MODUL PERKULIAHAN
Analisa
Struktur III
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Abstrak Sub-CPMK
Pendahuluan
Menguasai teori dasar metode perpindahan dalam bentuk matrik dan sekaligus
pemakaian dengan alat bantu pada operasi matrik Metode ini sebenarnya adalah mencari
hubungan gaya luar dengan lendutan atau pembentukan matrik kekakuan yang
merupakan hubungan antara Gaya luar dengan deformasi – lendutan. Selanjutnya
penyelesaian persamaan linear untuk mendapatkan deformasi dan diteruskan pada gaya
dalam.
Hubungan ini bisa dinyatakan sebagai :
(Q} = [K] {D}
{Q} = matrik gaya2 dalam elemen.
[K] = matrik kekakuan struktur.
{D} = matrik lendutan deformasi struktur.
Pada dasarnya metode ini dimulai dengan memisahkan struktur menjadi elemen
elemen dan memberikan besaran lendutan “anu “yang dalam hal ini merupakan lendutan
elemen pada titik diskrit sebagai sasaran yang harus dicari. Untuk mengetahui lendutan
titik diskrit , maka harus diketahui derajat kinematis atau derajat kebebasan dari struktur.
Derajat Kinematis adalah suatu besaran yang menyatakan jumlah komponen bebas dititik
diskrit yang mungkin terjadi. Sehingga urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Kompatibiliti; Hubungan antara deformasi dengan lendutan, atau secara tegasnya
mencari deformasi yang terjadi pada elemen-elemen dititik-titik diskrit akibat
diberikannya lendutan pada struktur dititik-titik tersebut.
2. Persamaan hubungan tegangan dan regangan, yaitu mencari hubungan mengenai
gaya-gaya dalam yang timbul sebagai akibat adanya deformasi pada elemen-
elemen struktur tersebut.
3. Kesetimbangan; langkah terakhir untuk menyatakan gaya liuar dititik diskrit
dengangaya-gaya dalam, atau mencari berapa besar gaya luar di ujung elemen
yang diimbangi oleh gaya dalam dititik diskrit.
Dalam cara Flexibilitas struktur digolongkan ke dalam 2 jenis yaitu struktur statis
tertentu dan statis tidak tertentu. Derajat ketidaktentuan statis adalah jumlah gaya yang
kelebihan dari suatu struktur.
Struktur disebut statis tak tertentu bila respons gayanya tak dapat dihitung hanya
dengan syarat-syarat keseimbangan, yaitu:
Fx = 0 (jumlah komponen gaya-gaya arah X = 0).
Fy = 0 (jumlah komponen gaya- gaya arah Y = 0).
M = 0 (jumlah momen terhadap suatu titik = 0).
Dimana
M = jumlah batang / member
j = jumlah titik kumpul (termasuk perletakan) / joint
r = jumlah reaksi perletakan.
Keterangan :
D = Jumlah derajat ketidaktentuan kinematis
nt = Jumlah translasi linear,
nr = Jumlah rotasi
k = Jumlah titik tumpul (termasuk perletakan)
p = Jumlah perletakan,
b = Jumlah batang
rj = Koefisien lendutan, misalnya :
- Untuk perletakan jepit, → translasi 2 dan rotasi 1
- Untuk perletakan sendi → translasi 2 dan rotasi 0
- Untuk perletakan rol → translasi 1 dan rotasi 0
Contoh :
1.
B
A
A B
3.
A B C
D E F
Joint A, B, D, E : Masing-masing 2 peralihan, yaitu arah X dan arah Y.
Joint F : 1 peralihan, yaitu arah Y.
Joint C : tak ada peralihan.
Pada 1 titik pertemuan dalam struktur 2 dimensi dengan titik hubung kaku
umumnya akan timbullendutan translasi (arah vertikal dan horizontal)dan
Pada metode ini langkah awal yang harus ditinjau adalah perpindahan yang
dinyatakan sebagai derajat kinematis bukan derajat statis. Kinematis adalah perpindahan
yang tidak diketahui atau yang dicari. Metode kekakuan ini struktur II - 2 dirubah menjadi
struktur kinematis tertentu sehingga seluruh perpindahan yang tidak diketahui adalah
NOL.
Agar perpindahan ini menjadi NOL maka pada titik kumpul diberi pengekangan
(Restraint) terhadap segala macam perpindahan struktur yang diberi pengekangan
dinamakan struktur terkekang / Restrained structure. Untuk mendapatkan pengaruh
seperti pada struktur semula maka dapat dilakukan super posisi dari stuktur yang
terkekang dengan gaya penggantinya