Anda di halaman 1dari 30

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Serangga disebut insecta atau dibaca " insekta" karena berasal dari bahasa
Latin insectum yaitu sebuah kata serapan dari bahasa Yunani ἔντομον (éntomon),
terpotong menjadi beberapa bagian. Serangga adalah salah satu kelas avertebrata
di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin , tubuh yang
terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan abdomen), tiga pasang kaki yang
pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena. Serangga juga
termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam yang mencakup lebih
dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme hidup
yang telah diketahui. Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara enam
hingga sepuluh juta dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan
hewan yang berbeda-beda di bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua
lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan suatu habitat
yang didominasi oleh kelompok arthropoda lain, krustasea. Serangga juga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
(Wikipedia,2015).

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh dua


faktor antara lain faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah
semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang
terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk
mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan
yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan. Faktor luar tumbuhan
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu
faktor lingkungan berupa nutrisi, air, cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini

1
harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain.
Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C,
H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain). Pemenuhan
kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah
bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis,
tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan
medium reaksi enzimatis. Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh
cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah
diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang
dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap
akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi
klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang
tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya
cahaya. Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada
tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan
aktivitas tumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan.
Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai
suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu
minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju
tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh
atau bahkan mati. Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika
kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk
menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya
penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
(Anonim, 2015).

Manfaat dalam mempelajari ordo serangga hama khususnya ke enam ordo


serangga hama adalah agar praktikan dapat mengenal serangga hama, jenis mulut,

2
daur hidup, tipe perkembangbiakan dan siklus penyerangannya sehingga dapat
diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.

I.2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi


tentang Mengenal Ordo Serangga Hama adalah :

a. Untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.


b. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh
serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan
pengklasifikasian/ identifikasi ke enam serangga hama tersebut.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Hama dan Jenis Ordo

Hama merupakan organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan


dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem
alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya
adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan
lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria.
Dalam dunia pertanian, hama merupakan suatu organisme pengganggu tanaman
yang menimbulkan kerusakan secara fisik dan praktis adalah semua hewan yang
menyebabkan kerugian secara ekonomis dalam pertanian.(Wikipedia, 2015).

Jenis ordo serangga hama terdiri atas ;


a. Ordo orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai
pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai
predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap
dua pasang. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-
vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan
melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang
melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain :
dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata
sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada
thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat
pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus
dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir
abdomen). Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan
melalui tiga stadia yaitu telur - nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan

4
dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran
tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : Kecoa
( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu
( Valanga nigricornis Drum).
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding Ordo ini memiliki anggota yang
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian
kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera,
rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum
tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini
terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose
bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa
oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus
cingulatus F).
c. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu) Anggota ordo Homoptera memiliki
morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara
keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki
tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang
sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk
pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat

5
tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota
Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang
perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun
dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota
ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa
( Aleurodicus destructor Mask.) Kutu loncat lamtoro ( Heteropsylla sp.).
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) anggota-anggotanya ada yang bertindak
sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator
(pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan
mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra.
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang
istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-
pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa
jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada
moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna
(holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva -
kepompong (pupa) - dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal
(tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda).
Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe
bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes
rhinoceros L) Kumbang janur kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang
buas (predator) Coccinella sp. 
e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat) dari ordo ini, hanya stadium larva
(ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada
yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu
atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-
sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga
bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit . Metamorfose
bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia :

6
telur – larva - kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik
kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa
jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning ( Tryporiza incertulas
Wlk) Kupu gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada tembakau ( Spodoptera
litura).
f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) serangga anggota ordo Diptera meliputi
serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.
Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap
belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut
halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui
stadia : telur - larva - kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda
biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang
bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta.
Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator
pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.) lalat
parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ).
g. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding. Ordo ini memiliki anggota yang
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan
tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya
memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung
membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.  Pada bagian
kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera,
rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum
tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini
terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose

7
bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa
oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L).
h. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) kebanyakan dari
anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan
sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan
membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang.
Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.
Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum
sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang
melalui stadia : telur-> larva–> kepompong —> dewasa. Anggota famili
Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai
tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya
antara lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).
Apanteles artonae Rohw (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae
Ferr. (parasit kumbang Brontispa). (Rioardi, 2009).

II.2. Klasifikasi Serangga


Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub
kelas yaitu : 1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas
Apterygota. 2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
1. Sub kelas Apterygota.
Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Tidak bersayap.
 Tidak mengalami metamorfosis (ametabola).
 Tipe mulutnya menggigit.
 Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.
 Antenanya panjang tidak beruas-ruas.

8
Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku
dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.
2. Sub kelas Pterygota.
Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Memiliki sayap.
 mengalami metamorfosis.
 Tipe mulutnya bervariasi.
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu : a) Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya
berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo
Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata.
- Ordo Isoptera.
Isoptera berasal dari bahasa Latin (is = sama, pteron = sayap) yang berarti
Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera
adalah : Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Cara
hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang
disebut polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit
atau tentara. Contoh : Helanithermis sp. (rayap).
- Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari bahasa Latin (orthop = lurus, pteron = sayap) yang
berarti Insekta bersayap lurus. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo
orthoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan
sayap belakang. Sayap bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku
(perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput. Mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Kaki paling
belakang (kaki ketiga membesar). Contoh : Kecoa (Periplaneta
americana), Jangkrik (Grillus sp.)., Belalang sembah (Tenodora sp.).
- Ordo Hemiptera

9
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera adalah : Memiliki dua
pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap
belakang transparan. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe
mulut menusuk dan menghisap. Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus).,
Walang sangit (Leptocorisa acuta).
- Ordo Odonata.
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo homoptera adalah : Memiliki dua pasang
sayap tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe
mulut menggigit. Contoh : Capung (Aesha sp.).
b) Endopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan
kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo
Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera, ordo Lepidoptera, ordo
Shiponaptera.
- Ordo Coleoptera.
Coleoptera berasala dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron = sayap),
berarti insekta bersayap perisai. Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah :
Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh :
Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica).
- Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah : Mengalami metamorfosis sempurna.
Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan
menjilat. Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut
hitam (Monomorium sp.).
- Ordo Diptera
Ciri-ciri ordo diptera adalah : Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap
belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan).
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap

10
serta menjilat. Dan memiliki tubuh ramping. Contoh : Nyamuk rumah
(Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam
berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat
tsetse (Glossina palpalis).
- Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap yang
bersisik halus. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut pada tahap
larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap. Mata fasetnya
besar. Contoh : Kupu-kupu Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx
mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
- Ordo Shiponaptera
Ciri-ciri ordo shiponaptera adalah : Tidak memiliki sayap. Mengalami
metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Kakinya
pipih panjang dan digunakan untuk meloncat. Contaoh : Kutu manusia
(Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic).
- Ordo Dermaptera.
Ciri-ciri ordo dermaptera adalah : Memiliki dua pasang sayap (satu pasang
seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak bersayap.
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh :
Earwig. (Lukman Adiansyah, 2012).

11
III. BAHAN DAN METODE

III.1. Tempat dan Waktu


Tempat dan waktu Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan
materi Mengenal Ordo Serangga Hama yang dilaksanakan pada hari Kamis, 9
April 2015 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.

III.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah serangga hama ordo
Orthoptera, contohnya belalang kayu (Valanga nigricornis). Ordo Hemiptera,
contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta). Ordo Coloeptera, contohnya
kumbang kelapa (Oryctes rhinoceras). Sedangkan alat yang digunakan adalah lup,
kamera, alat gambar dan alat tulis lainnya.

III.3. Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing
ordo serangga hama, yang digambar adalah :
- Membentuk serangga secara keseluruhan.
- Per masing-masing bagian, yaitu sayap depan, dan belakang, kepala
(caput), dada (throax), perut (abdoment), dan kaki.
- Melakukan pengklasifikasian (genus, spesies, ordo dan familia).
- Membuat resuman singkat meliputi : gejala serangan, tanaman yang
diserang dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau
telur-nimfa-imago) dan mencantumkan dalam laporan anda.
b. Menggambar hasil pengamatan (per kelompok) dan membuat sebagian
laporan sementara yang ditandtangani oleh asisten yang bertugas.

12
IV. HASIL DAN PENGAMATAN

IV.1. Hasil dan Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama di Laboratorium
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
UNPAR.

Bagian
Nama Ordo Tipe Bentuk Tanaman
No Tipe Mulut
Serangga Serangga Perkembangan Sayap yang Di
serang
Belalang
Kayu
Menggigit,
1 (Valanga Orthoptera Paurametabola Lurus Daun
mengunyah
nigricornis)

Bagian
Walang depan
Sengit penebalan Menusuk, Daun
2 Hemiptera Paurametabola
(Leptocoris setengah menghisap buah
a acuta) sisanya
berselaput
Bersayap
seludang
pada
Kumbang sayap
Kelapa bagian Menggigit, Akar
3 Coloeptera Holometabola
(Oryctes depannya, mengunyah batang
rhinoceros sayap
belakang
seperti
selaput

13
Bersayap
Kutu Daun sama Menyerang,
4 Homoptera Paurametabola Daun
(Aphis, Sp) seperti menghisap
membran
Lalat Buah Menggigit,
Bersayap
5 (Batrocera Diptera Holometabola mengunyah Buah
dua
dorsalishen) , menjilat
Kepik Hijau Penghisap
Menusuk,
6 (Nezara Hemiptera Paurametabola Setengah potongan
menghisap
vidula) kedelai
Larva
Lepidopter Menggigit,
7 (Plutella Holometabola _ Daun
a mengunyah
xylostella)
Kutu Beras
8 (Sitophillus Coloeptera Holometabola Seludang Mengunyah Beras
oryzae)

IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Belalang kayu (Valanga nigricerris)

Sumber : adearisandi.wordpress.com

14
Klasifikasi Belalang:
Pylum : Arthopoda
Sub Filum : Mandibulata
Klas : Insect
Sub Klas : Pterygota
Ordo : Ortytoptera
Family : Acridiae
Genus : Valanga
Spesies : Valangga nigricornis
Daur Hidup dari ordo orthoptera (Valanga rignicornis) ini melewati masa
perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan
kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan
bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus
menerus. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo orthoptera yakni Belalang
(Valanga nigricornis) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari
kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks) terdapat enam kaki den sayap,
dan perut (Abdomen) beruas. Caput meliputi antena dan mata majemuk, pada
toraks meliputi protoraks dan mesotoraks. Tipe mulut pada belalang (Valanga
nigricornis) merupakan bagian yang beruas-ruas yang terdiri dari tergum atau
strenum, yang mana setiap strenum terdapat sigma, serta terdapat pula ovipositor
yang berfungsi sebagai alat peletakkan telur. Pengendalian Hama Belalang ini
yaitu Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada
diberikan kepada ayam, menyemprotkan phosdrin, diazinon, basudin, dan
insektisida lainnya.

15
IV.2.2. Walang Sangit ( Leptocorisa acuta)

Sumber : www.antaranews.com

Klasifikasi Hama walang sangit:

Pylum : Arthopoda

Klas : Insecta

Sub Klas : Pterygota

Ordo : Hemiptera

Family : Alydidae

Genus : Leptocarisa

Spesies : Leptocarisa accuta

Walang sangit (Leptocorixa acuta), organ morfologi yang terdiri dari


kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks) dan perut (abdomen). Memiliki bau
yang sangat busuk bila tersentuh dan menyerang tanaman padi berupa bulir yang
kosong. Walang sangit dewasa berwarna cokelat. Kaki dan antenanya panjang
serta selalau terbang. Sedangkan pada walang sangit yang masih muda berwarna
hijau. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat dan
bertelur pada sore dan malam hari. Telur walang sangit diletakkan secara berbaris
dengan 12-16 butir dalam satu dua baris dengan perkembangan telur kurang lebih
25 hari. Daur Hidup dari ordo hemiptera (Leptocorisa acuta) ini melewati masa

16
perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan
kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan
bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus
menerus secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo
Hemiptera yakni walang sangit (Leptocorixa acuta) secara umum morfologi
hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut
(Abdomen). Nama Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara
pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak
terbang. Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya
yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk
menusuk ringanja dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya.
Untuk walang sangit ini pengendaliannya dapat dilakukan secara manual namun
cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu
tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang
bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama
pada serangan yang disebabkan oleh walang sangit.

IV.2.3. Kumbang Kelapa ( Oryctes rhinoceros)

17
Sumber :
www.adearisandi.wordpress.com

Klasifikasi Kumbang kelapa :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Coleoptera

Famili : Scarabaeidae

Genus : Oryctes

Spesies : Oryctes rhinoceros L.

Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis


sempurna yang daur Hidup dari ordo ini melewati masa perkembangan dengan
tipe holometabola yaitu melewati tahap telur, larva, pupa dan kemudian imago.
Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta
meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara
berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Coleoptera yakni
kumbang kelapa (Oryctes rhinocheros) secara umum morfologi hama serangga
ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Mo (1957)
dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini berarna putih,
bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm.
Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman
(misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini
menetas. Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir
telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70
butir. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih
kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva
deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan.

18
Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh
larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh
lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang
mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar
yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama
60-165 hari. Cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang
tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman
inang. Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel
dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan
tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan
faktor lingkungan.

IV.2.4. Kutu Daun (Aphis. Sp)


Sumber :

www.agrotamaindonesia.blogspot.com

Klasifikasi Hama Kutu daun:

Pylum : Arthopoda

Klas : Insecta

Sub Klas : Apterygota

Ordo : Hemiptera

Family : Aphididae

19
Genus : Aphis

Spesies : Aphis, Sp

Tanaman yang menjadi inang utama bagi kutu daun ini sebenarnya adalah
jagung. Akan tetapi kutu ini memiliki inang alternative mulai dari tanaman padi
sampai pada tanaman hutan seperti Acacia sp. Berdasarkan hasil pengamatan pada
Ordo ini secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput),
dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Kutu ini menginfeksi semua bagian
tanaman, akan tetapi infeksi terbanyak terjadi pada daun. Kutu ini selain merusak
daun tanaman inangnya juga membawa sebagai vector dari berbagai macam virus
penyakit. Populasi kutu ini dapat mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangbiakan secara parthenogenesis memungkinkan suatu spesies untuk
melestarikan jenisnya tanpa harus melakukan perkawinan. Daur hidup kutu ini
dimulai dari telur, kemudian nympha, dan kutu dewasa. Pada fase nympha, kutu
ini mengalami 4 tahapan.Tahapan pertama nympha akan tampak berwarna hijau
cerah dan sudah terdapat antena. Tahap nympha kedua tampak berwarna hijau
pale dan sudah tampak kepala, abdomen, mata berwarna merah, dan antenna yang
terlihat lebih gelap dari pada warna tubuh. Pada tahap ketiga, antena akan terbagi
menjadi 2 segmen, warna tubuh masih hijau pale dengan sedikit lebih gelap pada
sisi lateral tubuhnya, kaki tampak lebih gelap daripada warna tubuh. Kutu dewasa
ada beberapa yang memiliki sayap (alate) dan yang tidak memiliki saya
(apterous). Sayap pada kutu ini memiliki panjang antara 0,04 to 0,088 inchi.
Tubuh kutu dewasa berwarna kuning kehijauan sampai berwarna hijau gelap.
Populasi kutu ini dapat dikontrol dengan kehadiran Aphelinus maidis. A. maidis
akan memparasit kutu ini pada fase nympha. Selain itu, terdapat juga organisme
predator seperti Allograpta sp. dan beberapa jenis kumbang. Untuk kutu daun ini
cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu
tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang
bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama
pada serangan yang disebabkan oleh kutu daun.

20
IV.2.5. Lalat Buah (Batrocera dorsalis hen)

Sumber :
https://lalatbuahhama.wordpress.com.

Lalat buah (Batrocera


dorsalishen) memiliki klasifikasi.
Kingdom : Animalia Phyllum :
Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo :
Diptera, Famili : Drosophilidae, Genus :
Drosophila, Spesies : Drosophila melanogaster. Morfologi dari hama lalat buah
(Dacus sp.) yaitu terdiri dari, caput, antenna, tungkai depan, tungkai belakang,
mulut, sayap, thorax, dan abdomen. Lalat buah (Dacus sp.) banyak dijumpai di
berbagai buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan. Siklus hidup lalat
buah (Dacus sp.) berkisar selama 7 sampai 26 hari mula-mula lalat buah betina
meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun atau buah yang sudah tua
kemudian telur berubah menjadi larva instar I, larva instar II, Larva Instar III,
imago, Lalat muda dan lalat dewasa siap bertelur. Tanaman inang Lalat buah
(Dacus sp.) dan jantan dan betina siap untuk kawin dan berkembang biak. Dan
pada saat larva , larva tersebut juga menyerang buah dari dalam dan buah akan
busuk. Pada umumnya semua tanaman yang memiliki buah dan buahnya dapat
diserang Oleh Lalat buah (Dacus sp.) merupakan tanaman inangnya. Cara
Pengendalian Lalat buah ( Dacus Sp ) dapt dilakukan secara manual yaitu dengan
cara mengunakan perangkap lem kuning untuk mencegah dan mengurangi
serangan lalat buah. Gunakan perangkap metyl eugenol untuk menangkap lalat
jantan. Tapi ingat jangan meletakkan perangkap dalam tengah lokasi pertanaman,
sebaikknya di pinggir saja agar lalat tidak terkumpul ditengah pertanaman.
Pembungkusan buah dengan menggunakan kertas, daun pisang, anyaman daun
kelapa, karung, duk, atau plastik pada tanaman buah-buahan dan paria. Lakukan

21
pembungkusan sebelum buah terserang atau sedini mungkin setelah pentil buah
terbentu.

IV.2.6. Kepik Hijau (Nezara vidula)

Sumber : www.blog.ub.ac.id

Klasifikasi Kepik Hijau :

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Kepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami


metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik
berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar
seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki
penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini
hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh
semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit. Larva yang sudah sampai
hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase
kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini
biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna
kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah
sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan

22
berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan
sayapnya sebelum mulai berakivitas. Morfologi kepik ttruktur mulutnya yang
berbentuk seperti jarum. Sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit,
namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Kepik tidak mengalami
metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru
menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun
ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama
nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali
hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata
lain: telur nimfa dewasa. Cara pengendalian kepik dengan menggunakan
pengendalian secara hayati dengan cara pemangkasan pada buah yang terserang
hama kepik.

IV.2.7. Larva (Plutella xylostella)


sumber : www.nbair.res.in

Hama ulat daun kubis Plutella


xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di
pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh
hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah
maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom :
Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family :
Yponomeutidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella. Gejala Serangan.
Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan
daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah

23
daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat
daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-
100%, terutama di musim kemarau. Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3
mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun
kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada
tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6
hari. Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh
larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera
menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun
dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva
dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai
pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm.
Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium
pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk
ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya ±1,25 cm, sayap depan bagian
dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama
ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama
lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage
moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu
tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan
angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga
menjadi dewasa.

IV.2.8. Kutu Beras (Sitophillus oryzae)

24
Sumber :www.khiashawol.blogspot.com

Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)


Nama latin : Sitophilus oryzae
Nama umum : Kutu beras
Klasifikasi:
Kingdom        : Animalia
Filum               : Antropoda
Kelas               : Insect
Ordo                : Coleopteran
Famil               : Cureulionidae
Genus              : Sitophilus
Spesies            : Sitophilus oryzae

Ciri morfologi Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak

kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak

berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap

sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang

dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang

hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5

mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak

akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini

tampak seperti kumbang dewasa. Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5

bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada

25
tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya

dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan

bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur

berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek

butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan

tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di

dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi

umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung

pada temperatur ruang simpan, kelembapan diruang simpan, dan jenis produk

yang diserang (Naynienay, 2008). Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan

pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat

cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya.

Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan rahangnya.

Satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat hidup selama beberapa

bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan sekitar 400 butir telur.

Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang

beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu

bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan

pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga

merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang hijau, biji

semangka, hingga biji bunga matahari.

V. PENUTUP

26
V.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu


Orthoptera Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya
“sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan
tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator.
Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap
depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap
belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai
adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing
terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Tipe
metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-
nimfa-imago).
Hemiptera berasal dari kata Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya
“sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula
sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini
mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi,
yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap
belakang seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan
hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe
mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan
stadium yang bisa merusak tanaman.
Homoptera berasal darikata Homo artinya “sama” dan pteron artinya
“sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen.
Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan
tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.) sejak menetas sampai dewasa
tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi membentuk
sayap untuk memudahkan untuk berpindah habitat. Tipe perkembangan hidup
serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago).
Lepidoptera Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”.
Tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya

27
bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-
larva-pupa-imago). Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan
imagonya (kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis
bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang
merupakan modifikasi dari rambut.
Coleoptera berasal dari kata Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”.
Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras dan tebal seperti
seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap
bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini
bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya
melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago). Tipe alat
mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) jenisnya bentuk
tubuh yang beragam dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis serangga lain.
Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga
yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda.
Diptera berasal darin kata Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap”
merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap
darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang
sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter yang
multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat
pendengaran.Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong–imago).
Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya
menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau
menjilat-mengisap.

V.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum
ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti
kegiatan praktikum.

28
DAFTAR PUSTAKA

29
Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha
Nasional. Surabaya.
Anonim, 2015. Biologi SMA XII (http://mudahbiologi.blogspot.com/faktor-yang-
mempengaruhi-pertumbuhan-tanaman.html). (Diakses pada tanggal 14
April 2015).

Lukman Adiansyah, 2012. Klasifikasi serangga (http://agronomers.com/klasifikasi


-serangga-hama.html). (Diakses pada tanggal 14 April 2015).

Rioardi, 2009. (http://Rioardi.blogspot.com/ ordo-ordo serangga). (Diakses pada


tanggal 14 April 2015).

Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/hama. (Diakses pada


tanggal 14 April 2015).

Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/serangga. (Diakses pada


tanggal 14 April 2015

30

Anda mungkin juga menyukai