hanya sebesar Rp3 triliun
direalokasi melalui revisi anggaran historis kebutuhan Pemerintah untuk dari total kerusakan dan kerugian
sesuai ketentuan yang berlaku. membantu daerah-daerah yang yang mencapai sebesar Rp41,4 triliun,
R
mengalami bencana tetapi dengan sehingga dukungan kepada daerah I
• Dana Cadangan skala yang relatif kecil (seperti banjir, terdampak bencana menjadi terbatas S
Pemerintah pusat secara berkala gempa bumi berkekuatan relatif kecil, dan proses pemulihan memerlukan I
mengalokasikan dana cadangan atau tanah longsor). waktu yang cukup lama. Berdasarkan K
Tabel 3. Objek dan Kriteria Asuransi BMN
O
I Adapun kriteria BMN yang dapat Adapun risiko yang dipertang- penangangan penanggulangan
diasuransikan antara lain berada gungkan adalah kerusakan tanaman bencana dapat mengetahui secara
di daerah rawan bencana alam, yang disebabkan oleh banjir, komprehensif jumlah anggaran yang
R
mempunyai dampak yang besar kekeringan, serta serangan hama dan tersedia, meskipun dalam melakukan
I terhadap pelayanan umum apabila penyakit tumbuhan atau organisme alokasi/realokasi masih menjadi tang-
S rusak, dan menunjang kelancaran pengganggu tumbuhan (OPT). gung jawab kementerian/lembaga
I tugas dan fungsi Pemerintahan. Terdapat dua jenis OPT, yaitu hama sesuai dengan tugas dan fungsinya.
K Pelaksanaan asuransi dilaksanakan tanaman (penggerek batang, wereng Selain terkait anggaran, Peme-
O oleh salah satu atau beberapa satuan batang coklat, walang sangit, tikus, dll) rintah mulai menerapkan skema risk
kerja pada Kementerian/Lembaga dan penyakit tanaman (blast, bercak transfer melalui asuransi sebagai
nonkementerian yang ditunjuk oleh coklat, tungro, busuk batang, dll). upaya memitigasi pembiayaan risiko
Pengguna Barang untuk melaksanakan Jika dilihat dari jenisnya, maka banjir bencana. Saat ini (2016) kondisi pasar
asuransi BMN bekerja sama dengan dan kekeringan merupakan jenis asuransi domestik masih terbilang
Perusahaan Asuransi yang dituangkan bencana alam sebagaimana dimaksud kecil, dimana tingkat densitas premi
dalam sebuah perjanjian. Implementasi dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang asuransi sebesar USD18,2 per kapita,
dari asuransi BMN diharapkan dapat penanggulangan bencana. masih tertinggal jauh dibanding
mulai dilaksanakan pada tahun 2018. Kerusakan yang dijamin pada dengan kondisi di Malaysia (USD153,9
setiap sawah garapan per petani per kapita), Thailand (USD101,4 per
• Asuransi Pertanian adalah kerusakan dengan intensitas kapita). Dilihat dari sisi penetrasi pasar,
Asuransi pertanian merupakan mencapai sama dengan atau lebih Indonesia justru masih dangkal yang
asuransi untuk petani yang dapat besar dari 75% dan/atau luas kerusakan hanya sekitar 0,51%, dibandingkan
memberikan ganti rugi akibat keru- mencapai sama dengan atau lebih dengan Thailand (1,7%), Malaysia
gian usaha tani. Dengan adanya besar dari 75% pada setiap luas petak (1,62%), India (0,77%) dan Philipina
pembayaran ganti rugi, petani alami. Selain itu umur padi sudah (0,55%).
Masih rendahnya tingkat densitas maupun barang publik (BMN). Yang diterapkan maka akan membuat
M
dan penetrasi pasar tersebut dapat perlu menjadi perhatian juga adalah masyarakat lebih tangguh dalam I
disebabkan beberapa hal, antara lain bagaimana perluasan objek asuransi, menghadapi bencana alam, yang T
tingkat pemahaman dan kesadaran khususnya properti (rumah) yang tentunya membutuhkan kesadaran I
masyarakat yang masih rendah akan dimiliki masyarakat dengan kapasitas masyarakat yang tinggi dan menuntut G
kebutuhan asuransi, terbatasnya yang rendah untuk membangun peran Pemerintah yang lebih besar A
produk asuransi yang ditawarkan kembali rumahnya pascakejadian ditengah keterbatasan dan prioritas S
perusahaan asuransi, maraknya berita bencana. Jika hal tersebut mungkin anggaran yang ada. n
I
negatif atas perusahaan asuransi yang
gagal bayar, serta sebab-sebab lainnya.
Oleh karena itu, berbagai inovasi
R
REFERENSI: 5. Peraturan Menteri Pertanian I
produk asuransi serta pelayanan nomor 40/Permentan/SR.230/7/
perlu ditingkatkan oleh perusahan 1. Bappenas. Buku Pegangan
2015 tentang Fasilitas Asuransi
S
Perencanaan Pembangunan
asuransi. Saat ini, kejadian bencana
Daerah 2015 : Membangun
Pertanian. I
sudah menjadi salah satu risiko yang Ketangguhan Bangsa Melalui 6. Peraturan Menteri Keuangan K
ditanggung dalam asuransi umum, Upaya Pengurangan Risiko Nomor 247 tahun 2016 tentang O
khususnya asuransi harta benda Bencana. Pengasuransian Barang Milik
yang umumnya berbasis ganti rugi 2. Bappenas. Kajian Kelembagaan Negara
(indemnity-based). Perlu adanya dan Regulasi untuk mendukung 7. Pujiono. Evolusi Pandangan
kebijakan penanggulangan ben- Terhadap Bencana.
inovasi produk asuransi yang berbasis
cana dalam RPJMN 2015-2019. 8. Swiss Re Institute. World
parametrik (index-based) dalam
3. Direktorat Jenderal Prasarana Insurance in 2016 : The China
rangka mempercepat proses pencairan
dan Sarana Pertanian, Growth Engine Steams Ahead.
klaim, sehingga proses rehabilitasi Kementerian Pertanian.
9. Undang-undang nomor
dan rekonstruksi akan berjalan lebih Pedoman Bantuan Premi
24 tahun 2007 tentang
cepat. Asuransi Usahatani Padi Tahun
Penanggulangan Bencana
Dari sisi objek asuransi, paling Anggaran 2017.
10. World Bank. Indonesia :
tidak Pemerintah sudah memulai 4. Peraturan Pemerintah nomo 22
Tahun 2008 tentang Pendanaan Advancing A National Disaster
mengimplementasikan instrumen Risk Financing Strategy –
dan Pengelolaan Bantuan
mitigasi risiko bencana alam melalui Options for Consideration.
Bencana
skema asuransi untuk barang-barang
privat (asuransi usaha tani/pertanian)
O
P PENDAHULUAN khususnya yang diselenggarakan 4. Minimum revenue guarantee
I Lima tahun telah berlalu sejak dengan cara KPBU. Sebagai alat Pemerintah menjamin jumlah
berlakunya skema dukungan peme- fiskal, DK berfungsi memberikan minimum pendapatan tertentu
N
rintah terhadap proyek KPBU yang kontribusi finansial ketika penyediaan yang diperoleh Badan Usaha
I
dituangkan dalam Peraturan Menteri infrastruktur tidak dapat dibiayai sebagai upaya mengambil alih
Keuangan Nomor 223/PMK.011/2012 sepenuhnya secara komersial. Setia- risiko permintaan atas penyediaan
(PMK 223/2012) tentang Pemberian wan, Damayanty & Ircham (2014) infrastruktur dimaksud.
Dukungan Kelayakan atas Sebagian menjelaskan empat bentuk alternatif Sebagaimana diatur dalam PMK
Biaya Konstruksi pada Proyek Kerja pemberian DK yang dikenal dalam 223/2012, Indonesia mengadopsi
sama Pemerintah dengan Badan praktik internasional sebagai berikut: kebijakan DK dalam bentuk kontribusi
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. 1. Contribution to construction cost atas sebagian biaya konstruksi. Selain
Saatnya para pemangku kepentingan DK diberikan dalam bentuk tunai itu, terdapat rincian ketentuan yang
membuka kembali catatan selama lima sebesar porsi tertentu atas biaya mengatur syarat-syarat pemberian DK
tahun terakhir dan merefleksikan diri konstruksi. sebagai berikut:
apakah Dukungan Kelayakan (Viability 2. Contribution to operational cost 1. DK diberikan dengan memper-
Gap Fund) yang diatur dalam PMK DK diberikan dalam bentuk tunai timbangkan kemampuan keuang-
223/2012 telah berhasil dilaksanakan sebesar porsi tertentu atas biaya an negara, kesinambungan fiskal,
dengan baik. Selanjutnya, perlu operasional yang dibayarkan dan pengelolaan risiko fiskal
dipertimbangkan langkah-langkah secara periodik. (Pasal 3 PMK 223/2012);
apa saja yang perlu dilakukan untuk 3. Annuity/unitary payment 2. DK diberikan kepada proyek KPBU
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Pemerintah membayarkan se- setelah diketahui tidak terdapat
kebijakan tersebut. Dalam artikel ini, jumlah kompensasi kepada Badan lagi alternatif lain untuk membuat
penulis menelaah kembali pelaksanaan Usaha selama masa operasi proyek proyek tersebut layak secara
pemberian Dukungan Kelayakan yang terdiri dari komponen finansial (Pasal 4 PMK 223/2012);
(DK) berdasarkan proses bisnis yang penggantian atas pengeluaran 3. DK diberikan atas porsi tertentu
selama ini berlangsung di Kementerian modal, pengeluaran operasional, dari biaya konstruksi proyek
Keuangan. biaya pembiayaan (financing termasuk biaya pemasangan dan
DK adalah salah satu alat fiskal costs) dan tingkat pengembalian biaya bunga atas pinjaman yang
yang dimiliki oleh Pemerintah untuk yang wajar dari penyediaan berlaku selama masa konstruksi
mendukung penyediaan infrastruktur infrastruktur. namun tidak meliputi biaya
O
P
PENDAHULUAN sentral kebijakan fiskal dengan baik Sedangkan dalam fungsi stabilitas, I
Perekonomian suatu negara, ti- untuk menjaga APBN tetap sehat APBN merupakan tools bagi
N
dak selalu bisa berjalan mulus sesuai serta meningkatkan kredibilitas Pemerintah dalam menjaga stabilitas
I
perencanaan yang telah disusun. APBN agar lebih realistis, efisien dan perekonomian dalam hal terjadi
Berbagai faktor baik internal mau- berkesinambungan. Dalam penge- guncangan ekonomi yang sangat
pun eksternal dapat membuat lolaan stabilitas ekonomi makro, ekstrem.
perekonomian berfluktuasi. Untuk kebijakan fiskal akan berinteraksi Tantangan APBN dalam men-
mengantisipasi fluktuasi yang dengan kebijakan moneter, mengi- jalankan fungsi-fungsinya saat ini
berlebihan, dikenal dua kebijakan ngat setiap perubahan yang terjadi menjadi sangat berat mengingat
Pemerintah, yaitu kebijakan fiskal pada variabel-variabel ekonomi makro kondisi perekonomian global yang
dan kebijakan moneter. Kebijakan akan berpengaruh pada APBN. belum stabil sehingga mempengaruhi
fiskal merupakan proses penetapan Dalam pelaksanaannya, APBN capaian penerimaan negara,
pajak dan pengeluaran Pemerintah menjalankan tiga fungsi utama yaitu namun disisi lain kebutuhan belanja
dalam rangka mempertahankan fungsi alokasi, distribusi dan stabilitas. Pemerintah semakin meningkat dalam
pertumbuhan ekonomi, kesempatan Dalam fungsi alokasi, APBN digunakan rangka mencapai target pertumbuhan
kerja yang tinggi, dan membebaskan untuk mengatur penggunaan pen- ekonomi, terutama untuk memenuhi
dari inflasi yang tinggi atau ber- dapatan negara untuk dibelanjakan kebutuhan pembiayaan penyediaan
gejolak (Samuelson, 2001). Secara pada pos-pos belanja negara seperti infrastruktur yang membutuhkan dana
sederhana kebijakan fiskal adalah pendidikan, kesehatan, perlindungan sebesar Rp4.796,2 triliun untuk tahun
kebijakan yang dilakukan Pemerintah sosial, transfer daerah maupun 2015-2019.
untuk mengendalikan perekonomian pembangunan infrastruktur dengan Untuk menutup gap antara
dengan mengubah-ubah anggaran memperhatikan target prioritas penerimaan dan belanja, Pemerin-
penerimaan dan pengeluaran peme- pembangunan tahun berjalan. Dalam tah menggunakan instrumen
rintah (Manurung, 2009). Sarana menjalankan fungsi distribusi, APBN pembiayaan melalui utang yang
yang digunakan oleh Pemerintah diharapkan dapat menciptakan diarahkan untuk belanja produktif
dalam menjalankan fungsi fiskalnya pemerataan untuk menurunkan seperti pembiayaan DAK Fisik,
adalah Anggaran Pendapatan dan ketimpangan pendapatan antar Dana Desa, pembangunan sektor
Belanja Negara (APBN). Pemerintah wilayah di Indonesia yang biasa infrastruktur, pendidikan, kesehatan,
harus menjalankan peran dan fungsi diukur dengan koefisien Gini. dan perlindungan sosial.
TENTANG KPBU
Salah satu cara untuk meng-
genjot pertumbuhan ekonomi adalah
dengan melakukan pembangunan.
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
Saat ini Pemerintah sedang gencar-
Dari grafik di atas, dapat dilihat Dalam rangka penurunan besar- gencarnya melakukan pembangunan
bahwa kenaikan pembiayaan neto an defisit keseimbangan primer, infrastruktur, hal ini tercermin dalam
seiring dengan kenaikan pos-pos Pemerintah dapat melakukan Rencana Pembangunan Jangka
belanja produktif. Namun demikian peningkatan target penerimaan Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
disisi lain, kebijakan belanja maupun dengan penurunan alokasi yang menyebutkan bahwa kebutuhan
yang ekspansif tanpa diimbangi belanja. Namun, dengan kondisi pendanaan infrastruktur yang meliputi
O kenaikan pendapatan negara akan ekonomi global yang belum stabil pembangunan sektor transportasi,
P menyebabkan terjadinya defisit serta harga komoditas yang belum energi, telekomunikasi, sumber daya
I keseimbangan primer (negative membaik, pilihan kebijakan fiskal air, dan permukiman adalah sebesar
primary balance). untuk meningkatkan target pene- Rp 4.796 triliun. Dari jumlah tersebut,
N
Keseimbangan primer (primary rimaan yang cukup signifikan dari pendanaan yang dapat dipenuhi oleh
I
balance) merupakan neraca yang tahun-tahun sebelumnya belum APBN dan APBD hanya mencakup
memperlihatkan pendapatan menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, Rp 1.978,6 triliun (atau 41,3 persen).
dikurangi belanja, namun tidak dengan massive-nya pembangunan Untuk itu, dibutuhkan sebuah inovasi
termasuk data pembayaran bunga infrastruktur saat ini, Pemerintah (alternatif) pembiayaan yang efektif
utang dalam besaran belanjanya. membutuhkan anggaran belanja dalam menghadapi hal tersebut.
Jika nilainya positif (surplus) berarti infrastruktur yang cukup besar. Untuk Di banyak negara, Public-
bunga utang dibayar dari pendapatan, itu, dibutuhkan creative financing Private Partnership (PPP) sudah
namun sebaliknya jika negatif (defisit) yang diharapkan akan menjadi solusi dikenal sebagai solusi untuk isu
berarti sebagian bunga utang dibayar dalam mencapai target pembangunan yang disebutkan di atas. PPP adalah
bukan dari pendapatan, melainkan Infrastruktur namun tetap mengupaya- kerja sama antara Pemerintah dan
dari utang baru. Tahun 1998 hingga
Grafik keseimbangan primer 2012-2018*
tahun 2011 keadaan keseimbangan
primer masih surplus. Defisit
keseimbangan primer Pemerintah
untuk pertama kalinya terjadi pada
APBN 2012. Dari grafik di bawah ini
dapat dilihat bahwa dalam enam
tahun terakhir, Indonesia mengalami
defisit pada keseimbangan primernya
dan besarannya cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian bunga
utang dibayar dari penerbitan utang
baru yang menyebabkan rasio utang
terhadap PDB setiap tahunnya semakin
meningkat.
O
P
I
N
I
Sumber: RPJM 2015-2019, Bappenas.
Sumber: Recent Developments in Public Private Partnerships ACI-NA/World Annual Conference, September 25, 2016
Keterangan:
Capex : Biaya Capex, termasuk
biaya konstruksi, peng-
gunaan bahan/alat, pem-
bebasan lahan/sewa dan
biaya ekslasi harga dan
kontingensi
Opex : Biaya Opex, termasuk
biaya pemeliharaan, biaya
SDM, biaya pergantian
alat atau risiko kehilangan,
dan tidak termasuk biaya
Sumber Gambar: kominfo.go.id
biaya promosi dan biaya
Selanjutnya proses pelaksanaan dengan jaringan baru yang akan pengelolaan pendapatan
dimulai dengan proses pengadaan dibangun di wilayah timur Indonesia tarif layanan
(lelang) untuk memilih Badan Usaha (Palapa Ring-Timur). Palapa Ring- ROI : Tingkat Pengembalian
O yang mampu menyediakan layanan Timur akan dibangun sejauh 4.450 Investasi, adalah keuntung-
P dengan biaya terendah. Pelelangan km yang terdiri dari sub marine an Badan Usaha Pelaksana
I akan bersifat terbuka, transparan dan cable sejauh 3.850 km dan land cable untuk dapat menjalankan
kompetitif. Badan Usaha pemenang sepanjang 600 km dengan landing operasional kegiatan
N
lelang akan melaksanakan penyediaan point sejumlah lima belas titik pada 21 Pembayaran Ketersediaan Layanan
I
layanan sesuai dengan spesifikasi kota/kabupaten. dilaksanakan setiap bulan dan dihitung
output yang disepakati dalam per- Pembiayaan Palapa Ring meng- sesuai dengan rumus penghitungan
janjian kerja sama. Pemerintah secara gunakan skema KPBU, sesuai Perpres berikut ini:
berkala akan membayar jasa penye- no. 38 Tahun 2015 dengan konsep APn= BKn - Dn
diaan layanan selama masa kerja sama. BOOT (Build-Own-Operate-Transfer) Dengan ketentuan:
Meskipun terhitung baru, skema dan menerapkan skema pembayaran •
AP adalah Pembayaran
AP ini sudah diterapkan di Indonesia ketersediaan layanan (AP). Skema Ketersediaan Layanan.
untuk proyek berskala besar seperti Availability Payment diprakarsai oleh • n adalah Bulan pelayanan.
Palapa Ring. Proyek infrastruktur Kementerian Keuangan dan meng- • BKn adalah Biaya Kapasitas.
telekomunikasi berupa pembangunan gunakan sumber dana AP yang ber- • Dn, adalah total Denda Kegagalan
serat optik di seluruh Indonesia asal dari Dana Kontribusi Universal Kinerja
sepanjang 36.000 kilometer ini sudah Service Obligation (USO) yang dikelola Kejelasan dan transparansi for-
mendapatkan pembiayaan (financial oleh Balai Penyedia dan Pengelola mula besaran cicilan yang harus
close) dan diprediksi selesai dibangun Pembiayaan Telekomunikasi dan dibayarkan oleh PJPK merupakan
dan siap beroperasi pada 2019. Informatika (BP3TI). Nilai investasi keuntungan dari penggunaan skema
Palapa Ring sendiri terdiri atas untuk proyek ini sebesar Rp1,28 triliun AP karena alokasi dana menjadi
tujuh lingkar kecil serat optik (untuk untuk paket barat, Rp1,38 triliun untuk lebih bisa diprediksi dan di saat yang
wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, paket tengah dan Rp5,13 triliun untuk bersamaan kualitas layanan bisa
Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan paket timur. terjaga karena adanya Service Level
Maluku) dan satu backhaul (pengantar Komponen biaya yang dapat Agreement (SLA) yang menjadi bagian
data) untuk menghubungkan semua- dibayarkan oleh AP adalah biaya skema tersebut. SLA adalah metode
nya. Pembangunan ini ditargetkan modal, biaya operasional, dan yang menjelaskan secara rinci dan
untuk bisa menjangkau 440 kota keuntungan wajar yang diperoleh mendokumentasikan komitmen antara
dan kabupaten di seluruh Indonesia, badan usaha pelaksana selama masa pihak-pihak terkait untuk memfasilitasi
dengan mengintegrasikan jaringan konsesi, yang untuk Palapa Ring berjalannya pembayaran hutang yang
yang sudah tersedia sebelumnya adalah 15 tahun. lancar. SLA sangat membantu dalam
memantau terjaganya kinerja selama dengan risiko yang relatif rendah nonfisik. Pemenuhan ini mutlak
proses pelunasan karena kaitannya mengingat pendapatannya dijamin ada agar tidak ada pengurangan
yang erat dengan denda kegagalan oleh Pemerintah. Bagi Pemerintah, pembayaran dari Pemerintah ke pihak
kinerja yang berpengaruh terhadap skema KPBU dengan AP bisa swasta, karena pihak swasta dianggap
AP tiap bulannya. berkontribusi dalam mewujudkan sudah memenuhi tanggung jawabnya. O
Adanya SLA dalam skema AP yang APBN yang sehat. Dinamika yang dihasilkan dari P
digunakan Kemkominfo misalnya, Eksplorasi skema AP membuka pengimplementasian skema AP I
bisa dihitung per bulan dengan ruang bagi masyarakat untuk sesegera tersebut nantinya bisa memberikan
N
menggunakan rumus: mungkin menikmati layanan publik kenyamanan kepada badan usaha
I
yang berkualitas. Pengertian kata dalam berinvestasi untuk proyek
“berkualitas” di atas tidak hanya infrastruktur yang biasanya adalah
Jika SLA > threshold maka tidak perlu mengacu kepada aspek fisik, tetapi proyek jangka panjang. Dampak positif
ada denda juga nonfisik, seperti pemenuhan yang dihasilkan tidak hanya terlihat
Jika SLA < threshold, maka perhitungan kebutuhan yang memang diperlukan dari APBN dan APBD dengan output
denda menggunakan rumus berikut: masyarakat, atau dampak positif yang yang lebih stabil dan nyata, tetapi juga
Denda/bulan = (SLAthreshold - SLAactual) x bisa didapatkan oleh masyarakat di meningkatkan kepercayaan badan
insentif per_bulan masa depan dari keberadaan layanan usaha untuk berinvestasi di Indonesia.
Denda tiap bulan tersebut bisa tersebut. Implementasi skema AP juga
mempengaruhi besaran AP sekaligus Sebagai contoh, proyek pemba- akan memberikan dampak positif
mendorong terjaganya kualitas ngunan rumah sakit yang berkualitas kepada setiap Kementerian dan
layanan selama masa konsesi. tidak hanya bisa diukur melalui Lembaga, yaitu mendorong K/L
Beberapa proyek lain di sektor aspek fisik seperti gedung baru dan beralih dari penyediaan infrastruktur
jalan tol maupun non tol, proyek lapas peralatan yang modern, tetapi juga melalui belanja kontraktual tradi-
dan rumah sakit serta fasilitas umum aspek nonfisik seperti pelayanan sional menjadi penerapan belanja
yang saat ini sedang dalam proses yang lebih sigap atau efek jangka berbasis kinerja (performance
perencanaan juga sudah memutuskan menengah bahkan panjang bagi based budgeting), sehingga akan
untuk menggunakan skema AP. kesehatan pasien usai dirawat di memberikan leveraging yang lebih
rumah sakit. AP menjadi senjata besar terhadap APBN. Pengadaan
PENUTUP yang ampuh untuk mengupayakan fasilitas layanan publik yang ada pun
Di masa mendatang, skema pencapaian kualitas semacam ini, akan meningkat, tidak hanya dari segi
KPBU dengan AP memberikan mengingat untuk proyek KPBU, pihak kuantitas, tapi juga dari segi kualitas,
peluang yang sangat besar kepada swasta harus bisa memenuhi standar yang nantinya mampu menciptakan
semua pemangku kepentingan infra- pelayanan minimum yang sudah kesejahteraan sosial yang merata dan
struktur untuk mengembangkan disepakati dalam perjanjian, baik iklim perekonomian yang lebih sehat
usaha yang bersifat jangka panjang yang menyangkut aspek fisik maupun di Indonesia. n
D
i tengah maraknya isu Domestik Bruto (PDB) di tahun 2016 pemenuhan sekitar 36,5% dari total
bertambahnya utang sekitar Rp 12.406,8 triliun (BPS, 2017), kebutuhan pendanaan infrastruktur
O negara dan polemik belanja infrastruktur Indonesia hanya menggunakan dana swasta dalam
P penggunaan utang mencapai sekitar 2% dari PDB. RPJMN 2015-2019.
I yang dinilai tidak menyejahterakan Berdasarkan data dari McKinsey Peraturan Presiden Nomor 38
rakyat, Pemerintah terus berupaya (2013), selama kurun waktu 1999- Tahun 2015 tentang Kerja sama
N
menyampaikan pesan positif bahwa 2011 beberapa negara dengan per- Pemerintah dengan Badan Usaha
I
Pemerintah sedang bekerja mem- tumbuhan ekonomi yang cukup baik di dalam Penyediaan Infrastruktur
bangun Indonesia. Pemahaman yang tengah melemahnya pasar global rata- menjadi tonggak baru paradigma
salah kaprah tentang utang negara rata mengalokasikan lebih dari 4% KPBU. Peraturan tersebut merupakan
dan urgensinya tampaknya perlu PDB untuk belanja infrastruktur. India, penyempurnaan atas Peraturan
diklarifikasi. Pada kenyataannya, tercatat mengalokasikan sekitar 4,7% Presiden Nomor 67 Tahun 2005 dan
Indonesia saat ini dalam proses PDB untuk infrastruktur sementara perubahannya. Melalui perluasan dari
mengubah arah pembangunan Jepang rata-rata menganggarkan 5% delapan sektor infrastruktur menjadi
dan berupaya semaksimal mungkin belanja infrastruktur dari PDB-nya. 19 sektor infrastruktur yang dapat
untuk meningkatkan ketersediaan Sejauh ini persentase anggaran belanja dibangun dengan mekanisme KPBU,
infrastruktur di seluruh penjuru negeri. infrastruktur tertinggi dialokasikan Pemerintah berupaya untuk membuka
Dalam Rencana Pembangunan oleh Tiongkok yang mencapai 8,5% kesempatan seluas-luasnya kepada
Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, dari PDB. pemilik otoritas untuk menstrukturkan
Pemerintah memperkirakan adanya Dengan tingginya kebutuhan proyeknya sebagai proyek KPBU.
kebutuhan pembangunan infra- infrastruktur Indonesia dan keterbatas- Berbagai fasilitas pun telah disiap-
struktur dasar sebesar Rp 4.796 triliun. an sumber daya yang ada, Pemerintah kan hingga ke perangkat legal
Sementara pada 2015, APBN nyatanya harus beralih dari pendanaan pendukung implementasinya. Melalui
hanya mampu menganggarkan penyediaan infrastruktur yang Kementerian Keuangan, Pemerintah
sebesar Rp 189,7 triliun, dilanjutkan sepenuhnya menggunakan APBN/ telah menyatakan kesiapannya
dengan sekitar Rp 313,5 trilliun pada APBD menuju ke langkah strategis untuk mendukung proyek-proyek
2016 dan Rp 387,3 triliun pada 2017. untuk mencari alternatif pendanaan. KPBU dengan menyediakan fasilitas
Walaupun secara persentase alokasi Salah satu upaya nyata Pemerintah penyiapan proyek (Project Development
belanja infrastruktur meningkat adalah dengan mengadopsi skema Facility), dukungan kelayakan atas
dengan cukup masif pada kisaran rata- Public-Private Partnership (PPP), sebagian biaya konstruksi (Viability
rata 104,2% dari alokasi 2015 hingga atau ditranslasikan sebagai Kerja Gap Fund), penjaminan infrastruktur,
2017, jumlah tersebut belum dapat Sama Pemerintah dengan Badan dan skema pembayaran ketersediaan
dikatakan signifikan. Dengan Produk Usaha (KPBU), dan menargetkan layanan (Availability Payment).
D
i tengah kebutuhan penda- berdasarkan kinerja. Infrastruktur dalam Proyek Kerja
naan infrastruktur yang be- Salah satu karakteristik utama Sama Pemerintah dengan Badan
gitu besar, skema kerja sama dalam KPBU adalah terdapat alokasi Usaha yang Dilakukan Melalui Badan
Pemerintah dengan badan risiko. Keterlibatan pihak swasta Usaha Penjaminan Infrastruktur.
usaha dalam penyediaan infrastruktur dalam KPBU tidak berarti mengalihkan Penjaminan Infrastruktur diberikan
(KPBU) menjadi skema pendanaan seluruh risiko kepada pihak swasta. terhadap pembayaran kewajiban
yang menjanjikan. Sejak diterbitkannya Alokasi risiko yang optimal dalam finansial PJPK, yaitu kewajiban untuk
O Peraturan Presiden (Perpres) Nomor KPBU adalah bahwa risiko dialokasikan membayar kompensasi finansial kepada
P 67 Tahun 2005 tentang KPBU dalam kepada pihak yang paling mampu badan usaha atas terjadinya risiko
I Penyediaan Infrastruktur, hingga saat mengelola atau menanggungnya. infrastruktur yang menjadi tanggung
ini paling tidak telah terdapat 17 proyek Sebagai contoh, perubahan hukum/ jawab pihak PJPK sesuai dengan
N
KPBU yang telah ditandatangani peraturan perundang-undangan alokasi risiko sebagaimana disepakati
I
perjanjian kerja samanya. Ke depan, merupakan risiko yang berasal dari dalam perjanjian kerja sama. Risiko
jumlah proyek infrastruktur yang pihak Pemerintah sehingga pihak Infrastruktur adalah peristiwa-peristiwa
menggunakan skema KPBU akan terus yang paling tepat untuk menanggung yang mungkin terjadi pada proyek
bertambah. Di samping memberikan risiko adalah Pemerintah, dalam hal ini KPBU selama berlakunya perjanjian
alternatif pendanaan pembangunan penanggung jawab proyek kerja sama KPBU yang dapat memengaruhi secara
infrastruktur, skema KPBU dapat (PJPK). Sementara risiko keuangan negatif investasi badan usaha, yang
memunculkan risiko fiskal yang perlu proyek, pihak yang paling tepat untuk meliputi ekuitas dan pinjaman dari
diwaspadai dan dikelola dengan baik menanggungnya adalah pihak swasta pihak ketiga.
oleh Pemerintah. mengingat pihak swasta lebih memiliki Perjanjian KPBU menjabarkan ke-
fleksibilitas untuk melakukan mitigasi wajiban masing-masing pihak, termasuk
KARAKTERISTIK KPBU: risiko, misalnya dengan asuransi dan kewajiban finansial PJPK apabila PJPK
ALOKASI RISIKO lindung nilai/hedging. melakukan atau tidak melakukan suatu
Menurut Panduan Referensi Ke- perbuatan yang dapat menyebabkan
mitraan Pemerintah Swasta Versi 2.0 RISIKO INFRASTRUKTUR DAN timbulnya kewajiban finansial tersebut.
yang diterbitkan oleh IIGF, secara RISIKO FISKAL Tin-dakan atau tiadanya tindakan PJPK
umum kerja sama Pemerintah dengan Berdasarkan Peraturan Presiden tersebut secara umum disebut sebagai
badan usaha atau Public-Private Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja risiko politik. Sebagai contoh, dalam
Partnership (PPP) dapat didefinisikan Sama Pemerintah dengan Badan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT),
sebagai suatu kontrak jangka panjang Usaha dalam Penyediaan Infra- PJPK dapat menjanjikan diberikannya
antara suatu pihak swasta dan suatu struktur, Pemerintah dapat memberi- kompensasi tunai kepada badan
badan Pemerintah untuk menyediakan kan penjaminan terhadap KPBU. usaha jalan tol (BUJT) apabila terdapat
suatu aset atau layanan publik, dan Penjaminan Pemerintah tersebut di- keterlambatan pengadaan tanah atau
berdasarkan kontrak tersebut, pihak berikan dalam bentuk Penjaminan keterlambatan dalam perubahan tarif
swasta menanggung risiko signifikan Infrastruktur yang dilaksanakan ber- sesuai yang diperjanjikan. Demikian
dan tanggung jawab pengelolaan dasarkan Peraturan Presiden Nomor halnya apabila terjadi penghentian
dengan remunerasi yang ditentukan 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan perjanjian (terminasi) yang disebabkan
S
ebagaimana telah kita Bagaimana pandangan Bapak wilayah.
ketahui bersama, Pemba- terhadap target pembangunan infra- Dalam mencapai prioritas pem-
ngunan infrastruktur saat struktur saat ini dengan adanya keter- bangunan tersebut terdapat tiga sektor
ini telah menjadi agenda batasan APBN? yang didorong pengembangannya
prioritas nasional. Besarnya kebutuhan Kita tentunya sudah sering men- yaitu sektor pertanian, industri, dan
pembiayaan proyek infrastruktur dengar istilah Pak Jokowi tentang pariwisata. Pertama adalah sektor
tersebut tentunya tidak bisa semuanya money follow program yang pada pertanian, seperti kita ketahui se-
dibiayai oleh APBN. Diperlukan implementasinya dapat membuat bagian besar penduduk kita berada
dukungan APBD, BUMN, dan teruta- prioritas dan target pembangunan di sektor ini sehingga peningkatan
ma peran swasta untuk dapat ber- menjadi lebih jelas. produktivitas di sektor pertanian
kontribusi menutupi kesenjangan Pada tahun 2017 prioritas pem- menjadi sangat penting. Kedua adalah
pendanaan infrastruktur. Oleh karena bangunan Pemerintah ditujukan sektor industri, dalam jangka panjang
itu, skema Kerja Sama Pemerintah dan untuk mengatasi ketimpangan sosial jika kita ingin perekonomian tumbuh
Badan Usaha (KPBU) menjadi salah dan wilayah, sehingga setiap K/L tinggi maka industri pengolahannya
satu skema yang diharapkan menjadi diminta untuk menyusun program juga harus tumbuh cukup tinggi.
salah satu alternatif pembiayaan dalam rangka mendukung prioritas Dengan demikian industri pengolahan
pembangunan infrastruktur dengan pembangunan tersebut, salah satunya juga harus didorong. Namun industri
tetap menjaga kesehatan APBN. adalah program pengembangan pengolahan itu semakin lama akan
R dari dampaknya. Intinya infrastruktur bahwa tidak semuanya harus dari kabinet ini. Sebenarnya capaian ini
di masa yang akan datang kita dorong APBN. Intinya kalau kita bicara proyek dapat memberikan informasi kepada
A
ke sana. infrastruktur, ada infrastruktur yang investor bahwa proyek KPBU di
Sejak awal kita sudah menge- dapat menarik swasta karena memang Indonesia ini bukan suatu konsep
tahui bahwa pembangunan infra- ada porsi yang dapat mereka kerjakan, saja tapi memang sudah dapat di-
struktur memang tidak dapat hanya misalnya infrastruktur perusahaan implementasikan.
mengandalkan sumber pembiayaan listrik dan perumahan atau lebih Selanjutnya, bagaimana kita mem-
dari APBN saja, namun dibutuh- tepatnya real estate. Penyediaan bawa KPBU lebih maju lagi dengan
kan juga pendanaan dari BUMN infrastruktur yang dapat dilakukan lebih banyak lagi contoh-contoh
dan Swasta. Dari total Rp. 4.796 oleh swasta, Internal Rate of Return dengan suatu kerangka yang sudah
triliun yang dibutuhkan untuk (IRR)-nya harus lebih dari 13%. Namun, diimplementasikan dan bagaimana
pembangunan infrastruktur, 40% ada juga proyek infrastruktur yang kita dapat lebih banyak memberikan
diantaranya atau sekitar Rp.1.900 diminati swasta yang belum mencapai dorongan. Tetapi, di sini kita harus
triliun berasal dari APBN. Kemudian IRR maka akan dibantu kelayakan bekerja keras untuk mendorong
ada juga yang dari BUMN, dengan finansialnya oleh Pemerintah sehingga supaya penyiapan proyek dapat kita
Pemerintah memberikan PMN terdapat kerja sama Pemerintah- lakukan dengan lebih baik lagi.
maupun penjaminan maka akan Swasta. Itulah pengertian KPBU. Salah satu cara yang ditempuh
dapat memperoleh leveraging pem- Penting untuk mengubah mindset adalah bagaimana kita berkoordinasi
biayaan yang cukup besar. Untuk supaya tidak semuanya langsung dengan lebih baik. Hal ini dilakukan
mengembangkan/menyelesaikan berpikir untuk minta APBN setiap kali dengan membentuk Kantor Bersama
infrastruktur, jika equity-nya 30% dan ada proyek, ini yang harus dapat kita dengan beberapa kementerian yang
ditambah loan 70% maka lebih banyak bimbing. Peluang kerja sama tersebut sangat berkaitan erat dengan KPBU,
yang dapat diselesaikan. Namun kian kuat karena Pemerintah juga antara lain Bappenas yang menyusun
disamping pembiayaan dari APBN telah mengeluarkan Perpres 38/2015 perencanaan bagaimana list proyek
R di kementerian masing-masing se- KPBU ini. Walaupun peluang KPBU ini 4) investor baik dalam negeri maupun
hingga pihak yang mengajukan dan memang besar, kesiapan kita dalam luar negeri sudah melirik beberapa
A
menyiapkan adalah kementerian KPBU harus kita pertimbangkan sektor infrastruktur KPBU. Tetapi,
sendiri seperti pada proyek SBSN dan dengan matang, seperti seberapa optimisme itu harus diwujudkan
PHLN. Namun untuk KPBU, kita akan cepat kita dapat menyiapkan project dengan mempertahankan komitmen
bantu dengan memfasilitasi misalnya, appointment dan yang penting lagi kita bersama.
dengan pelatihan dan sebagainya. adalah soal kesiapan proyek itu sendiri. Menurut opini Bapak, bagaimana
Selain melakukan koordinasi yaitu Bapak tadi menyampaikan terha- Kementerian Keuangan sudah mela-
dengan adanya Kantor Bersama, hal dap K/L dapat dengan capacity by kukan pengelolaan risiko fiskal dan
apalagi yang menurut Bapak dapat project kita buatkan taylor-nya, ini apa yang harus lebih ditingkatkan?
dilakukan Pemerintah untuk mencapai juga dapat untuk daerah. Hal apa lagi Menurut saya, sejauh ini teman-
target pembangunan infrastruktur yang dapat dilakukan oleh Pemerintah teman di Kementerian Keuangan
dengan skema KPBU? Pusat untuk meningkatkan kapasitas sudah dengan baik dalam memberikan
Sekarang wadahnya itu sudah Pemda baik provinsi, kabupaten, dan support dalam pelaksanaan KPBU. Ke
kita bentuk, tinggal bagaimana kita kota? depan, tentu kita akan jaga terus,
bersama-sama mempunya komitmen Kalau kita ingin melakukan pro- dalam artian kita akan menyiapkan
di dalam wadah itu. Komitmen yang yek KPBU, intinya sama baik bagi proyek sambil bertanya dengan teman-
sangat penting untuk meyakinkan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam teman di Kementerian Keuangan
prosesnya berjalan terus. Misalnya, hal bentuk kerja samanya, yang ber- tentang pengelolaan risikonya dan
sekarang paling tidak dua kali seming- beda barangkali isunya. Mungkin isu perhitungan contingent liabilities-
gu kita berkomitmen untuk secara yang ada pada Pemerintah Daerah nya. Kita harus terbiasa bekerja sama
regular melakukan meeting yang bukan terkait ketersediaan dana, sebagai satu tim yang kuat, kalau tidak
berguna untuk memastikan bahwa karena sering ada SILPA yang cukup “dikeroyok” bersama maka hal ini
proyek yang ada di dalam pipeline besar. Jadi mungkin skema yang di- tidak dapat dilakukan dengan cepat. n
T
ulisan ini berisi materi dasar dan mengatasi konflik keagenan. Hal suatu Project Finance. Dari tujuh per-
mengenai konsep, aplikasi, ini mengantarkan kepada pertanyaan tanyaan dan jawaban yang diberikan,
dan evaluasi Project Finance. berikutnya, yaitu mengenai struktur diharapkan tulisan ini bisa memberikan
Untuk penyederhanaan, dari Project Finance. Struktur Project pengetahuan dasar mengenai Project
pendekatan yang digunakan dalam Finance mengarahkan insentif dan Finance bagi para pembaca, selain juga
memberikan pemaparan ketiga kepentingan para partisipan di sebagai referensi untuk mempelajari E
aspek tersebut pada tulisan ini adalah dalamnya, termasuk pemberi modal lebih lanjut topik tersebut. D
dengan menggunakan pertanyaan. pinjaman maupun pemberi modal U
Pertanyaan pertama terkait dengan ekuitas. Dalam hal ini, motivasi dari APAKAH YANG DISEBUT K
definisi dari Project Finance. Sebagai partisipan utama ini perlu diketahui DENGAN PROJECT FINANCE?
A
fenomena yang cukup kompleks, agar bisa didesain tata kelola yang Struktur Project Finance berada
tidak ada definisi Project Finance yang tepat. Pertanyaan selanjutnya ada- dibalik terbangun dan berjalannya
S
baku dan diterima oleh semua pihak, lah mengenai peran perbankan seba- infrastruktur-infrastruktur utama di I
oleh karena itu setelah memaparkan gai pihak yang dapat membantu dunia seperti: Terusan Suez, Gedung
beberapa alternatif definisi, pertanya- penyiapan struktur atau menjadi pihak Menara Burj Khalifa, EURO-tunnel, dan F
an selanjutnya terkait dengan fitur- yang memanfaatkan struktur tersebut proyek USD 34 milyar Ichthys Oil Field. I
fitur utama dari Project Finance dalam pemberian pembiayaan. Struktur ini memiliki kemampuan un- S
berdasarkan literatur yang ada. Dua pertanyaan terakhir adalah tuk mengatasi tantangan engineering K
Salah satu yang mengemuka yang terkait dengan evaluasi. Yang yang kompleks sekaligus risiko-risiko
A
dari fitur-fitur tersebut adalah fungsi pertama adalah mengenai penilaian proyek yang tinggi. Tabel 1 memper-
L
Project Finance sebagai suatu struktur kelayakan kredit sedangkan yang lihatkan daftar 10 transaksi Project
tata kelola untuk menghadapi risiko kedua adalah mengenai valuasi dari Finance teratas tahun 2016 menurut
CATATAN KAKI: 4. Corielli, F., Gatti S. dan Steffanoni “Financing Large Project: Using
A. 2010. “Risk Shifting Through Project Finance Techniques and
1. VL= nilai Project Company
Nonfinancial Contracts: Effects on Practices”. Prentice Hall: Singapore.
(Leveraged = dengan pinjaman);
Loan Spreads and Capital Structure 14. Kleimeier, S. dan Megginson W.L.
n = periode arus kas; N = periode
of Project Finance Deals” dalam J 2000. “Are Project Finance Loans
terakhir Project Company
Money Credit Bank 42. (hal. 1295– Different From Other Syndicated
(misalkan akhir perjanjian kerja
1320) Credits?” dalam J Appl Corp Financ
sama); FCFFu,n= unlevered
Free Cash Flow of the Firm di 5. Dailami, M. dan Hauswald R. 2007. 13. (hal. 75–87) E
periode n; keL = levered cost “Credit-Spread Determinants and 15. Mullner, J. 2017. “International
Interlocking Contracts: A Study of D
of equity (biaya modal ekuitas); Project Finance: Review and Implica-
E/V = proporsi market value dari The Ras Gas Project” dalam J Financ tions for International Finance and U
Econ 86. (hal. 248–278)
ekuitas dibandingkan dengan International Business” dalam K
market value Project Company; 6. Esty, B.C. 1999. “Improved Tech- Manag Rev Q 67. (hal. 97-133)
D/V = proporsi market value dari niques for Valuing Large-Scale A
16. Ramamurti, R. dan Doh J.P. 2004.
pinjaman dibandingkan dengan Project” dalam J Proj Financ 5. (hal. “Rethinking Foreign Infrastructure S
market value Project Company; 17–26)
kd = biaya modal pinjaman
Investment in Developing I
7. Esty, B.C. 2003. “The Economic Countries” dalam J World Bus 39.
(cost of debt); t = tingkat pajak Motivations for Using Project (hal.151–167)
marjinal. Finance Working Paper”. Harvard F
17. Shah, S. dan Thakor A.V. 1987.
2. Vu = nilai Project Company Business School: Boston.
dengan asumsi tanpa pinjaman
“Optimal Capital Structure and I
8. Esty, B.C. dan Megginson W.L. Project Financing” dalam J Econ
(100% ekuitas); its = interest 2003.”Creditor Rights, Enforcement, Theory 42. (hal. 209–243) S
tax shield; reu = unlevered cost
of equity (biaya modal ekuitas
and Debt Ownership Structure: 18. Sorge, M. dan Gardanez B. 2004. K
Evidence from The Global Syndi- “The Nature of Credit Risk in Project
dengan asumsi tanpa pinjaman) cated Loan Market” dalam J Financ A
Finance” dalam BIS Quarterly
3. rd = kd = biaya modal pinjaman Quant Anal 38. (hal. 37–59) Review, Vol. December. Bank of L
9. Farrell, M. 2003. “Principal-Agency international Settlements, Basel,
REFERENSI: Risk in Project Finance” dalam Int J pp. 91–11.
1. Beidleman, C.R., Fletcher D. dan Project Manag 21. (hal. 547–561) 19. Utarja, B. 2005. “Debt Management
Vesbosky D. 1990. “On Allocating 10. Finnerty, J.D. 2013. “Project Policy, Interest Tax Shield Risk, and
Risk—The Essence of Project Financing: Asset-Based Financial Firm Value” dalam Jurnal Prasetiya
Finance” dalam Sloan Manag Engineering” dalam Wiley Edt. 3. Mulya Vol. 10 No. 2, November
Rev 31. (hal. 47–55) 11. Gatti, S. 2013. “Project Finance in 2005. (hal. 28 – 40)
2. Blanc-Brude, F. dan Strange R. Theory and Practice Designing, 20. Wells, L.T. dan Gleason E.S. 1995. “Is
2007. “How Banks Price Loans Structuring, and Financing Private Foreign Infrastructure Investment
to Public-Private Partnerships: and Public Projects” dalam Acade- Still Risky?” dalam Harvard Bus Rev
Evidence from The European mic Press, Waltham (2. ed. ed.). 73. (hal. 44–55)
Markets” dalam J Appl Corp 12. Hainz, C. dan Kleimeier S. 2012. 21. Williamson, O.E. 1988. “Corporate
Financ 19. (hal. 94–106) “Political Risk, Project Finance, and Finance and Corporate Gover-
3. Brealey, R.A., Cooper I.A. dan The Participation of Development nance” dalam J Financ 43. (hal.
Habib M.A. 1996. “Using Project Banks in Syndicated Lending” 567–591)
Finance to Fund Infrastructure dalam J Financ Intermed 21. (hal. 22. Yescombe, E.R. 2002. “Principles of
Investments” dalam J Appl Corp 287–314) project finance” dalam Academic
Financ 9. (hal. 25–39) 13. Khan, M.F.K. dan Parra R.J. 2003. Press Edt.1: New York
E A. PENYEDIAAN INFRA- sional atau yang umum dilakukan Perlu ditegaskan disini bahwa
D STRUKTUR DI INDONESIA yaitu menggunakan pendekatan KPBU merupakan implementasi
U Pembangunan infrastruktur supply driven. Dalam hal ini, berarti dari kewajiban penyediaan layanan
saat ini telah menjadi agenda Pemerintah menyediakan infrastruktur umum oleh Pemerintah sehingga
K
prioritas nasional. Dalam dokumen- sebagai bagian dari kewajiban hanya layanan yang wajib disediakan
A
dokumen RPJMN, Renstra, dan RKP penyediaan layanan umum (public Pemerintah yang dapat di-KPBU-
S telah disebutkan target, kebutuhan service obligations) agar masyarakat kan. Karena merupakan kewajiban
I investasi, dan pendanaan infrastruktur dapat menjalankan kehidupan Pemerintah, ini juga berarti bahwa
selama tahun 2015-2019.Kebutuhan sosial ekonomi mereka. Sedangkan KPBU dapat menggunakan dana publik
F total investasi untuk pembangunan pendekatan demand driven berarti (APBN/APBD) baik sebagian maupun
I infrastruktur 2015-2019 yaitu sebesar penyediaan infrastruktur didasarkan keseluruhannya. Sedangkan pelibatan
S 4.796 triliun rupiah. Alokasi kebutuhan atas adanya kebutuhan atau Swasta atau Badan Usaha didasarkan
K total investasi tersebut bersumber permintaan dari calon pengguna pada nilai manfaat (value for money
dari APBN sebesar 29,88 persen, atau konsumen. Pendekatan demand - VfM) dari keterlibatannya dalam
A
APBD sebesar 11,37 persen, BUMN driven biasanya muncul untuk proyek- penyediaan layanan umum tersebut.
L
sebesar 22,23 persen, dan swasta proyek yang diinisiasi oleh swasta atau
sebesar 36,52 persen. Berdasarkan hal berpeluang untuk dikerja samakan B. PENYEDIAAN INFRA-
tersebut, diharapkan swasta mampu dengan pihak swasta. STRUKTUR MELALUI SKEMA
untuk berkontribusi untuk menutupi Dengan berkembangnya ke- KPBU
kesenjangan pendanaan infrastruktur butuhan penyediaan layanan KPBU, dalam pengertian yang
selama 2015-2019. Oleh karena itu, infrastruktur, maka Pemerintah di- lebih luas, telah dilakukan di Indonesia
Skema Kerja Sama Pemerintah hadapkan pada 2 tantangan utama sejak tahun 1970-an, terutama untuk
dan Badan Usaha (KPBU) menjadi yaitu: 1) penyediaan dana untuk infrastruktur jalan tol. Meskipun
salah satu skema yang diharapkan membangun dan mengoperasikan dan skema KPBU telah dilakukan sejak
untuk dapat berkontribusi di dalam 2) meningkatkan efisiensi penyediaan lama, namun penyediaan infrastruktur
pembangunan infrastruktur. layanan infrastruktur. Untuk itulah dengan melibatkan badan usaha
Dalam penyediaan infrastruktur, Pemerintah mengembangkan opsi swasta belum berkembang dengan
terdapat dua pendekatan yang dapat penyediaan (delivery options) yang baik di Indonesia. Hal tersebut ter-
dilakukan yaitu yang berdasarkan dapat memberikan solusi terhadap lihat dari masih minimnya kontribusi
supply driven dan demand driven. kedua tantangan tersebut. Salah investasi swasta dalam penyediaan
Penyediaan infrastruktur secara tradi- satu opsi adalah melalui KPBU. infrastruktur, yaitu hanya sekitar 10
E Dukungan Pemerintah dalam perjanjian kerja sama. Semua aspek studi kelayakan. Untuk itu, perlu
D bentuk fiskal pada proyek-proyek tersebut harus sudah dibahas dalam peningkatan pemahaman mereka
U KPBU sebaiknya diminimalkan, hal kajian hukum proyek KPBU. mengenai komponen kajian dan
tersebut untuk mengurangi beban hubungan antarkomponen dalam
K
investasi Pemerintah. Berdasarkan D. LANGKAH KE DEPAN studi penyiapan proyek. Adanya
A
hal tersebut, Pemerintah dapat ber- Dalam upaya mempercepat standar atau pedoman terkait
S konsentrasi untuk proyek-proyek penyediaan infrastruktur dan layanan dengan kerangka logis penyiapan
I yang layak secara ekonomi tetapi publik lainnya, khususnya melalui proyek akan memudahkan PJPK
tidak layak secara komersil. Dukungan skema KPBU, maka beberapa langkah dan konsultan untuk mempersiap-
F Pemerintah dalam bentuk fiskal lebih penting yang dapat dilakukan di kan proyek-proyek KPBU dengan
I diarahkan pada kelayakan keuangan antaranya: baik.
S marginal dan memerlukan subsidi, • Membangun pemahaman kerangka Melibatkan pasar (market enga-
K layak dari sisi keuangan tetapi logis penyiapan proyek KPBU: gement) sejak awal: pengembangan
berisiko, serta kelayakan marginal dan para pemangku kepentingan proyek yang berpotensi untuk dikerja-
A
mempunyai risiko-risiko yang dapat perlu memahami alur logika samakan perlu melibatkan pasar
L
dimitigasi melalui berbagai dukungan dari jalannya suatu proyek KPBU sejak awal. Pasar yang dimaksudkan
Pemerintah. dan hubungan antar komponen adalah mitra potensial yang memiliki
Sebagai konsekuensi pelibatan proyek. Membangun pemahaman kapasitas sesuai dengan proyek
pihak lain dalam kewajiban Pemerin- logis dapat dibantu dengan yang sedang dikembangkan, yang
tah untuk penyediaan layanan umum, penerapan standar atau pedoman diharapkan akan berpartisipasi dalam
maka perlu adanya kepastian hukum yang dapat digunakan secara luas proses lelang dan pelaksanaan proyek.
yang menjamin hak serta kewajiban dalam penyiapan proyek. Standar Ini dimaksudkan agar ada komunikasi
para pihak yang terlibat dalam KPBU. atau pedoman ini dapat dijadikan informasi dan umpan balik dalam
Selain aspek hukum yang menyangkut bagian dari peraturan terkait KPBU penyusunan dokumen studi khususnya
legalitas proyek yang dikerja samakan, yang berlaku. terkait dengan teknologi serta skema
perlu dipastikan status hukum yang • Meningkatkan kapasitas PJPK dan kerja sama (modalitas KPBU). Dengan
menyangkut kewenangan bekerja Konsultan: PJPK dan konsultan demikian keluaran dari proses pe-
sama oleh pemilik proyek (PJPK), berperan sangat penting dalam nyiapan ini sudah mencerminkan
legalitas bentuk kerja sama, hak atas tahap penyiapan proyek KPBU keinginan pasar dan memiliki peluang
pendapatan atau pengembalian karena nantinya mereka yang keberhasilan yang besar pada saat
investasi serta kepastian dihormatinya akan menyusun kajian terkait lelang dan pelaksanaan. n
K UNTUK PEMBIAYAAN Pemerintah Kabupaten dan Kota rata-rata kontribusi PAD terhadap
INFRASTRUKTUR guna membangun infrastruktur di APBD daerah kabupaten/kota adalah
A
Terhitung sejak tahun 2015, daerah selama ini lebih banyak ber- kurang dari 10%.
S Pemerintah mengalokasikan 33% tumpu pada Dana Perimbangan Mengingat tuntutan kebutuhan
I Belanja Negara untuk Dana Transfer dan Pendapatan Asli Daerah. Dana infrastruktur yang ada serta terba-
ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)5. Hal Alokasi Umum (DAU) yang merupakan tasnya anggaran yang dimiliki,
F yang mendasari kebijakan ini antara bagian besar dari pendapatan Pemerintah Kabupaten dan Kota
I lain adalah untuk memprioritaskan Pemerintah Daerah di Indonesia dituntut untuk mampu melakukan
S
Gambar 1: Rencana Kerja Pemerintah 2018
K
A PARADIGMA BARU KERANGKA PENDANAAN INFRASTRUKTUR
L
Sumber: Bappenas
fungsi perencanaan yang efektif buhan penerimaan perpajakan yang Pembayaran Ketersediaan Layanan
dan prioritisasi yang tepat guna terbatas. atau Availability Payment sebagai
menentukan fokus pembangunan Di tingkat nasional, perkembang- solusi integratif bagi Pemerintah
infrastruktur di daerahnya. an pembiayaan dengan skema KPBU Daerah untuk mengatasi keterbatasan
sendiri secara perlahan namun pasti anggaran, sehingga dapat me-leverage
PERTIMBANGAN terus meningkat. Terhitung per kemampuan fiskal daerah dan E
PEMERINTAH DAERAH Agustus 2017, terdapat 8 proyek KPBU melakukan percepatan penyediaan D
UNTUK MELAKUKAN KPBU dengan nilai Rp53,61 triliun yang layanan kepada masyarakat. Selain U
Dengan terus meningkatnya telah mencapai tahap pemenuhan itu, penerapan KPBU akan mengurangi
K
kebutuhan akan infrastruktur baik pembiayaan (financial close) dan 5 kebutuhan biaya operasional untuk
A
di tingkat nasional maupun daerah, proyek dengan nilai Rp61,6 triliun melakukan maintenance karena pene-
kontribusi pembangunan yang telah memasuki tahap konstruksi. rapan life cycle costing dari layanan
S
diharapkan dapat diperoleh dari Di tingkat Pemerintah Kabupaten yang akan diadakan tersebut telah I
swasta atau yang umum disebut dan Kota, opsi penggunaan skema diperhitungkan dari awal.
Kerja sama Pemerintah dan Badan KPBU sebagai salah satu alternatif Skema KPBU yang menekankan F
Usaha (KPBU) menjadi tak terelakkan. untuk m e me nuhi k e butuha n pada penyediaan layanan dan bukan I
Strategi penyediaan infrastruktur pembiayaan infrastruktur di daerah pada pembangunan fisik akan me- S
dengan modalitas KPBU dianggap perlu dipertimbangkan. Kepala ningkatkan penggunaan anggaran K
sebagai strategi yang tepat ditengah Pemerintahan suatu daerah dapat yang lebih efektif serta tepat sasaran.
A
keterbatasan anggaran dan pertum- mengeksplorasi opsi penerapan Skema Selain itu, pembayaran berbasis
L
III. PENUTUP
Guna menjawab tantangan keter-
batasan anggaran untuk menyediakan
infrastruktur di daerah, Pemerintah
Sumber Gambar : kppip.go.id
Daerah dapat mempertimbangkan
kinerja (Performance Based Payment) dilaksanakan baik oleh kementerian penggunaan skema KPBU yang
kepada Badan Usaha berdasarkan maupun lembaga terkait diharapkan memerlukan persiapan yang baik dari
standar spesifikasi output layanan dapat memberikan pemahaman sejak tahap perencanaan. Prioritas
yang disepakati diharapkan akan yang tepat mengenai KPBU dan pembangunan yang jelas dan
meningkatkan kualitas pelayanan tahapan proses yang harus ditempuh. transparan didukung dengan kualitas
E kepada masyarakat di daerah. Mengingat masa kontrak kerja sama kajian prastudi kelayakan yang baik
D Transfer teknologi, pengetahuan, KPBU adalah jangka panjang maka akan memberikan kenyamanan bagi
U dan inovasi dari badan usaha diharap- dibutuhkan studi yang komprehensif badan usaha untuk berinvestasi, guna
kan akan meningkatkan kualitas guna meningkatkan kualitas menyediakan layanan yang lebih baik,
K
SDM di daerah. Adapun penerapan penyiapan serta mengantisipasi berkelanjutan, dan terjangkau bagi
A
KPBU lebih memberikan kepastian konsekuensi dari pengalokasian masyarakat Indonesia. n
S waktu pada tahap konstruksi fisik, di risiko dalam hal terjadi perubahan
I mana risiko konstruksi ada di pihak selama masa kontrak. Hal-hal tersebut
swasta dan bukan ditanggung oleh menguatkan alasan mengapa tahap
F Pemerintah Daerah sebagaimana penyiapan perlu dilakukan sebaik
CATATAN KAKI:
I umumnya pada mekanisme penga- mungkin oleh PJPK. 1. ADB – Meeting Asia’s infra-
S daan tradisional. structure Needs, 2017
TANTANGAN BAGI 2. ibid
K
PERSEPSI PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH 3. Profil Kesehatan Indonesia
A (Kementerian Kesehatan,
DAERAH DALAM DALAM MELAKUKAN KPBU
L 2016)
MELAKUKAN KPBU Wibowo & Alfen (2015)7 menjelas-
4. Investor Daily Indonesia (5
Terlepas dari sisi potensi manfaat kan faktor-faktor yang harus April 2017)
yang ditawarkan dari skema KPBU, diperhatikan dalam pengembangan 5. DJPK (https://www.kemenkeu.
Kepala Pemerintahan Daerah dan KPBU oleh Pemerintah yang antara go.id/transfer-ke-daerah-dan-
dana-desa)
jajarannya terkadang memiliki lain menyebutkan bahwa KPBU
6. DJPK (http://www.djpk.
persepsi lain terhadap KPBU yang haruslah sudah memasukkan KPBU
depkeu.go.id/wp-content/
menyebabkan timbulnya keengganan sebagai opsi pada proses perencanaan uploads/2017/03/Bahan-
untuk mengadopsi KPBU. Persepsi serta prioritisasinya. Bagi proyek yang Direktur-Daper.pdf)
bahwa KPBU merupakan bentuk potensial KPBU maka perlu disusun 7. Wibowo, Andreas dan
privatisasi merupakan hal yang kajian prastudi kelayakan yang Hans Wilhelm Alfen.
2015.”Government-led
umum ditemui. Selain itu terdapat berkualitas untuk meyakinkan serta critical success factors in PPP
pandangan bahwa tahapan penyiapan menarik calon badan usaha pelaksana infrastructure development”,
sebagai proses yang rumit dan mahal untuk melakukan investasi. Untuk dalam Built Project and Asset
Management, Vol. 5 Iss 1 pp.
serta membutuhkan waktu yang lama. melaku-kan hal-hal ini, Pemerintah 121 - 134
Program peningkatan kapasitas Daerah perlu menyiapkan SDM yang
PJPK di daerah-daerah yang kini rutin kompeten dan mampu menjalin
LATAR BELAKANG MW dan sumber daya 11.998 MW. seperti halnya aliran air, angin, dan E
Wilayah Indonesia yang berada Tingkat pemanfaatan panas bumi sinar matahari. Panas bumi merupakan D
di jalur gunung api aktif (ring of fire) untuk energi listrik belum optimal, energi bersih dan ramah lingkungan U
membawa berkah dengan dianugerahi baru mencapai 1.438,5 MW atau (zero carbon emission). Kelebihan lain
K
kekayaan alam berupa sumber energi sekitar 5 persen dari potensi yang ada adalah tidak memerlukan bahan bakar
A
panas bumi yang melimpah. Menurut (Statistik EBTKE 2016). untuk pembangkitan serta energi listrik
data Kementerian ESDM per Desember Panas bumi merupakan salah yang dihasilkan relatif stabil sepanjang
S
2016, potensi panas bumi (geothermal) satu sumber energi terbarukan, yaitu waktu. Sebagai sumber energi domestik I
di Indonesia yang mencapai 29.544 sumber energi yang dihasilkan dari murni (site specific), pemanfaatan
MW adalah salah satu yang terbesar sumber daya energi yang berkelanjutan panas bumi dapat dilakukan di sekitar F
di dunia, terdiri atas cadangan 17.546 (sustainable) jika dikelola dengan baik, lokasi sumber energi. I
Gambar 1. Sebaran PLTP Terpasang Per Desember 2016 S
K
A
L
Sumber: Bappenas
Dengan berbagai kelebihan yang Pengembang panas bumi me- terlibat dalam pembiayaan proyek
ada, panas bumi tidak lagi hanya miliki kemampuan yang terbatas PLTP.
dipandang sebagai sumber energi untuk menanggung tingginya risiko Eksplorasi panas bumi membu-
E alternatif tetapi juga sebagai sumber eksplorasi sehingga diperlukan tuhkan teknologi tinggi dan
D energi masa depan. Pemerintah beru- dukungan Pemerintah. Dari perspektif biaya yang tidak sedikit. Biaya
U saha meningkatkan kontribusi energi risiko fiskal, pertanyaan tentang eksplorasi merupakan sunk cost
terbarukan termasuk panas bumi bagaimana bentuk dukungan Peme- bagi pengembang, karena belum
K
dalam bauran energi (energy mix). rintah serta bagaimana penanganan tentu kapasitas listrik yang dapat
A
Melalui Peraturan Presiden nomor risiko yang dilakukan oleh Pemerintah dihasilkan akan layak secara
S 22/2017 tentang Rencana Umum Energi tentu relevan dan menarik untuk finansial. Pengembang (baik swasta
I Nasional, Pemerintah memasang dikaji lebih lanjut. Penulisan artikel maupun BUMN) menghadapi risiko
target yang cukup menantang untuk ini bertujuan untuk menjelaskan ketidakpastian kapasitas sumber daya
F meningkatkan kapasitas energi listrik tentang latar belakang penyediaan karena data yang dimiliki baru sebatas
I dari pemanfaatan panas bumi yaitu fasilitas fiskal berupa pembiayaan data permukaan dari hasil kegiatan
S 7.200 MW pada tahun 2025. eksplorasi panas bumi serta upaya survei pendahuluan. Pengembang
K Sebagaimana yang terjadi di apa saja yang sudah dilakukan memperoleh data tersebut pada
negara lain, risiko eksplorasi masih Pemerintah agar fasilitas tersebut saat lelang WKP (Wilayah Kerja
A
merupakan tantangan utama da- dapat diselenggarakan secara efektif. Panas Bumi). Sedangkan pada BUMN
L
lam pengembangan panas bumi data tersebut diperoleh pada saat
di Indonesia. Risiko eksplorasi bisa TANTANGAN EKSPLORASI mendapat penugasan pengelolaan
berupa kemungkinan kapasitas listrik PANAS BUMI WKP.
yang dapat dihasilkan lebih kecil dari Eksplorasi panas bumi bertujuan Data permukaan belum cukup
perkiraan atau bahkan tidak ekonomis untuk menyediakan data dan informasi memberikan keyakinan bagi perban-
untuk dikembangkan. Tingginya risiko bawah permukaan/sub surface untuk kan untuk menyalurkan kredit yang
eksplorasi panas bumi berdampak mengkonfirmasi perkiraan kapasitas diajukan oleh pengembang untuk
pada terbatasnya akses pendanaan sumber daya (resource capacity). Data melakukan eksplorasi. Akibatnya
yang bisa disediakan oleh perbankan. ini diperoleh dari hasil pengeboran di banyak WKP yang tidak dikembangkan
Tantangan lain umumnya terkait kedalaman hingga 3.000 meter untuk karena pengembang mengalami
dengan isu-isu lingkungan dan sosial, mencapai reservoir. Dari data tersebut kesulitan untuk mendapatkan akses
regulasi dan perizinan, tarif listrik, akan diketahui potensi kapasitas listrik pembiayaan dari perbankan serta
serta kompleksitas pembangunan yang dapat dihasilkan serta tingkat tidak memiliki struktur modal yang
proyek panas bumi berupa PLTP keekonomian suatu proyek PLTP. cukup untuk membiayai eksplorasi
(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Informasi ini sangat penting bagi melalui ekuitas yang dimiliki. Hal
Bumi). investor sebelum memutuskan untuk ini dapat dilihat sebagai salah satu
F
I
S
K
A
L
JAKARTA,
24 OKTOBER 2017
PENDATANGANAN
E KESEPAKATAN
X INDUK KPBU -
P SIDOARJO BARAT -
PEKAN BARU
O
S JAKARTA,
U 18 AGUSTUS 2017
R
E
IMPLEMENTASI
PROGRAM RESULT
BASED LENDING
WORKSHOP DENGAN
PELAKU BISNIS
DAN INSTANSI
PEMERINTAH
DAERAH
BANDAR LAMPUNG,
14 AGUSTUS 2017
INDONESIA
INFRASTRUCTURE
FINANCE FORUM
JAKARTA,
25 JULY 2017
PERJANJIAN PELAK-
SANAAN FASILITAS
& PERJANJIAN E
PENUGASAN X
PT SMI SEBAGAI
P
PELAKSANA FASILI-
O
TAS PENYIAPAN
PROYEK KPBU S
SPAM PEKANBARU U
R
JAKARTA, E
5 OKTOBER 2017
MONITORING TOL
TRANS SUMATERA
RUAS BAKAUHENI-
TERBANGGI BESAR
LAMPUNG,
14-16 AGUSTUS 2017