com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB I
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang kegiatan perusahaan manufaktur, menjelaskan
masalah khusus akuntansi manufaktur, mencatat transaksi-transaksi produksi, dan
membuat laporan harga pokok produksi.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pembelajaran akuntansi biaya
sesuai dengan manfaat akuntansi biaya terhadap suatu lingkungan perusahaan
manufaktur. Mahasiswa setelah mendalami bab ini akan diharapkan mampu
menjelaskan gambaran umum perusahaan manufaktur dan akuntansi biaya.
1.1. Kegiatan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya
mengadakan bahan baku kemudian mengolahnya menjadi barang jadi untuk dapat
dijual kepada konsumen. Secara umum kegiatan mengolah bahan sampai menjadi
barang jadi akan melibatkan tiga unsur pokok yaitu: bahan baku, tenaga kerja, dan
sarana/prasarana proses pengolahan.
Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang secara khusus menangani
kegiatan produksi yang meliputi pemakaian bahan dan pembebanan biaya yang
terkait kegiatan produksi. Akuntansi kontemporer menempatkan ruang lingkup
akuntansi biaya menjadi lebih luas yang meliputi penggunaan unsur biaya dalam
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Pembelian Bahan
Permakaian
1
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
2
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
a. Biaya bahan baku, yaitu harga pokok/harga perolehan bahan yang telah
dimasukkan dalam proses pengolahan dan sifatnya dapat dengan mudah dan
langsung diidentifikasikan terhadap barang jadi. Sebagai contohnya adalah
tepung terigu pada industri roti.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah yang dibebankan terhadap tenaga
kerja yang menangani langsung proses pengolahan bahan menjadi barang
jadi. Contohnya adalah buruh pengadon pada proses pengadonan tepung
terigu dengan bahan lain.
c. Biaya overhead pabrik (pabrikasi), yaitu seluruh biaya yang terkait dengan
proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya ini terdapat unsur yang dapat diidentifikasikan terhadap barang jadi,
namun terdapat juga yang tidak dapat diidentifikasikan terhadap barang jadi.
Sebagai contohnya adalah pemakaian gula untuk adonan roti, upah mandor
pengawas tenaga kerja pabrik, biaya pemeliharaan peralatan pabrik, listrik,
air, gas, dan lain-lain.
Istilah biaya produksi digunakan untuk mengumpulkan seluruh biaya pabrik
baik biaya pabrik periode berjalan maupun biaya pabrik yang melekat pada barang
dalam proses produksi awal. Biaya produksi ini akan dipertanggungjawabkan secara
berkala dalam bentuk nilai persediaan barang dalam proses akhir dan nilai harga
pokok produksi yang melekat pada barang jadi.
Harga pokok produksi merupakan istilah atas akumulasi biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
melekat pada barang yang telah selesai proses pengolahannya menjadi barang jadi.
Nilai ini akan disajikan dalam satu laporan yang dikenal dengan laporan harga pokok
produksi. Laporan ini adalah bagian dari laporan harga pokok penjualan sebagai
pengganti pembelian netto barang dagangan dalam perusahaan dagang.
1.3. Proses Akuntansi
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur meliputi tahap pencatatan
(pembuatan/penerimaan bukti transaksi; pencatatan dalam jurnal; pemindahan ke
3
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
buku besar/posting) dan tahap pengikhtisaran (pembuatan neraca saldo; neraca lajur
dan penyesuaian; laporan keuangan; jurnal penutup; neraca saldo tutup buku; dan
jurnal pembalik).
a. Proses akuntansi bahan baku
Transaksi terkait bahan baku secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu:
pengadaan dan pemakaian. Formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi ini
adalah jurnal pembelian dan jurnal pemakaian bahan. Rekening buku besar yang
terkait adalah persediaan bahan baku, kas/bank, hutang usaha, Barang dalam
proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB). Rekening retur dan potongan pembelian,
ikhtisar harga pokok produksi tetap diperlukan jika menggunakan sistem
pencatatan periodik. Buku pembantu yang terlibat adalah buku pembantu hutang,
buku pembantu persediaan, dan buku pembantu biaya.
b. Proses akuntansi tenaga kerja langsung
Pembebanan upah buruh langsung dicatat dalam jurnal umum, sedangkan
pembayarannya akan direkam pada pengeluaran kas. Rekening buku besar yang
terlibat adalah hutang gaji dan upah, kas/bank, Barang dalam proses-biaya tenaga
kerja langsung (BDP-BTKL), hutang pph 21, dan rekening lain terkait
pengupahan dan penggajian. Buku pembantu biaya terkait atas transaksi ini harus
diperbarui.
c. Proses akuntansi biaya overhead pabrik (biaya pabrikasi)
Buku besar untuk bagian ini bisa diselenggarakan dengan membuat rekening
dengan nama biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dibantu dengan buku
pembantu biaya sesuai elemen biaya pabrikasi yang terjadi. Akun-akun yang
dikredit saat pencatatan di formulir jurnal (disesuaikan: bisa saja kas keluar atau
jurnal memorial) disesuaiakan dengan elemen yang terjadi (bisa hutang biaya,
akumulasi penyusutan, atau rekening aset yang digunakan, dan lain-lain).
Pembebanan biaya ini akan ditampung dalam rekening Barang dalam proses
Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP).
4
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
5
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
5. Anggaplah terdapat data seperti di bawah ini (Hitunglah Biaya Pabrik dan HPPr):
Pemakaian bahan baku Rp. 5.000
Buruh Langsung Rp. 500
6
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
7
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB II
KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP
AKUNTANSI BIAYA
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang defenisi akuntansi biaya, tujuan dan kegunaan biaya,
hubungan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan serta kedudukan departemen biaya
dalam suatu perusahaan. Pada bab ini pula dibahas bagaimana suatu struktur
organisasi perusahaan memiliki bagian akuntansi biaya.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pembelajaran akuntansi biaya
sesuai dengan manfaat akuntansi biaya terhadap suatu lingkungan perusahaan.
Mahasiswa setelah mendalami bab ini akan diharapkan mampu menjelaskan
karakteristik dan ruang lingkup akuntansi biaya.
2.1. Hubungan Proses Manajemen dengan Akuntansi Biaya
8
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi, untuk
obyek atau tujuan tertentu. Sisi lain menyebutkan definisi biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan
manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Pengertian lain
dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengemukakan bahwa biaya
merupakan jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang yaitu pengeluaran dalam
bentuk kontan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham,
jasa-jasa yang diperoleh atau akan diperoleh.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah pengorbanan yang dikeluarkan terhadap suatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan satuan uang untuk memperoleh manfaat dari suatu barang.
2.3. Peranan Akuntansi Biaya
9
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
10
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
1. Informasi biaya masa lalu dipakai sebagai salah satu pertimbangan menyusun
perencanaan.
2. Dilakukan prediksi untuk jangka waktu perencanaan akan digunakan.
11
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
3. Informasi biaya masa lalu dan prediksi dapat disusun perencanaan biaya.
4. Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, dibuat model keputusan berdasar
biaya relevan.
5. Realisasi dan implementasi biaya harus dikendalikan berdasar perencanaan yang
telah dibuat.
6. Dari pelaksanaan dapat diketahui hasil yang dicapai dan pengendalian dapat
dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan masa datang.
2.6. Soal Latihan
1. Apa pengertian Akuntansi Biaya?
2. Bagaimana peranan akuntansi biaya dalam manajemen perusahaan yang dikaitkan
dengan fungsi-fungsi manajemen?
3. Bagaimana hubungan struktur organisasi perusahaan dengan akuntansi biaya?
4. Bagaimana hubungan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya?
5. Apa Tujuan Akuntansi Biaya?
12
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB III
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
Pendahuluan
Bab ini berisi bahasan tentang konsep biaya, pengklasifikasian biaya dan siklus
biaya pada perusahaan manufaktur. Bagian ini sangat terkait dalam proses
penjurnalan pada pengantar akuntansi dua.
Pengetahuan ini berguna untuk menjadi acuan dasar dalam penyusunan laporan
keuangan perusahaan manufaktur terutama dalam penyusunan laporan harga pokok
produksi dan laporan laba rugi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan konsep
dan klasifikasi biaya.
3.1. Konsep Akuntansi Biaya
Konsep dan terminologi dalam akuntansi biaya yang sering digunakan adalah:
1. Harga perolehan atau harga pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang-dalam bentuk:
i. Kas yang dibayarkan, atau
ii. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan, atau
iii. Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
iv. Hutang yang timbul, atau
v. Tambahan modal
2. Biaya (Expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya
digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.
13
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
3. Penghasilan (revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk:
i. Kas yang diterima, atau
ii. Piutang yang timbul, atau
iii. Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau
iv. Nilai jasa yang diterima, atau
v. Pengurangan Hutang, atau
vi. Pengurangan modal.
Dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang dilakukan oleh
perusahaan kepada pihak lain.
4. Rugi dan Laba (profit and loss)
Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua
penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila
semua penghasilan lebih besar dibanding biaya maka selisihnya adalah laba
bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan
semua biaya, selisihnya adalah rugi.
5. Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena
pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari
berkurangnya aktiva tersebut.
3.2. Sistem Informasi Akuntansi Biaya
Sistem informasi akuntansi biaya harus mencerminkan pembagian otoritas
sehingga manajer individual dapat dimintai pertanggungjawaban. Sistem harus
didesain untuk merangsang manajemen berdasarkan pengecualian. Yaitu sistem harus
menyediakan manajemen dengan informasi yang memfasilitasi identifikasi segera
dari aktivitas yang memerlukan perhatian. Meskipun catatan akuntansi tidak akan
menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk manajemen yang efektif,
akuntan yang mendesain sistem harus mengetahui bagaimana karyawan digaji,
14
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
15
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke
dalam:
(1) Biaya bahan penolong
(2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
(3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
(4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
(5) Biaya listrik, air pabrik
(6) Biaya asuransi pabrik
(7) Biaya overhead lain-lain
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula sebagai
biaya utama sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik disebut biaya konversi, yang mencerminkan biaya pengubahan bahan
langsung menjadi barang jadi.
b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan
dapat memperoleh laba yang sesuai keinginan perusahaan sampai
pengumpulan kas dari hasil penjualan. Biaya yang terkait dengan fungsi ini
adalah biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya
untuk melaksanakan fungsi:
(1) Penjualan
(2) Penggudangan produk selesai
(3) Pengepakan dan pengiriman
(4) Advertensi
(5) Pemberian kredit dan pengumpulan piutang
(6) Pembuatan faktur atau administrasi penjualan
c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
16
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
perusahaan secara keseluruhan agar dapat efektif dan efisien. Biaya yang
terjadi dalam fungsi ini disebut biaya administrasi dan umum, yaitu semua
biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini
terjadi dalam penentutan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan
kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji semua
level manajemen.
d. Fungsi keuangan yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan
atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Biaya yang terjadi dalam
fungsi ini adalah biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan misalnya biaya bunga.
2. Penggolongan biaya sesuai dengan priode akuntansi di mana biaya akan
dibebankan
Untuk dapat menggolongkan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana
biaya dibebankan, harus diketahui penggolongan pengeluaran (expenditures),
dimana penggolongan pengeluaran akan berhubungan dengan kapan pengeluaran
tersebut akan menjadi biaya. Pengeluaran dapat digolongkan menjadi:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pengeluaran yang dapat
memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi. Pada saat terjadinya
pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan
diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati masa
manfaatnya.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), adalah pengeluaran yang
memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran
terjadi.
3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahan terhadap aktivitas atau
kegiatan atau volume
i. Biaya Tetap, karakteristiknya sebagai berikut:
17
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
18
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
ii. Biaya tidak langsung (Indirect cost), biaya yang terjadinya tidak dapat
diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
5. Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya
i. Biaya Terkendalikan, biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
ii. Biaya Tidak Terkendalikan, biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan/pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
6. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan
i. Biaya relevan, biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan.
ii. Biaya tidak relevan, biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
3.4. Sistem Biaya
Biaya yang dialokasikan ke unit produksi bisa berupa biaya aktual atau biaya
standar, dalam sistem biaya aktual atau sistem biaya historis, informasi biaya
dikumpulkan pada saat biaya terjadi, tetapi penyajian hasilnya ditunda sampai semua
operasi produksi untuk periode akuntansi tersebut telah selesai dilakukan, atau dalam
bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut telah diserahkan. Sementara itu dalam
biaya standar, produk-produk, operasi-operasi, dan proses-proses dihitung biayanya
berdasarkan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya dari sumber daya tersebut.
3.5. Akumulasi Biaya
Sistem biaya aktual maupun sistem biaya standar dapat digunakan dengan
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), maupun perhitungan
biaya berdasarkan proses (process costing), atau dengan metode akumulasi biaya
lainnya. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya ditelusuri ke kontrak
individual, sedangkan dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya ditelusuri
ke suatu departemen, operasi, atau subdivisi lain dalam suatu pabrik. Metode ketiga
adalah Backflushing, disebut juga perhitungan biaya backflush (backflush costing)
atau akuntansi backflush (backflush accounting), merupakan pendekatan yang
19
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
dipersingkat atas akuntansi pada aliran biaya manufaktur. Metode ini cocok
diterapkan ke sistem JIT, dimana kecepatan begitu tinggi sehingga akuntansi
tradicional tidak praktis.
Tujuan perthitungan biaya backflush adalah untuk mengurangi jumlah kejadian
yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi. Dibanding dengan metode pesanan
ataupun proses, perhitungan biaya backflush terkenal atas kurangnya penelusuran
terinci atas biaya barang dalam proses. Secara ringkas, akun persediaan tidak
disesuaikan selama periode akuntansi untuk merefleksikan semua biaya produksi,
melainkan saldonya yang dikoreksi menggunakan ayat jurnal akhir periode, dan tidak
ada catatan buku pembantu yang dipelihara untuk unit barang dalam proses.
Perhitungan biaya backflush menghilangkan langkah-langkah akuntansi tertentu
seperti akuntansi persediaan bahan baku dan barang dalam proses bisa digabungkan
menjadi barang dalam proses saja, karena bahan baku yang diterima digunakan
langsung dalam proses produksi.
Perhitungan biaya backflush menentukan beberapa atau semua elemen biaya
dari output hanya setelah produksi selesai. Biaya dari pekerjaan yang selesai
dikurangkan dari saldo akun barang dalam proses, atau akun kombinasi yang
ekuivalen, dalam tahap yang disebut pengurangan pascaproduksi. Backflush costing
bergantung pada perhitungan di akhir periode dan penyesuaian atas akun persediaan.
3.6. Soal Latihan
1. Apa Konsep Akuntansi Biaya?
2. Jelaskan perbedaan antara “cost” dan “expense” serta berikan masing-masing 3
contoh transaksi!
3. Bagaimana menggolongkan biaya?
4. Sebutkan sistem biaya dan metode perhitungan biaya!
5. Berikan contoh biaya untuk biaya operasional dan non operasional!
6. Biaya Produksi terbagi menjadi tiga sebutkan dan jelaskan!
7. Gambarkan siklus biaya atau cost flow pada perusahaan manufaktur (dimulai dari
pembelian bahan sampai dengan terjadinya harga pokok penjualan)!
20
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
21
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB IV
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU DAN
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang prosedur perolehan dan
penggunaan bahan, metode penghitungan biaya bahan baku, akuntansi biaya bahan
baku, konsep dan elemen biaya tenaga kerja, penghitungan biaya tenaga kerja dan
akuntansi biaya tenaga kerja. Pembahasan ini merupakan bahasan lanjutan dari
pengantar akuntansi pada semester lalu yaitu bagian persediaan dan bagian gaji dan
upah.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pencatatan akuntansi biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung sesuai dengan PSAK.
Setelah selesai mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mencatat akuntansi
biaya bahan baku dan akuntansi biaya tenaga kerja.
4.1. Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dibeli
Harga pokok bahan yang dibeli adalah meliputi harga faktur ditambah biaya
lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan
biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan sampai dengan bahan siap dipakai
dalam kegiatan produksi, dikurangi dengan potongan pembelian, rabat dan subsidi
langsung atas pembelian.
4.2. Potongan Pembelian Bahan
Potongan pembelian bahan diperlakukan sebagai pengurang harga faktur bahan
yang dibeli. Rekening persediaan yang dibukukan adalah sebesar jumlah bersih yaitu
harga faktur dikurangi potongan pembelian, sedangkan rekening hutang dibukukan
sebesar jumlah kotor sementara potongan pembelian yang memungkinkan terjadi
dicatat dalam rekening cadangan potongan tunai pembelian. Berikut adalah ilustrasi
jurnal pembelian bahan dan pelunasan hutang dari pembelian bahan yang terjadi:
22
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
23
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Jurnal pada akhir periode diperlukan untuk menutup rekening biaya bagian yang
dibebankan ke dalam rekening biaya bagian yang sesungguhnya dan sesisihnya
dialokasikan ke dalam rekening persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai dan harga pokok
penjualan.
24
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
1. Untuk menentukan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan
bahan dengan lebih adil dan teliti.
2. Untuk tujuan pengendalian atas bahan.
Metode Akuntansi yang digunakan adalah metode persediaan phisik dan metode
persediaan abadi/perpetual, sedangkan metode aliran harga pokok bahan yang dipakai
meliputi:
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode FIFO
3. Metode Average
4. Metode LIFO
5. Metode Harga Pokok Standar
6. Metode Persediaan Dasar
7. Metode Last Cost
8. Metode Harga Pokok Pengganti
Jurnal yang digunakan dalam mencatat pemakaian bahan baku dalam metode
perpetual adalah:
(D) Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
25
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
26
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
dibutuhkan, biaya penyimpanan akan menjadi tinggi, jika jumlahnya terlalu kecil,
kehabisan persediaan akan seringkali terjadi dan mengakibatkan ketidaknyamanan,
gangguan, dan tambahan biaya. Jumlah persediaan pengaman yang optimum adalah
jumlah yang menghasilkan total biaya karena kehabisan persediaan plus biaya
penyimpanan persediaan pengaman paling kecil.
4.7. Biaya Tenaga Kerja
Berdasarkan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja
dikelompokkan ke dalam:
1. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi merupakan elemen biaya produksi.
2. Biaya tenaga kerja untuk fungsi pemasaran merupakan elemen biaya pemasaran.
3. Biaya tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan umum merupakan elemen biaya
administrasi dan umum.
4.8. Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan. Elemen biaya tenaga kerja yang merupakan bagian dari
biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan pabrik. Biaya tenaga kerja
yang merupakan biaya produksi atas tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam
proses produksi dinamakan biaya tenaga kerja langsung. Faktor –faktor yang
dipertimbangkan dalam sistem penggajian adalah gaji dan upah insentip, premi
lembur dan biaya-biaya lainnya.
1. Program insentip gaji dan upah
Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti
akan meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi dan
sekaligus dapat menekan biaya produksi satuan. Sistem program insentip gaji dan
upah diantaranya adalah:
a. Premi Sistem Halsey
G = T (JS + ½ JH)
27
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
28
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
gaji dan upah. Sedangkan bagian akuntansi biaya adalah bertugas untuk
menyelenggarakan pencatatan atas pembuatan jurnal distribusi gaji dan upah
kemudian memasukkan rincian biaya gaji dan upah ke dalam pesanan, proses,
kegiatan atau departemen.
Pencatatan atas terjadinya gaji dan upah serta potongan yang ditanggung
karyawan dan sebagian ditanggung perusahaan:
(D) Biaya Gaji dan Upah xxx
(D) BOP Sesungguhnya xxx
(D) Biaya Pemasaran xxx
(D) Biaya Administrasi dan Umum xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx
(K) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja xxx
(K) Uang Muka Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang Gaji dan Upah xxx
Untuk mencatat penyetoran pajak dan dana lainnya ke instansi yang sesuai:
(D) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(D) Hutang Dana Pensiun xxx
(D) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja xxx
(K) Kas/Bank xxx
29
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
2008
Des. 1 : Saldo awal…………………. 270 unit @ Rp 325
Des. 3 : Pembelian………………….. 675 unit @ Rp 345
Des. 9 : Pemakaian…………………. 540 unit
Des. 13 : Pembelian………………….. 405 unit @ Rp 355
Des. 16 : Pemakaian…………………. 540 unit
Des. 19 : Pembelian………………….. 540 unit @ Rp 345
Des. 24 : Pemakaian…………………. 270 unit
Des. 27 : Pembelian………………….. 405 unit @ Rp 365
Des. 28 : Pembelian………………….. 540 unit @ Rp 375
Des. 29 : Pemakaian…………………. 610 unit
10. Seorang tenaga kerja bernama Uzumaki telah bekerja selama 50 jam pada minggu
pertama bulan Maret 2009. Peraturan Departemen Tenaga Kerja menentukan jam
kerja maksimal yang diizinkan adalah 40 jam seminggu. Hitunglah total upah
yang diterima oleh Uzumaki yang terdiri atas upah dasar, upah lembur dan premi
lembur, jika tarif upah per jam adalah Rp 5.000.
30
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB V
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan konsep dan pengertian biaya overhead
pabrik, karakteristik biaya overhead pabrik (bop), bop dibebankan, bop
sesungguhnya, dasar pembebanan bop, perhitungan tarif bop, alokasi bop dan
akuntansi bop. Bahasan ini merupakan lanjutan dari pengantar akuntansi dua yang
dibawakan pada semester dua.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pencatatan akuntansi biaya
overhead pabrik sesuai dengan PSAK.
Setelah menyelesaikan pembelajaran dalam bab ini mahasiswa diharapkan
mampu mencatat akuntansi biaya overhead pabrik.
5.1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Biaya over head pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat
digolongkan ke dalam :
1. Biaya bahan penolong.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabik.
4. Reparasi dan amortisasi aktiva tetap pabrik.
5. Biaya listrik, air pabrik.
6. Biaya asuransi pabrik.
7. Biaya overhead lain-lain.
Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik semua
biaya departemen pembantu merupakan elemen biaya overhead pabrik.
31
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
32
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
33
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
34
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
b. Selisih BOP yang ditimbulkan oleh faktor efisiensi, selisih BOP akan
diperlakukan langsung ke dalam elemen rugi laba.
(D/K) Selisih BOP xxx
(D/K) Harga Pokok Penjualan/Rugi-Laba xxx
5.5. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen
Produksi
Untuk mengalokasikan baiya departemen pembantu tertentu ke departemen
produksi dan ke departemen pembantu lainnya, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan dasar alokasi biaya departemen pembantu, dan memilih
metode alokasi biaya departemen pembantu. Dasar alokasi biaya departemen
pembantu yang memungkinkan dijadikan dasar adalah sebagai berikut:
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Biaya ke Departemen
Lainnya
Pembangkit listrik Jam tenaga listrik
Pengelolaan bahan Pemakaian bahan atau biaya bahan
Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Suku cadang dan supplies langsung
dialokasikan, biaya lainnya menggunakan
jam reparasi dan pemeliharaan
Cafetaria Jumlah Karyawan
Air Liter air dikonsumsi
35
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
36
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
37
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
putaran dan akhirnya biaya departemen pembantu menjadi habis atau sudah relatif
kecil proses alokasi dihentikan dan sisanya dialokasikan menggunakan metode
langsung.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal
balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal
balik.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya
banyak.
5.9. Metode alokasi aljabar
Pada metode ini, jumlah biaya departemen pembantu yang akan dialokasikan
adalah biaya departemen pembantu yang bersangkutan setelah menerima alokasi
biaya dari departemen pembantu lainnya yang diperhitungkan timbal balik dengan
menggunakan persamaan aljabar.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal
balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal
balik.
3. dapat menghindari tahapan putaran pengalokasian sehingga hemat waktu dan
biaya.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya
banyak.
38
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Diketahui data yang sesungguhnya untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut:
39
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
40
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB VI
METODE HARGA POKOK PESANAN
Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang defenisi harga pokok pesanan,
penghitungan harga pokok pesanan, akuntansi untuk harga pokok pesanan.
Pengetahuan ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang
berproduksi barang atau jasa berdasarkan pesanan pelanggan. Setelah menyelesaikan
pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menghitung harga pokok produksi
pada perusahaan yang berbasis produksi pesanan.
6.1. Karakteristik Perusahaan Industri Berproduksi Berdasar Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok
produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa
secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk
dimulai saat ada pesanan dari pelanggan melalui dokumen pesanan penjualan yang
memuat jenis pesanan, jumlah unit, spesifikasi, tanggal pesanan dan tanggal harus
diserahkan. Industri melakukan proses produksi berdasar pesanan memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pemesan, sehingga sifat produksinya terputus-putus
dan setiap pesanan dapat dipisahkan identifikasinya secara jelas.
2. Biaya produksinya dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relatif dan adil. Dihubungkan dengan
sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada
produk, metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan :
a. sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik
harus digunakan tarip biaya yang ditentukan di muka (predetermined rates)
41
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
b. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok
yang ditentukan di muka untuk seluruh elemen biaya produksi.
3. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang
bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan
kepada pesanan yang bersangkutan. Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu
dihitung dengan membagi jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan
dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
4. Pesanan yang selesai dimasukkan ke gudang produk selesai dan biasanya seera
akan diserahkan (dijual) kepada pemesan sesuai dengan saat / tanggal pesanan
harus diserahkan.
42
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
c. Potongan Pembelian
(D) Hutang Dagang xxx
(D) Rugi-Kegagalan Pot Tunai Pemb. xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx
e. Pengembalian Bahan Baku dan Bahan Penolong dari Pabrik ke Gudang Bahan
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) BDP- BBB-Job XYZ xxx
(K) BOP Sesungguhnya xxx
43
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
44
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
a. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Gudang
(D) Persediaan Produk Jadi-Job XYZ xxx
(K) BDP-BBB-Job XYZ xxx
(K) BDP-BTKL-Job XYZ xxx
(K) BDP-BOP-Job XYZ xxx
45
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
DIRECT MATERIAL
DATE REQ NO AMOUNT TOTAL
14/10 611 10.000,00
20/10 635 12.000,00
22.000,00
DIRECT LABOR
DATE HOURS AMOUNT TOTAL
14/10 20 350.000,00
20/10 35 612.500,00
962.500,00
FACTORY OVERHEAD APPLIED
DATE MACHINE HOURS AMOUNT TOTAL
14/10 10,0 125.000,00
21/10 17,5 140.000,00
265.000,00
46
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
No. No. No.
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Bukti Bukti Bukti
Departemen 1
Departemen 2
Departemen 3
DM SELLING PRICE
DL - FACT COST/COGM
FOH-A - MARKETING EXP
COGM - ADMIN EXP
SPIDER
47
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
6.4. Unit Rusak (Spoiled), Unit Cacat (Defective), Sisa (Scrap) Bahan, dan
Limbah (Waste) Bahan
Istilah produk cacat, produk rusak, sisa bahan, dan limbah bahan adalah istilah
yang tidak sama dan tidak bisa ditukar-tukar. Berikut defenisi terkait dengan istilah-
istilah tersebut:
Produk rusak adalah hasil produksi yang tidak memenuhi standar produksi dan
memungkinkan dijual senilai nilai buku/sisa atau bahkan dibuang. Ketika unit rusak
diperbaiki, produk-produk ini dikeluarkan dari produksi dan tidak ada pengerjaan
lebih lanjut. Sebagai contoh, jika proses pembuatan roti terlalu lama dalam oven dan
hangus, kondisi ini tidak bisa diperbaiki.
Produk cacat adalah hasil produksi yang tidak memenuhi standar produksi dan
harus diproses lebih lanjut kemudian agar bisa dijual sebagai unit yang bagus atau
sebagai unit terpisah. Sebagai contoh, sebuah handphone tidak menghasilkan suara,
kemungkinan akan dikerja ulang untuk memperbaikinya dan terjual sebagai unit yang
bagus.
Sisa bahan adalah sisa dari proses produksi yang tidak bisa digunakan lagi pada
proses produksi untuk tujuan yang sama, tetapi memungkinkan bisa digunakan untuk
tujuan lain atau proses produksi berbeda atau memungkinkan dijual ke pihak luar
dengan sejumlah nilai tertentu.
6.5. Soal Latihan
1. Bagaimana karakteristik metode harga pokok pesanan?
2. Bagaimana hubungan aliran kegiatan perusahaan manufaktur dengan aliran harga
pokok produksi?
3. Bagaimana prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan?
4. Bagaimana cara mengisi kartu pesanan?
5. Pada tanggal 1 Juli 2019 PT. Coki-coki mempunyai persediaan sebagai berikut :
- Barang jadi…………………………………. Rp 15.000.000
- Barang dalam proses……………………… Rp 14.840.000
48
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
- Bahan………………………………………. Rp 14.000.000
49
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
j. Barang jadi dari Job 102 dijual dengan laba kotor sebesar 40% dari harga
pokoknya.
DIMINTA:
1. Jurnallah transaksi-transaksi di atas.
2. Buatlah job order cost sheet (kartu harga pokok pesanan) untuk Job 102,
masukkan data barang dalam proses awal serta transaksinya selama bulan Juli.
50
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB VII
Pendahuluan
Bab ini membahas tentang harga pokok proses, penghitungan harga pokok
proses satu departemen, penghitungan harga pokok proses multi departemen dan
akuntansi untuk harga pokokk proses.
Pengetahuan ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang
berproduksi barang secara massa.
Setelah mendalami materi ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung harga
pokok produksi pada perusahaan yang berbasis produksi massa.
7.1. Pengertian Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan
satu macam produk atau lebih, baik diolah melalui satu tahapan ataupun diolah
melalui beberapa tahapan, yang berproduksi secara massal dan tidak tergantung pada
pesanan konsumen. Tujuan produksi perusahaan untuk mengisi persediaan yang
selanjutnya dijual kepada pembeli dan ditentukan oleh anggaran produksi untuk
satuan waktu tertentu yang dijadikan dasar oleh bagian produksi untuk melakukan
produksi. Pada metode ini, perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk
produk yang standar dan tidak tergantung spesifikasi pesanan. Karakteristik metode
harga pokok proses adalah:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan
sebagainya
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya standar, tidak tergantung
spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk
satuan waktu tertentu.
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
51
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
52
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
3. Produksi dikumpulkan dan laporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan
produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,
maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi
dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi
ekuivalen bahan).
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, beberapa yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produks rusak,
produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam
perhitungan harga pokok produk.
53
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
54
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
55
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
56
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
JUMLAH XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
BBB: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BTKL: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BOP: (UL X TP) X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
============================================================
Metode LIFO (UN>=UT) dapat disajikan seperti berikut:
============================================================
i) Harga pokok produk selesai
BBB: ULS X BY/UE = XXX
BTKL: ULS X BY/UE = XXX
BOP: ULS X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
ii.1) Bersumber dari UN
BBB: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
BTKL: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
BOP: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
Harga pokok periode lalu = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
===========================================================
Metode LIFO (UN<UT) dapat disajikan seperti berikut:
===========================================================
i) Harga pokok produk selesai
i.1) Bersumber dari ULS
BBB: ULS X BY/UE = XXX
BTKL: ULS X BY/UE = XXX
BOP: ULS X BY/UE = XXX
Jumlah XXX
i.2) Bersumber dari BDP Awal
BBB:(UT-UN )X (1-TP) X BY/UE = XXX
BTKL:(UT-UN) X (1-TP) X BY/UE = XXX
57
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
c. Potongan Pembelian
(D) Hutang Dagang xxx
(D) Rugi-Kegagalan Pot Tunai Pemb. xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx
d. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) BDP-BBB-Dept. I xxx
(D) BDP-BBB-Dept. II xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx
e. Pengembalian Bahan Baku dan Bahan Penolong dari Pabrik ke Gudang Bahan
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
58
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
59
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
a. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Departemen Lanjutan
(D) BDP-BBB-Dept. II xxx
(K) BDP-BBB-Dept. I xxx
(K) BDP-BTKL- Dept. I xxx
60
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
61
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
1. Perhitungan Unit
a. Unit Diproses
(1) Unit BDP Awal xxx
(2) Unit Masuk Proses xxx
Jumlah Unit Diproses xxx
b. Unit Dipertanggungjawabkan
(1) Unit Selesai Ditransfer xxx
(2) Unit BDP Akhir xxx
Jumlah Unit Dipertanggungjawabkan xxx
62
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Diminta:
a) Susun Laporan Harga Pokok Produksi (Average) dept 1 dan dept 2
63
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
b) Buat jurnal untuk bdp awal, Current Cost, Transfer Unit (Semua yang selesai
“ditransfer“) dan bdp akhir
c) Buat Laporan Harga Pokok Produksi Gabungan
64
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB VIII
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA
DAN PRODUK SAMPINGAN
Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini mempelajari tentang defenisi produk bersama dan
produk sampingan, pengertian biaya bersama dan biaya gabungan, metode
penghitungan biaya bersama dan sampingan, dan akuntansi biaya bersama dan
sampingan.
Bahasan ini merupakan lanjutan akuntansi pada process costing. Pengetahuan
ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang berproduksi multi
produk.
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan dapat
menghitung harga pokok produk bersama dan harga pokok produk sampingan.
8.1. Pengertian Common Product, Produk Bersama, Produk Ko, Produk
Utama dan Produk Sampingan
Perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam produk, akan menemukan
masalah utama yaitu bagaimana membebankan biaya produksi dengan cara yang adil
sehingga laporan keuangan disajikan dengan wajar. Hubungan antara produk yang
satu dengan produk yang lain dalam perusahaan yang menghasilkan beberapa macam
produk dapat digolongkan menjadi:
1. Produk Common, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-sama
dengan menggunakan fasilitas yang sama akan tetapi asal bahan baku dan tenaga
kerja langsung yang dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk, biaya yang
diserap produk common disebut biaya common, sedangkan biaya overhead pabrik
sebagian tidak dapat diikuti jejaknya sehingga biaya ini disebut biaya overhead
bersama. Contoh pada pabrik susu dan mentega yang menghasilkan susu bubuk
untuk bayi, mentega, makanan bayi yang diolah dengan mesin dan fasilitas yang
65
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
sama tetapi dalam waktu yang berbeda dan menggunakan bahan baku serta
tenaga kerja langsung yang dapat diidentifikasikan pada setiap macam produk.
2. Produk Bersama, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-sama
dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama
dan tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk. Biaya produksi yang
diserap produk bersama disebut biaya bersama. Contoh pada pabrik penyulingan
minyak mentah yang menghasilkan minyak naphta, gasoline, karosene, minyak
diesel, bensin, minyak tanah, tar, gas, minyak pelumas.
3. Produk Ko, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan dalam waktu yang
sama tetapi tidak dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari bahan baku
yang sama. Biaya Produk Ko untuk elemen bahan baku dan tenaga kerja langsung
umumnya dapat diidentifikasikan pada macam produk tertentu meskipun produk
tersebut dihasilkan dalam waktu yang sama tetapi dari bahan yang tidak sama dan
tidak dari proses pengolahan yang sama, sedangkan elemen overhead pabrik ada
yang dinikmati bersama oleh macam produk. Contoh pada pabrik penggergajian
dan sawmill dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari berbagai jenis
kayu gelondongan yang diproses sehingga menghasilkan papan kayu jati, papan
kayu meranti, papan kayu kamper, kayu lapis jati, kayu lapis meranti dan kayu
lapis kamper. Pada pabrik tersebut, pemakaian bahan baku diolah dalam waktu
yang sama tetapi dari proses pengolahan yang berbeda dan pemakaian bahan
dapat diklasifikasikan pada macam produk tertentu.
4. Produk Utama, yaitu produk yang merupakan tujuan pokok operasi perusahaan
dan umumnya kuantitas dan nilainya relatif lebih besar. Contoh pada pabrik mie
instan yang menghasilkan Indomie, Mie Kare, Mie Besaar, Megah Mie.
5. Produk Sampingan adalah produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan
tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk karena
sifat bahan yang diolah atau sifat pengolahan bahan, kuantitas dan nilai produk
sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk. Contoh
66
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
pada pabrik Mie instan yang menghasilkan serbuk-serbuk mie yang dikemas kecil
untuk makanan jajanan anak kecil.
67
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
68
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
2. Metode dengan harga pokok yaitu produk sampingan memperoleh alokasi biaya
produksi dari pengolahan produk sebelum dipisah.
Salah satu metode dengan harga pokok adalah metode nilai pasar atau
metode kabalikan, yaitu produk sampingan memperoleh alokasi biaya produksi
sebelum dipisah dengan produk utama sebesar taksiran harga jual semua produk
69
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Jurnal yang dibuat saat penjualan produk sampingan dapat digunakan jurnal
sebagai berikut:
(D) Kas/Piutang xxx
(D) HPP-Produk Sampingan xxx
(K) Penjualan-Produk Sampingan xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx
70
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Alokasi by bersama produk A = By per harga pasar X Jumlah harga pasar produk A
5. Metode harga pasar hipotesis
Metode ini digunakan apabila produk utama masih memerlukan proses
pengolahan lebih lanjut setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya.
Harga pasar hipotesis adalah total harga pasar setelah produk diolah lebih lanjut
dikurangi biaya pengolahan setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya.
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya per harga pasar hipotesis =
Jumlah harga pasar hipotesis
71
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
72
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB IX
PENETAPAN HARGA POKOK
BERDASARKAN AKTIVITAS
Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini mempelajari tentang tentang defenisi activity based
costing, perbandingan dengan activity based costing dengan sistem tradisional,
penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas, dan identifikasi aktivitas.
Pengetahuan ini berguna untuk menghitung harga pokok produksi yang
dikumpulkan berdasarkan aktivitas produksi sampai menjadi produk jadi.
Setelah mempelajari bahasan ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung
harga pokok produk dengan metode activity based costing.
8.1. Definisi Activity Based Costing System
73
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
74
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
75
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
76
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
77
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
ABC adalah suatu metode penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk
menyajikan informasi harga pokok produk yang cermat bagi kepentingan manajemen
78
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Henry Sistem Activity Based Costing
menghasilkan penentuan harga pokok produk yang lebih akurat dan dapat membantu
perusahaan dalam mengelolah keunggulan komparatif, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan secara efisien.
Activity Based Costing System mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan
untuk menelususri biaya ke aktivitas, dan kemudian menggunakan berbagai pemicu
biaya untuk menelususri biaya aktivitas ke produk.
Konsep dasar ABC dapat digambarkan sebagai berikut:
Resources
Proses View
Cost Object
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa ABC menunjukkan arus biaya yang
berawal dari sumber daya menuju aktivitas dan selanjutnya menuju ke produk (cost
object) melalui reseources driver yaitu tolak ukur dari jumlah sumber daya yang
dikonsumsi suatu aktivitas. Sedangkan aktivitas yang dihubungkan ke produk melalui
activity driver yaitu suatu faktor yang digunakan untuk membebankan biaya suatu
aktivitas ke produk atau pelanggan.
Proses view menggambarkan kebutuhan organisasi atas informasi mengenai
kejadian-kejadian yang mempengaruhi kinerja aktivitas, yaitu hal yang menyebabkan
79
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
80
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
1. Aktivitas berlevel unit (unit level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan
setiap kali satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi
oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh aktivitas berlevel unit adalah
pemotongan, pemeliharaan, biaya listrik dan operasi mesin.
2. Aktivitas berlevel batch (batch level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan
setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini
dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas
berlevel batch adalah pemrosesan pemesanan produksi, pemrosesan pesanan
pembelian, biaya inspeksi, penjadwalan produksi.
3. Aktivitas berlevel produk (product level activity) adalah aktivitas yang
dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh
perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat
dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi
oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk
yang dikonsumsi. Contoh aktivitas berlevel produk adalah inspeksi mutu
pabrik, pengujian produk, dan desain produk.
4. Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activity) adalah meliputi aktivitas yang
menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk
menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun
banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran
produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh
berbagai jenis produk yang berbeda. Contoh aktivitas berlevel fasilitas adalah
pelatihan dan administrasi personalia, biaya depresiasi pabrik.
8.6. Pemilihan Pemicu Biaya (Cost Driver)
ABC menggunakan banyak dan berbagai jenis pemicu biaya untuk menelususri
aktivitas-aktivitas ke produk yang dihasilkan untuk memperbaiki kualitas informasi
biaya produk. Semakin banyak pemicu biaya digunakan dalam menelusuri biaya
81
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
aktivitas produksi semakin akurat pula informasi biaya yang dihasilkan. Namun
demikian jumlah dan jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam proses produksi sangat
banyak sehingga tidak memungkinkan secara ekonomis untuk menggunakan pemicu
biaya yang berbeda untuk aktivitas. Untuk itu beberapa aktivitas dapat
dikelompokkan dengan menggunakan pemicu biaya tunggal untuk menelusuri biaya-
biaya aktivitas ke produk. Penggunaan satu atau dua pemicu biaya untuk banyak jenis
aktivitas akan menghasilkan laporan biaya produk yang terdistorsi.
Faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih suatu pemicu biaya yang
akan digunakan yaitu:
1. Kemudahan mengumpulkan data yang berhubungan dengan cost driver (pemicu
biaya). Hal ini sangatlah penting untuk memudahkan manajer dalam menghitung
biaya produknya.
2. Tingkat hubungan dari cost driver dalam menghitung konsumsi biaya produk
yang tepat dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini manajer harus yakin bahwa cost
driver yang mereka pilih dapat dengan tepat mengukur konsumsi actual dari
setiap kegiatan dari produk yang dihasilkan.
Tarif per pemicu biaya dapat dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk
kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok
tertentu (pemicu biaya).
Hal ini dapat dilihat dari formula kalkulasi berikut:
82
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
dihasilkan, maka laporan biaya produksi akan menyajikan informasi harga pokok
produk yang tidak cermat.
Hal ini disebabkan oleh biaya overhead produk yang dibebankan kepada produk
bukan berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk,
sehingga akuntansi biaya konvensional menimbulkan price distortion. Oleh karena
itu, diperlukan suatu informasi biaya akurat agar dasar pembebanan biaya overhead
yang lebih cermat dan mencerminkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk
menghasilkan produk.
Adanya kebutuhan akan informasi biaya yang sesuai dengan kondisi lingkungan
maka dikembangkanlah suatu pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya yaitu
ABC. Sistem biaya ini untuk menghindari alokasi biaya yang arbiter dan distorsi
biaya dengan membebankan biaya-biaya sumber daya ke aktivitas yang
menggunakan sumber daya tersebut. Berbeda dengan sistem biaya konvensional,
ABC tidak berasumsi biaya overhead disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung
dan biaya bahan baku langsung.
Biaya overhead pabrik dalam ABC memperoleh perlakuan yang lebih seksama.
Biaya ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan, kemudian dibebankan
kepada produk, melainkan dirinci untuk dapat dikelola dengan baik. Dalam
perusahaan yang menggunakan teknologi modern dalam pengelolaan produknya,
biaya overhead pabrik menduduki proporsi yang besar dibandingkan dalam total
biaya produksi. Oleh karena itu ABC memfokuskan akuntansi terhadap biaya
overhead pabrik, untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan berbagai
kegiatan yang mengkonsumsi biaya overhead pabrik.
Pembebanan biaya dalam ABC juga terbagi atas dua tahap yaitu:
1. membebankan biaya pada berbagai aktivitas yang meliputi lima langkah yaitu:
a. Mengidentifikasi berbagai aktivitas dan mengklasifikasikannya ke dalam
beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah
83
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
dan jelas serta cocok dengan segmen produk. Produksi yang berhubungan
disatukan dalam suatu pusat aktivitas.
b. Menghubungkan berbagai jenis dengan berbagai aktivitas, jika aktivitas
telah teridentifikasi, biaya yang disebabkan oleh aktivitas dapat ditentukan
dengan penelusuran secara langsung. Pada tahap ini perusahaan dapat
menentukan pemicu biaya yang berhubungan dengan aktivitas dan
menghitung biaya overhead tiap aktivitas.
c. Aktivitas yang berhubungan dikelompokkan untuk membentuk kelompok
biaya homogen. Untuk mengurangi banyaknya jumlah tarif overhead dan
menyederhanakan proses maka aktivitas dikelompokkan dalam satu
kelompok yang homogen dengan karakteristik (1) biaya-biaya overhead
yang ditimbulkan saling berhubungan, (2) mereka mempunyai rasio
konsumsi yang sama untuk semua produk.
d. Menjumlahkan biaya-biaya yang terdapat dalam kelompok biaya
homogen.
e. Penentuan tarif kelompok (pool rate). Tarif kelompok adalah tarif biaya
overhead perunit pemicu biaya yang dihitung untuk suatu kelompok
aktivitas.
2. Biaya overhead pabrik yang telah dikumpulkan dalam pusat biaya produksi
dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan yang lebih mencerminkan
penggunaan kegiatan dalam menghasilkan produk. Jika dalam akuntansi biaya
konvensional, pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul dipusat biaya
produksi hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit
produksi yang dihasilkan, dalam ABC biaya tersebut dibebankan kepada
produk berdasarkan kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Dengan informasi biaya yang lebih mencerminkan konsumsi sumber daya
dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan untuk melayani
konsumen, manajemen akan dapat menempatkan diri pada posisi yang
memungkinkan mereka melakukan pemantauan dan pengendalian semua
84
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
By Utama untuk mentega Rp. 2,370.000,- dan By Utama untuk Susu Rp.
1,750.000,-
Diminta: Hitung berapa biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk produk
mentega dan susu (gunakan ABC System) n hitung by produksi per unit!
85