Anda di halaman 1dari 19

Six Sigma

Khalila Tri Syahbani 1811011037


Wanda Sabila Azukruf 1811011039
Ayu Wulandari 1811011041
Wince Agustina 1811011043
Pengertian Six Sigma
Six sigma adalah konsep statistik yang mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat pada
level enam (six) sigma yaitu hanya ada 3,4 cacat dari sejuta peluang. Six sigma juga merupakan
falsafah manajemen yang berfokus untuk menghapus cacat dengan cara menekankan
pemahaman , pengukuran, dan perbaikan proses. (Brue, 2002)

Six sigma adalah sebuah metode atau teknik baru dalam hal pengendalian dan peningkatan produk
di mana sistem ini sangat komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan
memaksimalkan kesuksesan suatu usaha, di mana metode ini dipengaruhi oleh kebutuhan
pelanggan dan penggunaan fakta serta data dan memperhatikan secara cermat sistem
pengelolaan, perbaikan, dan penanaman kembali suatu proses. (Pande, 2002)
Pengertian Six Sigma
Six sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap fakta, data, dan
analisis statistik, serta perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan
kembali bisnis. Six sigma juga memberi manfaat yang telah teruji yaitu mencakup pengurangan
biaya, peningkatan produktivitas, pertumbuhan pangsa pasar, pengurangan cacat, dan
pengembangan produksi atau jasa.

(Pande, 2000)
Tujuan Six Sigma
Fokus six sigma adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi biaya dengan
menggunakan fakta dan analisis statistik untuk meminimalkan variasi yang tidak diinginkan
dalam parameter kritis dalam proses. Parameter kritis adalah yang mempengaruhi fitur yang
penting bagi pengguna akhir / pelanggan. Ini menggunakan statistik sebagai alat untuk
penggunaan dan interpretasi data; namun tujuan akhir Six Sigma adalah mengubah keseluruhan
pola pikir dan budaya organisasi untuk menciptakan sistem dan proses yang sedekat mungkin
dengan sempurna sehingga dapat dipastikan memastikan bahwa mereka berfungsi pada tingkat
kinerja terbaik.

(Sirine dan Penti, 2017)


Dalam Six Sigma ada siklus 5 (lima) fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control) yaitu proses peningkatan terus menerus menuju target six sigma. DMAIC dilakukan
secara sistematik berdasarkan pengetahuan dan fakta.

DMAIC merupakan suatu proses closed–loop yang menghilangkan langkah–langkah proses


yang tidak produktif, sering berfokus pada pengukuran–pengukuran baru dan menerapkan
teknologi untuk peningkatan kualitas menuju target six sigma.

(Gaspersz, 2001)
DMAIC
D : Define
Fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ
(Critical to Quality)
M : Measure
Fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y)
A : Analize
Fase menganalisis faktor -faktor penyebab masalah / cacat (X)
I : Improve
Fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab cacat
C : Control
Fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul
Tahap Penentuan Masalah (Define)
Penentuan proses apa yang akan dievaluasi, ditentukan pada tahap ini. Pertimbangan proses
yang akan dievaluasi adalah tahapan proses yang secara signifikan mempengaruhi penciptaan
laba bagi perusahaan. Namun pada proses tersebut, banyak ditemukan kegagalan dan
kecacatan produk yang akan mempengaruhi pada tahap proses selanjutnya.

Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan,


mengetahui CTQ (Critical to Quality).

(Pande, 2002)
Tahap Define
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah adalah:
• Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses mana yang salah dan apa
salahnya.
• Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. bukti-bukti tersebut dapat
diperoleh baik melalui laporan internal maupun umpan balik pelanggan.
• Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran.
• Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Apabila
masalah terlalu besar maka dapat dipecah-pecah sehingga dapat lebih dikendalikan.

(Pande, 2002)
Tahap Measure
Yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan karakteristik kualitas Critical to Quality (CTQ) yang terkait langsung dengan
kebutuhan spesifik dari pelanggan.
2. Rencana pengumpulan data pada tingkat proses. Data yangdikumpulkan dan dibutuhkan
adalah data yang digunakan untuk melakukan pengukuran baseline performance dan
capability process pada tingkat proses dan output.
3. Menghitung kapabilitas proses yaitu melakukan pengukuran pada data yang dijadikan
sampel sesuai dengan jenis data untuk kemudian dikonversikan dengan nilai sigmanya.

(Gasperz, 2002)
Tahap Analyze
Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :


1. Mendeteksi variabel utama yang mempengaruhi kecacatan agar dapat membantu
mempermudah upaya penurunan tingkat kecacatan tersebut.
2. Konversi biaya kualitas.
3. Mengkonversikan banyaknya kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas (cost of poor
quality).

(Gasperz, 2002)
Tahap Improve
Melakukan identifikasi dan deskripsi tindakan atau kegiatan perbaikan yang merupakan
rekomendasi bagi pemecahan masalah pada tahap proses sehingga diperoleh cara-cara baru
untuk meningkatkan kualitas (berdasarkan target perusahaan) agar lebih baik dan efisien.
Efektivitas dari rencana tindakan dapat dilihat dari penurunan persentase biaya kegagalan
kualitas atau cost of poor quality (COPQ) terhadap nilai penjualan total sejalan dengan
meningkatnya kapabilitas sigma.

(Gasperz, 2002)
Tahap Control (Pengendalian)
Pengendalian (Control) adalah fase mengendalikan kinerja proses (x) dan menjamin cacat tidak
muncul kembali. Alat (tool) yang umum digunakan adalah diagram kontrol (Control
chart).Fungsi umum diagram kontrol adalah, sebagai berikut:
• Membantu mengurangi variabilitas.
• Memonitor kinerja setiap saat.
• Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan.

Memantau seluruh perbaikan tindakan atau kegiatan agar tetap stabil dan sesuai dengan
batas spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. Hasil-hasil peningkatan didokumentasikan
dan dijadikan standar, prosedur-prosedur yang dianggap berhasil disebarluaskan kepada
seluruh karyawan.
(Gasperz, 2002)
Manfaat Six Sigma
Ada beberapa manfaat six sigma bagi perusahaan yaitu :
1. Menghasilkan sukses berkelanjutan Cara untuk melanjutkan pertumbuhan dan tetap
menguasai pertumbuhan sebuah pasar yang aman adalah dengan terus-menerus
berinovasi dan membuat kembali organisasi. Six sigma menciptakan keahlian dan budaya
untuk terus-menerus bangkit kembali.
2. Mengatur tujuan kinerja bagi setiap orang Dalam sebuah perusahaan, membuat setiap
orang bekerja dalam arah yang sama dan berfokus pada tujuan bersama. Masing-masing
fungsi, unit bisnis, dan individu mempunyai sasaran dan target yang berbeda-beda.
Sekalipun demikian, ada hal yang dimiliki oleh semua orang di dalam atau di luar
perubahan. Six sigma menggunakan hal tersebut untuk menciptakan sebuah tujuan yang
konsisten.
(Pande, 2002)
Manfaat Six Sigma
4. Memperkuat nilai pada pelanggan Dengan persaingan yang ketat di setiap industri hanya
pengiriman produk dan jasa yang bermutu atau bebas cacat tidaklah menjamin sukses.
Fokus pada pelanggan pada inti six sigma artinya mempelajari nilai apa yang berarti
bagi para pelanggan dan merencanakan bagaimana mengirimkannya kepada mereka secara
menguntungkan.
5. Mempercepat tingkat perbaikan Dengan teknologi informasi yang menentukan kecepatan
langkah, harapan pelanggan terhadap perbaikan semakin nyata. Perusahaan yang tercepat
melakukan perbaikan kemungkinan besar akan memenangkan persaingan. Dengan
meminjam alat-alat dan ide-ide dari banyak disiplin ilmu, six sigma membantu sebuah
perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan kinerja tetapi juga meningkatkan perbaikan.
(Pande, 2002)
Manfaat Six Sigma
5. Mempromosikan pembelajaran dan “cross-pollination” Six sigma merupakan sebuah
pendekatan yang dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan dan penyebaran ide-
ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. Orang-orang yang terlatih dengan keahlian dalam
banyak proses serta bagaimana mengelola dan memperbaiki proses dapat dipindah ke divisi
lain dengan kemampuan untuk menerapkan proses dengan lebih cepat. Ide-ide mereka
dapat dibagikan sehingga kinerja lebih mudah untuk diperbandingkan.
6. Melakukan perubahan strategi Memperkenalkan produk baru, meluncurkan kerjasama baru,
dan memasuki pasar baru merupakan aktivitas-aktivitas bisnis sehari-hari yang biasa
dilakukan oleh perusahaan. Dengan lebih memahami proses dan prosedur perusahaan akan
memberikan kemampuan yang lebih besar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil
ataupun perubahan-perubahan besar yang dituntut oleh sukses bisnis.
(Pande, 2002)
Keunggulan Six Sigma
• Menurunkan cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk
• Dapat mengurangi secondary process (re-work) dan claim
• Fokus terhadap 3P (Product, Process, People)
• Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasar praduga
• Pengolahan data sangat mudah dengan menggunakan statistik

(Sirine dan Penti, 2017)


Kendala Six Sigma
• Dalam perencanaannya perlu waktu yang cukup.
• Saat pendekatan ini tidak dijalankan dengan baik oleh suatu perusahaan, maka hanya akan
menghasilkan karyawan yang bagus dan bersertifikasi, namun dengan biaya besar yang harus
ditanggung.
• Perlunya orang-orang yang terlatih dan memiliki pengetahuan tinggi karena tuntutan untuk
terus mengurangi produk cacat.

(Sirine dan Penti, 2017)


Daftar Pustaka
Brue, Greg. 2002. Six Sigma for Manager. Jakarta : Canary.
Gaspersz, Vincent. 2001. Metode Analisa Untuk Pengendalian Kualitas Statistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Pande P. S., Robert P. Neuman, Ronald R. Cavanach. 2002. The Six Sigma Way (Bagaimana GE, Motorola,
dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka). Yogyakarta: Andi.
Sirine, Hani; Kurniawati, Elisabeth Penti. Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus
pada PT Diras Concept Sukoharjo). Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 2017, 2.03: 254-290
thanks :)

Anda mungkin juga menyukai