Anda di halaman 1dari 85

Hasyimdbz@yahoo.

com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB I
AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Pendahuluan
Bab ini membahas tentang kegiatan perusahaan manufaktur, menjelaskan
masalah khusus akuntansi manufaktur, mencatat transaksi-transaksi produksi, dan
membuat laporan harga pokok produksi.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pembelajaran akuntansi biaya
sesuai dengan manfaat akuntansi biaya terhadap suatu lingkungan perusahaan
manufaktur. Mahasiswa setelah mendalami bab ini akan diharapkan mampu
menjelaskan gambaran umum perusahaan manufaktur dan akuntansi biaya.
1.1. Kegiatan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya
mengadakan bahan baku kemudian mengolahnya menjadi barang jadi untuk dapat
dijual kepada konsumen. Secara umum kegiatan mengolah bahan sampai menjadi
barang jadi akan melibatkan tiga unsur pokok yaitu: bahan baku, tenaga kerja, dan
sarana/prasarana proses pengolahan.
Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang secara khusus menangani
kegiatan produksi yang meliputi pemakaian bahan dan pembebanan biaya yang
terkait kegiatan produksi. Akuntansi kontemporer menempatkan ruang lingkup
akuntansi biaya menjadi lebih luas yang meliputi penggunaan unsur biaya dalam
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Pembelian Bahan
Permakaian

Tenaga Proses Barang


Rekruitment Pembebanan Produksi Pembebanan Jadi
Kerja

Pengadaan Sarana/ Pembebanan


Prasarana

1
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1.2. Masalah Khusus


Perusahaan jasa operasionalnya memberikan layanan, perusahaan dagang
operasionalnya membeli barang untuk dijual kembali, sementara perusahaan
manufaktur membeli bahan, mengolah, dan menjual. Berdasarkan perbandingan
operasional ini, perusahaan manufaktur memiliki transaksi khusus dalam akuntansi
yaitu pada unsur persediaan, biaya pabrik, biaya produksi, dan harga pokok produksi.
Persediaan pada perusahaan manufaktur yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan (neraca) terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Persediaan bahan baku (direct material/raw material)
Bahan baku adalah bahan-bahan utama yang akan digunakan dalam proses
pengolahan/produksi. Persediaan bahan baku dilaporkan sebesar harga
perolehan/harga pokok yang tersedia untuk digunakan pada tanggal
neraca.
b. Persediaan dalam proses (work in process)
Persediaan dalam proses adalah barang yang masih sementara dalam
pengolahan pada saat laporan posisi keuangan disajikan. Persediaan ini
biasa disebut barang setengah jadi dan masih membutuhkan pengolahan
lebih lanjut untuk menyelasikannya menjadi barang jadi. Nilai dari
persediaan ini merupakan akumulasi dari nilai biaya bahan baku, tenaga
kerja, dan sarana prasarana (biaya overhead pabrik).
c. Persediaan barang jadi (Finished goods)
Barang jadi adalah barang yang proses pengolahannya telah selesai dan
siap untuk dipasarkan. Nilai dari persediaan barang jadi tersebut
merupakan akumulasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Jumlah dari ketiga akumulasi biaya tersebut dikenal
dengan istilah harga pokok produksi.
Biaya-biaya yang terjadi pada bagian pabrik perusahaan manufaktur dalam satu
periode disebut biaya pabrik. Istilah biaya pabrik terkadang disebut sebagai biaya
produksi periode berjalan. Terdapat tiga kelompok biaya pabrik yang terjadi yaitu:

2
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

a. Biaya bahan baku, yaitu harga pokok/harga perolehan bahan yang telah
dimasukkan dalam proses pengolahan dan sifatnya dapat dengan mudah dan
langsung diidentifikasikan terhadap barang jadi. Sebagai contohnya adalah
tepung terigu pada industri roti.
b. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah yang dibebankan terhadap tenaga
kerja yang menangani langsung proses pengolahan bahan menjadi barang
jadi. Contohnya adalah buruh pengadon pada proses pengadonan tepung
terigu dengan bahan lain.
c. Biaya overhead pabrik (pabrikasi), yaitu seluruh biaya yang terkait dengan
proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya ini terdapat unsur yang dapat diidentifikasikan terhadap barang jadi,
namun terdapat juga yang tidak dapat diidentifikasikan terhadap barang jadi.
Sebagai contohnya adalah pemakaian gula untuk adonan roti, upah mandor
pengawas tenaga kerja pabrik, biaya pemeliharaan peralatan pabrik, listrik,
air, gas, dan lain-lain.
Istilah biaya produksi digunakan untuk mengumpulkan seluruh biaya pabrik
baik biaya pabrik periode berjalan maupun biaya pabrik yang melekat pada barang
dalam proses produksi awal. Biaya produksi ini akan dipertanggungjawabkan secara
berkala dalam bentuk nilai persediaan barang dalam proses akhir dan nilai harga
pokok produksi yang melekat pada barang jadi.
Harga pokok produksi merupakan istilah atas akumulasi biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
melekat pada barang yang telah selesai proses pengolahannya menjadi barang jadi.
Nilai ini akan disajikan dalam satu laporan yang dikenal dengan laporan harga pokok
produksi. Laporan ini adalah bagian dari laporan harga pokok penjualan sebagai
pengganti pembelian netto barang dagangan dalam perusahaan dagang.
1.3. Proses Akuntansi
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur meliputi tahap pencatatan
(pembuatan/penerimaan bukti transaksi; pencatatan dalam jurnal; pemindahan ke

3
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

buku besar/posting) dan tahap pengikhtisaran (pembuatan neraca saldo; neraca lajur
dan penyesuaian; laporan keuangan; jurnal penutup; neraca saldo tutup buku; dan
jurnal pembalik).
a. Proses akuntansi bahan baku
Transaksi terkait bahan baku secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu:
pengadaan dan pemakaian. Formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi ini
adalah jurnal pembelian dan jurnal pemakaian bahan. Rekening buku besar yang
terkait adalah persediaan bahan baku, kas/bank, hutang usaha, Barang dalam
proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB). Rekening retur dan potongan pembelian,
ikhtisar harga pokok produksi tetap diperlukan jika menggunakan sistem
pencatatan periodik. Buku pembantu yang terlibat adalah buku pembantu hutang,
buku pembantu persediaan, dan buku pembantu biaya.
b. Proses akuntansi tenaga kerja langsung
Pembebanan upah buruh langsung dicatat dalam jurnal umum, sedangkan
pembayarannya akan direkam pada pengeluaran kas. Rekening buku besar yang
terlibat adalah hutang gaji dan upah, kas/bank, Barang dalam proses-biaya tenaga
kerja langsung (BDP-BTKL), hutang pph 21, dan rekening lain terkait
pengupahan dan penggajian. Buku pembantu biaya terkait atas transaksi ini harus
diperbarui.
c. Proses akuntansi biaya overhead pabrik (biaya pabrikasi)
Buku besar untuk bagian ini bisa diselenggarakan dengan membuat rekening
dengan nama biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dibantu dengan buku
pembantu biaya sesuai elemen biaya pabrikasi yang terjadi. Akun-akun yang
dikredit saat pencatatan di formulir jurnal (disesuaikan: bisa saja kas keluar atau
jurnal memorial) disesuaiakan dengan elemen yang terjadi (bisa hutang biaya,
akumulasi penyusutan, atau rekening aset yang digunakan, dan lain-lain).
Pembebanan biaya ini akan ditampung dalam rekening Barang dalam proses
Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP).

4
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

d. Proses akuntansi pada akhir periode


Penyusunan laporan keuangan tidak harus menunggu seluruh proses produksi
selesai, akan tetapi sesuai periode berkala yang ditetapkan dalam kebijakan
akuntansi. Kondisi ini mengakibatkan terkadang masih ada produk sementara
dalam proses pengolahan sudah harus dilaporkan pada laporan posisi keuangan
yang disebut persediaan produk dalam proses.
Rekening buku besar yang terlibat pada penyesuaian akhir periode adalah
Persediaan Barang Jadi, Persediaan produk dalam proses, dan rekening Barang
dalam proses (BDP-BBB;BDP-BTKL;BDP-BOP).
Kegiatan produksi dalam satu periode akuntansi digambarkan dalam laporan
harga pokok produksi yang berisikan nilai biaya produksi baik yang telah selesai
maupun masih dalam proses akhir.
1.4. Neraca Lajur
Kelompok biaya pabrik dalam perusahaan manufaktur menampung biaya-biaya
yang terjadi di pabrik. Biaya-biaya ini merupakan bagian dari harga pokok produksi.
Istilah yang digunakan dalam kelompok ini adalah biaya pabrik, bukan beban
pabrik. Biaya pabrik tidak langsung menjadi beban periode berjalan, akan tetapi
menjadi bagian dari persediaan. Sehingga istilah biaya (cost) dan beban (expense)
dalam hal ini dibedakan. Biaya pabrik bukanlah beban (expense).
Neraca lajur perusahaan manufaktur pada dasarnya sama saja dengan neraca
lajur perusahaan dagang. Perbedaannya hanya pada tambahan kolom Harga Pokok
Produksi sebelum kolom Laba Rugi. Nilai dari Neraca saldo penyesuaian yang
dibutuhkan untuk menghitung harga pokok produksi dipindahkan ke dalam kolom
ini. Selisih debet kredit kolom ini akan menjadi bagian dari kolom laba rugi dengan
nama harga pokok produksi. Selebihnya sama dengan neraca lajur perusahaan
dagang.

5
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1.5. Laporan Keuangan


Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri atas neraca, laba rugi,
perubahan modal, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan
laba rugi pada pada perusahaan manufaktur membutuhkan informasi harga pokok
produski. Nilai harga pokok produksi dapat ditentukan melalui laporan harga pokok
produksi.
1.6. Jurnal Penutup
Jurnal penutup perusahaan manufaktur sama saja dengan perusahaan dagang.
Perbedaannya adalah penutupan atas akun nominal yang terkait dengan kegiatan
produksi. Rekening penutupnya adalah ikhtisar harga pokok produksi. Rekening ini
akan ditutup juga ke dalam rekening ikhtisar laba rugi.
1.7. Soal Latihan
1. Sebutkan tiga jenis biaya pabrik yang tercakup dalam harga pokok produksi.
Jelaskan masing-masing jenis biaya ini!
2. Sebutkan tiga jenis persediaan yang ada dalam perusahaan pabrik. Jelaskan
perbedaan antara ketiga jenis persediaan ini!
3. Jelaskan proses produksi yang terdapat dalam perusahaan pabrik dan hubungkan
dengan kegiatan akuntansinya!
4. Anggaplah terdapat data seperti di bawah ini (Hitunglah HPPr dan HPP):
Persediaan bahan baku awal Rp. 200
Pembelian bahan baku Rp. 1.000
Persediaan bahan baku akhir Rp. 150
Persediaan dalam proses awal Rp. 50
Persediaan dalam proses akhir Rp. 60
Persediaan jadi awal Rp. 140
Pers jadi akhir Rp. 120
Pers Perlengkapan awal Rp. 20
Pers Perlengkapan akhir Rp. 10
Biaya Pabrik Selain BB Rp. 2.500

5. Anggaplah terdapat data seperti di bawah ini (Hitunglah Biaya Pabrik dan HPPr):
Pemakaian bahan baku Rp. 5.000
Buruh Langsung Rp. 500

6
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Biaya pabrikasi Rp. 2.000


Persediaan awal Bahan Baku Rp. 200
Persediaan akhir Bahan Baku Rp. 100
Persediaan awal BDP Rp. 250
Persediaan akhir BDP Rp. 150
Persediaan awal BJ Rp. 175
Persediaan akhir BJ Rp. 75

7
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB II
KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP
AKUNTANSI BIAYA

Pendahuluan
Bab ini membahas tentang defenisi akuntansi biaya, tujuan dan kegunaan biaya,
hubungan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan serta kedudukan departemen biaya
dalam suatu perusahaan. Pada bab ini pula dibahas bagaimana suatu struktur
organisasi perusahaan memiliki bagian akuntansi biaya.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pembelajaran akuntansi biaya
sesuai dengan manfaat akuntansi biaya terhadap suatu lingkungan perusahaan.
Mahasiswa setelah mendalami bab ini akan diharapkan mampu menjelaskan
karakteristik dan ruang lingkup akuntansi biaya.
2.1. Hubungan Proses Manajemen dengan Akuntansi Biaya

Manajemen dipandang sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian, dan


pengendalian. Tim manajemen termasuk controller, yang melakukan koordinasi
perencanaan dan pengendalian untuk perusahaan. Departemen biaya melakukan
koordinasi dengan departemen-departemen lain, serta memainkan peranan sentral
dalam penyusunan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, pelaporan, dan
pemilihan alternatif.
Kontroller adalah manajer eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi
akuntansi. Kontroller mengkordinasikan partisipasi manajemen dalam perencanaan
dan pengendalian dari pencapaian tujuan, dalam menentukan efektivitas dari
kebijakan, dan dalam menciptakan struktur organisasi dan proses. Kontroller juga
bertanggung jawab untuk melakukan observasi atas metode perencanaan dan
pengendalian di seluruh perusahaan dan untuk mengusulkan perbaikan atas metode-
metode tersebut.
Departemen biaya dibawah pimpinan kontroller, bertanggung jawab untuk
mengumpulkan, menyusun, dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitas-

8
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

aktivitas perusahaan. Departemen ini menganalisis biaya dan menerbitkan laporan


kinerja dan data-data untuk pengambilan keputusan lainnya bagi manajer untuk
digunakan dalam operasi pengendalian dan perbaikan. Analisis biaya dan persiapan
laporan difasilitasi melalui pembagian fungsi dalam departemen biaya dan melalui
koordinasi dengan departemen manufaktur, personalia, keuangan, pemasaran,
hubungan publik, hokum dan lain-lainnya.
2.2. Pengertian Biaya

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi, untuk
obyek atau tujuan tertentu. Sisi lain menyebutkan definisi biaya adalah kas atau nilai
setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan
manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Pengertian lain
dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengemukakan bahwa biaya
merupakan jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang yaitu pengeluaran dalam
bentuk kontan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham,
jasa-jasa yang diperoleh atau akan diperoleh.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah pengorbanan yang dikeluarkan terhadap suatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan satuan uang untuk memperoleh manfaat dari suatu barang.
2.3. Peranan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk


kegiatan perencanaan dan pengendalian. Pihak manajemen dalam menyelesaikan
tugas-tugas sangat terbantu oleh proses pencatatan, penyajian dan analisis biaya.
Tugas-tugas manajemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana dan anggaran operasi perusahaan dalam
kondisi yang ekonomis dan bersaing.

9
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Menetapkan metode kalkulasi biaya dan prosedur yang menjamin adanya


pengendalian dan jika memungkinkan, pengurangan atau pembenahan biaya.
3. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan penetapan harga,
sewaktu-waktu memeriksa jumlah persediaan dalam bentuk fisik.
4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau
periode yang lebih singkat.
5. Memilih alternatif terbaik yang bisa menaikkan pendapatan atau menurunkan
biaya.
Struktur organisasi dibentuk untuk menentukan posisi, wewenang kewajiban,
tanggungjawab, serta hubungan antar menejer di dalam perusahaan. Dalam
hubungannya dengan akuntansi biaya, organisasi perusahaan akan bermanfaat.
1. Untuk menyusun sistem akuntansi biaya (cost system) dan pelaporan biaya (cost
report) sesuai dengan tanggungjawab individual dalam mencapai tujuan
perusahaan. Penyusunan struktur organisasi yang terkoordinasi dengan sistem
akuntansi biaya dan sistem anggaran akan membantu penyusunan akuntansi
pertanggung-jawaban.
2. Untuk menggambarkan organisasi bagian akuntansi yang bertugas menyusun
informasi keuangan yang akan digunakan sebagai alat menejemen dalam
melaksanakan fungsinya, termasuk didalamnya penyusunan informasi biaya.
2.4. Hubungan Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Biaya

Keterbatasan akuntansi keuangan yang dapat ditutupi oleh akuntansi biaya


adalah:
1. Untuk penentuan harga pokok berbagai jenis produk atau berbagai jasa yang
dihasilkan perusahaan, Akuntansi keuangan hanya mengumpulkan total biaya
untuk menghasilkan berbagai jenis produk dan berbagai jenis jasa yang
dihasilkan, tidak diperoleh perincian biaya setiap jenis produk atau setiap jenis
jasa tertentu. Oleh karena itu untuk tujuan penentuan harga pokok, akuntansi
keuangan tidak dapat menyiapkan informasi yang cukup memadai.

10
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Dalam penyusunan perencanaan dan pengendalian biaya, akuntansi keuangan


kurang dapat disusun perencanaan biaya secara teliti dan tepat. Perencanaan harus
dihubungkan dengan jenis biaya, jumlah biaya, di mana biaya akan terjadi dan
siapa penanggung jawab atas biaya tersebut.
Tujuan atau pemanfaatan akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan menejemen dalam mengelola perusahaan yaitu informasi
biaya yang bermanfaat untuk:
1. Perencanaan dan pengendalian biaya.
2. Penentuan harga pokok harga produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan
dengan tepat dan teliti.
3. Pengambilan keputusan oleh manajemen
Oleh karena itu tugas dari akuntansi biaya, biasanya dilaksanakan oleh bagian
kuntansi biaya, secara terperinci adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian
kegiatan.
2. Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan sehari-hari atau proyek
khusus yang memerlukan pemilihan alternatif yang harus diambil.
3. Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget.
4. Menetapkan metode dan prosedur pengendalian dan perbaikan operasi serta
program pengurangan biaya.
5. Mengembangkan sistem dan analisa biaya dalam rangka penentuan harga pokok
dan menganalisa penyimpangan dan pengendalian phisik.
6. Menyusun laporan biaya.

2.5. Penggunaan Informasi Akuntansi Biaya

1. Informasi biaya masa lalu dipakai sebagai salah satu pertimbangan menyusun
perencanaan.
2. Dilakukan prediksi untuk jangka waktu perencanaan akan digunakan.

11
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Informasi biaya masa lalu dan prediksi dapat disusun perencanaan biaya.
4. Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, dibuat model keputusan berdasar
biaya relevan.
5. Realisasi dan implementasi biaya harus dikendalikan berdasar perencanaan yang
telah dibuat.
6. Dari pelaksanaan dapat diketahui hasil yang dicapai dan pengendalian dapat
dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan masa datang.
2.6. Soal Latihan
1. Apa pengertian Akuntansi Biaya?
2. Bagaimana peranan akuntansi biaya dalam manajemen perusahaan yang dikaitkan
dengan fungsi-fungsi manajemen?
3. Bagaimana hubungan struktur organisasi perusahaan dengan akuntansi biaya?
4. Bagaimana hubungan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya?
5. Apa Tujuan Akuntansi Biaya?

12
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB III
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA

Pendahuluan
Bab ini berisi bahasan tentang konsep biaya, pengklasifikasian biaya dan siklus
biaya pada perusahaan manufaktur. Bagian ini sangat terkait dalam proses
penjurnalan pada pengantar akuntansi dua.
Pengetahuan ini berguna untuk menjadi acuan dasar dalam penyusunan laporan
keuangan perusahaan manufaktur terutama dalam penyusunan laporan harga pokok
produksi dan laporan laba rugi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan konsep
dan klasifikasi biaya.
3.1. Konsep Akuntansi Biaya

Konsep dan terminologi dalam akuntansi biaya yang sering digunakan adalah:
1. Harga perolehan atau harga pokok (Cost)
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang-dalam bentuk:
i. Kas yang dibayarkan, atau
ii. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan, atau
iii. Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
iv. Hutang yang timbul, atau
v. Tambahan modal
2. Biaya (Expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya
digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.

13
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Penghasilan (revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk:
i. Kas yang diterima, atau
ii. Piutang yang timbul, atau
iii. Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau
iv. Nilai jasa yang diterima, atau
v. Pengurangan Hutang, atau
vi. Pengurangan modal.
Dalam rangka penjualan barang dagangan, produk atau jasa yang dilakukan oleh
perusahaan kepada pihak lain.
4. Rugi dan Laba (profit and loss)
Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua
penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila
semua penghasilan lebih besar dibanding biaya maka selisihnya adalah laba
bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan
semua biaya, selisihnya adalah rugi.
5. Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena
pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari
berkurangnya aktiva tersebut.
3.2. Sistem Informasi Akuntansi Biaya
Sistem informasi akuntansi biaya harus mencerminkan pembagian otoritas
sehingga manajer individual dapat dimintai pertanggungjawaban. Sistem harus
didesain untuk merangsang manajemen berdasarkan pengecualian. Yaitu sistem harus
menyediakan manajemen dengan informasi yang memfasilitasi identifikasi segera
dari aktivitas yang memerlukan perhatian. Meskipun catatan akuntansi tidak akan
menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk manajemen yang efektif,
akuntan yang mendesain sistem harus mengetahui bagaimana karyawan digaji,

14
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

bagaimana persediaan dikendalikan, bagaimana peralatan dihitung biayanya,


kapasitas mesin, dan informasi operasi lainnya.
Daftar akun merupakan prasyarat agar sistem dapat berfungsi dengan baik, data
dikumpulkan, diidentifikasikan, dan diberi kode untuk pencatatan jurnal dan
pembukuan ke akun-akun buku besar terutama untuk pengklasifikasian biaya dan
beban. Akun-akun sebaiknya diatur dan didesain untuk memberikan informasi
maksimum dengan analisis tambahan seminimum mungkin. Akun-akun ini harus
menyediakan rincian yang mencukupi agar biaya bisa diidentifikasikan dengan
manajer yang bertanggung jawab dan idealnya dengan aktivitas yang menimbulkan
biaya tersebut.
3.3. Penggolongan Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan
digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan
dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Cara penggolongan biaya
yang sering dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas
perusahaan (cost classified accounting to the function of business activity)
a. Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual. Biaya dalam fungsi
ini disebut biaya produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dapat
digolongkan menjadi:
a. Biaya Bahan Baku, adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai
di dalam pengolahan produk.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung, adalah balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pebrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

15
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

c. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke
dalam:
(1) Biaya bahan penolong
(2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
(3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
(4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
(5) Biaya listrik, air pabrik
(6) Biaya asuransi pabrik
(7) Biaya overhead lain-lain
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula sebagai
biaya utama sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik disebut biaya konversi, yang mencerminkan biaya pengubahan bahan
langsung menjadi barang jadi.
b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan
dapat memperoleh laba yang sesuai keinginan perusahaan sampai
pengumpulan kas dari hasil penjualan. Biaya yang terkait dengan fungsi ini
adalah biaya pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai
sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya
untuk melaksanakan fungsi:
(1) Penjualan
(2) Penggudangan produk selesai
(3) Pengepakan dan pengiriman
(4) Advertensi
(5) Pemberian kredit dan pengumpulan piutang
(6) Pembuatan faktur atau administrasi penjualan
c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan

16
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

perusahaan secara keseluruhan agar dapat efektif dan efisien. Biaya yang
terjadi dalam fungsi ini disebut biaya administrasi dan umum, yaitu semua
biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini
terjadi dalam penentutan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan
kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji semua
level manajemen.
d. Fungsi keuangan yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan
atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Biaya yang terjadi dalam
fungsi ini adalah biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keuangan misalnya biaya bunga.
2. Penggolongan biaya sesuai dengan priode akuntansi di mana biaya akan
dibebankan
Untuk dapat menggolongkan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana
biaya dibebankan, harus diketahui penggolongan pengeluaran (expenditures),
dimana penggolongan pengeluaran akan berhubungan dengan kapan pengeluaran
tersebut akan menjadi biaya. Pengeluaran dapat digolongkan menjadi:
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah pengeluaran yang dapat
memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi. Pada saat terjadinya
pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan
diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati masa
manfaatnya.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), adalah pengeluaran yang
memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran
terjadi.
3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahan terhadap aktivitas atau
kegiatan atau volume
i. Biaya Tetap, karakteristiknya sebagai berikut:

17
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh


perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
b. Biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan, semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi baya
satuan.
ii. Biaya Variabel, karakteristiknya sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah jumlah volume
kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b. Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi
biaya satuan konstan.
iii. Biaya Semi Variabel, karakteristiknya sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin
tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah
volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak
sebanding.
b. Biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan
volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan
kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya
satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
4. Penggolongan Biaya sesuai dengan Obyek atau Pusat Biaya yang Dibiayai
i. Biaya langsung (Direct cost), biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.

18
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

ii. Biaya tidak langsung (Indirect cost), biaya yang terjadinya tidak dapat
diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
5. Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya
i. Biaya Terkendalikan, biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
ii. Biaya Tidak Terkendalikan, biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan/pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
6. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan
i. Biaya relevan, biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan.
ii. Biaya tidak relevan, biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
3.4. Sistem Biaya
Biaya yang dialokasikan ke unit produksi bisa berupa biaya aktual atau biaya
standar, dalam sistem biaya aktual atau sistem biaya historis, informasi biaya
dikumpulkan pada saat biaya terjadi, tetapi penyajian hasilnya ditunda sampai semua
operasi produksi untuk periode akuntansi tersebut telah selesai dilakukan, atau dalam
bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut telah diserahkan. Sementara itu dalam
biaya standar, produk-produk, operasi-operasi, dan proses-proses dihitung biayanya
berdasarkan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya dari sumber daya tersebut.
3.5. Akumulasi Biaya
Sistem biaya aktual maupun sistem biaya standar dapat digunakan dengan
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), maupun perhitungan
biaya berdasarkan proses (process costing), atau dengan metode akumulasi biaya
lainnya. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya ditelusuri ke kontrak
individual, sedangkan dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya ditelusuri
ke suatu departemen, operasi, atau subdivisi lain dalam suatu pabrik. Metode ketiga
adalah Backflushing, disebut juga perhitungan biaya backflush (backflush costing)
atau akuntansi backflush (backflush accounting), merupakan pendekatan yang

19
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

dipersingkat atas akuntansi pada aliran biaya manufaktur. Metode ini cocok
diterapkan ke sistem JIT, dimana kecepatan begitu tinggi sehingga akuntansi
tradicional tidak praktis.
Tujuan perthitungan biaya backflush adalah untuk mengurangi jumlah kejadian
yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi. Dibanding dengan metode pesanan
ataupun proses, perhitungan biaya backflush terkenal atas kurangnya penelusuran
terinci atas biaya barang dalam proses. Secara ringkas, akun persediaan tidak
disesuaikan selama periode akuntansi untuk merefleksikan semua biaya produksi,
melainkan saldonya yang dikoreksi menggunakan ayat jurnal akhir periode, dan tidak
ada catatan buku pembantu yang dipelihara untuk unit barang dalam proses.
Perhitungan biaya backflush menghilangkan langkah-langkah akuntansi tertentu
seperti akuntansi persediaan bahan baku dan barang dalam proses bisa digabungkan
menjadi barang dalam proses saja, karena bahan baku yang diterima digunakan
langsung dalam proses produksi.
Perhitungan biaya backflush menentukan beberapa atau semua elemen biaya
dari output hanya setelah produksi selesai. Biaya dari pekerjaan yang selesai
dikurangkan dari saldo akun barang dalam proses, atau akun kombinasi yang
ekuivalen, dalam tahap yang disebut pengurangan pascaproduksi. Backflush costing
bergantung pada perhitungan di akhir periode dan penyesuaian atas akun persediaan.
3.6. Soal Latihan
1. Apa Konsep Akuntansi Biaya?
2. Jelaskan perbedaan antara “cost” dan “expense” serta berikan masing-masing 3
contoh transaksi!
3. Bagaimana menggolongkan biaya?
4. Sebutkan sistem biaya dan metode perhitungan biaya!
5. Berikan contoh biaya untuk biaya operasional dan non operasional!
6. Biaya Produksi terbagi menjadi tiga sebutkan dan jelaskan!
7. Gambarkan siklus biaya atau cost flow pada perusahaan manufaktur (dimulai dari
pembelian bahan sampai dengan terjadinya harga pokok penjualan)!

20
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

8. Berikut data Usaha Nona Maya :


Persediaan awal BB $100.000
Pembelian neto $250.000
Persediaan akhir $ 75.000
Prime Cost $ 500.000
Conversion cost $ 450.000
BDP awal $ 60.000
BDP akhir $ 50.000
Barang Jadi awal $ 12.000
Barang Jadi Akhir $ 13.500
Susunkan laporan laba rugi Nona Maya jika penjualan netonya adalah $ 750.000
9. Berikut ini adalah data tahun 2020 PT. Sponge Bob. Berdasarkan data tersebut
susunlah Laporan Rugi Laba dengan Lampiran Perhitungan Harga Pokok
Penjualan:
1 Januari 31 Desember
- Persediaan Bahan baku……………. Rp 80.000 Rp 52.000
- Persediaan Barang dalam proses…. Rp 50.000 Rp 66.000
- Persediaan Barang Jadi……………. Rp 80.000 Rp 120.000

Penjualan selama tahun 2000 sebesar Rp 950.000.


Laba kotor adalah 20% dari penjualan.
Upah langsung sebesar Rp 144.000.
Biaya overhead pabrik sebesar 40% dari biaya konversi.

21
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB IV
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU DAN
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang prosedur perolehan dan
penggunaan bahan, metode penghitungan biaya bahan baku, akuntansi biaya bahan
baku, konsep dan elemen biaya tenaga kerja, penghitungan biaya tenaga kerja dan
akuntansi biaya tenaga kerja. Pembahasan ini merupakan bahasan lanjutan dari
pengantar akuntansi pada semester lalu yaitu bagian persediaan dan bagian gaji dan
upah.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pencatatan akuntansi biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung sesuai dengan PSAK.
Setelah selesai mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mencatat akuntansi
biaya bahan baku dan akuntansi biaya tenaga kerja.
4.1. Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dibeli
Harga pokok bahan yang dibeli adalah meliputi harga faktur ditambah biaya
lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan
biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan sampai dengan bahan siap dipakai
dalam kegiatan produksi, dikurangi dengan potongan pembelian, rabat dan subsidi
langsung atas pembelian.
4.2. Potongan Pembelian Bahan
Potongan pembelian bahan diperlakukan sebagai pengurang harga faktur bahan
yang dibeli. Rekening persediaan yang dibukukan adalah sebesar jumlah bersih yaitu
harga faktur dikurangi potongan pembelian, sedangkan rekening hutang dibukukan
sebesar jumlah kotor sementara potongan pembelian yang memungkinkan terjadi
dicatat dalam rekening cadangan potongan tunai pembelian. Berikut adalah ilustrasi
jurnal pembelian bahan dan pelunasan hutang dari pembelian bahan yang terjadi:

22
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jurnal Saat Pembelian:


(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Hutang Dagang xxx

Jurnal Saat Pembayaran di masa potongan:


(D) Hutang Dagang xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx

Jurnal Saat Pembayaran di luar masa potongan:


(D) Hutang Dagang xxx
(D) Rugi-Kegagalan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx

4.3. Biaya Angkutan Pembelian


Biaya angkutan bahan yang dibeli dan ditanggung pembeli diperlakukan
sebagai penambah harga perolehan bahan yang dibeli. Jika biaya angkutan pembelian
yang sesungguhnya terjadi untuk berbagai macam bahan yang dibeli, maka biaya
angkut pembelian yang terjadi harus dialokasikan ke tiap bahan yang dibeli. Dasar
alokasi biaya angkutan yang dapat digunakan sebagai berikut:
1. Perbandingan harga faktur bahan yang dibeli
Harga Faktur Bahan A
Alokasi Biaya = X Biaya Angkut Pembelian
Angkut Bahan A Total Harga Faktur Bahan

2. Perbandingan kuantitas pisik bahan


Kuantitas Bahan A
Alokasi Biaya = X Biaya Angkut Pembelian
Angkut Bahan A Total Kuantitas Bahan

23
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

4.4. Biaya Bagian-bagian Pengelolaan Bahan


Biaya yang terjadi pada bagian-bagian pengelolaan bahan diperlakukan sebagai
elemen harga perolehan bahan. Hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Pembebanan biaya bagian-bagian yang berhubungan dengan pengelolaan bahan ke
dalam harga perolehan bahan harus menggunakan tarip pembebanan yang ditentukan
dimuka dan dapat dipisahkan untuk setiap bagian agar diperoleh tarip pembebanan
yang lebih teliti, dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
Budget Biaya Bagian X Dalam Periode Anggaran
Tarif Pembebanan =
Biaya Bagian X Budget Dasar Pembebanan Biaya Bagian X

Jurnal pembebanan biaya bagian-bagian pengolahan bahan ke dalam harga


perolehan adalah:
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) Biaya Bagian Pembelian Dibebankan xxx
(K) Biaya Bagian Penerimaan Dibebankan xxx
Jurnal untuk mencatat biaya bagian-bagian pengolahan bahan yang
sesungguhnya terjadi:
(D) Biaya Bagian Pembelian Sesungguhnya xxx
(D) Biaya Bagian Penerimaan Sesungguhnya xxx
(K) Berbagai Rekening di Kredit xxx

Jurnal pada akhir periode diperlukan untuk menutup rekening biaya bagian yang
dibebankan ke dalam rekening biaya bagian yang sesungguhnya dan sesisihnya
dialokasikan ke dalam rekening persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong,
persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai dan harga pokok
penjualan.

4.5. Harga Pokok Bahan yang Digunakan


Penentuan harga pokok bahan yang dipakai bertujuan untuk:

24
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1. Untuk menentukan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan
bahan dengan lebih adil dan teliti.
2. Untuk tujuan pengendalian atas bahan.
Metode Akuntansi yang digunakan adalah metode persediaan phisik dan metode
persediaan abadi/perpetual, sedangkan metode aliran harga pokok bahan yang dipakai
meliputi:
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode FIFO
3. Metode Average
4. Metode LIFO
5. Metode Harga Pokok Standar
6. Metode Persediaan Dasar
7. Metode Last Cost
8. Metode Harga Pokok Pengganti
Jurnal yang digunakan dalam mencatat pemakaian bahan baku dalam metode
perpetual adalah:
(D) Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx

4.6. Economic Order Quantity


Kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) adalah jumlah persediaan yang
dipesan pada suatu waktu sedemikian meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika
suatu perusahaan membeli bahan baku secara tidak terlalu sering dan dalam jumlah
besar (kontradiktif dengan hal ini adalah pendekatan just in time). biaya penyimpanan
persediaan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan.
Jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan pesanan yang cukup
sering, akibatnya biaya pemesanan yang tinggi dapat terjadi. Oleh karena itu, jumlah
optimum dari pesanan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara
menyeimbangkan dua faktor:

25
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1. biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku,


2. biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.
Rumus EOQ membahas masalah kuantitas dalam perencanaan persediaan,
tetapi pertanyaan kapan akan memesan juga sama pentingnya. Pertanyaan ini
dikendalikan oleh tiga faktor:
1. Waktu yang diperlukan untuk pengantaran
2. Tingkat penggunaan persediaan
3. Persediaan pengaman.
Tidak seperti EOQ, titik pemesanan tidak memiliki rumus yang dapat
diterapkan dan diterima secara umum. Menentukan titik pemesanan akan relative
lebih sederhana apabila prediksi yang tepat tersedia atas tingkat penggunaan dan
waktu tunggu (lead time), yaitu interval waktu antara saat pemesanan dilakukan
dan saat bahan baku tersedia dipabrik untuk produksi. Untuk kebanyakan item
persediaan, ada variasi di salah satu akibat berikut ini:
1. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan dibawah perkiraan selama periode
pemesanan, bahan baku yang baru tiba sebelum persediaan habis digunakan,
sehingga menambah biaya penyimpanan bahan baku.
2. Jika waktu tunggu atau tingkat penggunaan diatas perkiraan, akan terjadi
kehabisan persediaan, beserta biaya-biayanya, termasuk kehilangan pelanggan
3. Jika waktu tunggu dan tingkat penggunaan rata-rata atau normal digunakan
untuk menentukan titk pemesanan, kehabisan persediaan bisa diharapkan
untuk terjadi pada setiap pemesanan.
Memperkirakan penggunaan persediaan membutuhkan waktu dan uang. Dalam
manajemen persediaan, perkiraan adalah beban sekaligus alat bantu untuk
menyeimbangkan biaya untuk memperoleh dan biaya untuk menyimpan persediaan.
Karena perkiraan yang sempurna hampir tidak mungkin, maka persediaan pengaman
seringkali merupakan proteksi yang biayanya paling rendah guna mengatasi
kehabisan persediaan. Masalah yang mendasar adalah untuk menentukan jumlah
persediaan pengaman. Jika jumlah persediaan pengaman lebih besar daripada yang

26
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

dibutuhkan, biaya penyimpanan akan menjadi tinggi, jika jumlahnya terlalu kecil,
kehabisan persediaan akan seringkali terjadi dan mengakibatkan ketidaknyamanan,
gangguan, dan tambahan biaya. Jumlah persediaan pengaman yang optimum adalah
jumlah yang menghasilkan total biaya karena kehabisan persediaan plus biaya
penyimpanan persediaan pengaman paling kecil.
4.7. Biaya Tenaga Kerja
Berdasarkan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja
dikelompokkan ke dalam:
1. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi merupakan elemen biaya produksi.
2. Biaya tenaga kerja untuk fungsi pemasaran merupakan elemen biaya pemasaran.
3. Biaya tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan umum merupakan elemen biaya
administrasi dan umum.
4.8. Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan. Elemen biaya tenaga kerja yang merupakan bagian dari
biaya produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan pabrik. Biaya tenaga kerja
yang merupakan biaya produksi atas tenaga kerja yang berhubungan langsung dalam
proses produksi dinamakan biaya tenaga kerja langsung. Faktor –faktor yang
dipertimbangkan dalam sistem penggajian adalah gaji dan upah insentip, premi
lembur dan biaya-biaya lainnya.
1. Program insentip gaji dan upah
Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti
akan meningkatkan penghasilan karyawan yang produktivitasnya tinggi dan
sekaligus dapat menekan biaya produksi satuan. Sistem program insentip gaji dan
upah diantaranya adalah:
a. Premi Sistem Halsey

G = T (JS + ½ JH)

G = jumlah gaji atau upah

27
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

T = tarip upah per jam


JS = jam sesungguhnya
JH = jam hemat
JSt = jam standar
b. Premi Sistem Rowan
G = (1 + JH/JSt)(JS X T)

c. Premi Sistem Bart


G = (JSt X JS)1/2 T

d. Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil


G = JP X T

JP = jumlah produk yang dihasilkan


2. Premi Lembur
Premi lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja
maksimal dalam satu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur di
dalam Peraturan Perburuhan (aturan Depnaker). Kelebihan jam ini harus dibayar
dengan insentip standar dan harus pula dibayarkan premi lembur sesuai ketentuan
yang ada.

3. Biaya Tenaga Kerja Lain-lain


Terdapat elemen biaya tenaga kerja lain yang biasanya ada seperti biaya pensiun,
tunjangan liburan, bonus bagian laba, biaya waktu setup, biaya pendidikan dan
latihan, biaya waktu menganggur atau waktu tunggu.
4.9. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Tugas bagian akuntansi keuangan adalah menyelenggarakan pembukuan atas
terjadinya biaya gaji dan upah semua karyawan dan timbulnya hutang yang
berhubungan dengan gaji dan upah serta pembayaran hutang yang berkaitan dengan

28
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

gaji dan upah. Sedangkan bagian akuntansi biaya adalah bertugas untuk
menyelenggarakan pencatatan atas pembuatan jurnal distribusi gaji dan upah
kemudian memasukkan rincian biaya gaji dan upah ke dalam pesanan, proses,
kegiatan atau departemen.
Pencatatan atas terjadinya gaji dan upah serta potongan yang ditanggung
karyawan dan sebagian ditanggung perusahaan:
(D) Biaya Gaji dan Upah xxx
(D) BOP Sesungguhnya xxx
(D) Biaya Pemasaran xxx
(D) Biaya Administrasi dan Umum xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx
(K) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja xxx
(K) Uang Muka Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang Gaji dan Upah xxx

Proses selanjutnya adalah melakukan distribusi gaji dan upah:


(D) BDP-BTKL xxx
(D) BOP Sesungguhnya xxx
(D) Biaya Gaji Bagian Pemasaran xxx
(D) Biaya Gaji Bagian Administrasi Umum xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx

Jurnal yang dicatat saat melakukan pembayaran gaji dan upah:


(D) Hutang Gaji dan Upah xxx
(K) Kas/Bank xxx

Untuk mencatat penyetoran pajak dan dana lainnya ke instansi yang sesuai:
(D) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(D) Hutang Dana Pensiun xxx
(D) Hutang Dana Asuransi Tenaga Kerja xxx
(K) Kas/Bank xxx

4.10. Soal Latihan


1. Elemen-elemen apa saja yang membentuk harga perolehan bahan baku?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi atas elemen-elemen tersebut?
3. Bagaimana menentukan harga pokok bahan yang dipakai?

29
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

4. Metode aliran harga pokok persediaan apa yang dapat dipakai?


5. Sistem apa saja yang dapat digunakan dalam penentuan upah insentip dan premi
lembur?
6. Bagaimana perlakuan akuntansi dana pensiun, tunjangan liburan, bonus bagian
laba, biaya waktu setup, pendidikan dan latihan, waktu menganggur?
7. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap beban gaji dan upah?
8. Bagaimana akuntansi biaya tenaga kerja?
9. Berikut ini adalah data transaksi bahan baku A dari PT. Tokke selama bulan
Desember 2008. Berdasarkan data tersebut, buatlah kartu persediaan dengan
menggunakan metode FIFO, AVERAGE, LIFO untuk menentukan biaya bahan
baku A bulan Desember 2008 dan nilai persediaan akhir pada tanggal 31
Desember 2008:

2008
Des. 1 : Saldo awal…………………. 270 unit @ Rp 325
Des. 3 : Pembelian………………….. 675 unit @ Rp 345
Des. 9 : Pemakaian…………………. 540 unit
Des. 13 : Pembelian………………….. 405 unit @ Rp 355
Des. 16 : Pemakaian…………………. 540 unit
Des. 19 : Pembelian………………….. 540 unit @ Rp 345
Des. 24 : Pemakaian…………………. 270 unit
Des. 27 : Pembelian………………….. 405 unit @ Rp 365
Des. 28 : Pembelian………………….. 540 unit @ Rp 375
Des. 29 : Pemakaian…………………. 610 unit

10. Seorang tenaga kerja bernama Uzumaki telah bekerja selama 50 jam pada minggu
pertama bulan Maret 2009. Peraturan Departemen Tenaga Kerja menentukan jam
kerja maksimal yang diizinkan adalah 40 jam seminggu. Hitunglah total upah
yang diterima oleh Uzumaki yang terdiri atas upah dasar, upah lembur dan premi
lembur, jika tarif upah per jam adalah Rp 5.000.

30
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB V
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan konsep dan pengertian biaya overhead
pabrik, karakteristik biaya overhead pabrik (bop), bop dibebankan, bop
sesungguhnya, dasar pembebanan bop, perhitungan tarif bop, alokasi bop dan
akuntansi bop. Bahasan ini merupakan lanjutan dari pengantar akuntansi dua yang
dibawakan pada semester dua.
Pengetahuan ini berguna untuk mengarahkan pencatatan akuntansi biaya
overhead pabrik sesuai dengan PSAK.
Setelah menyelesaikan pembelajaran dalam bab ini mahasiswa diharapkan
mampu mencatat akuntansi biaya overhead pabrik.
5.1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Biaya over head pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat
digolongkan ke dalam :
1. Biaya bahan penolong.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung.
3. Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabik.
4. Reparasi dan amortisasi aktiva tetap pabrik.
5. Biaya listrik, air pabrik.
6. Biaya asuransi pabrik.
7. Biaya overhead lain-lain.
Apabila perusahaan memiliki departemen pembantu di dalam pabrik semua
biaya departemen pembantu merupakan elemen biaya overhead pabrik.

31
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

5.2. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik


Tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dapat memberikan
manfaat kepada manajemen sebagai berikut:
1. sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dengan
teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.
2. sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik,
khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap
dan tarip variabel.
3. sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan informasi
biaya relevan.
4. sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tarip biaya overhead
pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.
Biaya overhead pabrik dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian berdasar
tendensi volume kegiatan yaitu BOP tetap, BOP variabel, dan BOP semivaribel.
Untuk penentuan tarip BOP, biaya semivariabel harus dipisahkan ke dalam elemen
biaya tetap dan biaya variabel. Beberapa teknik pemisahan yang dapat dipakai adalah:
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah
Metode ini memilih dua titik yang mempunyai tingkatan aktivitas tertinggi dan
terendah, atas dasar persamaan garis lurus y = a + bx, perbedaan biaya antara
tingkatan tersebut disebabkan perubahan aktivitas dan besarnya tarif biaya
variabel.
2. Metode Standby Cost
Metode biaya bersiap menghitung biaya tetap dengan menaksir besarnya biaya
pabrik apabila parik ditutup untuk sementara. Biaya yang terjadi selama pabrik
ditutup sementara tersebut merupakan biaya tetap.
3. Metode Grafik Statistik
Kapasitas atau kegiatan setiap bulan digambarkan pada denah atau grafik, garis
tegak lurus (sumbu Y) menunjukkan tingkatan biaya, sedang sumbu X
menunjukkan tingkatan kegiatan. Setiap titik menunjukkan biaya dan tingkatan

32
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

kegiatan. Dari kebanyakan titik-titik tersebut ditarik garis sampai berpotongan


dengan sumbu Y. Dari perpotongan sumbu Y dan garis dari kebanyakan titik-titik
ditarik garis kedua yang sejajar dengan sumbu X yang menunjukkan besarnya
biaya tetap dan biaya variabel.
4. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)
Metode ini kadang-kadang disebut analisis regresi, yaitu menentukan secara
matematis garis yang paling sesuai, atau garis regresi linear, melalui sekelompok
titik. Garis regresi meminimalisasi jumlah kuadrat deviasi dari setiap titik aktual
yang diplot dari titik di atas atau di bawah garis regeresi.
Dasar pembebanan BOP ke dalam proses produksi yang lazim dipakai adalah:
a. Dasar Satuan Produksi
BBOP
T =
BP
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BP = Budget produksi dalam periode yang bersangkutan
b. Dasar Biaya Bahan Baku
BBOP
T = x 100%
BBBB
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BBBB = Budget Biaya Bahan Baku
c. Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung
BBOP
T = x 100%
BBTKL
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik

33
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu


BBTKL = Budget Biaya Tenaga Kerja Langsung
d. Dasar Jam Kerja Langsung
BBOP
T =
BJKL
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BJKL = Budget Jam Kerja Langsung
e. Dasar Jam Mesin
BBOP
T =
BJM
Keterangan:
T = Tarif biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik dalam periode tertentu
BJM = Budget Jam Mesin

5.3. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk atau Pesanan


Produk atau pesanan yang diproses dibebani biaya overhead pabrik sebesar
kapasitas pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip
biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
BOP-dibebankan = Kapasitas Sesungguhnya X Tarif BOP
5.4. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
1. Jurnal Pembebanan BOP ke dalam proses produksi
(D) BDP-BOP xxx
(K) BOP-dibebankan xxx

2. Jurnal BOP-Sesungguhnya terjadi selama proses produksi


(D) BOP-Sesungguhnya xxx
(K) Berbagai Macam Rekening di Kredit xxx

34
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Jurnal Menutup BOP-dibebankan dan BOP-Sesungguhnya


(D) BOP-dibebankan xxx
(D/K) Selisih BOP xxx
(K) BOP-Sesungguhnya xxx

4. Jurnal Menutup Selisih BOP


a. Selisih BOP yang ditimbulkan oleh ketidak-tepatan penentuan tarif BOP,
selisih BOP akan dialokasikan kembali ke dalam elemen persediaan produk
dalam proses, persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan.
(D/K) Selisih BOP xxx
(D/K) BDP-BOP xxx
(D/K) Persediaan Barang Jadi xxx
(D/K) Harga Pokok Penjualan (HPP) xxx

b. Selisih BOP yang ditimbulkan oleh faktor efisiensi, selisih BOP akan
diperlakukan langsung ke dalam elemen rugi laba.
(D/K) Selisih BOP xxx
(D/K) Harga Pokok Penjualan/Rugi-Laba xxx
5.5. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen
Produksi
Untuk mengalokasikan baiya departemen pembantu tertentu ke departemen
produksi dan ke departemen pembantu lainnya, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan dasar alokasi biaya departemen pembantu, dan memilih
metode alokasi biaya departemen pembantu. Dasar alokasi biaya departemen
pembantu yang memungkinkan dijadikan dasar adalah sebagai berikut:
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Biaya ke Departemen
Lainnya
Pembangkit listrik Jam tenaga listrik
Pengelolaan bahan Pemakaian bahan atau biaya bahan
Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Suku cadang dan supplies langsung
dialokasikan, biaya lainnya menggunakan
jam reparasi dan pemeliharaan
Cafetaria Jumlah Karyawan
Air Liter air dikonsumsi

35
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Poliklinik Jumlah Karyawan


Air Conditioning (AC) Luas lantai
Umum Pabrik Jumlah Karyawan

Metode alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen


produksi dan departemen lainnya yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Metode alokasi langsung
2. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik
3. Metode alokasi kontinyu
4. Metode alokasi aljabar

5.6. Metode Alokasi Langsung


Biaya overhead pabrik departemen pembantu dalam metode ini dialokasikan
langsung ke dalam departemen produksi tanpa melalui departemen pembantu lainnya,
walaupun departemen pembantu lainnya tersebut menikmati jasa dari departemen
pembantu yang dialokasikan.
Kelebihan metode ini adalah:
1. sederahanadan mudah diterapkan.
2. dari sisi pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggung jawaban, departemen
pembantu hanya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dan dapat dikendalikan
di departemennya saja.
Kekurangan metode ini adalah:
1. tidak dapat menggambarkan aliran biaya sesuai dengan jasa yang dinikmati oleh
setiap departemen
2. harga pokok jasa yang dialokasikan terlalu rendah karena tidak memperhitungkan
harga pokok dari departemen pembantu lainnya.

36
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

5.7. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik


Biaya overhead pabrik pada metode ini dialokasikan ke departemen produksi
juga ke departemen pembantu lainnya yang menikmati jasa dari departemen
pembantu yang dialokasikan. Untuk memulai pengalokasian, departemen pembantu
yang memiliki jasa paling besar terhadap departemen pembantu lainnya atau
departemen pembantu yang paling besar biaya overhead pabriknya dialokasikan lebih
awal dengan asumsi departemen yang telah dialokasikan habis, tidak memperoleh
alokasi biaya lagi dari departemen pembantu lain pada tahapan berikutnya. Dalam
menyusun tabel alokasi, departemen pembantu yang pertama dialokasikan
ditempatkan pada kolom paling kanan dan seterusnya berturut-turut pada departemen
pembantu lainnya agar mempermudah urutan alokasi.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Lebih teliti dalam memperhitungkan jasa antar departemen pembantu dibanding
metode langsung.
2. Mudah dihitung dan digunakan.
Kekurangan metode ini adalah:
1. Sulit menentukan urutan alokasi sebab jasa yang dihasilkan departemen pembantu
adalah berbeda dengan departemen pembantu lainnya.
2. Tidak memperhitungkan secara penuh saling alokasi jasa antar departemen
pembantu, departemen pembantu yang dialokasi lebih awal tidak mendapatkan
alokasi biaya lagi meskipun menikmati jasa dari departemen pembantu yang
sedang dialokasikan.

5.8. Metode alokasi kontinyu


Biaya departemen pembantu pada metode ini dialokasikan berurutan dan
secara terus menerus timbal balik sampai biaya departemen pembantu habis atau
jumlahnya menjadi relatif kecil. Departemen pembantu yang telah dialokasikan habis
akan memperoleh alokasi biaya dari departemen pembantu yang sedang dialokasikan.
Dalam proses alokasi dalam metode ini, terjadi pengalokasian sampai beberapa

37
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

putaran dan akhirnya biaya departemen pembantu menjadi habis atau sudah relatif
kecil proses alokasi dihentikan dan sisanya dialokasikan menggunakan metode
langsung.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal
balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal
balik.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya
banyak.
5.9. Metode alokasi aljabar
Pada metode ini, jumlah biaya departemen pembantu yang akan dialokasikan
adalah biaya departemen pembantu yang bersangkutan setelah menerima alokasi
biaya dari departemen pembantu lainnya yang diperhitungkan timbal balik dengan
menggunakan persamaan aljabar.
Kelebihan metode ini adalah:
1. Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal
balik.
2. lebih teliti dan adil dibandingkan metode langsung dan bertahap tidak bertimbal
balik.
3. dapat menghindari tahapan putaran pengalokasian sehingga hemat waktu dan
biaya.
Kekurangan metode ini adalah:
Perhitungan lebih rumit terutama pada industri yang departemen pembantunya
banyak.

5.10. Akuntansi Alokasi Biaya Overhead Pabrik


Setelah selesai melakukan perhitungan alokasi, jurnal yang dicatat adalah:

38
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(D) BOPS-Departemen Produksi 1 xxx


(D) BOPS-Departemen Produksi 2 xxx
(K) BOPS-Departemen Pembantu X xxx
(K) BOPS-Departemen Pembantu Y xxx

5.11. Soal Latihan


1. Apa manfaat penentuan tarif biaya overhead pabrik?
2. Bagaimana cara perhitungan, penggunaan tarif biaya overhead pabrik?
3. Sebutkan dasar-dasar pembebanan BOP yang kamu ketahui!
4. Jelaskan perbedaan antara BOP Dibebankan dan BOP Sesungguhnya!
5. Bagaimana menghitung, menganalisa dan memperlakukan selisih biaya overhead
pabrik?
6. Bagaimana mengalokasikan BOP yang terjadi pada departemen pembantu?
7. Bagaimana akuntansi pengalokasian BOP departemen pembantu?
8. Data anggaran dan taksiran yang berkaitan dengan produksi untuk tahun 2008
dari PT. Garuda adalah sebagai berikut:

Keterangan Dept. A Dept. B Dept. C


Anggaran BOP…………… Rp 561.000 Rp 495.000 Rp 615.000
Anggaran Biaya TKL…… Rp 605.000 Rp 450.000 Rp 712.000
Taksiran jam kerja langsung… 20.100 jam 14.200 jam 15.000 jam
Taksiran jam mesin…… 22.000 jam 14.000 jam 17.700 jam

Departemen A menggunakan jam mesin sebagai dasar untuk membebankan


BOP, Departemen B menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung dan
Departemen C menggunakan dasar jam kerja langsung.

Diketahui data yang sesungguhnya untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Keterangan Dept. A Dept. B Dept. C


Biaya TKL…………… Rp 744.000 Rp 480.000 Rp 876.000
Jam kerja langsung… 15.000 jam 12.000 jam 16.920 jam
Jam mesin…………… 24.000 jam 13.200 jam 13.800 jam
BOP……………… Rp 575.000 Rp 454.800 Rp 715.000
DIMINTA:
1. Hitunglah tarif pembebanan BOP dari masing-masing departemen.

39
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Jumlah BOP yang dibebankan dan selisih pembebanan untuk masing-


masing departemen
9. Berikut data bop departemen produksi dan supporting departement tn ayam
Ket BOP Luas Lantai (m2) Jumlah Perut Kry
Dept Produksi J 256.000 20 8
Dept Produksi K 235.000 23 9
Dept X 150.000 5 3
Dept Y 125.000 7 4
Alokasikan bop dept pembantu ke departemen produksi dimana dept X adalah
bagian konsumsi dan dept Y adalah bagian terang-terang gelap (pilih sendiri
metode yang anda sukai dengan catatan beri keterangan metode apa yang anda
gunakan)

40
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB VI
METODE HARGA POKOK PESANAN

Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini menguraikan tentang defenisi harga pokok pesanan,
penghitungan harga pokok pesanan, akuntansi untuk harga pokok pesanan.
Pengetahuan ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang
berproduksi barang atau jasa berdasarkan pesanan pelanggan. Setelah menyelesaikan
pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menghitung harga pokok produksi
pada perusahaan yang berbasis produksi pesanan.
6.1. Karakteristik Perusahaan Industri Berproduksi Berdasar Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok
produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa
secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk
dimulai saat ada pesanan dari pelanggan melalui dokumen pesanan penjualan yang
memuat jenis pesanan, jumlah unit, spesifikasi, tanggal pesanan dan tanggal harus
diserahkan. Industri melakukan proses produksi berdasar pesanan memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pemesan, sehingga sifat produksinya terputus-putus
dan setiap pesanan dapat dipisahkan identifikasinya secara jelas.
2. Biaya produksinya dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relatif dan adil. Dihubungkan dengan
sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada
produk, metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan :
a. sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik
harus digunakan tarip biaya yang ditentukan di muka (predetermined rates)

41
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

b. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok
yang ditentukan di muka untuk seluruh elemen biaya produksi.
3. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang
bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan
kepada pesanan yang bersangkutan. Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu
dihitung dengan membagi jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan
dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
4. Pesanan yang selesai dimasukkan ke gudang produk selesai dan biasanya seera
akan diserahkan (dijual) kepada pemesan sesuai dengan saat / tanggal pesanan
harus diserahkan.

6.2. Kegiatan Perusahaan Manufaktur


Kegiatan perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku menjadi
produk selesai yang kemudian dijual adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa
yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat dikelompokkan ke dalam :
a) Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong,
suplies pabrik dan elemen (barang) lainnya yang akan dikonsumsi dalam
kegiatan produksi.
b) Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan prdouksi.
2. Produksi
Produksi adalah kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada
kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan
jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3. Penyimpanan Produk selesai
Produk yang telah selesai akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai dan
disimpan sampai diserahkan kepada pemesan

42
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

4. Penjualan produk selesai


Produk selesai akan dikeluarkan dari gudang prdouk selesai untuk dikirim kepada
pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening langganan atau pembeli.
6.3. Prosedur Akuntansi Biaya
Industri dalam melaksanakan kegiatan proses produksi, prosedur akuntansi
biaya yang digunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Prosedur akuntansi bahan dan suplies
a. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Persediaan Bahan Penolong xxx
(D) Cadangan Potongan Tunai Pembelian x x x
(K) Hutang Usaha/Kas xxx

b. Retur Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong


(D) Hutang Usaha/Kas xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx

c. Potongan Pembelian
(D) Hutang Dagang xxx
(D) Rugi-Kegagalan Pot Tunai Pemb. xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx

d. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong


(D) BDP-BBB-Job XYZ xxx
(D) BOP Sesungguhnya xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx

e. Pengembalian Bahan Baku dan Bahan Penolong dari Pabrik ke Gudang Bahan
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) BDP- BBB-Job XYZ xxx
(K) BOP Sesungguhnya xxx

43
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja


a. Terjadinya Gaji dan Upah
(D) Biaya Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx
(K) Hutang Asuransi Karyawan xxx
(K) Piutang Karyawan xxx
(K) Hutang Gaji dan Upah xxx

b. Pembayaran Gaji dan Upah


(D) Hutang Gaji dan Upah xxx
(K) Kas/Bank xxx

c. Distribusi Biaya Gaji dan Upah


(D) BDP-BTKL-Job XYZ xxx
(D) BOP Sesungguhnya xxx
(D) Biaya Pemasaran xxx
(D) Biaya Administrasi dan Umum xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx

d. Penyetoran Potongan Beban Gaji dan Upah ke Instansi yang Terkait


(D) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(D) Hutang Dana Pensiun xxx
(D) Hutang Asuransi Karyawan xxx
(K) Kas/Bank xxx

3. Prosedur akuntansi overhead pabrik


a. Pembebanan BOP dengan dasar tarip ditentukan dimuka dikalikan kapasitas
sesungguhnya terjadi
(D) BDP-BOP-Job XYZ xxx
(K) BOP Dibebankan xxx

b. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya terjadi


(D) BOP Sesungguhnya xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx

44
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(K) Akumulasi Penyusutan AT Pabrik xxx


(K) Hutang Dagang/Kas xxx
(K) Rekening Lain di kredit xxx

c. Penutupan BOP Dibebankan, BOP Sesungguhnya dan Pencatatan Selisih


Biaya Overhead Pabrik
(D) BOP Dibebankan xxx
(D/K) Selisih BOP xxx
(K) BOP Sesungguhnya xxx

d. Perlakuan Selisih BOP


(D/K) HPP xxx
(D/K) BDP-BOP-Job XYZ xxx
(D/K) Persediaan Produk Jadi-Iob XYZ xxx
(D/K) Rugi Laba xxx
(D/K) Selisih BOP xxx

4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
a. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Gudang
(D) Persediaan Produk Jadi-Job XYZ xxx
(K) BDP-BBB-Job XYZ xxx
(K) BDP-BTKL-Job XYZ xxx
(K) BDP-BOP-Job XYZ xxx

b. Pencatatan atas Produk Dalam Proses Akhir


(D) Persediaan BDP-Job XYZ xxx
(K) BDP-BBB-Job XYZ xxx
(K) BDP-BTKL-Job XYZ xxx
(K) BDP-BOP-Job XYZ xxx

5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan


Penyerahan barang jadi dari gudang kepada pemesan akan dibuatkan faktur
penjualan dan jurnal yang akan dicatat adalah:
(D) Piutang Dagang/Kas xxx
(D) Harga Pokok Penjualan xxx
(K) Penjualan xxx
(K) Persediaan Produk Jadi-Job XYZ xxx
Contoh Jobsheet untuk pesanan XYZ (Single Department)

45
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

PT CEMPA JOB XYZ


JL PASIR JL GURUN HIJAU
KOTA BANJIR
DATE ORDERED :
PRODUCT: DATE STARTED :
SPECIFICATION : DATE WANTED :
QUANTITY : DATE COMPLETED :

DIRECT MATERIAL
DATE REQ NO AMOUNT TOTAL
14/10 611 10.000,00
20/10 635 12.000,00
22.000,00
DIRECT LABOR
DATE HOURS AMOUNT TOTAL
14/10 20 350.000,00
20/10 35 612.500,00
962.500,00
FACTORY OVERHEAD APPLIED
DATE MACHINE HOURS AMOUNT TOTAL
14/10 10,0 125.000,00
21/10 17,5 140.000,00
265.000,00

DM 22.000,00 SELLING PRICE 2.500.000,00


FACT
DL 962.500,00 COST/COGM 1.249.500,00
MARKETING
FOH-A 265.000,00 EXP 350.000,00

COGM 1.249.500,00 ADMIN EXP 160.000,00


1.759.500,00
LABA 740.500,00

46
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Contoh Jobsheet untuk pesanan XYZ (Multiple Department)

PT CEMPA JOB XYZ


JL PASIR JL GURUN HIJAU
KOTA BANJIR
KARTU HARGA POKOK PESANAN
PRODUCT: DATE ORDERED :
SPECIFICATION : DATE STARTED :
QUANTITY : DATE WANTED :
DATE COMPLETED :

Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
No. No. No.
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
Bukti Bukti Bukti
Departemen 1

Departemen 2

Departemen 3

DM SELLING PRICE
DL - FACT COST/COGM
FOH-A - MARKETING EXP
COGM - ADMIN EXP

SPIDER

47
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

6.4. Unit Rusak (Spoiled), Unit Cacat (Defective), Sisa (Scrap) Bahan, dan
Limbah (Waste) Bahan

Istilah produk cacat, produk rusak, sisa bahan, dan limbah bahan adalah istilah
yang tidak sama dan tidak bisa ditukar-tukar. Berikut defenisi terkait dengan istilah-
istilah tersebut:
Produk rusak adalah hasil produksi yang tidak memenuhi standar produksi dan
memungkinkan dijual senilai nilai buku/sisa atau bahkan dibuang. Ketika unit rusak
diperbaiki, produk-produk ini dikeluarkan dari produksi dan tidak ada pengerjaan
lebih lanjut. Sebagai contoh, jika proses pembuatan roti terlalu lama dalam oven dan
hangus, kondisi ini tidak bisa diperbaiki.
Produk cacat adalah hasil produksi yang tidak memenuhi standar produksi dan
harus diproses lebih lanjut kemudian agar bisa dijual sebagai unit yang bagus atau
sebagai unit terpisah. Sebagai contoh, sebuah handphone tidak menghasilkan suara,
kemungkinan akan dikerja ulang untuk memperbaikinya dan terjual sebagai unit yang
bagus.
Sisa bahan adalah sisa dari proses produksi yang tidak bisa digunakan lagi pada
proses produksi untuk tujuan yang sama, tetapi memungkinkan bisa digunakan untuk
tujuan lain atau proses produksi berbeda atau memungkinkan dijual ke pihak luar
dengan sejumlah nilai tertentu.
6.5. Soal Latihan
1. Bagaimana karakteristik metode harga pokok pesanan?
2. Bagaimana hubungan aliran kegiatan perusahaan manufaktur dengan aliran harga
pokok produksi?
3. Bagaimana prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan?
4. Bagaimana cara mengisi kartu pesanan?
5. Pada tanggal 1 Juli 2019 PT. Coki-coki mempunyai persediaan sebagai berikut :
- Barang jadi…………………………………. Rp 15.000.000
- Barang dalam proses……………………… Rp 14.840.000

48
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

- Bahan………………………………………. Rp 14.000.000

Barang dalam proses terdiri atas 2 pesanan/job sebagai berikut:


Keterangan Job 101 Job 102
Biaya Bahan……… Rp 2.800.000 Rp 3.400.000
Biaya TKL………… Rp 2.100.000 Rp 2.700.000
BOP Dibebankan…… Rp 1.680.000 Rp 2.160.000
Jumlah…… Rp 6.580.000 Rp 8.260.000

Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Juli adalah :

a. Dibeli bahan secara kredit Rp 22.000.000.


b. Bahan yang diminta untuk produksi produksi Rp 21.000.000. Rp 2.400.000 di
antaranya merupakan bahan tak langsung dan sisanya didistribusikan untuk
Job 101 Rp 8.250.000 dan untuk Job 102 Rp 10.350.000
c. Dikembalikan dari pabrik ke gudang, bahan senilai Rp 600.000, di mana Rp
200.000 adalah bahan tak langsung dan sisanya dari bahan untuk Job 102.
d. Bahan yang dikembalikan kepada penjual senilai Rp 800.000.
e. Gaji dan upah untuk buklan Juli berjumlah Rp 38.000.000, sedangkan pajak
penghasilan karyawan sebesar 15%.
f. Distribusi gaji dan upah tersebut adalah:
Upah langsung 55%, upah tidak langsung 20%, gaji bagian pemasaran 15%
dan gaji bagian administrasi 10%.
Upah langsung didistribusikan sebagai berikut:
- Job 101: Rp 9.580.000
- Job 102: Rp 11.320.000
g. BOP lainnya berjumlah Rp 5.500.000 , terdiri dari dari penyusutan gedung
sebesar Rp 2.000.000 dan biaya asuransi sebesar Rp 250.000.Sisanya masih
terhutang pada pihak luar.
h. BOP dibebankan 80% dari upah langsung bulan Juli.
i. Job 102 sudah selesai dan dipindahkan ke gudang barang jadi.

49
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

j. Barang jadi dari Job 102 dijual dengan laba kotor sebesar 40% dari harga
pokoknya.

DIMINTA:
1. Jurnallah transaksi-transaksi di atas.
2. Buatlah job order cost sheet (kartu harga pokok pesanan) untuk Job 102,
masukkan data barang dalam proses awal serta transaksinya selama bulan Juli.

50
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB VII

METODE HARGA POKOK PROSES

Pendahuluan
Bab ini membahas tentang harga pokok proses, penghitungan harga pokok
proses satu departemen, penghitungan harga pokok proses multi departemen dan
akuntansi untuk harga pokokk proses.
Pengetahuan ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang
berproduksi barang secara massa.
Setelah mendalami materi ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung harga
pokok produksi pada perusahaan yang berbasis produksi massa.
7.1. Pengertian Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan
satu macam produk atau lebih, baik diolah melalui satu tahapan ataupun diolah
melalui beberapa tahapan, yang berproduksi secara massal dan tidak tergantung pada
pesanan konsumen. Tujuan produksi perusahaan untuk mengisi persediaan yang
selanjutnya dijual kepada pembeli dan ditentukan oleh anggaran produksi untuk
satuan waktu tertentu yang dijadikan dasar oleh bagian produksi untuk melakukan
produksi. Pada metode ini, perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk
produk yang standar dan tidak tergantung spesifikasi pesanan. Karakteristik metode
harga pokok proses adalah:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan
sebagainya
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya standar, tidak tergantung
spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk
satuan waktu tertentu.
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.

51
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

5. Kegiatan produksi bersifat kontinyu atau tarsus-menerus


6. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya
akhir bulan, akhir tahun.
7. Perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok proses misalnya :
a. Memproduksi barang : pabrik tekstil, penyulingan minyak, baja, ban, semen,
gula pharmasi, radio, mesin cuci TV, kalkulator, mesin tik dan sebagainya.
b. Memproduksi jasa : tenaga listrik (PLN), gas kota, pemanasan (di negara
dingin), angkutan dan sebagainya
7.2. Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Produk
Metode Harga Pokok Proses dapat menggunakan sistem berikut dalam hal
pembebanan harga pokok kepada produk:
1. Semua elemen biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya (historical cost
system)
2. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarip atau
biaya yang ditentukan di muka.
3. Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka.

7.3. Karakteristik Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses


1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun
setiap departemen di mana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening
barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila
produk diolah melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di
samping diselenggarakan untuk setiap departemen di mana produk diproses.

52
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Produksi dikumpulkan dan laporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan
produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,
maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan) tersebut dibagi
dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan (produksi
ekuivalen bahan).
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, beberapa yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produks rusak,
produk cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam
perhitungan harga pokok produk.

7.4. Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses


1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga
pokok satuan.
2. Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
periode tertentu. apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen
biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap departemen.
3. Menghitung harga pokok satu setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.

53
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Laporan Harga Pokok Produksi merupakan media yang dipakai dalam


menghitung atau menentukan harga pokok produk selesai atau harga pokok transfer
ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
1. Laporan Produksi.
Bagian laporan ini menunjukkan ;
a. Informasi jumlah produk yang diolah, yang terdiri dari:
(1) produk dalam proses awal
(2) produk yang baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya
(3) tambahan produk pada departemen lanjutan akibat adanya tambahan
bahan.
b. Informasi jejak produk yang diolah, meliputi:
(1) produk selesai yang dimasukkan ke gudang atau dipindahkan ke
departemen lanjutan
(2) produk yang masih dalam proses akhir
(3) produk hilang
(4) produk rusak
(5) produk cacat
2. Biaya yang dibebankan
Bagian laporan ini menunjukkan informasi tentang ;
a. Jumlah biaya yang dibebankan, meliputi:
(1) harga pokok produk dalam proses awal
(2) harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya untuk departemen
lanjutan
(3) elemen biaya yang ditambahkan pada tahap pengolahan produk yang
bersangkutan
b. Tingkat produk ekuivalen yang dihitung dari laporan prpoduksi, informasi ini
berguna untuk menghitung harga pokok satuan. Penghitungan produk
ekuivalen dapat menggunakan metode FIFO, Average, dan LIFO:

54
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(1) Metode FIFO dengan rumus:


UE = (UB X (100% - TP) ) + (ULS X 100%) + (UL X TP)
(2) Metode Average dengan rumus:
UE = (UB X 100% ) + (ULS X 100%) + (UL X TP)
(3) Metode LIFO dengan rumus:
UE = (ULS X 100%) + (UL X TP)-(UB X TP)…IF UN>=UT
UE = (ULS X 100%) + ((UT-ULS) X (100%-TP))…IF UN<UT
Keterangan:
UE = Unit Ekuivalen
UB = Unit BDP Awal
ULS = Unit Baru Masuk Proses Langsung Selesai
UL = Unit BDP Akhir
TP= Tingkat Penyelesaian
UN= Unit Baru Masuk
UT= Unit Transfer
c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada tahap
pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan. Dapat dihitung sesuai
metode yang digunakan dalam menentukan unit ekuivalen
(1) Metode FIFO dan LIFO dengan rumus:
UC = CC/UE
(2) Metode Average dengan rumus:
UC = TC/UE
Keterangan:
UC = Harga pokok satuan
CC = Tambahan Biaya Periode Bersangkutan
TC = Total Biaya Periode Bersangkutan
UE = Unit Ekuivalen

55
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

3. Perhitungan harga pokok


Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh:
a. harga pokok produk selesai
b. produk dalam proses pada akhir periode
=========================================================
Bentuk perhitungan harga pokok metode average dapat disajikan seperti berikut:
==========================================================
i) Harga pokok produk selesai
BBB: UT X BY/UE = XXX
BTKL: UT X BY/UE = XXX
BOP: UT X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
BBB: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BTKL: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BOP: (UL X TP) X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
=========================================================
Bentuk perhitungan harga pokok metode FIFO dapat disajikan seperti berikut:
=========================================================
i) Harga pokok produk selesai
i.1) Bersumber dari BDP Awal
Harga pokok periode lalu = XXX
Biaya Penyelesaian:
BBB: UB X (100%-TP) X BY/UE = XXX
BTKL: UB X (100%-TP) X BY/UE = XXX
BOP: UB X (100%-TP) X BY/UE = XXX
JUMLAH XXX

i.2) Bersumber dari ULS


BBB: ULS X BY/UE = XXX
BTKL: ULS X BY/UE = XXX
BOP: ULS X BY/UE = XXX

56
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

JUMLAH XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
BBB: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BTKL: (UL X TP) X BY/UE = XXX
BOP: (UL X TP) X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
============================================================
Metode LIFO (UN>=UT) dapat disajikan seperti berikut:
============================================================
i) Harga pokok produk selesai
BBB: ULS X BY/UE = XXX
BTKL: ULS X BY/UE = XXX
BOP: ULS X BY/UE = XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
ii.1) Bersumber dari UN
BBB: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
BTKL: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
BOP: {(UL X TP)-(UB X TP)} X BY/UE = XXX
Harga pokok periode lalu = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
===========================================================
Metode LIFO (UN<UT) dapat disajikan seperti berikut:
===========================================================
i) Harga pokok produk selesai
i.1) Bersumber dari ULS
BBB: ULS X BY/UE = XXX
BTKL: ULS X BY/UE = XXX
BOP: ULS X BY/UE = XXX
Jumlah XXX
i.2) Bersumber dari BDP Awal
BBB:(UT-UN )X (1-TP) X BY/UE = XXX
BTKL:(UT-UN) X (1-TP) X BY/UE = XXX

57
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BOP:(UT-UN) X (1-TP) X BY/UE = XXX


Harga pokok periode lalu {(UT-UN)/((UT-UN)+UL) X Biaya Awal} = XXX
Jumlah XXX
Jumlah Harga Pokok Transfer XXX
ii) Harga pokok produk dalam proses akhir
Harga pokok periode lalu {UL/((UT-UN)+UL) X Biaya Awal} = XXX
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir XXX
Total Harga Pokok XXX
===========================================================
7.5. Akuntansi Metode Harga Pokok Proses
1. Prosedur akuntansi bahan dan suplies
a. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) Persediaan Bahan Baku xxx
(D) Persediaan Bahan Penolong xxx
(D) Cadangan Potongan Tunai Pembelian x x x
(K) Hutang Usaha/Kas xxx

b. Retur Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong


(D) Hutang Usaha/Kas xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx

c. Potongan Pembelian
(D) Hutang Dagang xxx
(D) Rugi-Kegagalan Pot Tunai Pemb. xxx
(K) Cadangan Potongan Tunai Pembelian xxx
(K) Kas xxx
d. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
(D) BDP-BBB-Dept. I xxx
(D) BDP-BBB-Dept. II xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx

e. Pengembalian Bahan Baku dan Bahan Penolong dari Pabrik ke Gudang Bahan
(D) Persediaan Bahan Baku xxx

58
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(D) Persediaan Bahan Penolong xxx


(K) BDP- BBB-Dept. I xxx
(K) BDP- BBB-Dept. II xxx
(K) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx

2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja


a. Terjadinya Gaji dan Upah
(D) Biaya Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx
(K) Hutang Asuransi Karyawan xxx
(K) Piutang Karyawan xxx
(K) Hutang Gaji dan Upah xxx

b. Pembayaran Gaji dan Upah


(D) Hutang Gaji dan Upah xxx
(K) Kas/Bank xxx

c. Distribusi Biaya Gaji dan Upah


(D) BDP-BTKL-Dept. I xxx
(D) BDP-BTKL-Dept. II xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx
(D) Biaya Pemasaran xxx
(D) Biaya Administrasi dan Umum xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx

d. Penyetoran Potongan Beban Gaji dan Upah ke Instansi yang Terkait


(D) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(D) Hutang Dana Pensiun xxx
(D) Hutang Asuransi Karyawan xxx
(K) Kas/Bank xxx

3. Prosedur akuntansi overhead pabrik


a. Pembebanan BOP dengan dasar tarip ditentukan dimuka dikalikan kapasitas
sesungguhnya terjadi
(D) BDP-BOP-Dept. I xxx
(D) BDP-BOP-Dept. II xxx

59
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(K) BOP Dibebankan-Dept. I xxx


(K) BOP Dibebankan-Dept. II xxx

b. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya terjadi


(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. II xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. A xxx
(K) Persediaan Bahan Penolong xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx
(K) Hutang PPh Pasal 21 xxx
(K) Hutang Dana Pensiun xxx
(K) Akumulasi Penyusutan AT Pabrik xxx
(K) Hutang Dagang/Kas xxx
(K) Rekening Lain di kredit xxx

c. Pencatatan Alokasi BOP dari Departemen Pembantu


(D) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx
(D) BOP Sesungguhnya-Dept. II xxx
(K) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. A xxx
(K) BOP Sesungguhnya-Dept Pemb. B xxx

d. Penutupan BOP Dibebankan, BOP Sesungguhnya dan Pencatatan Selisih


Biaya Overhead Pabrik
(D) BOP Dibebankan-Dept. I xxx
(D/K) Selisih BOP-Dept. I xxx
(K) BOP Sesungguhnya-Dept. I xxx

e. Perlakuan Selisih BOP


(D/K) HPP xxx
(D/K) BDP-BOP-Job XYZ xxx
(D/K) Persediaan Produk Jadi-Iob XYZ xxx
(D/K) Rugi Laba xxx
(D/K) Selisih BOP-Dept. I xxx

4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
a. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Departemen Lanjutan
(D) BDP-BBB-Dept. II xxx
(K) BDP-BBB-Dept. I xxx
(K) BDP-BTKL- Dept. I xxx

60
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(K) BDP-BOP- Dept. I xxx


b. Pencatatan atas Produk Selesai dan Ditransfer ke Gudang dari Departemen
Terakhir
(D) Persediaan Produk Jadi xxx
(K) BDP-BBB-Dept. III xxx
(K) BDP-BTKL- Dept. III xxx
(K) BDP-BOP- Dept. III xxx

c. Pencatatan atas Produk Dalam Proses Akhir


(D) Persediaan BDP-Dept. III xxx
(K) BDP-BBB- Dept. III xxx
(K) BDP-BTKL- Dept. III xxx
(K) BDP-BOP- Dept. III xxx

5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan


Penyerahan barang jadi dari gudang kepada pemesan akan dibuatkan faktur
penjualan dan jurnal yang akan dicatat adalah:
(D) Piutang Dagang/Kas xxx
(D) Harga Pokok Penjualan xxx
(K) Penjualan xxx
(K) Persediaan Produk Jadi-Job XYZ xxx

61
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Contoh Format Laporan Harga Pokok Produksi Departementasi


PT BUGIS
Laporan Harga Pokok Produksi-Departemen 1
Periode 1 Januari 2008 -31 Juli 2008

1. Perhitungan Unit
a. Unit Diproses
(1) Unit BDP Awal xxx
(2) Unit Masuk Proses xxx
Jumlah Unit Diproses xxx
b. Unit Dipertanggungjawabkan
(1) Unit Selesai Ditransfer xxx
(2) Unit BDP Akhir xxx
Jumlah Unit Dipertanggungjawabkan xxx

2. Perhitungan Unit Ekuivalen (Fifo)


(1) BBB : (BDP AWAL X (100%- TP)) +
(UMLS X 100%) + (BDP AKHIR X TP) = xxx
(2) BTKL : (BDP AWAL X (100%- TP)) +
(UMLS X 100%) + (BDP AKHIR X TP) = xxx
(3) BOP : (BDP AWAL X (100%- TP)) +
(UMLS X 100%) + (BDP AKHIR X TP) = xxx

3. Perhitungan Biaya yang Dibebankan dan Biaya Per Unit Ekuivalen


Elemen Biaya BDP Tambahan Jumlah Unit Biaya/Unit
Awal Biaya Biaya Ekuivalen Ekuivalen
BBB xxx xxx xxx xxx xxx
BTKL xxx xxx xxx xxx xxx
BOP xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah xxx xxx xxx xxx

4. Perhitungan Harga Pokok


a. Unit Selesai Ditransfer x x x Unit
(1) Dari BDP Awal x x x Unit
Elemen Biaya BDP Awal Tambahan Biaya Jumlah
BBB xxx xxx xxx
BTKL xxx xxx xxx
BOP xxx xxx xxx
Jumlah xxx xxx xxx

62
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(2) Dari Unit Baru Langsung Selesai x x x Unit


BBB : UMLS X 100% X BY per UE = xxx
BTKL : UMLS X 100% X BY per UE = xxx
BOP: UMLS X 100% X BY per UE = xxx
Jumlah xxx
Total Harga Pokok Transfer xxx
b. Unit BDP Akhir x x x Unit
BBB : Unit BDP Akhir X TP X BY per UE = xxx
BTKL : Unit BDP Akhir X TP X BY per UE = xxx
BOP: Unit BDP Akhir X TP X BY per UE = xxx
Jumlah Harga Pokok BDP Akhir xxx
Total Harga Pokok xxx

7.6. Soal Latihan


1. Bagaimana karakteristik metode harga pokok proses?
2. Sistem apa yang dapat dipakai untuk pembebanan biaya?
3. Bagaimana menggolongkan biaya?
4. Bagaimana cara mencatat dan menghitung harga pokok produksi terhadap
produk?
5. Tabel Persentase tingkat penyelesaian Biaya konversi (persentase penyelesaian
BBB semuanya 100%)
Ket Dept 1 Dept 2
BDP BDP BDP BDP
AWAL AKHIR AWAL AKHIR
Tingkat
90% 60% 70% 80%
Penyelesaian

PT HINATA 31 desember 2008, data terkumpul: Dept 1 Dept 2


BDP AWAL 11,500 UNIT 8,500 UNIT
BY YANG MELEKAT PADA BDP AWAL
BBB 14,000,000 26,000,000
BTKL 6,500,000 7,000,000
BOP 9,500,000 11,500,000
UNIT MASUK PROSES 68,000 UNIT ????????
BY YANG DIGUNAKAN PRIODE BERJALAN
BBB 42,000,000
BTKL 31,500,000 17,500,000
BOP 38,000,000 9,500,000
BDP AKHIR 9,000 UNIT 7,500 UNIT

Diminta:
a) Susun Laporan Harga Pokok Produksi (Average) dept 1 dan dept 2

63
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

b) Buat jurnal untuk bdp awal, Current Cost, Transfer Unit (Semua yang selesai
“ditransfer“) dan bdp akhir
c) Buat Laporan Harga Pokok Produksi Gabungan

64
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB VIII
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA
DAN PRODUK SAMPINGAN

Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini mempelajari tentang defenisi produk bersama dan
produk sampingan, pengertian biaya bersama dan biaya gabungan, metode
penghitungan biaya bersama dan sampingan, dan akuntansi biaya bersama dan
sampingan.
Bahasan ini merupakan lanjutan akuntansi pada process costing. Pengetahuan
ini berguna untuk penerapan akuntansi pada perusahaan yang berproduksi multi
produk.
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan dapat
menghitung harga pokok produk bersama dan harga pokok produk sampingan.
8.1. Pengertian Common Product, Produk Bersama, Produk Ko, Produk
Utama dan Produk Sampingan
Perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam produk, akan menemukan
masalah utama yaitu bagaimana membebankan biaya produksi dengan cara yang adil
sehingga laporan keuangan disajikan dengan wajar. Hubungan antara produk yang
satu dengan produk yang lain dalam perusahaan yang menghasilkan beberapa macam
produk dapat digolongkan menjadi:
1. Produk Common, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-sama
dengan menggunakan fasilitas yang sama akan tetapi asal bahan baku dan tenaga
kerja langsung yang dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk, biaya yang
diserap produk common disebut biaya common, sedangkan biaya overhead pabrik
sebagian tidak dapat diikuti jejaknya sehingga biaya ini disebut biaya overhead
bersama. Contoh pada pabrik susu dan mentega yang menghasilkan susu bubuk
untuk bayi, mentega, makanan bayi yang diolah dengan mesin dan fasilitas yang

65
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

sama tetapi dalam waktu yang berbeda dan menggunakan bahan baku serta
tenaga kerja langsung yang dapat diidentifikasikan pada setiap macam produk.
2. Produk Bersama, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-sama
dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama
dan tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk. Biaya produksi yang
diserap produk bersama disebut biaya bersama. Contoh pada pabrik penyulingan
minyak mentah yang menghasilkan minyak naphta, gasoline, karosene, minyak
diesel, bensin, minyak tanah, tar, gas, minyak pelumas.
3. Produk Ko, yaitu beberapa macam produk yang dihasilkan dalam waktu yang
sama tetapi tidak dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari bahan baku
yang sama. Biaya Produk Ko untuk elemen bahan baku dan tenaga kerja langsung
umumnya dapat diidentifikasikan pada macam produk tertentu meskipun produk
tersebut dihasilkan dalam waktu yang sama tetapi dari bahan yang tidak sama dan
tidak dari proses pengolahan yang sama, sedangkan elemen overhead pabrik ada
yang dinikmati bersama oleh macam produk. Contoh pada pabrik penggergajian
dan sawmill dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari berbagai jenis
kayu gelondongan yang diproses sehingga menghasilkan papan kayu jati, papan
kayu meranti, papan kayu kamper, kayu lapis jati, kayu lapis meranti dan kayu
lapis kamper. Pada pabrik tersebut, pemakaian bahan baku diolah dalam waktu
yang sama tetapi dari proses pengolahan yang berbeda dan pemakaian bahan
dapat diklasifikasikan pada macam produk tertentu.
4. Produk Utama, yaitu produk yang merupakan tujuan pokok operasi perusahaan
dan umumnya kuantitas dan nilainya relatif lebih besar. Contoh pada pabrik mie
instan yang menghasilkan Indomie, Mie Kare, Mie Besaar, Megah Mie.
5. Produk Sampingan adalah produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan
tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk karena
sifat bahan yang diolah atau sifat pengolahan bahan, kuantitas dan nilai produk
sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk. Contoh

66
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

pada pabrik Mie instan yang menghasilkan serbuk-serbuk mie yang dikemas kecil
untuk makanan jajanan anak kecil.

8.2. Akuntansi Produk Common


Elemen biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung tidak menimbulkan
masalah karena dapat diidentifikasikan pada macam produk tertentu. Masalah yang
timbul dalam produk common adalah alokasi biaya overhead pabrik kepada setiap
macam produk. Sehingga harus dipilih dasar alokasi yang sifatnya adil dan praktis
dipakai misalnya berdasar durasi waktu pengerjaan, perbandingan berat produk.
1. Jurnal untuk mencatat terjadinya biaya overhead pabrik yang terjadi
(D) BOP-Sesungguhnya xxx
(K) Berbagai Rekening di Kredit xxx
2. Jurnal untuk mencatat alokasi biaya overhead pabrik pada setiap macam produk
(D) BDP-BOP-Produk A xxx
(D) BDP-BOP-Produk B xxx
(D) BDP-BOP-Produk C xxx
(K) BOP-Sesungguhnya xxx

8.3. Akuntansi Produk Sampingan


Produk sampingan merupakan produk yang mempunyai nilai relatif kecil dan
dihasilkan secara serempak dengan produk utama yang mempunyai nilai lebih tinggi.
Produk sampingan yang dihasilkan perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Produk siap jual tanpa proses lebih lanjut
2. Produk yang memerlukan proses lebih lanjut
3. Produk siap jual dan dapat pula diproses lebih lanjut
Dalam penentuan harga pokok produk sampingan dapat digunakan salah satu
metode penentuan harga pokok berikut:
1. Metode tanpa harga pokok yaitu produk sampingan tidak memperoleh alokasi
biaya produksi dari pengolahan produk sebelum dipisah.
a. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penghasilan di luar
usaha

67
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1). Produk sampingan langsung dijual setelah dipisah


a) Saat produk sampingan dipisahkan dicatat sebesar harga pasar
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) Penghasilan luar usaha-produk sampingan xxx

b) Saat penjualan produk sampingan


(D) Kas/Piutang Dagang xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

2). Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah


a) Saat produk sampingan dipisahkan dan diproses lebih lanjut
(D) BDP-Produk Sampingan xxx
(K) Persediaan Bahan Baku xxx
(K) Biaya Gaji dan Upah xxx
(K) Berbagai rekening di kredit xxx
b) Produk sampingan selesai diproses
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) BDP-Produk Sampingan xxx

c) Saat penjualan produk sampingan


(D) Kas/Piutang Dagang xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) Penghasilan luar usaha-produk sampingan xxx

b. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penambah


penghasilan penjualan utama
(1) Saat produk sampingan dipisahkan dicatat sebesar harga pasar
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) Penjualan xxx

(2) Saat penjualan produk sampingan


(D) Kas/Piutang Dagang xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

c. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga


pokok penjualan

68
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

(1) Saat produk sampingan dipisahkan dicatat sebesar harga pasar


(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) Harga pokok penjualan xxx

(2) Saat penjualan produk sampingan


(D) Kas/Piutang Dagang xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

d. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang biaya


produksi produk utama
(1) Saat produk sampingan dipisahkan dicatat sebesar harga pasar
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) BDP-BBB/BTKL/BOP xxx

(2) Saat penjualan produk sampingan


(D) Kas/Piutang Dagang xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

e. Metode harga pokok pengganti, digunakan untuk perusahaan yang memakai


sendiri produk sampingan untuk keperluan operasional dicatat sebesar harga
pasar atau harga pokok pengganti jika dibeli.
(1) Saat produk sampingan dipisahkan dicatat sebesar harga pasar
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) BDP-BBB/BTKL/BOP xxx

(2) Saat produk sampingan digunakan sendiri


(D) BOP-Sesungguhnya xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

2. Metode dengan harga pokok yaitu produk sampingan memperoleh alokasi biaya
produksi dari pengolahan produk sebelum dipisah.
Salah satu metode dengan harga pokok adalah metode nilai pasar atau
metode kabalikan, yaitu produk sampingan memperoleh alokasi biaya produksi
sebelum dipisah dengan produk utama sebesar taksiran harga jual semua produk

69
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

sampingan dikurangi dengan: taksiran laba kotor produk sampingan, taksiran


biaya produksi produk sampingan setelah dipisah (saat pemrosesan lebih lanjut),
dan taksiran biaya komersil produk sampingan. Jurnal yang dibuat saat produk
sampingan dipisah adalah:
(D) Persediaan Produk Utama xxx
(D) Persediaan Produk Sampingan xxx
(K) BDP-BBB/BTKL/BOP xxx

Jurnal yang dibuat saat penjualan produk sampingan dapat digunakan jurnal
sebagai berikut:
(D) Kas/Piutang xxx
(D) HPP-Produk Sampingan xxx
(K) Penjualan-Produk Sampingan xxx
(K) Persediaan Produk Sampingan xxx

8.4. Akuntansi Produk Ko


Biaya produksi yang tidak dapat diidentifikasikan pada produk tertentu
merupakan permasalahan akuntansi yang dihadapi pada produk ko, sehingga perlu
dialokasikan secara adil kepada setiap macam produk seperti halnya pada akuntansi
produk common.

8.5. Akuntansi Produk Utama dari Produk Bersama


Biaya bersama merupakan permasalahan dalam akuntansi produk bersama,
sehingga dibutuhkan metode alokasi biaya bersama terhadap produk utama yang
diproduksi, Metode alokasi biaya bersama yang dapat digunakan adalah:
1. Metode biaya rata-rata satuan
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya rata-rata satuan =
Jumlah Satuan Produk Utama

Alokasi by bersama produk A = By rata-rata satuan X Jumlah satuan produk A


Keterangan: By adalah singkatan dari biaya

70
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Metode satuan kuantitas


Metode ini pada dasarnya sama dengan metode biaya rata-rata satuan,
kecuali pada kuantitas produk utama diukur dengan satuan pengukur kuantitas
yang sama seperti: meter, kilogram, barrel, liter dan sebagainya.
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya per satuan =
Jumlah Satuan Produk Utama

Alokasi by bersama produk A = By rata-rata satuan X Jumlah satuan produk A

3. Metode rata-rata tertimbang


Metode ini menggunakan faktor penimbang pada setiap macam produk yang
menikmati biaya bersama agar alokasi yang dihasilkan lebih teliti dan adil.
Penimbang yang dapat digunakan adalah : berat produk, volume/ukuran produk,
kesulitan pengolahan, durasi pengolahan, keahlian tenaga kerja, jumlah konsumsi
bahan.
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya per nilai =
Jumlah nilai

Alokasi by bersama produk A = By per nilai X Jumlah nilai produk A


4. Metode harga pasar
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya per harga pasar =
Jumlah harga pasar

Alokasi by bersama produk A = By per harga pasar X Jumlah harga pasar produk A
5. Metode harga pasar hipotesis
Metode ini digunakan apabila produk utama masih memerlukan proses
pengolahan lebih lanjut setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya.
Harga pasar hipotesis adalah total harga pasar setelah produk diolah lebih lanjut
dikurangi biaya pengolahan setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya.
Jumlah By Bersama Produk Utama
Biaya per harga pasar hipotesis =
Jumlah harga pasar hipotesis

71
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABB produk A = By per HPH X Jumlah HPH produk A


Keterangan: ABB = Alokasi biaya bersama, HPH = Harga pasar hipotesis
8.6. Soal Latihan
1. Bagaimana hubungan berbagai macam produk yang dihasilkan?
2. Apa pengertian produk common, produk bersama, produk ko, produk utama dan
produk sampingan?
3. Bagaimana akuntansi produk common, produk sampingan, produk ko, produk
utama?
4. TABEL Unit produksi untuk mengalokasikan BOP bersama (dibebankan
berdasarkan massa) berjumlah Rp. 3,200,000.-
Keterangan Mentega (Ons) Baby Food (Pon) Susu Bubuk (Kg)
Kuantitas 80,000 40,000 11,000
Biaya Utama untuk Mentega Rp. 1,500,000, Baby Food Rp. 1,000,000, Susu
Bubuk Rp. 2,000,000
Diminta: Hitung Alokasi Biaya Overhead Pabrik bersama untuk tiap jenis produk
dan By Produksi per Unit!

72
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

BAB IX
PENETAPAN HARGA POKOK
BERDASARKAN AKTIVITAS

Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini mempelajari tentang tentang defenisi activity based
costing, perbandingan dengan activity based costing dengan sistem tradisional,
penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas, dan identifikasi aktivitas.
Pengetahuan ini berguna untuk menghitung harga pokok produksi yang
dikumpulkan berdasarkan aktivitas produksi sampai menjadi produk jadi.
Setelah mempelajari bahasan ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung
harga pokok produk dengan metode activity based costing.
8.1. Definisi Activity Based Costing System

Untuk unggul di dalam persaingan jangka panjang, perusahaan harus mampu


menghasilkan laba yang maksimal. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba ditentukan oleh tiga faktor yaitu, fleksibilitas, mutu, dan biaya. Pendekatan baru
dalam akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan tersebut Activity Based Costing
System (ABC), sistem ini merupakan sistem informasi tentang pekerjaan (kegiatan)
yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen.
Sistem ABC dirancang atas dasar pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas
mengkonsumsi sumber daya. ABC adalah suatu metodologi yang mengukur biaya
dan kinerja dari aktivitas, sumber daya, dan obyek biaya. Dimana, sumber daya
dikonsumsi oleh aktivitas, kemudian dibebankan kepada produk. ABC sebagai
penentuan pendekatan biaya yang membebankan biaya ke produk atau jasa
berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar
pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan
dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber
daya yang menyebabkan timbulnya biaya, sumber daya dibebankan ke aktivitas
kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaannya.

73
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Sistem akuntansi biaya dan manajemen tradisional menghadapi tantangan


perubahan lingkungan pemanufakturan sehingga sistem akuntansi dan manajemen
tradisional tidak relevan lagi untuk diterapkan dalam era globalisasi.
Ketidakmampuan akuntansi biaya tradisional disebabkan karena hanya berdasarkan
output atau unit yang dihasilkan. Dengan keterbatasan akuntansi biaya tradisional
maka perusahaan harus mendasarkan manajemen yang berbasiskan aktivitas. Dengan
sistem ABC yang terdapat pada akuntansi biaya modern yang didasari prinsip bahwa
biaya-biaya yang terjadi di perusahaan berhubungan sebab akibat dengan aktivitas
yang dilakukan.
Salah satu tujuan ABC adalah sistem biaya yang menghindari alokasi biaya
yang arbiters dan distorsi biaya dengan membebankan biaya-biaya sumber daya ke
aktivitas yang menggunakan aktivitas sumber daya tersebut. Sistem ini dirancang atas
dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas yang mengkonsumsi
sumber daya.
8.2. Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing System

Manfaat utama dari sistem Activity Based Costing adalah:


1. Activity Based Costing menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan
informatif, yang menunjang untuk pengukuran profitabilitas produk dan
keputusan-keputusan stratejik yang lebih baik mengenai lini-lini produk,
serta penganggaran modal.
2. Activity based Costing menyajikan pengukuran biaya pemicu aktivitas yang
lebih akurat, yang dapat membantu para manajer dalam meningkatkan nilai
proses dan produk melalui keputusan desain produk, pengendalian biaya,
dan peningkatan yang lebih baik.
3. Activity Based Costing memberikan manajer informasi tentang biaya-biaya
yang relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.
4. Harga dan bauran produk, memberikan pemahaman kepada manajemen
mengenai stuktur biaya untuk membuat dan menjual produk. Sebagai

74
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

hasilnya, manajemen dapat menetapkan harga, bauran produk, dan


keputusan manajerial.
5. Pengurangan biaya pabrik mendistribusikan personil dengan meggunakan
Activity Based Costing untuk memfokuskan pada usaha-usaha pengurangan
biaya, manajer menentukan target pengurangan biaya dalam arti penurunan
biaya perunit dari dasar alokasi biaya yang berbeda dalam era aktivitas yang
berbeda. Manajemen dapat mengevaluasi aktivitas tertentu yang dapat
dikurangi atau dieliminasi dengan proses perbaikan.
6. Keputusan desain, pengembangan dalam teknologi perolehan dan
pemrosesan informasi dapat dilakukan lebih detail dengan sistem Activity
Based Costing.
7. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.
8. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap
kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.
9. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
Memperbaiki mutu pengambilan keputusan, dengan informasi biaya produk
yang lebih teliti, kemungkinan manajemen melakukan pengambilan keputusan yang
salah dapat dikurangi. Informasi biaya yang lebih teliti sangat penting artinya bagi
manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan sangat tajam.
Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus-menerus terhadap
kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. ABC mengidentifikasi biaya overhead
dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi biaya
yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau terus-
menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan untuk menghasilkan
produk dan penghilang kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen dapat
dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang disajikan dengan
ABC.

75
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan, karena ABC


menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk
menghasilkan produk, maka manajemen akan memperoleh kemudahan dalam
memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan yang
menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.
Jika misalnya manajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan
dalam kegiatan set-up fasilitas produksi, ABC dengan cepat mampu menyediakan
informasi biaya batch related activities, sehingga memungkinkan manajemen
mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap konsumsi sumber daya untuk
kegiatan tersebut.
Selain manfaat diatas sistem ABC juga memiliki keterbatasan, keterbatasan
ABC dalam penghitungan biaya-biaya produk adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal alokasi, sekalipun data-data mengenai aktivitas tersedia, namun
beberapa biaya mungkin memerlukan pengalokasian keberbagai departemen
dan produk berdasarkan penetapan sepihak, karena mencari aktivitas yang
spesifik yang menyebabkan biaya yang bersangkutan mungkin agak rumit.
2. Beberapa biaya tertentu yang diidentifikasikan dalam suatu produk tidak
dimasukkan dalam analisis. Biaya-biaya yang tidak dimasukkan dalam
analisis adalah biaya iklan, pemasaran, penelitian, dana pengembangan, biaya
rekayasa produk.
3. ABC System memerlukan dana dan waktu yang relatif tinggi untuk
diimplementasikan dan penerapannya optimal baru bisa dirasakan satu atau
dua tahun kemudian.
Perilaku dan faktor organisasi memegang peranan penting dalam penerapan
ABC. Penerapan ABC membutuhkan adanya kerja sama dari manajer-manajer dalam
organisasi dalam membentuk tim perancang. Ada tujuh faktor yang sangat berperan
dalam kesuksesan penerapan ABC yaitu:
1. Adanya dukungan dari manajemen puncak.

76
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Harus dihubungkan dengan strategis kompetitif, kecepatan dan penekanan pada


kualitas.
3. Dapat dihubungkan dengan evaluasi kinerja dan kompensasi.
4. Pelatihan.
5. Kepemilikan non akuntansi (sistem Actitvity Based Costing digunakan oleh
orang-orang dalam organisasi, tidak hanya terbatas di bagian akuntansi).
6. Adanya sumber daya yang memadai.
7. Adanya konsensus mengenai tujuan Activity Based Costing System.

8.3. Kerangka Dasar Activity Based Costing System

Kerangka dasar ABC terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:


1. Aktivitas
Aktivitas adalah tindakan atau pekerjaan yang dilaksanakan. Aktivitas
merupakan apa yang orang atau sistem lakukan dalam organisasi, aktivitas
mengkonsumsi sumber daya untuk menghasilkan produk, tindakan, gerakan
atau rangkaian pekerjaan. Sedangkan aktivitas dari sisi penghimpunan biaya
adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya yakni
bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.”
Aktivitas ini menjadi titik penghimpun biaya.
2. Obyek biaya
Bentuk akhir dimana pengukuran atau pendistribusian biaya diperlukan. Obyek
biaya ini dapat berupa produk, jasa, dan lain-lain.
3. Kelompok biaya
Jumlah biaya yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas.
4. Pusat aktivitas
Kumpulan atau kelompok yang terdiri atas beberapa aktivitas yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu fungsi.

77
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

5. Pemicu sumber daya


Pemicu sumber daya adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
dari suatu sumber daya keberbagai aktivitas berbeda yang menggunakan
sumberdaya tersebut. Atau ukuran-ukuran permintaan sumber-sumber oleh
aktivitas-aktivitas dan digunakan untuk membebankan sumber-sumber pada
aktivitas-aktivitas. Contoh pengembangan produk, bahan baku dan tenaga kerja
langsung.
6. Sumber daya
Unsur-unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan. Contoh: bahan baku, tenaga kerja.
7. Pemicu aktivitas
Pemicu aktivitas merupakan suatu faktor yang digunakan untuk membebankan
biaya suatu aktivitas ke produk atau pelanggan. Pemicu aktivitas adalah ukuran
frekuensi dan entitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap obyek biaya
atau ukuran - ukuran permintaan aktivitas-aktivitas oleh obyek-obyek biaya dan
digunakan untuk membebankan biaya aktivitas pada objek-objek biaya. Activity
driver digunakan untuk membebankan biaya dari kelompok biaya ke obyek
biaya.
8. Pemicu biaya
Pemicu biaya adalah setiap faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya
suatu aktivitas atau faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya ke
aktivitas, pemicu biaya merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan
untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya
yaitu produk atau jasa.

8.4. Konsep Dasar Activity Based Costing System

ABC adalah suatu metode penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk
menyajikan informasi harga pokok produk yang cermat bagi kepentingan manajemen

78
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Henry Sistem Activity Based Costing
menghasilkan penentuan harga pokok produk yang lebih akurat dan dapat membantu
perusahaan dalam mengelolah keunggulan komparatif, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan secara efisien.
Activity Based Costing System mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan
untuk menelususri biaya ke aktivitas, dan kemudian menggunakan berbagai pemicu
biaya untuk menelususri biaya aktivitas ke produk.
Konsep dasar ABC dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus Model ABC


Cost Assigment View

Resources

Proses View

Cost Driver Activities Performance Measures

Cost Object

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa ABC menunjukkan arus biaya yang
berawal dari sumber daya menuju aktivitas dan selanjutnya menuju ke produk (cost
object) melalui reseources driver yaitu tolak ukur dari jumlah sumber daya yang
dikonsumsi suatu aktivitas. Sedangkan aktivitas yang dihubungkan ke produk melalui
activity driver yaitu suatu faktor yang digunakan untuk membebankan biaya suatu
aktivitas ke produk atau pelanggan.
Proses view menggambarkan kebutuhan organisasi atas informasi mengenai
kejadian-kejadian yang mempengaruhi kinerja aktivitas, yaitu hal yang menyebabkan

79
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

pekerjaan dilaksanakan. Organisasi menggunakan informasi ini untuk membantu


memperbaiki kinerja dan dengan demikian meningkatkan nilai yang diterima
pelanggan.
Pada bagian lain ABC memperlihatkan arus informasi tentang kinerja suatu
aktivitas. Informasi tersebut menunjukkan penyebab pekerjaan (pemicu biaya) dan
kualitas pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk mengindentifikasikan peluang-peluang
perbaikan dan cara-cara penyempurnaannya.

8.5. Klasifikasi Aktivitas

ABC menggunakan dua asumsi yaitu kegiatan menyebabkan timbulnya biaya


dan produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan permintaan terhadap
kegiatan. Dengan demikian, hanya mengelola dengan baik kegiatan untuk
menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa perusahaan
unggul dalam jangka panjang di dalam persaingan. Untuk mampu mengelola kegiatan
perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang mencerminkan sumber
daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.
Fokus ABC adalah aktivitas-aktivitas. Maka tahap pertama dalam mendesain
ABC adalah pengidentifikasian aktivitas. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
membuat pengelompokan aktivitas yaitu:
1. Suatu pemicu aktivitas akan digunakan untuk membebankan biaya-biaya
dari setiap kelompok aktivitas ke obyek oleh karenanya perlu
mendefinisikan setiap kelompok aktivitas untuk melihat dasar yang
digunakan dalam pengelompokan.
2. Aktivitas-aktivitas yang mempunyai penyebab yang sama perlu
dikelompokkan. Hal ini akan mempermudah proses analisis biaya.
3. Jangan menggabungkan suatu aktivitas yang mempunyai kategori berbeda.
Ada empat tingkatan umum aktivitas dimana masing-masing aktivitas dibagi ke
pusat aktivitas tertentu. Keempat aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:

80
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

1. Aktivitas berlevel unit (unit level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan
setiap kali satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi
oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh aktivitas berlevel unit adalah
pemotongan, pemeliharaan, biaya listrik dan operasi mesin.
2. Aktivitas berlevel batch (batch level activity) adalah aktivitas yang dikerjakan
setiap kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini
dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas
berlevel batch adalah pemrosesan pemesanan produksi, pemrosesan pesanan
pembelian, biaya inspeksi, penjadwalan produksi.
3. Aktivitas berlevel produk (product level activity) adalah aktivitas yang
dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh
perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat
dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi
oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk
yang dikonsumsi. Contoh aktivitas berlevel produk adalah inspeksi mutu
pabrik, pengujian produk, dan desain produk.
4. Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activity) adalah meliputi aktivitas yang
menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk
menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun
banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran
produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh
berbagai jenis produk yang berbeda. Contoh aktivitas berlevel fasilitas adalah
pelatihan dan administrasi personalia, biaya depresiasi pabrik.
8.6. Pemilihan Pemicu Biaya (Cost Driver)

ABC menggunakan banyak dan berbagai jenis pemicu biaya untuk menelususri
aktivitas-aktivitas ke produk yang dihasilkan untuk memperbaiki kualitas informasi
biaya produk. Semakin banyak pemicu biaya digunakan dalam menelusuri biaya

81
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

aktivitas produksi semakin akurat pula informasi biaya yang dihasilkan. Namun
demikian jumlah dan jenis aktivitas yang dilaksanakan dalam proses produksi sangat
banyak sehingga tidak memungkinkan secara ekonomis untuk menggunakan pemicu
biaya yang berbeda untuk aktivitas. Untuk itu beberapa aktivitas dapat
dikelompokkan dengan menggunakan pemicu biaya tunggal untuk menelusuri biaya-
biaya aktivitas ke produk. Penggunaan satu atau dua pemicu biaya untuk banyak jenis
aktivitas akan menghasilkan laporan biaya produk yang terdistorsi.
Faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih suatu pemicu biaya yang
akan digunakan yaitu:
1. Kemudahan mengumpulkan data yang berhubungan dengan cost driver (pemicu
biaya). Hal ini sangatlah penting untuk memudahkan manajer dalam menghitung
biaya produknya.
2. Tingkat hubungan dari cost driver dalam menghitung konsumsi biaya produk
yang tepat dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini manajer harus yakin bahwa cost
driver yang mereka pilih dapat dengan tepat mengukur konsumsi actual dari
setiap kegiatan dari produk yang dihasilkan.
Tarif per pemicu biaya dapat dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk
kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok
tertentu (pemicu biaya).
Hal ini dapat dilihat dari formula kalkulasi berikut:

Biaya yang dikonsumsi (Cost consumed )


Biaya per kelompok (Cost per pool) =
8.7. Mekanisme Penerapan Activity Based Tolak ukur keluaran
Costing System (Output measure)

Perusahaan industri yang telah banyak menggunakan peralatan modern,


menyebabkan tenaga kerja langsung menjadi berkurang. Penggunaan teknologi
dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam biaya
produk menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Jika persentase biaya overhead berdasarkan volume produk yang

82
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

dihasilkan, maka laporan biaya produksi akan menyajikan informasi harga pokok
produk yang tidak cermat.
Hal ini disebabkan oleh biaya overhead produk yang dibebankan kepada produk
bukan berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk,
sehingga akuntansi biaya konvensional menimbulkan price distortion. Oleh karena
itu, diperlukan suatu informasi biaya akurat agar dasar pembebanan biaya overhead
yang lebih cermat dan mencerminkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas untuk
menghasilkan produk.
Adanya kebutuhan akan informasi biaya yang sesuai dengan kondisi lingkungan
maka dikembangkanlah suatu pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya yaitu
ABC. Sistem biaya ini untuk menghindari alokasi biaya yang arbiter dan distorsi
biaya dengan membebankan biaya-biaya sumber daya ke aktivitas yang
menggunakan sumber daya tersebut. Berbeda dengan sistem biaya konvensional,
ABC tidak berasumsi biaya overhead disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung
dan biaya bahan baku langsung.
Biaya overhead pabrik dalam ABC memperoleh perlakuan yang lebih seksama.
Biaya ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan, kemudian dibebankan
kepada produk, melainkan dirinci untuk dapat dikelola dengan baik. Dalam
perusahaan yang menggunakan teknologi modern dalam pengelolaan produknya,
biaya overhead pabrik menduduki proporsi yang besar dibandingkan dalam total
biaya produksi. Oleh karena itu ABC memfokuskan akuntansi terhadap biaya
overhead pabrik, untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan berbagai
kegiatan yang mengkonsumsi biaya overhead pabrik.

Pembebanan biaya dalam ABC juga terbagi atas dua tahap yaitu:
1. membebankan biaya pada berbagai aktivitas yang meliputi lima langkah yaitu:
a. Mengidentifikasi berbagai aktivitas dan mengklasifikasikannya ke dalam
beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah

83
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

dan jelas serta cocok dengan segmen produk. Produksi yang berhubungan
disatukan dalam suatu pusat aktivitas.
b. Menghubungkan berbagai jenis dengan berbagai aktivitas, jika aktivitas
telah teridentifikasi, biaya yang disebabkan oleh aktivitas dapat ditentukan
dengan penelusuran secara langsung. Pada tahap ini perusahaan dapat
menentukan pemicu biaya yang berhubungan dengan aktivitas dan
menghitung biaya overhead tiap aktivitas.
c. Aktivitas yang berhubungan dikelompokkan untuk membentuk kelompok
biaya homogen. Untuk mengurangi banyaknya jumlah tarif overhead dan
menyederhanakan proses maka aktivitas dikelompokkan dalam satu
kelompok yang homogen dengan karakteristik (1) biaya-biaya overhead
yang ditimbulkan saling berhubungan, (2) mereka mempunyai rasio
konsumsi yang sama untuk semua produk.
d. Menjumlahkan biaya-biaya yang terdapat dalam kelompok biaya
homogen.
e. Penentuan tarif kelompok (pool rate). Tarif kelompok adalah tarif biaya
overhead perunit pemicu biaya yang dihitung untuk suatu kelompok
aktivitas.
2. Biaya overhead pabrik yang telah dikumpulkan dalam pusat biaya produksi
dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan yang lebih mencerminkan
penggunaan kegiatan dalam menghasilkan produk. Jika dalam akuntansi biaya
konvensional, pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul dipusat biaya
produksi hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit
produksi yang dihasilkan, dalam ABC biaya tersebut dibebankan kepada
produk berdasarkan kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Dengan informasi biaya yang lebih mencerminkan konsumsi sumber daya
dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan untuk melayani
konsumen, manajemen akan dapat menempatkan diri pada posisi yang
memungkinkan mereka melakukan pemantauan dan pengendalian semua

84
Hasyimdbz@yahoo.com ; Mobile Phone 085 242 822 753 ; Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang

kegiatan perusahaannya. Biaya overhead yang dibebankan kepada setiap produk


dapat ditentukan dengan penghitungan sebagai berikut:

Tarif kelompok  Unit  unit pemicu


Biaya overhead yang dibebankan =
biaya yang digunakan

8.7. Soal Latihan

1. Apa defenisi activity based costing?


2. Analisa perbedaan system tradisional dan activity based costing!
3. Bagaimana manfaat dan keterbatasan activity based costing?
4. Apa yang menjadi kerangka dan konsep dasar activity based costing?
5. Bagaimana mengklasifikasikan aktivitas?
6. Bagaimana mekanisme penerapan activity based costing?
7. By Perbaikan mesin Rp. 2,250,000.- ; by Penanganan Bahan Rp. 2,500,000.- ; by
Set Up Mesin Rp. 1,750,000.- ; Tabel Akitvitas sebagai berikut:
Keterangan Jam Mesin Pergerakan Bahan Set Up Mesin Unit Produksi
Ment Susu Ment Susu Ment Susu Ment Susu
Jumlah Aktivitas 50,000 15,000 25,500 3,000 60 45 90 80

By Utama untuk mentega Rp. 2,370.000,- dan By Utama untuk Susu Rp.
1,750.000,-
Diminta: Hitung berapa biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk produk
mentega dan susu (gunakan ABC System) n hitung by produksi per unit!

85

Anda mungkin juga menyukai