Anda di halaman 1dari 84

EDISI 2 / TAHUN 2017

KPBU:
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
DALAM MENJAGA APBN YANG SEHAT
Daftar Isi

Sumber Gambar: cdn.metrotvnews.com

UTAMA
PENANGGUNG JAWAB:
l Meningkatkan Kualitas APBN dengan Skema KPBU ........................................4-9
Freddy R. Saragih
Brahmantio Isdijoso Oleh : Farid Arif Wibowo
Riko Amir
MITIGASI RISIKO
DEWAN REDAKSI: l Pentingnya Peran PDF dalam Skema KPBU .................................................... 10-14
Heri Setiawan, Fajar Hasri Oleh : Hasrul
Ramadhana, Tony Prianto l Penilaian VfM (Value for Money) dalam Penentuan Pemilihan Skema
Penyediaan Infrastruktur di Indonesia ............................................................15-20
PENYUNTING: Oleh : Eko Nur Surachman
Syahrir Ika, Farid Arif Wibowo,
l Mencermati Peran Penting BUMN dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah dan
Novijan Janis, Riza Azmi, Hendro
Ratnanto Joni, Eko Nur Surachman, Swasta serta Analisis Risikonya.........................................................................21-26
Hadi Setiawan Oleh : Epafras Nehemia Br. Aritonang & Puspa Kusuma Pertiwi
l Langkah Maju Mitigasi Risiko Bencana Alam di Indonesia ...........................27-33
DESAIN GRAFIS DAN LAYOUT: Oleh : Sutarso & Muhammad Ferdiansyah
Tim Grafis Kreasitama
OPINI
SEKRETARIAT: l Lesson Learned Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek KPBU (Sektor
Hani Widyastuti, Merta Liana Hafita, Air) di Indonesia ............................................................................................... 34-38
Rahmat Mulyono, Moh. Kharis Oleh : Danny Ardianto
Syukron, Ana Arsiyani
l Prospek KPBU Pembayaran Ketersediaan Layanan (“Availability Payment”)

PENERBIT: dalam Menjaga Kesehatan APBN ................................................................... 39-45


Direktorat Pengelolaan Risiko Oleh : Lukman Z.H. Harahap & Merta Liana Hafita
Keuangan Negara – Direktorat l Efisiensi KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur ............................................46-49
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Oleh : Rahmat Mulyono & Sevi Wening Perwitasari
dan Risiko l Mewaspadai Risiko Fiskal dari Perjanjian KPBU............................................. 50-52
Oleh : Rahmat Mulyono
ALAMAT:
Gedung Frans Seda lantai 1, WAWANCARA
Jl. Dr. Wahidin No. 1 l Wawancara Redaksi Buletin Info Risiko Fiskal (IRF) ...................................... 53-56
Jakarta Pusat 10710.
Ir. Wismana Adi Suryabrata, MIA (Deputi Bidang Sarana & Prasarana Bappenas)
Telp. 021-3505052 ext. 2112
Fax. 021-3846786 Oleh : Riko Amir, Farid Arif Wibowo, Hani Widyastuti
Email: buletin.irf@kemenkeu.go.id & Hendro Ratnanto Joni

PERCETAKAN: EDUKASI FISKAL


PT Kreasitama Unggul Mandiri l Project Finance - Konsep, Aplikasi, dan Evaluasi ........................................... 57-63
Oleh : Bely Utarja
Redaksi menerima kontribusi tulisan l Hubungan antar Komponen dalam Studi Penyiapan Proyek KPBU ...........64-68
dan artikel yang sesuai dengan misi Oleh : Dodi Miharjana & Khrisna Wiryananda
penerbitan. Tulisan dan artikel ditulis l Pembangunan Daerah Melalui Skema Kerja Sama Pemerintah dan
dalam huruf arial 11, spasi 1,5, Badan Usaha ..................................................................................................... 69-72
maksimal 10 halaman A4. Redaksi Oleh : Agung Teguh Nugroho
berhak mengubah isi tulisan tanpa l Fasilitas Fiskal Pembiayaan Eksplorasi Panas Bumi ........................................73-79
mengubah maksud dan substansi. Oleh : Ilham Nugroho

Pandangan, gagasan, atau ide yang SEKILAS INFO RISIKO ............................................................................................. 80-81
termuat dalam buku ini bukanlah
representasi dari pikiran atau EXPOSURE ............................................................................................................... 82-83
kebijakan yang keluar dari Dit. PRKN,
DJPPR, Kementerian Keuangan,
melainkan sepenuhnya menjadi 2 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7
tanggung jawab penulis.

IRF versi digital dapat diakses pada


website DJPPR:
www.djppr.kemenkeu.go.id
Editorial
JURUS MENGGERAKAN
PROYEK INFRASTRUKTUR

I ndonesia sedang giat-giatnya membangun banyak


proyek infrastruktur. Hampir seperlima dari anggaran
belanja negara Indonesia dialokasikan untuk
membangun infrastruktur baru dan memperbaiki
infrastruktur lama. Pada tahun 2017, dana pembiayaan
Infrastruktur dialokasikan sebesar Rp387,7 triliun atau
sedikit yang mangkrak dan masih tetap dalam status ide atau
desain. Hal ini yang menjadi tantangan pada Pemerintahan
saat ini dalam membangun infrastruktur strategis nasional.
Pemerintah harus punya jurus untuk membuat proyek-
proyek yang mangkrak menjadi bisa bergerak. Ada dua
bentuk jurus yang bisa diterapkan Pemerintah. Pertama,
18,6% dari total belanja APBN. Pada tahun 2018, Pemerintah jurus anggaran atau politik fiskal, dan Kedua, jurus
memperbesar lagi dana pembiayaan infrastruktur sebesar kepemimpinan atau leadership. Dari sisi politik fiskal,
Rp410,7 triliun atau 18,6% dari total belanja APBN. Hal Pemerintah membuat desain perencanaan dan di tuangkan
ini menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki dalam RAPBN untuk meminta persetujuan Parlemen (DPR
komitmen kuat mempercepat pergerakan ekonomi untuk RI). Dari sisi politik anggaran, Presiden Jokowi mengatakan
mencapai negara yang maju, adil dan makmur. “tidak mau melanjutkan politik anggaran dengan
Pembangunan infrastruktur dititikberatkan pada memperbesar subsidi” (Tempo, 6-12 November 2017). Bila
perluasan konektivitas antardaerah dan sumber-sumber jurus pertama mendapat dukungan politik, maka proyek
ekonomi guna mengurangi kesenjangan dan meningkatkan ini bisa bergerak dengan adanya kepemimpinan yang
keadilan ekonomi. Sebagai negara yang memiliki jumlah kuat. Justru daya gerak leadership lebih kuat dibandingkan
pulau dan penduduk yang cukup banyak, Indonesia harus dengan daya gerak anggaran. Permasalahan berikutnya
membangun banyak pelabuhan, baik laut maupun udara. adalah bagaimana pembiayaannya? sumbernya banyak. Bisa
Indonesia juga harus memperbanyak dan memperpanjang dari APBN, bisa dari swasta, dan bisa juga kerja sama antara
jalan raya, jalan tol, dan jembatan yang menghubungkan Pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Bila suatu proyek
antar kota dan desa hingga daerah-daerah di perbatasan infrastruktur dapat dikerjakan swasta, karena memiliki
NKRI. Sebagai negara agraris, Indonesia harus membangun internal rate of return (IRR) yang tinggi, tawarkan ke swasta
bendungan atau waduk berukuran jumbo untuk mengairi biar swasta yang menggarap.
sawah-sawah bagi pemenuhan pangan penduduk Indonesia. Proyek yang masih memerlukan dukungan Pemerintah
Proyek-proyek Infrastruktur juga harus menggunakan telah disiapkan skema kerja sama Pemerintah dengan
teknologi modern sehingga lebih produktif, efisien dan Badan Usaha (KPBU). Namun, untuk proyek yang tidak
menjadi kabanggaan rakyat Indonesia. Infrastruktur memerlukan intervensi Pemerintah sama sekali, Pemerintah
modern bisa memancing masuknya wisatawan dan investasi menawarkan skema pembiayaan investasi nonanggaran
asing yang memperkuat tatanan ekonomi Indonesia dan Pemerintah (PINA). Pemerintah membantu sektor swasta
menciptakan lapangan kerja. untuk lebih mengenal proyek yang disiapkan, baik
Anggaran infrastruktur yang cukup besar tersebut untuk KPBU maupun PINA (Kompas, 7 November 2017).
sebagian dibiayai melalui utang luar negeri. Untuk tidak Presiden Jokowi mengingatkan pimpinan BUMN bahwa
membenani ekonomi, Pemerintah memiliki banyak jurus “mencari keuntungan ya, tetapi harus juga menjadi
dalam memperoleh pinjaman dan mengelola utang agen pembangunan. Jangan pakai pola-pola lama untuk
negara. Tidak ada negara yang ingin melompat jauh tanpa memperoleh pendanaan. BUMN harus gemar mencari
berkorban. Kita hanya punya satu pilihan untuk cepat maju sumber-sumber pendanaan baru dan meninggalkan
dan cepat makmur yaitu “lakukan investasi dari sekarang”. kebiasaan bergantung pada APBN. Gunakan sekuritisasi
Bila tidak, risikonya bagi negeri ini di masa depan akan aset dan terbitkan surat utang”.
lebih besar. Indonesia akan tetap tertinggal, kesenjangan Jurus Pemerintah untuk menggerakkan proyek
semakin lebar, semakin sulit mengatasi kemiskinan dan infrastruktur baik melalui APBN maupun KPBU dan swasta
pengangguran, pertumbuhan ekonomi akan stagnan sudah terbuka, serta didukung daya gerak leadership
bahkan bisa menurun, dan daya saing bisnis akan melorot yang kuat maka masyarakat tinggal menunggu hasil
dibandingkan dengan negara-negara lain. pembangunan infratruktur 2 atau 3 tahun kedepan. Jannie
Sebenarnya ide mempercepat pembangunan M. Xus menyatakan “kagumi mereka yang pintar berkonsep,
infrastruktur modern sudah ada sejak Pemerintahan namun juga cerdas bekerja dengan menyingsikan lengan
sebelumnya. Banyak yang berhasil dibangun, tetapi tidak baju”. Demikian editorial. n Syahrir Ika/Penyunting IRF

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 3


Meningkatkan Kualitas
APBN dengan Skema KPBU
Oleh: Farid Arif Wibowo
Kepala Subdirektorat Persetujuan Dukungan Pemerintah, Dit. PDPPI, DJPPR, email: farid.wibowo@gmail.com

S
ebagai sebuah perekonomian populasi berada pada usia produktif jadi salah satu faktor pengendala
yang sedang berkembang de- (15-64 tahun), kualitas sumber daya utama untuk melaksanakan bisnis di
ngan laju yang cukup tinggi, manusia Indonesia, sebagaimana di- Indonesia.
Indonesia semakin kuat men- tunjukkan oleh Indeks Pembangunan Untuk menjawab tantangan-
dapatkan pengakuan mengenai Manusia Indonesia yang dilaporkan tantangan tersebut di atas, Pemerintah
U potensi yang dimilikinya di masa dalam Human Development Report telah mengambil langkah-langkah
T mendatang. Salah satu laporan dari 2016, masih rendah di peringkat 113 secara progresif melaksanakan
A PricewaterhouseCoopers baru-baru dari 188 negara dan tertinggal dari program-program terutama di
ini menyebutkan bahwa Indonesia negara-negara yang setingkat seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan
M
akan menjadi negara dengan GDP Thailand (peringkat 87), Mexico (77) infrastruktur. Progresivitas Pemerintah
A
terbesar nomor 6 di dunia di tahun atau Malaysia (59). tersebut antara lain tampak dari
2030 dan bahkan masuk dalam nomor Tantangan lain adalah terkait belanja yang dianggarkan dan
4 di dunia di tahun 2050 berdasarkan penyediaan infrastruktur yang masih direalisasikan untuk mendukung
PDB di tahun-tahun tersebut (Price- rendah, terutama bila dibandingkan program-program tersebut. Di bidang
waterhouseCoopers, 2017). Optimisme dengan negara-negara lain yang kesehatan, belanja Pemerintah selalu
tersebut memperkuat pandangan setara. Penyediaan infrastruktur pu- meningkat dari tahun ke tahun.
tentang prospek ekonomi Indonesia blik di Indonesia dianggap sangat Di tahun 2014, belanja kesehatan
yang sudah terbangun sebelumnya rendah, salah satunya akibat krisis masih berada pada angka Rp67.5
termasuk salah satunya dengan ekonomi di akhir tahun 1990-an. triliun tetapi di tahun 2017 angka
pengakuan dari keterlibatan Indonesia Saat itu banyak proyek infrastruktur tersebut meningkat secara signifikan
di G20 dan juga pengakuan dari yang terpaksa dihentikan termasuk menjadi Rp104 triliun. Untuk belanja
lembaga pemeringkat yang saat penurunan anggaran Pemerintah infrastruktur, peningkatan tersebut
ini semuanya telah menempatkan untuk pembangunan infrastruktur dan terjadi secara lebih signifikan di mana
Indonesia sebagai negara dengan juga pembatalan proyek-proyek yang di tahun 2014 masih berada di angkat
peringkat layak investasi (investment dikerja samakan dengan pihak swasta. Rp178 triliun sementara di tahun 2017
grade). Menurut Global Competitiveness angka tersebut sudah berada pada
Akan tetapi di balik pandangan- Report tahun 2016-2017 yang diterbit- tingkat Rp387 triliun. Begitu juga
pandangan positif tersebut, Indonesia kan oleh World Economic Forum, dari dalam bidang pendidikan, di tahun
juga menghadapi banyak tantangan 138 negara, untuk indeks penyediaan 2014 masih berada di angka Rp376
yang perlu diselesaikan. Dalam hal infrastrukturnya Indonesia berada triliun dan pada tahun 2017 sudah
pengembangan kualitas manusia pada peringkat 60, jauh lebih rendah mencapai Rp416 triliun.
misalnya, Indonesia menghadapi (tertinggal) dibandingkan dengan
tantangan yang tidak ringan. Di tengah- Malaysia (24), Turki (48), Thailand KUALITAS APBN DAN APBD
tengah optimisme bahwa Indonesia (49) atau Meksiko (57). Laporan Peningkatan belanja kesehatan,
diproyeksikan akan menikmati masa tersebut juga menyebutkan bahwa belanja infrastruktur dan belanja
awal bonus demografi dengan 73% kekurangcukupan infrastruktur men- pendidikan yang signifikan seperti

4 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Gambar 1. Belanja negara untuk Pendidikan, infrastruktur dan kesehatan inovasi untuk memperbaiki layanan
kepada masyarakat. Dengan sistem
penganggaran yang sekarang,
sangat sedikit insentif dan ruang
yang memberikan dorongan kepada
pengguna dan pengelola anggaran
untuk secara lebih kreatif membangun
inovasi guna memberikan alternatif
penyediaan yang lebih baik.
Dengan melihat tantangan-
tantangan anggaran sebagaimana
disebutkan di atas, Pemerintah baik
di pusat maupun di daerah dituntut
untuk mencari dan mengeksplorasi
skema-skema pendanaan alternatif
diluar apa yang selama ini sudah
dijalankan secara tradisional dan
konvensional dengan skema APBN
dan APBD. Dalam hal ini, penggunaan
Sumber: BKF dan DJA Kemenkeu
skema Kerjasama Pemerintah dan
ditunjukkan di atas merefleksikan kemampuan Pemerintah daerah dalam Badan Usaha (KPBU) bisa dilihat
gambaran ekspansi APBN dari ta- meningkatan pendapatan daerah sebagai salah satu peluang untuk U
hun ke tahun di mana sisi belanja tidak juga beranjak secara signifikan. meningkatkan kualitas belanja baik T
meningkat dengan sangat pesat. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah pusat dan daerah A
Di sisi lain, peningkatan belanja terhadap total penerimaan tersebut termasuk dalam hal mengurangi
M
tersebut tidak dibarengi dengan juga merefleksikan ketergantungan tekanan pada APBN dan APBD,
A
peningkatan pendapatan di sektor anggaran Pemerintah daerah terhadap menciptakan kaitan yang erat antara
pajak dengan tingkat yang kurang anggaran Pemerintah pusat. penganggaran dan indikator kinerja
lebih sama sehingga hal tersebut Tantangan lain sehubungan serta mendorong inovasi-inovasi baru
memberikan dampak tekanan pada dengan kualitas anggaran pusat dan untuk meningkatkan kualitas layanan
defisit yang semakin membesar. daerah juga menyangkut efektifitas publik bagi masyarakat.
Selain memberikan dampak pada dari pengeluaran Pemerintah termasuk
defisit, kondisi APBN tersebut juga bagaimana alokasi anggaran yang SKEMA KERJA SAMA
berdampak pada meningkatnya dikeluarkan dikaitkan dengan kinerja PEMERINTAH DAN BADAN
besaran keseimbangan primer negatif atau performa dari kegiatan yang USAHA (KPBU)
(negative primary balance). Primary dilaksanakan. Kenyataannya pada KPBU, atau secara umum lebih
balance yang selalu negatif tersebut saat ini masih banyak alokasi anggaran sering dikenal sebagai skema Public-
menunjukkan bahwa neraca anggaran yang dibangun dan dievaluasi ber- Private Partnerships (PPP) adalah
di APBN dalam keadaan tidak sehat dasarkan pada indikator-indikator sebuah skema penyediaan dan
sehingga perlu diambil langkah- lain yang tidak terkait dengan pembiayaan infrastruktur yang ber-
langkah untuk memulihkan kualitas kinerja tetapi lebih berdasarkan pada dasarkan pada kerja sama antara
APBN. faktor-faktor input sehingga tidak Pemerintah dan badan usaha
Dalam konteks APBD, permasa- mendorong pada pencapaian outcome (swasta). Skema penyediaan layanan
lahan mengenai kualitas anggar- yang diharapkan. Hal ini menjadi salah infrastruktur untuk kepentingan
an tersebut juga tidak jauh ber- satu hal yang membuat anggaran umum ini didasarkan pada suatu
beda, di mana kebutuhan untuk kurang efektif sebagai instrumen fiskal perjanjian (kontrak) antara Pemerintah
mendorong pembangunan terma- untuk mencapai tujuan pembangunan yang diwakili oleh Menteri/Kepala
suk meningkatkan kualitas hidup yang diharapkan. Lembaga/Pemerintah Daerah, yang
masyarakat dan membangun Satu hal lagi yang masih perlu disebut sebagai Penanggung Jawab
infastruktur di tingkat regional ditingkatkan kualitasnya dari APBN Proyek Kerja sama (PJPK) dan pihak
yang semakin besar memberikan dan APBD adalah bagaimana swasta, dengan memperhatikan prinsip
tekanan di sisi belanja sementara anggaran bisa mendorong inovasi- pembagian risiko diantara para pihak.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 5


Skema KPBU secara potensial pihak swasta apakah meliputi lebih mudah dan jelas menghasilkan
dapat mendukung peningkatan perancangan (design), pembangunan pendapatan (revenue) termasuk ka-
kualitas APBN dalam hal bisa (build), pembiayaan (finance), operasi rena perkiraan pemakai yang tinggi
mengurangi tekanan APBN dan APBD (operate), pemeliharaan (maintain) sehingga risiko permintaan bisa
untuk mengalokasikan belanja modal atau cakupan yang lain. Perbedaan dikelola oleh pihak badan usaha
untuk konstruksi di awal proyek modalitas tersebut tergantung dari swasta.
sehingga bisa diharapkan mengurangi karakteristik layanan infrastruktur Skema availability payment (atau
keseimbangan primer negatif. Akan yang akan dikerja samakan dan sering disingkat sebagai skema AP)
tetapi, sebetulnya skema KPBU juga perencanaan dari PJPK sektor terkait. merupakan skema dalam proyek KPBU
memiliki banyak keunggulan lain Perbedaan tipe skema KPBU juga dimana pengembalian investasi badan
yang dalam beberapa hal juga bisa bisa terjadi karena perbedaan sumber usaha berasa dari pembayaran yang
meningkatkan kualitas APBN secara pendanaan atau pengembalian dilakukan oleh Pemerintah (dalam hal
langsung maupun tidak langsung. investasi dari proyek yang dikerja ini PJPK atau menteri/kepala lembaga/
Yang pertama, skema KPBU ini dapat sama-kan. Dalam hal ini proyek KPBU kepala daerah) secara periodik kepada
menciptakan penganggaran yang bisa berdasarkan pada pembayaran badan usaha berdasarkan pada keter-
lebih baik, karena dapat menurunkan dari pengguna berdasarkan pada sediaan layanan infrastruktur sesuai
biaya tidak terduga termasuk pungutan atas pemakaian layanan dengan kualitas atau kriteria berupa
beberapa cost overrun maupun (user charge) atau pembayaran oleh spesifikasi keluaran dan indikator
time overrun. Penganggaran yang Pemerintah berdasarkan ketersediaan kinerja layanan sebagaimana telah
lebih baik juga dapat diciptakan dari layanan (availability payment). ditentukan dalam perjanjian KPBU. AP
linkage yang kuat antara budget dan Skema user charge atau user fees ini diberikan mencakup biaya modal
U performance karena dalam skema payment adalah skema dalam proyek (capital expenditure), biaya operasional
T KPBU, pembayaran untuk layanan KPBU di mana proyek mendapatkan (operational expenditure) dan tingkat
A infrastruktur bisa dihubungkan dengan pendanaan dan pengembalian inves- pengembalian investasi. Pengadaan
kualitas tersedianya layanan. Kedua, tasi yang berasal dari pungutan atas infrastruktur dengan skema AP ini
M
skema KPBU juga bisa diharapkan pemakaian oleh pengguna terhadap diharapkan lebih menarik bagi swasta,
A
untuk meningkatkan kualitas layanan layanan yang disediakan oleh badan karena tingkat pengembalian investasi
publik karena keterlibatan swasta usaha. Proyek infrastruktur yang biasa- pihak swasta menjadi lebih pasti karena
dalam desain proyek serta dinamika nya dilaksanakan memakai skema user tidak menghadapi risiko permintaan
yang diciptakan dalam skema charge adalah proyek yang bisa secara (demand risk).
KPBU dalam proses pelelangan bisa
mendorong inovasi dan efisiensi yang
Gambar 2. Struktur/skema umum KPBU di Indonesia
lebih baik. Ketiga, manfaat yang lain
adalah adanya akuntabilitas yang
lebih tinggi dari proyek KPBU karena
dalam pelaksanaannya, proyek KPBU
melibatkan lebih banyak stakeholders
yang memonitor proyek secara lebih
detail, tidak hanya pemilik proyek
(PJPK) saja tetapi juga pihak badan
usaha dan juga penyedia dana
(lenders).

BEBERAPA BENTUK DAN


RAGAM SKEMA KPBU
Dalam penyediaan infrastruktur
melalui KPBU, kerja sama yang di-
lakukan antara pihak PJPK dengan
pihak badan usaha dapat dilakukan
dalam beberapa struktur model,
tergantung dari cakupan layanan
yang akan dikerja samakan dengan

6 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Dalam konteks regulasi pemerin- atau melalui daftar-daftar yang lain. yang lalu belum banyak proyek KPBU
tah, skema KPBU AP ini dimungkinkan Pada periode ini, belum banyak proyek yang bisa dilaksanakan dengan sukses
dari sisi kerangka hukum sebagaimana KPBU yang disusun berdasarkan sesuai yang diatur dan dikembangkan
diatur dalam Peraturan Presiden No- kerangka kebijakan yang ada. Setelah dalam kerangka kebijakan KPBU.
mor 38 Tahun 2015 tentang Kerja sama tahun 2010, beberapa kebijakan baru Sebagaimana disebutkan di atas,
Pemerintah dan Badan Usaha dalam diperkenalkan untuk mendukung beberapa permasalahan menjadi
Penyediaan Infrastruktur. Secara kebijakan mendorong KPBU termasuk kendala pelaksanaan proyek KPBU
spesifik skema AP ini diatur dalam beberapa instrumen yang dikelola termasuk isu penyiapan proyek yang
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) oleh Kementerian Keuangan seperti tidak cukup kredibel, risiko politik yang
nomor PMK No. 260/PMK.08/2016 Penjaminan Pemerintah untuk terlalu tinggi atau tingkat kelayakan
tentang Tata Cara Pembayaran Keter- Proyek KPBU, Fasilitas penyiapan finansial proyek yang marginal.
sediaan Layanan pada Proyek KPBU proyek (atau dikenal dengan nama Seiring dengan respon kebijakan
dalam Penyediaan Infrastruktur. Project Development Facility atau Pemerintah untuk mengatasi masalah-
Untuk proyek KPBU AP daerah juga PDF), Dana Dukungan Kelayakan masalah tersebut, termasuk dengan
telah diatur dalam Permendagri No. Proyek (atau Viability Gap Fund mengembangkan fasilitas pendukung
96 Tahun 2016 tentang Pembayaran yang sering disingkat sebagai VGF). berupa dana penyiapan proyek,
Ketersediaan Layanan dalam rangka Instrumen-instrumen tersebut dana dukungan kelayakan maupun
KPBU di Daerah. dikembangkan untuk mendukung penjaminan Pemerintah, maka satu
pelaksanaan skema KPBU terutama demi satu proyek-proyek KPBU mulai
PENGALAMAN INDONESIA dari sisi-sisi yang diidentifikasi menjadi bisa dijalankan.
DALAM MENJALANKAN PRO- permasalahan yang menjadi kendala Di bulan Juni 2016, satu proyek PPP
YEK DENGAN SKEMA KPBU pada pengalaman tahun-tahun di bidang kelistrikan yaitu PLTU Batang U
KPBU sendiri sebagai sebuah sebelumnya. Selain itu, Pemerintah Jawa Tengah (atau sempat banyak T
kebijakan bukanlah hal yang baru bagi melalui Kementerian Keuangan dikenal sebagai Central Java Power A
Indonesia. Secara historis, pengadaan juga membangun fasilitas dukungan Plant atau CJPP) yang ber-nilai sekitar
M
infrastruktur publik oleh swasta program KPBU melalui pendirian Rp40 triliun mencapai financial close.
A
bahkan sudah menjadi bagian dari institusi-institusi pendukung termasuk Proyek PLTU Batang ini merupakan
khazanah pembangunan infrastruktur yang dibentuk sebagai BUMN seperti pembangkit listrik tenaga uap dengan
di zaman kolonial seperti ditunjukkan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia kapasitas 2 x 1000 MW berbahan
pada praktek pembangunan kereta (PT PII), PT Sarana Multi Infrastruktur bakar batubara yang menggunakan
api dan juga listrik serta pelabuhan di (PT SMI) maupun yang berbentuk unit teknologi ultra critical sehingga
Jawa dan pulau-pulau besar lainnya dalam Pemerintahan seperti Direktorat memberikan dampak lingkungan yang
Secara formal, kebijakan lintas Pengelolaan Dukungan Pemerintah lebih aman. Penanggung jawab (atau
sektor terkait dengan KPBU telah dan Pembiayaan Infrastruktur PJPK) proyek ini adalah PT PLN. Proyek
diinisiasi sejak tahun 1998 melalui (Direktorat PDPPI) maupun Lembaga ini mendapatkan fasilitas dukungan
diperkenalkannya Keppres Nomor 7 Manajemen Aset Negara (LMAN). Pemerintah dalam bentuk Penjaminan
Tahun 1998 yang mengatur tentang Di luar Kementerian Keuangan, Pemerintah yang disediakan bersama
Kerja sama Pemerintah dan Swasta keberadaan beberapa institusi seperti antara Kementerian Keuangan dan PT
dalam Penyediaan Infrastruktur. Komite Percepatan Pembangunan PII.
Setelah dikeluarkannya kerangka Infrastruktur Prioritas (KPPIP) juga Beberapa bulan kemudian,
kebijakan KPBU yang pertama ter- mendukung terlaksananya skema tepatnya pada bulan Desember 2016,
sebut, implementasi kebijakan KPBU KPBU. Antusiasme tersebut juga satu lagi proyek KPBU yaitu proyek
di Indonesia mengalami banyak muncul di institusi Pemerintahan lain Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
dinamika. Setelah lama berhenti seperti Bappenas, Badan Koordinasi Umbulan mencapai financial close.
karena krisis ekonomi di akhir tahun Penanaman Modal (BKPM), Lembaga Proyek SPAM Umbulan ini bertujuan
1990-an, kebijakan penggunaan Kebijakan Pengadaan Barang/ mengalirkan air curah dengan
KPBU muncul lagi di tahun 2005 di- Jasa Pemerintah (LKPP) dan juga di kapasitas produksi sebesar 4.000 liter
tandai dengan munculnya kerangka kementerian lain dalam Pemerintahan. air per detik dengan jaringan sistem
kebijakan KPBU baru di bawah Meskipun kebijakan untuk transmisi dari mata air Umbulan ke
Perpres 67 tahun 2005 beserta daftar memanfaatkan skema KPBU dalam lima Perusahaan Daerah Air Minum
beberapa proyek yang ditawarkan pembiayaan infrastruktur telah lama (PDAM) di Provinsi Jawa Timur, yaitu
oleh Pemerintah melalui PPP Book diinisiasi, tetapi hingga beberapa tahun tiap-tiap PDAM Surabaya (1.000

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 7


Gambar 3. Beberapa Proyek KPBU yang Telah Mencapai Financial Close

liter per detik), PDAM Kabupaten AP sedangkan penjaminan diberikan samakan dengan swasta melalui skema
Pasuruan (410 liter per detik), PDAM oleh PT PII. Proyek-proyek tersebut KPBU AP ini.
U Kota Pasuruan (110 liter per detik), telah sukses mencapai financial
T PDAM Kota Sidoarjo (1.200 liter per close pada tahun 2016 dan 2017 dan TANTANGAN PELAKSANAAN
A detik), dan PDAM Kota Gresik (1.000 diharapkan dapat dioperasikan SKEMA KPBU DI INDONESIA
per detik). Hal ini membuat SPAM di tahun 2018. Hal tersebut paling Dengan segala atribut positif
M
Umbulan akan mengoperasikan tidak telah membuktikan bahwa dari skema KPBU seperti disebutkan
A
jaringan pipa transmisi sepanjang proyek dengan skema KPBU AP ini di atas, optimisme terhadap skema ini
92.3 km melewati 16 titik pasokan. bisa diimplementasikan dan bahkan untuk bisa mendukung penyehatan
Dengan karakteristik yang kompleks mendapatkan pembiayaan dan APBN sangat tinggi. Akan tetapi,
seperti itu, setelah dicoba dengan memulai konstruksi dalam waktu belajar dari pengalaman implementasi
beberapa skema pengadaan biasa yang relatif singkat (2 tahun) sejak skema KPBU selama ini, penerapan
proyek SPAM ini harus menunggu dimulai pada tahap penyiapan proyek KPBU di Indonesia juga menghadapi
lebih dari 40 tahun untuk akhirnya bisa KPBU. banyak tantangan yang perlu di-
dilaksanakan dengan skema KPBU. Analisis pada proyek Palapa selesaikan.
Proyek yang bernilai lebih dari Rp 2 Ring yang dilakukan dengan Tantangan yang pertama ada-
triliun ini didukung dengan fasilitas membandingkan antara pengadaan lah mengembangkan kerangka
PDF, VGF dan juga penjaminan yang melalui skema tradisional APBN seleksi dan prioritisasi proyek yang
dikeluarkan oleh PT PII. dan skema KPBU AP menunjukkan kuat dan komprehensif sehingga
Skema KPBU dengan meng- bahwa dengan skema KPBU AP bisa didapatkan proyek-proyek yang
gunakan model availability payment menghemat sekitar 20% dari yang memang betul layak dilakukan secara
secara aktual telah dicoba dan di- seharusnya dikeluarkan melalui skema KPBU, sustainable dalam pelaksanaan
terapkan pada proyek KPBU Palapa APBN biasa. nantinya serta memberikan manfaat
Ring, paket barat (dengan nilai Rp 1.28 Untuk APBN 2018, diharapkan kepada publik secara nyata. Saat
T), paket tengah (Rp 1.38 T) maupun proyek-proyek infrastruktur yang di- ini Pemerintah masih berada dalam
paket timur (Rp 5.13 T). Proyek Palapa biayai melalui Rupiah Murni sebagian tekanan untuk mendapatkan proyek
Ring merupakan proyek pembangunan dapat dialihkan pembiayaannya KPBU terutama dalam hal jumlah
jaringan backbone informasi dengan melalui skema AP dalam rangka proyek yang bisa di-KPBU-kan.
menggunakan serat fiber optic dengan menurunkan besaran negative primary Diharapkan hal itu bukan berarti
Kementerian Kominfo sebagai PJPK. balance. Kementerian Keuangan semua proyek yang diajukan oleh
Dalam proyek ini, pada tahun 2015 bersama dengan beberapa PJPK pemilik atau penanggung jawab pro-
Pemerintah memberikan dukungan potensial, sedang mengidentifikasi yek bisa dilaksanakan dengan skema
berupa fasilitas penyiapan proyek beberapa proyek yang bisa dikerja- KPBU. Keputusan untuk melaksanakan

8 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


proyek dengan skema KPBU harus perlu dilakukan terutama dalam hal penjaminan Pemerintah. Menjadi
didasarkan pada penilaian yang pendalaman prinsip-prinsip dasar tantangan bagi Pemerintah untuk
teliti apakah proyek tersebut lebih KPBU dan bagaimana menerapkannya selalu mengevaluasi efektifitas dari
baik dilaksanakan dengan skema dalam konteks regulasi di Indonesia. kerangka kebijakan dan instrumen
tradisional atau skema KPBU, dengan Tantangan yang ketiga terkait ini secara terus menerus, apakah
memperbandingkan value for money dengan koordinasi antara pihak- sudah memberikan manfaat yang
yang didapatkan apabila proyek pihak yang terkait dengan proyek nyata bagi pengembangan kebijakan
tersebut dilakukan dengan skema KPBU, terutama pihak yang berada KPBU di satu sisi dan menjamin
KPBU. Penilaian juga perlu dilakukan di sisi Pemerintah. Sebagaimana efisiensi pengelolaan keuangan
dengan cara melakukan kajian pada proyek yang diadakan dengan negara di sisi lain. Karena skema KPBU
yang detil terhadap komitmen dan skema tradisional, proyek KPBU juga sendiri sering digolongkan sebagai
kapasitas PJPK dalam melaksanakan melibatkan jaringan (network) yang skema alternatif dan inovatif, maka
proyek dengan skema KPBU. Pelajaran kompleks karena melalui proses selayaknya juga sisi inovasi dan kreasi
yang didapatkan dari pengalaman yang panjang dari mulai pengusulan, juga perlu ditonjolkan termasuk
penerapan skema KPBU di masa lalu perencanaan, penyiapan, pelelangan, dalam hal mengkombinasi skema
di mana seleksi proyek tidak dilakukan pelaksanaan dan pemantauan. Proses KPBU dengan instrumen yang sudah
secara komprehensif menunjukkan ini melibatkan banyak lembaga ada seperti pinjaman, dana daerah,
bahwa proyek yang telah diinisiasi dan Pemerintahan termasuk PJPK sendiri, obligasi Pemerintah dan lain-lain.
diseleksi sebagai proyek KPBU ternyata Bappenas, LKPP, Kementerian Keuang-
tidak berlanjut (sustain) karena an dan lain-lain, di mana tiap-tiap KESIMPULAN
ditemukan masalah termasuk dalam pihak mempunyai ukuran keberhasilan Menghadapi tantangan pembi-
hal komitmen dan kapasitas PJPK. yang berbeda-beda. Dalam skema ayaan pembangunan Indonesia U
Tantangan yang kedua adalah KPBU ini, lembaga-lembaga tersebut yang tidak ringan, APBN dan APBD T
meningkatkan pemahaman para juga akan dilibatkan, tetapi dalam perlu untuk selalu dijaga kualitas, A
pengelola dan pemangku kepentingan intensitas yang lebih tinggi, terutama ketahanan dan keberlanjutannya.
M
(stakeholders) KPBU terutama di sisi karena dua hal. Pertama, karena Dari beberapa alternatif yang bisa
A
PJPK maupun di sisi regulator dan skema KPBU adalah hal yang relatif dieksplorasi, skema KPBU bisa
penyedia fasilitas seperti di Bappenas, baru sehingga belum tercipta dimanfaatkan sebagai cara untuk
LKPP dan Kementerian Keuangan. mekanisme yang mapan, sehingga menjaga kualitas anggaran peme-
Skema KPBU dapat dipahami sebagai sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan rintah pusat ataupun daerah melalui
sebuah sophisticated transaction yang dilakukan secara kontinyu sangat beberapa cara termasuk dengan
sekaligus unfinished contract yang diperlukan. Kedua, dalam skema KPBU, mengurangi tekanan pada APBN dan
melibatkan kompleksitas struktur ketidakberhasilan dalam melakukan APBD, menciptakan kaitan yang erat
transaksi antara pihak Pemerintah koordinasi antar unit Pemerintah akan antara penganggaran dan indikator
sebagai pemilik proyek maupun berhadapan dengan konsekuensi yang kinerja serta mendorong inovasi-
penyedia fasilitas, pihak pelaksana lebih riil yaitu “market punishment” inovasi baru untuk meningkatkan
proyek (SPV), pihak penyedia dana berupa kegagalan lelang atau harga kualitas layanan publik bagi masya-
(lenders). Dalam hal tersebut diperlu- yang excessive di atas harga wajar. rakat. Secara praktis, telah dibuktikan
kan pemahaman yang cukup, paling Tantangan selanjutnya adalah bahwa skema KPBU juga telah
tidak bagaimana mengenai sebuah melakukan evaluasi dan pengembang- secara sukses diimplementasikan
proyek dikelola dan dibiayai (project an kerangka kebijakan KPBU termasuk untuk proyek-proyek infrastruktur
management dan project financing). keberadaan regulasi dan instrumen di Indonesia, baik untuk proyek
Di sisi PJPK, peningkatan pemahaman fasilitas pendukung dalam rangka yang dikelola oleh Pemerintah Pusat
perlu dilakukan terutama karena mendorong terlaksananya skema maupun oleh Pemerintah Daerah.
sebagian besar unit pengelola layanan KPBU. Sebagaimana telah disebutkan Akan tetapi untuk meningkatkan
masih terbiasa dan nyaman dengan di atas, saat ini Pemerintah telah peran skema KPBU dalam pembiayaan
cara-cara penyediaan infrastruktur menyediakan beberapa kerangka infrastruktur pusat maupun daerah,
melalui skema tradisional dengan kebijakan dalam bentuk regulasi masih banyak tantangan yang per-
menggunakan APBN sehingga masih dan instrument pendukung lu dijawab dan diselesaikan oleh
sulit memahami karakteristik skema termasuk beberapa fasilitas fiskal pemangku kepentingan dalam pe-
KPBU. Di sisi regulator dan penyedia seperti fasilitas penyiapan proyek, nyediaan infrastruktur publik di
fasilitas, peningkatan pemahaman dana dukungan kelayakan dan Indonesia. n

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 9


Pentingnya Peran PDF
dalam Skema KPBU
Oleh: Hasrul
Kasi Pengelolaan Dana Penyiapan Proyek, Dit. PDPPI, DJPPR, Email: iamhasrul@gmail.com

PENDAHULUAN mampu mendanai sebesar 40% yang pada hakikatnya merupakan


Pembangunan infrastruktur telah dan sisanya akan didanai antara kewajiban Pemerintah.
menjadi salah satu program prioritas lain melalui BUMN dan Kerja Untuk mendorong partisipasi
Pemerintahan Presiden Joko Widodo. sama Pemerintah dengan Badan swasta dalam penyediaan infra-
Berdasarkan Rencana Pembangunan Usaha (KPBU). Hal ini menunjukkan struktur, Pemerintah telah mengeluar-
M Jangka Menegah Nasional (RPJMN) bahwa APBN saat ini belum mampu kan beberapa kebijakan dan regulasi
I Tahun 2015-2019, pembangunan mendanai seluruh kebutuhan investasi yang diharapkan dapat memberikan
T infrastruktur tersebut diperkirakan infrastruktur sehingga perlu membuka insentif kepada swasta dan pemilik
I membutuhkan pendanaan sebesar pintu untuk partisipasi swasta dalam proyek/Penanggung Jawab Proyek
G Rp5.519,4 triliun. Dari total kebutuhan penyediaan infrastruktur guna Kerja sama (PJPK). Kebijakan tesebut
A pendanaan tersebut, APBN hanya menyediakan layanan masyarakat antara lain penyediaan Fasilitas
S
Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Pendanaan RPJMN 2015-2019 (dalam trilliun Rupiah)
I

R
I
S
I
K
O

1)
Dukungan pendanaan APBN yang diharapkan.
2)
Dukungan pendanaan BUMN yang diharapkan.
3)
Kemampuan maksimal swasta melalui percepatan kerja sama Pemerintah dan swasta termasuk bussines to bussines.
4)
Kenaikan karena pertambahan komponen tol laut serta biaya rutin.
5)
Alokasi tersebut terdiri untuk kegiatan Angkutan Perkotaan Berbasis Rel dan Jalan.
6)
Kemampuan PT PLN hanya sekitar 250 T, selebihnya membutuhkan PMN.

Sumber: Paparan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas

10 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Penyiapan Proyek dan Pendamping- Layanan (Availability Payment). Proyek Pelaksanaan Fasilitas PDF diatur
an Transaksi (Fasilitas PDF), Dana tersebut meliputi pembangunan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Dukungan Kelayakan/Viability dan pemeliharaan infrastruktur Nomor 265/PMK.08/2015 tentang
Gap Fund (VGF), Penjaminan, telekomunikasi broadband dengan Fasilitas Penyiapan Proyek dan
dukungan pendanaan lahan untuk menggunakan fiber optic di Indo- Pelaksanaan Transaksi Proyek Kerja
proyek strategis melalui Lembaga nesia bagian Barat, Tengah dan sama Peme-rintah dengan Badan
Manajemen Aset Negara (LMAN), Timur. Ketiga paket proyek tersebut Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
dan pembentukan Komite Percepatan mempunyai perkiraan capex secara (PMK 265/2015). Berdasarkan PMK
Pembangunan Infrastruktur Prioritas. berturut-turut sebesar Rp1,28 trilliun, 265/2015, Pelaksanaan Fasilitas PDF
Regulasi yang telah ditetapkan antara Rp1,38 trilliun dan Rp5,13 trilliun dan dibiayai sepenuhnya dari APBN dan
lain Peraturan Presiden (Perpres) dikerja samakan dengan masa konsesi pembiayaan tersebut bersifat belanja.
Nomor 38 Tahun 20015 tentang Kerja selama 15 (lima belas) tahun3. Dalam Fasilitas PDF dilaksanakan oleh
sama Pemerintah dengan Badan Usaha proses penyiapan dan transaksi, Direktorat Pengelolaan Dukungan
(KPBU) dalam Penyediaan Infrastruktur Menteri Komunikasi dan Informatika Pemerintah dan Pembiayaan Infra-
(Perpres 38/2015) dan Perpres Nomor selaku PJPK juga mendapatkan Fasilitas struktur (Direktorat PDPPI) yang
75 Tahun 2014 tentang Percepatan PDF dari Kementerian Keuangan. berada dibawah Direktorat Jenderal
Penyediaan Infrastruktur Prioritas. Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Dengan adanya beberapa FASILTAS PDF (DJPPR). Apabila dipandang lebih
kebijakan dan regulasi tersebut, Fasilitas PDF yang diberikan efektif dan efisien, maka pelaksanaan
hingga saat ini Pemerintah Indonesia kepada Proyek KPBU SPAM Fasilitas PDF dapat ditugaskan
telah berhasil mentransaksikan Umbulan dan Proyek KPBU Palapa kepada BUMN. Fasilitas PDF melalui
14 (empat belas) proyek KPBU Ring merupakan contoh wujud penugasan BUMN ini merupakan
M
berdasarkan Perpres 38/2015 . Proyek-
1
nyata komitmen Pemerintah Pusat bentuk pelaksanaan fasilitas yang I
proyek tersebut antara lain Proyek melalui Kementerian Keuangan dilakukan pada Proyek KPBU SPAM T
KPBU SPAM Umbulan dan Proyek dalam mendukung kebijakan Umbulan dan Proyek KPBU Palapa I
KPBU Palapa Ring yang terdiri dari penyediaan infrastruktur melalui Ring. Hubungan kontraktual dalam G
tiga paket yaitu Paket Barat, Paket skema KPBU. Fasilitas PDF merupakan skema Fasilitas PDF dengan penugasan A
Tengah dan Paket Timur. Proyek implementasi dari mandat Perpres BUMN dapat dilihat pada gambar S
KPBU SPAM Umbulan adalah 75/2014 kepada Menteri Keuangan. berikut.
I
proyek pembangunan infrastrutur
pelayanan air minum yang meliputi Gambar 1. Skema Fasilitas PDF Melalui Penugasan BUMN
pembangunan infrastruktur sistem
R
produksi, sistem transmisi dan sistem I
offtake. Proyek tersebut mempunyai S
perkiraan capex sebesar Rp2,05 trilliun I
dan dikerja samakan dengan masa K
konsesi selama 25 tahun2. Proyek O
KPBU SPAM Umbulan memperoleh
Dana Dukungan Kelayakan sebesar
Rp818 miliar. Selain itu, Pemerintah
Provinsi Jawa Timur selaku PJPK juga
mendapatkan Fasilitas PDF dalam
proses penyiapan dan transaksi proyek
tersebut. Berbeda dengan Proyek
KPBU SPAM Umbulan yang merupakan
proyek Pemerintah Daerah dengan
skema Pengguna Membayar (User
Payment), Proyek KPBU Palapa Ring
merupakan proyek yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat dhi. Kementerian
Komunikasi dan Informatika dengan
skema Pembayaran Ketersediaan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 11


Dalam pelaksanaannya, Fasilitas FASILITAS PDF SEBAGAI Dalam perjanjian KPBU, beberapa
PDF mempunyai dua lingkup yaitu INSTRUMEN MITIGASI RISIKO risiko yang dapat ditransfer oleh
Penyiapan Proyek dan Pendampingan Peran penting Fasilitas PDF Pemerintah kepada swasta antara
Transaksi. Lingkup Penyiapan Proyek sebagai instrumen mitigasi risiko lain risiko keterlambatan jadwal
utamanya menghasilkan output terkait erat dengan salah satu konstruksi (construction risk), risiko
berupa kajian prastudi kelayakan value skema KPBU yaitu transfer meningkatnya biaya konstruksi
beserta semua dokumen pendukung risiko. Skema KPBU adalah kontrak (overrun cost risk), risiko kesalahan
lain termasuk perizinan, dokumen jangka panjang antara Pemerintah desain (design risk), risiko uji operasi,
legal dan peraturan yang diperlukan dan swasta dalam penyediaan aset dan risiko teknologi 5 . Namun
sementara lingkup Pendampingan publik atau layanan dimana swasta demikian, tidak semua risiko dapat
Transaksi mempunyai kegiatan yang menanggung risiko yang signifikan ditransfer kepada swasta. Adapun
utamanya mendampingi dalam dan tanggung jawab pengelolaan risiko yang tetap menjadi tanggung
proses transaksi hingga tercapainya dengan memperoleh kompensasi jawab Pemerintah antara lain risiko
perolehan pembiayaan dengan output berdasarkan kinerjanya 4 . Dalam kegagalan penetapan awal tarif, risiko
berupa beberapa dokumen legal yang skema KPBU, Pemerintah dapat berkurangnya kuantitas dan kualitas
telah ditandatangani. Kedua lingkup mentransfer risiko tertentu kepada input, dan risiko gagal atau terlambat
tersebut merupakan bagian dari proses pihak swasta dimana pembagian/ memperoleh persetujuan6. Dalam hal
proyek KPBU yang terdiri dari tahap alokasi risiko tersebut akan tertuang risiko yang ditanggung Pemerintah
perencanaan, penyiapan dan transaksi dalam perjanjian KPBU. Transfer risiko tersebut terjadi, maka Pemerintah
sebagaimana dijelaskan pada gambar dilakukan berdasarkan prinsip bahwa akan memberikan kompensasi
dibawah ini. risiko harus dikelola oleh pihak yang keuangan kepada swasta atas
M kerugian yang diderita swasta sebagai
I Gambar 2. Tahapan Proses Proyek KPBU dampak keuangan (financial impact)
T dari terjadinya risiko tersebut. Untuk
I mengantisipasi hal ini, Fasilitas PDF
G mempunyai peranan penting dalam
A memastikan faktor-faktor risiko yang
S menjadi tanggung jawab Pemerintah

I teridentifikasi dan teralokasi dengan


benar sehingga Pemerintah dapat
terhindar dari kewajiban keuangan
R
yang mungkin terjadi atas risiko yang
I menjadi tanggung jawab Pemerintah.
S Bagaimana Fasilitas PDF
I memastikan faktor-faktor risiko
K teridentifikasi dan teralokasi dengan
O benar tercermin pada lingkup
fasilitas dan output-ouput yang akan
dihasilkan oleh Fasilitas PDF. Proses
identifikasi risiko dilakukan pada
kegiatan penyusunan kajian prastudi
Besarnya komitmen Kementerian mempunyai kemampuan terbaik kelayakan dan disajikan dalam satu
Keuangan dalam menyediakan untuk mengelola risiko tersebut. bab tersendiri yang menjelaskan risiko-
dan membiayai Fasilitas PDF yang Atas risiko yang ditransfer, swasta risiko yang ada pada suatu proyek
terstruktur dan tertata menunjukkan memperoleh kompensasi dalam yang meliputi indentifikasi risiko
bahwa Fasilitas PDF mempunyai bentuk premium yang tercermin dalam dan penilaian risiko. Setelah risiko
peranan penting bagi PJPK dan tingkat pengembalian investasi yang teridentifikasi dalam tahap penyiapan
juga bagi Kementerian Keuangan diharapkan oleh swasta (expected proyek, Fasilitas PDF juga berperan
selaku pengelola fiskal, yaitu rate of return). Semakin tinggi risiko dalam membantu PJPK memastikan
sebagai instrumen mitigasi risiko suatu proyek, maka semakin tinggi risiko yang telah teridentifikasi
dan standarisasi proses optimalisasi pula tingkat pengembalian investasi dialokasikan dengan tepat dalam
Dukungan Pemerintah. yang diharapkan oleh swasta. perjanjian KPBU yang dilakukan

12 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


melalui pendampingan PJPK pada membuat desain dasar teknis (basic
proses lelang pada lingkup transaksi.
Dalam design). Berdasarkan kajian basic
Sebagai contoh, salah satu design, konsultan teknis Fasilitas
kegiatan dalam penyusunan output
penyusunan PDF akan menyusun perkiraan capex
Fasilitas PDF yang memitigasi risiko kajian teknis, dan opex. Dengan menggunakan
tarif pada proyek KPBU sektor air Fasilitas PDF akan informasi capex dan opex serta
adalah identifikasi atau penentuan menyediakan dengan mempertimbangkan tingkat
tarif. Besaran tarif merupakan pengembalian (IRR) yang berlaku
salah satu faktor risiko atas risiko
konsultan teknis pada industri sektor air, Fasilitas PDF
gagalnya penetapan awal tarif. yang akan melalui konsultan keuangan akan
Dalam sektor air seperti proyek Sistem membantu PJPK membantu PJPK untuk menentukan
Penyediaan Air Minum (SPAM), dalam membuat perkiraan tarif dari sisi penawaran
penentuan tarif melibatkan beberapa (supply). Tarif ini merupakan harga
desain dasar teknis
kegiatan yaitu pelaksanaan Real jual atas layanan air dimana dengan
Demand Survey (RDS), perhitungan
(basic design) harga tersebut PJPK dapat memastikan
capital expenditures (capex) dan pengembalian investasi kepada badan
operational expenditures (opex), serta usaha termasuk marjin (keuntungan)
pendampingan pengajuan Dukungan informasi yang terkait dengan yang wajar.
Pemerintah (bila diperlukan). Ketiga preferensi masyarakat terhadap Dalam hal perkiraan tarif dari
kegiatan tersebut merupakan layanan dari sarana infrastruktur kegiatan RDS lebih rendah dari
kegiatan yang masuk dalam lingkup yang akan disediakan, khususnya perkiraan tarif dari perhitungan capex
Fasilitas PDF pada Proyek KPBU SPAM infomasi mengenai kebutuhan dan opex yang berarti bahwa tarif
M
Umbulan dan Proyek KPBU SPAM masyarakat. Beberapa informasi yang yang dapat dijangkau masyarakat I
Bandar Lampung7. Masing-masing digali dalam kegiatan ini antara lain lebih rendah dari tarif yang T
kegiatan tersebut memberikan kualitas layanan yang diharapkan, merupakan harga jual, maka Fasilitas I
input dari perspektif yang berbeda kemampuan membayar masyarakat PDF akan mendampingi PJPK untuk G
dalam penentuan tarif. Kegiatan (ability to pay), kemauan membayar memperoleh Dukungan Pemerintah. A
RDS memberikan informasi perkiraan masyarakat (willingness to pay), Dalam pelaksanaannya, Fasilitas PDF S
tarif dari sisi permintaan (demand) dan kemauan untuk menggunakan melalui konsultan teknis, keuangan
I
sementara kegiatan perhitungan layanan air (willingness to connect). dan legal akan membantu PJPK dalam
capex dan opex memberikan informasi Dalam pelaksanaan kegiatan RDS, menyiapkan kajian dan persyaratan
perkiraan tarif dari sisi penawaran Fasilitas PDF akan menyediakan yang diperlukan dalam memperoleh
R
(supply). Dalam hal terdapat gap konsultan teknis yang akan membantu Dukungan Pemerintah tersebut. I
antara kedua informasi tersebut yang PJPK dalam menyusun metode Dalam hal diperlukan, Fasilitas PDF S
mengindikasikan adanya kebutuhan pelaksanaan RDS, pelaksanaan survey, dapat memfasilitasi rapat koordinasi I
Dukungan Pemerintah, maka kegiatan dan pengolahan data hasil survey. dalam rangka memperoleh komitmen K
pendampingan pengajuan Dukungan Informasi WTP dan ATP yang dihasilkan kementerian/lembaga terkait untuk O
Pemerintah akan memastikan adanya kegiatan RDS menjadi dasar dalam memberikan Dukungan Pemerintah
komitmen dukungan Pemerintah dari penentuan perkiraan tarif dari sisi yang diharapkan dapat mengurangi
instansi terkait sehingga tarif dari sisi masyarakat atau dari sisi permintaan biaya investasi badan usaha (capex)
permintaan (demand) dan penawaran (demand). Selain itu, informasi yang sehingga perkiraan tarif yang dapat
(supply) dapat bertemu dan menjadi terkait dengan preferensi kebutuhan dijangkau masyarakat dapat bertemu
tarif yang akan ditetapkan dalam masyarakat akan menjadi input dalam dengan perkiraan perkiraan tarif yang
proses transaksi. Pelaksanaan ketiga penyusunan kajian teknis dalam merupakan harga jual.
kegiatan tersebut melibatkan banyak rangka perhitungan capex dan opex. Dengan menggunakan hasil
proses dan membutuhkan bantuan Pelaksanaan perhitungan kegiatan RDS, perhitungan capex dan
konsultan/tenaga ahli di bidang capex dan opex dilakukan melalui opex serta pendampingan perolehan
hukum, teknis, dan keuangan. penyusunan kajian teknis dan kajian Dukungan Pemerintah, penetapan
Real Demand Survey (RDS) adalah keuangan. Dalam penyusunan tariff yang merupakan salah satu
kegiatan yang termasuk dalam kajian teknis, Fasilitas PDF akan faktor risiko tarif oleh PJPK melalui
lingkup Fasilitas PDF yang bertujuan menyediakan konsultan teknis Fasilitas PDF dapat dilakukan dengan
untuk mendapatkan beberapa yang akan membantu PJPK dalam benar dan prudent. Sehingga, dengan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 13


adanya Fasilitas PDF, diharapkan PJPK kontribusi dukungan Pemerintah
sebagai bagian dari Pemerintah dapat Dengan menjadi lebih optimal.
semaksimal mungkin terhindar dari Dengan adanya metode dan
kewajiban finansial yang diakibatkan
banyaknya minat proses yang terstandar dalam
oleh terjadinya risiko yang terkait calon investor, perhitungan kebutuhan dukungan
dengan tarif seperti risiko kegagalan diharapkan proses Pemerintah serta proses transaksi yang
penetapan awal tarif. kompetitif, Fasilitas PDF diharapkan
transaksi proyek
dapat mengoptimalkan dukungan
FASILITAS PDF SEBAGAI KPBU melalui Pemerintah yang diberikan pada suatu
STANDARISASI PROSES Fasilitas PDF dapat proyek KPBU.
OPTIMALISASI DUKUNGAN menjadi lebih
PEMERINTAH PENUTUP
Peraturan Menteri Keuangan kompetitif Demikian peran penting Fasilitas
Nomor 265 Tahun 2015 menegaskan PDF dalam penyediaan infrastruktur
bahwa tujuan Fasilitas PDF adalah melalui skema KPBU. Bagi PJPK, Fasilitas
untuk menyelaraskan/mengintegrasi- diberikan pada proyek KPBU antara PDF mempunyai peranan penting dalam
kan proses penyediaan dukungan lain Dana Dukungan Kelayakan, pelaksanaan indentifikasi dan alokasi
Kementerian Keuangan dalam satu penjaminan, dukungan teknis dari risiko yang benar dan prudent sehingga
proses yang efektif serta efisien kementerian sektor terkait, dan PJPK dapat seminimal mungkin
dan menyusun standar kajian atau penyediaan lahan. Sebagaimana terhindar dari kewajiban keuangan
dokumen penyiapan dan transaksi dijelaskan pada contoh indentifikasi yang timbul karena terjadinya risiko
M proyek KPBU yang mampu menarik risiko tarif pada sektor air sebelumnya, yang menjadi tanggung jawab PJPK.
I minat investor. Tujuan tersebut dicapai Fasilitas PDF akan mendampingi Sementara itu, bagi Kementerian
T melalui standarisasi proses penyiapan PJPK untuk memperoleh dukungan Keuangan selaku pengelola fiskal,
I dan transaksi proyek KPBU baik dari Pemerintah dalam hal tarif yang dapat Fasilitas PDF mempunyai peranan
G sisi dokumen, metode, dan prosesnya. dijangkau masyarakat lebih rendah penting dalam mengoptimalkan
A Dokumen yang terstandar antara lain dari tarif harga jual yang diperoleh dukungan Pemerintah yang bersumber
S meliputi dokumen kajian prastudi dari perhitungan capex dan opex. dari APBN. n

I kelayakan, dokumen peraturan Dalam mendampingi PJPK, Fasilitas


(Surat Keputusan Penugasan BUMN/ PDF akan menyediakan konsultan
BUMD, Peraturan Daerah), dan keuangan yang akan menghitung
R CATATAN KAKI
dokumen legal (perjanjian). Metode semua potensi dukungan Pemerintah 1. Data project pipeline pada
I yang terstandar seperti metode yang dapat diberikan dalam suatu Direktorat Pengelolaan
S pelaksanaan RDS, metode penentuan kombinasi yang optimal melalui Dukungan Pemerintah dan
I Pembiayaan Infrastruktur.
tarif dan metode penentuan besaran metode dan proses yang terstandar.
2. Kajian Prastudi Kelayakan
K Dukungan Pemerintah. Proses yang Selain itu, standardisasi dokumen,
Proyek KPBU SPAM Umbulan.
O terstandar seperti proses pengajuan metode dan proses dalam penyiapan
3. Kajian Prastudi Kelayakan
dukungan Pemerintah, proses evaluasi dan transaksi proyek KPBU diharapkan Proyek KPBU Palapa Ring
permohonan dukungan Pemerintah, dapat menarik minat calon investor Paket Barat, Tengah dan
Timur
proses penjajakan minat pasar (market karena standarisasi tersebut memberi-
4. http://ppp.worldbank.org/
sounding dan market consultation), kan kepastian proses dan waktu
public-private-partnership/
dan proses lelang/transaksi. kepada calon investor. Dengan overview/what-are-public-
Dari sisi penyediaan fasilitas banyaknya minat calon investor, private-partnerships
Kementerian Keuangan, standarisasi diharapkan proses transaksi proyek 5. Acuan Alokasi Risiko PT
dokumen, metode dan proses dalam KPBU melalui Fasilitas PDF dapat Penjaminan Infrastruktur
Indonesia Tahun 2014
penyiapan dan transaksi proyek menjadi lebih kompetitif. Dalam
6. Acuan Alokasi Risiko PT
KPBU diharapkan dapat memastikan hal suatu proyek KPBU memperoleh Penjaminan Infrastruktur
dukungan Pemerintah diberikan pada dukungan Pemerintah khususnya Indonesia Tahun 2014.
besaran dan kombinasi yang optimal Dana Dukungan Kelayakan dimana 7. Rencana kerja Fasilitas PDF
dengan mempertimbangkan opsi dukungan tersebut menjadi parameter pada Proyek KPBU SPAM
Umbulan dan Proyek KPBU
dukungan Pemerintah yang tersedia. lelang, maka proses transaksi proyek SPAM Bandar Lampung
Dukungan Pemerintah yang dapat KPBU yang kompetitif membuat

14 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Penilaian VfM (Value for Money)
dalam Penentuan Pemilihan
Skema Penyediaan Infrastruktur
di Indonesia
Oleh: Eko Nur Surachman
Widyaiswara PKN STAN, BPPK, e-mail: e.nursurachman@gmail.com

P
rogram pembangunan gram dan jargon Pemerintahan yang studi pada masa sekarang ini
M
infrastruktur selalu men- menyusunnya serta tidak terlepas yang berpendapat bahwa sektor I
jadi topik dan prioritas juga dari tantangan yang dihadapi swasta mempunyai keunggulan T
utama bagi Pemerintah pada masa Pemerintahan tersebut. kompetitif dibandingkan dengan I
pada semua rezim Pemerintahan, Namun demikian, ada juga benang sektor publik dalam membangun dan G
mulai dari rezim orde baru sampai merah yang bisa ditarik dari dokumen- mengoperasionalkan infrastruktur, A
dengan orde reformasi sekarang ini. dokumen perencanaan tersebut yang oleh karena itu keterlibatan mereka S
Terakhir, Pemerintahan Joko Widodo- pada intinya adalah berupa daftar dalam pembangunan infrastruktur
I
Jusuf Kalla membuat program panjang (long list) proyek infrastruktur publik patut untuk dipertimbangkan.
pembangunan infrastruktur yang yang dibutuhkan dan perlu untuk Secara umum, guna menjawab
menjadi salah satu prioritas utama dibangun untuk menopang pertum- kebutuhan pengadaan infrastruktur
R
dari 9 agenda utama yang tertuang buhan ekonomi dan melayani ma- publik tersebut, Pemerintah bisa I
dalam program Nawa Cita1. syarakat. Namun pada umumnya menggunakan berbagai opsi skema S
Program pembangunan infra- dalam daftar tersebut, tidak disertai pendanaan, antara lain anggaran I
struktur ini juga menjadi program dengan bagaimana cara Pemerintah publik (APBN/D), anggaran modal K
Pemerintah sebelumnya, dimana pada untuk mengadakan dan mendanai BUMN, dan partisipasi sektor swasta. O
saat itu Pemerintahan SBY-Boediono infrastruktur-infrastruktur tersebut. Dalam hal ini, metodologi yang tepat
membuat program MP3EI (Master Penggunaan APBN/D sebagai opsi harus digunakan untuk memilih
Plan Percepatan dan Perluasan Pem- pendanaan yang berada dalam skema pendanaan mana yang pa-
bangunan Ekonomi Indonesia)2. Jika kontrol Pemerintah jelas bukan ling sesuai untuk membiayai satu
ditarik lebih jauh lagi, pada masa jawaban mutlak, karena kapasitas proyek infrastruktur. Hal ini krusial,
orde baru, Pemerintahan pada masa anggaran publik sendiri yang sifatnya bukan semata karena keterbatasan
itu membuat program pembangunan terbatas, jauh jika dibandingkan anggaran, tapi juga karena efektivitas
infrastrukturnya di dalam Repelita dengan kebutuhan pendanaan dan efisiensi dalam pembangunan
(Rancana Pembangunan Lima Tahun) pembangunan infrastruktur. Selain infrastruktur sangat bergantung
yang rinci memuat perencanaan itu, isu lain yang juga hangat kepada pemilihan skema pendanaan.
pembangunan dalam kurun waktu menjadi topik diskusi adalah Di dalam praktek di negara-negara
lima tahunan3. menyoal tingkat efisiensi sektor lain, metodologi yang dipakai da-
Tentu tiap dokumen perencana- publik dan sektor swasta dalam lam memilih skema pendanaan
an tersebut mempunyai ciri khas membangun dan mengoperasikan infrastruktur ini adalah VfM (Value
masing-masing sesuai dengan pro- infrastruktur. Banyak ahli dan for Money).

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 15


METODOLOGI VALUE FOR menggunakan skema pelibatan swasta
MONEY Studi sekarang (Private Finance Initiative-PFI), pada
Di dalam teorinya, VfM merupa- kenyataannya 69% dari proyek-proyek
kan ukuran ekonomis, efisiensi dan
belum banyak tersebut diselesaikan tepat waktu dan
efektivitas pembangunan infrastruktur menyentuh isu- 65% diantaranya tepat biaya. Studi
yang dilakukan melalui satu skema isu VfM, atau yang lain (Raisbeck, Duffield, dan
pembiayaan dibandingkan dengan setidaknya efisiensi Xu, 2010) juga menegaskan konklusi
skema pembiayaan yang lain. yang sama untuk Australia: proyek-
Penerapan penilaian VfM dilakukan
atau penghematan proyek KPS rerata 3,4% lebih cepat
dengan beberapa metode, baik keseluruhan biaya dari rencana sementara non KPS 23,5%
kuantitatif, kualitatif, maupun siklus hidup proyek lebih lambat dari rencana.12
gabungan keduanya. Dilihat dari Di Indonesia, konsep VfM masih
sudut pandang kuantitatif, metode merupakan konsep baru dalam konteks
penilaian VfM menggunakan konsep National Audit Office (2009)9, yang studi mengenai pembangunan dan
Public Sector Comparator (PSC) 5. menyimpulkan bahwa VfM merupakan penyelenggaraan infrastruktur publik.
PSC merupakan ukuran kuantitatif tingkat pencapaian maksimal dari VfM belum menjadi basis dasar untuk
yang menghitung keuntungan sebuah outcome proyek dari setiap membangun justifikasi dan rasionalitas
(benefit) yang diperoleh dikurangi biaya input yang dikeluarkan. VfM ini terhadap pemilihan skema penyediaan
biaya yang dikeluarkan (cost) oleh berguna sebagi sumber informasi yang infrastruktur. Praktek yang selama ini
sektor publik (cost benefit analysis), akan digunakan Pemerintah sebagai terjadi, kebijakan stakeholder untuk
apabila pembangunan dan atau bahan dalam pengambilan keputusan memutuskan penggunaan suatu skema
M pelayanan infrastruktur dibiayai, mengenai skema pembiayaan mana pembangunan, lebih didorong karena
I dilakukan, dan dioperasikan oleh yang akan diambil guna menyediakan stigma yang melekat kepada masing-
T Pemerintah. Dari sudut pandang infrastruktur tertentu10. masing skema tersebut. Sebagai
I kualitatif, VfM mengukur dari contoh, proyek yang diajukan dengan
G sudut pandang kelayakan proyek PELAKSANAAN VFM DI INDO- skema kerja sama Pemerintah dan
A (viability), tingkat kebutuhan/ NESIA DAN PERBANDINGAN swasta, akan dilatarbelakangi semata
S urgensi proyek (desirability), dan DI BEBERAPA NEGARA karena keterbatasan pendanaan

I tingkat kemungkinan ketercapaian/ Di beberapa negara maju, Pemerintah (APBN/D), sehingga


keberhasilan proyek (achievability)6. khu-susnya di eropa yang dikenal swasta diminta untuk terlibat. Studi
Di dalam realisasinya, infrastruktur sebagai pencetus proyek kerja sama sekarang belum banyak menyentuh
R
yang terbangun dan kemudian Pemerintah dan swasta (Inggris, isu-isu VfM, atau setidaknya efisiensi
I melayani kepentingan publik harus Belanda, Jerman), uji VfM dilakukan atau penghematan keseluruhan biaya
S sesuai dengan output spesifikasi/ sebelum penentuan skema pengadaan siklus hidup proyek. Kelemahan basis
I pelayanan yang direncanakan proyek. Di uji VfM dimaksud, akan dasar ini akan membuat pembahasan
K dengan cara yang paling ekonomis, dianalisa apakah proyek tertentu proyek pada tahap-tahap berikutnya
O efektif dan efisien, terlepas dari memang menawarkan VfM, dan akan cukup menghadapi tantangan
skema pembiayaan yang dipilih untuk kemudian sesuai untuk dikerja dan mengancam tujuan penyediaan
membangunnya. Konsep pencapaian samakan dengan pihak swasta dengan infrastruktur yang efektif dan efisien.
inilah yang disebut sebagai VfM 7. kondisi bahwa VfM yang ditawarkan
Indikator ekonomis sebagai pen- memberikan VfM lebih tinggi METODE VFM KUANTITATIF
capaian costs of inputs yang paling dibandingkan pengadaan tradisional Skema pembangunan infra-
minimal, sedangkan efisiensi di- yang risiko dan pembiayaannya struktur yang dipilih Pemerintah,
gambarkan sebagai pengaturan ditanggung sepenuhnya oleh secara sederhana harus memberikan
inputs yang paling minimal untuk Pemerintah. Penghitungan riil dari VfM keuntungan dalam dua hal yaitu
mencapai outputs yang telah di- kemudian dilakukan setelah proyek biaya pembangunan (project cost)
tentukan, dan efektifitas mengacu selesai konstruksi dan mulai melayani dan waktu penyelesaian proyek 13.
kepada tingkat keberhasilan output masyarakat. Data historis yang ada Hal ini berarti apabila biaya proyek
dalam mencapai outcome dari sebuah menyebutkan bahwa di Inggris, hasil lebih dinilai lebih kecil dan waktu
program/proyek. Secara ringkas, survei National Audit Office (2009)11 penyelesaian proyek lebih cepat jika
pemahaman ini menjadi dasar bagi menyebutkan bahwa dari proyek proyek diserahkan kepada sektor
Burger dan Hawkesworth (2011)8 dan yang berdasarkan uji VfM diputuskan swasta, Pemerintah akan memilih

16 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


skema kerja sama Pemerintah dan c. Concept design, merupakan komparatif (competitive dis-
swasta sebagai skema pengadaan penyempurnaan dari studi advantage) yang dimiliki
infrastruktur. Efisiensi biaya dan functional brief development oleh sektor publik dalam
waktu pengerjaan ini sangat mungkin yang telah mendapatkan pembangunan infrastruktur.
dipenuhi oleh sektor swasta karena masukan pada kegiatan User Keunggulan kompetitif peme-
inovasi dan teknologi yang diperoleh Group Input rintah dapat berupa kebebasan
dari hasil proses research and d. Market sounding, concept design pajak, sedangkan kelemahan
development yang menjadi kunci yang dihasilkan sektor publik sektor publik terkait dengan
going concern business. kemudian diperkenalkan kepada mekanisme pelaporan kepada
Untuk mengukur parameter sektor swasta guna menangkap masyarakat dan parlemen.
ini akan digunakan metode VfM tanggapan dari pasar. d. Biaya Konstruksi (Raw PSC-
kuantitatif dengan menggunakan PSC Berdasarkan hasil dari proses base costing); berupa biaya
(Public Sector Comparator), yang pada tersebut, sektor publik kemudian pembangunan proyek dengan
substansinya akan memperbandingkan menyusun spesifikasi keluaran skema pendanaan Pemerintah,
antara biaya siklus hidup proyek layanan (output specification) yang terdiri dari biaya modal dan
(project life cycle) satu proyek apabila dan rencana matrik alokasi dan biaya operasional, baik langsung
dibangun dengan dana publik pembagian risiko proyek, dimana maupun tidak langsung yang
dan apabila menggunakan skema didalamnya terdapat unsur-unsur terkait dengan pembangunan,
pelibatan swasta. Biaya siklus hidup ini sebagai berikut, pemilikan, pemeliharaan, dan
termasuk biaya pembangunan proyek a. Risiko yang bisa ditransfer ke pelayanan kepada masyarakat
(construction cost) sampai dengan swasta (transferable risk); berupa dalam jangka waktu tertentu
biaya operasional dan perawatan risiko proyek yang ditransfer ke sesuai acuan waktu konsesi,
M
selama suatu waktu konsesi tertentu. sektor swasta. dan sesuai dengan persyaratan I
Studi PSC dilakukan oleh sektor publik b. Risiko yang tetap ditanggung kinerja (performance standard) T
pada awal siklus pembangunan Pemerintah (retained risk); yang telah diatur di dalam I
infrastruktur yaitu pada tahap project berupa risiko proyek yang spesifikasi keluaran layanan G
development, dengan cara-cara se- diambil oleh sektor publik. (output specification). A
bagai berikut : c. Faktor kompetitif yang harus Untuk lebih jelas dalam me- S
a. Functional brief development, di netralkan (competitive neu- mahami konsep PSC dan VfM,
I
yang menentukan cakupan trality; penyesuaian keunggulan Department of Treasury and Finance14
layanan infrastruktur yang kompetitif (competitive advan- memberikan gambaran sebagaimana
diberikan kepada masyarakat, tage) maupun kelemahan terdapat pada Tabel 1.
R
fisik bangunan infrastruktur I
yang diperlukan untuk delivery
Tabel 1. Perbandingan PSC guna menentukan Value for Money S
layanan, dan keterkaitan antar I
fungsi di dalam infrastruktur K
secara terintegrasi. Hasil dari O
studi ini menjadi dasar penentuan
desain teknis dan spesifikasi
keluaran layanan yang harus
dipenuhi oleh sektor swasta
dalam kontrak kerja sama.
b. User group input, hasil studi dari
functional brief development
dikomunikasikan dengan para
stakeholders terkait melalui
seminar maupun lokakarya
untuk mendapat masukan,
kritik dan saran, terutama
untuk menangkap ide-ide dan
gagasan pengembangan layanan
infrastruktur ke depannya.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 17


Tabel 1 memberikan informasi aspek tingkat kebutuhan/urgensi
bahwa Pemerintah mempunyai Di dalam analisis proyek (desirability) dibangun dengan
Net Present Cost (NPC) PSC sebesar ruang lingkup untuk mengetahui
152 yang menjadi parameter acuan
VfM, harga bukan seberapa besar keinginan seluruh
(benchmark) guna menentukan skema satu-satunya stakeholders terhadap suatu modalitas
pembangunan infrastruktur. Apabila parameter yang penyediaan infrastruktur dalam suatu
dalam project brief didapat indikasi dilihat, namun proyek tertentu dan tingkat kebutuhan
minat investor untuk membangun dan urgensi ketersediaan layanan
juga diperhatikan
proyek bersangkutan dengan biaya infrastruktur. Aspek kemungkinan
lebih dari 152 atau lebih kecil dari 152
pembagian alokasi ketercapaian atau keberhasilan proyek
namun meminta alokasi risiko yang proyek yang (achievability), melihat seberapa
berlebihan kepada Pemerintah (non- ideal dan standar besar tujuan proyek dapat dicapai
conforming bids), maka keputusan
pelayanan yang dengan suatu modalitas penyediaan
untuk melelang proyek dengan skema infrastruktur guna mencapai?16
kerja sama Pemerintah dan swasta
dijanjikan
patut dipertimbangkan. STUDI VFM DI INDONESIA
Selanjutnya, tabel tersebut juga VfM dilihat dari tolok ukur harga Di Indonesia, framework pe-
memberikan informasi bahwa investor (monetary value). Namun demikian, ngujian VfM dalam pemilihan
D, E dan F, meskipun mempunyai penerapan VfM ini menurut beberapa modalitas sudah dikembangkan oleh
NPC proyek lebih kecil dari 152. studi juga sebaiknya memperhatikan Komite Percepatan Pembangunan
Namun demikian, para investor ini kepada dimensi tolok ukur kuantitatif Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
M meminta agar alokasi risiko dari design berupa pembagian alokasi risiko untuk proyek-proyek prioritas.
I and conctruction, operations dan proyek yang sesuai dan penyusunan Metode Uji VfM dilakukan dengan
T maintenance tetap berada dan menjadi standar pelayanan infrastruktur menitikberatkan pada risiko yang
I tanggung jawab Pemerintah (retained (output specification) yang tepat. ditransfer kepada swasta, dimana
G risks). Hal tersebut meng-indikasikan Jadi, di dalam analisis VfM, harga proyek yang punya VfM tinggi
A bahwa dari sudut pandang Pemerintah, bukan satu-satunya parameter yang adalah proyek yang bisa optimal
S penawaran yang diajukan investor D, dilihat, namun juga diperhatikan mentransfer risiko kepada badan

I E dan F akan membuat proyek tidak pembagian alokasi proyek yang usaha. Dimensi pengukuran yang
mempunyai VfM. Karena sifat natural ideal dan standar pelayanan dipakai antara lain, persyaratan
dari swasta yang lebih efisien dalam yang dijanjikan. Berangkat dari teknologi proyek, persyaratan efisiensi
R
desain dan konstruksi proyek, tidak kebutuhan ini, maka dikembangkan operasional, persyaratan tingkat
I berani mereka ambil risikonya. studi kualitatif VfM yang meliputi layanan pelanggan dan persyaratan
S Lebih lanjut, Tabel 1 memberikan asesmen aspek kelayakan proyek inovasi komersial. Sebuah daftar
I data bahwa terdapat investor A, B, (viability), tingkat kebutuhan/urgensi periksa kualitatif telah disusun oleh
K dan C yang mempunyai NPC sebesar proyek (desirability), dan tingkat KPPIP untuk mengindikasikan adanya
O 125, 145, dan 135 secara berurutan dan kemungkinan ketercapaian atau nilai tambah apabila menggunakan
dapat menerima alokasi risiko dari keberhasilan proyek (achievability)15. modalitas penyediaan infrastruktur
design and conctruction, operations Studi dilakukan dengan pe- yang melibatkan badan usaha.
dan maintenance. VfM proyek ini bagi nekanan aspek kualitatif, dimana Konsep ini dilanjutkan untuk
Pemerintah masing-masing sebesar, dibangun dengan wawancara dan disempurnakan oleh IIGF Institute,
investor A = 27 (152-125), investor B = 7 pendalaman melalui focus group dimana di dalam risetnya, VfM di
(152-145) dan investor C = 17 (152-135). discussion, serta metode kualitatif definisikan sebagai nilai kemanfaatan
Dari perbandingan ini, penawaran dari lainnya. Dimensi aspek kelayakan maksimum dan berkelanjutan yang
Investor A memberikan nilai VfM yang proyek (viability) yang dirumuskan dapat dihasilkan oleh biaya-siklus
paling maksimal, diikuti oleh Investor adalah seberapa besar kelayakan hidup proyek tertentu atau nilai
C dan Investor B. proyek ini dilaksanakan dengan suatu kemanfaatan tertentu yang dihasilkan
modalitas penyediaan infrastruktur. dari biaya-siklus-hidup proyek
METODE VFM KUALITATIF Apakah ada perbedaan tingkat terendah. Sedangkan Uji VfM adalah
Sebagaimana telah diuraikan, kelayakan apabila proyek dibangun suatu metode analisis untuk menilai
metode kuantitatif memberikan dengan skema public atau dengan apakah biaya siklus hidup proyek yang
ukuran yang cukup jelas dalam skema pelibatan swasta. Sedangkan telah ditetapkan dapat memberikan

18 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


kemanfaatan yang maksimum dan dengan bobot 42,15 % diikuti dengan tingan terendah. Sedangkan dilihat dari
berkelanjutan atau apakah suatu achievability dengan bobot 34,67 % faktor pendorong kunci secara individu,
kemanfaatan yang telah ditetapkan dan viability dengan bobot 23,18 %. dapat dilihat pada tabel 3, bahwa
dapat dihasilkan dari biaya siklus hidup Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan politis yang kuat menjadi
proyek yang terendah . Studi tersebut
17
Aspek Tingkat Kebutuhan (desirability) faktor terpenting guna menentukan
berhasil memetakan faktor pendorong suatu modalitas penyediaan infra- VfM kuantitatif, diikuti dengan alokasi
kunci konsep VfM di Indonesia yang struktur dalam suatu proyek me- risiko, dan kerangka peraturan.
dapat dilihat pada Tabel 2. rupakan faktor terpenting dalam Faktor individu-individu tersebut
Kesimpulan yang didapat dari memilih modalitas. Sedangkan Aspek dapat menjadi parameter kuantitatif
studi tersebut menyebutkan bahwa Kelayakan (viability) suatu modalitas untuk mengukur dan menentukan
aspek desirability adalah kriteria yang penyediaan infrastruktur merupakan skema pendanaan yang paling
memiliki tingkat kepentingan tertinggi kriteria yang memiliki bobot kepen- tepat untuk membangun suatu

Tabel 2. Faktor Pendorong VfM Kuantitatif di Indonesia

M
I
T
I
G
A
S
I

R
I
S
I
K
O

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 19


Tabel 3. Faktor Pendorong VfM Kuantitatif - Individual KESIMPULAN
Penentuan skema yang
paling tepat untuk pembangunan
infrastruktur menjadi hal krusial
yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah. Hal ini dikarenakan,
keberhasilan pencapaian tujuan
pembangunan infrastruktur tersebut
terpengaruh dari skema yang dipilih.
Salah satu metode untuk memilih
skema tersebut adalah dengan
menggunakan metodologi VfM,
baik kuantitatif maupun kualitatif.
Konsep VfM ini dapat diadopsi
oleh Indonesia di dalam proses
pengambilan keputusan penetapan
skema pembangunan infrastruktur.
Metode ini akan membantu para
pengambil keputusan untuk
mempertimbangkan dan memilih
skema yang tepat untuk membangun
M infrastruktur yang sesuai dengan
I konteks di Indonesia. Dengan
T demikian, diharapkan kebijakan
I yang diambil akan berkualitas, dan
G proyek infrastruktur dengan cara pemangku kepentingan terkait untuk berimplikasi positif pada pelaksanaan
A mengatribusikan faktor-faktor ter- kemudian selanjutnya dapat diolah pembangunan dan operasionalisasi
S sebut pada masing-masing skema datanya untuk melihat preferensi para proyek infrastruktur, sehingga dapat

I pendanaan, baik APBN/D, BUMN, pemangku kepentingan tersebut dalam mencapai tujuannya yaitu melayani
atau Swasta. Isian atribusi faktor melihat skema pendanaan yang paling masyarakat dengan manfaat yang
tersebut kemudian disebarkan kepada tepat untuk satu proyek infrastruktur. sebesar-besarnya. n
R
I
S comparator-Technical-note Construction Management and
CATATAN KAKI
I 1. http://nasional.kompas.com/ 6. http://www.pppi.ru/sites/all/the- Economics, Vol.28, No. 4, 345-359.
mes/pppi/img/Value%20For%20 11. Idem
K read/2014/05/21/0754454/.Nawa.
Money%20assessment%20guide.
Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi- 12. Idem
O JK pdf 13. Jagger, Norm. (2012). PPP : The
2. http://news.liputan6.com/ 7. Diamond, J. (2005). Establishing best option for Queensland
read/336442/presiden-sby- a performance management social infrastructure?. Public
luncurkan-masterplan-mp3ei framework for government, Infrastructure Bulletin. Vol.1
Presupuesto y Gasto Público, 40: Issue 8. Article
3. http://soeharto.co/
jejak-presiden-soeharto- 159–183 14. http://www.dtf.vic.gov.au/
dalam-peresmian-proyek- 8. Burger, P. and Hawkesworth, Publications/Infrastructure-
pembangunan I. (2011). “How to attain value Delivery-publications/
for money: Comparing PPP and Partnerships-Victoria/
4. http://www.politik.lipi. Partnerships-Victoria-public-
go.id/kolom/kolom-1/politik- raditional infrastructure public
procurement.” OECD Journal of sector-comparator-Technical-
lokal/1107-hubungan-kerja note
sama-Pemerintah-dengan- Budgeting, Vol.2011/1, 1-56.
pihak-swasta-dalam- 9. https://www.nao.org.uk/report/ 15. http://www.pppi.ru/sites/
pembangunan-infrastruktur-di- examining-the-value-for-money- all/themes/pppi/img/
indonesia Value%20For%20Money%20
of-deals-under-the-private-
assessment%20guide.pdf
5. http://www.dtf.vic.gov.au/ finance-initiative/
Publications/Infrastructure- 16. Laporan Riset VfM Kuantitatif,
10. Raisbeck, P., Duffield, C., and IIGF Institute, 2015
Delivery-publications/ Xu, M. (2010). “Comparative
Partnerships-Victoria/Partnerships- performance of PPPs and tradi- 17. Idem
Victoria-public-sector- tional procurement in Australia.” 18. Idem

20 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Mencermati Peran Penting
BUMN dalam Proyek Kerja
Sama Pemerintah dan Swasta
serta Analisis Risikonya
Oleh: Puspa Kusuma Pertiwi1 dan Epafras Nehemia Br. Aritonang2
1. Pelaksana pada Seksi Risiko Pelaksanaan PSO Pada BUMN II, Subdit MR-BUMN, Dit. PRKN, e-mail: pkpertiwi@gmail.com M
2. Pelaksana pada Seksi Risiko Pelaksanaan PSO Pada BUMN I, Subdit MR-BUMN, Dit. PRKN, e-mail: epaaritonang@gmail.com I
T
I
1. PENDAHULUAN
(KPBU). Melalui skema ini, Pemerintah dikerjasamakan. Pemberian penjamin- G
Salah satu program yang merangkul pihak swasta untuk an atas proyek KPBU dilakukan karena A
diusung dalam Nawacita oleh ambil bagian dalam pembangunan adanya pembagian risiko antara S
Pemerintahan saat ini adalah infrastruktur dengan melakukan Pemerintah dan pihak swasta sehingga
I
mewujudkan kemandirian ekonomi kontrak kerja sama yang membagi dapat memberikan keyakinan bagi
dengan menggerakkan sektor-sektor tanggung jawab dan risiko antara pihak swasta untuk terlibat dalam
strategis ekonomi domestik. Untuk Pemerintah dan swasta. KPBU. Selain itu, Pemerintah juga
R
mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan Berdasarkan Peraturan Presiden menyediakan studi kelayakan awal I
ketersediaan infrastruktur yang (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang agar pihak swasta dapat masuk ke S
memadai agar dapat mendukung KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur, dalam tahap pelaksanaan tanpa harus I
kegiatan perekonomian. Pemerintah Pemerintah sebagai project owner dipusingkan dengan tahap persiapan. K
menyadari bahwa penyediaan (dikenal sebagai Penanggung Jawab Kedua peran ini diberikan kepada O
infrastruktur merupakan tanggung Proyek Kerja-sama/PJPK) dapat BUMN mengingat sektor tersebut
jawab Pemerintah. Disisi lain, diwakilkan oleh Menteri, Kepala belum dapat dihandle oleh pihak
Pemerintah memiliki keterbatasan Lembaga/Daerah atau Badan Usaha swasta.
fiskal untuk memenuhi kebutuhan Milik Negara (BUMN). Keterlibatan Dengan begitu dominan dan
pembangunan yang membutuhkan BUMN sebagai PJPK dalam skema pentingnya peran BUMN dalam
pendanaan dalam jumlah besar. KPBU dipandang tepat mengingat pelaksanaan skema KPBU, maka dalam
Oleh karena itu, Pemerintah harus BUMN merupakan pihak yang ahli dan kesempatan ini Penulis mencoba
menemukan sumber pendanaan memiliki kapasitas memadai dalam memberikan gambaran komprehensif
lain, baik yang berasal dari pinjaman pembangunan infrastruktur. Selain atas masing-masing peran BUMN
maupun alternatif pendanaan lainnya. itu, untuk mempercepat proses KPBU, dalam pelakanaan KPBU, risiko yang
Salah satu alternatif pendanaan Pemerintah juga menugaskan BUMN timbul atas pelaksanaan peran BUMN
infrastruktur yang tengah menjadi dalam pelaksanaan fasilitas penyiapan tersebut, dan pelaksanaan skema
sorotan di Indonesia diperoleh proyek dan/atau pendampingan KPBU di negara lain, serta lessons
Pemerintah melalui skema Kerja sama transaksi serta pelaksanaan penja- learned untuk perbaikan skema KPBU
Pemerintah dengan Badan Usaha minan proyek infrastruktur yang di Indonesia.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 21


2. PERAN BUMN DALAM adalah PT PLN bukan Kementerian kewajiban PT PLN kepada PT BPI
SKEMA KPBU ESDM sebagai unit pelaksana sebagai syarat utama pengadaan
Pemerintah di sektor kelistrikan. penyediaan listrik. Dengan PPA,
a. Peran BUMN sebagai PJPK Dipilihnya PT PLN sebagai PJPK bukan akan ada pembagian tanggung
PJPK adalah pihak yang ber- tanpa sebab. Satu diantaranya adalah jawab dan risiko antara PT PLN dan
tanggung jawab atas penyediaan BUMN tersebut boleh dibilang satu- PT BPI sehingga Pemerintah dapat
layanan publik sebagai kunci utama satunya operator kelistrikan nasional mengurangi biaya konstruksi dan
yang menentukan kesuksesan sehingga memiliki pengalaman yang tetap dapat melayani kebutuhan listrik
suatu proyek. Selain itu, PJPK juga panjang di bidang infrastruktur nasional.
memegang peranan sentral dalam kelistrikan termasuk melakukan kerja
tiap tahapan proses KPBU yaitu sama dengan pembangkit listrik swasta b. Peran BUMN dalam Pelaksanaan
mulai dari perencanaan, penyiapan dalam membangun pembangkit Fasilitas Penyiapan Proyek dan/
proyek, hingga transaksi. Pada tahap listrik. Selain itu, PLN lebih memiliki atau Pendampingan Transaksi
perencanaan, dilakukan penyusunan kemampuan teknis dalam adalah Pada tahun 2011 PT Sarana
anggaran dan pengambilan keputus- melaksanakan tahapan KPBU mulai Multi Infrastruktur (Persero) mulai
an serta penyusunan daftar rencana penyiapan prastudi, penjajakan pasar, mendapatkan penugasan dari Peme-
KPBU yang diberikan oleh PJPK kepada penetapan lokasi hingga perjanjian rintah dalam pemberian dukungan
Bappenas. Selanjutnya dalam tahap pemenuhan biaya. PT PLN juga Project Development Fund (PDF)
penyiapan proyek, PJPK menyediakan terlibat dalam pembebasan lahan pada 2 proyek yang akan didanai
prastudi kelayakan yang disusun PLTU Batang yang memakan waktu melalui KPBU, yaitu Proyek Kereta Api
bersama badan penyiapan. Tahap cukup panjang. Bandara Soekarno Hatta-Manggarai,
M terakhir adalah melakukan penjajakan Bentuk perjanjian KPBU antara dan Proyek Sistem Penyediaan Air
I pasar, penetapan lokasi hingga PT PLN dan Badan Usaha Pelaksana Minum Umbulan. Sebagaimana
T pengadaan Badan Usaha Pelaksana, (yang diperankan oleh PT BPI) adalah diketahui, PT SMI merupakan BUMN
I dan penandatanganan perjanjian Power Purchase Agreement (PPA) dengan 100% kepemilikan saham
G pemenuhan biaya. yaitu perjanjian jual beli tenaga listrik dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
A Dalam rangka menyelesaikan antara swasta dan PT PLN. Perjanjian melalui Kementerian Keuangan dan
S tugasnya, PJPK harus memperhatikan ini berlaku sampai dengan 25 tahun memiliki visi menjadi katalisator

I keahlian yang dimiliki untuk dan proyek yang dikerja samakan yang mempercepat pembangunan
melakukan negosiasi, mediasi dan akan menjadi milik PT PLN setelah infrastruktur nasional. Selain men-
arbitrasi, hukum kontrak, manajemen masa konsesi berakhir. PPA mengikat jalankan bisnis utamanya sebagai
R
proyek, audit kinerja dan quality
I control, prosedur dan peraturan dalam Gambar 1. PLTU Batang
S sektor pelayanan publik, keuangan
I perusahaan dan proyek, serta
K manajemen risiko. Komitmen yang
O kuat dari PJPK menjadi hal penting
yang mendukung terlaksananya suatu
proyek.
PT PLN adalah BUMN pertama
yang berperan sebagai PJPK dalam
proyek KPBU Central Java Power Plant
(CJPP) PLTU Batang, Jawa Tengah
dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. Hal
ini sesuai dengan ketentuan yang
ada bahwa BUMN dapat bertindak
sebagai PJPK apabila diatur dalam
peraturan perundang-undangan
sektor bahwa penyediaan infrastruktur
oleh Pemerintah diselenggarakan
oleh BUMN. Sehingga dalam proyek
tersebut, yang bertindak sebagai PJPK Sumber: DJPPR Kemenkeu

22 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


lembaga pembiayaan infrastruktur, pengadaan proyek sebagaimana
PT SMI dapat bertindak sebagai diungkapkan dalam informasi web
Dalam
pelaksana pemberian fasilitas dalam perusahaan meliputi:
hal mendapatkan penugasan khusus pelaksanaan KPBU, • Prakualifikasi penawar yang
dari Pemerintah berdasarkan UU PT SMI berperan bertujuan untuk memberikan
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
pada tahap awal kesempatan hanya kepada Badan
Usaha Milik Negara pasal 66 ayat (1). Usaha yang kompeten secara
Dalam implementasinya, pem-
pelaksanaan KPBU teknis, manajerial dan finansial
berian fasilitas oleh PT SMI dapat untuk membantu untuk berpartisipasi dalam proses
dibantu oleh konsultan yang memiliki PJPK melalui penawaran. Peserta lelang yang
keahlian teknis dalam bidang tertentu memenuhi kriteria kualifikasi
sesuai dengan kebutuhan penyiapan
fasilitas penyiapan dipilih sebagai penawar yang
proyek yang akan ditawarkan oleh proyek dengan lolos tahap pra-kualifikasi dan
PJPK selaku pemilik proyek kepada melaksanakan diperbolehkan mengajukan
badan usaha. Bentuk fasilitas penawaran di tahap penawaran.
semacam ini sangat membantu PJPK
pra-studi dan • Request for Proposal (RfP), dimana
yang belum memiliki pengalaman studi kelayakan dokumen ini hanya diberikan
dan kemampuan teknis dalam ruang serta pada tahap kepada penawar yang memenuhi
lingkup kegiatan pemberian fasilitas syarat prakualifikasi. Permintaan
impelementasi
tersebut meliputi: proposal meliputi ketentuan
• Pemberian fasilitas penyiapan dengan umum, spesifikasi teknis, studi
proyek yang terdiri dari penyiapan mendampingi PJPK kelayakan dan semua dokumen
M
I
prastudi kelayakan dan studi
dalam melakukan lainnya yang disiapkan untuk
T
kelayakan akhir. Prastudi proses penawaran.
kelayakan merupakan tahap
transaksi sampai • Evaluasi penawaran yang harus I
awal dari pengerjaan proyek yang financial close dilakukan secara transparan dan G
bertujuan untuk mengidentifikasi netral berdasarkan prinsip umum A
dan menentukan apakah suatu tata kelola yang baik. Kriteria S
proyek dapat dilaksanakan ketentuan penggunaan aset dan yang digunakan untuk evaluasi
I
dengan skema KPBU. Studi ini juga probabilitas, penjelasan atas tawaran biasanya dikaitkan
memfasilitasi penilaian kelayakan risiko-risiko terkait, serta jumlah dengan proposal bisnis yang
awal dan struktur pembiayaan investasi dan pendanaan yang mendasarinya.
R
proyek. Kajian ini mencakup akan dilakukan. Secara singkat, • Penentuan pemenang penawaran. I
berbagai pilihan penilaian aspek studi kelayakan harus dapat Dari penjelasan di atas, dapat S
sosial dan lingkungan serta menggambarkan bisnis dengan disimpulkan kembali bahwa dalam I
langkah-langkah yang dibutuhkan rinci dan memadai agar evaluasi pelaksanaan KPBU, PT SMI berperan K
untuk melakukan perbaikan dan dapat dilakukan dengan baik pada tahap awal pelaksanaan O
perlindungan yang diperlukan, oleh pihak Pemerintah maupun KPBU untuk membantu PJPK me-
menganalisis pro-kontra dan Badan Usaha (terkait imbal hasil, lalui fasilitas penyiapan proyek
biaya untuk tiap-tiap pilihan, risiko, dan tingkat investasi). dengan melaksanakan prastudi dan
serta memberikan pilihan yang • Pembe ria n pe nda m pinga n studi kelayakan serta pada tahap
paling direkomendasikan. Studi ini transaksi proyek terdiri atas impelementasi dengan mendampingi
dilaksanakan secara terpisah dari pelaksanaan pengadaan PJPK dalam melakukan transaksi
pilihan pengadaan yang akhirnya Badan Usaha dan pelaksanaan sampai financial close. Mengingat
akan digunakan. penandatanganan perjanjian keberhasilan proyek KPBU sangat
Hasil dari prastudi kelayakan KPBU hingga financial close. tergantung dari kesiapan proyek itu
dibawa kepada tahap berikutnya Kegiatannya terdiri dari sendiri serta pelaksanaan transaksi
untuk menghasilkan studi ke- penawaran dokumen (tender yang membutuhkan kemampuan
layakan akhir. Studi kelayakan documents) dan procurement dan pengalaman teknis, maka peran
mencakup semua informasi terkait project. PT SMI sebagai BUMN pembiayaan
pra-studi kelayakan, evaluasi yang Beberapa langkah utama yang infrastruktur memiliki peran kunci
lebih rinci, akurat, dan tepat atas dilakukan PT SMI dalam tahap keberhasilan proyek KPBU.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 23


c. Peran BUMN dalam Penjaminan akan menerbitkan Keterangan
Infrastruktur Alternatif Kelanjutan Proses (KKP/CTP) jika
Pada tahun 2009, Pemerintah proyek memenuhi ketentuan.
membentuk BUMN di bidang
pendanaan 3). Evaluasi (Appraisal) yaitu melaku-
penjaminan infastruktur yaitu PT infrastruktur yang kan evaluasi kelayakan proyek
Penjaminan Infrastruktur Indonesia ditempuh melalui secara rinci dari aspek legal,
(PII). Tujuan BUMN ini didirikan adalah skema KPBU pada teknik, ekonomi, dan keuangan
memberikan penyediaan penjaminan serta lingkungan dan sosial yang
dasarnya bertujuan
yang berperan penting dalam bertujuan untuk memastikan
menarik partisipasi swasta untuk
untuk membagi risiko proyek teridentifikasi dan
pembangunan infrastruktur dalam risiko dan tanggung proses pengadaan memadai.
rangka mempercepat pertumbuhan jawab antara 4). Penstrukturan (structuring)
ekonomi Indonesia dengan mening-
Pemerintah dan dengan menetapkan struktur
katkan kelayakan kredit dan kualitas penjaminan serta menyusun
proyek infrastruktur KPBU. PT PII
pihak swasta ketentuan dan kondisi penjamin-
diharapkan mampu mewujudkan an. Sebagai salah satu bentuk
kepastian pembangunan infrastruktur pertanggungjawaban, PT PII
yang berkualitas dan efisien dengan independen. membentuk perjanjian dengan
meminimalkan kewajiban kontijensi • Memenuhi ketentuan perundang- PJPK dan Badan Usaha Pelaksana.
terhadap APBN. undangan. dan Perjanjian antara PT PII dan
Berdasarkan Peraturan Menteri • Terdapat ketentuan arbitrase PJPK dituangkan dalam bentuk
M Keuangan Nomor 260 Tahun 2010, sebagai mekanisme penyelesaian perjanjian Regres (Recourse
I Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur sengketa yang diatur dalam Agreement) yang memuat
T memberikan jaminan terhadap risiko Perjanjian Kerja sama. hak PT PII untuk mengajukan
I infrastruktur yaitu peristiwa yang PT PII dapat melakukan pen- klaim pembayaran bila di masa
G mungkin terjadi pada proyek KPBU jaminan bersama entitas lain seperti mendatang terdapat klaim
A selama berlakunya perjanjian kerja lembaga multilateral, institusi penggantian dari Badan Usaha
S sama yang dapat mempengaruhi keuangan, atau Pemerintah bila Pelaksana dan kewajiban PJPK

I investasi Badan Usaha yang meliputi nilai proyek melebihi kemampuan untuk membayar jumlah klaim
ekuitas dan pinjaman dari pihak modalnya. Dalam memberikan pen- yang telah disepakati.
ketiga. Risiko infrastruktur tersebut jaminan, beberapa langkah yang
R
terdiri atas risiko politik yang dilakukan PT PII adalah sebagai 3. RISIKO YANG TIMBUL
I diakibatkan oleh tindakan, kebijakan berikut: ATAS PELAKSANAAN
S atau keputusan sepihak dari PJPK 1). Konsultasi yang dilakukan di PERAN BUMN DALAM
I atau Pemerintah selain PJPK dan risiko tahap awal dengan memberikan KPBU
K finansial akibat ketidakmampuan PJPK informasi rinci tentang pen- Alternatif pendanaan infrastruktur
O dalam melaksanakan suatu kewajiban jaminan oleh PT PII. Informasi yang ditempuh melalui skema KPBU
yang telah ditentukan oleh Badan ini terdiri dari kriteria dan proses pada dasarnya bertujuan untuk
Usaha berdasarkan Perjanjian Kerja penyediaan jaminan, termasuk membagi risiko dan tanggung jawab
sama. kaitannya dengan proses imple- antara Pemerintah dan pihak swasta.
Sementara itu, kriteria yang mentasi proyek KPBU. Tujuannya Pemerintah terbantu dengan adanya
harus dipenuhi untuk mendapatkan adalah untuk meninjau apakah skema KPBU karena Pemerintah
penjaminan PT PII sebagai berikut: penjaminan relevan untuk bertanggung jawab menyediakan
• Penyediaan proyek KPBU dilaku- menambah nilai proyek yang infrastruktur yang dibutuhkan bagi
kan sesuai dengan Peraturan diusulkan PJPK. kehidupan masyarakat sedangkan
Presiden No.38/2015. 2). Penyaringan (Screening) de- kondisi APBN mengalami keter-
• Melalui proses lelang untuk ngan mengevaluasi Formulir batasan. Di sisi lain, pihak swasta
memilih Badan Usaha dan me- Penyaringan yang disampaikan diuntungkan dengan skema KPBU
menuhi kriteria kelayakan PJPK kepada PT PII untuk karena proyek yang dikerjakan akan
sebagaimana tercakup dalam menentukan kesesuaian ber- menghasilkan revenue, sehingga
dokumen studi kelayakan yang dasarkan regulasi. Setelah meng- dapat mengganti biaya pembangunan
dilakukan oleh tenaga ahli yang kaji formulir penyaringan, PII yang disediakan oleh pihak swasta

24 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


agar pihak swasta memperoleh apakah suatu proyek layak untuk berbagai peran untuk mendukung
keyakinan untuk terlibat dalam proyek dikerjakan, PT SMI menyusun pra- kesuksesan PPP. Pada bagian ini akan
kerja sama dengan Pemerintah, maka studi dan studi kelayakan yang disajikan contoh kasus yang diambil
Pemerintah menyediakan penjaminan membutuhkan pendanaan dalam dari buku Public-Private Partnerships
infrastruktur melalui PT PII. Penjaminan pelaksanaannya. Apabila pra-studi dan Principles of Policy and Finance
ini bertujuan meng-cover risiko yang studi kelayakan telah dilaksanakan, karangan E.R. Yescombe terkait center
timbul sebagai dampak beberapa maka Pemerintah wajib memberikan of expertise di beberapa Negara dalam
kondisi dalam pelaksanaan KPBU yang kompensasi ditambah margin atas pelaksanaan PPP.
menyebabkan risiko tersebut terpapar. penyelesaian tugas tersebut kepada PT • Amerika Serikat
Dari sisi PJPK, risiko yang dapat SMI sekalipun nantinya ketika proyek Pada tahun 1997, Kementerian
timbul adalah risiko Keuangan Inggris meng-
ketidakmampuan ambil alih kendali atas
PJPK untuk meme- program Private Finance
nuhi kewajiban pem- Initiative (PFI) dan
bayaran kepada BUP. membentuk Treasury
Apabila PJPK tidak Taskforce yang terdiri dari
mampu memenuhi pihak publik dan swatsa.
kewajibannya, Satuan tugas ini pada
maka PT PII selaku awalnya dimaksudkan
penjamin wajib untuk berdiri selama 2
memberikan dana tahun. Namun, meng-
talangan yang di- ingat manfaat center
M
bayarkan kepada of expertise yang me- I
BUP. Risiko lain nyediakan dukungan T
kemudian dapat kepada sektor publik I
terpapar ketika klaim pada tahun 2002, G
pembayaran yang kegiatan satuan tugas A
diajukan oleh BUP ini dipisahkan menjadi S
Sumber Gambar: ANTARANEWS
melebihi kapasitas entitas yang berbeda
I
finansial PT PII. Klaim pembayaran ditawarkan, tidak ada penawaran dan diberi nama Partnership UK plc
yang melebihi kapasitas finansial PT yang masuk. Atas risiko ini, Pemerintah (PUK) yang dimiliki swasta sebesar
PII akan berdampak secara langsung perlu memastikan adanya penawaran 51% dan publik sebesar 49%. PUK
R
kepada APBN karena mengharuskan atas proyek-proyek yang akan dikaji didirikan secara terpisah dari Treasury I
Pemerintah turun tangan untuk oleh PT SMI. agar perekrutan staf yang berasal dari S
melakukan pembayaran sebesar sektor swasta lebih mudah dilakukan I
klaim atas jaminan yang tidak mampu 4. PERAN CENTER OF mengingat pengalaman mereka K
ditanggung PT PII. Oleh sebab itu, EXPERTISE DALAM SKEMA dibutuhkan dalam melaksanakan PFI. O
untuk menghindari terjadinya risiko KPBU DI BEBERAPA • Australia
ini, Pemerintah harus melakukan NEGARA DAN LESSON Proyek PPP paling banyak terpusat
mitigasi atas risiko tersebut secara LEARNED di negara bagian Victoria dan New
tepat sehingga kondisi APBN dapat a. Center of Expertise dalam South Wales. Pada tahun 2000,
tetap terjaga. Salah satu mitigasi Pelaksanaan KPBU di Beberapa Department of Treasury and Finance
risiko yang dapat dilakukan adalah Negara Negara Bagian Victoria membentuk
dengan melaksanakan monitoring Dalam rangka penyediaan infra- Partnerships Victoria sebagai center
sustainability dari masing-masing struktur, beberapa negara telah of expertise yang merupakan bagian
pihak baik PJPK maupun PT PII. menerapkan skema Public Private dari departemen ini. Partnerships
Dari sisi peran PT SMI dalam Partnership (PPP)/Public Participation Victoria telah menghasilkan serangkai-
melaksanakan pra-studi dan studi in Infrastructure (PPI) atau dikenal an dokumen panduan PPP yang
kelayakan, serta memberikan pen- sebagai KPBU di Indonesia. Salah satu komprehensif untuk pelaksanaan
dampingan transaksi proyek, risiko yang cukup menarik dari penerapan proyek PPP di Victoria, yang kemudian
timbul apabila ada proyek yang kurang PPP di negara lain adalah adanya diadopsi sebagai standar bagi negara
diminati. Dalam rangka menentukan center of expertise yang memiliki bagian lainnya.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 25


• Korea Selatan umum ditemukan. Tujuan center of fasilitas penyiapan proyek dan/
Private Infrastructure Investment expertise tersebut untuk memudahkan atau pendampingan transaksi yang
Center of Korea (PICKO) didirikan pada perekrutan pihak-pihak yang ahli di dilaksanakan oleh PT SMI, dan
tahun 1999 sebagai salah satu langkah bidang pembangunan infrastruktur. melaksanakan pemberian penjaminan
konkret dari Private Participation Di Indonesia sendiri, peran center infrastruktur yang dilaksanakan
Infrastructure Act. PICKO merupakan of expertise ini berada pada BUMN oleh PT PII. Keterlibatan BUMN
one-stop centre of expertise yang seperti PT SMI dan PT PII. Peran ini dalam skema KPBU dimaksudkan
menyediakan dukungan berupa diberikan kepada BUMN mengingat untuk mempercepat proses KPBU
pembuatan kebijakan, penilaian, dan badan usaha Pemerintah tersebut karena BUMN dapat lebih fleksibel
pengembangan proyek, mendukung lebih fleksibel dalam pengambilan dalam pengambilan keputusan dan
dalam evaluasi penawaran dan keputusan dan dapat memangkas memangkas waktu yang dibutuhkan
negosiasi kesepakatan konsesi, waktu yang dibutuhkan dalam dalam pelaksanaan KPBU, serta dapat
serta menyediakan pendidikan dan pelaksanaan KPBU. Selain itu, BUMN melakukan perekrutan staf yang
pelatihan terkait PPI. PICKO pada dapat melakukan perekrutan tenaga ahli di bidangnya sesuai kebutuhan
awalnya merupakan agen dari Ministry ahli di bidangnya sesuai kebutuhan pengerjaan proyek infrastruktur
of Communication & Transport, ke- masing-masing proyek dengan model tersebut.
mudian Ministry of Planning & Budget. perekrutan yang lebih fleksibel bila Atas pelaksanaan peran ter-
Namun, saat ini PICKO telah menjadi dibandingkan Pemerintah. Untuk saat sebut, timbul beberapa risiko yang
bagian dari The Korea Development ini, melembagakan center of expertise berdampak baik pada BUMN maupun
Institute yang merupakan institusi terkait pelaksanaan KPBU di Indonesia APBN. Dari sisi BUMN sebagai
penelitian yang melaporkan langsung secara independen memerlukan kajian PJPK, risiko yang timbul adalah
M kepada Presiden Korea Selatan dan mendalam dan waktu yang cukup risiko ketidakmampuan PJPK untuk
I berubah nama menjadi Public and panjang, sehingga keberadaan para memenuhi kewajiban pembayaran
T Private Infrastructure Investment ahli di BUMN yang terlibat dalam kepada BUP. Dari sisi peran yang
I Management Center (PIMAC). Peru- skema KPBU di Indonesia dipandang diemban PT PII, risiko timbul ketika
G bahan ini bertujuan agar PIMAC sudah cukup baik. klaim pembayaran yang diajukan
A bebas dari pengaruh politik dan oleh BUP melebihi kapasitas finansial
S dapat memilih pendekatan yang lebih 5. KESIMPULAN PT PII. Dari sisi peran PT SMI, risiko

I objektif. Keterlibatan BUMN dalam skema timbul apabila ada proyek yang
Lembaga lain yang terlibat dalam KPBU dibagi ke dalam tiga peran kurang diminati yang mengakibatkan
PPI adalah Korean Infrastructure Credit yaitu sebagai wakil Pemerintah selaku ketika proyek ditawarkan, tidak ada
R
Guarantee Fund (KICGF) yang berfungsi project owner/PJPK, melaksanakan penawaran yang masuk. n
I sebagai lembaga penjaminan pinjaman
S kepada pemegang izin proyek yang
I mendapatkan pinjaman dari bank Private Partnerships Principles
REFERENSI:
K atau pemegang izin yang menerbitkan of Policy and Finance”. Elsevier
1. Peraturan Presiden (Perpres)
O obligasi infrastruktur dalam proyek Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Ltd: Great Britain.
PPP. Selain itu, pendanaan atas proyek Kerja sama Pemerintah dengan 5. h t t p s : / / w w w . a c a d e m i a .
Badan Usaha dalam Penyediaan edu/9460931/Public_Private_
PPI sebagian juga diperoleh dari bank-
Infrastruktur. Partnership_di_Korea_Selatan
bank milik negara.
2. Peraturan Presiden Nomor 78 6. http://www.djppr.kemenkeu.
b. Lesson Learned go.id/kpbu
Tahun 2010 tentang Penjaminan
Meskipun kita tidak melihat Infrastruktur dalam Proyek Kerja 7. https://www.ptsmi.co.id/
peran BUMN yang cukup signifikan Sama Pemerintah dengan Badan wp-content/uploads/2015/10/
Usaha yang Dilakukan Melalui Panduan_KPS_PJPK.pdf
dalam pelaksanaan PPP di luar
Badan Usaha Penjaminan 8. https://www.ptsmi.co.id/
negeri, namun keberadaan center Infrastruktur. our-business/products-and-
of expertise yang memiliki beberapa 3. PMK Nomor 265 Tahun 2015 services/three-business-pillars/
peran seperti menyusun dokumen tentang Fasilitas Dalam Rangka project-development/project-
panduan PPP, pembuatan kebijakan, Penyiapan dan Pelaksanaan preparation/
Transaksi Proyek Kerja sama 9. http://www.iigf.co.id/media/
pengembangan proyek, penyediaan Pemerintah dan Badan Usaha kcfinder/docs/publikasi/
pelatihan/pendidikan terkait PPP, dalam Penyediaan Infrastruktur. guarantee-provision-
serta peran lainnya dalam penerapan 4. Yescombe, E. R. 2007. “Public- guideline-2012-ind.pdf
KPBU di beberapa negara sangat

26 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Langkah Maju Mitigasi
Risiko Bencana Alam
di Indonesia
Oleh: Sutarso1 dan Muhammad Ferdiansyah2
1. Kepala Seksi Instrumen Mitigasi Risiko; e-mail : nstarso@gmail.com
2. Pelaksana pada Seksi Instrumen Mitigasi Risiko, e-mail : ferdiansyah.mf@gmail.com

RISIKO BENCANA ALAM DI yang menimbulkan kerusakan parah Berdasarkan data Badan Nasional
M
INDONESIA dan luas seperti gempa bumi, tsunami, Penanggulangan Bencana (BNPB), I
Negara Indonesia, sebuah negara letusan gunung api, dan banjir. sejak tahun 2003 sampai dengan tahun T
kepulauan beriklim tropis yang Indonesia merupakan negara dengan 2016, frekuensi kejadian bencana I
memiliki 17.504 pulau dan terletak jumlah penduduk nomor 4 terbesar alam di Indonesia tergolong banyak, G
melintang di garis khatulistiwa, secara di dunia yaitu 261 juta (2016), dimana dengan kejadian yang paling sering A
geografis memiliki risiko bencana sekitar 40% penduduk maupun pusat terjadi adalah banjir, tanah longsor, S
alam yang tinggi. Berada di antara perekonomian masyarakat tinggal/ dan puting beliung serta mempunyai
I
dua benua dan dua samudra dan di berada di daerah rawan bencana, potensi kejadian yang meningkat
jalur gunung berapi aktif (ring of sehingga potensi bencana pada tahun- pada tahun-tahun mendatang. Karak-
fire), serta di atas puluhan patahan tahun mendatang akan berdampak teristik waktu kejadian bencana
R
aktif menyebabkan negara Indonesia besar bagi kehidupan sosial dan yang sulit diprediksi menyebabkan I
menjadi langganan bencana alam ekonomi masyarakat. masyarakat tidak siap dan seringkali S
Grafik 1. Kejadian Bencana Alam di Indonesia
I
K
O

Sumber: BNPB

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 27


mengakibatkan kerusakan yang ber- dan kerugian yang diakibatkan oleh Pembiayaan bencana khususnya pada
sifat parah dan luas. Konsekuensi gempa bumi di Yogyakarta pada tahap pasca-bencana (rehabilitasi atau
dari sering terjadinya bencana adalah tahun 2006 jauh lebih tinggi daripada pemulihan infrastruktur publik, rumah
banyaknya sarana dan prasarana yang diakibatkan oleh gempa bumi tangga, dan lainnya), dimana sebagian
publik, perumahan masyarakat, atau- dan tsunami di Sri Lanka (2004, besar dari infrastruktur tersebut tidak
pun bangunan lainnya yang rusak USD1,45 milyar), India (2001, USD2,6 memiliki perlindungan keuangan
dan mengakibatkan kerugian materiil milyar), dan Thailand (2004, USD2,2 seperti asuransi, dapat memberikan
ataupun ekonomi yang cukup besar. milyar) meskipun dengan kekuatan tekanan yang besar pada pengeluaran
Sejak tahun 2004 sampai dengan gempa yang relatif sama. Pemerintah Pemerintah (APBN). Struktur anggaran
saat ini, Indonesia telah mengalami mengeluarkan anggaran untuk mem- belanja Pemerintah yang terbatas
beberapa kali bencana alam dengan biayai kegiatan rekonstruksi lebih dari untuk dapat melakukan percepatan
total nilai kerusakan dan kerugian Rp37,0 triliun untuk gempa bumi dan pemulihan daerah terdampak bencana
yang cukup besar. Sebagai contoh, tsunami di Aceh dan Nias, serta sekitar mengharuskan adanya pengelolaan
bencana tsunami Aceh dan Nias pada Rp1,6 triliun untuk gempa bumi di risiko bencana di Indonesia. Hal ini
tahun 2004 menimbulkan kerusakan Yogyakarta. yang menjadi perhatian penting bagi
dan kerugian lebih dari Rp40,0 triliun, Pembiayaan bencana alam, baik Pemerintah untuk dapat merencanakan
sedangkan gempa bumi Yogyakarta pada tahap pra-bencana, tanggap dan mengalokasikan dana bagi kepen-
tahun 2006 dengan kerugian lebih darurat maupun pasca-bencana tingan penanggulangan bencana
dari Rp29,0 triliun (USD3,1 milyar). (rehabilitasi dan rekonstruksi), guna membiayai kegiatan pada tahap
Sebagai gambaran, total kerusakan membutuhkan dana yang besar. rehabilitasi dan rekonstruksi.

M Tabel 1. Kerusakan/Kerugian Ekonomi atas Kejadian Bencana


I
T
I
G
A
S
I

R
I
S
I
K
O

Sumber: BNPB

28 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


PERUBAHAN PARADIGMA sosial, anggaran subsidi pangan, pergeseran paradigma tersebut.
PENANGGULANGAN alokasi cadangan beras dan belanja Pergeseran paradigma penanggu-
BENCANA lainnya yang bersifat mendesak. langan bencana yang tercermin
Penanganan dampak bencana Didorong pengalaman yang dalam Undang-Undang Nomor 24
alam telah menjadi beban fiskal pahit pasca bencana gempa bumi dan Tahun 2007 yang dipengaruhi Hyogo
dan dapat menghambat target tsunami Aceh dan Nias pada tahun Framework of Action 2005-2015,
pertumbuhan ekonomi nasional 2004 dan gempa bumi Yogyakarta, yang telah mengamanatkan 3 tujuan

Tabel 2. Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

M
I
Sumber: Pujiono, diolah
T
apabila tidak dimitigasi dengan baik. Jawa Tengah pada tahun 2006, strategis, yaitu; 1) pengintegrasian I
Pemerintah telah mempersiapkan Pemerintah menggeser paradigma pengurangan risiko bencana pada G
langkah-langkah penanganan krisis kebijakan dalam penanggulangan kebijakan, perencanaan dan program A
dari sisi pengelolaan fiskal, misalnya bencana dari yang semula bersifat pembangunan yang berkelanjutan S
dengan penyediaan dana cadangan responsif (reaktif) menjadi preventif yang memprioritaskan pencegahan,
I
risiko fiskal, alokasi anggaran bantuan (pencegahan). Berikut disajikan mitigasi, kesiapsiagaan dan penurunan

Gambar 1. Layering Pembiayaan Risiko Bencana R


I
S
I
K
O

Sumber: (Sumber: World Bank, diolah)


Keterangan :
* : Sudah diterapkan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 29


tingkat kerentanan; 2) Pengembangan ringan dengan probabilitas kejadian melalui anggaran belanja APBN, dana
dan penguatan kapasitas kelembagaan tinggi (low risk layer), seperti banjir cadangan, dana siap pakai, dan skema
untuk membangun ketangguhan lokal atau tanah longsor, strategi risk transfer melalui asuransi pertanian
menghadapi risiko bencana; dan 3) pembiayaan yang digunakan adalah (asuransi usaha tani padi) dan asuransi
Penyertaan pendekatan pengurangan dengan menggunakan alokasi BMN. Dengan berbagai kombinasi
risiko bencana pada perencanaan dan belanja yang terdapat dalam APBN/D instrumen tersebut akan membuat
pelaksanaan kesiapsiagaan, tanggap ataupun dengan menggunakan dana pembiayaan risiko bencana, khususnya
darurat dan pemulihan pascabencana. kontinjensi sesuai kebutuhan. Lapisan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi
kedua untuk risiko bencana dengan bencana menjadi lebih ringan.
INSTRUMEN MITIGASI RISIKO tingkat kerusakan dan kerugian
BENCANA ALAM sedang yang menjadi perhatian • Alokasi/Realokasi Anggaran
Saat ini instrumen pembiayaan nasional dengan probabilitas kejadi- Upaya aktif Pemerintah dalam
risiko bencana lebih bervariasi, an sedang (medium risk layer), se- mengelola risiko bencana antara lain
berbeda dengan sebelum tahun perti erupsi gunung berapi atau dengan mempersiapkan kebutuhan
2015, dimana pada saat itu masih banjir bandang. Strategi yang dapat pembiayaan dalam berbagai ting-
bergantung pada APBN atau lebih dipergunakan untuk lapisan kedua ini katan yaitu prabencana, saat tanggap
bersifat menyerap risiko (risk retain). antara lain pooling fund dan pinjaman darurat, dan pascabencana. Berda-
Mulai tahun 2015, Pemerintah telah siaga. Lapisan ketiga (high risk layer) sarkan Peraturan Pemerintah nomor
mulai mengimplementasikan skema yaitu kondisi saat kerusakan dan 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan
pengalihan risiko (risk transfer) kepada kerugian yang diakibatkan sangat dan Pengelolaan Bantuan Bencana,
pihak lain melalui asuransi pertanian besar (katastropik) sehingga strategi alokasi anggaran pembiayaan tersebut
M dan pada tahun 2016, Pemerintah pembiayaan yang ada tidak dapat tersebar di beberapa Kementerian/
I telah mempunyai legal basis untuk secara efektif dan efisien memberikan Lembaga antara lain BNPB, Kemen-
T implementasi asuransi Barang Milik dukungan, khususnya pada tahap terian Sosial, Kementerian Pekerjaan
I Negara (BMN). tanggap darurat dan pasca-bencana. Umum dan Perumahan Rakyat, Kemen-
G Secara umum strategi pembiayaan Strategi yang dapat dilakukan pada terian Kehutanan, dan kementerian
A risiko bencana terbagi dalam tiga lapisan ini adalah dengan melakukan lainnya dengan nama kegiatan dan
S lapisan dengan mempertimbangan asuransi atas objek-objek rawan rusak pos anggaran yang berbeda-beda

I dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana. (tidak seragam dalam pencantuman
atas terjadinya bencana. Lapisan Saat ini, instrumen pembiayaan di APBN/RKA-KL).
pertama yaitu untuk risiko bencana atas risiko bencana yang telah diguna- Dalam implementasinya, masing-
R
yang mengakibatkan kerusakan kan antara lain yaitu skema risk retain masing Kementerian/Lembaga
I
S Grafik 2. Perkembangan Dana Cadangan Penanggulangan Bencana
I Perkembangan Dana Cadangan Penanggulangan Bencana Alam
K Tahun 2006 - 2007
O

Sumber: Kementerian Keuangan & BNPB

30 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Grafik 3. Ketidakcukupan Dana Cadangan Bencana untuk Membiayai Bencana yang Bersifat Catastrophic

melakukan kegiatan-kegiatan pra- penanggulangan bencana (dana Alokasi dana cadangan yang
bencana untuk mengedukasi dan kontijensi) yang terdapat pada relatif kecil tidak cukup memenuhi
mempersiapkan daerah-daerah ra- Kementerian Keuangan. Mengingat kebutuhan pembiayaan pascabencana
M
wan bencana agar siap terhadap risiko keterbatasan anggaran, alokasi dana bersifat catastrophic seperti tsunami, I
yang ada dan kegiatan pascabencana kontijensi bencana tersebut berkisar gempa bumi berskala besar, ataupun T
untuk melakukan rekonstruksi atau antara Rp2,0 triliun sampai dengan kejadian bencana lainnya yang I
rehabilitasi daerah terdampak bencana. Rp5,0 triliun setiap tahunnya dengan memiliki tingkat kerusakan tinggi. G
Ketika kondisi tanggap darurat terjadi rata-rata penyerapan anggaran selama Sebagai contoh, saat terjadinya gempa A
atau untuk pembiayaan pada tahap 10 tahun terakhir (2007-2016) mencapai bumi dan tsunami di Aceh pada tahun S
rehabilitasi dan rekonstruksi, alokasi 73,4%. Besaran alokasi dana cadangan 2004, alokasi dana cadangan yang
I
anggaran tersebut dapat segera tersebut didasarkan pada pengalaman tersedia hanya sebesar Rp3 triliun
direalokasi melalui revisi anggaran historis kebutuhan Pemerintah untuk dari total kerusakan dan kerugian
sesuai ketentuan yang berlaku. membantu daerah-daerah yang yang mencapai sebesar Rp41,4 triliun,
R
mengalami bencana tetapi dengan sehingga dukungan kepada daerah I
• Dana Cadangan skala yang relatif kecil (seperti banjir, terdampak bencana menjadi terbatas S
Pemerintah pusat secara berkala gempa bumi berkekuatan relatif kecil, dan proses pemulihan memerlukan I
mengalokasikan dana cadangan atau tanah longsor). waktu yang cukup lama. Berdasarkan K
Tabel 3. Objek dan Kriteria Asuransi BMN
O

Sumber: Kementerian Keuangan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 31


hal tersebut, dengan berubahnya melewati 10 hari setelah tanam atau
paradigma penanggulangan bencana 30 hari jika menggunakan teknologi
nasional yang mendukung kesiapan
Saat ini (2016) tabela. Harga pertanggungan sebesar
daerah dalam menghadapi bencana, kondisi pasar Rp6 juta per hektar per musim tanam (/
Pemerintah tidak dapat hanya asuransi domestik ha/MT), dengan premi asuransi sebesar
mengandalkan sumber pembiayaan Rp180.000,00/ha/MT (sekitar 3% dari
dari APBN.
masih terbilang nilai pertanggungan). Apabila luas
kecil, dimana lahan kurang dari 1 ha, maka besaran
• Asuransi Barang Milik Negara tingkat densitas premi dan ganti rugi dihitung secara
Salah satu bentuk instrumen proposional. Adapun bantuan premi
mitigasi risiko dalam pembiayaan
premi asuransi dari Pemerintah sebesar 80% atau
pasca bencana (Post Ante) adalah sebesar USD18,2 per Rp144.000,00, sedangkan sisanya, 20%
dengan melakukan asuransi terhadap kapita atau Rp36.000,00 harus dibayar oleh
objek-objek yang rawan mengalami petani.
kerusakan seperti gedung/bangunan.
Dalam implementasinya, Pemerintah dapat terjamin ketersediaan modal CHALLENGE AND
menetapkan kebijakan asuransi atas kerja untuk keberlangsungan usaha OPPORTUNITY
Barang Milik Negara (BMN), yang taninya. Asuransi pertanian dilaksa- Sebagaimana disebutkan sebe-
diatur dalam Peraturan Menteri nakan berdasarkan Peraturan Men- lumnya bahwa anggaran untuk
Keuangan Nomor 247/KMK.6/2016 teri Pertanian nomor 40/Permentan/ penanggulangan bencana tersebar
tentang Pengasuransian BMN, de- SR.230/7/2015 tentang Fasilitas Asu- di beberapa Kementerian/Lembaga
M ngan ruang lingkup barang yang ransi Pertanian. Asuransi pertanian dengan nama/akun yang berbeda-
I diasuransikan berupa gedung dan dilakukan untuk melindungi beda pada dokumen anggaran.
T bangunan, jembatan, alat angkut petani dari kerugian gagal panen, Oleh karena itu, perlu adanya pem-
I darat/apung/udara bermotor, dan memperoleh modal kerja usaha tani berian tanda khusus (tagging) pada
G BMN yang ditetapkan oleh Menteri untuk musim tanam berikutnya, yang nama/akun kegiatan yang terkait
A Keuangan selaku Pengelola Barang pada akhirnya menjaga persediaan penanggulangan bencana, sehingga
S untuk diasuransikan. padi di masyarakat. BNPB selaku focal point dalam

I Adapun kriteria BMN yang dapat Adapun risiko yang dipertang- penangangan penanggulangan
diasuransikan antara lain berada gungkan adalah kerusakan tanaman bencana dapat mengetahui secara
di daerah rawan bencana alam, yang disebabkan oleh banjir, komprehensif jumlah anggaran yang
R
mempunyai dampak yang besar kekeringan, serta serangan hama dan tersedia, meskipun dalam melakukan
I terhadap pelayanan umum apabila penyakit tumbuhan atau organisme alokasi/realokasi masih menjadi tang-
S rusak, dan menunjang kelancaran pengganggu tumbuhan (OPT). gung jawab kementerian/lembaga
I tugas dan fungsi Pemerintahan. Terdapat dua jenis OPT, yaitu hama sesuai dengan tugas dan fungsinya.
K Pelaksanaan asuransi dilaksanakan tanaman (penggerek batang, wereng Selain terkait anggaran, Peme-
O oleh salah satu atau beberapa satuan batang coklat, walang sangit, tikus, dll) rintah mulai menerapkan skema risk
kerja pada Kementerian/Lembaga dan penyakit tanaman (blast, bercak transfer melalui asuransi sebagai
nonkementerian yang ditunjuk oleh coklat, tungro, busuk batang, dll). upaya memitigasi pembiayaan risiko
Pengguna Barang untuk melaksanakan Jika dilihat dari jenisnya, maka banjir bencana. Saat ini (2016) kondisi pasar
asuransi BMN bekerja sama dengan dan kekeringan merupakan jenis asuransi domestik masih terbilang
Perusahaan Asuransi yang dituangkan bencana alam sebagaimana dimaksud kecil, dimana tingkat densitas premi
dalam sebuah perjanjian. Implementasi dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang asuransi sebesar USD18,2 per kapita,
dari asuransi BMN diharapkan dapat penanggulangan bencana. masih tertinggal jauh dibanding
mulai dilaksanakan pada tahun 2018. Kerusakan yang dijamin pada dengan kondisi di Malaysia (USD153,9
setiap sawah garapan per petani per kapita), Thailand (USD101,4 per
• Asuransi Pertanian adalah kerusakan dengan intensitas kapita). Dilihat dari sisi penetrasi pasar,
Asuransi pertanian merupakan mencapai sama dengan atau lebih Indonesia justru masih dangkal yang
asuransi untuk petani yang dapat besar dari 75% dan/atau luas kerusakan hanya sekitar 0,51%, dibandingkan
memberikan ganti rugi akibat keru- mencapai sama dengan atau lebih dengan Thailand (1,7%), Malaysia
gian usaha tani. Dengan adanya besar dari 75% pada setiap luas petak (1,62%), India (0,77%) dan Philipina
pembayaran ganti rugi, petani alami. Selain itu umur padi sudah (0,55%).

32 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Grafik 4. Kondisi Asuransi Umum di Indonesia Tahun 2016

Sumber: Swiss Re Institute

Masih rendahnya tingkat densitas maupun barang publik (BMN). Yang diterapkan maka akan membuat
M
dan penetrasi pasar tersebut dapat perlu menjadi perhatian juga adalah masyarakat lebih tangguh dalam I
disebabkan beberapa hal, antara lain bagaimana perluasan objek asuransi, menghadapi bencana alam, yang T
tingkat pemahaman dan kesadaran khususnya properti (rumah) yang tentunya membutuhkan kesadaran I
masyarakat yang masih rendah akan dimiliki masyarakat dengan kapasitas masyarakat yang tinggi dan menuntut G
kebutuhan asuransi, terbatasnya yang rendah untuk membangun peran Pemerintah yang lebih besar A
produk asuransi yang ditawarkan kembali rumahnya pascakejadian ditengah keterbatasan dan prioritas S
perusahaan asuransi, maraknya berita bencana. Jika hal tersebut mungkin anggaran yang ada. n
I
negatif atas perusahaan asuransi yang
gagal bayar, serta sebab-sebab lainnya.
Oleh karena itu, berbagai inovasi
R
REFERENSI: 5. Peraturan Menteri Pertanian I
produk asuransi serta pelayanan nomor 40/Permentan/SR.230/7/
perlu ditingkatkan oleh perusahan 1. Bappenas. Buku Pegangan
2015 tentang Fasilitas Asuransi
S
Perencanaan Pembangunan
asuransi. Saat ini, kejadian bencana
Daerah 2015 : Membangun
Pertanian. I
sudah menjadi salah satu risiko yang Ketangguhan Bangsa Melalui 6. Peraturan Menteri Keuangan K
ditanggung dalam asuransi umum, Upaya Pengurangan Risiko Nomor 247 tahun 2016 tentang O
khususnya asuransi harta benda Bencana. Pengasuransian Barang Milik
yang umumnya berbasis ganti rugi 2. Bappenas. Kajian Kelembagaan Negara
(indemnity-based). Perlu adanya dan Regulasi untuk mendukung 7. Pujiono. Evolusi Pandangan
kebijakan penanggulangan ben- Terhadap Bencana.
inovasi produk asuransi yang berbasis
cana dalam RPJMN 2015-2019. 8. Swiss Re Institute. World
parametrik (index-based) dalam
3. Direktorat Jenderal Prasarana Insurance in 2016 : The China
rangka mempercepat proses pencairan
dan Sarana Pertanian, Growth Engine Steams Ahead.
klaim, sehingga proses rehabilitasi Kementerian Pertanian.
9. Undang-undang nomor
dan rekonstruksi akan berjalan lebih Pedoman Bantuan Premi
24 tahun 2007 tentang
cepat. Asuransi Usahatani Padi Tahun
Penanggulangan Bencana
Dari sisi objek asuransi, paling Anggaran 2017.
10. World Bank. Indonesia :
tidak Pemerintah sudah memulai 4. Peraturan Pemerintah nomo 22
Tahun 2008 tentang Pendanaan Advancing A National Disaster
mengimplementasikan instrumen Risk Financing Strategy –
dan Pengelolaan Bantuan
mitigasi risiko bencana alam melalui Options for Consideration.
Bencana
skema asuransi untuk barang-barang
privat (asuransi usaha tani/pertanian)

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 33


Lesson Learned Pemberian
Dukungan Kelayakan
pada Proyek KPBU (Sektor
Air) di Indonesia
Oleh: Danny Ardianto
Kasi Dukungan Pemerintah Proyek Sektor I, Dit. PDPPI, DJPPR, e-mail : danny.ardianto@gmail.com

O
P PENDAHULUAN khususnya yang diselenggarakan 4. Minimum revenue guarantee
I Lima tahun telah berlalu sejak dengan cara KPBU. Sebagai alat Pemerintah menjamin jumlah
berlakunya skema dukungan peme- fiskal, DK berfungsi memberikan minimum pendapatan tertentu
N
rintah terhadap proyek KPBU yang kontribusi finansial ketika penyediaan yang diperoleh Badan Usaha
I
dituangkan dalam Peraturan Menteri infrastruktur tidak dapat dibiayai sebagai upaya mengambil alih
Keuangan Nomor 223/PMK.011/2012 sepenuhnya secara komersial. Setia- risiko permintaan atas penyediaan
(PMK 223/2012) tentang Pemberian wan, Damayanty & Ircham (2014) infrastruktur dimaksud.
Dukungan Kelayakan atas Sebagian menjelaskan empat bentuk alternatif Sebagaimana diatur dalam PMK
Biaya Konstruksi pada Proyek Kerja pemberian DK yang dikenal dalam 223/2012, Indonesia mengadopsi
sama Pemerintah dengan Badan praktik internasional sebagai berikut: kebijakan DK dalam bentuk kontribusi
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. 1. Contribution to construction cost atas sebagian biaya konstruksi. Selain
Saatnya para pemangku kepentingan DK diberikan dalam bentuk tunai itu, terdapat rincian ketentuan yang
membuka kembali catatan selama lima sebesar porsi tertentu atas biaya mengatur syarat-syarat pemberian DK
tahun terakhir dan merefleksikan diri konstruksi. sebagai berikut:
apakah Dukungan Kelayakan (Viability 2. Contribution to operational cost 1. DK diberikan dengan memper-
Gap Fund) yang diatur dalam PMK DK diberikan dalam bentuk tunai timbangkan kemampuan keuang-
223/2012 telah berhasil dilaksanakan sebesar porsi tertentu atas biaya an negara, kesinambungan fiskal,
dengan baik. Selanjutnya, perlu operasional yang dibayarkan dan pengelolaan risiko fiskal
dipertimbangkan langkah-langkah secara periodik. (Pasal 3 PMK 223/2012);
apa saja yang perlu dilakukan untuk 3. Annuity/unitary payment 2. DK diberikan kepada proyek KPBU
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Pemerintah membayarkan se- setelah diketahui tidak terdapat
kebijakan tersebut. Dalam artikel ini, jumlah kompensasi kepada Badan lagi alternatif lain untuk membuat
penulis menelaah kembali pelaksanaan Usaha selama masa operasi proyek proyek tersebut layak secara
pemberian Dukungan Kelayakan yang terdiri dari komponen finansial (Pasal 4 PMK 223/2012);
(DK) berdasarkan proses bisnis yang penggantian atas pengeluaran 3. DK diberikan atas porsi tertentu
selama ini berlangsung di Kementerian modal, pengeluaran operasional, dari biaya konstruksi proyek
Keuangan. biaya pembiayaan (financing termasuk biaya pemasangan dan
DK adalah salah satu alat fiskal costs) dan tingkat pengembalian biaya bunga atas pinjaman yang
yang dimiliki oleh Pemerintah untuk yang wajar dari penyediaan berlaku selama masa konstruksi
mendukung penyediaan infrastruktur infrastruktur. namun tidak meliputi biaya

34 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


pengadaan lahan dan insentif pemberian DK dapat dibagi menjadi memperoleh DK. Proyek KPBU SPAM
perpajakan (Pasal 5(1) dan 5(2) empat tahapan utama sebagai berikut. Umbulan adalah proyek penyediaan
PMK 223/2012); 1. Persetujuan Prinsip DK infrastruktur air minum untuk
4. DK tidak boleh mendominasi biaya Persetujuan awal yang diberikan wilayah Kota Pasuruan, Kabupaten
konstruksi dalam proyek KPBU oleh Menteri Keuangan kepada Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota
(diterjemahkan sebagai maksimal PJPK setelah dilakukannya Surabaya, dan Kabupaten Gresik yang
49% dari biaya konstruksi) (Pasal evaluasi oleh Komite DK atas diharapkan dapat melayani sekitar 1,3
5(3) PMK 223/2012); terpenuhinya kriteria proyek dan juta jiwa melalui 260 ribu sambungan
5. Kriteria proyek KPBU yang dapat porsi besaran DK. air. Proyek ini dilaksanakan oleh PT
diberikan DK adalah (Pasal 8 PMK 2. Persetujuan Besaran DK Meta Adhya Tirta Umbulan selaku
223/2012): Persetujuan Menteri Keuangan Badan Usaha dan diperkirakan
a. Proyek telah memenuhi ke- atas batas maksimum besaran membutuhkan biaya investasi sebesar
layakan ekonomi namun DK yang akan digunakan Rp 2,05 triliun hal mana 49% dari
belum memenuhi kelayakan sebagai satu-satunya parameter total biaya konstruksi ditanggung
finansial; dalam penetapan Badan Usaha oleh Pemerintah, melalui Menteri
b. Proyek menerapkan prinsip pemenang lelang. Keuangan, senilai Rp 818 miliar.
pengguna membayar; 3. Persetujuan Final DK Selain proyek SPAM Umbulan,
c. Proyek memiliki total biaya Persetujuan Menteri Keuangan Kementerian Keuangan juga sedang
investasi paling kurang senilai atas besaran, waktu dan syarat memproses permohonan DK atas
Rp 100 miliar. pencairan DK berdasarkan proyek SPAM Semarang Barat dan
d. Proyek dilaksanakan oleh hasil penetapan Badan Usaha SPAM Bandar Lampung. Berdasarkan
Badan Usaha yang ditetapkan pemenang lelang. evaluasi atas ketiga pengalaman O
oleh PJPK melalui proses 4. Penerbitan Surat Dukungan terdahulu dalam pemberian DK, P
lelang yang terbuka dan Kelayakan terdapat hal-hal yang dapat dicatat I
kompetitif; Konfirmasi Menteri Keuangan sebagai berikut:
N
e. Terdapat skema pengalihan kepada Badan Usaha pelaksana
I
aset dan/atau pengelolaannya proyek mengenai berlakunya A. Penetapan besaran DK maksimal
dari Badan Usaha kepada pemberian DK. sebesar 49%
PJPK pada akhir periode kerja Selanjutnya, Tabel 1 menunjukkan Tujuan dari PMK 223/2012
sama. daftar proyek KPBU yang sudah atau mengatur maksimal besaran DK
Kebijakan pemberian DK sedang diusulkan untuk memperoleh sebesar 49% adalah untuk memberikan
disusun dalam rangka meningkatkan DK. Data pada Tabel 1 menyatakan kepastian atas jumlah kontribusi fiskal
minat dan partisipasi Badan Usaha, bahwa pemberian DK dalam proyek yang disediakan Pemerintah. Selain
meningkatkan kepastian penyediaan KPBU di Indonesia baru ada pada itu, besaran DK yang lebih kecil dari
infrastruktur melalui pengadaan sektor air minum khususnya proyek porsi Badan Usaha juga dimaksudkan
Badan Usaha, dan mewujudkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). untuk mengisyaratkan kepada publik
layanan publik melalui infrastruktur Dari ketiga proyek dimaksud, baru bahwa biaya proyek secara dominan
dengan tarif yang terjangkau oleh Proyek SPAM Umbulan yang telah tetap ditanggung oleh Badan Usaha.
masyarakat.
Tabel 1. Daftar Proyek KPBU yang Diusulkan untuk Memperoleh DK
PEMBERIAN DUKUNGAN
KELAYAKAN PADA PROYEK
KPBU DI INDONESIA
Meskipun kebijakan pemberian
DK telah berlaku sejak tahun 2012,
sampai dengan saat ini baru ada satu
proyek KPBU yang telah mendapatkan
Surat Dukungan Kelayakan dari
Menteri Keuangan dan terdapat
beberapa proyek KPBU yang sedang
diusulkan untuk memperoleh DK.
Berdasarkan PMK 223/2012, Sumber: Kementerian Keuangan RI

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 35


Hal ini diperlukan untuk menunjukkan tersendiri dari sisi pemberian DK.
bahwa proyek KPBU ini bukanlah Sebuah proyek KPBU bisa saja sangat
proyek APBN yang dibiayai sebagian Pemerintah tidak layak secara finansial, misalnya
besar atau seluruhnya oleh anggaran dan para PJPK dengan IRR proyek di bawah 7%,
Pemerintah. sehingga untuk membuatnya layak
harus memiliki
Secara konseptual, DK hanya dan menarik bagi Badan Usaha harus
dapat dimohonkan ketika sudah pendekatan yang diberikan berbagai bentuk dukungan
tidak ada alternatif lain untuk sistematis untuk kelayakan (kontribusi fiskal) baik oleh
membuat proyek menjadi layak secara Pemerintah Pusat maupun Daerah.
terlebih dahulu
finansial. Namun, pada praktiknya Akibatnya, total dukungan kelayakan
seringkali besaran DK yang diusulkan menentukan dari Pemerintah Pusat dan Daerah
sudah dipatok sebesar 49% sejak apakah KPBU akan sangat mendominasi keseluruhan
awal penyiapan proyek. Praktik ini sumber pembiayaan proyek dan
menyebabkan evaluasi atas kelayakan
adalah moda yang prinsip dukungan kelayakan sebagai
finansial proyek menjadi bias. Alih-alih paling tepat dalam kontributor minoritas dari pembiayaan
keseluruhan biaya proyek dihitung penyediaan sebuah proyek menjadi tidak tercapai.
terlebih dahulu dan disandingkan Oleh karena itu, Pemerintah
dengan tarif pengguna untuk mencari
proyek infrastruktur dan para PJPK harus memiliki
tingkat pengembalian investasi (IRR) yang diinginkan pendekatan yang sistematis untuk
proyek apa adanya, perhitungan terlebih dahulu menentukan apakah
biaya seringkali berangkat dari jumlah KPBU adalah moda yang paling
O maksimal DK yang dapat diperoleh lalu besarnya DK yang dapat diusulkan. tepat dalam penyediaan sebuah
P dihitung mundur untuk mendapatkan Dalam sebuah proyek, misalnya proyek proyek infrastruktur yang diinginkan.
I IRR dan biaya proyek yang mampu SPAM, terdapat Peraturan Pemerintah Berdasarkan praktik yang berkembang
ditanggung Badan Usaha. Nomor 122/2015 yang mengatur apa di beberapa negara yang telah
N
Perhitungan besaran DK seperti saja ruang lingkup proyek yang menerapkan KPBU dengan baik,
I
dicontohkan di atas tidak berten- dapat dikerja samakan dengan terdapat analisis nilai uang (value
tangan dengan PMK 223/2012. Akan Badan Usaha, misalnya, pekerjaan for money) yang dilakukan untuk
tetapi, metode yang digunakan konstruksi dari hulu ke hilir. Kegiatan menghasilkan kesimpulan apakah
membuatnya kurang selaras dengan konstruksi dapat terjadi dalam suatu proyek menghasilkan nilai
semangat penggunaan DK sebagai rangka pengambilan air, pengolahan uang tertinggi apabila dilaksanakan
instrumen fiskal. Dalam menggunakan air, hingga distribusi air melalui dengan cara KPBU. Dengan kata lain,
DK sebagai instrumen fiskal, peme- sambungan rumah. Regulasi di sektor proyek yang sangat jauh dari layak
rintah perlu mengetahui dengan air minum tidak memperbolehkan secara finansial hendaknya tidak
seksama apa dampak dari diberikan Badan Usaha untuk mengoperasikan dilaksanakan dengan cara KPBU.
atau tidak diberikannya DK terhadap infrastruktur air minum di tingkat hilir Apabila proyek tersebut tetap harus
suatu proyek. Oleh karena itu, PJPK (dalam hal ini distribusi air melalui dilaksanakan, maka pembiayaannya
dan pihak yang ditunjuk untuk sambungan rumah). Dengan demikian, hendaknya dapat dilakukan melalui
menyiapkan proyek hendaknya dapat ruang lingkup KPBU dan porsi biaya APBN atau penugasan BUMN. Dalam
bekerja sama dalam melakukan analisis konstruksi yang dapat dimohonkan hal ini, perencanaan infrastruktur
kebutuhan DK dengan menyiapkan DK hanya terbatas pada pengambilan memegang peranan penting. Dengan
analisis sensitivitas besaran DK yang hingga pengolahan air. Meskipun demikian, lembaga yang bertanggung
mencerminkan kelayakan finansial demikian, Pemerintah Daerah dan/ jawab atas perencanaan dan
proyek sesungguhnya berdasarkan atau Kementerian sektor terkait dapat prioritisasi pembangunan infrastruktur
data yang ada. memberikan dukungan kelayakan hendaknya memiliki tolok ukur yang
lainnya pada kegiatan distribusi air jelas atas kelayakan sebuah proyek
B. Pengaruh ruang lingkup KPBU tersebut. agar dapat memutuskan moda
terhadap pemberian DK Karakteristik proyek di sektor air penyediaan infrastruktur apa yang
Sehubungan dengan besaran DK dan sektor-sektor tertentu lainnya yang tepat untuk diambil. Salah satu kriteria
yang merupakan porsi tertentu dari cenderung highly regulated khususnya yang dapat digunakan adalah adanya
biaya konstruksi, maka ruang lingkup terkait ruang lingkup kerja sama, nilai minimum IRR proyek untuk
KPBU berpengaruh signifikan terhadap seringkali menimbulkan problematika proyek KPBU.

36 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Sumber Gambar : djppr.kemenkeu.go.id

C. Analisis manfaat sosial-ekonomi infrastruktur dimaksud agar diperoleh yang dibayarkan.


dalam pengajuan DK landasan pemberian DK yang dapat Pada umumnya, apabila DK
Sehubungan dengan pentingnya dipertanggungjawabkan. Analisis dibayarkan selama masa konstruksi
evaluasi atas kelayakan finansial tersebut juga merupakan komponen maka nilai DK lebih kecil dibandingkan O
sebuah proyek, maka analisis kela- penting dalam merencanakan dan dengan nilai DK yang dibayarkan P
yakan ekonomi atas sebuah proyek memprioritaskan proyek infrastruktur setelah masa konstruksi. Hal ini I
juga menjadi tidak kalah penting. mana yang akan diberikan DK dikarenakan adanya biaya bunga
N
Proyek yang dapat diusulkan untuk dan berapa nilai DK yang sanggup selama masa konstruksi yang harus
I
memperoleh DK dikenal memiliki diberikan untuk mendukung tujuan ditanggung oleh Badan Usaha yang
kelayakan ekonomi, namun hanya strategis pembangunan infrastruktur merupakan komponen yang dapat
memiliki kelayakan finansial yang di Indonesia. Dengan demikian, diperhitungkan dalam DK. Sebaliknya,
marginal. Hal ini berarti bahwa pemberian DK dapat bersifat lebih risiko konstruksi bagi Pemerintah
proyek tersebut membawa manfaat strategis dan menjadi sebuah akan lebih besar jika DK dibayarkan
terhadap pertumbuhan ekonomi portofolio fiskal Pemerintah dalam selama masa konstruksi. Jika DK
dan kesejahteraan umum namun menyediakan infrastruktur. dibayarkan setelah konstruksi selesai
hanya sedikit saja (atau bahkan tidak) dan infrastruktur dapat digunakan
dapat mengembalikan biaya yang D. Pilihan waktu pembayaran DK secara operasional, maka Pemerintah
dikeluarkan untuk menyediakan selama masa konstruksi atau mengalihkan risiko kegagalan
infrastruktur dimaksud. Contoh atas setelah masa konstruksi konstruksi kepada Badan Usaha.
infrastruktur ini adalah instalasi air Sesuai dengan Pasal 20(1) PMK Pilihan waktu pembayaran
minum, layanan kesehatan dan rumah 223/2012, DK dapat dibayarkan secara DK pada dasarnya adalah upaya
sakit, layanan pendidikan, kesenian, langsung kepada Badan Usaha pengelolaan risiko konstruksi yang
olahraga, dan sebagainya. pada periode tertentu selama masa terkait langsung dengan harga
Proyek-proyek infrastruktur sosial konstruksi atau pada saat layanan (pricing) atas risiko tersebut. Oleh
seperti dicontohkan di atas berpotensi infrastruktur sudah dapat digunakan karena itu, evaluasi atas permohonan
diusulkan untuk memperoleh DK secara operasional (tercapainya DK harus mampu menyediakan
karena biaya yang dibutuhkan untuk commercial operation date). Pilihan kuantifikasi atas risiko tersebut sebagai
menyediakan infrastruktur tersebut waktu pembayaran DK tersebut bahan pengambilan keputusan dalam
pada umumnya tidak sepadan dengan diputuskan oleh Komite Dukungan memilih opsi waktu pembayaran
tarif pendapatan yang mampu atau Kelayakan pada saat mengevaluasi DK yang tepat. Misalnya, apabila
mau dibayar oleh pengguna. Oleh permohonan DK yang disampaikan Pemerintah menyetujui membayarkan
karena itu, perlu disusun analisis oleh PJPK. Perbedaan antara kedua DK setelah masa konstruksi dengan
manfaat sosial-ekonomi (social cost alternatif tersebut pada dasarnya konsekuensi nilai DK yang lebih besar
and benefit analysis) atas proyek terletak pada (1) risiko dan (2) nilai DK senilai Rp50 miliar dalam rangka

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 37


mengalihkan risiko konstruksi, ma-
ka Pemerintah harus mempunyai
informasi kuantitatif yang memadai
atas besarnya manfaat pengalihan
risiko konstruksi yang akan diperoleh.
Dengan demikian, dapat diketahui
apakah tambahan Rp50 miliar akibat
pemilihan opsi waktu pembayaran
DK setelah masa konstruksi telah
memberikan nilai (value) yang
maksimal bagi Pemerintah selaku
pemberi DK.

E. Prinsip pengguna membayar


dalam proyek yang diajukan
untuk mendapatkan DK
Sesuai dengan Pasal 8 PMK
223/2012, DK hanya dapat diajukan Sumber Gambar : jatim.merdeka.com
untuk proyek yang di dalamnya me-
miliki prinsip pengguna membayar. yar halmana transaksi pembayaran siapa pihak yang akan mengembalikan
Namun, tidak terdapat penjelasan tersebut dilakukan tidak secara investasi Badan Usaha, dan bukan
O lebih rinci tentang batasan dan langsung kepada Badan Usaha, siapa yang membayar atas layanan
P interpretasi atas prinsip tersebut. namun melalui perantara dalam hal infrastruktur yang diberikan. Oleh
I Secara filosofis, terdapat dua prinsip ini BUMN/D yang berwenang. karena itu, perlu disusun sistematika
pembayaran atas layanan infrastruktur: Selain itu, pembatasan pengajuan kebijakan dukungan kelayakan yang
N
(1) pengguna membayar (user pay) permohonan DK hanya untuk pro- komprehensif dan tidak bersilangan
I
dan (2) Pemerintah membayar yek yang menggunakan prinsip antara satu sama lain.
(government pay). Pemberian DK pengguna membayar berpotensi
dimaksudkan untuk meringankan menimbulkan kerancuan dengan PENUTUP
tarif yang dibayar pengguna agar kebijakan dukungan kelayakan Kebijakan pemberian DK dalam
tarif tersebut tetap terjangkau. lainnya yang dikenal dengan rangka mendukung penyediaan
Namun demikian, seringkali terdapat Pembayaran Ketersediaan Layanan infrastruktur adalah sebuah torehan
beberapa kerancuan dalam memahami (Availability Payment). Kebijakan kemajuan dalam sejarah KPBU di
prinsip pengguna membayar yang Pembayaran Ketersediaan Layanan Indonesia. Pemerintah Indonesia
dapat mengganggu pemahaman atas (PKL) diatur dalam Peraturan Menteri beserta para PJPK selama lima tahun
kebijakan pemberian DK. Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016 terakhir telah menunjukkan komitmen
Sebagai contoh, proyek SPAM (PMK 260/2016). Dalam Pasal 5 PMK yang tinggi dalam menerapkan KPBU
(dan juga proyek penyediaan listrik) 260/2016 disebutkan bahwa PKL di Indonesia, salah satunya melalui
mengenal skema offtake dalam hanya diperuntukkan bagi proyek kesediaan untuk berpartisipasi dalam
struktur KPBU. Badan Usaha akan yang pengembalian investasinya tidak mewujudkan tata kelola pemberian DK
memroduksi air minum atau energi berdasarkan tarif yang dibayar oleh yang baik. Beberapa hasil evaluasi yang
sesuai dengan kapasitas dan kualitas pengguna. Merujuk pada Setiawan, disajikan dalam artikel ini diharapkan
yang disyaratkan. Selanjutnya, BUMN/ Damayanty, dan Ircham (2014), baik dapat bermanfaat untuk menjadi
BUMD yang berwenang (yang disebut DK maupun PKL sesungguhnya adalah pembelajaran (lessons learned)
sebagai offtaker) akan membeli air bentuk dukungan kelayakan dari bagi para pemangku kepentingan
atau energi tersebut sesuai dengan Pemerintah yang tidak ditentukan proyek KPBU di Indonesia. Akhirnya,
harga yang diperjanjikan. BUMN/D oleh siapa yang membayar kepada perjalanan menuju tata kelola KPBU
tersebut kemudian akan menjual air Badan Usaha. Menurut penulis, dan pemberian DK yang efektif akan
atau listrik tersebut kepada pengguna interpretasi yang penting untuk terus bergulir dan dibutuhkan upaya
sesuai dengan tarif yang ditetapkan. dikomunikasikan kepada publik bersama dari segenap pemangku
Skema ini menunjukkan adanya dan para PJPK terkait kebijakan kepentingan untuk dapat mewujudkan
variasi dari prinsip pengguna memba- dukungan kelayakan terletak pada cita-cita tersebut. n

38 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Prospek KPBU AP dalam
Menjaga Kesehatan
APBN
Oleh: Lukman Z.H. Harahap1 dan Merta Liana Hafita2
1. Kepala Seksi Koordinasi Fasilitasi Dukungan Pemerintah, Dit. PDPPI, DJPPR; e-mail : lukmanbkf@gmail.com
2. Pelaksana pada Direktorat PRKN, DJPPR, e-mail : merta.liana@kemenkeu.go.id

O
P
PENDAHULUAN sentral kebijakan fiskal dengan baik Sedangkan dalam fungsi stabilitas, I
Perekonomian suatu negara, ti- untuk menjaga APBN tetap sehat APBN merupakan tools bagi
N
dak selalu bisa berjalan mulus sesuai serta meningkatkan kredibilitas Pemerintah dalam menjaga stabilitas
I
perencanaan yang telah disusun. APBN agar lebih realistis, efisien dan perekonomian dalam hal terjadi
Berbagai faktor baik internal mau- berkesinambungan. Dalam penge- guncangan ekonomi yang sangat
pun eksternal dapat membuat lolaan stabilitas ekonomi makro, ekstrem.
perekonomian berfluktuasi. Untuk kebijakan fiskal akan berinteraksi Tantangan APBN dalam men-
mengantisipasi fluktuasi yang dengan kebijakan moneter, mengi- jalankan fungsi-fungsinya saat ini
berlebihan, dikenal dua kebijakan ngat setiap perubahan yang terjadi menjadi sangat berat mengingat
Pemerintah, yaitu kebijakan fiskal pada variabel-variabel ekonomi makro kondisi perekonomian global yang
dan kebijakan moneter. Kebijakan akan berpengaruh pada APBN. belum stabil sehingga mempengaruhi
fiskal merupakan proses penetapan Dalam pelaksanaannya, APBN capaian penerimaan negara,
pajak dan pengeluaran Pemerintah menjalankan tiga fungsi utama yaitu namun disisi lain kebutuhan belanja
dalam rangka mempertahankan fungsi alokasi, distribusi dan stabilitas. Pemerintah semakin meningkat dalam
pertumbuhan ekonomi, kesempatan Dalam fungsi alokasi, APBN digunakan rangka mencapai target pertumbuhan
kerja yang tinggi, dan membebaskan untuk mengatur penggunaan pen- ekonomi, terutama untuk memenuhi
dari inflasi yang tinggi atau ber- dapatan negara untuk dibelanjakan kebutuhan pembiayaan penyediaan
gejolak (Samuelson, 2001). Secara pada pos-pos belanja negara seperti infrastruktur yang membutuhkan dana
sederhana kebijakan fiskal adalah pendidikan, kesehatan, perlindungan sebesar Rp4.796,2 triliun untuk tahun
kebijakan yang dilakukan Pemerintah sosial, transfer daerah maupun 2015-2019.
untuk mengendalikan perekonomian pembangunan infrastruktur dengan Untuk menutup gap antara
dengan mengubah-ubah anggaran memperhatikan target prioritas penerimaan dan belanja, Pemerin-
penerimaan dan pengeluaran peme- pembangunan tahun berjalan. Dalam tah menggunakan instrumen
rintah (Manurung, 2009). Sarana menjalankan fungsi distribusi, APBN pembiayaan melalui utang yang
yang digunakan oleh Pemerintah diharapkan dapat menciptakan diarahkan untuk belanja produktif
dalam menjalankan fungsi fiskalnya pemerataan untuk menurunkan seperti pembiayaan DAK Fisik,
adalah Anggaran Pendapatan dan ketimpangan pendapatan antar Dana Desa, pembangunan sektor
Belanja Negara (APBN). Pemerintah wilayah di Indonesia yang biasa infrastruktur, pendidikan, kesehatan,
harus menjalankan peran dan fungsi diukur dengan koefisien Gini. dan perlindungan sosial.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 39


kan penurunan besaran defisit kese-
imbangan primer untuk menjaga
agar APBN tetap sehat. Salah satu
bentuk creative financing yang sudah
lengkap payung hukumnya serta
sudah digunakan untuk pembiayaan
beberapa proyek infrastruktur adalah
kerja sama Pemerintah dengan badan
usaha (KPBU).

TENTANG KPBU
Salah satu cara untuk meng-
genjot pertumbuhan ekonomi adalah
dengan melakukan pembangunan.
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
Saat ini Pemerintah sedang gencar-
Dari grafik di atas, dapat dilihat Dalam rangka penurunan besar- gencarnya melakukan pembangunan
bahwa kenaikan pembiayaan neto an defisit keseimbangan primer, infrastruktur, hal ini tercermin dalam
seiring dengan kenaikan pos-pos Pemerintah dapat melakukan Rencana Pembangunan Jangka
belanja produktif. Namun demikian peningkatan target penerimaan Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
disisi lain, kebijakan belanja maupun dengan penurunan alokasi yang menyebutkan bahwa kebutuhan
yang ekspansif tanpa diimbangi belanja. Namun, dengan kondisi pendanaan infrastruktur yang meliputi
O kenaikan pendapatan negara akan ekonomi global yang belum stabil pembangunan sektor transportasi,
P menyebabkan terjadinya defisit serta harga komoditas yang belum energi, telekomunikasi, sumber daya
I keseimbangan primer (negative membaik, pilihan kebijakan fiskal air, dan permukiman adalah sebesar
primary balance). untuk meningkatkan target pene- Rp 4.796 triliun. Dari jumlah tersebut,
N
Keseimbangan primer (primary rimaan yang cukup signifikan dari pendanaan yang dapat dipenuhi oleh
I
balance) merupakan neraca yang tahun-tahun sebelumnya belum APBN dan APBD hanya mencakup
memperlihatkan pendapatan menjadi pilihan yang tepat. Di sisi lain, Rp 1.978,6 triliun (atau 41,3 persen).
dikurangi belanja, namun tidak dengan massive-nya pembangunan Untuk itu, dibutuhkan sebuah inovasi
termasuk data pembayaran bunga infrastruktur saat ini, Pemerintah (alternatif) pembiayaan yang efektif
utang dalam besaran belanjanya. membutuhkan anggaran belanja dalam menghadapi hal tersebut.
Jika nilainya positif (surplus) berarti infrastruktur yang cukup besar. Untuk Di banyak negara, Public-
bunga utang dibayar dari pendapatan, itu, dibutuhkan creative financing Private Partnership (PPP) sudah
namun sebaliknya jika negatif (defisit) yang diharapkan akan menjadi solusi dikenal sebagai solusi untuk isu
berarti sebagian bunga utang dibayar dalam mencapai target pembangunan yang disebutkan di atas. PPP adalah
bukan dari pendapatan, melainkan Infrastruktur namun tetap mengupaya- kerja sama antara Pemerintah dan
dari utang baru. Tahun 1998 hingga
Grafik keseimbangan primer 2012-2018*
tahun 2011 keadaan keseimbangan
primer masih surplus. Defisit
keseimbangan primer Pemerintah
untuk pertama kalinya terjadi pada
APBN 2012. Dari grafik di bawah ini
dapat dilihat bahwa dalam enam
tahun terakhir, Indonesia mengalami
defisit pada keseimbangan primernya
dan besarannya cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian bunga
utang dibayar dari penerbitan utang
baru yang menyebabkan rasio utang
terhadap PDB setiap tahunnya semakin
meningkat.

40 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019 hal lain dengan skala
(dalam triliun rupiah) prioritas yang lebih
tinggi. Keunggulan
lainnya adalah
risiko-risiko terkait
konstruksi, operasi
dan pemeliharaan
yang sebelumnya
ditanggung Peme-
rintah dialihkan ke
Badan Usaha yang
dianggap lebih
kompeten dalam pe-
ngelolaannya. Lewat
AP, Pemerintah juga
bisa memberikan
Sumber: RPJM 2015-2019, Bappenas.
kepastian pengembali-
swasta untuk membagi risiko dan diatur dalam Peraturan Menteri an investasi ke Badan Usaha dan
tanggung jawab dalam penyediaan Keuangan No.260 Tahun 2016. Skema Badan usaha tidak menanggung risiko
infrastruktur (Grimsey, Darrin dan ini adalah satu dari beberapa pilihan permintaan atau demand risk.
Lewis, Mervyn, 2002). Di Indonesia, mekanisme pengembalian investasi Keunggulan skema ini bukan
PPP dikenal dengan istilah Kerja sama secara berkala, umumnya tiap tahun hanya terletak pada keuntungan O
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) (annually) oleh Kementerian/Kepala yang didapatkan Pemerintah dan P
yang diatur dalam Peraturan Presiden Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha, tetapi juga keuntungan I
(Perpres) Nomor 38 Tahun 2015. KPBU Badan Usaha. Pembayaran dilakukan bagi masyarakat sebagai pengguna,
N
merupakan perjanjian yang memuat berdasarkan atas tersedianya layanan karena masyarakat akan mendapatkan
I
skema jangka panjang pembagian infrastruktur yang sesuai dengan layanan dengan kualitas yang
risiko antara pihak Pemerintah kualitas dan/atau kriteria sebagaimana lebih baik yang menekankan pada
dan Badan Usaha beserta insentif ditentukan dalam perjanjian KPBU. kebutuhan mereka. Biaya keseluruhan
dan penalti pada pelaksanaannya Pembayaran dilakukan setelah proyek siklus hidup proyek (project life cycle
dalam penyediaan layanan dan atau infrastruktur mulai beroperasi. cost) juga menjadi lebih rendah
infrastruktur publik. KPBU menjanjikan Melalui skema Availability Pay- dengan menerapkan AP sebagai
proses yang transparan dan kejelasan ment, Pemerintah akan membayar skema pengembalian investasi,
pengembalian investasi kepada pihak Badan Usaha atas investasi, biaya dibandingkan pola konvensional
swasta serta memungkinkan seleksi operasional serta keuntungan yang sehingga penyediaan infrastruktur
dan pemberian tanggung jawab kepada layak berdasarkan perhitungan yang menjadi lebih efisien dalam jangka
pihak Badan Usaha untuk melakukan matang sesuai hasil studi kelayakan panjang.
pengelolaan secara optimal dan dan negosiasi dengan Badan Usaha. Menurut penulis, efisiensi
efisien sehingga layanan publik dapat Badan Usaha akan diberi konsesi untuk pengadaan yang dimaksud di para-
digunakan untuk jangka waktu yang melaksanakan pelayanan tersebut graf atas bisa terwujud dengan
lama. Ada dua cara pengembalian dalam jangka waktu tertentu. Setelah AP, karena dengan menerapkan
investasi dalam skema KPBU, yaitu User jangka waktu kerja sama selesai, skema tersebut, Pemerintah bisa
Payment dan Avalaibility Payment. seluruh aset akan menjadi milik menjamin pelaksanaan lebih dari satu
Pemerintah. pembangunan proyek tiap tahunnya,
PEMBAYARAN KETERSEDIA- Jika dibandingan dengan mengingat karakteristiknya sebagai
AN LAYANAN (“AVAILABILITY Pengadaan Konvensional, Skema pengembalian investasi berkala.
PAYMENT/AP”) DAN KONTRI- AP memiliki beberapa keunggulan. Pengembalian secara berkala ber-
BUSINYA TERHADAP APBN Pertama, Pemerintah tidak terbebani langsung bersamaan untuk beberapa
Salah satu skema KPBU yang dengan biaya konstruksi proyek proyek sekaligus, sehingga efisiensi
dapat difasilitasi adalah Pembayaran infrastruktur yang besar di tahap waktu untuk pengadaan infrastruktur
Ketersediaan Layanan atau Availability awal sehingga dana APBN yang layanan publik bisa tetap terjaga.
Payment (AP) sebagaimana telah terbatas dapat dialokasikan untuk Jika dianalogikan dengan membeli

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 41


furnitur rumah, AP adalah skema Selain mempercepat program lebih baik. Dalam jangka panjang,
pembayaran angsuran untuk memiliki penyediaan infrastruktur, skema stabilitas pengeluaran negara akan
beberapa furnitur sekaligus yang bisa AP juga akan menumbuhkan dan membantu proses perencanaan
dipakai oleh pemilik rumah sesuai memperkuat kepercayaan Badan anggaran dan alokasi pembiayaan
kebutuhan mereka. Sistem ini lebih Usaha terhadap Pemerintah. Dari pembangunan secara keseluruhan.
efisien ketimbang membeli perabot sisi pengelolaan keuangan negara, Keunggulan Skema AP juga terlihat
satu-persatu karena keterbatasan skema AP juga berkontribusi terhadap tahapan pengadaan
anggaran. terhadap kestabilan keuangan infrastruktur yang lebih efisien
Perbedaan Pengadaan Konven- karena dengan pembayaran berkala, karena pembagian peran sudah lebih
sional dengan Penggunaan Skema AP arus pembiayaan dari APBN tiap jelas dan terpusat, seperti bisa dilihat
bisa dilihat pada grafik berikut ini: tahunnya dapat direncanakan secara di Diagram 1.

O
P
I
N
I
Sumber: RPJM 2015-2019, Bappenas.

Sumber: Recent Developments in Public Private Partnerships ACI-NA/World Annual Conference, September 25, 2016

42 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Di negara lain, skema serupa mengambil keuntungan dari fasilitas- Pada lampiran Peraturan Menteri
Availability Payment juga telah fasilitas tersebut yang menjadikan Keuangan Nomor 260 tahun 2016
diaplikasikan dan mencapai hasil skema pembayaran serupa AP. mengenai Tata Cara Perencanaan
nyata. Di Australia misalnya, skema ini Beberapa contoh proyek yang sudah dan Penyiapan Skema Pembayaran
dikenal dengan nama Performance- menerapkan skema ini adalah proyek Ketersediaan Layanan pada Proyek
Based Annuity Scheme. pembangunan dan pengoperasian KPBU disebutkan bahwa PJPK harus
Australia telah berhasil mene- sekolah, proyek rumah sakit, proyek menyusun Prastudi Kelayakan pada
rapkan model PBAS untuk proyek- lapas, proyek pengolahan air bersih tahap penyiapan sebelum bisa
proyek dengan skema PPP, misalnya dan beberapa proyek jalan. mendapatkan Surat Konfirmasi
proyek Peninsular Link dan proyek Kedua contoh di atas semakin Pendahuluan yang diterbitkan
rumah sakit anak di Melbourne. memperkuat alasan mengapa oleh·Direktorat Jenderal Pengelolaan
Banyak pelajaran yang bisa diambil AP menjadi skema yang lebih Pembiayaan dan Risiko melalui
dari pengalaman mereka mengenai unggul dibandingkan dengan Direktorat Pengelolaan Dukungan
keuntungan menggunakan PBAS. pembayaran konvensional dalam hal Pemerintah dan Pembiayaan Infra-
Australia sendiri telah menggunakan kontribusinya terhadap APBN dan struktur. Surat konfirmasi ini menjadi
PBAS sejak tahun 1990-an, dan PBAS iklim perekonomian yang lebih sehat penanda bahwa rencana PJPK untuk
telah mendapat reputasi sebagai di Indonesia. menggunakan skema Pembayaran
skema yang membawa efisiensi dalam Ketersediaan Layanan pada proyek
pengadaan, nilai uang yang lebih baik, IMPLEMENTASI PROYEK AP KPBU telah selaras dengan tujuan,
manajemen berbasis kinerja dan fokus DAN MASA DEPANNYA kriteria dan prinsip sebagaimana
menyeluruh untuk eksekusi proyek Pelaksanaan proyek AP akan ditetapkan dalam PMK tersebut, dan
dengan transfer risiko yang adil / dapat melalui dua proses bisnis utama yaitu Studi Pendahuluan telah memuat O
dikelola. tahap perencanaan dan pelaksanaan. deskripsi umum mengenai jenis dan P
Contoh lain skema serupa AP di Tahap Perencanaan dimulai dengan wujud layanan. I
Negara lain adalah Private Finance penyusunan rencana penggunaan Dalam hal PJPK atau pihak yang
N
Initiative (PFI), sebuah metode yang skema Pembayaran Ketersediaan bertugas untuk menyiapkan Proyek
I
sudah dijalankan di Jepang sejak 1999. Layanan oleh PJPK. Kementerian KPBU dapat menyimpulkan secara
PFI sendiri bukan hanya mengenai Keuangan akan melakukan asistensi definitif bahwa rencana penggunaan
skema pembayaran, tetapi lebih kepada PJPK guna menyelaraskan skema Pembayaran Ketersediaan
menitikberatkan pada manajemen tujuan-tujuan, kriteria-kriteria dan Layanan pada Proyek KPBU dapat
proyek. Dengan kata lain, PFI adalah prinsip-prinsip penggunaan skema dilanjutkan, maka dalam Kajian
bentuk dari public-private partnership AP. Hasil dari proses perencanaan akan Prastudi Kelayakan, selain memuat
(PPP) yang memaksimalkan ke- dituangkan dalam Studi Pendahuluan. mengenai kajian yang diperlukan
mampuan pihak swasta dalam Selanjutnya, PJPK akan melakukan menurut peraturan perundang-
pembiayaan, pengelolaan dan ke- Prastudi Kelayakan dan penyiapan undangan mengenai KPBU, harus
mampuan teknis dalam konstruksi, Rancangan Perjanjian KPBU serta memuat pula kajian mengenai
dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas Komitmen Pelaksanaan Pembayaran penggunaan skema Pembayaran
publik. Lewat PFI, pihak swasta bisa Ketersediaan Layanan. Ketersediaan Layanan.

Alur Tahap Perencanaan

Sumber: PMK No. 260 tahun 2016

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 43


Formulasi Ketersediaan Layanan
yang ditawarkan bisa dilihat di tabel
berikut ini:
Capex + Opex +ROI
= P (Rp...................../tahun)
Masa Pelaksanaan KPBU

Keterangan:
Capex : Biaya Capex, termasuk
biaya konstruksi, peng-
gunaan bahan/alat, pem-
bebasan lahan/sewa dan
biaya ekslasi harga dan
kontingensi
Opex : Biaya Opex, termasuk
biaya pemeliharaan, biaya
SDM, biaya pergantian
alat atau risiko kehilangan,
dan tidak termasuk biaya
Sumber Gambar: kominfo.go.id
biaya promosi dan biaya
Selanjutnya proses pelaksanaan dengan jaringan baru yang akan pengelolaan pendapatan
dimulai dengan proses pengadaan dibangun di wilayah timur Indonesia tarif layanan
(lelang) untuk memilih Badan Usaha (Palapa Ring-Timur). Palapa Ring- ROI : Tingkat Pengembalian
O yang mampu menyediakan layanan Timur akan dibangun sejauh 4.450 Investasi, adalah keuntung-
P dengan biaya terendah. Pelelangan km yang terdiri dari sub marine an Badan Usaha Pelaksana
I akan bersifat terbuka, transparan dan cable sejauh 3.850 km dan land cable untuk dapat menjalankan
kompetitif. Badan Usaha pemenang sepanjang 600 km dengan landing operasional kegiatan
N
lelang akan melaksanakan penyediaan point sejumlah lima belas titik pada 21 Pembayaran Ketersediaan Layanan
I
layanan sesuai dengan spesifikasi kota/kabupaten. dilaksanakan setiap bulan dan dihitung
output yang disepakati dalam per- Pembiayaan Palapa Ring meng- sesuai dengan rumus penghitungan
janjian kerja sama. Pemerintah secara gunakan skema KPBU, sesuai Perpres berikut ini:
berkala akan membayar jasa penye- no. 38 Tahun 2015 dengan konsep APn= BKn - Dn
diaan layanan selama masa kerja sama. BOOT (Build-Own-Operate-Transfer) Dengan ketentuan:
Meskipun terhitung baru, skema dan menerapkan skema pembayaran •
AP adalah Pembayaran
AP ini sudah diterapkan di Indonesia ketersediaan layanan (AP). Skema Ketersediaan Layanan.
untuk proyek berskala besar seperti Availability Payment diprakarsai oleh • n adalah Bulan pelayanan.
Palapa Ring. Proyek infrastruktur Kementerian Keuangan dan meng- • BKn adalah Biaya Kapasitas.
telekomunikasi berupa pembangunan gunakan sumber dana AP yang ber- • Dn, adalah total Denda Kegagalan
serat optik di seluruh Indonesia asal dari Dana Kontribusi Universal Kinerja
sepanjang 36.000 kilometer ini sudah Service Obligation (USO) yang dikelola Kejelasan dan transparansi for-
mendapatkan pembiayaan (financial oleh Balai Penyedia dan Pengelola mula besaran cicilan yang harus
close) dan diprediksi selesai dibangun Pembiayaan Telekomunikasi dan dibayarkan oleh PJPK merupakan
dan siap beroperasi pada 2019. Informatika (BP3TI). Nilai investasi keuntungan dari penggunaan skema
Palapa Ring sendiri terdiri atas untuk proyek ini sebesar Rp1,28 triliun AP karena alokasi dana menjadi
tujuh lingkar kecil serat optik (untuk untuk paket barat, Rp1,38 triliun untuk lebih bisa diprediksi dan di saat yang
wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, paket tengah dan Rp5,13 triliun untuk bersamaan kualitas layanan bisa
Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan paket timur. terjaga karena adanya Service Level
Maluku) dan satu backhaul (pengantar Komponen biaya yang dapat Agreement (SLA) yang menjadi bagian
data) untuk menghubungkan semua- dibayarkan oleh AP adalah biaya skema tersebut. SLA adalah metode
nya. Pembangunan ini ditargetkan modal, biaya operasional, dan yang menjelaskan secara rinci dan
untuk bisa menjangkau 440 kota keuntungan wajar yang diperoleh mendokumentasikan komitmen antara
dan kabupaten di seluruh Indonesia, badan usaha pelaksana selama masa pihak-pihak terkait untuk memfasilitasi
dengan mengintegrasikan jaringan konsesi, yang untuk Palapa Ring berjalannya pembayaran hutang yang
yang sudah tersedia sebelumnya adalah 15 tahun. lancar. SLA sangat membantu dalam

44 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Sumber Gambar: Antara/Tommy Saputra

memantau terjaganya kinerja selama dengan risiko yang relatif rendah nonfisik. Pemenuhan ini mutlak
proses pelunasan karena kaitannya mengingat pendapatannya dijamin ada agar tidak ada pengurangan
yang erat dengan denda kegagalan oleh Pemerintah. Bagi Pemerintah, pembayaran dari Pemerintah ke pihak
kinerja yang berpengaruh terhadap skema KPBU dengan AP bisa swasta, karena pihak swasta dianggap
AP tiap bulannya. berkontribusi dalam mewujudkan sudah memenuhi tanggung jawabnya. O
Adanya SLA dalam skema AP yang APBN yang sehat. Dinamika yang dihasilkan dari P
digunakan Kemkominfo misalnya, Eksplorasi skema AP membuka pengimplementasian skema AP I
bisa dihitung per bulan dengan ruang bagi masyarakat untuk sesegera tersebut nantinya bisa memberikan
N
menggunakan rumus: mungkin menikmati layanan publik kenyamanan kepada badan usaha
I
yang berkualitas. Pengertian kata dalam berinvestasi untuk proyek
“berkualitas” di atas tidak hanya infrastruktur yang biasanya adalah
Jika SLA > threshold maka tidak perlu mengacu kepada aspek fisik, tetapi proyek jangka panjang. Dampak positif
ada denda juga nonfisik, seperti pemenuhan yang dihasilkan tidak hanya terlihat
Jika SLA < threshold, maka perhitungan kebutuhan yang memang diperlukan dari APBN dan APBD dengan output
denda menggunakan rumus berikut: masyarakat, atau dampak positif yang yang lebih stabil dan nyata, tetapi juga
Denda/bulan = (SLAthreshold - SLAactual) x bisa didapatkan oleh masyarakat di meningkatkan kepercayaan badan
insentif per_bulan masa depan dari keberadaan layanan usaha untuk berinvestasi di Indonesia.
Denda tiap bulan tersebut bisa tersebut. Implementasi skema AP juga
mempengaruhi besaran AP sekaligus Sebagai contoh, proyek pemba- akan memberikan dampak positif
mendorong terjaganya kualitas ngunan rumah sakit yang berkualitas kepada setiap Kementerian dan
layanan selama masa konsesi. tidak hanya bisa diukur melalui Lembaga, yaitu mendorong K/L
Beberapa proyek lain di sektor aspek fisik seperti gedung baru dan beralih dari penyediaan infrastruktur
jalan tol maupun non tol, proyek lapas peralatan yang modern, tetapi juga melalui belanja kontraktual tradi-
dan rumah sakit serta fasilitas umum aspek nonfisik seperti pelayanan sional menjadi penerapan belanja
yang saat ini sedang dalam proses yang lebih sigap atau efek jangka berbasis kinerja (performance
perencanaan juga sudah memutuskan menengah bahkan panjang bagi based budgeting), sehingga akan
untuk menggunakan skema AP. kesehatan pasien usai dirawat di memberikan leveraging yang lebih
rumah sakit. AP menjadi senjata besar terhadap APBN. Pengadaan
PENUTUP yang ampuh untuk mengupayakan fasilitas layanan publik yang ada pun
Di masa mendatang, skema pencapaian kualitas semacam ini, akan meningkat, tidak hanya dari segi
KPBU dengan AP memberikan mengingat untuk proyek KPBU, pihak kuantitas, tapi juga dari segi kualitas,
peluang yang sangat besar kepada swasta harus bisa memenuhi standar yang nantinya mampu menciptakan
semua pemangku kepentingan infra- pelayanan minimum yang sudah kesejahteraan sosial yang merata dan
struktur untuk mengembangkan disepakati dalam perjanjian, baik iklim perekonomian yang lebih sehat
usaha yang bersifat jangka panjang yang menyangkut aspek fisik maupun di Indonesia. n

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 45


Efisiensi KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur
Oleh: Rahmat Mulyono1 dan Sevi Wening Perwitasari2
1. Pelaksana pada Direktorat PDPPI, DJPPR, e-mail: rahmat.djppr@gmail.com
2. Mahasiswa pada Program Diploma IV Akuntansi PKN STAN, e-mail: seviwening@gmail.com

D
i tengah maraknya isu Domestik Bruto (PDB) di tahun 2016 pemenuhan sekitar 36,5% dari total
bertambahnya utang sekitar Rp 12.406,8 triliun (BPS, 2017), kebutuhan pendanaan infrastruktur
O negara dan polemik belanja infrastruktur Indonesia hanya menggunakan dana swasta dalam
P penggunaan utang mencapai sekitar 2% dari PDB. RPJMN 2015-2019.
I yang dinilai tidak menyejahterakan Berdasarkan data dari McKinsey Peraturan Presiden Nomor 38
rakyat, Pemerintah terus berupaya (2013), selama kurun waktu 1999- Tahun 2015 tentang Kerja sama
N
menyampaikan pesan positif bahwa 2011 beberapa negara dengan per- Pemerintah dengan Badan Usaha
I
Pemerintah sedang bekerja mem- tumbuhan ekonomi yang cukup baik di dalam Penyediaan Infrastruktur
bangun Indonesia. Pemahaman yang tengah melemahnya pasar global rata- menjadi tonggak baru paradigma
salah kaprah tentang utang negara rata mengalokasikan lebih dari 4% KPBU. Peraturan tersebut merupakan
dan urgensinya tampaknya perlu PDB untuk belanja infrastruktur. India, penyempurnaan atas Peraturan
diklarifikasi. Pada kenyataannya, tercatat mengalokasikan sekitar 4,7% Presiden Nomor 67 Tahun 2005 dan
Indonesia saat ini dalam proses PDB untuk infrastruktur sementara perubahannya. Melalui perluasan dari
mengubah arah pembangunan Jepang rata-rata menganggarkan 5% delapan sektor infrastruktur menjadi
dan berupaya semaksimal mungkin belanja infrastruktur dari PDB-nya. 19 sektor infrastruktur yang dapat
untuk meningkatkan ketersediaan Sejauh ini persentase anggaran belanja dibangun dengan mekanisme KPBU,
infrastruktur di seluruh penjuru negeri. infrastruktur tertinggi dialokasikan Pemerintah berupaya untuk membuka
Dalam Rencana Pembangunan oleh Tiongkok yang mencapai 8,5% kesempatan seluas-luasnya kepada
Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, dari PDB. pemilik otoritas untuk menstrukturkan
Pemerintah memperkirakan adanya Dengan tingginya kebutuhan proyeknya sebagai proyek KPBU.
kebutuhan pembangunan infra- infrastruktur Indonesia dan keterbatas- Berbagai fasilitas pun telah disiap-
struktur dasar sebesar Rp 4.796 triliun. an sumber daya yang ada, Pemerintah kan hingga ke perangkat legal
Sementara pada 2015, APBN nyatanya harus beralih dari pendanaan pendukung implementasinya. Melalui
hanya mampu menganggarkan penyediaan infrastruktur yang Kementerian Keuangan, Pemerintah
sebesar Rp 189,7 triliun, dilanjutkan sepenuhnya menggunakan APBN/ telah menyatakan kesiapannya
dengan sekitar Rp 313,5 trilliun pada APBD menuju ke langkah strategis untuk mendukung proyek-proyek
2016 dan Rp 387,3 triliun pada 2017. untuk mencari alternatif pendanaan. KPBU dengan menyediakan fasilitas
Walaupun secara persentase alokasi Salah satu upaya nyata Pemerintah penyiapan proyek (Project Development
belanja infrastruktur meningkat adalah dengan mengadopsi skema Facility), dukungan kelayakan atas
dengan cukup masif pada kisaran rata- Public-Private Partnership (PPP), sebagian biaya konstruksi (Viability
rata 104,2% dari alokasi 2015 hingga atau ditranslasikan sebagai Kerja Gap Fund), penjaminan infrastruktur,
2017, jumlah tersebut belum dapat Sama Pemerintah dengan Badan dan skema pembayaran ketersediaan
dikatakan signifikan. Dengan Produk Usaha (KPBU), dan menargetkan layanan (Availability Payment).

46 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


MENGAPA KPBU? infrastruktur bagi kepentingan
Kesiapan Kementerian Keuangan Konsep KPBU umum dengan spesifikasi yang
untuk mendukung implementasi telah ditetapkan sebelumnya oleh
KPBU, tampaknya belum didukung
dianggap sebagai Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
oleh kesiapan Kementerian/Lembaga/ skema pengadaan Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD infrastruktur yang atau seluruhnya menggunakan
yang berperan sebagai Penanggung strategis, yang sumber daya Badan Usaha dengan
Jawab Proyek Kerja sama (PJPK). memperhatikan pembagian risiko
mampu membantu
Calon PJPK potensial tampaknya di antara para pihak. KPBU menjadi
belum sepenuhnya menyadari Pemerintah suatu mekanisme kontrak tunggal
keuntungan dari KPBU. Terjebak menyiapkan proyek komprehensif dengan Badan Usaha
dalam paradigma penganggaran dan infrasruktur dengan untuk menyediakan infrastruktur yang
pengadaan tradisional menggunakan
berfokus pada telah disepakati spesifikasi dan alokasi
Peraturan Presiden Nomor 54 risikonya. Sementara, pengadaan
Tahun 2010, praktik pengadaan
sisi kemanfaatan infrastruktur dalam konteks tradisional
infrastruktur dengan skema KPBU proyek pada praktiknya terbagi ke dalam
lebih banyak dipandang dari sisi beberapa proses yang cenderung tidak
kompleksitas semata dibandingkan terintegrasi, sehingga manajemen
dengan mekanisme pengadaan dibandingkan skema tradisional yang risikonya cenderung diterapkan secara
biasa, apalagi dibandingkan dengan mengalami eskalasi rata-rata sebesar minimal.
sistem investasi swasta konvensional 52%. Dari sisi ketepatan waktu, jika Konsep KPBU dianggap sebagai
pada BUMN/BUMD pada umumnya. diukur sejak dari pengumuman sampai skema pengadaan infrastruktur yang O
Padahal, disadari atau tidak nyatanya dengan beroperasi, keterlambatan strategis, yang mampu membantu P
Pemerintah sedang berupaya memak- pada proyek KPBU sedikit lebih Pemerintah menyiapkan proyek I
simalkan sumber daya untuk mengejar besar daripada skema tradisional infrasruktur dengan berfokus pada
N
ketertinggalan infrastruktur dengan yaitu 17,4% berbanding 15,4% pada sisi kemanfaatan proyek. Dengan masa
I
shifting anggaran subsidi ke belanja skema tradisional. Namun, jika konsesi yang panjang, skema KPBU
infrastruktur dan optimalisasi alokasi diukur dari sejak ditandatanganinya mendorong pemilik proyek untuk
sumber daya melalui skema-skema kontrak sampai dengan beroperasi, mentranslasikan kualitas pelayanan
pembiayaan yang inovatif seperti keterlambatan proyek KPBU hanya yang ingin disediakan dalam kurun
KPBU. Optimalisasi ini termasuk 1,4% dibandingkan 25,9% pada waktu tersebut, kemungkinan untuk
mengupayakan efisiensi sumber daya skema tradisional. Hal ini dikarenakan mencapainya, biaya yang dibutuhkan,
yang dimungkinkan untuk dicapai ketika kontrak sudah ditandatangani, dan bagaimana memitigasi risiko-
melalui pengadaan infrastruktur pada proyek KPBU lebih sedikit risiko yang mungkin muncul selama
dengan skema KPBU. Pergeseran terjadi perubahan atau penyesuaian masa konstruksi dan konsesi tanpa
paradigma ini sudah barang tentu dibandingkan skema tradisional. harus memilih opsi dengan biaya
perlu dukungan optimal dari otoritas Di Inggris, berdasarkan laporan terendah. Selain memungkinkan
pemilik proyek. National Audit Office (NAO) tahun dicapainya value for money, KPBU juga
Di balik kompleksitasnya, skema 2009, hanya 31% dari proyek KPBU memberi ruang inovasi dengan adanya
KPBU di banyak negara terbukti lebih yang mengalami keterlambatan fleksibilitas metode dan desain yang
efektif dan efisien dibandingkan skema penyelesaian, sementara 37% proyek dapat dieksplorasi oleh Badan Usaha
pengadaan tradisional. Di Australia, non-KPBU mengalami keterlambatan untuk menyediakan infrastruktur yang
berdasarkan studi yang dilakukan penyelesaian. Selain dari efisiensi diharapkan.
terhadap 67 proyek oleh tim University waktu, efisiensi biaya juga terjadi pada
of Melbourne pada tahun 2008, biaya proyek KPBU di mana 65% proyek EFISIENSI DALAM KPBU
proyek lebih mendekati biaya yang KPBU sesuai dengan perkiraan biaya Penyiapan dan transaksi proyek
diperkirakan apabila dilaksanakan sementara pada proyek non-KPBU KPBU memang merupakan proses
dengan skema KPBU daripada skema hanya 54%. yang kompleks, yang memerlukan
pengadaan tradisional. Proyek Menurut Perpres 38 Nomor Tahun kesabaran dan komitmen yang tinggi.
KPBU, sejak pengumuman hingga 2015, KPBU didefinisikan sebagai Pada tahapan ini bisa jadi biaya yang
beroperasi, mengalami eskalasi biaya kerja sama antara Pemerintah dan dikeluarkan lebih besar daripada
rata-rata sebesar 23,8%, lebih kecil bila Badan Usaha untuk menyediakan pengadaan tradisional. Namun,

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 47


mengukur efisiensi dalam KPBU tidak atau menanggungnya. Badan Usaha
hanya dilihat pada jangka waktu yang Tujuan KPBU biasanya lebih efisien (biayanya lebih
pendek saja tetapi keseluruhan waktu rendah) dalam mengelola risiko ter-
KPBU mulai dari awal hingga akhir.
adalah tersedianya tentu melalui proses penilaian dan
Indikator utama untuk meng- layanan penanganan risiko yang lebih baik.
ukur efisiensi proyek KPBU adalah infrastruktur Dengan ditransfernya sejumlah
dengan menghitung value for kepada masyarakat risiko yang signifikan kepada badan
money (VfM). Value for money usaha, hal ini akan mendorong
atau tersedianya
berarti mencapai kombinasi yang investor dan lembaga pembiayaan
optimal antara manfaat dan biaya
manfaat dari aset untuk melakukan uji tuntas masing-
untuk menghasilkan layanan yang infrastruktur yang masing secara mendalam. Pengalihan
diinginkan pengguna. Analisis akan digunakan sebagian risiko kepada badan usaha
VfM pada KPBU diperlukan dalam
oleh Pemerintah pada akhirnya akan menurunkan
rangka menilai apakah KPBU akan biaya proyek bagi Pemerintah dan
memberikan nilai (value) yang lebih
untuk pelayanan menurunkan risiko para pembayar
baik kepada publik dibandingkan publik pajak.
dengan pengadaan tradisional. Dalam kondisi pasar yang te-
Dengan kata lain, melalui analisis lah mature, upaya badan usaha
VfM, suatu KPBU diuji apakah KPBU tidak ada pembayaran kepada badan untuk memaksimalkan keuntungan
akan memberikan tambahan efisiensi usaha selama masa konstruksi proyek. cenderung akan diupayakan melalui
dibandingkan penurunan efisiensi. Kontrak tersebut dapat meliputi men- inovasi. Proses lelang yang terbuka
O Dalam The APMG Public-Private desain, membangun, membiayai, dan kompetitif diharapkan akan
P Partnership (PPP) Guide disebutkan mengoperasikan, dan memelihara memperketat kompetisi dan untuk
I bahwa setidaknya terdapat enam aset infrastruktur. Hal ini berbeda memperoleh kesempatan tersebut,
faktor yang memengaruhi efisiensi dengan pengadaan tradisional badan usaha akan mengoptimalkan
N
dalam KPBU yakni, pengelolaan biaya di mana kegiatan perencanaan, kelebihan-kelebihan yang ada
I
(cost management), pengelolaan pembangunan, dan pemeliharaan padanya untuk menciptakan dan/
biaya siklus proyek (life-cycle cost bisa terpisah masing-masing satu atau menawarkan metode-metode
management), inovasi (innovation), kontrak tersendiri dan menghasilkan yang baru dan lebih efektif. Meskipun
pengelolaan risiko (risk management), penyedia yang berbeda-beda. KPBU pengadaan konvensional telah
keandalan (reliability), dan optimalisasi akan mendorong Badan Usaha untuk memberi ruang untuk kontes dan
pemanfaatan aset (utilization). Ke- mendesain dan membangun aset sayembara, pada praktiknya dalam
enam faktor tersebut saling terkait infrastruktur yang menghasilkan pengadaan infrastruktur spesifikasi
satu sama lain dan tidak dapat di- efisiensi biaya pemeliharaan dalam teknis umumnya telah ditentukan oleh
pisahkan. jangka panjang. Dalam posisi men- Pemerintah sehingga tidak memberi
KPBU memberikan fleksibilitas cari keuntungan, Badan Usaha akan kesempatan kepada badan usaha
bagi Badan Usaha untuk melakukan meminimalisasi risiko kerugian untuk melakukan inovasi.
pengelolaan biaya (cost management) yang diakibatkan oleh kesalahan KPBU bukanlah semata ter-
di antaranya melalui negosiasi dengan perencanaan dan pengeluaran sumber bangunnya aset infrastruktur, namun
subkontraktor dan fleksibilitas daya dalam jumlah besar selama lebih dari itu, tujuan KPBU adalah
pengelolaan tenaga kerja. Secara periode konsesi yang panjang. Upaya- tersedianya layanan infrastruktur
konsep, dalam KPBU risiko tersebut upaya meningkatkan keuntungan kepada masyarakat atau tersedianya
dialokasikan kepada Badan Usaha dengan mengurangi biaya konstruksi manfaat dari aset infrastruktur yang
karena dianggap lebih mampu untuk agar mendapat margin yang lebih akan digunakan oleh Pemerintah
mengelolanya. Selain itu, motif Badan besar saat operasi dan pemeliharaan untuk pelayanan publik. Perjanjian
Usaha untuk mencari keuntungan dapat dihindari. KPBU secara jelas mendefinisikan
juga akan mendorong efisiensi dalam Alokasi risiko yang optimal layanan yang harus disediakan oleh
pengelolaan biaya proyek. antara Pemerintah dan Badan Usaha badan usaha kepada pengguna.
Penyediaan infrastruktur melalui dalam KPBU memegang peran yang Sebagai contoh, misalnya dalam
KPBU biasanya dilaksanakan melalui penting dalam keberhasilan KPBU. penyediaan air minum, yang
suatu kontrak komprehensif dengan Risiko dialokasikan kepada pihak diperjanjikan adalah tersedianya air
jangka waktu yang panjang dan yang paling mampu mengelola minum dengan jumlah dan kualitas

48 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


yang telah ditetapkan, bukan dan pertumbuhan ekonomi secara
tersedianya fasilitas pengolahan Banyak risiko agregat. Karena itulah, tahapan-
air minum. Badan Usaha akan tahapan dalam KPBU harus dilakoni
membangun fasilitas pengolahan air
terkait proyek yang secara benar dan telaten. Komitmen
minum, dengan fleksibilitas teknis dapat dihindari jangka panjang diperlukan tidak
dan inovasi, untuk dapat menyediakan dengan KPBU, hanya dari sisi badan usaha, tetapi juga
air minum dengan jumlah dan Pemerintah sebagai pemilik proyek.
kualitas tersebut sepanjang masa
tetapi risiko Banyak risiko terkait proyek
perjanjian. Dengan demikian, KPBU yang lebih nyata yang dapat dihindari dengan KPBU,
menjamin keandalan tersedianya
bagi implementasi tetapi risiko yang lebih nyata bagi
layanan yang bermuara pada implementasi KPBU adalah tidak
efisiensi karena Pemerintah tidak lagi KPBU adalah tidak adanya komitmen dari pemilik
direpotkan dengan kebutuhan untuk adanya komitmen proyek. Untuk itulah, kesadaran dan
pengoperasian dan pemeliharaan pemahaman akan potensi besar atas
dari pemilik
fasilitas. penerapan KPBU perlu dimiliki oleh
Efisiensi KPBU juga dapat dicapai proyek organisasi publik, baik dari level teknis
melalui optimalisasi pemanfaatan aset. hingga tataran strategis. Dengan
Untuk memaksimalkan pendapatan, perspektif, pemahaman, dan tujuan
aset harus dimanfaatkan seoptimal bisa mencapai 2 tahun. Tidak hanya yang sama, sinergi sektor publik akan
mungkin. Badan usaha bisanya lebih dari sisi biaya, KPBU juga harus mampu membawa konsep manfaat
efektif dalam melakukan optimalisasi, memperhatikan aspek-aspek lain dan efisiensi KPBU menjadi instrumen
misalnya dengan promosi atau seperti aspek legal, teknis, dan peningkatan kesejahteraan yang nyata O
mendesain infrastruktur sehingga substantif, termasuk ketersediaan bagi seluruh rakyat Indonesia. P
tidak ada bagian yang sia-sia. Selain itu, sumber daya manusia yang mumpuni Boleh dikatakan, KPBU di Indo- I
di dalam perjanjian KPBU, Pemerintah untuk pembentukan tim KPBU. nesia saat ini masih berada di tahap
N
dapat memberikan hak kepada badan Selain itu, beberapa aspek penting awal. Tantangan untuk mendapatkan
I
usaha untuk dapat memanfaatkan aset untuk memastikan tercapainya manfaat dari skema KPBU masih
infrastruktur sehingga mendapatkan efisiensi dalam KPBU juga perlu cukup banyak, baik dari sisi kapasitas
pendapatan tambahan. Sebagai con- diperhatikan. Berdasarkan referensi dan kesiapan institusi pengelola
toh, dalam pengelolaan jalan tol, Bank Dunia, struktur proyek, tingkat dan pelaksana, tingkat kepercayaan
badan usaha dapat membangung kompetisi badan usaha dalam sektor investor dan pasar, serta ketertarikan
fasilitas penunjang, misalnya area infrastruktur terkait, dan ketertarikan badan usaha. KPBU belum diterapkan
perbelanjaan, rest area, saluran untuk investor menjadi syarat agar value secara matang dalam berbagai sektor,
kabel serat optik, pipa, dan lain-lain. for money dapat dicapai. Untuk itu dan mungkin belum dapat mencapai
Jika terdapat kelebihan keuntungan, proses pemilahan proyek yang layak efisiensi optimal seperti konsep dan
Pemerintah juga dapat mensyaratkan untuk dilaksanakan dengan skema keberhasilan praktiknya di negara
adanya bagi hasil. KPBU juga perlu dijalankan dengan lain. Walaupun demikian, KPBU
optimal. Dalam kondisi di mana bisa dikatakan lebih efektif untuk
SISI LAIN Pemerintah memilih KPBU sebagai meningkatkan kualitas perencanaan,
Walaupun menjanjikan banyak the last resources tanpa adanya ketiga belanja, dan pemeliharaan aset publik.
manfaat, KPBU tentunya memiliki faktor tersebut, ada kemungkinan Untuk itu, dalam semangat continuous
tantangan tersendiri. Proses- bahwa efisiensi tidak dapat tercapai. improvement atas pelayanan ke-
proses untuk menyusun spesifikasi, Proses yang panjang dalam skema pada publik, implementasi dan
mengalokasikan risiko, melakukan KPBU tak pelak merupakan hal mutlak pengembangan KPBU harus didorong
lelang badan usaha, serta memilih untuk mencapai efisiensi. Keuntungan bersama oleh semua pihak. Dengan
metode penyelesaian proyek yang yang ditawarkan KPBU bukan minimal kerja sama aktif segenap intitusi
tepat cenderung kompleks dan tidak dan tidak semata-mata hanya muncul yang terlibat, serta upaya untuk
instan. Perencanaan dan penyiapan untuk proyek. KPBU menawarkan mengundang partisipasi aktif badan
proyek membutuhkan setidaknya nilai maksimal atas penggunaan dana usaha dalam pembangunan, manfaat-
minimal 6 bulan dan untuk beberapa dari pembayar pajak dengan manfaat manfaat dari penerapan skema KPBU
proyek dengan nilai besar dan jangka panjang bagi pasar, penerima akan dapat dirasakan langsung oleh
kompleksitas tinggi, proses tersebut manfaat proyek, pengelola anggaran, masyarakat. n

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 49


Mewaspadai Risiko Fiskal
dari Perjanjian KPBU
Oleh: Rahmat Mulyono
Pelaksana pada Direktorat PDPPI, DJPPR, e-mail : rahmat.djppr@gmail.com

D
i tengah kebutuhan penda- berdasarkan kinerja. Infrastruktur dalam Proyek Kerja
naan infrastruktur yang be- Salah satu karakteristik utama Sama Pemerintah dengan Badan
gitu besar, skema kerja sama dalam KPBU adalah terdapat alokasi Usaha yang Dilakukan Melalui Badan
Pemerintah dengan badan risiko. Keterlibatan pihak swasta Usaha Penjaminan Infrastruktur.
usaha dalam penyediaan infrastruktur dalam KPBU tidak berarti mengalihkan Penjaminan Infrastruktur diberikan
(KPBU) menjadi skema pendanaan seluruh risiko kepada pihak swasta. terhadap pembayaran kewajiban
yang menjanjikan. Sejak diterbitkannya Alokasi risiko yang optimal dalam finansial PJPK, yaitu kewajiban untuk
O Peraturan Presiden (Perpres) Nomor KPBU adalah bahwa risiko dialokasikan membayar kompensasi finansial kepada
P 67 Tahun 2005 tentang KPBU dalam kepada pihak yang paling mampu badan usaha atas terjadinya risiko
I Penyediaan Infrastruktur, hingga saat mengelola atau menanggungnya. infrastruktur yang menjadi tanggung
ini paling tidak telah terdapat 17 proyek Sebagai contoh, perubahan hukum/ jawab pihak PJPK sesuai dengan
N
KPBU yang telah ditandatangani peraturan perundang-undangan alokasi risiko sebagaimana disepakati
I
perjanjian kerja samanya. Ke depan, merupakan risiko yang berasal dari dalam perjanjian kerja sama. Risiko
jumlah proyek infrastruktur yang pihak Pemerintah sehingga pihak Infrastruktur adalah peristiwa-peristiwa
menggunakan skema KPBU akan terus yang paling tepat untuk menanggung yang mungkin terjadi pada proyek
bertambah. Di samping memberikan risiko adalah Pemerintah, dalam hal ini KPBU selama berlakunya perjanjian
alternatif pendanaan pembangunan penanggung jawab proyek kerja sama KPBU yang dapat memengaruhi secara
infrastruktur, skema KPBU dapat (PJPK). Sementara risiko keuangan negatif investasi badan usaha, yang
memunculkan risiko fiskal yang perlu proyek, pihak yang paling tepat untuk meliputi ekuitas dan pinjaman dari
diwaspadai dan dikelola dengan baik menanggungnya adalah pihak swasta pihak ketiga.
oleh Pemerintah. mengingat pihak swasta lebih memiliki Perjanjian KPBU menjabarkan ke-
fleksibilitas untuk melakukan mitigasi wajiban masing-masing pihak, termasuk
KARAKTERISTIK KPBU: risiko, misalnya dengan asuransi dan kewajiban finansial PJPK apabila PJPK
ALOKASI RISIKO lindung nilai/hedging. melakukan atau tidak melakukan suatu
Menurut Panduan Referensi Ke- perbuatan yang dapat menyebabkan
mitraan Pemerintah Swasta Versi 2.0 RISIKO INFRASTRUKTUR DAN timbulnya kewajiban finansial tersebut.
yang diterbitkan oleh IIGF, secara RISIKO FISKAL Tin-dakan atau tiadanya tindakan PJPK
umum kerja sama Pemerintah dengan Berdasarkan Peraturan Presiden tersebut secara umum disebut sebagai
badan usaha atau Public-Private Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja risiko politik. Sebagai contoh, dalam
Partnership (PPP) dapat didefinisikan Sama Pemerintah dengan Badan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT),
sebagai suatu kontrak jangka panjang Usaha dalam Penyediaan Infra- PJPK dapat menjanjikan diberikannya
antara suatu pihak swasta dan suatu struktur, Pemerintah dapat memberi- kompensasi tunai kepada badan
badan Pemerintah untuk menyediakan kan penjaminan terhadap KPBU. usaha jalan tol (BUJT) apabila terdapat
suatu aset atau layanan publik, dan Penjaminan Pemerintah tersebut di- keterlambatan pengadaan tanah atau
berdasarkan kontrak tersebut, pihak berikan dalam bentuk Penjaminan keterlambatan dalam perubahan tarif
swasta menanggung risiko signifikan Infrastruktur yang dilaksanakan ber- sesuai yang diperjanjikan. Demikian
dan tanggung jawab pengelolaan dasarkan Peraturan Presiden Nomor halnya apabila terjadi penghentian
dengan remunerasi yang ditentukan 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan perjanjian (terminasi) yang disebabkan

50 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


oleh risiko politik, misalnya adanya memenuhi kewajiban finansialnya
tindakan atau tiada tindakan peme- Komitmen PJPK pada kesempatan pertama. Komitmen
rintah, perubahan hukum, cidera janji untuk melaksanakan PJPK untuk melaksanakan usaha
Pemerintah, atau keadaan kahar, PJPK terbaiknya dalam mengendalikan,
usaha terbaiknya
memberikan kompensasi kepada BUJT. mengelola atau mencegah, dan
Terjadinya keterlambatan peng-
dalam mengendalikan, mengurangi dampak terjadinya risiko
adaan tanah atau keterlambatan mengelola atau men- infrastruktur yang menjadi tanggung
dalam perubahan tarif atau ter- cegah, dan mengu- jawab PJPK merupakan salah satu
jadinya terminasi tentu saja tidak rangi dampak syarat dapat diberikannya Penjaminan
dapat diperkirakan pada saat PJPK
terjadinya risiko Infrastruktur. Pun bilamana PJPK tidak
dan badan usaha menandatangani sanggup melaksanakan kewajiban
perjanjian kerja sama. Timbulnya
infrastruktur yang finansialnya, PJPK tetap berkewajiban
kewajiban PJPK untuk memberikan menjadi tanggung untuk memenuhi regres, yaitu hak
kompensasi finansial tersebut adalah jawab PJPK merupa- penjamin untuk menagih PJPK
karena kejadian lain di masa depan kan salah satu syarat atas klaim penjaminan yang sudah
yang tidak dapat diprediksi. Dengan dapat diberikannya dibayarkan dengan memperhitungkan
demikian, kewajiban finansial tersebut nilai waktu uang (time value of money)
dapat digolongkan sebagai kewajiban
Penjaminan dari jumlah yang dibayarkan tersebut.
kontingensi. Infrastruktur Sebagaimana telah diuraikan di
Di sisi lain, kewajiban kontingensi atas, kewajiban finansial PJPK atas
merupakan salah satu risiko fiskal. infrastruktur pada proyek KPBU, timbulnya risiko infrastruktur juga
Pemerintah telah melaporkan risiko penjaminan pada pinjaman langsung merupakan kewajiban kontinjensi, O
fiskal di dalam Nota Keuangan dan BUMN kepada lembaga keuangan yang seyogyanya dapat dimasukkan P
APBN sejak tahun 2008 hingga seka- internasional, penjaminan pada sebagai risiko fiskal. Jika dalam I
rang. Dalam Nota Keuangan dan proyek jalan tol Trans-Sumatera, dan Penjaminan Pemerintah terhadap
N
APBN Tahun 2017, risiko fiskal diartikan penjaminan dalam penyediaan pem- proyek KPBU pemilik risikonya adalah
I
sebagai segala sesuatu yang di masa biayaan infrastruktur daerah melalui Menteri Keuangan, maka dalam hal
mendatang dapat menimbulkan penugasan kepada PT SMI (Persero). kewajiban finansial atas timbulnya
tekanan fiskal terhadap APBN. Sumber Kewajiban kontingensi yang ber- risiko infrastruktur dalam proyek KPBU
risiko fiskal dalam APBN 2017 meliputi sumber dari penjaminan infrastruktur pemilik risikonya adalah PJPK.
(1) risiko asumsi dasar ekonomi makro, pada proyek KPBU berasal dari Pen-
(2) risiko pendapatan negara, (3) risiko jaminan Pemerintah bersama-sama MASALAH YANG MUNGKIN
belanja negara, (4) risiko pembiayaan, dengan Penjaminan PT PII pada TIMBUL
dan (5) risiko fiskal tertentu. Kewajiban proyek KPBU. Kewajiban kontingensi Apakah PJPK, terutama Menteri/
kontingensi termasuk dalam risiko di sini merupakan kewajiban Menteri Kepala Lembaga dan Kepala Daerah,
pembiayaan. Keuangan selaku pemberi jaminan atas telah menyadari adanya risiko fiskal
Terdapat tiga sumber kewajiban kemungkinan terjadinya klaim atas tersebut, telah mengelola dan memiliki
kontingensi yaitu (1) dukungan dan/ penjaminan yang diberikan. Dengan mekanisme untuk melaksanakan
atau jaminan Pemerintah pada proyek demikian, kewajiban kontingensi yang kewajiban finansial tersebut apabila
pembangunan infrastruktur, (2) pro- bersumber dari penjaminan infra- terjadi? Hal ini masih perlu dipelajari
gram Jaminan Sosial Nasional dan struktur pada proyek KPBU belum lebih lanjut. Untuk PJPK yang
jaminan sosial PNS, dan (3) kewajiban mencerminkan keseluruhan kewajiban berupa BUMN atau BUMD, hal ini
mempertahankan modal minimum kontingensi Pemerintah dalam proyek tidak menjadi masalah mengingat
pada lembaga keuangan tertentu. KPBU. pengelolaan risiko umumnya sudah
Kewajiban kontingensi pada dukungan Proyek KPBU memang dapat mem- menjadi bagian dari operasional sehari-
dan/atau jaminan Pemerintah pada peroleh jaminan Pemerinah terhadap hari, di samping memiliki mekanisme
proyek pembangunan infrastruktur kewajiban finansial PJPK yang timbul keuangan yang lebih fleksibel. Namun,
berasal dari penjaminan pada proyek atas terjadinya risiko infrastruktur. instansi Pemerintahan terikat pada
percepatan pembangunan pembangkit Adanya penjaminan tidak berarti bah- peraturan perundang-undangan yang
tenaga listrik 10.000 MW tahap II dan wa kewajiban finansial secara serta lebih rigid, sehingga kesiapan dan
II, penjaminan pada proyek percepatan merta beralih kepada pihak penjamin. kemampuan Pemerintah, baik Pusat
penyediaan air minum, penjaminan PJPK tetap berkewajiban untuk maupun Daerah, dalam mengelola dan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 51


memprediksi terjadinya risiko sangat menganggarkan dana kewajiban
diperlukan. Kesiapan dan kemampuan Diperlukan suatu kontingensi dengan syarat dan
PJPK untuk melaksanakan sendiri pedoman yang ketentuan tertentu sebagaimana
kewajiban finansialnya apabila terjadi
menjadi dasar PJPK Kementerian Keuangan selaku pen-
risiko infrastruktur sangat penting jamin dalam proyek infrastruktur
mengingat sifat penjaminan yang
untuk mengalokasi- dapat mengalokasikan dana kewajib-
tidak menghilangkan kewajiban pihak kan anggaran untuk an penjaminan Pemerintah. Sementara
terjamin (first obligor). pembayaran untuk jenis anggaran dalam APBN
Sebagai ilustrasi, misalnya dalam kompensasi finansial, dapat dipertimbangkan untuk di-
suatu proyek jalan tol, PJPK yang
yang paling tidak masukkan dalam jenis Belanja Lain-Lain
merupakan instansi Pemerintah mengingat pembayaran kompensasi
Pusat menyatakan akan memberikan
berisi kriteria- finansial bukan merupakan aktivitas
kompensasi tunai apabila terjadi kriteria dapat yang rutin terjadi.
keterlambatan perubahan tarif. Ter- dianggarkannya
jadinya keterlambatan merupakan alokasi dana PENUTUP
kejadian yang tidak dapat diperkirakan kompensasi finansial, Berdasarkan uraian di atas, ter-
pada saat penandatanganan perjanjian dapat risiko fiskal yang bersumber dari
kerja sama. Pada suatu ketika, PJPK
mekanisme peng- kewajiban kontingensi dalam perjanjian
tidak dapat melakukan perubahan anggaran dana KPBU berupa kewajiban PJPK untuk
tarif yang sudah menjadi kewajiban kompensasi finansial, membayar kompensasi finansial kepada
Pemerintah pada waktu yang telah dan pengaturan Badan Usaha atas terjadinya risiko
O diperjanjikan dan oleh karenanya mengenai jenis infrastruktur yang menjadi kewajiban
P PJPK wajib memberikan kompensasi
belanja serta mata pihak PJPK berdasarkan alokasi risiko
I tunai kepada Badan Usaha Jalan Tol yang disepakati dalam perjanjian kerja
(BUJT). Tanpa pengelolaan risiko yang
anggarannya sama. Meskipun terdapat penjaminan
N
baik, terdapat kemungkinan PJPK infrastruktur terhadap proyek KPBU,
I
tidak dapat memenuhi kewajiban finansial, yang paling tidak berisi hal ini tidak berarti menghilangkan
untuk membayar kompensasi tunai kriteria-kriteria dapat dianggarkannya kewajiban PJPK untuk melaksanakan
karena kejadian tersebut tidak dapat alokasi dana kompensasi finansial, kewajiban tersebut pada kesempatan
diantisipasi sebelumnya dan/atau PJPK mekanisme penganggaran dana pertama. Kesadaran (awareness) PJPK,
tidak dapat menganggarkan dana kompensasi finansial, dan pengaturan terutama Menteri/Kepala Lembaga/
untuk membayar kewajiban tersebut mengenai jenis belanja serta mata Kepala Daerah, atas risiko fiskal
melalui mekanisme APBN sampai anggarannya. Kriteria penganggaran yang muncul dari perjanjian KPBU
dengan jatuh temponya kewajiban dapat berupa adanya suatu kajian menjadi hal yang penting. Menteri/
tersebut. Ketidakmampuan PJPK, da- yang menyimpulkan bahwa tingkat Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang
lam hal ini Menteri/Kepala Lembaga/ keterjadian dan besaran kompensasi menjadi PJPK dalam proyek KPBU harus
Kepala Daerah, dalam memenuhi finansial harus diberikan adalah pasti memiliki mekanisme pengelolaan risiko
kewajiban finansialnya tentu saja dapat akan terjadi, serta menjelaskan sebab- yang baik.
menurunkan kredibilitas Pemerintah sebab terjadinya risiko infrastruktur dan Kementerian Keuangan, yang
secara umum, yang dapat berdampak mitigasi risiko yang telah dilaksanakan terlibat langsung dalam KPBU dan
negatif pada persepsi calon investor oleh PJPK. Kajian tersebut dapat pengelolaan risiko fiskal dapat
terhadap KPBU di Indonesia. dihasilkan jika PJPK memiliki mekanisme berperan untuk mendorong aware-
Hingga saat ini, belum terdapat pengelolaan risiko yang baik dan ness PJPK atas risiko fiskal yang
suatu pedoman atau panduan bagi efektif. Mekanisme penganggaran berasal dari perjanjian KPBU dan
PJPK dalam menyusun anggaran dana kompensasi finansial seyogyanya membantu PJPK dalam menyusun
dan melaksanakan kewajiban untuk dapat mendukung PJPK untuk lebih mekanisme pengelolaan risiko fiskal
membayar kompensasi finansial antisipatif dan responsif dalam me- atas pelaksanaan KPBU. Di sisi lain,
kepada Badan Usaha atas terjadinya laksanakan pembayaran kompenasi pelaksanaan kewajiban finansial PJPK
risiko infrastruktur. Diperlukan suatu finansialnya. Mekanisme yang dapat apabila terjadi risiko infrastruktur
pedoman yang menjadi dasar PJPK dipertimbangkan misalnya melalui perlu didukung dengan mekanisme
untuk mengalokasikan anggaran realokasi anggaran PJPK atau PJPK perencanaan dan pelaksanaan
untuk pembayaran kompensasi diberikan wewenang untuk dapat anggaran yang akomodatif. n

52 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Wawancara Redaksi Buletin Info Risiko Fiskal (IRF)

Ir. Wismana Adi Suryabrata, MIA W


A
W
Deputi Bidang Sarana & Prasarana Bappenas A
N
C
Oleh: Riko Amir1, Farid Arif Wibowo2, Hani Widyastuti3, dan Hendro Ratnanto Joni4 A
1. Kepala Subdirekorat Mitigasi Risiko APBN, Dit. PRKN, DJPPR, e-mail: rickamir@kemenkeu.go.id
R
2. Kepala Subdirektorat Persetujuan Dukungan Pemerintah, Dit. PDPPI, DJPPR, e-mail:farid.wibowo@gmail.com
3. Kepala Seksi Pengungkapan Risiko Keuangan Negara , Dit. PRKN, DJPPR, e-mail: hani.widyastuti83@kemenkeu.go.id A
4. Kepala Seksi Persetujuan Proyek Sektor I, Dit. PDPPI, DJPPR, e-mail: hendro.ratnanto@gmail.com

S
ebagaimana telah kita Bagaimana pandangan Bapak wilayah.
ketahui bersama, Pemba- terhadap target pembangunan infra- Dalam mencapai prioritas pem-
ngunan infrastruktur saat struktur saat ini dengan adanya keter- bangunan tersebut terdapat tiga sektor
ini telah menjadi agenda batasan APBN? yang didorong pengembangannya
prioritas nasional. Besarnya kebutuhan Kita tentunya sudah sering men- yaitu sektor pertanian, industri, dan
pembiayaan proyek infrastruktur dengar istilah Pak Jokowi tentang pariwisata. Pertama adalah sektor
tersebut tentunya tidak bisa semuanya money follow program yang pada pertanian, seperti kita ketahui se-
dibiayai oleh APBN. Diperlukan implementasinya dapat membuat bagian besar penduduk kita berada
dukungan APBD, BUMN, dan teruta- prioritas dan target pembangunan di sektor ini sehingga peningkatan
ma peran swasta untuk dapat ber- menjadi lebih jelas. produktivitas di sektor pertanian
kontribusi menutupi kesenjangan Pada tahun 2017 prioritas pem- menjadi sangat penting. Kedua adalah
pendanaan infrastruktur. Oleh karena bangunan Pemerintah ditujukan sektor industri, dalam jangka panjang
itu, skema Kerja Sama Pemerintah dan untuk mengatasi ketimpangan sosial jika kita ingin perekonomian tumbuh
Badan Usaha (KPBU) menjadi salah dan wilayah, sehingga setiap K/L tinggi maka industri pengolahannya
satu skema yang diharapkan menjadi diminta untuk menyusun program juga harus tumbuh cukup tinggi.
salah satu alternatif pembiayaan dalam rangka mendukung prioritas Dengan demikian industri pengolahan
pembangunan infrastruktur dengan pembangunan tersebut, salah satunya juga harus didorong. Namun industri
tetap menjaga kesehatan APBN. adalah program pengembangan pengolahan itu semakin lama akan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 53


semakin capital intensive. Sedangkan yang ditambah lagi dengan hasil
penyerapan tenaga kerja juga masih Sejak awal kita sudah kerja kabinet saat ini yang sudah
sangat penting dan itu didorong memperlihatkan selesainya banyak
mengetahui bahwa
dari industri yang padat karya, yang proyek prioritas.
merupakan sektor ketiga, yaitu sektor
pembangunan Saya bersama dengan teman-
pariwisata. Infrastruktur diperlukan infrastruktur teman yang lain, termasuk Ke-
untuk mendukung tumbuhnya ketiga memang tidak menterian Keuangan, selalu meng-
sektor tersebut. dapat hanya garisbawahi bahwa kita telah
Tadi saya sebutkan termasuk memiliki 4 sektor KPBU yang kuat.
mengandalkan
program pengembangan wilayah, Pertama proyek yang telah mendapat
karena sebetulnya pada akhirnya
sumber pembiayaan penjaminan Pemerintah yakni PLTU
pembangunan sektor yang didukung dari APBN saja, Batang, yang mana proyek ini memang
infrastruktur dilakukan di wilayah. namun dibutuhkan sudah cukup lama dan sekarang
Pada sektor pertanian terdapat 15 juga pendanaan dari sudah berjalan. Kedua, proyek de-
provinsi yang akan menjadi penghasil
BUMN dan Swasta ngan penjaminan dan Viability Gap
utama produksi padi. Kemudian pada Fund (VGF) seperti SPAM Umbulan.
sektor industri pengolahan, telah Ketiga adalah proyek dengan
diidentifikasi 14 kawasan industri, dan BUMN, masih ada porsi yang kita Availability Payment (AP) seperti yang
seperti di Kuala Tanjung, Sei Mangke harapkan dari kontribusi swasta yakni dilaksanakan oleh Kemenkominfo
(Sumatera), kawasan Bitung, dan sekitar 36%, itulah yang kita pikirkan pada proyek Palapa Ring. Keempat,
seterusnya. Untuk sektor pariwisata, sekarang. proyek yang sebetulnya sudah lebih
W terdapat 10 kawasan pariwisata Melihat progres KPBU sekarang, dulu dan sebagian konstruksinya
A yang menjadi prioritas dan terus kita sudah banyak proyek yang meng- dibantu oleh Pemerintah, yaitu proyek
W dorong, seperti Borobudur, Mandalika, gunakan skema KPBU. Menurut jalan tol.
A dan Danau Toba, yang mana tidak Bapak bagaimana peran KPBU dalam Saya kira kita sudah memiliki
N seluruhnya akan dilakukan dengan menciptakan APBN agar lebih sehat? banyak proyek, kalau dihitung mung-
C kecepatan yang sama tergantung Saya pikir yang utama adalah kin sudah mencapai Rp90-100 triliun
A mana yang siap dan mungkin dilihat seperti yang telah saya gambarkan yang diselesaikan dalam 2 tahun

R dari dampaknya. Intinya infrastruktur bahwa tidak semuanya harus dari kabinet ini. Sebenarnya capaian ini
di masa yang akan datang kita dorong APBN. Intinya kalau kita bicara proyek dapat memberikan informasi kepada
A
ke sana. infrastruktur, ada infrastruktur yang investor bahwa proyek KPBU di
Sejak awal kita sudah menge- dapat menarik swasta karena memang Indonesia ini bukan suatu konsep
tahui bahwa pembangunan infra- ada porsi yang dapat mereka kerjakan, saja tapi memang sudah dapat di-
struktur memang tidak dapat hanya misalnya infrastruktur perusahaan implementasikan.
mengandalkan sumber pembiayaan listrik dan perumahan atau lebih Selanjutnya, bagaimana kita mem-
dari APBN saja, namun dibutuh- tepatnya real estate. Penyediaan bawa KPBU lebih maju lagi dengan
kan juga pendanaan dari BUMN infrastruktur yang dapat dilakukan lebih banyak lagi contoh-contoh
dan Swasta. Dari total Rp. 4.796 oleh swasta, Internal Rate of Return dengan suatu kerangka yang sudah
triliun yang dibutuhkan untuk (IRR)-nya harus lebih dari 13%. Namun, diimplementasikan dan bagaimana
pembangunan infrastruktur, 40% ada juga proyek infrastruktur yang kita dapat lebih banyak memberikan
diantaranya atau sekitar Rp.1.900 diminati swasta yang belum mencapai dorongan. Tetapi, di sini kita harus
triliun berasal dari APBN. Kemudian IRR maka akan dibantu kelayakan bekerja keras untuk mendorong
ada juga yang dari BUMN, dengan finansialnya oleh Pemerintah sehingga supaya penyiapan proyek dapat kita
Pemerintah memberikan PMN terdapat kerja sama Pemerintah- lakukan dengan lebih baik lagi.
maupun penjaminan maka akan Swasta. Itulah pengertian KPBU. Salah satu cara yang ditempuh
dapat memperoleh leveraging pem- Penting untuk mengubah mindset adalah bagaimana kita berkoordinasi
biayaan yang cukup besar. Untuk supaya tidak semuanya langsung dengan lebih baik. Hal ini dilakukan
mengembangkan/menyelesaikan berpikir untuk minta APBN setiap kali dengan membentuk Kantor Bersama
infrastruktur, jika equity-nya 30% dan ada proyek, ini yang harus dapat kita dengan beberapa kementerian yang
ditambah loan 70% maka lebih banyak bimbing. Peluang kerja sama tersebut sangat berkaitan erat dengan KPBU,
yang dapat diselesaikan. Namun kian kuat karena Pemerintah juga antara lain Bappenas yang menyusun
disamping pembiayaan dari APBN telah mengeluarkan Perpres 38/2015 perencanaan bagaimana list proyek

54 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


kita keluarkan, Kementerian Keuangan itu tentu saja dengan me-maintain lebih banyak proyek yang kita dapat
dalam hal dibutuhkan VGF dan fasilitas minat investor, memberikan contoh transaksikan.
fiskal lainnya, LKPP untuk memastikan keberhasilan yang sudah dicapai serta Sebagaimana Bapak ketahui
prosedur pengadaan sehingga tidak memelihara momentum. project pipeline/daftar proyek meme-
ada keraguan pada sisi PJPK, BKPM Bagi Investor, yang pertama kali gang peranan penting dalam menarik W
untuk untuk membantu market dilihat pada proyek adalah risiko. minat investor. Bagaimana proses A
sounding, dan Menko Perekonomian Risiko itu ada karena ketidakpastian perencanaan dan pengidentifikasian W
dalam koordinasi lintas sektor. Apabila mengenai kebijakan atau ketidak- proyek untuk KPBU di Bappenas? A
sejak awal kita sudah duduk bersama tahuan apakah konsep ini sudah jalan Pertama, kita tentu meng- N
menyiapkan proyek maka semua issue atau belum. Sebetulnya dengan contoh identifikasi program prioritasnya dulu. C
sudah diidentifikasi dari awal. Dengan proyek-proyek KPBU tadi dan juga ada Seperti saya sebutkan sebelumnya,
A
demikian, rata-rata lama persiapan proyek unsolicited yang sudah berjalan, bagaimana kita menciptakan konek-
R
proyek selama ini sekitar 2-3 tahun, investor akan melihat bahwa KPBU ini tivitas dalam rangka pengembangan
dengan cara kerja seperti ini dapat sudah dijalankan dan ketidakpastian itu wilayah-wilayah yang dapat men-
A
diperpendek. sudah dapat dikurangi. dukung tiga sektor tadi (sektor
Saat ini, sudah banyak pipeline Penting memelihara momentum pertanian, industri, dan pariwisata).
proyek KPBU yang masuk dari bebe- dan kepercayaan investor bahwa KPBU Dari sekian banyak proyek yang
rapa kementerian dan Pemerintah bukan sesuatu yang stop and go, tetapi diajukan, maka akan dilakukan seleksi
Daerah seperti Kementerian PUPR, secara continuously dapat dijalankan. dan prioritisasi misalnya ada proyek
Kementerian Perhubungan, Pemda Untuk itulah fungsi Kantor Bersama, yang lebih cocok menggunakan SBSN,
Tangerang Selatan, Bandung, Surabaya, yang mana perkembangan proyek PHLN, Rupiah Murni, atau KPBU.
Makassar, Medan, dan Pekanbaru. dapat dikelola dan diketahui bersama Dalam hal proyek memiliki value for
Menurut Bapak, seberapa besar secara transparan. Inilah yang saya kira money (VfM) lebih tinggi dari public
potensi dan minat swasta untuk ber- akan lebih membuat investor tertarik. sector comparator (PSC) maka dapat
kontribusi terhadap pembiayaan Selain itu kita memang berpacu dikerja samakan dengan swasta dan
infrastruktur di Indonesia? Bagaimana dengan waktu, kadang-kadang pe- dapat masuk daftar proyek KPBU.
strategi meningkatkan peran swasta? nyiapan proyek masih dirasa kurang Bagaimana kesiapan sektor un-
Sepengetahuan saya ketika cepat karena memang waktunya tuk menjalankan skema KPBU dan
mengadakan market sounding untuk tidak cukup banyak. Ketika sekarang bagaimana peranan Bappenas untuk
proyek-proyek kita, minat investor sudah banyak contoh proyek yang meningkatkan kapasitas sektor (selaku
nampaknya cukup lumayan besar. jadi, harusnya kita tidak mulai dari nol PJPK)?
Pertanyaan berikutnya, bagaimana lagi. Kalau yang dulu perlu persiapan Ini memang PR besar, sudah
menjaga minat ini supaya tetap ada 2-3 tahun, bagaimana kalau misalnya lama kita tidak melakukan build up
dan kita memang betul-betul dapat kita percepat menjadi satu tahun? project and capacity lagi. Mungkin
dilibatkan dalam hal ini. Strateginya Barangkali di tahun depan sudah akan dulu sempat ada keraguan dan sedikit

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 55


pesimis skema ini dapat berjalan kita itu jalan. Komitmen untuk kita kembangkan di daerah lebih spesifik.
atau tidak, sehingga appetite PJPK bersama-sama menjalankan list project Saya merujuk kepada skema AP.
terhadap KPBU lemah. Namun saya itu yang sebetulnya akan menjadi Sehubungan dengan desentralisasi
kira ketika kita kembali dengan kunci, kalau itu kita dapat lakukan, fiskal yang dilakukan, misalnya da-
kerja keras sebagai tim, bersama- saya kira kita akan dapat men-deliver lam hal ada gap antara dana yang
sama dengan institusi terkait sebagai proyek lebih cepat dan juga me- dialokasikan dengan kesiapan proyek,
satu kesatuan Pemerintah, sekarang maintain minat investornya. maka kita dapat mengundang kontri-
appetite-nya sudah mulai banyak. Mengenai PINA (Pembiayaan busi swasta untuk menutup gap
Pertanyaannya bagaimana mem- Infrastruktur Non APBN), posisinya tersebut agar penyerapan dana lebih
persiapkan kapasitas PJPK? Pertama, sekarang lebih menyasar ke segmen baik dan SILPA berkurang. Selain itu,
rencananya nanti di dalam Kantor yang mana? manfaat dari penggunaan AP untuk
Bersama akan kita tetapkan capacity Biasanya pada KPBU lebih cende- proyek daerah maka risiko-risiko terkait
building yang dibutuhkan misalnya, rung kepada proyek greenfield. dengan konstruksi dan operasi menjadi
Kementerian PUPR ingin implementasi Sedangkan PINA lebih kepada proyek tanggung jawab swasta. Terkait de-
AP untuk proyek jalan, kalau begitu brownfield, yang sudah operating, jadi ngan insentif swasta itu sendiri, akan
capacity building-nya ini sebaiknya lebih kepada equity participation. Jadi diperoleh jika mampu men-deliver
di taylor-made yang diarahkan memang ada segmen yang berbeda. layanan on schedule dengan kualitas
untuk persiapan proyek jalan supaya Untuk RPJMN 2015-2019, skema yang baik kepada publik.
langsung implementasi. Focal point- KPBU untuk pembiayaan infrastruktur Optimisme Bapak terhadap
nya, kita berikan pengertian atau memiliki porsi 36%. Menurut penda- penerapan KPBU?
pembelajaran bagaimana mulai pat Bapak, berapa proyeksi porsi Saya optimis. Optimisnya didorong
W memahami KPBU, menstrukturkannya, pembiayaan melalui KPBU dalam karena 1) kita sudah dapat men-deliver
A dan menyiapkan dokumennya. RPJMN mendatang (2020-2024)? proyek (sudah ada contohnya); 2)
W Hal yang kedua adalah harus Kalau saya lebih prefer kita selama ini kita di Kantor Bersama
A dipersiapkan alokasi untuk penyi- selesaikan dulu di dalam masa yang mempunyai komitmen tinggi untuk
N 0apan proyek itu sendiri di dalam lima tahun ini sehingga kita bisa lebih mempercepat proyek KPBU; 3) makin
C kementerian. Harapan kita bersama jauh lagi mengetahui seberapa kuat banyak juga lembaga dan daerah
A pada KPBU, ownership tetap ada kita sebenarnya dapat mendorong tertarik masuk ke proyek KPBU; dan

R di kementerian masing-masing se- KPBU ini. Walaupun peluang KPBU ini 4) investor baik dalam negeri maupun
hingga pihak yang mengajukan dan memang besar, kesiapan kita dalam luar negeri sudah melirik beberapa
A
menyiapkan adalah kementerian KPBU harus kita pertimbangkan sektor infrastruktur KPBU. Tetapi,
sendiri seperti pada proyek SBSN dan dengan matang, seperti seberapa optimisme itu harus diwujudkan
PHLN. Namun untuk KPBU, kita akan cepat kita dapat menyiapkan project dengan mempertahankan komitmen
bantu dengan memfasilitasi misalnya, appointment dan yang penting lagi kita bersama.
dengan pelatihan dan sebagainya. adalah soal kesiapan proyek itu sendiri. Menurut opini Bapak, bagaimana
Selain melakukan koordinasi yaitu Bapak tadi menyampaikan terha- Kementerian Keuangan sudah mela-
dengan adanya Kantor Bersama, hal dap K/L dapat dengan capacity by kukan pengelolaan risiko fiskal dan
apalagi yang menurut Bapak dapat project kita buatkan taylor-nya, ini apa yang harus lebih ditingkatkan?
dilakukan Pemerintah untuk mencapai juga dapat untuk daerah. Hal apa lagi Menurut saya, sejauh ini teman-
target pembangunan infrastruktur yang dapat dilakukan oleh Pemerintah teman di Kementerian Keuangan
dengan skema KPBU? Pusat untuk meningkatkan kapasitas sudah dengan baik dalam memberikan
Sekarang wadahnya itu sudah Pemda baik provinsi, kabupaten, dan support dalam pelaksanaan KPBU. Ke
kita bentuk, tinggal bagaimana kita kota? depan, tentu kita akan jaga terus,
bersama-sama mempunya komitmen Kalau kita ingin melakukan pro- dalam artian kita akan menyiapkan
di dalam wadah itu. Komitmen yang yek KPBU, intinya sama baik bagi proyek sambil bertanya dengan teman-
sangat penting untuk meyakinkan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam teman di Kementerian Keuangan
prosesnya berjalan terus. Misalnya, hal bentuk kerja samanya, yang ber- tentang pengelolaan risikonya dan
sekarang paling tidak dua kali seming- beda barangkali isunya. Mungkin isu perhitungan contingent liabilities-
gu kita berkomitmen untuk secara yang ada pada Pemerintah Daerah nya. Kita harus terbiasa bekerja sama
regular melakukan meeting yang bukan terkait ketersediaan dana, sebagai satu tim yang kuat, kalau tidak
berguna untuk memastikan bahwa karena sering ada SILPA yang cukup “dikeroyok” bersama maka hal ini
proyek yang ada di dalam pipeline besar. Jadi mungkin skema yang di- tidak dapat dilakukan dengan cepat. n

56 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Project Finance - Konsep,
Aplikasi dan Evaluasi
Oleh: Bely Utarja
Praktisi dan Pengajar pada Prasetya Mulya Business School, e-mail : benuasena@gmail.com

T
ulisan ini berisi materi dasar dan mengatasi konflik keagenan. Hal suatu Project Finance. Dari tujuh per-
mengenai konsep, aplikasi, ini mengantarkan kepada pertanyaan tanyaan dan jawaban yang diberikan,
dan evaluasi Project Finance. berikutnya, yaitu mengenai struktur diharapkan tulisan ini bisa memberikan
Untuk penyederhanaan, dari Project Finance. Struktur Project pengetahuan dasar mengenai Project
pendekatan yang digunakan dalam Finance mengarahkan insentif dan Finance bagi para pembaca, selain juga
memberikan pemaparan ketiga kepentingan para partisipan di sebagai referensi untuk mempelajari E
aspek tersebut pada tulisan ini adalah dalamnya, termasuk pemberi modal lebih lanjut topik tersebut. D
dengan menggunakan pertanyaan. pinjaman maupun pemberi modal U
Pertanyaan pertama terkait dengan ekuitas. Dalam hal ini, motivasi dari APAKAH YANG DISEBUT K
definisi dari Project Finance. Sebagai partisipan utama ini perlu diketahui DENGAN PROJECT FINANCE?
A
fenomena yang cukup kompleks, agar bisa didesain tata kelola yang Struktur Project Finance berada
tidak ada definisi Project Finance yang tepat. Pertanyaan selanjutnya ada- dibalik terbangun dan berjalannya
S
baku dan diterima oleh semua pihak, lah mengenai peran perbankan seba- infrastruktur-infrastruktur utama di I
oleh karena itu setelah memaparkan gai pihak yang dapat membantu dunia seperti: Terusan Suez, Gedung
beberapa alternatif definisi, pertanya- penyiapan struktur atau menjadi pihak Menara Burj Khalifa, EURO-tunnel, dan F
an selanjutnya terkait dengan fitur- yang memanfaatkan struktur tersebut proyek USD 34 milyar Ichthys Oil Field. I
fitur utama dari Project Finance dalam pemberian pembiayaan. Struktur ini memiliki kemampuan un- S
berdasarkan literatur yang ada. Dua pertanyaan terakhir adalah tuk mengatasi tantangan engineering K
Salah satu yang mengemuka yang terkait dengan evaluasi. Yang yang kompleks sekaligus risiko-risiko
A
dari fitur-fitur tersebut adalah fungsi pertama adalah mengenai penilaian proyek yang tinggi. Tabel 1 memper-
L
Project Finance sebagai suatu struktur kelayakan kredit sedangkan yang lihatkan daftar 10 transaksi Project
tata kelola untuk menghadapi risiko kedua adalah mengenai valuasi dari Finance teratas tahun 2016 menurut

Tabel 1: Global Top 10 Project Finance Deals 2016

Sumber : IJGlobal, 2017

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 57


IJGlobal. Dua di antara kesepuluh manajemen risiko dan alokasi risiko
proyek tersebut adalah proyek yang kepada partisipan proyek merupakan
Project Finance
berada di Indonesia, yaitu Central faktor terpenting untuk mencapai
Java Power Plant dan Tangguh LNG bukan mengacu pada kesuksesan (Beiddleman et al., 1990).
Expansion. Sumber yang sama juga suatu pinjaman yang Alokasi risiko kepada para partisipan
mencatat bahwa total nilai transaksi diberikan pada suatu dalam Project Finance dilakukan
Project Finance di tahun 2016 mencapai melalui kontrak. Namun efektivitasnya
USD 276,9 milyar dari 667 transaksi.
proyek, namun lebih bergantung pada kemampuan
Angka ini masih lebih rendah merupakan suatu partisipan yang mendapatkan alokasi
dibandingkan tahun 2015, yaitu USD pengaturan dengan risiko (Corielli et al., 2010). Alokasi
313,3 milyar dari 892 transaksi. struktur tertentu risiko yang efisien juga menentukan
Terdapat beberapa definisi keberhasilan untuk mendapatkan
mengenai Project Finance, beberapa
yang melibatkan pinjaman dan mengurangi biaya
yang sering digunakan sebagai pinjaman kepada pinjaman tersebut (Esty, 1999). Dailami
referensi adalah sebagai berikut: suatu entitas yang dan Hauswald (2007) menyimpulkan
• “Project finance may take the form bahwa biaya pinjaman tersebut
didirikan secara
of financing of the construction of bergantung pada kualitas kontrak-
a new capital installation, or refi-
khusus kontrak, seperti: supply agreements,
nancing of an existing installation, debt covenants dan debt service
with or without improvements. inception; will operate in a focused guarantee. Biaya pinjaman pada
In such transactions, the lender line of business; and will ask that proyek public private partnership
E is usually paid solely or almost lenders look only to a specific asset dengan skema Project Finance hanya
D exclusively out of the money to generate cash flow as the sole ditentukan oleh systematic risk karena
U generated by the contracts for source of principal and interest seluruh risiko spesifik sudah dikelola
the facility’s output, such as the payments and collateral.” (Standard melalui kontrak-kontrak (Blanc-Brude
K
electricity sold by a power plant. & Poor’s Corporation, 2003) dan Strage, 2007).
A
The borrower is usually an SPE Berdasarkan definisi-definisi di Dibandingkan dengan pinjaman
S (Special Purpose Entity) that is not atas, Project Finance bukan mengacu sindikasi Corporate Finance, pinjaman
I permitted to perform any function pada suatu pinjaman yang diberikan sindikasi Project Finance memiliki
other than developing, owning, pada suatu proyek, namun lebih waktu jatuh tempo yang lebih panjang,
F and operating the installation. The merupakan suatu pengaturan dengan lebih banyak jaminan dari pihak
I consequence is that repayment struktur tertentu yang melibatkan ketiga, dan lebih sering digunakan
S depends primarily on the project’s pinjaman kepada suatu entitas yang pada investasi di negara berisiko tinggi
K cash flow and on the collateral didirikan secara khusus. (Kleimeier dan Megginson, 2000).
value of the project’s assets.” (Basel Dengan demikian, meskipun non-
A
Committee on Banking Supervision, APA SAJA FITUR PROJECT recourse, pinjaman Project Finance
L
International Convergence of Capital FINANCE DARI LITERATUR memiliki biaya pinjaman yang lebih
Measurement and Capital Standards YANG ADA? rendah. Tidak seperti jenis pinjaman
(“Basel II”), November 2005). Praktik Project Finance telah ber- lainnya, pinjaman Project Finance
• “Project finance involves the jalan lama, setidaknya sejak kerajaan memiliki bentuk term structure yang
creation of a legally independent Inggris pada tahun 1299 mendanai unik, yaitu tidak linear meningkat
project company financed with pengembangan tambang perak seiring dengan peningkatan maturitas
non-recourse debt for the purpose dengan pinjaman non-recourse dari (Sorge dan Gardanez, 2004). Sorge dan
of investing in a capital asset, usually Frescobaldi – sebuah merchant bank Gardanez (2004) juga menemukan
with a single purpose and a limited yang berbasis di Florentina. Namun bahwa political riskguarantee yang
life.” (Benjamin Esty, 2002) popularitas peng-gunaannya sebagai diberikan pada pinjaman Project
• “A group of agreements and suatu struktur untuk pengelolaan Finance semakin menurunkan garis
contracts between lenders, project risiko dalam pengembangan proyek- term structure tersebut ke bawah.
sponsors, and other interested proyek infra-struktur besar baru terjadi Sertifikasi pinjaman Project Finance
parties that creates a form of pada era 1980-an pada sektor energi oleh bank yang prestisius menurunkan
business organization that will di Amerika. biaya pinjaman tetapi dengan banking
issue a finite amount of debt on Pada Project Finance modern, fees yang lebih tinggi (Gatti, 2013).

58 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Struktur modal yang optimal biasa. Struktur modal ini mirip
untuk Project Finance berbeda de-
Mengembangkan dengan yang terjadi pada
ngan Corporate Finance (Shah dan transaksi pembelian perusahaan
Thakor, 1987). Williamson (1988) me-
suatu Project Finance menggunakan pinjaman (Leverage
nyatakan bahwa pinjaman dan ekuitas memerlukan Buy Out).
jangan hanya dilihat sebagai sekedar waktu dan biaya • Struktur kepemilikan: memiliki
instrumen finansial, tetapi juga transaksi yang kepemilikan ekuitas dan pinjaman
sebagai alternatif struktur tata kelola yang terkonsentrasi. Mayoritas
(governance structure). Tata kelola
besar. Oleh karena pinjaman berasal dari sindikasi
pinjaman bekerja melalui aturan itu skala proyek bank, bukan obligasi. Sedangkan
yang bisa dituangkan dalam bentuk akan menentukan ekuitas umumnya dimiliki oleh satu
kontrak-kontrak, berbeda dengan apakah manfaat sampai tiga perusahaan sponsor.
tata kelola ekuitas lebih bekerja • Struktur Dewan Komisaris dan
yang dihasilkan
berdasarkan diskresi. Dalam hal ini Direksi: umumnya berasal dari
Project Finance mengurangi biaya
bisa memberikan perusahaan sponsor, jumlah
keagenan antara pemberi pinjaman kompensasi yang anggotanya dapat semakin banyak
dan penerima pinjaman (Brealey et sepadan dengan seiring dengan skala proyek.
al., 1996). Pemisahan proyek dengan
biayanya • Struktur kontrak: Gambar 1 mem-
pembentukan Special Purpose Entity perlihatkan beberapa kontrak
memungkinkan asesmen risiko yang utama dalam suatu Project Finance.
lebih efisien bagi pemberi pinjaman transaksi yang besar. Oleh karena Namun total dari jumlah kontrak
maupun investor ekuitas. Farrell (2003) itu skala proyek akan menentukan bisa mencapai puluhan hingga E
berargumen bahwa setiap Project apakah manfaat yang dihasilkan ribuan, bergantung pada skala D
Finance harus dibangun secara khusus bisa memberikan kompensasi yang proyek. U
(custom) terutama untuk mengelola sepadan dengan biayanya. Esty (1999) Pada bagian atas dari Gambar 1
K
risiko keagenan yang semakin tinggi menyatakan bahwa meskipun biaya diperlihatkan bahwa sumber pendana-
A
dengan semakin banyaknya partisipan transaksi Project Financing tinggi, an Project Company (SPE) berasal dari
proyek. tetapi keberhasilan berjalannya ekuitas yang disediakan oleh beberapa
S
Struktur Project Finance juga struktur tersebut memungkinkan investor dan Project Finance debt yang I
sering digunakan untuk investasi di sponsor untuk mendapatkan ke- disediakan oleh beberapa pemberi
negara berisiko tinggi. Project Finance untungan dari penghematan pajak pinjaman. Project Finance debt men- F
memungkinkan perusahaan multi- (interest tax shield), lebih rendahnya dapatkan prioritas utama atas arus I
nasional untuk memitigasi risiko biaya akibat financial distress, dan kas yang dihasilkan oleh proyek, S
politik dan menghadapi obsolescing mengurangi konflik keagenan. sedangkan tingkat pengembalian K
bargaining (Ramamurti dan Doh, ekuitas sangat bergantung kesuksesan
A
2004). Risiko politik mendorong inves- BAGAIMANA STRUKTUR DARI proyek.
L
tor menggunakan Project Finance dan PROJECT FINANCE? Pendanaan tersebut, terutama
mengundang partisipasi bank-bank Esty (2003) membagi atribut Project Finance debt, didukung oleh
pembangunan (Hainz dan Kleimeir, struktur dari Project Finance menjadi kontrak-kontrak yang dibuat antara
2012). Konteks institusional suatu sebagai berikut: Project Company dengan partisipan
negara akan menentukan kompo- • Struktur organisasi: Special Purpose lainnya dalam pengaturan Project
sisi sindikasi bank dalam Project Entity (SPE)/ Project Company yang Finance. Kontrak-kontrak tersebut
Finance (Esty dan Megginson, 2003). merupakan badan hukum yang antara lain, yang utama:
Obsolescing bargaining merupakan terpisah dari para sponsornya • Perjanjian Kerja sama (Project
sebuah risiko utama yang dihadapi (investor ekuitas). Pembentukan Agreement) yang bisa berupa
oleh investasi asing di infrastruktur, SPE ini memiliki ide yang serupa Off-take contract (pemberian
namun strategi manajemen dapat dengan SPE yang digunakan untuk jangka panjang output yang
dibangun dalam struktur Project memfasilitasi sekuritisasi aset. dihasilkan oleh Project Company
Finance untuk memitigasi risiko • Struktur modal: perusahaan dengan formula harga tertentu)
tersebut (Wells dan Gleason, 1995). proyek menggunakan leverage atau perjanjian konsesi (Project
Mengembangkan suatu Project yang sangat tinggi dibandingkan Company mendapatkan hak
Finance memerlukan waktu dan biaya dengan struktur modal korporasi untuk menyediakan infrastruktur

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 59


dan memungut pendapatan dari pokkan dalam tiga kelas: warranties, covenants, kejadian
masyarakat) atau izin berdasarkan 1. Project agreements: kontrak- gagal bayar, serta isu-isu relevan
peraturan perundang-undangan kontrak yang berfungsi untuk lainnya. Apabila negosiasi berhasil
sektor infrastruktur terkait. mengalokasikan kewajiban dan mencapai kesepakatan, finance
• Kontrak Engineering, Procurement risiko terkait kepada para pihak documents dapat menjadi efektif
and Construction (EPC) turnkey dengan cara yang dapat ditegakkan dan dapat terdiri dari: loan faci-
(desain dan konstruksi fasilitas secara hukum. Kontrak-kontrak lity agreement, equity support
infrastruktur dengan biaya tetap dalam kelas ini antara lain: AD/ agreement, security document,
(fixed contract) dan waktu penye- ART Project Company, perjanjian account agreement, inter-creditor
lesaian yang tetap (fixed date)). pemegang saham, perjanjian kerja agreement, amendment and waiver
• Kontrak Pasokan Input (Input sama (dalam hal PPP) atau off take agreement dan perjanjian yang
Supply Contract) yang memper- agreement, kontrak EPC, kontrak relevan lainnya.
janjikan penyediaan bahan bakar pasokan input serta kontrak 3. Security documents: proteksi dan
atau material input dalam jangka operasional dan perawatan, seperti jaminan (assurance) yang da-
panjang dengan formula harga dan yang telah dijelaskan di atas. pat diberikan kepada pemberi
volume yang ditetapkan. 2. Finance documents: pada waktu pinjaman:
• Kontrak operasional dan perawatan melakukan uji tuntas, calon pemberi a. Pada masa kontruksi:
yang menugaskan suatu pihak pinjaman akan melakukan negosiasi i. Terkait dengan EPC contract:
untuk bertanggung jawab atas rancangan klausul perjanjian liquidation damages, surety
proyek tersebut setelah fasilitas pinjaman yang disebut dengan bonds, standby Letter of
infrastrukturnya telah terbangun. Common Term Sheet dengan para Credit (L/C).
E • Perjanjian dukungan Pemerintah sponsor Project Company. Isu yang ii. Completion guarantee dari
D (terutama pada negara berkem- dinegosiasikan meliputi: dukungan sponsor.
U bang) yang memberikan dukungan pemegang ekuitas, proteksi pemberi iii. Equity support agreement.
terkait kelayakan pembeli output pinjaman, struktur akun Project iv. Stand by L/C lainnya yang
K
proyek (off taker), insentif perpajak- Company, tata cara pencairan diberikan pada masa
A
an untuk investasi, atau pun bentuk pinjaman dan pembayaran konstruksi.
S dukungan lainnya. kembali pinjaman, persyaratan b. Selama masa pinjaman:
I Secara umum kontrak-kontrak pendahuluan (conditions prece- i. Assignment dari kontrak-
dalam Project Finance dapat dikelom- dent), representation and kontrak proyek.
F ii. Share pledge.
I Gambar 1: Struktur Sederhana Project Finance iii. Political risk insurance.
S iv. Jaminan Pemerintah.
K
A APA SAJA MOTIVASI DARI
PARTISIPAN UTAMA PROJECT
L
FINANCE?
Pembuatan struktur dan organi-
sasi Project Finance memerlukan
waktu dan biaya yang tidak sedikit,
bahkan lebih mahal dibandingkan
dengan mengatur pembiayaan me-
lalui Corporate Financing. Biaya tran-
saksi yang besar disebabkan oleh
besarnya biaya konsultan legal, teknis,
keuangan, maupun asuransi. Selain itu
waktu juga diperlukan oleh pemberi
pinjaman untuk melakukan negosiasi
common term sheet. Setelah financial
close, masih ada pula biaya untuk
monitoring. Lalu apa keuntungannya
Sumber: Yescombe, 2002 bagi para partisipan, terutama

60 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Project Company dan pihak yang risiko dengan sponsor lainnya. (melakukan pembayaran pencairan
memberikan pendanaan pinjaman o Menghilangkan kontaminasi risi- kepada Project Company dan me-
maupun ekuitas? ko antara arus kas perusahaan nerima pembayaran pinjaman
• Keuntungan bagi Project Company: sponsor dengan arus kas SPE. dari Project Company, melakukan
o Customization sistem tata kelola o Dapat distruktur sebagai off monitoring terhadap kepatuhan
spesifik aset untuk meningkat- balance items pada buku perusa- Project Company terhadap covenant
kan nilai perusahaan. haan sponsor. dan menjadi wakil bagi pemberi
o Tata kelola ditujukan terutama pinjaman untuk berhadapan dengan
untuk keberlangsungan hubung- APA SAJA PERAN PERBANKAN Project Company). Sedangkan melalui
an kontrak dan keberlangsungan DALAM PROJECT FINANCE? jasa advisory, bank membantu me-
tersebut merupakan sumber Peran perbankan sangat sentral lakukan sponsor dalam menyiapkan
nilai Project Company. dalam pengembangan Project Finance, struktur yang dapat ditawarkan
o Alokasi risiko yang efisien dapat termasuk di Indonesia. Namun untuk kepada calon pemberi pinjaman.
mendukung rasio antara pin- meningkatkan keterlibatannya dalam Obligasi juga dapat diterbitkan
jaman dengan ekuitas yang penyediaan infrastruktur, investasi pada saat awal atau apabila risiko
tinggi. pada sumber daya manusia masih proyek telah menurun saat setelah
• Keuntungan bagi pemberi pin- diperlukan dan masih memiliki ruang selesainya fase konstruksi fasilitas
jaman: pertumbuhan yang besar. Meskipun infrastruktur. Sekuritas dapat memban-
o Memerlukan tata kelola yang demikian, standar pengaturan kecu- tu untuk melakukan pembiayaan
mendukung pendanaan jangka kupan modal yang dibuat oleh Bank melalui obligasi, termasuk dalam
panjang karena tidak dapat me- of International Settlement (BIS), yaitu melakukan refinancing sebagian
narik pinjaman sewaktu-waktu Basel II dan berikutnya Basel III dapat pinjaman sindikasi bank setelah fase E
tanpa kerugian yang besar. memberikan dampak yang signifikan konstruksi tersebut di atas. D
o Kelayakan finansial dan komersial terhadap besar eksposur yang akan U
proyek memberikan keamanan diambil oleh perbankan ke sektor APA SAJA ASPEK YANG DI- K
bagi pemberi pinjaman. Project Finance. PERTIMBANGKAN DALAM
A
o Pemberi pinjaman sebagai Dalam Project Finance, bank dapat MENILAI KELAYAKAN KREDIT
prinsipal dapat dengan mudah berperan dalam memberikan jasa PROJECT FINANCE? S
melakukan monitoring terhadap financing ataupun advisory. Jasa terkait Kelayakan kredit bisa diukur I
pengelola Project Company financing meliputi: mengambil bagian dengan menggunakan tingkat ke-
sebagai agen. dalam (underwrite) pembiayaan pastian dari pembayaran bunga dan F
o Mengurangi biaya informasi (berpartisipasi sebagai anggota dari principal tepat waktu, sesuai dengan I
dibandingkan kesepakatan S
pinjaman korpo- pada perjanjian K
rasi biasa. p e m b i a y a a n
A
• Keuntungan bagi kepada pemberi
L
pemberi ekuitas pinjaman oleh
(sponsor): Project Company.
o Pinjaman non- Standard & Poor’s
recourse pada menggunakan lima
suatu SPE yang tingkat analisis
independen dapat dalam mengukur
menjaga kapasitas tingkat kepastian
perusahaan sponsor ini, yaitu:
dalam melakukan 1. Risiko level pro-
pinjaman. yek: risiko-risiko
o M e n g u r a n g i Sumber Gambar: ptsmi.co.id yang menjadi bagi-
biaya kesulitan (distress) akibat sindikasi), menjadi lead arranger (me- an dari proyek dan lingkungan
kegagalan proyek karena lakukan uji tuntas, mengorganisir industrinya akan menjadi penentu
sponsor sebagai pemegang sindikasi dan melakukan monitoring apakah proyek tersebut akan
saham dalam perseroan terbatas. terhadap Project Company), memberi- dapat berjalan secara komersial
o Melakukan pembagian (sharing) kan bridging loan, menjadi agency selama jangka waktu pinjaman.

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 61


Hal-hal yang dievaluasi pada level tusional yang tidak mendukung sebagai berikut:
ini meliputi: akan memberikan risiko terhadap 1. Membuat proyeksi arus kas proyek,
a. Kontrak-kontrak yang menjadi pemenuhan hak komersial maupun dengan asumsi proyek didanai oleh
fondasi struktur proyek. penegakan hukum atas kontrak 100% ekuitas.
b. Risiko-risiko terkait dengan tek- yang telah dibuat. 2. Melakukan asesmen terhadap risiko
nologi, konstruksi, dan operasi. 5. Peningkatan kelayakan kredit proyek.
c. Risiko ketersediaan sumber daya (credit enhancement): merupakan 3. Membuat estimasi biaya modal aset
sebagai input proyek. dukungan likuiditas yang diberikan proyek (opportunity cost of capital).
d. Seberapa kompetitif Project dalam hal terjadi kesulitan arus 4. Melakukan perhitungan nilai
Company di dalam industrinya. kas. Dukungan kredit yang da- Project Company (Present Value)
e. Kemampuan semua pihak yang pat diterima harus memiliki dengan melakukan discount terha-
terikat pada kontrak terkait karakteristik: dap proyeksi arus kas proyek meng-
dengan Project Company dalam a. Memiliki ketentuan dan kondisi gunakan biaya modal aset proyek.
memenuhi kewajibannya sesuai yang jelas mengenai kewajiban Meskipun demikian tahap 1
dengan kontrak yang telah pemberi jaminan untuk dan tahap 3 bisa dilakukan secara
ditetapkan. membayar tepat waktu, tanpa berbeda, bergantung pada cara
f. Kinerja finansial yang fokus pada pembatasan, apabila suatu risiko mengakomodasi pengaruh keputusan
atribut: yang diperjanjikan terjadi. pendanaan pada nilai proyek. Dalam
i. Kemampuan Project Company b. Diberikan dalam lingkungan hal ini terdapat tiga cara, yaitu:
menghasilkan arus kas untuk hukum yang dalam sejarahnya a. Mengakomodasi pengaruh terse-
membayar pinjaman tepat selalu menegakkan pemenuhan but di cost of capital: tidak ada
E waktu dan tepat jumlah. kewajiban instrument credit perubahan di tahap 1 di atas, teta-
D ii. Struktur modal dan bagaima- enhancement tersebut. pi pada tahap 3, cost of capital
U na penurunan porsi pinjaman c. Diberikan oleh pihak yang dihitung dengan menggunakan
dalam struktur modal ter- terbukti memiliki kemauan weighted average cost of capital
K
sebut. serta kemampuan membayar (WACC) setelah pajak. Cara ini
A
iii. Likuiditas. tepat waktu dan tepat jumlah sering disebut dengan after tax
S 2. Struktur transaksi: sesuai dengan perjanjian yang WACC method.1
I a. Struktur Project Company yang disepakati.
memenuhi syarat sebagai SPE. d. Dapat dibandingkan dengan
F b. Struktur manajemen kas yang benchmark berupa produk
I lebih memprioritaskan beban unconditional and irrevocable b. Mengakomodasi pengaruh tersebut
S usaha, cadangan-cadangan, Letter of Credit, payable on di arus kas: tahap 1 berubah, yaitu
K serta debt service coverage demand (legally and practically) ditambah dengan penghematan
ratio dibandingkan dengan dan diterbitkan oleh bank yang pembayaran pajak karena pemba-
A
pembagian untuk para sponsor. telah di-rating dengan rating yaran bunga pinjaman (interest
L
c. Bagaimana risiko kebangkrutan yang tinggi (rating proyek tidak tax shield). Sedangkan tahap 3
pada pihak-pihak yang ber- dapat lebih tinggi daripada tidak berubah. Arus kas tambahan
kontrak secara langsung mau- rating bank yang memberikan dari interest tax shield tersebut di-
pun tidak langsung dengan dukungan likuiditas). discount dengan menggunakan
Project Company, dapat mem- biaya modal aset proyek (100%
pengaruhi arus kas proyek. BAGAIMANA CARA MELAKU- ekuitas). Cara ini sering disebut
3. Risiko negara (sovereign risk): KAN VALUASI TERHADAP dengan Capital Cash Flow Method
Pemerintah setempat bisa mem- PROJECT FINANCE? (CCF).2
berikan risiko kepada Project Com- Valuasi terhadap suatu peluang
pany melalui pembatasan transfer investasi, termasuk Project Finance,
dan konvertibilitas mata uang, dapat dilakukan dengan metode
intervensi terhadap operasional discounted cash flow maupun c. Mengakomodasi pengaruh tersebut
Project Company, maupun mela- comparables. Pada tulisan ini hanya di arus kas: tahap 1 berubah, yaitu
kukan nasionalisasi. dibahas yang menggunakan metode ditambah dengan interest tax
4. Risiko pengembangan institusional discounted cash flow. Tahapan yang shield. Tahap 3 juga berubah,
bisnis dan legal: lingkungan insti- dilakukan dalam metode ini adalah yaitu menggunakan biaya modal

62 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


pinjaman, bukan biaya modal aset waktu berubah, porsi pinjaman makin yang paling tepat bergantung pada
proyek. Cara ini sering disebut lama makin kecil. Demikian juga penilaian risiko interest tax shield.
dengan Adjusted Present Value pengaruh dari interest tax shield pada Apabila interest tax shield memiliki
Method (APV).3 valuasi semakin mengecil. Karakteristik risiko yang sama dengan arus kas
seperti ini membuat valuasi Project bebas Project Company, maka faktor
Finance akan lebih mudah dilakukan diskon tersebut adalah sesuai dengan
dengan CCF atau APV (karena sulitnya biaya modal aset proyek (100%
Struktur modal dari Project melakukan perhitungan E/V dan ekuitas) (CCF). Namun bila risiko
Finance memiliki porsi pinjaman yang D/V pada setiap periode, n, dengan interest tax shield tersebut sama
besar. Oleh karena itu, pengaruh metode WACC). Perbedaan dari kedua dengan risiko kegagalan bayar Project
interest tax shield pada valuasi Project cara ini terletak pada faktor discount Company, maka faktor discount yang
Finance cukup signifikan. Namun untuk interest tax shield. Bely (2005) sesuai adalah yang setara dengan
struktur modal ini seiring dengan berargumen bahwa faktor discount biaya modal pinjaman (APV). n

CATATAN KAKI: 4. Corielli, F., Gatti S. dan Steffanoni “Financing Large Project: Using
A. 2010. “Risk Shifting Through Project Finance Techniques and
1. VL= nilai Project Company
Nonfinancial Contracts: Effects on Practices”. Prentice Hall: Singapore.
(Leveraged = dengan pinjaman);
Loan Spreads and Capital Structure 14. Kleimeier, S. dan Megginson W.L.
n = periode arus kas; N = periode
of Project Finance Deals” dalam J 2000. “Are Project Finance Loans
terakhir Project Company
Money Credit Bank 42. (hal. 1295– Different From Other Syndicated
(misalkan akhir perjanjian kerja
1320) Credits?” dalam J Appl Corp Financ
sama); FCFFu,n= unlevered
Free Cash Flow of the Firm di 5. Dailami, M. dan Hauswald R. 2007. 13. (hal. 75–87) E
periode n; keL = levered cost “Credit-Spread Determinants and 15. Mullner, J. 2017. “International
Interlocking Contracts: A Study of D
of equity (biaya modal ekuitas); Project Finance: Review and Implica-
E/V = proporsi market value dari The Ras Gas Project” dalam J Financ tions for International Finance and U
Econ 86. (hal. 248–278)
ekuitas dibandingkan dengan International Business” dalam K
market value Project Company; 6. Esty, B.C. 1999. “Improved Tech- Manag Rev Q 67. (hal. 97-133)
D/V = proporsi market value dari niques for Valuing Large-Scale A
16. Ramamurti, R. dan Doh J.P. 2004.
pinjaman dibandingkan dengan Project” dalam J Proj Financ 5. (hal. “Rethinking Foreign Infrastructure S
market value Project Company; 17–26)
kd = biaya modal pinjaman
Investment in Developing I
7. Esty, B.C. 2003. “The Economic Countries” dalam J World Bus 39.
(cost of debt); t = tingkat pajak Motivations for Using Project (hal.151–167)
marjinal. Finance Working Paper”. Harvard F
17. Shah, S. dan Thakor A.V. 1987.
2. Vu = nilai Project Company Business School: Boston.
dengan asumsi tanpa pinjaman
“Optimal Capital Structure and I
8. Esty, B.C. dan Megginson W.L. Project Financing” dalam J Econ
(100% ekuitas); its = interest 2003.”Creditor Rights, Enforcement, Theory 42. (hal. 209–243) S
tax shield; reu = unlevered cost
of equity (biaya modal ekuitas
and Debt Ownership Structure: 18. Sorge, M. dan Gardanez B. 2004. K
Evidence from The Global Syndi- “The Nature of Credit Risk in Project
dengan asumsi tanpa pinjaman) cated Loan Market” dalam J Financ A
Finance” dalam BIS Quarterly
3. rd = kd = biaya modal pinjaman Quant Anal 38. (hal. 37–59) Review, Vol. December. Bank of L
9. Farrell, M. 2003. “Principal-Agency international Settlements, Basel,
REFERENSI: Risk in Project Finance” dalam Int J pp. 91–11.
1. Beidleman, C.R., Fletcher D. dan Project Manag 21. (hal. 547–561) 19. Utarja, B. 2005. “Debt Management
Vesbosky D. 1990. “On Allocating 10. Finnerty, J.D. 2013. “Project Policy, Interest Tax Shield Risk, and
Risk—The Essence of Project Financing: Asset-Based Financial Firm Value” dalam Jurnal Prasetiya
Finance” dalam Sloan Manag Engineering” dalam Wiley Edt. 3. Mulya Vol. 10 No. 2, November
Rev 31. (hal. 47–55) 11. Gatti, S. 2013. “Project Finance in 2005. (hal. 28 – 40)
2. Blanc-Brude, F. dan Strange R. Theory and Practice Designing, 20. Wells, L.T. dan Gleason E.S. 1995. “Is
2007. “How Banks Price Loans Structuring, and Financing Private Foreign Infrastructure Investment
to Public-Private Partnerships: and Public Projects” dalam Acade- Still Risky?” dalam Harvard Bus Rev
Evidence from The European mic Press, Waltham (2. ed. ed.). 73. (hal. 44–55)
Markets” dalam J Appl Corp 12. Hainz, C. dan Kleimeier S. 2012. 21. Williamson, O.E. 1988. “Corporate
Financ 19. (hal. 94–106) “Political Risk, Project Finance, and Finance and Corporate Gover-
3. Brealey, R.A., Cooper I.A. dan The Participation of Development nance” dalam J Financ 43. (hal.
Habib M.A. 1996. “Using Project Banks in Syndicated Lending” 567–591)
Finance to Fund Infrastructure dalam J Financ Intermed 21. (hal. 22. Yescombe, E.R. 2002. “Principles of
Investments” dalam J Appl Corp 287–314) project finance” dalam Academic
Financ 9. (hal. 25–39) 13. Khan, M.F.K. dan Parra R.J. 2003. Press Edt.1: New York

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 63


Hubungan antar
Komponen dalam Studi
Penyiapan Proyek KPBU
Oleh: Dodi Miharjana1 dan Khrisna Wiryananda2
1. Konsultan IIFD, e-mail: dodi.miharjana@gmail.com
2. Mahasiswa Pasca Sarjana UI, e-mail: khrisnawiryananda@gmail.com

E A. PENYEDIAAN INFRA- sional atau yang umum dilakukan Perlu ditegaskan disini bahwa
D STRUKTUR DI INDONESIA yaitu menggunakan pendekatan KPBU merupakan implementasi
U Pembangunan infrastruktur supply driven. Dalam hal ini, berarti dari kewajiban penyediaan layanan
saat ini telah menjadi agenda Pemerintah menyediakan infrastruktur umum oleh Pemerintah sehingga
K
prioritas nasional. Dalam dokumen- sebagai bagian dari kewajiban hanya layanan yang wajib disediakan
A
dokumen RPJMN, Renstra, dan RKP penyediaan layanan umum (public Pemerintah yang dapat di-KPBU-
S telah disebutkan target, kebutuhan service obligations) agar masyarakat kan. Karena merupakan kewajiban
I investasi, dan pendanaan infrastruktur dapat menjalankan kehidupan Pemerintah, ini juga berarti bahwa
selama tahun 2015-2019.Kebutuhan sosial ekonomi mereka. Sedangkan KPBU dapat menggunakan dana publik
F total investasi untuk pembangunan pendekatan demand driven berarti (APBN/APBD) baik sebagian maupun
I infrastruktur 2015-2019 yaitu sebesar penyediaan infrastruktur didasarkan keseluruhannya. Sedangkan pelibatan
S 4.796 triliun rupiah. Alokasi kebutuhan atas adanya kebutuhan atau Swasta atau Badan Usaha didasarkan
K total investasi tersebut bersumber permintaan dari calon pengguna pada nilai manfaat (value for money
dari APBN sebesar 29,88 persen, atau konsumen. Pendekatan demand - VfM) dari keterlibatannya dalam
A
APBD sebesar 11,37 persen, BUMN driven biasanya muncul untuk proyek- penyediaan layanan umum tersebut.
L
sebesar 22,23 persen, dan swasta proyek yang diinisiasi oleh swasta atau
sebesar 36,52 persen. Berdasarkan hal berpeluang untuk dikerja samakan B. PENYEDIAAN INFRA-
tersebut, diharapkan swasta mampu dengan pihak swasta. STRUKTUR MELALUI SKEMA
untuk berkontribusi untuk menutupi Dengan berkembangnya ke- KPBU
kesenjangan pendanaan infrastruktur butuhan penyediaan layanan KPBU, dalam pengertian yang
selama 2015-2019. Oleh karena itu, infrastruktur, maka Pemerintah di- lebih luas, telah dilakukan di Indonesia
Skema Kerja Sama Pemerintah hadapkan pada 2 tantangan utama sejak tahun 1970-an, terutama untuk
dan Badan Usaha (KPBU) menjadi yaitu: 1) penyediaan dana untuk infrastruktur jalan tol. Meskipun
salah satu skema yang diharapkan membangun dan mengoperasikan dan skema KPBU telah dilakukan sejak
untuk dapat berkontribusi di dalam 2) meningkatkan efisiensi penyediaan lama, namun penyediaan infrastruktur
pembangunan infrastruktur. layanan infrastruktur. Untuk itulah dengan melibatkan badan usaha
Dalam penyediaan infrastruktur, Pemerintah mengembangkan opsi swasta belum berkembang dengan
terdapat dua pendekatan yang dapat penyediaan (delivery options) yang baik di Indonesia. Hal tersebut ter-
dilakukan yaitu yang berdasarkan dapat memberikan solusi terhadap lihat dari masih minimnya kontribusi
supply driven dan demand driven. kedua tantangan tersebut. Salah investasi swasta dalam penyediaan
Penyediaan infrastruktur secara tradi- satu opsi adalah melalui KPBU. infrastruktur, yaitu hanya sekitar 10

64 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


persen per tahun selama kurun waktu keberlanjutan proyek ke tahap beri- (sustainability) penyediaan layanan,
2007-2012 (Asian Development Bank, kutnya. mengidentifikasi potensi pemanfaatan
2017, Meeting Asia’s Inrastructure Terhambatnya pembuatan doku- dan pendapatan (jika ada), bahkan
Needs). Kondisi ini sebagian disebab- men pada tahap penyiapan dapat dapat digunakan sebagai basis
kan pemahaman tentang KPBU yang membuat proyek menjadi semakin pengadaan (procurement), seperti
masih rancu dan terbatas. Sedangkan lama dan tidak menentu serta tidak halnya yang sudah digunakan untuk
hambatan lain adalah lemahnya proses dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. skema berbasis ketersediaan layanan
perencanaan dan penyiapan proyek. Selain itu, sangatlah penting untuk (Availability Payment).
Untuk meningkatkan investasi memastikan kualitas substansi studi Pendekatan whole lifecycle costs
swasta dalam penyediaan infra- proyek berupa hubungan logis antar ini juga dapat menjadi masukan
struktur, Pemerintah telah melakukan komponen proyek yang ditunjang dalam perhitungan value for money
langkah-langkah reformasi dari sisi dengan validitas dan akurasi data. untuk menetapkan prioritas proyek
peraturan dan kelembagaan. Dari dan juga skema penyediaan layanan,
sisi peraturan, Pemerintah telah C. KERANGKA STUDI PE- apakah dilakukan melalui pengadaan
melakukan revisi Peraturan Presiden NYIAPAN PROYEK KPBU konvensional Pemerintah, KPBU
(Perpres) No. 67 Tahun 2005 tentang Praktek umum dalam penyiapan ataupun skema lainnya.
Kerja sama Pemerintah Swasta menjadi proyek-proyek investasi publik atau Gambar 1 di bawah ini menyajikan
Perpres No. 38 Tahun 2015 Tentang proyek Pemerintah adalah fokus pada dua komponen besar dalam
Kerja sama Pemerintah dan Badan aspek teknis dan biaya modal (CAPEX) penyusunan proyek KPBU. Komponen
Usaha. Dari sisi kelembagaan, telah sedangkan rencana pemanfaatan pertama (berwarna biru) merupakan
dibentuk PT Penjaminan Infrastruktur serta biaya operasional (OPEX) sering komponen dasar yang melekat pada
Indonesia (PT PII) untuk memberikan diabaikan. Selayaknya semua proyek setiap proyek Pemerintah. Sedangkan E
penjaminan sehingga meningkatkan investasi publik menggunakan komponen kedua (berwarna kuning) D
kelayakan proyek dan PT Sarana pendekatan whole lifecycle costs merupakan komponen terkait pe- U
Multi Inrastruktur (PT SMI) untuk yang mencakup semua biaya-biaya ngembangan KPBU atau opsi penye-
K
mendorong pendampingan penyiapan (CAPEX, OPEX dan cost of fund) yang diaan lainnya. Kerangka tersebut
A
dan pendanaan proyek. Selain itu, diperlukan selama masa manfaat menggambarkan keterkaitan antar
telah dibentuk juga Direktorat proyek. Dengan demikian, Pemerintah komponen dalam penyusunan proyek
S
Pengelolaan Dukungan Pemerintah mendapatkan gambaran menyeluruh KPBU. I
dan Pembiayaan Infrastruktur tentang pengeluaran terkait proyek. Berikut adalah penjelasan me-
(PDPPI) sebagai PPP Unit yang ada Ini dapat membantu Pemerintah ngenai komponen tersebut dan hu- F
di dalam Kementerian Keuangan dalam memastikan keberlangsungan bungan di antaranya: I
yang mengelola berbagai dukungan
Gambar 1. Kerangka Penyusunan Proyek KPBU S
Pemerintah, termasuk dukungan K
penyiapan proyek KPBU.
A
Terdapat tiga tahap di dalam
L
proses KPBU, yaitu perencanaan,
penyiapan, dan transaksi. Tahap
penyiapan menjadi salah satu kunci
utama dalam penyelenggaraan proyek
KPBU. Keluaran atau output pada
tahap penyiapan adalah dokumen
pra studi kelayakan. Pra studi
kelayakan terdiri atas beberapa kajian,
diantaranya adalah kajian hukum dan
kelembagaan, teknis, ekonomi dan
komersial, lingkungan dan sosial,
risiko, kebutuhan dukungan dan atau
jaminan Pemerintah, sampai kajian
masalah yang memerlukan tindak
lanjut. Kajian-kajian tersebut sangat
penting untuk dapat menentukan

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 65


Sumber Gambar : pikiran-rakyat.com

1. KOMPONEN DASAR primer melalui kegiatan survey seperti Analisis Lingkungan


E PENYIAPAN PROYEK RDS (real demand survey) dengan Analisis lingkungan bertujuan
D INVESTASI PUBLIK metodologi dan sampling yang untuk menganalisis dampak lingkung-
U Analisis Kebutuhan memadai. an dari suatu proyek, baik pada tahap
Analisis kebutuhan adalah kaji- pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.
K
an tentang dasar kebutuhan atau Kajian Teknis dan Estimasi Biaya Selain itu juga, termasuk perkiraan
A
permintaan dari sisi kuantitas dan Solusi teknis adalah berbagai biaya yang timbul dari pengelolaan
S kualitas dalam jangka waktu tertentu, pilihan cara yang dilakukan untuk dan pengawasan dampak negatif
I yang terkait dengan keberlangsungan memenuhi kebutuhan yang telah lingkungan. Analisis lingkungan ini
kegiatan atau proyek. Analisis kebu- diidentifikasi dalam analisis kebutuh- mengacu pada peraturan-peraturan
F tuhan menjadi hal yang sangat an, baik yang mencakup komponen pengelolaan dan perlindungan
I penting, yang nantinya akan diguna- rekayasa maupun non rekayasa lingkungan hidup yang berlaku di
S kan di dalam analisis ekonomi dan yang relevan dengan proyek. Solusi Indonesia. Untuk proyek-proyek
K keuangan. Analisis kebutuhan ini teknis bertujuan untuk menetapkan infrastruktur biasanya menggunakan
bertujuan untuk mengidentifikasi rancangan desain awal yang nantinya AMDAL untuk menganalisis dampak
A
kebutuhan suatu investasi di bidang menjadi dasar dari biaya proyek serta lingkungan yang ditimbulkan.
L
infrastruktur serta menetapkan digunakan untuk analisis lanjutan
lingkup dan ukuran hasil dari suatu dalam analisis ekonomi dan keuangan. Analisis Ekonomi (Biaya dan Manfaat
proyek. Solusi teknis ini mencakup pilihan Sosial)
Analisis kebutuhan disarikan teknologi, desain teknis, kapasitas, Analisis ekonomi digunakan
dalam bentuk spesifikasi output kebutuhan operasional, prakiraan untuk memastikan bahwa sumber
(lokasi, kapasitas/besaran, kualitas, biaya investasi, dan biaya operasional. daya negara yang bersifat langka
waktu dan keterjangkauan harga) Solusi teknis selayaknya menawarkan digunakan dengan bijaksana dan
untuk menentukan solusi teknis yang solusi biaya terendah selama siklus efektif. Konsep yang digunakan
sesuai. Mengingat pentingnya analisis hidup proyek (whole lifecycle costs) yaitu opportunity cost. Ini diperlukan
kebutuhan ini, perlu dipastikan dengan mempertimbangkan dampak untuk menguji apakan suatu proyek
validitas dan akurasi input baik yang sosial lingkungan. memiliki kesinambungan ekonomi di
berupa data sekunder maupun data Solusi teknis tersebut pada mana pemakaian uang dan sumber
primer. Data sekunder seharusnya akhirnya akan merefleksikan biaya- daya publik digunakan secara efektif
didapatkan dari lembaga seperti biaya yang diperlukan dan biaya dan tepat waktu. Perhitungan
BPS maupun penyedia data yang tersebut akan menjadi input dari keekonomian proyek berbicara
kredibel lainnya sedangkan data analisis ekonomi maupun keuangan. tentang biaya dan manfaat untuk

66 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


konsumen maupun masyarakat. biaya modal rata-rata tertimbang karena Pemerintah masih mengalami
Pendekatan di dalam melakukan (WACC) sebagai tarif diskonto ke- kesenjangan pembiayaan inrastruktur.
analisis ekonomi meliputi skenario uangan. Indikator tersebut sangat Namun demikian, saat ini Pemerintah
dengan dan tanpa proyek, meng- penting yang dapat menampilkan mulai menggalakkan penggunaan
gunakan harga bayangan,harga informasi mengenai kelayakan, profi- skema Availability Payment (AP)
konstan, biaya sumber daya, diskonto tabilitas, kesinambungan, dan risiko dengan sumber pendapatan dari
sosial, perhitungan imbal hasil keuangan proyek. Pemerintah untuk meningkatkan
ekonomi (EIRR), nilai bersih ekonomi Pemodelan keuangan bersifat efisiensi dan memberikan fleksibilitas
saat ini (ENPV), rasio manfaat dan iteratif atau harus dilakukan berulang- dari sisi anggaran.
biaya (BCR), serta parameter lainnya. kali dengan mempertimbangkan: Pemilihan modalitas kerja sama
Analisis ekonomi akan terkait de- • jumlah dan proyeksi kebutuhan ini sangat terkait dengan kajian
ngan komponen-komponen analisis serta kemampuan membayar yang risiko, analisis keuangan, serta aspek
KPBU, seperti dukungan Pemerintah diturunkandari analisis kebutuhan; hukum. Dalam KPBU, risiko-risiko
dan analisis keuangan. Proyek infra- • biaya-biaya sesuai dengan hasil harus diidentifikasi terlebih dahulu
struktur yang memiliki manfaat publik kajian teknis; kemudian dialokasikan kepada pihak
yang besar (EIRR tinggi) membuka • batas maksimal dukungan Pemerin- yang paling mampu mengelola dengan
peluang bagi pemberian dukungan tah yang diturunkan dari analisis biaya terendah. Risiko yang penting
Pemerintah. Sedangkan ENPV menjadi ekonomidalam bentuk ENPV; dalam KPBU biasanya yang terkait
batas besaran dukungan yang dapat • besaran dan bentuk dukungan dengan ketersediaan dan perolehan
diberikan. Pemerintah; tanah, repatriasi laba, konstruksi
• skema atau modalitas kerja sama. dan operasi infrastruktur, kelayakan
2. KOMPONEN TERKAIT PO- komersial atau pasar infrastruktur, E
TENSI KERJA SAMA (KPBU) BENTUK KERJA SAMA dan kepastian hukum. Analisis risiko D
Analisis Keuangan Secara teoritis terdapat banyak tersebut menentukan modalitas mana U
Analisis keuangan diperlukan bentuk kerja sama antara Pemerintah yang akan dipilih dan selanjutnya
K
untuk melihat potensi imbal hasil dan swasta, mulai dari bentuk seder- diperhitungkan dari sisi keuangannya.
A
(return) proyek secara finansial. hana seperti kontrak jasa sampai
Untuk proyek-proyek yang akan dengan privatisasi. Terkait dengan DUKUNGAN PEMERINTAH S
dikerja samakan melalui skema KPBU, KPBU di Indonesia, adanya kewajiban Dukungan Pemerintah dimaksud- I
indikasi imbal hasil dapat memberi- pengalihan kepemilikan pada akhir kan untuk menarik sektor swasta agar
kan gambaran mengenai tingkat masa kerja sama yang menyebabkan berinvestasi dalam proyek-proyek F
profitabilitas, kebutuhan dukungan privatisasi bukanlah bagian dari skema infrastruktur yang sebenarnya tidak I
Pemerintah dan modalitas yang paling KPBU. Bentuk yang umum digunakan akan menarik bagi mereka akibat S
efisien untuk digunakan. Pemodelan adalah Build Operate Transfer (BOT) profitabilitas rendah dan/atau risiko- K
keuangan harus dimulai dengan atau Build Own Operate Transfer risiko tinggi. Dukungan Pemerintah
A
kondisi apa adanya, tanpa berbagai (BOOT). Bentuk BOOT dengan sum- dapat dalam bentuk fiskal maupun
L
bentuk dukungan, sehingga dapat ber pendapatan dari pengguna (user non fiskal. Secara ringkas bentuk
diketahui posisi imbal hasil proyek payment) merupakan bentuk kerja dukungan Pemerintah dapat dilihat
terhadap ekspektasi mitra swasta. sama yang dominan di Indonesia, pada tabel di bawah.
Jika potensi imbal hasil sangat rendah
dibandingkan keinginan investor, Tabel 1. Tabel Dukungan Pemerintah di Indonesia
maka kemungkinan kebutuhan
dukungan akan sangat besar dan
perlu diperhitungkan kembali VfM
penggunaan skema KPBU berbasis
pembiayaan swasta.
Beberapa parameter dalam ana-
lisis keuangan adalah imbal hasil
investasi proyek (FIRR), nilai bersih saat
ini (NPV), imbal hasil ekuitas (ROE),
pengembalian dan rasio kecukupan
pengembalian hutang (DSCR), serta

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 67


Sumber Gambar : ptsmi.co.id

E Dukungan Pemerintah dalam perjanjian kerja sama. Semua aspek studi kelayakan. Untuk itu, perlu
D bentuk fiskal pada proyek-proyek tersebut harus sudah dibahas dalam peningkatan pemahaman mereka
U KPBU sebaiknya diminimalkan, hal kajian hukum proyek KPBU. mengenai komponen kajian dan
tersebut untuk mengurangi beban hubungan antarkomponen dalam
K
investasi Pemerintah. Berdasarkan D. LANGKAH KE DEPAN studi penyiapan proyek. Adanya
A
hal tersebut, Pemerintah dapat ber- Dalam upaya mempercepat standar atau pedoman terkait
S konsentrasi untuk proyek-proyek penyediaan infrastruktur dan layanan dengan kerangka logis penyiapan
I yang layak secara ekonomi tetapi publik lainnya, khususnya melalui proyek akan memudahkan PJPK
tidak layak secara komersil. Dukungan skema KPBU, maka beberapa langkah dan konsultan untuk mempersiap-
F Pemerintah dalam bentuk fiskal lebih penting yang dapat dilakukan di kan proyek-proyek KPBU dengan
I diarahkan pada kelayakan keuangan antaranya: baik.
S marginal dan memerlukan subsidi, • Membangun pemahaman kerangka Melibatkan pasar (market enga-
K layak dari sisi keuangan tetapi logis penyiapan proyek KPBU: gement) sejak awal: pengembangan
berisiko, serta kelayakan marginal dan para pemangku kepentingan proyek yang berpotensi untuk dikerja-
A
mempunyai risiko-risiko yang dapat perlu memahami alur logika samakan perlu melibatkan pasar
L
dimitigasi melalui berbagai dukungan dari jalannya suatu proyek KPBU sejak awal. Pasar yang dimaksudkan
Pemerintah. dan hubungan antar komponen adalah mitra potensial yang memiliki
Sebagai konsekuensi pelibatan proyek. Membangun pemahaman kapasitas sesuai dengan proyek
pihak lain dalam kewajiban Pemerin- logis dapat dibantu dengan yang sedang dikembangkan, yang
tah untuk penyediaan layanan umum, penerapan standar atau pedoman diharapkan akan berpartisipasi dalam
maka perlu adanya kepastian hukum yang dapat digunakan secara luas proses lelang dan pelaksanaan proyek.
yang menjamin hak serta kewajiban dalam penyiapan proyek. Standar Ini dimaksudkan agar ada komunikasi
para pihak yang terlibat dalam KPBU. atau pedoman ini dapat dijadikan informasi dan umpan balik dalam
Selain aspek hukum yang menyangkut bagian dari peraturan terkait KPBU penyusunan dokumen studi khususnya
legalitas proyek yang dikerja samakan, yang berlaku. terkait dengan teknologi serta skema
perlu dipastikan status hukum yang • Meningkatkan kapasitas PJPK dan kerja sama (modalitas KPBU). Dengan
menyangkut kewenangan bekerja Konsultan: PJPK dan konsultan demikian keluaran dari proses pe-
sama oleh pemilik proyek (PJPK), berperan sangat penting dalam nyiapan ini sudah mencerminkan
legalitas bentuk kerja sama, hak atas tahap penyiapan proyek KPBU keinginan pasar dan memiliki peluang
pendapatan atau pengembalian karena nantinya mereka yang keberhasilan yang besar pada saat
investasi serta kepastian dihormatinya akan menyusun kajian terkait lelang dan pelaksanaan. n

68 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Pembangunan Daerah
Melalui Skema
Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha
Oleh: Agung Teguh Nugroho
Kepala Seksi Penyiapan Kerja Sama Proyek Sektor II, Dit. PDPPI, DJPPR , e-mail : agungtnugroho@gmail.com E
D
U
I. PENDAHULUAN adalah 70,63%3, atau kurang lebih dari sektor swasta (37%).
K
Studi yang dilakukan oleh Asian ada 19,5 juta Rumah Tangga yang Berdasarkan data kebutuhan
A
Development Bank (ADB) di awal belum memiliki akses ke air minum pendanaan infrastruktur tersebut
tahun 2017 menyatakan bahwa Asia bersih dan layak. Kedua ilustrasi ini ada 2 pertanyaan penting terkait
S
perlu melakukan investasi sebesar $26 hanyalah bagian kecil dari potret pendanaan infrastruktur di tingkat I
triliun mulai dari tahun 2016 hingga besar penduduk Indonesia yang belum Pemerintah Daerah. Pertama, bagai-
2030 atau sebesar $1,7 triliun per memiliki akses layanan kebutuhan mana efek keterbatasan anggaran ini F
tahun untuk mempertahankan laju dasar. dalam kaitannya dengan penyediaan I
pertumbuhan ekonomi, mengentaskan Upaya peningkatan alokasi infrastruktur di daerah? Kemudian, S
kemiskinan, serta merespon perubahan anggaran untuk infrastruktur dari bagaimanakah Pemerintah Daerah K
iklim.1 Pembangunan infrastruktur tahun ke tahun terus dilakukan untuk dapat menjawab tantangan menyedia-
A
yang dilakukan telah meningkatkan menyediakan layanan kebutuhan kan kebutuhan infrastruktur untuk
L
kualitas hidup masyarakat di Asia, dasar kepada masyarakat. Untuk tahun masyarakat yang ada di wilayahnya?
namun demikian masih terdapat lebih anggaran 2017 misalnya, anggaran Dalam tulisan ini, Penulis akan
dari 400 juta orang di Asia yang belum infrastruktur dialokasikan sebesar menjabarkan mengenai peluang
memiliki akses listrik dan kurang lebih Rp380 triliun atau 19% dari total APBN. pembiayaan melalui skema Kerja Sama
300 juta orang masih belum memiliki Alokasi ini lebih besar Rp63 triliun Pemerintah dan Badan Usaha dalam
akses air minum.2 dibandingkan tahun sebelumnya, menjawab kedua pertanyaan tersebut.
Untuk konteks Indonesia, de- namun demikian jumlah tersebut
ngan target tingkat elektrifikasi tentu masih jauh dari mencukupi.4 II. TANGGUNG JAWAB PEM-
sebesar 92,75% di tahun 2017, maka Kebutuhan pendanaan infrastruk- BANGUNAN INFRASTRUKTUR
di akhir tahun ini terdapat kurang tur di Indonesia berdasarkan identifi- DI DAERAH
lebih 4,75 juta Rumah Tangga yang kasi Badan Perencanaan Pembangunan Sejak ditetapkannya Undang-
belum memiliki akses listrik. Adapun Nasional adalah sebesar Rp4.796 Undang Nomor 22 Tahun 1999 ten-
berdasarkan data Kementerian Ke- triliun, dimana APBN dan APBD hanya tang Pemerintahan Daerah dan
sehatan (2016), rata-rata nasional dapat mencukupi 41%-nya sedangkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Rumah Tangga yang memiliki akses sisanya diharapkan berasal dari 1999 tentang Perimbangan Keuangan
sumber air minum bersih dan layak pembiayaan BUMN (22%) dan dana antara Pemerintah Pusat dan Daerah

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 69


dan perubahannya, dimulailah era masih didominasi dengan belanja
dimana Pemerintah Daerah memiliki Anggaran Pemerintah pegawai. Data Direktorat Jenderal
kewenangan yang lebih luas sejalan Perimbangan Keuangan di tahun
dengan pelaksanaan otonomi daerah
Kabupaten dan Kota 2015 menunjukkan bahwa rata-rata
dan desentralisasi fiskal. guna membangun porsi belanja pegawai di Pemerintah
Penetapan Undang-Undang infrastruktur di Daerah Kabupaten/Kota sebesar 46%.
Nomor 17 Tahun 2003 tentang daerah selama Adapun Dana Alokasi Khusus (DAK)
Keuangan Negara mempertegas yang ditujukan untuk pembangunan
ini lebih banyak
kewenangan pengelolaan keuangan infrastruktur di daerah terkendala
daerah oleh gubernur/bupati/wali-
bertumpu pada pada mekanisme penetapan tahunan
kota selaku kepala Pemerintahan Dana Perimbangan atas besaran DAK yang diterima, hal
daerah. Berdasarkan undang-undang dan Pendapatan Asli ini tentu berpengaruh pada tingkat
ini, fungsi penyusunan kebijakan
Daerah kepastian pembangunan suatu proyek
pengelolaan APBD serta penyusunan infrastruktur yang umumnya multi-
rancangan APBD dan perubahannya years.
ada di Pemerintah Daerah. Hal ini penyediaan pelayanan dasar di daerah Upaya untuk meningkatkan
menimbulkan peningkatan tanggung tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna
jawab bagi Pemerintah Kabupaten dan dan pascabencana serta mendorong mendanai pelaksanaan otonomi
Kota dalam menjalankan fungsinya pertumbuhan ekonomi melalui pem- sesuai dengan potensi daerah juga
menyediakan infrastruktur publik dan bangunan infrastruktur dasar. Bahkan memiliki keterbatasan. Sebagaimana
pembangunan ekonomi di daerah. sejak tahun 2016, anggaran TKDD ini terlihat pada gambar 2, optimalisasi
E lebih besar daripada anggaran Belanja PAD selama periode 2008 hingga
D KETERBATASAN ANGGARAN Kementerian/Lembaga.6 2016 walaupun cenderung meningkat
U PEMERINTAH DAERAH Meskipun demikian, anggaran namun masih berfluktuasi, sehingga

K UNTUK PEMBIAYAAN Pemerintah Kabupaten dan Kota rata-rata kontribusi PAD terhadap
INFRASTRUKTUR guna membangun infrastruktur di APBD daerah kabupaten/kota adalah
A
Terhitung sejak tahun 2015, daerah selama ini lebih banyak ber- kurang dari 10%.
S Pemerintah mengalokasikan 33% tumpu pada Dana Perimbangan Mengingat tuntutan kebutuhan
I Belanja Negara untuk Dana Transfer dan Pendapatan Asli Daerah. Dana infrastruktur yang ada serta terba-
ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)5. Hal Alokasi Umum (DAU) yang merupakan tasnya anggaran yang dimiliki,
F yang mendasari kebijakan ini antara bagian besar dari pendapatan Pemerintah Kabupaten dan Kota
I lain adalah untuk memprioritaskan Pemerintah Daerah di Indonesia dituntut untuk mampu melakukan
S
Gambar 1: Rencana Kerja Pemerintah 2018
K
A PARADIGMA BARU KERANGKA PENDANAAN INFRASTRUKTUR
L

Sumber: Bappenas

70 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Gambar 2. Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008 - 2017

Sumber : DJPK, Kementerian Keuangan

fungsi perencanaan yang efektif buhan penerimaan perpajakan yang Pembayaran Ketersediaan Layanan
dan prioritisasi yang tepat guna terbatas. atau Availability Payment sebagai
menentukan fokus pembangunan Di tingkat nasional, perkembang- solusi integratif bagi Pemerintah
infrastruktur di daerahnya. an pembiayaan dengan skema KPBU Daerah untuk mengatasi keterbatasan
sendiri secara perlahan namun pasti anggaran, sehingga dapat me-leverage
PERTIMBANGAN terus meningkat. Terhitung per kemampuan fiskal daerah dan E
PEMERINTAH DAERAH Agustus 2017, terdapat 8 proyek KPBU melakukan percepatan penyediaan D
UNTUK MELAKUKAN KPBU dengan nilai Rp53,61 triliun yang layanan kepada masyarakat. Selain U
Dengan terus meningkatnya telah mencapai tahap pemenuhan itu, penerapan KPBU akan mengurangi
K
kebutuhan akan infrastruktur baik pembiayaan (financial close) dan 5 kebutuhan biaya operasional untuk
A
di tingkat nasional maupun daerah, proyek dengan nilai Rp61,6 triliun melakukan maintenance karena pene-
kontribusi pembangunan yang telah memasuki tahap konstruksi. rapan life cycle costing dari layanan
S
diharapkan dapat diperoleh dari Di tingkat Pemerintah Kabupaten yang akan diadakan tersebut telah I
swasta atau yang umum disebut dan Kota, opsi penggunaan skema diperhitungkan dari awal.
Kerja sama Pemerintah dan Badan KPBU sebagai salah satu alternatif Skema KPBU yang menekankan F
Usaha (KPBU) menjadi tak terelakkan. untuk m e me nuhi k e butuha n pada penyediaan layanan dan bukan I
Strategi penyediaan infrastruktur pembiayaan infrastruktur di daerah pada pembangunan fisik akan me- S
dengan modalitas KPBU dianggap perlu dipertimbangkan. Kepala ningkatkan penggunaan anggaran K
sebagai strategi yang tepat ditengah Pemerintahan suatu daerah dapat yang lebih efektif serta tepat sasaran.
A
keterbatasan anggaran dan pertum- mengeksplorasi opsi penerapan Skema Selain itu, pembayaran berbasis
L

Sumber Gambar : finance.detik.com

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 71


koordinasi dengan stakeholders guna
melakukan keseluruhan tahapan
proses KPBU. Mengingat kontrak
jangka panjang dengan badan usaha
umumnya akan melewati masa
jabatan seorang kepala daerah, maka
dibutuhkan pula dukungan politik
yang kuat guna menjaga konsistensi
dari komitmen daerah untuk
menunaikan kewajibannya.

III. PENUTUP
Guna menjawab tantangan keter-
batasan anggaran untuk menyediakan
infrastruktur di daerah, Pemerintah
Sumber Gambar : kppip.go.id
Daerah dapat mempertimbangkan
kinerja (Performance Based Payment) dilaksanakan baik oleh kementerian penggunaan skema KPBU yang
kepada Badan Usaha berdasarkan maupun lembaga terkait diharapkan memerlukan persiapan yang baik dari
standar spesifikasi output layanan dapat memberikan pemahaman sejak tahap perencanaan. Prioritas
yang disepakati diharapkan akan yang tepat mengenai KPBU dan pembangunan yang jelas dan
meningkatkan kualitas pelayanan tahapan proses yang harus ditempuh. transparan didukung dengan kualitas
E kepada masyarakat di daerah. Mengingat masa kontrak kerja sama kajian prastudi kelayakan yang baik
D Transfer teknologi, pengetahuan, KPBU adalah jangka panjang maka akan memberikan kenyamanan bagi
U dan inovasi dari badan usaha diharap- dibutuhkan studi yang komprehensif badan usaha untuk berinvestasi, guna
kan akan meningkatkan kualitas guna meningkatkan kualitas menyediakan layanan yang lebih baik,
K
SDM di daerah. Adapun penerapan penyiapan serta mengantisipasi berkelanjutan, dan terjangkau bagi
A
KPBU lebih memberikan kepastian konsekuensi dari pengalokasian masyarakat Indonesia. n
S waktu pada tahap konstruksi fisik, di risiko dalam hal terjadi perubahan
I mana risiko konstruksi ada di pihak selama masa kontrak. Hal-hal tersebut
swasta dan bukan ditanggung oleh menguatkan alasan mengapa tahap
F Pemerintah Daerah sebagaimana penyiapan perlu dilakukan sebaik
CATATAN KAKI:
I umumnya pada mekanisme penga- mungkin oleh PJPK. 1. ADB – Meeting Asia’s infra-
S daan tradisional. structure Needs, 2017
TANTANGAN BAGI 2. ibid
K
PERSEPSI PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH 3. Profil Kesehatan Indonesia
A (Kementerian Kesehatan,
DAERAH DALAM DALAM MELAKUKAN KPBU
L 2016)
MELAKUKAN KPBU Wibowo & Alfen (2015)7 menjelas-
4. Investor Daily Indonesia (5
Terlepas dari sisi potensi manfaat kan faktor-faktor yang harus April 2017)
yang ditawarkan dari skema KPBU, diperhatikan dalam pengembangan 5. DJPK (https://www.kemenkeu.
Kepala Pemerintahan Daerah dan KPBU oleh Pemerintah yang antara go.id/transfer-ke-daerah-dan-
dana-desa)
jajarannya terkadang memiliki lain menyebutkan bahwa KPBU
6. DJPK (http://www.djpk.
persepsi lain terhadap KPBU yang haruslah sudah memasukkan KPBU
depkeu.go.id/wp-content/
menyebabkan timbulnya keengganan sebagai opsi pada proses perencanaan uploads/2017/03/Bahan-
untuk mengadopsi KPBU. Persepsi serta prioritisasinya. Bagi proyek yang Direktur-Daper.pdf)
bahwa KPBU merupakan bentuk potensial KPBU maka perlu disusun 7. Wibowo, Andreas dan
privatisasi merupakan hal yang kajian prastudi kelayakan yang Hans Wilhelm Alfen.
2015.”Government-led
umum ditemui. Selain itu terdapat berkualitas untuk meyakinkan serta critical success factors in PPP
pandangan bahwa tahapan penyiapan menarik calon badan usaha pelaksana infrastructure development”,
sebagai proses yang rumit dan mahal untuk melakukan investasi. Untuk dalam Built Project and Asset
Management, Vol. 5 Iss 1 pp.
serta membutuhkan waktu yang lama. melaku-kan hal-hal ini, Pemerintah 121 - 134
Program peningkatan kapasitas Daerah perlu menyiapkan SDM yang
PJPK di daerah-daerah yang kini rutin kompeten dan mampu menjalin

72 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Fasilitas Fiskal
Pembiayaan Eksplorasi
Panas Bumi
Oleh: Ilham Nugroho
Kepala Seksi Analisis Risiko Aset dan Kewajiban Lintas Generasi, Dit. PRKN, DJPPR , e-mail : ilhamnugroho@gmail.com

LATAR BELAKANG MW dan sumber daya 11.998 MW. seperti halnya aliran air, angin, dan E
Wilayah Indonesia yang berada Tingkat pemanfaatan panas bumi sinar matahari. Panas bumi merupakan D
di jalur gunung api aktif (ring of fire) untuk energi listrik belum optimal, energi bersih dan ramah lingkungan U
membawa berkah dengan dianugerahi baru mencapai 1.438,5 MW atau (zero carbon emission). Kelebihan lain
K
kekayaan alam berupa sumber energi sekitar 5 persen dari potensi yang ada adalah tidak memerlukan bahan bakar
A
panas bumi yang melimpah. Menurut (Statistik EBTKE 2016). untuk pembangkitan serta energi listrik
data Kementerian ESDM per Desember Panas bumi merupakan salah yang dihasilkan relatif stabil sepanjang
S
2016, potensi panas bumi (geothermal) satu sumber energi terbarukan, yaitu waktu. Sebagai sumber energi domestik I
di Indonesia yang mencapai 29.544 sumber energi yang dihasilkan dari murni (site specific), pemanfaatan
MW adalah salah satu yang terbesar sumber daya energi yang berkelanjutan panas bumi dapat dilakukan di sekitar F
di dunia, terdiri atas cadangan 17.546 (sustainable) jika dikelola dengan baik, lokasi sumber energi. I
Gambar 1. Sebaran PLTP Terpasang Per Desember 2016 S
K
A
L

Sumber: Bappenas

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 73


Sumber Gambar : infomigas.org

Dengan berbagai kelebihan yang Pengembang panas bumi me- terlibat dalam pembiayaan proyek
ada, panas bumi tidak lagi hanya miliki kemampuan yang terbatas PLTP.
dipandang sebagai sumber energi untuk menanggung tingginya risiko Eksplorasi panas bumi membu-
E alternatif tetapi juga sebagai sumber eksplorasi sehingga diperlukan tuhkan teknologi tinggi dan
D energi masa depan. Pemerintah beru- dukungan Pemerintah. Dari perspektif biaya yang tidak sedikit. Biaya
U saha meningkatkan kontribusi energi risiko fiskal, pertanyaan tentang eksplorasi merupakan sunk cost
terbarukan termasuk panas bumi bagaimana bentuk dukungan Peme- bagi pengembang, karena belum
K
dalam bauran energi (energy mix). rintah serta bagaimana penanganan tentu kapasitas listrik yang dapat
A
Melalui Peraturan Presiden nomor risiko yang dilakukan oleh Pemerintah dihasilkan akan layak secara
S 22/2017 tentang Rencana Umum Energi tentu relevan dan menarik untuk finansial. Pengembang (baik swasta
I Nasional, Pemerintah memasang dikaji lebih lanjut. Penulisan artikel maupun BUMN) menghadapi risiko
target yang cukup menantang untuk ini bertujuan untuk menjelaskan ketidakpastian kapasitas sumber daya
F meningkatkan kapasitas energi listrik tentang latar belakang penyediaan karena data yang dimiliki baru sebatas
I dari pemanfaatan panas bumi yaitu fasilitas fiskal berupa pembiayaan data permukaan dari hasil kegiatan
S 7.200 MW pada tahun 2025. eksplorasi panas bumi serta upaya survei pendahuluan. Pengembang
K Sebagaimana yang terjadi di apa saja yang sudah dilakukan memperoleh data tersebut pada
negara lain, risiko eksplorasi masih Pemerintah agar fasilitas tersebut saat lelang WKP (Wilayah Kerja
A
merupakan tantangan utama da- dapat diselenggarakan secara efektif. Panas Bumi). Sedangkan pada BUMN
L
lam pengembangan panas bumi data tersebut diperoleh pada saat
di Indonesia. Risiko eksplorasi bisa TANTANGAN EKSPLORASI mendapat penugasan pengelolaan
berupa kemungkinan kapasitas listrik PANAS BUMI WKP.
yang dapat dihasilkan lebih kecil dari Eksplorasi panas bumi bertujuan Data permukaan belum cukup
perkiraan atau bahkan tidak ekonomis untuk menyediakan data dan informasi memberikan keyakinan bagi perban-
untuk dikembangkan. Tingginya risiko bawah permukaan/sub surface untuk kan untuk menyalurkan kredit yang
eksplorasi panas bumi berdampak mengkonfirmasi perkiraan kapasitas diajukan oleh pengembang untuk
pada terbatasnya akses pendanaan sumber daya (resource capacity). Data melakukan eksplorasi. Akibatnya
yang bisa disediakan oleh perbankan. ini diperoleh dari hasil pengeboran di banyak WKP yang tidak dikembangkan
Tantangan lain umumnya terkait kedalaman hingga 3.000 meter untuk karena pengembang mengalami
dengan isu-isu lingkungan dan sosial, mencapai reservoir. Dari data tersebut kesulitan untuk mendapatkan akses
regulasi dan perizinan, tarif listrik, akan diketahui potensi kapasitas listrik pembiayaan dari perbankan serta
serta kompleksitas pembangunan yang dapat dihasilkan serta tingkat tidak memiliki struktur modal yang
proyek panas bumi berupa PLTP keekonomian suatu proyek PLTP. cukup untuk membiayai eksplorasi
(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Informasi ini sangat penting bagi melalui ekuitas yang dimiliki. Hal
Bumi). investor sebelum memutuskan untuk ini dapat dilihat sebagai salah satu

74 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


Sumber Gambar : ebtke.esdm.go.id
E
penyebab pengembangan panas pengelolaannya kepada PT SMI (Sarana FDG, sebagaimana diatur dalam PMK D
bumi di Indonesia relatif stagnan pada Multi Infrastruktur) pada akhir tahun 62/2017 tentang Pengelolaan Dana U
beberapa tahun terakhir. 2015. Aspek akuntabilitas menjadi Pembiayaan Infrastruktur Sektor
K
kekhawatiran dalam penyaluran Panas Bumi pada PT SMI. Terbitnya
A
FASILITAS FISKAL UNTUK dana yaitu pertanggungjawaban atas regulasi ini merupakan amanat
MENDUKUNG PROYEK PANAS kerugian jika hasil eksplorasi ternyata Peraturan Menteri Keuangan Nomor
S
BUMI : PELAKSANAAN DAN tidak layak untuk dikembangkan. 232/PMK.06/2015 tentang Pelaksanaan I
TANTANGAN Sehingga dalam penyaluran FDG Pengalihan Investasi Pemerintah dalam
Pemerintah melalui Kementerian terdapat persyaratan kolateral yang PIP menjadi Penyertaan Modal Negara F
Keuangan telah berinisiatif merumus- memberatkan bagi calon debitur dan pada PT SMI. Penyusunan regulasi ini I
kan dan menyediakan fasilitas menjadi penghalang untuk pengajuan telah memperhatikan regulasi sektoral S
fiskal dalam bentuk FDG/Fasilitas kredit ke PIP. dalam bidang Panas Bumi yang K
Dana Geothermal (geothermal Berdasarkan pengalaman di atas merupakan kewenangan Kementerian
A
fund facility). Penyediaan fasilitas serta berlakunya regulasi baru di ESDM.
L
pembiayaan eksplorasi merupakan bidang panas bumi, seperti UU 21/2014 Pada PMK 62/2017 istilah Fasilitas
bentuk keterlibatan Pemerintah yang tentang Panas Bumi, PP 7/2017 tentang Dana Geotermal didefinisikan sebagai
diharapkan dapat mendukung dan Pemanfaatan Tidak Langsung Panas Dana Pembiayaan Infrastruktur Sektor
menciptakan iklim investasi yang Bumi beserta peraturan turunannya, Panas Bumi (Dana PISP), yaitu dana
menarik di sektor panas bumi. Sejak maka perlu dirumuskan mekanisme yang bersumber dari pengalihan
Tahun Anggaran 2011 Pemerintah telah baru penyaluran FDG. Hal ini bertujuan investasi Pemerintah berupa Fasilitas
mulai mengalokasikan pembentukan agar fasilitas tersebut dapat disalurkan Dana Geothermal dari PIP kepada
FDG melalui APBN dan menugaskan PIP dan dimanfaatkan untuk pembiayaan PT SMI yang digunakan untuk
(Pusat Investasi Pemerintah) sebagai eksplorasi panas bumi secara efektif. pembiayaan infrastruktur sektor panas
pengelola sebagaimana diatur dalam bumi, termasuk penambahan dana
PMK 286/2012 tentang Penugasan STRATEGI “BREAKTROUGH” : dari sumber lain yang sah berdasarkan
kepada PIP untuk Melaksanakan PENUGASAN PEMERINTAH persetujuan Pemerintah. Melalui PMK
Pengelolaan Dana Geothermal. KEPADA PT SMI ini, PT SMI sebagai BUMN yang berada
Namun sayangnya dana sejumlah Menteri Keuangan telah menerbit- di bawah Kementerian Keuangan yang
Rp.3,129 triliun tersebut belum kan regulasi baru yang mengatur bergerak dalam bidang pembiayaan
termanfaatkan hingga saat dialihkan mengenai mekanisme pemanfaatan infrastruktur ditunjuk sebagai

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 75


pengelola dana PISP. selain sebagai pemegang saham PT telah mengalami perkembangan yang
Pada mekanisme yang baru, SMI juga sebagai menteri teknis yang pesat.
Menteri Keuangan memberikan berwenang mengatur kebijakan sektor Berikut ini adalah beberapa upaya
penugasan khusus kepada PT SMI pembiayaan infrastruktur sebagai yang bisa dilakukan untuk memitigasi
untuk melaksanakan kegiatan kegiatan usaha PT SMI. Sedangkan kerugian eksplorasi antara lain:
eksplorasi yaitu berupa penyediaan Menteri ESDM memiliki kewenangan a. Penggunaan teknologi survei
data dan informasi panas bumi sebagai menteri teknis/pemilik sektor geokimia lanjutan yang akan
menggunakan Dana PISP. Penugasan yang menyelenggarakan urusan meningkatkan akurasi pengukuran
khusus kepada PT SMI diterbitkan Pemerintahan di bidang panas bumi. temperatur reservoir.
berdasarkan usulan penyediaan Kewenangan Pemerintah dalam b. Penggunaan teknologi deep slim
data dan informasi panas bumi yang penyelenggaraan panas bumi dilaksa- hole drilling akan meningkatkan
disampaikan oleh Menteri ESDM nakan dan/atau dikoordinasikan oleh akurasi data bawah permukaan dan
ataupun Direktur Utama BUMN/ anak Menteri ESDM. Mekanisme koordinasi meminimalkan biaya apabila data
perusahaan BUMN yang bergerak di antara Menteri Keuangan dan Menteri yang diperoleh tidak layak.
bidang panas bumi. ESDM telah diatur dalam Nota c. Penerapan prosedur stop and go
Menteri ESDM menyampaikan Kesepahaman. pada setiap tahapan eksplorasi,
usulan penyediaan data dan informasi berdasarkan rekomendasi tenaga
panas bumi dengan tujuan untuk PENANGANAN RISIKO ahli yang berpengalaman, untuk
mendukung penyiapan WKP yang akan EKSPLORASI meminimalkan kerugian.
dilelang (greenfield). Sedangkan bagi Para ahli berpendapat bahwa Dalam PMK 62/2017 telah diatur
BUMN usulan tersebut ditujukan untuk statistik tingkat kesuksesan eksplorasi mekanisme penggantian Dana PISP
E penambahan data pada WKP yang pada sistem panas bumi vulkanik di jika terjadi kegagalan eksplorasi
D dikelola (brownfield). Dengan adanya Indonesia mencapai 62 persen. Data karena kegiatan eksplorasi dihentikan
U fasilitas ini maka risiko eksplorasi yang ini berasal dari hasil pengeboran 200 (cut loss) atau data hasil eksplorasi
selama ini dihadapi oleh pengembang, sumur sampel sejak 20 tahun lalu. tidak layak untuk dikembangkan/
K
baik swasta maupun BUMN akan di- Rasio kesuksesan eksplorasi akan dilelang. Mekanisme penggantian
A
tanggung oleh Pemerintah. dapat ditingkatkan menjadi sekitar diperlukan agar Dana PISP dapat
S Penerbitan penugasan penyediaan 65 - 70 persen melalui penerapan kembali digulirkan untuk lokasi
I data dan informasi panas bumi kepada teknologi survei yang baru (JICA, potensial lainnya. Pada skema usulan
PT SMI melibatkan kewenangan lintas 2016). Mengingat, selama 15 tahun Kementerian ESDM, jika eksplorasi
F sektor, yaitu Menteri Keuangan dan terakhir teknologi survei permukaan berhasil maka pemenang lelang WKP
I Menteri ESDM. Menteri Keuangan (geologi, geofisika, dan geokimia) diwajibkan untuk mengganti biaya
S
Tabel 1. Skema Penyediaan Data dan Informasi Panas Bumi Melalui Penugasan Khusus Kepada PT SMI
K
A
L

76 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


data sebelum penerbitan Izin Panas lingkup pemanfaatan panas bumi pengembangan proyek PLTP. Dana
Bumi. Sedangkan apabila gagal maka merujuk pada UU 21/2014 tentang PISP dapat disalurkan kepada badan
biaya tersebut akan diganti seluruhnya Panas Bumi serta PP 7/2017 tentang usaha yang memenuhi kriteria
oleh Pemerintah. Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak sebagai berikut:
Pada skema usulan BUMN, jika Langsung. a. BUMN yang melaksanakan Pe-
eksplorasi berhasil maka BUMN 1. Tujuan manfaatan Tidak Langsung;
diwajibkan mengganti biaya seluruh- Pengelolaan Dana PISP bertujuan b. badan usaha yang melaksanakan
nya. Sebaliknya jika gagal terdapat untuk: Pemanfaatan Tidak Langsung
skema risk sharing antara Pemerintah a. mendukung pembiayaan kegiat- yang mayoritas sahamnya
dan BUMN. Maksimal yang bisa an eksplorasi dan eksploitasi dimiliki oleh BUMN;
ditanggung oleh Pemerintah adalah serta pengembangan proyek c. badan usaha Pemegang Kuasa
50 persen dari total biaya Penugasan PLTP; dan Usaha Ketenagalistrikan; dan/
Khusus kepada PT SMI, sedangkan b. mendukung kegiatan penyedia- atau
sisanya merupakan beban BUMN. an data dan informasi panas d. badan usaha pemegang Izin
Seluruh penggantian biaya oleh bumi dalam rangka penyiapan Panas Bumi.
Pemerintah baik untuk skema usulan wilayah kerja atau penambahan Mekanisme pemberian pinjaman
Kementerian ESDM maupun usulan data pada wilayah kerja. dilaksanakan sesuai dengan keten-
BUMN akan dilaksanakan melalui 2. Jenis Kegiatan Pengelolaan Dana tuan yang berlaku pada PT SMI.
mekanisme APBN. PISP 4. Penyertaan Modal
Pengelolaan Dana PISP dilaksana- Penyertaan modal dilakukan oleh
SUBSTANSI PMK 62/PMK.08/2017 kan oleh PT SMI melalui kegiatan: PT SMI baik dalam rangka pendirian
Dana PISP merupakan dana a. pemberian pinjaman; maupun penambahan kepemilikan E
bergulir yang dapat digunakan untuk b. penyertaan modal; dan/ atau saham pada badan usaha/special D
pembiayaan kegiatan pembiayaan c. penyediaan data dan informasi purpose vehicle yang melaksanakan U
data dan informasi panas bumi panas bumi. kegiatan Pemanfaatan Tidak Lang-
K
dalam rangka mendukung komitmen 3. Pemberian Pinjaman sung panas bumi. Mekanisme pe-
A
Pemerintah mengembangkan Pemberian pinjaman dilakukan nyertaan modal dilaksanakan sesuai
infrastruktur energi listrik melalui untuk pembiayaan kegiatan dengan peraturan perundang-
S
pemanfaatan panas bumi. Ruang eksplorasi, eksploitasi, dan/atau undangan mengenai pendirian dan/ I

F
I
S
K
A
L

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 77


E
D
U atau penyertaan modal dalam suatu gudang. skema Usulan Kementerian
badan usaha dan anggaran dasar b. Penugasan Pemerintah kepada ESDM, pihak Kementerian ESDM
K
PT SMI. PT. SMI akan melakukan administrasi
A
5. Penyediaan Data dan Informasi Kegiatan penyediaan data dan pencatatan dan pengelolaan
S Panas Bumi informasi panas bumi dilakukan atas data yang diterima tersebut
I Tentang penyediaan data dan oleh PT SMI berdasarkan pe- sebagai Aset Barang Milik
informasi panas bumi, terdapat tiga nugasan khusus dari Menteri Negara. Pada skema BUMN,
F aspek substansi sebagai berikut: Keuangan. Surat Keputusan pihak BUMN merupakan
I a. Pendefinisian data dan informasi Penugasan Khusus diterbitkan pemilik aset yang melakukan
S panas bumi setelah Menteri Keuangan pencatatan dan pengelolaan
K Hasil dari pelaksanaan kegiatan menyetujui rekomendasi yang aset data. Setelah masa transisi,
penugasan Pemerintah adalah disampaikan oleh Dirjen PPR Kementerian ESDM atau
A
tersedianya data dan informasi atas usulan Menteri ESDM BUMN akan melakukan serah
L
panas bumi. Definisi data dan atau Direktur Utama BUMN/ terima pemeliharaan atas aset
informasi panas bumi merujuk anak perusahaan BUMN yang eksplorasi dengan PT SMI.
pada UU 21/2014 tentang bergerak di bidang Panas Bumi. 6. Pembentukan Komite Bersama
panas bumi yaitu semua fakta, Surat Keputusan Penugasan Menteri Keuangan membentuk
petunjuk, indikasi, dan informasi Khusus diterbitkan oleh Menteri Komite Bersama untuk pengawasan
terkait panas bumi. Bentuk data Keuangan dalam hal ini Dirjen dan supervisi, serta pengambilan
dan informasi panas bumi antara PPR untuk masing-masing keputusan strategis dalam
lain laporan kegiatan eksplorasi, wilayah yang diusulkan. pelaksanaan kegiatan penyediaan
laporan hasil analisis data (data c. Pengelolaan aset data dan data dan informasi panas bumi.
well logging dan hasil uji sumur), informasi panas bumi Komite Bersama terdiri dari
contoh batuan (coring dan Setelah selesai melaksanakan unsur Kementerian Keuangan
cutting), dan hal-hal lain yang penugasan, PT SMI akan me- dan Kementerian ESDM sehingga
meliputi antara lain lahan untuk nyampaikan data dan informasi koordinasi dapat dilaksanakan
akses jalan dan area pengeboran kepada Menteri Keuangan. Data secara efektif. Komite Bersama
berupa well pad, well head, tersebut selanjutnya diserahkan dalam pelaksanaan tugasnya
rock storage, well structure, dan kepada pihak pengusul. Pada dapat melibatkan tenaga ahli yang

78 INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7


disediakan oleh PT SMI. Menteri Keuangan. DJPPR eksplorasi merupakan bidang baru
7. Perencanaan Dana PISP dan DJKN melakukan evaluasi bagi PT SMI sehingga perlu dibangun
PT SMI menyusun rencana penge- dan pemantauan atas kinerja kapasitas yang memadai dan memiliki
lolaan Dana PISP paling kurang satu pengelolaan Dana PISP. manajemen proyek yang handal
tahun sekali yang berkoordinasi sehingga mampu menjalankan upaya-
dengan Kementerian Keuangan c.q. KESIMPULAN upaya mitigasi risiko eksplorasi dalam
DJPPR dan DJKN. Dengan demikian Penyediaan Dana PISP sebagai pelaksanaan penugasan. Hal lain
diharapkan terdapat sinkronisasi fasilitas fiskal untuk pembiayaan adalah perlu dirumuskan pengenaan
antara perencanaan pengelolaan eksplorasi diharapkan dapat premium risiko sebagai komponen
Dana PISP dengan Rencana Kerja menciptakan iklim investasi yang tambahan penggantian biaya data.
dan Anggaran pada PT SMI. menarik sehingga mengundang Terutama untuk skema Usulan
8. Keberlangsungan Dana PISP partisipasi swasta di sektor panas Kementerian ESDM. Pengenaan
PT SMI mengupayakan penambah- bumi. Untuk itu diperlukan koordinasi premium risiko digunakan untuk
an dana atas Dana PISP dari sumber antara Kementerian Keuangan sebagai menutup sebagian kerugian eksplorasi
dana lainnya yang sah guna penyedia fasilitas, Kementerian ESDM dan merupakan salah satu opsi
mendukung usaha pemanfaatan sebagai pemilik sektor dan regulator alternatif yang bisa dilakukan untuk
panas bumi. Termasuk agar bisa dalam bidang panas bumi, dan PT mengurangi ketergantungan terhadap
dikombinasikan dengan dana- SMI sebagai agen fiskal Pemerintah penggantian biaya melalui APBN.
dana dari swasta maupun dari dalam pembiayaan infrastruktur serta Keterlibatan Pemerintah dalam
pihak lain, misalnya green financing pelaksana penugasan. Koordinasi perlu mengambil alih risiko eksplorasi
dan climate change. Hal ini untuk juga dilakukan dengan Kementerian yang sebelumnya dihadapi oleh
memperbesar daya leverage dan LHK terutama menyangkut kebijakan pengembang merupakan break- E
sustainability dana PISP. dan perizinan penggunaan lahan through sekaligus menunjukkan D
9. Pengalokasian Anggaran dan karena sebagaian besar sumber energi komitmen Pemerintah dalam rangka U
Pelaksanaan Penggantian Biaya panas bumi berada di dalam kawasan mengakselerasi pengembangan
K
kepada PT SMI hutan. Koordinasi dengan pihak sektor panas bumi. Fasilitas fiskal
A
Pengalokasian anggaran melalui lain termasuk lembaga keuangan ini diharapkan dapat membantu
APBN akan dilaksanakan jika internasional juga diperlukan agar Pemerintah untuk mencapai target
S
diperlukan penggantian biaya fasilitas ini dapat digulirkan secara bauran energi dari sektor panas bumi I
penugasan kepada PT SMI sejumlah efektif dan optimal. menuju 7.200 MW pada tahun 2025
cost + margin. DJPPR mengajukan Diperlukan penerapan manaje- dari kapasitas yang ada saat ini sebesar F
permintaan audit atas biaya yang men risiko yang baik agar Dana 1.438.5 MW atau baru sekitar 20 persen I
telah dikeluarkan oleh PT SMI PISP dapat terus bergulir. Kegiatan dari target. n S
kepada BPKP. Berdasarkan hasil K
audit yang dilaksanakan oleh BPKP,
A
DJPPR mengajukan permintaan
REFERENSI: PIP untuk Melaksanaan Penge- L
penyediaan anggaran dalam APBN/
lolaan Dana Geothermal.
APBNP kepada DJA sesuai dengan 1. UU Nomor 19 Tahun 2003
7. Peraturan Menteri Keuangan
ketentuan peraturan perundang- tentang BUMN
Nomor 62/PMK.08/2017
undangan di bidang Keuangan 2. UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana
tentang Panas Bumi Pembiayaan Infrastruktur
Negara. Menteri Keuangan selaku
3. UU Nomor 16 Tahun 2016 Sektor Panas Bumi pada PT.
Pengguna Anggaran Bendahara tentang Ratifikasi Paris SMI.
Umum Negara menunjuk Direktur Agreement 8. Peraturan Menteri Keuangan
PRKN-DJPPR selaku Kuasa 4. Peraturan Pemerintah 7 Tahun Nomor 232/PMK.06/2015 ten-
Pengguna Anggaran. 2017 tentang Pemanfaatan tang pelaksanaan pengalihan
Tidak Langsung Panas Bumi. Investasi Pemerintah dalam
10. Laporan Pertanggungjawaban PIP menjadi Penyertaan Modal
5. Peraturan Presiden Nomor
PT SMI menyusun laporan semester Negara pada PT. SMI.
22/2017 tentang Rencana
dan laporan tahunan kinerja Umum Energi Nasional 9. Kementerian ESDM. Statistik
pengelolaan Dana PISP. Laporan 6. Peraturan Menteri Keuangan EBTKE 2016.
pengelolaan Dana PISP diaudit Nomor 286/PMK.11/2012 10. JICA. Textbook for Geothermal
tentang Penugasan kepada Development Policy. 2016.
oleh Kantor Akuntan Publik
selanjutnya disampaikan kepada

INFO RISIKO FISKAL E D I S I 2 / TA H U N 2 0 1 7 79


INDONESIA
PPP DAY
S
E
2017
A N e w Wa y, A N e w O p p o r t u n i t y
K
I
L
A Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Pemerintah Kanada dan Bank Dunia kembali
S menyelenggarakan Indonesia PPP Day di tahun 2017 ini. Mengusung tema “A New Way, A
New Opportunity”, Indonesia PPP Day 2017 bertujuan untuk:
I 1. Membangun komitmen yang lebih kuat pada Kepala Daerah sebagai PJPK potensial dalam
N penerapan KPBU dalam penyediaan infrastruktur nasional dan daerah.
F 2. Menunjukkan kepada para pemangku kepentingan bahwa KPBU sudah semakin banyak
O diminati, terutama oleh Pemerintah Daerah.
3. Menyediakan forum yang dapat memberikan informasi teknis mengenai pelaksanaan
R KPBU di Indonesia baik kepada para calon PJPK, investor/lender potensial maupun kepada
I publik.
S Indonesia PPP Day 2017 akan dilaksanakan pada hari Rabu, 29 November 2017 bertempat di
I Gedung Dhanapala, Jalan Dr. Wahidin No. 1, Jakarta Pusat.
K
Rangkaian kegiatan pada Indonesia PPP Day 2017 yaitu:
O
1. Breakfast Meeting Menteri Keuangan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat bersama 30 Kepala Daerah terpilih.
2. Talkshow KPBU menghadirkan Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Walikota Bandar Lampung, dan Walikota
Medan.
3. Coaching Class (i) penyiapan Proyek KPBU, (ii) berinvestasi pada KPBU di Indonesia, dan (iii)
skema KPBU sebagai Solusi dalam Mengelola Terbatasnya Anggaran.

Kementerian Keuangan berkomitmen mendukung KPBU dalam penyediaan infrastruktur


dengan menyediakan fasilitas dan dukungan Pemerintah untuk KPBU. Kementerian Keuangan
menyediakan fasilitas penyiapan proyek/Project Development Fund, dukungan kelayakan atas
sebagian biaya konstruksi, dan penjaminan infrastruktur.
PENERBITAN PMK NOMOR 148/PMK.08/2017
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
PEMBERIAN JAMINAN PEMERINTAH
UNTUK PERCEPATAN PENYELENGGARAAN
KERETA API RINGAN/LIGHT RAIL TRANSIT
TERINTEGRASI DI WILAYAH JABODEBEK
Dalam Rangka melaksanakan amanat Peraturan Presiden Nomor 49 tahun 2017 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jabodebek PT
Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengemban penugasan Pemerintah membutuhkan
pendanaan sebesar kurang lebih Rp. 26,7 Triliun untuk melakukan penyelenggaraan
pengoperasian prasarana, perawatan prasarana dan pengusahaan prasarana termasuk
pendanaan pembangunan prasarana maupun sarana Kereta Api Ringan. S
E
Dari total kebutuhan pendanaan tersebut, dibutuhkan pendanaan berupa ekuitas serta K
pinjaman bank. Kereta Api Ringan Jabodebek ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2019. I
Dengan tarif penumpang yang telah ditentukan oleh Pemerintah dan pembangunan prasarana L
yang penyelenggaraanya dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Kereta Api A
(Persero) membutuhkan bantuan dari Pemerintah demi kelangsungan proyek dan tercapainya S
expected return bagi PT Kereta Api (Persero).
I
Sehubungan dengan penugasan ini, Kementerian Keuangan berperan untuk menyediakan N
dukungan berupa bantuan dan jaminan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- F
undangan. Jaminan yang diberikan diberikan berdasarkan mandat Peraturan Presiden Nomor O
49 tahun 2017. Jaminan dimaksud merupakan jaminan pinjaman dan jaminan atas penerbitan
obligasi/surat hutang PT Kereta Api (Persero) dalam rangka penyelenggaraan prasarana R
maupun sarana Proyek Kereta Api Ringan. I
S
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan permohonan jaminan setelah Peraturan I
mengenai pemberian bantuan atas pelaksanaan penugasan penyelenggaraan Kereta Api
K
Ringan/LRT Jabodebek sebagaimana dimaksud dalam Perpres Nomor 49 Tahun 2017 diterbitkan
O
dan Perjanjian Kerja Sama penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Jabodebek ditandatangani.
Adapun pelaksanaan pemberian jaminan Pemerintah oleh Menteri Keuangan didelegasikan
kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.
SEMINAR HARI
OEANG: “SINERGI
MANAJEMEN ASET,
TREASURY, DAN
PEMBIAYAAN
UNTUK PERCEPATAN
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
INDONESIA”

JAKARTA,
24 OKTOBER 2017

PENDATANGANAN
E KESEPAKATAN
X INDUK KPBU -
P SIDOARJO BARAT -
PEKAN BARU
O
S JAKARTA,
U 18 AGUSTUS 2017
R
E

IMPLEMENTASI
PROGRAM RESULT
BASED LENDING
WORKSHOP DENGAN
PELAKU BISNIS
DAN INSTANSI
PEMERINTAH
DAERAH

BANDAR LAMPUNG,
14 AGUSTUS 2017
INDONESIA
INFRASTRUCTURE
FINANCE FORUM

JAKARTA,
25 JULY 2017

PERJANJIAN PELAK-
SANAAN FASILITAS
& PERJANJIAN E
PENUGASAN X
PT SMI SEBAGAI
P
PELAKSANA FASILI-
O
TAS PENYIAPAN
PROYEK KPBU S
SPAM PEKANBARU U
R
JAKARTA, E
5 OKTOBER 2017

MONITORING TOL
TRANS SUMATERA
RUAS BAKAUHENI-
TERBANGGI BESAR

LAMPUNG,
14-16 AGUSTUS 2017

Anda mungkin juga menyukai