Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Analisa Struktur
1
Metode Cross

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode Disusun Oleh

09
Teknik Teknik Sipil W111700011 Yopi lutfiansyah, ST, MT

Abstract Kompetensi
Memahami konsep deformasi pada Mahasiswa mampu menjelaskan
proyek, karakteristik proyek dan tahapan
Struktur balok statis tertentu pembangunan, kelebihan dan
kekurangan setiap organisasi di dalam
proyek.

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


1 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pendahuluan
Analisis struktur dengan metode distribusi momen pertama kali diperkenalkan oleh Harry
Cross pada tahun 1933 dalam bukunya yang berjudul "Analysis of Continous Frames by
Distributing Fixed-End Moments", dan disebarluaskan oleh ilmuan lainnya. Metode distribusi
momen juga dikenal sebagai metode Cross. Metode ini merupakan salah satu metode yang
dipakai untuk analisis struktur balok menerus dan portal statis tak tentu.

Metode distribusi momen didasarkan pada anggapan sebagai berikut:


1. Perubahan bentuk akibat gaya normal dan gaya geser diabaikan, sehingga panjang batang-
batangnya tidak berubah.
2. Semua titik simpul (buhul) dianggap kaku sempuma.

Dalam proses analisis, metode ini melakukan distribusi momen dan induksi (carry over)
terhadap momen primer (Fixed End Moment) sebanyak beberapa putaran (iterasi) guna
mendapatkan keseimbangan di setiap titik simpul. Hal ini dilakukan karena momen-momen
primer yang bekerja di setiap tumpuan maupun simpul suatu struktur tidak sama besarnya,
sehingga simpul tidak seimbang. Untuk mendapatkan keseimbangan simpul melakukan
perputaran, sehingga momen-momen primer di tiap simpul melakukan distribusi (pembagian)
sampai jumlah momen primer di masing-masing simpul sama dengan nol. Proses distribusi dan
induksi secara manual dapat dilakukan sebanyak empat putaran (iterasi), dan dianggap semua
simpul sudah seimbang atau mendekati nol.

Beberapa pengertian yang digunakan dalam metode distribusi momen, yaitu momen
primer, momen induksi, dan distribusi momen. Berikut ini akan diuraikan satu persatu.

2. Momen Primer
Momen primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai akibat dari beban-
beban yang bekerja di sepanjang batang. Besarnya momen primer sama dengan momen jepit
(momen reaksi) dengan tanda atau arah yang berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau
momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer. Momen primer biasanya digambarkan
melengkung ke luar pada bagian dalam ujung batang dengan arah tertentu sesuai dengan
pembebanan. Arah momen primer ditentukan berdasarkan kecenderungan melenturnya
batang, seolah-olah batang akan patah akibat momen yang bekerja di ujung batang. Dilain

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


2 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pihak, momen jepitan atau momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer, disebut
juga sebagai momen perlawanan (Gambar 1).

Gambar 1 Momen Primer dan Momen Reaksi

3. Faktor Distribusi Momen


Apabila struktur portal bekerja momen primer sebesar M' di simpul A (Gambar 2), maka
di masing-masing ujung batang simpul A akan terjadi distribusi momen sebesar MAB, MAC,
dan MAD dengan arah berlawanan dengan momen primer M'. Hal ini terjadi karena simpul A

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


3 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kaku sempurna, sehingga batang-batang berputar menurut garis elastisnya guna mendapatkan
keseimbangan.
Berapa besar faktor distribusi momen dan momen distribusi yang terjadi di ujung A untuk
masing-masing batang? Untuk menyelidiki hal ini batang struktur dapat diselidiki berdasarkan
gambar portal berikut ini.

Gambar 2 Distribusi Momen

Jika diamati Gambar 2, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴
akibat pengaruh MAB, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴 akibat
pengaruh MAC, dan pada batang AD terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar 𝜃𝐴 akibat
pengaruh MAD. Jadi, keseimbangan simpul A, yaitu:
M' = MAB + MAC + MAD.

Apabila kAB, kAC, dan kAD merupakan faktor kekakuan masing-masing batang AB, AC,
dan AD, maka:
MAB = kAB 𝜃𝐴; MAC = kAC 𝜃𝐴; MAD = kAD 𝜃𝐴

Jadi:
M' = (kAB + kAC + kAD) 𝜃𝐴
M = ∑kA . 𝜃𝐴
𝜃𝐴 = M' / ∑kA

Dengan demikian, diperoleh:


𝑘𝐴𝐵 𝑘𝐴𝐶 𝑘𝐴𝐷
MAB = ∑ 𝑘𝐴 . 𝑀′ MAC = ∑ 𝑘𝐴 . 𝑀′ MAD= ∑ 𝑘𝐴 . 𝑀′

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


4 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Faktor distribusi (FD) adalah perbandingan kekakuan batang (k) dengan kekakuan batang
total di titik simpul (∑k).
Jadi, faktor distribusi FD = k / ∑k
2. Momen distribusi (MD) adalah hasil perkalian faktor distribusi dengan rnomen primer (M').
Jadi, momen primer MD= M’ . FD

4. Faktor kekakuan batang dan momen induksi


Untuk mengetahui faktor kekakuan batang dan momen induksi pada portal (Gambar 3),
dapat diuraikan berdasarkan rumus slope deflection (sudut kemiringan lendutan) pada masing-
masing jenis batang.
Batang AC:

Gambar 3 Batang AC
Batang prismatis AC dengan tumpuan jepit-jepit, bekerja momen distribusi sebesar MAC
di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar 𝜃𝐴. Sedangkan, ujung B
(tumpuan jepit) berhak menerima momen induksi sebesar MCA dengan arah yang sama.
Dengan demikian, diperoleh persamaan: 𝜃𝐴1 - 𝜃𝐴1 = 𝜃𝐴 dan 𝜃𝐶2 - 𝜃𝐶1 = 0
Akibat pengaruh memen distribusi MAC saja akan menimbulkan sudut kemiringan
lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶 𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶
𝜃𝐴1 = 𝜃𝐶1 =
3𝐸𝐼 6𝐸𝐼

Selanjutnya, pengaruh momen induksi MCA saja akan menimbulkan rotasi dengan sudut
kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶 𝑀𝐴𝐶.𝐿𝐴𝐶
𝜃𝐴2 = 𝜃𝐶2 =
6𝐸𝐼 3𝐸𝐼

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


5 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian:
𝜃𝐶2 − 𝜃𝐶1 = 0
𝑀𝐶𝐴. 𝐿𝐶𝐴 𝑀𝐴𝐶. 𝐿𝐴𝐶
− =0
3𝐸𝐼 6𝐸𝐼
𝑀𝐶𝐴 = 1/2𝑀𝐴𝐶
𝜃𝐴1 − 𝜃𝐴2 = 𝜃𝐴
𝑀𝐶𝐴. 𝐿𝐶𝐴 𝑀𝐴𝐶. 𝐿𝐴𝐶
− = 𝜃𝐴
3𝐸𝐼 6𝐸𝐼
4𝐸𝐼
𝑀𝐴𝐶 = . 𝜃𝐴
𝐿𝐴𝐶
4𝐸𝐼
Apabila 𝜃𝐴 = 1 radian, maka: 𝑀𝐴𝐶 = 𝐿𝐴𝐶

Persamaan ini menunjukkan bahwa ujung A memberi induksi pada ujung C sebesar
setengah momen distribusi (1/2 M) dengan arah yang sama. Selanjutnya, nilai momen MAC
telah menyebabkan terjadinya rotasi hingga membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A
sebesar 𝜃𝐴. Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AC yang diberi notasi kAC.
Dengan demikian, kekakuan batang AC (tumpuan jepit-jepit) dapat diketahui dengan rumus:
kAC = 4EI/LAC,
Batang AD:

Gambar 4 Batang AD

Batang prismatis AD dengan tumpuan jepit-sendi, bekerja momen distribusi sebesar MAD
di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar 𝜃A. Sedangkan, ujung D tidak
berhak menerima momen induksi karena jenis tumpuan sendi (momen induksi sama dengan
nol). Dengan demikian, diperoleh persamaan; 𝜃A1 - 𝜃A1 = 𝜃A
Akibat pengaruh memen distribusi MAD akan menimbulkan rotasi dengan sudut
kemiringan lendutan pada ujung batang A sebesar:
𝑀𝐴𝐷.𝐿𝐴𝐷
𝜃𝐴 = ; dimana 𝜃𝐴 = 1𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛, maka:
3𝐸𝐼
3𝐸𝐼
𝑀𝐴𝐷 = 𝐿𝐴𝐷

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai momen MAD merupakan nilai yang dibutuhkan
hmgga menyebabkan terjadinya rotasi di ujung A (ujung D sendi), sehingga membentuk sudut
[Type here]

2018 Analisa struktur 1


6 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemiringan lendutan di ujung A sebesar 𝜃A. Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang
AD yang diberi notasi kAD. Dengan demikian, kekakuan batang AD (tumpuan jepit-sendi) dapat
diketahui dengan rumus: kAD = 3EI/LAD.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-jepit : k = 4EI/L
2) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-sendi: k = 3EI/L

Contoh soal 1:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
Gambar, hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok dengan
metode Distribusi Momen (Cross).

Gambar Contoh Soal 2 masing-masing bagian balok:

Peyelesaian:
a. Momen primer

MAB = -MBA = l/12.q .L2 = 1/12. 4 . 62 = 12 kNm

MBC = -MCB = l/12.q .L2 + P.a.b2/L2 + P.a2.b/L2


= 1/12. 1 .122 + 4 .3 .92/122 + 4.9 .32/122 = 21 kNm
MCD = P.a (L2-a2) / 2L2
= 10 .6 (92 - 62) / 2 .92 = 13,333 kNm

b. Faktor kekakuan dan distribusi momen


Distribusi momen hanya terjadi di titik simpul. Oleh karena itu faktor kekakuan batang dan
distribusi momen masing-masing batang hanya ditinjau pada titik simpul saja.
Simpul B:
Kekakuan batang :
[Type here]

2018 Analisa struktur 1


7 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kBA = 4EI/L = 4EI/ 6 = 0,667 EI
kBC = 4EI/L = 4EI/12 = 0,333 EI
∑ 𝑘𝐵 = 1,000𝐸𝐼

Faktor distribusi :
FBA = kBA/∑kB = 0,667EI/1,000EI = 0,667
FBC = kBC/∑kB = 0,333EI/1,000EI = 0,333

Simpul C
Kekakuan batang :
kCB = 4EI/L = 4EI/12 = 0,333 EI
kCD = 3EI/L = 3 EI/9 = 0,333 EI
∑ 𝑘𝐵 = 0,666𝐸𝐼

Faktor distribusi :
FCB = kCB/∑kC = 0,333EI/0,666EI = 0,5
FCD = kCD/∑kC = 0,333EI/0,666EI = 0,5

c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada masing-
masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross dirancang
sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang dengan posisi yang
tepat pada tabel, sehingga memudahkan proses distribusi dan induksi momen. Posisi
batang yang sejenis sedapat mungkin diusahakan berdampingan agar proses induksi tidak
menyulitkan. Dalam hal ini proses distribusi dan induksi momen cukup dilakukan hingga
empat kali putaran (dianggap mendakati nol).

TABEL DISTRIBUSI MOMEN (CROSS)


SIMPUL - B C
BATANG AB BA BC CB CD DC
FD - - 0,667 - 0,333 -0,5 -0,5 -
M 12 -12 21 -21 16,667 0
PRIMER
MD1 - - 6,003 -2,997 2,167 2,167 -
MI l -3,002 - 1,084 -1,499 - -
MD2 - -0,723 -0,36 0,750 0,750 -
MI2 -0,362 - 0,375 -0,18 - -

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


8 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MD3 - -0,250 -0,124 0,090 0,090 -
MI3 -0,125 - 0,045 - 0,062 - -
MD4 - -0,030 -0,0150 0,031 0,031 -
MI4 -0,015 - 0,015 -0,0075 - -
M TOTAL 8,496 - 19,006 19,024 - 19,71 19,705 0

Contoh Soal 3:
Diketahui balok menerus statis tertentu dengari bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti pada
Gambar , hitunglah momen reaksi di titik tumpuan maupun simpul sepanjang balok dengan
metode Distribusi Momen (Cross).

Gambar 3.7 Contoh Soal 3


Peyelesaian:
a. Momen primer masing-masing bagian balok:│
MAB = -MBA = l/12.q .L2 = 1/12. 2.82 = 10,667 kNm

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


9 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MBC = q/L2 |1/3. 𝐿. 𝑋 3 − 1/4. 𝑋 4 |𝑏2 2 2
𝑏1 + Pab /L

= 2/102[(1/3.10 .103 – 1/4.104) - (1/3.10.63 – 1/4.64)] + 8.7.32 /102


=13,787 kNm
MCB = - [q/L2 |1/3. 𝐿. 𝑋 3 − 1/4. 𝑋 4 |𝑎2 2
𝑎1 + Pa b/L
2

= - [2/102 (1/3.10 .43 – 1/4. 44) + 8 .72.3 /102] = -14,747 kNm

MCD = Pab2/L2
= 7.3.52/82 = 8,203 kNm
MDC = - Pa2 b/L2
= -7.32.5/82 = -4,922 kNm

b. Faktor kekakuan dan distribusi momen


Distribusi momen hanya terjadi di titik simpul. Oleh karena itu faktor kekakuan batang dan
distribusi momen masing-masing batang hanya ditinjau pada titik simpul saja.
Simpul A:
Kekakuan batang :
kAE = 0
kAB = 4EI/L = 4EI/8 = 0,5 EI
∑ 𝑘𝐵 = 0,5𝐸𝐼
Catt: batang AE tidak memiliki kekakuan, karena ditumpu satu tumpuan
saja (balok kantilever)
Faktor distribusi :
FAE = 0
FAB = kBA/∑kA = 0,5EI/0,5EI = 1

Simpul B:
Kekakuan batang :
kBA = 4EI/L = 4EI/ 8 = 0,5 EI
kBC = 4EI/L = 4EI/10 = 0,4 EI
∑ 𝑘𝐵 = 0,9𝐸𝐼

Faktor distribusi :
FBA = kBA/∑kB = 0,5EI/0,9EI = 0,56
FBC = kBC/∑kB = 0,4EI/0,9EI = 0,44

Simpul C:
Kekakuan batang :

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


10 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kCB = 4EI/L = 4EI/10 = 0,4 EI
kCD = 4EI/L = 4EI/8 = 0,5 EI
∑ 𝑘𝐶 = 0,9𝐸𝐼

Faktor distribusi :
FCB = kCB/∑kC = 0,4EI/0,9EI = 0,44
FCD = kCD/∑kC = 0,5EI/0,9EI = 0,56

c. Distribusi momen:
Untuk mendapatkan keseimbangan momen dilakukan distribusi momen pada masing-
masing simpul dengan bantuan tabel cross. Sedapat mungkin tabel cross dirancang sedemikian
rupa sesuai kebutuhan. Tempatkan titik simpul dan batang dengan posisi yang tepat pada tabel,
sehingga memudahkan proses distribusi dan induksi momen. Posisi batang yang sejenis
sedapat mungkin diusahakan berdampingan agar proses induksi tidak menyulitkan. Dalam hal
ini proses distribusi dan induksi momen cukup dilakukan hingga empat kali putaran (dianggap
mendakati nol).

TABEL DISTRIBUSI MOMEN (CROSS)


SIMPUL A B C
BATANG AE AB BA BC CB CD DC
FD 0 -1 -0,560 -0,440 -0,440 -0,560 -
M PRIMER -4 10,667 - 10,667 13,787 - 14,747 8,203 -4,922
MD1 - -6,667 -1,747 -1,373 2,879 3,664 -
MI l - -0,874 -3,333 1,440 -0,666 - 1,832
MD2 - 0,874 1,061 0,833 0,302 0,384 -
MI2 - 0,530 0,437 0,151 0,417 - 0,192
MD3 - -0,530 - 0,329 -0,259 -0,183 -0,233 -
M33 - -0,165 -0,265 -0,092 -0,129 - 0,117
MD4 - 0,165 0,200 0,157 0,057 0,072 0,036
M TOTAL -4 4 -14,644 14,644 - 12,091 12,091 -2,978
M REAKSI 4 -4 14,644 -14,644 12,091 -12,091 2,978

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


11 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Chu Kia Wang, “Statically Indeterminate Structures”, Mc Graw-Hill,
Book Company, Inc.
2. Kinney, J.S. “Indeterminate Structural Analysis”, Addison-Wesley
Publishing Co.
3. Hibbeler, R.C, 2010, Structural Analysis, 8 th edition, Prentice hall

4. H. M. Soetomo Ir., Perhitungan Cara Cross, penerbit Departemen Sipil ITB –


HMS ITB, Bandung

[Type here]

2018 Analisa struktur 1


12 Yopi lutfiansyah, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai