Anda di halaman 1dari 7

Nama : MUHAMMAD CHAQQIYYINNAZILI

Kelas / NIM : E2 / 07020520049

Prodi : Ilmu Hadis

Semester :2

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Nur Fadhilah M.A.g

Hadis Arba’in Nawawiyah ke-15


A. Redaksi Hadis

‫الي ْوِم‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ َم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن باهلل َو‬:‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال‬
ِ َّ ‫َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة َر ِضي اهللُ َت َعاىَل َعْنهُ أ‬
َ ‫َن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
ِ‫ ومن َكا َن ي ْؤ ِمن بِاهلل‬،‫اآلخ ِر َفْلي ْك ِرم جاره‬ ِ ‫اهلل واليوِم‬ ِ ِ‫ ومن َكا َن ي ْؤ ِمن ب‬،‫اآلخ ِر َف ْلي ُقل خ اً أَو لِيصمت‬ ِ
ُ ُ ْ ََ َُ َ ْ ُ َْ َ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ‫َ ْ َرْي‬
ِ ِ ‫و‬
.ُ‫ضْي َفه‬َ ‫الي ْوم اآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم‬ َ َ
ِ
.‫ي َو ُم ْسل ٌم‬ ُّ ‫َر َواهُ البُ َخا ِر‬

Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik
atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.”1
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

B. Sharah Hadis
Hadits ini termasuk bagian dari hadits-hadits yang menjadi landasan etika yang baik.
Zahir hadits ini menunjukkan bahwa orang yang tidak melakukan pesan Rasulullah saw.
berarti dia tidak beriman. Pengertian yang dimaksud tidak demikian, tetapi yang dimaksud
adalah kesempurnaan iman, yaitu bahwa siapa yang melakukan apa yang telah diajarkan
Rasulullah saw. tersebut niscaya akan menambah kualitas keimanannya. Ibnu Hajar al-
Asqalani berkata tentang hadits: “…. berkata baik atau kalau tidak, lebih baik diam”, “Makna
hadits ini adalah jika seseorang akan berbicara hendaklah dia berpikir sebelumnya. Jika dia
mengetahui bahwa hal tersebut tidak menyebabkan kerusakan dan sesuatu yang haram atau
makruh, hendaklah dia berbicara. Namun meskipun boleh maka diam lebih selamat, agar
tidak menariknya kepada perkara yang haram.” Perkataan yang baik dapat ditinjau dari dua
sisi. Pertama, dari perkataannya itu sendiri, seperti berzikir kepada Allah, membaca

1
https://rumaysho.com/18958-hadits-arbain-15-berkata-yang-baik-memuliakan-tamu-dan-tetangga.html
AlQur’an, amar ma’ruf nahi munkar, dan lain-lain. Kedua, dari tujuan perkataan tersebut,
seperti perkataan yang bertujuan untuk membahagiakan orang lain.2

C. Energi Hadits
Barangsiapa sempurna imannya, tidak akan banyak bicara dan hanya bicara yang bermanfaat.
Karena meyakini bahwa setiap perkataan akan dimintai pertanggungjawaban. Allah
memperingatkan bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik
maupun yang buruk. Allah Ta’ala berfirman,

‫يب َعتِي ٌد‬ِ ِ ِ ٍ ِ ُ ‫ما يْل ِف‬


ٌ ‫ظ م ْن َق ْول إاَّل لَ َديْه َرق‬ َ َ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.”
(QS. Qaaf [50]: 18)
Kalam menurut sahabat ada 4 macam:
1. Kalam yang Berbahaya dan membahayakan. Seperti provokasi, gosip, hasad, ujaran
kebencian dll.
2. Kalam yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain
3. Kalam Multi tafsir. Bisa diartikan baik atau buruk, tergantung kapasitas pendengar.
4. Kalam Netral.
Rasulullah SAW juga bersabda:

‫سالمة اإلنسان يف حفظ اللسان‬


“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (H.R. al-Bukhari).
Keselamatan insan ada pada lisannya. Orang cerdas adalah yang mampu mengolah kata-
katanya agar bermanfaat untuk banyak orang. Untuk mengamalkan bab ini, bahkan para salik
sering melakukan puasa bicara.
Menghormati Tetangga
Membantu 40 rumah di depan, belakang, kanan kiri. Imam At-Thabrani meriwayatkan dari
Ka’ab bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw:

“‫”أال إن أربعني دار جار‬


“Ingatlah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga.”
Di Indonesia bagus karena memiliki sistem RT RW sehingga mempermudah untuk
mengetahui tetangga kita yang membutuhkan bantuan.Jangan sampai tetangga kita

2
Imam Nawawi, Judul : Penjelasan Hadits-Hadits Arba ’ in Nawawiyah Penulis : Imam Nawawi Penyusun :
Abdullah Haidir Penyunting Bahasa : Saptorini , S . S . Setting : Lilik Koerniawan Desain Sampul : Andhi Rasydan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Cetakan Pertama , Rab, 2010.
kekurangan nikmat, apalagi nikmat iman. Bagus jika diadakan kajian, tahlilan, yasinan di
setiap RT.
Hak tetangga
1. Dibantu saat kesusahan dan kelaparan.
2. Menutupi aib mereka.
3. Menjenguk jika ada yang sakit dan melakukan takziah.
Saat masak dan baunya tercium oleh tetangga, maka wajib bagi kita untuk membagi masakan
tersebut ke tetangga. Lantas bagaimana dengan foto yang kita posting di media sosial? Ada
lebih banyak orang yang pengen, harusnya kita membaginya juga karena sekarang, tetangga
bukan hanya yang ada disebelah rumah, tapi juga tetangga online, tetangga sosmed kita.
Sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :

‫ذي يَ ْشبَ ُع َو َج ُارهُ َجائِ ٌع إىَل َجْنبِ ِه‬ ِ


ْ َّ‫س الْ ُـم ْؤم ُن ال‬
َ ‫لَْي‬
“Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan” (HR.
Al Baihaqi)
Beliau juga bersabda:
ِ َ ِ‫ت ِمن ِجيران‬
ٍ ‫َصبهم ِمْنها مِب َعرو‬ ٍ ِ
‫ف‬ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ‫ك فَأ‬ َ ‫إِ َذا طَبَ ْخ‬
َ ْ ْ ‫ مُثَّ انْظُْر أ َْه َل َبْي‬، ُ‫ت َمَرقًا فَأَ ْكث ْر َماءَه‬
“Jika engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu,
berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik” (HR. Muslim)
Kita harus selalu berbuat baik pada tetangga, karena jika terjadi sesuatu, tetangga yang paling
pertama menolong kita, bukan saudara yang jauh. Rasulullah saw bersabda,

َ ‫ َو َم ْن َح َار‬، َ‫ َو َم ْن أَ َذايِن َف َق ْد أَ َذى اللَّه‬، ‫َم ْن أَ َذى َج َارهُ َف َق ْد أَ َذايِن‬


‫ َو َم ْن َح َاربَيِن َف َق ْد‬، ‫ب َج َارهُ َف َق ْد َح َاربَيِن‬
‫ب اللَّهَ َعَّز َو َج َّل‬ َ ‫َح َار‬
Barangsiapa yang menyakiti tetangganya berarti menyakiti diriku. Barangsiapa yang
menyakiti diriku berarti manyakiti Allah. Barangsiapa yang menyerang tetangga, berarti
menyerangku. Barangsiapa yang menyerangku berarti menyerang Allah yang Maha Tinggi.
( HR. al-Daylami)
Hikmah memuliakan tetangga diantaranya yaitu memanjangkan umur dan menambah rezeki.
Memuliakan Tamu
Seperti kaum Anshor yang sangat memuliakan tamunya, meskipun dirumahnya sendiri
kekurangan, anak istri belum makan, tapi untuk menghormati tamu akan diada-adakan.
Kyai Nafis ketika bertamu ke Maroko, Aljazair dan negeri-negeri para masyayikh dan auliya’
lainnya yang menjamunya para ahlul bait Rasulullah saw. namun sikap para ahlul bait sangat
tawadlu. Mereka bukan ingin dimuliakan dan difasilitasi tapi malah selalu ingin memuliakan
dan memfasilitasi para tamunya. Ini contoh untuk kita agar betul-betul ikraamu dhuyuf
(memuliakan tamu) sebagaimana Sunnah Rasulullah saw.3

D. Sains Hadis
Ketika kita mendengar kata sains maka yang terbenak di pikiran kita seperti ilmu
pengetahuan alam. Di dalam agama Islam, Bumi yang kita singgahi ini, nantinya akan
mengalami kiamat. Kiamat diartikan sebagai hari akhir yang juga disebut dengan istilah
yaumul qiyamah, yaumul hisab dan sebagainya. Kiamat secara istilah diartikan sebagai
kehancuran alam semesta dan segala kehidupan di muka bumi, dibangkitkannya orang yang
sudah mati kemudian di hisab amal-amalnya. Tidak seorang pun yang tahu kapan hari kiamat
akan terjadi, hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala sajalah yang mengetahuinya. Kiamat sendiri
disebutkan dalam berbagai surat di Al-Qur'an dan dikhususkan dalam sebuah surat yakni
sural Al Qariah (baca manfaat membaca Al-Qur'an dalam kehidupan dan manfaat membaca
Al-Qur'an setiap hari). Adapun beberapa dalil tentang hari kiamat diantaranya:
QS Az zumar ayat 38
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing)
QS Al Qariah ayat 1-11
Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu?Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu
manusia seperti anai-anai yang bertebaran,dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-
hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.Dan tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.
Namun dalam dunia Ilmuwan atau sains mengatakan, dengan memperhitungkan komposisi
saat ini serta tingkat evolusinya, diperkirakan matahari akan mati atau habis terbakar dalam
serentetan ledakan gas helium yang akan menghancurkan kira-kira 40 persen bobotnya.
Dalam perhitungan itu, bumi masih punya waktu kira-kira 6,5 miliar tahun lagi. Sebelum
nantinya, kehidupan di planet ini tidak bisa lagi dipertahankan. Sebab pada waktu itu,
matahari akan mulai membengkak sampai akhirnya menjadi benda angkasa yang besarnya
200 kali dari sekarang. Nantinya, matahari akan memancarkan panas yang sangat tinggi.
Suhu yang tinggi itu akan menguapkan semua air di laut, sungai, dan danau. Akibatnya, suhu
tinggi tersebut membunuh segala bentuk kehidupan di bumi. Sistem tata surya kita yang
sekarang, menurut para ahli, dengan satu matahari dan sembilan planet yang beredar di
sekelilingnya, termasuk bumi, tercipta kira-kira 4,5 miliar tahun yang lalu.
Hasil penelitian terhadap sistem tatasurya lain menunjukkan biasanya matahari atau bintang
memiliki usia 12 miliar tahun. Itu artinya, matahari yang kita lihat tiap hari sudah hampir
mencapai separuh masa hidupnya. Itulah hasil dari para ilmuwan sains.

3
https://aktual.com/arbain-nawawi-15-berkata-baik-menghormati-tetangga-dan-memuliakan-tamu/
Ketika kita sebagai manusia yang tinggal di bumi ini, yang mana adalah ciptaan Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Tentu saja kita harus merawatnya dengan baik. Dengan adanya opini
dari para ilmuwan yang menyatakan bahwa bumi akan hancur 6,5 miliar tahun lagi, tidak bisa
menjadi acuan bahwa akan terjadinya kiamat pada tahun tersebut. Hanya Allah Subhanahu
wa Ta'ala yang dapat mengetahuinya. Kita sebagai umat islam tentu saja harus mengimani
bahwa kiamat itu akan terjadi,
Sebagai umat manusia yang hanya menumpang dari bumi ciptaan Allah Subhanahu wa
Ta'ala, kita harus mempunyai 3 hal yaitu; hablum minannas (hubungan dengan Manusia),
hablum minal alam (hubungan dengan alam) dan juga hablum minallah (hubungan dengan
Allah Subhanahu wa Ta'ala) yang baik. Saya menyakini bahwa kejadian gempa kecil ataupun
tsunami itu terjadi karena Allah Subhanahu wa Ta'ala murka dengan umatnya yang tidak
mempunyai tiga hal tersebut.
Pengetahuan tentang hari Kiamat adalah perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah
Ta'ala, sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh banyak ayat di dalam Al-Qur'an dan hadits-
hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam karena pengetahuan tentang hari Kiamat adalah
perkara yang hanya diketahui oleh Allah 'Azza wa Jalla. Dia tidak menampakkannya kepada
seorang Malaikat yang didekatkan tidak juga kepada seorang Nabi yang diutus[1]. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya Kiamat kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sering sekali membicarakan keadaan Kiamat dan
kedahsyatannya, sehingga orang-orang waktu itu bertanya kepada beliau kapan terjadinya
Kiamat. Beliau mengabarkan bahwa itu adalah masalah ghaib yang hanya diketahui oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala, demikian pula ayat Al-Qur-an menjelaskan bahwa pengetahuan
tentang kapan terjadinya Kiamat adalah sesuatu yang dikhususkan Allah untuk diri-Nya.
Diriwayatkan dari HR Ahmad, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam." bersabda, "Barang
siapa yang mendatangi dukun atau peramal lalu membenarkan ramalannya maka sungguh dia
telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam." Dan
juga manusia harus saling mengimbangi antara ilmu pengetahuan (sains) dengan pengetahuan
agama. Karena ketika manusia tidak memiliki pengetahuan agama, manusia tersebut akan
hanya mementingkan duniawi saja dan tidak akan peduli di akhirat nanti. Ketika manusia
sudah memperlajari tentang agama.
Manusia akan mengetahui bahwa seluruh alam semesta adalah milik Allah Subhanahu wa
Ta'ala, kita sebagai manusia harus menjaga dan merawatnya. Tentang kapan terjadinya hari
kiamat itu hanya di ketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kita sebagai umat manusia
tentu saja harus menjaga bumi ini dan bertaubat tentang semua perilaku hal buruk yang kita
lakukan di bumi karena kematian dan hari kiamat tidak ada yang tahu kapan akan terjadi.4

E. Cerita Hadits
Nabi Nuh adalah nabi ketiga yang patut diimani setelah Nabi Adam AS dan Nabi Idris AS.
Nuh merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam.

4
https://www.kompasiana.com/faiqbaihaqi/5df10dfcd541df701a467802/hubungan-ilmu-pengetahuan-dan-
agama-islam-tetang-hari-kiamat?page=2
Nama Nuh berasal dari bahasa Syria yang berarti 'bersyukur'. Nabi Nuh juga mendapatkan
gelar dari Allah SWT sebagai abdussyakur. Gelar itu berarti hamba yang banyak bersyukur
sesuai dengan surat Al-Isra ayat 3.
"[Yaitu] anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia
adalah hamba [Allah] yang banyak bersyukur," bunyi terjemahan surat Al-Isra ayat 3.
Nabi Nuh juga masuk dalam rasul Ulul Azmi, yaitu rasul dengan ketabahan dan keteguhan
hati yang luar biasa. Sesuai surat Al-Ankabut ayat 14, Nabi Nuh bahkan berdakwah selama
950 tahun.
Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah pada umat Bani Rasib yang
menyembah berhala berupa patung-patung. Kezaliman di masa itu juga tengah meningkat
pesat.
Dengan kesabaran, Nabi Nuh mulai berdakwah kepada umatnya. Dia mengajarkan untuk
menyembah Allah, meninggalkan maksiat, dan berbuat kebaikan.
Namun, bukannya menurut, kaum Nabi Nuh tetap saja tak percaya dengan ajaran dan
peringatan yang disampaikan. Kaum Bani Rasib bahkan tak percaya bahwa Nabi Nuh
merupakan seorang rasul.
"Menurut riwayat, jumlah pengikut Nabi Nuh AS tidak lebih dari 80 orang. Para pengikut
Nabi Nuh AS tersebut terdiri dari orang-orang miskin dan lemah," dikutip dari Nabi Nuh AS:
Keajaiban Bahtera Raksasa karya Testriono dan Tim Divaro.
Tapi, Nabi Nuh tak patah arang. Ia tetap melanjutkan dakwah meski menerima banyak
celaan. Setiap kali Nabi Nuh berdakwah, mereka justru memasukkan anak jarinya ke telinga
dan menutup wajahnya dengan pakaian tanda penolakan. Kisah perjuangan Nabi Nuh ini
terdapat dalam Surat Nuh ayat 1-12.
Ilustrasi. Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah pada umat Bani
Rasib yang menyembah berhala berupa patung-patung.
Pengikut Nabi Nuh bahkan sampai diusir oleh para penguasa dan orang-orang kaya di masa
itu.
Kaum Nabi Nuh juga menantang Nuh untuk mendatangkan azab yang selalu disampaikan
oleh Nuh.
"Mereka berkata 'Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah
memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang
kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar'." Berikut bunyi
terjemahan surat Hud ayat 32.
Nuh lalu menjawab bahwa azab itu hanya bisa didatangkan oleh Allah. Allah lalu meminta
Nabi Nuh tak bersedih dan tetap teguh pada pendirian.
Nabi Nuh lalu berdoa agar Allah memberi hukuman pada orang-orang kafir tersebut. Allah
lantas memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera berupa kapal besar untuk
mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah menyebut orang-orang kafir
itu akan ditenggelamkan.
Atas perintah itu, Nabi Nuh mengumpulkan pengikutnya dan bergotong royong membuat
bahtera dari kayu selama siang dan malam dalam beberapa tahun. Kerja keras Nabi Nuh ini
juga mendapat cemooh dari orang-orang yang tercela.
Setelah bahtera itu dibuat dan tanda banjir besar bakal datang, Nuh memerintahkan
pengikutnya untuk naik ke kapal. Perlahan, air bah pun mulai menggenang menenggelamkan
daratan.
"Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh
muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal," bunyi
terjemahan surat Asy-Syu'ara ayat 119-120.
Dalam orang-orang yang ditenggelamkan itu, termasuk putra sulung Nabi Nuh, Kan'an dan
istrinya yang durhaka. Nabi Nuh sempat mengajak Kan'an naik ke atas kapal, tapi ia menolak
dan yakin dapat menyelamatkan diri dari air besar itu.
Nabi Nuh lalu menyadari bahwa cinta pada anaknya membuatnya lupa pada Allah. Nuh lalu
memohon ampun kepada Allah dan mengikhlaskan anaknya yang meninggal dan masuk
dalam golongan orang kafir.
Kapal Nabi Nuh lalu menepi di pegunungan Arafat. Setelah air surut, Allah memerintahkan
Nabi Nuh untuk turun dan memulai kehidupan baru.
Dari kisah di atas, kiranya kita dapat mengambil keteguhan dan kesabaran Nabi Nuh dalam
bersyukur dan beribadah kepada Allah SWT sebagai salah satu pelajaran penting.
Dari kisah ini pula diketahui bahwa janji Allah berupa azab dan pembalasan berupa bencana
adalah benar. Pembalasan akan datang pada waktunya. Allah juga hanya akan
menyelamatkan umatnya yang beriman.5

5
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200422191822-289-496275/kisah-nabi-nuh-dan-umat-yang-
tenggelam-karena-banjir-besar

Anda mungkin juga menyukai