Anda di halaman 1dari 16

Biota Tanah

Secara ekologis tanah tersusun atas 3 kelompok material, yaitu:


1. Faktor abiotik (material hidup, biota/ jasad-jasad hayati)
2. Faktor abiotik berupa bahan organik
3. Faktor abiotik berupa debu dan liat
Bahan organik tanah berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan yang mengalami proses
perombakan, selama proses ini berbagai jasad hayati tanah, baik yang menggunakan tanah
sebagai liangnya maupun yang hidup badan beraktivitas di dalam tanah, memainkan peran
penting dalam perubahan bahan organic dari bentuk segar hingga terurai menjadi senyawa-
senyawa sederhana dan tersedia bagi tanaman.
1. Ekologi tanah
a. Ekosistem tanah
Ilmu yang membahas hubungan biota tanah dengan lingkungannya (ekosistem tanah)
disebut ekologi tanah. Setiap ekosistem dicirikan oleh adanya kombinasi yang unik
antara jasad biologis dan sumber sumber abiotik yang berfungsi memelihara
kesinambungan aliran energi dan nutrisi (hara)bagi biota tersebut.
Semua ekosistem berdasarkan sumber karbonnya mempunyai dua tipe yaitu;
 Jasad ototrofik yang menggunakan C anorganik terutama CO 2 sebagai sumber
karbonnya,sehingga bertindak selaku produsen C organik.
 Jasad heterotrofik, yang memanfaatkan C organic sebagi sumber karbonnya
sehingga bertindak sebagai konsumen dan decomposer.
Di dalam ekosisitem tanah, 3 kelompok terpenting meliputi foto otrotofik meliputi
tumbuhan tingkat tinggi dan algae, khemoototrofik seperti bakteri nitrifikasi dan
bakteri pengoksidasi sulfur, serta khemoheterotrofik seperti hewan, protozoa, jamur,
dan bakteri.
b. Daur Energi hara
Pada ekosistem padang rumput, vegetasi rumput yang tumbuh merupakan produsen
90% biomass yang dihasilkan. Konsumen primer dari biomass ini meliputi berbagai
binatang seperti marmot dan kelinci, yang kemudian dimangsa oleh rubah dan burung
(konsumen sekunder).
Untuk setiap 10 gram biomass tanaman yang dikonsumsi dihasilkan sekitar satu gram
biomass hewan (10%). Dalam transformasi biomass tanaman ke biogas hewan ini,
karbon dikembalikan ke atmosfer sebagimana CO 2 dari respirasi. Juga dilepaskan
sejumlah energy panas. Kotoran hewan merupakan campuran sisa karbon asli dan
unsure hara, sehingga berfungsi sebagai sumber energy dan hara (nutrient) baik bagi
jasad mikro maupun tanaman.
Daur produsen---konsumen---dekomposer---produsen mengikuti alur pemanfaatan
energy/hara oleh jasad-jasad hayati dengan tanah sebagi media siklus.
c. Biomass dan Biodiversity
Populasi, jenis dan aktivitas mikrobia dalam tanah tergantung pada kondisi tanah.
Kondisi tanah tergantung pada sifat alami dan nonalami. Pada lahan pertanian,
kegiatan pertanian yang dilakukan akan menentukan populasi, jenis dan aktivitas
mikrobia,
Satu gram tanah subur dapat mengandung >1000 juta sel bakteri yang masing-masing
berdiameter ≤ 1µm dan panjang beberapa µm,dengan total biomass (bahan organic) >
2 ton/ha.
Populasi dan biodiversitas jasad hayati tanah tergantung pada aktivitas masing-
masing golongannya, yang terutama dipengaruhi oleh tiga factor utama, yaitu;
 Cuaca, terutama curah hujan dan kelembaban
 Kondisi/sifat tanah, terutama kemasaman, kelembaban,suhu, dan
ketersediaan hara.
 Tipe vegetasi penutup lahan, misalnya hutan, belukar dan padang rumput.

C. Predator
apabila suatu biota melalui pergerakannya dapat memakan,memangsa,mematikan,merusak,
Mengeksploitasi berat,melukai,mencederai dan lain-lain aktivitas yang dapat menyebabkan
kematian biota lainnya.
2) Hubungan Valuasional
Yaitu hubungan antarbiota berdasarkan keuntungan atau kerugian diantara keduanya.
Meliputi:
 Mutualisme (jika keduanya saling menguntungkan)
 Netralisme( jika keduanya berasosiasi tetapi tanpa baku pengaruh)
 Antagonism( jika salah satunya menderita kerugian)
 Sinergisme
Merupakan bagian dari mutualisme,yaitu dalam pembentukan suatu produk spesifik bersama
dihasilkan yang lebih baik ketimbang dihasilkan masing-masingnya.
 Ammensalisme ( jika keduanya merugikan,yaitu keduanya saling memproduksi bahan toksik
Untuk saling menekan.

3) Hubungan Dependensial
Yaitu hubungan yang menjelaskan ada atau tidaknya asosiasi,masing-masingnya baku butuh
terhadap produk dari partnernya,baik secara kimiawi,fisikal atau biologis.
4) Hubungan Durabilitasi
Yaitu hubungan berdasarkan criteria temporal ,adapun yaitu asosiasi persistens(tetap) atau
transiens(sementara).
5) Hubungan Spesifikal
Yaitu hubungan yang menunjukkan variasi derajat keterlibatan, yaitu dari spesifik secara
tinggi hingga secara esensial non spesifik.
6) Hubungan Nutrisional
Divisi utamanya adalah ototrofik dan hetetrofik

3. FAUNA TANAH
A. CACING TANAH
Di antara fauna tanah di daerah humid sedang,cacing tanah merupakan penyumbang bahan
organic tanah terbesar,yaitu kira-kira 100 kg/ha (0,005 %) dengan populasi 7000 ekor.
Populasi dan aktivitas cacing tanah bervariasi antartanah,optimum jika kondisinya
lembab,banyak bahan organic dan kalsium tersedia,serta bertekstur halus.Jika pada tanah
yang bertekstur berpasir,rendah bahan organic dan bereaksi masam,populasi dan aktivitasnya
menjadi sangat terbatas.Oleh karena itu,populasi cacing jauh lebih banyak di bawah vegetasi
hutan maupun lahan pertanian.
Soepardi (1979) mengemukakan bahwa fauna ini berkelamin dua,sehingga
berkembang biak melalui perkawinan silang(kopulasi).Kopulasi terjadi di permukaan tanah
pada malam atau pagi hari.Cacing tanah merupakan pemakan tanah dan bahan organic segar
di permukaan tanah,masuk (sambil menyeret-nyeret sisa tanaman) ke liangnya,kemudian
mengeluarkan kotorannya (bunga tanah) di permukaan tanah.Aktifitas naik turun cacing ini
berperan penting dalam pendistribusian dan percampuran bahan organic dalam solum
tanah,kemudian berpengaruh positif terhadap kesuburan tanah.

B. ARTHROPODA
Arthropoda merupakan fauna tanah yang macam dan jumlah yang cukup banyak,dan yang
paling menonjol adalah springtail dan kutu.Funa ini mempunyai kerangka luar yang
dihubungkan dengan kaki,sebagian besar mempunyai semacam system peredaran darah dan
jantung.Springtail merupakan serangga primitif(biasanya tanpa mata da pigmen) berukuran
panjang besar dari 1 mm,fauna ini menggunkan ekornya untuk melompat atau
bergerak,melalui mekanisme kembang-kerut(seperti per) bagian ujung bawah posteriornya.
Kutu (arachnida) dicirikan oleh bentuk seperti kantong dengan apendik yang menonjol.Lipan
dan kelabang(myriapoda) berbentuk memanjang dan mempunyai beberapa pasang
kaki.Tempayak atau larva serangga sejenis kumbang coklat atau kutu busuk.

C. VERTEBRATA
vertebrata mempengaruhi tanah melalui aktifitas pembuatan sarang dan transaks ijaringan
oraganik makanannya kedalam sarang. Vertebrata seperti tikus tanah membuat sarang atau
lorong di dalam tanah sehingga mempegaruhi kesuburan tanah.
4. mikrobiatanah
Kehidupan di dunia di mulai dari mikrobio baik yang ototropik maupun heterotropik.akar
tanaman menyerap hara dan energy, memproduksi organ-organ yang di konsum sioleh
hewan / manusia dan membentuk organ-organnya , orangan-organ sisa kedua mikrobia ini di
konsumsi dan dirombak oleh mikrobia kembali menjadi hara dan energy. Meskipun dalam
pemanfaatan hara dan energy ini terjadi kompetisi antara mikrobia dengan akar tanaman,
namun ketersedian hara dalam tanah merupakan hasil akhir aktivitas mikrobia.Mikrobia tanah
terdiri dari mikrobia meliputi protozoa dan nematode dan mikro flora yang terdiri dari bakteri,
jamur, aktinomisetes danganggang yang masing-masing di jelaskan sebagai berikut :
a. Bioindikatorumum
Verstraete( 1980 ) mengemukakan cara untuk menentukan jumlah dan aktifitas
mikroorganisme tanah yaitu secara langsung dengan menggunakan mikroskop electron atau
mikroskop sinar dan secara tidak langsung degan menggunakan agar cawanatau serial larutan
MPN ( most probable-number ). Pekembangan mikrobiatanah dilihat dari gejala kekeruhan,
pembentukan gas dan perubahan substrat atau pemebentukan agregat sel mikrobia( anas ,
1989 )
2 indikator yang mencerminkan populasi aktivitas mikrobia secara umum :
1. Total mikrobia
Jumlah mikrobia tanah harus di pertimbangkan sebagai penciri( deskriptif ) dan tidak
digunakan sebagai indeks kesuburan tanahsemata ( anas , 1989 ).
2. Biorespirasi
Pengukuran respirasi( mikrobia ) tanah merupakan cara pertamakali di gunakan
menentukan tingkat aktifitas mikrobiatanah.
Penetapan respirasi tanah di anjurkan pada penetapan jumlah CO2 yang di hasilkan dan
jumlah O2 yang di gunakan oleh mikrobiatanah.

Pengukuran respirasi ini berkorelasi baik degan perubahan kesuburan tanah yang berkaitan
dengan aktifitas mikrobiaseperti :
1. Kandunganbahan organic
2. Transformasi N atau P
3. Hasilantara
4. pH
5. rata-rata jumlahmikroorganisme

akan tetapi kecepatan respires maksimum biasanya terjadi beberapa hari atau beberapa
minggu setelah jumlah mikrobia mencapai maksimum misalnya melalui penetapan metedo
agar cawan.
Karbon menyusun sekitar 45 – 50 % bobot keringtan aman dan binatang.Apabila jaringan di
rombak oleh mikrobia, O2 digunakn dan CO2 di bebaskan, secara umum reaksi seperti :
( CH2O )x +O2 CO2 + H2O + hasilantara + bahansel + energy
Dalam reaksi seluruh C- organic di bebaskan dalambentuk CO2, tetapi pada kondisi aerobic
biasanya hanya 60 -80 % dari karbon yang di bebaskan sebagai CO2, karena oksidasi terjadi
tidak sempurna dan sebagian karbon di gunakan untuk pembentukan sel-sel mikrobia serta
hasil antara. Jumlah CO2 yang di hasilkan dan O2 yang dikonsumsi tergantung :tipe substrat,
fator lingkungan dan mikrobia yang terlibat ( anas, 1989 ).
Jasat yang menggunakan C-organik sebagai sumber energy dan karbon yang tergolong jasad
heterotropik sedangkan yang dapat meggunakan O2 untuk aktifitas nya tergolong obligat
aerobic, fakultatif aerob atau fakultatif anaerob.Atas dasar reaksi di atas, maka pengukuran
respirasi di tunjukan terhadap aktifitas jasad mikrobia ini, tidak termasuk jasad ototropik atau
heterotropik anaerobic.

C.MIKROFLORA UMUM

1). Bakteri

Sebagian besar bakteri tanah merupakan khemoheterotropik yang tergantung pada karbon-
organik dan bersifat nonfotosintetik , berperan besar dalam siklus energi dan hara. Meskipun
berjumlah sedikit, bakteri khemoototropik berperan vital bagi tanaman, karena merupakan bakteri
yang berfungsi dalam penyediaan ion-ion hara yang diserap akar tanaman. Bakteri tipe kedua ini
memperoleh karbon dari CO 2 dan energi dari oksidasi unsur / senyawa anorganik atau senyawa
campuran anorganik-organik sederhana. Misalnya, proses oksidasi nitrogen menjadi nitrat atau sulfur
menjadi sulfat merupakan sumber energi bakteri ini.

Diversitas dan kelimpahan bakteri tergantung pada ketersediaan hara dan kondisi
lingkungannya. Sebagian besar bakteri memperoleh oksigen dari udara tanah, sehingga peka terhadap
kondisi basah (tanpa oksigen) dan disebut aerobic, sedangkan yang peka terhadap kondisi kering yang
disebut anaerobic. Bakteri aerobic yang mampu beradapatasi pada kondisi ada atau tanpa oksigen
disebut aerob fakultatif.

Bakteri merupakan jasad bersel satu, berkembang-biak melalui pembelahan sel. Pada kondisi
ideal pembelahan sel ini dapat terjadi setiap periode 20 menit, sehingga dalam satu hari saja, dari 1 sel
dengan waktu pembelahan 1 jam dapat berkembang menjadi 17 juta bakteri, massa sebesar bumi
dapat dihasilkan hanya dalam waktu 6 hari. Namun kondisi ideal ini tergantung pada ketersediaan
hara dan factor tumbuh lainnya, yang menjadi pembatas perkembangbiakan bakteri.

2). Fungi (Jamur)

Fungi merupakan mikrobia organo-/heterotropik yang variatifbaik dari segi ukuran maupun
strukturnya. Ukurannya dapat berupa ragi satu sel hingga mold dan jamur konsumsi manusia. Jamur
berkembangbiak dari spora yang berstruktur seperti benang, berdinding atau tanpa berdinding
penyekat. Benang-benang ini secara individu disebut hipha, sedangkan massa benang yang ekstensif
disebut miselium.
Fungi ditemukan dalam tanah dan aktif pada tahap pertama proses dekomposisi bahan organik (Anas,
1989; Paul dan Clark,1989), berperanan penting:
 Dalam agregasi tanah, dan
 Ada yang bersifat patogen. Disamping itu ada petunjuk bahwa fungi yang bersifat sapropit
memengaruhi kehidupan dan tingkat penyakit yang disebabkan oleh jasad tanah melalui
kompetisi, antagonism atau parasit (Anas, 1989).

Menurut Paul dan Clark (1989), berdasarkan kategori dinding selnya fungi dibagi menjadi:
a. Acrasiomycetes, dengan dinding sel mengandung selulose glikogen, seperti Dictyostelium;
b. Oomycetes (selulose-β-glukan) seperti Phytophthora, Pytium dan Saprrolegnia;
c. Hyphochytridiomycetes (selulose-chitin) seperti Rhizidiomycetes;
d. Zygomycetes (selulose-chitosan)seperti Mucor, Phycomycetes dan Zygorhyncus;
e. Chytridiomycetes (chitin-β-glukan) meliputi Ascomycetes (Neurospora dan Allomyces) dan
Deuteromycetes (Aspergillus);
f. Ascomycetes (mannan-β-glukan) seperti Schyzophyllum, Fomes dan Polyporus;
g. Basidomycetes (chitin-mannan) seperti Saccharomyces dan Candida;
h. Trichomycetes (galaktosamin-polimer galaktosa) seperti Sporobolomyces, Rhodotorula dan
Amoebidium.

3). Algae (ganggang)


Algae erat sekali hubungannya dengan ketersediaan air yang berlebihan (aquatik). Namun pada
tanah tertentu juga ditemukan pada lapisan olah. Algae berbeda dalam ukuran dan bentuknya, ada
yang terdiri dari satu sel berukuran sedikit lebih besar dari bakteri, dan ada yang berfilamen terdiri
dari beberapa sel sampai yang berukuran panjang beberapa sentimeter. Umumnya Algae yang
ditemukan pada tanah pertanian berukuran mikroskopis. Algae mempunyai pigmen klorofil untuk
berfotosintesis, sehingga bersifat fotoototrofik (Anas, 1989).
a. Myxophyceae, berwarna biru kehijauan, ada yang mampu memfiksasi N2 dari uadar;
b. Chlorophyceae, berwarna hijau dan melimpah pada senyawa-senyawa bersifat asam; dan
c. Bacillariaceae, meliputi diatom.

Paul dan Clark (1989) membaginya menjadi:


a. Algae hijau (chlorophyceae),
b. Coklat (Paheophyceae),
c. Merah (Rhodophyceae),
d. Diatom (termasuk Chrysophyceae atau algae hijau-kuning keemasan), Charophyceae
(stonewart), Euglenophyceae (Euglenoid), Pyrrophyceae (dinoglagellata) dan Cryptophyceae
(Cryptomonad).
Melalui kemampuannya dalam memfiksasi N-bebas, serta melepaskan O 2 saat berfotosintesis, Algae
Biru-Hijau tersebut menjadi penting dalam penyuburan tanah sawah. Algae Biru-Hijau ini juga hidup
diantara karang dan menjadi bagian dari lumut.

4). Mikrobia Selulolitik

Selulosa merupakan penyusun 15-60% bahan kering tanaman. Banyak mikrobia yang diketahui
mampu merobak selulosa (Selulolitik). Pada kondisi aerobic, urutan dominasi mikrobia selulolitik
adalah fungi > bakteri = Aktinomisetes. Contoh fungi aerobic adalah Aspergillus, Chactomium,
Fomes, Penicillium, dan Trichoderma, bakteri misalnya Cellulomonas, Celluvibrio, Cytophaga dan
Sporocytophaga dan Aktinomisetes seperti Micromonospora, Nocardia, dan streptomyces. Sedangkan
pada kondisi anaerobic urutan dominasinya adalah Protozoa = bakteri < Aktinomisetes. Contoh
protozoa anaerobic meliputi Hartmanella, dan Schizopyreneis, contoh bakteri anaerobic adalah
Clostridium, Veilonella, Ruminococcus, dan contoh Aktinomicetes adalah Micomonospora. Secara
umum, perombakan pada kondisi aerobic lebih cepat dibanding perombakan pada kondisi anaerobic
(Verstraete, 1980). Kondisi inilah yang menyebabkan terbentuknya tanah-tanah gambut di kawasan
rawa, akibat terjadinya akumulasi bahan organic yang belum terombak sempurna.

Dalam proses perombakan ini, mikrobia selulolitik melepaskan enzim-enzim selulolitik meliputi:
a. Enzim C1, yang merupakan perombak awal atau perusak struktur Kristal,
b. Enzim exo- dan endoglucanase, yang menghasilkan senyawa derivate selulosa larut, dan
c. Enzim cellobiose atau β-glucosidae, yang menghasilkan glukosa (Verstraete, 1980).

 Azotobacter

Bakteri ini berbentuk variatif, berupa batang, koloid atau serupa jamur,
berflagella yang tersusun secara peritrikus, bersifat gram negative yang aerob obligat,
serta umbuh baik pada media defisien N dan menghasilakn lender capsuler jika
diberikan glukosa sebagai sumber C. spesiesnya meliputi A. chroococcum, A.
vineladii, dan A, agile, serta A. indicus ( telah tergolong sebagai genus Beijerinckia.

Dijumpai pada tanah-tanah yang bervariasi dengan jumlah sel 20-8000 sel/g
tanah. Populasi maksimum pada rizosfer, yang 2-3 kali pada nonrizosfer, dipengaruhi
oleh:

1. pH (5,9-8,4)
2. ketersediaan P, Ca atau unsure mikro
3. ketersediaan humus atau sumber energy
4. kelarutan senyawa toksik
5. intensitas pengolahan tanah, yang terkait dengan keretsediaan oksigen.

Adanya akumulasi bakteri ini pada rizosfer merupakan cerminan adanya stimulasi
eksudat akar muda berupa berbagai gula, yang mendorong migrasi dan pembelahan
sel-selnya, serta perkecambahan kiste.

Pada tanaman toma, inokulasi ditujukan untuk meningkatkan produksi, laju


perkecambahan, pertumbuhan akar dan tanamn. Pada saat bekteri masih sedikit terjadi
peningkatan pertumbuhan tanaman, sehingga pengaruh inidiperkirakan bukanlah
akibat data fiksasi bakteri terhadap N2-bebas tetapi karena dihasilkannya substansi
pemacu pertumbuhan yang aktif, atau adanya kemampuan bakeri ini dalam
menghambat pathogen tanaman, yang kemudian dapat meningkatkan produksi
tanaman. Hasil ini menjadi sangat menarik karena tidak ditemukannya biota penambat
N lainnya.

Karena hasil-hasil yang diperoleh belum meyakinkan, maka banyak peneliti


yang merasa skeptic terhadap pengaruh inokulasi Azotobacter ini, terutama akibat :
1. adanya biota yang tidak umum dijumpai dalam tanah
2. kurangnya substansi penghasil energy dalam tanah
3. introduksi bakteri ini hanya kondusif jika lingkunagan tanah dimodifikasi menjadi
adaptif (yang sudah tentu akan memengaruhi tanaman)
4. hasil yang diperoleh tidak menentu
5. pemanfaatan baktri ini juga harus dilihat dari segi manfaat lainnya.

 Azospirillum

Bakteri genus Azospirillum dipilah menjadi 5 spesies, yaitu A. lipoferum, A.


brasiliense, A. amazonense, A. halopraeferans, dan A. irakense. Cirri utama adalah
mempunyai sel-sel yang bersifat sangat motil dan vibroid meski dalam kultur alkalin
tua. Semua strain, dalam kultur agar broth bersifat gram negative dan menjadi gram
variable dalam kultur agar nutrient. Dibandingkan spesies lain, A. brasiliense atau A.
lipoferum mempunyai kisaran toleransi yang lebih luas, tetapi efisiensi fiksasi N 2
tetap menurun dengan terbatasnya oksigen. Kedua spesies ini disbanding spesies
lainnya, mempunyai penyebaran yang paling luas.

Hasil penelitian Charyulu dan Rajaratmamahon Rao (1980) menunjukkan bahwa


pemberian jerami padi pada sawah tanah Aluvial, Laterit, dan Salin Sulfat Masam
meningkatkan populasi Azospirillum spp; aktivitas fiksasi N2 pada ranah Salin Sulfat
Masam (pH 3,2) terendah dibanding tanah lainnya yang berpH sampai 6,6 dan lebih
rendah jika tergenang terus-menerus dibanding tergenang beberapa hari, serta tinggi
pada potensial redoks 50-150 mv. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas
fiksasi N2 oleh Azospirillum spp dipengaruhi oleh pH, potensial redoks dan bahan
organic.

A. Brasiliense mempunyai daerah penyebaran yang luas, dari daerah temperature dengan
kisaran suhu 10-20 oC, subtropis, Mediteran sampai padang rumput tropis yang bersuhu 10-
30 oC. pada daeraha beriklim kering terlalu lama seperti Israel, spesies ini jarang diemukan.
Dobereiner (1991) mengemukakan bahwa temperature optimum bagi diazotrop mikroaerobik
adalah 32-36 oC, yang menjelaskan mengapa biota ini lebih umum dijumpai pada kawasan
subtropis dan ropis. Spesies ini dapat berasosiasi pada akar padi, akar jagung, akar jeruk,
kelapa, kayu manis, pala kopi, ubi rambat, dan tebu, sorgum, gandum, padi lahan kering, dan
sawah, gluma air.

Kelompok diazorop mikroaerobik ini mempunyai situs fiksasi N 2 dalam akar yang
belum diketahui persis, tetapi adanya koloni terlokalisir pada aerenkim akar atau
selubung protoksilem yang diselaputi oleh bakteri merupakan contoh situs dengan
akses O2 yang terbatas. Penambatan (fiksasi) N2-bebas oleh Azospirilla dimungkinkan
oleh adanya enzim nitrogenase. Pada A. brasiliense dan A. lipoferum enzim ini terdiri
dari komponen nitrogenase (protein MoFe), denitrogen reduktase (protein Fe) yang
“inaktif” dan activator enzimnya. Dalam proses fiksasi N2 diperlukan energy ATP dan
pembawa electron (ferredoksin). Marschner (1986) menjelaskan bahwa mekanisme
proses ini adalah :

1. Energy ATP dan electron ferredoksin mereduksi protein Fe menjadi reduktan


2. Reduktan ini mereduksi protein MoFe yang kemudian mereduksi N 2 menjadi NH3
dengan hasil samping berupa gas H2
3. Bersamaan itu juga terjadi reduksi asetilena menjadi eilena, yang dapat digunakan
sebagai suatu indicator proses fiksasi N2 bebas secara biologis.

Menurut Michiels et al. (1989), reaksi umum katalisis nitrogenase adalah :

8H+ + 8e- + 16 ATP  2NH3 + 16 ADP + 16 Pj + H2

Tanaman yang berasosiasi dengan Azospirilla akan memperoleh banyak


keuntungan, antara lain karena adanya suplai :

1. Ammonium (NH3) dalam jumlah yang tidak berlebihan atau sesuai kebutuhan secara
terus-menerus, sehingga kemungkinan efek negative pemberian pupuk buatan takaran
tinggi atau defiensi akibat rendahnya takaran atau pelidian dapat dihindari.
2. Hormon tumbuh seperti auksin, Indole Acetic Acid (IAA) dan gibberelin, yang
diproduksi pada kondisi tertentu
3. Auksin ini berfungsi memacu pembentukan akar dan rambut-rambut akar, sehinnga
daerah serapah akar terhadap ahra seperti N,P,K dan air diperluas
4. Vitamin berupa tiamin, niasin dan pantotenik, yang bersama dengan hormon tumbuh
berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan prosuksi tanaman
5. Bakteriosin, yang berfungsi melindungi tanaman dari serangan penyakit bacterial.
6. Menurunkan laju respirasi akar pada tomat dipersemaian sehingga lebih banyak bahan
kering yang terakumulasi dengan lebih sedikit energy
7. Memacu aktivitas spesifik dari enzim dehygrogenase pada tunas-tunas akar tomat dan
enzim-enzim lain yang terkait dengan siklus asam trikarbosilat, lintas glikolisis,
sintesis asam-asam amino dan perombakan P-organik pada akar jagung.

 Ganggang hujau-biru (ghb)


Gangang hijau merupakan biota penambah N yang spesifik,karena hanya mampu tumbuh
subur di lapisan yang cukup tanah.ini sangat berarti di pada sawah karena dapat menambat
14,6-78,5 kg N/ha/tahun( de dan mandall cit.imas et al.(1989).
2. pelarutan dan penyediaan p
Mikrobia pelarut pospat
Mikrobia tanah dan akar tanaman berpartisipasi dalam pelarutan p-organik melalui
produksi CO2 dan asam-asam organik.
Pseudomonas di ketahui dapat membantu pertumbuhan .beberapa mekanisme
mempengaruhui tanaman antara lain:
(1) Dengan menghambat pertumbuhan patogen atau patogen minor
(2) Melalui produksi plant growh promoting substance (PGPS)
Seperti auksin ,gibberelin dan vitamin.
(3) melalui produksi senyawa pelarut pospat
(4) dan bersifat antagonisme terhadap biota penyebab penyakit melalui produksi

sideropore

fungi yang membentuk endomikoriza(FMA) di golongkan ke dalam family


endogonaceae,ordo glomales,kelas zigomicetes ,terdiri dari 6 genera yaitu glomus dan
sclerocystis yang hanya menghasilkan clamidospora, sera gigaspora,scutellos
spora,acaulospora,dan entopospora yang membentk spora serupa azigos spora.
Simbosis antara tanaman dan FMA bersifat mutualistik dan perlu bagi fungi untuk
survival karna memperoleh foto sintat dari tanaman.dikemukakan oleh Gianinazzi-pearson
dan Gianinazi (1984) bahwa pada awal perkembangan nya fungi ini bersifat parasit bagi
tanaman dan jika kondisi tidak optimum,sering menyebabkan pertumbuhan tanaman inang
menjadi tertekan.
Populasi dan keanekaragaman FMA pada tanah-tanah mineral masal d indonesi
cukup berfariasi, namun umumnya di dominasi oleh genus glomus,acaulospora,gigaspora dan
scotelospora.diantaranya ada yang berdaya tahan tinggi terhadap kemasaman dan toksisitas
AL,sehingga berpotensi besar untuk d kembangkan (widada dan kabirun,1995)
SOAL

Multiple Choice
1. Ilmu yang membahas hubungan biota tanah dengan lingkungannya disebut….
a. Ekologi c. Ekonomi
b. Ekologi tanah d. Ekosistem

Jawaban: B. ekologi tanah

2. Untuk setiap 10 gram biomass tanaman yang dikonsumsi dihasilkan sekitar …


a. 1 gram c. 100 gram
b. 10 gram d. 1000 gram

Jawaban : a. 1 gram

3. Factor-faktor yang mempengaruhi populasi dan biodiversitas jasad hayati tanah adalah
sebagi berikut kecuali….
a. Cuaca c. Tipe vegetasi penutup
b. Kondisi/sifat tanah lahan
d. Mikroba

Jawaban ; d. mikroba

4. Parasitisme termasuk dalam hubungan apa dalam interaksi biologis tanah?


a. Hubungan valuasional
b. Hubungan lokasional
c. Hubungan durabilitasi
d. Hubungan dependensial

Jawaban : b. hubungan lokasional

5. Ilmu yang membahas hubungan biota tanah dengan lingkunganya disebut?

a. Ekologi tanah
b. Ekosistem tanah
c. Biota tanah
d. Biomas tanah

Jawaban : a. ekologi tanah

6. perkembangamikrobiatanahdapat di lihatmelaluigejala :
a. kekeruhan
b. pemebentukan gas
c. perubahansubstrat
d. pembentukanagregat
e. semuabenar
7. jasad yang di gunakasebagaisumber energy dankarbonyatergolongjasad ?
a. fakultatif
b. heterotropik
c. aerobic
d. anaerobic
e. ototropik

8. Algae secara umum terdiri dari…


A. Myxophyceae
B. Chlorophyceae
C. Bacillariaceae
D. A dan C benar
E. A, B, C benar
JAWABAN: E

9. Yang tidak termasuk microfilaria umum adalah…


A. Bakteri
B. Fungi
C. Algae
D. Mikrobia selulolitik
E. Virus
JAWABAN: E

10. Yang mempengaruhi populasi maksimum pada rizosfer adalah...


a. Ph (5,9 – 8,2 )
b. Kelembapan
c. Kelarutan senyawa toksin
d. A & B benar
e. A & C benar

Jawaban : E
11. Inokulasi pada tanaman tomat ditujukan untuk...
a. Meningkatkan produksi
b. Laju pertumbuhan
c. Pertumbuhan batang dan pertumbuhan akar
d. A, b , dan c benar
e. A dan b benar
Jawaban :D

12. simbiosis antara tananman bersifat…………


(a) mutualistik
(b) fotosinitas (a)
(c) suspensor
(d) spesies

13. pada awalnya perkembanagannya fungi ini bersifat parasit bagi tanaman dan jika
kondisinya tidak optimum.berikut kutipan yang d kemukakan para ahli yang
bernama……….
(a) Sieverding
(b) Gianinazzi-pearson (b)
(c) Widada dan kabirun
(d) Sunardi
14. Biota penambat N yang spesifik merupakan
(a) ganggang hijau biru
(b) mikrobia (a)
(c) genus
(d) mikroba

Essay
1. Sebutkan 3 kelompok material penyusun tanah!
Jawaban:
 Factor biotik
 Factor abiotik berupa bahan organic
 Factor abiotik berupa debu dan liat

2. Sebutkan factor yang mempengaruhi populasi dan biodiversitas jasad hayati tanah !

Jawab: 1. Cuaca,terutama curah hujan dan kelembaban


2. kondisi/sifat tanah,terutama keasaman,kelembaban,suhu,dan ketersediaan hara
Tipe vegetasi penutup lahan,misalnya hutan,belukar dan padang rumput.

3. Sebutkan factor yang mempengaruhi populasi dan biodiversitas jasad hayati tanah !

Jawab: 1. Cuaca,terutama curah hujan dan kelembaban


2. kondisi/sifat tanah,terutama keasaman,kelembaban,suhu,dan ketersediaan hara
Tipe vegetasi penutup lahan,misalnya hutan,belukar dan padang rumput.

4. kenapajumlah total mikrobiadalatanah di gunakansebagaiindekskesuburantanah ?


Karena pada tanah yang subur jumlah mikrobianya tinggi jadi digunakanlah
sebagai indeks untuk menentukan kesuburan tanah tersebut

5. Apa saja enzim-enzim yang dilepaskan oleh mikrobia selulolitik ?


JAWABAN:
 Enzim C1, yang merupakan perombak awal atau perusak struktur Kristal
 Enzim exo- dan endoglucanase, yang menghasilkan senyawa derivat selulosa
larut
 Enzim cellobiose atau β-glucosidase, yang menghasilkan glukosa

Anda mungkin juga menyukai