Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


2.1.1 Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan
sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan
dalam teks. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks
guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.
Catatan kaki adalah adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki bukan semata-mata
dimaksudkan untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya sebuah kutipan, tetapi dapat juga
dipakai untuk memberi keterangan-keterangan lainnya terhadap teks. Oleh karena itu catatan
kaki dan bagian dari teks yang akan diberi penjelasan itu terdapat suatu hubungan yang sangat
erat.

2.1.2 Pengertian Daftar Pustaka


Daftar pustaka adalah semua sumber-sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedia,
buku, majalah, atau surat kabar yang perlu disusun dalam daftar khusus diletakkan pada akhir
karangan.
Daftar pustaka adalah daftar untuk menyajikan semua pustaka yang diambil dalam
skripsi. Penyajian disusun secara sistematik, yaitu nama penulis dibalik jika penulis tersebut
orang luar negeri, sedangkan untuk nama Indonesia hanya dibalik jika nama tersebut
mengandung marga. Kemudian daftar pustaka diurutkan secara alfabetis. Semua gelar akademik
tidak dicantumkan dalam penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi,
tetapi antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya diberi jarak dua spasi. Setiap pustaka ditulis
dengan urutan nama, tahun, judul, kota terbit, dan penerbit dengan masing-masing menggunakan
tanda baca yang telah ditentukan.

2.2 Fungsi dari Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


2.2.1 Fungsi Catatan Kaki
a) Memberikan keterangan dan komentar
b) Menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan
c) Sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku
d) Sebagai penghargaan terhadap karya orang lain

2.2.2 Fungsi Daftar Pustaka


a) Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi
juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b) Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita
dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
2.3 Jenis-Jenis Catatan Kaki dan Daftar Pustaka
2.3.1 Jenis-Jenis Catatan Kaki
Catatan kaki terdiri dari 2 jenis yaitu footnote dan bodynote ditempatkan pada bagian
bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan sejalur dengan tulisan atau bacaan pada teks
yang ditulis di dalam kurung.

2.3.2 Jenis-Jenis Daftar Pustaka


Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal atau buku
selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala (mingguan/bulanan) kebanyakan
memakai sistem yang menghemat ruang.
Jenis-jenis daftar pustaka yaitu :
a. Kelompok Textbook
- Penulis perorangan
- Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
- Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
- Buku terjemahan
b. Kelompok Jurnal
- Artikel yang disusun oleh penulis
- Artikel yang disusun oleh lembaga
- Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/
konferensi/simposium
c. Kelompok disertasi / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet

2.4 Unsur yang Terdapat dalam Catatan Kaki dan Daftar Pustaka
2.4.1 Unsur-Unsur Catatan Kaki
Nama pengarang (editor, penerjemah)
Judul buku
Nama atau nomor seri (jika ada)
Data publikasi (jilid, nomor cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit)
Nomor halaman

Istilah-istilah yang sering digunakan dalam catatan kaki.


Ibid, singkatan dari ibidan, artinya sama dengan di atas.
Untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti tanda koma, lalu nomor halaman.
Contoh: Ibid; halaman 10

op.cit., singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip.
Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip tetapi sudah disisipi
catatan kaki lain dari sumber yang lain. Urutan nama penulisan pengarang, op.cit, nomor
halaman.

loc. cit., singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikuti[.
Seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan penulisan nama tempat yang telah
dikutip, seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan penulisannya nama pengarang loc.
cit (tanpa nomor halaman). [nly]

2.4.2 Unsur-Unsur Daftar Pustaka


Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan Daftar pustaka itu,
tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang
harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
 Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
 Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
 Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid,
dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
 Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
jilid. nomor dan tahun.

2.5 Cara Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar
2.5.1 Cara Penulisan Catatan Kaki yang Baik dan Benar
Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya
sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma, kurung buka, tempat
penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, jilid dan nomor
halaman.
Cara penulisan catatan kaki
1. Sumber yang dirujuk berupa buku :
a) Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka.
Contoh : Selo Soemardjan …….
b) Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata yang bukan
kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan huruf kapital
Contoh : ……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
c) Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan (sesudah
tanda koma).
Contoh : …., Metode Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..
d) Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma.
Contoh : Hasyim Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata
pengantar M. Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
e) Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak ada, diganti
dengan ttp (tanpa tempat penerbitan).
Contoh : Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
f) Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama penerbit).
Contoh : Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
g) Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa spasi. Jika
tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun).
Contoh : Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
h) Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak ada
nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman).
Contoh : Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
2. Penulis lebih dari satu orang
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu ditulis dengan
kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama penyusun pertama saja yang
ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk.
Contoh : Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal.
9.

3. Penyusun adalah Editor


Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama penyusun yang
sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) .
Contoh : Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.

4. Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim


Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka dalam
catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga, panitia atau tim
itu.
Contoh : Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam
70 Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989), hal.89.

5. Tanpa nama penyusun


Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatan kaki
langsung ditulis judul buku.
Contoh : Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU DY,1999), hal. 22.

6. Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan, disebutkan
judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli bersama judul
terjemahan dapat dilakukan seperti
Contoh : Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1987), hal.46.

7. Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli, disebutkan nama
penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.).
Contoh : Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.

8. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan kakinya
sebagai berikut :
Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”, dalam Jauhar Hatta (ed.)
Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.

9. Ensiklopedi dan Kamus


Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya catatan
kakinya yaitu:
Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah,
1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.

10. Majalah, Jurnal, Surat Kabar


a. Terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala lainnya
maka penulisannya:
Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No. 11, Tahun XLI (24
Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.
b. Tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama penerbitan yang
bersangkutan.
Contoh : KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat,
123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.

11. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut : [xviii]
Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel
1109/accessed 24 Oktober 2009.

2.5.2 Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar


Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa
menggunakan angka arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a) Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama
depan)
b) Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c) Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi
tanda titik (.)
d) Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:).
Setelah nama penerbit diberi tanda titik (.)
e) Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber
dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua
sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

Untuk lebih rinci lagi sebagai berikut :


a. Cara Menulis Daftar Pustaka Berupa Buku
Ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul buku (dengan
huruf miring), tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Misal : Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores : Nusa Indah.

b. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Buku Kumpulan Artikel
Penulisannya sama dengan cara di atas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed.) di antara
nama penulis dan tahun penerbitan.
Misal :
Dick, Hartoko (ed.). 2004. Golongan Cendekiawan : Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta :
Gramedia.

c. Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku Kumpulan Artikel
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul artikel yang diapit
oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama editor, judul buku kumpulan artikel,
dan nomor halaman.
Misal :
Geertz, Clifford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika (Ed.).
Menjelajah Cakrawala : Kumpulan Karya Visioner Soedjatmoko. Jakarta : Gramedia.

d. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal, tahun, dan
nomor.
Misal :
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum
Penelitian, 1 (1) : 33-47.

e. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan, dan tahun (jika
ada). Nama majalah atau koran dicetak miring diikuti dengan nomor halaman.
Misal :
Gaedner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song ?”. Psychological Today, hal. 70

f. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Koran Tanpa Penulis


Nama koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun terbit, judul, dan
nomor halaman.
Misal :
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41

g. Daftar Pustaka dari Karya Terjemahan


Nama penulis asli ditulis terlebih dahulu diikuti tahun terbit tulisan asli, judul terjemahan,
nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Misal :
Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra : Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad Haji
Saleh. 2004. Kualalumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.

h. Daftar Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi


Nama penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau
disertasi yang diapit dengan tanda kutip, diikuti jenis karya ilmiah, nama kota tempat perguruan
tinggi, nama fakultas, dan nama perguruan tinggi.
Misalnya :
Paramita, Pradnya. 2007. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap Proses Pematangan
Tomat”. Skripsi. Surakarta : fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

i. Daftar Pustaka dari internet


Nama penulis diikuti dengan tahun, judul karya yang diapit tanda kutip, diakhiri alamat
sumber pustaka dan tanggal akses.
Misal :
Herusatoto.2002.“BioteknologiPertanian:(online),
(http://www.chang.jayaHeru.com/Biotekpertan04.htm,diakses tanggal 12 Desember 2002).

j. Penulisan pustaka tanpa tahun terbit, kota, dan penerbit.


Bila tahun terbit tidak tercantum pada sebuah dokumen, terpaksa ditulis dengan kata tanpa
tahun(dapat disingkat t.t.) diantara tanda kurung (t.t.). jika tanpa kota terbit tulislah tanpa kota
(disingkat t.k.) diantara tanda kurung (t.k.). jika tanpa penerbit tulislah tanpa penerbit (disingkat
t.p.) diantara tanda kurung (t.p.).
k. Pustaka dari karangan institusi
Yang dimaksud institusi disini dapat berupa universitas, badan pemerintahan, lembaga
penelitian, organisasi, dan sebagainya.
Misalnya:
AOAC. 1970. Official Methods of Analysis, 11th ed. Washington DC: Association of Official
Analytical Chemists.

l. Pustaka yang tidak diketahui pengarangnya


Untuk sumber yang tidak diketahui pengarangnya, bagian yang seharusnya dicantumkan
pengarang diganti kata anonim.
Misalnya:
Anonim. 1993. “Earth’s Most Primitive Mammals”. The Won-ders of Life on Earth. New York:
Life Public.
1. Tanda titik.
2. Huruf pertama masing-masing kata pada judul buku ditulis dengan menggunakan huruf
kapital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya kata dalam, pada, dan, di, dan dari.
3. Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan titik dua (:), kemudian
nama penerbit dan diikuti tanda titik.

2.6 Contoh dari Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


2.6.1 Contoh dari Catatan Kaki
a) Footnote
Anif Sirsaeba el-Shirazi, Fenomena Ayat-ayat Cinta (Jakarta: Republika,2006), hlm.350.
(Footnote)

b) Bodynote
Dorongan untuk mengafirkan orang lain yang berbedsa justru merupakan salah satu akibat
kegagan mengendalikan hawa nafsu lho. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa menuduh saudaranya yang muslim sebagai kafir maka salah satu dari keduanya
sangat berhak untuk mendapatkan sifat itu.” Maunya sih, menyampaikan pendapat hukum islam
yang dianggap benar, tapi gara-gara jatuh kedalam takfir, jadi hawa nafsu, malah jatuh jadi kafir
sendiri, iiiih, serem. (K.H.S.S.Djam’an : 17). (Bodynote).

2.6.2 Contoh dari Daftar Pustaka


Berikut ini merupakan beberapa contoh penulisan daftar pustaka yang baik dan benar
dari berbagai sumber :
1. Contoh penulisan daftar pustaka dari internet
-Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier. http://www.sdmlink.com/page/artikel/?
act/detil/aid/42

2. Contoh daftar pustaka dari buku yang ditulis satu orang


- Suhartono. 2005. Dasar-Dasar Menulis Karangan. Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP.

3. Contoh daftar pustaka dari buku yang ditulis dua orang


- Arifin, E.Zaenal dan Junaiyah H.M. 2007. Morfologi untuk Strata Satu. Jakarta: Grasindo.

4. Contoh daftar pustaka dari buku yang ditulis lebih dari dua orang
- Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH.
Freeman and Company.
Sumber :
 Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.
 Alek dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Kencana.
 Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika Pressindo.
 Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
 Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
 Jalaluddin.1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
 Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
 Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah. Yogyakarta :
Media Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai