TUGAS 2 - Geologi Indonesia - 202020450025

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

TUGAS GEOLOGI INDONESIA

REVIEW JURNAL

OLEH:

SRI DILA RAHMAYATI

(20045027)

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Jurnal 1

1. Judul : Pemetaan Geologi Gunung Api Bawah Laut Kawio Barat Perairan
Sangihe-Talaud Menggunakan Multibeam Echosounder Resolusi
Tinggi

2. Penulis : Eko Triarso dan Rainer Arief Troa

3. Tahun : 2016

4. Tempat : Jakarta

5. Hasil Review

a. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk pemetaan detil
dasar laut (kenampakan pola struktur maupun morfologi gunung api bawah
laut yang tumbuh pada Lembah Sangihe) menggunakan multibeam
echosounder

b. Subjek penelitian para penulis adalah kawasan perairan Sangihe-Talaud

c. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif


dan eksploratif.

d. Langkah penelitian:

Penelitian dilaksankan dengan melakukan pengolahan ulang (reprocessing)


data batimetri dari Ekspedisi INDEX-SATAL 2010 melalui metode griding
data yang menghasilkan total 13,5 juta titik dengan resolusi 0.005 derajat
atau sebesar 55 meter.

e. Hasil penelitian

Hasil penelitian penulis dalam pengolahan ulang data batimetri dengan


resolusi tinggi telah berhasil menghasilkan gambaran permukaan dasar laut
yang lebih jelas untuk kebutuhan interpretasi pola struktur dan morfologi
Gunung api Bawah Laut Kawio Barat. Berdasarkan kenampakan tersebut
dapat disimpulkan bahwa morfologi di sebelah barat laut memperlihatkan
kenampakan yang lebih kasar yang dapat diinterpretasikan sebagai produk
vulkanis yang memiliki umur relatif lebih tua dibandingan dengan
kenampakan pada morfologi gunung api disebelah timurnya.

Dari hasil interpretasi tersebut penulis menyimpulkan bahwa terdapat 5


jenis kenampakan morfologi yang dapat diinterpretasi pada tubuh gunung
api maupun disekitarnya, yaitu:
 Morfologi Tektonik Lempeng Sulawesi
Bentukan bentang alam bawah laut yang terbentuk dari Lempeng
Laut Sulawesi

 Morfologi Tubuh Gunung api Tekstur Kasar


Merupakan bentukan bentang alam bawah laut dari tubuh gunung api
yang memiliki tekstur lebih kasar

 Morfologi Tubuh Gunung api Tekstur Halus


Merupakan bentukan bentang alam bawah laut dari tubuh gunung api
yang memiliki tekstur lebih halus

 Morfologi Lembah Sangihe


Merupakan bentukan bentang alam bawah laut berupa lembah hasil
dari gaya tarik yang terjadi akibat pendinginan slab sebagai akibat
dari penunjaman Lempeng Laut Maluku

 Morfologi Perbukitan Busur Gunung api Sangihe


Merupakan bentukan bentang alam bawah laut yang terbentuk dari
gugus busur gunung api Sangihe-Talaud

f. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
 Penulis menggunakan bahasa yang cukup sederhana sehingga lebih
mudah dipahami oleh pembaca.
 Penyediaan gambar juga membantu pembaca untuk lebih memahami
bagaimana kondisi morfologis dari gunung api bawah laut tersebut.
 Penulisan jurnal sudah sistematis dimulai dari abstrak hingga ucapan
terimakasih.
 Jurnal dilengkapi dengan daftar pustaka.

Kekurangan:

 Posisi gambar dan penjelasan yang tidak terletak dalam satu halaman
yang sama membuat pembaca repot membolak balik halaman.
Jurnal 2

1. Judul : Eruption Characteristic of the Sleeping Volcano, Sinabung, North


Sumatera, Indonesia, and SMS gateway for Disaster Early Warning
System

2. Penulis : Sari Bahagiarti Kusumayudha, Puji Lestari and Eko Teguh Paripurno

3. Tahun : 2018

4. Tempat : Yogyakarta

5. Hasil Review

a. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengkaji


karakteristik letusan Gunung Sinabung dan penerapan model sistem
komunikasi peringatan dini di daerah rawan bencana melalui SMS gateway.

b. Subjek penelitian para penulis adalah Gunung Sinabung dan masyarakat


yang tingga di sekitar gunung, khususnya masyarakat di Kabupaten Karo,
Sumatera Utara.

c. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analitik


dengan menggunakan data primer dan sekunder serta metode observasi.

d. Langkah penelitian:
Penelitian dimulai dengan pengkajian data eksisting seperti peta geologi,
peta wilayah rawan, dan laporan dampak erupsi oleh pemerintah daerah,
kemudian dilanjutkan dengan survei lapangan. Selanjutnya dilakukan
pengembangan sistem komunikasi terstruktur berbasis teknologi informasi
yang disebut dengan SMS Gateway.

e. Hasil penelitian

Sejak tahun 1600 hingga 2009, Sinabung tercatat tidak meletus. Oleh karena
itu, gunung ini dikategorikan ke dalam gunung berapi tipe B. Tapi, sekarang
Sinabung menjadi gunung berapi paling aktif di Indonesia, bahkan di dunia.
Itu meletus setiap tahun. Letusan terakhir terjadi pada Oktober lalu 2016.
Pada kegiatan tahun 2010 dan 2013, letusan Gunung Sinabung ditandai
dengan tekanan gas cukup tinggi ke atas, dan diklasifikasikan ke dalam tipe
Vulkanian. Namun belakangan ini pada tahun 2015 dengan terjadinya kubah
lava dan aliran piroklastik longsoran, letusan berubah menjadi kombinasi
tipe Merapi dan Vulkanian. Daerah yang sangat terancam bahaya vulkanik
Sinabung adalah Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

SMS gateway dapat diterapkan untuk sistem peringatan dini di wilayah


Sinabung. Informasi mengenai status gunung berapi seperti darurat atau
waspada dapat disebarluaskan oleh Observatorium Gunung Api langsung
kepada masyarakat dengan persetujuan pemerintah daerah. Dalam
pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh
oknum-oknum yang berprestasi sebagai operator, karena hanya merupakan
pekerjaan tambahan diantara tugas-tugas lainnya. Terkait hal tersebut,
pengoperasian SMS gateway masih perlu didampingi.

f. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
 Abstrak jurnal sudah ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.
 Penyediaan gambar juga membantu pembaca untuk memahami isi
jurnal
 Penulisan jurnal sudah sistematis
 Jurnal dilengkapi dengan daftar pustaka.

Kekurangan:

 Abstrak belum menggambarkan isi jurnal secara keseluruhan, karena


disana tidak menerangkan tentang bagaimana tipe letusan dari
Gunung Sinabung

Anda mungkin juga menyukai