Anda di halaman 1dari 7

PROBLEMATIKA MENULIS BAHASA ARAB

Neli Putri
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang
e-mail: putri_neli@ymail.com

Abstract: Writing is one of language skills that should be acquired by Arabic students. It may be difficult for
students to learn Arabic because it is one foreign languages. Many students get difficulties in writing in Arabic
language because they should pay attention to imlaiyah structure in writing words to sentences. It is very danger
If the students write a verse of Alquran and hadist incorrectly. Indeed, the understanding of structure of Arabic in
writing should be taken in to account as importance skill by Arabic and Islamic education students.

Abstrak: Menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan yang diharapkan dari pembelajaran bahasa Arab.
Bahasa Arab sebagai bahasa asing, maka tidak mustahil bagi seseorang akan menemui kesulitan dalam
mempelajarinya dan kesalahan dalam menulisnya. Penulisan bahasa Arab harus memperhatikan kaidah imlaiyah
mulia dari penulisan kata hingga kalimat. Penulisan kata yang salah akan berpengaruh kepada perubahan makna.
Apabila kalimat yang ditulis berupa ayat atau hadis, maka akan sangat berakibat fatal bahkan bisa menyesatkan.
Jadi pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis bahasa Arab harus dipahami dan dikuasai dengan baik oleh
pendidik agama Islam dan bahasa Arab.

Kata Kunci: Menulis, Kesulitan, Kaidah-kaidah Bahasa Arab

PENDAHULUAN bentuk huruf, kata dengan tulisan yang indah,


Untuk memperoleh penulisan Arab yang menulis imlak, dan menulis tingkat atas yaitu
benar bahkan bagus diperlukan pengetahuan mengarang. Adapun yang dimaksud dengan
tentang kaidah menulis Arab (qawaidul imla’ menulis bahasa Arab dalam tulisan ini adalah
al- Arabiy wal khath al-“Arabiy). Kaidah imlak menulis dengan makna imlak dan imlak ada
merupakan ketentuan penulisan kata-kata dan dengan cara mencontoh, menyalin, dan dikte.
kalimat Arab yang tingkat kebenarannya dapat Kebutuhan dan tuntutan menulis Arab
dilihat diantaranya dari aspek nahu dan sharaf, dengan benar adalah sebuah kemestian. Banyak
ilmu ashwat terkait dengan makharijul huruf, kesulitan dan kesalahan yang dialami seseorang
dan kaidah penulisan huruf-huruf sendiri. dalam menulis karena tidak paham dengan
Adapun kaidah khath merupakan aturan penuli- aturan menulis. Kesulitan dan kesalahan muncul
san huruf, kata, dan kalimat dengan indah sesuai tidak dalam bentuk menyalin atau mencontoh
dengan jenis khath yang dimaksud. Kaidah sebuah tulisan Arab saja, akan tetapi ketika
khath menjadi penyempurna bagi kaidah imlak, dibacakan dan didengarkan (dikte).
karena tulisan yang indah akan memberikan Pada satu sisi ada kesamaan kaidah
nilai tambah bagi seorang pembaca, seperti dasar untuk menulis Arab dengan bahasa
mudah dibaca, menarik karena indah dipandang Indonesia misalnya. Kesamaan itu diantaranya
mata. menulis kata sesuai dengan apa yang diucapkan
Tulisan ini difokuskan pada penjelasan atau didengar. Mushtahafa Ghalayaini menga-
terkait kaidah imlak, karena tanpa memahami takan bahwa asal penulisan setiap kata adalah
aturannya maka akan berdampak pada makna ditulis sebagaimana bentuk pengucapannya di
kata dan kalimat yang dimaksudkan, apalagi awal atau diakhir (Ghalayaini, 1987: 137).
jika dalam ayat al-Quran dan hadis Nabi SAW. Namun di dalam penulisan bahasa Arab ada
beberapa kaidah dasar lainnya yang harus
PEMBAHASAN diketahui si penulis.
Keterampilan menulis dalam bahasa
Arab mencakup tiga bentuk yaitu menulis

173
Neli, Problematika Menulis Bahasa Arab | 174

Kaidah-kaidahnya adalah: Lebih lanjut di bawah ini akan


1. Menulis kata sesuai dengan bacaannya dijelaskan kaidah-kaidah imlak secara rinci
(yuktabu ma yunthaq). Maksudnya jika (Yamin: 1982:235-240)
sebuah kata hurufnya diucapkan tidak 1. Ziyadah atau penambahan alif dan waw
panjang (mad dengan alif, waw dan ya’) (yang ada hanya dalam tulisan tidak dalam
maka harus ditulis tidak panjang atau bacaan) --penambahan alif terdapat pada
sebaliknya jika dibaca panjang maka harus akhir kata-kata:
ditulis panjang. a. keadaannya manshub dalam bahasa
2. Tidak menulis kata yang hanya ada dalam Arab, seperti‫ﻛﺎﺗﺐ‬: ‫انِ ﻣﺤﻤﺪا‬ kata
pengucapan, artinya kata-kata yang dibaca Muhammad mendapat tambahan huruf
mad dan tanwin tidak dituliskan alif madnya alif di belakang dal dan huruf alif itu
atau nun pada akhir kata yang bertanwin, adalah alif tanwin nasab karena kata
seperti kata tuhan (‫)إﻟـــــﮫ‬:di baca :ilaahun, Muhammad manshub dengan
huruf lam harus dibaca panjang tetapi tidak masuknya huruf anna
ditulis alif mad sesudah lam:‫ إﻻه‬dan ha’ b. sesudah waw jamak,seperti pada
dibaca hun dengan tanda tanwin bukan kata :‫ﻋﻤﻠـﻮا‬
ditulis dengan menambahkan nun diakhir c. pada kata ‫ﻣﺎﺋﺔ‬
ha’ ‫إﻻھﻦ‬: --penambahan waw, terdapat pada kata:
3. Menulis kata yang unsurnya harus ditulis a) ‫أوﻟﻮ‬, ‫أوﻻت‬,‫ أوﻟﻲ‬,‫أوﻻء‬, ‫أوﻟﺌﻚ‬
tetapi tidak dibaca, seperti kata: ,‫ اوﻟﻮ‬,‫اوﻟﺌﻚ‬ b) ‫ ﻋﻤﺮو‬jika dalam keadaan marfu’ dan
‫ اوﻟﻲ‬, huruf waw yang terletak sesudah majrur
hamzah tidak dibaca dan bukan sebagai mad 2. Hazfu atau penghapusan (dibuang) alif, waw,
akan tetapi harus ditulis. (Ghalayaini: 1987: dan ya’, terdapat pada kata:
137-40) -- hazaf alif , terdapat pada kata-kata
sebagai berikut:
Kekeliruan sering terjadi pada kaidah a) ‫ اﻹﺷﺎرة اﺳﻢ‬:‫ھﺬا‬, ‫ھﺬه‬,‫ ذﻟﻚ‬,
kedua dan ketiga. Kaidahnya sangat berkaitan b) ‫اﺳﺘﻔﮭﺎم ﻣﺎ‬ apabila dimasuki oleh
dengan pengetahuan bahasa Arab, seperti salah satu hhuruf jar seperti: ‫ ﻋﻦ‬+‫ﻣﺎ‬
penguasaan kosa kata dengan tulisannya, nahu, = ‫ﻋﻢ؟‬,‫اﻻم؟‬
sharaf, ilmu ashwat. Akan tetapi kesalahan ini c) fi’il mudhari’majzum mu’tal akhir
tidak bertumpu pada aspek kaidah saja akan dengan alif: ‫ ﻟﻢ ﯾﺒﻖ‬, ‫ ﻻ ﺗﺮم‬dan fi’il
tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi. amarnya: ‫ارض‬, ‫ارم‬
Di antara kaidahnya berkaitan dengan d) pada kata-kata: ‫ﷲ‬, ‫اﻟﮫ‬, ‫ﻟﻜﻦ‬, ‫طﮫ‬, ‫اﻟﺮﺣﻤﻦ‬,
penambahan (ziyadah) huruf dan penghapusan ‫أوﻟﺌﻚ‬
huruf (hazaf), karena adakalanya penulisan kata Selain kata-kata di atas terdapat kata-
Arab apabila sudah dirangkai menjadi sebuah kata yang boleh dibuang alifnya dan
kalimat akan ditemukan kata-kata yang hanya ada yang boleh tulis, seperti pada
ada dalam pengucapan tetapi tidak ada dalam huruf ha’ tanbiih: ‫ھﺄﻧﺘﻢ‬, ‫ھﺄﻧﺎذا‬, dan ya’
tulisan atau sebaliknya hanya ada dalam tulisan huruf nida’: ‫ ﯾـﺎﯾﮭﺎاﻟﺬى‬, pada nama
tetapi tidak ada dalam pengucapan. Bahkan ada orang seperti: ‫اﺳﻤﻌﯿﻞ‬, ‫اﺳﺤﻖ‬, ‫اﺑﺮھﯿﻢ‬,
yang berbeda pengucapan huruf dengan yang ‫ھﺮون‬, ‫ﺳﻠﯿﻤﻦ‬, ‫اﻟﺴﻤﻮات‬, ‫ﺛﻠﺜﻤﺎﺋﺔ‬
huruf tertulis. Seperti kata ٌ‫ﻛﺘـﺎب‬ kata ini --hazaf waw, terdapat pada kata-kata:
dibaca kitaabun maka dalam penulisan bisa jadi a) ‫ ﻋﻤﺮو‬jika dalam keadaan nashab,
akan ditulis menjadi ‫ ﻛﺘـﺎﺑﻦ‬,penulisan kata-kata seperti dalam kalimat: ‫إن ﻋﻤﺮا طﺎﻟـﺐ‬
yang memakai alif lam (‫ ) ال‬seperti ‫ﻣﻦ اﻟﺸﯿﻄﺎن‬ b) pada akhir fi’il amar dan mudhari’
dibaca dengan tidak membaca alif lamnya, mu’tal akhir yang asal alifnya waw,
maka bisa jadi ditulis dengan membuang alif seperti: ‫ ﯾﺒﺪ ﺟﻤﯿﻼ‬, ‫اﻣﺢ اﻟﻠﻮح ﻟﻢ‬
lamnya karena tidak ada dalam bacaan : ‫ﻣﻨﺸﯿﻄﺎن‬. c) ‫ دود‬, ‫ھﺎون‬,‫طﺎوس‬, ‫ ﻧﺎوس‬menghazafkan
waw kata-kata ini bersifat jawaz
artinya boleh dibuang boleh tidak
175 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 2 Juli 2012, hlm. 173-179

--hazaf ya’ terjadi pada : ketentuan jika kata-kata arabnya diawali


a) akhir isim manqus yang tidak mudhaf dengan salah satu huruf syamsiah. Huruf-
atau di awali dengan “alif lam” dalam huruf yang dimaksudkan adalah: ‫ت‬, ‫ث‬, ‫د‬, ‫ذ‬, ‫ر‬,
keadaan marfu’ dan majrur, seperti: ‫ز‬, ‫س‬, ‫ش‬, ‫ص‬, ‫ص‬, ‫ط‬, ‫ظ‬, ‫ل‬, ‫ن‬
‫ ﻗﺎم ﻗﺎض‬, ‫ﺑﻮاد ﻣﺮرت‬ 5. Penulisan Alif Tanwin Nashab
b) akhir fi’il mudhari’ majzum dan amar Maksudnya adalah jika sebuah kata
mu’tal ya’iy, seperti: ‫ ﻻ ﺗﺒﻎ اﻟﻔﺴﺎد‬, ‫اﻛﻮ‬ pada akhirnya dibaca dengan bunyi
‫ﺛﯿﺎﺑﻚ‬ bertanwin dalam keadaan nashab dengan
c) kata-kata ‫رﺑﻲ‬, ‫أﻣﻲ‬, ‫أﺑﻲ‬, ‫ﻋﻤﻲ‬, ‫ اﺑﻨﻲ‬jika fathah (ditandai dengan bunyi “an”) maka
diawali dengan huruf nida’: ‫ رب ﯾﺎ‬, ‫ﯾﺎأم‬, dalam penulisannya adakalanya dengan
‫أب ﯾﺎ‬, ‫ﻋﻢّ ﯾﺎ‬, ‫ﯾﺎاﺑﻦ‬ menambahkan alif di akhir kata tersebut,
3. Penulisan Hamzah ( ơ ). seperti kata “qalaman” dalam kalimat
Hamzah dalam sebuah kata ada yang di (jumlah arabiyah) berikut:‫ إﺷﺘﺮﯾﺖ ﻗـﻠـﻤﺎ‬dan
awal letaknya, ada yang di tengah, dan di adakalanya tidak ditambahkan seperti kata
akhir. Hamzah adalah huruf yang tidak ada “ thalibatan” pada kalimat: ‫طﺎﻟﺒـﺔ ﻋﻔﯿﻔـﺔ ﻛﺎﻧﺖ‬
bentuk tetapi dia diberi tempat, rumah atau 6. Penulisan ta’ pada akhir kata
kursi, seperti kursi alif (‫)أ‬, kursi waw (‫)و‬, Ta’ pada akhir sebuah kata
dan kursi ya’ (‫ )ئ‬, adakalnya juga ditulis mempunyai dua macam / bentuk yaitu:
berdiri sendiri ( ‫)ء‬. Contoh dalam kata: a) Ta’ Marbutah ( ‫) ـﺔ‬
- letaknya di awal kata: ‫أوﻟـﺌﻚ‬, ‫إﻟﻰ‬, ‫أﺳﺎس‬, Ta’ ini biasanya untuk menunjukkan
‫ءاﻣﻦ‬, ‫أﺧـﺬ‬ kata perempuan (mu’annas), seperti ‫ﻋﺰﯾﺰة‬,
- letaknya di tengah kata: ‫ﺳﺄل‬, ‫ﺻﺎﺋﻢ‬, ‫ ﻟﺆم‬,‫ﻓﺄرة‬, tetapi ada juga untuk memnunjukkan
‫ﺑﺌﺲ‬, ‫ﺳﺎءل‬, ‫رءوف‬, ‫ﺗﻔﺎؤل‬, ‫ﺑﯿﺌﺔ‬, ‫ﺷﺆم‬, ‫ﺳﺌﻞ‬ banyak (jamak), seperti: ‫ ﻗﻀﺎة‬bentuk
- letaknya di akhir kata: ‫ﺑﺪئ‬, ‫ﺟﺎء‬, ‫أﻧﺒﺄ‬, ‫ﺟﺰء‬, plural dari kata ‫ ﻗﺎض‬, atau untuk
ٌ‫ﺷﻰء‬, ‫ﺷﯿﺌﺎ‬, ‫زھﺮاء‬, ‫ﺗﻜﺎﻓُﺆ‬ menyatakan bersangatan (mubalaghah),
Berdasarkan contoh-contah penulisan seperti: ‫ﻓﮭّﺎﻣـﺔ‬
hamzah pada kata-kata di atas diketahui Huruf Ta ini apabila dibaca wasal
bahwa dengan berbedanya posisi hamzah dengan kata yang sesudahnya tidak
dalam sebuah kata, maka rumah hamzah juga berubah, tetapi apabila berhenti maka
beragam. Perbedaan rumah hamzah akan dibaca dengan huruf ha, seperti
adakalanya berdasarkan harkat hamzah itu kalimat di bawah ini: ‫ طﺎﻟﺒَﺔ رأﯾﺖ‬dan
sendiri dan adakalanya berdasarkan harkat ‫إن ﻗﻀﺎة ﻣﻜﺔ ﻋﺎدﻟﻮن‬
huruf yang sebelumnya. Kata “ ‫طﺎﻟﺒَﺔ‬ ” ta’ marbutah di
4. Penulisan Alif lam (Qamariah dan Syamsiah) akhirnya dibaca dengan hutuf ha’ karena
Sebuah kata apabila diawali dengan wakaf, jika tidak wakaf huruf ta’ tetap
alif lam maka cara membacanya ada dua dibaca sebagaimana bunyinya yang sesuai
macam , yang pertama lam yang ada pada dengan i’rab katanya dalam kalimat yaitu
alif lam ( ‫ ) ال‬akan terbaca, seperti ‫ اﻟﻤﺪرﺳﺔ‬, yaitu mansub maka ta’ fathah bertanwin
inilah yang dimaksudkan dengan alif lam (thalibatan).
qamariah dengan ketentuan jika kata-kata Ketentuan penulisan ta’ ini adalah
arabnya diawali salah satu huruf qamariah. jika terdapat pada kata-kata, sbb:
Huruf-huruf yang dimaksudkan adalah: ‫أ‬, ‫ب‬, 1- kata-kata terdiri dari lebih tiga huruf
‫ج‬, ‫ح‬, ‫خ‬, ‫ع‬, ‫غ‬, ‫ف‬, ‫ق‬, ‫ك‬, ‫م‬, ‫و‬, ‫ھـ‬, ‫ي‬ tidak sukun ditengahnya dan dia kata
Kedua lam yang ada pada alif lam tunggal menunjukkan perempuan
tidak terbaca akan tetapi lebur dengan huruf (isim muannas mufrad), seperti: ‫ﺷﺠﺮة‬,
yang sesudahnya, seperti kata: ‫ اﻟﺴّـﻼم‬, di baca ‫طﺒﯿﺒﺔ‬, ‫طﺎوﻟﺔ‬, ‫طﻔـﻠﺔ‬
“assalaam” yang ditandai dengan adanya 2- akhir nama orang (isim ‘alam) yang
tasydid (syiddah) di atas huruf sin. Inilah berasal dari bahasa Arab (ghairu
yang disebut dengan alif lam syamsiah dan ajnabi), seperti: ‫ﻣﻌﺎوﯾﺔ‬, ‫طﻠﺤﺔ‬, ‫ﺣﻤﺰة‬,
ketentuan bacaan seperti demikan dengan ‫ﻋﻨﺘﺮة‬, ‫ﻋﺘﯿﺒﺔ‬
Neli, Problematika Menulis Bahasa Arab | 176

3- akhir jamak taksir (yaitu bentuk kata Allah atau rabb, seprti kata: ,‫ ﻟﻌﻨﺔ‬,‫ ﻧﻌﻤﺔ‬,‫رﺣﻤﺔ‬
yang menyatakan banyak tetapi tidak ‫ﻣﺮﺿﺎة‬
beraturan), seperti : ‫ أﻏﻄﯿﺔ‬, ‫ﺳﻌﺎة‬, ‫ﻗﻀﺎة‬, Selanjutnya keberhasilan seseorang da-
‫إﺧﻮة‬, ‫دﻋﺎة‬, lam menulis banyak dipengaruhi oleh factor,
4- akhir shighat mubalaghah, seperti: baik faktor intern maupun ekstern. Terampil
‫ﻋﻼّﻣﺔ‬, ‫ﻓﻜّﺎرة‬, ‫ﻓﮭّﺎﻣﺔ‬ atau pandai menulis tidak terlepas dari proses
b) Ta Mabsuuthah/Thawilah/Mamdudah belajar mengajar. Apabila pembelajarannya
(‫)ت‬ dapat diikuti dengan baik maka hasilnya akan
Ta' ini jika berhenti dalam baik, sebaliknya jika pembelajarannya kurang
mengucapkannya maka bunyinya adalah baik maka hasil kurang baik juga. Namun dalam
“t”. Huruf ta' adakalanya menjadi bagian PBM dapat dipahami bahwa adanya hasil yang
pembentuk kata yang sifatnya asli, seperti beragam adalah suatu yang wajar karena tidak
kata: ‫اﻣﻮات ﻣﻮت‬, ‫ﺻﻮت‬,‫اﺻﻮات‬ dan ada semua anak mempunyai kemampuan sama,
yang menjadi tambahan, seperti kata: seperti halnya dalam menulis Arab ini. Apabila
‫ﻣﺴﻠﻤﺎت‬, ‫ ﺟﺘﻤﻌﺎت‬Huruf ta' ditulis mabsuuth anak didik sudah mempunyai pengetahuan dasar
(terhamapar) biasanya digunakan untuk dan sudah dapat pengalaman belajar menulis
menunjukkan kata perempuan (mu’annas) maka kesalahan yang dilakukan tidak akan
yang dinamakan dengan Ta’ ta’nis banyak seperti yang dialami oleh anak yang
Sakinah pada fi’il madhi, seperti kata: belum pernah/ punya pengalaman sama sekali.
ْ‫طﻠﻌﺖ‬ . Lebih lanjut letak-letaknya Penyebab kesalahan dalam menulis Arab ini
terdapat pada: khususnya dipengaruhi oleh banyak factor.
1. akhir kata fi'il, isim (yang merupkan Diantara sebab-sebab kesalahan
huruf asli), seperti: ‫ ﺳﻜﺖ‬,‫ﺻﻤﺖ‬ menulis (imlaiyyah) dilihat dari beberapa faktor
‫ﺑﯿﺖ‬,‫ھﺎت‬,‫ھﯿﮭﺎت‬ (Khathir dkk,1989:294)
2. kata-kata yang berbentuk jamak (plural) 1. Faktor yang berkaitan dengan bahasa Arab
untuk perempuan yang sebelumnya sendiri.
terdapat alif tambahan, seperti: ,‫طﺎﻟﺒﺎت‬ Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling
ِ‫ طﺎوﻻت‬,‫ﻣﺪرﺳﺎت‬ unik dan bahasa yang paling kaya dibanding
i. 3. kata ganti (dhamir), dengan bahasa-bahasa yang ada di dunia.
seperti: ِ‫أﻧﺖ‬,‫أﻧﺖ‬ Mulai dari huruf-hurufnya, bentuk hurufnya,
3. akhir nama-nama asing (ajnabiy), seperti: perobahan-perobahan bentuk kata dari satu
‫ زرادﺷﺖ‬,‫ ﺑﻮﻧﺎﺑﺮت‬,‫ ﻣﺎروت‬,‫ھﺎروت‬ kata menjadi beberapa kata baru lain yang
4. akhir kata bentuk banyak tidak beraturan mempunyai makna tersendiri pula, sehingga
(jamak taksir) yang bentuk tunggalnya dikatakan bahwa bahasa Arab mempunyai
diakhiri dengan ta' mabsuuthah, seperti: ciri-ciri dan kharakter tersendiri, diantaranya
‫ﻧﺒﺎت‬:‫ﻧﺒﺎﺗﺎت‬,‫ﺑﯿﺖ‬:‫ﺑﯿﻮت‬,‫ اﺑﯿﺎت‬,‫وﻗﺖ‬: ‫أوﻗﺎت‬ seperti:
5. kata-kata yang diakhiri dengan ta' dan a. Ada huruf-huruf yang sama bentuk dan
sebelumnya huruf ya' dan waw sukun, dibedakan bunyinya dengan berbedanya
seperti : ‫ ﻋﻔﺮﯾﺖ‬,‫ ﻛﺒﺮﯾﺖ‬,‫ ﺑﯿﺮوت‬,‫ﻋﻨﻜﺒﻮت‬ titik contohnya huruf :”ba, ta,
Selain ketentuan di atas terdapat tsa”’,”ja,ha, kha”, “dal, dzal”,”ra,
penulisan ta' yang diluarnya, seperti ditemukan zal”, “sin, syin”, shad, dhadh”,tha,
dalam al-Quran kata-kata yang seharusnya dha”, ain, ghain”
diakhirnya ditulis dengan ta' marbuuthah tetapi b. Ada huruf-huruf yang berdekatan tempat
ditulis dengan ta' mabsuuth, seperti : ‫ إﻣﺮأة‬jika keluarnya dalam pengucapan
disandarkan kepada nama suami maka ta' ditulis (makhrajnya) dan berbeda bentuknya
dalam bentuk mabsuuthah, seperti kata-kata: contoh antara bunyi dzal, zal,tsa, sin,
‫ إﻣﺮأت ﻋﻤﺮان‬,‫ إﻣﺮأت ﻓﺮﻋﻮن‬,‫ إﻣﺮأت اﻟﻌﺰﯾﺰ‬. Selain syin,shad,ha kecil, ha besar, qaf, kaf
kata-kata di atas juga ada kata-kata lain yang c. Ada perbedaan penulisan karena
ditulis ta' marbuthnya dengan ta' mabsuutah berbedanya suara yang dibunyikan
dengan ketentuan jika disandarkan kepada kata antara panjang dan pendek, adanya
177 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 2 Juli 2012, hlm. 173-179

istilah fashal dan washal yaitu kapan 4. Faktor metode pembelajarannya. Metode
penulisan sebuah kata boleh di sambung merupakan faktor yang cukup menentukan
atau dipisah dengan kata –kata lain. untuk mendapatkan hasil yang baik karena
d. Ada undang-undang penulisannya (kai- apabila cara atau metode belajarnya tidak
dah imlak) baik dan tidak jelas maka hasil yang
e. Adanya perbedaan ejaan yang biasa diharapkan tidak akan terwujud. Apabila
digunakan dengan ejaan yang terdapat di yang diharapkan anak terampil dalam
mushhaf, seperti ditemukannya istilah menulis maka guru harus memilih metode
ziyadah dan hazaf (penambahan dan yang cocok untuk pembelajarannya, dan
pengurangan huruf) pada penulisan. tidak mungkin memilih metode belajar
f. Ada kaidah khusus terkait nahu dan yang tidak ada unsur praktek/penerapan dan
sharaf. demontrasinya dari guru yang mengajar,
Mengenali bahasa yang akan serta latihan yang memadai. Jika tidak
ditulis adalah sangat penting karena dari memperhatikan hal ini maka tujuan belajar
tulisan yang kita tulis diharapkan orang lain tidak akan tercapai, sekalipun guru yang
bisa membacanya dan mengerti. mengajar menguasai teori secara sempurna
2. Faktor yang berkaitan dengan dan menyampaikan kepada siswanya.
kemampuan personilnya, seperti anak ragu Mahmud Yunus mengatakan bahwa “me-
dan tidak dapat membedakan bunyi atau tode lebih penting dari pada materi”, artinya
suara huruf yang berdekatan makhrajnya, metode yang digunakan oleh guru menjadi
dan lemahnya alat indra (termasuk mata, kunci untuk pencapaian hasil belajar.
tangan untuk menulis, mulut sebagai alat Senada dengan penjelasan di atas
ucap dan berbicara). Di sisi lain juga karena bahwa untuk mendapatkan hasil tulisan Arab
anak tidak dapat mengingat atau yang benar dan baik terhindar dari kesalahan si
menangkap apa yang sudah diajarkan penulis harus mengetahui dan menguasai tata
dengan baik karena rendah/lemahnya cara penulisannya serta kaidah bahasa yang
tingkat kecerdasan. Di samping itu, jarang terkait dengannya seperti kaidah imlak sendiri
latihan menulis tersebut baik di sekolah dan kaidah bahasa Arab (nahu dan sharaf).
atau di rumah. Latihan yang kontiniu itu Kesalahan dalam menulis dapat menyebabkan
sangat penting karena merupakan usaha rusaknya makna yang dimaksud atau orang
perbaikan dan peningkatan mutu dan tidak mengerti apa maksud yang ditulis.
kualitas hasil kerja atau sebuah Ahli bahasa mengemukakan bahwa di
keterampilan. antara kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam
3. Faktor guru yang kurang menguasai menulis yang penting diperhatikan adalah:
teknik-teknik penulisan aksara Arab, dan 1. Membedakan antara bunyi suara huruf yang
kurang memberikan perhatian kepada mirip atau berdekat, seperti antara: ‫ظ‬,‫ ذ‬/‫ذ‬,‫ث‬
siswa, serta tidak melakukan upaya /‫ظ‬,‫ ث‬/‫ص‬,‫ س‬/ ‫ط‬,‫ ت‬/ ‫ض‬,‫ د‬/ ‫ د‬,‫ت‬/ ‫ ز‬,‫ س‬/ ‫ط‬,‫ ت‬/
perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan ‫ك‬,‫ ق‬/ ‫ھـ‬,‫ ح‬/‫ع‬,‫ أ‬/ ‫خ‬,‫غ‬.
yang ditemukan pada tulisan anak. Guru Apabila sebuah kata menggunakan salah
adalah faktor yang sangat menentukan satu diantara huruf yang hampir sama bunyi
berjalannya dan terjadinya proses belajar suaranya maka boleh jadi akan ditulis bukan
yang baik sehingga memperoleh hasil yang huruf yang dimaksudkan, seperti kata:
baik juga. Di samping itu, guru juga harus ‫اھﺪﻧﺎاﻟﺼ ﺮاط اﻟﻤﺴ ﺘﻘﯿﻢ‬ jika si penulis salah
menguasai materi apa yang akan diajarkan, dengar maka akan ditulis ‫إﺣﺪ ﻧﺎاﻟﺴﺮاط اﻟﻤﺼﻄﻘﯿﻢ‬
jika berupa keterampilan maka otomatis dia Jadi pendengaran yang baik sangat
harus menguasai teori dan prakteknya atau membantu dalam menulis jika dibacakan
juga harus terampil lebih dahulu, sehingga atau disebutkan oleh orang lain.
dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan 2. Penulisan hamzah washal dan hamzah
dalam menerapkannya pada anak didik. qatha’, jika si penulis tidak mengetahui
perbedaan pemakaian kata-kata yang
Neli, Problematika Menulis Bahasa Arab | 178

menggunakan hamzah qataha’ maka bisa 13. Tidak menuliskan huruf pada sebuah kata
jadi akan menulisnya dengan hamzah sedangkan dia harus ditulis sekalipun tidak
washal atau sebaliknya. ada diucapkan, seperti penambahan waw
3. Kelalain penulis dalam memberi tanda pada kata ‫ ﻋﻤﺮو‬dan alif pada kata : ‫ﻋﻠﻤﻮا‬
hamzah pada kata yang diawali dengan 14. Menulis huruf nun di belakang kata yang
hamzah qatha’, padahal satu sisi menulis bertanwin, karena dalam membacanya yang
hamzah tersebut penting untuk membedakan muncul diakahir adalah bunyi nun mati,
dengan kata yang diwali dengan hamzah seperti kata: ُ‫ ﻋﺎﻟﻢ‬ditulis dengan ‫ﻋﺎﻟﻤﻦ‬
washal. 15. Tidak menambahkan alif pada yang nasab
4. Penulisan hamzah yang berada pada tengah dengan fathah, seperti kalimat: ُ‫إنّ ﻣﺤﻤ ﺪا ذﻛ ﻲ‬
kata atau akhir kata. Karena dalam kaidah kata muhammad dibaca “muhammadan”
imlak penulisan hamzah yang berada pada dengan ketentuan diakahirnya harus
posisi tersebut berbeda bentuk atau ditambahkan alif (disebut juga alif tanwin
rumahnya, seperti kata ,‫ ﺷﻰء‬,‫ ﺟﺎء‬,‫ رءوس‬,‫ﺳﺄل‬ nasab), jadi tidak ditulis seperti: ً‫ ﻣﺤﻤﺪ‬.
‫ﻧﺸﺄ‬ 16. Menambahkan alif pada akhir kata kata
5. Penulisan alif mamdudah dan alif maqsurah yang nasab yang seharusnya tidak
pada akhir kata . Seperti kata ‫ اﻟﻔ ﺘﻰ‬tidak ditambahkan alif tanwin dibelakangnya,
boleh ditulis dengan alif mamdudah : ‫اﻟﻔﺘﺎ‬ seperti ً‫ ﻣﻌﻠّﻤﺔ‬tidak ditulis ً‫ﻣﻌﻠّﻤﺘﺎ‬
6. Menghazafkan (menghilangkan) huruf lam 17. Memisahkan kata-kata yang wajib
pada alif lam sebelum huruf syamsiah. Ini bersambungan, seperti: ,‫ ﺣﯿﺜﻤ ﺎ‬,‫ ﻛﻠّﻤ ﺎ‬,‫ ﻗﻠّﻤ ﺎ‬,‫طﺎﻟﻤ ﺎ‬
disebabkan bunyi lam lebur apabila ‫ ﺣﯿﻨﻤﺎ‬,‫ رﯾﺜﻤﺎ‬,‫ ( ﺳﯿّﻤﺎ‬Khuliy,1982:135-37)
sesudahnya diiringi oleh salah satu huruf Demikianlah penjelasan tentang
syamsiah, seperti kata; ‫ اﻟﺸ ﻤﺲ‬akan ditulis kesalahan-kesalahan yang banyak terlihat dalam
‫ اﺷّﻤﺲ‬ini disebabkan karena bunyi huruf lam menulis Arab. Penulis melihat bahwa sumber
pada alif lam syamsiah tidak ada diucapkan kesalahan tersebut didominasi karena kurangnya
ketika dibaca. pengetahuan si penulis tentang kaidah atau
7. Tidak membuang huruf hamzah pada kata aturan menulis aksara Arab secara rasam
yang seharusnya dibuang, seperti kata ‫اﺑﻦ‬ imla’iy.
pada kata ‫ﻣﻌﺎوﯾﺔ ﺑﻦ أﺑﻰ ﺳﻔﯿﺎن‬ Akan tetapi di sisi lain pengetahuan
8. Penulisan ta’ marbuthah dan ta’ mabsuthah terkait kata mufradat Arab, nahu dan sharaf juga
pada akhir kata, seperti kata ٌ‫ ﺟﺎﻣﻌ ﺔ‬akan sangat penting. Karena kecenderungan yang
ditulis menjadi ٌ‫ﺟﺎﻣﻌﺖ‬ terlihat dalam menulis Arab si penulis sering
9. Tidak membuang alif pada kata-kata yang mengabaikan keterkaitannya dengan cabang
seharusnya dibuang. Hal ini terjadi karena ilmu bahasa Arab lainnya, sehingga berakibat
kata-kata tersebut dibaca panjang hanya pada kesalahan. Ini berarti bahwa dengan
dalam pengucapan tidak dalam tulisan, dibekalinya seseorang dengan pengetahuan
seperti kata-kata: ,‫ ذﻟﻚ‬,‫ ھﺬه‬,‫ ھﺬا‬,‫ ﻟﻜﻦ‬,ّ‫ ﻟﻜﻦ‬,‫ إﻟﮫ‬,‫ﷲ‬ yang komprehensif tentang tata cara menulis
‫طﮫ‬ Arab dan kaidah bahasa Arab itu sendiri
10. Tidak membuang huruf alif lam pada sebuah kesalahan dalam menulis dapat diminimalisir.
kata yang dimasuki atau didahului oleh lam Dengan demikian inilah diantara faktor yang
ibtida’, seperti: ُ‫ اﻟﻠّﮭْﻮ‬+ َ‫ ل‬maka penulisannya sangat menentukan bisa atau tidaknya seseorang
menjadi : ‫ﻟﻠّﮭﻮ‬ dalam menulis Arab, di samping ada faktor
11. Penulisan kata yang dibaca dengan idgham, metode, guru, dan lainnya yang ikut
seperti : ‫ ﻣ ﻦ ﻣ ﺎ رزﻗﻨ ﺎھﻢ‬kata yang bergaris mempengaruhi berhasil atau tidaknya menulis
dibaca dengan meleburkan bunyi nun Arab.
kepada mim, maka yang terdengar adalah Kegiatan penting lain yang harus
huruf mim bertasydid. dilakukan jika ingin mendapatkan sebuah
12. Memisahkan penulisan kata yang harusnya keterampilan menulis adalah latihan secara terus
bersambungan, seperti kata; ‫ ﻟﻤّﺎ‬,‫أﻣّﺎ‬ menerus sekalipun dalam waktu yang singkat.
Tanpa latihan atau hanya dengan satu kali
179 | Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 2 Juli 2012, hlm. 173-179

latihan menulis maka belum dapat


menghasilkan tulisan yang benar, baik, dan
memuaskan. Latihan yang continiu merupakan DAFTAR RUJUKAN
pembiasaan sehingga tidak akan merasa sulit
bahkan mudah. Khuliy, Muhammad Ali, 1982. Asalib Tadris al-
Lughah al-‘Arabiyah, Riyadh:
SIMPULAN Mamlakah as-Su’udiyah
Begitu pentingnya seorang penulis Ghalayaini, Mushthafa, 1987. Jami’ ad-Durus
memahami kaidah-kaidah menulis Arab. al-‘Arabiy, Beirut: al-Maktabah al-
Penulisan bahasa Arab mempunyai karakter dan “ashriyah
ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa dunia Harun, Abdussalam Muhamad. Qawaidul
lain. Adanya fenomena kesalahan menulis Arab Imla’,tth,ttp
baik yang dihadapi oleh anak didik maupun Rusydi Khathir dkk, Mahmud: 1989. Thuruq
pendidik dapat diatasi dengan memahami Tadris al-Lughah al-Arabiyah wa al-
ketentuan yang ada, serta tidak mengabaikan Tarbiyah al-Diniyah”, ttp
latihan menulis yang kontiniu dan teruji. Ya’kub, Amil Badi’, 1986. Mu’jam at-Thulab fil
I’rab wal Imla’, Beitut: Dar ‘Ilmi
Yamin, Nashif, 1992. Al-Mu’jam al-Mufashshal
fil Imla’:qawa’id wa nushush, Beirut:
Darul Kutub al-‘ilmiyah

Anda mungkin juga menyukai