Anda di halaman 1dari 19

VALIDASI STERILISASI

Kelompok 4 :

• Khalila Tri Syahbani Zuler 1811011037

• Wanda Sabila Azukhruf 1811011039

• Ayu Wulandari 1811011041

• Wince Agustina 1811011043


Pengertian
 Kata validasi berasal dari bahasa latin “validus” yang berarti kuat dan
power.
 Kata validasi didefinisikan sebagai “membuat sesuatu menjadi valid,
mengesahkan, mengkonfirmasi, dan membenarkan berdasarkan data-
data”.
 Untuk menjamin sterilitas dari produk yang digunakan, maka proses
penyiapan bahan steril, cara sterilisasi, pengisisan ke wadah secara
aseptis dan pengemasan harus divalidasi.
(Lachman, 1998)
Indikator yang Dipakai pada Validasi Sterilisasi
1. Indikator Biologi (Biological indicator)
2. Indikator Kimia (Chemical indicator)
3. Indikator Fisik (Physical indicator)
(Lachman, 1998)
Indikator Biologi
 Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spora.
 Spora bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
terukur dalam suatu proses tertentu.
 Prinsip kerja indikator biologi adalah mensterilkan spora hidup
mikroorganisme yang non patogenik dan ssangat resisten dalam jumlah
tertentu.
 Apabila dalam proses sterilisasi spora-spora terbunuh, diasumsikan bahwa
mikroorganisme lainnya ikut terbunuh pula. Dapat dikatakan bahwa itu steril.
(Lachman, 1998)
Jenis Indikator Biologi
1. Indikator biologi berupa strip kertas yang mengandung spora kering dan
di kemas dalam kantong bersegel.
2. Indikator biologi dikemas tersendiri, strip berisi spora di kemas dalam
vial bersama dengan media pertumbuhan spora.
3. Perkembangan selanjutnya dipakai indikator biologi yang mengandung
sistem deteksi cepat (rapid).
4. Indikator biologi yang berbentuk vial tertutup yang mengandung strip
spora dan ampul berisi media pertumbuhan yang mengandung zat warna.
(Lachman, 1998)
Indikator Kimia
 Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan
sterilitas (uap panas atau gas ETO) pada objek yang disterilkan
dengan adanya perubahan warna.
 Indikator kimia diproduksi dalam bentuk strip, kartu, dan vial.
 Indikator ini sensitif terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi.
 Indikator memberikan informasi tercapainya kondisi steril pada tiap
kemasan.
(Lachman, 1998)
Jenis Indikator Kimia
1. Browne’s sterilizer control tubes
2. Filter paper strip
3. Royce sachet
4. Dosimeter radiation
(Lachman, 1998)
Indikator Fisik
 Indikator fisik adalah bagian instrumen mesin sterilisasi seperti label, dan
indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi
bekerja dengan baik.
 Apabila indikator fisik berfungsi dengan baik, maka akan memberikan
informasi segera mengenai temperatur, tekanan, waktu, dan fungsi
mekanik lainnya dari alat.
 Namun, indikator fisik tidak menunnjukkan bahwa keadaan steril sudah
tercapai, melainkan hanya memberikan informasi tentang fungsi alat
sterilisasi.
(Lachman, 1998)
Contoh Indikator Fisik
1. Indikator tes Boudewick
Indikator ini digunakan untuk menilai efisiensi pompa vakum pada
alat sterilisasi serta untuk mengetahui adanya kebocoran udara dalam
ruang sterilisasi
(Lachman, 1998)
Poses Validasi Sterilisasi
1. Proses Simulasi
2. Durasi Frekuensi
3. Kapasitas Media Fill
4. Line Speed
5. Kondisi Lingkungan
6. Media
7. Inkubasi dan Unit Media Fill
8. Interpretasi Hasil
(Lachman, 1998)
Proses Simulasi

Sebelum dilakukan proses validasi dilakukan terlebih dahulu proses simulasi yang disebut metode media fill
atau media pengisi.
 Bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi mikroba atau tidak, pada permukaan peralatan,wadah kemasan
untuk menyimpan, pengaruh lingkungan, dan proses pengerjaan.
 Hasilnya lalu dinterpretasikan untuk menilai potensi dari satu unit produk obat yang akan menjadi
terkontaminasi selama pabrikasi.

(Lachman, 1998)
Durasi Frekuensi
 Durasi pelaksanaan media fill ditentukan berdasarkan pertimbangan atas durasi operasi pengolahan aseptis yang
sebenarnya.

 Bila pengolahan aseptik menggunakan pengisian secara manual atau simulasi secara berkala, durasi proses
simulasi tersebut dilakukan tidak boleh kurang dari durasi yang dibutuhkan untuk proses manufaktur terbaik
yang dapat mensimulasikan cemaran yang ditimbulkan oleh operator.

 Pada lyophilizasi vial tidak boleh dibekukan dan tindakan pencegahan harus diambil untuk memastikan media
tetap dalam keadaan aerobik untuk menghindari penghambatan pertumbuhan dari mikroorganisme.

(Lachman, 1998)
Kapasitas Media Fill
 Simulasi media fill harus menyerupai dengan kondisi produksi komersial dan juga harusakurat dalam menilai
potensi kontaminasi setiap batch komersial.
 Jumlah unit yang diisi selama proses simulasi harus didasarkan pada resiko kontaminasi untuk suatu proses dan
cukup akurat mensimulasikan kegiatan yang mewakili proses pabrikasi.
 Kapasitas media fill untuk setiap kali produksi adalah berkisar 5.000 hingga 10.000 unit. Untuk operasi dengan
ukuran produksi di bawah 5.000, jumlah media yang diisi dengan unit harus setidaknya sama dengan ukuran
maksium batch yang dilakukan dalam processing line.

(Lachman, 1998)
Line Speed
 Setiap media fill harus dievaluasi dengan single line speed, dan kecepatan yang dipilih harus dikalibrasi.
 Memakai line speed yang tinggi sering menjadi pilihan yang paling tepat dalam evaluasi proses manufaktur,
sedangkan memakai line speed yang lambat biasanya untuk mengevaluasi proses manufaktur dari produk obat
steril, wadah, atau penutupnya di daerah aseptis yangterpapar dalam waktu lama.

(Lachman, 1998)
Kondisi Lingkungan
 Media fill harus cukup menyerupai operasi manufaktur yang sebenarnya.
 Penilaian tidak akurat dihasilkan oleh media fill yang terpapar udara berlebihan dan juga dari kualitas mikroba,
atau kontrol produksi dan persiapan pembuatan media fill.
 Jumlah personel yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak aseptik.

(Lachman, 1998)
Media
 Pemilihan media pertumbuhan baik anaerobik ataupun aerobik, harus dapat mendorong pertumbuhan bakteri
gram positif dan gram negatif, serta kapang-khamir.
 Persyaratan pertumbuhan unit dari hasil inokulasi adalah jumlah koloni < 100 koloni.
 Jika tidak memenuhi, kontaminasi yang ditemukan selama simulasi tetap harus diselidiki dan media fill diulang.
 Proses produksi disimulasikan menggunakan media dan kondisi yang mengoptimalkan deteksi kontaminasi
mikrobiologi.

(Lachman, 1998)
Inkubasi dan Unit Media Fill
 Inkubasi bertujuan untuk mengetahui apakah media tersebut dapat digunakan untuk menumbuhkan kultur
bakteri.
 Ketentuan kondisi inkubasi adalah sebagai berikut:

1. suhu taSuhu inkubasi terletak pada rentang 20-35 oC dan dijaga pada ±2,5 oC dari rget

2. Inkubasi dilakukan selama tidak kurang 14 hari. Jika temperatur inkubasi yang digunakan pada dua suhu
maka inkubasi dilakukan selama 7 hari pada setiap temperatur.

(Lachman, 1998)
Interpretasi Hasil
 Proses simulasi harus diamati oleh bagian QC, dan unit terkontaminasi
harus dihubungkan dengan waktu aktivitas yang telah disimulasikan
selama proses pembuatan media fill.
 Dokumentasi media fill dapat berfungsi sebagai acuan untuk
mengidentifikasi kerja dari personel yang menyimpang dan juga dapat
mempengaruhi proses aseptik.
 Mikroorganisme harus diidentifikasi setiap spesiesnya. Penyelidikan
seharusnya dilakukan survei terhadap kemungkinan penyebab
kontaminasi.
(Lachman, 1998)
Daftar Pustaka

Lachman, L. et.all. 1998. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai