Analisa Struktur
1
Metode Cross
09
Teknik Teknik Sipil W111700011 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Abstract Kompetensi
Memahami konsep deformasi pada Mahasiswa mampu menjelaskan
proyek, karakteristik proyek dan tahapan
Struktur balok statis tertentu pembangunan, kelebihan dan
kekurangan setiap organisasi di dalam
proyek.
[Type here]
Dalam proses analisis, metode ini melakukan distribusi momen dan induksi (carry over)
terhadap momen primer (Fixed End Moment) sebanyak beberapa putaran (iterasi) guna
mendapatkan keseimbangan di setiap titik simpul. Hal ini dilakukan karena momen-momen
primer yang bekerja di setiap tumpuan maupun simpul suatu struktur tidak sama besarnya,
sehingga simpul tidak seimbang. Untuk mendapatkan keseimbangan simpul melakukan
perputaran, sehingga momen-momen primer di tiap simpul melakukan distribusi (pembagian)
sampai jumlah momen primer di masing-masing simpul sama dengan nol. Proses distribusi dan
induksi secara manual dapat dilakukan sebanyak empat putaran (iterasi), dan dianggap semua
simpul sudah seimbang atau mendekati nol.
Beberapa pengertian yang digunakan dalam metode distribusi momen, yaitu momen
primer, momen induksi, dan distribusi momen. Berikut ini akan diuraikan satu persatu.
2. Momen Primer
Momen primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai akibat dari beban-
beban yang bekerja di sepanjang batang. Besarnya momen primer sama dengan momen jepit
(momen reaksi) dengan tanda atau arah yang berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau
momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer. Momen primer biasanya digambarkan
melengkung ke luar pada bagian dalam ujung batang dengan arah tertentu sesuai dengan
pembebanan. Arah momen primer ditentukan berdasarkan kecenderungan melenturnya
batang, seolah-olah batang akan patah akibat momen yang bekerja di ujung batang. Dilain
[Type here]
[Type here]
Jika diamati Gambar 2, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴
akibat pengaruh MAB, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴 akibat
pengaruh MAC, dan pada batang AD terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴 akibat
pengaruh MAD. Jadi, keseimbangan simpul A, yaitu:
M' = MAB + MAC + MAD.
Apabila kAB, kAC, dan kAD merupakan faktor kekakuan masing-masing batang AB, AC,
dan AD, maka:
MAB = kAB 𝜃𝐴; MAC = kAC 𝜃𝐴; MAD = kAD 𝜃𝐴
Jadi:
M' = (kAB + kAC + kAD) 𝜃𝐴
M = ∑kA . 𝜃𝐴
𝜃𝐴 = M' / ∑kA
[Type here]
Gambar 3 Batang AC
Batang prismatis AC dengan tumpuan jepit-jepit, bekerja momen distribusi sebesar MAC
di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar 𝜃𝐴. Sedangkan, ujung B
(tumpuan jepit) berhak menerima momen induksi sebesar MCA dengan arah yang sama.
Dengan demikian, diperoleh persamaan: 𝜃𝐴1 - 𝜃𝐴1 = 𝜃𝐴 dan 𝜃𝐶2 - 𝜃𝐶1 = 0
Akibat pengaruh memen distribusi MAC saja akan menimbulkan sudut kemiringan
lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶 𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶
𝜃𝐴1 = 𝜃𝐶1 =
3𝐸𝐼 6𝐸𝐼
Selanjutnya, pengaruh momen induksi MCA saja akan menimbulkan rotasi dengan sudut
kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶 𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶
𝜃𝐴2 = 𝜃𝐶2 =
6𝐸𝐼 3𝐸𝐼
[Type here]
Persamaan ini menunjukkan bahwa ujung A memberi induksi pada ujung C sebesar
setengah momen distribusi (1/2 M) dengan arah yang sama. Selanjutnya, nilai momen MAC
telah menyebabkan terjadinya rotasi hingga membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A
sebesar 𝜃𝐴. Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AC yang diberi notasi kAC.
Dengan demikian, kekakuan batang AC (tumpuan jepit-jepit) dapat diketahui dengan rumus:
kAC = 4EI/LAC,
Batang AD:
Gambar 4 Batang AD
Batang prismatis AD dengan tumpuan jepit-sendi, bekerja momen distribusi sebesar MAD
di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar 𝜃A. Sedangkan, ujung D tidak
berhak menerima momen induksi karena jenis tumpuan sendi (momen induksi sama dengan
nol). Dengan demikian, diperoleh persamaan; 𝜃A1 - 𝜃A1 = 𝜃A
Akibat pengaruh memen distribusi MAD akan menimbulkan rotasi dengan sudut
kemiringan lendutan pada ujung batang A sebesar:
𝑀𝐴𝐷.𝐿𝐴𝐷
𝜃𝐴 = ; dimana 𝜃𝐴 = 1𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛, maka:
3𝐸𝐼
3𝐸𝐼
𝑀𝐴𝐷 = 𝐿𝐴𝐷
Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai momen MAD merupakan nilai yang dibutuhkan
hmgga menyebabkan terjadinya rotasi di ujung A (ujung D sendi), sehingga membentuk sudut
[Type here]
Contoh soal 1:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
Gambar, hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok dengan
metode Distribusi Momen (Cross).
Peyelesaian:
a. Momen primer
Faktor distribusi :
FBA = kBA/∑kB = 0,667EI/1,000EI = 0,667
FBC = kBC/∑kB = 0,333EI/1,000EI = 0,333
Simpul C
Kekakuan batang :
kCB = 4EI/L = 4EI/12 = 0,333 EI
kCD = 3EI/L = 3 EI/9 = 0,333 EI
∑ 𝑘𝐵 = 0,666𝐸𝐼
Faktor distribusi :
FCB = kCB/∑kC = 0,333EI/0,666EI = 0,5
FCD = kCD/∑kC = 0,333EI/0,666EI = 0,5
c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada masing-
masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross dirancang
sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang dengan posisi yang
tepat pada tabel, sehingga memudahkan proses distribusi dan induksi momen. Posisi
batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan berdampingan agar proses induksi tidak
menyulitkan. Dalam hal ini proses distribusi dan induksi momen cukup dilakukan hingga
empat kali putaran (dianggap mendakati nol).
[Type here]
Contoh Soal 3:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengari bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti pada
Gambar , hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok dengan
metode Distribusi Momen (Cross).
[Type here]
MCD = Pab2/L2
= 7.3.52/82 = 8,203 kNm
MDC = - Pa2 b/L2
= -7.32.5/82 = -4,922 kNm
Simpul B:
Kekakuan batang :
kBA = 4EI/L = 4EI/ 8 = 0,5 EI
kBC = 4EI/L = 4EI/10 = 0,4 EI
∑ 𝑘𝐵 = 0,9𝐸𝐼
Faktor distribusi :
FBA = kBA/∑kB = 0,5EI/0,9EI = 0,56
FBC = kBC/∑kB = 0,4EI/0,9EI = 0,44
Simpul C:
Kekakuan batang :
[Type here]
Faktor distribusi :
FCB = kCB/∑kC = 0,4EI/0,9EI = 0,44
FCD = kCD/∑kC = 0,5EI/0,9EI = 0,56
c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada masing-
masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross dirancang sedemikian
rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang dengan posisi yang tepat pada tabel,
sehingga memudahkan proses distribusi dan induksi momen. Posisi batang yang sejenis
sedapat mungkin diusahakan berdampingan agar proses induksi tidak menyulitkan. Dalam hal
ini proses distribusi dan induksi momen cukup dilakukan hingga empat kali putaran (dianggap
mendakati nol).
[Type here]
[Type here]