Dalam Kinerja
Sebuah Konsep dan Teori
i
ii
Perilaku Organisasi Positif
dalam Kinerja
Sebuah Konsep dan Teori
Yudithia
Mahadiansar
iii
Perilaku Organisasi Positif dalam Kinerja
Sebuah Konsep dan Teori
Yudithia, Mahadiansar
Editor : Alfiandri
Desain Sampul: Mahadiansar
Kantor:
Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji, Gedung Rektorat
Lantai III Jl. Dompak, Tanjungpinang - Kepulauan Riau
29111
Telp/Fax : (0771) 7001550 – (0771) 7038999, 4500091
E-mail : umrahpress@gmail.com /
umrahpress@umrah.ac.id
ISBN : 978-602-5603-32-7
iv
Kata Pengantar
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan Yang
Maha Esa atas karunia rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kita sekalian sehingga sampai saat ini kita masih bisa
menjalankan tugas-tugas kita sebagai khalifatul fil ardhy,
pemimpin dimuka bumi. Dengan mengucapkan shalawat
allahumma solli ‗ala Muhammad wa ala ali Muhammad terus
kita sampaikan kepada junjungan alam Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah berjuang tanpa mengenal lelah
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan
bangsa.
Dalam penyusunan buku Perilaku Organisasi Positif
Dalam Kinerja, penulis ingin menyampaikan konsep sesuai
dengan studi kasus dan beberapa teori ilmiah yang digunakan
serta referensi untuk dapat menyelesaikan buku ini. Perilaku
Organisasi Positif yang penulis harapkan buku ini dapat
memberikan wawasan kepada membaca dalam upaya
mengoptimalisasi terhadap perilaku sehari - hari dalam
menjalankan kinerjanya sebagai tanggung jawab untuk
menjadi karakter yang lebih baik. Akhirnya semoga buku ini
dapat memberikan sumbangan bagi wacana serta wawasan,
mengindentifikasi Perilaku Organisasi Positif dalam Kinerja
bagi khusus masyarakat bermanfaat bagi mereka yang
membutuhkannya baik kalangan akademisi maupun
kelompok lainnya. Segala masukan dan saran terhadap buku
v
ini akan diterima dengan baik agar buku ini dapat
disempurnakan dikemudian hari.
Penulis
vi
Daftar Isi
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Tabel xi
BAB I. Pendahuluan 1
1.1. Urgensi Perilaku Organisasi 3
1.1.1. Gerakan Psikologi Positif 5
1.1.2. Dinamika Kualitas Kinerja 10
1.2. Dampak Eksistensi Perilaku Organisasi 12
1.2.1. Perilaku Organisasi Positif 12
1.2.2. Peningkatan Kualitas Kinerja 15
1.3. Kesimpulan 19
BAB II. Dialektika Teoritis 21
2.1. Tinjauan Perilaku Organisasi Positif 23
2.1.1. Sebuah Pandangan Ekslusif 23
2.1.2. Penemuan Para Ahli dari Masa ke Masa 26
2.2. Tinjauan Kinerja 33
2.2.1. Pengertian Kinerja Para Ahli 33
2.2.2. Pengukuran Kinerja 36
2.2.3. Indikator Kinerja 37
2.3. Dirkusus Kinerja 43
2.3.1. Definisi Kinerja 43
2.3.2. Kinerja sebagai Konsep Dinamis 46
2.3.3. Kinerja sebagai Kontrol 48
2.3.4. Perspektif pada Kinerja 54
vii
2.3.5. Kriteria dan Faktor Kinerja 70
2.4. Kesimpulan 73
BAB III. Pendekatan Perilaku Organisasi Positif 75
3.1. Percaya Diri 77
3.1.1. Definisi dan Para Ahli 77
3.1.2. Faktor Pembentuk Kepercayaan Diri 82
3.1.3. Macam-Macam Percaya Diri 85
3.1.4. Ciri-Ciri Percaya Diri 87
3.2. Harapan 101
3.2.1. Lahirnya Teori Harapan 101
3.2.2. Definisi Harapan 105
3.2.3. Model-Model Harapan 111
3.2.4. Korelasi Harapan dan Psikologi Positif 115
3.3. Optimisme 117
3.3.1. Definisi Para Ahli 117
3.3.2. Konsep Optimisme 118
3.3.3. Aspek-Aspek Optimisme 122
3.4. Ketahanan 124
3.4.1. Pengertian dan Definisi Para Ahli 124
3.4.2. Teori Ketahanan dalam Pendekatan 127
3.4.3. Fenomena dalam Ketahanan 138
3.5. Kecerdasan 156
3.5.1. Menurut Para Ahli 156
3.5.2. Kecerdasan Buatan 157
3.5.3. Kecerdasan Emosional 159
viii
3.5.4. Kecerdasan Spritual 163
3.5.5. Kecerdasan Intelektual 167
3.5.6. Kecerdasan Moral 170
3.6. Kesimpulan 178
BAB IV. Pendekatan Model Kinerja 179
4.1. Gambaran Umum Pendekatan 181
4.2. Relevansi Kinerja dalam individu 187
4.3. Kinerja sebagai Multidimensional 189
4.3.1. Kinerja Tugas 189
4.3.2. Kinerja Kontekstual 191
4.3.3. Perilaku Kerja Kontraproduktif 193
4.4. Kesimpulan 195
BAB V. Studi Perilaku Organisasi Positif dan Kinerja di
RSUD Provinsi KEPRI 197
5.1. Latar Belakang 199
5.2. Rumusan Masalah 200
5.3. Tujuan dan Kegunaan 200
5.4. Metode Penelitian 201
5.4.1. Jenis Penelitian 201
5.4.2. Lokasi Penelitian 202
5.4.3. Populasi dan Sampel 203
5.5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 205
5.5.1. Karakteristik Responden 205
5.5.2. Perilaku Organisasi Positif Pegawai 206
5.5.3. Kinerja Pegawai 209
ix
5.6. Kesimpulan 211
Daftar Pustaka 213
Indeks 229
Glosarium 241
Biodata Penulis 259
x
Daftar Tabel
Tabel II. 1 Berdasarkan Perkembangan Studi 32
Tabel II. 2 Model Kontrol Kinerja 50
Tabel II. 3 Perspektif Kinerja 55
Tabel III. 1 Skema Umpan Maju-Balik Umpan 112
Tabel V. 1 Ukuran Populasi dan Sampel 205
xi
xii
Perilaku Organisasi Positif dalam Kinerja
Sebuah Konsep dan Teori
BAB I.
Pendahuluan
1.3. Kesimpulan
Pada akhirnya kita memahami bahwa peningkatan
kualitas kinerja sangat mempengaruhi perilaku positif baik
secara individu maupun secara kelompok maupun organisasi.
Tidak terlepas dari dampak eksistensi yang meliputi dua
kriteria baik perilaku organisasi positif dan peningkatan
kualitas kinerja. Hal ini akan mempermudah segala cara
untuk mecapai tujuan yang maksimal serta optimalisasi
kepribadian menjadi lebih baik. Secara eksistensinya akan
mengikuti hasil dari dampak tersebut. Eksistensi merupakan
BAB II.
Dialektika Teoritis
Tujuan Tindakan
Target
Perceptions Kondisi
2.4. Kesimpulan
Dalam bab ini menggambarkan kinerja sebagai
perilaku terukur yang relevan untuk tujuan organisasi.
Mencirikan kinerja sebagai bersifat multi-dimensi dan
dinamis. Ada tiga perspektif utama dalam buku yang
BAB III.
Pendekatan
Perilaku Organisasi Positif
3.2. Harapan
3.2.1. Lahirnya Teori Harapan
Sebuah teori biasanya dimulai dengan para
pendukung menawarkan model yang seharusnya lebih
heuristik dari yang berlaku, pandangan yang lebih besar.
Pengembangan teori harapan dimulai dalam berbagai cara.
Jadi, apa yang diterima secara ilmiah pandangan harapan
yang dibuat. Persepsi bahwa tujuan seseorang dapat
dicapai adalah benang merah dalam karya ilmiah yang
mendefinisikan harapan pada 1950-an hingga 1960-an
(Cantril, 1964; Farber, 1968; Frank, 1975; Frankl, 1992;
Melting & Bowlby, 1969; Menninger, 1959; Schachtel,
1959). Beberapa peneliti menunjukan bahwa pandangan
Tabel III. 1
Skema Umpan Maju-Balik Umpan
Emosi
Alur Pemikiran :
pelajaran perkembangan
korelasi Alur
Pemikiran
Tujuan
Hasil Nilai
Perilaku
3.3. Optimisme
3.3.1. Definisi Para Ahli
Definisi optimisme yang di kemukakan oleha
Abramson, Seligman, dan Teasdale (1978) adanya sebuah
penekankan langsung yang dibuat orang untuk peristiwa
kehidupan negatif yang penting dalam model
ketidakberdayaan yang telah dirumuskan. Selanjutnya
evolusi dari ide-ide tersebut, Seligman (1991)
menggunakan proses atribusi sebagai dasar untuk teorinya
yang melibatkan teori harapan pada tabel skema fungsi
umpan maju - umpan balik teori harapan. Dalam kasus ini,
pelaksanaan teori optimis adalah pola eksternal, variabel,
dan spesifik untuk kegagalan bukan kebutuhan dalam teori
itu dengan menunujkan stabil atau tidaknya dan secara
global yang menjadi fokus dalam model ketidakberdayaan
sebelumnya. Tersirat dalam teori ini adalah pentingnya
ditempatkan pada hasil negatif dan ada kualitas yang
berhubungan dengan tujuan dalam optimisme itu orang
berusaha menjauhkan diri dari hasil negatif. Namun,
dalam teori harapan yang telah dibahas, fokusnya adalah
mencapai masa depan yang diinginkan hasil yang terkait
3.4. Ketahanan
3.4.1. Pengertian dan Definisi Para Ahli
Dalam penelitian tentang anak - anak selama tiga
dekade terakhir, ketahanan umumnya mengacu pada kelas
fenomena yang dicirikan oleh pola adaptasi positif dalam
konteks kesulitan atau risiko yang signifikan. Ketahanan
harus dapat disimpulkan karena dua penilaian utama yang
diperlukan mengidentifikasi individu sebagai anggota
kelas ini fenomena. Pertama, ada penilaian bahwa individu
"melakukan OK" atau lebih baik dari pada OK
sehubungan dengan serangkaian harapan untuk perilaku.
Kedua, ada penilaian yang ada telah meringankan keadaan
yang menjadiancaman terhadap hasil yang baik. Karena
itu, penelitian sebelumnya dari kelas fenomena ini
membutuhkan pendefinisian kriteria atau metode untuk
memastikan adaptasi yang baik dan masa lalu atau saat ini
adanya kondisi yang menjadi ancaman bagi adaptasi yang
baik. Makna ketahanan dan operasionalnya definisi telah
menjadi subyek yang cukup besar perdebatan dan
Ketahanan Resiko
Ketahanan resiko adalah kapasitas sebuah sistem,
komunitas atau masyarakat yang memiliki potensi
terpapar pada bencana untuk beradaptasi, dengan cara
bertahan atau berubah sedemikian rupa sehingga
mencapai dan mempertahankan suatu tingkat fungsi
dan struktur yang dapat diterima. Hal ini ditentukan
oleh tingkat kemampuan sistem sosial dalam
mengorganisasi diri dalam meningkatkan kapasitasnya
untuk belajar dari bencana di masa lalu, perlindungan
yang lebih baik di masa mendatang, dan meningkatkan
upaya-upaya pengurangan risiko bencana (UNISDR,
2004). Ketahanan umumnya dilihat sebagai konsep
yang lebih luas daripada kapasitas karena melampaui
perilaku, strategi dan tindakan khusus untuk
pengurangan risiko dan manajemen yang biasanya
dipahami sebagai kapasitas. Namun, sulit untuk
memisahkan konsep dengan jelas. Dalam penggunaan
sehari-hari, 'kapasitas' dan ataupun 'kapasitas
penanganan' sering kali berarti sama dengan 'ketahanan'
(Twigg, 2007).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi ketahanan
resiko yaitu lima bentuk modal atau biasa disebut
livelihood asset. Modal-modal tersebut mempengaruhi
komunitas dalam mencari sumber nafkah.
Ketahanan Pembagunan
Pada sekitar tahun 1970 sekelompok ilmuwan
pengembangan perintis mengalihkan perhatian mereka
ke fenomena yang dapat diamati dari anak-anak
berisiko masalah dan psikopatologi yang tetap berhasil
3.5. Kecerdasan
3.5.1. Menurut Para Ahli
Dalam mengartikan kecerdasan, para ahli
mempunyai sebuah pengertian yang beragam.
Kecerdasan dipandang sebagai upaya kemampuan
memahami dunia, berpikir secara rasional dan
menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat
dihadapkan dengan tantangan. Ada juga para peneliti
baik akademisi berpendapat bahwa kecerdasan sebagai
bentuk kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir
dengan cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga
diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk
memahami, melakukan inovasi,dan memberikan solusi
terhadap dalam berbagai situasi. Kecerdasan yang
dikemukan oleh Gregory yang mengatakan Kecerdasan
adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk yang
bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya
tertentu. Lalu C. P. Chaplin menjelaskan bahwa
Kecerdasan yang dimaksudkan adalah kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi
baru secara tepat dan efektif.
Sementara itu Anita E. Woolfolk berdalih bahwa
Kecerdasan adalah kemampuan untuk sebuah upaya
3.6. Kesimpulan
Dari penjelasan pendekatan perilaku organisasi yang
telah dijelaskan diatas bahwasanya hanya semata-mata dalam
upaya membangkitkan emosional diri dalam melakukan
tindakan yang di tujukan setiap individu maupun kelompok.
Penjelasan kompenen yang terdiri dari percaya diri, harapan,
optimisme, kecerdasan di kompilasikan sebuah perilaku yang
menghadirkan suatu sifat kebaikan dalam bermasyarakat.
BAB IV.
Pendekatan Model Kinerja
4.4. Kesimpulan
Bisa disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan ataupun instansi yang
diteliti. Adanya penilaian kinerja maupun indikator yang
telah dijelaskan diatas merupakan suatu proses penilaian
tentang seberapa baik pekerja atau karyawan telah
melaksanakan tugasnya dalam periode waktu tertentu.
Tujuan penilaian kinerja serta indikatornya yaitu untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi melalui
peningkatan kinerja sumber daya manusia dari organisasi
BAB V.
Studi Perilaku Organisasi Positif
dan Kinerja di RSUD Provinsi KEPRI
N
Nn =
1 + Ne2
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang ditolerir (0,1).
5.6. Kesimpulan
Di sarankan bagi pimpinan Rumah Sakit Umum
Daeraah Raja Ahmad Thabib Provinsi Kepulaua Riau
diharapkan agar bisa melakukan Studi Banding di Rumah
Sakit memiliki Kelas A yang ada di provinsi-provinsi
diindonesia. Kemudiaan diharapkan bagi tenaga medis dan
non medis agar bisa melakukan peningkatan pelatihan
Daftar Pustaka
Indeks
Arijati, 213
A
Averill, 107, 108, 213
Abraham Maslow, 7 Avolio, 26, 46, 221
adaptasi, 9, 124, 125, 138,
139, 141, 149, 152, 153, B
Pais, 107, 221 14, 15, 19, 23, 24, 25, 26,
pegawai, 3, 11, 13, 16, 34, 36, 38, 42, 57, 59, 61, 62,
35, 51, 52, 54, 102, 104, 63, 64, 69, 70, 80, 81, 83,
181, 190, 192, 193, 195 86, 87, 89, 94, 99, 100,
prosedural, 47 revolusioner, 6
13, 14, 15, 23, 65, 66, 69, Riorini, 12, 223
154, 155, 170, 171, 182, risiko, 124, 142, 150, 153,
188 155
Glosarium
pengetahuan; mempunyai
kecerdasan tinggi; cendekiawan;
totalitas pengertian atau
kesadaran, terutama yang
menyangkut pemikiran dan
pemahaman
Interaksi : Hal saling melakukan aksi,
berhubungan, memengaruhi;
antarhubungan
Interpersonal : Berkaitan dengan hubungan
antarpribadi
interpretasi : Pemberian kesan, pendapat, atau
pandangan teoretis terhadap
sesuatu; tafsiran
intervensi : Campur tangan dalam
perselisihan antara dua pihak
(orang, golongan, negara, dan
sebagainya)
Karakteristik : Mempunyai sifat khas sesuai
dengan perwatakan tertentu.
Kardiovaskular : Berhubungan dengan jantung dan
pembuluh darah
Karyawan : Orang yang bekerja pada suatu
lembaga (kantor, perusahaan, dan
sebagainya) dengan mendapat gaji
(persaingan)
Komposit : Gabungan; campuran
Komprehensif : Bersifat mampu menangkap
(menerima) dengan baik; luas dan
lengkap (tentang ruang lingkup
atau isi); mempunyai dan
memperlihatkan wawasan yang
luas
Kolektif : Secara bersama
Komunitas : Kelompok organisme (orang dan
sebagainya) yang hidup dan
saling berinteraksi di dalam
daerah tertentu; masyarakat;
paguyuban
Konsekuensi : Akibat (dari suatu perbuatan,
pendirian, dan sebagainya);
persesuaian dengan yang dahulu
Konsep : Rancangan atau buram surat dan
sebagainya; ide atau pengertian
yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret
Konstruksi : Susunan (model, tata letak);
susunan dan hubungan kata dalam
kalimat atau kelompok kata:
makna suatu kata ditentukan oleh
Biodata Penulis