1 Modul Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik Dan Acuan Standar Pengujian Edit
1 Modul Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik Dan Acuan Standar Pengujian Edit
MATA PELAJARAN:
PEDOMAN CARA BERLABORATORIUM YANG BAIK
“Good Laboratory Practice (GLP)”
dan
ACUAN STANDAR PENGUJIAN
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pedoman Cara Berlaboratorium yang Baik
1.1. PENDAHULUAN
Good Laboratory Practices (GLP) adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur
dan praktek di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan intensistas data
analitik yang dikeluarkan oleh sebuah kegiatan pengujian di laboratorium. Dengan
pemahaman lain, GLP merupakan salah satu sistem manajemen pengelolaan
laboratorium yang mencakup aspek teknis dan manajemen secara keseluruhan,
yang meliputi organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa,
monitoring, pencatatan pelaporan, serta kondisi sarana dan prasarana laboratorium,
sehingga sebuah laboratorium dapat menghasilkan data yang terpercaya dengan
tingkat keakuratan yang tinggi dan memenuhi standar persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium.
Kajian yang formal dan terdokumentasi terhadap indikator kunci dari kinerja
sistem manajemen mutu yang dilakukan oleh manajemen puncak.
Kelompok Jaminan Mutu
Suatu unit organisasi independen yang bertanggungjawab terhadap pemastian
mutu dan pengawasan mutu. Kelompok ini dapat terpisah dari pemastian mutu
dan pengawasan mutu, tergantung pada ukuran dan struktur organisasi.
Ketertelusuran metrologi
Sifat hasil pengukuran yang berkaitan dengan suatu pembanding melalui
rantaikalibrasi tidak terputus, terdokumentasi dan memberikan kontribusi
terhadap nilai ketidakpastian pengukuran.
Ketidakpastian pengukuran
Parameter yang mengkarakterisasi sebaran nilai kuantitas yang memberikan
kontribusi pada hasil pengukuran analit, berdasarkan informasi yang
digunakan.
Kriteria keberterimaan hasil analisis
Indikator yang telah ditetapkan dan didokumentasikan, digunakan untuk
menyatakan hasil uji memenuhi atau tidak memenuhi, sesuai batas yang
ditetapkan dalam spesifikasi.
Kualifikasi instalasi
Uji kinerja untuk memastikan bahwa peralatan analitik yang digunakan dalam
Laboratorium dipasang dengan benar dan dioperasikan sesuai spesifikasi yang
ditetapkan.
Kualifikasi kinerja
Verifikasi terdokumentasi yang menyatakan bahwa peralatan analisis berfungsi
secara konsisten dan memberikan keberulangan yang sesuaidengan
spesifikasi dan parameter yang ditetapkan untukperiode tertentu.
Kualifikasi operasional
Verifikasi terdokumentasi yang menyatakan peralatan analitik dapat difungsikan
sesuai dengan tujuan dalam rentang pengoperasian yang telah ditetapkan.
Kualifikasiperalatan
Kegiatan terdokumentasi untuk membuktikan bahwa setiap peralatan analitik
memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan dan berfungsi sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Kualifikasi rancangan
Rangkaian kegiatan terdokumentasi yang menetapkan spesifikasi operasional
dan fungsional dari instrumen dan kriteria untuk seleksi pemasok, berdasarkan
tujuan penggunaan.
Catatan: seleksi dan pembelian instrumen baru harus mengikuti proses
pengambilan keputusan berdasarkan kebutuhan manajemen teknis. Ketika
merancang fasilitas laboratorium baru, spesifikasi rancangan dan persyaratan
pelayanan harus disetujui oleh tim manajemen dan pemasok serta
didokumentasikan.
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisis umumnya meliputi uraian prosedur uji, hasil analisis,
pembahasan/catatan, kesimpulan dan/atau rekomendasi untuk sampel yang
diuji.
Lembar kerja analisis
Formulir (Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian), buku kerja
pengujian atau rekaman elektronik untuk merekam informasi sampel, pereaksi
dan pelarut yang digunakan, prosedur uji, perhitungan, hasil dan informasi atau
komentar lain yang terkait.
Manajer Mutu
Staf yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk memastikan
sistem manajemen mutu telah diterapkan dan diikuti setiap waktu.
Metode baku
Suatu metode yang telah divalidasi sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Metode alternatif dapat dibandingkan dengan metode baku.
Nomor bets (atau nomor lot)
Kombinasi nomor dan/atau huruf yang menunjukkan identitas bets atau lot
secara unik pada penandaan, catatan bets, dan sertifikat analisis terkait.
Pabrik
Perusahaan yang melakukan kegiatan seperti produksi, pengemasan,
pengujian, pengemasan ulang, penandaan dan/atau penandaan ulang produk.
Panduan mutu
Sebuah buku pegangan yang menguraikan berbagai elemen sistem
manajemen mutu untuk memastikan mutu hasil uji laboratorium.
Pengawasan Mutu
Semua tindakan yang dilakukan, termasuk penetapan spesifikasi, sampling,
pengujian dan penjelasan hasil analisis, untuk memastikan bahwa bahan baku,
bahan antara, bahan pengemas dan produk sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan untuk identitas, kadar/potensi, kemurnian dan karakteristik lain.
Ripitabilitas
Kedekatan nilai antara hasil uji dari prosedur analisis yang sama secara
berturut-turut dalam periode waktu yang singkat oleh analis yang sama dengan
peralatan yang sama di Laboratorium yang sama.
Robustness (ketegaran)
Ukuran kemampuan prosedur untuk tetap bertahan dan tidak terpengaruh oleh
keragaman kecil yang disengaja pada parameter prosedur yang terdapat dalam
dokumen.
Sampel kontrol
Sampel yang digunakan untuk menguji presisi dan akurasi prosedur secara
berkesinambungan. Sampel tersebut harus mempunyai kesamaan matriks
dengan sampel yang dianalisis dan mempunyai nilai yang ditetapkan beserta
ketidakpastiannya.
Sertifikat analisis
Daftar prosedur uji yang digunakan untuk sampel tertentu dengan hasil yang
diperoleh dan kriteria keberterimaan yang digunakan. Sertifikat analisis
menunjukan kesesuaian kualitas sampel terhadap spesifikasi.
Sistem manajemen mutu
Infrastruktur yang sesuai, meliputi struktur organisasi, prosedur, proses,
sumber daya, dan tindakan sistematik yang diperlukan untuk memastikan
kepercayaan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi
persyaratan mutu.
Spesifikasi
Deskripsi sifat kimiawi, fisis dan biologis dari suatu bahan awal, produk ruahan
atau produk jadi. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang
diperbolehkan secara deskriptif dan numeris.
Spesifisitas
Kemampuan menguji secara tepat suatu analit dengan adanya komponen lain
yang diperkirakan ada, berupa cemaran, hasil degradasi, atau matriks sampel.
Standard ketidakpastian pengukuran
Ketidakpastian hasil pengukuran yang dinyatakan sebagai simpangan baku.
Tandatangan
Rekaman individu yang melakukan tindakan tertentu atau memeriksa.
Catatan: tanda tangan dapat berupa inisial, tanda tangan lengkap, segel
pribadi atau tanda tangan elektronik otentik yang aman.
BAB III
Persyaratan Laboratorium Kimia
3. Pengendalian Dokumen
4. Rekaman
4.1. Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur identifikasi,
pengumpulan, penyusunan indeks, penelusuran, penyimpanan,
6. Personel
6.1. Laboratorium harus memiliki jumlah personel yang cukup dengan
pendidikan yang sesuai, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman
yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan.
6.2. Manajer teknis harus memastikan kompetensi semua personel yang
mengoperasikan peralatan tertentu, instrumen atau peralatan lain,
melakukan pengujian dan/atau kalibrasi, validasi atau verifikasi.
Tanggung jawab ini termasuk juga personel yang mengevaluasi hasil,
menandatangani laporan uji dan sertifikat pengujian.
6.3. Personel yang menjalani pelatihan harus disupervisi dan harus diases
pada akhir pelatihan. Personel yang melaksanakan tugas-tugas khusus
7. Bangunan/Gedung
7.1. Fasilitas laboratorium mempunyai ukuran, konstruksi dan lokasi yang
sesuai. Fasilitas ini dirancang untuk menyesuaikan fungsi dan kegiatan
yang dilakukan. Ruang istirahat harus terpisah dari area laboratorium.
Ruang ganti dan toilet harus mudah diakses dan sesuai jumlah
personel.
7.2. Fasilitas laboratorium harus mempunyai peralatan keamanan yang
memadai berada di tempat yang sesuai dan terjangkau, harus
ditempatkan untuk memastikan kerumah tanggaan yang baik. Setiap
ºC), serta dikunci. Akses harus terbatas bagi personel yang ditunjuk.
8.3. Prosedur keamanan yang sesuai harus dibuat dan diterapkan secara
hati-hati bila pereaksi beracun dan mudah terbakar disimpan atau
digunakan. Laboratorium harus menyediakan ruang atau area terpisah
untuk menyimpan bahan mudah terbakar, asam, basa pekat dan
berasap , amin mudah menguap dan pereaksi lain seperti asam klorida
asam nitrat, ammonia dan bromina. Bahan yang mudah terbakar sendiri
seperti logam natrium, kalium dan lithium harus disimpan terpisah.
Persediaan asam, basa dan pelarut dalam jumlah sedikit dapat disimpan
di Laboratorium, tetapi untuk persediaan utama dari bahan tersebut
lebih baik disimpan terpisah dari gedung laboratorium.
8.4. Pereaksi yang termasuk dalam peraturan bahan berbahaya atau
penggunaannya diawasi seperti bahan narkotik dan psikotropika harus
diberi tanda dengan jelas sesuai dengan persyaratan nasional. Bahan
tersebut harus disimpan terpisah dari pereaksi lain dalam lemari
terkunci. Personel yang bertanggung jawab harus memelihara daftar
bahan ini. Kepala setiap unit harus menerima tanggung jawab untuk
penyimpanan yang aman bagi pereaksi yang disimpan di tempat kerja.
8.5. Gas juga harus disimpan dalam ruang tersendiri, jika mungkin terpisah
dari bangunan utama. Jika memungkinkan botol gas dihindarkan dari
laboratorium dan lebih baik distribusinya melalui penyimpanan gas
eksternal. Jika botol gas berada dalam laboratorium, harus dipastikan
aman.
Catatan: pertimbangan harus diberikan untuk instalasi generator gas.
2. Pemeriksaan Visual
2.1. Semua wadah pereaksi harus diperiksa secara visual untuk memastikan
bahwa segel masih utuh, baik ketika dikirim ke gudang maupun ketika
didistribusikan ke Laboratorium.
2.2. Pereaksi yang ditemukan telah berubah/tidak sesuai dengan spesifikasi
harus ditolak, kecuali jika identitas dan kemurnian pereaksi tersebut
dapat dikonfirmasi dengan pengujian.
3. Air
3.1. Air harus dianggap sebagai pereaksi. Derajat kemurnian yang tepat
harus digunakan untuk uji yang spesifik seperti dijelaskan dalam
farmakope atau standar lain yang setara.
3.2. Tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari kontaminasi
selama pemasokan, penyimpanan dan distribusi.
3.3. Kualitas air harus diverifikasi secara rutin untuk memastikan bahwa
derajat kemurnian air memenuhi spesifikasi yang sesuai.
4. Penyimpanan
4.1. Stok pereaksi harus disimpan dalam gudang di bawah kondisi
penyimpanan yang sesuai (temperatur kamar, temperatur lemari
pendingin atau temperatur beku). Gudang harus mempunyai persediaan
botol, vial, sendok, corong dan label yang bersih, seperti yang
dipersyaratkan, untuk pengisian pereaksi dari wadah besar ke wadah
9. Ketertelusuran
9.1. Hasil analisis harus tertelusur terhadap baku pembanding primer
2. Permintaan Uji
2.1. Formulir permintaan uji harus diisi dan disertakan pada setiap sampel
yang masuk ke dalam Laboratorium.
2.2. Formulir permintaan uji sekurang-kurangnya berisi informasi:
(a) nama institusi/pengirim sampel dan alamat;
(b) tempat sampling;
(c) keterangan lengkap sampel, termasuk komposisi, International
Nonproprietary Name (INN) jika tersedia, nama merek;
(d) bentuk sediaan dan konsentrasi/kekuatan, produsen, nomor bets
(jika tersedia) dan nomor izin edar;
(e) ukuran sampel;
(f) parameter/jenis pengujian;
(g) tanggal pengambilan sampel;
(h) jumlah pengiriman dari tempat pengambilan, jika ada;
(i) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang;
(j) spesifikasi yang akan digunakan untuk pengujian;
(k) kondisi penyimpanan yang diperlukan; dan
(l) informasi tambahan (misalnya ditemukannya perbedaan, bahaya
terkait, dll).
2.3. Laboratorium harus mengkaji permintaan pengujian untuk memastikan
bahwa:
(a) permintaan dapat dilaksanakan dan Laboratorium memiliki
kemampuan dan sumber daya untuk mengujinya;
(b) uji yang sesuai dan/atau metode yang dipilih dan mampu
memenuhi permintaan konsumen.
3.2. Label yang memuat nomor pendaftaran harus ditempelkan pada setiap
wadah sampel dengan tidak menutupi tanda atau informasi lain pada
sampel.
3.3. Data pendaftaran harus disimpan dalam bentuk buku rekaman, kartu
dokumen atau peralatan pengolahan data yang berisi:
a. nomor pendaftaran sampel;
b. tanggal diterima;
c. bagian khusus tempat sampel tersebut diserahkan;
3.4. Sampel yang diterima harus diperiksa secara visual oleh staf
laboratorium untuk memastikan bahwa label telah sesuai dengan
informasi yang terdapat dalam permintaan uji. Temuan harus direkam,
diberi tanggal dan ditandatangani. Jika ada perbedaan, atau kondisi
sampel rusak, harus segera direkam pada formulir permintaan uji. Hal-
hal yang meragukan harus segera dirujuk ke Pengirim sampel.
4. Penyimpanan
4.1. Sampel yang akan diuji, sampel arsip (lihat Bagian III, butir20) dan
sampel sisa uji harus disimpan dengan aman pada kondisi yang sesuai.
5. Pengujian
5.1. Distribusi sampel ke Laboratorium tertentu untuk pengujian ditentukan
oleh Penanggungjawab.
5.2. Pengujian sampel tidak boleh dilakukan sebelum permintaan uji
diterima.
5.3. Sampel harus tersimpan dengan baik sampai semua dokumen terkait
telah diterima.
5.4. Permintaan analisis dapat diterima secara verbal (tidak tertulis) hanya
dalam keadaan darurat (atas ijin Kepala Laboratorium). Semua rincian
harus segera direkam sampai konfirmasi tertulis diterima.
5.5. Salinan dari semua dokumentasi harus menyertai tiap sampel bernomor
ketika dikirim ke Laboratorium tertentu.
5.6. Pengujian harus dilakukan seperti yang dijelaskan dalam Bagian III,
butir17.
7. Tujuan
7.1. Lembar kerja analisis berisi bukti dokumen :
(a) untuk mengkonfirmasi bahwa sampel yang diuji sesuai dengan
persyaratan, atau
(b) untuk melengkapi hasil yang berada di luar spesifikasi (lihat
Bagian III, butir 18.1. - 18.3.).
8. Penggunaan
8.1. Lembar kerja analisis yang terpisah, harus digunakan untuk setiap
sampel bernomoratau kelompok sampel.
8.2. Lembar kerja analisis dari laboratorium yang berbeda terkait dengan
sampel yang sama harus digabung.
9. Isi
9.1. Lembar kerja analisis harus menyediakan informasi berikut:
(a) nomor pendaftaran sampel (lihat Bab III, butir 14.9.);
(b) penomoran halaman, termasuk jumlah halaman dan lampiran;
(c) tanggal permintaan uji;
(d) tanggal mulai dan selesai analisis;
(e) nama dan tanda tangan penguji;
(f) deskripsi sampel yang diterima;
(g) referensi/pustaka untuk spesifikasi dan keterangan lengkap
tentang metode uji, termasuk batasannya;
(h) identitas peralatan uji yang digunakan (lihat Bagian II, butir
12.1.);
(i) nomor identifikasi setiap baku pembanding yang digunakan (lihat
Bagian II, butir 11.5.);
(j) hasil uji kesesuaian sistem, jika ada;
(k) identifikasi pereaksi dan pelarut yang digunakan;
(l) hasil yang diperoleh;
11. Pengarsipan
11.1. Lembar kerja analisis harus disimpan dengan aman, bersama dengan
lampiran, termasuk perhitungan dan rekaman analisis instrumen.
13. Pengujian
13.1. Sampel harus diuji sesuai dengan rencana kerja laboratorium, setelah
selesai dilakukan uji pendahuluan. Jika tidak mungkin, alasannya
harus dicatat dalam lembar kerja analisis (lihat Bagian III, butir15),
dan sampel harus disimpan dalam tempat khusus yang terkunci (lihat
Bagian III, butir14.12.).
13.2. Pengujian khusus dapat dilakukan oleh Bagian lain atau oleh suatu
Laboratorium eksternal (lihat Bagian I, butir9). Penanggung jawab
harus menyiapkan permintaan dan mengatur jumlah unit (botol, vial,
tablet) sampel yang diperlukan. Masing-masing sampel tersebut harus
diberi nomor pendaftaran. Jika laporan uji analisis berisi hasil yang
dilakukan oleh subkontraktor maka hal tersebut harus ditandai.
13.3. Pada pedoman yang dipersyaratkan oleh farmakope resmi, biasanya
diberikan catatan umum dan monografi khusus dari farmakope terkait.
Prosedur uji harus menjelaskan secara terperinci dan memberikan
informasi yang cukup kepada analis/staf penguji yang dilatih secara
tepat untuk menghasilkan analisis yang dapat dipercaya. Jika
ditetapkan kriteria kesesuaian sistem pada metode maka hal
tersebut harus dipenuhi. Adanya penyimpangan dari prosedur uji
harus disahkan dan didokumentasikan.
14.4. Prosedur harus tersedia untuk melakukan investigasi atas hasil uji
diluar spesifikasi. Prosedur memberikan panduan yang jelas pada
sejumlah uji ulang yang diperbolehkan (berdasarkan prinsip statistik).
Semua investigasi dan kesimpulan harus direkam. Tindakan
perbaikan terhadap kesalahan yang diambil dan tindakan pencegahan
harus direkam dan dilaksanakan.
14.5. Semua data dan hasil uji dengan kriteria keberterimaan harus
dilaporkan.
14.6. Semua kesimpulan harus dimasukkan pada lembar kerja analisis
(lihat Bagian III, butir 15) oleh Penguji dan ditandatangani oleh
Penyelia.
(f) nama dan alamat pabrik dan, jika ada, pengemas ulang
dan/atau pedagang;
(g) referensi/pustaka untuk spesifikasi yang digunakan pada
pengujian sampel;
(h) hasil dari semua uji yang dilakukan (rerata dan simpangan
baku) dengan batas yang ditentukan;
(i) kesimpulan apakah sampel dalam batas spesifikasi atau tidak;
(j) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, jika ada;
(k) tanggal selesai uji;
(l) tanda tangan Kepala Laboratorium atau personel yang
berwenang.
BAB IV
Persyaratan Laboratorium Biologi
1. Personel
1.1. Pengujian biologi harus dilakukan dan disupervisi oleh personel
berpengalaman, ahli di bidang biologi atau setara. Staf harus telah
mengikuti pelatihan dasar biologi dan mempunyai pengalaman praktis
yang sesuai sebelum diijinkan melakukan pengujian sesuai dengan
ruang lingkupnya.
1.2. Uraian tugas mutakhir untuk semua personel yang terlibat dalam
pengujian dan/atau kalibrasi validasi dan verifikasi harus disimpan.
Laboratorium harus juga memelihara rekaman semua personel teknis,
yang menggambarkan kualifikasi, pelatihan dan pengalaman.
1.3. Jika laboratorium memberikan pendapat dan interpretasi hasil pengujian
dalam pelaporan hasil, hal ini harus dilakukan oleh personel yang
ditunjuk dengan pengalaman yang cukup dan termasuk pengetahuan
2. Lingkungan
2.1. Bangunan dan Fasilitasnya
2.1.1. Laboratorium biologi dan peralatan penunjang (misal otoklaf dan alat
gelas) harus diperuntukkan khusus laboratorium biologi dan terpisah
dari area yang lain.
2.1.2. Laboratorium biologi harus dirancang agar sesuaipekerjaan yang
dilakukan. Laboratorium harus mempunyai ruang yang cukup untuk
semua aktivitas untuk menghindari terjadinya campur aduk,
kontaminasi dan kontaminasi silang. Laboratorium harus memiliki
ruang yang cukup untuk sampel, mikroba baku, vaksin baku, media
(jika perlu dengan pendingin), pengujian dan rekaman. Berdasarkan
sifat alami bahan (misalnya media steril versus mikroba baku atau
inkubasi biakan), diperlukan lokasi penyimpanan terpisah.
2.10.2. Lingkungan
2.10.2.1. Kualitas udara, temperatur, kelembaban dan siklus
pencahayaan laboratorium hewan harus sesuai dengan
persyaratan.
2.10.2.2. Hewan percobaan sebaiknya ditempatkan pada ruangan
yang memiliki rentangan suhu dan kelembaban yang sesuai
dengan spesiesnya sehingga dapat beradaptasi dengan
tingkat stres dan perubahan fisiologi yang minimal. Rentang
kelembaban untuk hewan percobaan antara 30-70%, rentang
suhu untuk ruang mencit, tikus dan marmot sebaiknya antara
20-26 oC, sedangkan untuk ruang kelinci 16-22 oC.
2.10.2.3. Ventilasi berkaitan dengan aliran udara. Rasio ventilasi yang
diperlukan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis hewan,
kepadatan populasi, frekuensi pembersihan, kualitas udara,
suhu dan kelembaban, kontruksi primer dan sekunder.
Ventilasi sebaiknya tersedia dengan baik untuk memberikan
suplai oksigen yang cukup, memindahkan panas yang
4. Peralatan
Setiap peralatan, instrumen dan perangkat lain yang digunakan untuk pengujian,
verifikasi dan kalibrasi, harus diidentifikasi secara khusus.
Sebagai bagian dari sistem mutu, laboratorium harus mempunyai program
terdokumentasi untuk kualifikasi, kalibrasi, verifikasi kinerja, perawatan
peralatan dan sistem pemantauan penggunaan peralatan tersebut.
5.3. Penandaaan
Laboratorium harus memastikan bahwa semua pereaksi (termasuk
larutan stok), media, pengencer dan cairan suspensi lainnya diberi
penandaan dengan sesuai untuk menunjukkan kesesuaian,
identitas, konsentrasi, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan,
tanggal kedaluwarsa tervalidasi dan/atau periode penyimpanan
yang direkomendasikan. Personel penanggung jawab penyiapan
harus dapat diidentifikasi dalam rekaman.
7. Pengambilan Sampel
Untuk prinsip umum acuan dibuat berdasarkan Persyaratan Laboratorium Kimia.
- Produk beku atau deep frozen: dibawah suhu -15 oC, lebih disukai
dibawah -18 oC.
- Produk lain yang tidak stabil pada suhu kamar, termasuk pangan
yang rusak: suhu 3 ± 2 oC, atau sesuai petunjuk pada kemasan.
- Produk vaksin, sera dan produk biologi lainnya disimpan pada suhu
sesuai petunjuk pada kemasan.
8.4. Kemasan dan label sampel mungkin sangat terkontaminasi dan harus
ditangani serta disimpan dengan hati-hati untuk menghindari penyebaran
kontaminasi. Proses desinfeksi yang diterapkan pada wadah luar harus
tidak mempengaruhi integritas sampel. Perlu dicatat bahwa alkohol tidak
mematikan spora (sporicidal).
8.5. Subsampling oleh laboratorium sebelum pengujian mungkin diperlukan
sebagai bagian dari metode uji. Mungkin diperlukan, bahwa hal tersebut
dilakukan sesuai dengan standar nasional atau internasional, jika
tersedia, atau menggunakan metode in-house yang tervalidasi. Prosedur
subsampling harus dirancang untuk mengambil sampel yang terwakili.
8.6. Prosedur tertulis untuk retensi dan pemusnahan sampel harus tersedia.
Jika integritas sampel dapat dipertahankan, sampel dapat disimpan
sampai hasil uji diperoleh, atau lebih lama jika diperlukan. Bagian sampel
laboratorium yang diketahui terkontaminasi harus didekontaminasi
sebelum dibuang.
12.2. Bila nilai ketidakpastian dari hasil uji ditetapkan dalam laporan uji,
setiaplimitasi (terutama bila nilai estimasi tidak termasuk dalam distribusi
komponen oleh distribusi mikroba dalam sampel) harus dijelaskan
kepada pelanggan
LAMPIRAN I
TINGKATAN
ZONA TUJUAN
INSTALASI
Unclassified
Penerimaan sample Unclassified
Unclassified Unclassified
Pembuatan Media
Unclassified Unclassified
Pengisian otoklaf
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
PERKIRAAN
JENIS PERALATAN PERSYARATAN
FREKUENSI
Termometer baku Rekalibrasi tertelusur penuh Setiap 3 tahun
(cairan-dalam-gelas) Satu titik (contohnya Setiap tahun
pemeriksaan pada titik es)
Termokopel baku Rekalibrasi tertelusur penuh Setiap 3 tahun
Bandingkan terhadap Setiap tahun
thermometer baku
Termometer kerja & Periksa terhadap thermometer Setiap tahun
termokopel kerja baku pada titik es dan atau
kisaran suhu kerja
Timbangan Kalibrasi tertelusur penuh Setiap tahun
Kalibrasi anak Kalibrasi tertelusur penuh Setiap tahun
timbangan
Pemeriksaan anak Bandingkan terhadap anak Setiap tahun
timbangan timbangan terkalibrasi atau
periksa timbangan segera
diikuti kalibrasi tertelusur
Peralatan gelas Kalibrasi gravimetri untuk Setiap tahun
volumetri toleransi persyaratan
Mikroskop Kalibrasi tertelusur terhadap Awal
ketinggian mikrometer (jika
diperlukan)
Higrometer Kalibrasi tertelusur Setiap tahun
Sentrifus Kalibrasi tertelusur atau periksa Setiap tahun
terhadap tacho-meter
independen, jika diperlukan.
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
Strain Baku
Berasal sumber yang diketahui oleh Badan
akreditasi
Biakan Kerja
Kondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu
Penggunaan rutin
Semua tahapan proses harus terdokumentasi lengkap dan direkam secara rinci dari setiap
tahap dan harus dijaga. Uji kemurnian dan uji biokimia harus dilakukan dengan tepat.
LAMPIRAN VI
Di bawah ini adalah daftar peralatan yang memadai yang disarankan oleh Komite untuk
digunakan oleh laboratorium pengendalian mutu farmasi tahap pertama atau menengah.
Untuk laboratorium ukuran sedang/menengah disediakan unit khusus yaitu unit mikrobiologi
dan farmakognosi/unit fitokimia. Untuk laboratorium pengujian obat tradisional tahap
pertama terdapat peralatan tambahan dalam tabel khusus.
Daftar peralatan tersebut bukan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai
pedoman. NMRAs atau laboratorium dapat mempertimbangkan daftar berikut dalam
pendirian atau peningkatan fasilitas pengujiannya. Dalam hal anggaran selain biaya
peralatan, perlu mempertimbangkan biaya bahan referensi, pereaksi, pelarut, gelas,
komoditas laboratorium lain dan biaya personel. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk
keberlangsungan kegiatannya, laboratorium sebaiknya menyediakan margin sebesar 10-
15% per tahun dari biaya pembelian peralatan untuk menutupi biaya pemeliharaan.
Tabel
Peralatan untuk laboratorium pengendalian mutu farmasi tahap pertama atau menengah
Laboratorium tahap pertama
Peralatan dan instrument utama Jumlah
Timbangan top-loading 1
Timbangan analitik (5 digit) 1 atau 2
Alat pengukur titik leleh 1
pH meter (dengan berbagai macam elektroda) 1
Mikroskop 1
Polarimeter 1
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor ultraviolet 2
Spektrofotometer ultraviolet/visibel 1
Spektrofotometer inframerah dengan pellet press 1
Karl Fischer titrator (penetapan kadar air semi mikro) 1
Mortar 1
Alat untuk Kromatografi Lapis Tipis 1
Spotter Kromatografi Lapis Tipis 1
Developing chambers 6 + 1a
Atomizers 6
Ultraviolet viewing lamp 1
Disintegration test equipment (1 basket for 6 tablets) 1
Laboratorium tahap pertama
Peralatan dan instrument utama (lanjutan) Jumlah
Alat disolusi 1
Alat ekstraksi Soxhlet (60 mL) 3 + 1a
Jangka mikro 1
Piknometer 2
Buret/pipet (10 mL dan 25 mL/1, 2, 5, 10, 20, 25, 50 mL) Masing-masing 3
Desikator 1 + 1a
Sentrifus (table-top model, 4-place swing rotor) 1
Penangas air (20 liter) 1
Hot plate dengan magnetic stirrers 3
Pompa vakum (rotary, minyak) 1
Timbangan top-loading 1
Ayakan 1 set
Mikroskopb 1
Alat ekstraksi Soxhlet 2 atau 3
Penangas air 1
Mantel pemanas untuk labu 1 atau 2
Hot plate dengan pengaduk magnetik 2
Peralatan untuk Kromatografi Lapis Tipis 1 atau 2
Developing chambers 3 atau 4
Desikator 2
Alat rotary vacuum 1
Alat destilasi 1
Conical percolators 2 atau 3
Alat untuk penetapan kadar air dengan metode azeotropicb 1
Alat untuk penetapan kadar minyak atsirib 1
Alat untuk penetapan kadar uji batas arsenc 1
a
Diperlukan jika ada pengujian obat herbal
b
Quality control methods for medicinal plant materials. Geneva, World Health Organization,
1998.
c
WHO guidelines for assessing quality of herbal medicines with reference to contaminants
and residues. Geneva, World Health Organization, 2006.
DAFTAR PUSTAKA
KIMIA
1. WHO Good Practices for Pharmaceutical Quality Control Laboratories,
Geneva, World Health Organization, 2010, Annex 1 (WHO Technical Report
Series, No. 957).
2. Quality Assurance of Pharmaceuticals. A Compendium of Guidelines and
Related Materials. Vol. 2, 2nd updated edition. Good Manufacturing Practices
and Inspection. Geneva, World Health Organization, 2007.
3. International Organization for Standardization. General Requirements for the
Competence of Testing and Calibration Laboratories. ISO/IEC 17025:2005.
4. General Guidelines for the Establishment, Maintenance and Distribution of
Chemical Reference Substances. In: WHO Expert Committee on
Specifications for Pharmaceutical Preparations. Forty-first report. Geneva,
BIOLOGI
1. Good Prcatices for pharmaceutical quality control laboratories. In: WHO
Expert Committee on Specification fro Pharmaceutical Preparations.
Fortyfourth report. Geneva. World Health Organization. WHO Technical
report Series. No. 957.2010. Annex 1.
2. General Guidelines for establishment, maintenance and distribution of
chemical reference substances. Revision. In: WHO Expert Committee on
Specification for Pharmaceutical Preparations.Forty first report. Geneva.
World Health Organization. WHO Technical report Series. No. 943.2007.
Annex 3.
3. The International Pharmacopoeia. Fourth Edition. Geneva. World Helath
Organization, 2006. Also available on CD-ROM.
4. The International Pharmacopoeia. Fourth Edition first supplemen. Geneva.
World Helath Organization, 2008. Also available on CD-ROM.
5. ISO/IEC 17025 (2005). General Requirements for the competence of testing
and calibration laboratories.
6. ISO 11133-1 (2009). Microbiology of food and animal feeding stuffs –
Guidelines on preparation dan production of culture media – Part 1; General
guidelines on quality assurance for preparation of culture media in the
laboaratory.
7. ISO 13843 (2000) Water quality – Guidance on validation of microbiological
methods.
8. WHO Good Manufacturing Practices: main principles for pharmaceutical
products. In:Quality assurance of pharmaceuticals. A compedium of
guidelines and related materials. Volume 2. 2nd updated edition. Good
manufacturing practices (GMP) and inspection. Geneva. World Health
Organization. 2007, and subsequent updates. Including WHO GMP for sterile
pharmaceutical products. In: WHO Expert Committee on Specification fro
Pharmaceutical Preparations. Fortyfith report. Geneva. World Health
Organization. WHO Technical report Series. No. 961.2011. Annex 6; and
GMP Heating ventilation and air-conditioning systems for non-sterile
pharmaceutical dosage form. In: WHO WHO Expert Committee on
8. Draft ISO/DIS (2003) 11133-2 Microbiology of food and animal feeding stuffs,
Guidelines on preparation and production of culture media. Part 2 – Practical
guidelines on performance testing on culture media.
9. EN 12741 (1999). Biotechnology – Laboratory for research, developmen and
analysis – Guidance for biotechnology laboratory operations.
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Acuan Standar Metode Pengujian
Prinsip Umum
Dalam laboratorium pengujian, pengujian didefinisikan sebagai kegiatan teknis yang
terdiri dari penetapan satu atau lebih karakteristik dari suatu produk, proses atau
pelayanan tertentu sesuai dengan metode pengujian yang telah ditetapkan.
Sedangkan metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu untuk melakukan
pengujian. Metode pengujian yang diterapkan oleh laboratorium terakreditasi harus
benar-benar dikarakterisasi agar jelas menetapkan bidang penerapannya dan
menjamin kehandalan data yang dihasilkannya.
Metode yang dapat digunakan di laboratorium harus memenuhi beberapa
ketentuan, antara lain:
1. metode harus divalidasi
2. metode harus tersedia dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh semua
analis
3. laboratorium harus menggunakan metode sesuai ruang lingkupnya
4. manajer teknis harus bertanggung jawab untuk memastikan agar isi metode
atau ringkasannya lengkap, mutakhir, dan telah dikaji ulang sepenuhnya
5. semua metode yang digunakan harus mendapat persetujuan/ pengesahan
6. analis harus diberitahu perihal metode yang tidak disetujui dan/atau tidak
divalidasi tidak boleh digunakan dalam laboratorium.
b. Metode resmi yaitu metode yang dipublikasi atau ditetapkan oleh lembaga
pemerintah.
Metode tersebut merupakan metode yang wajib digunakan oleh
lembaga/pemerintah dan/atau swasta dalam kasus pengujian bahan produk
Tujuan dilakukannya validasi metode adalah bahwa metode yang digunakan harus
dikarakterisasi dengan benar untuk menetapkan dengan jelas bidang penerapannya
dan kehandalan mutlak yang diberikannya.
Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar atau metode yang telah
divalidasi pada saat akan digunakan dan pada waktu tertentu secara berkala.
9. Ketahanan adalah ukuran dari kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh
perbedaan (variasi) hasil tetapi disengaja dalam parameter metode dan
memberikan petunjuk kehandalannya selama penggunaan yang normal.