Bagaimana peran & fungsi Muhammadiyah untuk fungsi kebangsaan dan
keummatan yang mencerahkan. Muhammadiyah lahir pada tahun 1912, lebih tua dari negeri Indonesia. Muhammadiyah bukan hanya gerakan keislaman, tapi juga gerakan ekonomi, sosial bahkan politik kebangsaan. 3 karakter persarikatan Muhammadiyah: 1. Muhammadiyah sebagai gerakan sosial keagamaan KH A Dahlan menginisiasi gerakan Muhammadiyah didasari 2 faktor, yaitu faktor subjektif dan objektif. Faktor subjektif: berasal dari dalam diri KH A dahlan. Beliau merenungi masyarakat sekitar kauman, yogyakarta yg terbelakang, juga budaya kesyirikan yg merebak. Beliau belajar di mekkah dan madinah, bertemu tokoh2 dunia islam. Faktor obkjtif: kelemahan, keterbelakangan akibat penjajahan. Faktor ini yg menyebabkan Indonesia tidak tercerahkan dan terbelakang. Muhammadiyah menginisiasi sekolah-sekolah modern. Menginisiasi lahirnya muslim yang terdidik. Perjuangan yang cukup berat. Sekolah pada masa itu adalah mahal. Merupakan peran yang penting dimana KH A Dahlan membawa masyarakat dari kegelapan ke terang benderang. 2. Muhammadiyah sebagai gerakan tasdid/ gerakan pembaharuan Tasdid artinya melakukan pembaharuan. Dalam bidang akidah berupa pemurnian. Dalam bidang ibadah, KH A Dahlan merujuk Al quran dan Sunnah. Tidak mudah tantangan dakwah masa itu karena dulu kental dengan budaya mistik, khurofat, juga syirik. KH A Dahlan melakukan pelurusan kiblat di Mesjid Kauman, menjadi gerakan yang sangat berbeda karena menimbulkan perselisihan dengan gerakan kaum tua. Stigma Muhammadiyah sebagai gerakan wahabi tidak sepenuhnya salah, karena muhammadiyah juga melakukan pelurusan akidah. Bedanya wahabi senantiasa menempel dengan gerakan politik, sedangkan muhammadiyah tidak berpolitik praktis. 3. Gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar Semua inspirasi berasal dari Al quran dan Sunnah. Konon KH A Dahlan ketika mengajarkan surat Al Ashr, para santri merasa bosan karena pelajaran tsb terus diulang. KH A Dahlan menanyakan apakah mereka sudah menghargai waktu, jika belum maka segera laksanakan. Kajian QS Al Ma`un bahkan diajarkan selama 6 bulan. Ketika para santri kemudian merasakan bosan. KH A Dahlan menanyakan apakah surat ini sudah diamalkan? Jika belum, maka laksanakan. Dari sini kita mendapatkan pelajaran sebaiknya kita bisa melaksanakan apa yang kita katakan. Bukan hanya berbicara tapi aplikasi dalam kehidupan nyata itu penting. Banyaknya sekolah-sekolah yang didirikan mengukuhkan peran Muhammadiyah dalam mencerahkan bangsa khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam keagamaan, Muhammadiyah juga senantiasa mengawal ummat. Muhammadiyah mengawal lahirnya pancasila bersama dengan Presiden pertama. Di masa pandemi sekarang Muhammadiyah membangun gerakan yang massif juga dalam rangka penanganan Covid-19. 8 ciri keberhasilan muhammadiyah mencerahkan bangsa: 1. Masyarakat yang berketuhanan 2. Masyarakat berkesaudaraan 3. Masyarakat yang berakhlakul karimah 4. Masyarakat yang memiliki budaya syar`i 5. Masyarakat yang berkesejahteraan 6. Masyarakat yang senantiasa mengembangkan mufakat dalam musyawarah 7. Masyarakat beraktivitas ikhsan atau berbuat baik 8. Masyarakat Indonesia masyarakat yang berkemajuan, berketertiban dan berkepemimpinan.