Anda di halaman 1dari 3

Nama: Wanda Sabila Azukhruf

No. Bp : 1811011039

Kelas : A – Farmakoterapi Penyakit Imun, Infeksi dan Kanker

Tugas Ringkasan Pertemuan 3

GlOMERULONEFRITIS
Glomerulonephritis penyakit pd ginjal yang terlihat sebagai inflamasi pada glomerulus dari
reaksi imunologis. Disebabkan penyakit autoimun. Peradangan pada ginjal yang disebabkan
oleh autoimun/reaksi imunologi (terjadi reaksi silang, biasa terjadi infeksi bakteri
stresptococcus yang bisa menghemolisa darah, tubuh menganggap sebagai antigen, jadi
antibodi yg dihasilkan tubuh juga menyerang gugus determinan nefron).
Enzim hemolisin: enzim yang dapat mehemolisis darah. Tubuh menganggap ini sbg antigen.
Gugusnya ada yang sama dengan nefron/ginjal. Antibodi yang dihasilkan tubuh tidak hanya
menyerang tubuh juga menyerang nefron sehingga terbentuk kompleks antibody. GNA
termasuk reaksi spesifik (pada ginjal). Kemudian terjadi reaksi inflamasi.

Anatomi Ginjal
Ginjal anatomi nya hampir sama dengan timus dan limfoid.

Pengelompokkan :
1. Glomerulonefritis akut, peradangan yang terjadi secara mendadak
2. Glomerulonefritis kronis, peradangan yang terjadi secara lama

Skema mendiagnosa :
1. Non poliferative
2. Poliferative

Komplikasi yang terjadi :


1. Oligouria (ditemuakan protein) – uria
2. Enselofati hipertensi
3. Gangguan sirkulasi
4. Anemia (karena dibentuk eritopoetin)
5. Ketidakseimbangan elektrolit
6. Maltnutrisi
7. Hipertensi, CHF
Glomerulonefritis: penyakit kompleks immune (kompleks antigen antibody sehingga terjadi
inflamasi)
Proteinuria (protein dalam urin) dan hematuria (darah dlm urin/kencing darah)
Proses imunologi dimana penyakit muncul = proses pertahanan tubuh

Proses Imunologis :
 Proses pertahanan tubuh

Pengobatan :
1. Obat anti Cox selektif
2. Aktivator metaloproteinase (mengahambat kolagen ekstraseluler)
3. Aktivator mekanisme antiinflamsi endogen

Gejala klinis :
1. Demam
2. Sembab
3. Proteinuria
4. Hematuria

Pemeriksaan labor :
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urin

Usulan pemeriksaan :
1. Pemeriksaan fungsi ginjal
2. Pemeriksaan elektrolit ginjal
3. Pemeriksaan swap tenggorokan
Data laboratorium
- Urinalis: ada proteinuria
- Kelainan sedimen urin
- Leukositoria serta torak selulet, granular
- Kadang2 kadar eritrosit dan albumin meningkat

Pengobatan GNA: berdasarkan patofisiologi


- Rifampisin bekerja pada TOR (menghambat interleukin-2)
- Kostimulasi
- Antisitokin menghambat sitokin yang berperan pada inflamasi
- Obat penurun sel B/immunosupressant (antibody monoclonal anti CD20 spt
rituximab). Kompleks imun dlm sirkulasi bisa diturunkan
- Obat anti siklooksigenase (COX) selektif menghambat pembentukan prostaglandin.
Yang ditakutkan adalah COX 2.
- Pandangan baru pengobatan anti sklerogenik (activator metalloproteinase
menghambat kolagen matrix ekstraseluler) dan aktivator mekanisme antiinflamasi
endogen

Anda mungkin juga menyukai